PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Werdi Widodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur; (2) wujud pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur; dan (3) skenario pembelajaran pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur di SMA. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka.Analisis data dilakukan dengan teknik analisis. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan teknik informal. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa:(1) unsur intrinsik novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur meliputi: (a) tema: perjuangan mewujudkan citacita; (b) alur: maju; (c) tokoh dan penokohan terdiri dari: tokoh utama: Mustafa (polos, tekun, dan sabar) dan tokoh tambahan: Salma (sayang, perhatian, dan ramah tamah), Akmal (kasih sayang dan perhatian), dan Aku (berani dan penasaran); (d) latar terdiri dari: latar waktu: malam hari, zaman peperangan, dan hari Senin, latar tempat: di dalam kamar, di ruang tamu, perpustakaan di Jln. Samudra, dan pasar Cunda, dan latar suasana: hening, sepi, dan sedih; (e) sudut pandang: orang ketiga serba tahu; (f) majas: simile dan personifikasi; dan (g) amanat terdiri dari: eksplisit/langsung (bertanggung jawab, gigih, dan pantang menyerah) dan emplisit/tidak curigaan, pemarah, dan tidak percaya), Riana (ramah tamah dan berkemauan keras), Syarifah (susah percaya dan berprasangka buruk), Khadir (kasih sayang dan perhatian), Jamal (kasih langsung (percaya diri dan keyakinan kuat); (2) wujud pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur ada lima, yakni: (a) wujud pendidikan karakter hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: berdoa, taat beribadah, jujur, dan ikhlas; (b) wujud pendidikan karakter hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: bertanggung jawab, sabar, berpikir logis, kreatif, inovatif, mandiri, rasa ingin tahu, penasaran, cinta ilmu, pantang menyerah, gigih, rajin, terampil, berhati lembut, dan berani; (c) wujud pendidikan karakter hubungan manusia dengan keluarga meliputi: setia, kasih sayang, perhatian, dan ramah tamah; (d) wujud pendidikan karakter hubungan manusia dengan masyarakat dan bangsa meliputi: berjiwa nasionalis, rela berkorban, cinta damai, dan berkemauan keras; dan (e) wujud pendidikan karakter hubungan manusia dengan sesama, alam sekitar, dan lingkungan sosial adalah bekerja keras dan tekun; dan (3) skenario pembelajaran pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur pada siswa SMA kelas XI semester 1, yakni dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi: pendahuluan; inti (eksplorasi, elaborasi, serta konfirmasi), dan penutup. Kata Kunci: Pendidikan karakter, Novel, dan Skenario pembelajaran.
PENDAHULUAN Peneliti meneliti tentang pendidikan karakter dalam novel karena novel termasuk karya sastra. Karya sastra saat ini diminati oleh masyarakat. Pendapat peneliti tersebut selaras dengan pendapat yang diungkapkan oleh Suwondo, 2013: iiibahwa karya sastra (prosa fiksi seperti novel dan cerpen) saat ini sangat diminati oleh masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, karya sastra menjadi salah satu sarana yang tepat untuk penanaman pembentukan pendidikan karakter pada peserta didik karena dalam karya sastra dimuat cerita-cerita yang dapat dibaca oleh peserta didik. Peserta didik dapat memahami dan mengetahui sifat/karakter tokoh dalam cerita. Secara tidak langsung, peserta didik akan mencontoh karakter para tokoh dalam cerita. Oleh karena itu, novel menjadi salah satu bacaan yang baik untuk peserta didik karena cerita dalam novel diambil dari latar belakang kehidupan sosial masyarakat. Novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur penuh dengan nilai pendidikan karakter yang patut untuk diteladani dan diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik menuju ke arah yang lebih baik sehingga novel ini layak digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Selain alasan di atas, peneliti meneliti penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter Novel Tempat Paling Sunyi Karya Arafat Nur dan Skenario Pembelajarannya di SMA”, yaitu belum ada penelitian tentang nilai pendidikan karakter dalam novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur yang diteliti oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi untuk pembelajaran sastra (Samini dan Hariyanto, 2013: 45). METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pendidikan karakter dalam novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur.Penelitian ini difokuskan pada:(1) unsur intrinsik novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur;(2) wujud pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur; dan (3)skenario pembelajaran novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur di SMA.Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dengan alat bantu kartu data. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis. Hasil analisis data disajikan dengan teknik informal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Unsur intrinsik novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur meliputi: tema: perjuangan mewujudkan cita-cita; b) alur: maju; c) tokoh dan penokohan terdiri dari: tokoh utama: Mustafa (polos, tekun, dan sabar) dan
tokoh tambahan: Salma
(curigaan, pemarah, dan tidak percaya), Riana (ramah tamah dan berkemauan keras), Syarifah (susah percaya dan berprasangka buruk), Khadir (kasih sayang/perhatian), Jamal (kasih sayang/perhatian dan ramah tamah), Akmal (kasih sayang/perhatian), dan Aku (berani dan penasaran); d) latar terdiri dari: latar waktu: malam hari, zaman peperangan, dan hari Senin, latar
tempat: di dalam kamar, di ruang tamu,
