PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUHAJIRIN
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Eki Dwi Larasati NIM 12108241151
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016
PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUHAJIRIN
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Eki Dwi Larasati NIM 12108241151
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016 i
MOTTO “Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S Al Insyirah : 6-8)
“Intelligence plus character that is the true goal of education.” (Martin Luther King Jr.)
“Kemandirianmu membawa kebanggaan, pelajarilah perlahan, dan jadilah mandiri itu sebagai sikapmu.” (Anonymous)
v
PERSEMBAHAN Teriring ucapan Alhamdulillah, karya ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan material maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini. 2. Almamater Universitas Negeri Yogykarta 3. Nusa, bangsa, dan agama
vi
PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUHAJIRIN Oleh Eki Dwi Larasati NIM 12108241151 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDIT Al-Muhajirin. Selain itu juga mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas III, IV dan V, pembina pramuka dan siswa kela III, IV, V sebagai anggota pramuka. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan crosscheck. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan diantaranya adalah sikap disiplin, tidak bergantung pada orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif dan mampu mengambil keputusan, dan bertanggung jawab. (2) Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa SDIT Al-Muhajirin dilakukan melalui (a) kegiatan latihan rutin pramuka, (b) kegiatan berkemah, (c) Lomba Tingkat, dan (d) jambore. Proses untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka menggunakan strategi pemanduan (cheerleading), strategi pujian dan hadiah (praise-and-reward), strategi definisikan dan latihkan (define-and-drill) dan strategi penegakan disiplin (forced formality). Dalam hal ini kegiatan ekstr,akurikuler pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri sudah sampai pada tahap moral doing tetapi belum tercapai secara maksimal karena tidak semua siswa mempraktikkan nilai karakter mandiri itu di dalam perilakunya sehari-hari.. (3) Faktor yang mendukung yaitu adanya keingian dan kesadaran dari diri siswa, serta adanya support dari wali kelas, guru dan orang tua. (4) Faktor penghambatnya yaitu diri siswa sendiri yang terbiasa dengan kebiasaan yang buruk serta pengaruh buruk dari kondisi perlakuan orang tua dan lingkungan sekitar seperti teman sebaya dan lain-lain. Kata kunci: ekstrakurikuler, pramuka, pendidikan karakter, mandiri, siswa
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin”. Penyusunan skripsi ini disusun sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, perhatian, pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menempuh studi di universitas ini.
2.
Dekan FIP UNY yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan ijin dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4.
Bapak Suparlan, M. Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak kepala sekolah SDIT Al-Muhajirin yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
6.
Wali kelas III, IV, dan V SDIT Al-Muhajirin yang telah bekerjasama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. viii
7.
Seluruh siswa kelas III, IV, dan V SDIT Al-Muhajirin yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
8.
Bapak, Alm.Ibu dan kakakku Linda V.S dan Lukito A.P, beserta keluarga yang selalu mendukung dan selalu menjadi motivasi.
9.
Teman-teman seperjuangan kelas A yang selalu mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
10. Dita, Arifah, Renny, dan Tiwi, teman satu kontrakan yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabatku, Oti, Rara, Indah, Jingga, Odiza, Oppie, Arini, Dwita, Kintan, Katrin, Atika, Erin dan Maya sahabat seperjuangan yang selalu memberi motivasi. 12. Semua pihak yang telah membantu serta memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat. Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis
ix
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... .
vi
ABSTRAK......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN .........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................
6
C. Batasan Masalah ......................................................................................
6
D. Perumusan Masalah .................................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .....................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 1.
10
Pendidikan Karakter .........................................................................
10
a. Konsep Pendidikan Karakter ..................................................
10
b. Nilai Karakter..........................................................................
13
c. Prinsip Menanamkan Karakter................................................
20
d. Tahap-tahap Pembentukan Karakter .......................................
23
x
2.
3.
4.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ...
28
Pendidikan Karakter Mandiri ...........................................................
29
a. Konsep Pendidikan Karakter Mandiri ....................................
29
b. Tujuan Pendidikan Karakter Mandiri .....................................
33
c. Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter Mandiri..............
35
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ..................................................
38
a. Pengertian Ekstrakurikuler Pramuka ......................................
38
b. Fungsi Gerakan Pramuka ........................................................
41
c. Sifat Kepramukaan..................................................................
42
d. Prinsip Dasar Kepramukaan ...................................................
43
e. Struktur Grakan Pramuka........................................................
43
f. Macam-macam Kegiatan Pramuka .........................................
44
Kegiatan Pramuka yang Memuat Strategi Pembentukan Nilai Karakter Kemandirian ......................................................................
47
B. Penelitian yang Relevan...........................................................................
50
C. Kerangka Berpikir....................................................................................
52
D. Pertanyaan Penelitian ...............................................................................
54
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ..............................................................................
56
B. Subjek Penelitian ....................................................................................
56
C. Setting Penelitian .....................................................................................
58
1.
Waktu Penelitan ...............................................................................
58
2.
Tempat Penelitian ............................................................................
59
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................
60
1.
Observasi .........................................................................................
60
2.
Wawancara .....................................................................................
60
3.
Dokumentasi.....................................................................................
61
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. ..
62
F. Teknik Analisis Data................................................................................
71
G. Keabsahan Data/Validitas ........................................................................
73
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian .....................................................................
75
B. Deskripsi Subyek Penelitian ....................................................................
80
C. Hasil Penelitian ........................................................................................
87
1.
Nilai Karakter Kemandirian yang Ditanamkan untuk Mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri ..................................... a. Nilai Karakter Kemandirian yang ditanamkan ............................
87 87
b. Persepsi Keberhasilan Penanaman Nilai Karakter Madiri ...........
90
2. Nilai Karakter Kemandirian yang ditanamkan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka................................ .................. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka .................................................. 4. Faktor Pendukung dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri pada siswa SDIT Al-Muhajirin ........................................... 5. Faktor Penghambat dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri pada siswa SDIT Al-Muhajirin ........................................... D. Pembahasan .............................................................................................
95 106 118 121 125
E. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 148 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 150 B. Saran ....................................................................................................... 151 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 154 LAMPIRAN ................................................................................................. 157
xii
DAFTAR TABEL hal Tabel 1
Nilai-nilai Karakter.......................................................................
13
Tabel 2
Kiasan Dasar Pramuka .................................................................
47
Tabel 3
Waktu Pelaksanaan Penelitian......................................................
59
Tabel 4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara.....................................................
63
Tabel 5
Kisi-kisi Pedoman Observasi .......................................................
67
Tabel 6
Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi ................................... ............ ..
71
Tabel 7
Infrastruktur SDIT Al-Muhajirin..................................................
75
Tabel 8
Prestasi SDIT Al-Muhajirin .........................................................
77
Tabel 9
Sumber Data Wawancara .............................................................
161
Tabel 10 Reduksi Hasil Wawancara............................................................
194
Tabel 11 Reduksi Hasil Observasi ..............................................................
249
Tabel 12 Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Reduksi ...........................
257
Tabel 13 Triangulasi Sumber ......................................................................
259
Tabel 14 Triangulasi Teknik .......................................................................
266
xiii
DAFTAR BAGAN hal Bagan 1
Bagan Tujuan Pendidikan Karakter ...........................................
34
Bagan 2
Bagan Kerangka Berpikir .........................................................
54
Bagan 3
Bagan Aktivitas Analisis Data ...................................................
72
xiv
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 2
Kegiatan Permainan Wide Game ............................................... 107
Gambar 3
Anggota Siaga sedang Berdiskusi ............................................ 108
Gambar 8
Thropy Bergilir Lomba Tingkat 2 ............................................. 114
Gambar 11 Regu Inti sedang Mengerjakan Tugas ....................................... 113 Gambar 22 Peserta LT3 sedang Berkumpul ................................................. 114
xv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1
Pedoman Wawancara ............................................................
158
Lampiran 2
Sumber Data Wawancara ......................................................
161
Lampiran 3
Hasil Wawancara ...................................................................
161
Lampiran 4
Reduksi Hasil Wawancara.....................................................
194
Lampiran 5
Hasil Observasi......................................................................
218
Lampiran 6
Reduksi Hasil Observasi .......................................................
249
Lampiran 7
Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Reduksi ....................
257
Lampiran 8
Triangulasi Data ....................................................................
259
Lampiran 9
Dokumentasi ..........................................................................
269
Lampiran 10 Dokumen Tertulis ..................................................................
276
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari FIP UNY .......................................
383
Lampiran 12 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Daerah Istimewa Yogyakarta ................................... Lampiran 13 Surat Rekomendasi Penelitian dari Bapeda Jawa Tengah.....
384 385
Lampiran 14 Surat Rekomendasi Penelitian dari Bapeda Kab. Magelang .
387
Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian dari SDIT Al-Muhajirin ...........
388
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan program kementrian Pendidikan Nasional yang sedang gencar dijalankan. Pentingnya pendidikan karakter sering diangkat dalam wacana publik karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan pengembangan kemampuan intelektual akademis saja dan mengabaikan aspek yang sangat fundamental, yaitu pengembangan karakter. Menurut Thomas Lickona (2012:81)
karakter
memiliki tiga bagian yang berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Ketiga hal ini diperlukan untuk mengarahkan suatu kehidupan moral. Dengan begitu anak dapat menilai karakter yang benar, sangat peduli dengan karakter yang benar, dan kemudian melakukan karakter yang benar. Salah satu cara untuk membangun karakter adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang ada, baik itu pendidikan di keluarga, masyarakat, dan sekolah harus menanamkan nilai-nilai untuk pembentukan karakter. Di dalam proses pendidikan karakter akan melibatkan aspek perkembangan siswa, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik sebagai suatu keutuhan dalam konteks kehidupan kultural. Karakter tidak bisa dibentuk dalam perilaku instan. Pengembangan karakter harus menyatu dalam proses pembelajaran yang mendidik, disadari oleh guru sebagai tujuan pendidikan, dikembangkan dalam
1
suasana pembelajaran yang transaksional dan dilandasi pemahaman secara mendalam terhadap perkembangan siswa. Dalam pendidikan karakter terdapat beberapa nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan di antaranya adalah nilai religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, sadar diri, patuh pada aturan sosial, respek, santun, demokratis, ekologis, nasionalis, pluralis, cerdas, suka menolong, tangguh, berani mengambil risiko dan berorientsi tindakan. Dari semua nilai karakter yang telah disebutkan, salah satu nilainya adalah nilai karakter mandiri. Mandiri didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Kemendiknas, 2010). Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya dapat dilihat dari perilakunya. Dengan begitu orang yang memiliki usia lebih dewasa belum tentu memiliki kemandirian. Akan tetapi pendidikan karakter dikatakan berhasil jika kesemua nilai-nilai karakter tersebut semuanya telah dimiliki oleh para siswanya. Salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter khususnya nilai karakter mandiri, selain mengintegrasikan nilai karakter tersebut melalui kegiatan belajar mengajar adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu ekstrakurikuler
yang dapat
meningkatkan kemandirian siswa adalah
ekstrakurikuler pramuka. Seiring dengan gencarnya pelaksanaan pendidikan karakter, pemerintah juga menggalakkan kegiatan kepramukaan di berbagai 2
jenjang sekolah. Sebab tujuan kegiatan kepramukaan sejalan dengan tujuan pendidikan karakter, bahwa pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dapat menjadi sarana seorang pendidik untuk menanamkan pendidikan Karakter. Sesuai dengan landasan hukumnya yaitu UU No.12 Tahun 2010 tentang Gerakan kepramukaan, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara. Demi tercapainya kesejahteraan masyarakat, pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka. Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pada
undang-undang
tersebut
dijelaskan
bahwa
Pendidikan
Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia, melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
3
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Meskipun penanaman nilai-nilai karakter melalui pendidikan formal telah digalakkan dan bahkan lama waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah tersebut lebih lama jika dibandingkan dengan sekolah dasar lainnya akan tetapi nilai karakter mandiri belum terbentuk secara maksimal dalam pribadi siswa ataupun belum mencapai tahap yang diharapkan. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh sekolah tersebut adalah dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan diluar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti halnya merutinkan latihan Pramuka. Dengan menggunakan berbagai macam strategi yang direncanakan, seperti mengisi kegiatan-kegiatan yang menarik, memadukan materi kepramukaan dengan permaian-permainan yang mengarah pada pembentukan kemandirian dan dikemas dalam berbagai macam kegiatan Pramuka seperti latihan rutin, persami, jambore, Lomba Tingkat dan lain-lain. Bahkan menurut hasil wawancara dengan tiga pembina pramuka dan wali kelas III, IV dan V di SDIT Al-Muhajirin menyatakan bahwa kegiatan pramuka dapat dan berhasil menanamkan nilai-nilai karakter mandiri secara bertahap. Melalui berbagai macam kegiatan yang sudah direncanakan misalnya seperti kegiatan latihan rutin yang dilaksanakan setiap minggunya selama kurang lebih 2 jam tepatnya pada hari Sabtu pukul 07.00-09.00 WIB, kegiatan berkemah yang rutin diselenggarakan pada pangkalan gudep setiap tahunnya, Lomba Tingkat pada berbagai jenjang tingkatan dan Jambore. Pramuka di sekolah ini juga sering mengukir prestasi yang memuaskan setiap 4
tahunnya baik di tingkat Kwartir Ranting (Kecamatan) maupun Kwartir Cabang (Kabupaten), bahkan sempat mewakili Kwarcab dalam Lomba Tingkat III pada tingkat Kwartir Daerah (Provinsi) dalam hal ini tingkat Kedu, Hal ini tentunya mendukung keberhasilan pendidikan karakter mandiri karena pelaksanaan kegiatan pramuka yang dilaksanakan menuntut siswa untuk bersikap mandiri telah memiliki pencapaian yang baik atau mencapai tujuan yang dikehendaki. Hal ini membuktikan bahwa Pramuka di SDIT AL-Muhajirin dapat membantu membentuk karakter mandiri pada siswa karena pramuka memiliki andil yang besar dalam membentuk kepribadian siswa yang berkarakter dan bermoral baik sesuai dengan landasan hukumnya. Diharapkan dengan rutinnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, siswa dapat lebih mandiri dari sebelumnya. Serta diharapkan apabila semakin berprestasi dalam bidang kepramukaan, nilai karakter mandiri semakin melekat pada diri siswanya. Melalui kegiatan-kegiatan Pramuka yang beragam dan selalu berkembang dapat membentuk siswa yang berkarakter dan memiliki perilaku yang bertanggung jawab sebagai generasi muda penerus bangsa. Dengan perilaku dan moral yang baik maka kondisi bangsa dan negara akan lebih baik pula, maka peniliti melakukan penelitian yang berjudul Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin.
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Belum optimalnya penanaman nilai karakter mandiri melalui pendidikan formal di sekolah. 2. Nilai karakter mandiri tidak bisa dibentuk secara instant. 3. Pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 4. Strategi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter mandiri. 5. SDIT Al-Muhajirin selalu mengukir prestasi dalam bidang Kepramukaan. 6. Adanya faktor pendukung pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 7. Adanya faktor penghambat pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. C. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Penelitian ini difokuskan pada pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDIT Al-Muhajirin. Selain itu juga mengkaji tentang faktor pendukung dan penghambat dari pendidikan karakter mandiri di SDIT Al-Muhajirin.
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana
Pendidikan
Karakter
Mandiri
Melalui
Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin? 2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka? E. Tujuan 1. Untuk mengetahui pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin. 2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka F. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a) Sebagai salah satu alternatif untuk mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan. b) Sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang membahas Pendidikan Karakter. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, Manfaat penelitian yang berjudul Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin adalah sebagai berikut :
7
a) Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat menambah wawasan peneliti. Selain itu, melalui penelitian ini peneliti dapat mengasah kemampuan dalam mengkaji dan menganalisis permasalahan yang ada secara lebih dalam. b) Bagi Pembina Pramuka Dapat digunakan sebagai bahan kajian dan masukan bagi pembina
pramuka
dalam
mengoptimalkan
pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang sangat memegang peranan penting dalam pembentukan karakter siswa. c) Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah terkait beberapa hal, di antaranya sebagai berikut : 1) Guru Guru agar dapat membantu Pembina Pramuka untuk mengatasi merosotnya moral sebagian siswa melalui pendidikan Karakter agar mengarah pada hal yang semakin positif dengan menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti Kegiatan Kepramukaan sehingga siswa jauh lebih mandiri. 2) Siswa Bagi
siswa
yang
menjadi
obyek
penelitian
diharapkan dapat meningkatkan Pendidikan Karakter dengan tepat melalui beberapa kegiatan ekstrakurikuler 8
yang salah satunya adalah dengan mengikuti Pramuka, sehingga tertanam nilai karakter kemandirian pada dirinya. 3) Kepala Sekolah Kepala
Sekolah
dapat
mengambil
kebijakan-
kebijakan yang sesuai dengan kegiatan kepramukaan yang sudah berlangsung selama ini.
9
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Konsep Pendidikan Karakter Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Menurut Ki Hadjar Dewantara (1977:20) yang dinamakan pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggitingginya. Selain itu mengartikan pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti dan pikiran jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup. Oleh karena itu Ki Hajar Dewantara menciptakan konsep “Tringa” yang meliputi ngerti (kognitif), ngrasa (afektif), dan nglakoni (psikomotorik). Dalam pendidikan untuk mencapai cita-cita dibutuhkan pengertian, kesadaran dan kesungguhan pelaksanaannya. Mengetahui dan mengerti saja tidak cukup jika tidak 10
dirasakan dan disadari, dan tidak aka nada artinya jika tidak dilaksanakan dan tidak diperjuangkan. Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dari generasi ke generasi. Dan pendidikan, sangat bermakna bagi kehidupan individu, masyarakat, dan suatu bangsa. (Siswoyo, 2011 :54). Dari beberapa pendapat mengenai pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan pembelajaran dengan ditandai dengan adanya transformasi pengetahuan yang berlangsung setiap saat, untuk mencapai sebuah tujuan yang bermakna bagi kehidupan. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997:281), Karakter diartikan sebagai sifat-sifat kewajiban, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Dali Gulo (1982:29) Dalam kamus psikologi, karakter adalah kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang yang biasanya mempunya kaitan dengan sifat-sifat yang relative tetap. Menurut Thomas Lickona (1992:22) karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan 11
karakter mulia lainnya. Lickona menekankan tiga hal dalam mendidik karakter, yang dirumuskan dengan indah :knowing, loving, and acting the good. Menurutnya keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan
pemahaman
karakter
yang
baik,
mencintainya,
dan
pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010:43). Pendidikan karakter menurut Burke (2001) dalam Samani (2013:43) semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik. Jadi dapat disimpulkan Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada siswa dengan mengintegrasikan berbagai aspek. Di antaranya adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk menjadi manusia yang seutuhnya berkarakter dalam semua dimensi yang bertujuan untuk mewujudkan kebaikan dan berkontribusi positif dalam kehidupan sehari-hari adalah melalui pendidikan karakter yang diinternalisasikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian diharapkan krisis karakter bangsa ini bisa segera diatasi karena pendidikan karakter sendiri merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.
12
b. Nilai Karakter Nilai-nilai karakter meliputi nilai-nilai karakter pokok dan nilainilai karakter utama. Nilai-nilai karakter inilah yang kemudian dipilih untuk diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan Kemendiknas (2010:19) berikut ini nilai-nilai karakter pokok yaitu: a) nilai kereligiusan, b) nilai kejujuran, c) nilai kecerdasan, d) nilai ketangguhan, e) nilai kedemokratisan, f) nilai kepedulian, g) nilai nasionalisme, h) nilai kepatuhan pada aturan sosial, i) nilai menghargai keberagaman, j) nilai kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, k) nilai berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, dan l) nilai kemandirian. Adapun menurut Kementrian Pendidikan nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Pengembangan Pendidikan
Budaya
dan
Karakter
Bangsa
(2010),
indikator
keberhasilan sekolah dan kelas dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa diuraikan sebagai berikut : Tabel 1. Nilai- nilai karakter NILAI Religius
DESKRIPSI Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksana ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
13
INDIKATOR SEKOLAH Merayakan hari-hari besar keagamaan Memiliki fisilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Memberika n kesempata
INDIKATOR KELAS Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
14
n kepada semua peserta didik untuk melaksana kan ibadah. Menyediak an fasilitas tempat temuan barang hilang. Tranparasi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala. Menyediak an kantin kejujuran. Menyediak an kotak saran dan pengaduan. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. Mengharga i dan memberika n perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedak an suku agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampua n khas.
Menyediakn fasilitas tempat temuan barang hilang. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang. Transparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala. Larangan menyontek.
Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
Memberika n perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedak an suku, agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi. Memiliki catatan kehadiran Memberika n penghargaa n kepada warga sekolah yang disiplin Memiliki tata tertib sekolah. Membiasak an warga sekolah untuk berdisiplin. Menegakka n aturan dengan memberika n sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. Menyediak an peralatan praktik sesuai program studi keahlian Menciptakan suasana kompetisi yang sehat Menciptakan
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras
Perilaku yang menunujukan upaya sungguhsungguh dalam
15
Membiasakan hadir tepat waktu. Membiasakan mematuhi aturan. Mengguna kan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahlianny a. Penyimpan an dan pengeluara n alat dan bahan (sesuai proram studi keahlian) .
Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatau untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat,
Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. Memfasilitasi warga
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
16
Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan. Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya piker dan bertindak kreatif. Pemberian tugas yang menantang munculnya karyakarya baru baik yang autentik maupun modifikasi. Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. Seluru produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. Mengimplementasik an model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Eksplorasi lingkungan secara terprogram. Tersedia media
dan didengar.
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cinta Tanah Air
Cara berpikir yang menunjukkan, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senag berbicar, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Menghargai Prestasi
Bersahabat/K omunikatif
17
sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Melakukan upacara rutin sekolah Melakukan upacara hari-hari besar nasional Meyelengggarakn peringatan hari kepahlawanan nasional Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. Mengikuti lomba pada hari besar nasional Menggunakan produk dalam negeri Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Menyediakan informasi Indonesia.
komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah. Memajang tandatanda penghargaan prestasi
Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. Memajang tandatanda penghargaan prestasi. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik Pembelajaran yang dialogis
Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. Berkomunikasi dengan bahasa yang
Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbed suku, etnis, status sosial-ekonomi Mendiskusikan harihari besar nasional.
Memajangkan : foto presiden dan wakil presiden, bendera negra, lambing Negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia Menggunakan produk buatan dalam negeri.
Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
18
santun. Saling menghargai dan menjaga kehormatan. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik
Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram dan harmonis. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Membiasakan perilaku waga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang. Program wajib baca Frekuensi kunjungan perpustakaan Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
Menciptakan suasana kelas yang damai. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Pembelajaran yang tidak bias gender. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang
Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan Menyediakan kamar mandi dan air bersih Pembiasaan hemat energy Membuat biopori di area sekolah. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. Melakukan
Memelihara lingkungan kelas Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas Pembiasaan hemat energi Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.
Daftar buku atau Tulsan yang dibaca peserta didik. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Saling tukar bacan. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
Peduli Sosial
Tanggung jawab
Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
pembiasaan memisahkan jenis sampah organic dan anorganik. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organic. Penanganan limbah hasil praktik (SMK). Menyediakan peralatan kebersihan. Membuat tendon penyimpanan air. Memrogamkan cinta bersih lingkungan. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. Melakukan akal sosial. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang. Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dlam bentuk lisan maupun tertulis. Melakukan tugas tanpa disuruh. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
Berempati kepada sesame teman kelas. Melakukan aksi sosial Membangun kerukunan warga kelas. Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. Mengajukan usul pemecahan masalah.
Dapat disimpulkan dari sekian banyak nilai karakter
yang
dikemukakan oleh beberapa ahli di atas terdapat nilai yang harus dicapai khususnya untuk siswa sekolah dasar di antaranya adalah nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, 19
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dengan dimilikinya nilai-nilai karakter pokok tersebut diharapkan siswa siap mengahadapi permasalahan-permasalahan masa depan Indonesia sehingga tercapailah kesejahteraan yang aman dan damai. c. Prinsip Menanamkan Karakter Menurut
Lickona
(dalam
Kemendiknas
2010:11)
mengemukakan sebelas prinsip yang dapat diterapkan agar nilai-nilai karakter dapat disampaikan secara efektif, kesebelas prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukung fondasi karakter yang baik; 2) Definisikan karakter secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan dan perilaku; 3) Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja dan proaktif dalam pengembangan karakter; 4) Ciptakan komunikasi sekolah yang penuh perhatian; 5) Beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral; 6) Buat kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yag menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter dan membantu peserta didik untuk berhasil; 7) Usahakan mendorong motivasi diri peserta didik; 20
8) Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan peserta didik; 9) Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter; 10) Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter; 11) Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik. Selain itu ada beberapa prinsip yang bisa dijadikan pedoman bagi promosi pendidikan karakter di sekolah (Doni : 218-220, 2010). a. Karakter ditentukan oleh apa yang dilakukan, bukan apa yang dikatakan atau diyakini. b. Setiap keputusan yang diambil menentukan akan menjadi orang seperti apa. c. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya bisa saja harus membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko.
21
d. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagai patokan diri akan tetapi memilih patokan yang lebih baik. e. Apa yang dilakukan itu memiliki makna dan transformative bahwa seorang individu dapat mengubah dunia. f. Imbalan untuk mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni. Dari prinsip prinsip yang telah dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter ditentukan dengan perilaku diri yang hendak dilakukan. Dalam mengambil keputusan apa yang harus dilakukan baiknya harus mengembangkannilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukung fondasi karakter yang baik. Prinsip-prinsip di atas hendaknya dapat dijadikan pedoman bagi pendidik agar penyampaian nilai-nilai karakter dapat terintegrasikan dengan baik dan berjalan dengan optimal. Selain dilaksanakan oleh pihak sekolah sebagai lembaga formal juga dibutuhkan kerjasama yang melibatkan semua komponen baik keluarga, sekolah dan masyarakat secara umum. Dengan demikian penyampaian dan pembinaan karakter terhadap peserta didik dapat berjalan dengan optimal.
22
d. Tahap – tahap Pembentukan Karakter Dalam pendidikan karakter terbentuknya akhlak mulia dalam diri setiap peserta didik ada tahapan strategi yang harus dilalui. Lickona (2013,74-87) menjelaskan mengenai tahapan pendidikan karakter dalam sebuah model yang dikenal dengan “components of good character”, meliputi : 1. Moral Knowing / Pengetahuan Moral Pengetahuan moral ini maksudnya adalah seorang mengetahu mana yang baik dan buruk. Dimensi yang termasuk dalam moral knowing termasuk dalam ranah kognitif, di antaranya kesadaran moral, pengetahuan tentang nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, keberanian mengambil keputusan, dan pengetahuan diri.
Tujuannya
diorientasikan
pada
penguasaan
pengetahuan tentang nilai-nilai. Dalam pengetahuan moral ini peserta didik harus mampu membedakan nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal juga memahami secara logis dan rasional pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan. 2. Moral Feeling / Perasaan Moral Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta
didik
untuk
menjadi
manusia
berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang 23
harus rasakan oleh peserta didik yaitu kesadaran akan jati diri, percaya diri, kepekaan terhadap
derita orang lain,
cinta kebenaran, pengendalian diri, dan rendah hati. Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Dalam tahapan ini menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional peserta didik, hati, atau jiwa. Bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi siswa sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan dalam diri siswa. Untuk mencapai tahapan ini guru bisa memasukinya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati atau modeling. Hal itu dapat dengan menggunakan cerita rakyat tema budaya local atau cerita kepahlawanan. Selain itu guru juga dapat melakukan keteladanan. Melalui tahap ini pun peserta didik diharapkan mampu menilai diri sendiri dan semakin mengetahui kekurangan-kekurangannya. 3. Moral Doing / Tindakan Moral Tindakan
moral
merupakan
hasil
dari
dua
komponen moral yaitu moral knowing dan moral feeling. Agar dapat terdorong untuk berbuat baik maka harus memenuhi
tiga
aspek
karakter,
yaitu
kompetensi,
keinginan, dan kebiasaan. Kompetensi di sini maksudnya
24
adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang afektif. Dalam moral doing ini diharapkan peserta didik dapat mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia dalam perilakunya sehari-hari. Jika hal tersebut sudah tercapai maka
tindakan
selanjutnya
adalah pembiasaan
dan
pemotivasian. Selain itu Menurut Abdul Majid (2013:112) dalam pendidikan karakter menuju terbentuknya akhlak mulia dalam diri setiap siswa terdapat tiga tahapan yang harus dilalui di antaranya : 1) Moral Knowing / Learning to know Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan karakter. Dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai. Siswa harus mampu: a) membedakan nilai-nila akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal; b) memahami secara logis dan rasional (bukan secara dogmatis dan doktriner) pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan. 2) Moral Loving / Moral Feeling Belajar mencintai dengan melayani orang lain. Belajar mencintai dengan cinta tanpa syarat. Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilainilai akhlak mulia. Dalam tahapan ini yang menjadi sasaran 25
guru adalah dimensi emosional siswa, hati, atau jiwa, bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi siswa sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan. Melalui tahapan ini pun siswa mampu menilai dirinya sendiri, dan semakin tahu kekurangannya. 3) Moral Doing / Learning to do Inilah puncak keberhasilan mata pelajaran akhlak, siswa mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam perilakunya sehari-hari. Siswa menjadi semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur, disiplin, cinta, kasih dan sayang, adil serta murah hati dan seterusnya. Selama perubahan akhlak belum terlihat dalam perilaku anak walaupun sedikit, selama itu pula kita memiliki setumpuk pertanyaan yang harus selalu dicari jawabannya. Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai usia (Budimansyah, 2010:137) yaitu: 1) Tahap pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta mengenal mana yang diperintahkan, misalnya dalam agama. 2) Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah 26
menjalankan kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka. 3) Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian antara usia 9 sampai 10 tahun. Tahapan ini meliputi diajarkan untuk peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau membantu orang lain. 4) Tahap keempat adalah membentuk kemandirian, antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan ini melatih anak untuk belajar menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah, dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk. 5) Tahap kelima adalah membentuk sikap bermasyarakat, pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul
di
masyarakat
berbekal
pada
pengalaman
sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan dengan baik, maka pada
usia
yang
selanjutnya
hanya
diperlukan
penyempurnaan dan pengembangan secukupnya. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pembentukan karakterterjadi melalui berbagai tahap, yang pertama di usia 5-6 27
tahun diorientasikan pada penguasaan tentang nilai-nilai dengan membentuk adab dan mengenal baik buruk. Kemudian usia 7 hingga 10 tahun merupakan tahapan untuk menumbuhkan rasa cinta dan butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Dan pada tahap ini dilatih untuk bertanggung jawab serta membentuk sikap kepedulian. Dan untuk usia 11tahun ke atas memasuki tahapan dimana siswa mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam perilakunya sehari-hari dengan membentuk sikap mandiri dan sikap bermasyarakat. e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Pembentukan karakter indivdu pada umumnya melalui berbagai proses dan memiliki banyak sekali faktor-faktor yang berperan ketika pembentukan karakter tersebut berlangsung. Interaksi seseorang menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa V. Campbell dan R. Obligasi menyatakan bahwasanya terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter, yaitu: 1) Faktor keturunan 2) Pengalaman masa kanak-kanak 3) Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua 4) Pengaruh lingkungan sebaya 5) Lingungan fisik dan sosial 6) Substansi materi di sekolah dan lembaga pendidikan lain. 7) Media massa 28
Pendapat lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter juga diungkapkan ole Sjarkawi (2006:19-20) yang mengelompokkan faktor-faktor tersebut menjadi dua, yaitu: 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal itu biasanya merupakan faktor biologis. Faktor biologis yang dimaksud dapat membentuk karakter seseorang bukan hanya faktor genetic tetapi juga faktor fisiknya. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini biasanya berasal dari lingkungan seseorang seperti keluarga, sekolah, masyarakat. Maka
dapat
mempengaruhi
disimpulkan
pembentukan
bahwa
karakter
faktor
yang
mandiri
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal yang berasal dari diri pribadi dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar. Seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sosialnya. 2. Pendidikan Karakter Mandiri a. Konsep Pendidikan Karakter Mandiri Karakter adalah tabiat, perangai, dan sifat-sifat karakter seseorang. Sementara berkarakter diartikan dengan mempunyai 29
kepribadian sendiri. Karakter dalam konteks pendidikan seringkali mengacu pada bagaimana “kebaikan” seseorang. Sehingga seseorang yang dianggap memiliki karakter yang baik akan mampu menunjukkan sebagai kualitas pribadi yang patut serta pantas sesuai dengan yang di inginkan dalam kehidupan masyarakat. Sebagai suatu konsep akademis, karakter memiliki makna substansif dan proses psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) merujuk pada konsep good character yang dikemukakan oleh aristoteles menegaskan bahwa karakter adala “… the life of right conduct- right conduct in relation to other persons and in relation to oneself”. Dengan kata lain, karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku baik atau penuh kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri. Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak priginal/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya 30
yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius, 2002:145). Hasan Basri mengemukakan kemandirian arti psikologis dan mentalis juga mengandung pengertian keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau sedikit bimbingan, sesuai dengan tahap perkembangan dan kapasitasnya. Secara operasional menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2001) aspek kemandirian ini terdiri dari beberapa indikator yaitu memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan orang lain (changes in decision making abilities), dan memiliki kekuatan terhadap pengaruh orang lain (changes in comformity and susceptibility to influence), serta memiliki rasa percaya diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision making). Steinberg (1995:289) membagi kemandirian dalam tiga tipe, yaitu kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian behavioral atau tingkah laku (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai (values autonomy). Kemandirian emosional adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan hubungan dengan seseorang khususnya orang tua, dimana anak mengembangkan perasaan individuasi dan berusaha melepaskan diri dari ikatan 31
kekanak-kanakan dan ketergantungan terhadap orang tua. Kemandirian perilaku merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Kemandirian nilai merupakan yang paling kompleks,
tidak
jelas
bagamana
proses
berlangsung
dan
pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang pada lazimnya tidak disadari, umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna dibanding kedua tipe kemandirian lainnya. Dan ciri-ciri kemandirian menurut Antonius (2002:145) adalah sebagai berikut: a. Percaya diri b. Mampu bekerja sendiri c. Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya d. Meghargai waktu e. Tanggung Jawab Sedangkan Tabrani (2003:67-69) menuliskan bahwa anak yang memiliki kepribadian mandiri memiliki ciri-ciri berikut: a. Memiliki cita-cita b. Memanfaatkan kesempatan c. Percaya diri sendiri d. Berusaha keras untuk meraih sukses e. Kesiapan pengetahuan dan keterampilan.
32
Menurut Paul Suparno dalam Ratna Megawangi (2007:40) menguraikan empat aspek dalam karakter mandiri di antaranya adalah : a. Keberanian untuk mengambil keputusan secara jernih dan benar b. Mengenal kemampuan diri c. Membangun kepercayaan diri d. Menerima keunikan diri. Maka dapat disimpulkan bahwa mandiri adalah sikap individu yang
bertindak
sesuai
dengan
keinginannya
dan
mampu
mempertanggung jawabkan hasil tindakan tersebut sesuai dengan tahap perkembangan dan kapasitasnya tanpa adanya bantuan orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter mandiri adalah proses pemberian tuntunan kepada siswa untuk menjadi manusia yang seutuhnya berkarakter mandiri yang bertujuan untuk mewujudkan sesuatu yang dikehendaki tanpa adanya bantuan dari orang lain. b. Tujuan Pendidikan Karakter Mandiri Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan 33
pengetahuannya,
mengkaji
dan
menginternalisasikan
serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Menurut Anisah (2007:9), Pendidikan karakter bertujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga Negara yang baik. Pendidikan karakter sebagai sebuah pedagogi memiliki tujuan agar setiap pribadi semakin menghayati individualitasnya, mampu menggapai kebebasan yang dimilikinya sehingga ia dapat semakin bertumbuh sebagai pribadi maupun sebagai warga negara yang bebas dan bertanggung jawab. Bahkan sampai ada tingkat tanggung jawab moral integral atas kebersamaan hidup dengan yang lain di dalam dunia. (Zainal, 2011:64) Tujuan lain adanya Pendidikan Karakter adalah sebagai penawar penyakit sosial yang mewabah dan menjangkiti semua lapisan masyarakat. Serta menjadi sebuah jalan keluar bagi pelaksanaan perbaikan mental masyarakat secara luas. Tujuan Pendidikan karakter mandiri yaitu agar siswa mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, dan memandang permasalahan sebagai tantangan yang harus dihadapi. Fungsi pendidikan karakter adalah : 1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. 34
2) Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur 3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup
keluarga,
satuan
pendidikan,
masyarakat
sipil,
masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media massa. (Narwanti ,2011 : 89) Sedangkan fungsi lain pendidikan karakter mandiri adalah siswa dapat lebih bertanggung jawab dan menghargai waktu dalam setiap tugas yang sedang diembannya. Fungsi lainnya adalah mengembangkan pancadaya kemanusiaan siswa bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai dimensi kemanusiaan. c. Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter Mandiri Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method or series of activities designed to achieve a particular educational goal (J.R David, 1976). Jadi, dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Wina Sanjaya, 2008:126) Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan, sedangkan tak tik adalah lagkah-langkah tertentu yang ditempuh
untuk
melaksanakan.
Strategi
dikembangkan
untuk
memenangkan tujuan, dan tak tik dikembangkan untuk memenangkan strategi. Strategi dan taktik yang dikembangkan harus memberikan 35
kemudahan bagi subyek untuk melakukan eksplorasi dan penemuan diri,
serta
mencapai
proses
dan
hasil-hasil
yang
bermakna
(Ridwan,2004:187) Strategi pengembangan kemandirian adalah suatu perencanaan yang telah disusun sedemikian rupa secara terperinci, berisi tentang rangkaian kegiatan sistematik untuk mengembangkan nilai karakter mandiri bagi siswa sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Menurut Whitley, 2007 dalam Samani 2013, dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum diimplementasikan pada pelaksanaan pendidikan karakter di Negara-negara barat antara lain adalah strategi pemanduan (cheerleading), pujian dan hadiah (praiseand-reward), definisikan dan latihkan (define-and-drill), penegakan disiplin (forced-formality) dan juga perangai bulan ini (traits of the month). Sesuai dengan Design Induk Pendidikan karakter yang dirancang Kementrian Pendidikan Nasional (2010) dalam samani 2013 strategi pengembangan pendidikan karakter yang akan diterapkan di Indonesia antara lain melalui transformasi budaya sekolah dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Strategi ini sejalan pula dengan pemikiran Elkind dan Sweet (2004). Bahwa implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambah materi pendidikan karakter ke dalam muatan kurikulum. 36
Menurut Hermann Holsten (1984:38) Strategi yang digunakan untuk mengembangkan kemandirian di antaranya adalah : a) Memberikan pemahaman positif pada diri anak, yaitu memberikan kepercayaan dan tanggung jawab siswa. b) Mendidik anak agar terbiasa bersih dan rapi, menyiapkan penyimpanan, memberi contoh, dan menjelaskan konsekuensi hidup jika tidak rapi dan tidak bersih. c) Memberikan permainan yang dapat membentuk kemandirian anak. d) Memberi anak pilihan sesuai minatnya. e) Membiasakan anak berperilaku sesuai dengan tata karma. f) Memotivasi anak supaya tidak malas-malasan g) Memberi pujian terhadap hasil yang dicapai siswa. h) Mengadakan program parenting Jadi dapat disimpulkan strategi pengembangan mandiri yang tepat adalah melalui transformasi budaya melalui kegiatan pengembangan diri yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dimana nilai-nilai kemandirian dapat dikembangkan secara efektif, khususnya dalam hal ini strategi pengembangan kemandirian yang nyata adalah melalui kegiatan pengembangan diri pramuka.
37
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Menurut
Moh.
Uzer
Usman
(2011:148),
kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang waktunya diluar waktu yang telah ditetapkan dalam susunan program seperti kegiatan pengayaan, perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan pramuka, usaha kesehatan sekolah, Palang Merah Indonesia, olahraga, kesenian, koperasi sekolah, peringatan hari-hari besar agama/nasional, dan lain-lain. Novan Ardy Wiyani (2012:110) menyebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang tercangkup dalam kurikulum
yang dilaksanakan di
luar
mata pelajaran untuk
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, karakter siswa di sekolah. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan bakat ataupun minat siswa. Gerakan Pramuka yang nama lengkapnya adalah gerakan pendidikan kepanduan Praja Muda Karana, disingkat dengan Gerakan Pramuka. Pengertian ini tertuang dalam Buku Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Pramuka bahwa, “Gerakan Pendidikan kepramukaan (kepanduan) Nasional Indonesia, perkumpulan atau 38
organisasi yang membantu pemerintah dan masyarakat dibidang pendidikan anak-anak, para remaja, dan pemuda/pemudi di luar lingkungan keluarga dan di luar sekolah. Menurut Mertoprawiro Soedarsono (1992:20), bahwa kata pramuka merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu pra adalah singkatan dari praja yang berarti rakyat atau warga Negara, mu adalah singkatan dari muda yang berarti belum dewasa dan ka adalah singkatan karana yang artinya adalah perbuatan, penghasilan, aksi, tindakan, upacara, perusahaan, alat, pengertian, badan, pesawat. Merujuk dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gerakan pramuka adalah gerakan rakyat atau warga Negara yang masih muda yang sanggup dan mampu berkarya. Pramuka merupakan salah satu lembaga yang ditugaskan untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan. Sebenarnya eksistensinya ada hampir di setiap lembaga resmi misalnya Kepolisisan, Dinas Kesehatan, Perhutani, dan semua lembaga pendidikan. Sebenarnya tugas yang diemban pramuka sangat kuat sebab hal ini tertuang dalam Kepres RI nomor 238 tanggal 20 Mei 1961. Kepres tersebut memuat tentang Gerakan Pramuka Indonesia sebagai satu-satunya badan atau lembaga yang ditugaskan untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan Pemuda Indonesia. Kegiatan Pramuka dalam proses belajar mengajarnya memiliki komponen, proses dan tujuan secara sistematik sesuai dengan 39
pendidikan luar sekolah. Sudjana (2010: 89-95), memperinci lebih jauh bahwa Pendidikan Luar Sekolah memiliki komponen, proses dan tujuan: masukan lingkungan (environment input), masukan sarana (instrumental input), masukan mentah (raw input), proses pendidikan melalui pembelajaran, keluaran (output), masukan lain (other input), pengaruh (outcome). Pendidikan kepramukaan bersifat non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Hal ini seperti diuraikan Sudjana (2010:21), bahwa “Pendidikan non formal ialah kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai belajarnya.” Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar menjadi: (1) Manusia yang memilki : kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa patriotic, taat hukum, disiplin dan menjunjung tinggi nilai nilai luhur bangsa; kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia; Jasmani yang sehat dan kuat; dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. (2) warga Negara Republik Indonesiayang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
serta
menjadi
anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya 40
sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara. Kegiatan Pramuka itu sangatlah penting dan bermanfaat untuk mendidik kedisiplinan siswa, seperti yang tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka, bahwa Pramuka itu; (1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Cinta alam dan kasih sayang sesame manusia, (3) Patriot yang sopan dan kesatria, (4) Patuh dan suka bermusyawarah, (5) Rela menolong dan tabah, (6) Rajin,terampil dan gembira, (7) Hemat, cermat, dan bersahaja, (8) Disiplin, berani, dan setia, (9) Bertanggung Jawab dan dapat dipercaya, (10) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dalam bentuk kegiatan yang dinamis dan menarik di alam terbuka dengan prinsip dasar
membentuk
manusia
yang
berkarakter,
berkepribadian, berakhlak mulia dan terampil. Sehingga mampu menjalankan kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. b. Fungsi Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka juga mempunyai beberpa fungsi. Dijelaskan oleh Pusdiklatda (2011: 18) bahwa fungsi kepramukaan adalah: 1) Bagi peserta didik, sebagai permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan menantang. 41
2) Bagi pembinaan pramuka atau anggota pramuka dewasa, sebagai pengabdian (karya bakti). 3) Bagi masyarakat, sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda. Berdasar fungsi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
fungsi kepramukaan untuk siswa
Sekolah Dasar
adalah
mengembangkan watak, perilaku dan budi pekerti siswa untuk menjadi lebih baik dan memiliki bekal kepribadian yang baik untuk menjalankan kehidupannya di masa mendatang. c. Sifat Kepramukaan Sifat kepramukaan dapat memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Menurut Pusdiklatda (2011:18-19) kepramukaan memiliki beberapa sifat yang dapat memberikan motivasi untuk dijadikan sebagai kegiatan yang baik untuk diikuti oleh siswa, yaitu : 1) Terbuka, dapat didirikan di seluruh ndonesia dan diikuti oleh Warga Negara Indonesia tanpa membedakan suku, agama dan ras 2) Universal, tidak terlepas dari idealism prinsip dasar dan metode kepramukaan sedunia, 3) Sukarela, artinya tidak ada unsure paksaan, kewajiban dan keharusan untuk menjadi anggota pramuka 4) Patuh dan taat terhadap semua peraturan dan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia 5) Non Politik 42
Dengan
sifat
kepramukaan
seperti
di
atas,
kepramukaan
mengajarkan untuk suka rela dan kedisiplinan untuk mematuhi peraturanperaturan yang ada. Menanamkan rasa solidaritas yang tinggi tanpa harus membedakan suku, agama dan ras. d. Prinsip Dasar Kepramukaan Prinsip dasar adalah asas yang mendasar yang dijadikan dasar dalam berpikir dan bertindak, prinsip dasar kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya mengembangkan peserta didik. Menurut Pusdiklatda (2011:22) prinsip dasar kepramukaan adalah sebagai berikut : a) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Peduli terhadap bangsa, negara, sesame manusia dan alam beserta isinya c) Peduli terhadap diri sendiri, d) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka e. Struktur Gerakan Kepramukaan Gerakan Pramuka merupakan sebuah langkah kelanjutan dan pembaruan gerakan nasional yang dibentuk atas dorongan kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan Pokoknya untuk membentuk dan mendidik tunas-tunas bangsa agar mampu menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan nasional. Untuk 43
memenuhi tujuan tersebut, maka Gerakan Pramuka menghimpun anggotaanggota Pramuka dan menyusun serta menata organisasinya dari tingkat nasional, daerah, cabang, ranting hingga sampai pada gugus depan. Gerakan Pramuka memiliki struktur yang detail untuk mengurusi masing-masing wilayahnya yang kemudian diintegrasikan agar mampu mencapai tujuan yang sama. Gerakan ini dinaungi oleh Kwartir yang berada di tingkat nasional, daerah, cabang dan ranting. Kwartir setidaknya terdiri dari ketua, beberapa wakil ketua yang merangkap sebagai ketua bidang, dan beberapa anggota (Panduan Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka 2011). Untuk pengembangan anggota Pramuka, dibentuk Satuan Karya Pramuka (SAKA) pada setiap Kwartir. Semuanya saling bersinergi demi mewujudkan tujuan yang hendak dicapai oleh Gerakan Pramuka ini. f. Macam-macam Kegiatan Pramuka Gerakan Pramuka seyogyanya memiliki kegiatan yang sarat dengan pembentukan karakter (character building) yang ditujukan kepada para anggotanya. Dari sepuluh pilar Dasa Dharma yang merupakan sepuluh modal dasar untuk mendidik karakter anggota Pramuka sebagai generasi penerus bangsa, dimana setiap anggota Pramuka wajib hukumnya mengamalkan Dasa Dharma untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Pramuka. Gerakan Pramuka memiliki banyak keunggulan jika menjadi ujung tombak dalam membangun karakter bangsa. Pengembangan karakter 44
bangsa tidak bisa dilakukan hanya di dalam kelas tetapi juga dilaksanakan dialam terbuka, seperti halnya dalam kegiatan Pramuka. Sejumlah karakter yaitu cerdas, cakap, tangkas, terampil, rajin, daya kreasi tinggi, membentuk jiwa kesederhanaan, mandiri dan bertanggungjawab, terhadap dirinya sendiri serta menumbuhkan jiwa kegotongroyongan. Ada beberapa macam kegiatan Pramuka menurut tingkatannya, Menurut Mulyono dkk, (2011:49) ada program-program kegiatan pramuka, yaitu : a) Siaga Merupakan anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 7-10 tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat yang berbeda. Sifat yang sering muncul adalah rasa keingintahuan yang sangat
tinggi.
Kegiatan
siaga
adalah
kegiatan
yang
menggembirakan, dinamis, kekeluargaan dan berkarakter. Pembina harus pandai mengemas bahan latihan dan kreativitas Pembina sangat ditentukan Semakin akrab dan kreatif suatu Pembina dengan siaga maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan siaga untuk tetap berlatih. b) Penggalang Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11-15 tahun. Pada usia ini anak-anak memiliki sifat keingintahuan yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif dan suka berkelompok, sehingga titik berat dari latihan pemecahan atau 45
penugasan masalah dengan sistem beregu. Kegiatan Penggalang adalah kegiatan yang selalu berkarakter dinamis dan menantang. Pembina menjadi kunci pokok dalam mengemas/menyajikan bahan latihan dan kreativitas Pembina diperlukan. Semakin akrab dan kreatif suatu Pembina dengan penggalang maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan penggalang untuk tetap berlatih. c) Penegak Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16-20 tahun. Secara umum pada usia tersebut mereka disebut masa sosial/remaja awal, yaitu masa untuk mencari jati diri, memiliki semangat kuat, suka berdebat, kemauannya kuat dan sedikit sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran nasionalnya, ada kecenderungan berperilaku agresif. Kegiatan golongan pramuka penegak disebut kegiatan bakti. Kegiatannya harus berkarakter, dinamis, progesif, menantang, bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Kegiatan penegak berasal dari penegak dan untuk penegak, walaupun tetap di dalam tanggung jawab Pembina. Adapun ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang disebut kiasan dasar kepramukaan. Kiasan ini bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar dalam Gerakan Pramuka di antaranya dijelaskan pada table berikut : 46
Tabel 2. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka No 1. 2.
Satuan/Golongan/ kegiatan Kantor Pusat Kegiatan Pramuka usia 7-10 tahun
Nama Kwartir
Markas
Siaga
Perjuangan Budi Utomo (1908) untuk meSIAGA-kan rakyat. Perjuangan para pemuda Indonesia dalam meGALANG persatuan dan kesatuan bangsa (1928) 17-8-1945 di TEGAKkannya Negara Kesatuan Republik Indonesia Me-PANDEGA-I (mempelopori) pembangunan setelah kemerdekaan 1945 - Tempat Penjaga rumah bangunan - Per-Induk-an (tempat menginduk) - Gardu ; pangkalan untuk meronda - Tempat suku berkelompok Rumah Kecil untuk penggarap sawah/lading Fondasi, alas tiang umpak atap
3.
Pramuka usia 11-15 tahun
Penggalang
4.
Pramuka usia 16-20 tahun
Penegak
5.
Pramuka usia 21-25 tahun
Pandega
6.
Satuan Pramuka Siaga
-
Barung Perindukan
7.
Satuan Pramuka Penggalang
-
Regu Passukan
8.
Satuan Pramuka Penegak Satuan Pramuka Pandega
Sangga
9.
4. Kegiatan
Kiasan Dari
Racana
Ekstrakurikuler
Pramuka
yang
memuat
strategi
pembentukan karakter Kemandirian. Di dalam Pramuka juga memuat strategi yang sejalan untuk meningkatkan nilai kemandirian dengan meningkatkan citra pramuka, 47
mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat,
mengembangkan
program
pramuka
peduli
serta
dengan
memantapkan organisasi, kepemimpinan, dan sumber daya pramuka. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela Negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Dari paparan di atas, secara tersirat ataupun tersurat pendidikan karakter sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Maka gerakan pramuka berperan juga dalam membentuk karakter kemandirian, dimana nilai karakter kemandirian merupakan penggabungan beberapa nilai karakter penting yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka yaitu terampil, disiplin dan bertanggung jawab. Adapun kegiatan
kepramukaan yang bisa mengoptimalkan
kemandirian anak menurut Lukman (2014:76) di antaranya adalah :
48
1. Latihan Rutin Latihan rutin Pramuka adalah latihan yang dilaksanakan setiap minggunya. Dalam latihan rutin biasanya membahas tentang materi-materi kepramukaan dan Permainan bersama. Permainan bersama adalah kegiatan keterampilan pramuka seperti menyusun puzzle, permainan kim (permainan memanfaatkan alat indra) ataupun mencari jejak atau sering disebut penjelajahan (widegame). 2. Berkemah Berkemah adalah salah satu kegiatan pendidikan di alam terbuka (bounding). Melalui berkemah, anak dapat memperoleh pendidikan yang terintegrasi dan lengkap. Menurut Lukman (2014:268) dipandang dari jenisnya, berkemah dapat dibagi menjadi empat, yaitu perkemahan bhakti
(perkemahan
wirakarya),
perkemahan
ilmiah,perkemahan rekreasi dan perkemahan pendidikan. Sedangkan
berdasarkan
tempatnya,
perkemaan
dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu perkemahan menetap (standing camp) dan perkemahan berpindah-pindah (safari camp). Sasaran dan motivasi perkemahan harus terperinci dengan jelas serta harus memiliki perencanaan yang baik, agar perkemahan dapat memuat strategi pembentukan karakter kemandirian.
49
3. Lomba Tingkat Menurut Lukman (2014:79) Lomba Tingkat (LT) yaitu pertemuan
regu-regu
kepramukaan.
Lomba
dalam
bentuk
tingkat
ini
lomba
dilaksanakan
kegiatan secara
berjenjang, dimulai dari tingkat gugus depan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), dan nasional (LT-V). 4. Jambore Menurut (Lukman, 2014:78) Jambore adalah pertemuan Pramuka
dalam
bentuk
perkemahan
besar
yang
diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat yang
paling ranting sampai tingkat
nasional.
Bahkan
diduniapun diselenggarakan kegiatan serupa yang biasa disebut Jambore Dunia (World Scout Jambore). Tujuannya adalah agar generasi muda dapat mengembangkan diri baik mental, fisik, intelektual, spritual sebagai makluk sosial yang berkarakter. Di Indonesia pelaksanaan ba tingkat juga bisa disebut dengan jambore. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mentari Oktaviana Ika Putri (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “ Proses Sosialisasi dan Internalisasi Pendidikan Karakter Dalam Gerakan Pramuka (Studi di Kwartir Cabang XI.28 Tegal)” Penelitian ini adalah penelitian 50
kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus Kwartir Cabang
XI.28 Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh Kwartir Cabang XI 28 Tegal dilakukan dengan sistem among yang menjadikan kegiatan Pramuka lebih berwarna dan tidak monoton karena peserta didik secara partisipatif dan kreatif menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi (2015)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“
Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Pramuka Golongan Siaga Kelas I dan II Berbasis Syarat Kecakapan Umum (SKU) di SD Negeri Serayu Kota Yogyakarta” Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Populasi penelitian ini adalah anggota pramuka Siaga kelas I dan II SD Negeri Serayu Kota Yogyakarta. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan latihan rutin sudah diberikan materi sesuai SKU Siaga Mula dan terdapat kegiatan Wisata Siaga yang dapat diintegrasikan dengan pembelajaran tematik di kelas. Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang berjudul “Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin” ini lebih fokus hanya pada satu nilai karakter yaitu kemandirian dan kegitan-kegiatan pramuka yang diselenggarakan pada sekolah tersebut agar kegiatan pramuka yang diselenggarakan mampu meningkatkan kemandirian pada siswa-siswanya. 51
Sehingga penelitian ini mampu menunjukkan adanya pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan arahan pola penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Penelitian yang akan dibuat mengarah pada pendidikan karakter mandiri yang dilaksanakan . Melalui pendidikan non formal yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk mempersiapkan anakanak bangsa yang siap menghadapi tantangan di masa yang akan datang, maka sangat dibutuhkan pula generasi yang memiliki nilai kemandirian yang sangat kuat agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang memiliki pengaruh negative terhadap bangsanya. Akan tetapi mandiri yang dimaksudkan bukanlah untuk membentuk siswa yang individualistik yang sama sekali tidak membutuhkan orang lain. Pentingnya nilai karakter mandiri adalah agar siswa memiliki rasa percaya diri untuk bertindak sesuai dengan keinginannya dan mampu mempertanggung jawabkan hasil tindakan tersebut sesuai dengan tahap perkembangan dan kapasitasnya. Akan tetapi penanaman nilai-nilai karakter khususnya nilai karakter mandiri pada siswa sekolah dasar tidaklah mudah. Meskipun penanaman nilai karakter mandiri sudah dilakukan melalui pendidikan formal
dalam
Kegiatan Belajar
Mengajar
(KBM)
namun pada
kenyataannya masih banyak dijumpai siswa yang menggantungkan pekerjaannya kepada orang tua, guru atau bahkan teman-temannya. 52
Maka melalui kegiatan pendidikan non formal yaitu dengan gerakan Pramuka yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat menanamkan nilai karakter mandiri pada siswa sekolah dasar. Sebagai gerakan moral sosial, gerakan Pramuka juga selalu gencar untuk berperan dalam menanamkan pendidikan karakter agar terciptanya manusia yang bermoral, berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Bahkan dalam kurikulum 2013 Pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan pada jenjang sekolah dasar. Gerakan pramuka memiliki peranan yang penting untuk membentuk karakter mandiri generasi muda penerus bangsa melalui beragam kegatan kegiatan yang bisa dilakukan dalam latihan pramuka. Sehingga dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar khususnya di SDIT Al-Muhajirin.
53
Jika dituangkan dalam sebuah bagan, maka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Masalah Karater
Masalah Karakter Kemandirian
Pendidikan Formal
Pendidikan Non Formal
Gerakan Pramuka
Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Karakter Mandiri
Bagan 2. Kerangka berpikir D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dikembangkan berdasarkan rumusan masalah dan digunakan sebagai rambu-rambu untuk memperoleh data penelitian. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apa saja nilai karakter mandiri yang ditanamkan untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin?
