perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh : ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh : ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001
Sohidin, SE, M.Si.Ak NIP. 1972018 200501 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu adi, M.Pd.
.............................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M.
.............................
Anggota I
: Drs. Sudiyanto, M.Pd.
.............................
Anggota II
: Sohidin, SE, M.Si.Ak.
.............................
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 23 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu adi, M.Pd.
.............................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M.
.............................
Anggota I
: Drs. Sudiyanto, M.Pd.
.............................
Anggota II
: Sohidin, SE, M.Si.Ak.
.............................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rohmad Sawaludin. PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni. 2011. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Sedangkan tujuan khusus yang merupakan rincian dari tujuan utama pada penelitian ini adalah : (1) Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (2) untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (3) untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada mata pelajaran akuntansi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian indikator prestasi belajar siswa yang mencapai 75,00% dari kondisi awal sebesar 52,78%. Indikator konsep diri baru mencapai 66,91%, rasa percaya diri siswa sebesar 69,85%, dan motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88% dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan commit to user oleh hasil belajar siswa yang telah mencapai 91,67%, disertai adanya penguatan vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsep diri mencapai 73,54%, peningkatan rasa percaya diri siswa sebesar 76,14%, dan peningkatan motivasi berprestasi siswa sebesar 77,94%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai adanya pengutan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Rohmad Sawaludin. APPLICATION OF THE SCORING TECHNIQUE OF SELF ASSESSMENT TO IMPROVE THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF SOCIAL PROGRAM I OF SMA NEGERI 2 KARANGANYAR IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: School Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University of Surakarta.2011 This research is aimed at improving the learning achievement in accounting major by applying the scoring technique of Self Assessment of the eleventh grade student of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar. The aims of the research consisist of three steps. The first aim is to strength the Self Concept of students by applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The second is to improve the Self Confidence of student by applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The last aim of this research is to improve the motivation of students in achievement accounting major. The method of this research is Classroom Action Research (CAR). This research is held cooperatively between the researcher, the teacher, and the participation of students of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar in 2010/2011 academic year. The techniques of collecting data are observation, simple questionnaire, evaluation test and documentation. Based on research, the first cycle shows that the application of the scoring technique of Self assessment san improve the larning achievement of student. This statement is based on the indication of learning achievement of student which improve. Before applying the scoring technique of Self Assessment, it is 52,78% and after applying this technique, it improves in to 75,00%. The new indication of Self Concept is 66,91%. The students Self Confidence is 69,85% and the motivation of students in achievement is 68,88% while the target is 70%. The result of research in the second cycle shows that the application the scoring technique of the Self Assessment can improe the learning achievement of students optimally. This statement is based on the result of learning activity of students commit to user improve 91,67%. The Self Concept of student also improve into 73,54%, the Self viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Confidence increase to 76,14%, and improvement of the students motivation is 77,94%. The result oh this research shows that the implementation of shoring technique of Self Assessment can improve the learning achievement of students optimally and also can improve the Self Concept, Self Confidence, and their Motivation in learning activity.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga Mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Qs. Ar-Rad : 11) “No Action! Nothing Happen!” ( Tung Desem Waringin) “Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka” (Alexander Graham Bell) “ Bukan kecedasan saja yang akan membawa sukses, tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan kemampuan diri sendiri” (Penulis)
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada : Orang Tua penulis (Ibu dan Bapak) untuk dukungan, motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Keluarga besar penulis atas doa dan motivasi yang luar biasa selama ini. Ibu Sugiatmi, S.Pd, serta keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini. Teman- teman terbaik, CAKA 2007 Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. commit to user Almamater UNS xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 4. Drs. Sudiyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini dan selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi. 5. Sohidin, SE, M.Si.Ak. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis. 7. Bapak Drs. Wagiman, selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Sugiatmi, S.pd. selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah berpartisipasi melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas. 10. Teman-teman Akuntansi’07 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini. 11. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta,
Juni 2011
Penulis
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN REVISI ......................................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ..............................................................................
viii
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
x
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
xi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... BAB I
xix
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
6
C. Pembatasan Masalah .................................................................
7
D. Perumusan Masalah ..................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka .........................................................................
10
1. Hakikat Penilaian ................................................................
10
a. Pengertian Penilaian.......................................................
10
b. Tujuan Penilaian ............................................................
10
c. Kriteria Penilaian ...........................................................
11
d. Aspek Penilaian .............................................................
12
commit ....................................................... to user e Jenis-Jenis Penilaian
13
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hakikat teknik Self Assessment ...........................................
16
a. Pengertian teknik Self Assessment .................................
16
b. Kelebihan dan Kelemahan teknik Self Assessment ........
17
c. Prosedurteknik Self Assessment .....................................
19
3. Konsep Diri ................................................................. .......
22
a. Pengertian Konsep Diri ..................................................
22
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri....... ...................
22
c. Karakteristik Konsep Diri......................................... .....
24
4. Rasa Percaya Diri ................................................................
25
a. Pengertian Rasa Percaya Diri.........................................
25
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri .....................................
26
5. Motivasi Berprestasi............................................................
28
a. Pengertian Motivasi Berprestasi ....................................
28
b. Jenis-Jenis Motivasi .......................................................
29
c. Karakteristik Motivasi Berprestasi ................................
30
7. Hakikat Prestasi Belajar ......................................................
31
a. Pengertian Prestasi Belajar ............................................
31
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...
32
8. Hakikat Akuntansi ..............................................................
34
a. Pengertian Akuntansi .....................................................
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................
35
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................
36
D. Hipotesis Tindakan....................................................................
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
39
1. Tempat Penelitian ...............................................................
39
2. Waktu Penelitian ................................................................
39
B. Subyek dan Obyek penelitian ...................................................
40
1. Subyek penelitian ...............................................................
40
2. Obyek penelitian ................................................................. commit to user C. Metode Penelitian......................................................................
40
xv
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Pengumpulan Data.. .....................................................
44
E. Prosedur Penelitian....................................................................
45
F. Proses Penelitian .......................................................................
46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................
51
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar .....................................................
55
C. Deskripsi Hasil Penelitian .........................................................
57
D. Pembahasan ...............................................................................
89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................
96
B. Implikasi ....................................................................................
97
C. Saran..........................................................................................
98
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian.............................
39
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa...............................................
49
Tabel 3. Nilai Tes Siswa kelas XI IPS 1 Kondisi Awal ...............................
57
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I............................
66
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II ..........................
81
Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II .................
86
Tabel 7. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ..............................
109
Tabel 8. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa.....................
112
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ................
115
Tabel 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 dan II ........
118
Tabel 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 2 Karanganyar.....................
120
Tabel 12. Daftar Guru Bidang Studi SMA N 2 Karanganyar .........................
121
Tabel 13. Kriteria Penilaian Jurnal Penutup ...................................................
140
Tabel 14. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1...................
165
Tabel 15. Kriteria Penilaian Neraca Saldo Setelah Penutupan .......................
183
Tabel 16. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I danII ..........
commit to user xvii
213
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas .....................
38
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ........................
42
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Neger 2 Karanganyar...........................
52
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian ..................................................................
90
Gambar 5. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus I .......................
129
Gambar 6. Peta Konsep Jurnal Umum ............................................................
137
Gambar 7. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus II.....................
172
Gambar 8. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan ..............................
180
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ..................................................................
102
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ........................................................................
104
Lampiran 3. Pedoman Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siswa .............................................
106
Lampiran 4. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa .......................
109
Lampiran 5. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ..............................................
110
Lampiran 6. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa .............
112
Lampiran 7. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ..............................................
113
Lampiran 8. Pedoman Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ........................
115
Lampiran 9. Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ........................................
116
Lampiran 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ...........................
118
Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar ......
120
Lampiran 12. Susunan Personalia SMA Negeri 2 Karanganyar .....................
121
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ..................................................................
124
Lampiran 14. Dokumentasi .............................................................................
129
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .........................................
131
Lampiran 16. Peta Konsep Jurnal Penutup .....................................................
137
Lampiran 17. Lampiran Materi Pembelajaran ................................................
138
Lampiran 18. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Siklus I...............
140
Lampiran 19. Soal Diskusi (Jurnal Penutup) ..................................................
141
Lampiran 20. Kunci Jawaban Diskusi (Jurnal Penutup) .................................
142
Lampiran 21. Soal Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ..............................
143
Lampiran 22. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup.............
144
Lampiran 23. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ..........................................................
146
Lampiran 24. Angket Konsep Diri Siswa Siklus I ..........................................
150
Lampiran 25. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus I.................................
155
Lampiran 26. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ............................ commit to user
160
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ...............................
165
Lampiran 28. Catatan Lapangan 3 ..................................................................
167
Lampiran 29. Dokumentasi Siklus II ..............................................................
172
Lampiran 30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .........................................
174
Lampiran 31. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan .........................
180
Lampiran 32. Lampiran Materi Pembelajaran ...............................................
181
Lampiran 33.Tujuan Pembelajaran dan Kriteria PenilaianSiklus II ...............
183
Lampiran 34. Soal Diskusi (Neraca Saldo Setelah Penutupan) ......................
184
Lampiran 35. Kunci Jawaban Diskusi ............................................................
185
Lampiran 36. Soal Evaluasi Akhir Siklus II ...................................................
187
Lampiran 37. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus II ..................................
191
Lampiran 38. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II ....................................................................................
194
Lampiran 39. Angket Konsep Diri Siswa Siklus II.........................................
198
Lampiran 40. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II ...............................
203
Lampiran 41. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ...........................
208
Lampiran 42. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II.............................
commit to user xx
213
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa atau pebelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya sehingga terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan tingkah laku pada diri peserta didik. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu dan memudahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan suatu kualitas dalam pembelajaran guna menunjang pengembangan kemampuan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran. Guru selaku pendidik harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa, interaksi antara keduanya, dan ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran. Unsurunsur ini meliputi: perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, pemberian materi pelajaran yang runtut, penerapan metode pembelajaran tepat dan inovatif, penggunaan media pembelajaran yang sesuai, pemakaian sumber belajar yang beragam, serta penerapan teknik penilaian yang tepat. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih kesulitan menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya pada pembelajaran akuntansi di commit to userperan guru sehingga siswa hanya sekolah. Pembelajaran lebih didominasi oleh 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 menjadi obyek pembelajaran, bukan sebagai subyek pembelajaran. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah juga seringkali menyebabkan guru tidak maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Di lain pihak, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satunya yaitu penyempurnaan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan sekolah diberbagai daerah. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup perbaikan unsurunsur dalam pembelajaran yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi pembelajaran. Perbaikan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat membantu upaya guru dalam menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas. Namun kenyataan yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Pembelajaran yang dilakukan kemungkinan seringkali mengabaikan keterlibatan unsur-unsur pembelajaran yang tepat, misalnya: guru seringkali tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa, penyampaian materi yang tidak runtut, penerapan metode pembelajaran yang masih konvensional, penggunaan media pembelajaran yang terbatas, pemakaian sumber belajar yang sedikit, dan pelaksanaan kegiatan penilaian yang masih sebatas mengukur aspek kognitif bukan pada aspek afektif dan psikomotorik serta sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka ketuntasan belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang berkualitas ini kemungkinan yang menyebabkan menurunnya tingkat motivasi dan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar, menunjukkan hasil pencapaian belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi masih dibawah rata-rata KKM (kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70,00. Pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 52,78% atau sekitar 19 dari 36 siswa dalam satu kelas. Padahal pembelajaran dikatakan commit user sekitar 80% atau sekitar 28 dari berhasil apabila mencapai ketuntasan hasiltobelajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 36 siswa dalam kelas tersebut. Dari data ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa masih rendah. Minat dan motivasi siswa untuk belajar akuntansi masih rendah. Hal tersebut tampak dalam tingkah laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung. Siswa cenderung lebih menikmati berbicara dengan teman-teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa terkesan malas untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan tertidur di kelas. Pemahaman konsep diri beberapa siswa juga belum tampak. Siswa belum mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Siswa cenderung mengemukakan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sangat sulit dan membingungkan. Padahal dengan melihat kemampuan yang mereka miliki semestinya pelajaran akuntansi dapat menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Keadaan seperti ini yang membuat tingkat kepercayaan diri siswa tidak berkembang. Siswa seringkali tidak percaya terhadap kemampuan mereka sendiri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa cenderung diam dan tersenyum ketika mendapatkan pertanyaan dari guru tanpa adanya upaya mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan, guru kelas masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Guru lebih mendominasi kegiatan belajar mengajar dikelas. Guru juga banyak memberikan penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Pembelajaran menjadi semakin tidak terarah karena guru tidak merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas. Hasilnya siswa cenderung pasif dan tidak dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang pelajaran yang sedang mereka pelajari. Kegiatan penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan tujuan penilaian yang seharusnya. Guru hanya sekedar menilai hasil pekerjaan yang dikerjakan siswa tanpa adanya evaluasi di akhir kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan penilaian sehingga siswa tidak mengetahui prosedur penilaian yang dilakukan guru. Hal ini membuat siswa commit to user cenderung hanya berpikir untuk mengerjakan tugas saja tanpa dapat mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Padahal dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri, dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk memperbaiki prestasi belajar mereka. Adanya teknik penilaian yang tepat akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Penerapan teknik penilaian yang tepat juga akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi berprestasi siswa dalam upaya memperoleh nilai yang maksimal khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Penilaian nampaknya menjadi bagian yang sangat
penting dalam
kegiatan pembelajaran. Selain untuk mendapatkan informasi dan data mengenai tingkat keberhasilan siswa, penilaian dapat pula dijadikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran lebih efektif. Penggunaan teknik penilaian yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan teknik penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Namun permasalahan yang terjadi selama ini, kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang. Bahkan masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran. Akan tetapi, penerapan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru terkadang belum mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penilaian. Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran maupun kualitas penilaiannya. “Penilaian didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional (Oemar Hamalik, 2010: 146). Setiap kegiatan manusia sehari-hari pada dasarnya pasti memerlukan dan menerapkan penilaian, begitu pula pada kegiatan pembelajaran. Namun demikian, commit to user efektif dan tepat. Oleh karena itu, belum tentu guru melaksanakan penilaian secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 beberapa pakar (Rolheiser and Ross, 2001; Race, 2001; Mc. Alpine, 2000; Boud, 1994; Griffin dan
nix, 1991) mengemukakan pendapat
umum untuk
mengembangkan teknik penilaian Self Assessment lebih efektif pada individu yang belajar. Self Assessment memilki kelebihan yang dapat dibandingkan dengan teknik penilaian lainnya. Teknik penilaian ini memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan peningkatan belajar mereka dan membantu pebelajar dalam mengembangkan, menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya, membantu pembelajar dalam menentukan kriteria untuk menilai hasil belajarnya, dan sebagai syarat yang diperlukan dalam pembelajaran untuk menentukan tingkat kelulusan. Race (2001: 10) menjelaskan “keuntungan dari pelaksanaan Self Assessment yaitu untuk menambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pebelajar mandiri, dan membantu mengembangkan ketrampilan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hidup (life long learning)”. Teknik penilaian Self Assessment dapat menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan untuk memotivasi pebelajar. Dengan menilai usaha mereka sendiri, pebelajar dapat memperoleh pemahaman terhadap masalah yang mereka hadapi. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpuasan mereka terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru karena persepsi pebelajar terhadap usahanya sendiri tidak selalu sejalan dengan persepsi guru terhadap usaha pebelajar. Self Assessment menuntut kejujuran pebelajar, hubungan antara pebelajar dan pengajar perlu dibangun sejak awal proses kegiatan belajar mengajar (Griffin dan nix, 1991: 64). Dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment, Rolheiser (2001: 9) mengemukakan instruksional strategi dan alat untuk mengajar Self Evaluation yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria, (2) mengajarkan siswa bagaimana menerapkan kriteria, (3) memberikan umpan balik pada siswa mengenai evaluasi diri mereka, dan (4) membantu siswa menggunakan data evaluasi untuk mengembangkan rencana aksi berikutnya. commit to tidak user diperbolehkan terlibat langsung Dalam pelaksanaan Self Assessment, guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 dalam penilaian. Guru bertindak sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan siswa dalam kegiatan penilaian. Penerapan teknik penilaian Self Assessment terkait dengan perkembangan kepribadian siswa memiliki beberapa manfaat khusus, salah satunya menguatkan konsep diri siswa. Teknik penilaian ini dapat memberikan ruang bagi siswa untuk mengetahui potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Siswa dapat berusaha memperbaiki kekurangan dan meningkatkan potensi yang ada dalam diri mereka sehingga perlahan konsep diri mereka akan terbangun secara positif. Teknik penilaian ini dapat pula menjadi sarana introspeksi diri bagi siswa. Melalui teknik penilaian Self Assessment siswa dapat mengetahui permasalahan mereka, menerima kelebihan dan kekurangan, dan dapat mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut : 1. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas. 2. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat. 3. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan teknik penilaian yang belum melibatkan siswa dalam commit to user setiap tahapan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 4. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang mempunyai motivasi diri dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
C. Pembatasan Masalah Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa masalah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya permasalahan dan pembahasan dalam penelitian peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada masalah yaitu : “Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan teknik penilaian yang digunakan guru belum melibatkan siswa dalam setiap tahapan pelaksanannya, sehingga perlunya pemanfaatan teknik penilaian yang lebih tepat yaitu teknik penilaian Self Assessment dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Rumusan masalah utama:
”Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa?”
Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini dapat diperinci kedalam beberapa rumusan masalah khusus sebagai berikut:
Rumusan masalah khusus:
1. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat menguatkan konsep diri siswa? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 2. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa? 3. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Tujuan utama:
”Meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment” Tujuan khusus: 1. Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada mata pelajaran akuntansi. 2. Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi. 3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian
Self Assessment pada pada mata pelajaran akuntansi. F. Manfaat penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada dunia pendidikan. Dengan demikian, manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan sistem penilaian melalui berbagai teknik penilaian berbasis kelas, khususnya teknik penilaian Self Assessment dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan prestasi belajar dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam commit to user pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Penerapan teknik penilaian Self Assessment ini diharapkan dapat menambah pemahaman, pengalaman, dan melatih siswa dalam melakukan penilaian hasil belajar mereka serta membantu siswa dalam menguatkan konsep diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam proses pembelajaran. b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman berharga bagi guru tentang penerapan teknik penilaian Self Assessment dan merekomendasikan kepada guru lain agar menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran, karena teknik penilaian ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam penerapan teknik penilaian Self Assessment sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Penilaian
a. Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya (Anas Sudijono, 1995: 37). Abdul Majid (2008: 185) mengemukakan bahwa “Penilaian (assessment) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar”. Sarwiji Suwandi (2008: 15) mengemukakan bahwa “Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (1989: 3), “Inti penilaian adalah proses memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa yang disesuaikan dengan kriteria tertentu guna mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa sekaligus sebagai umpan balik bagi guru agar dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi pembelajaran selanjutnya guna meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Tujuan Penilaian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan commit to user yang hendak dicapai. Begitu pula dengan kegiatan penilaian. Menurut Baxter 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 yang dikutip Sarwiji Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran, sebagai berikut: 1) Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya 2) Kedua, mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu 3) Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Untuk melengkapi tujuan penilaian tersebut, Abdul Majid (2008 : 187) mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut: 1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menulusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. 2) Pengeceken (checking-out), yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. 3) Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. 4) Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum ataukah belum. Penilaian sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran mempunyai tujuan untuk melihat, mengevaluasi, dan menyimpulkan sejauh mana tingkat kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Penyelenggaraan penilaian juga dimaksudkan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan tersebut selanjutnya dijadikan sasaran perbaikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh selama proses pembelajaran harus dapat dipahami, bersifat obyektif dan dapat diandalkan kebenarannya. Hasil penilaian juga harus mampu merefleksikan dan menggambarkan keadaan siswa yang sebenarnya sehingga tujuan penyelenggaraan penilaian dapat tercapai c. Kriteria Penilaian
Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam rangkaian proses pembelajaran. Dapat dikatakan commit to baik user tidaknya kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 ditentukan oleh penilaian. Oleh karena itu, untuk menunjang kebenaran dari hasil penilaian, maka penilaian yang dilakukan harus mempertimbangkan kriteria penilaian yang tepat. Dalam Depdiknas (2003: 37) disebutkan kriteria penilaian antara lain: 1) Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap. 2) Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang berlangsung. 3) Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran. 4) Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian umpan balik, memberikan laporan pada orang tua dan pemberian informasi pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya. 5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa, observasi dan lain-lain. 6) Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes. 7) Mengacu pada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukannya. 8) Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran. Kriteria penilaian sangat dibutuhkan dalam proses penilaian. Dalam setiap penilaian kriteria digunakan sebagai seperangkat konsep untuk menciptakan standar penilaian yang jelas dan dapat membantu siswa dalam mengukur dan menilai tingkat kemampuan mereka. Kualitas hasil penilaian juga dapat dilihat dari kriteria yang digunakan. Semakin baik penerapan kriteria dalam praktek penilaian maka memungkinkan keandalan dan kualitas hasil penilaian tersebut. Sebagai salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran, penilaian semestinya dilakukan sebaik mungkin dan mengacu pada kriteria-kriteria penilaian yang ada. d. Aspek Penilaian
Sebagai
kegiatan
yang
berupaya
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penilaian hasil belajar memiliki sasaran berupa aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Aspek penilaian merupakan commit to user daerah hasil yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 dalam pelaksanaan penilaian. Aspek tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik. 1) Aspek kognitif Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan berfikir termasuk kemampuan untuk memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi (Mimin Haryati 2009: 23). 2) Aspek psikomotor Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang dikuasai. Kemampuan ini melibatkan kerja otot dan kekuatan fisik seperti menulis, memukul, melompat, dan sebagainya (Mimin Haryati, 2009: 26). 3) Aspek afektif Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Mimin Haryati, 2009: 38). e. Jenis-Jenis Teknik Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik, menginterpretasikan hasil belajar peserta didik, dan sebagai bahan perencanaan pembelajaran berikutnya. Dalam pelaksanaanya, penilaian dilakukan dengan berbagai teknik. Rust (2002: 1) mengemukakan jenis-jenis teknik penilaian yaitu: (1) Essay, (2) Assignment, (3) Individual Project, (4) Group Project or assignment, (5) Dissertation, (6) Examination, (7) Viva, (8) Performance, (9) Self and Peer Assessment. 1) Essay (Esai) Essay merupakan bentuk teknik penilaian dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan kedalam bentuk prosa. Obyek dari teknik Essay harus dapat didiskusikan, dievaluasi, dianalisa, disimpulkan dan dikritik. 2) Assignment (Penugasan) Assignment merupakan tugas belajar yang diberikan kepada siswa dengan commit to user memberikan kebebasan bagi siswa untuk memecahakan permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 melalui pembelajaran yang dilakukan secara independent (bebas). Hasil dari penugasan ini dapat berupa laporan, artikel, cuplikan penelitian, ulasan buku, dan sebagainya. 3) Individual Project (Proyek Individu) Individual Project merupakan salah satu teknik penilaian dengan cara pengajuan sebuah tema oleh siswa kepada guru yang dilanjutkan dengan investigasi yang mendalam. 4) Group project or Assignment (Proyek atau Penugasan Kelompok) Group project or Assignment merupakan suatu tugas atau proyek yang dibebankan secara kolektif kepada beberapa kelompok siswa yang belajar bersama. 5) Dissertasion (Disertasi) Dissertasion merupakan presentasi tertulis dari hasil sebuah penelitian yang umumnya mengambil bentuk Essay yang dijabarkan dalam uraian yang mencerminkan berbagai temuan dari penelitian yang dilakukan. 6) Examination (Ujian) Examination dapat diterapkan dalam berbagai macam bentuk. Examination dilakukan dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang diawasi untuk memastikan pengerjaan masing-masing siswa. Ada beberapa macam examination yang biasa digunakan: a) Seen Seen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan lebih awal dari waktu yang ditentukan. b) Open-book (membuka buku) Open-book merupakan jenis Examination yang dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuka buku pada waktu Examination itu dilakukan. c) Unseen Unseen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan pada saat Examination dilakukan, sehingga biasanya siswa harus commit belajar semua materi yang ada.to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 d) MCQ (Multiple Choice Question) Multiple Choice Question merupakan jenis Examination dengan menggunakan soal pilihan ganda. 7) Viva Viva merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mengkombinasi beberapa teknik diatas. Model ini tepat untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman siswa (dan memungkinkan keterlibatan mereka dalam sebuah kerja kelompok dan kontribusi alamiah). 8) Performance (Pertunjukkan) Dalam beberapa kasus yang menyangkut hasil praktek, cara yang paling mungkin untuk menilai apakah sebuah hasil telah dipelajari adalah dengan melihat Performance siswa secara actual. Siswa diminta mempertunjukkan hasil pekerjaan mereka secara singkat. 9) Self and peer Assessment (Penilaian Diri dan Sejawat) Self and peer Assessment merupakan teknik penilaian yang melibatkan para siswa untuk menilai sejauhmana tingkat pengetahuan mereka dengan menerapkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Ada bukti kuat yang menyatakan bahwa melibatkan para siswa dalam proses penilaian dapat memberikan keuntungan edukasi yang besar. Sebuah keuntungan tambahan adalah siswa lebih termotivasi dalam aktivitas pembelajaran karena mereka menerima umpan balik. Ada beberapa jenis teknik penilaian yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan jenis teknik penilaian semestinya disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar siswa. Pada hakikatnya semua jenis teknik penilaian adalah baik. Namun, ketidaktepatan pemilihan teknik penilaian pada suatu situasi belajar tertentu dapat membuat hasil dan kualitas penilaian menjadi kurang dapat untuk diandalkan. Dalam pelaksanaanya, tentu setiap jenis teknik penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Demikian juga dengan teknik penilaian Self assessment. Teknik penilaian ini merupakan teknik penilaian yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat menjadi user hanya sebagai obyek dalam subyek dalam pembelajarancommit dan to bukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 pembelajaran. Siswa dilatih untuk mampu menentukan kriteria ketuntasan belajar mereka, menerapkan kriteria, sampai dengan menilai pekerjaan mereka. Berdasar keunggulan tersebut, teknik penilaian Self assessment dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi guru dan siswa dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Hakikat Self Assessment
a. Pengertian Self Assessment
Self Assessment merupakan teknik penilaian yang berpusat pada siswa.
