PENERAPAN METODE CASE BASED REASONING DAN FORWARD CHAINING PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL Titik Wihayanti1, Soni Fajar Surya Gumilang2 Teknik Informatika STMIK LPKIA , Jl.Soekarno Hatta 456 Bandung 1
[email protected], 2
[email protected]
Abstrak Sistem pakar dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu diagnosa awal oleh paramedis maupun masyarakat umum. Sistem pakar juga dapat memberikan solusi penanganan suatu gejala menyerupai seorang pakar (dokter) sehingga masyarakat atau paramedis lain dapat memperoleh informasi mengenai penyakit ginjal dan dapat memberikaan tindakan – tindakan pencegahan pada masa awal gejala dirasakan. Tahapan pembangunan sistem pakar ini dengan merepresentasikan pengetahuan yang berisi gejala dan jenis penyakit dalam bentuk tabel keputusan dan pohon keputusan dan kemudian dibuat sebuah rule pencarian data menggunakan metode forward chaining yang ditanam di dalam program aplikasi. Metode case based reasoning (CBR) bekerja ketika data gejala yang sudah dientri sebelumnya tidak tidak memiliki kesamaan dengan yang ada pada case pengetahuan. Data gejala baru tersebut disimpan kemudian dianalisa, direvisi dan digunakan kembali dalam rule pencarian. Dengan adanya metode ini maka pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar akan terus mendapatkan pembaharuan. Hasil permintaan respon pengguna menggunakan kuisoner diperoleh hasil nilai keputusan 4.36 dengan kategori sangat baik dan berdasarkan hasil pengujian terhadap perangkat lunak, sistem pakar ini dapat menerapkan metode Case Based Reasoning (CBR ) dan Forward Chaining untuk menentukan kemiripan gejala tiap – tiap kasus sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan diagnosa awal penyaki ginjal.
Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, CBR
1.
Pendahuluan
Kehidupan modern yang maju telah merubah pola dan gaya hidup manusia. Salah satu bentuk perubahan gaya hidup adalah dari pola dan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya olah raga. Karena kesibukan pada umumnya masyarakat lebih mengutamakan segala sesuatu yang serba instan dan tidak memperhatikan nilai gizi yang terkandung dalam makanan tersebut, konsumsi obat-obatan dan multivitamin yang berlebihan umumnya juga di lakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan energi saat bekerja dimana hal ini justru menjadi tidak tepat bagi tubuh. Dengan pola dan gaya hidup seperti diatas banyak orang berusia produktif yang dapat menderita penyakit berat. Salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat saat ini adalah penyakit ginjal. Selain karena faktor penyakit bawaan pemicu penyakit ginjal pada umumnya disebabkan karena kebisaan buruk penderitanya dalam mengkonsumsi makanan atau minuman atau karena gaya hidup yang kurang menjaga kesehatan.
Dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFI) , Rully menjelaskan bahwa kemungkinan jumlah pasien gagal ginjal meningkat dari 19.612 hingga 100 ribu (antara tahun 2014 sampai 2019). Penyebab meningkatnya populasi tersebut dikarenakan minimnya kesadaran masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat dan banyak masyarakat yang belum menyadari ancaman gagal ginjal dan tidak segera mengambil langkah preventif.[7] Dari penjelasan diatas peningkatan jumlah penderita gagal ginjal disebabkan minimnya kesadaran masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat dan tidak segera melakukan langkah – langkah preventif untuk mengurangi resiko bertambah parahnya penyakit . Salah satu bentuk tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan adanya diagnosa dan penanganan yang tepat pada masa awal gejala penyakit muncul. Karena minimnya informasi mengenai penyakit ginjal menyebabkan masyarakat yang datang ke rumah sakit rata – rata sudah dalam kondisi akut.