54
2. Bagaimana kegiatan latihan rutin dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu AlMuhajirin? 3. Bagaimana
kegiatan
kegiatan
berkemah
dalam
mewujudkan
pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin? 4. Bagaimana kegiatan lomba tingkat dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu AlMuhajirin? 5. Bagaimana kegiatan jambore dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin? 6. Apa saja faktor internal yang mendukung dan menghambat terwujudnya pendidikan karakter mandiri pada Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin? 7. Apa saja faktor eksternal yang mendukung dan menghambat terwujudnya pendidikan karakter mandiri pada Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin?
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang ditinjau dari segi pemaparan data atau informasi. Pada penelitian ini peneliti berusaha membahas masalah mengenai apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mengumpulkan informasi, data, menyusun, mengklarifikasi, menganalisis secara deskriptif atau apa adanya (Moleong, 2005:6). Penelitian ini mencari tahu pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar. Peneliti menjelaskan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang mewujudkan nilai karakter mandiri. B. Subjek Penelitian Dalam menentukan subjek penelitian teknik yang digunakan ialah teknik Purposive. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 183) yang menyatakan bahwa purposive merupakan cara megambil subjek penelitian bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Subjek yang dijadikan sebagai sumber data yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah:
56
a.
Siswa kelas III, IV dan V (Anggota pramuka) Siswa kelas III, IV, V menjadi subjek penelitian karena siswa pada kelas tersebut wajib menjadi angota pramuka dan mengikuti kegiatan latihan pramuka. Pemilihan perwakilan siswa tersebut berdasarkan umur yang sesuai dengan aturan sebagai anggota pramuka tingkat siaga dan penggalang di sekolah dasar.
b. Pembina Pramuka SDIT Al-Muhajirin. Pembina Pramuka dipilih menjadi subjek penelitian karena aktivitas di luar kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa khususnya dalam hal ini ketika kegiatan latihan Pramuka berlangsung dalam pengawasan pembina Pramuka. Pembina Pramuka yang yang lebih mengatahui kegiatan yang dilakukan siswa ketiga latihan Pramuka berlangsung. Pembina Pramuka juga yang mendidik siswa agar dampat menjadi Pramuka berkarakter. Karena pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang memiliki tujuan yang sejalan salah satunya yaitu pembentukan nilai karakter mandiri . c.
Wali kelas, kelas III, kelas IV, dan kelas V Wali kelas III, IV, dan V menjadi subjek dalam penelitian ini dikarenakan hanya siswa kelas III hingga kelas V yang diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pramuka. Selain itu guru kelaslah yang mengetahui seperti apa keseharian siswanya. Wali kelas yang mengetahui karakter siswanya secara detail. Wali kelas 57
juga lebih mengetahui kebiasaan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Selain itu guru kelas juga merupakan salah satu faktor terpenting yang mampu mempengaruhi terbentuknya nilai karakter mandiri pada siswa. d. Kepala Sekolah Kepala sekolah menjadi subjek peneltian karena kepala sekolah juga terlibat langsung dalam kegiatan pramuka. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan dan hubungan antar KaGudep juga melalui kepala sekolah. C. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni pada bulan Agustus hingga bulan September 2016. Dimulai dari penyusunan dan revisi proposal, observasi, pengumpulan data, analisis data hingga penyusunan laporan yang akan digambarkan melalui tabel kegiatan penelitian berikut ini.
58
Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Kegiatan
Apr Mei Jun
Bulan Jul
Agst
Sep
Okt Nov
Penyusunan dan revisi proposal Observasi dan Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan
2. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SDIT Al-Muhajirin yang beralamatkan di Jenawi, Krogowanan, Sawangan, Magelang. Peneliti mengambil lokasi di tempat tersebut karena SDIT AL-Muhajirin selalu mengukir prestasi dibidang akademik maupun non akademik khususnya bidang kepramukaan yang cocok untuk dijadikan objek penelitian terkait dengan perwujudan pendidikan karakter melalui kegiatan Kepramukaan. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi di Sekolah Dasar tersebut dan wawancara dengan informan di gugus depan sekolah tersebut.
59
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Observasi Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik observasi. Peneliti hanya sebagai pengamat saja, dimana observasi yang dilakukan merupakan observasi non partisipasi. Dengan melakukan observasi non partisipasi ini peneliti hanya mengamati kegiatan latihan pramuka guna memperoleh data mengenai pendidikan karakter mandiri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Pengamatan dilakukan di kelas III, IV, dan V SDIT Al-Muhajirin. Peneliti juga membuat catatan hasil pengamatan. 2) Wawancara / Interview Menurut Lexy J, Moleong (2012: 186) wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu, dimana pewawancara (interviwer) sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) sebagai pihak yang diberi pertanyaan. Dalam penelitian (sebagai pewawancara) ini peneliti ini memperoleh informasi dari subjek penelitian, baik siswa kelas III, IV dan V, Wali kelas III, IV dan V, pembina Pramuka, kepala sekolah (sebagai terwawancara). Peneliti melaksanakan wawancara dengan terwawancara berkaitan dengan hal yang telah dijabarkan dalam fokus penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan membuat pedoman wawancara yang 60
sesuai dengan permasalahan yang akan digunakan untuk Tanya jawab dengan para informan. Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pernytaan yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Sugiono (2011:233) mengemukakan wawancara semiterstruktur termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dan tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Pembina Pramuka serta guru kelas sebagi pihak-pihak terkait guna mendapatkan informasi tentang pokok permasalahan yang akan dibahas. 3) Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Suharsimi
Arikunto
(2006:158)
mengemukakan
bahwa
dokumentasi berasal dari fakta dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen nilai, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dibanding dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti 61
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, tidak berubah. Hal yang diamati adalah benda mati bukan benda hidup. Studi dokumentasi ini dimaksudkan sebagai data pelengkap dalam mencari data. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini guna mencari data yang berkaitan dengan peran kegiatan Pramuka. Peneliti mengumpulkan informasi tertulis guna memperoleh informasi atau mendukung data yang telah diperoleh sebelumnya yang berkaitan dengan peran Pramuka. E. Instrumen Penelitan Suharsimi Arikunto (2006:136), menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2011:222). Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan alat bantu dalam pengumpulan data yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi yang 62
dibutuhkan sebagai panduan peneliti melakukan pengumpulan data agar sesuai dengan tujuan penelitian yang telah titetapkan. Pedoman wawancara dan pedoman observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kegiatan pramuka. Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara No Variabel Aspek Indikator 1 Kegiata Latihan Perencanaan Pramuka Rutin yang memandiri kan Penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin
Pelaksanaan
63
Sub Indikator Rencana kegiatan Materi latihan rutin Metode dalam latihan rutin Nilai-nilai moral dalam latihan rutin Cara penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan latihan rutin Waktu pelaksanaan latihan rutin Kondisi pada saat latihan rutin Kendala dalam pelaksanaan
Berkemah
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penanaman nilai mandiri dalam pramuka
Pelaksanaan
64
latihan rutin Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan latihan rutin Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi kegiatan berkemah Metode dalam kegiata berkemah. Nilai-nilai moral dalam ekstrakurikuler pramuka Cara penanaman nilai mandiri dalam kegiatan berkemah Faktor pendukung penanaman nilai mandiri Faktor penghambat penanaman nilai mandiri Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan berkemah Waktu pelaksanaan kemah Kondisi pada saat berkemah Kendala dalam pelaksanaan kemah
Lomba Tingkat (LT)
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penanaman nilai mandiri dalam pramuka
Pelaksanaan
65
Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan berkemah Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi Lomba Tingkat Metode dalam Lomba Tingkat Nilai-nilai moral dalam Lomba Tingkat Cara penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan Lomba Tingkat Waktu pelaksanaan Lomba Tingkat Kondisi pada saat Lomba Tingkat Kendala dalam pelaksanaan Lomba Tigkat
Jambore
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penaaman nilai madiri dalam pramuka
Pelaksanaan
66
Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan Lomba Tingkat Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi Jambore Metode dalam jambore Nilai-nilai moral dalam Jambore Cara penanaman nilai mandiri dalam Jambore Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam Jambore Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam Jambore Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan Jambore Waktu pelaksanaan Jambore Kondisi pada saat Jambore Kendala dalam pelaksanaan Jambore Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan
Jambore Tanggapan terhadap kegiatan
Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi No 1
Variabel Kegiata Pramuka yang memandiri kan
Aspek Latihan Rutin
Indikator Perencanaan
Penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin
Pelaksanaan
67
Sub Indikator Rencana kegiatan Materi latihan rutin Metode dalam latihan rutin Nilai-nilai moral dalam latihan rutin Cara penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam latihan rutin Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan latihan rutin Waktu pelaksanaan latihan rutin Kondisi pada saat latihan rutin Kendala dalam pelaksanaan latihan rutin Upaya untuk menyelesaikan kendala
Berkemah
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penanaman nilai mandiri dalam pramuka
Pelaksanaan
68
Evaluasi kegiatan latihan rutin Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi kegiatan berkemah Metode dalam kegiata berkemah. Nilai-nilai moral dalam ekstrakurikuler pramuka Cara penanaman nilai mandiri dalam kegiatan berkemah Faktor pendukung penanaman nilai mandiri Faktor penghambat penanaman nilai mandiri Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan berkemah Waktu pelaksanaan kemah Kondisi pada saat berkemah Kendala dalam pelaksanaan kemah Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan berkemah
Lomba Tingkat (LT)
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penanaman nilai mandiri dalam pramuka
Pelaksanaan
69
Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi Lomba Tingkat Metode dalam Lomba Tingkat Nilai-nilai moral dalam Lomba Tingkat Cara penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam Lomba Tingkat Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan Lomba Tingkat Waktu pelaksanaan Lomba Tingkat Kondisi pada saat Lomba Tingkat Kendala dalam pelaksanaan Lomba Tigkat Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan Lomba Tingkat
Jambore
Tanggapan terhadap kegiatan
Perencanaan
Penaaman nilai madiri dalam pramuka
Pelaksanaan
Tanggapan terhadap kegiatan
70
Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan Rencana kegiatan Materi Jambore Metode dalam jambore Nilai-nilai moral dalam Jambore Cara penanaman nilai mandiri dalam Jambore Faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam Jambore Faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam Jambore Upaya mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri Pelaksanaan kegiatan Jambore Waktu pelaksanaan Jambore Kondisi pada saat Jambore Kendala dalam pelaksanaan Jambore Upaya untuk menyelesaikan kendala Evaluasi kegiatan Jambore Antusias anggota pramuka Keterlibatan terhadap kegiatan
Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi No Variabel Aspek 1 Pramuka Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Indikator Daftar nama siswa Situasi dan kondisi Berkas Ektrakurikuler Pramuka
F. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulangulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Miles dan Huberman (2009:20), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
71
Data collection
Data display
Data reduction
Conclusions : drawing / verifying
Bagan 3. Aktivitas Analisis Data 1) Data Collection Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri atas dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran peneliti tentang fenomena yang terjadi. Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini, maka penelitian harus melakukan wawancara dengan beberapa informan. 2) Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilh hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
72
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. 3) Data Display (Penyajian Data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam peneliatian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 4) Conclusion Drawing / verification Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
G. Keabsahan Data / Validitas Validitas berkaitan dengan permasalahan apakah instrument yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, dengan demikian data yang valid adalah data 73
yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiono, 2009:219). Dalam penelitian ini keabsahan data diperoleh dengan mengunakan triangulasi sumber dan teknik, dimana peneliti melakukan pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dan teknik serta menggunakan teknik crosscheck.
\
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sekolah Dasar Islam terpadu Al-Muhajirin merupakan sekolah yang berlokasi di Jl. Blabak – Boyolali Km. 8 Jenawi, Krogowanan, Sawangan, Magelang. Letak sekolahnya cukup strategis tidak terlalu jauh dari jalan raya dan dekat dengan rumah penduduk, cukup representative dan kondusif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. SDIT Al-Muhajirin ini didirikan pada tahun 2001 dibawah Yayasan Al-Muhajirin dengan luas tanah 2.070 m, dengan kondisi fisik gedung yang cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah cukup memadai. Sekolah ini memiliki dua ruang kantor guru, satu ruang kepala sekolah, dan dua belas ruang kelas. Sekolah ini juga memiliki fasilitas perpustakaan, ruang computer, ruang tamu, ruang UKS, tempat ibadah (Mushola dan Masjid AlMuhajirin), Toilet / Water Closed dan kantin sederhana. Berikut ini adalah infrastruktur yang ada di SDIT Al-Muhajrin, Magelang. Tabel 7. Infrastruktur SDIT Al-Muhajirin No. 1. 2. 3.
Infrastruktur Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Kelas
Jumlah 1 2 12
75
Keterangan Menyatu dengan ruang guru Memadai Ruang kelas terdiri dari dua lantai. Terdapat dua kelas yang terpisah dengan status pinjaman, dan masih ada beberapa kelas dalam rencana pembangunan.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Perpustakaan Ruang Komputer Ruang UKS Kantin Gudang Mushola Masjid
1 1 1 1 1 1 1
Cukup baik Cukup baik Cukup baik Memadai Cukup baik Baik Sangat baik, kepemilikan Yayasan Al-Muhajirin 11. Toilet/ Water Closed 5 Baik Sumber: Observasi Dokumen SDIT Al-Muhajirin, Magelang. Keadaan gedung dan lingkungan di SDIT Al-Muhajrin, Magelang sudah baik, sebagian besar bangunan baru dan tercermin ketertiban, kebersihan, keindahan dan kesehatan. Hal ini terlihat adanya fasilitas pembuangan sampah yang memadai yang dipisah-pisahkan menurut jenisnya yaitu organik dan anorganik, tersedianya juga perlengkapan alat kebersihan, dan ruangan kelas yang tertata rapi dan bersih, serta tersedia juga tempat sepatu guru dan siswa di depan kelas. Sekolah yang dikepalai oleh Nur Sodiq ini telah terakreditasi (A) Amat Baik sejak tahun 2001 dan bahkan pernah menjadi sekolah percontohan tingkat kabupaten Magelang. Serta selalu mengukir sejumlah prestasi baik akademik maupun non-akademik dari tahun ketahunnya, dan mengeluarkan lulusan yang berani berkompetisi dengan Sekolah Dasar lain di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Sehingga sekolah ini dilabeli oleh masyarakat sekitar sebagai Sekolah dasar favorit. Adapun prestasi yang telah diraih di antaranya sebagai berikut :
76
Tabel 8. Prestasi SDIT Al-Muhajirin No Jenis Lomba Peringkat 1 Mapel IPA Juara III 2 Jambore JSIT juara umum 3 LT2 juara umum 4 Jambore Cabang Harapan I 5 Sepak bola Juara I 6 Lompat Tinggi Juara I 7 Mapel B. Indonesia Juara II 8 Pendidikan Agama Islam Juara I 9 Pidatoh PAI Juara I 10 Tartil Al Qur'an (PAI) Juara I 11 Tilawah Al Qur'an Juara II 12 Marching Band Juara II 13 Marching Band Juara I 14 LPMP Juara Umum 15 IPTEK Jambore JSIT Re. III Juara II 16 Outban Prestasi Putra JSIT Juara II 17 Haflah JSIT Reg. III Juara II 18 Kebersihan Tenda JSIT Juara II 19 Mapel B. Indonesia Juara I 20 Tolak peluru (POPDA) Juara I 21 Melukis Juara I 22 Pendidikan Agama Islam Juara I 23 Pidatoh PAI Juara I 24 Kaligrafi Juara I 25 Sepak bola (POPDA) Juara 2 26 LT2 Juara 2 27 Seni Tradisional Juara 3 28 Marching Band Juara I 29 Sepak bola (POPDA) Juara 2 30 LT2 Juara 1 31 Marching Band Juara II 32 SBK Juara I 33 Sepak bola Juara I 34 Atletik Juara II 35 Mapel B. Indonesia Juara II 36 Pendidikan Agama Islam Juara I 37 Pidatoh PAI Juara I 77
Tingkat Jateng-DIY Jateng-DIY Kec. Sawangan Kab. Magelang Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
Tahun 2003 2004 2005 2005 2006 2006 2006
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Karisedenan Kedu Kab. Magelang Kec. Sawangan
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
Jateng-DIY
2006
Jateng-DIY Jateng-DIY Jateng-DIY Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2006 2006 2006 2007 2007 2007
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kab. Magelang Karisedenan Kedu Kec. Sawangan Kec. Sawangan Karisedenan Kedu Jateng-DIY Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2006 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2010 2010 2010
Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2010 2010
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Rebana Catur Kaligrafi Kaligrafi Kaligrafi Pidatoh PAI LT2 Sepak Bola Olimpiade Matematika & IPA Olimpiade IPA Mapel IPA Mapel B. Indonesia Lomba LCC Olimpiade IPA Tilawah Al Qur'an Putra Tilawah Al Qur'an Putri Khot Putra Khot Putri Mocopat Putra PAI Tahfidzulquran Putra Tahfidzulquran Putri Tahfidzulquran Putri Olimpiade IPA & Mapel IPA LCC Mapel Bahasa Indonesia
Juara II Juara I Juara I Juara I Juara II Juara II Juara I Juara I
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kab. Magelang
2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011
Juara 2 Juara I Juara I Juara I Juara I Juara 2
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kab. Magelang
2011 2012 2012 2012 2012 2012
Juara 1 Juara 2 Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 2 Juara 1 Juara 1 Juara 2
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan JSIT Kedu JSIT Kedu JSIT Jateng
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Juara 1 Juara 1
Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2012 2012
Juara 1
2012
Try Out UASBN
Juara 1
Try Out UASBN LCC Beregu Putri Olimpiade Matematika Kriya Anyam Design Batik Seni Lukis Tingkat SD Tilawah Putri Khat Putri Kaligrafi Putri PAI dan BTQ Putri Hasta Karya PAI
Juara 3 Juara 2 Juara 3 Juara 2 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 1 Juara 3
Kec. Sawangan SMP Muh 2 Sawangan SMP Muh 2 Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kedu Kedu
78
2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
Tahfidzul Qur'an Putri Tilawah Putri Tilawah Putra Tahfidzul Qur'an Putri Adzan Kaligrafi dan khot Gambar Bercerita Pidato Cerita Islami Putra Cerita Islami Putri
Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 3 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 3
Lomba Mata Pelajaran
Juara 2
Tilawah Putra
Juara 2
Melukis Putri Khot dan Kaligrafi Putri Adzan Khitobah Putra Khitobah Putri Cerita Islami Putra Cerita Islami Putri Tilawah Putra Hifdzil Qur'an Putri PAI Putri PAI Putra Tembang Dolanan Lomba Tingkat 2 Putra Lomba Tingkat 2 Putri Rebana
Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 3 Juara 2 Juara 1 Juara 3 Juara 2 Juara 2 Juara 2 Juara 2 Juara 2 Juara 2 Juara 2 Juara 3 Regu Tergiat Putra Juara 2
KEMNAS III Lomba Mapel IPA Lomba Mapel Matematika Lomba Membatik Lomba Menganyam Lomba Melukis Lomba Menyanyi Tunggal Lomba Pidato Bahasa Indonesia Lomba Cipta Puisi Lomba Pianika Lomba Menganyam
Kedu Kedu Kedu Kedu Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan HUT SMP 3 Sawangan HUT SMP 3 Sawangan HUT SMP 3 Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Nasional Kec. Sawangan
2015 2016
Juara 3 Juara 1 Juara 1 Juara 1
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2016 2016 2016 2016
Juara 2
Kec. Sawangan
2016
Juara 2 Juara 3 Juara 2 Juara 2
Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan Kec. Sawangan
2016 2016 2016 2016
79
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
115 Lomba Tingkat 2 Juara 1 Putri Kec. Sawangan 116 Lomba Tingkat 2 Juara 2 Putra Kec. Sawangan 117 Pesta Siaga Juara 2 Putra Kec. Sawangan 118 Pesta Siaga Juara 2 Putri Kec. Sawangan Sumber : Observasi Dokumen SDIT Al-Muhajirin, Magelang.
2016 2016 2016 2016
B. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu siswa kelas III, IV, dan V sebagai anggota pramuka, pembina pramuka, wali kelas dan Kepala Sekolah. Peneliti mengambil subyek penelitian kelas III, IV, dan V karena ketiga kelas tersebutlah yang telah terkualifikasi sebagai anggota pramuka dan yang mengikuti kegiatan pramuka. Berikut akan paparkan secara terperinci. 1) Kepala Sekolah Kepala Sekolah SDIT Al-Muhajirin dijabat oleh Ustadz Nursodiq
yang
merupakan
lulusan Sarjana
Pendidikan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ustadz Nursodiq sudah menjabat sebagai kepala sekolah sejak tahun 2013. Visi misinya adalah menjadikan Sekolah Dasar Islam Terpadu AlMuhajirin menjadi sekolah yang selalu berprestasi di bidang akademik dan non-akademik dan memiliki siswa yang berkarakter ataupun memiliki akhlaq yang baik. Selain memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap sekolah tersebut kepala sekolah juga telah berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan karakter melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah ini 80
khususnya kegiatan ekstrakurikuler Pramuka mulai dari perencanaan kegiatan hingga kegiatan usai. 2) Wali Kelas Wali kelas untuk kelas III dijabat oleh Ustadzah Istiqomah yang merupakan lulusan sarjana pendidikan. Sebelumnya pernah menjabat sebagai wali kelas di kelas atas selama tiga tahun. Strategi yang selalu ditanamkan oleh beliau untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri ketika kegiatan belajar mengajar adalah inovasi pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dan dengan peembudayaan karakter mandiri itu sendiri. Wali kelas IV dijabat oleh Ustadz Danang yang juga menjabat sebagai pembina pramuka penggalang tingkat ramu. Beliau merupakan lulusan sarjana sastra arab akan tetapi telah mengajar selama kurang lebih sepuluh tahun sehingga sudah mampu memahami karakteristik siswanya serta mampu membimbing siswa dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri dan disiplin kelas. Memenuhi syarat sebagai wali kelas yang berkewajiban menjadi manajer dan motivator untuk membangkitkan
minat
siswa
untuk
berprestasi
serta
menjembatani antar sekolah dengan orang tua dengan melakukan koordinasi dengan cara home visit dan lain-lain.
81
Wali kelas V dijabat oleh ustadz Zaenal yang telah mengajar selama kurang lebih 16 tahun, berawal dari guru mata pelajaran pendidikan jasmani kemudian setelah beberapa tahun silam diangkat menjadi wali kelas kemudian sempat menjadi kepala sekolah pada tahun 2006 selam kurang lebih tiga tahun. Karena kepemimpinannya tidak terlalu banyak memberikan perubahan yang tampak maka beliau diturunkan dan menjabat sebagai wali kelas lagi. Meskipun demikian kiprahnya di SDIT Al-Muhajirin sangatlah banyak dimulai sejak awal berdirinya sekolah hingga kini sekolah ini memiliki jumlah murid yang bisa dikatakan tidak sedikit, beliau pernah juga menjadi pembina pramuka dan selalu berperan aktif ketika ada kegiatan pramuka hingga saat ini. Saat ini menjabat sebagai wali kelas V beliau selalu mengerahkan siswa-siswanya dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler serta selalu sigap dalam menangani atau mengatasi hambatan dan gangguan terhada kelancaran kegiatan kelas dan atau kegiatan sekolah pada umumnya. Selain itu juga memantapkan siswanya dalam melaksanakan tata karma, sopan santun, mandiri dan disiplin baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
82
3) Pembina Pembina pramuka yang bertugas merencanakan kegiatan
pramuka,
melaksanakan
dan
mengawasi
pelaksanaan kegiatan pramuka di gugus depan SDIT AlMuhajirin terdapat
3 orang
yang statusnya bukan
merupakan Dewan Kerja Ranting akan tetapi merupakan guru pengajar. Untuk pembina pramuka siaga di jabat oleh Ustadzah Ana yang berusia 35 tahun dimana telah memenuhi syarat umur sebagai pembina siaga dengan pengalaman mengajar pramuka selama kurang lebih 10 tahun dan telah mendapat sertifikat resmi Kursus Mahir Dasar Kepramukaan dari Kwarcab Magelang dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani ikrar. Untuk pembina penggalang diampu oleh dua pengajar yaitu Ustadz lilik dan Ustadz Danang. Yang telah memenuhi syarat sebagai pembina pramuka penggalang, selain telah mengikuti Kursus Mahir Dasar Kepramukaan juga
membina
dan
bertugas
secara
sukarela
dan
menempatkan posisinya sebagai mitra peserta didik atau siswa sebagai subyek pendidikan, karena menurutnya pada hakekatnya kepramukaan adalah pendidikan sepanjang hayat dan oleh karena itu siswa harus dipersiapkan sejak 83
dini bahwa mereka sendirilah yang akan mendidik diri mereka sendiri untuk selalu berakhlak baik. Selama mengajar pramuka juga selalu menggunakan prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem Among. 4) Anggota Pramuka a. Siswa 1 (KW) Siswa KW merupakan anggota pramuka siaga yang masih duduk dibangku kelas III dan belum terlalu lama menjadi anggota pramuka. Lahir dari keluarga berkecukupan dimana kedua orang tuanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Secara akademis menurut wali kelas, siswa tersebut berada pada lima posisi terbawah jika dibandingkan dengan teman-teman lainnya. b. Siswa 2 (GAK) Siswa GAK merupakan anggota pramuka siaga yang juga masih duduk di bangku kelas III. Akan tetapi berbeda dengan siswa KW secara akademis termasuk sepuluh besar dikelas menurut sumber informasi wali kelas III dan secara kepribadian siswa ini belum menunjukkan predikat baik jika dilihat dari kebiasaan-kebiasaan di kelas maka sesuai dengan pernyataannya bahwa siswa tersebut jarang terpilih mengikuti lomba kepramukaan. Selain faktor kepribadian dikarenakan siswa ini merupakan siswa yang keadaan 84
ekonomi orang tuanya sangat berkecukupan dan jarang memperoleh ijin dari orang tua ketika hendak mengikuti kegiatan lapangan. c. Siswa 3 (SA) Siswa SA merupakan anggota pramuka penggalang ramu, yang telah memenuhi syarat kecakapan umum pada tingkat siaga. Siswa SA duduk di bangku kelas IV dengan prestasi akademik memuaskan dikelasnya dan selalu aktif mengikuti kegiatan pramuka sejak duduk dibangku kelas III. Siswa ini pernah mengikuti lomba pesta siaga. d. Siswa 4 (FNC) Siswa FNC merupakan regu inti termuda yang pernah mengikuti Lomba Tingkat. Siswa FNC merupakan anggota pramuka penggalang tingkat
ramu. Pernah
mengikuti pesta siaga dan mampu menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum siaganya dengan waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa FNC lebih sering menorehkan prestasi di bidang non akademik seperti salah satunya bergabung sebagai tim inti sepak bola sekolah yang selalu mewakili sekolah untuk bertanding pada tingkat kecamatan ataupun kabupaten.
85
e. Siswa 5 (ADP) Siswa ADP adalah anggota regu inti penggalang SDIT AL-Muhajirin. Siswa ini pernah mengikuti Lomba tingkat 2, Lomba Tingkat 3 bahkan kemnas (Kemah Nasional). Dan sebelumnya ketika masih menjadi anggota siaga siswa ADP juga mengikuti pesta siaga dan telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat Siaganya. Siswa ini masih duduk di kelas V dan berprestasi di kelasnya. Secara ekonomi siswa ADP terlahir dari keluarga yang juga kecukupan akan tetapi selalu didukung oleh orang tuanya ketika mengikuti kegiatan apapun baik akademik maupun non-akademik. f. Siswa 6 (RAG) Siswa
RAG
merupakan
anggota
regu
inti
penggalang SDIT Al-Muhajirin yang masih duduk di bangku kelas V. Siswa RAG merupakan putra Ka-Kwaran Sawangan, yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pramuka sehingga tak heran jika Siswa RAG sangat aktif dalam kegiatan Pramuka dan selalu terpilih tatkal sekolah menyeleksi ketika akan diadakan lomba-lomba pramuka. Selain itu siswa RAG juga sering mewakili regunya untuk berkompetisi yang dilakukan non-regu seperti yang telah dilakukan yaitu siswa RAG mewakili regunya terpilih 86
sebagai anggota yang berlomba memanah. Siswa RAG adalah
anggota
yang
selalu
bersemangat
dalam
menjalankan tugas yang diberikan oleh pembinanya dengan tepat waktu dan memuaskan. C. Hasil Penelitian 1. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan pada siswa a. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi bahwa terdapat beberapa karakter kemandirian yang ditanamkan, dan tentunya antar pembina memiliki cara yang berbeda-beda dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Berikut ini penggalan wawancara yang diungkapkan pembina pramuka golongan penggalang yaitu ustadz D pada hari senin, tanggal 29 Agustus 2016. Peneliti Ustadz D Peneliti Ustadz D
: “Kalau nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat pramuka us?” : “Nilai mandiri? Maksudnya nilai mandiri yang diajarkan di Pramuka?” : “Iya us…” : “Maksudnya biar nilai kemandiriannya nampak contoh konkritnya ya kalau kita latihan pramuka itu sikap yang benar diawali dari diri sendiri dengan memberikan contoh, kemudian disiplin dan tidak menggantungkan dengan orang lain.”
Selain itu diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh ustadzah A sebagai pembina pramuka golongan siaga pada hari senin, 29 Agustus 2016. Berikut adalah petikan wawancaranya. Peneliti
: “Lalu nilai moral kemandirian yang nampak saat pramuka itu seperti apa us?” 87
Ustadzah A
: “Yang menjadi indikator mandiri yang saya tanamkan adalah rasa keberanian dan percaya diri anak, ketika dia berani maka melakukan apapun sendiri sudah bisa begitu juga ketika dia merasa percaya diri.”
Pernyataan ustadzah A didukung dengan hasil observasi kegiatan pramuka yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 Agustus 2016 pukul 12.30 WIB hingga 16.00 WIB. Pada waktu itu pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan
masalahnya
sendiri.
(Observasi
12).
Hal
ini
dimaksudkan agar kepercayaan diri pada siswa sebagai anggota pramuka tumbuh ketika siswa tersebut berani untuk menyelesaikan masalahnya tanpa menggantungkan orang lain maka dengan sendirinya dia mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan dan percaya akan kemampuan dirinya sendiri. Kemudian dari hasil tersebut didukung pula dengan dokumen 1 tentang rencana kegiatan pramuka siaga semester 1 pada bagian point nomor 5 dan dokumen 2 tentang rencana kegiatan pramuka siaga semester 2 pada bagian point nomor 5, 18, 21, 28. Dimana dalam perencanaan kegiatan yang telah dibuat oleh pembina terdapat beberapa kompetensi dasar yang berkaitan dengan penanaman nilai mandiri yang harus dicapai oleh anggota pramuka tersebut. Dari beberapa pendapat dari pembina tersebut juga diperkuat oleh pendapat wali kelas dalam wawancara pada hari senin tanggal 30 Juli 2016. Berikut petikan wawancara dengan Ustadz ZA selengkapnya. 88
Peneliti Ustadz ZA
: “Menurut ustadz dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” : “Kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak .”
Pernyataan ustadz ZA didukung oleh pernyataan ustadzah I sebagai walikelas yang memperkuat. Berikut adalah petikan wawancara terhadap ustadzah I selengkapnya. Peneliti Ustadzah I
: “Menurut ustadzah Isti dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” : “Tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat.”
Selain pembina dan wali kelas, kepala sekolah juga menambahkan pendapat dalam wawancara pada hari sabtu tanggal 30 Juli 2016 dengan peneliti yang dapat memperkuat. Berikut adalah petikan wawancara dengan Ustadz NS. Peneliti Ustadz NS
: “Menurut ustadz nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” : “Kedisiplinan, untuk saling menghargai dengan teman yang lain, bersikap melatih diri.”
Pernyataan Ustadz NS sebagai kepala sekolah didukung dengan hasil observasi dalam kegiatan latihan rutin pramuka pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2016. Pembina memberikan tugas berkelompok dengan alasan agar masing-masing anggota bisa tetap mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masing-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. (Observasi 89
7). Hasil observasi tersebut selaras dengan pernyataan ustadz NS dimana siswa diajarkan untuk saling mengahargai dengan teman yang lain dan bersikap melatih diri ketika menjalankan tugas apapun. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam-macam nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada siswa. Dimana nilai-nilai tersebut sangat sesuai dengan ciri-ciri dan memenuhi sebagai indikator seseorang bisa dikatakan mandiri. Nilainilai tersebut di antaranya adalah : 1) Tidak bergantung pada orang lain 2) Kedisiplinan 3) Keberanian 4) Percaya diri 5) Solutif atau mampu mengambil keputusan, dan 6) Bertanggung jawab b. Persepsi keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri Menurut hasil penelitian terdapat berbagai macam persepsi tentang keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri pada siswa, persepsi tersebut lebih fokus mengungkap terhadap keberhasilan pembina dalam menanamkan pendidikan karakter mandiri. Pendapat yang pertama diungkapkan oleh siswa sebagai anggota pramuka dalam wawancara yang dilakukan terhadap siswa SA pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 . Berikut adalah petikan wawancara terhadap siswa SA. 90
Peneliti Siswa SA Peneliti Siswa SA
: “Maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?” : “Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar di kelas.” : “Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?” : “Sudah maksimal.”
Pernyataan siswa SA diperkuat juga dengan pernyataan siswa lainnya yang selaras yaitu siswa FNC, siswa ADP, siswa RAG, dan siswa GAK. Berikut ini adalah petikan wawancara terhadap beberapa siswa secara lengkap. Peneliti Siswa FNC Peneliti
Siswa ADP
Peneliti Siswa RAG Peneliti Siswa GAK
: “Nah kalau menurut adik nih, cara kakak pembina menanamkan nlai mandiri sudah maksmal belum?” : “Sudah maksimal kok.” : “Ya nggak papa to malah bagus itu dek, mungkin kakak pembina terlalu capek kan.. tapi menurutmu pembina menanamkan nilai mandiri sudahmaksimal belum?” : “Sudah maksimal kok, aku jadi dirumah lebih mandiri dari sebelumnya, tapi ya tetep mandiri kalau lagi di sekolah ding…” : “Cukup lama, tapi menyenangkan kan.. eh menurutmu sudah maksimal belum kakak pembina dalam meningkatkan nilai mandiri?” : “Inshaallah udah.” : “Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?” : “Sudah mbak”
91
Pernyataan wawancara tentang keberhasilan pembina dalam mewujudkan pendidikan karakter yang telah diungkapkan oleh beberapa siswa juga didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan keberhasilan perwujudan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu pada observasi 4 yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 6 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB, dimana tanpa disuruh anggota siaga mau maju kedepan untuk melakukan semua permainan yang diberikan pembina dan Anggota pramuka siaga sangat antusias dan kondusif ketika pembina mengajari bernyanyi lagu daerah. Selain itu juga pada observasi 18 yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 3 september, Pramuka siaga sudah tidak ada yang datang terlambat bahkan ketika membuat barisan tidak terlalu menghabiskan waktu yang lama. Bahkan Anggota siaga menjemput pembina diruang guru agar segera menuju ke lapangan dan tanpa disuruh pembina, anggota penggalang sudah berjalan secara rapi dengan membentuk barisan dan menyapa setiap bertemu dengan warga sekitar. Selain hasil observasi ketika kegiatan pramuka juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan ketika Kegiatan Belajar Mengajar setelah beberapa kali siswa tersebut mengikuti kegiatan pramuka. Yaitu pada observasi ke 20 pada hari senin tanggal 12 September 2016 dimana tidak ditemuinya lagi siswa kelas 3 (siaga) yang meminta tolong dibukakan botol air minumnya. Kemudian ketika 92
siswa kelas 3 (siaga) merasa kurang jelas siswa tersebut langsung bertanya
kepada
guru.
Siswa
kelas
3
(siaga)
juga
sudah
mempersiapkan buku yang akan dipakainya untuk belajar pada saat KBM tersebut. Kemudian selama ulangan harian berlangsung tidak ditemui siswa kelas 4 (penggalang) yang bekerja sama dengan teman lain ataupun mencontek. Semua siswa mengerjakan soal ulangan harian secara individu dan tenang. Satu orang siswa kelas 5 (penggalang) nampak maju ke depan dan menghapus papan tulis. Kemudian terdapat siswa yang mengambili sampah-sampah yang ada di sekitar meja guru dan semua siswa kelas 5 (penggalang) duduk dengan rapi dan menyudahi perbincangan-perbincangan ataupun sendaguraunya sehingga semua siswa kelas 5 (penggalang) memperhatikan dengan seksama ketika guru sedang menerangkan dan hampir semua siswa kelas 5 (penggalang) berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kesemua nilai karakter yang menjadikan siswa sebagai anggota pramuka yang mandiri pada saat dilingkungan sekolah dirasa oleh siswa bahwa pembina sudah maksimal dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Akan tetapi menurut wawancara terhadap pembina pramuka ditemui pendapat dari sudut pandang yang berbeda berikut wawancara selengkapnya. Ustadz L
: “Kalau dibilang maksimal ya gimana ya? Kita selalu memberikan yang terbaik dan gimana ya caranya agar 93
Ustadz D
Ustadzah A
anak itu bisa menerima kalau maksimal kita kan tidak tahu ukurannya kalau kemandirian itu.” : “Belum maksimal, mengingat pembina pramuka terbatas dan jamnya yang saya rasa kurang, padahal muridnya banyak. Tapi kalau siswa yang sudah menjadi regu inti kan intensif latihannya ya memang beda mbak jadinya, kemandiriannya ya jelas memang terlihat berbeda.” : “Kalau dibilang maksimal ya gimana ya selalu yakin saya akan mencapai yang terbaik cuma semua tidak instan dan tidak bisa disimpulkan secara instan anak itu mandiri atau belum.”
Pernyataan pembina selaras dengan hasil wawancara yang dlakukan terhadap wali kelas dan kepala sekolah berikut adalah penggalan wawancara selengkapnya. Ustadz ZA
Ustadzah I
Ustadz NS
: “Sebenarnya saya tahu pembina sudah semaksimal mungkin ya mbak ya tapi ya kalau maksimal itu belum. Karena kita menginginkan yang lebih dan lebih, lha saya saja masih kesusahan untuk menanamkan nilai karakter pada siswa.” : “Menurut saya belum maksimal akan tetapi sebagai walikelas merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka karena kegiatan ini memiliki tujuan yang sama dalam penanaman nilai karakter.” : “Sebenarnya untuk pencapaiannya inginnya maksimal tapi masih perlu ada tambahan apa itu… pendampingan tambahan atau pendampingan khusus.”
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk keberhasilan pembina dalam penanaman nilai karakter untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri dirasa oleh siswa sudah maksimal dengan diperkuat dengan hasil observasi yang sudah ada akan tetapi menurut pembina, wali kelas dan kepala sekolah
berpendapat
bahwa
94
penanaman
nilai karakter
untuk
mewujudkan pendidikan karakter mandiri belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini terjadi karena parameter yang digunakan sebagai alat ukur berbeda, jika siswa hanya melihat keberhasilan dalam lingkup di lingkungan sekolah dan hasil observasi yang mendukung juga hanya menunjukkan keberhasilan di lingkungan sekolah saja. sedangkan yang dimaksud oleh pembina, wali kelas dan kepala sekolah mengatakan penanaman nilai karakter maksimal jika siswa tersebut dimanapun berada tetap mandiri tidak hanya di lingkungan sekolah saja dan menjadikan sebagai sebuah kebiasaan. Namun secara garis besar pembina sudah berhasil menanamkan kemandirian pada saat kegiatan pramuka dan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. 2. Nilai Karakter Kemandirian yang ditanamkan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kegiatan pramuka mewujudkan pendidikan karakter mandiri adalah dengan melalui kegiatan-kegiatan di dalam pramuka itu sendiri. Kegiatan pramuka
yang berperan dalam mewujudkan pendidikan
karakter mandiri di antaranya yaitu : a) Latihan rutin pramuka, b) Kegiatan berkemah, c) Lomba tingkat, dan d) Jambore. Keempat kegiatan tersebut akan dipaparkan selengkapnya sebagai berikut.
95
a) Kegiatan Latihan Rutin Latihan rutin merupakan kegiatan pramuka yang sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Nilai karakter yang ditanamkan dan diintegrasikan melalui materi-materi kepramukaan
dalam
kegiatan
latihan
rutin
pramuka
ini
diungkapkan oleh wali kelas, berikut ini adalah wawancara selengkapnya. Ustadzah I Ustadz ZA
: “Tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat.” : “Kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak.”
Kemudian berdasarkan hasil wawancara kepada pembina pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 mengungkapkan pentingnya peran kegiatan latihan rutin pramuka. Berikut adalah penggalan wawancara terhadap ustadz L. Ustadz L
: “Yang jelas nek saat dikelompok, dikelompok itu kan kemandirian setiap anak itu berbeda. Kan kalau SDIT kebanyakan siswanya masih anak mamalah. Seandainya kita latihan rutin kan lebih kelihatan kemandirian anak itu sendiri seperti apa. Mungkin kalau anaknya betul-betul mengikuti kegiatan maka akan bagus, inshaallah akan menonjol kemandiriannya. Contoh seperti disuruh melipat baju yang sepele. Nah kalau dirumah memang enggak bisa tapi disekolahan diaarkan, karena disekolahpun diajarkan lifeskill, seandainya anak itu bener-bener ingin bisa, itu nanti pasti akan bisa.”
96
Pendapat tersebut juga selaras dengan dokumen tertulis progam kerja ekstrakurikuler pramuka penggalang semester II pada kompetensi dasar ke 4 dan 5 yang berhubungan dengan lifeskill yang diajarkan pada kegiatan pramuka. Serta selaras dengan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 30 juli 2016 hingga tanggal 12 September 2016. Bahwa peneliti mengamati kegiatan latihan dimana pada latihan rutin pertama yang diamati peneliti masih menemui anggota pramuka yang menunjukkan sikap dan perilaku kurang mandiri dan setelah beberapa kali mengamati kegiatan latihan rutin peneliti menemui siswa sebagai anggota sudah terlihat perbedaan dimana anggota pramuka menjadi lebih mandiri dari sebelumnya. Dari
hasil
penelitian
yang
selaras
tersebut
dapat
disimpulkan bawa kegiatan latihan rutin pramuka merupakan kegiatan yang sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri dikarenakan intensitas waktu yang cukup lama dan rutin dilaksanakan setiap minggunya sehingga kegiatan latihan rutin dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dilihat progressnya dari setiap pertemuan. Adapun nilai kemandirian yang ditanamkan pada kegiatan latihan rutin di antaranya adalah: 1) Kepercayaan diri 2) Tidak bergantung pada orang lain 3) Bertanggung jawab 97
4) Kedisiplinan, dan 5) Mampu memecahkan masalah. b) Kegiatan Berkemah Kegiatan berkemah adalah salah satu kegiatan pramuka di alam terbuka. Dimana siswa melakukan kegiatan hingga bermalam di alam terbuka dan memperoleh pendidikan karakter yang terintegrasi lengkap khususnya adalah kemandirian. Hal ini sesuai dengan dokumen tertulis jurnal pelaksanaan kegiatan persami dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 terhadap siswa FNC mengungkapkan beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan nilai karakter mandiri. Berikut adalah petikan wawancara selengkapnya. Peneliti Siswa FNC
: “Dik kalau nilai-nilai moral kemandirian apa yang nampak pada saat berkemah?” : “Nyuci piring sendiri, makan – makan sendiri hahaha tapi kalau masak ya nggak bisalah, kan udah ada catering tapi setidaknya kita bertanggung jawab dengan alat makan kita yang telah digunakan dan tidak merepotkan teman lain untuk membersihkan piringnya”
Selain menanamkan nilai karakter mandiri kegiatan berkemah juga merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa sebagai anggota pramuka telah menerapkan kemandirian dalam kesehariannya. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan pada hari senin tanggal 29
98
Agustus 2016 oleh Ustadz D dan Ustadz L , berikut adalah petikan wawancaranya. Ustadz D
: “Ya hampir semacam persami gitu mbak berkemah, nah melalui kegiatan ini disitu kita bisa lihat mbak , sikap anak anak. Akan terlihat yang biasanya dirumah sudah mandiri maka akan Nampak, begitu juga sebaliknya mbak.”
Peneliti
: Lalu nilai-nilai kemandirian apa us yang nampak pada saat berkemah?
Ustadz D
: Ya hampir sama pada kegiatan lain, yang jelas disiplin dan tanggung jawab.
Ustadz L
: Yang jelas kalau nilai kemandiriannya itu tidak mengandalkan orang lain, jika bisa dilakukan sendiri ya dilakukan sendiri. Selain itu tanggung jawab dengan apa yang menjadi kewajibannya. Itu sih mbak.
Dari hasil wawancara tersebut dan didukung dengan crosscheck dokumen tertulis jurnal pelaksanaan kegiatan berkemah dapat disimpulkan bahwa kegiatan berkemah memilki peran untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri dimana kegiatan berkemah adalah sarana pembina untuk melihat kebiasaankebiasaan dan melihat sejauh mana karakter mandiri tertanam pada pribadi anggota pramuka itu. Di dalam kegiatan berkemah juga terdapat rangkaian kegiatan yang terencana dan tersistem dimana menuntut para anggota untuk bersikap mandiri. Adapun nilai-nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada saat kegiatan berkemah ini
99
di antaranya adalah Tidak bergantung pada orang lain, disiplin dan bertanggung jawab. c) Lomba Tingkat Lomba tingkat adalah pertemuan regu-regu dalam bentuk lomba kepramukaan yang dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat gudep hingga nasional. Adapun beberapa nilai karakter mandiri yang ditanamkan untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri menurut pendapat dari siswa ADP melalui wawancara yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 Agustus 2016. Berikut adalah penggalan hasil wawancara selengkapnya. Peneliti Siswa ADP
: “Nah terus menurutmu nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat mengikuti kegiatan itu?” : “Ya aku cuci piring sendiri, gelas dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini…”
Pernyataan siswa ADP juga diperkuat dengan pernyataan dari pembina pramuka. Berikut adalah pendapat Ustadz L dalam wawancara. Ustadz L
: “Saya selalu menanamkan kepada semua anggota pramuka khususnya yang ikut team inti jangan sampai tingkah laku/ akhlaqnya kurang baik, kalau bisa harus berbeda dengan teman-teman lain, harus lebih berani. LT3 kemarin juga hanya sedikit kok yang di jenguk. Dan saya beri kesempatan orangtua menjenguk ketika waktu istirahat saja, saya khawatirkan nanti kebiasaan manja dirumah ndak kebawa ke lokasi perkemahan.” 100
Peneliti Ustadz L
:” Berarti sudah mending ya us kemandirian siswanya?” : “Jauh mbak jauh lebih mandiri menurut saya”
Pernyataan siswa ADP dan Ustadz L juga diperkuat dengan pendapat kepala sekolah yaitu Ustadz NS. Berikut adalah petikan hasil wawancara terhadap Ustadz NS. Peneliti Ustadz NS
: “Lalu setahu ustadz nilai mandiri apa yang nampak pada saat kemah ataupun lomba-lomba kepramukaan?” : “Saling tidak menggantungkan kepada teman lain sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan diri.”
Pernyataan-pernyataan tersebut didukung pula dengan hasil observasi 9, pada hari sabtu tanggal 13 Agustus pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB, dimana pada waktu itu siswa yang tergabung menjadi regu inti yang mewakili gudep SDIT Al-Muhajirin untuk mengikuti Lomba Tingkat 2 (LT2) dimana para kontingen tanpa disuruh untuk melaksanakan berbagai tugas dengan inisiatif sendiri mereka sudah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan maksimal. Kegiatan ini sesuai dengan dokumen tertulis pada jurnal teknis Lomba Tingkat II kwaran Sawangan dan diperkuat juga dengan hasil dokumentasi pada gambar 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,dan 30 yang telah terlampir. Selain itu diperkuat dengan hasil observasi 16, pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2016 pada pukul 10.00 WIB hingga penelitian dihentikan pukul 00.00 WIB dimana regu inti dari SDIT 101
Al-Muhajirin mengikuti Lomba Tingkat jenjang selanjutnya yaitu Lomba Tingkat 3 (LT3) Kwarcab Magelang. Dimana pada waktu itu peneliti melihat dua anak dari regu putri yang tanpa disuruh kedua anak tersebut mengambil air menggunakan ember untuk digunakan sebagai persediaan di kapling tenda mereka. Kemudian menemui salah satu anggota regu inti putra menolong temannya yang sakit perut, anak tersebut dengan inisiatifnya sendiri dan tanpa memanggil pembina berusaha menolong temannya dengan mengambilkan obat pribadinya. Selain itu juga menjumpai salah satu anggota dari regu putra SDIT Al-Muhajirin memimpin temantemannya untuk mengaji dan berdoa bersama. Di hari selanjutnya pada observasi ke-17 hari selasa, 26 Agustus 2016 peneliti juga menemui dua anak dari regu inti putri membangunkan teman-temannya dan bahkan membangunkan pembinanya pada pukul 03.00 WIB. Dan menjumpai satu anggota yang mewakili untuk lomba pidato sedang berlatih sendiri di ujung kapling tenda dengan semangat ketika waktu istirahat berlangsung. Kegiatan Lomba Tingkat 3 ini diperkuat juga dengan hasil dokumentasi yang telah terlampir serta diperkuat dengan dokumen berkas jurnal teknis pelaksanaan LT 3 yang menjadi pedoman jalannya acara di antara adalah point B1, B2, B4, B5, B7, B9, B10, B11, C2, C3, D1, D3,D4, dan D5.
102
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan Lomba Tingkat berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena dalam sub kegiatan yang dilaksanakan sesuai jurnal teknis tersebut sudah dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dengan tepat sasaran dengan menanamkan nilai karakter pada para peserta kontingen Lomba Tingkat itu. Nilai-nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada saat kegiatan Lomba Tingkat di antaranya adalah : 1) Kepercayaan diri 2) Tidak bergantung dengan orang lain 3) Bertanggung Jawab 4) Kedisiplinan, dan 5) Mampu memecahkan masalah. d) Jambore Jambore yang diikuti oleh perwakilan anggota pramuka terpilih dari gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin adalah jambore nasional yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali dengan diikuti oleh ribuan peserta dari seluruh Indonesia. Selain jambore nasional juga rutin megikuti jambore Jaringan Sekolah Islam Terpadu yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Adapun beberapa nilai karakter yang ditanamkan melalui beberapa kegiatan menurut siswa RAG sebagai anggota pramuka yang pernah menjadi peserta jambore. Berikut ini adalah hasil wawancarnya. 103
Peneliti Siswa RAG Peneliti Siswa RAG
: “Yakin nih? Hahaha lalu nilai mandiri apa dong yang Nampak pada saat jambore itu? : “Aku ngumbahi yo…” : “Beneran nyuci baju sendiri?” : “Iyalah kan waktu Jamnas soalnya itu ki 8 hari mbak, sui to..”
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pendapat siswa ADP pada petikan wawancara berikut. Peneliti Siswa ADP Peneliti Siswa ADP
: “Ikutan apa aja dik, mbak dikasih tau dong.” : “LT2, LT3, Pesta siaga, jamnas juga.” : “Nah terus menurutmu nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat mengikuti kegiatan itu?” : “Ya aku cuci piring sendiri, gelas dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini…”
Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari Ustadz L sebagai pembina yang mana menyatakan keberhasilan kegiatan jambore dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Berikut ini adalah penggalan wawancaranya. Ustadz L
: “Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba ataupun jambore pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya. Alhamdulillah waktu ikut kemah anak tersebut malah sudah mandiri dan sepulangnya dari lomba pramuka kebiasaan-kebiasaan saat pramuka terbawa di rumah. Ada anak yang sama sekali tidak mau makan sayur, lalu di lokasi perkemahan anak ini mau makan sayur terus ketika pulang ke rumah jadi sudah bisa makan sayur.”
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan jambore juga merupakan kegiatan berkemah, kemudian 104
kegiatan Lomba tingkat dapat dikatakan sebagai kegiatan jambore karena kegiatan Lomba Tingkat juga lebih sering pelaksanaannya berupa kegiatan perkemahan besar. Maka jambore juga merupakan kegiatan yang memiliki berbagai macam peran dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri jika dilihat jambore merupakan kegiatan perkemahan besar. Hal ini sesuai dengan dokumentasi tertulis jurnal teknis pelaksanaan jambore nasional pada Bab I Pendahuluan bagian umum point ke 2 di mana disebutkan bahwa Jambore Nasional Gerakan Pramuka X Tahun 2016 disingkat Jamnas X 2016 adalah sarana pendidikan dan pertemuan besar bagi Pramuka Penggalang yang bertujuan untuk membentuk watak, meningkatkan sikap kemandirian, keterampilan, mengkokohkan jiwa persatuan dan kesatuan. Adapun nilai-nilai karakter mandiri yang di tanamkan pada saat kegiatan jambore ini di antaranya adalah : 1) Kepercayaan diri 2) Tidak bergantung pada orang lain 3) Bertanggung jawab 4) Kedisiplinan, dan 5) Mampu memecahkan masalah.
105
3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. a. Latihan Rutin Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan kegiatan latihan rutin untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri, pembina memiliki strategi dan cara yang berbeda-beda. Berikut ini adalah cara yang digunakan pembina menurut siswa KW dalam pendapatnya ketika sesi wawancara yang dilakukan pada hari selasa tanggal 30 Agustus 2016. Peneliti Siswa KW Peneliti Siswa KW
: “Maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?” : “Banyak bernyanyi menyenangkan kok” : “Menyenangkannya gimana dik?” : “Banyak permainan macam-macam, pembina juga baik jadi aku senang ikut latihan pramuka”
Pendapat siswa KW juga diperkuat dengan pendapat siswa GAK yang diungkapkan melalui wawancara pada hari selasa tanggal 30 Agustus 2016. Berikut adalah petikan wawancara selengkapnya. Peneliti Siswa GAK Peneliti Siswa GAK
: “Maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri? : “Nggak tau mbak, tapi pramuka menyenangkan kok.” : “Menyenangkannya gimana dik?” : “Banyak permainan, terus pembina juga enggak galak jadi aku senang ikut pramuka tugasnya enggak susah.”
106
Pernyataan dari beberapa siswa tersebut selaras dengan hasil observasi ke 4 pada tanggal 6 Agustus 2016 dimana pembina lebih sering mengajak para anggota pramuka untuk memahami materi dengan permainan yang menarik. Dimana sesuai juga dengan dokumentasi gambar 2 kemudian memberikan pemahaman positif kepada anggota pramuka dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab, membiasakan anggota pramuka berperilaku sesuai dengan aturan kepramukaan, memotivasi anggota pramuka agar tidak malas-malasan, memberikan pujian terhadap hasil yang dicapai anggota pramuka. Hasil penelitian tersebut juga di lengkapi dengan pernyataan pembina pramuka dalam pendapatnya ketika diwawancarai pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 dan di dukung dengan dokumentasi gambar 3, 4, 5 dan 6 pada lampiran. Berikut adalah sepenggal wawancara selengkapnya. Ustadz L : “Memberi tugas, tugas mandiri ataupun kelompok.” Ustadzah A : “Memberi tugas, tugas mandiri dan kelompok. Kemudian lebih interaktif dan pembelajaran pramukanya itu seperti dua arah selalu mencari feedback dari anak.”
Gambar 2 Kegiatan permainan Wide Game pada saat Latihan Rutin anggota Penggalang Dengan didampingi oleh pembina
107
Gambar 3 Anggota Siaga sedang berdiskusi dan mengaplikasikan strategi pemanduan (cheerleading) dimana salah satu anggota memimpin kelompoknya ketika menyelesaikan tugas dari pembina.
Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan latihan rutin ini pembina
menyampaikan
materi-materi
kepramukaan
yang
diintegrasikan dengan menanamkan nilai karakter mandiri, serta memberikan tugas baik tugas mandiri ataupun tugas kelompok dan memberikan berbagai macam jenis permainan bersama yang beragam sebagai strateginya. Selain itu memberikan pemahaman positif kepada anggota pramuka dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab, membiasakan anggota pramuka berperilaku sesuai dengan aturan kepramukaan, memotivasi anggota pramuka agar tidak malas-malasan, dan memberikan pujian terhadap hasil yang dicapai anggota pramuka. Sehingga dalam pelaksanaannya siswa memiliki antusias yang besar dan tidak merasa bosan ketika 108
mengikuti kegiatan latihan rutin yang dilakukan setiap minggunya ini dan orang tua pun mendapatkan pelaporan perkembangan sikap buah hatinya. Disimpulkan juga menurut hasil obeservasi dan wawancara bahwa tahap pencapaian pendidikan karakter mandirinya sudah mencapai pada tahap Moral Doing. Dimana para siswa sudah mempraktikkan nilai-nilai karakter kemandirian meskipun dalam kehidupan sehari-harinya belum mempraktikkan secara maksimal. Dan sudah melewati tahap Moral Knowing secara optimal dimana semua anggota telah mampu membedakan nilai-nilai karakter yang baik dan yang tidak serta memahami betul pentingnya nilai karakter mandiri. Selain itu juga telah melewati tahap dimana anggota pramuka ketika mengikuti kegiatan latihan rutin telah memiliki rasa butuh terhadap nilai karakter mandiri, tahapan ini adalah tahapan Moral Feeling. b. Kegiatan Berkemah Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan kegiatan berkemah, baik persami (perkemahan sabtu minggu), perkajum (perkemahan
kamis
jumat),
ataupun
kost
country
selalu
menggunakan berbagai macam strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian. Menurut pendapat siswa SA yang diungkapkan pada saat wawancara pada tanggal 29 Agustus 2016 sebagai berikut. 109
Peneliti Siswa SA
Peneliti Siswa SA
: “Maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?” : “Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar pramuka di kelas, ada banyak permaianan, tapi tetap disuruh patuh dengan aturan-aturan mbak.” : Contohnya seperti apa dek? : Menjaga kebersihan kerapian gitu mbak , nyuci piring, membersihkan dan merapikan tenda ya pookoknya seperti itu mbak
Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa strategi yang digunakan pada saat kegiatan berkemah hampir sama dengan kegiatan latihan rutin. Hal ini diperkuat dengan dokumen tertulis jurnal pelaksanaan kegiatan berkemah yang mengoptimalkan nilai karakter kemandirian pada setiap tata perkemahannya. Kemudian di tambahkan dari hasil wawancara terhadap pembina pada hari senin, 29 Agustus 2016 sebagai berikut Peneliti Ustadz D
Peneliti Ustadz D
: Strategi apa yang digunakan untuk menanamkan nilai karakter pada saat kost country tersebut us ? : Saya motivasi dulu agar anak itu tumbuh rasa sadar dari dalam dirinya, jika masih belum sadar ya dibuatkan peraturan yang mengarah pada pembentukan karakter mandiri tersebut. : Apakah itu saja us? : Ada lagi mbak, saya akan memutar otak agar anak tidak bosan mengikuti kegiatan pramuka misalnya menggunakan permainan-permaianan atau bahkan kalau yang dapat mencapai prestasi yang perlu mendapatkan apresiasi ya saya beri reward kecilkecilan mbak.
