Pembangunan Daya Saing Akademik Mahasiswa dalam Era Global dengan Peningkatan Kemampuan Menulis Abstrak Berbahasa Inggris
Yugianingrum Fakultas Sastra, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstract To meet global challenges, Indonesian students have to be prepared to become researchers that will exist in international scholarly communication, at least by publishing their research in international journals. This paper reports the results of a survey on the knowledge required by undergraduate students of a medical faculty to write a research paper, specially its abstract, in English. The paper reviews a selection of students’ written questions concerning the knowledge for writing an abstract in English and provides the answers with some information about abstract writing according to international conventions. The results show that the students’ questions are about ways of a) writing a good abstract, b) distinguishing an abstract from an introduction, c) using English correctly in an abstract, d) evaluating a research paper from its abstract, e) choosing the key words, and f) writing a structured abstract. It is recommended that the students should gain more information about English for academic writing to facilitate their abstract writing as well as to improve their capacity to compete in the international research paper publication. Keywords: global challenges, research paper abstract, medical students
I. Pendahuluan Dalam era global ini, persaingan akademik melalui publikasi hasil penelitian dalam jurnal ilmiah internasional telah terjadi dan tidak dapat kita hindari. Untuk membuat para pakar internasional memberi perhatian kepada isi suatu artikel penelitian, peneliti harus menyajikan abstrak penelitiannya dalam bahasa internasional, misalnya bahasa Inggris, dengan sebaik mungkin. Sekarang telah muncul berbagai tulisan tentang cara menulis abstrak dalam bahasa Inggris (misalnya oleh Swales & Feak, 1994; Renkema, 2004; Paltridge & Starfiield, 2007) dan penelitian mengenai praktik penulisan abstrak (antara lain oleh Gengshen & Yungzhen dalam Leo, 2007; Chan & Foo, 2001; Kamler & Thomson, 2004; Cross & Oppenheim, 2006). Meskipun demikian, penelitian serupa belum banyak ditemukan dalam jurnal-jurnal ilmiah di Indonesia. Sementara itu, perguruan tinggi di Indonesia sedang meningkatkan kegiatan penelitian mereka dan berupaya agar hasilnya dapat dipublikasikan secara internasional. Supaya usaha tersebut berhasil, mahasiswa sebaiknya dipersiapkan sehingga kelak mereka menjadi peneliti yang mampu berkompetisi secara global melalui publikasi karya-karya mereka. Sehubungan dengan persiapan yang dimaksud, pada akhir tahun 2011 sebuah survei dilakukan mengenai pengetahuan sejumlah mahasiswa kedokteran tentang penggunaan bahasa Inggris dalam artikel penelitian. Penulis meminta setiap responden untuk menuliskan satu pertanyaan mengenai masalah English for Academic Writing yang mungkin akan mereka hadapi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah mereka. Ternyata pertanyaan yang masuk sangatlah beragam, mulai dari pertanyaan yang sederhana seperti “Do we count ‘presentation of full details’ as four words or three words?” (mahasiswa xxxx084), kemudian yang teknis seperti “When should we use foot notes/ end notes?” (mahasiswa xxxx008), sampai dengan yang kritis: “Bagaimana cara membuat pembaca umum tertarik membaca 114
Pembangunan Daya Saing Akademik Mahasiswa dalam Era Global dengan Peningkatan Kemampuan Menulis Abstrak Berbahasa Inggris (Yugianingrum)
Karya Tulis Ilmiah padahal kata-kata yang dipakai belum tentu dimengerti umum?” (mahasiswa xxxx066). Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut tampak bahwa para mahasiswa berminat untuk mempelajari cara-cara penulisan artikel penelitian dalam bahasa Inggris. Dengan pertimbangan bahwa mahasiswa lebih memerlukan pengetahuan tentang penulisan abstrak berbahasa Inggris dari pada keseluruhan artikel penelitian, penulis memutuskan untuk hanya melaporkan hasil survei yang berkaitan dengan penulisan abstrak berbahasa Inggris. Tulisan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menulis abstrak suatu artikel penelitian yang sesuai dengan standar internasional mengenai English for Academic Writing. Hal ini penting karena untuk membangun daya saing akademik Indonesia di dunia internasional, para mahasiswa harus disiapkan untuk menjadi peneliti yang mampu mempublikasikan karya mereka dalam jurnal internasional. Suatu artikel penelitian akan dihargai oleh dunia internasional bila artikel tersebut disajikan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan standar yang disyaratkan oleh lembaga internasional yang akan menilainya. Untuk membantu mahasiswa memahami ketentuan-ketentuan tersebut, tulisan ini disajikan dengan urutan sebagai berikut. Setelah bagian Pendahuluan ada lima bagian lain, yaitu Peran Abstrak Berbahasa Inggris dalam Era Global, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Survei dan Pembahasan, dan Simpulan.
