Pendidikan Agama Islam Modul ke:
Sumbangan Islam dalam Menciptakan Peradaban Dunia
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Dian Febrianingsih, M.S.I
Pengertian Agama Islam Agama (boleh jadi) berasal dari gabungan kata “a”= tidak dan “gama”= kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan. Agama bukan berasal dari bahasa Arab, sebab dalam bahasa Arab tidak dikenal dengan istilah “Ga”. Dalam bahasa Arab, dikenal istilah “ ”الدينartinya kepatuhan, kekuasaan atau kecenderungan. Jika dirangkai dengan lafadz Allah, maka menjadi دين ﷲ
Klasifikasi agama berdasar sumbernya 1. Agama wahyu (samawi: langit), dengan ciri: a. berasal dari wahyu Allah swt b. ajaran ketuhanannya monotheisme (tauhid) mutlak c. disampaikan oleh Nabi atau Rasul d. mempunyai kitab suci e. ajarannya bersifat tetap 2. Agama budaya (ardhi: bumi), dengan ciri: a. hasil pemikiran atau perasaan manusia b. ajaran ketuhanannya bukan monotheisme c. tidak disampaikan oleh Nabi atau Rasul d. pada umumnya tidak memiliki kitab suci
Islam adalah nama dari agama wahyu yang diturunkan oleh Allah swt kepada Rasul Nya untuk disampaikan kepada umat manusia.
Islam Secara etimologi. Kata Islam berasal dari kata “aslama” yang berarti tunduk, patuh dan berserah diri. Pengertian Islam lainnya menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu: a. “salima-yuslimu-salman” yang artinya selamat, selamat dunia akherat. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Maidah (5) : 16 berikut ini:
☺
“dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”
2. Dari asal kata itu dibentuk kata “aslama-yuslimu-tasliiman” yang artinya menyerah atau tunduk, menaati atau mematuhi segala perintah Allah swt, sebagaimana tercantum dalam QS An Nisa (4): 65 berikut ini:
☺ ☯
⌧ ☺ ⌧☺
⌧ ☺ ☺
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.
3. Bentuk lain adalah “silmun” artinya damai dengan Allah swt dan damai dengan makhluk lain. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah (2): 208 berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”
Secara terminologi Menurut istilah, pengertian Islam adalah tunduk dan menyerah kepada Allah swt, lahir batin. Maka jalan yang ditempuh adalah melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala laranganNya, sesuai dengan cara Rasulullah saw, dalam kehidupan umat Islam sehari-hari.
Kerangka Dasar Islam 1. 2. 3.
Aqidah rukun iman Syariah fiqih Akhlak : Kepada Allah tasawuf kepada makhluk ilmu akhlak
Implementasi Akhlak Islami terhadap Allah swt, Manusia dan Lingkungan Kata akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab akhlaq, bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak Islami adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu, suatu perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak, jika memenuhi beberapa syarat yaitu: 1. Dilakukan berulang-ulang 2. Timbul dengan sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulangulang karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. Akhlak Nabi Muhammad saw yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut dengan akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah swt yang kini terdapat dalam al Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam.
Sejarah Perkembangan Peradaban Islam Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab “al hadharah al islamiyyah”. Di Indonesia, sebagaimana di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata, kebudayaan dan peradaban. Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu: 1. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral. 2. Peradaban adalah manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis yang terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi. (Effat Al Sharqawi, dalam Badri Yatim).
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Islam dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan, kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Menurut H.A.R Gibb didalam bukunya Whither Islam (dalam Badri Yatim) menyatakan “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization”; Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan dengan kebudayaan atau peradaban Islam.
Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam. Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Dengan mengkaji sejarah peradaban Islam, manfaat yang dapat diperoleh yaitu: 1. informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali agama Islam. 2. kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam.
