e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PENERAPAN PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU BERBANTUAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK KELOMPOK B A.A Istri Intan Ari Lastari1, I Ketut Gading2, Putu Aditya Antara3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan kinestetik anak setelah penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana yang berjumlah 15 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan isntrumen berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik dan metode analisis deskriptif kuatitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kecerdasan kinestetik anak dengan penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual. Hasil penelitian menunjukan (1) nilai hasil rata-rata persentase pada siklus I sebesar 53% yang berada pada kategori rendah dan terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 82% dan berada pada kategori tinggi. (2) terjadi peningkatan yang signifikan pada siklus II yaitu 82%. Ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase kecerdasan kinestetik anak dari siklus I ke siklus II sebesar 30% yang artinya mencapai kriteria tinggi. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti menunjukan bahwa penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: pembelajaran gerak dan lagu, audiovisual, kecerdasan kinestetik
Abstract This classroom action research aims to determine the increase kinesthetic intelligence of children after adoption of the motion and song-aided learning in children audiovisual group B at TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana Academic Year 2015/2016. The subjects were students in group B TK Negeri Pembina Jembrana which totaled 15 people. This research is a classroom action research conducted in two cycles. The data collection is done by using the method of observation and instrument observation sheet form. The data were analyzed using statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The results of data analysis showed that there was an increase kinesthetic intelligence development of children with learning the application movement and song aided audiovisual. Research shows 1) the value of the average percentage in the first cycle by 53% in the lower categories and an increase in the second cycle to 82% and at the high category 2) a significant increase in second cycle ie 82%. Based on research conducted by the researcher showed that the application of learning and song-aided audiovisual motion
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) can increase kinesthetic intelligence in children in group B at TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana Academic Year 2015/2016. Keywords: movement and song, audio visual, kinesthetic
PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang di lakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar nak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh, perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syaraf dan otot yang meliputi motorik kasar dan halus. Pendidkan PAUD di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau Belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu di harapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama proses belajar mengajar. Dalam standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan pendidikan di PAUD adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni, untuk memasuki pendidikan dasar. Menurut Gardner kecerdasan gerak tubuh adalah manifestasi dari kemampuan menggunakan seluruh tubuh atau sebagian anggota tubuh (Wira, 2006: 32). Salah satu usaha untuk mencapai keadaan tersebut di antaranya adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk memenuhi kebutuhan geraknya melalui bermain dan berolahraga. Melalui aktifitas fisik tersebut anak dapat mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya. Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merspon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakan dasar pertama dalam mengembangkan potensi
fisik (motorik), intelektual, social, bahasa, seni, dan moral. Pembelajaran yang berlangsung di taman kanak-kanak selama ini memiliki beberapa kendala seperti pembelajaran kurang mendorong tingkat pencapaian kecerdasan kinestetik atau fisik yang optimal dan kurang mendorong anak untuk bergerak karena terbatasnya waktu dan ketersediaa fasilitas di sekolah. Tidak jarang juga permainan yang disajikan di taman kanak-kanak kurang cocok dengan usia anak, baik dari aspek fisik, psikis maupun tingkat intelegensi anak (Wira, 2006: 34). Pembelajaran gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan terutama memberikan kepada anak usia dini. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, aktifitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan dapat menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian dalam mengambil resiko. Karena itu, perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan stimulasi pada anak melalui gerak dan lagu. Dengan alasan tersebut pentingnya pembelajaran gerak dan lagu bagi anak usia dini dalam melatih motorik kasar, meningkatkan atau mengembangkan kemampuan mengolah tubuh, mengontrol tubuh, terutama kecerdasan kinestetik. Setiap jenis media, termasuk media audio visual tentu memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan dalam pengaplikasiannya. Tegeh (2007:29) menyatakan kelebihan audio visual sebagai berikut: (1) mampu memadukan unsurevisual dan audio sekaligus, sehingga isi materi/pesan lebih mudah