II. Peran Abstrak Berbahasa Inggris dalam Era Globalisasi Era global ditandai dengan kemudahan penyebaran informasi mengenai berbagai bidang, termasuk bidang akademik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai negara dengan cepat dikomunikasikan ke masyarakat internasional sehingga dunia segera tahu negara mana yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui temuan-temuan penelitiannya. Temuan-temuan tersebut dapat dihargai dunia luar paling tidak melalui publikasi abstraknya, dengan mengikuti konvensi internasional. Tahun demi tahun, peran abstrak artikel penelitian berkembang menjadi semakin penting. Awalnya, abstrak hanya berperan sebagai “iklan” bagi suatu artikel penelitian. Abstrak yang baik akan menarik minat para pakar bidang ilmu terkait untuk membaca bagian lain dari artikel tersebut. Kemudian, abstrak yang baik juga dapat membuat pembacanya memutuskan untuk membeli artikel penelitian itu baik melalui iklan di Internet ataupun membelinya di toko buku. Selain itu, publikasi abstrak yang bermutu dalam jurnal internasional akan membuat penulisnya diperhatikan oleh komunitas bidang ilmunya sehingga ada keuntungan akademik dan ekonomis yang dapat diharapkan, misalnya undangan sebagai pembicara kunci dalam seminar ilmiah atau permintaan menulis buku dari penerbit terkenal. Dengan memperhatikan peran abstrak artikel penelitian dalam era global ini, dunia akademik kita akan menyadari bahwa prestasi akademik anak bangsa melalui karya penelitian mereka tidak dapat dipisahkan dari masalah perekonomian bangsa. Investasi asing di segala bidang yang disertai pertumbuhan ekonomi penduduk merupakan dampak positif dari karya-karya penelitian yang diiklankan melalui abstraknya. Dengan demikian, peningkatan kemampuan penulisan abstrak artikel penelitian dalam bahasa Inggris benar-benar perlu bagi para mahasiswa S1 khususnya bidang kedokteran yang kelak diharapkan menjadi ilmuwan handal di bidangnya masing-masing.