Salah satu solusi untuk penanganan kasus diatas adalah dengan mengembangkan sistem pakar. Sistem pakar dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi alternatif untuk diagnosa awal penyakit ginjal sehingga dapat membantu masyarakat ataupun para medis untuk melakukan tindakan pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan sumber informasi alternatif melalui sistem pakar untuk membantu masyarakat dan para medis memperoleh informasi mengenai diagnosa awal penyakit ginjal dan solusi awal penanganan atau pencegahanya dan menerapkan Metode Cased Base Reasoning (CBR ) dan Forward Chaining pada sistem pakar untuk menentukan kemiripan gejala tiap – tiap kasus agar nantinya dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan diagnosa awal penyaki ginjal. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, wawancara dan juga menggunakan angket (kuisoner untuk pengujian aplikasi). Studi Literatur dilakukan mengambil data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari yang di lakukan melalui buku atau jurnal – jurnal ilmiah. Data ini diperlukan untuk mendukung kelengkapan data dan untuk mendukung teori – teori yang di gunakan dalam penelitan.wawancara di lakukan kepada dokter dalam untuk mendapatkan data mengenai penyakit ginjal. Kuesioner (Angket) dalam penelitian ini di berikan kepada pengguna aplikasi untuk mendapatkan umpan balik mengenai fungsionalitas aplikasi yang telah di bangun. 2.
Dasar Teori
2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah menyerupai seorang pakar [2]. Pakar yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus dalam menyelesaikan masalah yang belum tentu dapat di selesaikan oleh orang awam [2] Untuk membangun sistem pakar ada beberapa komponen yang harus dimiliki, Yaitu : 1. 2. 3.
Antar muka (user interface). Basis pengetahuan (knowledge base). Mesin inferensi (Inference Engine).
2.2 Metode Inferensi Forward Chaining (Runut Maju) Definisi Runut Maju menurut Wilson dalam Kusrini (Kusrini, 2008) berarti menggunakan himpunan aturan kondisi – aksi. Dalam metode ini, data yang di gunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, Kemudian aturan tersebut
dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses di ulang sampai ditemukan suatu hasil. Metode forward chaining terdiri dari permis permis dan diakhiri dengan konklusi atau kesimpulan yang di sebut dengan rule atau aturan. Tiap aturan atau rule tersebut kemudian disimpan dalam case pengetahuan . Berikut ini contoh sederhana dari penggunaan metode forward chaining dalam menyelesaikan diagnosa kasus penyakit ginjal : Sebelum melakukan diagnosa penyakit terlebih dahulu gejala yang ada di simpan dalam sebuah case (kotak), setiap satu jenis gejala di masukan dalam satu case beserta kesimpulan jenis penyakitnya. Selanjutnya proses diagnosa dimulai dengan menelusuri kecocokan gejala yang di alami pasien dengan gejala yang ada pada case, proses ini terus berlanjut sampai pada di temukan jenis penyakit yang cocok dengan gejala yang di alami pasien. 2.4 Case Based Reasoning Menurut Main dkk dalam Mulyana dan Hartati (Mulyana dan Hartati, 2009) Secara singkat CaseBased reasoning (CBR) didefinisikan sebagai sebuah metodologi untuk penyelesaian masalah dengan memanfaatkan pengalaman sebelumnya. Dengan memanfaatkan CBR, sebuah masalah baru dapat di selesaikan dengan melakukan pencocokan kemiripan dengan masalah yang sudah ada sebelumnya. Menurut Aamodt dan Plaza dalam Mulyana dan Hartati (Mulyana dan Hartati, 2009) menjelaskan dalam CBR terdapat 4 siklus yaitu Retrieve, Reuse, Revise dan Retain . Untuk lebih memahami mengenai 4 siklus dalam CBR berikut ini akan dijelaskan lebih rinci masing – masing dari siklus di atas: 2.4.1 Retrieval Salah satu tahap penting dalam siklus CBR adalah pengambilan kembali (retrieval) terhadap kasuskasus sebelumnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah baru [1]. Pada sistem pakar yang akan di bangun proses retrieval terjadi pada saat penentuan kesamaan antara gejala yang dimasukkan dengan kasus yang sudah ada sebelumnya, dimana kasus yang sudah ada tersebut di simpan dalam case pengetahuan, case pengetahuan sendiri dibantuk dalam sebuah rule yang berisi indikator gejala – gejala dan konklusi dari jenis penyakitnya. Untuk mengetahui ketepatan dalam proses penilaian persamaan kasus di gunakan metode forward chaining untuk melacak gejala pada frame yang memiliki kemiripan dengan kasus baru yang di ajukan.
