PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DALAMPENDIDIKAN KARAKTER PEMBELAJARAN KELAS TINGGI Eka Budhi Santosa1
Abstraksi Membentuk karakter siswa yang kuat merupakan salah satu tujuan pendidikan. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI sebagai solusi dari permasalahan pembelajaran yang memiliki standart kompetensi sikap atau karakter, makadiharapkan akan berhasil meningkatkan kemampuan pengalaman siswa terhadap materi pendidikan agama, atau pendidikan kewarganegaraan.
An Approach of Intellectual Auditory Visual Somatic (SAVI) in Character Education of Higher Class Learning Abstract Establishing a strong student character is one of the goals of education. By employing SAVI Learning approach as a solution of learning problem with competency standard attitude or character, it was expected to be able to increase the ability of students to experience religious education materials, or civic education. Keywords: Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
11
STT El Shadday Surakarta (
[email protected])
1
karakter adalah salah satu unsur
PENDAHULUAN Undang-undang
Republik
penting
dalam
Indonesia No. 20 tahun 2003, bab 1,
pendidikan
pasal
undang.
1,
ayat
1mendefinisikan
pengertian
menurut
undang-
Kemdiknas
(2011:1)
Pendidikan sebagai usaha sadar dan
menyatakan
terencana
suasana
karakter bukan sekedar mengajarkan
belajar dan proses pembelajaran
mana yang benar dan mana yang
agar peserta didik secara aktif
salah, lebih dari itu, pendidikan
mengembangkan
karakter
mewujudkan
potensi
dirinya
bahwa:
“Pendidikan
menanamkan
kebiasaan
untuk memiliki kekuatan spiritual
(habituation) tentang hal mana yang
keagamaan,
pengendalian
diri,
baik sehingga peserta didik menjadi
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
paham (kognitif) tentang mana yang
mulia
keterampilan
yang
benar dan salah, mampu merasakan
masyarakat,
(afektif) nilai yang baik dan biasa
serta
diperlukan bangsa
dirinya,
dan
Negara.Sedangkan
melakukannya
(psikomotor)”.
Pendidikan Agama menurut PP no.
Pendidikan karakter yang baik harus
55 tahun 2007 adalah pendidikan
melibatkan
yang memberikan pengetahuan dan
pengetahuan
membentuk sikap, kepribadian, dan
knowing),
keterampilan peserta didik dalam
merasakan dengan baik atau loving
mengamalkan
good (moral feeling), dan perilaku
yang
ajaran
agamanya,
dilaksanakan
sekurang-
kurangnya
melalui
yang
bukan
saja
aspek
yang
baik
(moral
akan
baik
tetapi
(moral
juga
action).
mata
Pendidikan karakter menekankan
pelajaran/kuliah pada semua jalur,
pada habit atau kebiasaan yang
jenjang, dan jenis pendidikan.
terus-menerus
Memperhatikan
ketentuan
dilakukan.
undang-undang di atas, maka dapat
Bagus
diketahui Indonesia
bahwa
pendidikan
sedapat
di
dipraktikkan
Mustakim
mendefinisikan
mungkin
karakter
sebagai
dan
(2011:29) “Pendidikan
suatu
proses
melibatkan seluruh komponen hidup
internalisasi sifat-sifat utama yang
siswa sebagai manusia. Pendidikan
menjadi ciri khusus dalam sebuah 2
masyarakat ke dalam peserta didik
aktivitas guru (teacher center) yang
sehingga
dan
sifatnya ekspositori menjadi tidak
manusia
relevan lagi. Demikian juga metode
dapat
bekembang
tumbuh
menjadi
dewasa sesuai dengan nilai-nilai
pembelajaran
tersebut”.Ratna Megawangi (2007)
konvensionalbehaviorisme
dalam
(2010)
kognitifisme tidak mampu mencapai
“Pendidikan
hasil belajar optimal sesuai standart
karakter adalah pendidikan untuk
kompetensi yang menekankan pada
mengukir akhlak dengan proses
sikap. Terlebih pada pendidikan
knowing the good, loving the good,
agama, yang menekankan pada
and acting the good. Yakni suatu
perubahan
proses pendidikan yang melibatkan
menggunakan
aspek kognitif, emosi dan fisik,
pembelajaran student center dengan
sehingga akhlak mulia dapat terukir
metode belajar yang khusus. Bila
menjadi habit of the mind, hearth,
belajar hanya ditekankan pada aspek
and hands”.
kognitif, maka pebelajar hanya akan
Adian
menyatakan
Husaini
bahwa:
dan
sikap,
perlu pendekatan
(2011:108)
belajar agama sebagai sebuah ritual
sikap
dan hafalan doa-doa. Hal itu tentu
mengandung aspek-aspek perasaan
tidak sesuai dengan tujuan awal
(afektif),
pembelajaran agama.