III. Tinjauan Pustaka Definisi abstrak Dalam literatur internasional mengenai abstrak terdapat beberapa definisi abstrak yang berbeda dengan isi yang kurang lebih sama. Ada dua definisi abstrak yang akan dikutip di sini; pertama dari buku pedoman berjudul The American Psychological Association (APA), yang menyatakan bahwa sebuah abstrak adalah “a brief, comprehensive summary of the contents of the article . . .” (2009: 25). Definisi kedua dikutip dari suatu sumber online (“Abstract Writing Workshop,” 2002, par. 2), yang mendefinisikan abstrak sebagai “a concise summary of a larger document—thesis, essay, book, research report, journal publication, etc—that highlights major points 115
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
covered in the work; concisely describes the content of the writing; identifies the methodology used; and identifies the findings, conclusions, or intended results.” Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah abstrak merupakan ringkasan suatu karya tulis ilmiah dan berisi unsurunsur berikut: (a) masalah penelitian, (b) pendekatan, (c) metodologi, (d) temuan, (e) simpulan atau hasil yang diharapkan. Penulis mencatat bahwa pada praktiknya masalah penelitian juga sering didahului oleh latar belakang masalah dan disertai atau digantikan oleh tujuan penelitian. Syarat-syarat abstrak yang baik Abstrak yang baik memenuhi syarat: “accurate . . ., nonevaluative . . ., coherent and readable . . .,” dan “concise” (APA, 2009: 26). Syarat-syarat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Accurate: Abstrak hendaknya merefleksikan tujuan dan isi artikel/teks secara benar. Informasi yang tidak ada dalam artikel/teks tidak boleh disajikan dalam abstrak. Apabila penelitian yang dilakukan merupakan kelanjutan atau replikasi dari penelitian terdahulu, hal ini harus disebutkan dalam abstrak. Nonevaluative: Abstrak berfungsi melaporkan, bukan mengevaluasi suatu penelitian. Jangan ada tambahan atau komentar terhadap isi artikel/teks. Coherent and readable: Bahasanya jelas dan maknanya tegas, tidak samar-samar. Concise: Kalimatnya ringkas dan informatif. Fungsi abstrak dalam artikel penelitian Sumber yang sama (APA, 2009: 26-27) membedakan fungsi abstrak menurut jenis artikel/teksnya. Contohnya, abstrak suatu laporan penelitian empiris harus menggambarkan (1) masalah penelitian, kalau mungkin dalam satu kalimat; (2) partisipan, dengan menyertakan usia, jenis kelamin, kelompok etnis atau ras; (3) untuk hewan sertakan genus dan speciesnya; (4) hal-hal spesifik tentang metodologi penelitian; (5) temuan dasar, termasuk uraian statistikanya; dan (6) simpulan serta implikasi atau aplikasinya. Contoh lain adalah abstrak bagi suatu case study/studi kasus, yang idealnya berisi (1) subyek penelitian dan karakteristik yang relevan dari individu, kelompok, komunitas, atau organisasi yang terkait; (2) solusi masalah yang dibahas; dan (3) pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan akan dijawab oleh penelitian lanjutan sejenis. Informasi tambahan Selain informasi tersebut, ada informasi tambahan dari Gengshen dan Yungzhen (dalam Leo, 2007) yang menyatakan bahwa suatu abstrak yang baik diharapkan mempunyai paling tidak empat ciri linguistik berikut: a) panjangnya terbatas, b) kategorinya khusus, c) isinya lengkap, dan d) strukturnya jelas. Berikut ini uraiannya. Pertama-tama, menurut Gengshen dan Yungzhen, suatu abstrak adalah miniatur makalah, artikel atau karya tulis yang jumlah katanya dibatasi oleh peraturan yang diberlakukan, umumnya 200 kata per artikel, tetapi mungkin lebih atau kurang. Secara umum, jumlah kata suatu abstrak tergantung pada panjang makalah, artikel atau karya tulis yang disertainya; makin panjang tulisannya, makin banyak jumlah kata abstraknya. Menurut pengamatan penulis, para pemula cenderung membuat abstrak yang terlalu panjang atau terlalu pendek sehingga kalimat-kalimatnya perlu diubah agar jumlah katanya sesuai ketentuan. Konsekuensinya, penulisnya perlu memiliki keterampilan menulis yang baik untuk mampu mengubah-ubah panjang kalimat tanpa mengganggu isi pokoknya. Kedua, selain panjangnya bervariasi, sebuah abstrak, terutama dalam bidang ilmu