Dari hasil wawancara dan dokumen tertulis tentang jurnal pelaksanaan kegiatan berkemah yang dalamnya memuat strategi penanaman nilai karakter mandiri dapat disimpulkan strategi yang 110
digunakan di antaranya adalah dengan memberikan pemahamanpemahaman yang positif pada anggota pramuka, mendidik anggota pramuka agar terbiasa hidup bersih dan rapi pada saat kegiatan berkemah sedang berlangsung, memberikan permainan-permainan menarik yang dapat membentuk kemandirian anggota pramuka, membiasakan anggota pramuka berperilaku sesuai dengan tata krama yang ada, memotivasi para anggota dan memberikan pujian ataupun reward sebagai apresiasi kepada anggota yang berhak menerimanya. Untuk tahapan penanaman nilai karakter mandiri pada kegiatan berkemah menurut hasil wawancara dan dokumen menunjukkan bahwa telah melalaui dua tahap secara maksimal yaitu tahap Moral Knowing dan Moral Feeling dimana saat berkemah anggota pramuka secara logis dan rasional telah memahami
betul
dan
mampu
membedakan
mana
yang
menunjuukkan nilai karakter mandiri dan mana yang bukan. Selain itu anggota pramuka dalam kegiatan berkemah dituntut untuk bersikap mandiri sehingga anggota pramuka berusaha untuk mencintai dan melakukan nilai karakter mandiri tanpa syarat sehingga mampu menilai dirinya sendiri dan mengetahui kekurangannya. Untuk saat ini telah mencapai pada tahap Moral Doing dimana para anggota pramuka yang sudah mengikuti kegiatan pramuka berkemah ini menunjukkan sikap yang lebih 111
mandiri jika dibandingkan ketika mengikuti kegiatan rutin. Selain itu sudah mampu membedakan sikap mandiri yang baik dengan yang kurang baik, anggota pramuka juga telah memahami secara rasional bahwa nilai mandiri sangat penting dimiliki dan bermanfaat dalam kehidupannya. c. Lomba Tingkat Menurut hasil penelitian dalam pelaksanaan lomba tingkat selalu menggunakan strategi-strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai karakter, strategi ini dijalankan untuk mencapai tujuan umum bahwa pramuka adalah gerakan yang berperan untuk membentuk praja muda yang berakhlak mulia serta berkarakter dan dari bermacam-macam kegiatan pramuka salah satunya adalah melalui kegiatan Lomba Tingkat ini. Berikut adalah pendapat Ustadz L dalam wawancara yang mengungkapkan tentang salah satu strategi yang digunakan. Ustadz L
: “Saya selalu menanamkan kepada semua anggota pramuka khususnya yang ikut team inti jangan sampai tingkah laku/ akhlaqnya kurang baik, kalau bisa harus berbeda dengan teman-teman lain, harus lebih berani. LT3 kemarin juga hanya sedikit kok yang di jenguk. Dan saya beri kesempatan orangtua menjenguk ketika waktu istirahat saja, saya khawatirkan nanti kebiasaan manja dirumah ndak kebawa ke lokasi perkemahan.”
Ustadz L
: “Memberikan tugas, tugas mandiri ataupun kelompok.”
112
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil observasi ke 7 dimana Pembina memberikan tugas berkelompok dengan alasan agar masing-masing anggota bisa tetap mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masig-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. Hasil penelitian tersebut juga diperkuat dengan dokumentasi gambar 10, 11, 14, 17, 18 dan 20 pada lampiran dan jurnal teknis pelaksanaan Lomba Tingkat dan di tambah dengan hasil Observasi 8, dimana Uji mental yang diberikan pembina sebagai strategi dan treatment agar para peserta tidak mudah menyerah dan mengeluh dengan cara diberi sesi kedisiplinan selama 10 menit sesuai dengan gambar 22 pada lampiran. Strategi lain menurut hasil observasi adalah pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan masalahnya sendiri (Observasi 12).
Gambar 11 Regu inti sedang mengerjakan tugas morse pada LT2 merupakan contoh dilaksanakannya strategi define and drill.
113
Gambar 22 Peserta LT 3 sedang berkumpul dan diharuskan berbaris rapi sebagai implementasi strategi kedisiplin (forced formality).
Dalam pelaksanaan Lomba Tingkat dalam tingkat apapun selalu ada pemberian label atau pujian terhadap regu terbaik yang memperoleh penilaian tertinggi dan sesuai dengan kriteria penilaian dari segi apapun. Sesuai dengan hasil dokumentasi gambar 7 dan 8 pada lampiran.
Gambar 8. Throphy bergilir Lomba Tingkat 2 merupakan hasil dari strategi praise and reward.
114
Dari berbagai hasil temuan tersebut disimpulkan bahwa strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai kemandirian pada Lomba Tingkat di antaranya adalah kedisiplinan, pemanduan, pujian dan hadiah, serta memberikan tugas ataupun dengan permainan yang dapat membentuk kemandirian anak. Untuk tahapan penanaman nilai karakter mandiri pada kegiatan berkemah menurut hasil wawancara dan dokumen menunjukkan bahwa telah mencapai pada tahap Moral Doing dimana telah menduduki puncak keberhasilan. Tidak hanya disekolah saja akan tetapi sikap kemandirian telah di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya dalam hal ini telah melalui tahap sebelumnya yaitu tahapan Moral Knowing dimana pada saat Lomba Tingkat berlangsung anggota pramuka sudah mampu membedakan mana perilaku mandiri dan yang bukan mandiri serta telah melalui tahap Moral Feeling dimana siswa sudah mampu menilai dirinya sendiri, dan semakin tahu kekurangannya. d. Jambore Menurut hasil penelitian dalam pelaksanaan Jambore dalam tingkat
apapun selalu
menggunakan strategi-strategi untuk
menanamkan karakter pada kontingen Jambore tersebut. Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan pramuka yang lain Jambore juga 115
memiliki tujuan untuk meningkatkan karakter pada anggota pramuka meskipun pelaksanaannya tidak terlalu sering seperti kegiatan yang lain akan tetapi jambore sangat berperan untuk membentuk karakter kemandirian. Berikut in adalah pendapat salah satu pembina yang membahas tentang strategi yang digunakan pada saat kegiatan jambore berlagsung. Ustadz L
: “Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba ataupun jambore pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya saya berikan pemahaman-pemahaman positif agar dapat mensugesti kearah yang lebih baik. Alhamdulillah waktu ikut kemah anak tersebut malah sudah mandiri dan sepulangnya dari lomba pramuka dan kebiasaan-kebiasaan saat pramuka terbawa di rumah. Ada anak yang sama sekali tidak mau makan sayur, lalu di lokasi perkemahan anak ini mau makan sayur terus ketika pulang ke rumah jadi sudah bisa makan sayur.”
Ustadz L
: Ya ada metode komando, metode secara lisan dan Tanya jawab. : Apa itu metode komando? : Komando itu contohnya seperti menekankan menyuruh anak tolong dilakukan setelah dikasih materi lalu diajarkan
Peneliti Ustadz L
Pernyataan tersebut
diperkuat
dengan
jurnal
teknis
pelaksanaan jambore dimana sangat jelas menyatakan bahwa tujuan dilaksanakannya jambore adalah untuk meningkatkan kemandirian. Selain itu di dalam jurnal teknis jambore, dasar penyelenggaraannya
menggunakan rencana
strategi gerakan
pramuka tahun 2014-2019 yang sudah matang dan disertai dengan 116
dasar-dasar hukum yang lain dan program kerja kwarnas yang sudah disetujui bersama. Dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi yang digunakan mencakup beberapa strategi yang hampir sama dengan strategi pada kegiatan pramuka lainnya di antaranya adalah dengan memberikan
pemahaman
positif,
dan
strategi
pemanduan
(cheerleading), Untuk tahapan penanaman nilai karakter mandiri pada kegiatan berkemah menurut hasil wawancara dan dokumen telah melewati beberapa tahapan sebelumnya yaitu Moral Knowing dimana anggota pramuka yang mengikuti jamboree sudah paham benar tentang pentingnya kemandirian, selain itu juga telah melewati tahap Moral Loving bahwa anggota pramuka telah merasa
bersikap
mandiri
merupakan kebutuhan dan
kini
menunjukkan bahwa telah mencapai pada tahap Moral Doing dimana sudah mencapai puncak keberhasilan. Terbukti dengan anggota pramuka terpilih telah mempraktikkannya nilai mandiri di dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dia berada, dengan siapa dia berinteraksi sehingga mampu menjadi contoh ataupun panutan dan dapat mempengaruhi teman-temannya kearah yang positif yaitu agar sama-sama berperilaku mandiri.
117
4. Faktor pendukung dalam mewujudkan Pendidikan karakter Mandiri Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat faktor yang mendukung dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa melalui peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka faktor tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut akan dijelaskan faktor-faktor tersebut. a) Faktor Internal Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada ustadz L sebagai pembina, beliau mengungkapkan pendapatnya mengeai
faktor
internal
yang
mendukung
terwujudnya
pendidikan karakter mandiri. Berikut ini adalah petikan wawancara selengkapnya. Peneliti
: “Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini?” Ustadz L : “Apa ya? Hahaha faktor pendukungnya yaitu ya dari teman-teman sendiri” … Pernyataan ustadz L juga diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pembina lain yaitu Ustadz D. Berikut ini adalah petikan waancaranya. Peneliti
: “Menurut ustadz apasih faktor pendukung penanaman nilai mandiri?” Ustadz D : “Yang mendukung itu ada dua faktor, ada faktor yang dari dalam yaitu diri anak itu sendiri” …
118
Kedua pendapat tersebut selaras dan juga diperkuat dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ustadzah A. berikut ini petikan hasil wawancaranya. Peneliti Ustadzah A
: “Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini?” : “Faktor utama ya dari diri anak tersebut sendiri, kalau dalam diri anak tersebut sudah tertanam niat saja pasti akan menjadi faktor yang amat sangat mendukung penanaman nilai mandiri.”
Dari berbagai pendapat yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung internal dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri adalah diri siswa sebagai anggota pramuka itu sendiri karena diri sendiri sangat berbengaruh dalam mencapai puncak keberhasian tercapainya nilai karakter mandiri yaitu dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan diri sendiri merupakan kunci utama untuk penanaman dasar-dasar ataupun prinsip-prinsip untuk berperilaku sebagaimana yang harus dijalani untuk kedepannya. b) Faktor Eksternal Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 oleh Ustadz L, Beliau berpendapat tentang hal yang menjadi faktor pendukung eksternal dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. 119
Ustadz L : … “tapi yang jelas dari dukungan orang tua. Wali kelas yang jelas juga sih. Kalau ekstra kan lebih banyak di lapangan dan di kelas anak itu karakteristiknya sangat berbeda.” Pernyataan tersebut di perkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ustadz D sebagai pembina yang menyatakan bahwa yang menjadi faktor pendukung eksternal dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri yaitu wali kelas dan guru mata pelajaran agama. Berikut ini adalah petikan wawancara terhadap Ustadz D. Ustadz D : … “dan faktor dari luar. Wali kelas sangat berperan karena pembelajaran waktu KBM ada kaitannya juga dengan pramuka. Guru-guru lain juga berperan terutama guru agama.” Maka dari pernyataan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa selain adanya faktor pendukung yang berasal dari dalam terdapat faktor dari luar yang sangat berperan mendukung berhasilnya perwujudan penanaman nilai karakter mandiri. Faktor tersebut yaitu wali kelas dimana wali kelas merupakan orang yang paling blama bertatap muka dengan siswa dan mengetahui semua seluk beluk karakter siswa yang di ampunya. Sehingga wali kelas memiliki andil yang sangat besar dalam menanamkan nilai karakter mandiri.
120
5. Faktor penghambat dalam mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat hambatan yang menjadi kendala dalam
mewujudkan pendidikan karakter mandiri
pada siswa melalui peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Faktor tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut akan dijelaskan masing-masing faktor tersebut. a) Faktor Internal Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala sekolah pada tanggal 30 Juli 2016 diketahui bahwa faktor internal yang menghambat peran ekstrakurikuler pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri akan di paparkan di bwah ini. Peneliti Ustadz NS
: “Nah berarti kan belum maksimal nih us, lalu kenapa kok bisa belum maksimal?” : “Mungkin di antara dari beberapa peserta itu kurang memperhatikan pembina”
Pernyataan itu juga diperkuat oleh hasil wawancara terhadap wali kelas. Berikut ini hasil wawancara selengkapnya. Ustadzah I
Ustadz ZA
: “ya segala langkah ataupun strategi yang terencana dan matang pasti selalu ada hambatan sebagai bumbunya, kalau menurut ustadzah terjadi karena masing-masing individu itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda dan ditambah usia anak SD tau sendiri mbak masih sangat labil”. :“kalau saya lihat sih pribadi anak sendiri ya mungkin kan pengaruh dari kebiasaan diluar sekolah lalu upayanya ya penanganan secara personal bisa… ya untuk saat ini yang tersimple kita koordinasi kalau ada apa-apa”. 121
Selain itu diperkuat juga dengan hasil wawancara terhadap pembina pramuka. Berikut ini hasil wawancara selengkapnya. Ustadz L Ustadz D
Ustadzah A
: “Orang tua itu sendiri dan diri anak itu sendiri.” : “Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut saya orang tua pengaruh mbak.” : “Kebiasaan-kebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mandiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain.”
Dari hasil observasi terhadap siswa diperoleh data yang memperkuat bahwa pada tanggal 30 Juli 2016 pembina kesulitan mengkondisikan anggota siaga (Observasi 1). Dan Pembina sangat kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengkondisikan para anggota siaga pada tanggal 6 Agustus 2016 (Observasi4). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang menghambat dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan pramuka adalah dari dalam diri siswa tersebut. yaitu kebiasaankebiasaan buruk yang dibawa siswa dari lingkungan keluarga dan masyarakat dan belum adanya kesadaran yang utuh di dalam diri siswa dikarenakan usia siswa yang masih sangat berpotensi mengalami kelabilan dalam bertingkah laku. Perkembangan emosional peserta didik juga turut berpengaruh pada berhasil tidaknya perwujudan pendidikan karakter.
122
b) Faktor Eksternal Faktor eksternal yang menghambat pendidikan karakter mandiri siswa akan dipaparkan sebagai berikut sesuai dengan hasil wawancara terhadap salah satu siswa yaitu siswa ADP pada tanggal “Orang tua kadang bilang nggak boleh kok kalau aku mau nyuci piring gitu, tapi ya kadang-kadang disuruh belajar juga sih” Pendapat tersebut selaras dan diperkuat oleh hasil wawancara terhadap pembina pramuka. Berikut hasil wawancara selengkapnya. Ustadz L Ustadz L
Ustadz D
: “Orang tua itu sendiri dan diri anak itu sendiri.” : “Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya.” : “Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut saya orang tua pengaruh mbak.”
Selain itu juga terdapat faktor eksternal menurut salah satu pembina pramuka di SDIT Al-Muhajirin yaitu ustadzah A pada tanggal 29 Agustus 2016. Berikut ini adalah pendapatnya dalam wawancara. “Kebiasaan-kebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mandiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain.” Dari hasil observasi terhadap siswa diperoleh data yang memperkuat bahwa pada tanggal 2 Agustus 2016, sebagian besar siswa kelas 3 (siaga) diantar sekolah (observasi 2) bahkan beberapa 123
siswa kelas 3 (siaga) diantar hingga masuk kedalam kelas oleh orangtuanya (observasi 2) dan Salah satu siswa kelas 3 (siaga) di bantu orang tuanya disiapkan buku pelajaran dan bekalnya (observasi 2). Kemudian pada tanggal 3 Agustus 2016 sebagian besar siswa kelas 4 (penggalang) juga diantarkan oleh orang tuanya. (observasi 3) dan tak berbeda pula pada tanggal 8 Agustus 2016 sebagian besar siswa kelas 5 (penggalang) diantar oleh orangtuanya. (observasi 5). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang menghambat dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan pramuka adalah pengaruh lingkungan keluarga dan pengaruh teman sebaya. Dalam hal ini lingkungan keluarga yang dimaksud adalah sikap afektif yag berlebihan dengan selalu memanjakan buah hatinya dan cara mendidik kepribadian dari orang tua yang minim pengetahuan tentang perkembangan karakter pada anak sehingga mempengaruhi pola pikir mengasuh anak sehingga tidak terlalu memperhatikan karakter anak. Dan rata-rata orang tua berasal dari golongan ekonomi di atas rata-rata dimana sebagian besar sebagai pekerja yang sibuk dan tidak memiliki intensitas waktu yang banyak terhadap buah hatinya maka sebagai orang tua akan sangat memberikan rasa afektifnya akan tetapi yang terjadi sikap afektif itu berlebihan dan terkesan sangat memanjakan. Hal 124
ini menyebabkan pendidikan karakter mandiri yang dilakukan oleh siswa ketika disekolah kurang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain lingkungan keluarga adalah pengaruh teman sebaya, bahwa usia anak sekolah dasar masih sangat berpotensi untuk selalu berubah pikiran dan masih belum prinsipil. Sehingga kesadaran untuk berperilaku mandiri terkadang masih mudah goyah dan lebih cenderung untuk ikut-ikutan teman disekitarnya ketika berperilaku. D. Pembahasan Berikut ini akan dipaparkan tentang peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin beserta faktor pendukung dan faktor yang menghambatnya. 1. Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. Para anggota pramuka sangat berantusias mengikuti semua kegiatan pramuka yang dilaksanakan di gudep pangkalan SDIT AlMuhajirin hal itu dikarenakan menurut beberapa siswa sebagai anggota pramuka, kegiatan pramuka yang dilaksanakan sangat menarik, menyenangkan dan tidak monoton dengan mengintegrasikan materi dengan pendidikan karakter melalui permainan bersama yang beragam dan terbuka dan tidak mengesampingkan kode-kode kehormatan 125
pramuka serta sika pembina yang mampu mengayomi dan menjadi teladan bagi para anggotanya. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pramuka sebagai permainan yang menarik dan menantang, sesuai juga dengan sifat pramuka yang terbuka, dimana terbuka untuk siapapun tanpa ada unsur paksaan dan sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan dimana harus taat keada kode kehormatan pramuka. Fungsi, sifat dan prinsip kepramukaan tersebut sesuai menurut Pusdiklatda (2011:1822). Permainan yang dilaksanakan dalam kegiatan pramuka di SDIT Al-Muhajirin
sangat
beragam.
Akan tetapi permaianan yang
menanamkan nilai karakter merupakan permaianan bersama yang memiliki proses khas dan hampir menggerakkan setiap aspek kepribadian, dari yang bersifat kognitif, afektif hingga aspek yang bersifat psikomotorik. Adapun beberapa permaian yang khususnya sering dilaksanakan untuk menanamkan nilai kemandirian pada saat kegiatan pramuka diantaranya adalah Wide Game, dan KIM Wide Game atau penjelajahan adalah permainan pramuka dalam bentuk mencari jejak (orienteenering). Permainan ini mengaplikasikan berbagai macam kegiatan yang mampu membentuk nilai kemandirian. Dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta pita sehingga anggota pramuka sekaligus belajar tentang Sumber Daya Alam yang berada disekitarnya, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pospos. setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti 126
morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya. Sehingga aspek kognitif dan psikomotorik sangat nampak pada kegiatan ini dan memunculkan aspek afektif. Dimana anggota pramuka dituntut untuk bersikap mandiri karena dalam penjelajahan anggota pramuka dituntut untuk bertahan di alam bebas tanpa bergantung pada teknologi. KIM merupakan permainan yang juga merupakan salah satu materi dasar yang wajib dikuasai oleh anggota pramuka. KIM memiliki beberapa aturan main yang pada umumnya telah disepakati dalam pertemuan pramuka. Bentuk permaianan KIM terdiri dari KIM lihat, KIM Cium, KIM Rasa, KIM Dengar, serta KIM Kombinasi. KIM lihat adalah salah satu bentuk permaianan yang melibatkan indera penglihatan manusia, yaitu mata. Dalam pelaksanaannya, KIM lihat
membutuhkan
ketajaman
indera
mata
manusia
untuk
melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah melihat beberpa benda dalam waktu yang sesaat, dan kemudian mencoba mengingatnya kembali atau langsung menyebutkannya. Selain itu membedakan warna-warna benda dan mengingat beberapa benda atau barang yang hampir sama. KIM cium adalah salah satu bentuk permainan KIM yang melibatkan indera
penciuman manusia
yaitu Hidung.
Dalam
pelaksanaannya KIM cium membutuhkan ketajaman indera hidung manusia untuk melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah mencium beberapa benda dalam waktu yang sesaat, dan kemudian 127
mencoba mengingatnya kembali atau langsung menyebutkannya. Benda – benda yang dimaksud biasanya merupakan benda yang memiliki aroma yang khas seperti bumbu – bumbu dapur, wewangian, bunga – bunga, buah – buahan, obat – obatan, dan sebagainya. KIM Rasa adalah salah satu bentuk permaianan KIM yang melibatkan indera perasa manusia yaitu lidah untuk merasakan bendabenda yang memiliki rasa yang khas. Kemudian mengingat benda tersebut dan menyebutkankannya. KIM Raba adalah salah satu bentuk permainan KIM yang melibatkan indera peraba manusia yaitu kulit atapun bagian tubuh lain yang memiliki tingkat sensitivits terhadap rangsangan raba dari beberapa benda. Namun dalam beberapa pertemuan pramuka, tangan yang lebih sering digunakan. KIM Dengar adalah salah satu bentuk permainan yang menggunakan telinga untuk mendengar macam-macam bunyi-bunyian. KIM Kombinasi merupakan permainan KIM yang melibatkan beberapa indera. Untuk dapat menguasai KIM kombinasi, butuh latihan yang lebih untuk mempertajam panca indera yang dimiliki manusia. Kedua permainan yang sering dilaksanakan untuk menanamkan nilai karakter mandiri yaitu Wide Game dan KIM tersebut jika dikelola dengan sistematis dan diinterpretasikan dengan tepat maka dapat digunakan sebagai strategi pengembangan dan pembentukan karakter. Selain permainan anggota sering diajak bernyanyi lagu-lagu pramuka 128
ataupun yel-yel yang beragam dan memuat nilai-nilai karakter khusus yang diungkapkan melalui setiap baris liriknya sebagai ice breaking agar pada saat penyampaian materi tidak terkesan tegang dan mampu mengembalikan konsentrasi anggota pramuka. Dengan
menggunakan
berbagai
macam
strategi,
Gudep
pangkalan SDIT Al-Muhajirin selalu mengukir prestasi dalam setiap perlombaan kepramukaan. Bahkan dari tahun ke tahun selalu memperoleh predikat kejuaraan yang cukup memuaskan. Hal ini seharusnya selaras dengan keberhasilan perwujudan pendidikan karakter mandiri kepada siswanya sebagai anggota pramuka yang selalu menorehkan tinta emas dalam perjalanan prestasi sekolah ini. Adapun beberapa kegiatan pramuka yang berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa SDIT AlMuhajirin di antaranya adalah kegiatan a) latihan rutin, b) kegiatan berkemah, c) kegiatan lomba tingkat dan d) kegiatan jambore. Berikut akan dibahas nilai karakter yang ditanamkan, strategi dan tahapan pendidikan karakter mandiri dalam kegiatan-keiatan pramuka secara lebih terperinci. a. Nilai Karakter Mandiri Yang Ditanamkan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka 1) Kegiatan latihan rutin Setiap hari sabtu, siswa kelas III hingga kelas V sebagai anggota pramuka
diwajibkan 129
melaksanakan kegiatan rutin
pramuka, kegiatan ini dimulai pukul 07.00 WIB. Ini merupakan temuan unik peneliti dikarenakan dalam satu Kwaran Sawangan hanya SDIT Al-Muhajirin-lah yang pelaksanaan kegiatan latihan rutinnya dilaksanakan pada pagi hari di jam KBM. Hal ini dimaksudkan agar dalam mewujudkan pendidikan nilai karakter bisa tercapai optimal karena dirasa jam tersebut merupakan jamjam kondusif dimana siswa belum merasa kelelahan dan mampu menyerap segala sesuatu yang disampaikan pada saat itu. Dalam kegiatan ini seringkali mengoptimalkan pemecahan masalah secara individu maupun kelompok yang dilakukan oleh para anggota. Selain itu dalam latihan rutin selalu diharuskan untuk lebih dan lebih disiplin dalam segala hal, percaya diri ketika mengungkapkan pendapat dan berani bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Nilai-nilai mandiri pada kegiatan latihan rutin tersebut sesuai dengan ciri-ciri individu yang mandiri menurut pendapat Antonius (2002:145) dan memenuhi dua indikator mandiri menurut steinberg (dalam yusuf, 2001) di antaranya adalah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan orang lain (changes in decision making abilities) dan memiliki rasa percaya diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision making). Latihan rutin pramuka sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri dikarenakan intensitas waktu yang 130
cukup lama dan rutin dilaksanakan setiap minggunya sehingga kegiatan latihan rutin dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dilihat progressnya dari setiap pertemuan. Dalam kegiatan ini pembina
menyampaikan
materi-materi
kepramukaan
yang
diintegrasikan dengan menanamkan nilai karakter mandiri. 2) Kegiatan berkemah Kegiatan berkemah merupakan kegiatan rutin tahunan yang selalu dilaksanakan dimana siswa melakukan kegiatan hingga bermalam di alam terbuka di lingkungan sekolah ataupun lokasi tertentu dan memperoleh pendidikan karakter yang terintegrasi lengkap, khususnya adalah kemandirian. Dalam pelaksanaannya di Gudep
pangkalan
SDIT
Al-Muhajirin
kegiatan
berkemah
dilakukan seperti halnya Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perkajum (Perkemahan Kamis Jum’at) dan Kost Country. Adapun nilai-nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada saat berkemah di antaranya adalah berani mengambil keputusan saat dihadapkan dengan permasalahan ataupun tugas yang diberikan, selalu membangung kepercayaan dirinya sendiri bahwa dirinya sanggup dan mampu menjalakan tugas, dan mengenal kemampuan dirinya sendiri. Dari beberapa nilai karakter mandiri tersebut telah memenuhi tiga aspek dalam karakter mandiri menurut Paul Suparno dalam Ratna Megawangi (2007:40).
131
Selain menanamkan nilai karakter mandiri kegiatan berkemah juga merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa sebagai anggota pramuka telah menerapkan kemandirian dalam kesehariannya. Maka terbukti bahwa kegiatan berkemah memilki peran untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri dimana kegiatan berkemah adalah sarana pembina untuk melihat kebiasaan-kebiasaan dan melihat sejauh mana karakter mandiri tertanam pada pribadi anggota pramuka itu. Di dalam kegiatan berkemah juga terdapat rangkaian kegiatan yang terencana dan tersistem dimana menuntut para anggota untuk bersikap mandiri. 3) Lomba Tingkat Lomba Tingkat (LT) merupakan pertemuan regu-regu dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. para anggota pramuka Gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin mengikuti Lomba Tingkat 2 (LT2) se-Kwaran Sawangan. Pada Lomba Tingkat 2 (LT2) terbukti bahwa memiliki peran sebagai kegiatan yang mampu mewujudkan pendidikan karakter mandiri dimana para kontingen tanpa disuruh untuk melaksanakan berbagai tugas dengan inisiatif sendiri mereka sudah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan maksimal demi tujuan agar memperoleh gelar regu terbaik. Setelah Gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin memperoleh apresiasi kejuaraan regu terbaik pada Lomba Tingkat 2 (LT2) maka 132
selanjutnya ditunjuk mewakili Kwaran Sawangan untuk mengikuti Lomba Tingkat 3 (LT3) se-Kwarcab Magelang di Lapangan Balak, Pakis, Kabupaten Magelang. Lomba Tingkat 3 (LT3) juga memiliki peran sebagai kegiatan pramuka yang mampu meujudkan pendidikan karakter mandiri dimana kemandirian siswa lebih mengalami kemajuan jika dibandingkan pada saat mengikuti Lomba Tingkat 2 (LT2). Lomba Tingkat sangat berperan dan memiliki andil dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Adapun nilai-nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada kegiatan Lomba tingkat di antaranya adalah memiliki cita-cita agar menjadi regu terbaik, memanfaatkan kesempatan apapun untuk menunjukkan yang terbaik, percaya diri sendiri, berusaha keras untuk meraih sukses dengan menggunakan kesiapan pengetahuan dan keterampilan kepramukaan yang telah dipelajari. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan pendapatnya Tabrani (2003:67-69) tentang cirri-ciri anak yang memiliki kepribadian mandiri. 4) Jambore Selain jambore kepramukaan SDIT Al-Muhajirin selalu mengikuti Jambore Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), selain itu dua anggota terpilih mengikuti Jambore Nasional yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali di luar kota bersama ribuan peserta. Dan menurut definisi dan pernyataan beberapa sumber kegiatan jambore juga merupakan kegiatan berkemah, kemudian 133
kegiatan Lomba tingkat dapat dikatakan sebagai kegiatan jambore karena kegiatan Lomba Tingkat juga lebih sering pelaksanaannya berupa kegiatan perkemahan besar. Maka jambore juga merupakan kegiatan yang memiliki berbagai macam peran dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri jika dilihat jambore merupakan kegiatan perkemahan besar. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam jambore hampir sama dengan Lomba Tingkat hanya saja kuantitas pesertanya lebih banyak jika dibandingkan dengan lomba tingkat akan tetapi kegiatan jambore tidak terdapat kegiatan yang diperlombakan. Adapun nilai-nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada kegiatan ini di antaranya adalah rasa percaya diri, mampu mengerjakan pekerjaan secara individu, menguasai keahlian dan keterampilan, bertanggung jawab, disiplin memiliki cita-cita dan selalu memanfaatkan kesempatan sebagai peluang-peluang baik yang bisa dimanfaatkan. Nilai-nilai karakter mandiri tersebut sesua dengan ciri-ciri individu mandiri menurut Antonius (2002:145) dan Tabrani (2003:67-69). b. Strategi yang Digunakan untuk Menanamkan Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Estrakurikuler Pramuka 1) Latihan Rutin Dalam pelaksanaan kegiatan latihan rutin di setiap minggunya telah dibuat sebuah rencana yang diutamakan, 134
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Melalui strategi yang tepat dimana memudahkan bagi subyek untuk melakukan eksplorasi dan penemuan diri, sehingga dapat mencapai proses dengan hasil yang memuaskan. Pembina
menggunakan
mengembangkan
strategi
kemandirian
di
yang
mampu
antaranya
adalah
memberikan pemahaman positif kepada anggota pramuka dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab, memberikan permainan yang beragam, membiasakan anggota pramuka berperilaku sesuai dengan aturan kepramukaan, memotivasi anggota pramuka agar tidak malas-malasan, memberikan pujian terhadap hasil yang dicapai anggota pramuka serta mengadakan program parenting dengan selalu berkoordinasi dengan orang tua. Strategi yang digunakan tersebut sesuai dengan pendapat Hermann Holsten (1984:38). 2) Kegiatan Berkemah Kegiatan berkemah yang sering dilaksanakan di gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin adalah kost country dan persami (perkemahan sabtu minggu) ataupun perkajum (perkemahan kamis jum’at). Kegiatan ini merupakan kegiatan intern yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan wajib diikuti oleh semua anggota penggalang. Dalam kegiatan ini siswa harus menjalani semua rangkaian kegiatan yang sudah terjadwalkan. 135
Dimana kegiatan kegiatan ini tentunya sudah memuat nilainilai karakter mandiri. Dalam pelaksanaannya terdapat jurnal pelaksanaan yang digunakan sebagai panduan jalannya acara berkemah yang dilaksanakan di lingkungan sekitar sekolah tersebut. dan strategi yang digunakan di antaranya adalah memberikan pemahaman positif pada anggota pramuka, mendidik anggota pramuka agar terbiasa hidup bersih dan rapi, memberikan permainan-permainan yang menarik dan dapat membentuk kemandirian anggota pramuka, memberikan pilihan kepada anggota sesuai minat yang dikehendakinya, membiasakan anggota pramuka berperilaku sesuai dengan tata krama yang ada, memotivasi para anggota dan memberikan pujian ataupun reward sebagai apresiasi kepada anggota yang berhak menerimanya. Strategi-strategi yang digunakan tersebut sesuai dengan pendapat Herman Holsten (1984:38). 3) Lomba Tingkat Lomba tingkat selalu diadakan satu tahun sekali, lomba tingkat yang sering diikuti para anggota pramuka gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin adalah Lomba Tingkat II (LT2) dan Lomba Tingkat III (LT3). Lomba tingkat 2 dilaksanakan di Kwaran atau di tingkat kecamatan kegiatan yang dilaksanakan berupa wadegame dan perkemahan. Sedangkan lomba Tingkat 136
III merupakan lomba lanjutan dengan tahap lebih tinggi yaitu tingkat kabupaten atau dalam istilah pramuka disebut kwarcab dan tentunya dengan kriteria penilaian yang lebih tinggi pula. kegiatan Lomba Tingkat III hampir sama dengan Lomba Tingkat II yaitu perkemahan disertai dengan penjelajahan. Dalam penyusunan jurnal teknis yang dibuat sebagai pedoman jalannya pelaksanaan lomba tingkat tentunya sudah direncanakan dengan menggunakan berbagai macam strategi. Dimana strategi yang digunakan salah satunya adalah strategi yang sesuai yaitu strategi untuk pengembangan karakter yang disusun secara matang agar tujuan-tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam hal ini adalah strategi yang digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter mandiri khususnya pada saat lomba Tingkat di antaranya adalah kedisiplinan, pemanduan, pujian dan hadiah, serta memberikan permainan yang dapat membentuk kemandirian anak. Strategi yang digunakan tersebut sesuai dengan tiga dari lima strategi menurut pendapat Whitley, 2007 (dalam samani 2013) dan sesuai dengan salah satu strategi menurut pendapat Herman Holsten (1984:38). 4) Jambore Sama halnya dengan kegiatan besar kepramukaan dimana dalam setiap pelaksanaannya selalu mengikuti pedoman 137
pelaksanaan kegiatan yang disebut jurnal teknis. Dalam jurnal teknis kegiatan perkemahan besar atau jambore penyusunannya juga memperhatikan komponen-komponen agar kegiatan jambore dapat berlangsung sesuai dengan peraturan serta mampu mencapai tujuan yang dikehendaki. Tentunya jurnal teknis yang dibuat dilengkapi dengan strategi yang matang agar anggota mampu mencapai indikator yang dikehendaki tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Adapun strategi yang digunakan pada saat jambore, di antaranya adalah strategi pemanduan (cheerleading), strategi definisikan dan latihkan (define and drill) serta strategi penegakan disiplin (forced-formality). Strategi tersebut sesuia dengan tiga dari lima strategi menurut Whitley, 2007 (dalam samani 2013). c. Tahap Pembentukan Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka 1) Latihan Rutin Selama
latihan
rutin
diselenggarakan
pada
setiap
minggunya dihari sabtu sehinga dapat dilihat progres nilai kemandirian para anggota semakin menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Pencapaiannya setelah melalui tahap moral knowing dimana siswa sudah mampu membedakan nilai-nilai karakter 138
yang baik dengan yang tidak baik serta memahami pentingnya nilai karakter mandiri, dan moral loving dimana siswa anggota sudah mulai menyukai perbuatan baik dalam konteks ini anggota pramuka sudah menyukai menyelesaikan tugas secara mandiri. Kini sebagian besar anggota pramuka sudah mencapai pada tahap Moral Doing dimana para anggota sudah mempraktikkan nilai-nilai karakter kemandirian meskipun dalam kehidupan sehari-harinya belum mempraktikkan secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Lickona (2013,7487) dan Abdul Majid (2013:112) tentang tahapan pendidikan karakter menuju terbentuknya akhlak mulia. 2) Kegiatan Berkemah Dalam
kegiatan
berkemah
nilai
kemandirian
yang
ditanamkan sudah mencapai tahap maksimal yaitu telah mencapai pada tahapan moral doing. Para anggota pramuka yang sudah mengikuti kegiatan pramuka berkemah ini menunjukkan sikap yang lebih mandiri jika dibandingkan ketika mengikuti kegiatan rutin. Selain sudah mampu membedakan sikap mandiri yang baik dengan yang kurang baik, anggota pramuka juga telah memahami secara rasional bahwa nilai mandiri sangat penting dimiliki dan bermanfaat dalam kehidupannya. Sehingga timbul perasaan butuh dan memerlukan melakukan kegiatan-kegiatan 139
dengan mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Selama kegiatan berkemah para anggota pramuka sudah mampu mempraktikkan atau bersikap mandiri secara alamiah tanpa harus diingatkan oleh pembina. Hal ini sesuai dengan pendapat Lickona (2013,74-87) dan Abdul Majid (2013:112) bahwasanya para anggota sudah mencapai pada tahapan Moral Doing ataupun Learning to do. 3) Lomba Tingkat Semakin sering anggota mengikuti kegiatan pramuka menunjukkan bahwa nilai kemandirian yang ditunjukkan semakin berbeda dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Hal ini tentunya melalui tahapan-tahapan dan proses yang cukup panjang. Anggota pramuka yang terpilih mengikuti lomba tingkat adalah anggota yang berprestasi dalam kegiatan pramuka, dan tentunya memenuhi syarat karena menjadi anggota terpilih akan dilantik menjadi regu inti yang dikirimkan
untuk
mengharumkan
nama
baik
Gudep
pangkalannya. Porsi tatap muka dengan pembina, porsi latihan pramuka dan pengetahuan-pengetahuan regu inti tentunya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan anggota pramuka yang belum memperoleh kesempatan mengikuti lomba tingkat. Hal ini sangat berpengaruh pada proses penanaman nilai karakter 140
mandiri. Sehingga tidak heran jika anggota pramuka SDIT AlMuhajirin yang mengikuti lomba tingkat telah memasuki tahap pembentukan karakter mandiri dimana telah menduduki puncak keberhasilan. Tidak hanya disekolah saja akan tetapi sikap kemandirian telah di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika menurut Lickona (2013,74-87) dan Abdul Majid (2013:112) tahapan ini adalah tahapan Moral Doing ataupun Learning to do. 4) Jambore Jambore yang pernah diikuti oleh gudep pangkalan ini adalah Jambore Jaringan Sekolah Islam terpadu (JSIT) dan JAmbore Nasional yang diikuti oleh dua anggota terpilih atas mandate dari kwarcab. Jambore nasional dilaksanakan lima tahun sekali dan pada tahun 2016 ini adalah jambore nasional X yang dilaksanakan di Cibubur dengan diikuti oleh ribuan pramuka terpilih se-Indonesia dan tamu undangan dari Negara tetangga. Sedangkan Jambore Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan hanya pada tingkat regional III yaitu dari wilayah Jawa, DIY dan Kalimantan saja. kegiatan yang diselenggarakan antara Jamnas dan jambore JSIT hampir sama dengan kegiatan pramuka sewajarnya yaitu perkemahan dan penjelajahan akan tetapi lebih memiliki standar yang lebih tinggi. 141
Peserta yang dapat mengikuti jambore adalah anggota pramuka yang berkali-kali mengikuti lomba tingkat dan matang secara fisik serta pengetahuan tentang kepramukaan ataupun tentang kepanduan. Sehingga anggota yang mengikuti jambore sudah memiliki jam terbang yang lebih lama serta memiliki pengalaman-pengalaman yang jauh lebih banyak dibanding dengan anggota yang belum berprestasi dalam bidang kepramukaan. Tentunya secara kepribadian sudah sangat matang sehingga kemandirian yang ada pada anggota terpilih sudah sangat baik. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari sudah mampu
menjadi
tauladan
bagi
teman-temannya
baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Anggota terpilih telah memenuhi syarat kecakapan umum bahkan memenuhi syarat kecakapan khusus sebagai pramuka teladan dan sudah mampu mempersiapkan diri membangun masyarakat sesuai dengan tri satya pramuka golongan penggalang. Dengan demikian tahapan pembentukan karakter mandiri anggota pramuka yang terpilih mengikuti jambore sudah pada tahap
moral
doing
dimana
sudah
mencapai
puncak
keberhasilan. Terbukti dengan anggota pramuka terpilih telah mempraktikkannya nilai mandiri di dalam kehidupan seharihari dimanapun dia berada, dengan siapa dia berinteraksi 142
sehingga mampu menjadi contoh ataupun panutan dan dapat mempengaruhi teman-temannya kearah yang positif yaitu agar sama-sama berperilaku mandiri. Tahapan ini sesuai dengan pendapat Lickona (2013,74-87) dan Abdul Majid (2013:112). 2. Faktor pendukung dan faktor penghambat pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa yang ada di SDIT AlMuhajirin dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini akan dijelaskan kedua faktor tersebut. a. Faktor Pendukung dalam mewujudkan pendidikan karakter pada siswa SDIT Al-Muhajirin 1) Faktor Internal Adanya niatan dan keinginan yang bulat pada diri siswa untuk menjadi lebih mandiri dan akan menerapkannya dalam kegiatan
sehari-hari
sebagai
kebiasaan
pendukung keberhasilan dalam
menjadi
faktor
mewujudkan pendidikan
karakter mandiri. Selain itu, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka merupakan suatu motivasi dan dorongan yang baik dalam pelaksanaan pendidikan karakter mandiri. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan kegembiraan peserta didik selama mengikuti kegiatan kepramukaan.
143
Faktor tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Sjarkawi (2006:19) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran dan keinginan untuk menjadi lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh untuk mencapai keberhasilan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. 2) Faktor Eksternal Faktor
eksternal
yang
mendukung
untuk
mencapai
keberhasilan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa SDIT Al-Muhajirin melalui kegiatan pramuka ini terbagi menjadi beberapa faktor sebagai berikut. a) Wali kelas Adanya koordinasi yang baik dan rutin dilaksanakan antara pembina pramuka dengan wali kelas yang selalu bersinergi dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri mampu meringankan beban yang diembannya dalam membentuk karakter siswa yang dikehendaki sehingga sejalan dengan visi misi sekolah yang menjadi tujuan bersama.
144
b) Guru Adanya kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan guru, kemudian antara pembina pramuka dengan guru di SDIT Al-Muhajirin dimana kepala sekolah selalu melakukan pengawasan dan memberikan evaluasi kinerja sehingga guru melakukan tugas-tugasnya dimana salah satunya adalah menanamkan nilai karakter mandiri dengan sungguh-sungguh. Kemudian guru juga memiliki semangat yang tinggi karena tugasnya tersebut juga bisa dikerjakan bersama dan beriringan dengan pembina pramuka. c) Orang Tua Orang tua atau wali
murid
yang
memiliki
pengetahuan tentang pentingnya penanaman karakter pada anak akan selalu mendukung dan mensuport secara maksimal dengan memberikan respon positif dengan cara memberikan pengawasan terhadap anak di lingkungan keluarga dan masyarakat serta melanjutkan apa yang telah di upayakan sekolah agar memiliki akhlak yang baik dan berkarakter mandiri. Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor dari wali kelas maupun guru serta orang tua dari lingkungan keluarga mampu memberikan pengaruh baik untuk
mencapai 145
keberhasilan
dalam
mewujudkan
pendidikan karakter mandiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sjarkawi (2006:20) yaitu faktor eksternal yang berasal dari luar orang tersebut berasal dari lingkungan seseorang
tersebut
seperti
keluarga,
sekolah
dan
masyarakat. b. Faktor Penghambat dalam mewujudkan pendidikan karakter pada siswa SDIT Al-Muhajirin. 1) Faktor Internal Tidak dijadikannya kesadaran pada diri siswa untuk menjadi lebih mandiri dan siswa tidak membiasakan diri untuk bersikap mandiri dalam keseharian di lingkungan keluarga ataupun masyarakat yang tentunya niatan tersebut berasal dari diri sendiri menjadikan sebuah faktor yang menghambat dalam mencapai keberhasilan untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri di SDIT Al-Muhjirin yaitu dengan kebiasaan buruk siswa disertai dengan perkembangan emosionalnya yang masih labil. Hal ini sesuai dengan pendapat V. Campell dan R. Obligasi yang menyatakan bahwa pengalaman masa kanakkanak mempengaruhi pembentukan karakter. Selain itu juga sesuai dengan pernyataan
Kohlberg
bahwasanya tahap
perkembangan moral pada anak usia SD masih dalam tahap pra-konvensional dan knvensional.
146
2) Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mengahambat keberhasilan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri di SDIT AlMuhajirin terbagi menjadi dua yaitu orangtua dan lingkungan sekitar. Berikut akan dijelaskan secara lebih terperinci. a) Orang Tua Sikap afektif orang tua yang sangat berlebihan dan tidak mengetahui pentingnya penanaman karakter sejak dini terhadap anaknya sehingga orang tua cenderung bersikap memanjakan anaknya tanpa mengetahui porsi afektif yang sesuai yang juga dikarenakan kesibukan orang tua yang menjadikan intensitas pertemuan dengan anaknya sangat sedikit, dan pengaruh fasilitas di rumah yang sangat lebih dari cukup sehingga sikap-sikap buruk yang demikian terbawa dan membawa pengaruh di lingkungan sekolah. b) Lingkungan sekitar Lingkungan sosial disekitar misalnya terjadi hal-hal insidental yang mampu menghambat keberhasilan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri selain itu juga pengaruh teman sebayanya dilingkungan rumah dan dilingkungan seklah yang mampu menggoyahkan niat siswa sehingga jadi terpengaruh. 147
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa faktorfaktor
eksternal yang
menghambat
keberhasilan dalam
mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa SDIT AlMuhajirin berasal dari orang tua dan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan teori V. Campbell dan R. Obligasi yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang yaitu pemodelan oleh orang yang lebih tua, pengaruh lingkungan sebaya, serta lingkungan fisik dan sosial.
E. Keterbatasan Penelitian Melalui proses yang dilakukan selama penelitian, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk menggali data. Akan tetapi, peneliti menyadari beberapa kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan dalam penelitian, yaitu : 1. Dalam semester ini peneliti tidak bisa melakukan observasi kegiatan berkemah dikarenakan kegiatan tersebut
akan
dilaksanakan pada semester berikutnya. 2. Peneliti tidak bisa melakukan observasi Jambore Nasional dikarenakan
tidak
dapat
menjangkau
tempat
diselenggarakannya Jambore Nasional yaitu di Cibubur dan waktu pelaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan Lomba Tingkat 2 yang dilaksanakan di tingkat kwaran. Serta tidak bisa mengamati kegiatan Jambore Jaringan Sekolah Islam Terpadu 148
karena kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada semester berikutnya. 3. Dalam penelitian ini pengamat ataupun observer dilakukan hanya oleh peneliti sehingga hasil pengamatan kurang maksimal.
149
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan untuk mewujudkan pendidikan karakter mandiri di antaranya adalah sikap disiplin, tidak menggantungkan orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif atau mampu mengambil keputusan, dan bertanggung jawab. 2. Kegiatan pramuka yang berperan dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa yaitu a) Kegiatan latihan Rutin, b) Kegiatan berkemah, c) Lomba Tingkat dan d) Jambore. 3. Pembina pramuka di SDIT Al-Muhajirin dalam menanamkan nilai karakter mandiri menggunakan strategi pemanduan (cheerleading), strategi pujian dan hadiah (praise-and-reward), strategi definisikan dan latihkan (define-and-drill) dan strategi penegakan disiplin (forcedformality). Peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri sudah sampai pada tahap moral doing akan tetapi belum maksimal karena masih terdapat beberapa siswa yang belum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan, sehingga masih perlu dorongan dari pihak lain.
150
4. Faktor pendukung pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin di antaranya adalah adanya keingian dan kesadaran dari diri siswa, serta adanya support dari wali kelas, guru dan orang tua. 5. Faktor penghambat pendidikan karakter mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muhajirin di antaranya adalah diri siswa sendiri yang terbiasa dengan kebiasaan yang buruk serta pengaruh buruk dari kondisi perlakuan orang tua dan lingkungan sekitar seperti teman sebaya dan lain-lain. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka disajikan saran-saran sebagai berikut. 1. Bagi siswa Siswa sebaiknya mengaplikasikan segala sesuatu yang telah diajarkan
dari
kegiatan
pramuka
di
kehidupan
sehari-hari
dilingkungan rumahnya, selain itu sebaiknya siswa memperhatikan dan menjalankan tugas yang diberikan oleh pembina semaksimal mungkin karena di dalam kegiatan pramuka terdapat nilai-nilai karakter yang ditanamkan dan yang paling penting adalah nilai karakter mandirinya. 2. Bagi Pembina Pembina perlu inovatif dalam menyampaikan materi ajar pramuka serta harus selalu update ilmu tentang kepramukaan dengan 151
mengikuti Kursus Mahir Lanjutan agar materi dan nilai-nilai karakter tersampaikan serta tepat sasaran dan di aplikasikan sesuai tujuan gerakan kepramukaan. Selain itu pembina harus selalu berkoordinasi dan mencari feedback sebanyak mungkin progress peningkatan nilainilai karakter mandiri anak dari kepala sekolah, wali kelas dan wali murid. 3. Bagi Wali Kelas Wali kelas perlu memotivasi siswa agar belajar dengan giat dan bersikap lebih mandiri. Wali kelas perlu melakukan persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar, hal itu perlu dilakukan agar guru dapat melakukan pembelajaran secara terencana dan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga nilai-nilai karakter khususnya nilai karakter mandiri dapat ditanamkan secara maksimal pada diri siswa. 4. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah meskipun bukan menjadi pelaksana utama kegiatan pramuka akan tetapi harus selalu ikut serta dan mengetahui segala sesuatu tentang pramuka di gudep sekolah yang dinaunginya serta selalu berkoordinasi dengan pembina. Kepala sekolah juga harus memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung terwujudnya penanaman nilai karakter mandiri melalui kegiatan pramuka.
152
5. Wali Murid/ Orang tua siswa Wali murid lebih memperhatikan perkembangan siswa agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat kedewasaan anak tersebut. Wali murid sebaiknya memberikan perhatian pada perkembangan siswa sewajarnya, jangan terlalu over protective dan memanjakan secara berlebihan, menciptakan suasana lingkungan rumah yang kondusif dan edukatif untuk perkembangan psikologis anak, dimana usia anak Sekolah Dasar sangat tergantung dengan lingkungan membentuknya. Selain itu memberikan pengawasan terhadap kegiatan siswa dilingkungan tempat tinggal juga perlu dilakukan. 6. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dikaji untuk dapat dimanfaatkan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian yang dilakukan ini masih sangat sederhana sehingga perlu adanya penelitian yang mendalam dan melakukan kajian lebih mendalam terhadap peran kegiatan pramuka dalam mewujudkan nilai karakter.
153
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Adayani. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Barnawi dan M. Arifin. (2013). Strategi & Kebijakan Pembelajaran Karakter. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Budimansyah, Dasim, dan Ace Suryadi. (2010). Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta : PT Genesindo. Buku Panduan Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka Kwarda 11 Jawa Tengah 2011. Dali Gulo. (1982). Kamus Psikologi. Bandung : Penerbit Tonis. Darmiyati Zuhdi. (2000). Model Pendidikan Karakter. Yogyakarta : UNY Press. Daryanto dan Suryanti. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta : Gava Media. Dewantara. Ki Hadjar. (1977). Karya Ki Hadjar Dewantara bagian pertama: pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. Dwi Esti Andriani. (2000). Implementasi Pendidikan Karakter di sekolah melalui pengembangan kepemimpinan siswa : Jurnal . Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Elkind, D.H. dan Sweet, F. (2004). How to Do Character Education :Artikel. Gea, Antonius Atoshiki, dkk. (2002). Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia. Hasan Basri. (1994). Remaja Berkualitas : Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. H.E Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara. Hermann Holstein. (1984). Murid Belajar Mandiri. Bandung : Remaja Karya. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (1977). Surabaya: Kartika. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 203 Tahun 2009 Tentang Aggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 154
Keputusan Presiden Republik Indonsia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Koesoma A. Doni. (2007). Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : PT Grasindo. Lia Yuliana. (2000). Strategi Kendali Mutu Pendidikan Melalui Pendidikan Karakter Di Sekolah : Jurnal. Lexy J. Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Lickona,Thomas. (1992). Educating for Character, How Our Schools Can Teach. Respect and Responsibility. New York : Bantam Books. _____________. (2013). Character matters (Persoalan Karakter). Jakarta : Bumi Aksara. Lukman Santosa. (2014). Panduan Terlengkap Pramuka. Yogyakarta : Buku Biru. Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi. (2015). Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka Golongan Siaga Kelas I dan II Berbasis Syarat Kecakapan Umum (SKU) di SD Negeri Serayu Kota Yogyakarta. Skripsi. UNY. Masrun. (1986). Memecahkan Masalah Remaja. Bandung : Nuansa. Mentari Oktaviana Ika Putri. (2014). Proses Sosialisasi dan Internalisasi Pendidikan Karakter Dalam Gerakan Pramuka (Studi di Kwartir Cabang XI.28 Tegal). Skripsi. UNY. Milles, Mathew B. & A. Michael Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press. Mohamad Mustari. (2014). Nilai Karakter refleksi untuk pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Moh. Uzer Usman. (2011). Menjadi Guru Profesional ed ke-2. Bandung : Remaja Rosdakarya. Muchlas Samani dan Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyono. (2011). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Nana Sudjana. (2010). Dasar-dasar proses belajar. Bandung : Sinar Baru. Novan Ardy Wiyani. (2012). Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. 155
Ratna Megawangi. (2007). Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta : FE-UI. Ridwan. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi. Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta : PT Bumi Aksara. Soedarsono Mertoprawiro (1992). Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun Watak dan Bangsa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sri Narwanti. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta : Familia. Steinberg. (1995). Introduction to Communication Series. New York : Juta and Company Ltd. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta. ________. (2012). Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta. Suryanto. (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa. Tabrani Suryan. (2003). Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Intimedia. Udin Syaefudin Sa’ud. (2013). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Wiji Suwarno. (2009). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Yusuf. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda. Zainal Aqib. (2011). Pendidikan Karakter, Membangun Perilaku Anak Bangsa. Bandung : Irama Widya. Zainal Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
156
Lampiran 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA Nama
:
Hari dan tanggal wawancara : Jam wawancara
:
Tempat wawancara
:
1. Apakah adik mengetahui rencana kegiatan Pramuka? 2. Materi apa yang diajarkan oleh kakak Pembina saat kegiatanPramuka? 3. Menurut adik metode apa yang digunakan oleh kakak Pembina dalam meningkatkan kemandirian saat kegiatan Pramuka? 4. Nilai-nilai moral kemandirian apa yang nampak pada saat kegiatan Pramuka? 5. Bagaimana cara kakak pembina untuk menanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 6. Menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? 7. Apa saja faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 8. Apa saja faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 9. Menurut adik upaya apa yang tepat untuk mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri pada saat kegiatan Pramuka? 10. Seperti apa kegiatan Pramuka dilaksanakan? 11. kapan pelaksanaan kegiatan Pramuka? 12. Bagaimana kondisi pada saat kegiatan Pramuka? 13. Apa saja kendala dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka? 14. Upaya apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 15. Apakah upaya tersebut berhasil? 16. Upaya apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 17. Apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah kegiatan Pramuka berlangsung? 18. Seperti apakah evaluasi kegiatan kegiatan Pramuka tersebut? 19. Apakah adik senang mengikuti kegiatan Pramuka? 20. Apakah adik selalu bersemangat saat melaksanakan kegiatan Pramuka? 21. Apakah adik selalu menjalankan tugas yang diberikan oleh kakak pembina? 22. Apakah adik terlibat aktif terhadap semua kegiatan pada saat kegiatan Pramuka?
158
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PEMBINA PRAMUKA Nama
:
Hari dan tanggal wawancara : Jam wawancara
:
Tempat wawancara
:
1. Apakah bapak/ibu selalu membuat rencana kegiatan pramuka yang dilaksanakan di gugus depan ini? 2. Materi apa saja yang bapak/ibu ajarkan kepada anggota pramuka saat kegiatan Pramuka? 3. Metode apa yang digunakan oleh Pembina dalam meningkatkan kemandirian saat kegiatan Pramuka? 4. Seperti apa nilai-nilai moral kemandirian yang nampak pada saat kegiatan Pramuka? 5. Bagaimana bapak /ibu pembina ketika menanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 6. Menurut bapak/ibu apakah cara yang anda gunakan untuk menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? 7. Apa saja faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 8. Apa saja faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 9. Menurut bapak/ibu pembina, upaya apa yang tepat untuk mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri pada saat kegiatan Pramuka? 10. Seperti apa kegiatan Pramuka dilaksanakan? 11. kapan pelaksanaan kegiatan Pramuka? 12. Bagaimana kondisi pada saat kegiatan Pramuka? 13. Apa saja kendala dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka? 14. Upaya apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 15. Apakah upaya tersebut berhasil? 16. Upaya apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 17. Apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah kegiatan Pramuka berlangsung? 18. Seperti apakah evaluasi kegiatan Pramuka tersebut? 19. Apakah bapak/ibu pembina senang berkoordinasi dengan guru kelas? 20. Bagaimana antusias anggota pramuka terhadap kegiatan Pramuka? 21. Apakah bapak/ibu selalu merasa senang ketika mengajar kegiatan Pramuka? 22. Apakah bapak/ibu selalu bersemangat ketika mengajar kegiatan Pramuka?