Saifuddin
Aswar
mengatakan
bahwa
pikiran
(kognitif)
dan
Mengingat
kecenderungan bertindak (konatif). Dalam
hal
hendaknya
ini
pembelajaran
didesain
berawal
permasalahan
dari
suatu
kondisi
pembelajaran yang pasif
dengan
karena
mengetengahkan peran aktif siswa
pendekatan pembelajaran yang tidak
sebagai subjek pembelajaran untuk
tepat, yakni siswa hanya bertindak
secara
sebagai
langsung
pengetahuannya
mengkonstruksi sendiri
melalui
konvensional
upaya
pembelajaran dimana
saja
tanpa
melalukan aktivitas lain sebagai
berbagai kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pendengar
untuk
pemahaman
proses
mengkonstruksi
mereka
mengenai
materi yang diterimanya,
pembelajaran hanya bertumpu pada
perlu 3
dilakukan
maka
pendekatan
berbeda.
Sementara
itu
Permasalahan
pada
diatas
hakikatnya siswa memiliki berbagai
menunjukkan perlunya pembaruan
modalitas yang harus dioptimalkan
dalam proses pembelajaran baik itu
dalam
sehingga
berupa metode maupun pendekatan
diperoleh hasil yang maksimal.
yang digunakan. Alternatif untuk
Beberapa
pendekatan
pembelajaran,
modalitas
sebagaimana
yang
tersebut
Intelektual
(2005),
pendekatan
modalitas
adalah
Pendekatan Somatis Auditori Visual
dikemukakan
oleh DePorter, Reardon, dan Nourie yaitu
tersebut
visual,
(SAVI) ini
dimana
memungkinkan
modalitas auditorial, dan modalitas
siswa untuk melakukan aktivitas
kinestetik
Ketiga
fisik. Hal ini dikarenakan metode
modalitas tersebut adalah faktor
dan pendekatan ini akan mengajak
yang mempengaruhi gaya belajar
siswa belajar berbuat dan bergerak,
masing-masing siswa. Pelajar visual
berbicara
belajar melalui apa yang mereka
mengamati
lihat, pelajar auditori lebih dominan
serta
belajar melalui apa yang mereka
Sehingga siswa akan menggunakan
dengar, dan pelajaran kinestetik
semua inderanya
cenderung belajar lewat gerak dan
Dalam
sentuhan. Selain ketiga gaya belajar
bertujuan pada perubahan sikap atau
tersebut, Meier (Roebyarto, 2009)
karakter,
menambahkan satu lagi gaya belajar
memberi harapan.
(somatis).
dan dan
mendengar, menggambarkan
memecahkan
pendidikan
maka
masalah.
untuk belajar. agama
metode
yang
SAVI
siswa yaitu gaya belajar intelektual. Gaya
belajar
intelektual
PENDEKATAN SAVI
ini
Pembelajaran
bercirikan sebagai pemikir. Siswa
dengan
menggunakan kecerdasannya untuk
menciptakan
hubungan,
gerakan
Learning(AL),
merenungkan suatu pengalaman dan
juga
makna,
SAVI
Accelerated
maka
prinsipnya
sejalan dengan AL yaitu
pembelajaranmelibatkan
rencana, dan nilai dari pengalaman
sejalan
seluruh
pikiran dan tubuh, pembelajaran
tersebut.
berarti 4
berkreasibukan
mengkonsumsi,
Strategi pendekatan SAVI ini
kerjasama
membantu
dilaksanakan
proses
dalam
pembelajaran,pembelajaran
sikluspembelajaran
empat
tahap:
berlangsung pada banyak tingkatan
Tahap
ialah
tahap
secara simultan, belajarberasal dari
persiapan. Tujuantahap persiapan
mengerjakan pekerjaan itu sendiri
adalah menimbulkan minat para
dengan umpan balik, emosipositif
pembelajaraan,memberikan mereka
sangat
perasaan
membantu
otak
pembelajaran,
menyerap
otomatis.Pembelajaran otomatis
meningkat
positif
pengalaman
informasi
secaralangsung
pertama
belajar
datang, dan menempatkan mereka
tidak
dalam situasi optimal untukbelajar; Tahap
dengan
kedua
penyampaian.