eksakta, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: a) abstrak deskriptif/indikatif, yang umumnya berisi informasi umum dan kualitatif mengenai topik penelitian; b) abstrak informasional/informatif, yang menyajikan informasi khusus, kuantitatif dan tidak interpretatif mengenai temuan atau hasil penelitian; dan c) abstrak indikatif informasional, yang menyajikan kombinasi antara informasi umum mengenai topik penelitian dan informasi khusus mengenai hasil penelitian (Gengshen & Yungzhen). Perlu dicatat bahwa sumber lain mungkin akan membuat klasifikasi yang berbeda. Berikut ini penulis sajikan contoh abstrak yang deskriptif/indikatif dan yang informasional/informatif. Contoh abstrak yang deskriptif/indikatif: 116
Pembangunan Daya Saing Akademik Mahasiswa dalam Era Global dengan Peningkatan Kemampuan Menulis Abstrak Berbahasa Inggris (Yugianingrum)
Pattern of multi-drug resistant Salmonella enteric serovar typhi isolates in Nigeria Ijeoma Gladys Kalu*, Toochukwu Ekwutos Ogbulie and F. N. Opara Department of Biotechnology, Federal Univesity of Technology, Owerri, Nigeria. Accepted 28 May, 2008 Typhoid fever continues to remain a health problem as the causative organism, Salmonella enteric serovar typhi, has developed resistance to many antibiotics used. This study was undertaken to determine the current pattern of resistance to antimicrobial agents by S. enterica serovar typhi isolates from Akaraugo Hospital in Owerri, Imo state. Sensitivity to most common antimicrobial agents used in the management of typhoid fever was determined by disc diffusion according to National Committee for Clinical Laboratory (NCCL) standards. There was an increase in the number of isolates with decreased sensitivity to nalixidic acid and cotrimoxazole. All isolates had complete resistance to augmentin, tetracycline and amoxicillin commonly used for treatment of typhoid fever. Therefore physicians should be advised to conduct effective susceptibility test before prescribing an antibiotics to a patient. It is also important to step up awareness to individuals about indiscriminate use of antibiotics and the need to complete a regime once it is started. Key words: Typhoid fever, antibiotic susceptibility, Salmonella enterica serovartyphi. (African Journal of Biotechnology Vol. 7 (21), pp. 3817-3820) Contoh abstrak yang informasional/informatif Molecular Analysis of and Identification of Antibiotic Resistance Genes in Clinical Isolates of Salmonella typhi from India Philippa M. A. Shanahan,1 Mary V. Jesudason,2 Christopher J. Thomson,1 and Sebastian G. B. Amyes1,* Department of Medical Microbiology, University of Edinburgh, Edinburgh EH8 9AG, United Kingdom,1 and Department of Clinical Microbiology, Christian Medical College and Hospital, Vellore-632 004, India2 Abstract A representative sample of 21 Salmonella typhi strains isolated from cultures of blood from patients at the Christian Medical College and Hospital, Vellore, India, was tested for the S. typhi strains’ susceptibilities to various antimicrobial agents. Eleven of the S. typhi strains possessed resistance to chloramphenicol (256 mg/liter), trimethoprim (64 mg/liter), and amoxicillin (>128 mg/liter), while four of the isolates were resistant to each of these agents except for amoxicillin. Six of the isolates were completely sensitive to all of the antimicrobial agents tested. All the S. typhi isolates were susceptible to cephalosporin agents, gentamicin, amoxicillin plus clavulanic acid, and imipenem. The antibiotic resistance determinants in each S. typhi isolate were encoded by one of four plasmid types. Plasmid-mediated antibiotic resistance genes were identified with specific probes in hybridization experiments; the genes responsible for chloramphenicol, trimethoprim, and ampicillin resistance were chloramphenicol acetyltransferase type I, dihydrofolate reductase type VII, and TEM-1 -lactamase, respectively. Pulsed-field gel electrophoresis analysis of XbaI-generated genomic restriction fragments identified a single distinct profile (18 DNA fragments) for all of the resistant isolates. In comparison, six profiles, different from each other and from the resistance profile, were recognized among the sensitive isolates. It appears that a single strain containing a plasmid conferring multidrug-resistance has emerged within the S. typhi bacterial population in Vellore and has been able to adapt to and survive the challenge of antibiotics as they are introduced into clinical medicine. Key words: identification analysis, antibiotic resistance, Salmonella typhi (Journal of Clinical Microbiology, June 1998, p. 1595-1600, Vol. 36, No. 60095-1137) 117