Teknik
penilaian
ini
melibatkan
siswa dalam
merencanakan
pembelajaran mereka, merumuskan kriteria dan menilai hasil belajarnya sendiri. Siswa menilai kualitas kinerjanya sendiri dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya untuk tujuan perbaikan di masa depan. Manuel London (1995: 183) mengemukakan bahwa “Self assessment adalah bagaimana seseorang melihat kekuatan dan kemampuan pada dirinya”. Rolheiser & Ross (2001: 2) yang menyebutkan Self assessment menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan, “Self Evaluation didefinisikan sebagai mahasiswa menilai kualitas pekerjaan mereka, berdasarkan bukti dan kriteria eksplisit, untuk tujuan melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan”. Klenowski yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mendefinisikan Self Assessment sebagai "Evaluasi atau penilaian dari salah satu kinerja dan identifikasi salah satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar seseorang”. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Self Assessment merupakan suatu teknik penilaian dimana individu menilai kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri mereka dengan
menilai diri
sendiri sesuai dengan kriteria yang telah dibuat untuk tujuan meningkatkan prestasi belajar. Self Assessment penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Penerapan teknik ini diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi peserta didik commititu, to dengan user penerpan Self Assessment juga dalam menilai dirinya sendiri. Selain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 memungkinkan peserta didik untuk merefleksikan kemajuan mereka. Refleksi ini memungkinkan peserta didik untuk mengambil kontrol yang lebih besar dalam proses belajarnya. b. Kelebihan Dan Kelemahan Self Assessment
Penerapan teknik Self Assessment dalam berbagai bidang memang mempunyai beberapa manfaat yang besar. Begitu juga dalam pembelajaran, penerapan teknik Self Assessment dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai kebenaran kemampuan yang dimilikinya. Menurut Ross (2006: 1) Self Assessment memiliki beberapa kelebihan diantaranya:. 1) Self Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai dengan penilaian yang tidak dapat dilakukan oleh guru. 2) Self Assessment juga berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa dan perbaikan perilaku. 3) Penerapan Self Assessment dapat melatih siswa dalam menilai pekerjaannya termasuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dapat dikurangi dengan peran guru. Rolheiser dan Ross (2001: 20) yang menyebutkan Self Assessment dengan istilah Self Evaluation mengemukakan ada tiga kelebihan yang diperoleh siswa dalam melakukan Self Assessment yaitu: 1) Pencapaian aspek koqnitif siswa akan meningkat. 2) Siswa yang melakukan Self Assessment akan memiliki motivasi untuk belajar. 3) Siswa akan lebih bersifat positif terhadap hasil evaluasi. Bourke dan Poskitt dalam Mc Alpine (2000) yang dikutip Nancy Susianna (2008: 17) mengemukakan beberapa kelebihan dari penggunaan teknik Self Assessment, yaitu: 1) Merangsang kemampuan metakognitif dan penilaian kritis dari tujuan pendidikan siswa. 2) Menimbulkan kemandirian siswa dalam membuat keputusan. 3) Mengakui pilihan dan kesukaan dalam gaya belajar siswa. 4) Secara khusus relevan untuk kegiatan pembelajaran yang open-ended. 5) Merangsang motivasi intrinsik serta belajar Self Assessment. 6) Merangsang siswa untuk sukses dan biasa belajar untuk waktu yang lama. 7) Merangsang aktivitas kerjasama commit toantara user guru-siswa dalam pembelajaran dan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Self Assessment dalam pembelajaran memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar dan perkembangan kepribadian siswa. Penerapan teknik ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kesadaran inilah yang akan mendorong adanya perilaku positif pada diri siswa. Boud dan Mc Donald (2003: 3) mengemukakan bahwa “penerapan Self
Assessment
dapat
mempengaruhi
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”. Lebih lanjut Race (2001: 10) mengemukakan “kelebihan dari Self Assessment yaitu untuk meknambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup (life long learning)”. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kelebihan Self Assessment tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tenik penilaian Self Assessment memiliki keunggulan dibandingkan teknik penilaian lainnya, yakni teknik penilaian ini bukan hanya suatu teknik penilaian dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa tetapi lebih dari itu. Penerapkan teknik Self Assessment ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui perkembangan positif pada kepribadian siswa, serta diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan (life-long learning). Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Kepribadian siswa perlahan-perlahan akan berubah seiring dengan introspeksi yang dilakukan. Siswa yang melakukan Self Assessment akan mampu melihat sejauh mana kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka, dengan kata lain siswa akan mampu menguatkan konsep diri mereka. Pengetahuan konsep diri ini penting bagi perkembangan kepribadian siswa. Lebih lanjut, dengan melihat konsep diri, siswa dapat berpikir untuk mengambil potensi yang ada dalam diri sehingga kepercayaan diri siswa dapat perlahan-lahan meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan bersikap optimis dan berkeyakinan bahwa dirinya pasti mampu. Sikap dan keyakinan tersebut yang akan mendorong tumbuhnya motivasi berprestasi dalam diri. Motivasi berprestasi yang kuat akan meningkatkan semangat, minat dan usaha siswa mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kinerja diri guna meningkatkan prestasi belajarnya. Unsur motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa akan mendorong siswa bersikap aktif terhadap berbagai kegiatan pembelajaran. Berdasarkan berbagai kelebihan penerapan teknik Self Assessment yang dikemukakan beberapa pakar di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan teknik Self Assessment dengan menguatkan konsep diri (self concept) siswa, meningkatkan rasa percaya diri (self confidence) siswa, dan meningkatkan motivasi berprestasi (achivement motivation) siswa dalam proses pembelajaran. Setiap teknik penilaian tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kelemahan. Race (2001: 14), mengemukakan bahwa teknik penilaian Self Assessment memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) Sulitnya menemukan konsistensi dalam Self Assessment, hal ini berarti adanya ancaman terhadap reliabilitas dari Assessment. 2) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bentuk penilaian Self Assessment cukup lama. 3) Siswa sudah kelebihan beban untuk melakukan Self Assessment. kelebihan dan kelemahan yang ada pada teknik Self Assessment sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan teknik Self Assessment diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai teknik ini sehingga proses pembelajaran akan menjadi lancar dan siswa dapat melakukan kegiatan penilaian dengan baik. c. Prosedur Self Assessment
Self Assessment sebagai salah satu tenik penilaian tentu memerlukan langkah-langkah penerapan yang tepat untuk menunjang kebenaran dan commit toteknik user penilaian Self Assessment harus keobjektivan hasil penilaian. Penerapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 direncanakan secara matang agar efektif dan efisien dalam pelaksanaanya. Ross (2006: 8) merumuskan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment sebagai berikut: 1) Merumuskan kriteria yang digunakan siswa untuk menilai pekerjaanya dengan memakai bahasa rubrik yang dapat dipahami siswa, kompetensi yang ada juga dikenal siswa, dan memasukkan tindakan istimewa yang dirasa penting sehingga kriteria tersebut akan menunjang kepercayaan dan kebenaran dari penilaian yang dilakukan. 2) Mengajarkan siswa bagaimana menggunakan kriteria yang dirumuskan. 3) Memberikan umpan balik dari penilaian diri yang dilakukan siswa. Proses ini merupakan triangulasi penilaian diri siswa dengan penilaian guru dan penilaian teman yang ada dalam satu kelompok . 4) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menggunakan data penilaian untuk memperbaiki penampilannya Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 124) mengemukakan langkahlangkah teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian 4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan obyektif. 6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil yang diambil secara acak. Rolheiser and Ross (2001: 9), yang menyebut Self Assessment dengan menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan “4-Tahap Model Self Evaluation” meliputi: (1) Penentuan kriteria yang akan digunakan, (2) Penerapan kriteria yang ditentukan, (3) Pemberaian umpan balik (feedback) dan pengolahan evaluasi, (4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut. 1) Penentuan kriteria yang akan digunakan. Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja mereka. Mengajak siswa berdiskusi mengenai kriteria commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 penilaian yang akan digunakan yang mengacu pada tujuan sekolah dan kemampuan guru dan siswa dalam pelaksanaanya. 2) Penerapan kriteria yang ditentukan. Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan mereka sendiri. Kriteria yang sudah ditentukan pada tahap pertama selanjutnya diterapkan. Dalam penerapan kriteria ini peran guru sangat penting, yaitu guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi atau contoh ini akan membantu siswa dalam memahami kriteria mereka. Selanjutnya siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang diperlukan untuk memenuhi tujuan. 3) Pemberikan umpan balik (feed back) dan pengolahan evaluasi. Pemberian umpan balik diberikan guru dengan cara membantu siswa dalam pengembangan hasil penilaian mereka. Selanjutnya guru dan siswa mengadakan diskusi mengenai keakuratan penilaian yang dilakukan oleh siswa. 4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut. Bagian yang sulit dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa dapat melakukan penilaian diri dan perumusan tujuan sendiri. Pada tahap ini peran guru masih diperlukan untuk membantu menghubungkan tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa akan lebih yakin dalam menentukan tujuan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan beberapa langkah penerapan teknik Self Assessment menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penerapan teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut : 1) Penentukan kriteria penilaian yang akan digunakan 2) Penerapan kriteria yang ditentukan. 3) Pemberikan umpan balik (feed back) terhadap hasil yang dicapai siswa. 4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 3. Hakikat Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Menurut Raimy dalam Manuel London (1995: 47) “konsep diri
merupakan sesuatu yang kurang lebih mengatur
persepsi objek yang dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan dari dulu sampai sekarang (...) yaitu apa yang orang percayai tentang dirinya sendiri”. Sedangkan menurut G. H. Mead dalam Kanisius (2006: 182) “konsep diri merupakan suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Menurut William D. Brooks dalam Jalaluddin Rakhmat (2001: 99) “Konsep diri adalah persepsi yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik mengenai diri sendiri yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain”. Konsep diri merupakan penentu sikap dari individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah persepsi tentang diri, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya, maupun lingkungan terdekatnya yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain. b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri
Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Perkembangan konsep diri manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan faktor-faktor dari luar. Menurut Coopersmith dalam kanisius (2006: 34) ada empat faktor yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu, faktor tersebut adalah: 1) Faktor kemampuan Individu hendaknya diberi peluang untuk melakukan sesuatu hal karena commit to user setiap individu pasti mempunyai kemampuan untuk melakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2) Faktor perasaan berarti Rasa berarti penting dikembangkan dalam setiap aktivitas anak. Hal ini dimaksudkan agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak. 3) Faktor kebajikan Anak yang sudah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Anak tersebut akan menerapkan sifat kebajikan ini pada lingkungan dengan atmosfir yang menyenangkan. 4) Faktor kekuatan Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan untuk melakukan perbuatan yang baik. Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat dari hubungan individu dengan individu. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan yang ingin dicapai serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Namun seiring berjalannya waktu individu mulai bisa membedakan antara dirinya, orang lain dan benda-benda disekitarnya sehingga pada akhirnya individu mulai mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkan serta dapat melakukan penilaian tentang dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001: 100), faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri setiap individu terdiri dari: 1) Orang lain Ketika individu diterima keberadaannya, dihormati, dan disengangi orang lain karena keadaan dirinya, maka individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima keadaan dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak keberadaan individu, maka individu itu akan cenderung tidak menyukai keadaan dirinya. Tidak semua orang lain berpengaruh sama terhadap pembentukan konsep diri. Ada orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dan ada orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu. orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri disebut significant others yaitu orang tua, saudara-saudara dang orang yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu disebut affective others yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional dengan individu tersebut. 2) Kelompok Rujukan (Reference Group) Dalam pergaulan di masyarakat sering ditemui adanya kelompokkelompok masyarakat. Ada kelompok yang secara emosional mengikat dan berpengaruh dalam pembebtukan konsep diri. Kelompok ini sering commit to user disebut dengan kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciriciri kelompoknya. Dari uaraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa individu tidak lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk dari anggapan pribadi yang selanjutnya membentuk sebuah konsep yang kuat yang mampu mengarahkan pola perilaku seseorang dalam kehidupannya. Proses belajar yang dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reksireaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain atas perannya dalam kehidupan. c. Karakteristik Konsep Diri
Calhoun dan Accocella (1990: 71) mengemukakan bahwa konsep diri yang ada dalam diri manusia terbagi menjadi dua bentuk yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. 1) Konsep diri positif Konsep diri positif merupakan konsep diri yang lebih menekankan kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang memahami tentang dirinya, menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memilki kemungkinan besar untuk dapat dicapai. 2) Konsep diri negatif Calhoun dan Accocella (1990: 72) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu: a) Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memilki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. b) Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Memahami konsep diri sangatlah penting, karena dengan pemahaman konsep diri yang benar seseorang akan dapat lebih mengetahui dirinya sendiri dan belajar untuk menerima dirinya. Terlebih dalam kegiatan pembelajaran, pemahaman konsep diri pada diri siswa akan membantu kualitas hasil belajar mereka. Pemahaman konsep diri diperlukan agar siswa mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan mereka sehingga siswa dapat berusaha menutupi kelemahan dalam diri dan mengembangkan kelebihan sebagai potensi yang ada dalam diri siswa. Berdasarkan uraian mengenai karakteristik konsep diri diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsep diri positif dan negatif. Konsep diri positif ditandai dengan karakteristik individu yang bersifat stabil, mampu memahami diri, menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan dapat menerima keberadaan orang lain dan dapat merancang tujuan yang kemungkinan besar dapat dicapai. Sedangkan konsep diri negatif ditandai dengan karakteristik individu yang tidak tahu siap dirinya, tidak mengetahui kelemahan dan kelebihannya, dan individu yang selalu memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil. Dari kesimpulan tersebut maka dalam penelitian ini, indikator konsep diri siswa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Kemampuan menilai diri 2) Keteraturan diri 3) Kestabilan diri 4) Memiliki tujuan yang realistis.
4. Hakikat Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri terdiri dari tiga rangkaian kata yang apabila dipecah akan mempunyai makna sendiri-sendiri, yaitu rasa, percaya dan diri. Rasa adalah perasaan diri yang teridentifikasi dari hati dan dicerna di otak. Percaya commit to userperilaku. Sedangkan Diri adalah adalah komitmen dari hati yang berbuah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 tempat bersemayamnya rasa percaya. Rasa percaya diri adalah potensi yang sangat luar biasa dan mempengaruhi standar kualitas hidup pada setiap manusia. Jacinta F. Rini, (2007: 1) mengemukakan bahwa “Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya”. James Neill dalam Ubaydillah (2006: 1) mengemukakan “percaya diri (Self confidence) adalah sejauhmana seseorang punya keyakinan terhadap penilaian atas kemampuannya dan sejauh mana seseorang bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk berhasil”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa percaya diri adalah sikap positif individu terhadap potensi yang mungkin ada pada dirinya, melebihkan dirinya, memampukan dirinya serta sangat menentukan standar kualitas hidup. Kepercayaan diri merupakan sesuatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Karena dengan memiliki kepercayaan diri, setiap orang dapat melakukan sesuatu dengan baik tanpa harus merasa rendah diri dihadapan orang banyak. b. Karakteristik Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari. Individu yang mempunyai rasa percaya diri akan bersemangat dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Taylor (2000: 20) mengemukakan bahwa individu yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain: 1) 2) 3) 4) 5)
Merasa rilek, nyaman, dan aman. Yakin kepada diri sendiri. Tidak percaya bahwa orang lain selalu lebih baik Melakukan sebaik mungkin sehingga pintu terbuka dikemudian hari Menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi sehingga anda bisa meraihnya 6) Tidak melihat adanya jurang yang lebar ketika membandingkan diri anda dengan orang lain 7) Tidak mengambil kompensasi atas rasa ketidakamanan dengan bertindak kurang ajar dan agresif 8) Memiliki kemampuan commit untuk bertindak to user dengan percaya diri, sekalipun anda tidak merasa demikian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 9) Memiliki kesadaran adanya kemungkinan gagal dan melakukan kesalahan 10) Merasa aman dengan diri sendiri, dan tidak khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain 11) Memiliki keberanian untuk mencapai apa yang anda inginkan. Jacinta F. Rini (2002: 1) mengemukakan karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri antara lain: 1) Percaya akan kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain 2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok 3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri 4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) 5) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/ mengharapkan bantuan orang lain) 6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya 7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Kepercayaan diri merupakan sesuatu hal yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang mempunyai kepercayaan diri dapat melakukan sesuatu dengan baik tanpa harus merasa rendah diri dihadapan orang banyak. Rasa percaya diri yang tinggi tercermin dalam beberapa aspek dari dalam diri individu. Individu yang mempunyai rasa percaya diri akan merasa memiliki kompetensi, keyakinan, kemampuan, dan kepercayaan pada dirinya bahwa dia dapat melakukan suatu tindakan atas permasalahan yang terjadi. Kepercayaan diri akan didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi yang diperoleh individu, serta harapan yang realistik untuk dapat mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai karakteristik rasa percaya diri diatas, indikator percaya diri siswa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 1) Keyakinan diri 2) Keberanian diri 3) Memiliki internal locus of control 4) Pengendalian diri
5.
Hakikat Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi tidak dapat diamati secra langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tanaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. W.S. Wingkel (1996: 151) mengemukaan bahwa “motivasi adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu”. Hamzah Uno (2006: 1) mengemukakan “motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku”. Menurut Oemar Hamalik (2010: 158) bahwa motivasi diartikan perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian motivasi yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk individu yang berprestasi. Motivasi dan prestasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Haditono (1989: 16) “pengertian motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan. user Ukuran yang dimaksud dapatcommit berupato prestasinya sendiri sebelumnya atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 prestasi orang lain”. McClelland dalam Robbins (1996: 58) mengartikan “motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengungguli, mencapai standarstandar, dan berusaha keras untuk mendapatkan keberhasilan”. Berdasarkan pendapat mengenai motivasi berprestasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk mengungguli, mendapatkan prestasi lebih yang dihubungkan dengan seperangkat standar, dan berusaha untuk mendapatkan keberhasilan. b. Jenis-jenis Motivasi
Dilihat dari timbulnya motivasi dalam diri individu yang sedang belajar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis: 1.