diserap oleh siswa atau pemakai media; (2) mampu menarik dan memusatkan perhatian siswa, karena adanya gambar yang diproyeksikan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) dan diiringi dengan suara narator dan musik; (3) media ini dapat digunakan untuk belajar oleh kelompok kecil, kelompok besar dan klasikal; (4) mudah dikontrol oleh guru karena media audiovisual dapat diatur penggunannya sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhannya; (5) media ini dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah lampau; (6) dapat digunakan berulang-ulang dan dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama; (7) media audio visual member dorongan dan motivasi untuk mengetahui lebih banyak; (8) media audio visual menghindarkan salah pengertian dan mengekalkan yang didapat. Dan dapat disimpulkan bahwa media audio visual memiliki banyak kelebihan guru mengoptimalkan proses pembelajaran seperti meningkatkan motivasi siswa dan mudah dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, yang dikutip dari Tegeh (2007:29) sebagai berikut. Kelemahan media audio visual yaitu (1) media audio visual merupakan media yang komplek, sehingga dalam perancangan dan penggunaannya memerlukan keahlian dan keterampilan yang memadai; (2) biaya perancangan, penggunaan, dan perawatan media ini relatif mahal, karena komponenkomponennya bersifat elektronik yang mudah sekali rusak dan untuk memperbaikinnya diperlukan teknisi khusus dengan biaya yang mahal; (3) memerlukan waktu yang cukup lama untuk memproduksi media ini dari perencanaan, persiapan produksi, produksi, dan evaluasi. Fakta permasalahan yang terjadi berdasarkan hasil observasi kepada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: (a) masih sedikitnya pembelajaran gerak dan lagu yang diterapkan kepada anak usia dini oleh pendidik, yang mengakibatkan anak tidak senang bermain alat music, tidak senang bernyanyi; (b) saat pembelajaran pendidik kurang kreatif dan inovatif sehingga banyak anak yang merasa bosan dan kurang konsentrasi; (c) masih kurang dalam mengembangkan gerak tubuh melalui nyanyian, menyelaraskan antara pikiran dan tubuh (koordinasi tubuh), mengembangkan kelincahan, kekuatan, dan keseimbangan tubuh, serta
mengkoordinasikan mata dengan tangan dan kaki; dpkan emosinya karen) anak kurang bisa meluapkan emosinya karena dengan gerak dan lagu merupakan salah satu cara yang efektif dalam menumbuhkan perasaan bahagia, dan emosional yang baik dalam lingkungan keluarganya. Kemudian Sandor dalam Widhianawati (2011:224);mengungkapkan bahwa gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf. Sehingga cara belajar yang baik bagi anak adalah melalui lagu dan gerakkannya. Melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspekpengembangan seni, bahasa dan fisiknya saja tetapi juga padapengembangan emosional dan kogniif anak. Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf. Sehingga cara belajar yang baik bagi anak adalah melalui lagu dan geraknya. Untuk itu pembelajaran melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni, bahasa, dan fisiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif anak. perkembangan kecerdasan kinestetik juga dikemukakan oleh Diah (2008: 18) yang menyatakan bahwa perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi, kesehatan, status sosial ekonomi, dan gangguan emosional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tubuh secara langsung akan menentukan keterampilan gerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara anak dalam memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain. Selanjutnya sesuai dengan hasil observasi di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana diperoleh hasil belajar anak masih rendah, anak yang mencapai
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) ketuntasan pada kecerdasan kinestetik. Hal ini menunjukan hasil belajar anak rendah belum mencapai target standar ketuntasan yang telah ditentukan, karena kriteria ketuntasan yang ingin dicapai guru adalah hasil yang paling maksimal. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu diadakan suatu perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya proses pembelajaran masih sering didominasi oleh guru, pengetahuan guru masih kurang, dan media yang digunakan belum bervariatif. Dengan adanya permasalahan tersebut maka sistem pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan kondusif dan dapat meningkatkan aspek perkembangan anak. salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalaham-permasalahan tersebut adalah pembelajaran gerak dan lagu, diharapkan dengan model pembelajaran ini kecerdasan kinestetik anak akan berkembang sesuai dengan usia anak. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, penerapan model dan media tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan otorik halus anak, karena perkembangan motorik halus anak khususnya menggambar sangat rendah. Dan pada kesempatan ini dirancang sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Gerak Dan lagu Berbantuan Audio Visual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik Pada Anak Kelompok B Di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana Pelajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto, dkk (2007:3) menyatakan “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas bersama”. Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok B yang terdiri dari 15 orang. Objek dari penelitian ini adalah kecerdasan kinestetik melalui pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual.