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Ketiga, suatu abstrak diharapkan secara terpadu memuat a) masalah dan tujuan penelitian, b) pendekatan yang digunakan, c) hasil-hasil utama penelitian, d) simpulan dan hal-hal penting lainnya, sehingga abstrak tersebut bersama dengan judul penelitian dapat dijadikan basis indexing penelitian secara internasional. Dalam dua contoh abstrak yang diberikan, unsur-unsur a), b), c), dan d) tampak sudah disajikan secara terpadu, misalnya dalam contoh 1), kalimat “This study was undertaken to determine the current pattern of resistance to antimicrobial agents by S. enterica serovar typhi isolates from Akaraugo Hospital in Owerri, Imo state.” menunjukkan masalah dan tujuan penelitian; kalimat “Eleven of the S. typhi strains possessed resistance to chloramphenicol (256 mg/liter), trimethoprim (64 mg/liter), and amoxicillin (>128 mg/liter), while four of the isolates were resistant to each of these agents except for amoxicillin.” menunjukkan pendekatan dan hasil, sedangkan kalimat “Therefore physicians should be advised to conduct effective susceptibility test before prescribing an antibiotic to a patient. It is also important to step up awareness to individuals about indiscriminate use of antibiotics and the need to complete a regime once it is started.” menunjukkan simpulan dan saran. Di bagian awal, abstrak ini menyajikan pula latar belakang masalah yang memang diperlukan, yaitu kalimat Typhoid fever continues to remain a health problem as the causative organism, Salmonella enteric serovar typhi, has developed resistance to many antibiotics used. Latar belakang masalah ini tidak disajikan apabila dianggap tidak perlu, misalnya dalam contoh abstrak kedua. Akhirnya, sebuah abstrak diharapkan menyajikan isinya tidak saja dengan lengkap tetapi juga secara terstruktur dan jelas. Dari penjelasan mengenai isi abstrak di atas, tampak pula bahwa unsurunsur wajib sebuah abstrak telah disajikan secara terstruktur dan jelas sehingga dapat dibaca dan dipahami dengan mudah.
IV. Metode Penelitian Survei ini dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa S-1 bidang kedokteran yang di kemudian hari akan menulis suatu Karya Tulis Ilmiah dengan abstrak dalam bahasa Inggris. Pelaksanaan survei ini bersamaan dengan saat penulis memberikan materi English for Academic Purposes (EAP) kepada mereka. Seratus limapuluh mahasiswa diminta menuliskan masing-masing satu pertanyaan tentang EAP. Menyadari bahwa penulisan abstrak berbahasa Inggris merupakan fokus perhatian mereka, maka hanya hasil survei yang khusus mengenai abstrak yang penulis jadikan bahan tulisan ini. Ada 25 dari 150 pertanyaan yang terkumpul yang berisi masalah penulisan abstrak berbahasa Inggris. Pertanyaan tersebut diklasifikasikan berdasarkan isinya, kemudian masing-masing jenis pertanyaan dijawab dengan disertai pembahasan secara luas.
V. Hasil Survei dan Pembahasan Pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia, ada yang dalam bahasa Inggris. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan itu menggunakan bahasa Indonesia ataupun Inggris secara benar sehingga yang ditampilkan di sini hanya isinya saja, dengan klasifikasi pertanyaan sebagai berikut: a) bagaimana cara menulis abstrak yang baik (6 buah); b) apa perbedaan antara abstrak dan pendahuluan/latar belakang masalah (5 buah); c) bagaimana menggunakan bahasa Inggris dalam abstrak secara benar (3 buah); d) bagaimana menilai sebuah artikel penelitian dari abstraknya (3 buah); e) bagaimana memilih kata kunci secara tepat (3 buah); f) lain-lain (5 buah). Dalam bagian berikut, pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab serta dibahas satu persatu.