159
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH DAN WALI KELAS Nama
:
Hari dan tanggal wawancara : Jam wawancara
:
Tempat wawncara
:
1. Apakah bapak/ibu mengetahui rencana kegiatan pramuka yang dilaksanakan di gugus depan ini? 2. Apakah bapak/ibu mengetahui materi apa yang diajarkan oleh Pembina saat kegiatan Pramuka? 3. Menurut bapak/ibu metode apa yang digunakan oleh Pembina dalam meningkatkan kemandirian saat kegiatan Pramuka? 4. Nilai-nilai moral kemandirian apa yang nampak pada saat kegiatan Pramuka 5. Menurut bapak/ibu bagaimana cara pembina untuk menanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 6. Menurut bapak/ibu apakah cara pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? 7. Apa saja faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 8. Apa saja faktor penghambat penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka? 9. Menurut bapak/ibu upaya apa yang tepat untuk mengatasi hambatan penanaman nilai mandiri pada saat kegiatan Pramuka? 10. Seperti apa kegiatan Pramuka dilaksanakan? 11. kapan pelaksanaan kegiatan Pramuka? 12. Bagaimana kondisi pada saat kegiatan Pramuka? 13. Apa saja kendala dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka? 14. Upaya apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 15. Apakah upaya tersebut berhasil? 16. Upaya apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan kendala? 17. Apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah kegiatan Pramuka berlangsung? 18. Seperti apakah evaluasi kegiatan kegiatan Pramuka tersebut? 23. Apakah bapak/ibu senang berkoordinasi dengan pembina pramuka? 24. Apakah bapak/ibu pernah terlibat aktif pada saat kegiatan Pramuka?
160
Lampiran 2. Sumber data wawancara Tabel 9. Sumber Data Wawancara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Sheila Annisa Faisal Nur Cahya Aini Dwi Putri Rehan Al-Gafaro Kintan Wulandari Galih Adi Kurniawan Danang Lilik Ana Zaenal Asrofin Istiqomah Nur Sodiq
Inisial SA FNC ADP RAG KW GAK D L A ZA I NS
Jabatan Siswa kelas IV Siswa kelas IV Siswa kelas V Siswa kelas V Siswa kelas III Siswa kelas III Pembina & Wali Kelas Pembina Pembina Wali Kelas Wali Kelas Kepala Sekolah
Lampiran 3. Hasil Wawancara HASIL WAWANCARA KEPADA SISWA
Nama
: Sheila Annisa (Siswa SA)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 29 Agustus 2016
Jam wawancara
: 12.00-12.15 WIB
Tempat wawncara
: Ruang kelas IV
Peneliti
: Halo dik kenalan dulu namanya siapa?
Siswa SA
: Aku Sheila mbak, mbak siapa?
Peneliti
: Aku Eki dik, dulu aku juga sekolah disini angkatan pertama. Kamu kelas berapa?
Siswa SA
: Aku kelas 4 mbak
Peneliti
: ini sedang istirahat kan? Mbak boleh Tanya-tanya nggak?
Siswa SA
: iya mbak, boleh mbak memangnya buat apa to mbak? 161
Peneliti
: Mbak pengen tau sekarang pramukanya SDIT seperti apa…
Siswa SA
: ya menang-menang terus mbak
Peneliti
: eh dik, apakah adik mengetahui rencana kegatan pramuka?
Siswa SA
: tau mbak tapi ya tidak lengkap taunya…hahahaha
Peneliti
: Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja?
Siswa SA
: semaphore, morse, dragbar, keagamaan, sama… apa ya? Oh iya PBB apa lagi ya, ah nggak tau lagi banyak e
Peneliti
: kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa?
Siswa SA
: mmm… aku nggak tau
Peneliti Siswa SA
Peneliti Siswa SA Peneliti
: maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri? : “Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar pramuka di kelas, ada banyak permaianan, tapi tetap disuruh patuh dengan aturan-aturan mbak.” : Contohnya seperti apa dek? : Menjaga kebersihan kerapian gitu mbak , nyuci piring, membersihkan dan merapikan tenda ya pookoknya seperti itu mbak : Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?
Siswa SA
: sudah maksimal
Peneliti
: Apakah adik senang mengkuti pramuka?
Siswa SA
: eee seneng…
Peneliti
: dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka?
Siswa SA
: Semangaaaaaat
Peneliti
: kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak?
Siswa SA
: inshaallah iya
Peneliti
: Apakah adik terlibat aktif terhadap semua kegiatan pramuka?
162
Siswa SA
: Iya mbak mulai kelas 3 mbak, mbak dulu juga ikut regu inti pramuka?
Peneliti
: Iya mbak dulu ikut dik, dulu regunya semangat sekali jadi ya Alhamdulillah kita sering berprestasi hehehe.. besok semangat ya kalau kamu ikut lomba lagi
Siswa SA
: Iya mbak aku wong seneng kok ikut pramuka
Peneliti
: nah gitu, yaudah mbak Cuma ingin Tanya seputar itu aja terimakasih ya dik ya…
Siswa SA
: sama-sama mbak.
Nama
: Faisal Nur Cahya (Siswa FNC)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 29 Agustus 2016
Jam wawancara
: 12.15-12.30 WIB
Tempat wawncara
: Ruang kelas IV
Peneliti
: Halo assalamu’alaikum dik…
Siswa FNC
: Assalamualaikum mbak
Peneliti
: eh kenalan dulu, namanya siapa?
Siswa FNC
: Aku Faisal mbak
Peneliti
: aku Eki dik, mbak Tanya-tanya sebentar ya dik
Siswa FNC
: Beres mbak…
Peneliti
: Apakah adik mengetahui rencana kegatan pramuka?
Siswa FNC
: tau mbak
Peneliti
: kamu tau ga materi apa aja yang dajarkan pembina?
Siswa FNC
: banyak sih mbak, ada kompas, semaphore, morse, tali temali ah ya banyak pokoknya.
Peneliti
: kalau metode yang digunakan tau tidak? Sama kegiatan pramuka apa yang bisa memandirikan anggota dik, menurut adik aja… 163
Siswa FNC
: gatau mbak metode itu kaya gimana sih mbak? kemah mbak
Peneliti : metode itu cara yang digunakan untuk pembina agar tujuan pembelajarannya itu tercapai. kemah apa dik? Nginepnya dimana? Siswa FNC
: kalau tidurnya di dalam kelas, kalau lagi ikut LT tapi kita mendirikan tendanya bersama-sama kok sama pembina.
Peneliti
: dik kalau nila-nilai moral kemandirian apa yang nampak pada saat berkemah?
Siswa FNC
: Nyuci piring sendiri, makan – makan sendiri hahaha tapi kalau masak ya nggak bisalah, kan udah ada catering
Penelti
: Nah kalau menurut adik nih, cara kakak pembina menanamkan nlai mandiri sudah maksmal belum?
Siswa FNC
: Sudah maksimal kok
Penelti
: Biasanya berapa lama sih kemahnya dik?
Siswa FNC
: Dua hari satu malam, yang ikut itu cuma kelas 4 dan 5 aja sih tapi pembina juga ada.
Peneliti
: berarti cukup banyak ya yang ikut… kegiatannya itu seperti apa sih dik?
Siswa FNC
: kalau kegiatannya sih lebih santé mbak tapi tetap mengajarkan supaya hidup mandiri
Peneliti
: Biasanya kapan dilaksanakan kemah seperti itu?
Siswa FNC
: Dua tahun sekali kalau nggak salah ya
Peniliti
: Ada hambatan enggak dik yang berpengaruh sama keberlangsungan kemah itu sendiri?
Siswa FNC
: hambatan apa to mbak?
Penelti rencana
: hambatan yang membuat acaranya tidak berlangsung sesuai
Siswa FNC
: kayaknya juga gak ada deh hahaha
Peneliti
: Apakah dik FNC senang mengkuti kegiatan-kegiatan pramuka?
Siswa FNC
: iya senang sekali 164
Peneliti
: Selalu bersemangat juga nggak nih?
Siswa FNC
: Jelas semangatlah
Peneliti
: tapi tugas-tugas dari kakak pembina selalu dilaksanakan nggak hayo…
Siswa FNC
: Mmm… hahaha (cengengesan). Kadang mbak hahaha tapi, tapi lebih banyak iyanya kok
Peneliti
: Kalau menurut kamu bagaimana cara pembina menanamkan nlai mandiri?
Siswa FNC
: nggak tau caranya tapi ya diajari supaya mandiri sih.
Peneliti
: aku kira cukup ni dik, makasih banyak ya
Siswa FNC
: iya mbak
Nama
: Aini Dwi Putri (Siswa ADP)
Hari, tanggal wawancara
: Selasa, 30 Agustus 2016
Jam wawancara
: 09.00-09.15
Tempat wawncara
: Depan Ruang kelas V
Peneliti
: Assalamualaikum
Siswa ADP
: Waalaikumsalam mbak
Peneliti
: Aku Eki, dulu aku sekolah disni lho dik, nama kamu siapa?
Siswa ADP
: Aku Aini mbak, iya po mbak?
Peneliti
: Iya dik, dulu angkatan pertama, eh mbak boleh Tanya-tanya enggak nih tentang pramuka sekarang?
Siswa ADP
: boleh kok mbak eki…
Peneliti
: Dik kamu tau nggak perencanaan kegiatan pramuka?
Siswa ADP
: Tau tau … kalau mau lomba dikasih tau juga
Peneliti
: oh kamu ikut lomba tingkat ya? lalu materi apa yang diajarkan oleh pembina pramuka? 165
Siswa ADP
: iya mbak ikut, ada tali temali, PBB, Morse, semaphore, keagamaan, PU ya kaya gitu mbak nggak apal
Peneliti
: Kalau latihannya untuk LT itu kapan sih dik?
Siswa ADP
: Latihanya satu hari sekali kalau yang regu terpilih untuk lomba, kalau pembina lagi nggak ada kita latihan sendiri mbak dipimpin pinru
Peneliti
: Nah lalu metode apa yang digunakan pembina pramuka untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan pramuka seperti Lomba tingkat ini?
Siswa ADP
: yah aku nggak tau mbak kalau itu, Tanya ustadz aja
Peneliti
: Nah terus menurutmu nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat mengikuti kegiatan itu?
Siswa ADP
: ya aku cuci piring sendiri, gelas dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini…
Peneliti
: Ya nggak papa to malah bagus itu dek, mungkin kakak pembina terlalu capek kan.. tapi menurutmu pembina menanamkan nilai mandiri sudahmaksimal belum?
Siswa ADP
: Sudah maksimal kok, aku jadi dirumah lebih mandiri dari sebelumnya, tapi ya tetep mandiri kalau lagi di sekolah ding
Peneliti
: Menurutmu yang menghambat kamu sehingga kamu tidak mandiri sebenernya apasih dik?
Siswa ADP
: orang tua kadang bilang nggak boleh kok kalau mau nyuci piring gitu, tapi ya kadang-kadang disuruh belajar juga sih
Peneliti
: oh begitu ya, tapi kan kita sebagai anak harus membantu pekerjaan dirumah juga apalagi sudah besar, iya kan? Kamu selalu ikut lomba-lomba pramuka ya?
Siswa ADP
: Selalu ikut aku
Peneliti
: Ikuta pa aja dik, mbak dikasih tau
Siswa ADP
: LT2, LT3, Pesta siaga, Jamnas juga
Peneliti
: Wah banyak juga ya keren.. Jamnas dimana itu dik? 166
Siswa ADP
: jamnas itu di Cibubur mbak, yang berangkat dua anggota, wong aku sama temenku satu
Peneliti
: Dari semua kegiatan pramuka yang kamu senengi yang mana nih?
Siswa ADP
: Aku paling seneng ikut jamnas soale temene banyak kok mbak, ada tamu undangan dari Bengkulu
Peneliti
: Wah temennya dari jauh sekali…
Siswa ADP
: Iya luar jawa, ada juga malah Malaysia lho..
Peneliti
: Serius dari Malaysia? Malah tambah juauh itu mah
Siswa ADP
: Iya mbak kenalan waktu di kamar mandi, tapi kenalan pakai bahasa Indonesia, ngomonge kok ra koyo upin ipin ki mbak
Peneliti
: Harusnya temenmu itu biar kamu selalu diingat harusnya dikasih kenang-kenangan dik..
Siswa ADP
: Aku kasih bandol kunci mbak
Peneliti
: Wah mbak juga hari ini harusnya dikasih gantungan kunci juga dong hehehe
Siswa ADP
: yo enggak kok, aku udah nggak punya kalo sekarang mbak
Peneliti
: ya besok aja kalau udah punya haha, eh dek kalau jamnas itu tiap tahun diadakan ya?
Siswa ADP
: iya tiap 5 tahun to..
Peneliti
: Nah kalau kendala yang menghambat terlaksananya jamnas ini apa menurut kamu?
Siswa ADP
: ngggg… gak ada kayane hahaha
Peneliti
: Tapi adik senang mengikuti pramuka?
Siswa ADP
: Senanglah
Peneliti
: Selalu semangat tidak kalau mengikuti kegiatan pramuka?
Siswa ADP
: Semangat kan aku selalu menjalankan tugas dan tepat waktu
Peneliti
: Pertahankan ya dik semangatnya kan kita harus membawa nama baik sekolahan… 167
Siswa ADP
: Iya mbak inshaallah
Peneliti
: yaudah sih dik itu dulu, terimakasih banyak ya jangan lupa gantungan kunci hehehe
Siswa ADP
: sama-sama mbak , ya inshaallah kok mbak kalau itu.
Nama
: Rehan Al-Gafaro (Siswa RAG)
Hari, tanggal wawancara
: Selasa, 30 Agustus 2016
Jam wawancara
: 09.15-09.30
Tempat wawncara
: Depan Ruang kelas V
Peneliti
: Hai dek Rehan
Siswa RAG
: eh kok tau..
Peneliti berapa?
: iya tau kan dikasih tau pak Ustadz L, dek Siswa RAG kelas
Siswa RAG
: Aku kelas lima mbak
Peneliti
: adik katanya putranya Ka Kwaran Sawangan ya?
Siswa RAG
: iya mbak, pak Lilik mesti sing kondo..
Peneliti
: iya dek, berarti mbak boleh Tanya-tanya tentang pramuka ya…
Siswa RAG
: oke siapa takut hahaha
Peneliti
: dek kamu tau tidak rencana kegiatan pramuka seperti apa?
Siswa RAG
: Tau, pak Lilik yang ngasih tau.
Peneliti
: kegiatan pramuka apa yang paling kamu suka?
Siswa RAG
: eee apa ya, jambore deh mbak
Peneliti
: Nah kalau begitu materinya apa yang diajarkan pada saat kegiatan itu ?
Siswa RAG
: ya ada semaphore, morse PBB, tali temali, memanah.. aku kepilih memanah, masak bikin makanan khas daerah opo kae seko manding mbak.. 168
Peneliti
: masakan apa itu?
Siswa RAG
: pelas mbak
Peneliti
: lalu gimana hasil lomba memanahnya?
Siswa RAG
: iyo mbak tapi aku kalah kemarin, soale ki katanya panahan disuruh bawa sendiri, tapi kok disana panitiane malah bilang kalau panahan sudah disediakan dari panitia
Peneliti
: kendalanya apa memang?
Siswa RAG
: enggak tepat sasaran. Kan aku ra terbiasa mbak
Peneliti
: lalu yang menang siapa?
Siswa RAG
: yang menang itu… kecamatan Borobudur
Peneliti
: menurut kamu metode apa yang digunakan kakak pembina dalam meningkatkan kemandirian ?
Siswa RAG
: nggak tau tapi aku merasa diajari untuk lebih mandiri ki
Peneliti
: yakin nih? Hahaha lalu nilai mandiri apa dong yang Nampak pada saat jambore itu?
Siswa RAG
: Aku ngumbahi yo…
Peneliti
: beneran nyuci baju sendiri?
Siswa RAG
: iyalah kan waktu jamnas soalnya itu ki 8 hari mbak sui to..
Peneliti
: cukup lama, tapi menyenangkan kan.. eh menurutmu sudah maksimal belum kakak pembina dalam meningkatkan nilai mandiri?
Siswa RAG
: Inshaallah udah
Peneliti
: Menurutmu apa sih yang menjadikan pramuka di SDIT ini lebih berprestasi?
Siswa RAG
: yak karena apa ya…. Karena anak-anaknya pinter hahaha pembinanya juga ding
Peneliti
: Nah tapi ada kendala tidak dalam pelaksanaan kegiatan ini?
Siswa RAG
: Cuaca, lha kemarin gekkemah hari terakhir malah udan 169
Peneliti
: Oalah waktu itu hujan?
Siswa RAG
: Awale ming mendung mbak tapi kan susah mbak mau ngapangapain kalau hujan
Peneliti
: meskipun kaya gitu kamu tetep seneng nggak ikut pramuka?
Siswa RAG
: senang
Peneliti
: berarti tetap semangat dan mengikuti semua kegiatannya?
Siswa RAG
: semangat semangat
Peneliti
: berarti rajin juga dong menjalankan tugas dari kakak pembina?
Siswa RAG
: selalu menalankan tugas
Peneliti
: Nah dijaga terus ya semangatnya dik terus jadi siswa yang berprestasi, kayaknya udah mbak Cuma Tanya-tanya itu dulu aja terimakasih banyak lho ya…
Siswa RAG
: nggih mbak… hahaha
Nama
: Kintan Wulandari (Siswa KW)
Hari, tanggal wawancara
: Selasa, 30 Agustus 2016
Jam wawancara
: 12.00-12.15
Tempat wawncara
: Ruang kelas III
Peneliti
: Hai dik, boleh kenalan? Namanya siapa?
Siswa KW
: Namaku Kintan mbak.
Peneliti
: Aku Eki dik, mbak ini alumni SD ini angkatan pertama, disini mbak pengen tanya-tanya sama adik-adik disini, bolehkan?
Siswa KW
: iya mbak boleh
Peneliti
: Ini sedang istirahat kan?
Siswa KW
: Iya mbak
Peneliti
: Adik apakah selalu mengikuti kegiatan pramuka?
Siswa KW
: Ya selalu ikut mbak setiap ada pramuka
Peneliti
: berarti adik mengetahui rencana kegiatan pramuka? 170
Siswa KW
: rencana? Maksudnya mbak?
Peneliti
: Maksudnya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, tau nggak ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja?
Siswa KW
: nggak tau mbak kalau rencana itu, ya banyak to mbak, ada, kebudayaan menyanyi lagu daerah, upacara –upacara apa lagi ya…
Peneliti
: kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa?
Siswa KW
: aku nggak tau mbak
Peneliti
: maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?
Siswa KW
: banyak bernyanyi menyenangkan kok
Peneliti
: menyenangkannya gimana dik?
Siswa KW
: banyak permainan macam-macam, pembina juga baik jadi aku senang ikut pramuka
Peneliti
: Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?
Siswa KW
: sudah mbak
Peneliti
: Apakah adik senang mengkuti pramuka?
Siswa KW
: seneng sekali mbak…
Peneliti
: dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka?
Siswa KW
: Semangaaaaaat
Peneliti
: kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak?
Siswa KW
: iya
Peneliti rumah?
: Apakah adik selalu menerapkan yang diajarkan dalam pramuka di
Siswa KW
: iya tapi kadang-kadang
171
Peneliti
: yaudah mbak Cuma ingin Tanya seputar itu aja terimakasih ya dik
Nama
: Galih Adi Kurniawan (Siswa GAK)
Hari, tanggal wawancara
: Selasa, 30 Agustus 2016
Jam wawancara
: 12.15-12.30
Tempat wawncara
: Ruang kelas III
Peneliti
: Halo dik namanya siapa?
Siswa GAK
: Namaku Siswa Galih mbak, mbak ustdzah baru ya?
Peneliti
: Namaku Eki dik, bukan ustadzah baru, mbak ini alumni SD ini angkatan pertama. kebetulan lagi kangen dengan SDIT, sama pengen tanya-tanya sama adik-adik disini, Kamu kelas berapa?
Siswa GAK
: Aku kelas 3 mbak
Peneliti
: Ini sedang istirahat kan? Mbak boleh Tanya-tanyakan dik?
Siswa GAK
: Iya mbak, boleh boleh… tanya apa to mbak?
Peneliti
: Adik apakah selalu mengikuti kegiatan pramuka?
Siswa GAK : Ya selalu ikut mbak setiap sabtu pagi, tapi aku nggak pernah kepilih lomba Peneliti
: Semangat dong dik biar terpilih jadi regu inti. eh dik, apakah adik mengetahui rencana kegiatan pramuka?
Siswa GAK
: rencana? Maksudnya mbak?
Peneliti
: Maksudnya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, nggak tau ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja?
Siswa GAK
: nggak tau mbak kalau rencana, ya kekeluargaan, kekompakan, kebudayaan apa lagi ya…
Peneliti
: kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa?
Siswa GAK
: mmm… aku nggak tau 172
Peneliti
: maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?
Siswa GAK
: nggak tau mbak, tapi pramuka menyenangkan kok
Peneliti
: menyenangkannya gimana dik?
Siswa GAK
: banyak permainan terus,pembina juga enggak galak jadi aku senang ikut pramuka tugasnya enggak susah
Peneliti
: Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?
Siswa GAK
: sudah mbak
Peneliti
: Apakah adik senang mengkuti pramuka?
Siswa GAK
: eee seneng…
Peneliti
: dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka?
Siswa GAK
: Semangaaaaaat
Peneliti
: kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak?
Siswa GAK
: Inshaallah iya
Peneliti rumah?
: Apakah adik selalu menerapkan yang diajarkan dalam pramuka di
Siswa GAK
: (mengangguk)
Peneliti
: Kalau makan sendiri kan dik?
Siswa GAK
: Sarapan masih disuapin mamah
Peneliti
: Kalau dirumah sering bantu-bantu mamah nggak hayo?
Siswa GAK
: (mengangguk) tapi mbak ida udah sering bantu-bantu dirumah, jadi ya mbak ida aja
Peneliti
: mbak ida itu siapa dik?
Siswa GAK
: Mbak ida itu rewangnya mamah dirumah
Peneliti
: Oalah, yaudah dik besok-besok kalau dirumah tetap bantu bantu sebisanya ya, jangan mbak ida terus kan kasihan.. iya enggak? 173
Siswa GAK
: Iya mbak
Peneliti
: nah gitu, yaudah mbak Cuma ingin Tanya seputar itu aja terimakasih ya dik ya Siswa GAK…
HASIL WAWANCARA KEPADA PEMBINA
Nama
: Ustadz Lilik (Ustadz L)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 29 Agustus 2016
Jam wawancara
: 09.00-09.20
Tempat wawncara
: Ruang Kantor Guru
Peneliti
: Assalamu’alaikum ustadz
Ustadz L
: Waalaikumsalam kik…
Peneliti
: saya mau tanya-tanya ini us mengenai pramuka disekolah ini, boleh ?
Ustadz L
: oh ya monggo gimana-gimana?
Peneliti
: apakah ustadz selalu membuat rencana kegiatan latihan pramuka?
Ustadz L
: ya selalu membuat
Peneliti
: Materi apa saja yang ustadz ajarkan kepada anggota pramuka?
Ustadz L
: Yang jelas ya latihan kemandirian, untuk teknik pramuka itu seperti ya ada semaphore, morse, tali temali & selain itu yang melatih kemandirian anak dilatih untuk mengeanal alam, adi anak tu tahu alam seperti apa, jadi tu dia tahu…
Peneliti
: oh seperti itu ya us, kalau metodenya menggunakan apa?
Ustadz L
: Ya ada metode komando, metode secara lisan dan Tanya jawab.
Peneliti
: Apa itu metode komando?
Ustadz L
: Komando itu contohnya seperti menekankan menyuruh anak tolong dilakukan setelah dikasih materi lalu diajarkan, contohnya 174
minta tolong ke anak-anak , tolong lakukan simpul ini atau morse ini seperti itu. Peneliti
: Jadi seperti memberi tugas dengan menuyuruh gitu ya us? Lalu nilai moral kemandirian yang nampak saat pramuka itu seperti apa us?
Ustadz L
: yang jelas nek saat dikelompok, dikelompok itu kan kemandirian setiap anak itu berbeda. Kan kalau SDIT kebanyakan siswanya masih anak mamalah. Seandainya kita latihan rutin kan lebih kelihatan kemandirian anak itu sendiri seperti apa. Mungkin kalau anaknya betul-betul mengikuti kegiatan maka akan bagus, inshaallah akan menonjol kemandiriannya. Contoh seperti disuruh melipat baju yang sepele. Nah kalau dirumah memang enggak bisa tapi disekolahan diaarkan, karena disekolahpun diajarkan lifeskill, seandainya anak itu bener-bener ingin bisa, itu nanti pasti akan bisa.
Peneliti
: Terus bagaimana cara ustadz bagaimana cara ketika menanamkan nilai kemandirian kepada anak?
Ustadz L
: memberi tugas, tugas mandiri ataupun kelompok
Peneliti
: Apakah dalam memandirikan anak melalui kegiatan pramuka ini ustadz sudah maksimal?
Ustadz L
: Kalau dibilang maksimal ya gimana ya? Kita selalu memberikan yang terbaik dan gimana ya caranya agar anak itu bisa menerima kalau maksimal kita kan tidak tahu ukurannya kalau kemandirian itu.
Peneliti
: Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini?
Ustadz L
: Apa ya? Hahaha faktor pendukungnya yaitu ya dari teman-teman sendiri tapi yang jelas dari dukungan orang tua. Wali kelas yang jelas sih di ekstra kalau di lapangan dan di kelas anak itu karakteristiknya sangat berbeda.
Peneliti
: Kalau faktor penghambat ada tidak us?
Ustadz L
: Orang tua itu sendiri dan diri anak itu sendiri
175
Peneliti
: Lalu upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut?
Ustadz L
: Pendekatan ke orang tua itu lagi dan berkoordinasi dengan orang tua, artinya ada feedbacklah dari orang tua.
Peneliti
: Seperti apa sih us latihan pramuka di sekolah ini?
Ustadz L
: ya kita lihat situasi seandainya cuaca cerah yaudah kita dilapangan, kan ya gimana caranya agar anak tidak basah saja kan pramuka tidak harus materi terus
Peneliti
: Kapan sih us dilaksanakan latihan pramuka?
Ustadz L
: sabtu jam 07.00
Peneliti
: Lalu bagaimana kondisi pada saat latihan pramuka us?
Ustadz L
: yang namanya anak-anak kan ada yang antusisas, ada yang clelekan, nek disitu saya yakin minat semua cuman loyalitas yang kurang, beberapa pembinanya juga
Peneliti
: oh begitu ya us… Apa saja kendalanya dalam pelaksanaan latihan pramuka?
Ustadz L
: Kendala…. Itu kalau ada incidental, missal sripah atau rapat yang mendadak
Peneliti
: Us apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah latihan pramuka berlangsung?
Ustadz L
: Ya gimana ya, evaluasi jarang sekali, Cuma kalau mau ada lomba seperti besok ka nada seleksi untuk tingkat ada lomba lagi yang jelas
Peneliti
: Lalu seperti apa us evaluasinya?
Ustadz L
: Evaluasi hanya sebatas materi saja
Peneliti
: Oh gitu ya us.. ada susunan organisasi pembina nggak sih us?
Ustadz L
: Susunan organisasi pramuka memang belum ada, saya dulu pernah mengajukan struktur organisasi pada waka kurikulum, tapi ya begini.. belum ada realisasi.
176
Peneliti
: Apakah ustadz sebagai pembina selalu berkoordinasi dengan wali kelas?
Ustadz L
: Iya berkoordinasi
Peneliti
: Apakah ustadz selalu merasa senang ketika mengajar pramuka?
Ustadz L
: Ya seneng kalau enggak yawes tak tinggal, meskipun nggak ada fee tambahan tapi memang saya suka ngajar di lapangan hehehe…
Peneliti
: Apakah ustadz selalu bersemangat juga ketika mengajar Pramuka?
Ustadz L
: Jelas semangat
Peneliti
: Us apakah ada rencana-rencana kegiatan lain seperti persami atau yang lain gitu?
Ustadz L
: Untuk rencana kegiatan dibuatnya pertahun, tahun ini akan ada kemah dua hari semalam di sekolah
Peneliti
: kalau perencanaan lomba tingkat?
Ustadz L
: Sesuai juknis
Peneliti
: kalau materi yang diajarkan seperti apa?
Ustadz L
: Hampir sama
Peneliti
: Kalau kendala ada tidak us saat lomba tingkat?
Ustadz L
: kendala kalau untuk lomba tingkat sendiri gimana ya… ketika wadegame jaraknya kan agak jauh nah anak-anak kita masih lumayan banyak yang mana, kadang fisisknya mampu tapi pengetahuannya kurang, pengetahuannya mampu tapi fisiknya kurang, kalau yang dua-duanya mampu tapi terkadang mudah terprofokasi..
Peneliti
: anak-anak itu memang bermacam-macam nggih us,
Ustadz L
: Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba ataupun jambore pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya. Alhamdulillah waktu ikut kemah anak tersebut malah sudah mandiri dan sepulangnya dari lomba pramuka kebiasaan-kebiasaan saat pramuka terbawa di rumah. Ada anak yang sama sekali tidak 177
mau makan sayur, lalu di lokasi perkemahan anak ini mau makan sayur terus ketika pulang ke rumah jadi sudah bisa makan sayur. Peneliti
: Lalu apa upaya ustadz untuk menyelesaikan kendala yang ada?
Ustadz L
: saya selalu menanamkan kepada semua anggota pramuka khususnya yang ikut team inti jangan sampai tingkah laku/ akhlaqnya kurang baik, kalau bisa harus berbeda dengan temanteman lain, harus lebih berani. LT3 kemarin juga hanya sedikit kok yang di jenguk. Dan saya beri kesempatan orangtua menjenguk ketika waktu istirahat saja, saya khawatirkan nanti kebiasaan manja dirumah ndak kebawa ke lokasi perkemahan
Peneliti
: Berarti sudah mending ya us kemandirian siswanya?
Ustadz L
: Jauh mbak jauh lebih mandiri menurut saya
Peneliti
: Yaudah mungkin pertanyaan saya ini dulu us, terimakasih banyak maaf sudah mengganggu
Ustadz L
:Walah tidak, sama-sama ya mbak.
Nama
: Ustadz Danang (Ustadz D)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 29 Agustus 2016
Jam wawancara
: 09.20-09.35
Tempat wawncara
: Ruang Kantor Guru
Peneliti
: Assalamualaikum Ustadz Danang…
Ustadz D
: wa’alaikumsalam mbak
Peneliti
: Ustadz Danang saya mau sedikit Tanya-tanya nih us
Ustadz D
: oh ya boleh-boleh tentu saja boleh …
Peneliti
: Ustadz Danang pembina pramuka sekaligus wali kelas ya us?
Ustadz D
: Iya benar mbak, saya wali kelas kelas IV
Peneliti
: berarti ustadz danang jelas tahu dong perencanaan kegiatan pramuka di gugus depan ini?
Ustadz D
: iya, dilaksanakan sepekan sekali, sabtu pagi mbak 178
Peneliti
: lalu materi apa sih us yang diajarkan pada anggota pramuka di gugus depan ini?
Ustadz D
: kalau materi itu untuk yang kelas tiga ya… sesuai dengan siaga mula, bantu tata, kalau kelas empat penggalang ramu
Peneliti
: oh seperti itu, nah kelas 5?
Ustadz D
: kalau penggalang kelas 5 yang pegang pak Ustadz L
Peneliti
: Ustad metode apasih sebenernya yang digunakan pembina dalam meningkatkan nilai mandiri?
Ustadz D
; Metode yang selama ini digunakan? Atau yang sebelumsebelumnya?
Peneliti
: yang selama ini digunakan saja us…
Ustadz D : Biasane … eh biasanya, metode yang dipakai itu kalau yang khusus untuk dilombakan itu dipilih mbak Peneliti
: Nah, seperti apa itu us?
Ustadz D
: Kalau yang siaga ya dipilih barung inti, kalau yang penggalang ya regu inti.
Peneliti
: Nah kalau materinya sendiri us? Apa saja?
Ustadz D
: Dikasih materinya materi kepramukaan, misalnya apa itu… Pengetahuan Umum, baris berbaris, pioneering, patriotism, keagamaan, TOGA ya banyak mbak pokoknya itu
Peneliti
: kalau nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat pramuka us?
Ustadz D
: Nilai mandiri? Maksudnya nilai mandiri yang diajarkan di Pramuka?
Peneliti
: iya us…
Ustadz D
: maksudnya biar nilai kemandiriannya Nampak contoh konkritnya ya kalau kita latihan pramuka itu sikap yang benar diawali dari diri sendiri dengan memberikan contoh, kemudian disiplin dan tidak menggantungkan dengan orang lain.
179
Peneliti
: Ustadz bagaimana cara ustadz untuk menanamkan nilai kemandirian?
Ustadz D
: ya kalo pramuka kan memang yang diunggulkan kan kemandirian ya mbak ya..
Peneliti
: Iya us, lalu kegiatan yang seperti apa us yang dilaksanakan di Gugus depan ini untuk meningkatkan kemandirian?
Ustadz D
: nah kita adakan yang namanya kostcountry
Peneliti
: Kostcountry itu apa ya us?
Ustadz D
: itu tu kegiatan nginep disekolah, ya lihat kondisi kalau cuaca memungkinkan ya membuat tenda kalau tidak ya tidurnya di kelas,
Peneliti
: Berarti hampir semacam persami gitu ya us?
Ustadz D
: ya hampir semacam persami gitu mbak berkemah, nah melalui kegiatan ini disitu kita bisa lihat mbak , sikap anak anak. Akan terlihat yang biasanya dirumah sudah mandiri maka akan Nampak, begitu juga sebaliknya mbak..
Peneliti
: Lalu pesertanya semua anggota pramuka us?
Ustadz D
: oh hanya penggalang saja mbak
Peneliti
: Nah menurut panjenengan nih us, apakah pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri?
Ustadz D
: Belum maksimal, mengingat pembina pramuka terbatas dan jamnya yang saya rasa kurang, padahal muridnya banyak. Tapi kalau siswa yang sudah menjadi regu inti kan intensif latihannya ya memang beda mbak jadinya, kemandiriannya ya jelas memang terlihat berbeda..
Peneliti
: Nah perbedaannya itu seperti apa sih us?
Ustadz D
: Ya dulu sebelum ikut seperti apa sekarang setidaknya setelah ikut sudah berubah.
Peneliti
: Strategi apa yang digunakan untuk menanamkan nilai karakter pada saat kost country tersebut us ?
180
Ustadz D
Peneliti Ustadz D
Peneliti
: Saya motivasi dulu agar anak itu tumbuh rasa sadar dari dalam dirinya, jika masih belum sadar ya dibuatkan peraturan yang mengarah pada pembentukan karakter mandiri tersebut. : Apakah itu saja us? : Ada lagi mbak, saya akan memutar otak agar anak tidak bosan mengikuti kegiatan pramuka misalnya menggunakan permainanpermaianan atau bahkan kalau yang dapat mencapai prestasi yang perlu mendapatkan apresiasi ya saya beri reward kecil-kecilan mbak. : Menurut ustadz apasih faktor pendukung penanaman nilai mandiri?
Ustadz D
: yang mendukung itu ada dua faktor, ada faktor yang dari dalam yaitu diri anak itu sendiri dan faktor dari luar. Wali kelas sangat berperan karena pembelajaran waktu KBM ada kaitannya juga dengan pramuka. Guru-guru lain juga berperan terutama guru agama.
Peneliti
: nah kalau faktor penghambatnya ada tidak us?
Ustadz D
: Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut saya orang tua pengaruh mbak
Peneliti
: Lalu upaya apa yang tepat untuk mengatasi hambatan penanaman nilai karakter mandiri us?
Ustadz D
: Saling berkoordinasi antara ustadz dengan wali murid ya, dengan membuat buku penghubung antara kedua belah pihak
Peneliti
: Apakah berhasil itu us?
Ustadz D
: iya lebih besar berhasilnya. Dan juga banyak alumni-alumni yang keterima di SMP favorit.
Peneliti
:Apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah kegiatan pramuka?
Ustadz D
: Evaluasi masih belum berjalan, sudah ada tapi hanya sebatas materi yang dievaluasikan
Peneliti
: Apakah ustadz selalu terlibat aktif pada saat latihan rutin?
Ustadz D
: Iya selalu
Peneliti
: kiranya sudah cukup sih us dari saya.. terimakasih ya us 181
Ustadz D
: iya sama-sama mbak, sukses terus ya mbak eki…
Nama
: Ustadzah Ana (Ustadzah A)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 29 Agustus 2016
Jam wawancara
: 08.45-09.00
Tempat wawncara
: Ruang Kantor Guru
Peneliti
: Assalamu’alaikum ustadzah
Ustadzah A
: Waalaikumsalam mbak Eki…
Peneliti
: saya mau tanya-tanya ini us mengenai pramuka disekolah ini, boleh ?
Ustadzah A
: boleh kok
Peneliti : apakah ustadzah mengetahui atau selalu membuat rencana kegiatan latihan pramuka? Ustadzah A
: ya selalu membuat tapi kalau saya hanya fokus ke siaga saja
Peneliti
: Materi apa saja yang ustadz ajarkan kepada anggota pramuka?
Ustadzah A
: Yang sesuai dengan SKU cuma saya lebih banyak mengajak anak untuk belajar prmuka dengan bermain karena lebih mengasyikkan dan anak tidak jenuh.
Peneliti
: oh seperti itu ya us, kalau metodenya menggunakan apa?
Ustadzah A
: Ya ada metode ceramah, penugasan, roleplaying, studi lapangan
Peneliti
: Dengan metode tersebut apakah bisa menanamkan nilai karakter mandiri us?
Ustadzah A
: Bisa tapi sangat berhap dan perlahan, karena kalau siaga itu baru pengenalan kalau di pramuka dan dalam siaga itu masih berpusat pada pembina, jadi masih sangat butuh pendampingan
Peneliti
: Lalu nilai moral kemandirian yang nampak saat pramuka itu seperti apa us?
Ustadzah A
: yang menjadi indikator mandiri yang saya tanamkan adalah rasa keberanian dan percaya diri anak, ketika dia berani maka 182
melakukan apapun sendiri sudah bisa begitu juga ketika dia merasa percaya diri Peneliti
: Terus bagaimana cara ustadza ketika menanamkan nilai kemandirian kepada anak?
Ustadzah A : Memberi tugas, tugas mandiri ataupun kelompok. Kemudian lebih interaktif dan pembelajaran pramukanya itu seperti dua arah selalu mencari feedback dari anak. Peneliti
: Apakah dalam memandirikan anak melalui kegiatan pramuka ini ustadzah sudah maksimal?
Ustadzah A
: Kalau dibilang maksimal ya gimana ya selalu yakin saya akan mencapai yang terbaik cuma semua tidak instan dan tidak bisa disimpulkan secara instan anak itu mandiri atau belum.
Peneliti
: Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini?
Ustadzah A
: faktor utama ya dari diri anak tersebut sendiri, kalau dalam diri anak tersebutsudah tertanam niat saja pasti akan menjadi faktor yang amat sangat mendukung penanaman nilai mandiri
Peneliti
: Kalau faktor penghambat ada tidak us?
Ustadzah A : kebiasaan-kebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mamdiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain Peneliti
: Lalu upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut?
Ustadzah A
: Pendekatan ke orang tua sih karena kalau tau kebiasaannya dirumah dengan berkoordinasi dengan orang tua saya rasa orang tua juga akan memperbaiki sikap naknya dirumah.
Peneliti
: Seperti apa sih us latihan pramuka di sekolah ini?
Ustadzah A
: ya semenyenangkan mungkin, kegiatannya selalu berganti agar siswa tidak mudah bosan
Peneliti
: Lalu bagaimana kondisi pada saat latihan pramuka us?
183
Ustadzah A
: yang namanya anak-anak kan ada yang antusisas, ada yang bergurau karena kalau siaga itu masih kecil-kecil dan sedang senangnya bermain
Peneliti
: oh begitu ya us… Apa saja kendalanya dalam pelaksanaan latihan pramuka?
Ustadzah A
: Kendalanya agak susah dikondisikan mbak
Peneliti
: Us apakah dilaksanakan evaluasi kegiatan setelah latihan pramuka berlangsung?
Ustadzah A
: Ada tapi ya kadang, karea struktur organisasi kepramukaan di SD ini masih belum jelas mbak jai ya evaluasi td terencana matang
Peneliti
: Lalu seperti apa us evaluasinya?
Ustadzah A
: Evaluasi hanya sebatas materi saja
Peneliti
: Apakah ustadz sebagai pembina selalu berkoordinasi dengan wali kelas?
Ustadzah A
: Iya berkoordinasi
Peneliti
: Apakah ustadz selalu merasa senang ketika mengajar pramuka?
Ustadzah A
: Ya senang sekali karena memang suka pramuka mbak…
Peneliti
: Apakah ustadz selalu bersemangat juga ketika mengajar Pramuka?
Ustadzah A
: Jelas semangat
Peneliti
: Yaudah mungkin pertanyaan saya ini dulu us, terimakasih banyak maaf sudah mengganggu waktu ustadzah Ana
Ustadzah A
: tidak mbak, sama-sama ya mbak ya…
HASIL WAWANCARA KEPADA WALI KELAS Nama
: Ustadz Zaenal Asrofin (Ustadz ZA)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 30 Juli 2016 184
Jam wawancara
: 09.15-09.30
Tempat wawancara
: Ruang Kantor Guru
Peneliti
: Assalamualaikum ustadz, bagaimana kabarnya us?
Ustadz ZA
: Wa’alaikumsalam Alhamdulillah baik, kamu sendiri mbak? Ada acara apa ini mbak kok tumben hehehe
Peneliti
: Alhamdulillah baik juga us, Jadi begini ustadz saya ingin menanyakan berbagai hal menyangkut pramuka.
Ustadz ZA
: oh untuk skripsi ya mbak, boleh-boleh
Peneliti
: iya us benar, terimakasih us… jadi saya mau tanya nih us apakah ustadz sebagai wali kelas mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka?
Ustadz ZA
: iya tau mbak kita kadang berkoordinasi dengan pembina pramukanya langsung kok
Peneliti
: Kalau materinya ustadz tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka?
Ustadz ZA
: kalau materi ya berkutat pada materi-materi pramuka pada umumnya sih mbak, seperti semaphore, morse, pengetahuan umum, pionering, baris berbaris, dan segala tentang kepramukaan lainnya mbak
Peneliti
: Kalau metode yang digunakan ustad mengetahui tidak?
Ustadz ZA
: Kalau metodenya tidak tahu,persis ya, cuma kita berkoordinasi agar dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa
Peneliti
: Menurut ustadz dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?
Ustadz ZA
: Kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak
Peneliti
: Menurut ustadz apakah pembina dalam meningkatkan nilai kemandirian sudah maksimal?
Ustadz ZA
: Sebenarnya saya tahu pembina sudah semaksimal mungkin ya mbak ya tapi ya kalau maksimal itu belum. Karena kita 185
menginginkan yang lebih dan lebih, lha saya saja masih kesusahan untuk menanamkan nilai karakter pada siswa Peneliti
: Nah berarti kan belum maksimal nih us, lalu kenapa kok bisa belum maksimal?
Ustadz ZA
: ya tentunya pasti ada faktor faktor penghambat
Peneliti
: Apa sih yang menjadi faktor penghambatnya lalu upaya apa yang dirasa ustadz mampu menangani hambatan tersebut?
Ustadz ZA
: kalau saya lihat sih pribadi anak sendiri ya mungkin kan pengaruh dari kebiasaan diluar sekolah lalu upayanya ya penanganan secara personal bisa… ya untuk saat ni yang tersimple kita koordinasi kalau ada apa-apa
Peneliti
: ustadz, seperti apasih latihan pramuka itu sendiri dilaksanakan di gudep ini?
Ustadz ZA
: kalau menurut saya pramuka disini beda ya dengan sekolah lain. Karena pembina selalu mengaitkannya dengan spriritual bulding training. Jadi penanaman kedalam diri siswa lebih mendalam. Anaknya jadi berjiwa pramuka banget kalau tidak percaya mbak boleh amati itu regu intinya sekolah ini.
Peneliti
: iya us benar regu inti memang lebih berjiwa patriotism dan religius, us bagaimana kondisi pada saat latihan pramuka berlangsung us?
Ustadz ZA
: Kondusif dan nampak suasananya hidup kalau saya lihat
Peneliti
: Apakah ada kendala yang menghambat kegiatan latihan pramuka us menurut pengamatan ustadz sebagai wali kelas?
Ustadz ZA
: kalau bicara tentang kendala itu pasti ada saya rasa habit siswalah yang menjadi kendala
Peneliti
: oh begitu ya us.. apakah ada yang lain us?
Ustadz ZA
: saya rasa itu, eh tapi faktor lingkungan tempat tinggal juga menurut saya bisa jadi penghambat
Peneliti
: us apakah dilaksanakan evaluasi us setelah kegiatan pramuka berlangsung? 186
Ustadz ZA
: saya kurang tau sih kalau ini
Peneliti
: Apakah ustadz selalu berkoordinasi dengan pembina pramuka?
Ustadz ZA : jelas kan tadi saya juga sudah sampaikan kalau kita sering berkoordinasi satu sama lain. Peneliti
: Apakah Ustadz selalu terlibat langsung dalam kegiatan Pramuka?
Ustadz ZA
: jarang mbak
Peneliti
: Kiranya sudah cukup ini us, maaf sudah mengganggu. Terimakasih ya us ya…
Ustadz ZA
: Iya sama-sama mbak, sekolahnya sering-sering ditengokin ya mbak..
Peneliti
: oh nggih us siap hehehe…
Nama
: Ustadzah Istiqomah (Ustadzah I)
Hari, tanggal wawancara
: Senin, 30 Juli 2016
Jam wawancara
: 09.15-09.30
Tempat wawancara
: Ruang Kantor Guru
Peneliti
: Assalamualaikum ustadzah isti…
Ustadzah I
: Wa’alaikumsalamwarahmatullahi wa barrakatuh mbak
Peneliti
: Apakabar ustadzah?
Ustadzah I
: Alhamdulillah luar biasa, eki sudah lama sekali ustadzah tidak ketemu, gimana kabarmu nduk?
Peneliti
: Alhamdulillah baik juga us apa iya us hehehe yak an masih belum selesai sekolahnya us jadi di jogja terus, Jadi begini us saya ingin menanyakan berbagai hal tentang pramuka bolehkan us?
Ustadzah I
: iya bolehlah
Peneliti
: terimakasih us… jadi saya mau tanya us apakah ustadza sebagai wali kelas mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka?
Ustadzah I
: iya tau mbak pembina selalu sharing juga kok 187
Peneliti
: Kalau materinya ustadz tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka?
Ustadzah I
: kalau materinya yang disampaikan sesuai rencana kegiatan yang dishare ke kami mbak , ada bermacam-macam mbak
Peneliti
: Kalau metode yang digunakan pembina, ustadzah mengetahui tidak?
Ustadzah I
: Kalau metodenya tidak tahu,kalau ustadzah, coba nanti Tanya pembina langsung aja
Peneliti
: Menurut ustadzah Isti dari nilai-nilai karakter yang ada, nilainilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?
Ustadzah I
: tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat.
Peneliti
: Menurut ustadzah apakah pembina dalam meningkatkan nilai kemandirian sudah maksimal?
Ustadzah I
: menurut saya belum maksimal akan tetapi sebagai walikelas merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka karena kegiatan ini memiliki tujuan yang sama dalam penanaman nilai karakter.
Peneliti
: sebenarnya apasih us yang membuat tidak maksimal itu sendiri?
Ustadzah I
: ya segala langkah ataupun strategi yang terencana dan matang pasti selalu ada hambatan sebagai bumbunya, kalau menurut ustadzah terjadi karena masing-masing individu itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda dan ditambah usia anak SD tau sendiri mbak masih sangat labil
Peneliti
: Lalu upaya apa yang dirasa ustadz mampu menangani hambatan tersebut?
Ustadzah I
: selain dengan strategi-streategi yang lebih dimatangkan saya rasa perlu sering didakan seperti konseling dalam kegiatan pramuka yang lebih menarik, atau dengan memberikan kegiatan-kegiatan pramuka yang mewajibkan anak untuk hidup mandiri
Peneliti
: us, seperti apasih latihan pramuka itu sendiri dilaksanakan di gudep ini? 188
Ustadzah I
: kalau menurut saya pramuka disini sudah bagus, setiap tahun menang kalau tingkat kecamatan, dan kegiatan pramuka yang benar-benar matang memang mampu menghasilkan anak yang berkualitas baik dari segi apapun .. ya yang benar –benar mengikuti kegiatan pramuka dengan baik ya kelihatan mbak mandirinya
Peneliti
: Apakah ada kendala yang menghambat kegiatan latihan pramuka us menurut pengamatan ustadz sebagai wali kelas?
Ustadzah I
: apa ya kalau kendala, mungkin struktur pembina atau kepramukaan di gudep ini masih kurang jelas sehingga pembagian jobdesk pembina pramuka pun masih ala kadarnya, coba kalau tersistem sangat rapi saya yakin peran pramuka untuk mewujudkan tercapainya nilai karakter khususnya mandiri saya rasa akan cepat berhasil
Peneliti
: oh begitu ya us..saya setuju dengan ustadzah, apakah ada yang lain us?
Ustadzah I
: iya saya rasa…
Peneliti
: us apakah dilaksanakan evaluasi us setelah kegiatan pramuka berlangsung?
Ustadzah I
: saya kurang tau sih kalau ini coba tanya pak lilik ya
Peneliti
: Apakah ustadz selalu berkoordinasi dengan pembina pramuka?
Ustadzah I
: iya bersinergi dan koalisi mbak hahaha
Peneliti
: Apakah Ustadz selalu terlibat langsung dalam kegiatan Pramuka?
Ustadzah I : jarang kalau masuk kedaam kegiatannya cuma ketika ada kegiatan misalnya lomba LT gitu saya ga ketang sehari negok itu pasti mbak Peneliti
: Kiranya sudah cukup ini us pertanyaan dari saya, maaf sudah mengganggu. Terimakasih ya us ya…
Ustadzah I
: Iya sama-sama mbak, sukses ya nduk
Peneliti
: siap ustadzah hehehe…
HASIL WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH 189
Nama
: Ustadz Nur Sodiq (Ustadz NS)
Hari, tanggal wawancara
: Sabtu, 30 Juli 2016
Jam wawancara
: 09.00-09.15
Tempat wawancara
: Ruang Kantor Kepala Sekolah
Peneliti
: Assalamualaikum ustadz, bagaimana kabarnya us?
Ustadz NS
: Wa’alaikumsalam Alhamdulillah baik, angkatan pertama sudah besar sekarang, gimana mbak ada yang bisa ustadz bantu?
Peneliti
: Jadi begini ustadz saya ingin menanyakan berbagai hal menyangkut pramuka.
Ustadz NS
: Boleh-boleh silahkan.
Peneliti
: Apakah ustadz mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka?
Ustadz NS
: kegiatan rutin pramuka… oh mengetahui, ada-ada.. diawali dari di workshopkan untuk perencanaan tahunan nanti untuk membuat serangkaian kegiatan. Kemarin, hari kemarin baru selesai untuk yang tahun 2016-2017 di aula serbaguna balai desa Butuh, Sawangan.
Peneliti
: Kalau materinya ustadz tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka?
Ustadz NS
: Mmm… materinya tentang apa itu, sesuai dengan juknis tentang yang mau disampaikan.
Peneliti
: Kalau metode yang digunakan ustad mengetahui tidak?
Ustadz NS
: Kalau metodenya tidak tahu, itu Tanya langsung saja ke pembina mbak
Peneliti
: Menurut ustadz nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?
Ustadz NS
: Kedisiplinan, untuk saling menghargai dengan teman yang lain, bersikap melatih diri
Peneliti
: Menurut ustadz apakah pembina dalam meningkatkan nilai kemandirian sudah maksimal? 190
Ustadz NS
: Sebenarnya untuk pencapaiannya inginnya maksimal tapi masih perlu ada tambahan apa itu… pendampingan tambahan atau pendampingan khusus.
Peneliti
: Nah berarti kan belum maksimal nih us, lalu kenapa kok bisa belum maksimal?
Ustadz NS
: Mungkin diantara dari beberapa peserta itu kurang memperhatikan pembina
Peneliti
: Lalu upaya apa yang dirasa ustadz mampu menangani hambatan tersebut?
Ustadz NS
: Penanganan secara pribadi, berarti langsung kepada anak yang bersangkutan
Peneliti
: Setau ustadz, seperti apasih latihan pramuka dilaksanakan?
Ustadz NS
: Teknis kegiatannya atau apa?
Peneliti
: Iya us teknisnya.
Ustadz NS
: Teknis kegiatannya mulai dari awal, misalnya dilatih untuk baris berbaris, lalu diberikan arahan sebelum melaksanakan kegiatan, terus diberikan teori baru praktek.
Peneliti
: Kapan sih us kegiatan latihan Pramuka dilaksanakan?
Ustadz NS
: Sabtu pagi jam 07.00 sampai 08.40, ya berarti hampir dua jamanlah ya
Peneliti
: Bagaimana kondisi pada saat latihan pramuka us?
Ustadz NS
: Kondusif karena awal pelajaran.
Peneliti
: Apakah ada kendala yang menghambat kegiatan latihan pramuka us menurut pengamatan ustadz sebagai kepala sekolah?
Ustadz NS
: Tidak ada kendala, Cuma yaitu pencapaiannya anak satu dengan yang lain beda.
Peneliti
: oh begitu ya us.. apakah dilaksanakan evaluasi us setelah kegiatan pramuka berlangsung?
Ustadz NS
: Ada evaluasi, setelah melaksanakan kegiatan 191
Peneliti
: Apakah ustadz selalu berkoordinasi dengan pembina pramuka?
Ustadz NS
: Sering
Peneliti
: Apakah Ustadz selalu terlibat langsung dalam kegiatan Pramuka?
Ustadz NS
: Pernah, saya setiap minggu memantau
Peneliti
: Apakah ustadz terlibat langsung juga dalam kegiatan pramuka seperti berkemah lomba tingkat maupun jambore?
Ustadz NS
: kemarin habis dua hari habis kemah
Peneliti
: Kalau materinya ustadz mengetahui atau tidak?
Ustadz NS
: Materinya saya nggak tahu tapi ada juknis yang dibukukan
Peneliti
: Kalau metodenya us?
Ustadz NS
: Kalau metode saya juga nggak tau.
Peneliti
: Lalu setahu ustadz nilai mandiri apa yang nampak pada saat kemah ataupun lomba-lomba kepramukaan?
Ustadz NS
: Saling tidak menggantungkan kepada teman lain sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan diri.
Peneliti
: Apakah ada kendala us saat lomba tingkat?
Ustadz NS
: Kalau kendala ya persepsi antara yang diutus karena melibatkan satu kwaran kan ya.
Peneliti
: Lalau upaya apa yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala tersebut?
Ustadz NS
: diadakan koordinasi bersama dan diadakan latihan bersama setiap satu minggu di SDN Mangun Sari I
Peneliti
: Apakah ustadz selalu terlibat aktif dalam kegiatan perlombaan kepramukaan seperti LT ini?
Ustadz NS
: Aktif. Aktif dari perencanaan sampai pembubaran
Peneliti
: Kiranya sudah cukup ini us, maaf sudah mengganggu. Terimakasih ya us ya…
192
Ustadz NS
: Iya sama-sama mbak, sekolahnya sering-sering ditengokin ya mbak..
Peneliti
: oh nggih us siap hehehe…
193
Lampiran 4.Reduksi Hasil Wawancara REDUKSI HASIL WAWANCARA Tabel 10. Reduksi Hasil Wawancara No 1.
Indikator
Hasil Wawancara
Hasil Reduksi
Kesimpulan
Pemahaman Rencana Kegiatan Pramuka
Peneliti : eh dik, apakah adik mengetahui rencana kegatan pramuka? Siswa SA : tau mbak tapi ya tidak lengkap taunya…hahahaha Peneliti : Apakah adik mengetahui rencana kegatan pramuka? Siswa FNC : tau mbak Peneliti : Dik kamu tau nggak perencanaan kegiatan pramuka? Siswa ADP : Tau tau … kalau mau lomba dikasih tau juga
Siswa SA mengetahui rencana kegiatan pramuka
Rata-rata siswa mengetahui perencaanaan kegiatan pramuka di gugus depannya. Begitu juga pembina,wali kelas dan kepala sekolah rata-rata juga mengetahui perencanaan kegiatan pramuka di gugus depannya.
Peneliti : dek kamu tau tidak rencana kegiatan pramuka seperti apa? Siswa RAG : Tau, pak lilik yang ngasih tau. Peneliti : kegiatan pramuka apa yang paling kamu suka? Siswa RAG : eee apa ya, jambore deh mbak Peneliti Siswa KW Peneliti
: berarti adik mengetahui rencana kegiatan pramuka? : rencana? Maksudnya mbak? : Maksudnya kegiatan-kegiatan
194
Siswa FNC mengetahui rencana kegiatan pramuka Siswa ADP mengetahui rencana kegiatan pramuka karena selalu diberi tahu sebelum lomba. Siswa RAG mengetahui rencana kegiatan pramuka di sekolahnya dan kegiatan yang paling ia suka adalah jamboree Siswa KW tidak mengetahui rencana kegiatan pramuka di sekolahnya
Siswa KW
yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, tau nggak ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja? : nggak tau mbak kalau rencana itu, ya banyak to mbak, ada, kebudayaan menyanyi lagu daerah, upacara –upacara apa lagi ya…
Peneliti
: Semangat dong dik biar terpilih jadi regu inti. eh dik, apakah adik mengetahui rencana kegatan pramuka? Siswa GAK : rencana? Maksudnya mbak? Peneliti : Maksudnya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, nggak tau ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja? Siswa GAK : nggak tau mbak kalau rencana, ya kekeluargaan, kekompakan, kebudayaan apa lagi ya… Peneliti : apakah ustadz selalu membuat rencana kegiatan latihan pramuka? Ustadz L : ya selalu membuat
Peneliti
: berarti ustadz D jelas tahu dong perencanaan kegiatan pramuka di
195
Siswa GAK tidak mengetahui dan kurang memahami tentang rencana kegiatan pramuka di sekolahnya.
