PENELUSURAN INFORMASI DENGAN LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI Oleh: Wahid Nashihuddin (2014) Pendahuluan Teknologi informasi memainkan peranan penting dan semakin merebak dalam dunia perpustakaan, khususnya pengembangan perpustakaan digital. Pada masyarakat informasi, perpustakaan digital merupakan alat penting dalam meningkatkan kualitas pengalaman hidup seseorang maupun komunitas. Hal tersebut dikarenakan kemampuannya dalam mendukung upaya proses belajar sepanjang hayat dan kewarganegaraan aktif secara lokal, serta dengan sempurna mampu dipadukan secara global (Tammaro, 2011). Salah satu cara untuk mempermudah pengguna dalam mencari informasi di perpustakaan digital adalah dengan mengelompokkan hasil pencarian berdasarkan kemiripan dokumen dan penentuan kata kunci (keyword) yang tepat. Mencari kemiripan hasil pencarian dokumen di database dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan dokumen-dokumen yang memiliki kesamaan subyek dalam satu kelompok atau cluster (Borodovkina, 2000). Selain itu, diperlukan strategi yang tepat dalam menelusur sumber-sumber informasi perpustakaan agar informasi yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat. Qurniati (2008) menjelaskan bahwa penelusur harus memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang memadai dalam menelusur informasi. Strategi tersebut sangat penting karena: a) informasi yang tersedia sangat banyak, luas, dan beraneka ragam; b) untuk memperoleh informasi yang relevan; c) untuk menghemat waktu pencarian, serta d) untuk mempermudah pencarian. Selain itu, penelusur perlu memperhatikan strategi atau aspek etis penelusuran, yaitu: 1) menyediakan sumber informasi yang terbaru (uptodate); 2) memilih database pencarian yang tepat; 3) memiliki petugas yang trampil dalam mencari informasi; 4) menghindari kata-kata “bias”; 5) memastikan ruang lingkup pencarian informasi; dan 6) menginformasikan kepada penelusur terhadap masalah dalam kesalahan selama pencarian informasi (Mount dan Massoud, 1998). Tujuan seseorang menelusur sumber-sumber informasi di perpustakaan adalah untuk mencari sumber-sumber referensi untuk kegiatan penelitian dan pendidikan. Dalam hal ini, menjadi acuan Perpustakaan PDII-LIPI untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya. Menurut Krikelas (1983) dalam Purnomowati, dkk. (2006), kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Lebih lanjut, Hartinah (1996) menjelaskan bahwa jasa perpustakaan atau pusat informasi dibutuhan pengguna, karena tiga hal yaitu: 1) pengguna tidak mempunyai waktu (terlalu sibuk); 2) jarak lokasi yang jauh antara pengguna dengan perpustakaan (sumber informasi; dan 3) pengguna tidak tahu cara menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia. Ketiga faktor tersebut tidak menjadi masalah kegiatan penelusuran apabila didukung oleh sarana teknologi informasi (TI) yang memadai. Saat ini, Perpustakaan PDII telah menyediakan sarana dan prasarana TI yang memadai berupa seperangkat jaringan komputer untuk akses database perpustakaan. Di Perpustakaan PDII-LIPI, pemustaka dapat menelusur sumber-sumber informasi/literatur ilmiah melalui database Library Archive Analysis System (LARAS) dan Indonesian Scientific Journal Database (ISJD).