118
Pembangunan Daya Saing Akademik Mahasiswa dalam Era Global dengan Peningkatan Kemampuan Menulis Abstrak Berbahasa Inggris (Yugianingrum)
Cara Menulis Abstrak yang Baik Untuk menulis abstrak yang baik dalam bahasa Inggris, penulis harus menyiapkan artikel penelitian yang memenuhi syarat, memahami aturan-aturan yang ditentukan dalam penulisan abstrak, dan menguasai bahasa Inggris untuk penulisan teks akademik dengan baik. Suatu artikel penelitian akan dianggap memenuhi syarat apabila penelitian yang dilakukan mengangkat suatu masalah yang penting dan perlu dilakukan, prosedur penelitiannya standar, hasilnya berguna untuk ilmu pengetahuan dan/atau bagi masyarakat luas dan artikel penelitian tersebut ditulis dengan mengikuti suatu konvensi yang ditentukan. Penulisan abstrak yang baik adalah yang mengikuti cara-cara yang ditentukan oleh pihak penilai. Untuk dapat dipublikasikan secara internasional, cara-cara penulisan abstraknya secara umum sudah diuraikan dalam bagian terdahulu tulisan ini. Bahasa Inggris untuk penulisan teks akademik berciri formal dan berbeda dengan bahasa Inggris untuk keperluan non-akademik sehingga bahasa Inggris yang digunakan dalam sebuah abstrak juga formal. Penjelasan selanjutnya tentang bahasa yang digunakan akan disampaikan pada bagian lain dari tulisan ini. Perbedaan antara Abstrak dan Pendahuluan Perbedaan yang paling jelas antara abstrak dan pendahuluan sebuah artikel penelitian adalah panjangnya. Jumlah kata sebuah abstrak umumnya dibatasi, misalnya 100 atau 200 kata, sedangkan panjang sebuah pendahuluan akan tergantung pada keperluan, meskipun ada yang menentukan bahwa panjang sebuah pendahuluan artikel penelitian sebaiknya tidak melebihi 5% dari keseluruhan panjang artikel. Perbedaan lain menyangkut isi: isi pendahuluan tidak sama dengan isi abstrak. Sebuah pendahuluan menyajikan secara menyeluruh latar belakang masalah dan hasil penelitian-penelitian penting terdahulu serta kutipan-kutipan dari sejumlah sumber yang relevan. Selain itu, pendahuluan juga harus menjelaskan mengapa suatu penelitian perlu dilakukan dan solusi apa yang diharapkan dapat menjawab masalah penelitian. Penggunaan Bahasa Inggris dalam Abstrak Seperti bagian lain dari suatu karya tulis ilmiah berbahasa Inggris, abstrak juga harus menggunakan bahasa Inggris akademik, yang ciri-cirinya antara lain sebagai berikut. a. Kosakatanya lebih formal Contoh: There are just about two hundred participants of the test. There are nearly two hundred participants of the test. (lebih formal) b. Kalimatnya lengkap tetapi ringkas Contoh: Research on this disease has gotten more intense. Research on this disease has intensified. (lebih ringkas) c. Penyingkatan, misalnya won’t, it’s, we’d, tidak digunakan tetapi bentuk yang tidak disingkat, misalnya will not, it is, we would, wajib digunakan. d. Ungkapan-ungkapan informal, misalnya what on earth, never on your life, tidak digunakan. e. Penggunaan gramatika (termasuk kalimat aktif/pasif) dan tanda baca perlu mengikuti ketentuan yang berlaku. f. Penggunaan dialek bahasa Inggris, misalnya British atau American English, harus konsisten. Menilai Artikel Penelitian dari Abstraknya Penelitian yang berkualitas diharapkan akan dilaporkan dalam suatu artikel penelitian yang berkualitas pula. Akan tetapi, suatu artikel penelitian yang kurang baik tidak berarti bahwa penelitiannya pasti kurang baik. Di pihak lain, abstrak yang baik tidak selalu menyertai artikel penelitian yang baik. Yang jelas, abstrak yang tidak memenuhi syarat hampir selalu menyertai artikel penelitian yang tidak memenuhi syarat pula. Jadi, suatu artikel penelitian dapat diharapkan berkualitas baik apabila abstraknya sudah menyajikan secara benar unsur-unsur wajib yang meliputi latar belakang masalah, tujuan, metode, temuan, dan simpulan, serta telah memenuhi syarat-syarat berikut: a) isi dan tipografinya jelas, mudah difahami; b) bahasa yang digunakan sesuai ketentuan; c) ejaannya benar; d) strukturnya baik; e) pilihan informasinya benar; f) penyajiannya ringkas; dan g) sesuai bagi pembaca internasional.