Ustadz L mengetahui rencana kegiatan pramuka dan ia adalah pembuat rencana kegiatan pramuka tersebut Ustadz D mengetahui rencana
Ustadz D
gugus depan ini? : iya, dilaksanakan sepekan sekali, sabtu pagi mbak
Peneliti : apakah ustadzah mengetahui atau selalu membuat rencana kegiatan latihan pramuka? Ustadzah A : ya selalu membuat tapi kalau saya hanya fokus ke siaga saja Peneliti
Ustadz ZA Peneliti
Ustadzah I
: iya us benar, terimakasih us… jadi saya mau tanya nih us apakah ustadz sebagai wali kelas mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka? : iya tau mbak kita kadang berkoordinasi dengan pembina pramukanya langsung kok : terimakasih us… jadi saya mau tanya us apakah ustadzah sebagai wali kelas mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka? : iya tau mbak pembina selalu sharing juga kok
Peneliti
: Apakah ustadz mengetahui rencana kegiatan latihan rutin pramuka? Ustadz NS : kegiatan rutin pramuka… oh mengetahui, ada-ada..diawali dari di workshopkan untuk perencanaan tahunan nanti untuk membuat serangkaian kegiatan. Kemarin, hari kemarin baru
196
kegiatan pramuka yang dilaksanakan sepekan sekali seriap sabtu pagi. Ustadzah A megetahui danmembuat rencana kegiatan pramuka untuk siaga Ustadz ZA mengetahui rencana kegiatan pramuka
Ustadzah I mengetahui rencana kegiatan pramuka
Ustadz NS mengetahui rencana kegiatan pramuka karena ia turut serta dalam pembuatan rencana kegiatan pramuka tersebut
selesai untuk yang tahun 2016-2017 di aula serbaguna balai desa Butuh, Sawangan.
Pemahaman tentang Materi Pramuka
Peneliti : nggak tau ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja? Siswa SA : semaphore, morse, dragbar, keagamaan, sama… apa ya? Oh iya PBB apa lagi ya, ah nggak tau lagi banyak e Peneliti : kamu tau ga materi apa aja yang dajarkan pembina? Siswa FNC : banyak sih mbak, ada kompas, semaphore, morse, tali temali ah ya banyak pokoknya. Peneliti : oh kamu pernah ikut lomba tingkat ya? lalu materi apa yang diajarkan oleh pembina pramuka? Siswa ADP : iya mbak, ada tali temali, PBB, Morse, semaphore, keagamaan, PU ya kaya gitu mbak nggak apal Peneliti : Nah kalau begitu materinya apa yang diajarkan pada saat kegiatan itu ? Siswa RAG : yaada semaphore, morse PBB, tali temali, memanah..aku kepilih memanah, masak bikin makanan khas daerah opo kae seko manding mbak.. Peneliti : masakan apa itu? Siswa RAG : pelas mbak Peneliti : Maksudnya kegiatan-kegiatan
197
Siswa SA mengetahui materi yang diajarkan Siswa F mengetahui materi yang diajarkan Siswa ADP mengetahui materi yang diajarkan
Siswa RAG mengethaui materi yang diajarkan
Siswa KW
Materi diketahui oleh semua orang yang terlibat dengan kegiatan pramuka kecuali kepala sekolah.
yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, tau nggak ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja? Siswa KW : nggak tau mbak kalau rencana itu, ya banyak to mbak, ada, kebudayaan menyanyi lagu daerah, upacara –upacara apa lagi ya… Peneliti : Maksudnya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan itu apa saja sebelumnya, nggak tau ya? Kalau materi yang diajarkan oleh pembina apa aja? Siswa GAK : nggak tau mbak kalau rencana, ya kekeluargaan, kekompakan, kebudayaan apa lagi ya… Peneliti : Materi apa saja yang ustadz ajarkan kepada anggota pramuka? Ustadz L : Yang jelas ya latihan kemandirian, untuk teknik pramuka itu seperti ya ada semaphore, morse, tali temali & selain itu yang melatih kemandirian anak dilatih untuk mengeanal alam, adi anak tu tahu alam seperti apa, jadi tu dia tahu… Peneliti : lalu materi apa sih us yang diajarkan pada anggota pramuka di gugus depan ini? Ustadz D : kalau materi itu untuk yang kelas tiga ya… sesuai dengan siaga mula, bantu tata, kalau kelas empat penggalang
198
mengetahui materi yang diajarkan
Siswa GAK mengetahui materi yang diajarkan
Ustadz D mengetahui materi yang akan disampaikan
Ustadz D mengetahui materi yang akan disampaikan
ramu Peneliti : Materi apa saja yang ustadz ajarkan kepada anggota pramuka? Ustadzah A : Yang sesuai dengan SKU cuma saya lebih banyak mengajak anak untuk belajar prmuka dengan bermain karena lebih mengasyikkan dan anak tidak jenuh. Peneliti : Kalau materinya ustadz tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka? Ustadz ZA : kalau materi ya berkutat pada materi-materi pramuka pada umumnya sih mbak, seperti semaphore, morse, pengetahuan umum, pionering, baris berbaris, dan segala tentang kepramukaan lainnya mbak Peneliti : Kalau materinya ustadzah tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka? Ustadzah I : kalau materinya yang disampaikan sesuai rencana kegiatan yang dishare ke kami mbak , ada bermacam-macam mbak Peneliti : Kalau materinya ustadz tau tidak apa saja yang nantinya akan disampaikan pembina kepada para anggota Pramuka?
199
Ustadzah A mengetahui materi yang akan disampaikan
Ustadz ZA mengetahui materi yang akan disampaikan oleh pembina
Ustadzah I mengetahui materi yang akan disampaikan oleh pembina
Ustadz NS tidak mengetahui materi yang akan disampaikan
Ustadz NS Pemahaman tentang Metode / strategi yang digunakan dalam kegiatan Pramuka
: Mmm… materinya tentang apa itu, sesuai dengan juknis tentang yang mau disampaikan. Peneliti : kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa? Siswa SA : mmm… aku nggak tau Peneliti : maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri? Siswa SA : Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar di kelas. Peneliti : kalau metode yang digunakan tau tidak? Sama kegiatan pramuka apa yang bisa memandirikan anggota dik, menurut adik aja… Siswa FNC : gatau mbak metode itu kaya gimana sih mbak? kemah mbak Peneliti : Nah lalu metode apa yang digunakan pembina prmuka untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan pramuka seperti Lomba tingkat ini? Siswa ADP : yah aku nggak tau mbak kalau itu, Tanya ustadz aja Peneliti : menurut kamu metode apa yang digunakan kakak pembina dalam meningkatkan kemandirian ? Siswa RAG : nggak tau tapi aku merasa diajari
200
pembina pramuka Siswa SA tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka
Siswa FNC tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka Siswa ADP tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka Siswa RAG tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka
Metode / strategi hanya diketahui oleh pembina pramuka
untuk lebih mandiri ki Peneliti : kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa? Siswa KW : aku nggak tau mbak Peneliti : kalau metode atau cara yang digunakan kakak pembina untuk menngkatkan kemandirian ketika pramuka seperti apa? Siswa GAK : mmm… aku nggak tau Peneliti : maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri? Siswa GAK : nggak tau mbak, tapi pramuka menyenangkan kok Peneliti : oh seperti itu ya us, kalau metodenya menggunakan apa? Ustadz L : Ya ada metode komando, metode secara lisan dan Tanya jawab. Peneliti : Apa itu metode komando? Ustadz L : Komando itu contohnya seperti menekankan menyuruh anak tolong dilakukan setelah dikasih materi lalu diajarkan, contohnya minta tolong ke anak-anak , tolong lakukan simpul ini atau morse ini seperti itu. Peneliti
: Ustad metode apasih sebenernya yang digunakan pembina dalam meningkatkan nilai mandiri?
201
Siswa KW tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka Siswa GAK tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka
Ustadz L sebagai pembina mengetahui dan mampu menjelaskan metode yang digunakan
Ustadz D sebagai pembina mengetahui dan mampu
Ustadz D
; Metode yang selama ini digunakan? Atau yang sebelumsebelumnya? Peneliti : yang selama ini digunakan saja us… Ustadz D : Biasane … eh biasanya, metode yang dipakai itu kalau yang khusus untuk dilombakan itu dipilih mbak Peneliti : Nah, seperti apa itu us? Ustadz D : Kalau yang siaga ya dipilih barung inti, kalau yang penggalang ya regu inti. Peneliti : oh seperti itu ya us, kalau metodenya menggunakan apa? Ustadzah A : Ya ada metode ceramah, penugasan, studi lapangan dan lain-lainl, itu metode dan juga strategi kami Peneliti : Dengan metode tersebut apakah bisa menanamkan nilai karakter mandiri us? Ustadzah A : Bisa tapi sangat berhap dan perlahan, karena kalau siaga itu baru pengenalan kalau di pramuka dan dalam siaga itu masih berpusat pada pembina, jadi masih sangat butuh pendampingan Peneliti : Kalau metode yang digunakan ustad mengetahui tidak? Ustadz ZA : Kalau metodenya tidak tahu,persis ya, cuma kita berkoordinasi agar dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa
202
menjelaskan metode yang digunakan
Ustadz A sebagai pembina mengetahui dan mampu menjelaskan metode yang digunakan
Ustadz ZA tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka
Peneliti Ustadzah I Peneliti Ustadz NS Penanaman nilai karakter mandiri oleh pembina
Peneliti
Siswa SA
: Kalau metode yang digunakan pembina, ustadzah mengetahui tidak? : Kalau metodenya tidak tahu,kalau ustadzah, coba nanti Tanya pembina langsung aja : Kalau metode yang digunakan ustad mengetahui tidak? : Kalau metodenya tidak tahu, itu Tanya langsung saja ke pembina mbak : Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? : sudah maksimal
Peneliti
: dik kalau nilai-nilai moral kemandirian apa yang nampak pada saat berkemah? Siswa FNC : Nyuci piring sendiri, makan – makan sendiri hahaha tapi kalau masak ya nggak bisalah, kan udah ada catering Penelti : Nah kalau menurut adik nih, cara kakak pembina menanamkan nlai mandiri sudah maksmal belum? Siswa FNC : Sudah maksimal kok Peneliti : Nah terus menurutmu nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat mengikuti kegiatan itu?
203
Ustadz I tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka Ustadz NS tidak mengetahui metode yang digunakan oleh pembina pramuka Siswa SA menganggap pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri Siswa FNC menganggap pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri
Siswa ADP menganggap pembina sudah
Penanaman nilai karakter mandiri dirasa siswa/anggota pramuka sudah maksimal. Akan tetapi pembina, wali kelas dan kepala sekolah menganggap penanaman nilai mandiri belum maksimal
Siswa ADP
: ya aku cuci piring sendiri, gelas dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini… Peneliti : Ya nggakpapa to malah bagus itu dek, mungkin kakak pembina terlalu capek kan.. tapi menurutmu pembina menanamkan nilai mandiri sudahmaksimal belum? Siswa ADP : Sudah maksimal kok, aku jadi dirumah lebih mandiri dari sebelumnya, tapi ya tetep mandiri kalau lagi di sekolah ding Peneliti : yakin nih? Hahaha lalu nilai mandiri apa dong yang Nampak pada saat jamboree itu? Siswa RAG : Aku ngumbahi yo… Peneliti : beneran nyuci baju sendiri? Siswa RAG : iyalah kan waktu kemnas soalnya itu ki 5 hari mbak sui to.. Peneliti : cukup lama, tapi menyenangkan kan.. eh menurutmu sudah maksimal belum kakak pembina dalam meningkatkan nilai mandiri? Siswa RAG : Inshaallah udah Peneliti : Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? Siswa KW : sudah mbak
204
maksimal dalam menanamkan nilai mandiri
Siswa RAG menganggap pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri
Siswa KW menganggap pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri
Peneliti
Siswa GAK Peneliti
Ustadz L
Peneliti Ustadz L
: Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal? : sudah mbak : Jadi seperti memberi tugas dengan menuyuruh gitu ya us? Lalu nilai moral kemandirian yang namapak saat pramuka itu seperti apa us? : yang jelas nek saat dikelompok, dikelompok itu kan kemandirian setiap anak itu berbeda. Kan kalau SDIT kebanyakan siswanya masih anak mamalah. Seandainya kita latihan rutin kan lebih kelihatan kemandirian anak itu sendiri seperti apa. Mungkin kalau anaknya betulbetul mengikuti kegiatan maka akan bagus, iUstadz NShaallah akan menonjol kemandiriannya. Contoh seperti disuruh melipat baju yang sepele. Nah kalau dirumah memang enggak bisa tapi disekolahan diaarkan, karena disekolahpun diajarkan lifeskill, seandainya anak itu bener-bener ingin bisa, itu nanti pasti akan bisa. : Terus bagaimana cara ustadz bagaimana cara ketika menanamkan nilai kemandirian kepada anak? : memberi tugas, tugas mandiri
205
Siswa GAK menganggap pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri Ustadz L sebagai pembina merasa belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
ataupun kelompok Peneliti : Apakah dalam memandirikan anak melalui kegiatan pramuka ini ustadz sudah maksimal? Ustadz L : Kalau dibilang maksimal ya gimana ya? Kita selalu memberikan yang terbaik dan gimana ya caranya agar anak itu bisa menerima kalau maksimal kita kan tidak tahu ukuranny a kalau kemandirian itu. Peneliti : kalau nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat pramuka us? Ustadz D : Nilai mandiri? Maksudnya nilai mandiri yang diajarkan di Pramuka? Peneliti : iya us… Ustadz D : maksudnya biar nilai kemandiriannya Nampak contoh konkritnya ya kalau kita latihan pramuka itu sikap yang benar diawali dari diri sendiri dengan memberikan contoh, kemudian disiplin dan tidak menggantungkan dengan orang lain. Peneliti : Ustadz bagaimana cara ustadz untuk menanamkan nilai kemandirian? Ustadz D : ya kalo pramuka kan memang yang diunggulkan kan kemandirian ya mbak ya.. Peneliti : Nah menurut panjenengan nih us,
206
Ustadz D sebagai pembina merasa belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
apakah pembina sudah maksimal dalam menanamkan nilai mandiri? Ustadz D : Belum maksimal, mengingat pembina pramuka terbatas dan jamnya yang saya rasa kurang, padahal muridnya banyak. Tapi kalau siswa yang sudah menjadi regu inti kan inteUstadz NSif latihannya ya memang beda mbak jadinya, kemandiriannya ya jelas memang terlihat berbeda.. Peneliti : Lalu nilai moral kemandirian yang nampak saat pramuka itu seperti apa us? Ustadzah A : yang menjadi indikator mandiri yang saya tanamkan adalah rasa keberanian dan percaya diri anak, ketika dia berani maka melakukan apapun sendiri sudah bisa begitu juga ketika dia merasa percaya diri Peneliti : Terus bagaimana cara ustadza ketika menanamkan nilai kemandirian kepada anak? Ustadzah A : Memberi tugas, tugas mandiri ataupun kelompok. Kemudian lebih interaktif dan pembelajaran pramukanya itu seperti dua arah selalu mencari feedback dari anak. Peneliti : Apakah dalam memandirikan anak melalui kegiatan pramuka ini ustadz sudah maksimal? Ustadzah A : Kalau dibilang maksimal ya gimana ya selalu yakin saya akan
207
Ustadz A sebagai pembina merasa belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
Peneliti
Ustadz ZA Peneliti Ustadz ZA
Peneliti
Ustadzah I
Peneliti
mencapai yang terbaik cuma semua tidak instan dan tidak bisa disimpulkan secara instan anak itu mandiri atau belum. : Menurut ustadz dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka? : Kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak : Menurut ustadz apakah pembina dalam meningkatkan nilai kemandirian sudah maksimal? : Sebenarnya saya tahu pembina sudah semaksimal mungkin ya mbak ya tapi ya kalau maksimal itu belum. Karena kita menginginkan yang lebih dan lebih, lha saya saja masih kesusahan untuk menanamkan nilai karakter pada siswa : Menurut ustadzah Isti dari nilainilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka? : tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat. : Menurut ustadzah apakah pembina dalam meningkatkan nilai
208
Ustadz ZA merasa pembina belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
Ustadz I merasa pembina belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
Ustadzah I
Peneliti Ustadz NS Peneliti Ustadz NS
Antusias Siswa terhadap kegiatan pramuka
kemandirian sudah maksimal? : menurut saya belum maksimal akan tetapi sebagai walikelas merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka karena kegiatan ini memiliki tujuan yang sama dalam penanaman nilai karakter. : Menurut ustadz nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka? : Kedisiplinan, untuk saling menghargai dengan teman yang lain, bersikap melatih diri : Menurut ustadz apakah pembina dalam meningkatkan nilai kemandirian sudah maksimal? : Sebenarnya untuk pencapaiannya inginnya maksimal tapi masih perlu ada tambahan apa itu… pendampingan tambahan atau pendampingan khusus. : Apakah adik senang mengkuti
Peneliti pramuka? Siswa SA : eee seneng… Peneliti : dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka? Siswa SA : Semangaaaaaat Peneliti : kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak? Siswa SA : inshaallah iya Peneliti : Apakah adik terlibat aktif terhadap
209
Ustadz NS merasa pembina belum maksimal dalam menanamkan nilai karakter mandiri
Siswa SA senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Hampir semua siswa kelas III,IV dan V senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
semua kegiatan pramuka? Siswa SA : Iya mbak mulai kelas 3 mbak, mbak dulu juga ikut regu inti pramuka? Peneliti : Iya mbak dulu ikut dik, dulu regunya semangat sekali jadi ya Alhamdulillah kita sering berprestasi hehehe.. besok semangat ya kalau kamu ikut lomba lagi Siswa SA : Iya mbak aku wong seneng kok ikut pramuka Peneliti : Apakah dik Siswa FNC senang mengkuti kegiatan-kegiatan pramuka? Siswa FNC : iya senang sekali Peneliti : Selalu bersemangat juga nggak nih? Siswa FNC : Jelas semangatlah Peneliti : tapi tugas-tugas dari kakak pembina selalu dilaksanakan nggak hayo… Siswa FNC : Mmm… hahaha (cengengesan). Kadang mbak hahaha tapi, tapi lebih banyak iyanya kok Peneliti : oh begitu ya, tapi kan kita sebagai anak harus membantu pekerjaan dirumah juga apalagi sudah besar, iya kan? Kamu selalu ikut lombalomba pramuka ya? Siswa ADP : Selalu ikut aku Peneliti : Ikuta pa aja dik, mbak dikasih tau Siswa ADP : LT2, LT3, Pesta siaga, kemnas juga
210
Siswa FNC senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Siswa ADP senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Peneliti : Tapi adik senang mengikuti pramuka? Siswa ADP : Senanglah Peneliti : Selalu semangat tidak kalau mengikuti kegiatan pramuka? Siswa ADP : Semangat kan aku selalu menjalankan tugas dan tepat waktu Peneliti : meskipun kaya gitu kamu tetep seneng nggak ikut pramuka? Siswa RAG : senang Peneliti : berarti tetap semangat dan mengikuti semua kegiatannya? Siswa RAG : semangat semangat Peneliti : berarti rajin juga dong menjalankan tugas dari kakak pembina? Siswa RAG : selalu menalankan tugas Peneliti : Apakah adik senang mengkuti pramuka? Siswa KW : seneng sekali mbak… Peneliti : dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka? Siswa KW : Semangaaaaaat Peneliti : kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak? Siswa KW : iya Peneliti : Apakah adik selalu menerapkan yang diajarkan dalam pramuka di rumah? Siswa KW : iya tapi kadang-kadang Peneliti : Apakah adik senang mengkuti pramuka? Siswa GAK : eee seneng… Peneliti : dan apakah adik selalu bersemangat saat mengikuti pramuka?
211
Siswa RAG senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Siswa KW senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Siswa GAK senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Faktor pendukung penanaman nilai karakter mandiri
Siswa GAK : Semangaaaaaat Peneliti : kalau adik selalu menjalankan tugas dari kakak pembina tidak? Siswa GAK : Inshaallah iya Peneliti : Apakah adik selalu menerapkan yang diajarkan dalam pramuka di rumah? Siswa GAK : (mengangguk) Peneliti : Kalau makan sendiri kan dik? Siswa GAK : Sarapan masih disuapin mamah Peneliti : Kalau dirumah sering bantu-bantu mamah nggak hayo? Siswa GAK : (mengangguk) tapi mbak ida udah sering bantu-bantu dirumah, jadi ya mbak ida aja Peneliti : Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini? Ustadz L : Apa ya? Hahaha faktor pendukungnya yaitu ya dari temanteman sendiri tapi yang jelas dari dukungan orang tua. Wali kelas yang jelas sih di ekstra kalau di lapangan dan di kelas anak itu karakteristiknya sangat berbeda. Peneliti : Menurut ustadz apasih faktor pendukung penanaman nilai mandiri? Ustadz D : yang mendukung itu ada dua faktor, ada faktor yang dari dalam yaitu diri anak itu sendiri dan faktor dari luar. Wali kelas sangat berperan karena pembelajaran waktu KBM
212
Faktor pendukung menurut ustadz L adalah diri siswa sendiri, orang tua dan wali kelas
Faktor pendukung menurut ustadz L adalah diri siswa sendiri, wali kelas dan guru
Faktor pendukung penanaman nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, wali kelas, guru dan peran orang tua
Faktor Penghambat
ada kaitannya juga dengan pramuka. Guru-guru lain juga berperan terutama guru agama. Peneliti : Adakah us faktor pendukung penanaman nilai mandiri dalam kegiatan Pramuka ini? Ustadzah A : faktor utama ya dari diri anak tersebut sendiri, kalau dalam diri anak tersebutsudah tertanam niat saja pasti akan menjadi faktor yang amat sangat mendukung penanaman nilai mandiri Peniliti : Ada hambatan enggak dik yang berpengaruh sama keberlangsungan kemah itu sendiri? Siswa FNC : hambatan apa to mbak? Penelti : hambatan yang membuat acaranya tidak berlangsung sesuai rencana Siswa FNC : kayaknya juga gak ada deh hahaha Peneliti : Menurutmu yang menghambat kamu sehingga kamu tidak mandiri sebenernya apasih dik? Siswa ADP : orang tua kadang bilang nggak boleh kok kalau mau nyuci piring gitu, tapi ya kadang-kadang disuruh belajar juga sih Peneliti : Nah tapi ada kendala tidak dalam pelaksanaan kegiatan ini? Siswa RAG : Cuaca, lha kemarin gekkemah hari terakhir malah udan Peneliti : Oalah waktu itu hujan?
213
Faktor pendukung menurut ustadz A adalah diri siswa sendiri
Tidak ada faktor penghambat menurut siswa FNC
Faktor penghambat menurut siswa ADP adalah sikap protektif orang tua
Faktor penghambat menurut siswa RAG adalah cuaca
Faktor penghambat nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, orang tua, lingkungan dan sesuatu yang bersifat incidental
Siswa RAG Peneliti Ustadz L itu sendiri Peneliti
: Awale ming mendung mbak tapi kan susah mbak mau ngapa-ngapain kalau hujan : Kalau faktor penghambat ada tidak us? : Orang tua itu sendiri dan diri anak
: oh begitu ya us… Apa saja kendalanya dalam pelaksanaan latihan pramuka? Ustadz L : Kendala…. Itu kalau ada incidental, missal sripah atau rapat yang mendadak Peneliti : Kalau kendala ada tidak us saat lomba tingkat? Ustadz L : kendala kalau untuk lomba tingkat sendiri gimana ya… ketika wadegame jaraknya kan agak jauh nah anak-anak kita masih lumayan banyak yang manja, kadang fisisknya mampu tapi pengetahuannya kurang, pengetahuannya mampu tapi fisiknya kurang, kalau yang duaduanya mampu tapi terkadang mudah terprofokasi.. Peneliti : nah kalau faktor penghambatnya ada tidak us? Ustadz D : Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut
214
Faktor penghambat menurut ustadz L adalah diri siswa sendiri, orang tua dan sesuatu yang bersifat incidental
Faktor penghambat menurut ustadz D adalah diri siswa sendiri
saya orang tua pengaruh mbak : Kalau faktor penghambat ada tidak us? Ustadzah A : kebiasaan-kebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mamdiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain Peneliti : Apa sih yang menjadi faktor penghambatnya lalu upaya apa yang dirasa ustadz mampu menangani hambatan tersebut? Ustadz ZA : kalau saya lihat sih pribadi anak sendiri ya mungkin kan pengaruh dari kebiasaan diluar sekolah lalu upayanya ya penanganan secara personal bisa… ya untuk saat ni yang tersimple kita koordinasi kalau ada apa-apa Peneliti : sebenarnya apasih us yang membuat tidak maksimal itu sendiri? Ustadzah I : ya segala langkah ataupun strategi yang terencana dan matang pasti selalu ada hambatan sebagai bumbunya, kalau menurut ustadzah terjadi karena masingmasing individu itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda dan ditambah usia anak SD tau sendiri mbak masih sangat labil Peneliti : Nah berarti kan belum maksimal nih us, lalu kenapa kok bisa belum Peneliti
215
Faktor penghambat menurut ustadz A adalah diri siswa sendiri dan pengaruh teman Faktor penghambat menurut ustadz ZA adalah diri siswa sendiri
Faktor penghambat menurut ustadzah I adalah diri siswa sendiri
Faktor penghambat menurut ustadz
Ustadz NS Upaya untuk mengatasi kendala dan hambatan penanaman nilai karakter mandiri
Peneliti Ustadz L
Peneliti Ustadz L Peneliti Ustadz D
Peneliti Ustadz D Peneliti Ustadzah A
maksimal? : Mungkin diantara dari beberapa peserta itu kurang memperhatikan pembina : Lalu upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut? : Pendekatan ke orang tua itu lagi dan berkoordinasi dengan orang tua, artinya ada feedbacklah dari orang tua. : Apakah ustadz sebagai pembina selalu berkoordinasi dengan wali kelas? : Iya berkoordinasi : Lalu upaya apa yang tepat untuk mengatasi hambatan penanaman nilai karakter mandiri us? : Saling berkoordinasi antara ustadz dengan wali murid ya, dengan membuat buku penghubung antara kedua belah pihak : Apakah berhasil itu us? : iya lebih besar berhasilnya. Dan juga banyak alumni-alumni yang keterima di SMP favorit : Lalu upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut? : Pendekatan ke orang tua sih karena kalau tau kebiasaannya dirumah
216
LNSadalah diri siswa sendiri Upaya untuk mengatasi hambatan menurut ustadz L adalah berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tua
Upaya untuk mengatasi hambatan menurut ustadz D adalah berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tua
Upaya untuk mengatasi hambatan menurut ustadzah A adalah berkoordinasi dengan wali kelas
Upaya untuk mengatasi hambatan adalah berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tua, mengadakan konseling dengan membuat kegiatan pramuka lebih menarik serta mengadakan evaluasi
dengan berkoordinasi dengan orang tua saya rasa orang tua juga akan memperbaiki sikap naknya dirumah Peneliti : Lalu upaya apa yang dirasa ustadz mampu menangani hambatan tersebut? Ustadzah I : selain dengan strategi-streategi yang lebih dimatangkan saya rasa perlu sering didakan seperti konseling dalam kegiatan pramuka yang lebih menarik, atau dengan memberikan kegiatan-kegiatan pramuka yang mewajibkan anak untuk hidup mandiri Peneliti : Lalu upaya apa yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala tersebut? Ustadz NS : diadakan koordinasi bersama dan diadakan latihan bersama setiap satu minggu di SDN Mangun Sari I Peneliti : oh begitu ya us.. apakah dilaksanakan evaluasi us setelah kegiatan pramuka berlangsung? Ustadz NS : Ada evaluasi, setelah melaksanakan kegiatan Peneliti : Apakah ustadz selalu berkoordinasi dengan pembina pramuka? Ustadz NS : Sering
217
Upaya untuk mengatasi hambatan menurut ustadz L adalah dengan mengadakan konseling, membuat kegiatan pramuka lebih menarik
Upaya untuk mengatasi hambatan menurut ustadz NS adalah berkoordinasi dan mengadakan evaluasi
Lampiran 5. Hasil observasi HASIL OBSERVASI Observasi
:1
Hari, tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Rutin Pramuka
Deskripsi hasil observasi : Peneliti mengamati kegiatan latihan rutin untuk pertama kalinya, dalam kegiatan latihan rutin anggota pramuka siaga dan penggalang dipisahkan, kegiatan siaga dilaksanakan di lapangan dengan berkumpul sesuai barungnya masingmasing. Untuk pengkondisian masing-masing barung pembina nampak kesulitan dikarenakan anggota barung masih asik bermain dan bergurau bersama temantemannya. Beberapa anggota pramuka siaga ada yang sedang asik bergurau tanpa memperhatikan arahan dari pembina upacaranya dan nampak salah satu siswa sedang meminta pembinanya untuk membenarkan tali sepatu. Disisi lain pramuka penggalang sedang berlatih pramuka di dalam kelas sedang diterangkan tentang morse dan macam-macam cara penyampaiannya. Ketika pembina meminta kepada beberapa siswa untuk maju kedepan menyampaikan pesan menggunakan morse akan tetapi tidak ada satupun siswa yang berani maju kedepan.
218
Reduksi : 1. Pembina kesulitan mengkondisikan anggota siaga 2. Anggota barung siaga masih asik bermain dan bergurau bersama teman-temannya. 3. Beberapa anggota siaga tidak memperhatikan arahan dari pembina 4. Salah satu anggota siaga sedang meminta pembinanya untuk membenarkan tali sepatu 5. Tidak ada satupun anggota penggalang yang berani maju kedepan menyampaikan pesan morse. HASIL OBSERVASI Observasi
:2
Hari, tanggal : Selasa, 2 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan sebelum KBM dan KBM di kelas 3
Deskripsi hasil observasi : Peneliti fokus mengamati siswa kelas tiga mulai dari siswa tersebut tiba disekolah hingga kegiatan belajar mengajar. Pada saat peneliti mengamati di pagi hari nampak sebagian besar siswa yang diantar ke sekolah dan nampak terdapat beberapa wali murid yang mengantarkan siswa hingga masuk kedalam kelas, bahkan peneliti melihat wali murid yang mengeluarkan bekal minumnya dari tas
219
lalu ditaruh diatas meja dan mengeluarkan buku dan alat tulis dari tas yang akan dipakai anaknya pada jam pelajaran pertama. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, guru memberikan tugas untuk dikerjakan sendiri sendiri akan tetapi siswa kelas tiga berkeliaran di dalam ruang kelas saling meminta bantuan bahkan ada siswa yang tidak mau memberikan bantuan sehingga membuat gaduh kelas dan terjadi konflik antara dua siswa sehingga salah satu siswanya menangis. Selain itu peneliti melihat salah satu siswa memanggil manggil gurunya untuk membukakan botol air minumnya. Serta nampak siswa yang meminta guru untuk mencarikan buku tulisnya di tas. Peneliti hanya mengamati dua jam pelajaran. Reduksi : 1. Sebagian besar siswa kelas 3 (siaga) diantar sekolah 2. Beberapa siswa kelas 3 (siaga) diantar hingga masuk kedalam kelas oleh orangtuanya 3. Salah satu siswa kelas 3 (siaga) di bantu orang tuanya disiapkan buku pelajaran dan bekalnya 4. Beberapa siswa kelas 3 (siaga) berkeliaran di dalam ruang kelas saling meminta bantuan 5. Beberapa siswa kelas 3 (siaga) membuat gaduh sehingga terjadi konflik dan salah satu siswa menangis 6. Salah satu siswa kelas 3 (siaga) meminta gurunya untuk membukakan botol air minum 220
7. Salah satu siswa kelas 3 (siaga) meminta gurunya untuk mencarikan buku tulisnya di tas HASIL OBSERVASI Observasi
:3
Hari, tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan sebelum KBM dan KBM di kelas 4
Deskripsi hasil observasi : Peneliti pada tanggal 3 Agustus 2016 ini fokus mengamati kegiatan sebelum KBM dan Kegiatan belajar mengajar pada kelas 4 saja. peneliti hanya mengamati KBM selama dua jam mata pelajaran. Pada saat anak-anak kelas 4 tiba disekolah sebagian besar siswa diantarkan oleh orang tua akan tetapi berbeda dengan kelas tiga, siswa kelas empat tidak ada yang diantarkan hingga masuk kedalam kelas. Hanya sebatas di depan gerbang sekolah dan saling berpamitan. Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar di kelas 4, peneliti mengamati apersepsi yang disampaikan kepada siswa dimana apersepsinya terdapat pertanyaan yang kaitannya dengan kemandirian, guru bertanya “Siapa yang dirumah sering membantu orang tua?” kemudian hampir semua siswa mengangkat tangan akan tetapi ketika guru bertanya siapa yang sudah bisa mencuci baju dan sepatu sendiri dirumah hanya terdapat dua anak yang mengangkat tangan. Setelah masuk dalam pembelajaran guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan 221
menyampaikan hasil pekerjaannya tetapi tidak ada anak yang maju dengan sendirinya, maka guru memilih siswa untuk maju ke depan. Di akhir pembelajaran materi pelajaran tersebut tak ada satupun siswa yang dengan kesadarannya menghapus papan tulis yang penuh tulisan. Tetapi nampak dua siswa yang membantu guru membawakan beberapa buku pegangan guru dan beberapa kertas. Reduksi : 1. Sebagian besar siswa kelas 4 (penggalang) diantarkan oleh orang tuanya. 2. Hanya terdapat dua siswa kelas 4 (penggalang) yang mengangkat tangan ketika guru bertannya siapa yang sudah bisa mencuci baju dan sepatu sendiri dirumah. 3. Tidak ada satupun siswa kelas 4 (penggalang)
yang maju
dengan sendirinya, maka guru memilih siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. 4. Tidak ada satupun siswa kelas 4 (penggalang) yang dengan kesadarannya menghapus papan tulis yang penuh tulisan. 5. Dua siswa kelas 4 (penggalang) membantu guru membawakan beberapa buku pegangan guru dan beberapa kertas.
222
HASIL OBSERVASI Observasi
:4
Hari, tanggal : Sabtu, 6 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Rutin Pramuka
Deskripsi hasil observasi : Latihan rutin pramuka selalu dilaksanakan pada hari sabtu dan dimulai pukul 07.00. dalam kesempatan ini penelti hanya fokus mengamati kegiatan para anggota pramuka tingkat siaga. Dalam pertemuan kali ini pembina lebih banyak mengajak para siaga untuk bermain-main setelah para anggota pramuka siaga diajari tata upacara dalam siaga. Ketika latihan upacara pembina sangat susah sekali mengkondisikan para anggotanya, awalan membentuk barisan yang berbentuk lingkaran membutuhkan waktu yang cukup lama. Para anggota pramuka siaga sangat asik bergurau satu sama lain. Hingga akhirnya terbentuk barisan, pembina menunjuk beberapa siswa untuk bertugas jadi pemimpin upacara dan petugas lain yang dibutuhkan, akan tetapi anggota siaga yang masih menginjak siaga mula ini tidak ada yang bersedia, sampai pembina membujuk dan berjanji memberikan reward baru ada beberapa yang bersedia bertugas akan tetapi nampak terlihat terpaksa. Berbeda tatkala pembina mengajak latihan upacara, ketika pembina memberi materi dengan permainan tanpa disuruh anggota siaga mula tersebut mau 223
maju kedepan untuk melakukan semua permainan yang diberikan. Selain itu anggota pramuka siaga sangat antusias dan kondusif ketika pembina mengajari bernyanyi lagu daerah. Reduksi : 1. Pembina lebih banyak mengajak para siaga untuk bermain-main setelah para anggota pramuka siaga diajari tata upacara dalam siaga. 2. Pembina sangat kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengkondisikan para anggota siaga. 3. Anggota pramuka siaga sangat asik bergurau satu sama lain. 4. Anggota siaga tidak ada yang bersedia bertugas sebagai petugas upacara. 5. Pembina membujuk dan berjanji memberikan reward baru ada beberapa yang bersedia bertugas. 6. Anggota siaga yang bertugas nampak terlihat terpaksa. 7. Pembina memberi materi dengan permainan. 8. Tanpa disuruh anggota siaga mau maju kedepan untuk melakukan semua permainan yang diberikan pembina. 9. Anggota pramuka siaga sangat antusias dan kondusif ketika pembina mengajari bernyanyi lagu daerah.
224
HASIL OBSERVASI Observasi
:5
Hari, tanggal : Senin, 8 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00; 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan sebelum KBM, KBM kelas 5 dan latihan persiapan LT2
Deskripsi hasil observasi : Pada kesempatan ini peneliti fokus mengamati kegiatan sebelum KBM dan Kegiatan Belajar Mengajar siswa kelas 5, serta persiapan regu inti untuk mengikuti Lomba Tingkat 2 yang anggotanya adalah kelas 5. Sama halnya dengan siswa kelas lain , sebagian besar siswa kelas 5 juga diantar oleh orangtuanya akan tetapi peneliti melihat bahwa beberapa siswa kelas 5 berangkat ke sekolah dengan menaiki kendaraan angkutan umum. Dan tidak ada satupun siswa yang diantarkan sampai ke dalam kelas. Ketika Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung siswa kelas 5 sudah berani mengungkapkan pendapatnya masing-masing tanpa harus di tunjuk, suasana kelasnya sangat kompetitif positif, ketika guru melempar pertanyaan siswanya saling bersautan menjawab. Dan siswa berani maju kedepan tanpa ditunjuk. Akan tetapi masih ada siswa yang selalu mengandalkan gurunya dalam hal ini peneliti melihat salah satu siswa sedang maju ke meja guru dan meminta tolong kepada guru untuk menyelesaikan pekerjaannya karena sangat kebingungan.
225
Pada kesempatan ini peneliti juga mengamati kegiatan regu inti yaitu latihan untuk mempersiapkan lomba tingkat 2. Latihan dimulai setelah istirahat ke dua atau ISHOMA, latihan ini dipimpin oleh pembina dan membahas kisi-kisi lomba tingkat 2, kegitan lebih banyak di dalamkelas karena pembina menyampaikan beberapa materi yang terkait dengan lomba tingkat 2. Peneliti melihat para anggota initi sangat antusias dalam memperhatikan pembina serta para anggota sangat aktif bertanya jawab, memberikan argument bahkan mengingatkan pembina tatkala terdapat sesuatu hal yag perlu di diskusikan. Reduksi : 1. Sebagian besar siswa kelas 5 (penggalang) diantar oleh orangtuanya. 2. Beberapa siswa kelas 5 (penggalang) berangkat ke sekolah dengan menaiki kendaraan angkutan umum. 3. Siswa kelas 5 (penggalang) sudah berani mengungkapkan pendapatnya masing-masing tanpa harus di tunjuk. 4. Ketika guru melempar pertanyaan siswa kelas 5 (penggalang) saling bersautan menjawab dan siswa berani maju kedepan tanpa ditunjuk. 5. Salah satu siswa kelas 5 (penggalang) sedang maju ke meja guru dan meminta tolong kepada guru untuk menyelesaikan pekerjaannya karena sangat kebingungan. 6. Pembina menyampaikan kisi-kisi lomba tingkat 2 kepada regu inti. 7. Para anggota regu inti sangat antusias dalam memperhatikan pembina serta para anggota sangat aktif bertanya jawab.
226
HASIL OBSERVASI Observasi
:6
Hari, tanggal : Selasa, 9 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 2 (LT2)
Deskripsi hasil observasi : Peneliti pada kesempatan ini mengamati tentang persiapan lomba tingkat 2 , namun yang berbeda dari latihan sebelumnya adalah latihan kali ini tanpa di damping pembina. Meskipun demikian latihan sangat berjalan sebagaimana mestinya. Ketua regu putra dan putri mengambil alih pimpinan dan kemudian mereka berlatih Baris berbaris dan pioneering. Pada saat berlatih pionering semua anggota berargumen sehingga terkadang timbul konflik-konflik kecil, akan tetapi terdapat siswa yang mampu menetralkan ketika terjadi perselisihan. Dan ketika berlatih baris berbaris ketua regu tidak selalu mengambil alih pimpinan akan tetapi member kesempatan kepada anggotanya untuk mengambil alih pimpinan. Sehingga yang menjadi pemimpin barisan selalu bergilir. Reduksi : 1. Pembina tidak mendampingi regu inti latihan. 2. Ketua regu inti baik putra dan putri mengambil alih pimpinan dan kemudian mereka berlatih. 227
3. Salah satu anggota regu inti mampu menetralkan temannya ketika terjadi perselisihan antar anggota. 4. Ketua regu member kesempatan kepada anggota lain untuk mengambil alih pimpinan ketikalatihan baris berbaris. HASIL OBSERVASI Observasi
:7
Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 2 (LT2)
Deskripsi hasil observasi : Dalam kesempatan ini peneliti mengamati kegiatan latihan persiapan Lomba Tingkat 2. Pada latihan kali ini pembina mendampingi latihan, pembina mengajarkan materi tentang cara membuat sketsa panorama, menaksir tinggi pohon serta kuat arus dan semaphore. Diawali dengan sketsa panorama pembina memberikan contoh dan memberi tahu apa saja yang menjadi komponen penting dalam pembuatan sketsa panorama seperti cara engukur sudut, cara membuat alat bidik , cara menggambarnya serta cara mengarsirnya. Setelah regu inti dirasa paham pembina lalu menugaskan masing –masing indivdu untuk mempraktekkan membuat sketsa panorama di lingkungan sekolahnya. Sebagian besar siswa mengerjakannya secara mandiri tanpa meminta bantuan teman lainnya, akan tetapi karena ada satu anggota yang kurang menguasai maka anggota tersebut meminta
228
penjelasan ulang kepaa pembina, dan pembina dengan sabar mengajarinya agar masing-masing anggotamampu menguasai materi tersebut. Setelah materi tentang sketsa panorama pembina mengajak ke halaman sekolah dan mencari pohon yang sangat tinggi, pembina mengajarkan untuk menaksir tinggi pohon tersebut, penjelasan dengan menggunakan benda konkrit yang ada di lapangan ternyata mampu menjelaskan kepada anggota sehingga lebih cepat paham. Dengan menggunakan bantuan tongkatpara anggota mulai menaksir tinggi ohon tersebut secara individu. Selain menaksir tinggi pohon para anggota diajak untuk menuju ke sungai yang berada di dekat kantin SDIT Al-Muhajirin, setiap 4 anak di beri satu stopwatch oleh pembina, setelah itu mereka di jelaskan rumus tentang kuat arus dan kecepatan. Siswa diminta untuk mengukur kecepatan arus sungai tersebut dengan bekerjasama. Ketika peneliti bertanya kepada pembina mengapa kali ini tidak dikerjakan mandiri setiap siswa, pembina memberikan alasan agar masingmasing anggota bisa tetap mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masig-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. Setelah itu latihan memperlancar semaphore, meskipun semaphore sudah diajarkan sejak pertemuan di latihan rutin ketika kelas 4 akan tetapi regu inti harus selalu berlatih agar kecepatan dan ketepatan membaca pesan semaphore lebih baik lagi. Tanpa disuruh pembina para anggota inti sudah bergilir secara sistematis untuk menyampaikan pesan semaphore. Reduksi : 229
1. Pembina mengajarkan materi tentang cara membuat sketsa panorama, menaksir tinggi pohon serta kuat arus dan semaphore. 2. Sebagian besar anggota regu inti
mengerjakannya secara mandiri
tanpa meminta bantuan teman lainnya. 3. Dengan menggunakan bantuan tongkat para anggota regu inti mulai menaksir tinggi ohon tersebut secara individu. 4. Pembina memberikan tugas berkelompok dengan alasan agar masingmasing anggota bisa tetap mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masig-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. 5. Tanpa disuruh pembina para anggota inti sudah bergilir secara sistematis untuk menyampaikan pesan semaphore. HASIL OBSERVASI Observasi
:8
Hari, tanggal : Kamis, 11 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 2 (LT2)
Deskripsi hasil observasi : Hari terakhir latihan persiapan lomba tingkat 2 regu inti berlatih lebih lama dari biasanya, dua pembina menunggui latihan ini dan semua anggota nampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti latihan. Uji mental yang diberikan pembina sebagai treatment agar para peserta tidak mudah menyerah dan mengeluh 230
di berikan dengan cara diberi kedisiplinan selama 10 menit pada keadaan siap para anggota di beri masukan-masukan sebagai gemblengan dengan naa tinggi oleh pembina. Setelah uji kedisiplinan berakhir para anggota tampak lebih bersemangat dan lebih bersungguh-sungguh mengikuti latihannya. Semua materi yang akan diujikan di lomba tingkat di ujikan oleh pembina dan dari semua materi yang diberikan sudah dikuasai dengan baik oleh para anggota regu inti. Reduksi : 1. Uji mental yang diberikan pembina sebagai treatment agar para peserta tidak mudah menyerah dan mengeluh di berikan dengan cara diberi kedisiplinan selama 10 menit. 2. Semua materi yang diberikan sudah dikuasai dengan baik oleh para anggota regu inti. HASIL OBSERVASI Observasi
:9
Hari, tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 15.00
Lokasi
: Dusun Surodadi, Gondowangi, Sawangan, Magelang.
Kegiatan
: Lomba Tingkat 2 (LT2)
Deskripsi hasil observasi : Kontingen perwakilan dari SDIT Al-Muhajirin yang merupakan siswa kelas V yang terpilih diberangkatkan untuk mengikuti Lomba Tingkat (LT) 2 231
tingkat Kecamatan Sawangan. Terdapat dua regu yang di berangkatkan, regu putri terdiri dari 8 pramuka penggalang sedangkan regu putra terdiri dari 8 pramuka penggalang. Kegiatan ini dimulai sejak pukul 07.00 WIB di Dusun Surodadi, Desa Gondowangi, Kecamatan Sawangan dengan diikuti oleh seluruh pangkalan sekolah dasar yang ada di kecamatan sawangan. Untuk tahun ini (2016) Lomba Tingkat (LT) 2 kecamatan Sawangan hanya melaksanakan kegiatan wade game. kegiatan LT2 jenjang sekolah Dasar dilaksanakan bersamaan dengan LT2 jenjang SMP. Kegiatan wade game telah ditentukan rutenya dan mengujikan beberapa keterampilan pramuka yang telah dikelompokkan kedalam beberapa POS , dimana masing-masing POS ditunggui oleh penguji materi yang berasal dari pembina dan para DKR yang dianggap memiliki keterampilan sesuai dengan POS yang ditungguinya. Dalam penelitian saya pada saat LT2 berlangsung siswa sebagai anggota pramuka terpilih yang mengikuti LT2 ini sudah sangat jauh lebih mandiri dari sebelumnya. Terbukti dengan tanpa disuruh untuk melaksanakan berbagai tugas dengan inisiatif sendiri beberapa siswa sudah melaksanakan tugasnya dengan kesadaran diri sendiri. Reduksi : 1. Tanpa disuruh untuk melaksanakan berbagai tugas dengan inisiatif sendiri regu inti sudah melaksanakan tugasnya dengan kesadaran diri sendiri. 232
HASIL OBSERVASI Observasi
: 10
Hari, tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 3 (LT3)
Deskripsi hasil observasi : Setelah memperoleh hasil yang memuaskan pada Lomba Tingkat 2 yaitu juara 1 untuk regu putri dan juara 2 untuk regu putra maka regu dari SDIT AlMuhajirin berhak mengikuti Lomba Tingkat 3. Dan pada kali ini peneliti mengamati kegiatan Latihan persiapan lomba tingkat 3. Meskipun materi yang diujikan hampir sama akan tetapi regu inti harus tetap berlatih agar memperoleh hasil yang memuaskan pada LT3 ini. Namun nampak beberapa kegiatan yang berbeda dengan LT3 karena pada saat latihan kali ini terdapat dua anggota yang sedang berlatih memanah dengan pembina dan dua anak sedang membuat materi stand up comedy sendiri tanpa bantuan pembina. Latihan kali ini lebih fokus kepada materi-materi baru yang hendak diuikan pada Lomba Tingkat 3 yang akan dilaksanakan di lapangan Balak, Pakis Magelang. Kedewasaan dan kemandirian anggota lebih baik dari sebelumnya terlihat anggota lain yang tidak mengikuti panah dan stand up comedy berlatih baris berbaris tanpa disuruh oleh pembina sudah berjalan sendiri.
233
Reduksi : 1. Dua anggota yang sedang berlatih memanah dengan pembina untuk persiapan LT3 2. Dua anak sedang membuat materi stand up comedy sendiri tanpa bantuan pembina untuk persiapan LT 3 3. Anggota lain yang tidak mengikuti panah dan stand up comedy berlatih baris berbaris tanpa disuruh oleh pembina sudah berjalan sendiri. HASIL OBSERVASI Observasi
: 11
Hari, tanggal : Rabu, 17 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 3 (LT3)
Deskripsi hasil observasi : Pada latihan kali ini peneliti mengamati kegiatan latihan untuk persiapan lomba tingkat 3, meskipun tanpa pembina regu inti telah berkumpul dan berdiskusi akan berlatih tentang membuat peta pita. Peta pita sudah pernah diajarkan pada saat latihan rutin pada saat kelas 4 semester dua. Sehingga para anggota hanya mempraktikkan ulang dan mempelajari serta menghafal symbolsimbol yang kiranya diperlukan saat membuat peta pita di LT3.
234
Ketua regu memimpin jalannya latihan , selain peta pita mereka belajar membuat kerangka tenda dengan waktu yang sangat terbatas. Salah satu anggota memegang stopwatch dan member tahu tanda mulai dan tanda berakhirnya waktu untuk mendirikan tenda tersebut. ketua regu juga membagi tugas agar dalam membuat kerangka tenda masing-masing anggota fokus terhadap satu simpul saja pada bagian tertentu saja. selama tiga kali berlatih membuat kerangka tenda hanya satu kali yang melebihi batas waktunya yaitu lebih dari 5 menit. Setelah berlatih mendirikan kerangka tenda semua anggota berkumpul di lapangan sekolah dan mematangkan baris-berbarisnya, pada latihan ini PBB regu putri sudah sangat kompak namun untuk regu putra pada saat jalan di tempat masih terlihat belum begitu kompak. Reduksi : 1. Tanpa pembina regu inti telah berkumpul dan berdiskusi akan berlatih tentang membuat peta pita. 2. Ketua regu memimpin jalannya latihan. 3. Semua anggota berkumpul di lapangan dan mematangkan baris berbarisnya.
235
HASIL OBSERVASI Observasi
: 12
Hari, tanggal : Kamis, 18 Agustus 2016 Waktu
: 12.30 – 16.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Persiapan Lomba Tingkat 3 (LT3)
Deskripsi hasil observasi : Pada kegiatan latihan persiapan LT3 kali ini peneliti mengamati bahwa terdapat konflik anggota karena perbedaan pendapat mengenai pemecahan masalah dan diakibatkan karena kondisi fisik anggota yang kian lelah. Pembina yang menunggui latihan pramuka pada waktu itu tidak turun langsung menyelesaikan ataupun mengakhiri permasalahan yang terjadi pada anggota tersebut. pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setelah konflik mulai mereda latihan dilanjutkan dengan membuat makanan tradisional pelas yang berasal dari kelapa dan manding. Para anggota sengaja hanya diberi resep oleh pembina dan disuruh mencoba membuat makanan tradisioanal tersebut tanpa di pantau oleh pembina. Reduksi : 1. Terdapat konflik anggota karena perbedaan pendapat mengenai pemecahan masalah dan diakibatkan karena kondisi fisik anggota yang kian lelah 236
2. Pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. 3. Kedua regu inti mencoba membuat makanan tradisioanal tanpa di pantau oleh pembina.
HASIL OBSERVASI Observasi
: 13
Hari, tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Rutin Pramuka
Deskripsi hasil observasi : Pada kesempatan ini peneliti mengamati kegiatan pramuka penggalang yang sedang belajar tentang Tanaman Obat Keluarga di aula sekolah, pembina sudah membawakan benda konkrit tanaman obat kemudian menyebutkan manfaatnya. Para anggota pramuka penggalang mencatat apa yang disampaikan oleh pembina. Meskipun pembina menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah, akan tetapi pembina memberikan tugas kepada anggota pramuka penggalang untuk mencari tanaman obat selain yang disebutkan oleh pembina tadi beserta manfaatnya. Para anggota bebas mencari dengan sumber apapun, boleh di media cetak yang terdapat diperpustakaan ataupun siswa boleh mengunjungi lab computer untuk mencari dari sumber internet. Regu yang mampu menyebutkan 237
TOGA terbanyak mendapatkan penghargaan dari pembina dan akan ditanda tangani SKUnya. Reduksi : 1. Pembina menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah. 2. Pembina memberikan tugas kepada anggota pramuka penggalang untuk mencari tanaman obat selain yang disebutkan oleh pembina tadi beserta manfaatnya. HASIL OBSERVASI Observasi
: 14
Hari, tanggal : Senin, 22 Agustus 2016 Waktu
: 07.00-12.00
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Bersama Persiapan Lomba Tingkat 3 (LT3)
kwaran Sawangan Deskripsi hasil observasi : Pada kali ini peneliti berkesempatan mengamati latihan bersama para kontingen dari kwaran sawangan yang dilaksanakan di SDN Mangunsari 1. Diikuti oleh dua gudep lain yang merupakan juara 2 regu putri pada saat LT 2 yaitu dari SD N Butuh 1 dan juara 1 Putra dari SDN Mangunsari 1. Para Kontingen berlatih bersama Dewan Kerja Ranting (DKR) Kecamatan Sawangan, dengan mengevaluasi semua materi yang telah dipelajari di gudep masing-masing. Dalam kesempatan ini DKR hanya mematangkan para kontingen 238
agar mampu menjadi perwakilan dari kwaran sawangan dengan maksimal. Khususnya regu inti dari gudep SDIT Al-Muhajirin sangat menunjukkan kedisiplinan dan kemandiriannya dengan percaya diri tanpa bergantung pada pembina ataupun regu lain. Regu inti dari SDIT Al-Muhajirin sangat sigap dan siap ketika memperoleh tugas dari DKR. Reduksi : 1. Regu inti dari gudep SDIT Al-Muhajirin sangat menunjukkan kedisiplinan dan kemandiriannya dengan percaya diri tanpa bergantung pada pembina ataupun regu lain. 2. Regu inti dari SDIT Al-Muhajirin sangat sigap dan siap ketika memperoleh tugas dari DKR.
HASIL OBSERVASI Observasi
: 15
Hari, tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016 Waktu
: 07.00 – 12.00
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Bersama Persiapan Lomba Tingkat 3 (LT3)
kwaran Sawangan Deskripsi hasil observasi : Pada latihan bersama di hari kedua di maksimalkan pada pengetahuan umum, pengetahuan kepramukaan dan baris berbaris. Regu inti dari masing239
masing gudep diacak sehingga membentuk regu baru yang terdiri dari macammacam gudep agar masing-masing individu dapat terlihat kualitas penguasaan materinya sejauh mana. Setelah terbentuk regu baru, seolah olah mereka menjalani wade game dengan mendatangi pos pos yang sudah ada dengan diuji materi yang berbedabeda. Hal ini di maksudkan agar masing-masing anak mampu dan bertanggung jawab membawa nama baik kecamatan sawangan ke tingkat yang lebih tinggi. Reduksi : 1. Regu inti dari masing-masing gudep diacak sehingga membentuk regu baru yang terdiri dari macam-macam gudep agar masing-masing individu dapat terlihat kualitas penguasaan materinya sejauh mana. 2. Semua regu menjalani wade game dengan mendatangi pos pos yang sudah ada dengan diuji materi yang berbeda-beda. HASIL OBSERVASI Observasi
: 16
Hari, tanggal : Selasa, 25 Agustus 2016 Waktu
: 10.00 – 00.00 WIB
Lokasi
: Lapangan Balak, Pakis, Magelang
Kegiatan
: Lomba Tigkat 3 (LT3)
Deskripsi hasil observasi : Setelah menjuarai LT2 maka regu inti SDIT Al-Muhajirin dikirim ke Lapangan Balak, Pakis Magelang untuk mengikuti LT3 tingkat kwarcab 240
Magelang. Di hari pertama regu inti SDIT Al-Muhajirin beserta 2 regu inti SD lain yang merupakan wakil dari Kwaran yang sama yakni Kwaran Sawangan tiba di bumi perkemahan pukul 10.00 WIB, lalu di bantu dengan DKR Kwaran Sawangan serta pembina masing-masing gudep mereka membangun tenda lengkap dengan gapuranya sesuai dengan kapling yang sudah ditentukan. Untuk regu putri dari kwaran sawangan berada di kapling 1 Putri berdampingan dengan Kwaran Muntilan sedangkan regu putra kwaran Sawangan berada di kapling 4 Putra berdampingan dengan kwaran Borobudur. Untuk MCK sangat jauh dari kapling yang sudah disediakan. Untuk kegiatan yang dilakukan di hari pertama lomba tingkat 3 tidak begitu padat diantaranya adalah upacara pembukaan dan lebih ke kegiatan bernuansa hiburan seperti lomba stand up dan ramah tamah terhadap sesama peserta. Regu inti dari SDIT Al-Muhajirin sangat bersemangat mengikuti segala rangkaian kegiatan sesuai jurnal teknis. Bahkan ketika waktu istirahat peneliti mengamati terdapat dua anak dari regu putri yang tanpa disuruh kedua anak tersebut mengambil air menggunakan ember untuk digunakan sebagai persediaan di tenda mereka. Nampak bahwa kemandirian anak tersebut lebih meningkat jika diamati dari lomba tingkat sebelumnya. Di waktu malam hari ketika ishoma peneliti mengamati salah satu anggota regu inti putra yang sedang menolong temannya yang sakit perut akibat mengkonsumsi menu makan malam terlalu banyak, anak tersebut dengan inisiatifnya sendiri dan tanpa memanggil pembina berusaha menolong temannya dengan mengambilkan obat pribadinya berupa minyak kayu putih lalu 241
membuatkan segelas teh panas untuk diberikan kepada temannya yang sakit tersebut. di sisi lain salah satu anggota dari regu putra SDIT Al-Muhajirin memimpin teman-temannya untuk mengaji dan berdoa bersama. Reduksi : 1. Di bantu dengan DKR Kwaran Sawangan serta pembina masingmasing gudep mereka membangun tenda lengkap dengan gapuranya sesuai dengan kapling yang sudah ditentukan. 2. Dua anak dari regu putri yang tanpa disuruh kedua anak tersebut mengambil air menggunakan ember untuk digunakan sebagai persediaan di tenda mereka. 3. Salah satu anggota regu inti putra menolong temannya yang sakit perut, anak tersebut dengan inisiatifnya sendiri dan tanpa memanggil pembina berusaha menolong temannya dengan mengambilkan obat pribadinya. 4. Salah satu anggota dari regu putra SDIT Al-Muhajirin memimpin teman-temannya untuk mengaji dan berdoa bersama.