REFLEKSI AWAL
PELAKSAN TINDAKAN (I)
REFLEKSI (I) OBSERVASI/EVAL UASI (I)
PELAKSANAAN TINDAKAN (II)
PERENCANAAN TINDAKAN (III)
REFLEKSI (I) OBSERVASI/EVAL UASI (II)
PELAKSANAAN TINDAKAN (II)
Gambar 1. Tahapan PTK (Sumber Kemmis & Me Taggart dalam Artiasih 2012:31) Rancangan penelitian tindakan yang dilakukan terdiri atas 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan tindakan meliputi menyamakan persepsi dengan guru dan mempersiapkan semua instrumen yang diperlukan dalam penelitian; (2) pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan disusun sesuai dengan tahap atau sintaks dari pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual. Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun. Setiap tindakan siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap akhir siklus, guru mengadakan tes berupa tes objektif dan pemberian kuesioner kepada setiap siswa; (3) observasi dan evaluasi, dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak dari penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik; (4) refleksi, untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan mengenai kecerdasan kinestetikHasil renungan dan kajian tindakan ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Alternatif tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas siklus berikutnya. Alur tahapan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat dilihat pada gambar 1.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kecerdasan kinestetik yang mencakup empat aspek yaitu keseimbangan statis, keseimbangan dinamis, koordinasi, dan kelincahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif. Agung (2014:110) menyatakan bahwa “metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga duperoleh kesimpulan umum”. Untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya motivasi dan hasil belajar dilakukan dengan cara mengonversikan persentase rata-rata motivasi dan hasil belajar ke dalam tabel kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Persentase
Kriteria Kecerdasan kinestetik
90 ≤ M ≤ 100
Sangat baik
80 ≤ M < 90
Baik
65 ≤ M < 80
Cukup baik
55 ≤ M < 65
Kurang baik
0 ≤ M < 55
Sangat kurang baik (Sumber: Agung, 2012)
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan tindakan ini adalah: persentase rata-rata kecerdasan kinestetik siswa secara klasikal minimal 80%. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan yaitu 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan prasiklus dan 3 kali pertemuan untuk pembelajaran dan evaluasi akhir siklus. Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus I, terlebih dahulu dilakukan perencanaan pembelajaran agar penelitian dapat berlangsung dengan masimal, yaitu (1) menyiapkan materi mata pelajaran yaitu RPPH; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) tema karya wisata dengan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual; (3) menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran; dan
(4) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kecerdasan kinestetik anak. Penelitian pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016 yaitu pelaksanaan prasiklus yaitu berdialog dengan guru untuk menentukan rencana pembelajaran, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 mei 2016 dengan materi yang dibahas yaitu karya wisata (pelabuhan gilimanuk) dengan fokus kegiatan yaitu gerak dan lagu. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Mai 2016 dengan materi yang dibahas yaitu menjelaskan lingkungan sekolah dengan fokus kegiatan yaitu gerak dan lagu mengikuti irama musik berbantuan audiovisual. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 Mai 2016. Pada pertemuan ini dilaksanakan evaluasi akhir siklus I yaitu pemberian kegiatan gerak dan lagu yang lebih kompleks kepada anak. Adapun data