Perpustakaan PDII merupakan perpustakaan khusus dengan tugas mengatur perpustakaan dan dokumentasi bagi kantor-kantor pemerintah. Menurut Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 1961 (sekarang UU PRPS Nomor 20 Tahun 1961) tugas perpustakaan khusus adalah mengumpulkan, menyusun, dan memelihara buku-buku dan dokumentasi pustaka dengan maksud menyediakan bagi keperluan pengetahuan, penyelidikan, pengajaran, dan keperluan lain yang sejenis. Adapun pekerjaanya adalah: a) mengumpulkan semua jenis penerbitan dinas masing-masing; b) menyelenggarakan kerjasama dan tukar menukar informasi antar perpustakaan; serta c) mengadakan hubungan dan kerjasama dengan siapapun untuk penyempurnaan perpustakaan. Sistem layanan perpustakaan PDII adalah terbuka untuk umum dan memprioritaskan layanan sesuai kondisi koleksi (Sudarsono, 2007). Tugas perpustakaan khusus adalah memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya (Perpusnas, 2009). Dalam melaksanakan kegiatannya, Perpustakaan PDII berpegang pada tugas pokok dan fungsi PDII-LIPI berdasarkan pada Surat Keputusan Ketua LIPI No.23/Kep/D/3/87, tertanggal 17 Juni 1987, yaitu melaksanakan pembinaan dan pelayanan jasa dokumentasi dan informasi ilmiah, dan senantiasa berpedoman pada SK Menteri Research Nasional Tahun 1965, yang menyatakan bahwa tujuan PDII adalah memberikan pelayanan akan kebutuhan bahan-bahan bacaan untuk keperluan research dari pada lembaga-lembaga research di Indonesia. Untuk melaksanakan tupoksi dan tujuan tersebut, perlu dibentuk unit kerja jasa perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sangat penting dan strategis dalam pengelolaan dan sistem temu kembali informasi. Dengan demikian, pembinaan dan pengembangan perpustakaan terus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan (Sudarsono, 1993). Penelusuran Informasi Penelusuran informasi pada database komputer telah ada sejak tahun 1940, yang dilakukan dengan tujuan mempermudah akses buku, jurnal, atau bahan pustaka lainnya dengan alat bantu komputer. Dalam menelusur informasi di database, penelusur harus menentukan topik-topik informasi yang dicari. Salton (1979) dalam Adisantoso (1996) mengatakan bahwa ada tiga topik dalam penelusuran informasi, yaitu: 1) database retrieval, yang memproses berkas data dasar sederhana dengan menggunakan atribut yang sudah didefinisikan sebagai ciri dari setiap record; 2) reference retrieval, record data berupa buku, jurnal, majalah, atau bahan pustaka lainnya; serta c) fact retrieval, memproses informasi dengan jenis karakteristik record yang lebih kompleks. Secara prinsip, penelusuran informasi dilakukan untuk menentukan kesamaan antara informasi yang ada di dalam media penyimpanan (database) dengan permintaan penelusur, yang dapat diukur dengan membandingkan nilai atribut tertentu dari file informasi yang diminta. Perpusnas (2010) mendefinisikan penelusuran literatur sebagai kegiatan mencari atau menemukan kembali informasi kepustakaan mengenai suatu bidang tertentu yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan dengan menggunakan bantuan literatur sekunder dan atau sarana penelusuran lainnya. Kegiatan penelusuran literatur disebut sebagai “temu balik informasi”, yaitu istilah generik yang mengacu pada temu balik dokumen atau sumber atau data dari fakta yang dimiliki unit informasi. Dalam ranah dokumentasi, kegiatan temu balik informasi terjadi pada bagian tengah antara rakaian documenter dengan kegiatan pemencaran informasi. Kegiatan temu balik informasi didesain untuk memudahkan