kesana
adalahmembantu
Akan
yangakan
dan
menyuruh orangberdiri dan bergerak kemari.
mengenai
tetapi,
ialah
Tujuan
tahap
tahap
ini
pembelajar
gerakanfisik
menemukan materi belajar yang
dengan aktivitas intelektual dan
baru dengan carayang menarik,
penggunaan
indra
menyenangkan, relevan, melibatkan
pada
pacaindera, dan cocokuntuk semua
menggabungkan
semua
dapatberpengaruh
besar
pembelajaran.Unsur-unsur yang ada
gaya
pada Pendekatan SAVI menurut
pelatihan. Tujuan tahap ini adalah
Meir (2003:90-100) adalah : (1)
membantupembelajaran
Somatis
mengintegrasikan
adalahbelajar
dengan
belajar.Tahap
dan
ketiga,
menyerap
bergerak dan berbuat, (2) Auditori
pengetahuan danketerampilan baru
adalah belajar denganberbicara dan
dari berbagai cara; Tahap keempat,
mendengar,
penampilan hasil.Tujuan tahap ini
belajar
(3)
dengan
menggambarkan, adalah
Visual
adalah
adalah
mengamatidam (4)
menerapkan
Intelektual
belajar
dengan
memecahkanmasalah
dan
membantu
pembelajar
danmemperluas
pengetahuan atau keterampilan baru mereka
pada
pekerjaan,sehingga
hasil belajar akan melekat dan terus
merenung.
meningkat. 5
Pendekatan pendekatan
SAVI
adalah
Pendekatan SAVI merupakan
yang
hasil pemikiran Meier yang menitik
pembelajaran
menekankan bahwa belajar haruslah
beratkan
memanfaatkan semua alat indera
keterlibatan siswa secara utuh dalam
yang dimiliki siswa. Istilah SAVI
proses pembelajaran. Dengan kata
sendiri
dari
lain bahwa siswa tidak hanya hadir
dan
saja, namun siswa hendaknya turut
memiliki
berperan aktif menggunakan setiap
makna gerakan tubuh (aktivitas
modalitas yang dimilikinya yang
fisik)
meliputi
adalah
somatik,
auditori,
intelektual.
di
kependekan visual,
Somatik
mana
belajar
dengan
pembelajaran
modalitas
pada
somatik,
mengalami dan melakukan. Auditori
auditori, visual, dan intelektual guna
bermakna bahwa belajar melalui
mengkontruksi pemahaman mereka
mendengarkan,
terhadap materi pembelajaran yang
menyimak,
berbicara, presentasi, argumentasi,
dipelajarinya.
mengemukakan
pemikiran Meier tersebut, belajar
pendapat,
dan
Berdasarkan
menanggapi. Visual artinya belajar
adalah
haruslah menggunakan indera mata
mengkombinasikan antara gerakan
melalui mengamati, menggambar,
fisik serta intelektual guna mencapai
mendemonstrasikan,
membaca,
suatu
menggunakan
dan
optimal.
peraga.
media
Sedangkan
alat
pembelajaran
yang
Pendekatan SAVI Pendekatan Somatis Auditori
menggunakan kemampuan berpikir,
visual
belajar haruslah dengan konsentrasi dan
merupakan
berlatih
dimana
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengidentifikasi,
menemukan,
mencipta,
mengkonstruksi,
hasil
untuk
intelektual
bermakna bahwa belajar haruslah
pikiran
sarana
berdasarkan
Intelektual sebuah
(SAVI) pendekatan
pembelajarannya aktivitas.
Dalam
pembelajaran berdasar aktivitas ini, tidak otomatis hasil belajarnya bisa
memecahkan
meningkat dengan menyuruh orang
masalah, dan menerapkan.
berdiri dan bergeraktanpa tujuan. 6
Akan tetapi lebih menggabungkan
dengan berganti-ganti menjalankan
gerakan
aktivitas
aktivitas belajar aktif dan pasif
intelektual dan penggunaan semua
secara fisik akan membantu proses
indera dapat berpengaruh besar pada
belajar setiap orang.
pembelajaran.