Motivasi Ekstrinsik Merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Misalnya, siswa belajar dengan sungguh-sungguh untuk naik kelas dan mendapat hadiah. Pemberian hadiah kepada siswa merupakan motivasi yang tumbuh sesuai dengan kebutuhannya yang tidak secra mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar.
2.
Motivasi Intrinsik Merupakan kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatau kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan langsung dengan aktivitas belajar. Misalnya, belajar karena ingin memecahkan duatu permasalahan, ingin menjadi profersor, dan ingin menjadi seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Keinginan ini diwujudkan dalam upaya kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya dengan usaha kegiatan belajar yang sungguh-sungguh. Kegiatan belajar ini debarengi dengan persaan senang, dorongan tersebut mengalir dari dalam diri seseorang akan kebutuhan belajar karena dia percya tanpa belajar sungguh-sungguh maka hasilnya yidak akan maksimal.
Motivasi intrinsik memang bersumber dari kesadaran diri individu to user untuk mencapai tujuan yang commit diharapkan. Motivasi intrinsik lebih memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 dorongan yang kuat kepada individu untuk mencapai tujaun. Akan tetapi, motivasi ekstrinsik juga penting bagi individu. Motivasi Intrinsik akan memberikan tambahan dorongan dan energi baru bagi individu dalam pencapaian tujuan. c. Karakteristik Motivasi Berprestasi
Keberhasilan seseorang mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi. Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses belajar kerena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memeperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya.. McClelland dalam Robbins (1996: 59) mengemukakan karakteristik orang yang memilki motivasi berprestasi adalah: 1) Tujuan berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar. 2) Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan. 3) Adannya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau lebih buruk 4) Menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang. 5) Inovatif yaitu melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada sebelumnya. 6) Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain dan ingin merasakan kesuksesan atau kegagalan yang disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri. Pendapat lain mengenai karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi dikemukakan oleh atkinson dan birch (dalam Bernstein, dkk, 1988) yang mengatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah: 1) Menetapkan tujuan yang menantang dan sulit, namun relistik 2) Terus mengejar kesuksesan dan mau mengambil resiko pada suatu kegiatan 3) Merasakan puas setelah mendapat kesuksesan, namun terus berusaha untuk menjadi yang terbaik. 4) Tidak terganggu oleh kegagalan yang diperolehnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Berdasar pendapat-pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa individu yang memilki motivasi berprestasi tinggi mempunyai karakteristik yaitu memiliki standar prestasi yang ingin dicapai, memilki tanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan, senang terhadap umpan balik (feedback), lebih memilih pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi, inovatif terhadap pengerjaan tugas-tugas, dan tidak menyukai kesuksesan yang bersifat kebetulan. Dengan demikian, indikator motivasi berprestasi siswa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Memilki tujuan berprestasi 2) Tanggung jawab 3) Memperhatikan umpan balik 4) Inovatif 5) Menyukai tantangan.
6. Hakikat Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 787), adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Sedangkan Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Oemar Hamalik (2003: 159), berpendapat bahwa “Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar “. Menurut beliau, prestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui karena dengan adanya prestasi yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, maupun kalimat dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator keberhasilan siswa dalam suatu mata pelajaran, juga berfungsi sebagai indikator kualitas suatu lembaga pendidikan. Prestasi belajar dapat memberikan suatu kepuasan tersendiri baik bagi para siswa maupun sekolah yang menyelenggarakan pendidikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Berdasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebagai bukti keberhasilan dari kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, atau huruf dengan memperhatikan proses dari hasil berfikir siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian prestasi belajar untuk mata pelajaran akuntansi yaitu ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 70,00) melalui tes tertulis. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam diri (faktor internal), maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu faktor jasmani (fisiologis) dan faktor psikologis seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (1995: 132). 1). Faktor Jasmani (Fisiologis) Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2). Faktor Psikologis Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain: a). Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. b). Sikap Sikap adalah gejala internal yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek commit baik to user orang, barang dan sebagainya secara positif maupun negatif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 c). Bakat Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. d). Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e). Motivasi siswa Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk mencapai prestasi belajar. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalamanpengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Menurut Slameto (1995: 60) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. 1). Faktor Keluarga Adanya rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2). Faktor Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Faktor belajar yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3). Faktor Masyarakat Lingkungan alam sekitar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap commit user kehidupannya sehari-hari siswa perkembangan kepribadian siswa,todalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian siswa, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang siswa akan selalu menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada lingkungannya. Kegiatan siswa dalam lingkungan sekitar yang mempengaruhi dalam kegiatan belajarnya untuk mencapai prestasi belajar antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
7. Hakikat Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam Alam S (2004: 2) mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi,yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.” Pengertian yang hampir sama juga disebutkan dalam American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Agus Suranto (2005: 2) yang menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasilhasilnya.”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari pengumpulan bukti transaksi, pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, sampai pelaporan kepada pihakpihak yang membutuhkan informasi akuntansi sebagai bahan pengambilan keputusan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan sebagai alat evaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan bagi Instansi Pendidikan, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA), Akuntansi merupakan mata pelajaran yang masih menjadi bagian dari mata pelajaran ekonomi sehingga belum merupakan suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri. Akuntansi diajarkan di SMAcommit sebagaito pengantar agar siswa mengerti sejak user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan, mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jasa dan dagang serta menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dan dagang sehingga siswa dapat mempraktekkannya. Mata pelajaran akuntansi di SMA diajarkan setiap minggu selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3x45 menit. Dari mata pelajaran ini nanti diharapkan dapat menjadi pengantar pengaetahuan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Lingkup bahan pembelajaran akuntansi untuk kelas XI IPS semester genap tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut : 1.
Siklus akuntansi perusahaan jasa: penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan.
2.
Siklus akuntansi perusahaan jasa: penutupan dan pembalikan. Dalam proses pembelajaran akuntansi diharapkan dapat mendorong
siswa untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar sedangkan guru dalam proses pembelajaran bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu ” Penerapan Teknik Penilain Self Assesment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” adalah sebagai berikut : 1) John A. Ross (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Practical Assessment, Research, & Evaluation”. Menyimpulakan bahwa Self Assessment merupakan teknik penilaian yang hasil penilaiannya sesuai dengan kemampuan siswa. Self Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai dengan penilaian umum yang dilakukan oleh guru. Self Assessment juga berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa dan perbaikan perilaku. Penerapan Self Assessment dapat commitmelatih to user siswa dalam menilai kerja nya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 termasuk kekuatan dan kelemahannya (pemompaan kualitas)
yang dapat
dikurangi dengan peran guru. 2) Rolheiser Carol dan John A. Ross (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Student Self Evaluation: What Research Says and What Practice Shows“, yang menyebut Penilaian Diri dengan istilah Evaluasi Diri, menyimpulkan bahwa: ketika kita mengajarkan siswa bagaimana untuk menilai kemajuan mereka sendiri, dan ketika mereka melakukannya terhadap standar kualitas yang mereka kenal dan menantang, kami menemukan bahwa ada banyak keuntungan penerapan teknik Self Evaluation (Evaluasi Diri). Self Evaluation merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik. 3) Tasnim (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi melalui Penerapan Metode Penilaian Diri (Self Assessment) Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian terrsebut sampai pada kesimpulan bahwa penerapan metode penilaian diri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa menunjukkan persentase sebesar 68,00% pada siklus I meningkat sebesar 18,67% menjadi 86,67% pada siklus II. Penerapan metode penilaian Self Assessment secara efektif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif terhadap perkembangan yang disertai dengan peningkatan rasa percaya diri yang ditunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri sebesar 4,94% (siklus I sebesar 68,65% dan siklus II sebesar 73,59%), motivasi belajar yang ditunjukkan ditunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 5,33% (siklus I sebesar 69,06% dan siklus II sebesar 74,39%)., dan kemandirian belajar siswa dengan peningkatan kemandirian belajar siswa sebesar 24,43% (siklus I sebesar 52,27% dan siklus II sebesar 76,70%).
C. Kerangka Pemikiran Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa dan efektivitas commit to user berbagai cara, salah satu teknik pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan melalui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 penilaian yang dapat diterapkan pada mata mata pelajaran Akuntansi adalah teknik penilaian Self Assessment. Dalam penerapan teknik Self Assessment, siswa diminta menilai dirinya sendiri berkaitan dengan kompetensi yang dipelajarinya sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, untuk selanjutnya kekurangan tersebut dilakukan perbaikan. Hal ini akan meningkatkan kesadaran siswa terhadap kemampuannya dan kapasitasnya untuk belajar sehingga menguatkan konsep diri siswa. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu menggerakkan dirinya untuk menjadi pembelajar yang baik dan mampu mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan yang dihadapinya. Seorang pembelajar yang memiliki konsep diri positf akan semakin percaya diri memperbaiki kekurangan yang ada dalam dirinya. Siswa juga akan bersemangat, aktif dan partisipatif mengikuti pelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya. Motivasi berprestasi akan timbul sejalan dengan semangat dan rasa percaya diri siswa yang terus meningkat. Seorang pembelajar yang memiliki motivasi berprestasi ketika melakukan sesuatu tindakan selalu didasari dorongan dari dalam diri. Suatu tindakan yang dilakukan karena motivasi dari dalam diri hasilnya lebih baik daripada yang didasari oleh perintah. Oleh karena itu, motivasi berprestasi perlu dikembangkan pada diri siswa, salah satunya melalui penerapan teknik Self Assessment. Teknik ini mengajarkan siswa melaksanakan penilaian sendiri terhadap pekerjaannya sendiri melalui beberapa tahap pelaksanaan penilaian diri yang melibatkan siswa dalam setiap tahapannya. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan berpartisipasi mengikuti setiap tahap teknik Self Assessment akan mencapai hasil prestasi yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penguatan konsep diri siswa. Dengan konsep diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri siswa untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri mereka. Rasa percaya diri dan semangat juang yang tinggi akan meningkatkan motivasi commit to user berprestasi pada diri siswa untuk belajar dan mencapai prestasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 maksimal. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil oleh peneliti, yaitu ”Penerapan Teknik Tenilaian Self Assesment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Penerapan tindakan kelas
Teknik Self Assesment
Menguatkan konsep diri dalam setiap pribadi siswa
Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa
Meningkatkan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran
Prestasi Belajar Akuntansi Meningkat
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan yang belum diuji kebenaranya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: ”Dengan menerapkan teknik penilaian Self Assesment dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun commit to user Ajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang beralamat di Jl. Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah: a. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan model pembelajaran konvensional. b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. c. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu Ibu Sugiatmi, S.Pd. yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga valid tidaknya data hasil penelitian. 2.
Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2011 sampai Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan
Jan
1. 2. 3. 4. 5.
Pengajuan judul dan mini proposal Penyusunan proposal Ijin penelitian Perencanaan Tindakan Implementasi Tindakan Siklus I dan Siklus II 6. Penyusunan laporan penelitian commit to user 39
Feb
Tahun 2011 Mar Apr Mei
Jun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian daalam penelitia tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang terdiri dari 36 siswa. Alasannya, pertama terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Kedua, kelas tersebut belum pernah digunakan penelitian sejenis sehingga tehindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subjek, waktu dan objek yang sama. 2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran akuntansi yang terdiri dari pemilihan teknik penilaiaan, pelaksanaan teknik penilaiaan yang dipilih, dan prestasi belajar siswa.
C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut pandangan Basrowi dan Suwandi (2008: 28) ”Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk (2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya”. Pelaksanaan PTK harus berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). Pelaksanaan PTK harus tertuju atau mengenai halhal yang ada dikelas. Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk (2007: 110) karakteristik PTK meliputi : 1) Inkuiri reflektif. PTK merupakan kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan keputusan. Masalah yang menjadi fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak merisaukan kepresentatifan sampel dan generalisasi. 2) Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru. 3) Reflektif. PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) suatu hal yang penting untuk dilakukan, yaitu selalu mengikutsertakan secara aktif guru dan siswa dalam berbagai tindakan dan adanya kegiatan refleksi berdasarkan pertimbangan yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan dan Suharsimi Arikunto (2008: 74) mengemukakan bahwa “PTK mempunyai empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi”. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Tahap-tahap pelaksanaan PTK to usersebagai berikut: tersebut diatas dapat digambarkancommit dalam siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan ke siklus ketiga apabila permassalahan belum selesai
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Keterangan: 1. Perencanaan Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti. b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya kegiatan ini dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan untuk memecahkan masalah yang ada, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. f. Membuat secara rinci rancangan tindakan. 2. Tindakan Pada
tahap
ini,
rancangan
strategi
dan
skenario
penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 3. Observasi dan Interpretasi Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias semngat belajar siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. 4. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan: 1. Observasi atau pengamatan Observasi dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dan guru dengan cara melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi dan mencatat semua pelaksanaan pembelajaran di kelas, apa kekurangan dan kelebihannya serta perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Angket sederhana Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sederhana, commit to user yaitu menyusun daftar pernyataan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 oleh peneliti yang ditujukan kepada responden. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup dengan bentuk rating scale, yaitu sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan kriteria tingkat jawaban, seperti sangat setuju sampai sangat tidak setuju. 2) Evaluasi/ Tes Evaluasi/ tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan adalah soal uraian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan awal dan hasil pembelajaran dengan teknik penilaian Self Assessment pada pelajaran akuntansi. 4) Dokumentasi Dokumentasi non tes yaitu dokumentasi berupa gambar atau photo proses belajar mengajar.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi 2. Tahap Persiapan tindakan Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan seperti: a. Penyusunan jadwal penelitian b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran c. Penyusunan instrumen penelitian dan soal evaluasi. 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap silkus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan prestasi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. 5. Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar di bawah bimbingan guru. 6. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatnya prestasi belajar siswa melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebgai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus brikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus apabila sudah mencukupi. Akan tetapi kalau belum mencukupi, maka akan dilanjutkan kesiklus ketiga. 1. Siklus Pertama a. Tahap Perencanaan, pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran, instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses commit to user pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 1) Peneliti bersama guru menentukan jadwal pelaksanaan penelitian. 2) Merencanakan skenario pembelajaran akuntansi dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment, berupa : a)
Pertemuan pertama (1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (3) Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah. (4) Guru menjelaskan mengenai teknik penilaian Self Assessment yang akan diterapkan. (5) Guru mengulangi sedikit materi tentang laporan keuangan dan mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu jurnal penutup. (6) Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa mengenai jurnal penutup yang akan diajarkan. (7) Guru menyampaikan garis besar materi tentang jurnal penutup. (8) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. (9) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing kelompok dan memberikan waktu bagi masing-masing kelompok untuk mendiskusikan soal.
(10) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara bersama. (11) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan salam penutup. b) Pertemuan kedua (1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (3) Guru memulai kuis/ulangan dengan materi jurnal penutup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 (4) Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa soal uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama. (5) Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan seksama agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. (6) Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas masingmasing soal ulangan, kemudian mengajarkan kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan mereka sendiri. (7) Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri. Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas sehingga membuat kesalahan adalah dianggap sebagai salah satu cara untuk perbaikan, bukan menjadi catatan kegagalan. (8) Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan siswa dengan cara membahas soal-soal kuis. (9) Guru mangajak siswa untuk menentukan strategi pembelajaran berikutnya dan menentukan strategi untuk membantu siswa yang belum mencapai seluruh kriteria agar dapat menuntaskan kriteria penilaian yang ada. Kriteria penilaian yang belum tercapai akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dan strategi pengajaran yang ditentukan bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa dapat
memenuhi
seluruh
kriteria dan
mencapai
tujuan
pembelajaran. (10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan salam penutup. 3) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyusun jurnal penutup dengan teknik penilaian Self Assessment. commit todata, usermeliputi : 4) Menyusun instrumen pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 a). Kriteria keberhasilan proses dan prestasi belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan, kriteria dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung. b). Instrumen observasi konsep diri siswa dalam mengikuti pembelajaran berupa lembar angket. c). Instrumen observasi rasa percaya diri siswa dalam mengikuti pembelajaran berupa lembar angket. d). Instrumen observasi motivasi berprestasi siswa dalam diskusi kelas berupa lembar angket. e). Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa berupa soal kuis atau ulangan. 5) Mempersiapkan lembar kerja siswa dengan memperhatikan pertimbangan guru akuntansi. 6) Menetapkan indikator ketercapaian. Indikator ketercapain dinilai dari beberapa komponen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa Aspek yang Diukur
Pelaksanaan teknik Self Assesment
Konsep diri yang menguat dalam diri siswa Rasa percaya diri siswa yang meningkat selama KBM Motivasi berprestasi siswa mengikuti pembelajaran Ketentuan prestasi belajar (standar nilai 70,00)
Persentase Cara Mengukur Target Capaian 80% Diamati menggunakan lembar observasi penerapan teknik penilaian Self Assesment 70% Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar 70% Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar
70%
80%
Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar Dinilai dari hasil tes belajar akhir siklus yang dihitung dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 70,00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 b. Pelaksanaan tindakan Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan. c. Pengamatan dan Interpretasi Pengamatan dilakukan terhadap penerapan teknik penilaian Self Assessment dan tindakan siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diisi oleh pengamat. d. Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada siklus I selesai dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta kendala yang dialami selama pelaksanaan tindakan pertama. Refleksi dilaksanakan dengan memperhatikan hasil observasi dan diskusi dengan guru akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan berikutnya, yaitu siklus II. 2. Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta refleksi dan analisis yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, mencakup: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus II belum terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang berarti indikator yang ditargetkan belum tercapai, maka masih perlu dilakukan tindakan siklus ke III, IV, dan seterusnya. Akan tetapi, apabila pada akhir siklus II target sudah tercapai dan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi, maka commit to user tindakan penelitian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat SMA Negeri 2 Karanganyar
SMA Negeri 2 Karanganyar berdiri pada tahun 1992. Pada waktu itu SMA Negeri 2 Karanganyar masih bergabung dengan SMA Negeri 1 Karanganyar dengan kepala sekolahnya adalah Bapak Winarno sedangkan wakilnya Bapak Darto. Proses belajar mengajar SMA Negeri 2 Karanganyar dilakukan pada siang hari setelah proses kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 1 Karanganyar selesai. Setahun kemudian, tahun 1993 SMA Negeri 2 Karanganyar membangun gedung baru di jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. SK/ Ijin Pendirian sekolah dari Kanwil/ Disdik/ Depag (Nomor/ Tanggal SK) : 748/ 103.13/ M92/ 08-06-1992. Awal pembangunan, SMA Negeri 2 Karanganyar hanya memiliki empat kelas. Setelah penjurusan, empat kelas tersebut dibagi menjadi Kelas Biologi 1, Kelas Biologi 2, Kelas IPS 1, dan Kelas IPS 2. Seiring dengan itu, dari tahun ke tahun gedung sekolah mulai dilengkapi, baik dengan penambahan
kelas
atau
fasilitas
sekolah
lainnya
seperti
laboratorium,
perpustakaan, masjid, dan lain-lain. Pembangunan terakhir dilaksanakan pada akhir Agustus 2010 dengan merenovasi kelas XII IPS 1 – IPS 4. SMA Negeri 2 Karanganyar memiliki status sekolah Negeri dan diklasifikasikan sekolah Mandiri, sekarang sudah SSN (tahun 2000 ke atas). SK terakhir status sekolah di SMA Negeri 2 Karanganyar : 076/103.E1/B.93/01-041993 dengan Akreditasi A. SK Akreditasi terakhir (Nomor/ Tanggal SK) : Prop03 MO-79/ 29-09-2007.
2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar
a. Visi “Unggul dalam Prestasi Bernuansa Imtaq dan Penguasaan Iptek” commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 b. Misi 1) Menumbuhkan rasa semangat dan disiplin yang tinggi bagi seluruh warga sekolah 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien. 3) Siap menghantarkan para siswa kejenjang yang lebih tinggi 4) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi diri 5) Menanamkan dan membentuk sikap etos kerja yang professional, jujur dan agamis c. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu SMA Negeri 2 Karanganyar dalam pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu : STRUKTUR ORGANISASI KOMITE Sri Desto U.R.S, S.Sos, M.Si
SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
KEPALA SEKOLAH Drs. Wagiman, M.Pd NIP. 19540625 197803 1
KEPALA TATA USAHA Kardoyo
WAKASEK SARPRAS Dra.Hj.Suliyastuti,MM
WAKASEK HUMAS Drs. Sumarno
WAKASEK KURIKULUM Drs. Lanang
WAKASEK KESISWAAN Drs. Sukirno
GURU-GURU
SISWA
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar commit to user (Sumber: Data Administrasi SMA Negeri 2 Karanganyar)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Tugas dan fungsi dari struktur organisasi adalah : 1.
Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan depdiknas di bawah tanggung jawab kepala kantor pendidikan pemuda dan olahraga kota surakarta.
2.
Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian tamatan SMP.
3.
Melaksanakan kurikulum yang belaku.
4.
Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat.
5.
Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa.
6.
Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.
3. Kondisi Lingkungan SMA Negeri 2 Karanganyar
Secara umum gedung SMA Negeri 2 Karanganyar dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Bangunan SMA Negeri 2 Karanganyar tergolong cukup luas, dengan keliling seluruhnya 424 m (yang sudah dipagar permanen dan pagar hidup). Luas tanahnya (dalam sertifikat) 8950 m2. Untuk bangunan 5752 m2, untuk taman dan halaman 2198 m2, dan untuk lain-lain 1000 m2 . Ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan belajar mengajar terdiri dari : a. Ruang Kepsek
:1
b. Ruang Wakasek
:1
c. Ruang Guru
:1
d. Ruang TU
:1
e. Ruang BP/BK
:1
f. Ruang Osis
:1
g. Ruang Kelas
: 27
h. Ruang UKS
:1
i. Ruang Perpustakaan
:1
j. Kantin
:6
k. Koperasi l. Masjid
:1 commit : 1 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 m. Lab. IPA
:1
n. Lab. Bahasa
:1
o. Lab. Komputer
:1
p. Gudang Peralatan
:1
q. Kamar mandi guru
:2
r. Kamar mandi siswa
:10
s. Pos Jaga
:2
Pegawai edukatif (guru) di SMA Negeri 2 Karanganyar seluruhnya berjumlah 80 orang. Status mereka adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru Kontrak (Bantu). Latar belakang pendidikan semua guru di SMA Negeri 2 Karanganyar adalah pendidikan sarjana dari berbagai disiplin ilmu, sehingga para guru memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup memadai dalam mencapai tujuan pendidikan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) merupakan suatu kurikulum yang benar-benar dibuat oleh sekolah yang melibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber sehingga dengan sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses penyusunan kurikulum. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) di SMA Negeri 2 Karanganyar ditambahkan jam tatap muka untuk beberapa mata pelajaran melebihi struktur program yang ditetapkan oleh departemen Pendidikan Nasional dan diberikan juga mata pelajaran muatan lokal serta ketrampilan/ bahasa asing. Disamping itu guru mata pelajaran dituntut untuk bisa membuat dan mengembangkan sendiri silabus dan indikator.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Karanganyar Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melalui pengamatan, diskusi, dan dokumentasi mengadakan identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini dilakukan peneliti pada bulan Maret 2011. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Kegiatan pembelajaran akuntansi dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar dikatakan kurang hidup. Hal ini terlihat dari penggunaan metode pembelajaran guru yang monoton dan kurang menarik sehingga menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran guru sudah mencoba membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan pendekatan secara pribadi dan menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara seperti ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa. b. Guru kesulitan menerapkan teknik penilaian yang melibatkan siswa dan mengoptimalkan hasil belajar siswa. Kegiatan penilaian yang melibatkan siswa kurang mendapatkan perhatian guru. Selama ini teknik penilaian yang digunakan guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintrospeksi diri dari hasil belajar yang telah mereka capai. Kegiatan penilaian masih didominasi oleh guru. Siswa hanya mendapatkan daftar nilai yang mereka capai, tanpa mengetahui kriteria penilaian yang digunakan oleh guru. Teknik penilaian seperti ini membuat siswa tidak dapat merenungkan dan memahami kemampuan, kekurangan, kualitas dan prestasi maksimal yang dapat dicapai. Padahal, dengan mengetahui kelemahan diri dapat menumbuhkan dorongan untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan prestasi belajar commit to user masing-masing siswa. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 kurangnya perhatian dari guru dalam memanfaatkan hasil belajar siswa untuk tujuan perbaikan. Selama ini hasil penilaian siswa hanya digunakan guru untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa. Guru belum memanfaatkan hasil belajar siswa sebagai acuan dalam memberikan umpan balik (feedback) dan menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. 2. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Sebagian besar siswa memiliki persepsi yang kurang positif terhadap guru dan pelajaran akuntansi. Kondisi semacam ini membuat siswa sulit menerima materi pelajaran karena siswa belajar disertai dengan rasa khawatir. Dalam pembelajaran akuntansi yang berlangsung, sebagian besar siswa tampak kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan kurang memberikan respon terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru. b. Siswa kurang percaya pada kemampuan diri sehingga menyontek tugas teman lain. Dalam mengerjakan tugas-tugas tampak siswa kurang percaya diri. Hal ini terlihat dari soal-soal latihan yang diberikan guru setiap minggunya hanya dikerjakan oleh 50% dari jumlah siswa. Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri, melainkan meniru hasil pekerjaan temannya. Kebanyakan siswa tidak percaya terhadap jawaban mereka sendiri sehingga lebih memilih mencontek tugas teman yang lain. c. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi kurang. Kegiatan pembelajaran yang terlihat monoton, membuat sebagian besar siswa merasa malas untuk belajar. Siswa cenderung lebih menikmati berbicara dengan teman-teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa terkesan tidak memiliki motivasi untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan tertidur di kelas. d. Prestasi belajar siswa yang tercermin dari hasil belajar siswa belum commit to user menunjukkan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Prestasi belajar akuntansi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi di kelas XI IPS 1 belum dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pihak sekolah, yaitu 70,00 untuk mata pelajaran Akuntansi. Berikut tabel ini nilai tes mata pelajaran akuntansi siswa yang diambil dari hasil ulangan harian siswa pada semester genap. Dari 36 siswa kelas XI IPS 1 sebanyak 52,78% siswa dinyatakan tuntas dan 47,22% siswa masih belum tuntas. Tabel 3. Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 1 Kondisi Awal Kategori
Jumlah
Siswa
Tuntas Belum Tuntas
19 17
Prosentase 52,78% 47,22%
(Sumber : Data primer yang diolah, 2011)
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi. 1.
Siklus Pertama
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui teknik penilaian Self Assessment sebagai berikut : a.
Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 April 2011 di ruang guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru kolaborasi bersama peneliti mendiskusikan materi yang akan disampaikan dan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam membangun semangat belajar serta memahami materi akuntansi. Pelaksanaan kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin 25 April 2011 dan Rabu 27 April 2011. Pada tahap perencanaan awal peneliti mempersiapkan beberapa komponen terkait dengan materi yang disampaikan pada siklus I ini, yaitu tentang Jurnal Penutup. Hal-hal yang direncanakan pada siklus I antara lain: 1). Peneliti bersama guru kolaborasi merencanakan jadwal pelaksanaan kegiatan. Siklus I silaksanakan selama 3x45 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2011, sedangkan pertemuan kedua pada hari Rabu, 27 April 2011 dengan lokasi obyek penelitian di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. 2). Merencanakan skenario pembelajaran akuntansi dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment, berupa : c) Pertemuan pertama (12) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa. (13) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (14) Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah. (15) Guru menjelaskan mengenai teknik penilaian Self Assessment yang akan diterapkan. (16) Guru mengulangi sedikit materi tentang laporan keuangan dan mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu jurnal penutup. (17) Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa mengenai Jurnal Penutup yang akan diajarkan. (18) Guru menyampaikan garis besar materi tentang jurnal penutup. (19) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. (20) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing kelompok dan memberikan waktu bagi masing-masing kelompok untuk commit to user mendiskusikan soal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 (21) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara bersama. (22) Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan diadakan kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru meminta semua siswa untuk mempelajari kembali materi Jurnal Penutup di rumah. (23) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan salam penutup. d) Pertemuan kedua (11) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa. (12) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (13) Guru memulai kuis/ulangan dengan materi jurnal penutup. (14) Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa soal uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama. (15) Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan seksama agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. (16) Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas masingmasing soal ulangan, kemudian mengajarkan kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan mereka sendiri. (17) Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri. Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas sehingga membuat kesalahan adalah dianggap sebagai salah satu cara untuk perbaikan, bukan menjadi catatan kegagalan. (18) Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan siswa dengan cara membahas soal-soal kuis. (19) Guru mangajak untuk siswa menentukan strategi pengajaran berikutnya dan menentukan strategi untukmembantu siswa yang user agar dapat menuntaskan kriteria belum mencapaicommit seluruhtokriteria
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 penilaian yang ada. Kriteria penilaian yang belum tercapai akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dan strategi pengajaran yang ditentukan bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa dapat
memenuhi
seluruh
kriteria dan
mencapai
tujuan
pembelajaran. (20) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan salam penutup. 3). Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyusun jurnal penutup dengan teknik penilaian Self Assessment. 4). Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: lembar observasi kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment (pengamatan pada kelas), angket konsep diri, angket rasa percaya diri oleh siswa, dan angket motivasi berprestasi siswa. b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 25 dan 27 April 2011 di ruang kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran dimulai sampai akhir pembelajaran siklus 1. Pembelajaran berlangsung dengan guru kolaborasi sebagai pengajar dan peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Materi yang disampaikan pada pembelajaran ini adalah Jurnal Penutup. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu siswa diberikan penjelasan tentang teknik penilaian Self Assessment untuk memberi gambaran atau arah dari proses pembelajaran. Guru menyampaikan juga langkah-langkah kegiatan pembelajaran akuntansi yang akan dilaksanakan. Pembelajaran dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, guru mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Jurnal Penutup. Selanjutnya, untuk menghindari pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru (teacher centered) guru menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk lebih aktif dan paham mengenai Jurnal Penutup. Sebagai cara untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi belajar siswa, guru mengadakan kuis/ulangan secara individu. Penilaian terhadap hasil ulangan/kuis dilakukan dengan teknik penilaian Self Assessment. Guru mengajak siswa menentukan kriteria penilaian atas pekerjaan mereka, kemudian meminta siswa menilai pekerjaannya sendiri dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati bersama. Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pencapaian standar penilaian yang telah ditetapkan. Selanjutnya, guru mengadakan umpan balik terhadap hasil belajar siswa dan guru mengajak siswa merumuskan strategi pengajaran selanjutnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama (Senin, 25 April 2011) a)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Ada dua siswa yang tidak hadir. Kafendar Bela Rezaka tidak hadir dikarenakan sakit dan Rochmad Sholeh tanpa keterangan. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap mengikuti proses pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 b) Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, dimana siswa dilibatkan dalam kegiatan penentuan tujuan pembelajaran, kriteria penilaian yang akan diterapkan, dan skor penilaian yang dipakai, selanjutnya guru menyampaikan garis besar materi dan memberikan soal diskusi kelompok. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa, guru mengadakan ulangan pada pertemuan selanjutnya, kemudian siswa diminta menilai sendiri pekerjaan masing-masing. c)
Guru mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah yang ada. Tujuan pembelajaran ini yang selanjutnya akan dikembangkan sebagai kriteria penilaian yang akan dipakai dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment.
d) Guru menjelaskan teknik penilain yang akan dipakai, yaitu teknik penilaian Self Assessment. Guru memberikan gambaran dan langkah-langkah penerapan teknik ini, sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik dan tampak tidak bingung dengan teknik ini. Siswa juga tampak tertarik untuk menerapkan teknik ini karena pada pertemuan sebelumnya guru dan siswa telah melakukan latihan penerapan teknik penilaian Self Assessment ini dalam pembelajaran. e)
Guru mengadakan eksplorasi terhadap kemampuan siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi Jurnal Penutup yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menghubungkan materi Jurnal Penutup dengan materi yang dipelajari sebelumnya yaitu Laporan Keuangan.
f)
Guru menyampaikan materi jurnal penutup secara garis besar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dilatih sebagai subyek dalam pembelajaran dan bukan sebagai obyek pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 g) Guru membagi siswa kedalam tujuh kelompok dengan masingmasing kelompok terdiri dari lima orang siswa. Siswa diminta untuk berhitung satu sampai dengan tujuh dan selanjtunya siswa yang bernomor sama akan berkumpul menjadi satu kelompok diskusi. Dari jumlah siswa 36 dikurangi dua orang yang tidak hadir maka terbentuk tujuh kelompok dengan enam kelompok beranggotakan lima siswa dan satu kelompok berjumlah empat siswa. h) Guru membagi soal kepada masing-masing kelompok kemudian memberikan waktu mengerjakan soal-soal dengan berdiskusi. i)
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal diskusi, guru membahasnya secara bersama dengan siswa. Dimulai dengan guru menunjuk perwakilan dari kelompok satu untuk menuliskan jawaban soal poin satu di papan tulis. Perwakilan kelompok tiga untuk soal poin dua, perwakilan kelompok lima untuk soal poin tiga, dan perwakilan kelompok tujuh untuk mengerjakan soal poin empat. Kemudian guru mengoreksi pekerjaan siswa di papan tulis dengan melibatkan siswa serta menjelaskan kembali jawaban pekerjaan mereka di papan tulis.
j)
Guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa. Sebagian kelompok siswa menjawab sudah paham, dan sebagain siswa tidak menjawab.
k) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi jurnal penutup dimulai dari pengertian jurnal penutup, tujuan pembutannya, sampai dengan prosedur pencatatannya. l)
Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan diadakan kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru meminta semua siswa untuk mempelajari kembali materi jurnal penutup di rumah.
commit topertama user dan mengucapkan salam. m) Guru menutup pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 2) Pertemuan kedua (Rabu, 27 April 2011) a)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Seperti pada pertemuan sebelumnya, ada dua
siswa yang tidak hadir. Kafendar Bela Rezaka dan
Rochmad Sholeh yang tidak hadir dikarenakan sakit. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap mengikuti kuis/ulangan dihari itu. b) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta agar siswa tidak saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru dan peneliti mengawasi dengan baik jalannya evaluasi agar hasil evaluasi dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. c)
Sebelum penilaian dilakukan, guru mengajak siswa menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dituangkan kedalam soal evaluasi. Awalnya siswa masih tampak bingung. Kemudian guru memberikan pilihan kriteria penilaian yang digunakan dan meminta pendapat siswa. Tampak beberapa siswa mulai mengemukakan pendapatnya.
d) Selanjutnya guru meminta siswa melakukan penilaian dan menerapkan kriteria yang telah ditentukan terhadap pekerjaan mereka sendiri. Guru juga mengingatkan kembali mengenai maksud dan tujuan dari teknik penilaian Self Assessment. e)
Guru kemudian mengadakan umpan balik bersama siswa dengan cara membahas soal evaluasi. Pada tahap ini guru berkomunikasi dengan siswa dan menayakan beberapa pertanyaan yang jawabannya menggambarkan kondisi atau kesulitan siswa.
f)
Guru meminta siswa yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan yaitu 7,00 untuk mengangkat tangan kanan. Hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa baik yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas. g) Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah selesai dikerjakan. h) Data yang diperoleh menunjukkan beberapa siswa masih belum memenuhi semua kriteria. Langkah selanjutnya adalah merancang strategi pengajaran selanjutnya untuk penyempurnaan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa mendiskusikan kegiatan atau tindakan yang akan diambil. Sebagian besar siswa sepakat diadakan latihan soal kemudian dibahas bersama. i)
Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Kegiatan akhir siklus I ini adalah pemberian tes tahap I sebanyak 4
soal untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar semua siswa serta pembagian angket konsep diri, rasa percaya diri dan motivasi berprestasi oleh siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur sesuai dengan diri sendiri. c.
Observasi dan Interpretasi
Observan mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1. Penulis sebagai observan mengambil posisi di dalam kelas, yaitu di belakang para siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik. Pada hari Senin 25 April 2011, guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan sekolah. Dilanjutkan dengan penyampaian teknik penilaian yang akan diterapkan yaitu teknik penilaian Self Assessment dan penyampaian materi jurnal penutup secara garis besar dengan metode diskusi dan demonstrasi peta konsep secara jelas. Kemudian guru commit to user dibahas secara berkelompok. memberikan soal diskusi untuk kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Pada hari Rabu 27 April 2011 guru mengadakan kuis/ulangan untuk kemudian dinilai sendiri oleh siswa (Self assessment siswa). Penerapan teknik penilaian Self assessment dimulai dengan penentuan kriteria penilaian yang dirumuskan bersama antara guru dan siswa, Penerapan kriteria penilaian, pemberian umpan balik guru terhadap hasil penilaian yang dilakukan siswa dan perencanakan strategi pembelajaran selajutnya. Ditutup dengan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self assessment sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang perkembangan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam tabel berikut:
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I
Variabel
1. Teknik Self Assessment
2. Konsep diri
Indikator
Presentase perolehan
Target ketercapaian
Keterangan
Cukup baik
1) Perumusan tujuan pembelajaran
70%
2) Kegiatan Pembelajaran 3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
80%
1) Kemampuan menilai diri
66,76%
2) Keteraturan diri
60,78%
3) Kestabilan diri
72,16%
Cukup baik
4) Tujuan realistis
67,94%
Kurang baik
80%
70%
commit to user
Baik
Cukup baik
Kurang baik 70%
Kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 3. Rasa Percaya Diri
4. Motivasi Berprestasi
5. Prestasi Belajar
1) Keyakinan diri
69,80%
Kurang baik 70%
2) Keberanian
69,70%
Kurang baik
3) Memiliki internal locus of control
71,47%
Cukup baik
4) Pengendalian diri
68,43%.
Kurang baik
1) Memiliki tujuan berprestasi
71,47%
Cukup baik
2) Tanggung jawab
66,76%
3) Menyukai feed back
76,17%
Cukup baik
4) Inovatif
68,53%
Kurang baik
5) Menyukai tantangan
61,47%
Kurang baik
1) Ketuntasan siswa
Belajar
75%
70%
80%
Kurang baik
Cukup Baik
(Sumber: data primer yang diolah, 2011) Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penilaian terhadap indikatorindikator penelitian pada siklus I. Penerapan teknik penilaian Self Assessment pada pembelajaran yang telah dilaksanakan, berpengaruh pada peningkatan hasil penilaian terhadap indikator-indikator penelitian yaitu konsep diri siswa, rasa percaya diri siswa, motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa. Secara lebih terperinci deskripsi hasil pengamatan sebagai berikut: 1.
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah Self Assessment dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang cukup baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan Self Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan Self Assessment mencapai 73,33%. Penilaian dilakukan terhadap indikator Penerapan Self Assessment yaitu: (1) perumuskan tujuan pembelajaran yang mencapai 70%, (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran 80%, dan (3) kegiatan commit to user penilaian dengan teknik Self Assessment mencapai 70%. Indikator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 kegiatan pembelajaran sudah mencapai target ketercapaian yaitu 80%. Namun, indikator perumusan tujuan pembelajaran dan kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment belum mencapai target ketercapaian yaitu masih dibawah 80% sehingga kedua indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan. 2.
Hasil penilaian konsep diri siswa melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa konsep diri siswa masih kurang. Dari jumlah siswa sebanyak 34 siswa prosentase penilaian konsep diri yang dimiliki siswa sebesar 66,91%. Hal ini dapat dilihat dari indikator konsep diri, antara lain: (1) kemampuan menilai diri sebesar 66,76%, (2) keteraturan diri sebesar 60,78%, (3) kestabilan diri sebesar 72,16%, dan (4) memiliki tujuan yang realistis sebesar 67,94%. Indikator kestabilan diri sudah mencapai target ketercapaian yaitu lebih dari 70%. Namun, indikator kemampuan menilai diri, keteraturan diri, dan memiliki tujuan yang realistis belum mencapai target ketercapaian yaitu masih dibawah 70% sehingga ketiga indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan.
3.
Hasil penilaian rasa percaya diri siswa melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa masih kurang. Dari 34 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian rasa percaya diri dimiliki siswa sebesar 69,85%. Hal ini dapat dilihat dari indikator rasa percaya diri, antara lain: (1) Keyakinan diri siswa terhadap kemampuan sebesar 69,80%, (2) Keberanian siswa mensikapi permasalahan di kelas sebesar 69,70%, (3) memiliki internal locus of control sebesar 71,47% dan (4) Pengendalian diri siswa sebesar 68,43%. Indikator memiliki internal locus of control sudah mencapai target ketercapaian yaitu lebih dari 70%. Namun, indikator keyakinan diri, keberanian, dan pengendalian diri belum commit to yaitu user masih dibawah 70% sehingga mencapai target ketercapaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 ketiga indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan. 4.
Sedangkan motivasi berprestasi siswa juga masih kuarang. Dari 34 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian motivasi berprestasi yang dimiliki siswa sebesar 68,88%. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi berprestasi, antara lain: (1) memiliki tujuan berprestasi sebesar 71,47%, (2) Tanggung Jawab terhadap tugas yang diberikan sebesar 66,76%, (3) Menyukai feedback (umpan balik) dari orang lain atas tugas yang telah dikerjakan sebesar 76,17% ,(4) Inovatif dalam melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda sebesar 68,53%, dan (5) Menyukai tantangan sebesar 61,47%. Indikator memiliki tujuan berprestasi dan menyukai feedback (umpan balik) sudah mencapai target ketercapaian yaitu lebih dari 70%. Namun, indikator tanggung jawab, inovatif, dan menyukai tantangan belum mencapai target ketercapaian yaitu masih dibawah 70% sehingga ketiga indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan.
5.
Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal materi tentang jurnal penutup dan mendapatkan nilai 70,00 ke atas sebesar 75,00%, sedangkan 25,00% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Target ketercapaian indikator prestasi belajar masih belum terpenuhi sehingga presentase jumlah ketuntasan belajar siswa perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment mampu meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan teknik penilaian
Self Assessment, rata-rata kelas adalah 66,8. Namun, setelah commit to user penerapan teknik ini, rata-rata kelas menjadi 71,94. Jumlah siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 70,00 sebanyak 27 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Indikator ketercapaian prestasi belajar pada siklus I belum tercapai dari 80% target yang direncanakan, yaitu 75% siswa memperoleh nilai diatas 70 sedangkan 25% siswa yang lainnya masih belum tuntas. Ketercapain indikator konsep diri belum tercapai yaitu sebesar 66,91% dari 70% yang direncanakan; ketercapaian indikator percaya diri belum tercapai yaitu sebesar 69,85% dari 70% yang direncanakan; dan ketercapaian indikator motivasi berprestasi juga belum tercapai yaitu sebesar 68,88% dari 70% yang direncanakan. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, yaitu siklus II guna memperbaiki pencapaian masing-masing indikator yang belum sesuai dengan yang ditargetkan. Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan siklus I, penganalisis melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah : a) Guru belum dapat menguasai kelas yang menyebabkan sebagian siswa masih ramai didalam kelas. b) Guru belum dapat memonitoring seluruh hasil pekerjaan siswa. c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa dalam memberikan umpan balik. d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar, dan siswa yang menuntaskan semua kriteria penilaian dalam ulangan/kuis yang pertama. 2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: a) Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka menopang dagu dan ramai sendiri. b) Pada saat pembelajaran sedang berlangsung masih banyak siswa yang mengabaikan tugas yang diberikan guru, mereka cenderung ramai sendiri dan hanya menunggu teman lain selesai mengerjakan commit to user tugas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 c) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru pada saat pembelajaran, siswa mau bertanya atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. d) Secara umum, konsep diri, percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa masih rendah, yaitu masing-masing sebesar 66,91%, 69,85%, dan 68,88% dari indikator ketercapaian sebesar 70% yang direncanakan. e) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 9 siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan ujian. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 dan 70 ke atas sebanyak 27 siswa (75% dari 36 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 55 dan nilai rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 71,94 dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu sebesar 66,8. Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah : 1) Guru lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga dapat menguasai suasana kelas. 2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 3) Guru harus lebih aktif berinteraksi dan melakukan pendekatan yang merata kepada semua siswa terutama dalam pemberian umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa. 4) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menuntaskan semua kriteria penilaian dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 2. Siklus Kedua
Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, ternyata hasil penelitian belum menunjukkan hasil yang maksimal mengenai prestasi belajar akuntansi sehingga dilakukan pembelajaran siklus II. Kegiatan pada siklus II merupakan kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu untuk mengulang kembali kegiatan yang sudah ada guna melakukan perbaikan dari kegiatan terdahulu. Pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment sebagai berikut: a.
Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 6 Mei 2011 di ruang guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Observan mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati
pelaksanaan
tindakan
pada siklus
II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin 9 Mei 2011 dan Rabu 11 Mei 2011 dengan rancangan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru kolaborasi mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan teknik penilaian Self Assessment dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a)
Pertemuan pertama (1)
Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2)
Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3)
Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah.
(4)
Guru menjelaskan prosedur pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment yang akan diterapkan.
(5)
Guru mengulangi sedikit materi tentang jurnal penutup dan mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu Neraca Saldo Setelah Penutupan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 (6)
Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa mengenai Neraca Saldo Setelah Penutupan yang akan diajarkan.
(7)
Guru menyampaikan garis besar materi tentang Neraca Saldo Setelah Penutupan.
(8)
Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.
(9)
Guru membagi soal kepada masing-masing kelompok dan memberikan waktu untuk mendiskusikan soal.
(10) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara bersama. (11) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan salam penutup. b) Pertemuan kedua (1)
Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2)
Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3)
Guru memulai kuis/ulangan dengan materi Neraca Saldo Setelah Penutupan.
(4)
Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa soal uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(5)
Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan seksama agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(6)
Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas masing-masing soal ulangan, kemudian mengajarkan kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan mereka sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 (7)
Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri. Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas sehingga membuat kesalahan hanya dianggap sebagai salah satu cara untuk tujuan perbaikan, bukan menjadi catatan kegagalan.
(8)
Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan siswa dengan cara membahas soal-soal kuis.
(9)
Guru mangajak siswa menentukan strategi pengajaran berikutnya untuk menuntaskan pencapaian kriteria penilaian bagi siswa yang belum mencapai seluruh kriteria. Kriteria penilaian yang belum tercapai akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dan strategi pengajaran yang ditentukan bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa dapat memenuhi semua kriteria penilaian dan mencapai tujuan pembelajaran.
(10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan sebelum menutup kegiatan pembelajaran dan menutup dengan salam penutup. 2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyusun buku besar pembantu piutang pada perusahaan dagang dengan teknik penilaian Self Assessment. 3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: lembar observasi kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment (pengamatan pada kelas), angket rasa percaya diri, dan angket motivasi belajar oleh siswa, lembar observasi kemandirian belajar oleh siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Senin 9 Mei 2011 dan Rabu 11 Mei 2011. Pertemuan dilaksanakan selama 3x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dalam RPP. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran dimulai sampai akhir pembelajaran siklus II. Pada saat pembelajaran berlangsung guru kolaborasi bertindak sebagai pengajar dan penulis melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II yaitu menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan. Pertemuan siklus II diawali dengan penyampaian maksud dan tujuan Materi yang disampaikan pada pembelajaran ini adalah Neraca Saldo Setelah Penutupan. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu siswa diberikan penjelasan tentang teknik penilaian Self Assessment untuk memberikan gambaran dari proses pembelajaran. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran akuntansi yang akan dilaksanakan. Pembelajaran dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, guru mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Neraca Saldo Setelah Penutupan. Selanjutnya, untuk menghindari pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru (teacher centered) guru menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk lebih aktif dan paham mengenai Neraca Saldo Setelah Penutupan. Pada akhir pertemuan guru mengadakan kuis/ulangan secara to user penguasaan materi belajar siswa. individu untuk mengetahuicommit kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Penilaian hasil kuis/ulangan akan dilaksanakan dengan penerapan teknik penilaian Self Assessment. Guru mengajak siswa menentukan kriteria penilain atas pekerjaan mereka, kemudian meminta setiap siswa menilai pekerjaannya sendiri dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati bersama. Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pencapaian standar penilaian yang telah ditetapkan. Selanjutnya, guru mengadakan umpan balik terhadap hasil belajar siswa dan guru mengajak siswa merumuskan strategi pengajaran selanjutnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama (Senin, 9 Mei 2011) a)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir yaitu Puspita ayu wijaya yang telah wafat pada tanggal 4 Mei 2011. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, dimana siswa dilibatkan dalam kegiatan penentuan tujuan pembelajaran, kriteria penilaian yang akan diterapkan, dan skor penilaian yang dipakai, selanjutnya guru menyampaikan garis besar materi dan memberikan soal diskusi kelompok. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa, guru mengadakan ulangan/kuis pada pertemuan selanjutnya, kemudian siswa diminta menilai sendiri pekerjaan masing-masing. c)
Guru mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah yang ada. Tujuan pembelajaran ini yang selanjutnya akan dikembangkan sebagai kriteria penilaian yang akan dipakai dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment.
d) Guru menjelaskan teknik penilain yang akan dipakai, yaitu teknik commit to user penilaian Self Assessment. Guru memberikan gambaran dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 langkah-langkah penerapan teknik ini, sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik dan tampak tidak bingung dengan teknik ini. Siswa juga tampak tertarik untuk menerapkan teknik ini karena pada pertemuan sebelumnya guru dan siswa telah melakukan latihan penerapan teknik penilaian Self Assessment ini dalam pembelajaran. e)
Guru mengeksplorasi kemampuan siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi Neraca Saldo Setelah Penutupan yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menghubungkan materi Neraca Saldo Setelah Penutupan dengan materi
yang dipelajari
sebelumnya yaitu jurnal penutup. f)
Guru menyampaikan materi Neraca Saldo Setelah Penutupan secara garis besar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih aktif untuk mendalami materi Neraca Saldo Setelah Penutupan sekaligus siswa dilatih sebagai subyek dalam pembelajaran dan bukan sebagai obyek pembelajaran.
g) Guru membagi siswa kedalam tujuh kelompok dengan masingmasing kelompok terdiri dari lima orang siswa. Siswa diminta untuk berhitung satu sampai dengan tujuh dan selanjtunya siswa yang bernomor sama akan berkumpul menjadi satu kelompok diskusi. Dari jumlah siswa 36 dikurangi satu orang yang tidak hadir maka terbentuk tujuh kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan lima siswa. h) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok kemudian memberikan waktu untuk mengerjakan soal-soal dengan berdiskusi. i)
Guru selanjutnya memberikan contoh pengerjaan satu soal yaitu menutup akun pendapatan jasa pada soal. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya terlebih dahulu mengenai contoh soal yang telah dikerjakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 j)
Setelah siswa paham mengenai cara pengerjaan soal dikusi, guru meminta siswa mengerjakan semua soal dan memberikan waktu selama 15 menit.
k) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal diskusi, guru membahasnya secara bersama dengan siswa. Dimulai dengan guru menunjuk perwakilan dari kelompok tujuh untuk menuliskan jawaban soal poin satu di papan tulis. Perwakilan kelompok enam untuk soal poin dua, perwakilan kelompok lima untuk soal poin tiga, dan perwakilan kelompok empat untuk mengerjakan soal poin empat. Kemudian guru mengoreksi pekerjaan siswa di papan tulis dengan melibatkan siswa serta menjelaskan kembali jawaban pekerjaan mereka di papan tulis. l)
Guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa. Sebagian kelompok siswa menjawab sudah paham, dan sebagain siswa tidak menjawab.
m) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan tentang materi Neraca Saldo Setelah Penutupan mulai dari pengertiannya, tujuan pembutannya, akun-akun apa saja yang ada didalamnya dan langkah-langkah pencatatannya. n) Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan diadakan kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru meminta semua siswa untuk mempelajari kembali materi Neraca Saldo Setelah Penutupan di rumah. o) Guru menutup pertemuan pertama dan mengucapkan salam. 2) Pertemuan kedua (Rabu, 11 Mei 2011) a)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Seperti pada pertemuan sebelumnya, ada satu siswa yang tidak hadir yaitu Puspita Ayu Wijaya. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap commitdihari to user mengikuti kuis/ulangan itu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 b) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta agar siswa tidak saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru kolaborasi dan peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. c)
Sebelum penilaian dilakukan, guru mengajak siswa menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dituangkan kedalam soal evaluasi. Awalnya siswa masih tampak bingung. Kemudian guru memberikan pilihan kriteria penilaian yang digunakan dan meminta pendapat siswa. Tampak beberapa siswa mulai mengemukakan pendapatnya.
d) Selanjutnya guru meminta siswa melakukan penilaian dan menerapkan kriteria yang telah ditentukan terhadap pekerjaan mereka sendiri. Guru juga mengingatkan kembali mengenai maksud dan tujuan dari teknik penilaian Self Assessment. e)
Guru kemudian mengadakan umpan balik bersama siswa dengan cara membahas soal evaluasi. Pada tahap ini guru lebih aktif dalam berkomunikasi dengan siswa dan menayakan beberapa pertanyaan yang jawabannya menggambarkan kondisi atau kesulitan siswa. Kemudian guru memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat siswa.
f)
Guru meminta siswa yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan yaitu 70,00 untuk mengangkat tangan kanan. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi siswa baik yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas.
g) Guru selanjutnya memberikan applouse (tepuk tangan) sebagai penghargaan kepada siswa yang telah berhasil memperoleh nilai diatas ketuntasan. Siswa juga terbawa suasana sehingga mereka ikut bertepuk tangan. Suasana kelas menjadi menyenangkan commit to user terhadap nilai yang diperolehnya. sehingga siswa dapat tersenyum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 h) Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah selesai dikerjakan i)
Data yang diperoleh menunjukkan beberapa siswa masih belum memenuhi semua kriteria. Langkah selanjutnya adalah merancang strategi pengajaran selanjutnya untuk penyempurnaan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa mendiskusikan kegiatan atau tindakan yang akan diambil. Sebagian besar siswa sepakat diadakan latihan soal kemudian dibahas bersama.
j)
Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Kegiatan akhir siklus II ini adalah pemberian tes tahap II untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar semua siswa, serta membagikan angket konsep diri, rasa percaya diri dan motivasi berprestasi pada siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur sesuai dengan diri sendiri. c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran akuntansi yang dilakukan menggunakan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas yaitu dibangku meja belakang kelas, sebab dalam posisi tersebut memungkinkan peneliti dapat secara jelas melihat dan mengamati proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu. Sesekali peneliti berdiri dari tempat duduk untuk mengambil dokumentasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada hari Senin 9 Mei 2011, guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan sekolah. Dilanjutkan dengan penyampaian teknik penilaian yang akan diterapkan yaitu teknik penilaian Self Assessment dan penyampaian materi Neraca saldo Penutup secara garis besar dengan metode ceramah dan demonstrasi peta konsep secara jelas. Kemudian guru memberikan soal commit to user diskusi untuk kemudian dibahas secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Pada hari Rabu 11 Mei 2011 guru mengadakan kuis/ulangan untuk kemudian dinilai sendiri oleh siswa (Self Assessment siswa). Penerapan teknik penilaian Self Assessment dimulai dengan penentuan kriteria penilaian yang dirumuskan bersama antara guru dan siswa, penerapan kriteria penilaian, pemberian umpan balik guru terhadap hasil penilaian belajar siswa dan perencanaan strategi pembelajaran selajutnya yang dilakukan guru bersama siswa. Pelaksanaan Siklus II ditutup dengan evaluasi akhir agar hasil belajar siklus II dapat segera diketahui. Deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self assessment sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi yang telah dilaksanakan, diperoleh gambaran tentang perkembangan siswa yang tertuang dari hasil penilaian setiap indikator penelitian selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kedalam tabel berikut:
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II
Variabel
1. Teknik Self Assessment
2. Konsep diri
Indikator
Presentase perolehan
1) Perumusan tujuan pembelajaran
90%
2) Kegiatan Pembelajaran 3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
90%
1) Kemampuan menilai diri
71,71%
2) Keteraturan diri
70,28%
3) Kestabilan diri
77,90%
Target ketercapaian
Cukup baik 80%
85%
4) Tujuan realistis 74,28% commit to user
Keterangan
Baik
Cukup baik
Kurang baik 70%
Kurang baik
Cukup baik
Kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 3. Rasa Percaya 1) Keyakinan diri Diri 2) Keberanian
3) Memiliki internal locus of control 4) Pengendalian diri
4. Motivasi berprestasi
Kurang baik
77,52%
74,00%
70%
Kurang baik
77,43%
Cukup baik
75,62%
Kurang baik
1) Memiliki tujuan berprestasi
82,86%
Cukup baik
2) Tanggung jawab
74,57%
3) Menyukai feed back
80,86%
Cukup baik
4) Inovatif
79,14%
Kurang baik
5) Menyukai tantangan
72,28%
Kurang baik
1) Ketuntasan siswa
91,67%
5. Prestasi Belajar
Belajar
70%
80%
Kurang baik
Cukup Baik
(Sumber: data primer yang diolah, 2011) Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penilaian terhadap indikatorindikator penelitian pada siklus I. Penerapan teknik penilaian Self Assessment
pada pembelajaran yang telah dilaksanakan, berpengaruh
pada peningkatan hasil penilaian terhadap indikator-indikator penelitian yaitu konsep diri siswa, rasa percaya diri siswa, motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa. Secara lebih terperinci deskripsi hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah Self Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan Self Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan Self Assessment mencapai 88,33%. Penilaian dilakukan terhadap indikator Penerapan Self Assessment yaitu: (1) perumuskan tujuan pembelajaran yang mencapai 90%,
commitpembelajaran to user (2) Pelaksanaan kegiatan mencapai 90%, dan (3)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment mencapai 85%. Semua indikator dalam penerapan teknik penilaian Self Assessment sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan 2) Hasil penilaian konsep diri siswa melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa konsep diri siswa sudah cukup baik. Dari jumlah siswa sebanyak 35 siswa prosentase penilaian konsep diri yang dimiliki siswa sebesar 73,54%. Hal ini dapat dilihat dari indikator konsep diri, antara lain: (1) kemampuan menilai diri sebesar 71,71%, (2) keteraturan diri sebesar 70,28%, (3) kestabilan diri sebesar 77,90%, dan (4) memiliki tujuan yang realistis sebesar 74,28%. Semua indikator konsep diri siswa sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan. 3) Hasil penilaian rasa percaya diri siswa melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa sudah cukup baik. Dari 35 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian rasa percaya diri dimiliki siswa sebesar 76,14%. Hal ini dapat dilihat dari indikator rasa percaya diri, antara lain: (1) Keyakinan diri siswa terhadap kemampuan sebesar 77,52%, (2) Keberanian siswa mensikapi permasalahan di kelas sebesar 74,00%, (3) memiliki internal locus of control sebesar 77,47% dan (4) Pengendalian diri siswa sebesar 75,62%. Semua indikator rasa percaya diri siswa sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan. 4) Sedangkan motivasi berprestasi siswa juga sudah cukup baik. Dari 35 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian motivasi berprestasi yang dimiliki siswa sebesar 77,94%. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi berprestasi, antara lain: (1) memiliki tujuan berprestasi sebesar 82,86%, (2) Tanggung Jawab terhadap tugas yang diberikan sebesar 74,57%, (3) Menyukai feedback (umpan balik) dari orang lain to user atas tugas yang telah commit dikerjakan sebesar 80,86% ,(4) Inovatif dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda 79,14%, dan (5) Menyukai tantangan sebesar 72,28%. Semua indikator motivasi berprestasi siswa sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan. 5) Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan dan mendapatkan nilai 70,00 ke atas sebesar 91,67% (33 siswa) sedangkan 8,33% (3 siswa) lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Target ketercapaian indikator prestasi belajar sudah terpenuhi sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan. d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Siswa sudah jelas dan paham mengenai penerapan teknik penilaian Self Assessment karena siswa mulai terbiasa dengan teknik penilaian yang digunakan. Hal ini tentu saja menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan teknik penilaian Self Assessment menjadi lebih efektif. Rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS 1 pada siklus II mengalami peningkatan. Sebanyak 91,67% siswa dinyatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mereka diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 70,00 dan 8,33% siswa belum tuntas karena belum mencapai angka ketuntasan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment pada siklus II dinilai telah berhasil dan dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus user berikut: II, penganalisis melakukancommit analisistosebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 1) Guru lebih mampu menguasai kelas sehingga ketika guru menjelaskan tidak ada siswa yang ramai atau tidur. 2) Guru lebih mampu memberikan umpan balik terhadap penilaian hasil belajar siswa. 3) Guru lebih mampu dalam memberikan penghargaan terhadap siswa yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan. 4) Siswa memperoleh penguatan konsep diri mereka, dalam hal ini siswa mampu menilai kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka selama pembelajaran dan berusaha memperbaiki kekurangan yang ada. 5) Siswa lebih percaya diri dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak segan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan menyampaikan pendapatnya ketika berdiskusi. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi. 2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.
Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan teknik penilaian Self Assessment mampu menguatkan konsep diri siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II
Variabel
1. Teknik Self Assessment
2. Konsep diri
Indikator
Presentase perolehan
1) Perumusan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Pembelajaran 3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
Siklus I 70%
Siklus II 90%
80%
90%
70%
85%
1) Kemampuan menilai diri 2) Keteraturan diri
66,76%
71,71%
60,78%
70,28%
3) Kestabilan diri
72,16%
77,90%
4) Tujuan realistis 3. Rasa Percaya 1) Keyakinan diri Diri 2) Keberanian
67,94% 69,80%
74,28% 77,52%
69,70%
74,00%
71,47%
77,43%
68,43%.
75,62%
1) Memiliki tujuan berprestasi
71,47%
82,86%
2) Tanggung jawab
66,76%
74,57%
3) Menyukai feed back
76,17%
80,86%
4) Inovatif
68,82%
79,14%
5) Menyukai tantangan
61,47%
72,28%
75%
91,67%
3) Memiliki internal locus of control 4) Pengendalian diri
4. Motivasi berprestasi
6. Prestasi Belajar
1) Ketuntasan siswa
Belajar
(Sumber: Data primer yang diolah, 2011)
commit to user
Target Ketercapaian
80%
70%
70%
70%
80%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II di atas diperoleh hasil penilaian terhadap prestasi belajar yang mengalami peningkatan. Teknik penilaian Self Assessment terbukti berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran akuntansi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 2 Karanganyar. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 masih kurang optimal, yaitu siswa masih kurang antusias mengikuti pembelajaran, siswa kurang percaya pada kemampuan diri dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment. Penilaian yang dilakukan oleh siswa diharapkan dapat membangun kepribadian dan interaksi edukatif antara siswa dengan guru serta meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan pada siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal Penutup (Closing entry). Pada pelaksanaan tindakan siklus I peneliti bertindak sebagai observan dan guru kolaborasi bertindak sebagai pengajar. Pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self assessment dimulai dengan perumusan tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama siswa. Guru mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Jurnal Penutup. Guna menghindari pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru (teacher centered) guru menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk lebih aktif dan paham mengenai Jurnal Penutup. Sebagai cara untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi belajar siswa, guru mengadakan kuis/evaluasi. Penilaian hasil evaluasi menggunakan commit user teknik penilaian Self assessment. Gurutomengajak siswa menentukan kriteria
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 penilian atas pekerjaan mereka, kemudian meminta siswa menilai pekerjaannya sendiri dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati bersama. Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pencapaian standar penilaian yang telah ditetapkan. Selanjutnya, guru mengadakan umpan balik terhadap hasil belajar siswa dan mengajak siswa untuk merumuskan strategi pengajaran selanjutnya. Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa masih kurang aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi, siswa cenderung mengabaikan penjelasan dan tugas dari guru. Selain itu siswa masih segan bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Sebagai upaya perbaikan pada siklus I ini, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II yaitu Neraca Saldo Setelah Penutupan. Dalam pelaksanaan siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan teknik penilaian Self Assessment yang telah diterapkan sebelumnya, selain siswa menjadi aktif, siswa juga tidak segan bertanya dan berdiskusi dengan teman untuk mencari jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa juga sering mengungkapkan pendapat ketika guru mengemukakan suatu permasalahan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi konsep diri siswa menunjukkan penguatan dari 66,91% pada siklus I menjadi 73,54% pada siklus II. Rasa percaya diri siswa menunjukkan peningkatan dari 69,85% pada siklus I menjadi 76,14% pada siklus II, dan motivasi berprestasi siswa menunjukkan peningkatan dari 68,88% pada siklus I menjadi 77,94% pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa pada siklus I dan 91,67% atau sebanyak 33 siswa pada siklus II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru. Siswa yang sebelumnya malu dalam berpendapat mulai berani untuk mengungkapkan pada saat diskusi, pada siklus II ini siswa juga lebih percaya pada kemampuan diri dalam mengerjakan tugas tanpa menyontek tugas teman lain sehingga dapat dikatakan pada siklus II pembelajaran sudah terlihat aktif dan menyenangkan bagi siswa. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan teknik penilaian Self assessment yang secara langsung dapat menguatkan konsep diri siswa, meningkatkan percaya diri dan motivasi berprestasi siswa, pemahaman siswa, serta meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Pembahasan Penerapan teknik penilaian Self Assessment merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu teknik penilaian Self Assessment. Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II pada deskripsi hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Penerapan teknik penilain Self Assessment
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
konsep diri siswa
Percaya diri siswa
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
lah, pada hakekatnya yang berperan sekolah, Dalam proses pembelajaran di seko aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian, metode mengajar dan metode penilaian seharusnya beralih dari lectur-based format menjadi student-active approach atau student-centered instruction. Salah
satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active approach atau studentcentered instruction adalah teknik penilaian Self Assessment. Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, bukan hanya ketika
am kegiatan penilaian/evaluasi hasil belajar dalam penyampaian materi, tetapi juga dal siswa. Hasil dari penilaian/evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa. Kekurangan tersebut selanjutnya dilakukan perbaikan melalui strategi pengajaran yang lebih efektif. Teknik penilaian Self Assessment sangat dianjurkan untuk diterapkan
(2001: 10) dalam karena berdampak positif terhadap kepribadian siswa. Race (2001
Assessment”, penelitiannya yang berjudul ““A Briefing on Self, Peer & group Assessment mengemukakan bahwa Self Assessment dapat menambah pengalaman belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup (life long learning)”. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat berjalan dengan baik. Boud dan Mc Donald (2003:3) mengemukakan bahwa “penerapan Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah teknik Self Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan teknik Self Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan teknik Self Assessment meningkat sebesar 15% (pada siklus I 73,33% menjadi 88,33% pada siklus II). Penilaian dilakukan terhadap persentase yang ditunjukkan oleh indikator diantaranya: 1) perumuskan tujuan pembelajaran meningkat 20% (siklus I=70%, siklus II= 90%), (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran meningkat 5 % (siklus I=85%, siklus II= 90%), dan (3) kegiatan penilaian dengan teknik penilaian Self Assessment meningkat 20 % (siklus I=65%, siklus II= 85%). Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat menguatkan konsep diri siswa. Siswa yang melakukan penilaian terhadap pekerjaannya sendiri akan mampu mengetahui seberapa besar tingkat pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Dengan kata lain siswa mampu memahami konsep diri yang ada pada diri mereka. Pada penelitian ini diperoleh hasil penguatan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment sebesar 6,63%. Pada siklus I konsep diri siswa sebesar 66,91% meningkat menjadi 73,54% pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator konsep diri, diantaranya: kemampuan menilai diri commit user II), keteraturan diri (60,78% di (66,76% di siklus I menjadi 71,71% ditosiklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 siklus I menjadi 70,28% di siklus II), kestabilan diri (72,16% di siklus I menjadi 77,90% di siklus II), memiliki tujuan yang realistis (67,94% di siklus I menjadi 74,28% di siklus II). Indikator konsep diri yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik konsep diri yang dikemukakan oleh Calhoun dan Accocella (1990: 71) yaitu individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri diantaranya: (1) individu yang mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan dapat menerima keberadaan orang lain, (2) individu yang memiliki keteraturan diri, (3) individu yang bersifat stabil dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan (4) individu dapat merancang tujuan yang kemungkinan besar dapat dicapai. Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sebesar 6,29%. Pada siklus I rasa percaya diri siswa sebesar 69,85% meningkat menjadi 76,14% pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator rasa percaya diri diantaranya: keyakinan diri (69,80% di siklus I menjadi 77,52% di siklus II), keberanian (69,70% di siklus I menjadi 74,00% di siklus II), memiliki internal locus of control (71,47% di siklus I menjadi 77,43% di siklus II) dan pengendalian diri (68,43% pada siklus I menjadi 75,62 pada siklus II) Indikator rasa percaya diri yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik rasa percaya diri yang dikemukakan oleh Jacinta F Rini (2002: 1) yaitu individu yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri diantaranya: (1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, (2) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri (3) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain) dan (4) Mempunyai pengendalian diri yang baik . Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Secara umum, motivasi berprestasi siswa meningkat commit toberprestasi user sebesar 9,06% . Pada siklus I motivasi siswa sebesar 68,88% dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 meningkat menjadi 77,94% pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator motivasi berprestasi siswa diantaranya: Memiliki tujuan berprestasi (sebesar 71,47% pada siklus I menjadi 82,86% pada siklus II), tanggung jawab (sebesar 66,76% pada siklus I menjadi 74,57% di siklus II), menyukai feedback (sebesar 76,17% pada siklus I meningkat 80,86% pada siklus II), Inovatif (sebesar 68,53% pada siklus I meningkat 79,14% di siklus II), dan menyukai tantangan (sebesar 61,47% pada siklus I menjadi 72,28% pada siklus II). Indikator motivasi berprestasi yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh McClelland dalam Robbins (1996: 59) yaitu individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri diantaranya: (1) memiliki tujuan berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, (2) Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, (3) Adannya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau lebih buruk, (4) Inovatif yaitu melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada sebelumnya dan (5) Menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang. Pada akhirnya penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan oleh pencapaian prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan sebesar 16,67% (prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 91,67% atau sebanyak 33 siswa yang dinyatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli evaluasi, diantaranya : 1) Klenowski (1995), yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mengemukakan Self Assessment sebagai "Evaluasi atau penilaian dari 'nilai' salah satu kinerja dan identifikasi salah satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar commit to user (2007: 4) mengemukakan bahwa seseorang”. 2) Menurut Boud dalam Zulharman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 “Penilaian diri tampaknya mempengaruhi hasil siswa, kesadaran kritis karya mereka sendiri serta rasa tanggung jawab mereka, kemandirian dan kepercayaan mereka terhadap kemampuan mereka sendiri dengan cara yang positif”. 3) Rolheiser Carol dan John A. Ross (2004: 2), yang menyatakan “Evaluasi diri merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik”. Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri dan motivasi berprestasi siswa. Keberhasilan ini tidak terlepas dari faktor guru dalam mengelola pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain itu, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik, karena siswa belajar dengan semangat dan termotivasi yang cukup tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self Assessment ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center), baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang terdiri dari perumusan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi, pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan semangat belajar siswa. 2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan 3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya commit to userkepada guru maupun peneliti . lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 4. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 70,00 dan mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan teknik penilaian Self Assessment.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran. Penerapan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1 telah dilaksanakan dengan runtut dan berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment yang menunjukkan persentase sebesar 73,33% pada siklus I meningkat menjadi 88,33% pada siklus II. Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Penerapan teknik penilaian Self Assessment secara efektif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif terhadap perkembangan konsep diri, rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa”. Secara rinci hasil penelitian sebagai berikut: 1.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat menguatkan konsep diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penguatan konsep diri siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah menguat mencapai 66,91% pada siklus I dan 73,54% pada siklus II.
2.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasa percaya diri siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah meningkat mencapai 69,85% pada siklus I dan 76,14% pada siklus II.
3.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi berprestasi siswa dari tahap pra siklus masih rendah meningkat mencapai commit tosiklus user II. 68,88% pada siklus I dan 77,94%pada 96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 4.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran akuntansi dari 66,8 pada awal pra siklus menjadi 71,94 pada siklus I dan pada siklus II meningkkat menjadi 80,14 dengan presentase ketuntasan siswa sebesar 52,78 % pada tahap pra siklus, 75,00% pada siklus I dan 91,67% pada siklus II.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1SMA Negeri 2 karanganyar, maka implikasi yang dapat dikaji adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment berdampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa dan motivasi dalam siswa pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan tentang manfaat penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran. Penelitian ini membuktikan bahwa permasalahan dalam pembelajaran bukan hanya dapat diatasi melalui penerapan metode pembelajaran, tetapi juga dapat diatasi dengan menerapkan teknik penilaian. Selain itu, faktor guru dan siswa juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini. Faktor dari guru antara lain: kemampuan guru dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan minat, motivasi serta partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari siswa yaitu minat, antusiasme belajar siswa serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan teknik penilaian ini dalam kegiatan pembelajaran dikelas yang disesuaikan pula dengan materi pembelajaran. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran dan mengkombinasikan dengan teknik penilaian Self Assessment sehingga siswa lebih tertarik dan merasa senang dalam belajar. C. Saran Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa : a. Dalam konsep student centered learning, siswa merupakan subyek pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran dan hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran serta tidak menganggap pusat informasi adalah guru. b. Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. c. kelemahan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment adalah tingkat validitas dan reabilitas saat pelaksanaan penilaian oleh siswa. Oleh karena itu, siswa hendaknya berlatih berbuat jujur dan obyektif, demi perbaikan belajar di masa depan dan kemajuan pendidikan mereka. 2. Bagi Guru: a. Guru
meningkatkan
kemampuannya
dalam
mengembangkan
dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 b. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. c. Guru yang belum menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat menerapkan teknik penilaian tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran. e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. 3. Bagi Sekolah : a. Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan metode pembelajaran inovatif. 4. Bagi Orang Tua : a. Orang tua memfasilitasi kegiatan belajar anak, sehingga dengan fasilitas belajar yang memadai anak akan lebih merasa nyaman dan bersemangat dalam belajar. Dengan demikian, pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
commit to user