menemukan sumber informasi (Sulistyo-Basuki, 1992). Kegiatan penelusuran literatur ini, umumnya digunakan untuk mendukung penelitian dan atau penulisan ilmiah, serta bahan bacaan sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan. Penentuan kata kunci (keyword) yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menelusur informasi. Penentuan kata kunci adalah menentukan kata/istilah penting untuk digunakan sebagai titik akses dalam penelusuran informasi yang terkandung dalam bahan pustaka. Penelusuran informasi yang dilakukan pemustaka di perpustakaan fokus pada penelusuran informasi teks, berupa koleksi atau bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. Adisantoso (1996) menyatakan bahwa penelusuran literatur perpustakaan sebagian besar berupa informasi berbasis teks, yang memanfaatkan record data dasar sederhana, yaitu dengan menentukan identitas koleksi yang berfungsi sebagai penciri dari setiap record. Karakteristik penciri record data berbasis teks berupa kata (term), indeks, kata kunci, dan sebagainya. Untuk menemukan sumber informasi yang diinginkan, penelusur perlu memperhatikan strategi-strategi penelusuran sebagai berikut: a) gunakan boolean operator ketika menelusur, seperti AND, OR, NOT dengan menyisipkan suku kata pada ruas pencarian, contoh: ingin mencari kata TERNAK dan SAPI, maka ketikkan Ternak AND Sapi atau Ternak*Sapi; 2) gunakan phrase search atau exact search ketika menelusur, dengan mengetikkan tanda petik dua (”) atau tanda petik satu (’) di pangkal dan diujung kata atau kalimat yang akan dipanggil, sehingga muncul daftar judul koleksi yang lebih spesifik, misalnya ingin mencari kata PLANT FISIOLOGY, maka ketikkan ‘Plant Fisiology’ atau “Plant Fisiology”; serta 3) gunakan truncation atau will card (pemenggalan) suku kata dengan cara mengetikkan tanda pagar (#), bintang (*), koma (,), Tanya (?) pada ujung kata, misalnya akan menampilkan kata yang mengandung kata INTERN atau ditengah terdapat kata TERN, maka ketikkan #TERN#, maka akan muncul istilah seperti INTERNATIONAL, INTERNET, INTERNAL, INTERMEZO, dan sebagainya (Wahyudin, 2010). SulistyoBasuki (1992) menjelaskan tentang prosedur atau tahapan dalam penelusuran informasi yang dilakukan oleh pemakai (pemustaka), antara lain: 1) Mengungkapkan keinginan yang menyangkut subjek, waktu yang diperlukan, jenis dokumen, informasi yang diinginkan (bentuk, bahasa, dan sebagainya; 2) Memutuskan sumber yang akan digunakan; 3) Komunikasi pertanyaan, tentang bahasa dokumen, strategi menelusur, dan format telusur kaitannya dengan sumber sekunder; 4) Subsistem temu balik informasi diperiksa untuk mencari sumber rujukan; 5) Cantuman bibliografis yang sudah dikumpulkan dicek kembali; 6) Skrining, artinya pemilihan rujukan yang paling terkait dengan permintaan dan subjek utama atau karakteristik sekunder 7) Memberitahu hasil penelusuran 8) Memeriksa kesahihan dokumen 9) Mengekstrak informasi dari dokumen primer 10) Menilai relevansi jawaban dan mengkaji efisiensi jasa yang diterimanya Apabila pemustaka merasa kesulitan dalam melakukan penelusuran informasi, dipersilakan meminta bantuan kepada petugas jasa informasi, agar tidak terjadi distorsi dalam pemilihan sumber informasi. Kesiapan petugas dalam membantu penelusuran informasi bagi pemustaka merupakan salah satu wujud layanan prima perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
Lebih lanjut, Mount dan Massoud (1998) menjelaskan ada lima sistem sederhana dalam pencarian informasi di database perpustakaan, yaitu: 1) wawancara referensi, dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan informasi; memahami subyek atau obyek yang dicari pada setiap bagian bacaan; serta memahami bahasa bacaan, tanggal publikasi, atau format bacaan; 2) pemanfaatan sumber, dilakukan dengan cara (penulis) menjelaskan tentang penggunaan sumber data yang berbeda-beda untuk menangani kasus-kasus tertentu, serta menentukan sistem pengiriman (kertas atau file