2. Auditori: belajar dengan berbicara dan mendengar
fisik
Dave
menamakan dengan
dengan
Meier
pembelajaran
metode
SAVI.
ini
Unsur-
Belajar
dengan
cara
merupakan
cara
unsurnya yaitu:
mendengarkan
1. Somatis: belajar dengan bergerak dan berbuat
belajar yang sudah ada sejak awal sejarah. Dave Meier
Somatis berasal dari bahasa
(2002:95)
berpendapat bahwa “ketika kita
Yunani kuno (sw/ma) yang berarti
membuat
tubuh,jadi belajar somatis memiliki
berbicara, beberapa area penting di
arti belajar dengan menggunakan
otak kita menjadi aktif. Bangsa
dan
Yunani
menggerakkan
tubuh.Dave
suara
sendiri
dengan
kuno mendorong orang
Meier (2002:93) berpendapat bahwa
belajar dengan suara lantang lewat
“tubuh
satu.
dialog. Filosofi mereka adalah jika
Keduanya merupakan suatu sistem
kita mau belajar lebih banyak
elektris
tentang apa saja, berbicaralah tanpa
dan
pikiran
itu
kimiawi-biologis
yang
henti”.
benar-benar terpadu. Jadi dengan
Berikut ini adalah daftar singkat
menghalangi pembelajaran somatis yang menggunakan tubuh mereka
gagasan-gagasan
sepenuhnya
meningkatkan penggunaan sarana
dalam
menghalangi
belajar,
fungsi
kita
auditori
pikiran
dalam
awal
untuk
belajar
yang
dikemukakan oleh Dave Meier:
mereka”. adanya
a) Ajaklah pembelajar membaca
proses pembelajaran dimana peserta
kertas-kertas dari panduan atau
didik
pada layar komputer.
Sering
kita
hanya
jumpai
diam
dan
b) Ajaklah pembelajar membaca
mendengarkan pelajaran dari guru. pembelajaran
satu paragraph, lalu mintalah
memerlukan aktifitas fisik, tetapi
mereka menguraikan kata-kata
Tidak
semua
7
sendiri setiap paragraph yang
Ada beberapa orang yang lebih
dibaca dan direkam dalam kaset.
mudah memerima pelajaran dengan
Lalu
melihat
mintalah
mendengarkan
mereka kaset
langsung
apa
yang
dibicarakan oleh guru atau sebuah
itu
beberapa kali supaya mereka
buku.
Dave
terus ingat.
berpendapat
Meier
“pembelajar
akan belajar
c) Mintalah pembelajar membuat
(2002:97) visual
dengan baik jika
rekaman sendiri yang berisikan
mereka
kata-kata kunci proses, definisi
contoh dari dunia nyata, diagram,
dan prosedur dari apa yang telah
peta gagasan, gambar dan gambaran
dibaca.
dari
d) Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung
dapat
segala
melihat
hal
dengan
ketika
mereka
belajar”
materi
Beberapa
hal
yang
dapat
pembelajaran yang terkandung
dimanfaatkan dalam belajar visual
di buku yang dibaca mereka.
menurut Dave Meier adalah Bahasa
e) Ajaklah pembelajar membuat
yang
penuh
gambar,
Grafik
hafalan dari apa yang sedang
presentasi yang hidup, Benda tiga
mereka pelajari.
dimensi,
Bahasa
tubuh
dramatis,
Cerita
yang
f) Mintalah
pembelajar
mempraktekkan
suatu
fungsi
mengucapkan terperinci
warna-warni(Dave Meier,2002:98).
sambil
secara
sangat
yang
sedang
apa
hidup,
Pengamatan lapangan dekorasi yang
keterampilan atau memeragakan suatu
yang
1) Intelektual:
belajar
memecahkan
dengan
masalah
dan
merenung (Dave Meier, 2002:
mereka kerjakan.
93).
(Dave Meier,2002:96)
Menurut Dave Meier intelektual
3. Visual: belajar dengan mengamati dan menggambarkan
terlatih
dalam jika
aspek
belajar
kita
akan
mengajak
pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti 8
memecahkan
masalah,
menganalisis
pengalaman,
Dengan
mengerjakan perencanaan strategis,
pendekatan
melahirkan gagasan kreatif, mencari
sebagai solusi dari permasalahan
dan
pembelajaran
menyaring
merumuskan
informasi,
pertanyaan.
(Dave
standart
Meier , 2002: 100).
menggunakan pembelajaran
yang
kompetensi
SAVI
memiliki sikap
atau
karakter, maka pendekatan SAVI akan
2) Menyatukan SAVI
berhasil
meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi
Belajar akan berhasil jika kita
pendidikan agama, atau pendidikan
menyatukan S-A-V-I seperti yang
kewarganegaraan.
diumgkapkan oleh Dave Meier:
1.