242
HASIL OBSERVASI Observasi
: 17
Hari, tanggal : Selasa, 26 Agustus 2016 Waktu
: 00.00 – 21.00 WIB
Lokasi
: Lapangan Balak, Pakis, Magelang
Kegiatan
: Lomba Tingkat 3 (LT3)
Deskripsi hasil observasi : Hari kedua Lomba tingkat 3, dini hari pukul 03.00 WIB peneliti melihat dua anak dari regu inti putri membangunkan teman-temannya dan bahkan membangunkan pembinanya, anak tersebut mengajak teman-temannya untuk melakukan tahajud bersama kemudian dilanjutkan menjalankan shalat shubuh berjamaah di masjid terdekat dengan bumi perkemahan. Kegiatan yang dilaksanakan dihari kedua lebih padat dibandingkan dengan hari pertama terdapat beberapa kegiatan yang sangat menguras fisik seperti wade game, halang rintang, dan lain-lain dan dimalam harinya terdapat lomba pidato dan lomba macapat. Disela-sela kegiatan tepatnya di waktu istirahat peneliti menemui satu anggota yang mewakili untuk lomba pidato sedang berlatih sendiri di ujung kapling tenda denga semangat. Reduksi : 1. Dua anak dari regu inti putri membangunkan teman-temannya dan bahkan membangunkan pembinanya.
243
2. Satu anggota yang mewakili untuk lomba pidato sedang berlatih sendiri di ujung kapling tenda denga semangat.
HASIL OBSERVASI Observasi
: 18
Hari, tanggal : Sabtu, 3 September 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Rutin Pramuka
Deskripsi hasil observasi : Pada latihan rutin kali ini peneliti mengamati anggota pramuka siaga dan penggalang, ketika mengamati peneliti melihat bahwa anggota pramuka siaga sudah tidak ada yang datang terlambat bahkan ketika membuat barisan tidak terlalu menghabiskan waktu yang lama. Bahkan ketika kegiatan pramuka belum dimulai tetapi waktu sudah seharusnya untuk memulai kegiatan, dua anggota siaga nampak menjemput pembina diruang guru agar segera menuju ke lapangan Peneliti kemudian mengamati kegiatan latihan rutin penggalang yang juga berlatih di luar ruangan, meskipun kegiatan cenderung bermain dan belajar dengan mengenal alam sekitar akan tetapi pembina mengajarkan materi tentang survival. Anggota penggalang berjalan-jalan didampingi pembina meninggalkan kompleks sekolah menuju pemukiman warga sekitar, selain untuk mengenalkan cara bersurvival pembina juga ingin mengenalkan cara berinteraksi dengan 244
masyarakat sehingga mampu memepersiapkan diri membangun masyarkat sesuai dengan Tri Satya. Tanpa disuruh pembina anggota penggalang sudah berjalan secara rapi dengan membentuk barisan dan menyapa setiap bertemu dengan warga sekitar. Reduksi : 1. Pramuka siaga sudah tidak ada yang datang terlambat bahkan ketika membuat barisan tidak terlalu menghabiskan waktu yang lama. 2. Anggota siaga menjemput pembina diruang guru agar segera menuju ke lapangan. 3. Tanpa disuruh pembina, anggota penggalang sudah berjalan secara rapi dengan membentuk barisan dan menyapa setiap bertemu dengan warga sekitar. HASIL OBSERVASI Observasi
: 19
Hari, tanggal : Sabtu, 10 September 2016 Waktu
: 07.00 – 09.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Latihan Rutin Pramuka
Deskripsi hasil observasi : Pada pertemuan ini peneliti mengamati kegiatan latihan pramuka yang dilaksanakan adalah uji SKU, siaga dan penggalang dengan didampingi pembina yang berbeda sedang mengantri untuk uji SKU, SKU digunakan oleh pembina 245
sebagai alat ukur pemahaman anggota pramuka dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Meskipun berbeda tingkatan akan tetapi lokasi uji SKU dilaksanakan bersamaan di halaman sekolah. Para anggota pramuka sangat rapi untuk mengantri dan tidak saling menyerobot. Untuk anggota yang belum mendapat giliran uji SKU terlihat sedang serius sendiri membuka-buka catatannya masingmasing. Reduksi : 1. Para anggota pramuka sangat rapi untuk mengantri dan tidak saling menyerobot. 2. Anggota yang belum mendapat giliran uji SKU terlihat sedang serius sendiri membuka-buka catatannya masing-masing.
HASIL OBSERVASI Observasi
: 20
Hari, tanggal : Senin, 12 September 2016 Waktu
: 07.00 – 12.00 WIB
Lokasi
: SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
: Kegiatan Belajar Mengajar kelas 3,4,dan 5
Deskripsi hasil observasi : Peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar pada kelas 3 ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung sudah tidak ditemui siswa yang meminta tolong 246
dibukakan botol air minumnya. Ketika siswa merasa kurang jelas siswa tersebut langsung bertanya kepada guru , siswa juga sudah mempersiapkan buku yang akan dipakainya untuk belajar pada saat KBM tersebut. Untuk Kegiatan Belajar Mengajar pada siswa kelas 4 sangat kondusif pada saat peneliti mengamati waktu itu sedang ulangan harian Mata Pelajaran Ilmu sosial, peneliti mengamati selama ulangan harian berlangsung tidak ditemui siswa yang bekerja sama dengan teman lain ataupun mencontek. Semua siswa mengerjakan soal ulangan harian secara individu dan tenang. Setelah mengamati kegiatan belajar mengajar kelas 4, peneliti melakukan pengamatan KBM pada kelas 5. Pada waktu itu sedang pergantian jam selesai istirahat dan bel masuk jam mata pelajaran berikutnya. Peneliti sudah berada di ruang kelas 5 sebelum bel berbunyi dan menemui papan tulis yang penuh tulisan, ketika bel berbunyi satu orang siswa nampak maju ke depan dan menghapus papan tulis, disisi lain ada siswa yang mengambil sampah-sampah di sekitar meja guru. Setelah guru memasuki kelas semua siswa duduk dengan rapi dan menyudahi perbincangan-perbincangan ataupun sendaguraunya. Ketika guru menerangkan materi waktu itu mata pelajaran matematika siswa memperhatikan dengan seksama. Ketika guru memberikan soal untuk dikerjakan di depan sudah terdapat beberapa siswa yang berebut untuk mengerjakan di depan. Reduksi : 1. Tidak ditemui siswa kelas 3 (siaga) yang meminta tolong dibukakan botol air minumnya. 247
2. Ketika siswa kelas 3 (siaga) merasa kurang jelas siswa tersebut langsung bertanya kepada guru. 3. Siswa kelas 3 (siaga) juga sudah mempersiapkan buku yang akan dipakainya untuk belajar pada saat KBM tersebut. 4. Selama ulangan harian berlangsung tidak ditemui siswa kelas 4 (penggalang) yang bekerja sama dengan teman lain ataupun mencontek. Semua siswa mengerjakan soal ulangan harian secara individu dan tenang. 5. Satu orang siswa kelas 5 (penggalang) nampak maju ke depan dan menghapus papan tulis. 6. Salah satu siswa kelas 5 (penggalang) mengambili sampah-sampah yang ada di sekitar meja guru. 7. Semua siswa kelas 5 (penggalang) duduk dengan rapi dan menyudahi perbincangan-perbincangan ataupun sendaguraunya. 8. Semua siswa kelas 5 (penggalang) memperhatikan dengan seksama ketika guru sedang menerangkan. 9. Hampir semua siswa kelas 5 (penggalang) berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas.
248
Lampiran 6. Reduksi Hasil observasi REDUKSI HASIL OBSERVASI Tabel 11. Reduksi Hasil Observasi No Indikator Sub Indikator Kemandirian Sikap siswa siswa kelas 3 kelas 3 dalam pembelajaran yang menunjukkan perilaku tidak mandiri
Sikap siswa kelas 3 dalam pembelajaran yang menunjukkan perilaku mandiri
Diskripsi Sebagian besar siswa kelas 3 (siaga) diantar sekolah (observasi 2) Beberapa siswa kelas 3 (siaga) diantar hingga masuk kedalam kelas oleh orangtuanya (observasi 2) Salah satu siswa kelas 3 (siaga) di bantu orang tuanya disiapkan buku pelajaran dan bekalnya (observasi 2) Beberapa siswa kelas 3 (siaga) berkeliaran di dalam ruang kelas saling meminta bantuan (observasi 2) Beberapa siswa kelas 3 (siaga) membuat gaduh sehingga terjadi konflik dan salah satu siswa menangis (observasi 2) Salah satu siswa kelas 3 (siaga) meminta gurunya untuk membukakan botol air minum (observasi 2) Salah satu siswa kelas 3 (siaga) meminta gurunya untuk mencarikan buku tulisnya di tas(observasi 2) Tidak ditemui siswa kelas 3 (siaga) yang meminta tolong dibukakan botol air minumnya. (observasi 20) Ketika siswa kelas 3 (siaga) merasa kurang jelas siswa tersebut langsung bertanya kepada guru. (observasi 20) Siswa kelas 3 (siaga) juga sudah mempersiapkan buku yang akan dipakainya untuk belajar pada saat KBM tersebut. (observasi 20)
249
Hasil Reduksi Kemandirian siswa kelas 3 dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku tidak mandiri
Kemandirian siswa kelas 4
Sikap siswa kelas 4 dalam pembelajaran yang menunjukkan perilaku tidak mandiri
Kemandirian kels 5
Sikap siswa kelas 4 dalam pembelajaran yang menunjukkan perilaku mandiri
Sikap siswa kelas 5 dalam pembelajaran yang menunjukkan perilaku tidak mandiri Sikap siswa kelas 5 dalam pembelajaran
Sebagian besar siswa kelas 4 (penggalang) diantarkan oleh orang tuanya. (observasi 3) Tidak ada satupun siswa kelas 4 (penggalang) yang maju dengan sendirinya, maka guru memilih siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. (observasi 3) Tidak ada satupun siswa kelas 4 (penggalang) yang dengan kesadarannya menghapus papan tulis yang penuh tulisan. (observasi 3) Dua siswa kelas 4 (penggalang) membantu guru membawakan beberapa buku pegangan guru dan beberapa kertas. (observasi 3) Hanya terdapat dua siswa kelas 4 (penggalang) yang mengangkat tangan ketika guru bertannya siapa yang sudah bisa mencuci baju dan sepatu sendiri dirumah. (observasi 3) Selama ulangan harian berlangsung tidak ditemui siswa kelas 4 (penggalang) yang bekerja sama dengan teman lain ataupun mencontek. Semua siswa mengerjakan soal ulangan harian secara individu dan tenang. (observasi 20) Sebagian besar siswa kelas 5 (penggalang) diantar oleh orangtuanya. (observasi 5)
Beberapa siswa kelas 5 (penggalang) berangkat ke sekolah dengan menaiki kendaraan angkutan umum. . (observasi 5)
250
Kemandirian siswa kelas 4 dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku tidak mandiri
Kemandirian siswa kelas 5dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku mandiri.
yang menunjukkan perilaku mandiri
2.
Kemandirian anggota pramuka siaga
Sikap anggota pramuka siaga dalam kegiatan pramuka yang menunjukkan perilaku tidak mandiri
Siswa kelas 5 (penggalang) sudah berani mengungkapkan pendapatnya masing-masing tanpa harus di tunjuk. .(observasi 5) Ketika guru melempar pertanyaan siswa kelas 5 (penggalang) saling bersautan menjawab dan siswa berani maju kedepan tanpa ditunjuk. . (observasi 5) Salah satu siswa kelas 5 (penggalang) sedang maju ke meja guru dan meminta tolong kepada guru untuk menyelesaikan pekerjaannya karena sangat kebingungan. . (observasi 5) Satu orang siswa kelas 5 (penggalang) nampak maju ke depan dan menghapus papan tulis. (observasi 20) Salah satu siswa kelas 5 (penggalang) mengambili sampah-sampah yang ada di sekitar meja guru. (observasi 20) Semua siswa kelas 5 (penggalang) duduk dengan rapi dan menyudahi perbincangan-perbincangan ataupun sendaguraunya. (observasi 20) Semua siswa kelas 5 (penggalang) memperhatikan dengan seksama ketika guru sedang menerangkan. (observasi 20) Hampir semua siswa kelas 5 (penggalang) berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas. (observasi 20) Anggota barung siaga masih asik bermain dan bergurau bersama teman-temannya. (observasi 1) Beberapa anggota tidak memperhatikan arahan dari pembina (observasi 1) Salah satu anggota siaga sedang meminta pembinanya untuk membenarkan tali sepatu (observasi 1) Tidak ada satupun siswa yang berani maju kedepan. (observasi 1)
251
Kemandirian anggota pramuka siagadalam kegiatan pramuka menunjukkan tingkat keseringan perilaku mandiri dan tidak mandirinya hampir sama
Anggota pramuka siaga sangat asik bergurau satu sama lain. (observasi 4) Anggota siaga tidak ada yang bersedia bertugas sebagai petugas upacara. (observasi 4) Anggota siaga yang bertugas nampak terlihat terpaksa. (observasi 4) Tanpa disuruh anggota siaga mau maju kedepan untuk melakukan semua permainan yang diberikan pembina. (observasi 4) Anggota pramuka siaga sangat antusias dan kondusif ketika pembina mengajari bernyanyi lagu daerah (observasi 4) Pramuka siaga sudah tidak ada yang datang terlambat bahkan ketika membuat barisan tidak terlalu menghabiskan waktu yang lama. (observasi 18) Anggota siaga menjemput pembina diruang guru agar segera menuju ke lapangan. (observasi 18) Tanpa disuruh pembina, anggota penggalang sudah berjalan secara rapi dengan membentuk barisan dan menyapa setiap bertemu dengan warga sekitar. (observasi 18) Tidak ada satupun anggota penggalang yang berani maju kedepan menyampaikan pesan morse. (Observasi 1) Terdapat konflik anggota karena perbedaan pendapat mengenai pemecahan masalah dan diakibatkan karena kondisi fisik anggota yang kian lelah (Observasi 12)
Sikap anggota pramuka siaga dalam kegiatan pramuka yang menunjukkan perilaku mandiri
Kemandirian anggota pramuka penggalang
Sikap anggota pramuka penggalang dalam kegiatan pramuka yang menunjukkan perilaku tidak mandiri Sikap anggota pramuka
Para anggota regu inti sangat antusias dalam memperhatikan pembina serta para anggota sangat
252
Kemandirian anggota pramuka penggalang dalam kegiatan pramuka menunjukkan lebih sering berperilaku mandiri
penggalang dalam kegiatan pramuka yang menunjukkan perilaku mandiri
aktif bertanya jawab. (Observasi 5) Ketua regu inti baik putra dan putri mengambil alih pimpinan dan kemudian mereka berlatih. (Observasi 6) Salah satu anggota regu inti mampu menetralkan temannya ketika terjadi perselisihan antar anggota. (Observasi 6) Ketua regu memberi kesempatan kepada anggota lain untuk mengambil alih pimpinan ketika latihan baris berbaris. (Observasi 6) Sebagian besar anggota regu inti mengerjakannya secara mandiri tanpa meminta bantuan teman lainnya. (Observasi 7) Dengan menggunakan bantuan tongkat para anggota regu inti mulai menaksir tinggi ohon tersebut secara individu. (Observasi 7) Tanpa disuruh pembina para anggota inti sudah bergilir secara sistematis untuk menyampaikan pesan semaphore. (Observasi 7) Semua materi yang diberikan sudah dikuasai dengan baik oleh para anggota regu inti. (Observasi 8) Tanpa disuruh untuk melaksanakan berbagai tugas dengan inisiatif sendiri regu inti sudah melaksanakan tugasnya dengan kesadaran diri sendiri. (Observasi 9) Dua anggota yang sedang berlatih memanah dengan pembina untuk persiapan LT3 (Observasi 10) Dua anak sedang membuat materi stand up comedy sendiri tanpa bantuan pembina untuk persiapan LT 3 (Observasi 10) Anggota lain yang tidak mengikuti panah dan stand
253
up comedy berlatih baris berbaris tanpa disuruh oleh pembina sudah berjalan sendiri. (Observasi 10) Tanpa pembina regu inti telah berkumpul dan berdiskusi akan berlatih tentang membuat peta pita. (Observasi 11) Ketua regu memimpin jalannya latihan. (Observasi 11) Semua anggota berkumpul di lapangan dan mematangkan baris berbarisnya. (Observasi 11) Kedua regu inti mencoba membuat makanan tradisioanal tanpa di pantau oleh pembina. (Observasi 12) Regu inti dari gudep SDIT Al-Muhajirin sangat menunjukkan kedisiplinan dan kemandiriannya dengan percaya diri tanpa bergantung pada pembina ataupun regu lain. (Observasi 14) Regu inti dari SDIT Al-Muhajirin sangat sigap dan siap ketika memperoleh tugas dari DKR. (Observasi 14) Regu inti dari masing-masing gudep diacak sehingga membentuk regu baru yang terdiri dari macammacam gudep agar masing-masing individu dapat terlihat kualitas penguasaan materinya sejauh mana. (Observasi 15) Semua regu menjalani wade game dengan mendatangi pos pos yang sudah ada dengan diuji materi yang berbeda-beda. (Observasi 15) Di bantu dengan DKR Kwaran Sawangan serta pembina masing-masing gudep mereka membangun tenda lengkap dengan gapuranya sesuai dengan kapling yang sudah ditentukan. (Observasi 16)
254
Kendala pembina
Metode pembina
Dua anak dari regu putri yang tanpa disuruh kedua anak tersebut mengambil air menggunakan ember untuk digunakan sebagai persediaan di tenda mereka. (Observasi 16) Salah satu anggota regu inti putra menolong temannya yang sakit perut, anak tersebut dengan inisiatifnya sendiri dan tanpa memanggil pembina berusaha menolong temannya dengan mengambilkan obat pribadinya. (Observasi 16) Pembina kesulitan mengkondisikan anggota siaga (Observasi 1) Pembina sangat kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengkondisikan para anggota siaga. (Observasi 4) Pembina tidak mendampingi regu inti latihan. (Observasi 6) Pembina lebih banyak mengajak para siaga untuk bermain-main setelah para anggota pramuka siaga diajari tata upacara dalam siaga. (Observasi 4) Pembina membujuk dan berjanji memberikan reward baru ada beberapa yang bersedia bertugas. (Observasi 4) Pembina memberi materi dengan permainan. (Observasi 4) Pembina menyampaikan kisi-kisi lomba tingkat 2 kepada regu inti. (Observasi 5) Pembina mengajarkan materi tentang cara membuat sketsa panorama, menaksir tinggi pohon serta kuat arus dan semaphore. (Observasi 7) Pembina memberikan tugas berkelompok dengan alasan agar masing-masing anggota bisa tetap
255
Kendala pembina dalam mengajar kegiatan pramuka adalah kesulitan mengkondisikan anggota pramuka siaga
Metode dan cara yang digunakan pembina ketika mengajar dalam kegiatan pramuka sangat beragam. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan diantaranya adalah percaya diri, toleransi, kedisiplinan, solutif atau berani mengambil keputusan.
mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masig-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. (Observasi 7) Uji mental yang diberikan pembina sebagai treatment agar para peserta tidak mudah menyerah dan mengeluh di berikan dengan cara diberi kedisiplinan selama 10 menit. (Observasi 8) Pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. (Observasi 12) Pembina menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah. (Observasi 13) Pembina memberikan tugas kepada anggota pramuka penggalang untuk mencari tanaman obat selain yang disebutkan oleh pembina tadi beserta manfaatnya. (Observasi 13)
256
Lampiran 7. Penyajian data dan Kesimpulan Hasil Reduksi
PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN HASIL REDUKSI PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI EKSTRAKURIKULER DI SDIT AL-MUHAJIRIN Tabel 12. Penyajian data dan kesimpulan hasil reduksi No
Indikator Pemahaman tentang Materi Pramuka Pemahaman tentang Metode yang digunakan dalam kegiatan Pramuka Penanaman nilai karakter mandiri
Hasil reduksi Data Materi diketahui oleh semua orang yang terlibat dengan kegiatan pramuka kecuali kepala sekolah. (Wawancara) Metode hanya diketahui oleh pembina pramuka. (Wawancara) Metode dan cara yang digunakan pembina ketika mengajar dalam kegiatan pramuka sangat beragam.(Observasi) Penanaman nilai karakter mandiri dirasa siswa/anggota pramuka sudah maksimal. Akan tetapi pembina, wali kelas dan kepala sekolah menganggap penanaman nilai mandiri belum maksimal. (Wawancara) Kemandirian siswa kelas 3dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku tidak mandiri (Observasi) Kemandirian siswa kelas 4 dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku tidak mandiri (Observasi) Kemandirian siswa kelas 5dalam kegiatan
257
Kesimpulan Materi diketahui oleh semua orang yang terlibat dengan kegiatan pramuka kecuali kepala sekolah. Metode dan cara yang digunakan pembina ketika mengajar dalam kegiatan pramuka sangat beragam
Penanaman nilai karakter mandiri belum maksimal
Antusias Siswa terhadap kegiatan pramuka pembelajaran Faktor pendukung penanaman nilai karakter mandiri Faktor penghambatpenanaman nilai karakter mandiri
Upaya untuk mengatasi kendala dan hambatan penanaman nilai karakter mandiri
Pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka
pembelajaran menunjukkan lebih sering berperilaku mandiri. (Observasi) Hampir semua siswa kelas III,IV dan V senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. (Wawancara) Faktor pendukung penanaman nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, wali kelas, guru dan peran orang tua. (Wawancara) Faktor penghambat nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, orang tua, lingkungan dan sesuatu yang bersifat incidental (Wawancara) Kendala pembina dalam mengajar kegiatan pramuka adalah kesulitan mengkondisikan anggota pramuka siaga (Observasi) Upaya untuk mengatasi hambatan adalah berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tua, mengadakan konseling dengan membuat kegiatan pramuka lebih menarik serta mengadakan evaluasi (Wawancara) Metode dan cara yang digunakan pembina ketika mengajar dalam kegiatan pramuka sangat beragam. (Observasi) Kemandirian anggota pramuka siagadalam kegiatan pramuka menunjukkan tingkat keseringan perilaku mandiri dan tidak mandirinya hampir sama. (Observasi) Kemandirian anggota pramuka penggalang dalam kegiatan pramuka menunjukkan lebih sering berperilaku mandiri (Observasi)
258
Hampir semua siswa kelas III,IV dan V senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Faktor pendukung penanaman nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, wali kelas, guru dan peran orang tua. Faktor penghambat penanaman nilai karakter mandiri adalah diri siswa sendiri, orang tua, lingkungan dan sesuatu yang bersifat incidental
Upaya untuk mengatasi kendala dan hambatan penanaman nilai karakter mandiri adalah dengan berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tua, mengadakan konseling dengan membuat kegiatan pramuka lebih menarik serta mengadakan evaluasi dengan cara dan metode yang beragam. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat mewujudkan nilai karakter mandiri pada siswa
Lampiran 8. Triangulasi Data Tabel 13. Tabel Triangulasi Sumber No 1
Pertanyaan Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan dalam kegiatan pramuka
Kepala Sekolah (NS)“Kedisiplinan, untuk saling menghargai dengan teman yang lain, bersikap melatih diri.”
Jawaban Pembina Wali Kelas (D) “Maksudnya biar (ZA)“Kedisiplinan, nilai kepercayaan diri, kemandiriannya mampu membuat nampak contoh solusi alternative konkritnya ya kalau dan masih kita latihan banyak lagi pramuka itu sikap mbak .” yang benar diawali (I)“Tentunya dari diri sendiri kepercayaan diri dengan anak, tidak memberikan bergantung pada contoh, kemudian orang lain dan disiplin dan tidak bertanggung menggantungkan jawab dengan dengan orang lain.” apa yang (A)“Yang menjadi diperbuat.” indikator mandiri yang saya tanamkan adalah rasa keberanian dan percaya diri anak, ketika dia berani maka melakukan apapun sendiri sudah bisa begitu juga ketika dia merasa percaya diri.”
259
Siswa (SA) “Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar di kelas.” “Sudah maksimal.” (FNC)“Sudah maksimal kok.” (ADP)“Sudah maksimal kok, aku jadi dirumah lebih mandiri dari sebelumnya, tapi ya tetep mandiri kalau lagi di sekolah ding…” (RAG)“Inshaallah udah.” (GAK)“Sudah mbak”
Keterangan Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa nilai karakterkemandirian sudah ditanamkan, nilai karakter kemandirian tersebut diantaranya adalah sikap disiplin, tidak menggantungkan orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif dan mampu mengambil keputusan, bertanggung jawab serta toleransi.
2
Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Latihan Rutin
(L) “Memberi tugas, tugas mandiri ataupun kelompok.” (A) “Memberi tugas, tugas mandiri dan kelompok. Kemudian lebih interaktif dan pembelajaran pramukanya itu seperti dua arah selalu mencari feedback dari anak.”
Kegiatan berkemah
(D)“Ya hampir semacam persami gitu mbak berkemah, nah melalui kegiatan ini disitu kita bisa lihat mbak , sikap anak anak. Akan terlihat yang biasanya dirumah sudah mandiri maka akan Nampak, begitu juga sebaliknya mbak.”
(FNC) “Nyuci piring sendiri, makan – makan sendiri hahaha tapi kalau masak ya nggak bisalah, kan udah ada catering”
(L)“Saya selalu menanamkan
(ADP) “Ya aku cuci piring sendiri, gelas
Lomba Tingkat (LT)
(NS) “Saling tidak menggantungka
260
(I) “Tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat.” (ZA) “kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak.”
(KW)“Banyak bernyanyi menyenangkan kok” (KW)“Banyak permainan macam-macam, pembina juga baik jadi aku senang ikut latihan pramuka” (GAK) “Banyak permainan, terus pembina juga enggak galak jadi aku senang ikut pramuka tugasnya enggak susah.”
Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan latihan rutin dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena dikarenakan intensitas waktu yang cukup lama dan rutin dilaksanakan setiap minggunya sehingga kegiatan latihan rutin dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dilihat progressnya dari setiap pertemuan. Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan berkemah dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena kegiatan berkemah juga merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa sebagai anggota pramuka telah menerapkan kemandirian dalam kesehariannya. Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara
n kepada teman lain sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan diri.”
Jambore
kepada semua anggota pramuka khususnya yang ikut team inti jangan sampai tingkah laku/ akhlaqnya kurang baik, kalau bisa harus berbeda dengan temanteman lain, harus lebih berani. LT3 kemarin juga hanya sedikit kok yang di jenguk. Dan saya beri kesempatan orangtua menjenguk ketika waktu istirahat saja, saya khawatirkan nanti kebiasaan manja dirumah ndak kebawa ke lokasi perkemahan.” (L) “Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba ataupun jamboree
261
dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini…”
(RAG) “Aku ngumbahi yo…” “Iyalah kan waktu kemnas soalnya itu ki 5 hari mbak, sui to..” (ADP) “Ya aku cuci piring sendiri, gelas
sumber hasilnya menunjukkan bahwa Lomba tingkat dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri dikarenakan kegiatan lomba tingkat merupakan kegiatan uji sejauh mana anggotasudah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan maksimal..
Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa Jambore dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena jamboree merupakan
3
Faktor pendukung dalam mewujudkan Pendidikan karakter Mandiri
Internal
pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya. Alhamdulillah waktu ikut kemah anak tersebut malah sudah mandiri dan sepulangnya dari lomba pramuka kebiasaankebiasaan saat pramuka terbawa di rumah. Ada anak yang sama sekali tidak mau makan sayur, lalu di lokasi perkemahan anak ini mau makan sayur terus ketika pulang ke rumah jadi sudah bisa makan sayur.” (L) “Apa ya? Hahaha faktor pendukungnya yaitu ya dari teman-teman sendiri” … (D)“Yang mendukung itu ada dua faktor, ada faktor yang dari dalam yaitu diri anak itu
262
dan sendok juga ding. Terus to mbak kalau bangun tidur di lokasi perkemahan, kita lho yang bangunin pembina. Beneren ini…”
kegiatan berkemah dengan ribuan peserta yang mengptimalkan pendidikan karakter mandiri.
Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya bahwa faktor pendukung internal adalah diri siswa sendiri.
Eksternal
4
Faktor
Internal
(NS) “Mungkin
sendiri” … (A) “Faktor utama ya dari diri anak tersebut sendiri, kalau dalam diri anak tersebut sudah tertanam niat saja pasti akan menjadi faktor yang amat sangat mendukung penanaman nilai mandiri.” (L) “tapi yang jelas dari dukungan orang tua. Wali kelas yang jelas juga sih. Kalau ekstra kan lebih banyak di lapangan dan di kelas anak itu karakteristiknya sangat berbeda.” (D) “dan faktor dari luar. Wali kelas sangat berperan karena pembelajaran waktu KBM ada kaitannya juga dengan pramuka. Guru-guru lain juga berperan terutama guru agama.” (L) “Orang tua itu
263
Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya bahwa faktor pendukung eksternal adalah berasal dari lingkungan seseorang tersebut seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.
(I)“ya segala langkah
Valid, Berdasarkan hasil
penghambat dalam mewujudkan Pendidikan karakter Mandiri
diantara dari beberapa peserta itu kurang memperhatikan pembina”
Eksternal
sendiri dan diri anak itu sendiri.” (D) “Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut saya orang tua pengaruh mbak.” (A) “Kebiasaankebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mandiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain.”
(L) “Orang tua itu sendiri dan diri
264
ataupun strategi yang terencana dan matang pasti selalu ada hambatan sebagai bumbunya, kalau menurut ustadzah terjadi karena masing-masing individu itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda dan ditambah usia anak SD tau sendiri mbak masih sangat labil”. (ZA) kalau saya lihat sih pribadi anak sendiri ya mungkin kan pengaruh dari kebiasaan diluar sekolah lalu upayanya ya penanganan secara personal bisa… ya untuk saat ini yang tersimple kita koordinasi kalau ada apa-apa”.
wawancara dengan nara sumber hasilnya bahwa faktor penghambat internal adalah diri siswa sendiri.
(ADP) “Orang tua kadang bilang nggak
Valid, Berdasarkan hasil wawancara dengan nara
anak itu sendiri.” (L) “Iya… saya pernah mengamati anak, dia mampu tapi orang tua tidak memperbolehkan anak tersebut mengikuti lomba pramuka, tapi saya bilang ini tanggung jawab saya.” (D)“Kalau faktor penghambat menurut saya dari diri siswa itu karena usianya masih labil mengingat tingkat umur kemudian menurut saya orang tua pengaruh mbak.” (A) “Kebiasaankebiasaan anak yang tidak mencerminkan perilaku mandiri dibawa ke sekolah dan mampu mempengaruhi siswa lain.”
265
boleh kok kalau aku mau nyuci piring gitu, tapi ya kadangkadang disuruh belajar juga sih”
sumber hasilnya bahwa faktor penghambat eksternal adalah pemodelan oleh orang yang lebih tua, pengaruh lingkungan sebaya, serta lingkungan fisik dan sosial.
Tabel 14. Trianggulasi Teknik No
Aspek
1
Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan dalam kegiatan pramuka
2
Pendidikan Karakter Mandiri Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Latihan rutin
Hasil Pengumpulan Data Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala seklah, pembina pramuka, wali kelas dan siswa hasilnya menunjukkan bahwa nilai karakterkemandirian sudah ditanamkan, nilai karakter kemandirian tersebut diantaranya adalah sikap disiplin, tidak menggantungkan orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif dan mampu mengambil keputusan, bertanggung jawab serta toleransi. Dari hasil observasi latihan Berdasarkan hasil rutin dalam mewujudkan wawancara dengan nara pendidikan karakter yaitu sumber hasilnya pembina lebih sering menunjukkan bahwa mengajak para anggota kegiatan latihan rutin dapat pramuka untuk memahami mewujudkan pendidikan materi dengan permainan karakter mandiri yan menarik dengan dikarenakan intensitas menggunakan metode dan waktu yang cukup lama dan strategi yang tepat. rutin dilaksanakan setiap minggunya sehingga kegiatan latihan rutin dapat dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dilihat Observasi Dari hasil Observasi nilai karakter kemandirian yang ditanamkan diantaranya adalah percaya diri, toleransi, kedisiplinan, solutif atau berani mengambil keputusan,dan tanggung jawab.
266
Dokumentasi Gambar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 24, 26, 27.
Gambar 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan dokumen tertulis progja siaga semester I point nomor 5 dan semester II pada bagian point nomor 5, 18, 21, dan 28.
Keterangan Valid, berdasarkan hasil observasi wawancara dan dokumentasi hasilnya menunjukkan bahwa nilai karakter kemandirian yang ditanamkan dalam kegiatan pramuka adalah sikap disiplin, tidak menggantungkan orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif dan mampu mengambil keputusan, bertanggung jawab serta toleransi.
Valid, berdasarkan hasil observasi wawancara dan dokumentasi hasilnya menunjukkan bahwa latihan rutin merupakan kegiatan pramuka yang dapat mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri.
Kegiatan berkemah
Lomba Tingkat
Jambore
Dari hasil observasi lomba tingkat dapat mewujudkan pendidikan karakter yaitu menerapkan nilai karakter kemandirian sebagai kebiasaan selama lomba tingkat berlangsung.
progressnya dari setiap pertemuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan berkemah dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena kegiatan berkemah juga merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa sebagai anggota pramuka telah menerapkan kemandirian dalam kesehariannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa Lomba tingkat dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri dikarenakan kegiatan lomba tingkat merupakan kegiatan uji sejauh mana anggotasudah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan maksimal.. Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber hasilnya menunjukkan bahwa
267
Dokumen tertulis jurnal pelaksanaan persami
Valid, berdasarkan dokumen tertulis dan hasil wawancara dengan beberapa narasumber hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan berkemahmerupakan kegiatan pramuka yang dapat mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri.
Gambar 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 dan Dokumen tertulis Jurnal teknis LT2 dan Jurnal teknis LT 3 point B1, B2, B4, B5, B7, B9, B10, B11, C2, C3, D1, D3, D4, dan D5 Dokumen tertulis jurnal teknis Jambore nasional pada Bab I
Valid, berdasarkan hasil observasi wawancara dan dokumentasi hasilnya menunjukkan bahwa Lomba Tingkat merupakan kegiatan pramuka yang dapat mewujudkan Pendidikan Karakter Mandiri.
Valid, berdasarkan dokumen tertulis dan hasil wawancara dengan beberapa nara sumber dan hasilnya menunjukkan bahwa jambore
Jambore dapat mewujudkan pendidikan karakter mandiri karena jamboree merupakan kegiatan berkemah dengan ribuan peserta yang mengptimalkan pendidikan karakter mandiri.
268
Pendahuluan, point umum ke 2
merupakan kegiatan pramuka yang dapat mewujudkan Pendidikan
Lampiran 9.Dokumentasi
Gambar 1 KegiatanLatihanRutinanggotaSiaga, dimanapembinasedangmenggunakanstrat egidefine and drilldenganmemberikantugassesuaidenga nmateri yang diajarkan.
Gambar 3 AnggotaSiagasedangberdiskusidanmenga plikasikanstrategipemanduan (cheerleading) dimanasalahsatuanggotamemimpinkelom poknyaketikamenyelesaikantugasdaripem bina.
Gambar 2 Kegiatanpermainan Wide Game padasaatLatihanRutinanggotaPenggalang Dengandidampingiolehpembina
269
Gambar 4 Anggotasiagasedangmengerjakantugasda ripembinamerupakancontohdilaksanakan nyastrategi define and drill.
Gambar 6 Anggotasiagasedangmengerjakantugasin dividumerupakancontohdilaksanakannya strategidefine and drill.
Gambar 7 Beberapa trophy kejuaraan SDIT AlMuhajirinmerupakanhasildaristrategipra ise and reward.
Gambar 5 AnggotaSiagasedangberdiskusimerupaka ncontohdilaksanakannyastrategi define and drill.
270
Gambar10 Reguintimengerjakansoalmenaksirpada LT2merupakancontohdilaksanakannyastr ategi define and drill.
Gambar8 ThrophybergilirLomba Tingkat 2merupakanhasildaristrategipraise and reward. Gambar 11 Reguintisedangmengerjakantugasmorsep ada LT2merupakancontohdilaksanakannyastr ategi define and drill.
Gambar 9 Gedung SDIT Al-Muhajirin Gambar 12 Reguintisedangmenjawabpertanyaandari pembina yang menggunakanstrategidefinisikandanlatih kan (define and drill) diposkeagamaanpadasaat LT 2
271
Gambar 13 Regu inti sedang mengerjakan soal menaksir pada LT2merupakancontohdilaksanakannyast rategidefine and drill.
Gambar 15 Salah satureguintisedangmenaksirtinggipohonp ada LT2merupakancontohdilaksanakannyastr ategi define and drill.
Gambar 14 Regu inti sedang berdiskusi menyelesaikan tugas pada LT 2merupakancontohdilaksanakannyastrate gi define and drill.
Gambar 16 ReguIntisedangberkumpulrapimenujupos pos yang sudahdisediakanpadasaatLT2sesuaidenga ngilirannya, gambarinimenunjukkankeberhasilanstrat egikedisiplinan (forced formality)
272
Gambar 17 ReguIntisedangberdiskusidalammenyeles aikantugaspada LT 2merupakancontohdilaksanakannyastrat egi define and drill.
Gambar20 Reguintisedangmemecahkansoal semaphore pada LT 2merupakancontohdilaksanakannyastrat egi define and drill.
Gambar 18 ReguIntisedangmemperhatikan DKR yang sedangmenyampaikansoalpada LT2menunjukkandilaksanakannyastrate gipemanduan (cheerleading)
Gambar 21 Kaplingtendakwaransawanganpada LT3
Gambar 22 Peserta LT 3 sedangberkumpuldandiharuskanberbaris rapisebagaiimplementasistrategikedisipli n (forced formality).
Gambar 19 Poskeagamaanpada LT 2
273
Gambar 26 Pesertaputrasedangmakanmalam
Gambar 23 BumiPerkemahan LT3, LapanganBalak, Pakis, Magelang.
Gambar 27 Peserta LT3 dudukrapisebagaiimplementasistrategike disiplinan (forced formality) padasaatmengikutilombastand up comedydengan Dinilaiolehpembinadarikwartircabang.
Gambar 24 DKR danpeserta LT3
Gambar 25 Pesertaputra LT3berpakaianpramukalengkapmenunju kkantercapainyastrategikedisiplinan (forced formality)
Gambar 28 Penelitimengobservasi LT3
274
Gambar 29 Pembina mendampingiselamakegiatan LT 3 berlangsung.
Gambar 30 Pembina ketikamendampingipadakegiatan LT2. Tabel 14. PengelompokanGambarkegiatanPramukasesuaidenganStrategipenanamannilaikaraktermandiri yang digunakan.
No Strategi 1 Pemanduan (Cheerleading) 2 Pujiandanhadiah (Praise and reward) 3 Definisikandanlatihkan (Define and drill) 4 PenegakanDisiplin (Forced Formality)
Gambar Gambar 3 dan18 Gambar 7 dan 8 Gambar 1, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17,dan20 Gambar 16, 22, 27 dan25
278
Petunjuk Teknis Lomba Tingkat II (LT2) Kwaran Sawangan
I.
II.
III.
IV.
PESERTA
1. Peserta datang 15 menit sebelum upacara pembukaan, 2. Menghadap panitia yang bertugas di daftar ulang dengan bersaf. Kemudian melapor kepada panitia. “ lapor, peserta dengan undian .... ijin menghadap dan siap menerima instruksi “ setelah aba – aba laksanakan lalu peserta menyerahkan yang di perintahkan panitia saat daftar ulang. 3. Laporan selalu dilakukan saat peserta akan mengikuti lomba yang akan dilaksanakan. 4. Peserta akan mendaftarkan isyarat semboyan untuk berkumpul dengan memanggil ketua/perwakilan tiap regu dengan kode ( ...- ) secara terus menerus menggunakan pluit, dan kode ( ... ) secara terus menerus untuk panggilan semua anggota. PENGURANGAN NILAI 1. Terlambat daftar ulang – 50 dari Nilai Akhir ( NA ) 2. Tidak bisa mengikuti perlombaan – 50 dari NA 3. Sakit disaat perlombaan – 50 dari NA 4. Melebihi waktu yang telah disediakan – 50 dari NA 5. Berbuat curang – 100 dari NA TATA LAKSANA REGU Tata Laksana Regu yang terdiri dari Persaratan Peserta dan Administrasi Regu dengan lampiran A. Persaratan Peserta yang dimasukan kedalam Map Merah : 1. Formulir Pendaftaran 2. Foto Copy KTA yang masih berlaku 3. Foto Copy SKU dan TKU yang bersangkutan 4. Foto Copy Asuransi Jiwa yang masih berlaku 5. Surat Izin Orang Tua/ Wali 6. Surat keterangan sehat dari Dokter/Rumah sakit B. Administrasi Regu yang di Foto Copy lalu di bundel dengan sampul warna merah : 1. Buku Agenda Regu 2. Buku Keuangan Regu 3. Buku Administrasi Regu 4. Buku Catatan Kegiatan Regu 5. Tabungan Regu 6. Foto Dokument kegiatan Regu DINAMIKA REGU Semua regu berkreativitas menujukan kekompakan dan keserasian regu berupa yel – yel, lagu ataupun gerakan selama kegiatan berlangsung. 276
V.
VI.
VII. VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
WAWASAN KEBANGSAAN Perwakilan regu ( 2 Orang ) untuk mengikuti wawasan kebangsaan dengan jenis uji pengetahuan dan wawasan seputar kebangsaan dengan teknis perlombaan rengking I WAWASAN KEPRAMUKAAN Perwakilan regu ( 2 Orang ) untuk mengikuti wawasan kepramukaan dengan jenis uji pengetahuan dan wawasan seputar kepramukaan dengan teknis perlombaan rengking I. PENTAS SENI Perwakilan regu ( dengan jumlah tidak dibatasi/Mak 8 Orang ) untuk unjuk kebolehan tentang seni budaya. FORUM PENGGALANG Perwakilan regu ( 2 Orang ) untuk mengikuti kegiatan Forum Penggalang dengan teknis debat antar anggota dengan tujuan memecahkan masalah dengan tema “ Tawuran Antar Pelajar “. PIDATO Perwakilan regu ( 2 Orang ) , 1 orang untuk Pidato Bahasa Inggris dan 1 orang Pidato Bela Negara dengan tema dan teks yang Panitia sediakan atau hasil pembuatan regu dengan tema : • Tema Pidato B. Inggris ; - Pround to be a scout - Pround to be an Indonesian - Indonesia is my lovely country • Tema Pidato Bela Negara - Pentingnya keutuhan NKRI - Pramuka adalah perangat persatuan bangsa - Bhineka Tunggal Ika adalah Anugrah ISYARAT DAN SEMBOYAN Satu Regu Utuh ( 8 Orang ), dengan membawa bendera semaphore, bendera morse dan pluit dengan tugas . 1. Tiga orang bertugas Morse terdiri dari 1 orang penyampai pesan, 1 orang penerima pesan dan 1 orang mencatat pesan. 2. Tiga orang bertugas Smaphore terdiri dari 1 orang penyampai pesan, 1 orang penerima pesan dan 1 orang mencatat pesan dan. 3. Dua orang bertugas di sandi – sandi PETA DAN KOMPAS Satu Regu Utuh ( 8 Orang ), membawa HVS, papan dada, alat tulis dan kompas bidik dengan rincian: 1. Tiga orang bertugas di peta topografi 2. Tiga orang bertugas di Panorama 3. Dua orang bertugas di pengetahuan kompas MENAKSIR DAN KIM Satu Regu Utuh ( 8 Orang ), Membawa HVS, papan dada dan alat tulis 277
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
dengan rincian : 1. Tiga orang menaksir tinggi pohon dan berat barang. 2. Tiga orang menaksir lebar dan kecepatan arus sungai 3. Dua orang KIM ( Kemampuan Indera Manusia ) PIONERING, TALI DAN IKATAN Satu Regu Utuh ( 8 Orang ), membawa tali pramuka, tongkat dan alat tulis dengan rincian : 1. Empat orang pengetahuan teori tali dan ikatan. 2. Empat orang praktek tali dan ikatan. HALANG RINTANG Perwakilan regu ( 4 Orang ) dengan melakukan estafet ; 1. Orang pertama Star langsung sprint + jalan merangkak 2. Orang ke dua Jembatan gantung 3. Orang ke tiga Jembatan titian balok 4. Orang ke empat Jembatan satu tali + Sprint ke Finish HASTA KARYA Perwakilan regu ( 4 Orang ) dengan ide dan kreativitasnya dibebaskan membuat hasta karya dengan bahan – bahan sederhana dengan : Peserta Membawa : 1. Gunting 2. Botol air mineral gelas Panitia menyediakan : 1. Sedotan 2. Jarum 3. Benang PENGETAHUAN KESEHATAN DAN PPPK Regu utuh ( 8 Orang ) dengan membawa Papan dada, Tali Pramuka, 2 buah tongkat, Mitela, Kain Kasa, dan obat – obatan sederhana . peserta akan dibagi menjadi : 1. Empat orang pengetahuan kesehatan 2. Empat orang Praktek PPPK KETENTUAN JUARA Setiap mata lomba akan diberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian, setip regu yang memperoleh nilai paling tinggi akan mendapatkan wample terbaik I, II dan III sesuai dengan urutannya. Dan bagi peserta yang mendapatkan nilai terbanyak dari semua mata lomba akan mendapatkan piala Juara terbaik I, II dan III dan juara harapan I, II dan III dengan satuan rugu terpisah Pa dan Pi dengan format penilaian; • Wample juara I diberi nilai 5 • Wample juara II diberi nilai 3 • Wample juara III diberi nilai 1 YANG DIDAPAT 1. Piala Juara Umum Terbaik I, II, dan III untuk satuan terpisah Pa dan Pi 278
XIX.
2. Piala Juara Harapan I, II, dan III untuk satuan terpisah Pa dan Pi 3. Wample Juara mata lomba I, II dan III untuk satuan terpisah Pa dan Pi 4. Piagam Kegiatan 5. CD yang berisi film documenter kegiatan LT II 6. ID Card PENDAFTARAN PESERTA Peserta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000,- /regu Perpangkalan dengan mengirimkan regu utuh Pa dan Pi ( boleh mengirimkan lebih )
279
LOMBA TINGKAT III REGU PRAMUKA PENGGALANG KWARTIR CABANG KABUPATEN MAGELANG A. SIKAP, MENTAL, SPIRITUAL DAN PATRIOTISME Kode
A.1
Materi
Kuliah Agama
Muratal Juz’Am ma
Target/Uraian Menyimak Kuliah subuh dengan tema ditentukan oleh Panitia
10 surat terakhir SD/MI (ditentukan)
Bentuk Lomba & Alat Membuat laporan 3 Kali disetorkan setiap pagi, menjawab postes dari penceramah
A.3
A.4
Sikap, dalam Pendaftar an
Baris Berbaris
10 surat terakhir SLTP/MTs Seragam Sesuai PP Pakaian No. 226/2007 Paking Perlengkapan Kemah, Sikap Laporan Hormat pada Pembina, lapor, istirahat, siap, lencang kanan, hitung, hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, balik kanan, jalan ditempat, 4 langkah ke kanan/kiri, 4 langkah ke depan/belakang, hadap kiri, angkat senjata, maju jalan, 2 kali belok
Ket
Resume : Tulisan & Isi
5
Makhraj , Tajwid , Lagu, & Adab. Penilaian dikurangi tiap kesalahan ringan 2, Kesalahan berat 5 dari nilai maksimal.
1
Murattal/bacaa n, menterjemah,d an penjelasan
3
Pendaftaran Awal di Mulai
Pakaian Seragam , perlengkapan/ Packing dan Sikap Laporan
8
Melakukan Baris Berbaris pada petak yang telah ditentukan ( Ukuran 9M x 6M ) selama 7 Menit
Gerakan, urutan dan komandan.
5
Membaca (tahfidz) Juz’Amma secara murattal sesuai Undian Suratnya.
A.2
Syarhil Qur’an
Kriteria Penilain
Membaca (Tahfidz) secara murattal menterjemahkan, menjelaskan makna, sesuai undian Suratnya.
280
A.5
Kuis Pengetah uan Umum dan Keagama an
A.6
Kuis Pengetah uan Pramuka
A.7
K3 Perkema han
A.8
A.9
kanan, langkah tegap, hormat kanan, langkah biasa, berhenti, tegak senjata, hadap kiri, lapor. Pengetahuan Umum dan Keagamaan sesuai dengan SKU
Menjawab 40 Kuis,Waktu 40 menit dilakukan secara Massal
1
Salam Pramuka, Kode Kehormatan, Giat Pramuka, Sejarah,Tandatanda , Lambang, Organisasi Pramuka
Menjawab Kuis Pramuka 40 Soal, waktu 40 menit dilakukan secara masal
1
Ketertiban,kebers ihan, kerapihan.
Nilai Pagi dan Malam hari dilaksanakan selama 3 hari
Tapak Kemah
Pendirian, kelengkapan dan penataan Tenda di perkemahan
Dilaksanakan 1 Kali pada hari Pertama
Tata Upacara
Pratama / Pinru, Pengibar Bendera (3) orang, Pembaca Dasa Dharma
Tiap Regu Bergiliran menampilkan tata Upacara Pembukaan & Penutupan
Ketetiban, Kebersihan, dan Kerapihan Pendirian tenda, kelengkapan) dan penataan tenda
Regu
Regu
Bendera, Pengucap Dasa Darma & Pratama.
5
Kriteria Penilain
Ket
B. KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN Kode
Materi
Target/Uraian
Bentuk Lomba & Alat
B.1.
Perencanaan Pengembara an
Membuat Rencana Kegiatan Pengembaraan
Melaksanakan Tugas
B.2.
Mapping ( Peta Pita, Laporan Perjalanan )
Membuat Peta Pita, Laporan Perjalanannya
Melaksanakan Tugas dalam perjelajahan
281
Kelengkapan Isi laporan, Sistematika Laporan, Tulisan/kerapia n. Ketepatan membuat peta pita, Gambar topografi. Laporan Perjalanan (Skala ,
2
5
B.3.
Senam Pramuka
Senam Pramuka Per Regu (versi lomba)
Melakukan senam pada Tempat yang telah ditentukan 2 Regu tiap kali tampil
B.4.
Peta Lapangan
Membuat peta Lapangan suatu lingkungan
Melaksanakan Tugas
B.5.
Peta Panorama
Membuat Panorama
Melaksanakan Tugas
B.6.
Isyarat dan Semboyan
Menyampaika Menyampaikan, n Berita dan menerima berita & Membaca membaca berita Berita pada Morse bendera dan perjalanan semaphore. Membalut, Melaksanakan membidai dan Tugas saat mengevakuasi penjelahan Korban Tali temali, Membuat Simpul/ikatan, blankar (Membuat Blankar)
B.7.
P3K dan Evakuasi Darurat
B.8.
Simulasi Pionering
B.9.
Menaksir
Menaksir Jarak, Lebar dan Tinggi
Melaksanakan tugas
Halang Rintang
Jembatan Ayun, Benteng takesi, jaring laba-laba, merayap kering & Tarzan Crossing.
Melaksanakan Tugas
B.11.
KIM
Raba, Lihat & Cium (Ramburambu lalulintas, tanda GP, Obatobatan, pahlawan, Bumbu, Tanaman)
B.12.
Mengenal Flora dan Fauna
Mencari, mendata, sample, membuat laporan benda flora yang berguna &
B.10.
282
Melaksanakan tugas mengamati 10 gambar, 5 benda, 5 aroma yang tepat sesuai perintah Melaksanakan Tugas Panitia masing – masing 5 Flora
kelengkapan legenda, Gambar topografi. Gerakan, urutan, power dan kekompakan. Skala, Legenda Peta, Gambar Peta, dan kerapihan Tepat Titik bidik, Ketepatan Arsiran, Tepat Membuat Panorama, dan legenda
5
3
5
Menyampaikan, dan Membaca berita
5
Balut, Membidai, dan Evakuasi
5
Kerapihan, ketetapan tali, dan kekuatan. Proses/Usaha, hasil/ketepatan, dan deviasi/ penyimpanan
Regu
5
5
Lihat , Raba & Cium
5
Deskripsi Laporan dan bukti benda
5
Fauna (Deskripsi) dalam perjalanan.
B.13.
B.14.
Menembak / Memanah
Enggrang
dan 5 Fauna
Menembak (SMP/MTs), Memanah (SD/MI) sasaran dengan tepat
Melaksanakan 3 Kali kesempatan
Memakai Enggrang membawa benda
Menaiki Enggrang pada Lintasan Rintangan yang Telah ditentukan dan mengambil bendera, waktu di batasi max 2 menit
Hasil Ketepatan lemparan pada sasaran Nilai, gagal keluar sasaran Nilai 40.
1
Setiap bendera yang didapat di rintangan 1 , 2 bendera @ 15, rintangan 2 , 2 bendera @ 20, Rintangan 3, 1 Bendera @ 30 bendera.
1
Kriteria Penilain
Ket
C. PENGETAHUAN MANAJERIAL REGU Bentuk Lomba & Alat
Kode
Materi
Target/Uraian
C.1.
Admisnistrasi & Persyaratan Regu
Absen, Keuangan Regu, data regu, persyaratan regu, SKU & SKK.
C.2.
Menegement Regu
Membuat pengorganisasian Regu selama LT
Melaksanakan Tugas (Membagi tugas anggota Regu)
C.3.
Membuat laporan Kegiatan Regu
Laporan Kegiatan
Melaksanakan Tugas
Menyerahkan Administrasi regu
Kelengkapan, ketepatan isi dan format & Tulisan
Regu
Ketepatan format dan isi, sistimatika, dan kerapihan
1
Ketepatan format dan isi, sistimatika, dan kerapian.
Regu
Kriteria Penilain
Ket
D. KREATIFITAS , BUDAYA DAN SURVIVAL Kode
Materi
D.1.
Pidato Bahasa Inggris
D.2.
Hasta Karya Kreasi Lapangan
Target/Uraian
SD/MI (Gamba ) SMP/MTs Tema : Camping Membuat kreasi di lapangan Perkemahan
283
Bentuk Lomba & Alat
Melaksanakan Tugas
Membuat hasta karya dengan bahan
SD/MI: Vocabulary, writing SMP/MTs: Content of the text, Fluency, grammar & text script. Proses, kreatifitas, dan kerapihan/ hasil
1
3
apa yang ada di lokasi kegiatan D.3.
Survival, Bivoack,
membuat Bivoak
Melaksanakan Tugas Memasak makanan dari bahan yang ada di alam/dibawa peserta di lokasi bivoack.
D.4.
Masak Rimba, masak situasional
Merancang Memasak Rimba
D.5.
Teknik Penjernihan Air tradisional
Menjernihkan air dengan alat dialam
Melaksanakan tugas
D.6.
Lagu Pramuka/Waji b
Mars Penggalang
Menyanyikan lagu Mars penggalang.
284
Hasil pembuatan, tekhnik pembuatan
5
Proses dan hasil.
5
Teknik penjernihan, hasil penjernihan dan kerapian.
2
Teknik, vocal dan penampilan
5
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 028 TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS JAMBORE NASIONAL GERAKAN PRAMUKA X TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka di bidang peningkatan kualitas peserta didik dan dalam rangka pencapaian Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2014-2019 khususnya bagi Pramuka Penggalang perlu dilaksanakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, riang gembira dan mengandung nilai pendidikan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among. Kegiatan tersebut antara lain Jambore Nasional Gerakan Pramuka yang dilaksanakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam waktu 5 (lima) tahun sekali. 2. Jambore Nasional Gerakan Pramuka X Tahun 2016 disingkat Jamnas X 2016 adalah sarana pendidikan dan pertemuan besar bagi Pramuka Penggalang yang bertujuan untuk membentuk watak, meningkatkan sikap kemandirian, keterampilan, mengkokohkan jiwa persatuan dan kesatuan. 3. Hakikat Jambore adalah Festival atau Pesta bagi Pramuka Penggalang yang dilaksanakan dalam bentuk Festival kegiatan tanpa adanya lomba. 4. Sasaran Setelah mengikuti Jamnas X 2016, peserta meningkat: a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Rasa persaudaraan, jiwa persatuan dan kesatuan c. Ketahanan mental, fisik, pengetahuan, jiwa kepemimpinan dan kepercayaan diri. 1
d. Rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. e. Pengalaman dan keterampilan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan Jamnas X 2016. 2. Tujuan Petunjuk Teknis ini disusun dengan tujuan agar persiapan, pelaksanaan kegiatan Jamnas X 2016 dapat berlangsung dengan lancar dan baik sesuai dengan rencana. C. Dasar Penyelenggaraan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 3. Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2014-2019 4. Keputusan Musyawarah Nasional Tahun 2013 Nomor 16/MUNAS/2013, tentang Tempat Penyelenggaraan Jambore Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2016. 5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 241 Tahun 2014, tentang Jambore Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2016 6. Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 006 Tahun 2016, tentang Penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan Jambore Nasional Gerakan Pramuka X Tahun 2016 7. Program Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka Tahun 2016. D. Ruang Lingkup Penulisan Petunjuk Teknis ini meliputi : BAB I Pendahuluan BAB II Administrasi dan Keuangan BAB III Perkemahan BAB IV Kegiatan BAB V Manajemen Resiko 2
BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI
Logistik Pelayanan Umum Pengamanan dan Ketertiban Komunikasi, Informasi dan Hubungan Luar Negeri Pengawasan, Penelitian dan Evaluasi Penutup.