elektronik), melalui internet, intranet, atau CD–ROM; 3) format lokasi data, permintaan data koleksi, sebagian (kutipan tertentu) atau keseluruhan (full text); 4) jadwal/waktu penelusuran, dilakukan untuk mengetahui kapan informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan; serta 5) biaya, besar kecilnya biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil penelusuran. LARAS Database LARAS dibangun oleh PDII-LIPI sejak bulan Januari 2011 dengan nama LARAS V 1.0. Aplikasi database LARAS menggantikan database WINISIS (sejak tahun 1996) sebagai katalog penelusuran informasi perpustakaan. Penerapan LARAS di PDII-LIPI untuk layanan perpustakaan disebabkan karena WININIS terdapat banyak kendala aturan entri data dan tidak konsisten, pangkalan data yang bertumpuk, susah dalam pelaporan, serta konten pada pangkalan data WINISIS tidak ditemukan jika dicari dengan menggunakan mesin pencari misalnya seperti Google dan Yahoo (Hendrawan, 2013). Sedangkan tujuan PDII membangun LARAS, adalah: 1) mempublikasikan semua karya ilmiah melalui jaringan internet; 2) mengembangkan aplikasi open source secara mandiri untuk menghindari ketergantungan aplikasi buatan dari luar; 3) menjadikan salah satu icon PDII-LIPI di masyarakat. Aplikasi LARAS dibangun dengan mengunakan program PHP sebagai bahasa interpreter untuk tampilan di web, sedangkan untuk web server menggunakan aplikasi Apache, dan MySQL sebagai pembangun pangkalan data. Tim developer LARAS memilih program PHP, Apache, dan MySQL karena ketiga program tersebut merupakan flatform open source dan mudah dipahami oleh programmer, serta mendukung kemudahan untuk pengembangan tahap berikutnya baik dari segi tampilan, keamanan, maupun fitur khusus untuk laporan kegiatan pustakawan sendiri. Jenis informasi atau koleksi yang tercatum dibibliografinya di database LARAS adalah koleksi monograf, seperti buku, makalah/prosiding, standar, paten, karya ilmiah LIPI laporan penelitian, dan tesis/disertasi. Database LARAS PDII-LIPI dapat diakses melalui URL: http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/.
Adapun jumlah konten informasi di database LARAS, yaitu: buku (86135 judul), laporan penelitian (74167 judul), makalah (71475 judul), paten 6859 judul, tesis (32863 judul). Jumlah pengakses LARAS selama tahun 2013 sekitar 19696 orang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Terkait dengan ruas-ruas cantuman bibliografi di metadata database, LARAS memiliki sekitar 24 ruas cantuman, diantaranya: 1) Judul artikel: karakter, kata, frase atau kalimat yang terdapat pada dokumen dan merupakan sebutan untuk dokumen atau konten (isi) dari dokumen tersebut. 2) Judul terjemahan: menunjukkan judul terjemahan dari suatu karya (diisi apabila ada). 3) Tipe data: menunjukkan tipe dokumen, contoh: buku, makalah, tesis/desetasi, dan sebagainya. 4) Sub-tipe data: menunjukkan tipe turunan dokumen, contoh: kamus, makalah ilmiah, dan sebagainya. 5) Kategori: menunjukkan bidang keilmuan dokumen, contoh: farmasi, ekonomi, hukum, bahasa dan sebagainya. 6) Bahasa: menunjukkan bahasa dokumen, contoh: Indonesia, Inggris, dan sebagainya. 7) Sumber: menunjukkan sumber asal dokumen, contoh: prosiding. 8) Penulis: menunjukkan keterangan penulis. 9) Institusi: menunjukkan keterangan institusi yang menerbitkan dokumen, contoh: Universitas Indonesia. 10) Sub-institusi: sub-institusi dari institusi yang menerbitkandokumen, contoh: Fakultas Teknik. 11) Kode panggil: kode atau nomor panggil dokumen. Nomor klasifikasi menggunakan sistem DDC, diikuti dengan judul buku, kemudian nama depan penulis pertama. Nama penulis yang diambil berasal dari nama penulis yang tidak dibalik. 12) Kode panggil lain: kode atau nomor panggil dokumen tambahan atau khusus. Ruas ini di isi apabila terdapat lebih dari satu kode panggil. 