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi dapat berlansung (S), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I). Atau, mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkabn masalah (I), jika mereka secara simultan menggerakkan sesuatu (S), untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dinmensi (V) sambil membicarakan apa yang sedang mereka bicarakan(A). (Dave Meier , 2002: 100)
Perencanaan dengan
pembelajaran menggunakan
pendekatan SAVI dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pendidikan agama atau kewarganegaraan, secara umum dilaksanakan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut ini. a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang didesain secara seksama, disesuaikan dengan keempat modalitas belajar yang dimiliki oleh siswa,
yang
meliputi
modalitas somatik, auditori, visual, dan intelektual. b. Merancang lembar kerja sebagai panduan bagi siswa dalam melakukan
KESIMPULAN
berbagai pembelajaran 9
kegiatan dengan
menggunakan
yang akan mereka dapatkan dari
pendekatan SAVI, yang
kegiatan
pada
kemudian
hakikatnya
diskusi
tersebut
menyimpulkannya
(kegiatan intelektual).
melibatkan siswa secara penuh di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Lembar
kerja
didesain
REKOMENDASI Berdasarkan paparan di atas,
ini dengan
maka
dikemukakan
beberapa
menggunakan berbagai
rekomendasi sebagai berikut ini.
warna
1.
dan
gambar-
Pada
pembelajaran
dengan
gambar tertentu untuk
menggunakan
merangsang
SAVI, peran guru lebih sebagai
aktivitas
fasilitator dan juga motivator.
visual siswa.
Dengan
c. Mempersiapkan media
demikian,
hendaknya
benda konkret.
memotivasi
dengan
menggunakan pendekatan SAVI
kegiatan
dalam
salahsatunya
upaya
meningkatkan
guru
mempersiapkan
berbagai 2.Pembelajaran
pendekatan
strategi
untuk
siswa
dalam
pembelajaran adalah
dengan
perubahan sikap atau karakter
membangkitkan rasa ingin tahu
dilaksanakan
bentuk
siswa mengenai kegiatan materi
diskusi dan unjuk kerja pada
pembelajaran yang akan mereka
kelompok-kelompok kecil yang
dapatkan
heterogen. Siswa secara langsung
pembelajaran yang akan mereka
melakukan manipulasi terhadap
lakukan,
media benda konkret (kegiatan
memiliki motivasi yang baik
somatik dan visual), sambil terus
pada saat pembelajaran.
dalam
mendiskusikan tiap langkah yang
dari
sehingga
kegiatan
siswa
2. Pendekatan SAVI bisa dijadikan
harus mereka kerjakan (kegiatan
sebagai
auditori), dan juga membuat
yang bisa digunakan bagi para
dugaan-dugaan mengenai hasil 10
salahsatu
alternatif
guru dalam pendidikan karakter
disampaikan.
di kelas tinggi.
memperhatikan
3. Dalam hal penggunaan media
Karena kedua
tanpa hal
tersebut, efektivitas media yang
benda konkret, pemilihan media
digunakan
harus sangat dipertimbangkan
terhambat atau bahkan gagal
oleh guru sebagai perancang
sama sekali.
pembelajaran. Salahsatu dari pertimbangan
yang
4.
harus
Perlu lapangan
akan
sedikit
diadakan
penelitian
menguji
efektifitas
diperhatikan adalah kesesuaian
penggunaan pendekatan SAVI
media yang digunaan tersebut
bagi pendidikan karakter di
dengan karakteristik siswa dan
sekolah tinggi.
juga
karakteristik
pembelajaran
materi yang
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Deporter, Bobbi; Reardon, Mark; dan Nourie, Sarah Singer. (2005). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Husaini,Adian.2010. Pendidikan Karakter : Penting, Tapi tidak cukup!. http://bocahbancar.files.wordpress.com/2010/10/pendidikan-karakterpenting-tapi-tidak-cukup.pdf Diakses tanggal 1 November 2012 pukul 15.30 WIB. Meier,Dave. 2003. The Accelerated Learning HandBook. Penterjemah Rahmani Astuti: Bandung:Kaifa Mustakim,Bagus.2011. Pendidikan Karakter, Membangun Delapan Karakter Emas Menuju Indonesia Bermartabat. Yogyakarta : Samudera Biru. Richard I, Arrends.1997.Classroom Instruction and Managemen.United Staes Of America: The Mc Graw-Hill Companies. Roebyarto. (2009). Pendekatan SAVI. Tersedia: http://roebyarto.multiply.com/ journal/item/21. [26 Oktober 2009].
11
Tim
Kemdiknas.2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wp-content/uploads/NASKAH-RANKEMENDIKNAS-REV-2.pdf. Diakses tanggal 1November 2012 Jam 5.14 WIB
12