Periodisasi Peradaban Islam ISLAM KLASIK Islam Masa Rasulullah (610-632 M) Islam Masa Khulafaur Rasyidin (632 – 650 M) 1. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq 2. Khalifah Umar bin Khatttab 3. Khalifah Utsman bin Affan 4. Khalifah Ali bin Abi Thalib KEMAJUAN ISLAM I (650 – 1000 M) Khilafah Bani Umayyah di Damaskus, Syiria (650 – 740 M) Khilafah Bani Abbasiyah di Baghdad, Irak (750 – 1258 M) MASA DISINTEGRASI (1000-1250 M) • Dinasti-dinasti banyak yang memerdekakan diri dari Baghdad • Terjadinya perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan • Perang Salib • Mundurnya kejayaan khilafah dinasti Abbasiyah
KEJAYAAN ISLAM DI SPANYOL Periode pertama (711-755 M), masih dibawah pemerintahan khilafah Dinasti Umayyah di Damaskus Periode kedua (755 – 912), Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubenur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khilafah Abbasiyah di Baghdad Irak. Periode ketiga (912-1013 M), Umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, melebihi khilafah dinasti Abbasiyah di Baghdad. Periode keempat ( 1013 – 1086 M), Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan (muluk at thawaif) yang berpusat di Sevilla.
Periode kelima (1086-1248 M), Spanyol Islam sudah terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat kekuatan dominan yaitu dinasti Murabithun dan dinasti Muwahhidun. Pada periode ini, seluruh Spanyol lepas dari kekuasaan Islam kecuali Granada. Periode keenam (1248 – 1492 M). Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti bani Ahmar. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perebutan kekuasaan. Kekuasaan Islam di Spanyol secara keseluruhan berakhir pada tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan pada 2 pilihan: masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Dan pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di Spanyol.
MASA KEMUNDURAN ISLAM (1250 – 1500 M) Serangan Bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan dan Timur Lenk Komunitas budak, Dinasti Mamalik berkuasa di Mesir MASA TIGA KERAJAAN BESAR (1500 – 1700 M) Kerajaan Turki Usmani Kerajaan Safawi di Persia Kerajaan Mughal di India KEMUNDURAN TIGA KERAJAAN BESAR (1700 –1800 M)
Pusat Peradaban Islam Baghdad Dinasti Abbasiyah Kairo, Mesir Dinasti Fatimiyyah Isfahan, Persia (Iran) Kerajaan Safawi Istambul [Byzantium Konstantinopel, Turki Kerajaan Turki Utsmani Delhi, India Kerajaan Mughal Andalusia, Spanyol Dinasti Umayyah II dengan kota-kota: 1. Sevilla 2. Cordoba 3. Granada 4. Murcia 5. Toledo Samarkand dan Bukhara, Transoxonia, Uni Sovyet
Latar belakang Perkembangan Islam pada Masa Modern (1800 – sekarang) 1. Kemunduran kerajaan-kerajaan Islam terutama 3 kerajaan besar. 2. Kemajuan Bangsa Eropa (Renaissance) 3. Imperialisme Bangsa Eropa terhadap Dunia Islam dengan misi 3M :mercenary (keuntungan), missionary (agama), military.
Faktor Perkembangan Islam pada Zaman Modern 1. Kesadaran melakukan pembaharuan pemikiran, politik dan peradaban 2. Kemerdekaan negara mayoritas Islam dari penjajahan bangsa Barat: Indonesia, 17 Agustus 1945 Pakistan, 15 Agustus 1947 Mesir, 23 Juli 1952 Irak, 1958 Syria, Yordania, Libanon, 1946 Libya, 1951 Sudan dan Maroko, 1956 Aljazair, 1962 Yaman Utara, Yaman Selatan, Uni Emirat Arab, 1962 Malaysia, 1957 Brunei Darussalam, 1984 Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhstan, Tasjikistan, Azerbaijan, 1992 Bosnia Herzegovina, 1992
Aspek-aspek Kebangkitan dalam Perkembangan Islam Zaman Modern 1. Aspek aqidah (purifikasi) 2. Aspek syariah (tajdid) 3. Aspek ilmu pengetahuan 4. Aspek politik yang meliputi: - Gerakan Pan Islamisme (persaudaraan sesama umat Islam sedunia) - Gerakan Nasionalisme 5. Aspek pendidikan
Tokoh dalam Perkembangan Islam pada Masa Modern: 1. Muhammad bin Abdul Wahab (Saudi Arabia) 2. Syah Waliyullah (India) 3. Muhammad Ali Pasya (Turki) 4. Rifa’ah Badawi Rafi’ Al Tahtawi (Mesir) 5. Sayyid Ahmad Khan (India) 6. Jamaluddin Al Afghani (Afghanistan) 7. Muhammad Abduh (Mesir) 8. Muhammad Rasyid Ridha (Syam, Palestina) 9. Muhammad Iqbal (Pakistan ) 10. Ayatullah Khomaeni (Iran)
Terima Kasih Dian Febrianingsih, M.S.I