13) Penerbit: keterangan pihak yang menerbitkan dokumen. 14) Subjek: kata atau frase yang menggambarkan isi dokumen dan dimaksudkan untuk memudahkan temu kembali. 15) Tahun: menunjukkan keterangan tahun terbit dokumen. 16) Deskripsi fisik: keterangan mengenai keadaan fisik dokumen, contoh: buku terdiri dari 175 halaman. Isi ruas deskripsi fisik 175 hlm. 17) Lokasi: menunjukkan keterangan lokasi fisik dokumen ditempatkan, contoh: dokumen laporan penelitian, maka pada ruas lokasi ketik PDII-lap. 18) Kota terbit: menunjukkan keterangan tempat terbit dokumen. 19) Catatan umum: keterangan mengenai isi karya yang tidak dapat ditempatkan dalam ruas-ruas lain, termasuk ruas-ruas catatan yang lain, contoh: dalam dokumen tertulis volume 1, maka isi ruas “Perp. mempunyai volume 1”. 20) Seri: keterangan yang menyatakan dalam seri mana suatu karya termasuk. 21) Media: bentuk dari dokumen, contoh: mikofis, video, CD. 22) No.Induk: kode berupa angka yang menyatakan nomor urut dokumen dalam koleksi menurut pengelompokan subjeknya. Ketik nomor induk yang tercantum dalam dokumen. Nomor induk diberikan pada dokumen oleh bagian akuisisi dan koleksi literatur.
23) Deskriptor: kata atau frase yang menggambarkan isi dokumen. 24) Daftar Pustaka: berisi sumber-sumber bahan bacaan yang dikutip dalam satu koleksi/artikel/makalah. Dari berbagai ruas cantuman metadata LARAS di atas, tidak semua ruas ditampilkan. Bagian ruas-ruas penelusuran yang ditampilkan LARAS hanya sekitar 14 ruas. Ruas-ruas tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 1. Cantuman Ruas Metadata Koleksi PDII-LIPI Ruas Cantuman Lap. Karya Buku Tes/Dis Makalah LARAS Penelitian LIPI Judul V V V V V Pengarang V V V V V Institusi V V V V V Tahun Terbit V V V V V Kode Panggil V V V V V Kode Panggil Lain -V -V -Sumber ----V Desc.Fisik V V V V V Subyek V V V V V Sari -V ---Lokasi V V V V V Descriptor ----V Daftar Pustaka V V V V V Bidang Ilmu V V V V V
Paten V V V V V ---V V V -V V
Berdasarkan Tabe 1 di atas, terlihat bahwa tidak semua ruas cantuman bibliografi tersedia di setiap koleksi monograf, misalnya: koleksi buku tidak menyediakan ruas “kode panggil lain, sumber, sari/abstrak, dan descriptor”; laporan penelitian tidak menyediakan ruas “sumber dan descriptor”; dan Makalah tidak menyediakan ruas “kode panggil lain dan sari”. Perbedaan tersebut disebabkan oleh menjaga efektivitas ruas bibliografi yang disesuaikan dengan jenis koleksi. Selain koleksi cetak, juga tersedia koleksi digital (full text), khususnya untuk koleksi Karya Ilmiah LIPI dan Paten. Untuk mendapatkan konten full text, pemustaka harus menghubungi petugas meja informasi perpustakaan. ISJD ISJD merupakan database jurnal ilmiah Indonesia yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian bagi masyarakat ilmiah dan umum. Tujuan pembangunan ISJD adalah untuk memberikan kemudahan akses terhadap jurnal ilmiah Indonesia, baik bagi pengguna di Indonesia maupun di luar negeri secara online. Dalam membangun situs jurnal on-line yang efektif diperlukan enam kriteria, yaitu tersedianya fitur artikel terbaca, tersedianya fitur utuh dan cetak artikel terbaca, kekinian jurnal yang tersedia, tersedianya fitur search dan retrieval, serta kemudahan mengakses dan terhubung kepada jurnal lain. Database ISJD dibangun oleh PDII-LIPI sejak Tahun 2009, dengan konten record sejumlah 70.000 artikel dan 3.656 jurnal ilmiah (Tambunan, 2012). Sementara di Tahun 2013, konten artikel sudah mencapai 158102 record dan 4000 jurnal ilmiah. Jumlah pengakses ISJD selama tahun 2013 sekitar 511074 orang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Database ISJD PDII-LIPI dapat diakses melalui URL: http://isjd.pdii.lipi.go.id/.