2.4.2 Reuse dan Revision Proses reuse dalam siklus CBR adalah tanggung jawab dalam memberikan solusi dari sebuah kasus baru berdasarkan penyelesaian-penyelesaian kasus yang diambil kembali [1]. Dari proses retrieval yang telah dilakukan sebelumnya akan ditemukan salah satu case yang memiliki kesamaan dengan kasus yang baru, pada saat inilah reuse terjadi dimana kasus yang sudah ada di gunakan kembali dalam menyelesaikan masalah. Namun dalam beberapa kasus yang tidak memiliki kesamaan dengan kasus yang sudah ada akan diproses dalam revision dimana kasus baru tersebut direvisi untuk memperbaharui basis pengetahuan yang sudah ada. Hal ini yang menjadi salah satu kelebihan dalam CBR dimana setiap basis pengetahuan yang ada akan terus mendapatkan perbaikan jika di temukan kasus – kasus lain yang berbeda. 2.4.3 Retension Retensi merupakan tahap terakhir dalam siklus CBR yang menghasilkan penyelesaian masalah terbaru yang digabung dalam sistem pengetahuan [1]. Dalam proses retension gejala baru disimpan dalam sebuah case based. Case tersebut dapat digunakan sebagai sebagai acuan kasus baru baik menggunakan bantuan gejala lain atau gejala itu sendiri. 2.5 Ginjal Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zatzat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. (gagalginjal.org). Ginjal memiliki fungsi mempertahankan kestabilan lingkungan ekstraselular yang menunjang fungsi semua sel tubuh. Ginjal mengontrol keseimbangan ion dan air dengan mengatur ekskresi air, natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat, dan zat- zat lain serta mengatur status asam basa (C.A O’Callaghan, 2009). 2.6 Gambaran Klinis Penyakit Ginjal Karena jumlah nefron pada setiap ginjal melebihi jumlah yang di perlukan untuk mempertahankan kehidupan, maka kerusakan ginjal yang signifikan dapat terjadi tanpa gejala klinis yang jelas. Penyakit ginjal dapat tidak tampak secara klinis sampai terjadi penurunan fungsi ginjal yang bermakna. Karena alasan inilah penyakit ginjal progresif yang berkembang lambat dapat dapat bersifat asimtomatik pada stadium awal [5]. 2.7 Pemeriksaan Penyakit Ginjal Secara Umum Anamesis Anamenis adalah kegiatan wawancara yang biasanya di lakukan oleh dokter kepada pasiennya, adapun
anamenis sebaiknya di lakukan untuk gejala – gejala sebagai berikut: 1. Rasa Nyeri Nyeri dapat terjadi bila ada obstruksi saluran kemih, seperti batu ginjal. Rasa nyeri juga bisa terjadi jika terdapat infeksi atau peregangan pada kapsul ginjal atau kista ginjal pada penyakit ginjal polikistik. 2. Tampilan dan Volume Urine Tampilan urine seperti warna urine dapat di gunakan untuk mendeteksi penyakit yang terjadi pada ginjal.Volume urine seperti peningkatan frekuensi berkemih merupakan peningkatan volume urine. 3. Anamnesis Umum Anamnesis atau wawancara dengan pasien harus di lakukan secara lengkap untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah di derita pasien atau keluarga pasien sebelumnya untuk mengetahui faktor turunan seperti riwayat hipertensi, diabates melitus, keganasan penyakit atau penyakit sistemik lainnya. Riwayat penggunaan obat – obatan juga perlu dikatahui termasuk riwayat keturunan penyakit ginjal seperti penyakit ginjal polokistik[5]. 3.Analisa dan Perancangan Perangkat Lunak 3.1 Aliran Proses 3.1.1 Use Case Diagram 3.1.1.1 Use Case Diagram Pengunjung
Gambar III.1 Use Case Diagram Sistem Pakar Penyakit Ginjal Pada usecase diagram diatas terdapat 3 aktor yaitu pengunjung yang dapat melakukan konsultasi penyakit setelah terlebih dahulu mengisi data diri, operator yang bertidak sebagai pengelola sistem dapat melakukan pengelolaan terhadap data master gejala dan penyakit, mengelola data kasus lama dan baru serta mengelola laporan setelah sebelumnya telah melakukan login dan mendaftar, sedangkan administrator dapat mengelola data pengguna (operator) untuk keperluan akses sistem.