3
BAB II ADMINISTRASI DAN KEUANGAN A. Umum Administrasi dan Keuangan Jamnas X 2016 adalah panduan untuk proses perekrutan, tata cara pendaftaran dan pembayaran fee kontingen Jamnas X 2016. B. Kontingen Cabang 1. Komposisi Kontingen Cabang Setiap Kontingen Cabang mengirimkan 40 orang terdiri atas: a. 2 Regu Pramuka Penggalang Putera dan 2 Regu Pramuka Penggalang Puteri masing-masing regu beranggotakan 8 orang. b. 2 orang Pembina Pendamping Putera dan 2 orang Pembina Pendamping Puteri c. 2 orang Pimpinan Kontingen Cabang Putera dan 2 orang Pimpinan Kontingen Cabang Puteri 2. Peserta a. Persyaratan Umum 1) Minimal telah mencapai Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Rakit 2) Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu diutamakan Pramuka Penggalang Garuda 3) Memiliki minimal lima (5) TKK wajib dan lima (5) TKK pilihan 4) Belum berusia 16 tahun pada tanggal 14 Agustus 2016 (Maksimal kelahiran 13 Agustus 2000) 5) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Menyerahkan fotocopi Kartu Tanda Anggota Gerakan Pramuka 2) Menyerahkan fotocopi Kartu Asuransi Kecelakaan Diri 3) Menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter 4) Menyerahkan Surat Ijin Orangtua dan Sekolah 4
5) Menyerahkan Pasfoto Pramuka untuk ditempel pada biodata peserta dengan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar c. Perlengkapan Peserta 1) Seragam Pramuka lengkap 2) Pakaian adat masing-masing daerah 3) Perlengkapan ibadah 4) Perlengkapan mandi 5) Peralatan tulis-menulis 6) Peralatan makan 7) Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian renang, pakaian olah raga dan lain-lain). 8) Peralatan menjahit 9) Tongkat Pramuka 10) Obat-obatan pribadi yang diperlukan 3. Pembina Pendamping a. Persyaratan Persyaratan bagi Pembina Pendamping Cabang 1) Sehat jasmani dan rohani. 2) Menyerahkan fotocopi Kartu Tanda Anggota (KTA) dan Surat Hak Bina (SHB). 3) Menyerahkan fotocopi kartu asuransi kecelakaan diri 4) Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter 5) Menyerahkan pasfoto berwarna berseragam Pramuka ukuran 3x4, sebanyak 2 lembar 6) Membawa Surat Mandat dari Kwarcab dan Kwardanya b. Perlengkapan Pembina Pendamping 1) Seragam pramuka lengkap 2) Perlengkapan ibadah 5
3) 4) 5) 6)
Perlengkapan mandi Peralatan tulis-menulis Peralatan makan Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian olah raga dan lain-lain.) 7) Obat-obatan pribadi yang diperlukan. c. Tugas dan tanggung jawab Pembina Pendamping 1) Mendampingi regu masing-masing selama perjalanan kontingen dari daerah dan menuju kembali kedaerah serta selama mengikuti kegiatan di Jamnas X 2016 2) Mengikuti pertemuan rutin Pembina Pendamping bersama dengan Pembina Sub Perkemahan 3) Bertanggung jawab kepada Ketua Kwartir Cabang melalui Pimpinan Kontingen Cabang masing-masing. 4. Pimpinan Kontingen Cabang a. Persyaratan Persyaratan bagi Pimpinan Kontingen Cabang 1) Sehat jasmani dan rohani. 2) Menyerahkan fotocopi Kartu Tanda Anggota dan Surat Hak Bina. 3) Menyerahkan fotocopi kartu asuransi kecelakaan diri 4) Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter 5) Menyerahkan pasfoto berwarna berseragam Pramuka ukuran 3x4, sebanyak 2 lembar 6) Membawa Surat Mandat dari Kwarcab dan Kwardanya 7) Menguasai keterampilan seni budaya daerah asal b. Perlengkapan Pinkoncab 1) Seragam pramuka lengkap 6
2) 3) 4) 5) 6)
Perlengkapan ibadah Perlengkapan mandi Peralatan tulis-menulis Peralatan makan Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian renang, pakaian olah raga dan lain-lain) 7) Peralatan menjahit 8) Obat-obatan pribadi yang diperlukan 9) 2 (dua) buah tenda bermuatan 2 orang. c. Perlengkapan Kontingen Cabang 1) Perlengkapan perkemahan (tenda tidur peserta, tenda tidur pembina pendamping tenda tidur pinkoncab, tenda dapur, tenda perlengkapan, alas tidur, tali/tambang, dll). 2) Bendera Merah Putih, bendera Kwarcab dan bendera WOSM ukuran Kwarcab dan bendera regu. 3) Perlengkapan kesenian daerah yang akan ditampilkan 4) Perlengkapan pameran Kwatir Cabang (jika ada). 5) Makanan khas daerah yang akan disajikan saat kegiatan anjangsana. 6) 4 (empat) tanaman khas daerah, dapat terdiri dari 1 (satu) jenis. 7) Sepeda kayuh untuk digunakan di lokasi perkemahan. 8) Papan nama kontingen berukuran maksimal 150 cm x 60 cm. 9) Perlengkapan memasak (termasuk ember dan jerigen air). 10) Perlengkapan kebersihan perkemahan. 11) Perlengkapan penerangan. 12) Perlengkapan P3K. d. Tugas dan tanggung jawab Pimpinan Kontingen Cabang: 1) Mempersiapkan kebutuhan kontingen 2) Sebagai penghubung kepada Pimpinan Kontingen Daerah
7
3) Melaksanakan koordinasi dengan Pimpinan Kontingen Daerah selama persiapan dan penyelenggaraan Jamnas X 2016 serta memperkenalkan budaya asli daerah masing-masing pada Anjungan Kwarda dalam Kegiatan Teknologi Seni dan Budaya Jamnas X 2016. 4) Bertanggung jawab kepada Pimpinan Kontingen Daerah dan Ketua Kwartir Cabang masing-masing. C. Kontingen Daerah 1. Komposisi Kontingen Daerah Kontingen Daerah berjumlah 43 (empat puluh tiga) orang terdiri atas: a. 2 Regu Pramuka Berkebutuhan Khusus Putera Golongan A, B, C, D dan 2 Regu Pramuka Berkebutuhan Khusus Puteri Golongan A, B, C, D (1 regu terdiri dari 6 orang). b. 4 orang Pembina Pendamping Pramuka Berkebutuhan Khusus Putera dan 4 orang Pembina Pendamping Pramuka Berkebutuhan Khusus Puteri c. 5 orang Pimpinan Kontingen Daerah d. 6 orang Staf Kontingen Daerah 2. Peserta Pramuka Berkebutuhan Khusus a) Persyaratan 1) Pramuka Penggalang minimal telah mencapai Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Rakit 2) Bersedia dan mampu untuk mengikuti rangkaian kegiatan Jamnas X 2016. b) Persyaratan Administrasi 1) Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Anggota Gerakan Pramuka 2) Menyerahkan fotocopy Kartu Asuransi Kecelakaan Diri 3) Menyerahkan Surat Ijin Orangtua dan Sekolah 4) Menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter 5) Menyerahkan Pasfoto Pramuka untuk ditempel pada biodata peserta dengan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar.
8
c) Perlengkapan Peserta Berkebutuhan Khusus 1) Seragam pramuka lengkap 2) Perlengkapan ibadah 3) Perlengkapan mandi 4) Peralatan tulis-menulis 5) Peralatan makan 6) Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian renang, pakaian olah raga dan lain-lain) 7) Peralatan menjahit 8) Tongkat pramuka 9) Obat-obatan pribadi yang diperlukan 10) Membawa perlengkapan kekhususan masing-masing 3. Pembina Pendamping Peserta Pramuka Berkebutuhan Khusus a) Persyaratan 1) Sehat jasmani dan rohani 2) Menyerahkan fotocopi Kartu Tanda Anggota dan Surat Hak Bina. 3) Menyerahkan fotocopi kartu asuransi kecelakaan diri 4) Menyerahkan fotocopi surat keterangan sehat dari dokter 5) Menyerahkan pasfoto berwarna berseragam Pramuka ukuran 3x4 cm, sebanyak 2 lembar 6) Membawa Surat Mandat dari Kwarcab dan Kwardanya b) Perlengkapan 1) Seragam pramuka lengkap 2) Perlengkapan ibadah 3) Perlengkapan mandi 4) Peralatan tulis-menulis 5) Peralatan makan 6) Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian olah raga dan lain-lain) 9
7) Obat-obatan pribadi yang diperlukan. c) Tugas dan tanggung jawab Pembina Pendamping Pramuka Berkebutuhan Khusus 1) Mendampingi regu masing-masing selama perjalanan kontingen dari daerah dan menuju kembali kedaerah serta selama mengikuti kegiatan di Jamnas X 2016 2) Menyiapkan segala fasilitas kebutuhan regu untuk mengikuti kegiatan 3) Pembina Pendamping bertugas untuk mengikuti pertemuan rutin Pembina Pendamping bersama dengan Pembina Sub Perkemahan 4) Bersama dengan Pemimpin Regu bertugas untuk mengambil bahan natura Regu/Pasukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Panitia 5) Bertanggung jawab kepada Ketua Kwartir Daerah melalui Pimpinan Kontingen Daerah masing-masing. 4. Pimpinan Kontingen Daerah a) Persyaratan Umum Pimpinan Kontingen Daerah 1) Andalan Daerah yang membidangi Pembinaan Anggota Muda dan/atau Bidang lainnya yang berkaitan erat dengan Pembinaan Anggota Muda, serta 2) Anggota Dewan Kerja Daerah, serta 3) Staf Kwartir Daerah 4) Diutamakan Pembina Pramuka Mahir Golongan Penggalang bagi Anggota Dewasa dan telah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar bagi anggota Dewan Kerja Daerah 5) Komposisi Putera dan Puteri seimbang 6) Sehat jasmani dan rohani. b) Persyaratan Administrasi dan perlengkapan 1) Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Anggota Gerakan Pramuka 2) Menyerahkan fotocopy Kartu Asuransi kecelakaan diri 3) Menyerahkan Surat Keterangan Sehat dari dokter 4) Menyerahkan Surat Mandat dari Kwartir Daerah
10
5) Menyerahkan Pasfoto Pramuka untuk ditempel pada biodata peserta dengan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar c) Susunan Pimpinan Kontingen Daerah dan Staf Kontingen Daerah Pimpinan Kontingen Daerah terdiri atas 1) 1 orang Ketua Pimpinan Kontingen Daerah 2) 1 orang Wakil Ketua Pimpinan Kontingen Daerah 3) 1 orang Sekretaris Pimpinan Kontingen Daerah 4) 1 orang Bendahara Pimpinan Kontingen Daerah 5) 1 orang Bagian Perlengkapan Pimpinan Kontingen Daerah 6) 1 orang Dokter Kontingen 7) 2 orang Petugas Pameran 8) 3 orang Petugas Anjungan Budaya Apabila Ketua yang ditunjuk adalah Putera maka Wakil Ketua Kontingen adalah Puteri, begitupun sebaliknya. d) Tugas dan tangggung jawab Pimpinan Kontingen Dearah 1) Melakukan pendaftaran Kontingen Daerah dan Kontingen Cabang, dimulai dari Tahap Pertama hingga Tahap Keempat/Pendaftaran ulang Kontingen diarena Jamnas X 2016 2) Melakukan pengambilan kit peserta Kontingen Daerah dan Kontingen Cabang masing-masing 3) Mengkoordinir pergerakan kontingen dari daerah asal menuju arena Jamnas X 2016 serta kembali lagi ke daerah masing-masing 4) Sebagai penghubung Panitia Jamnas X 2016 kepada kontingen-kontingen yang dipimpinnya 5) Bertanggung jawab kepada Ketua Kwartir Daerah masing-masing D. Kontingen Gudep KBRI 1. Komposisi Kontingen Gudep KBRI 11
a. 2 Regu Pramuka Penggalang Putera dan 2 Regu Pramuka Penggalang Puteri, masing-masing regu berjumlah maksimal 8 orang b. 2 orang Pembina Pendamping putera dan 2 orang Pembina Pendamping puteri c. 1 orang Pimpinan kontingen, apabila diperlukan 2. Peserta a. Persyaratan 1) Minimal telah mencapai Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Rakit 2) Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu diutamakan Pramuka Penggalang Garuda 3) Memiliki minimal lima (5) TKK wajib dan lima (5) TKK pilihan 4) Belum berusia 16 tahun pada tanggal 14 Agustus 2016 (Maksimal kelahiran 13 Agustus 2000) 5) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Anggota Gerakan Pramuka 2) Menyerahkan fotocopy Kartu Asuransi Kecelakaan Diri 3) Menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter 4) Menyerahkan Surat Ijin Orangtua dan Sekolah 5) Menyerahkan Pas Foto Pramuka untuk ditempel pada biodata peserta dengan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar c. Perlengkapan Peserta 1) Seragam pramuka lengkap 2) Perlengkapan ibadah 3) Perlengkapan mandi 4) Peralatan tulis-menulis 5) Peralatan makan 6) Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian renang, pakaian olah raga dan lain-lain) 7) Peralatan menjahit 12
8) Tongkat pramuka 9) Obat-obatan pribadi yang diperlukan 3. Pembina Pendamping a. Persyaratan 1) Sehat jasmani dan rohani. 2) Menyerahkan fotocopi Kartu Tanda Anggota dan Surat Hak Bina. 3) Menyerahkan fotocopi kartu asuransi kecelakaan diri 4) Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter 5) Menyerahkan pasfoto berwarna berseragam Pramuka ukuran 3x4, sebanyak 2 lembar 6) Membawa Surat Mandat dari ka Gudep dan Ka Mabigusnya b. Perlengkapan Pembina Pendamping 1) Seragam pramuka lengkap 2) Perlengkapan ibadah 3) Perlengkapan mandi 4) Peralatan tulis-menulis 5) Peralatan makan 6) Perlengkapan kegiatan lapangan (kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, sepatu olah raga, pakaian olah raga dan lain-lain) 7) Obat-obatan pribadi yang diperlukan. c. Tugas dan tanggung jawab Pembina Pendamping 1) Mendampingi regu masing-masing selama perjalanan kontingen dari daerah dan menuju kembali kedaerah, selama mengikuti kegiatan di Jamnas X 2016 2) Menyiapkan segala fasilitas kebutuhan regu untuk mengikuti kegiatan 3) Mengikuti pertemuan rutin Pembina Pendamping bersama dengan Pembina Sub Perkemahan 4) Mendampingi Pemimpin Regu mengambil bahan natura Regu/Pasukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan 13
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Gugusdepan KBRI/Pimpinan Kontingen masing-masing. 4. Pimpinan Kontingen Apabila diperlukan maka Gugusdepan KBRI dapat menunjuk 1 (satu) orang sebagai Pimpinan Kontingen.
a. Persyaratan umum 1) Minimal Pembina Pramuka di Gugusdepan KBRI atau perorangan yang ditunjuk oleh Gugusdepan KBRI 2) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Anggota Gerakan Pramuka 2) Menyerahkan fotocopy Kartu Asuransi kecelakaan diri 3) Menyerahkan Surat Keterangan Sehat dari dokter 4) Menyerahkan fotocopy Surat Hak Bina (SHB) yang masih berlaku 5) Menyerahkan Surat Tugas dari Gugusdepan KBRI 6) Menyerahkan Pas Foto Pramuka untuk ditempel pada biodata peserta dengan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar 7) Membawa perlengkapan berkemah dan pribadi yang diperlukan. c. Tugas dan tanggung jawab 1) Mempersiapkan kebutuhan kontingen 2) Sebagai penghubung kepada Panitia Jamnas X 2016 3) Bertanggung jawab kepada Ketua Gugusdepan KBRI masing-masing. E. Kontingen Pramuka Luar Negeri/NSO 1. Komposisi Pramuka Luar Negeri/NSO 14
a. 2 Regu Pramuka Penggalang Putera dan 2 Regu Pramuka Penggalang Puteri, masing-masing regu berjumlah maksimal 8 orang b. 2 orang Pembina Pendamping putera dan 2 orang Pembina Pendamping puteri c. 1 orang Pimpinan Kontingen. 2. Peserta a. Persyaratan Umum 1) Pramuka Luar Negeri/NSO Golongan Penggalang atau sama dengan golongan tersebut berusia antara 12 s.d. 15 tahun (lahir sebelum 14 Agustus 2000) 2) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Terdaftar sebagai anggota pramuka di negaranya 2) Memiliki surat keterangan kesehatan dari dokter 3) Memiliki paspor yang masih berlaku untuk mengunjungi wilayah hukum Indonesia. c. Perlengkapan 1) Membawa perlengkapan berkemah 2) Menyiapkan pakaian tradisional negara masing-masing 3) Menyiapkan makanan khas dari negara masing-masing pada acara Festival Kuliner Nusantara. 3. Pembina Pendamping a. Persyaratan Umum 1) Merupakan Pembina Pramuka Luar Negeri/NSO yang telah menyelesaikan pendidikan Kepembinaan setingkat dengan Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan 2) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Terdaftar sebagai anggota WOSM dan NSO perutusan negaranya 15
2) Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter 3) Menyerahkan fotocopi paspor yang masih berlaku untuk mengunjungi wilayah hukum Indonesia. c. Persyaratan lainnya 1) Membawa perlengkapan perkemahan 2) Menyiapkan pakaian tradisional negara masing-masing 3) Menyiapkan makanan khas dari negara masing-masing pada acara Festival Kuliner Nusantara. 4. Pimpinan Kontingen a. Persyaratan Umum 1) Merupakan Pembina Pramuka Luar Negeri/NSO yang telah menyelesaikan pendidikan Kepembinaan setingkat dengan Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan 2) Sehat jasmani dan rohani. b. Persyaratan Administrasi 1) Terdaftar sebagai anggota WOSM dan NSO perutusan negaranya 2) Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter 3) Menyerahkan fotocopi paspor yang masih berlaku untuk mengunjungi wilayah hukum Indonesia. c. Persyaratan lainnya 1) Membawa perlengkapan perkemahan 2) Menyiapkan pakaian tradisional negara masing-masing 3) Menyiapkan makanan khas dari negara masing-masing pada acara Festival Kuliner Nusantara. F. Fee Jamnas X 2016 1. Peserta dan Pembina Pendamping Gerakan Pramuka (Kontingen Cabang, PBK dan Gudep KBRI) sebesar Rp. 600.000,16
Dipergunakan untuk: a. Kit (ID Card, Kaos, Topi, Scraft) b. Piagam c. Tas Punggung (daypack) d. Asuransi selama kegiatan e. Wisata. 2. Peserta dan Pendamping Pramuka Luar Negeri/NSO sebesar US$ 200 Dipergunakan untuk: a. Kit (ID Card, Kaos, Topi, Scraft) b. Piagam c. Pin kegiatan (peserta) d. Tiska (peserta) e. Tas Punggung (daypack) f. Asuransi selama kegiatan g. Wisata h. Makan i. Tenda. 3. Pinkoncab dan Pinkonda sebesar Rp. 750.000,Dipergunakan untuk: a. Kit (ID Card, Kaos, Topi, Scraft, Jaket) b. Piagam c. Tas Punggung (daypack) d. Asuransi selama kegiatan e. Wisata f. Makan. G. Tahapan Pendaftaran Tahapan Pendaftaran Kontingen Cabang, Daerah dan Gudep KBRI serta Peserta Luar Negeri/NSO terdiri atas 4 tahapan, antara lain: 17
1. Tahap Pertama; Tahapan Pernyataan Kesediaan Kontingen a. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka menyampaikan kesediaan keikutsertaan dalam Jamnas X 2016, paling lambat pada tanggal 20 Februari 2016, dengan mengirimkan Fax beserta Formulir Asli Kesediaan Kontingen Daerah D.01, kepada: Sekretariat Jamnas X Tahun 2016 Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 6 Jakarta Pusat, 10110 Fax 021 – 3507645 Email :
[email protected] dan
[email protected] [email protected]
serta
b. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka menyampaikan kesediaan keikutsertaan dalam Jambore Nasional X 2016, paling lambat pada tanggal 31 Desember 2015, dengan mengirimkan Formulir Asli Kesediaan Kontingen Cabang C.01, kepada Sekretariat Kwartir Daerah masing-masing, serta dengan menembuskan formulir tersebut kepada: Sekretariat Jambore Nasional X Tahun 2016 Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 6 Jakarta Pusat, 10110 Fax 021 – 3507645 Email :
[email protected] dan
[email protected] [email protected]
serta
2. Tahap Kedua; Pengisian Blanko Peserta, Pembina Pendamping, Pinkoncab dan Pinkonda serta Pembayaran Fee JAMNAS X 2016 a. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka yang telah menyampaikan keikutsertaan Jamnas X 2016 akan diberikan akses pendaftaran online melalui situs Jamnas X
18
2016 serta berhak untuk mengisi aplikasi pendaftaran Kontingen Cabang dan Daerah masing-masing. b. Aplikasi pendaftaran online dimulai dari tanggal 1 Januari s.d. 30 April 2016 c. Akan terdapat 34 account Daerah dan 1 account Kwartir Nasional pendaftaran pada aplikasi tersebut, yang terdiri atas : A.01 A.02 A.03 B.01 C.01 C.02 C.03 C.04 C.05 C.06 D.01 D.02 D.03 D.04 D.05 D.06 D.07 E. F.01 F.02
Biodata Peserta Umum Biodata Peserta Pramuka Berkebutuhan Khusus Riwayat Kesehatan peserta Biodata Panitia Penyelenggara Kesediaan Kwarcab mengikuti Jamnas X 2016 Pendaftaran Kwarcab Biodata Pembina Pendamping Riwayat Kesehatan Pembina Pendamping Biodata Pinkoncab Riwayat Kesehatan Pinkoncab Kesediaan Kwarda mengikuti Jamnas X 2016 Pendaftaran Kwarda Biodata Pinkonda Biodata Staf Kontingen Daerah Riwayat Kesehatan Pinkonda Riwayat Staf Kontingen Daerah Rencana kedatangan dan kepulangan Koreksi Ijin Masuk Perkemahan Ijin Keluar Perkemahan
d. Mekanisme Pembayaran Fee Jamnas X 2016, adalah sebagai berikut 1) Pembayaran biaya kegiatan/Camp Fee (Peserta, Pinkonda, Pembina Pendamping, Petugas Pameran, Dokter Kontingen Daerah) ditujukan kepada Panitia Jamnas X 2016 melalui:
19
Kwarnas Gerakan Pramuka No Rekening 0206.01.006123.30.7 Bank Rakyat Indonesia KCK Sudirman Jakarta Pusat 2) Bukti/Resi Pembayaran diunggah pada account Pendaftaran Daerah sebelum tanggal 30 Mei 2016 dalam bentuk file pdf. 3) Verifikasi pembayaran keuangan akan disampaikan secara tertulis oleh panitia melalui email pemberitahuan. 4) Panitia tidak menerima pembayaran biaya kegiatan/Camp Fee secara tunai. 3. Tahap Ketiga; Perbaikan Data Kontingen dan Konfirmasi Akhir Pinkonda berhak melakukan perbaikan data kontingen terkait dengan nama, komposisi serta informasi kedatangan/kepulangan Kontingen serta kebutuhan penunjang lainnya. Perbaikan dan penyelesaian dokumen pada tanggal 1 s.d 30 Mei 2016, dengan ketentuan: a) Kontingen Cabang dan Daerah telah menyelesaikan pembayaran Camp Fee Jamnas X 2016. b) Perubahan nama Peserta, Pembina Pendamping, Pimpinan Kontingen Cabang, dan Pimpinan Kontingen Daerah dilakukan dengan mengajukan formulir perubahan nama (Formulir E). c) Account Pendaftaran Kontingen akan ditutup pada tanggal 30 Mei 2016, setelah tanggal tersebut maka account tidak akan bisa diakses. 4. Tahap Keempat; Pendaftaran Ulang dan Memasuki Arena Jamnas X 2016 a) Pendaftaran ulang dilakukan dilakukan tanggal 11 s.d. 12 Agustus 2016,yang dilakukan Pimpinan Kontingen Daerah/Pembina Pendamping Gudep KBRI/Pramuka Luar Negeri agar dapat memperlihatkan/menunjukkan Bukti Verifikasi Pendaftaran Online dan Resi Pembayaran Camp Fee melalui Bank Asli berlokasi di sekretariat Panitia Jamnas. b) Pinkonda/Pembina Pendamping Gudep KBRI/Pramuka LN menerima Paket Kit Peserta, Bindamping, Pinkoncab dan Pinkonda yang akan diserahkan dengan kwitansi pembayaran (asli) Camp Fee Jambore Nasional 2016.
20
c) Kontingen Daerah, Cabang, Gudep KBRI dan Kontingen Pramuka Luar Negeri diharuskan telah menerima kit Jamnas X 2016 sebelum memasuki arena Jamnas X 2016. d) Kontingen diperbolehkan memasuki arena Jamnas X 2016 pada tanggal 11 s.d. 12 Agustus 2016. e) Pimpinan Kontingen Cabang beserta Pembina Pendamping dan Pemimpin Regu melaporkan kepada Pembina Sub Perkemahan (selanjutnya disebut Sub Kemah) sebelum memasuki kavling dengan menyerahkan bukti izin masuk perkemahan f) Kontingen tidak diperbolehkan memarkir kendaraan kontingen di dalam areal Jamnas, apabila ditemui pelanggaran parkir maka kontingen akan dikenakan denda sebesar Rp 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) per hari per kendaraan. H. Tanda Pengenal Pembagian Warna Tanda Pengenal 1. Peserta dan Pembina Pendamping yaitu: a. Warna Biru Laut, untuk Sub Kemah Tjilik Riwut dan Tjut Nyak Dien b. Warna Hijau Toska, untuk Sub Kemah Sultan Hassanudin dan RA Kartini c. Warna Merah, untuk Sub Kemah Imam Bonjol dan Christina Martha Tiahahu d. Warna Coklat, untuk Sub Kemah Pangeran Dipenogoro dan Maria Walanda Maramis. 2. Warna Ungu untuk Panitia 3. Warna Kuning untuk Pinkonda 4. Warna Biru Dongker untuk Pinkoncab 5. Warna Abu-abu untuk Tamu atau Undangan. Jenis Tanda Pengenal Seluruh tanda pengenal baik untuk Peserta, Pembina Pendamping, Panitia, Pinkoncab, dan Pinkonda terdiri atas: 1. Kartu Pengenal 2. Scarf 3. Topi 4. Kaos Kegiatan. 21
22
BAB III PERKEMAHAN A. Kehidupan Perkemahan Jamnas X 2016 adalah pertemuan Pramuka Penggalang se-Indonesia untuk melaksanakan pesta kegiatan antara lain mempererat persaudaraan, jiwa persatuan dan kesatuan dalam suatu perkemahan besar yang disebut Perkemahan Induk. Kehidupan sehari-hari dalam perkemahan diatur dan dilaksanakan oleh aparat perkemahan yang terstruktur mulai dari Pembina Perkemahan Induk sampai dengan Pembina Pasukan. B. Struktur Aparat Perkemahan Jamnas X 2016 Aparat perkemahan Jamnas X 2016 1. Perkemahan Induk Perkemahan Induk pada Jamnas X 2016 dipimpin oleh Pembina Perkemahan Induk disingkat BINKEMIN yang didukung oleh beberapa orang staf Perkemahan Induk diberi nama "Bhinneka Tunggal Ika". 2. Perkemahan Putera dan Perkemahan Puteri Pembina Perkemahan Induk dibantu 2 (dua) orang aparat perkemahan yang bertindak sebagai Pembina Perkemahan Putra disingkat "Binkempa" dan Pembina Perkemahan Putri disingkat "Binkempi". Perkemahan Putra diberi nama "Mashudi" dan Perkemahan Putri diberi nama "Tien Soeharto", yang masing-masing didukung beberapa staf.
23
3. Sub Kemah Putra (Subkempa) dan Sub Kemah Putri (Subkempi) a. Pembina Perkemahan Putra Mashudi dibantu oleh 4 (empat) Pembina Subkempa: 1) Pembina Subkempa Tjilik Riwut 2) Pembina Subkempa Imam Bonjol 3) Pembina Subkempa Sultan Hassanudin 4) Pembina Subkempa Pangeran Diponegoro. b. Pembina Perkemahan Putri Tien Suharto dibantu oleh 4 (empat) Pembina Subkempi: 1) Pembina Subkempi Tjut Nyak Dien 2) Pembina Subkempi Raden Ajeng Kartini 3) Pembina Subkempi Christina Martha Tiahahu 4) Pembina Subkempi Maria Walanda Maramis c. Masing-masing pembina Subkempa dan Subkempi didukung oleh beberapa staf.
4. Pembina Pasukan Putra dan Pembina Pasukan Putri Pembina Subkempa dan Subkempi dibantu oleh Pembina Pasukan, tiap-tiap Sub Kemah terdiri dari 145 cabang. Salah seorang dari Pembina Pendamping Regu setiap Kontingen Cabang bertugas menjadi Pembina Pasukan. C. Struktur Organisasi Perkemahan
24
D. Tugas Pokok dan Tanggungjawab Aparat Perkemahan 1. Tugas Pokok Binkemin adalah :
25
a. Memimpin Perkemahan Jamnas X 2016 sesuai ketentuan dengan penuh tanggungjawab. b. Mekoordinir aparat perkemahan dibawahnya dalam menyukseskan Jamnas X 2016 c. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi setiap malam. d. Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul bersama Panitia Pengarah Jamnas X 2016 e. Membagi tugas staf baik administrasi maupun dokumentasi f. Bertanggungjawab kepada Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2. Tugas pokok dan tanggungjawab Binkempa dan Binkempi. a. Membantu Binkemin dalam melaksanakan tugasnya. b. Melaksanakan tugas yang disampaikan oleh Binkemin. c. Menggerakkan warga perkemahan putra/putri untuk mengikuti kegiatan sesuai jadwal. d. Berkoordinasi dengan pembina Sub Kemah dalam pelaksanaan kegiatan. e. Membagi tugas staf Binkempa/Binkempi baik administrasi maupun dokumentasi. f. Mengikuti rapat koordinasi dan evaluasi yang diadakan oleh Binkemin. g. Melaporkan hal-hal yang penting kepada Binkemin. h. Bertanggungjawab kepada Binkemin. 3. Tugas pokok Pembina Subkempa dan Subkempi a. Membantu Binkempa/Binkempi dalam melaksanakan tugasnya. b. Melaksanakan tugas yang disampaikan oleh Binkempa/Binkempi. c. Menggerakan Warga perkemahan/pasukan untuk mengikuti kegiatan sesuai jadwal. d. Memimpin senam pagi, upacara bendera/apel ditingkat Sub Kemah. e. Berkoordinasi dengan Pembina pasukan dalam pelaksanaan kegiatan. f. Berkoordinasi dengan pihak terkait apabila ada warga perkemahan yang sakit atau kecurian dll.
26
g. Membagi tugas staf Pembina Sub Kemah baik administrasi maupun dokumentasi. h. Melaporkan hal-hal yang penting kepada Binkempa/Binkempi. i. Mengikuti rapat koordinasi dan evaluasi yang diadakan oleh Binkemin. j. Bertanggungjawab kepada Binkempa/Binkempi. 4. Tugas pokok Pembina Pasukan. a. Membantu Pembina Sub Kemah dalam melaksanakan tugasnya. b. Melaksanakan tugas yang disampaikan oleh Pembina Subkempa/Subkempi. c. Menggerakan pasukan untuk mengikuti kegiatan sesuai jadwal. d. Memimpin upacara bendera/apel ditingkat pasukan. e. Berkoordinasi dengan Pratama dalam pelaksanaan kegiatan. f. Melaporkan hal-hal yang penting kepada Pembina Subkempa/Subkempi. g. Bertanggungjawab kepada Pembina Subkempa/Subkempi. 5. Penduduk Tiap Sub Kemah a. Tiap sub kemah terdiri dari 145 kavling b. Kavling di dalam satu sub kemah diisi oleh Kontingen dari berbagai Kwarcab yang berasal dari berbagai Kwarda, termasuk peserta dari Gudep KBRI dan Negara Sahabat. c. Khusus di Subkempa Sultan Hasanudin dan Sumkempi R.A. Kartini, warga Sub Kemah juga ditempati kontingen Pramuka Berkebutuhan Khusus dari 34 Kwarda. 6. Distribusi Kavling peserta Jamnas X 2016 ASAL KWARCAB
KAVLING KAVLING KAVLING KAVLING TOTAL SUBKEM SUBKEM SUBKEM SUBKEM 1 2 3 4 141
106
141
140
528 27
PBK
0
34
0
0
34
LN/KBRI
4
5
4
5
18
TOTAL
145
145
145
145
580
Catatan : berlaku untuk Subkempa dan Subkempi 7. Fasilitas Umum Perkemahan a. Fasilitas tempat dan ruangan 1) Areal perkemahan yang terdiri dari 4 Subkempa dan 4 Subkempi, 1 Perkampungan untuk Pinkoncab yang berlokasi di areal Kempi 5 dan 1 Perkampungan untuk Panitia yang berlokasi di areal Kempa 5. 2) Pusat Informasi Kegiatan di Aula Cemara 3) Lapangan utama dan tribun upacara 4) Panggung utama 5) Panggung pentas seni di areal masing-masing Subkem 6) Ruang makan bagi Tim Konda di RM Wijaya Kusuma TRW, Pinkoncab di Pendopo Kempi 5 dan Panitia di Pendopo Kempa 5. 7) Pos Kesehatan di masing-masing Subkem dan Pos Induk Kesehatan 8) Wartel, Warnet, Kantor Pos mini dan bank berikut ATM 9) MCK 10) Anjungan Pameran 11) Mini Market 12) Pasar Rakyat. b. Fasilitas pelayanan umum 1) Listrik dan Air Bersih 2) Konsumsi 3) Perbekalan dan peralatan kegiatan 28
4) Keamanan dan ketertiban 5) Pemadam Kebakaran.
8. Layout Lapangan Subkem
9. Layout Tapak Kemah/Kavling
29
10. Aturan Umum Perkemahan a. Seluruh warga perkemahan wajib menggunakan tanda pengenal Jamnas X 2016 berupa Kartu Pengenal dan Scarf. b. Areal setiap kapling seluas 280 m2, dengan panjang dan lebar disesuaikan dengan kontur perkemahan. c. Kendaraan bermotor tidak diperbolehkan memasuki areal perkemahan terkecuali kendaraan yang memiliki tanda pengenal Jamnas X 2016 yang dikeluarkan Panitia, yang terdiri dari: 1) Kendaraan panitia untuk mengantar peserta berikut barangnya saat kedatangan dan kepulangan. 2) Ambulance 3) Kendaraan pengangkut sampah 4) Kendaraan pengangkut natura 5) Kendaraan pengangkut air 6) Kendaraan Pemadam Kebakaran. 30
d. Pintu gerbang perkemahan Jamnas X 2016 dibuka pada saat: 1) Keberangkatan dan kepulangan peserta 2) Pelaksanaan kegiatan keluar arena 3) Pengiriman natura, pengambilan sampah dan distribusi air 4) Jam berkunjung 5) Ada hal mendesak yang bersifat khusus atas persetujuan Binkemin. e. Sampah kavling harus diletakkan pada kantong sampah yang disediakan dan harus diletakkan dalam Tempat Penampungan Sampah Sementara yang ada di lapangan Subkempa/Subkempi setiap pagi pada pukul 06.00-07.00 WIB f. Tidak diperbolehkan membakar sampah di areal perkemahan. g. Dilarang melakukan kegiatan jual-beli di areal perkemahan kecuali ditempat yang sudah disiapkan Panitia. h. Dilarang mendirikan tenda/bangunan darurat lainnya di luar kavling yang telah ditetapkan. i. Warga perkemahan wajib menjaga dan memelihara Fasilitas Umum/Lingkungan yang digunakan secara bersama. j. Waktu Jam Kunjungan Tamu adalah siang hari pukul 12.00-13.30 WIB bertempat di Binkempa dan Binkempi. k. Seluruh warga perkemahan agar mematuhi jam kunjung yang telah ditentukan. 11. Tata Tertib Warga Perkemahan a. Mengikuti seluruh kegiatan Jamnas X 2016 dengan penuh kesukarelaan, disiplin dan tanggungjawab. b. Selalu menggunakan atribut selama mengikuti kegiatan Jamnas X 2016. c. Wajib mengembangkan rasa persaudaraan antar sesama peserta. d. Wajib menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kavlingnya, lingkungan perkemahan dan kegiatan Jamnas X 2016.
31
e. Menerima tamu atas seijin Pembina Subkempa/Subkempi sesuai jadwal yang telah ditentukan. f. Meninggalkan perkemahan harus seijin pembina pendamping dan pembina Subkempa/Subkempi. g. Memelihara semua fasilitas yang digunakan secara bersama di bumi perkemahan. h. Mengenakan pakaian yang sopan selama mengikuti Jamnas 2016. i. Tidak boleh membuat gaduh di areal perkemahan dan kegiatan. j. Pelanggaran atas tata tertib ini akan dikenakan sanksi, yaitu seberat-beratnya dikeluarkan dari arena perkemahan Jamnas X 2016. 12. Dewan Kehormatan Jamnas X 2016 a. Demi tertibnya penyelenggaraan Jamnas 2016, dibentuk Dewan Kehormatan. b. Dewan Kehormatan bertugas menampung dan menanggulangi segenap masukan yang disampaikan melalui Pimpinan Kontingen Daerah serta memutuskan sanksi atas pelanggaran yang terjadi. c. Dewan Kehormatan Jamnas 2016 diketuai oleh Binkemin yang beranggotakan seluruh Ketua Kontingen Daerah. d. Dewan Kehormatan bersidang apabila ditemukan pelanggaran dan pemberian penghargaan dalam Jamnas X 2016. 13. Jadwal Umum Perkemahan 04.30 - 06.00 Kegiatan Pribadi, Ibadah Pagi 06.00 - 06.30 Makan Pagi 07.00 - 07.30 Upacara Pagi 07.30 - 08.00 Menuju arena kegiatan 08.00 - 12.00 Kegiatan Pagi 12.00 - 13.00 Istirahat, Makan Siang, Ibadah 13.00 - 17.00 Kegiatan Siang 32
17.30 - 18.00 18.00 - 19.30 19.30 - 22.00 22.30 - 04.30
Upacara Sore Istirahat, Kegiatan Pribadi, Ibadah, Makan Malam Kegiatan Malam Istirahat, Jam Malam.
14. Jadwal Khusus Perkemahan Waktu Kegiatan Out-Camp disesuaikan dengan jadwal Out-Camp 05.00 – 07.00 Pengambilan Natura Basah di Subkempa/Subkempi Peserta mengumpulkan Sampah di Tempat Penampungan Sementara 08.00 – 10.00 Pengambilan sampah dari TPS Subkempa/Subkempi oleh Panitia 12.00 - 13.30 Waktu Kunjungan. E. Penghargaan Jamnas X 2016 Penghargaan Jamnas X 2016 merupakan tanda penghargaan yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Jamnas X 2016: 1. Peserta Penghargaan berupa Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) Jamnas X 2016 dan Piagam Penghargaan kepada peserta Jamnas X 2016 dengan memenuhi persyaratan antara lain: a. Keren, peserta mengikuti rangkaian kegiatan Jamnas X 2016 dengan akumulasi 80% kegiatan. b. Gembira, peserta selalu berbagi pengalaman dan berfoto ceria melalui media sosial Jamnas X 2016. c. Asyik, peserta memiliki teman baru selama Jamnas X 2016 minimal 1000 orang, dari berbagai daerah. 2. Anggota Dewasa Penghargaan berupa Piagam Penghargaan Jamnas X 2016 diberikan kepada Anggota Dewasa Jamnas X 2016 yang mengikuti kegiatan dan mensukseskan Jamnas X 2016.
33
BAB IV KEGIATAN A. Arah Kegiatan Kegiatan Jamnas X 2016 diarahkan pada upaya pencapaian tujuan Gerakan Pramuka yaitu Pengambangan Sumber Daya Pramuka meliputi ranah: 1. Spiritual 2. Emosional 3. Sosial 4. Intelektual 5. Fisikal dalam rangka pembentukan kaum muda yang berkarakter, berakhlak mulia dan mandiri. B. Sifat Kegiatan Kegiatan dilaksanakan melalui pendekatan: 1. Edukatif 2. Kreatif 3. Rekreatif 4. Produktif 5. Inovatif 6. Kompetitif 7. Menantang C. Metode Kegiatan Kegiatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan menggunakan Metode Kepramukaan serta Sistem Among dalam bentuk permainan, diskusi, demonstrasi, kompetisi dan simulasi. D. Jenis Kegiatan 1. Kegiatan Umum (General activities) a. Uraian 34
Kegiatan umum adalah kegiatan rutin perkemahan yang dilaksanakan di dalam perkemahan Jamnas X 2016 diikuti oleh seluruh peserta Jamnas X 2016. b. Tujuan Kegiatan Umum bertujuan agar peserta : 1) Menghayati Tri Satyanya dengan melakukan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) Selalu berdisiplin, sehat dan bugar, 3) Menjaga kebersihan lingkungan perkemahan, 4) Mendapatkan informasi rutin kegiatan yang akan dilaksanakan secara harian. c. Macam Kegiatan Umum 1) Keagamaan (Ibadah) a) Waktu : 12 Agustus s.d 20 Agustus 2016 Pagi 04.30-05.30 WIB Sore 18.00-19.30 WIB b) Tempat : Anjungan Ibadah Masing-masing c) Peserta : Seluruh Peserta d) Perlengkapan : Peserta Perlengkapan Ibadah masing-masing Panitia Sound System Pemimpin Ibadah masing-masing Agama e) Penanggungjawab
:
Koordinator Seksi Rohani dan Urusan Agama maing-masing Ketua Bagian Ibadah masing-masing
2) Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan a) Waktu : 12 Agustus s.d 20 Agustus 2016 Pagi 07.00-08.00 WIB Sore 17.30-18.00 WIB b) Tempat : Lapangan Pasukan 35
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
e) Penanggungjawab
:
3) Kebersihan perkemahan a) Waktu b) Tempat c) Peserta d) Perlengkapan e) Penanggungjawab
: : : : :
4) Anjangsana dan persahabatan a) Waktu : b) Tempat : c) Peserta : d) Perlengkapan : e) Penanggungjawab
:
Anggota Pasukan Peserta Tiang Bendera masing-masing pasukan Bendera Merah Putih Pembina Pendamping 12 Agustus s.d 20 Agustus 2016 Areal Pasukan Petugas Corve Regu Alat kebersihan masing-masing pasukan Pembina Pendamping Pembina Sub Perkemahan 12 Agustus s.d 20 Agustus 2016 Areal Jamnas Seluruh Peserta dan Pembina Buku Peserta Makanan dan Minuman Khas Daerah Pembina Sub Perkemahan Pembina Pendamping
2. Kegiatan di dalam perkemahan (In-Camp activities) a. Uraian Kegiatan di dalam perkemahan (In-camp Activities) adalah kegiatan Jamnas X 2016 berupa paket kegiatan Jamnas X 2016 yang diikuti oleh Peserta, kegiatan ini akan diikuti secara bergiliran antara sub kemah dan setiap sub kemah mendapatkan 1 kali kesempatan, Panitia akan menyediakan sanggar-sanggar untuk diikuti oleh peserta Jamnas X 2016.
36
Tata Cara Mengikuti Paket Kegiatan 1) Setiap aparat dan Pembina Pendamping di Sub Kemah agar dapat melihat alokasi kegiatan pada matrik sebagaimana terlampir. 2) Setiap aparat Sub Kemah mengumpulkan peserta di Lapangan Sub Kemah. 3) Aparat Perkemahan, Pembina Pendamping dan Peserta bersama-sama menuju lokasi Kegiatan Paket di dalam perkemahan. 4) Sampai dilokasi Kampung Kegiatan, Panitia Kegiatan akan menerima peserta dan pembina pendamping, panitia menempatkan untuk mengisi salah satu Sanggar yang kosong terlebih dahulu. Setiap sanggar kegiatan diikuti oleh maksimal 75 orang peserta dan pembina pendamping. 5) Peserta mengikuti kegiatan di sanggar rotasi pertama. 6) Bila sudah selesai mengikuti 1 kegiatan di rotasi pertama peserta dapat mengikuti kegiatan lainnya sesuai pilihan dan minat. (Kami mengharapkan Pembina Pendamping dengan bijak memilih kegiatan untuk pesertanya sehingga memenuhi syarat minimum sanggar yang diikuti oleh peserta). 7) Peserta wajib mengikuti 2-4 sanggar yang berbeda. 8) Bila sudah selesai mengikuti 2-4 sanggar, peserta dapat menerima stempel kampung kegiatan yang diikuti masing-masing. Dan peserta menerima gelang kampung kegiatan yang diikuti. b. Tujuan Kegiatan di dalam perkemahan (In-Camp activities) bertujuan agar peserta : 1) Paket Keterampilan Kepramukaan dan Peminatan a) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepramukaan yang terbaru untuk diiikuti peserta Jamnas X 2016. b) Memberikan tantangan kepada Peserta Jamnas X 2016 untuk memperdalam keterampilan kepramukaannya. 2) Paket Kegiatan Air
37
a) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kegiatan air yang dapat dipelajari oleh peserta Jamnas X 2016. b) Memberikan tantangan kepada Peserta Jamnas X 2016 untuk memperdalam minatnya dalam keterampilan kegiatan air . 3) Paket Global Development Village Memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap issue/masalah yang berkembang di dunia untuk diiikuti peserta Jamnas X 2016 adapaun issue masalah tersebut adalah kesehatan, perdamaian dll. 4) Paket Teknologi, Seni dan Budaya a) Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang teknologi informasi dan teknologi terbarukan untuk diiikuti peserta Jamnas X 2016. b) Memperkenalkan budaya dan tradisi di Indonesia. c. Macam kegiatan di dalam perkemahan (In-Camp activities) 1) Paket Kegiatan Keterampilan Kepramukaan a) Waktu : 15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Pagi 08.00-12.00 WIB Siang 13.00-17.00 WIB b) Tempat : Kampung Keterampilan Kepramukaan Arboretum Hutan Kota Cibubur c) Peserta : Peserta sesuai matrik d) Perlengkapan : Peserta Alat Tulis Tali Pramuka Kompas Semaphore Peluit Panitia Perlengkapan sesuai sanggar masing-masing Bahan Serahan Stempel masing-masing sanggar 38
e) Penanggungjawab
:
Koordinator Seksi Kegiatan Ketrampilan Kepramukaan dan Peminatan f) Jenis Paket Kegiatan Keterampilan Kepramukaan dan Peminatan : Kelompok Ketrampilan Kepramukaan Masak Rimba Bivak Lempar Pisau Panahan Sumpit Pioneering Navigasi darat Kompas P3K Teknik membuat perangkap Pengenalan Satwa Menaksir Tinggi dan Usia Pohon Semboyan dan Isyarat Bermain Laso Kelompok Peminatan Merawat Hewan Peliharaan - Kucing - Anjing - Burung Merpati Balapan - Ayam - Reptil - Musang - Sugar Glider 39
Seni Ukiran Seni Kriya Pemanfaatan Bambu - Komunitas Bambu Pembuatan Lampion - Bob Lampion Membuat Cincin Kacu dari Kulit (Woogeling) Membuat Layang-Layang
2) Paket Kegiatan Air a) Waktu
:
b) Tempat
:
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Pagi 08.00-12.00 WIB Siang 13.00-17.00 WIB Danau Situ Baru Kolam Renang Buperta Kolam Renang Tirtateja/Taman Bunga Peserta sesuai matrik Peserta Alat Tulis Pakaian Renang Sendal Sun Block Pakaian Ganti
Panitia Perlengkapan Sesuai Sanggar Masing-masing Bahan Serahan Stempel masing-masing sanggar e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Giat Air f) Jenis Paket Kegiatan Air : Kampung Air Danau Situ Baru Dayung Kano 40
Dayung Perahu Banana Boat Memancing Ikan Splash Arena Membuat Rakit bambu Tenda apung Tangkap bebek Roket Air
Kampung Air Kolam Buperta dan TRW Selam Renang Water rescue Water survival 3) Paket Kegiatan Global Developent Village (GDV) a) Waktu : 15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Pagi 08.00-12.00 WIB Siang 13.00-17.00 WIB b) Tempat : Lapangan Terbang Rakyat (Laptera) c) Peserta : Peserta sesuai matrik d) Perlengkapan : Peserta Alat Tulis Sun Block Kaca Mata Hitam Panitia Perlengkapan Sesuai Sanggar Masing-masing Bahan Serahan 41
Stempel masing-masing sanggar e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Giat GDV f) Jenis Paket Kegiatan GDV : Topik Isu perdamaian sebagai bagian dari pencapaian perdamaian abadi - Radikalisme dan Deradikalisasi - Perdamaian Global - Messenger of Peace - Kebhayangkaraan - Bela Negara Topik Isu kesehatan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat - Keluarga bahagia - Kespro - Genre - TB - Imunisasi - HIV AIDS - PHBS - Kesehatan jiwa - Filariasis - Malaria - Rabies - Anti narkoba - Anti tembakau - ISPA - Posdaya 42
•
•
- Keselamatan Bertransportasi - Kanker - Pengenalan Penyakit Jantung - Empat Pilar - Legislatif Indonesia - Senator Indonesia - Fashion and Modelling Topik Isu Hak Azasi Manusia dan pelanggaran terhadap HAM - Human trafficking - Kekerasan pada anak - Anti bullying - Advokasi HAM - Penghapusan KDRT - World Programme for Family Planning – UNFPA - Kependudukan Dunia dan U-Report – UNICEF Topik Isu lingkungan hidup serta kelanjutannya. - Kebakaran dan eksploitasi hutan - Pencemaran sungai dan laut - Ketahanan Pangan - Potensi Maritim Indonesia - Potensi Bahari Indonesia - Kesehatan Lingkungan - Reduce, Reuse, Recycle (3R) - Energi baru dan terbarukan - Kesehatan Lingkungan - Kalpataru - Penanggulangan bencana - Simulasi Kegawat Daruratan 43
-
SCENE (Scout Center of Excellence for Nature and Environment) WOSM/APR Komposting
4) Paket Kegiatan Teknologi, Seni dan Budaya a) Waktu : 15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Rotasi Pagi 08.00-12.00 WIB Rotasi Siang 13.00-17.00 WIB b) Tempat : Lapangan Hokkey (Dekat Parkir Utama) c) Peserta : Peserta sesuai matrik d) Perlengkapan : Peserta Alat Tulis Sun Block Kaca Mata Hitam
e) Penanggungjawab
:
Panitia Perlengkapan Sesuai Sanggar Masing-masing Bahan Serahan Stempel masing-masing sanggar Koordinator Seksi Giat Teknologi dan Seni Budaya (TSB).
f) Jenis Paket Kegiatan TSB : • Kegiatan Kepramukaan dan Saka - Kwartir Nasional Gerakan Pramuka - Free Being Me (WAGGGS) - Better Life Tend (WOSM) - Saka Bahari - Saka Bakti Husada - Saka Bhayangkara 44
•
- Saka Dirgantara - Saka Kencana - Saka Kalpataru - Saka Pariwisata - Saka Tarunabumi - Saka Wanabakti - Saka Wira Kartika - Saka Widya Budaya Bakti Kegiatan Teknologi dan Pengetahuan Umum - Teknologi Nuklir Indonesia - Riset dan teknologi Indonesia Pemanfaatan Rumput Laut - Perkembagan Penelitian Indonesia - Teknologi Tepat Guna - Teknologi terbarukan - Teknologi Hemat Energi - Inovasi teknologi (angin) - Inovasi teknologi (matahari) - Teknologi otomotif - HAM Radio - FOX Hunting - Broadcasting - Studio Mini Radio dan Televisi - Jurnalistik Cetak - Telpon Seluler/Telpon Pintar - Provider Telpon Seluler - Pemanfaatan Medsos (blog, video viral, penulisan di medsos) - Teknologi terbarukan - Inovasi teknologi (angin & matahari) - Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta 45
•
•
- Masterchef Indonesia - Food Republik - Bondan Winarno - Memorabilia Pramuka - Museum Nasional - Museum Pemuda - Museum Bank Mandiri - Museum BI - Museum Tekstil Kegiatan Pengembangam Bakat/My Future Job - Master of Ceremony - Dunia Fotografi - Dunia Sinematografi - Dunia Kuliner - Teknik menulis (berita, cerita, blog) - Teknik Disain dan Animasi - Extreme Sport - Kepemudaan dan Olahraga Indonesia Kegiatan Pengenalan Industri - PT Garuda Indonesia - PT Pindad - PT INKA - PT PAL - PT Pelni - PT Transjakarta - PT Dirgantara Indonesia - PT DAMRI - PT Unilever Indonesia - PT Sari Ayu 46
•
- PT Mustika Ratu - PT Madu Pramuka Kegiatan Budaya - Kwarda Aceh - Kwarda Sumatera Utara - Kwarda Sumatera Barat - Kwarda Sumatera Selatan - Kwarda Riau - Kwarda Jambi - Kwarda Bengkulu - Kwarda Lampung - Kwarda Kepulauan Riau - Kwarda Bangka Belitung - Kwarda Banten - Kwarda DKI Jakarta - Kwarda Jawa Barat - Kwarda Jawa Tengah - Kwarda Di Yogyakarta - Kwarda Jawa Timur - Kwarda Kalimantan Barat - Kwarda Kalimantan Selatan - Kwarda Kalimantan Tengah - Kwarda Kalimantan Timur - Kwarda Kalimantan Utara - Kwarda Sulawesi Utara - Kwarda Sulawesi Selatan - Kwarda Sulawesi Tenggaara - Kwarda Sulawesi Tengah 47
-
Kwarda Sulawesi Barat Kwarda Gorontalo Kwarda Bali Kwarda Nusa Tenggara Barat Kwarda Nusa Tenggara Timur Kwarda Maluku Kwarda Papua Kwarda Maluku Utara Kwarda Papua Barat Kementerian Pariwisata Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yayasan/LSM bidang kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Sanggar Tari dan Sanggar Musik.