Sementara itu, beberapa ruas cantuman bibliografi pada metadata ISJD terdiri atas: 1) Judul artikel: karakter, kata, frase atau kalimat yang terdapat pada artikel dan merupakan sebutan untuk konten (isi) dari jurnal tersebut. 2) Judul Terjemahan: menunjukkan judul terjemahan dari suatu artikel (diisi apabila ada). 3) Sumber: menunjukkan nama jurnal. 4) Penulis: menunjukkan keterangan penulis. 5) Kategori: berisi cakupan bidang ilmu artikel jurnal. 6) URL: menunjukkan koneksi link ke sistem jurnal online dari sumber jurnal artikel. 7) Volume: menunjukkan nomor volume jurnal dalam tahun tertentu. Untuk nomor volume tahun berikutnya berlanjut. 8) Nomor: menunjukkan nomor jurnal dalam satu volume. Setiap ganti volume, nomor jurnal berulang sesuai dengan waktu terbit jurnal dalam tahun tertentu. 9) Halaman: menunjukkan nomor awal dan akhir halaman artikel yang di muat dalam satu terbitan jurnal 10) Bulan-Tahun: menunjukkan waktu (bulan dan tahun) terbit dalam tahun tertentu. 11) Kata Kunci: memuat istilah kata yang menjadi kata kunci konten artikel jurnal. 12) No.IMII: menunjukkan nomor urut majalah/jurnal yang dimuat dalam daftar indeks majalah ilmiah Indonesia. 13) No.Mikro: menunjukkan nomor urut artikel yang dialihmediakan ke bentuk mikrofis/film. 14) No.Klas.: kode atau nomor panggil dokumen. Nomor klasifikasi menggunakan sistem DDC, diikuti dengan judul buku dan nama depan penulis pertama. Nama penulis yang diambil berasal dari nama penulis yang tidak dibalik. 15) Sari: berisi konten abstrak artikel jurnal dalam bahasa Indonesia. 16) Abstrak: berisi konten abstrak artikel jurnal dalam bahasa asing. 17) Full teks: berisi konten full text artikel jurnal Dari berbagai ruas cantuman bibliografi ISJD di atas, tidak semua ruas ditampilkan semua dengan melihat efektivitas informasi yang perlu diketahui oleh pengguna. Beberapa ruas cantuman yang disertakan di daftar bibliografi artikel ISJD, antara lain: Judul, Pengarang, Sumber, Penerbit, Kode Panggil, Tahun Terbit, Volume, Nomor, Halaman, Kata Kunci, Sari, Abstrak, dan Fullteks. Untuk mendapatkan konten full text artikel ISJD,
pemustaka harus menghubungi petugas meja informasi perpustakaan atau jasa penelusuran informasi. Penelusur Informasi PDII Pengguna jasa informasi Perpustakaan PDII terdiri atas para ilmuan, akedemisi, praktis, dan orang umum, baik peneliti dan karyawan LIPI, akademisi, pegawai/TNI, swasta/industri, maupun umum. Informasi yang disediakan Perpustakaan PDII adalah literatur/koleksi ilmiah yang bersumber dari hasil kajian atau penelitian (riset) bidang sains dan teknologi. Informasi yang disediakan perpustakaan, memiliki fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pengakses. Nocholas (1996) dalam Purnomowati, dkk. (2006) menjelaskan ada lima fungsi informasi, antara lain fungsi: 1) finding, yaitu informasi untuk menjawab pertanyaan tertentu; 2) current awareness, yaitu informasi yang mengikuti perkembangan terakhir; 3) riset, yaitu informasi dalam bidang tertentu secara lengkap dan mendalam; 4) briefing, yaitu informasi mengenai