3.2 Aliran Kerja 3.2.2 Activity Diagram Diagram Activitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.
Pohon Keputusan menggambarkan rangkaian gejala dan penyakit dalam bentuk pohon berhirarki, pohon keputusan merupakan lanjutan dari tabel keputusan yang kini sudah dipisahkan antara penyakit dan gejala yang memiliki keterkaitan. Rule atau aturan merupakan bentuk representasi akhir dari tabel dan pohon keputusan, Rule ini nantinya akan dijadikan sebagai pemandu dalam membuat logika pada program. Berikut ini merupakan contoh rule untuk kasus gagal ginjal akut RULE : P01 : IF G30 THEN G16 THEN G17 THEN G18 THEN G19 THEN G01 THEN G02
Gambar III.2 Activity Diagram Konsultasi Pengunjung 3.3 Pemodelan Data 3.3.1 Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Bentuk tabel keputusan dan tabel keputusan dapat dilihat pada lampiran. 4.Implementasi dan Pengujian Tahap implementasi merupakan tahap penerapan sistem yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Berikut ini gambaran implementasi antarmuka dari sistem pakar yang telah di bangun:
Gambar 4.1 Implementasi antarmuka konsultasi Awal Pengunjung Gambar III.3 Class Diagram Sistem Pakar Penyakit Ginjal III.7 Representasi pengetahuan Pengetahuan di representasikan melalui tabel keputusan , pohon keputusan dan rule (aturan). Tabel keputusan di representasikan dalam bentuk kode – kode , kode dengan awalan P merupakan kode untuk penyakit sedangkan kode dengan awalan G merupakan kode untuk gejala, tiap gejala dan penyakit kemudian di hubungkan dengan tanda (*) pada tabel , tanda (*) menandakan bahwa gejala Gn di miliki oleh Pn.
Gambar 4.2 Implementasi antarmuka konsultasi Implementasi antarmuka hasil konsultasi
Akut Definisi: Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah.
Gambar 4.3 Implementasi antarmuka hasil konsultasi
Saran pengobatan/pencegahan: Asupan cairan di batasi dan di sesuaikan dan di sesuaikan dengan air kemih yang dikeluarkan,mengurangi konsumsi garam, melakukan diet karbohidrat,protein, kalium dan natrium
Gambar 4.4 Implementasi antarmuka hasil konsultasi 4.2 Hasil Pengujian (Black Box Testing) Black box testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi yang ada pada perangkat lunak. 1.Konsultasi komponen yang diuji Cara pengujian
Hasil yang diharapkan
: Konsultasi : Menceklist gejala pada form konsultasi : 1. mati rasa di daerah tertentu 2. perubahan mental dan suasana hati 3. pembengkakan tungkai,kaki atau pergelangan kaki 4. kejang 5. gemetar tangan 6. mual dan muntah sering berkemih (kencing) di malam hari : Tampil pada form hasil konsultasi: Nama penyakit: Gagal Ginjal
Hasil Pengujian
: BERHASIL
2.Kasus Lama komponen yang diuji Cara pengujian Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian
: Kasus Lama : Menambah, mengubah, dan menhapus data pada form kasus lama : Data pada sistem berhasil diperbaharui : BERHASIL
3.Revisi Kasus Baru komponen yang diuji Cara pengujian
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
: Konsultasi : Memilih salah satu data kasus yang terdaftar lalu menekan tombol ubah, kemudian mengubah nama penyakit : Data kasus yang terdaftar didatabase sudah di perbaharui dan secara otomatis data akan berpindah ke data kasus baru : BERHASIL
4.3 Hasil Permintaan Respon Pengguna Pengujian terakhir dilakukan terhadap pengguna aplikasi yaitu pengujung dalam hal ini diwakili oleh masyarakat umum dan satu orang dokter. Permintaan respon dilakukan dengan membagikan kuisoner kepada 20 orang responden, pembagian kuisoner dilakukan dalam rentang waktu 3 hari yaitu antara tanggal 20-22 November 2013. berikut ini dalah hasil rekapitulasi kuisoner dan hasil perhitungan nilai keputusannya : 4.3.1 REKAPITULASI HASIL KUESIONER TABEL HASIL PERHITUNGAN KUEISONER Respon pengguna terhadap sistem pakar diagnosa awal penyakit ginjal
1.
Sistem pakar ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan para medis karena dapat digunakan sebagai sumber informasi alternatif dalam mendiagnosa penyakit ginjal (diagnosa awal) dan dapat memberikan solusi pencegahan atau penanganannya, hal ini didasarkan pada hasil perhitungan kuisoner dimana dalam hasil tersebut diperoleh skor 4.36 dengan kategori sangat baik.
2.
Sistem pakar ini dapat menerapkan metode Cased Base Reasoning (CBR ) dan Forward Chaining untuk menentukan kemiripan gejala tiap – tiap kasus sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan diagnosa awal penyaki ginjal, kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian .
DAFTAR PUSTAKA ALTERNA TIF (POINT PERTANY AAN)
NILAI ALTER NATIF KEPUT USAN
KRITERIA
SS
SE
AS
KS
TS
A1
12
7
1
91
A2
5
9
6
79
A3
14
6
A4
12
7
1
91
A5
13
4
3
90
A6
3
10
6
A7
11
9
91
A8
11
9
91
A9
8
6
A10 BOBO T
9
11
98
78
94
5
1
1
74
81 89
22
1
1
4.36
5.Kesimpulan Secara luas skripsi ini menggambarkan pengembangkan sistem pakar untuk diagnosa awal penyakit ginjal. Sasaran pengguna sistem pakar ini adalah masyarakat umum atau pekerja media lain kecuali dokter. Berdasarkan implementasi dan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
[1] Hartati Sri dan Mulyana Sri.2009.Tinjauan Singkat Perkembangan Case Based Reasoning.Seminar Nasional Informatika ISSN:1997-2328 UPN “Veteran” Yogyakarta [2] Kusrini.(2008).Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Diambil tanggal 28 September 2013, dari http://books.google.co.id/books?id=eVLpM Ioxq8IC&pg=PA3&dq=sistem+pakar&hl=i d&sa=X&ei=a1HsUeKOYL8rAfP64GwDA&sqi=2&redir_esc=y# v=onepage&q=sistem%20pakar&f=false . [3] M. Sallahudin dan Rossa A.S.2013.Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorentasi Objek.Informatika : Bandung [4] O’Callaghan, Chris.2009.At a Glance Sistem Ginjal edisi ke dua.Penerbit Erlangga: Jakarta. [5] _________, Diambil tanggal 1 Oktober 2013, dari http://medicastore.com/index.php?mod=pe nyakit_search&selSub=9&inpNamaPenyak it=&inpGejala=&go=+go+ . [6] _______, di ambil tanggal 28 September 2013, dari gagalginjal.org [7] _______,Diambil tanggal 1 Oktober 2013, dari http://health.okezone.com/read/2013/06/28/ 482/829220/2019-pasien-gagal-ginjaldiprediksi-capai-100-ribu
Tabel Keputusan Penyakit Berdasarkan Gejalanya PENYAKIT No
P01
GEJALA KODE K1
P02
P03
P04
P05
P06
P07
P08
P09
P10
*
*
P11
P12
P13
NAMA RASA YANG TIMBUL
1
G01
mati rasa di daerah tertentu
*
2
G02
perubahan mental dan suasana hati
*
3
G03
letih,mudah lelah, kurang siaga
*
4
G04
kedutan otot atau kelemahan otot atau kram
*
5
G05
perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
*
6
G06
nafsu makan menurun
*
7
G07
rasa tidak enak di lumut
*
8
G08
nyeri di punggung bagian bawah
*
9
G09
nyeri ketika kencing
*
10
G10
nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul namun terjadi hilang timbul
11
G11
rasa nyeri di kandung kemih atau ginjal
12
G12
hilangnya nafsu makan
*
13
G13
nyeri pada persendian
*
14
G14
nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul
*
15
G15
nyeri perut
*
*
*
*
*
* *
*
*
* *
*
K2
ANAMNESIS UMUM DAN GEJALA FISIK
16
G16
pembengkakan tungkai,kaki atau pergelangan kaki
*
17
G17
kejang
*
18
G18
gemetar tangan
*
19
G19
mual dan muntah
*
20
G20
Tekanan darah tinggi
21
G21
malnutrisi( kekurangan nutrisi)
*
22
G22
berat badan menurun
*
23
G23
kulit berwarna kuning kecoklatan
*
24
G24
gatal di seluruh tubuh
*
25
G25
keluar serbuk putih di kulit
*
26
G26
memar pada panggul
*
27
G27
anemia
*
28
G28
pembengkakan di wajah dan kelopak mata
29
G29
Demam
K3
31
G31
sering kencing
32
G32
volume air seni berkurang Air kemih seringkali mengandung darah) urine berwarna gelap
G34
*
*
*
*
*
*
* *
*
*
TAMPILAN DAN VOLUME URINE sering berkemih (kencing) di malam hari
34
*
*
*
G30
G33
*
*
30
33
*
*
* * *
tampak
kemerahan
*
(karena * *
Kode P01
Gagal Ginjal Akut
Nama penyakit
P02
Gagal Ginjal Kronik stadium ringan
P03
Gagal Ginjal Kronik stadium sedang
P04
Gagal Ginjal Kronik stadium akhir
P05
Pielonefritis ( infeksi bakteri pada ginjal)
P06
Hidronefrosis akut
P07
Hidronefrosis kronis
P08
Infark ginjal
P09
Kanker Ginjal
P10
Penyakit ginjal polikista
P11
Luka Ginjal
P12
Sindroma Nefritik Akut
P13
Sindroma Nefritik Progresif
POHON KEPUTUSAN Start
G30
G31
G32 G34
G10
G19
G11
G19
G23
G03
G21
G20
G11
G29
G14
G29
G24
G04
G22
P02
G25
G05
P07
G16
G08
G02
G17
G09
G18
G15
G15
G01
P06
G03
G19
P05
G06
G04
G28
G03
G20
G12
G08
G19
G13
P10
P01 P04
G19
G33
P12
G15
G19
P13 G07
P03
GN
= Gejala dengan Klasifikasi Volume dan Tampilan Urine
GN
= Gejala dengan Gejala Fisik
Anamnesis Umum dan
GN PN
= Gejala dengan Klasifikasi Rasa Yang Timbul =Kesimpulan Penyakit
G08
G19
G20
P08
G29
G03
G20
G11
G22
P09
G29
G14
G26
G27
P11