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) kecerdasan kinestetik pada hasil observasi siklus I yaitu rata-rata hasil persentase sebesar 53% yang berada pada kategori rendah. Penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik sudah berjalan cukup baik, diantaranya anak sudah tampak bersemangat, antusias, ceria dalam melakukan pembelajaran gerak dan lagu serta anak sudah mulai memiliki keseimbangan, keluwesan, koordinasi tubuh dan kelenturan serta anak sudah mulai memiliki keseimbangan, koordinasi tubuh, posisi kaki serta tumpuan kaki meloncat. Namun, selain kegiatan yang sudah berjalan cukup baik, terdapat beberapa kendala yang ditemui saat pembelajaran berlangsung diantaranya (1) Pada awalnya anak belum memiliki keseimbangan, keluwesan, koordinasi tubuh dan kelenturan dalam bergerak, setelah diadakan pertemuan selanjutnya anak sudah mulai memiliki keseimbangan, keluwesan, koordinasi tubuh dan kelenturan yang baik, namun masih terdapat anak yang belum memiliki kesesuaian antara gerakan memutar, mengayun dan membungkuk dengan syair lagu; Pada awalnya anak belum memiliki keseimbangan, koordinasi tubuh, posisi kaki dan tumpuan kaki yang belum seimbang dalam bergerak, setelah dilakukan pertemuan selanjutnya anak sudah mulai memiliki keseimbangan, koordinasi tubuh, posisi kaki serta tumpuan kaki yang baik, (2) namun masih terdapat anak yang belum memiliki kesesuaian antara gerakan berjalan, meloncat dan berjingkat dengan syair lagu; (3) Masih ada beberapa anak yang belum serius dalam melakukan pembelajaran gerak dan lagu; (4) Masih ada anak yang bermain-main pada saat pembelajaran gerak dan lagu; (5) Masih ada anak yang kurang konsentrasi dalam melakukan gerak dan lagu. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka dipandang perlu dilakukan perbaikan pada siklus II untuk mengatasi kendala yang ditemukan pada siklus I. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu (1) meningkatkan hal-hal yang sudah dianggap baik dalam proses pembelajaran; (2) memberikan penjelasanan kepada
siswa mengenai langkah-langkah kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan, agar siswa dapat mengikui dan memiliki kesiapan dalam melaksanakan proses pembelajaran; (3) melakukan pengawasan pada masing-masing kelompok pada saat melakukan diskusi dan memberikan arahan kepada siswa untuk membagi tugas dalam kelompok secara adil; (4) melakukan bimbingan lebih intensif yaitu dengan mendatangi siswa yang bersangkutan ke tempat duduk mereka. Pada belajar kelompok berusaha mengarahkan atau memotivasi siswa sehingga siswa berkeinginan dan mampu mengemukakan pendapatnya ataupun bertanya tentang hal yang belum dimengerti; dan (5) mengingatkan alokasi waktu yang masih tersisa 10-15 menit sebelum waktu habis dalam melakukan kegiatan, mengingatkan siswa agar turut aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan dan membiasakan siswa menjawab pertanyaan atau permasalahan yang dianggap mudah terlebih dahulu, sehingga tugas tersebut selesai tepat pada waktunya. Bagi guru kekurangan disebabkan oleh: a) kurang maksimalnya guru dalam menguasai kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran gerak dan lagu sehingga anak menjadi ribut, berlarilarian dan ngobrol; b) Kurangnya motivasi guru dalam menumbuhkan partisipasi aktif anak pada saat pembelajaran gerak dan lagu sehingga masih terdapat anak yang diam dan sedikit sedikit berhenti dalam pembelajaran gerak dan lagu; c) Guru kurang maksimal dalam memberikan respon (berupa pujian atau motivasi) terhadap anak yang mulai serius dalam pembelajaran gerak dan lagu, hal ini disebabkan karena guru lebih memperhatikan dan membimbing anakanak yang masih bingung dan belum baik dalam melakukan pembelajaran gerak dan lagu; d) serta kurang maksimalnya guru dalam memberikan pujian kepada anak agar anak menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam melakukan pembelajaran gerak dan lagu. (Rekomendasi Pada Anak): 1. Melatih dan membimbing anak secara intensif dengan menyesuaikan antara gerakan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
2.
3.
4.
5.
memutar, mengayun dan membungkuk dengan syair lagu. Melatih dan membimbing anak secara intensif dalam menyesuaikan antara gerakan berjalan, meloncat dan berjingkat dengan irama musik/lagu. Melakukan pendekatan dan arahan kepada anak yang belum serius untuk menjadi lebih serius dalam melakukan pembelajran gerak dan lagu. Memberi arahan dan nasihat kepada anak agar tidak bermainmain pada saat pembelajaran gerak dan lagu. Membuat suasana yang ceria, tidak kaku, dan melakukan pemanasan terlebih dahulu agar anak menjadi konsentrasi pada saat pembelajaran gerak dan lagu.