topik tertentu; serta 5) stimulus, yaitu informasi untuk merangsang ide-ide baru. Sumber-sumber informasi Perpustakaan PDII mencakup koleksi buku, jurnal/majalah ilmiah Indonesia dan asing, laporan penelitian, tesis, disertasi, paten, dan standar. Koleksi perpustakaan tersedia dalam format cetak dan elektronik (digital). Koleksi elektronik tersimpan dalam format file (.pdf), tiga dimensi (flipping book), video (audiovisual), mikrofis/mikrofilm, dan CD-ROM. Sumber informasi-informasi perpustakaan dapat diakses secara online, baik melalui ruang perpustakaan maupun dari instansi lain. Peneliti dan ilmuan mencari dan menggunakan informasi disebabkan oleh tiga hal, yaitu: a) apa yang sedang dilakukan ilmuan lain saat ini; b) kebutuhan yang ditimbulkan dari pekerjaannya; dan c) kebutuhan atas semua informasi yang relevan dengan suatu subjek tertentu (Voight dalam Krikelas, 1983 dalam Purnomowati, 2006). Lebih lanjut Purnomowati, dkk (2006) menyatakan bahwa seseorang yang mencari informasi ilmiah di PDII-LIPI bertujuan untuk kegiatan penelitian. Untuk memenuhi kebutuhan informasi penelitian, perpustakaan berusaha menyediakan informasi yang dibutuhkan peneliti, dengan melalui berbagai sumber, baik database lembaga maupun referensi ilmiah online di internet. Selain itu, petugas perpustakaan melakukan komunikasi lisan (bertanya) kepada pihak lain di dalam unit kerja yang dianggap lebih tahu. Secara umum, tahapan pemustaka (penelusur) dalam mencari sumber-sumber informasi/literatur ilmiah di Database LARAS dan ISJD sebagai berikut.
LARAS 1. PENCARIAN SEDERHANA a) Ketikkan topik, subjek, atau judul koleksi yang diinginkan (sebaiknya bersifat spesifik) b) Pilih salah satu judul koleksi yang muncul di katalog, kemudian klik satu kali c) Catat identitas koleksi yang akan dicari, mencakup no.panggil, lokasi, dan tahun Lihat gambar:
1. PENCARIAN CANGGIH a) Pilih tipe koleksi; makalah, buku, laporan penelitian, tesis/disertasi, buku, paten b) Pilih Kategori (bidang ilmu) koleksi sesuai kebutuhan, jika belum tahu, pilih All c) Ketikkan identitas koleksi, berdasarkan pengarang, institusi, judul, subjek, atau tahun d) Pilih salah satu judul koleksi yang muncul di katalog, kemudian klik satu kali e) Catat identitas koleksi yang akan dicari, mencakup no.panggil, lokasi, dan tahun Lihat gambar:
ISJD 1. PENCARIAN SEDERHANA a) Ketikkan kata kunci, subjek, atau topik artikelyang dicari (sebaiknya bersifat spesifik) b) Pilih salah satu judul artikel yang muncul di katalog, kemudian klik satu kali c) Catat identitas artikel, mencakup no.panggil, volume, nomor, tahun, halaman, dan sumber terbitan. apabila ada keterangan “full text”, cukup dicatat judul artikelnya Lihat gambar:
1. PENCARIAN CANGGIH a) Pilih salah satu menu di katalog sesuai kebutuhan, berdasarkan bidang, penerbit, atau jurnal b) Pilih salah satu judul artikel yang muncul di katalog, kemudian klik satu kali d) Catat identitas artikel, mencakup no.panggil, volume, nomor, tahun, halaman, dan sumber terbitan. Apabila ada keterangan “full text”, cukup dicatat judul artikelnya Lihat gambar:
Dari hasil kajian yang telah dilakukan penulis, diketahui bahwa: 1) Responden/pemustaka yang menelusur sumber-sumber literatur Perpustakaan PDII sebagian besar dari kalangan mahasiswa (49 orang atau 98%), dengan tujuan mencari sumber referensi penelitian yang bersumber dari artikel jurnal Ilmiah Indonesia; 2) Sebagian besar pemustaka “memahami” tentang penelusuran sumber-sumber literatur di Perpustakaan PDII, baik menggunakan Katalog LARAS atau ISJD maupun mencari koleksi di rak perpustakaan (34 orang atau 68%); 3) Sebagian besar pemustaka “kurang memahami” tentang adanya menu pencarian di Katalog LARAS atau ISJD dan sistem
layanan literatur yang dilaksanakan di Perpustakaan PDII, baik menelusur melalui menu pencarian pencarian umum dan pencarian canggih, maupun menelusur pada sistem layanan terbuka dan tertutup; 4) Sebagian besar pemustaka akan mencari/menelusur koleksi lain dengan topik atau variabel judul koleksi sejenis (46 orang atau 92%), dengan memperhatikan aspek kekhususan/spesifikasi topik koleksi yang sejenis. Jika mengalami kesulitan, pemustaka akan meminta bantuan penelusuran literatur ke petugas/pustakawan.
DAFTAR PUSTAKA Adisantoso, J. 1996. Pendekatan kuantitatif untuk penelusuran informasi. Jurnal Forum Statistika dan Komputansi, p:24-29. Borodovkina, L. 2000. Investigation of machine learning tools for document clustering and classification [tesis]. USA: Department of Electrical Engineering and Comp Science, MIT. Hartinah, S. 1996. Persepsi pengguna dan petugas terhadap kualitas jasa penelusuran informasi ilmiah: studi kasud di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia. Hendrawan, M.R. 2013. Model Interoperabilitas Teknis Pada Aplikasi Perpustakaan Digital Laras Versi 1.0: Studi Kasus di PDII-LIPI [TESIS]. Jakarta: Universitas Indonesia. Mount , E. dan Massoud, R. 1998. Special libraries and information centers: an introductory text. USA: Special Library Association Publishing. Perpusnas. 2009. Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Perpusnas. 2010. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI Purnomowati, S., dkk. 2006. Kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi peneliti di Serpong. Buku Kasus Kepustakawanan Kita: beberapa hasil penelitian. Jakarta: PDIILIPI. Qurniati, N. 2008. Pemanfaatan internet sebagai media penulusuran informasi di perpustakaan. Jurnal RBITH, Vol.4, No.3: 577-579. Sudarsono, Blasius. 2007. Menyongsong Fajar Baru, Merancang Masa Depan. Jakarta: PDIILIPI. Sudarsono, Blasius. Pola Pengembangan PDII-LIPI Dalam PJPT II, disampaikan dalam Seminar Jasa Informasi PDII-LIPI Menyongsong PJPT II, di Jakarta 9 Februari 1993. Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Tambunan, K. 2012. Indonesian Scientific Journal Database: pengenalan. Jurnal BACA, Vol 33, No 1]. Tammaro, A.M. 2011. Parma Beyond Borders 2011. Mei 21. Wahyudin. 2010. Strategi jitu penelusuran informasi ilmiah yang cepat, tepat, dan akuran di internet. Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol.10, No.2: 47-48.