3. Kegiatan di luar perkemahan (Out-Camp activities) a. Uraian Kegiatan di luar perkemahan (Out-camp Activities) adalah kegiatan Jamnas X 2016 berupa paket kegiatan Jamnas X 2016 yang diikuti oleh Peserta, kegiatan ini akan diikuti secara bergiliran antara sub perkemahan dan hanya dapat diikuti satu kali oleh setiap pasukan, agar peserta mengenal lebih dalam tentang kehidupan bermasyarakat, serta menikmati petualangan diperkotaan. Tata Cara Mengikuti Paket Kegiatan 1) Setiap Aparat dan Pembina Pendamping di Sub Perkemahan agar dapat melihat alokasi kegiatan pada matrik sebagaimana terlampir. 2) Setiap aparat Sub Perkemahan mengumpulkan peserta di Lapangan Sub Perkemahan. 48
3) Aparat Perkemahan, Pembina Pendamping dan Peserta bersama-sama menuju lokasi titik pemberangkatan Peserta. 4) Peserta dan Pembina Pendamping yang didampingi oleh Panitia urusan Kegiatan akan menuju kelokasi kegiatan di Luar Perkemahan. 5) Sesampai di lokasi Peserta dan Pembina Pendamping akan diarahkan oleh Panitia untuk menuju ketitik kumpul awal. 6) Pada titik kumpul awal Panitia akan menjelaskan rangkaian kegiatan dan pembagian kelompok kecil yang tergabung dari berbagai pasukan/regu. 7) Setiap kelompok kecil Peserta mengikuti kegiatan di lokasi-lokasi di luar perkemahan. 8) Kelompok kecil Peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan dan didampingi oleh Pembina Pendamping masing-masing. 9) Pada pkl 12.00 s.d. 13.30 wib dilakukan istirahat untuk melakukan ibadah dan makan siang yang disiapkan oleh Panitia 10) Kegiatan dilanjutkan setelah istirahat ibadah dan makan siang selesai sesuai dengan arahan Panitia. 11) Peserta wajib mengikuti semua rangkaian kegiatan, dan Pembina Pendamping wajib mendampingi Peserta selama rotasi kegiatan. 12) Di lokasi kegiatan, peserta dan Pembina Pendamping setelah mengikuti rangkaian kegiatan dapat memintakan stempel kegiatan kepada Panitia. 13) Peserta dan Pembina Pendamping kembali berkumpul pada titik kumpul selanjutnya akan diarahkan oleh Panitia untuk menuju tempat pemberangkatan kembali ke perkemahan. 14) Peserta dan Pembina Pendamping kembali ke areal sub kemah masingmasing.
b. Tujuan 49
Kegiatan di luar perkemahan (Out-Camp activities) bertujuan agar peserta : 1) Peserta mendapatkan pengetahuan terkait kehidupan bermasyarakat. 2) Peserta paham terhadap pola kehidupan kota besar. 3) Peserta mengerti petualangan dalam dunia perkotaan. c. Macam kegiatan di luar perkemahan (Out-Camp activities) 1) Paket Kegiatan Pengenalan Kemasyarakatan (Community Service) a) Waktu : 15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Kumpul : Pkl 06.00WIB Berangkat : Pkl 06.30 WIB Kegiatan I : Pkl 09.00 s.d. 12.00 WIB Istirahat : Pkl 12.00 s.d. 13.30 WIB Kegiatan II: Pkl 13.30 s.d. 15.30 WIB Kumpul : Pkl 15.30 WIB Kembali : Pkl 16.00 WIB b) Tempat : Kegiatan I berada di Lingkar Monas dan Kantor Pemerintahan/Instansi disekitar Medan Merdeka Jakarta Pusat Kegiatan II berada di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara c) Peserta : Sesuai matrik d) Perlengkapan : Peserta Alat Tulis Seragam Pramuka Makanan dan Minuman
e) Penanggungjawab
:
Panitia Alat Tulis Daftar Hadir Perlengkapan Kegiatan Koordinator Seksi Kegiatan Service
Community
50
f) Jenis Paket Kegiatan Pengenalan Kemasyarakatan : Kegiatan I disebut dengan Sehari Bersama dengan Lembaga Pemerintahan atau Masyarakat/One Day With Goverment or Institution Kegiatan II disebut dengan Tantangan dengan Wahana Modern/ Challenging on Theme Park. 2) Petualangan/Adventure a) Waktu
:
b) Tempat
:
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Kumpul : Pkl 06.30 WIB Berangkat : Pkl 07.00 WIB Kegiatan I : Pkl 09.00 s.d. 12.00 WIB Istirahat : Pkl 12.00 s.d. 13.30 WIB Kegiatan II: Pkl 13.30 s.d. 15.30 WIB Kumpul : Pkl 15.30 WIB Kembali : Pkl 16.00 WIB Kegiatan I dan II berada di Jungle Land, Sentul, Bogor Peserta sesuai matrik Peserta Alat Tulis Seragam Pramuka Makanan dan Minuman Panitia Alat Tulis Daftar Hadir Perlengkapan Kegiatan
e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Petualangan f) Jenis Paket Kegiatan Pengenalan Kemasyarakatan : Kegiatan ini disebut dengan Berpetualang dalam Wahana Modern/Adventuring on Theme Park 51
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penjelajahan dalam bentuk beregu Metode kegiatan ini diarahkan kepada metoda kompetisi dalam bentuk permainan. 4. Kegiatan Wawasan a. Uraian Kegiatan Wawasan adalah kegiatan Jamnas X 2016 yang dilaksanakan pada malam hari untuk memperat hubungan dan wawasan antara warga perkemahan dan tokoh masyarakat, dan wawasan seni budaya peserta Jamnas X 2016. Tata Cara Mengikuti Kegiatan 1) Setiap Aparat dan Pembina Pendamping di Sub kemah agar dapat melihat matrik kegiatan sesuai dengan lampiran. 2) Setiap Pembina Pendamping menginformasikan kepada Peserta terkait Kegiatan Wawasan yang bisa diikuti oleh Peserta. 3) Peserta berkumpul di lokasi kegiatan wawasan. 4) Peserta mengikuti Kegiatan Wawasan. 5) Peserta mendapatkan stempel. b. Tujuan Kegiatan Wawasan bertujuan agar peserta : 1) Mendapat penambahan pengetahuan dan wawasan 2) Mengenal tokoh-tokoh yang menginspirasi 3) Mengenal budaya daerah lainnya
c. Macam Kegiatan Wawasan 1) Waktu 2) Tempat
: :
15-16 Agustus dan 18-19 Agustus 2016 Pkl 19.30 – 21.30 WIB Lokasi Kampung Kreatif 52
3) Peserta 4) Perlengkapan
: :
Peserta yang bersedia mengikuti Peserta Alat Tulis Pakaian Bebas dan Rapi Panitia Alat Tulis Daftar Hadir Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Panggung Koordinator Seksi Kegiatan Wawasan
5) Penanggungjawab : 6) Jenis Kegiatan Wawasan: Sosialisasi Revolusi Mental Jumpa Tokoh Penampilan Budaya Berbagi Pengalaman Mendongeng/Story Telling
5. Kegiatan Khusus (Special Event) a. Uraian Kegiatan Khusus (Special Event) adalah kegiatan Jamnas X 2016 berupa kegiatan yang diikuti oleh Peserta dan Pembina Pendamping secara bersamaan oleh semua sub Perkemahan dalam rangka memperingati perayaan khusus. Tata Cara Mengikuti Kegiatan Paket 1) Setiap individu, kontingen dan Panitia yang akan mengikuti Kegiatan Khusus melihat informasi terkait waktu dan tempat pelaksanaan Kegiatan Khusus. 2) Peserta atau individu yang terlibat agar mempersiapkan perlengkapan kebutuhan yang dibutuhkan. 3) Hadir 30 menit sebelum pelaksanaan Kegiatan Khusus. 53
4) Mengikuti kegiatan secara tertib dan khidmat. b. Tujuan Kegiatan Khusus (Special Event) bertujuan agar peserta dan individu yang akan mengikuti: 1) Saling berbagi pengalaman dan pengetahuan 2) Memperingati penyelenggaraan Hari Pramuka dan HUT Kemerdekaan RI 3) Bekerjasama dalam menyelenggarakan Hari Pramuka dan HUT Kemerdekaan RI c. Uraian Kegiatan Khusus (Special Event) 1) Membangun Gapura Nusantara a) Waktu : 13 Agustus 2016 Pkl 08.00 – 12.00 WIB b) Tempat : (1) Gerbang Utama Perkemahan (2) Gerbang Perkemahan Putera dan Puteri (3) Kapling Kontingen masing - masing c) Peserta : (1) Gapura Utama Bhinneka Tunggal Ika diikuti oleh 1 orang Putera dan 1 orang Puteri perwakilan Peserta per Kontingen Daerah (2) Gapura Perkemahan Putera dan Puteri diikuti oleh 2 orang Putera dan 2 orang Puteri perwakilan peserta per Kontingen Daerah (3) Kapling Kontigen masing – masing diikuti oleh seluruh Kontingen Cabang di kavling masing – masing. d) Perlengkapan : Peserta Pakaian Bebas dan Rapi Perlengkapan Perkemahan 54
Perlengkapan Gapura untuk Kavling masingmasing. Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Panggung Bambu Tali Pramuka Desain Gapura Utama dan Perkemahan Putra / Putri Tenaga Ahli pengarah pembangunan Gapura Nusantara e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Membangun Gapura Nusantara : Membangun Gapura Nusantara Perkemahan Induk - Diikuti oleh 1 orang Putera dan 1 orang Puteri perwakilan Kontingen Daerah - Panitia telah menyiapkan desain Gapura Utama yang berlokasi di Gerbang Depan Buperta Cibubur - Perlengkapan disiapkan oleh Panitia - Pembangunan dilakukan secara serentak. Membangun Gapura Nusantara Perkemahan Putera - Diikuti oleh 2 orang Putera perwakilan Kontingen Daerah - Panitia telah menyiapkan desain Gapura Perkemahan Putera yang berlokasi di Gerbang Perkemahan Putera - Perlengkapan disiapkan oleh Panitia - Pembangunan dilakukan secara serentak Membangun Gapura Nusantara Perkemahan Puteri - Diikuti oleh 2 orang Puteri perwakilan Kontingen Daerah 55
-
Panitia telah menyiapkan desain Gapura Perkemahan Puteri yang berlokasi di Gerbang Perkemahan Puteri - Perlengkapan disiapkan oleh Panitia - Pembangunan dilakukan secara serentak Membangun Gapura Kavling - Diikuti oleh semua peserta - Lokasi berada di kavling kontingen cabang masing-masing - Perlengkapan dipersiapkan oleh kontingen masing-masing - Pembangunan dilakukan serentak 2) Festival Hari Pramuka ke-55 a) Waktu : b) Tempat
:
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
14 Agustus 2016 Pkl 08.00 – 16.00 WIB Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 dan Lapangan Sub Perkemahan semua Peserta Jamnas X 2016 Peserta Seragam Pramuka dan/atau Kaos Kontingen Daerah Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara
e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan: Festival Hari Pramuka tahun 2016 - Diikuti oleh semua peserta Jamnas X tahun 2016, yang berlokasi disemua lapangan sub Perkemahan 56
-
Festival Hari Pramuka ke-55 dilakukan dengan metode permainan besar dengan tujuan saling mengenal dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Akhir dari kegiatan Festival Hari Pramuka, peserta diharapkan dapat mengenal setidaknya 100 orang teman baru (my 100 new friends) Kelompok 100 teman baru yang pertama kali menyelesaikan tugas, maka akan mendapatkan penghargaan khusus dari Panitia
3) Malam Selamat Datang a) Waktu b) Tempat c) Peserta d) Perlengkapan
: : : :
14 Agustus 2016 Pkl 19.30 – 21.30 WIB Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 semua Peserta Jamnas X 2016 Peserta Seragam Pramuka Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Panggung Utama Pengisi Acara Koordinator Seksi Giat Khusus
e) Penanggungjawab : f) Uraian Kegiatan: - Ucapan Selamat Datang oleh Binkemin Jamnas X 2016 - Penampilan Khusus Gudep-Gudep di Jabodetabek - Doa Bersama untuk awal Jamnas X 2016 4) Karnaval Budaya a) Waktu
:
17 Agustus 2016 Pkl 09.00 – 12.00 WIB
57
b) Tempat
:
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
Lapangan Utama Perkemahan dan Sekitar Buperta Cibubur, Jakarta Timur Peserta Jamnas X tahun 2016 Peserta Peserta mengenakan pakaian adat masingmasing Setiap kontingen membawa papan nama kontingen Diperbolehkan menggunakan alat music tradisional Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara
e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Karnaval: - Setelah doa bersama lintas agama, peserta akan mendengarkan arahan Panitia terkait persiapan Karnaval - Pelepasan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka/Binkemin dan tamu undangan lainnya - Urut-urutan barisan karnaval terdiri atas • Unit Marching Band Pramuka • Pasukan Pemegang Bendera Merah Putih • Pasukan Pemegang Bendera WOSM • Pasukan Pemegang Bendera Pramuka • Konda 1 – 10 • Unit Marching Band Pramuka • Konda 11 – 20 • Unit Marching Band Pramuka 58
-
• Konda 21 – 34 • Panitia Akhir dari kegiatan ini peserta dapat menampilkan kekhasan daerah masing-masing serta bisa saling bertukar informasi terkait budaya daerah masing-masing.
5) Festival Hari Kemerdekaan RI ke-71 a) Waktu : 17 Agustus 2016 Pkl 13.00 – 16.00 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 dan Lapangan Sub Perkemahan c) Peserta : semua Peserta Jamnas X 2016 d) Perlengkapan : Peserta Upacara Hari Proklamasi : Seragam Pramuka/ Pakaian Adat Festival Rakyat Merdeka : Pakaian ala Pejuang/Nuansa Kemerdekaan Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan: Festival Hari Kemerdekaan - Diikuti oleh semua peserta Jamnas X 2016, yang berlokasi disemua lapangan sub Perkemahan - Festival Hari Kemerdekaan dilakukan dengan metode permainan persaudaraan dengan tujuan saling mengenal dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 59
-
Setiap permainan Festival Hari Kemerdekaan diikuti oleh peserta yang membentuk regu baru berjumlah 8 orang setiap regu yang berasal dari 8 dearah berbeda Kegiatan berupa Lomba Makan Kerupuk Berkelompok, Tarik Tambang Goyang, Perang Hutan, Balap Karung estafet, Pindah Bola Beregu, Futsal Dangdut, Lomba Karaoke, dan lain sebagainya Akhir kegiatan peserta akan berkenalan dengan teman – teman baru.
6) Malam Kebudayaan Betawi a) Waktu : b) Tempat c) Peserta d) Perlengkapan
: : :
17 Agustus 2016 Pkl 19.30 – 21.30 WIB Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 semua Peserta Jamnas X 2016 Peserta Peserta diharapkan menggunakan pakaian khas kontingen dengan mengenakan ikat kepala khas daerah masing-masing Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara
e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Malam Kebudayaan Betawi : Diikuti oleh peserta dengan mengenakan pakaian khas kontingen daerah masing-masing serta mengenakan ikat kepala khas daerah masing-masing Sambutan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Sambutan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 60
Penampilan Seni Budaya Betawi seperti Gambang Kromong atau Ketoprak Betawi, dan lain-lain. Akhir dari kegiatan ini peserta mengetahui akan budaya Betawi dan ragamnya serta mendapatkan suguhan menarik akan kekayaan budaya Betawi. 7) Temu Alumni Jamnas dan Jamdun a) Waktu : 15 dan 16 Agustus 2016 Pkl 09.30 – 12.00 WIB b) Tempat : Gedung Pandansari, TRW c) Peserta : mantan Peserta Jamnas d) Perlengkapan : Peserta Temu Alumni Peserta mengenakan pakaian bebas rapi/ditentukan oleh panitia masing-masing angkatan Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Temu Alumni Jamnas dan Jamdun: Mantan Peserta Jamnas 1973 dan 1977, mantan peserta Jamdun tahun 70 an. - Diikuti oleh mantan peserta Jamnas 1973 (Situbaru) dan 1977 (Sibolangit), serta mantan peserta Jamdun tahun 70 an. - Acara diisi dengan sambutan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Binkemin dan sesepuh mantan peserta Jamnas, serta mantan peserta Jamdun. 61
- Setiap peserta diminta untuk membawa foto kenangan dan tiska selama Jamnas dan Jamdun. - Akhir acara terjadi interaksi antara mantan peserta Jamnas dan Jamdun dalam rangka memperkuat Gerakan Pramuka. - Pertemuan ini akan dikelola oleh perwakilan mantan peserta Jamnas dan Jamdun, panitia akan membantu menyiapkan fasilitas pertemuan berupa sound system dan tempat. Mantan Peserta Jamnas 1981, 1986 dan Mantan Peserta Jamdun Tahun 80 an. - Diikuti oleh mantan peserta Jamnas 1981 (Cibubur) dan 1986 (Cibubur), serta mantan peserta Jamdun tahun 80 an - Acara diisi dengan sambutan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Binkemin dan sesepuh mantan peserta Jamnas dan Jamdun - Setiap peserta diminta untuk membawa foto kenangan dan tiska selama Jamnas dan Jamdun. - Akhir acara terjadi interaksi antara mantan peserta Jamnas dan Jamdun dalam rangka memperkuat Gerakan Pramuka - Pertemuan ini akan dikelola oleh perwakilan mantan peserta Jamnas dan Jamdun, panitia akan membantu menyiapkan fasilitas pertemuan berupa sound system dan tempat. Mantan Peserta Jamnas 1991, 1996 dan Mantan Peserta Jamdun Tahun 90 an. - Diikuti oleh mantan peserta Jamnas 1991 (Cibubur) dan 1996 (Cibubur), serta mantas peserta Jamdun tahun 90 an. - Acara diisi dengan sambutan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Binkemin dan sesepuh mantan peserta Jamnas dan Jamdun. - Setiap peserta diminta untuk membawa foto kenangan dan tiska selama Jamnas dan Jamdun 62
-
Akhir acara terjadi interaksi antara mantan peserta Jamnas dan Jamdun dalam rangka memperkuat Gerakan Pramuka Pertemuan ini akan dikelola oleh perwakilan mantan peserta Jamnas dan Jamdun, panitia akan membantu menyiapkan fasilitas pertemuan berupa sound system dan tempat.
Mantan Peserta Jamnas 2001, 2006, 2011 dan Mantan Peserta Jamdun Tahun 2000 an. - Diikuti oleh mantan peserta Jamnas 2001 (Baturaden), 2006 (Jatinangor) dan 2011 (Teluk Gelam, Ogan Komering Ilir), serta mantan peserta Jamdun tahun 2000 an. - Acara diisi dengan sambutan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Binkemin dan sesepuh mantan peserta Jamnas dan Jamdun - Setiap peserta diminta untuk membawa foto kenangan dan tiska selama Jamnas dan Jamdun - Akhir acara terjadi interaksi antara mantan peserta Jamnas dan Jamdun dalam rangka memperkuat Gerakan Pramuka - Pertemuan ini akan dikelola oleh perwakilan mantan peserta Jamnas dan Jamdun, panitia akan membantu menyiapkan fasilitas pertemuan berupa sound system dan tempat. 8) Festival Pramuka Berkebutuhan Khusus a) Waktu : 16 Agustus 2016 Pkl 13.30 – 16.00 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan c) Peserta : PBK Peserta Jamnas X 2016 d) Perlengkapan : PBK Peserta mengenakan seragam Pramuka Perlengkapan dibantu oleh Pembina Pendamping masing-masing 63
Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Festival PBK: - Peserta PBK diharapkan hadir di lokasi kegiatan - Peserta diminta untuk menampilkan atraksi sesuai dengan kekhususan masing-masing - Peserta PBK Jamnas X 2016 dari setiap daerah telah menyiapkan atraksi khusus daerah masing-masing - Permainan besar diikuti oleh setiap peserta - Pramuka lainnya diperbolehkan mengikuti kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan yang ada - Di akhir kegiatan terjalin kerjasama yang harmonis sesama PBK serta Pramuka lainnya 9) Kegiatan Doa Lintas Agama a) Waktu : b) Tempat c) Peserta d) Perlengkapan
: : :
20 Agustus 2016 Pkl 07.30 – 08.30 WIB Lapangan Utama Perkemahan Peserta Jamnas X 2016 Peserta Peserta mengenakan pakaian daerah masingmasing Alas duduk Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem 64
e) Penanggungjawab
:
Panggung Utama Pengisi Acara Koordinator Seksi Kegiatan Khusus
f) Jenis Paket Kegiatan Doa Lintas Agama: - Sambutan pembukan oleh Binkemin - Doa bersama dengan cara Islam - Doa bersama dengan cara Kristen - Doa bersama dengan cara Katolik - Doa bersama dengan cara Budha - Doa bersama dengan cara Hindu - Doa bersama dengan cara Konghucu - Doa bersama semua pimpinan Agama - Penutup 10) Pertemuan Pramuka Garuda Indonesia/ATAS Indonesia a) Waktu : 20 Agustus 2016 Pkl 13.30 – 15.00 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan dan Sekitar Buperta Cibubur, Jakarta Timur c) Peserta : Pemimpin Regu, Wakil Pemimpin Regu, Peserta Jamnas X tahun 2016 yang telah mencapai Pramuka Garuda, Pramuka Penegak Garuda, Pramuka Pandega Garuda, dan Anggota Dewasa yang pernah menjadi Pramuka Garuda d) Perlengkapan : Peserta Berseragam Pramuka Lengkap Alas duduk Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem 65
Panggung Utama Pengisi Acara e) Penanggungjawab
:
Koordinator Seksi Kegiatan Khusus dibantu oleh ATAS Indonesia f) Uraian Kegiatan Pertemuan Pramuka Garuda Indonesia/ATAS Indonesia: - Pertemuan diawali dengan laporan oleh Koordinator ATAS Indonesia - Sambutan pembuka oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka - Sambutan pembuka oleh Presiden ATAS - Penampilan khas Pramuka - Pelantikan anggota ATAS Indonesia - Akhir dari kegiatan ini Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat mengetahui jumlah Pramuka Garuda secara umum serta mendukung pencapaian Renstra Gerakan Pramuka terkait pencapaian jumlah Pramuka Garuda 5% dipenghujung pelaksanaan Renstra 11) Festival Kuliner Nusantara a) Waktu : b) Tempat
:
c) Peserta d) Perlengkapan
: :
20 Agustus 2016 Pkl 15.00 – 17.00 WIB Penyajian Makanan Khas Daerah pada kavling masing-masing kontingen Peserta Jamnas X 2016 Peserta Peserta mengenakan pakaian adat masingmasing Setiap kontingen menyiapkan dan menyajikan makanan khas daerah masin– masing. Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem
66
e) Penanggungjawab : Koordinator Seksi Kegiatan Khusus f) Uraian Kegiatan Festival Kuliner Nusantara: - Setiap kontingen agar menyiapkan bahan dan menyajikan makanan khas daerah masing-masing - Panitia memberikan tanda sirine dimulainya acara Festival Kuliner Nusantara - Pemimpin Regu membagi tugas anggota regu terkait waktu kunjungan kekapling lainnya - Peserta diharapkan agar mengunjungi kapling lainnya serta menjelaskan budaya masing-masing dalam rangkaian pemahaman keberagaman budaya (multi cultural) - Akhir dari kegiatan ini peserta mengetahui cara pembuatan dan menikmati makanan khas. 12) Upacara Penutupan dan Api Unggun a) Waktu : 20 Agustus 2016 Pkl 19.30 – 21.30 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan c) Peserta : Peserta Jamnas X tahun 2016 d) Perlengkapan : Peserta Peserta berseragam Pramuka Alas Duduk Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Pengisi Acara Panggung Utama Api Unggun Buatan e) Penanggungjawab f) Uraian Kegiatan:
:
Koordinator Seksi Kegiatan Khusus
67
-
-
Setiap Kontingen berkumpul dilapangan Sub Perkemahan dan bersama dengan Aparat menuju Lapangan Utama, dimulai dari Sub Perkemahan terjauh pada pkl 19.00 wib, selang 10 menit berikutnya bagi Sub Perkemahan yang sedikit berjarak hingga yang terdekat Pembina Upacara adalah Ketua Komite Dunia WOSM/Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Upacara penutupan dilanjutkan dengan acara api unggun.
6. Kegiatan Anggota Dewasa (Adult Program) a. Uraian Kegiatan Anggota Dewasa (Adult Program) adalah kegiatan JAMNAS X 2016 berupa paket kegiatan yang diikuti oleh Pembina Pendamping, Pinkoncab, Pinkonda atau Anggota Dewasa yang terlibat dalam Jamnas X 2016. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Gelang Ajar dan Lokakarya (workshop). Tata Cara Mengikuti Kegiatan Paket 1) Setiap Anggota Dewasa yang akan mengikuti Kegiatan Anggota Dewasa melihat informasi terkait waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. 2) Anggota Dewasa yang terlibat agar mendaftarkan diri ke Sekretariat Sub Perkemahan Anggota Dewasa satu hari sebelum tanggal kegiatan. 3) Hadir 30 menit sebelum pelaksanaan Kegiatan. 4) Mengikuti kegiatan secara tertib dan khidmat. 5) Di akhir kegiatan, apabila peserta dinyatakan layak maka akan diberikan sertifikat Gelang Ajar atau Lokakarya. b. Tujuan Kegiatan Anggota Dewasa (Adult Program) bertujuan agar: 1) Saling berbagi pengalaman dan pengetahuan 2) Memperkaya pengetahuan dan keterampilan pembinaan kepramukaan 68
3) Memberikan masukan kepada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melalui Pusdiklatnas terkait pola pembinaan kepramukaan 4) Memperkuat tali silahturahmi sesama anggota Dewasa Gerakan Pramuka c. Macam Kegiatan Anggota Dewasa (Adult Program) dalam bentuk Gelang Ajar dan Lokakarya 1) Waktu : 15, 16, 18, dan 19 Agustus 2016 Sesi I : Pkl 08.00 – 12.00 WIB Sesi II : Pkl 13.30 – 17.00 WIB 2) Tempat : Sub Perkemahan Anggota Dewasa 3) Peserta : Anggota Dewasa yang terlibat dalam Jamnas X 2016 4) Perlengkapan : Peserta Pakaian Seragam Pramuka Alat Tulis Alas Duduk Makanan kecil khas daerah Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Tenda Pertemuan 5) Penanggungjawab : Ketua Bidang Kegiatan Anggota Dewasa 6) Uraian Kegiatan Anggota Dewasa : a) SKU, SKK dan Syarat Pramuka Garuda b) World Policy on Youth Program (Kebijakan WOSM tentang Program Peserta Didik) c) World Policy on Adult Resource (Kebijakan WOSM tentang Pembinaan Anggota Dewasa) d) Program-Program WOSM (MoP, U-Report, Scout of the World Award, dll) e) Akreditasi Gudep & Data Dasar 69
f) Pengelolaan Gudep g) Pengembangan Metode h) Keterampilan Kepramukaan/Scouting Skill i) Manajemen Kegiatan j) Pemanfaatan Teknologi Informasi k) Kemandirian Gudep l) Perlindungan Anak m) Anti Narkoba n) Teknik Menulis Kreatif Dan Efektif o) Sosialisasi Pedoman Rekrut dan Retensi Anggota Dewasa Gerakan Pramuka p) Sosialisasi Pedoman Sertifikasi Pembina dan Pelatih Pembina Pramuka q) Sosialisasi Penyempurnaan SKK dan TKK Golongan Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang. 7. Protokol dan Upacara Uraian Kegiatan Protokol dan Upacara a. Mengkoordinir semua kegiatan keprotokolan Jamnas X 2016. b. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan Upacara Pembukaan Jamnas X 2016 dan Peringatan Hari Pramuka, Upacara Peringatan Hari Proklamasi ke-71 serta Upacara Penutupan Jamnas X 2016, berkoordinasi dengan Seksi Kegiatan Khusus 1) Upacara Pembukaan Jamnas X 2016 dan Peringatan Hari Pramuka ke – 55 a) Waktu : 14 Agustus 2016 Pkl 08.00 – 16.00 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 dan Lapangan Sub Perkemahan c) Peserta : semua Peserta Jamnas X 2016 d) Perlengkapan : Peserta 70
Seragam Pramuka dan/atau Kaos Kontingen Daerah Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound System Panggung Utama Pengisi Acara Koordinator Seksi Protokol dan Upacara
e) Penanggungjawab : f) Uraian Kegiatan: Upacara Pembukaan Jamnas X 2016 dan Peringatan Hari Pramuka ke-55 tahun 2016 - Diikuti oleh semua peserta Jamnas X tahun 2016, yang berlokasi di Lapangan Utama Perkemahan atau lokasi yang ditentukan oleh Panitia. - Kegiatan diawali dengan Apel Besar Hari Pramuka ke – 55 tahun 2016 yang dipimpin oleh Pramuka Utama/Presiden RI - Setiap peserta diharapkan mengikuti kegiatan secara khidmat - Peserta dalam barisan upacara tidak diperkenankan mengambil gambar menggunakan kamera/handphone selama upacara berlangsung. - Rangkaian kegiatan lainnya akan disesuaikan dengan rencana Panitia Peringatan Hari Pramuka Tingkat Nasional Tahun 2016.
2) Peringatan Hari Proklamasi ke – 71 a) Waktu : 17 Agustus 2016 Pkl 07.30 – 09.00 WIB b) Tempat : Lapangan Utama Perkemahan Jamnas X 2016 dan Lapangan Sub Perkemahan c) Peserta : semua Peserta Jamnas X 2016 d) Perlengkapan : Peserta Upacara Hari Proklamasi : Seragam Pramuka/ Pakaian Adat Panitia Perlengkapan Kegiatan 71
Sound System Panggung Utama Pengisi Acara Koordinator Seksi Protokol dan Upacara
e) Penanggungjawab : f) Uraian Kegiatan: Peringatan Hari Proklamasi ke-71 tahun 2016 - Diikuti oleh semua peserta Jamnas X 2016, yang berlokasi di Lapangan Utama Perkemahan - Kegiatan dalam bentuk Upacara Hari Proklamasi ke – 71 tahun 2016, yang dipimpin oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka - Setiap peserta diharapkan mengikuti kegiatan secara khidmat - Peserta dalam barisan upacara tidak diperkenankan mengambil gambar menggunakan kamera/handphone selama upacara berlangsung. 3) Upacara Penutupan a) Waktu
:
b) Tempat c) Peserta d) Perlengkapan
: : :
20 Agustus 2016 Pkl 19.30 – 21.30 WIB Lapangan Utama Perkemahan Peserta Jamnas X tahun 2016 Peserta Peserta berseragam Pramuka Alas Duduk Panitia Perlengkapan Kegiatan Sound Sistem Pengisi Acara Panggung Utama Api Unggun Buatan Koordinator Seksi Protokol dan Upacara
e) Penanggungjawab : f) Uraian Kegiatan: - Setiap Kontingen berkumpul dilapangan Sub Perkemahan dan bersama dengan Aparat menuju Lapangan Utama, dimulai dari Sub Perkemahan 72
terjauh pada pkl 19.00 wib, selang 10 menit berikutnya bagi Sub Perkemahan yang sedikit berjarak hingga yang terdekat - Pembina Upacara adalah Ketua Komite Dunia WOSM/Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka - Upacara penutupan dilanjutkan dengan acara api unggun. c. Menyusun daftar tamu selama Jamnas X 2016. d. Menerima tamu-tamu Jamnas X 2016 bersama dengan Sekretariat. e. Bertangggungjawab kepada Ketua Bidang Kegiatan 8. Matrik Kegiatan Jamnas X 2016 SUBKEM BULAN, TANGGAL, WAKTU
Puteri Maria Walanda Maramis
Christina Marta Tiahahu
Putera
RA. Kartini
12
Tjut Nyak Dien
Pangeran Diponegoro
Imam Bondjol
Sultan Hasanudin
Tjilik Riwut
Kedatangan & Registrasi Pagi
Membangun Gapura Nusantara
13 Siang Malam A Pagi G U 14 Siang S Malam T U Pagi S Siang 15
Malam Selamat Datang Persiapan Upacara Upacara Pembukaan Jamnas, Upacara Hari Pramuka dan Festival Hari Pramuka
Malam Hari Pramuka Sc & Cult GDV
Adventure
GDV Sc & Cult
Malam Pagi 16 Siang
Community Tour
Scout Skill Water Act
Water Act
Adventure
Scout Skill
Community Tour
Community Tour
Scout Skill
Giat Malam Adventure
Sc & Cult GDV
Community Tour
Malam
GDV Sc & Cult
Adventure
Scout Skill Water Act
Water Act
Giat Malam
SUBKEM BULAN, TANGGAL, WAKTU
17
Puteri Maria Walanda Maramis
Christina Marta Tiahahu
RA. Kartini
Putera Tjut Nyak Dien
Pangeran Diponegoro
Imam Bondjol
Pagi Siang
Festival Hari Kemerdekaan 2016
Malam
Malam Kebudayaan
Pagi
Scout Skill
18 Siang
Water Act
Community Tour
Water Act Scout Skill
Malam Pagi
A Community Tour G 19 Siang U Malam S T Pagi U S 20 Siang Malam
Adventure
Sc & Cult GDV
Malam
Tjilik Riwut
73
Community Tour
GDV Sc & Cult
Adventure
Giat Malam Scout Skill Water Act
Adventure
Water Act Scout Skill
Community Tour
Sc & Cult GDV
Giat Malam Doa Lintas Agama dan Penampilan Budaya 8 Subcamp Festival Kuliner Nusantara Malam Penutupan
Pagi 21 Siang
Sultan Hasanudin
Camp Clearence dan Check Out Evaluasi Panitia
Adventure
GDV Sc & Cult
BAB V MANAJEMEN RESIKO A. Umum Jamnas X 2016 adalah kegiatan besar yang memiliki resiko-resiko yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan antara lain kelalaian manusia, faktor alam, dan keterbatasan sarana prasarana, oleh karena itu perlu dibentuk Tim Manajemen Resiko. B. Manajemen Resiko Manajemen Resiko Jamnas X 2016 adalah proses yang meliputi pengindentifikasian, menganalisa, mengevaluasi, dan memberikan intervensi kepada resiko selama Jamnas X 2016 yang dilakukan oleh Tim Manajemen Resiko Jamnas X 2016. Tahapan dalam Manajemen Resiko adalah sebagai berikut : 1. Penilaian Resiko
74
Elemen penilaian Manajemen Resiko Jamnas X aktifitas, adalah sebagai berikut a. Menetapkan Konteks b. Mengindentifikasi Resiko c. Menganalisa Resiko d. Mengevaluasi Resiko
2016 untuk setiap fungsi atau
2. Tindakan Terhadap Resiko
Pilihan tindakan resiko selama Jamnas X 2016, adalah a. Menghindari resiko b. Mengurangi resiko c. Memindahkan resiko
3. Monitor, Tinjau Ulang dan Komunikasi
Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Manajemen Resiko melakukan monitoring, meninjau ulang dan memantau proses komunikasi dalam Jamnas X 2016
75
BAB VI LOGISTIK A. Perlengkapan 1. Setiap peserta (per cabang) membawa tenda tidur, tenda makan dan tenda dapur serta dipasang di kaplingnya masing-masing 2. Setiap peserta (per cabang) membawa perlengkapan masak masing-masing. 3. Setiap peserta membawa pelengkapan pribadi masing-masing. B. MCK dan Air Bersih 1. Selama di tapak perkemahan, setiap peserta/regu hanya boleh menggunakan MCK dan Air Bersih di sekitar tapak kemahnya atau yang telah ditentukan oleh Pembina Sub Kem masing-masing 2. Bila terjadi kerusakan atau kehabisan air di MCk nya, segera laporkan kepada Pembina Subkem masing-masing. C. Akomodasi dan Perkemahan 1. Setiap peserta (per kwarcab) akan mendapat satu kapling seluas + 280 m2 2. Setiap peserta dapat memasuki kaplingnya setelah menyelesaikan kewajiban administrasi dan keuangan dan mendapat surat ijin memasuki perekemahan pada saat melakukan pendaftaran ulang. 3. Setiap peserta tidak boleh mendirikan tenda dan gapura melebihi batas kaplingnya masing-masing. 4. Setiap peserta setelah penutupan dapat meninggalkan tapak perkemahan/pulang ke daerah masing-masing setelah mendapat surat izin meninggalkan perkemahan dari Pembina Subkem masing-masing. 5. Pinkoncab membawa tenda tidur dan mendirikannya di kapling masing yang telah ditentukan oleh Panitia ( di Kempa 5 Buperta) 6. Pinkonda tidur di Pengianapan Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur yang diatur oleh Panitia. 76
D. Konsumsi 1. Setiap peserta, pembina pendamping, pinkonda dan pinkoncab akan mendapat 1 kali makan matang pada saat kedatangan dan 1 kali pada saat kepulangan 2. Selama pelaksanaan jambore nasional, setiap peserta diberikan paket konsumsi berupa bahan pokok dan bahan mentah, kecuali pada saat melakukan kegiatan di luar perkemahan akan diberikan makan siang 3. Paket bahan pokok dan bahan mentah dapat diambil di pos pelayanan konsumsi di masing-masing subkem dengan menggunakan kupon konsumsi yang diterima pada saat pendaftaran ulang 4. Paket bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng, kecap, sambal botol, kopi dan teh celup dll) diberikan dalam paket per cabang (18 orang) diberikan/diambil dalam 2 tahap yaitu tahap ke I untuk 5 hari diberikan/diambil pada H-1 atau hari H bagi pesera yang terlambat datang dan tahap ke II untuk 4 hari terakhir diserahkan/diambil pada hari ke 4 pelaksanaan jambore nasional di ambil di pos pelayanan konsumsi subkem masing-masing pada pukul 05.00 – 07.00 5. Paket Bahan mentah untuk makan malam, pagi dan siang esok harinya berupa sayuran, lauk pauk, buah-buahan sesuai daftar menu harian diberikan/diambil setiap hari dalam paket percabang (18 orang) di pos pelayanan konsumsi subkem masingmasing setiap pukul 10.00 – 11.00 6. Bagi peserta Pramuka Berkebutuhan Khusus, paket bahan pokok dan bahan mentah sama dengan paket pramuka penggalang 7. Bagi peserta luar negeri/KBRI bahan pokok, bahan mentah dan menu disamakan dengan pramuka penggalang dengan tambahan berupa makanan khusus. 8. Makanan dan minuman lain yang diperlukan oleh peserta dapat dibeli di mini market yang disediakan panitia 9. Kepada pinkonda dan pinkoncab selama pelaksanaan jambore nasional diberikan makanan matang 3 kali sehari mulai H-1 s/d H+1 10. Bagi pinkonda dan pinkoncab, tempat dan kupon makannya ditentukan sebagai berikut: 77
a. Pinkonda di Ruang makan Wijaya Kusuma TRW dengan kupon makan warna coklat muda b. Pinkoncab di Pendopo Kempa 5 dengan kupon makan warna kuning muda 11. Jadwal makan pinkonda dan pinkoncab sebagai berikut Makan pagi : pukul 06.00 – 08.00 Makan siang : pukul 12.00 – 14.00 Makan malam : pukul 18.00 – 20.00
BAB VII PELAYANAN UMUM
78
A. Transportasi 1. Panitia menyediakan kendaraan untuk kegiatan di luar Bumi Perekemahan Pramuka Cibubur 2. Setiap kontingen cabang harus mengkonfirmasikan rencana kedatangan dan kepulangan kepada Kwarnas/panitia terkait selambat-lambatnya 3 bulan sebelum kedatangan. 3. Transportasi kontingen cabang dari daerah masing-masing ke Bumi Perkemahan menjadi tanggungjawab kontingen cabang masing-masing. 4. Panitia tidak menyediakan parkir kendaraan kontingen di Bumi Perkemahan. 5. Kendaraan kontingen dapat memasuki Bumi Perkemahan hanya untuk menurunkan dan menjemput kontingen. 6. Kedatangan kontingen di Bumi Perkemahan paling lambat tanggal 12 Agustus 2016 dan penjemputan koningen dimulai pada tanggal 21 Agustus 2016 B. Kesehatan 1. Selama pelaksanaan Jambore Nasional, panitia menyiapkan pelayanan kesehatan bagi setiap peserta yang memerlukan pemerikasaan kesehatan. 2. Pos Pelayanan kesehatan akan terdapat di subkem masing-masing 3. Bagi peserta yang menderita sakit dan memerlukan perawatan khusus/rawat inap, panitia menyiapkan Rumah Sakit Rujukan 4. Biaya pemeriksaan keseharan, obat-obatan dan rawat inap, menjadi tanggungjawab panitia jambore nasional 2016/Kwartir Nasional Gerakan Pramuka a. Setiap dokter kontingen daerah setibanya di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur harus melapor ke Seksi/Posko Kesehatan untuk mendapatkan penugasan. C. Kebersihan 1. Kebersihan di tapak kemah menjadi tanggungjawab peserta/kontingen cabang masing-masing.
79
2. Panitia/Seksi Kebersihan meyiapkan tempat sampah berupa kantong sampah sebanyak 3 lembar per hari per kontingencabang selama pelaksanaan jambore nasional 2016 3. Setiap regu/kontingen cabang harus membuang sampah ke tempat/kantong sampah yang telah disediakan seksi kebersihan di subkem masing-masing. 4. Seksi Kebersihan setiap hari mulai pukul 08.00-10.00 akan melakukan pengambilan kantong sampah yg sudah terisi dari setiap subkem. 5. Kantong sampah pengganti dapat diambil di kantor subkem. D. Tugas pokok, fungsi dan organisasi 1. Tugas Pokok Tugas pokok Pelayanan Umum adalah melakukan dan mengendalikan segala kegiatan yang berhubungan dengan transportasi, kesehatan, dan kebersihan dalam upaya sukses dan lancarnya penyelenggaraan Jamnas X 2016. 2. Fungsi Fungsi pelayanan umum sebagai berikut: a. Merencanakan, menyediakan dan melaksanakan kebutuhan sarana transportasi untuk opersional panitia Jamnas X 2016 sebelum, selama dan sesudah Jamnas X 2016 berlangsung serta transportasi peserta menuju tempat kegiatan di luar perkemahan Jamnas X 2016. b. Menyiapkan sistem pelayanan kesehatan, dokter dan paramedis, mengatur dan mengkoordinasikan penugasan dokter/tenaga medis yang dibawa kontingen daerah serta membuat aturan tentang tindakan preventif, sanitasi dan kebersihan lingkungan bagi para peserta dan petugas lapangan. c. Menyiapkan sistem pelaksanaaan kebersihan, pengambilan dan pengumpulan sampah, tempat penampungan sementara dan pembuangan akhir, menyiapkan dan mengendalikan tenaga dan angkutan kebersihan serta membuat aturan tentang
80
tanggungjawaab kebersihan bagi panitia dan peserta Jamnas X 2016 dan jadwal bagi petugas kebersihan. E. Pembagian tugas dan tangggungjawab: Dalam rangka mempermudah dan lancarnya pelaksanaan tugas dan tanggungjawab, bidang umum membagi tugas menjadi 3 seksi yaitu : 1. Seksi Kesehatan a. Tugas dan Tanggungjawab 1) Menyiapkan dan melaksanakan sistem pelayanan kesehatan bagi para peserta dan panitia Jamnas X 2016 2) Mengkoordinasikan, mengatur dan menempatkan para dokter/tenaga medis yang dibawa oleh kontingen daerah 3) Menyiapkan kebutuhan tenaga dokter, paramedis, obat-obatan dan ambulance 4) Menyiapkan peraturan-peraturan hygienis, tindakan preventif, sanitasi, kebersihan lingkungan bagi para peserta dan petugas lapangan 5) Menyediakan tenaga dokter, paramedis, obat-obatan dan ambulance pada waktu peserta mengadakan kegiatan di luar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur 6) Membuat laporan pelaksanaan dan bertanggungjawab kepada Ketua Bidang Pelayanan Umum b. Jenis Kegiatan 1) Menyediakan Posko Kesehatan a) Bertempat di Aula Taman Lalu Lintas Buperta Cibubur atau tempat lain yang memadai b) Menyiapkan personil : (1) tenaga dokter (2) paramedis 81
(3) urusan logistik (4) urusan informasi (5) tenaga administrasi (6) pengemudi ambulance c) Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan: (1) Meja kerja (2) Kursi lipat (3) White board (4) Tempat tidur pasien lengkap (5) Dispenser (6) Lemari/Rak untuk obat-obatan d) Waktu kerja 24 (dua puluh empat) jam yang dibagi menjadi 3 (tiga) shief e) Tugas Posko Kesehatan: (1) Sebagai poliklinik kesehatan bagi panitia Jamnas X 2016 yang memerlukan pelayanan kesehatan (2) Sebagai tempat perawatan pasien (panitia dan peserta) yang perlu rawat inap sementara 2) Menentukan Rumah Sakit Rujukan a) Rumah Sakit Rujukan disiapkan untuk menangani/menindak lanjuti pasien yang memerlukan perawatan secara intensive, pasien gawat darurat b) Rumah Sakit Rujukan bisa lebih dari satu antara lain: (1) Rumah Sakit Polri Kramatjati (2) Rumah Sakit UKI Cawang (3) Rumah Sakit Olahrga Kemenpora Cibubur 3) Meyiapkan Pos Kesehatan Lapangan a) Jumlah Pos Kesehatan Lapangan sebanyak 8 (delapan pos
82
b) Tempat di setiap subkem (4 subkem putera dan 4 subkem puteri) masingmasing menggunakan 1 unit tenda pleton c) Personil di setiap pos kesehatan sbb: (1) 1 (satu) dokter (2) 2 (dua) paramedis (3) 1 (satu) pengemudi ambulance d) Perlengkapan yang diperlukan untuk setiap pos kesehatan: (1) Tenda Pleton (2) Veltbed (3) Meja Kerja (4) Kursi lipat (5) Dispenser (6) Stop Kontak (7) Lampu Penerangan (TL) (8) Ambulance e) Tugas Pos Kesehatan: Melayani pemeriksaan kesehatan peserta Jamnas X 2016 yang mendatangi/memerlukan pelayanan kesehatan khusunya peserta yang berdomisili di subkem dimana pos kesehatan berada. 4) Menyiapkan Pos Kesehatan Keliling (Mobil) a) Jumlah Pos Kesehatan Keliling 4 unit b) Pesrsonil disiapkan : (1) dokter (2) paramedis (3) pengemudi dan ambulancenya c) Waktu kerja disesuaikan dengan kegiatan yang dilayaninya d) Tugas Pos Kesehatan Keliling:
83
(1) Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan kesehatan kepada kontingen yang baru tiba. (2) Menyiapkan pelayanan kesehatan bagi panitia dan peserta pada waktu kegiatan di Luar Bumi Perkemahan Pramuka 5) Pos Pelayanan Kesehatan Lingkungan a) Penyemprotan serangga vector Personil yang diperlukan: 1 pengawas/penilik kesehatan 6 penyemprot Frekuensi kegiatan : 2 kali penyemprotan b) Pengawasan Kualitas air dan makanan (1) Personil yang diperlukan: 1 koordinator kesehatan lingkungan 5 orang petugas pengawas sanitasi 1 orang petugas laboratorium 1 orang pengemudi (2) Frekuensi kegiatan: 3 hari sebelum pelaksanaan 8 hari pelaksanaan 3 hari setelah penutupan
2. Seksi Transportasi a. Tugas dan tanggungjawab
84
1) Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan serta mengalokasikan sarana angkutan opersional bagi bidang/seksi pada waktu persiapan, pelaksanaan dan pasca Jamnas X 2016 2) Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan sarana angkutan bagi peserta yang akan melaksanakan kegiatan di luar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur 3) Membantu mencarikan kendaraan bagi kontingen daerah/cabang yang meminta bantuan sarana angkutan dari bandara Soekarno Hatta/Halim Perdanakusuma, Pelabuhan Tanjung Priok, Statsiun Senen/Gambir ke Bumi Perekemahan Pramuka Cibubur dengan biaya dari kontingen yang bersangkutan 4) Membantu mencarikan tempat parkir kendaraan di luar arena Jamnas X 2016 (Bumi Perkemahan Pramuka) bagi kontingen yang membawa kendaraan sehubungan panitia tidak menyediakan area parkir untuk kontingen daerah/cabang 5) Mengupayakan potongan harga dari maskapai angkutan darat, laut dan udara bagi peserta (kontingen daerah/cabang) dan panitia Jamnas X 2016 6) Merencanakan biaya transportasi Jamnas X 2016 7) Berkoordinasi dengan Seksi Keamanan dalam pengamanan, pengaturan dan penentuan tempat parkir/titik keberangkatan kendaraan dalam rangka melayani kegiatan peserta ke luar Bumi Perkemahan Pramuka 8) Berkoordinasi dengan instansi terkait tentang rencana kedatangan/kepulangan kontingen dalam rangka memberikan kemudahan dan kelancaran kedatangan/kepulangan kontingen 9) Memonitor jadwal dan tempat kedatangan dan kepulangan peserta 10) Menyiapkan pos layanan informasi di setiap embarkasi kedatangan/ keberangkatan di Bandaran Soekarno Hatta, Halim Perdanakusuma, Statsiun Senen dan Gambir. 11) Membuat laporan dan bertanggungjawab kepada Ketua Bidang Pelayanan Umum 85
3. Seksi Kebersihan a. Tugas dan Tanggungjawab 1) Bertanggungjawab atas kebersihan seluruh arena Jamnas X 2016, kecuali kavling peserta 2) Menyediakan dan menempatkan tempat/tong sampah pada posisi yang memadai 3) Menyediakan dan menempatkan tempat penampungan sampah sementara pada setiap subkem (8 subkem), pasar rakyat, tempat pameran dan tempat keramaian lainnya 4) Merencanakan dan melaksanakan pangangkutan sampah ke Tempat Pembuangan akhir 5) Menyiapkan kantong sampah ukuran sedang untuk seluruh kontingen cabang 6) Menyiapkan kendaraan angkutan sampah 7) Meencanakan biaya kebersihan Jamnas X 2016 8) Membuat laporan pelaksanaan dan bertanggungjawab kepada Ketua Bidang Umum b. Pola Operasi 1) Penanganan sampah: a) Kegiatan: (1) Pendistribusian tempat sampah ke seluruh tempat yang dipandang memerlukan adanya tempat sampah (2) Pendistribusian kantong sampah untuk seluruh kontingen melalui 8 (delapan) Subkem (3) Penyapuan dan pengumpulan sampah (4) Pengambilan dan pembuangan sampah ke Pembuangan akhir b) Waktu: (1) Persiapan : 3 hari (tanggal 10 s/d 12 Agustus 2016) (2) Pelaksanaan : 8 hari (tanggal 13 s/d 20 Agustus 2016) (3) Pemabagian waktu Kerja (Shift): 86
Shief ke I : pkl. 06.00-13.00 Shieft ke II : pkl. 13.00-20.00 (4) Pengambilan sampah dari subkem dan tempat penampungan sementara yang laing dilakukan 2 kali sehari sbb: pkl. 08.00-10.00 pkl. 18.00-20.00 2) Pembagian sektor wilayah: a) Sektor I : Wilayah TRW dan sekitarnya b) Sektor II : Wilayah Subkem Putera dan Kempa 5 c) Sektor III : Wilayah Subkem Puteri dan Kempi 5 d) Sektor IV : Wilayah Pasar Rakyat dan sekitarnya e) Sektor V : Wilayah Lap. Utama, Pameran dan sekitarnya f) Sektor VI : Wilayah Graha Wisata, Arboretum dan sekitarnya 3) Penanganan kebersihan MCK a) Kebersihan MCK meliputi: (1) Penyedotan tinja (2) Pembersihan MCK b) Jumlah MCK lapangan/tapak kemah yang harus dibersihkan: (1) MCK permanen (2) MCK darurat/tambahan c) Jumlah MCK lapangan di luar tapak kemah: (1) Pasar rakyat (2) Pameran (3) Lapangan Utama (4) Arboretum 4) Waktu pelaksanaan: 87
a) Jumlah hari b) Dibagi dalam 2 shift (1) Shift ke I (2) Shift ke II
:
: 9 hari ( tgl. 12 s/d 20 Agustus 2016) : 06.00 s/d 12.00 : 12.00 s/d 18.00
5) Perlengkapan yang diperlukan: a) Sapu lidi b) Sikat lantai c) Ember d) Gayung e) Pengki f) Rompi g) Karbol
88
BAB VIII PENGAMANAN DAN KETERTIBAN A. Keamanan 1. Setiap peserta diharapkan tidak membawa perhiasan atau barang-barang berharga berlebihan. 2. Keamanan di tenda/kapling menjadi tanggungjawab kontingen cabang masingmasing dalam hal ini pinkoncab dan pembina pendamping masing-masing 3. Seksi Keamanan akan menyiapkan pos dan petugas pengamanan di ring luar tapak perekemahan B. Tugas Pokok 1. Merencanakan dan melaksanakan sistem pengamanan Jamnas X 2016 2. Membantu/memantau kedatangan dan kepulangan kontingen 3. Mengamankan arena Jamnas X 2016 4. Mengamankan kegiatan peserta baik didalam maupun di luar arena Jamnas X 2016 5. Menyiapkan Posko Keamanan di arena Jamnas X 2016 yang mudah dilihat/dicari oleh yang memerlukan 6. Menyiapkan Pos Keamanan 7. Memetakan sasaran dan wilayah pengamanan 8. Merencanakan teknik pengamanan 89
9. Mengatur jadwal tugas pengamanan 10. Merencanakan biaya pengamanan 11. Membuat laporan dan bertanggungjawab kepada Ketua Pelaksana Jamnas X 2016 C. Pelaksanaan Pengamanan 1. Prinsip Pengamanan a. Pelaksanaan pengamanan yang diutamakan adalah upaya preventif dan deteksi dini b. Diupayakan terciptanya rasa aman oleh seluruh peserta, panitia dan tamu Jamnas X 2016 serta masyarakat sekitar arena Jamnas X 2016 2. Tindakan Pengamanan a. Pengamanan Terbuka 1) Melakukan pengamanan terhadap sasaran dan obyek pengamanan di arena Jamnas X 2016 dan di luar arena (tempat kegiatan di luar perkemahan dengan tindakan preventif 2) Melakukan upaya pencegahan terhadap individu, kelompok atau organisasi yang diketahui berpotensi baik langsung atau tidak langsung akan mengganggu penyelenggaraan/kegiatan Jamnas X 2016 3) Melakukan tindakan represif terhadap individu, kelompok atau organisasi yang tertangkap tangan melakukan tindakan kejahatan terhadap obyek pengamanan Jamnas X 2016 b. Pengamanan Tertutup Melakukan pengamanan langsung terhadap obyek pengamanan Jamnas X 2016 dengan melakukan penjagaan atau pengawalan langsung. c. Obyek Pengamanan 1) Setiap individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam Jamnas X 2016 90
2) 3) 4) 5) 6)
Tempat-tempat vital dalam arena Jamnas X 2016 Dokumen Jamnas X 2016 Acara dan kegiatan Jamnas X 2016 Akses keluar masuk Bumi Perkemahan Pramuka Lingkungan/masyarakat sekitar
d. Wilayah Pengamanan 1) Embarkasi kedatangan 2) Route yang dilalui selama kegiatan Jamnas X 2016 3) Tempat kegiatan luar perkemahan 4) Arena Jamnas X 2016 e. Tehnik Pengamanan 1) Penjagaan 2) Patroli 3) Pengawalan 4) Pengaturan f.
Susunan Organisasi 1) Kepala Operasi 2) Wakil Kepala Operasi 3) Komandan Pengamanan 4) Wakil Komandan Pengamanan 5) Kepala Sekretariat 6) Wakil Kepala Sekretariat I 7) Wakil Kepala Sekretariat II 8) Wakil Kepala Sekretariat III 9) Kepala Satgas Pam Kedatangan/Kepulangan 10) Kepala Satgas Pam Rolakir 11) Kepala Satgas Pam Kegiatan 91
12) Kepala Satgas Bantuan Operasi 13) Para Anggota Satgas
BAB IX KOMUNIKASI, INFORMASI DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI Untuk mensukseskan kegiatan Jamnas X 2016, maka akan dibentuk panitia Bidang Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Hubungan Luar Negeri (Hublu) yang tugasnya meliputi: Publikasi, Media Center, Dokumentasi, Komunikasi dan Hubungan Luar Negeri. A. Publikasi Mempublikasikan dan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan Jamnas X 2016 kepada masyarakat dan kalangan Gerakan Pramuka secara langsung maupun tidak langsung termasuk melalui media cetak, media elektronik sebelum, selama dan setelah Jamnas X 2016 berlangsung. Publikasi sebelum Jamnas X 2016 panitia akan menerbitkan buletin “Si Bon dan Si Ela” Jamnas X 2016 pada 1. Buletin I pada minggu ke tiga Maret 2016, yang berisi informasi antara lain; tentang kontingen daerah yang sudah mendaftar, mekanisme pendaftaran online, berita dari panitia dan daerah. 2. Buletin II pada minggu ke tiga April 2016, yang bersisi informasi antara lain; update kontingen cabang yang sudah mendaftar, pembagian kavling peserta, berita dari panitia dan daerah.
92
3. Buletin III pada minggu ke empat Mei 2016, yang berisi informasi antara lain; kontingen daerah dan cabang yang sudah melakukan pembayaran fee, rotasi kegiatan, berita dari panitia dan daerah. 4. Buletin IV pada minggu ke empat Juni 2016, yang berisi informasi antara lain; update kontingen daerah dan cabang, berita dari panitia dan daerah B. Media Centre/Pusat Informasi Menyelenggarakan penerangan dan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan Jamnas X 2016 kepada masyarakat dan kalangan Gerakan Pramuka dengan cara langsung/tatap muka dengan awak media atau dengan pihak lain. C. Dokumentasi Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan pendokumentasian seluruh materi baik perencanaan, persiapan dan selama serta setelah Jamnas X 2016 berlangsung. D. Komunikasi Melaksanakan, mengkoordinasikan dan menyiapkan pelaksanaan pola komunikasi untuk panitia dan peserta Jamnas X 2016.
E. Hubungan Luar Negeri Pada penyelenggaraan Jamnas X 2016 diusahakan keikut-sertaan peserta Pramuka dari Gugus Depan Perwakilan RI di Luar Negeri (KBRI) dan Pramuka Luar Negeri, untuk itu diperlukan panitia yang bertugas untuk melaksanakan dan mengkoordinir serta pendampingan peserta KBRI dan Luar Negeri selama mengikuti kegiatan Jamnas X 2016.
93
94
BAB X PENGAWASAN, PENELITIAN DAN EVALUASI A. Umum Jamnas X 2016 dalam penyelenggaraannya perlu diamati proses persiapan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan. Pemberian masukan terkait penyelenggaraan Jamnas X 2016 dilakukan oleh tim independen yang ditunjuk oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Proses Pengawasan, Penelitian dan Evaluasi tersebut menghasilkan masukan kepada panitia untuk diberikan penilaian pencapaian serta melihat kelemahan penyelenggaraan sehingga harus ditingkatkan pada hari berikutnya. Aspek – aspek yang diawasi, selanjutnya diteliti dan dievaluasi terdiri atas kepanitiaan, kegiatan, administrasi, logistik, keuangan, kehumasan, pelayanan umum dan perkemahan. B. Fungsi Pengawasan, Penelitian dan Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan, Penelitian dan Evaluasi (Waslitev) dilakukan oleh Tim Waslitev semenjak dibentuknya kepanitiaan hingga penyusunan laporan Jamnas X 2016. Dalam kurun waktu tertentu, Tim akan memberikan rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan, sebagai bahan penilaian pelaksanaan program. C. Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan pengawasan agar didapat gambaran secara tepat, maka disusun aspek dari masing-masing objek pengawasan dalam suatu daftar pengamatan/monitor. Secara umum objek pengawasan meliputi: 1. Sistem Transit dan Pengaturan Lalu Lintas 2. Pendaftaran dan Penempatan Kontingen 3. Pelayanan Sekretariat 4. Perkemahan 5. Kegiatan 6. Logistik Peserta 7. Sarana dan prasarana Jamnas X 2016 (Air, listrik, MCK, dsb.) 95
8. Pos Kesehatan 9. Pelayanan Umum 10. Sumber Daya Manusia. D. Pelaksanaan Penelitian Pada Jamnas X 2016 akan diadakan penelitian yang berhubungan dengan panitia, peserta, pembina pendamping dan pimpinan kontingen. E. Pelaksanaan Evaluasi 1. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebagai berikut. a. Penelitian di wilayah perkemahan puteri dilakukan oleh petugas puteri b. Penelitian di wilayah perkemahan putera dilakukan oleh petugas putera. 2. Setiap hari pengaturan petugas seksi penelitian akan diatur sesuai dengan keperluan. 3. Penyebaran kuisioner penelitian dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu kepada para peserta Jamnas X 2016 dan para Pembina pendamping. 4. Pada setiap malam dilaksanakan pertemuan Seksi Penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas dan merencanakan tugas selanjutnya.
96
BAB XI PENUTUP Demikianlah Petunjuk Teknis Jamnas X 2016 ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan bagi Kontingen dan Panitia Jamnas X 2016. Petunjuk teknis ini akan dijabarkan dalam petunjuk operasional masing-masing bidang dan seksi pada kepanitiaan. Semoga Allah Yang Maha Kuasa meridhoi usaha dan langkah kita. Amin.
Jakarta, 22 Februari 2016 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua,
DR. Adhyaksa Dault, SH, M.Si.
97
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari FIP UNY
383
Lampiran 12. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Daerah Istimewa Yogyakarta.
384
Lampiran 13. Surat Rekomendasi Penelitian dari Bapeda Jawa Tengah
385
386
Lampiran 14. Surat Rekomendasi Penelitian dari Bapeda Kab. Magelang
387
Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian dari SDIT Al-Muhajirin
388