119
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Pemilihan Kata Kunci Suatu abstrak artikel penelitian harus dilengkapi dengan sejumlah kata kunci (kira-kira 3-5 buah) yang berfungsi sebagai alat penelusur informasi dan untuk keperluan dokumentasi. Pemilihan kata kunci ini ditentukan oleh paling tidak tiga hal: topik penelitian, teritori masalah dan informasi spesifik. Contohnya, dalam abstrak berjudul Pattern of multi-drug resistant Salmonella enteric serovartyphi isolates in Nigeria, kata-kata kuncinya adalah Typhoid fever, antibiotic susceptibility, Salmonella enterica serovartyphi. Satu dari tiga kata kunci tersebut (Salmonella enterica serovartyphi) menunjukkan topik penelitian dan dua kata kunci lainnya menunjukkan teritori masalah (Typhoid fever) dan informasi khusus (antibiotic susceptibility). Dengan membaca kata-kata kunci yang disajikan, pembaca akan dapat segera menebak isi abstraknya dan memutuskan untuk perlu membacanya atau tidak. Lain-lain Kelompok lain-lain berisi pertanyaan tentang structured abstract: apakah structured abstract itu?; seperti apa contohnya?; apa bedanya dengan abstrak tradisional?; apa kelebihan dan kekurangannya?; dan kapan kita harus memakai structured abstract? Berikut ini disajikan pembahasannya. Structured abstract, yang saat ini belum umum digunakan dalam jurnal-jurnal ilmiah di Indonesia, mengacu kepada abstrak yang menggunakan sub-headings, atau sub-judul, yang sudah ditentukan, yaitu background (latar belakang masalah), aim (sasaran/tujuan), method (metode), results (temuan/hasil penelitian) dan conclusion (simpulan). Contoh structured abstract berikut disajikan dalam artikel berjudul “Is It Appropriate to Use Structured Abstract in Social Science Journals?” oleh James Hartley dalam jurnal Learned Publishing (1997) 10, 313-317. ABSTRACT BACKGROUND. Structured abstracts (which use sub-headings like this one) have now become widespread in medical research journal. AIM. The aim of this paper is to consider whether or not such structured abstracts can be used effectively in social science journals. METHOD. The paper reviews a selection of studies carried out by the author and his colleagues to see if structured abstracts written for social science journals are more informative, easier to read, and easier to search than are their traditional equivalents. RESULTS. The results suggest that structured abstracts do, indeed, have these virtues, and they are thus appropriate for social science journals. CONCLUSION. The author therefore recommends that the editors of social science journals consider adopting structured abstracts. Menurut Hartley (1997: 313), abstrak semacam ini telah menggantikan abstrak tradisional dalam kebanyakan jurnal penelitian bidang kedokteran internasional karena dibandingkan abstrak tradisional, structured abstract mengandung lebih banyak informasi, kualitasnya lebih baik, lebih memudahkan tugas peer review, dan umumnya diterima baik oleh pembaca dan penulis lain. Meskipun demikian, Hartley juga mencatat dua kelemahan abstrak ini, yaitu isinya lebih panjang daripada abstrak tradisional dan kadang-kadang tidak mewadahi informasi penting lainnya. Oleh karena structured abstract sudah dipakai dalam berbagai jurnal penelitian bidang kedokteran, mahasiswa kedokteran perlu mengetahui cara penulisannya. Jadi, apabila pada masa mendatang mereka bermaksud mengirimkan artikel penelitian mereka ke jurnal yang mewajibkan penggunaan structured abstract, mereka akan dapat menulisnya dengan baik.