Rekomendasi pada guru adalah: a) guru memaksimalkan penguasaan kelas pada saat pembelajaran gerak dan lagu sehingga anak tidak ribut, tidak bermainbermain dan tidak ada yang ngobrol lagi; b) memberikan motivasi kepada anak guna menumbuhkan partisipasi aktif anak sehingga tidak ada lagi anak yang pasif dan tidak ada lagi anak yang sedikit-sedikit berhenti dalam melakukan pembelajaran gerak dan lagu; c) Lebih banyak memberikan pujian dan motivasi pada anak agar anak lebih bersemangat, antusias dan ceria dalam melaksanakan pembelajaran gerak dan lagu; d) Serta memberikan respon berupa pujian atau motivasi terhadap anak yang mulai serius dan yang belum dalam melaksanakan pembelajaran gerak dan lagu. Berdasarkan analisis pada siklus I, belum banyak anak yang memperoleh kriteria sangat baik. Terdapat anak yang memperoleh kriteria baik, cukup, dan kurang pada tiap aspek penelitian, tidak ada anak yang memperoleh kriteria sangat kurang dalam tiap aspeknya dikarenakan anak mampu untuk melakukan gerak dan lagu tetapi masih terdapat anak masih belum sesuai antara gerakan dengan irama musik/lagu sehingga anak masih sangat perlu mendapatkan bimbingan dari guru. Ketiga kriteria tersebut dalam tiap aspek
penelitian harus lebih ditingkatkan lagi agar tujuan penelitian ini dapat tercapai. Dari hasil refleksi pada siklus I, peneliti memerlukan perbaikan karena analisis pada siklus I belum mencapai standar keberhasilan minimal 75%, maka peneliti perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus II. Seperti pada siklus I, dalam pelaksanaan siklus II juga dilakukan perencanaan untuk mengatasi kendalakendala yang terdapat pada siklus I. Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2016 dengan materi yang dibahas yaitu karya wisata (pabrik roti) dengan fokus kegiatan gerak dan lagu . Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016 dengan materi yang dibahas yaitu karya wisata (gor tempat berolahraga) dengan fokus kegiatan gerak dan lagu . Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016. Pada pertemuan ini dilaksanakan evaluasi akhir siklus II yaitu pemberian pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual. Adapun data hasil kecerdasan kinestetik pada siklus II yaitu persentase rata rata kecerdasan kinestetik anak sebesar 83% dan berada pada kategori tinggi. Hasil analisis data pada siklus II menyatakan bahwa adanya peningkatkan kecerdasan kinestetik dengan penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual pada anak kelompok B. Berdasarkan data hasil observasi/pengamatan anak pada siklus II ini, keempat aspek kecerdasan kinestetik anak yang diamati sudah dalam kriteria baik, sehingga indikator keberhasilan baik secara klasikal maupun secara individual dalam penelitian ini sudah tercapai dan anak sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Anak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran ini sehingga mampu meningkatkan kecerdasan kinestetik anak. Dengan demikian pada siklus II dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini sudah tercapai dan kecerdasan kinestetik anak berhasil ditingkatkan, sehingga penelitian ini peneliti dicukupkan sampai siklus II.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil yang diperoleh pada siklus ini didapat dari data yang berupa lembar observasi dan dokumentasi berupa foto saat kegiatan gerak dan lagu. Dari data lembar observasi tersebut hasilnya digunakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada anak khususnya kecerdasan kisnestetik anak. Sedangkan dokumentasi foto digunakan untuk menggambarkan suasana kelas pada waktu pembelajaran berlangsung. Observasi dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan serta pengambilan foto mengenai pelaksanaan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik yang dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing silkus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan kemampuan anak sebelum dilakukan tindakan. Penelitian itu membuktikan bahwa melalui pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana. Kemudian melalui pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keseimbangan statis, keseimbangan dinamis, koordinasi, dan kelincahan pada anak. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pada siklus. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata presentase kecerdasan kinestetik anak di siklus I sebesar 53% yang berada pada kategori rendah. Hasil yang diperoleh anak pada kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah dan mengenal konsep warna, bentuk dan ukuran di siklus II sebesar 83% yang berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