perpustakaan di Jln. Samudra, dan pasar Cunda, dan latar suasana: hening , sepi, dan sedih; e) sudut pandang: orang ketiga serba tahu; f) majas: simile dan personifikasi; g) amanat terdiri dari: eksplisit/langsung (bertanggung jawab, gigih, dan pantang menyerah) dan emplisit/tidak langsung (percaya diri dan keyakinan kuat). 2. Nilai pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur mencakup lima aspek, yaitu: a) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: berdoa, taat beribadah, jujur, dan ikhlas; b) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: bertanggung jawab, sabar, berpikir logis, kreatif, inovatif, mandiri, rasa ingin tahu/penasaran, cinta ilmu, pantang menyerah/gigih, rajin/terampil, berhati lembut, dan berani; c) hubungan manusia dengan keluarga meliputi: setia, kasih sayang/perhatian, dan ramah tamah; d) hubungan manusia dengan masyarakat dan bangsa meliputi: berjiwa nasionalis/rela berkorban, cinta damai, dan berkemauan keras; e) dan hubungan manusia dengan sesama, alam sekitar, dan lingkungan social adalah bekerja keras/tekun. 3. Skenario pembelajaran novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur di-lakukan dengan menggunakan kompetensi dasar dan indikator. Standar kompetensi dasarnya adalah 7. memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi dasarnya adalah 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Indonesia. Indikatornya adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan menganalisis pendidikan karakter novel Indonesia Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sampel/sampling, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sumber belajar yang digunakan adalah Pendidikan Karakter karya Hariyanto dan Samani diterbitkan di Bandung oleh Remaja Rosdakarya pada tahun 2013,
Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter karya Abidin diterbitkan di Bandung oleh PT Refika Aditama pada tahun 2012, dan Teori Pengkajian Fiksi karya Nurgiyantoro diterbitkan di Yogyakarta oleh Gadjah Mada University Press pada tahun 2010. Langkah-langkah pembelajaran unsur intrinsik dan pendidikan karakter digunakan tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Evaluasi yang digunakan adalah tertulis dengan tes objektif dan esai. SIMPULAN DAN SARAN Unsur intrinsik novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur meliputi: tema: perjuangan mewujudkan cita-cita; b) alur: maju; c) tokoh dan penokohan terdiri dari: tokoh utama: Mustafa (polos, tekun, dan sabar) dan tokoh tambahan: Salma (curigaan, pemarah, dan tidak percaya), Riana (ramah tamah dan berkemauan keras), Syarifah (susah percaya dan berprasangka buruk), Khadir (kasih sayang/perhatian), Jamal (kasih sayang/perhatian dan ramah tamah), Akmal (kasih sayang/perhatian), dan Aku (berani dan penasaran); d) latar terdiri dari: latar waktu: malam hari, zaman peperangan, dan hari Senin, latar tempat: di dalam kamar, di ruang tamu, perpustakaan di Jln. Samudra, dan pasar Cunda, dan latar suasana: hening, sepi, dan sedih; e) sudut pandang: orang ketiga serba tahu; f) majas: simile dan personifikasi; g) amanat terdiri dari: eksplisit/langsung (bertanggung jawab, gigih, dan pantang menyerah) dan emplisit/tidak langsung (percaya diri dan keyakinan kuat). Nilai pendidikan karakter novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur mencakup lima aspek, yaitu: a) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: berdoa, taat beribadah, jujur, dan ikhlas; b) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: bertanggung jawab, sabar, berpikir logis, kreatif, inovatif, mandiri, rasa ingin tahu/penasaran, cinta ilmu, pantang menyerah/gigih, rajin/terampil, berhati lembut, dan berani; c) hubungan manusia dengan keluarga meliputi: setia, kasih sayang/perhatian, dan ramah tamah; d) hubungan manusia dengan masyarakat dan bangsa meliputi: berjiwa nasionalis/rela berkorban, cinta damai, dan berkemauan keras; e) dan hubungan manusia dengan sesama, alam sekitar, dan lingkungan sosial adalah bekerja keras/tekun. Skenario pembelajaran novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur dilakukan dengan menggunakan kompetensi dasar dan indikator. Standar kompetensi dasarnya adalah 7. memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi
dasarnya adalah 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Indonesia. Indikatornya adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan menganalisis pendidikan karakter novel Indonesia Tem-pat Paling Sunyi karya Arafat Nur. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sampel/sampling, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sumber belajar yang digunakan adalah Pendidikan Karakter karya Hariyanto dan Samani diterbitkan di Bandung oleh Remaja Rosdakarya pada tahun 2013, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter karya Abidin diterbitkan di Bandung oleh PT Refika Aditama pada tahun 2012, dan Teori Pengkajian Fiksi karya Nurgiyantoro diterbitkan di Yogyakarta oleh Gadjah Mada University Press pada tahun 2010. Langkah-langkah pembelajaran unsur intrinsik dan pendidikan karakter digunakan tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Evaluasi yang digunakan adalah tertulis dengan tes objektif dan esai. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Purwanti, Lili. 2013. “ Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bak Rambut Dibelah Tujuh Karya Muhammad Makhdlori dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Samani, Muchlas dan Hariyanto.2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosda karya. Suwondo. 2013. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tanjung, Putri Hapsari. 2013. “Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Kompetensi Menyimak dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.