120
Pembangunan Daya Saing Akademik Mahasiswa dalam Era Global dengan Peningkatan Kemampuan Menulis Abstrak Berbahasa Inggris (Yugianingrum)
VI. Simpulan Survei yang dilakukan untuk menjaring informasi mengenai English for Academic Writing yang dibutuhkan mahasiswa bidang kedokteran menghasilan sejumlah pertanyaan dari mahasiswa tentang penulisan abstrak berbahasa Inggris. Dari pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dalam survei ini berminat mempelajari English for Academic Writing, khususnya yang mengenai penulisan abstrak artikel penelitian. Minat ini sangat berharga bagi pembangunan daya saing akademik bangsa di era global ini. Pembinaan kegiatan penulisan artikel penelitian dalam bahasa Inggris perlu diberikan kepada mahasiswa dengan benar agar bangsa dan negara kita dapat bersaing dalam lingkup global di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat menyadari bahwa prestasi akademik yang dihargai dunia internasional akan berdampak positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan bangsa kita. Tulisan ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam menulis abstrak artikel penelitian mereka dan sekaligus membekali mereka ketika kelak mereka akan mempublikasikan artikel penelitian mereka dalam jurnal internasional.
Daftar Pustaka Abstract
writing workshop. (2002). Tersedia pada http://www.washington.edu/oue/summer_institute/writing.html
27
Oktober
2005
pada
American Psychological Association. (2009). Publication manual of the American Psychological Association. Washington D.C.: Author. Cross, C. & Oppenheim, C. (2006). "A genre analysis of scientific abstracts." Journal of Documentation. Vol. 62 Iss: 4, pp.428 – 446. Chan, S.K. & Foo, S. (2001). “Bridging the interdisciplinary gap in abstract writing for scholarly communication.” Presented in Genres and discourse in education, work and cultural life: Encounters of academic disciplines on theories and practices (GENRE 2001), Oslo University College, Oslo, Norway, May 13-16. Gengshen, H. & Yungzhen, S.. Dalam Sutanto Leo, dkk. (2007). English for Academic Purposes. Essay Writing. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hartley, J. (1997). Is it appropriate to use structured abstracts in social science journals? Learned Publishing Vol. 10 (4), 313-317. Kalu, I. G., Ogbulie, T.E. & Opara, F.N. (2008). Pattern of multi-drug resistant Salmonella enteric serovar typhi isolates in Nigeria. African Journal of Biotechnology. Vol. 7 (21), 3817-3820. Kamler, B. & Thomson, P. (2004). “Driven to abstraction: Doctoral supervision and writing pedagogies” in Teaching in Higher Education. Vol. 9, No. 2, April 2004. Paltridge, B. & Starfield, S. (2007). Thesis and dissertation writing in a second language. London & New York: Routledge. Renkema, J. (2004). Introduction to discourse studies. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamin Publishing Company. Swales, J.M. & Feak, C.B. (1994). Academic writing for graduate students. A course for nonnative speakers of English. Ann Arbor: The University of Michigan Press. Shanahan, P. M. A., Jesudason M.V., Thomson, C.J. & Amyes, S.G.B... (1998).Molecular Analysis of and Identification of Antibiotic Resistance Genes in Clinical Isolates of Salmonella typhi from India. Journal of Clinical Microbiology. Vol. 36, No. 60095-1137: 1595-1600. 121