kecerdasan kinestetik dari siklus I ke siklus II sebesar 30%. Kegiatan gerak dan lagu memiliki banyak sekali manfaat menurut Nurjatmika ( Kamtini, 2005) beberapa manfaat gerak dan lagu adalah meningkatkan kemampuan motorik, meningkatkan kreativitas, belajar bersosialisasi, dan bekerja sama, melatih kedisplinan, dan melatih konsentrasi anak. Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik, yang dilakukan pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana, terlihat adanya peningkatan kecerdasan kinestetik. Hasil penelitian ini senada dengan pendapat (Sandor, 1975) yang mengungkapkanmelaluipembelajaran gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni, bahasa, dan kinestetiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif anak. Dari beberapa paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak kelompok B di TK Negeri Pembina melalui pembeljaran gerak dan lagu berbantuan audio visual. Melalui pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual mampu mendorong anak untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik yang dimilikinya. Dengan kegiatan tersebut, banyak pengalaman yang diperoleh oleh anak dan juga dengan bermain bersama teman tercipta suasana bermain yang menyenangkan dan tidak terpaksa sehingga anak belajar dengan rasa percaya diri. Kepercayaan yang diberikan kepada anak dapat memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri yang baik sehingga anak mampu menguasai keterampilan yang diharapkan, yang pada akhirnya potensi anak dapat berkembang dengan baik. Grafik 1 menunjukan perbandingan penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik antara siklus I dan siklus II.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Series 1 siklus 1 siklus 2
Grafik
1.
Perbandingan kecerdasan kinestetik anak di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana antar siklus I dan siklus II
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari pembahasan dalam penelitian dapat disimpulkanbahwa kecerdasan kinestetik kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Jembrana dapat ditingkatkan melalui pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual. Hasil pelaksanaan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual dapat dilihat pada tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan siklus yang mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I 53% dengan kategori rendah, hal tersebut disebabkan karena guru belum terbiasa dalam penerapan pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audiovisual lalu anak pun belum terbiasa dengan kegiatan yang diberikan dan ketertarikan anak pada pembelajaran masih kurang, dan siklus II mencapai yaitu 83 % dengan kategori tinggi, hal tersebut dikarenakan guru sudah mulai menguasai pembelajaran dan anakanak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil yang didapatkan sangat memuaskan. Ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase kecerdasan kinestetik anak dari siklus I ke siklus II sebesar 30% yang artinya mencapai kriteria tinggi. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, yaitu:(1)Bagi Guru, apabila ingin meningkatkan kecerdasan kinestetik anak harus menggunakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dan menarik untuk perkembangan kecerdasan kinestetik anak. Pembelajaran gerak dan lagu berbantuan audio visual merupakan pembelajaran yang sangat sesuai untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak; (2)Bagi Sekolah, hendaknya dari pihak sekolah memberikan dukungan bagi terlaksanakannya kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan kegiatan secara langsung dan memfasilitasi anak dengan media pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan anak khususnya dalam kecerdasan kinestetik. Sehingga anak dapat berkreasi dan berimajinasi dengan memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Terutama dalam peningkatkan kecerdasan kinestetik anak; (3) Bagi Peneliti Lain, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun acuan sebagai dasar penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan peningkatan kecerdasan kinestetik anak, kemudian dapat menggunakan variasi lagu lainnya dalam pembelajaran gerak dan lagu. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publising. Arikunto, Suharsimi., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. -------. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rahmatia, Diah. 2008. Bagaimana Pertumbuhan Dan Perkembangan Manusia. Bandung: Shakti Adiluhung. Kamtini & Husni Wardi Tanjung. 2005. Bermain Gerak Dan Lagu Di Taman Kanak-Kanak. Derpartemen Pendidikan Nasional
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Widhianawati, Nana. 2011. Pengaruh Pembelajaran Gerak Dan Lagu Dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini. Tersedia pada http://jurnal.upi/file/22/NANAWIDHIANAWATI-bl.pdf (Diakses tanggal 20 Maret 2016). Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani Dan Kecerdasan Melalui Bermmain. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan