e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK Firda Indriyani1, A.A Gede Agung2, Mutiara Magta 3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, 2 Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Kemampuan bicara pada anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja yang masih dari hasil observasi awal menunjukkan dari jumlah murid 24 anak, 20 anak mendapat bintang dua dan 4 anak mendapat bintang empat, dilihat dari nilai M% sebesar 59,5% yang berada pada kriteria rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan bicara anak kelompok A1 semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di TK Sandhy Putra Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan instrument lembar observasi. Data yang dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita dapat meningkatkan kemampuan bicara anak pada siklus I sebesar 62,5% yang berada pada kriteria rendah dan siklus II meningkat menjadi 94,7% yang berada pada kriteria sangat tinggi. Terjadi peningkatan kemampuan bicara berbantuan media kantung cerita dari kriteria rendah menjadi sangat tinggi sebesar 32%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita dapat meningkatkan kemampuan bercerita pada anak kelompok A1 TK Sandhy Putra Singaraja. Kata kunci: kemampuan bicara anak, media kantung cerita, metode bercerita. Abstract The speech skill of children group A1 at Sandhy Putra Singaraja Kindergarten from the result observation was showed 24 total childrens, 20 childrens was got the two star points and 4 childrens was got the four star points, it was looked from M% point that 59,5% as low category. The research was aimed to determine to extent which increasing speech skill of children group A1 the second semester of academic year 2014/2015 at Sandhy Putra Singaraja Kindergarten. This research was a classroom action research which was conducted in two cycles. The data collected was used observation method with observation instrumenst form. This data analysis using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive statistical analysis. The results were showed that implementation story method with the story pocket media could be increased the speech skill of children at cycles I that 62,5% as low category and cycles II was improved that 94,7% as so high category. The speech skill could be improved through implementation story method with the story pocket media from low category become to so high category that 32%. The conclusion were research that implementation story method with the story pocket media could be increased the speech skill of children at Sandhy Putra Singaraja Kindergarten. Keywords: children’s speech, story pouch media, story-telling method.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang tumbuhnya kreativitas seseorang agar sanggup menghadapi tantangan alam, masyarakat, serta kehidupan yang semakin kompleks. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pemerintah juga mewajibkan belajar Sembilan tahun yang bertujuan agar Sumber Daya Manusia terutama di Indonesia tidak awam dengan dunia pendidikan serta mampu menjadi Sumber Daya Manusia yang diharapkan oleh bangsa. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman kanak-kanak untuk satuan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Taman Kanak-kanak termasuk pendidikan untuk anak usia dini, dimana merupakan salah satu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar.
Melalui pendidikan Taman Kanakkanak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh anak, seperti intelektual, fisik, motorik, bahasa dan sosioemosional. Masa peka anak terjadi pada pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan untuk meletakkan dasar-dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan nilai agama, fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian dan seni. Upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun harus dilakukan melalui belajar seraya bermain atau bermain seraya belajar. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan, selain itu bermain dapat membantu mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan disekitarnya. Kreativitas merupakan salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan karena dengan kreativitas anak dapat menemukan cara-cara menilai sesuatu dengan tepat dan dapat menghadapi, mengolah serta mengawasi stimulasi sesuai dengan tuntutan jaman. Mengingat perkembangan emosi anak yang sangat besar pada usia dini, maka perkembangan kreativitas anak melalui bermain dengan berbagai macam permainan dapat mengembangkan kemampuan dasar anak, terutama pada kemampuan bicara, ketika anak dapat berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain perkembangan emosi yang berkembang pada anak, adapun perkembangan lain yang juga berkembang sangat pesat yaitu perkembangan bahasa. Menurut Papalia (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan bahasa mengilustrasikan bagaimana semua aspek perkembanagan berinteraksi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi serta alat untuk menyatakan pikiran atau ide kepada orang lain. Menurut Menurut Gleason (dalam Santrock 2007:353) Bahasa adalah bentuk komunikasi baik lisan maupun isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbolsimbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) digunakan oleh masyarakat beserta aturanaturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. Perkembangan kemampuan bicara dapat dilihat dari cara anak saat berkomunikasi dengan teman maupun guru. Kemampuan bicara anak juga dapat dilihat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi yang dilakukan di kelompok A1 TK Sandhy Putra Singaraja pada masa PPL Real bulan Agustus sampai Nopember 2014 menunjukkan bahwa, kemampuan bicara anak masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dalam kegiatan bercerita dan bernyanyi dimana anak Nampak kesulitan dalam menceritakan pengalaman sederhananya. Anak juga nampak susah untuk menjawab pertanyaan dari guru. Hasil ini terbukti dari hasil pengumpulan data yang berupa narasi atau rapot semester I tahun 2014 di kelompok A1 dari jumlah anak 24 orang, anak yang mendapat bintang empat (****) yaitu 4 orang, anak yang mendapat bintang dua (**) yaitu 20 orang. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan bicara pada anak kelompok A1 TK Sandhy Putra Singaraja perlu ditingkatkan. Guru kesulitan dalam menerapkan metode yang tepat adalah salah satu kendala dalam meningkatkan kemampuan bicara pada anak. Hal ini dipersulit dengan kurang fokusnya anak saat guru membacakan cerita. Penulis tertarik akan hal tersebut, penulis melakukan wawancara kepada guru di kelompok A1 Tk Sandhy Puta Singaraja, tentang anak yang belum mampu dalam berkomunikasi serta kurang lancarnya dalam berbicara. Terungkap beberapa faktor penyebab kurangnya kemampuan berbicara anak. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru kelas kelompok A1 yang bernama ibu Made Parianing, S.Pd dan hasil observasi yang penulis lakukan terdapat permasalahan-permasalahan yang ditemukan penulis di TK Sandhy Putra Singaraja pada pertengahan semester ganjil dan awal semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya seperti menerapkan metode-metode baru
yang di buat sendiri oleh guru untuk menarik minat anak. Maka dalam hal ini penulis tertarik menerapkan metode bercerita berbantuan media kantung bercerita untuk meningkatkan kemampuan bicara pada anak. Media ini di rancang sendiri oleh penulis untuk menciptakan metode bercerita yang baru dan menarik perhatian anak- anak. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa metode kantung bercerita ini sangat cocok diterapkan di TK guna meningkatkan kemampuan bicara anak yang bertujuan untuk merangsang anak dalam melakukan beberapa perintah dengan baik dan benar, mengemukakan pendapat atau ide, serta dapat menjawab pertanyaan. Penerapan metode bercerita melalui media diduga dapat memberi kontribusi terhadap kemampuan berbicara anak. Banyak ahli mengatakan setiap anak terlahir dengan kemampuan dan kreativitas yang berbedabeda. Kreativitas anak dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuannya, untuk itu orang tua dan guru perlu mengetahui metode yang tepat sesuai dengan kreativitas dan perkembangannya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bicara anak di kelompok A1 TK Sandhy Putra setelah penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita. Menurut Musfiroh (2005:79), mengatakan bahwa ”Metode bercerita adalah salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak”. Dalam dunia anak, terdapat berbagai jenis media yang digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar di kelas guna menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Menurut Sudjana (2002:260) metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Salah satunya yang bermanfaat bagi anak dan bersifat kreatif untuk menarik perhatian anak seperti, media kantung cerita. Kantung cerita merupakan media yang menarik untuk membangkitkan suasana belajar dan menarik perhatian
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) anak pada saat bercerita. Media kantung cerita ini media sederhana yang di buat menggunakan kain flanel membentuk seperti celemek dan berisikan kantung kecil untuk menaruh gambar tokoh kartun dari judul cerita yang akan di bacakan oleh guru. Menurut Santrock (2007;353) bahasa adalah suatu bentuk komunikasi lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. Menurut Papalia (2008;234) menyatakan bahwa pertumbuhan bahasa mengilustrasikan bagaimana semua aspek perkembanagan berinteraksi. Dengan peningkatan tata bahasa, orang lain akan semakin mudah menangkap apa yang diucapkan oleh seorang anak. Seiring dengan dipelajarinya kosakata, tata bahasa dan sintak, anak-anak menjadi semakin kompeten dalam pengetahuan praktis bagaimana cara menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan hidup manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa sebagai alat utamanya. Berbicara ialah kegiatan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbicara seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan (Soenardi Djiwandono, 1996:68). Menurut pandangan nativistik atau organismik struktur bahasa telah ditentukan secara biologis. Tokohnya adalah ahli linguistik Chomsky dalam Suarni (2011:8283), memberikan dukungannya dengan menyatakan bahwa anak-anak sejak awal sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang bahasanya. Kemampuan bicara merupakan kemampuan untuk mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau sekelompok orang secara lisan baik berhadapan ataupun dengan jarak jauh,Pangeyasa (2004:43). Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bicara adalah bentuk komunikasi yang menggunakan artikulasi
atau kata-kata yang digunakan menyampaikan sesuatu.
untuk
METODE Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan guru dalam mengajar dan ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta untuk memperbaiki pengajaran di kelas (Zuriah, 2006:70). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. 1 perencanaan
4. Refleksi
SIKLUS I
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
1.Perencanaan
4. Refleksi
SIKLUS II
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
Hasil?
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2008:16) Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dengan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) jumlah subjek sebanyak 24 orang yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Definasi variabel operasional dalam penelitian ini adalah metode bercerita ini dapat diterapkan dengan berbagai media, seperti buku cerita bergambar, boneka tangan, boneka jari, panggung boneka, dll. Kemampuan bicara merupakan kemampuan menggunakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial menurut Moris (Novia, 2002:67). Untuk mengetahui perkembangan bicara anak digunakan teknik observasi. Dalam lembar observasi tersebut memiliki pernyataan kategori sangat mampu, mampu, cukup mampu, tidak mampu dari data yang dihasilkan. Untuk menjelaskan tentang metode observasi, dalam buku pengantar metodologi penelitian dikemukakan bahwa “metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu” (Agung , 2011: 61). Observasi dilakukan terhadap kegiatan peneliti dan siswa dalam menerapkan metode bercakap-cakap melalui kegiatan bercerita. Setiap kegiatan yang diobservasi dikategorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu pada bintang * (anak belum berkembang), bintang ** (anak mulai berkembang), bintang *** (anak mulai berkembang sesuai harapan) dan bintang **** (anak mulai berkembang sangat baik) pada kolom yang sesuai. Agung (2012:67) menyatakan bahwa “metode analisis statistik deskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumusrumus statistik deskriftif”. Rumus-rumus yang digunakan yaitu distribusi frekuensi, grafik, angka, rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi. Penggunaan rumus-rumus tersebut dilakukan untuk menggambarkan suatu objek atau variabel tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Senada dengan Koyan (2012:4) “metode analisis statistik deskriptif merupakan menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk generalisasi/inferensi”. Jadi dapat disimpulkan hasil paparan di atas bahwa metode analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas hasil belajar anak. Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis atau disajikan kedalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung angka rata-rata (Mean), c) menghitung median, d) menghitung modus, e) menyajikan data kedalam grafik polygon. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau presentase, mengenai objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014:144). Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya kemampuan bicara anak yang dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Rumus yang digunakan dalam analisis ini sebagai berikut. M (%) =
(1)
Tingkatkan perkembangan anak Taman Kanak–kanak dengan bercerita dapat ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen kedalam PAP skala lima dengan criteria sebagai berikut. Tabel 1. Pedoman Konversi PAP skala lima tentang tingkatan perkembangan anak. Presentase Kriteria Kemampuan Bicara 90-100 80-89 65-79 40-64 0-39
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Peningkatan kemampuan bicara anak ditentukan dengan membandingkan skor yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) siklus II. Peningkatan tersebut dihitung dengan rumus gains skor sebagai berikut.
(2)
Untuk menentukan keberhasilan tindakan peningkatan kemampuan bicara anak digunakan kriteria sebagai berikut Tabel 2. Kriteria Kemampuan Bicara Kriteria Peningkatan Predikat Gains Skor ≥ 0,7 Tinggi 0,3 sd < 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah
menggunakan perhitungan rata-rata, penelitian ini jega menggunakan gains skor untuk mengetahui perbandingan skor pada saat sebelum melakukan penelitian dan sesudah melakukan penelitian. Gains skor ini digunakan untuk menunjukkan hasil peningkatan dari pra siklus ke siklus I dan antara pra siklus dengan data siklus II. Peningkatan skor pra siklus dengan siklus I adalah 0,4% masuk kedalam kategori sedang dan pra siklus dengan siklus II adalah 0,86% masuk kedalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini telah berhasil karenan berdasarkan hasil perhitungan gains skor data siklus II sudah termasuk ke dalam kategori tinggi. Berikut grafik kemampuan bicara siklus I anak tampak seperti gambar berikut.
Tindakan dikatakan berhasil apabila peningkatan kemampuan bicara anak mencapai predikat minimal sedang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita berbantuan kantung cerita dapat meningkatkan kemampuan bicara pada anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja. Data hasil belajar anak pada kemampuan bicara disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung modus (Mo), Median (Me), Mean (M), grafik polygon serta membandingkan rata-rata dengan model PAP skala lima. Berdasarkan hasil rata-rata dari pra siklus ke siklus I sebesar 0,4, dan mengalami peningkatan juga pada siklus II menjadi 0,86. Rata-rata persentase kemampuan bicara juga meningkat pada siklus I 62,5% yang berada pada tingkat penguasaan rendah 40-64%. Pada siklus II rata-rata persentase 94,75 yang berada pada tingkat penguasaan sangat tinggi 90-100%. Oleh karena itu penelitian ini dikatakan berhasil karena adanya peningkatan dalam kemampuan bicara anak dari kriteria rendah menjadi sangat tinggi. Selain
Mo = 11 Me = 12 M = 12,5 Gambar 2. Grafik Kemampuan Bicara Siklus I Grafik polygon diatas menunjukkan bahwa Mo<Me<M (11<12<12,5). Berdasarkan gambar tersebut dinyatakan bahwa kebanyakan data hasil belajar kemampuan bicara pada siklus II tinggi dan kurva juling negatif. Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada siklus I terdapat beberapa kendala dalam penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita untuk meningkatkan perkembangan bicara anak.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Untuk mengetahui hasil dari peningkatan kemampuan bicara anak, dapat diketahui melalui perbandingan antara hasil observasi pra tindakan dengan hasil dari siklus I. untuk mengetahui peningkatan kemampuan bicara anak dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Tabel 3. Kriteria Peningkatan Kemampuan Bicara Anak
Kriteria Peningkatan Gains Skor
Predikat
≥ 0,7
Tinggi
0,3 sd < 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah
M = 18
Mo = 20 Me = 19
Terjadi peningkatan pada kategori sedang dari refleksi awal ke siklus I. Dengan Gn skor = 0,4 yang berada pada kategori sedang. Kendala tersebut yang menyebabkan hasil kemampuan bicara anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra berada pada kriteria rendah sehingga masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Grafik polygon pada Gambar 3 menunjukkan bahwa Mo>Me>M (20>19>18,95). Berdasarkan gambar tersebut dinyatakan bahwa kebanyakan data hasil belajar kemampuan bicara pada siklus II tinggi dan kurva juling negatif. Melalui proses dari pembelajaran dan perbaikan tindakan pada siklus I, terlihat perubahan pada peningkatan proses pembelajaran siklus II. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah direncanakan oleh peneliti. Sehingga kemampuan bicara dari anak dapat meningkat.
Gambar
3.
Grafik Kemampuan Siklus II
Bicara
Untuk mengetahui lebih jelas hasil dari peningkatan kemampuan bicara anak dalam perhitungsn gains skor dapat diketahui melalui perbandingan antara hasil observasi pra tindakan dengan hasil dari siklus II. untuk mengetahui peningkatan kemampuan bicara anak dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Tabel 4. Kriteria Peningkatan Kemampuan Bicara Anak
Kriteria Peningkatan Gains Skor
Predikat
≥ 0,7
Tinggi
0,3 sd < 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah
Kemampuan bicara anak terjadi peningkatan yang tinggi dari data siklus I ke siklus II dengan Gn = 0,86. Pembahasan Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada siklus I terdapat beberapa kendala
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dalam penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita untuk meningkatkan perkembangan bicara anak. Kendala tersebut yang menyebabkan hasil kemampuan bicara anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra berada pada kriteria rendah sehingga masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Melalui proses dari pembelajaran dan perbaikan tindakan pada siklus I, terlihat perubahan pada peningkatan proses pembelajaran siklus II. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah direncanakan oleh peneliti. Sehingga kemampuan bicara dari anak dapat meningkat. Hasil dari penelitian ini diperkuat dengan teori menurut Musfiroh (2005;54) yang mengatakan bahwa “metode bercerita merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak”. Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita dapat meningkatakan kemampuan bicara anak kelompok A1 semester II tahun pelajaran 2014/2015 di TK Sandhy Putra Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai kemampuan anak yang sudah berani menjawab pertanyaan dan mengulang cerita dengan sederhana. Kendala yang ditemukan peneliti saat penerapan siklus I adalah sebagai berikut: Anak baru mengenal media kantung cerita, Masih banyak anak yang kurang memahami alur cerita, Kurang terlibatnya anak dalam cerita menyebabkan kurang fokusnya anak dalam mengikuti kegiatan bercerita. Solusi yang dilakukan penulis terhadap kendala-kendala tersebut yaitu penulis menambahkan gambar atau tokoh cerita yang lebih menarik agar dapat menarik perhatian anak. Melalui proses dari pembelajaran dan perbaikan tindakan pada siklus I, terlihat perubahan pada peningkatan proses pembelajaran siklus II. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah direncanakan oleh peneliti. Sehingga kemampuan bicara dari anak dapat meningkat.
Berdasarkan hasil dari statistik deskriptif dan analisis deskriftif kuantitatif terhadap peningkatan kemampuan bicara anak dengan penerapan metode bercerita berbantuan kantung cerita pada anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja diperoleh rata-rata persentase pada siklus I 62,5% dan hasil persentase dari siklus II pada kemampuan bicara anak 94,75%. Berdasarkan hasil dari rata-rata persentase hasil belajar kemampuan bicara anak dari siklus I ke siklus II sebesar 32%. Keberhasilan yang dicapai pada penelitian ini sesuai teori menurut para ahli yang mendukung penelitian ini. Metode bercerita merupakan metode yang banyak digunakan di TK oleh guru-guru untuk menyampaikan pesan secara sederhana kepada anak. Menurut Dhieni (2007:6.4), bercerita adalah suatu kegiatan seseorang yang dilakukan secara lisan dengan bantuan alat atau tanpa alat untuk menyampaikan pesan, informasi atau sebuah dongeng. Hal ini dapat terlihat dari anak mampu menceritakan kembali cerita yang sudah ia dengar secara sedrehana. Kegiatan bercerita dapat memberikan pengalaman belajar dari cara mendengarkan, mengeluarkan ide, dan melalui cerita juga anak akan mendapatkan berbagai informasi. Moeslichatoen (1999:24), metode bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberi penerangan secara lisan. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan membuat anak lebih tertarik dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak. Metode bercerita juga dapat melatih daya serap atau daya tangkap anak, melatih daya pikir anak, melatih daya konsentrasi. Hal ini terlihat setelah kegiatan bercerita anak mampu menjawab pertanyaan dari guru tentang cerita yang sudah disampaikan, mengulang sedikit cerita yang sudah disampaikan dengan sederhana. Adapun kelemahan yang penulis laksanakan pada saat melakukan penelitian ini seperti, keterbatasan untuk mencari
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) judul cerita yang sesuai dengan tema serta hasil yang kurang maksimal karena keterbatasan waktu pada saat melaksanakan penelitian. SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan Setelah melaksanakan penelitian selama kurang lebih satu bulan, pada saat hari pertama melakukan observasi dan penelitian, penulis menemukan kendalakendala setelah melaksanakan penelitian siklus I dimana masih banyak anak yang kurang mengalami alur cerita karena kurangnya perhatian anak saat mendengar cerita serta masih banyak anak yang bermain-main sendiri tanpa menghiraukan ibu guru yang ada didepan kelas. Kemudian pada siklus II anak mulai aktif untuk bertanya saat mendengarkan cerita dari ibu guru, hal ini dikarenakan karena gambar yang digunakan lebih banyak dan lebih menarik perhatian anak. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa metode bercerita berbantuan media kantung cerita dapat meningkatkan kemampuan bicara anak pada kelompok A1 semester II tahun pelajaran 2014/2015 di TK Sandhy Putra Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase siklus I sebesar 62,5% yang berada pada kategori rendah. Penelitian dilanjutkan dengan perbaikan pada siklus II dengan hasil 94,75% yang berada pada kategori sangat tinggi. Jadi, terjadi peningkatan kemampuan bicara anak dari siklus I ke siklus II sebesar 32%. Persentase siklus I dan siklus II setelah dihitung dengan Gn skor juga mencapai peningkatan, pada Gn skore siklus I mendapatkan hasil 0,4 yang masuk dalam kategori sedang dan perhitungan pada Gn skore siklus II mendapatkan hasil 0,86 yang masuk dalam kategori tinggi. Saran Berdasarkan dari pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
Kepada
Kepala
Sekolah
TK,
disarankan agar dapat menciptakan kondisi
belajar mengajar yang memadai dengan memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana yang dapat menunjang perkembangan bicara anak dengan menerapkan metode bercerita berbantuan kantung cerita dapat berjalan dengan lancar.
Kepada Guru Kelas, disarankan menggunakan media kantung cerita dengan menggunakan gambar-gambar yang lebih menarik dalam bercerita. Kepada peneliti lain yang ingin melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai metode bercerita dengan menciptakan media-media yang lebih menarik, dan disarankan kepada peneliti lain untuk mengembangkan media kantung cerita dengan tidak hanya memfokuskan aspek perkembangan bicara anak saja, melainkan juga dapat meningkatkan aspek perkembangan lain. Peneliti lain juga diharapkan dapat melakukan penelitian dengan lebih baik lagi dan mencapai hasil maksimal seseua dengan yang diharapkan. Semoga penelitian ini dapat dijadikan acuan dan pertimbangan untuk penyempurnaan dalam penelitian yang akan digunakan. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan, Suatu Pengantar. Singaraja: FIP Undiksha. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dhieni, N. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. Koyan, I W. 2012. Statistika Dasar dan Lanjut (Teknik Abalis Data dan Kuantitatif). Singaraja:Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Musbikin, I. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: FlashBooks. Musfiroh. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Novia, T. 2002. Strategy to Improve Student’s Ability in Speaking. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang Pangeyasa, W. 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas I MtsSunan Kalijogo Malang Melalui Strategi Pemetaan Pikiran. Tesis. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Papaplia, Diane E, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Tentang Standar Pendidikan Anank Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Santrock, Jhon. 2007. Perkembangan Anak Jili 1. Jakarta: Erlangga Suarni, Ni Ketut. 2011. Modul Psikologi Perkembangan I. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Torsito .