Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni
Faridah, Anwar Fuadi
ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas undangan, kartu nama, sertifikat, alas piring dan sebagainya. Kertas seni ini berasal dari TKS (Tandan kosong kelapa sawit) yang merupakan limbah padat yang berasal dari proses pengolahan minyak sawit (CPO). Kertas seni ini diolah dengan sangat sederhana, yang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi limbah padat yang terdapat pada perkebunan sawit. Kertas seni ini diharapkan mampu mengurangi TKS yang dihasilkan dan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi penggangguran. Kata kunci : TKS, kertas seni, serat
I. PENDAHULUAN Kertas merupakan media dalam komunikasi tertulis, sebagai alat penyebaran informasi. Saat ini pemanfaatannya tidak terbatas untuk itu saja, tetapi juga untuk halhal yang berkaitan dengan industri seperti pengepakan, pengemasan, pembersih, penyekat maupun dunia fotografi. Bahan baku pembuatan kertas dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat. Serat yang terdiri dari selulosa dapat dijumpai pada tanda kosong kelapa sawit (TKS). Perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah padat yang cukup melimpah sepanjang tahun dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu limbah padat kelapa sawit yang tersedia adalah tandan kosong, pada hal selama ini Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) juga dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk. Tandan kosong kelapa sawit (TTKS) merupakan limbah industri kelapa sawit yang banyak mengandung serat, yang dapat berfungsi sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas (Kompas, 29 November, 2003). Dewasa ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi pulp dan kertas yang potensial. Salah satu kendala yang dihadapi industri pulp dan kertas adalah isu lingkungan yang berkaitan dengan proses pembuatannya, sehingga dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah perkebunan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pulp dan kertas (Kompas, 29 November, 2003). Oleh sebab
1
itu, TKS yang merupakan limbah padat dari perkebunan kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas seni. Karena TKS tersusun atas selulosa dan lignin sebagai serat yang digunakan pada pembuatan pulp. Kertas seni yang dihasilkan berasal dari pulp tandan kosong kelapa sawit. Sehingga pulp yang dihasilkan dapat dimanfaatkan menjadi kertas seni yang berguna dan bernilai tambah. Masalah-masalah yang dihadapi untuk pembuatan kertas seni adalah penggunaan bahan-bahan yang cocok, bagaimana menjadikan pulp dan bagaimana membentuknya supaya menjadi sebuah kertas yang kuat atau awet serta wujudnya menarik. II. TINJAUAN PUSTAKA Kertas adalah suatu bahan yang dibuat dalam bentuk lembaran-lembaran tipis dari jerami, kulit, kayu, rami dan lain-lain. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai kertas yang sebenarnya maka lembaran-lembaran tipis tersebut harus dibuat dari serat (fiber) yang masing-masing seratnya merupakan unit yang terpisah. Penggunaan kertas telah menambah berbagai segi kehidupan manusia. Berdasarkan pemanfaatannya, kertas terbagi atas kertas budaya, industri dan konsumsi. Kertas budaya merupakan produk kertas yang dipakai dalam dunia tulis cetak dan semacamnya. Sedangkan kertas industri banyak digunakan dalam hal pengemasan dan pengepakan. Kertas konsumsi sendiri merupakan produk kertas yang memang penggunaannya untuk konsumsi rumah tangga atau industri seperti tissue, sigaret, kertas seni dan lain sebagainya. 2.1 Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Saat ini, Indonesia dan Malaysia merupakan produsen utama minyak kelapa sawit dunia. Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit sekitar 3,5 juta hektar, jauh lebih luas dari Malaysia (Kompas, 29 November, 2003). Perkebunan kelapa sawit yang dibangun didalam proses pengolahannya akan menghasilkan limbah. Limbah industri kelapa sawit yang terdiri dari tiga jenis yaitu padat, cair dan gas. Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKS). Limbah padat kelapa sawit merupakan salah satu sumber bahan baku pembuatan pulp. Tandan kosong kelapa sawit (TKS) terdiri dari 23% buah segar yang mengandung bahan lignoselulosa sebesar 55-60% berat kering. Dengan produksi puncak kelapa sawit per hektar sebesar 20-24 ton tandan buah segar per tahun akan menghasilkan 2,5-3,3 ton bahan ligninselulosa sebagai bahan baku pembuatan kertas seni. Selama ini tandan kosong kelapa sawit diolah sebagai pakan ternak dan bahan baku penghasil energi panas di pabrik kelapa sawit (Seminar Nasional, 2003, Mengantisipasi Regenerasi Pertama, Bali) .
2
2.2 Serat tandan kosong kelapa sawit (TKS) Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah industri perkebunan kelapa sawit yang banyak mengandung serat, dimana serat tersebut yang berpotensi menjadi produk yang bernilai tambah ekonomi. Tandan kosong kelapa sawit mempunyai kekhasan pada komposisinya. Komponen terbesar adalah selulosa 40%, disamping hemiselulosa 24% dan lignin 21%. a. Selulosa Selulosa merupakan senyawa organik yang paling banyak, karena struktur tumbuh-tumbuhan sebagian besar terdiri dari selulosa. Di dalam selulosa terdapat bentuk serat-serat, selulosa termasuk dalam polisakarida yang mempunyai rumus (C6H10O5)n dimana n berkisar antara 2000-3000. Adapun sifat-sifat dari selulosa adalah sebagai berikut: 1. Tidak berwarna 2. tidak larut dalam NaOH 3. Hidrolisa sempurna dalam suasana asam menghasilkan glukosa, dan 4. Hidrolisa tak sempurna menghasilkan maltosa b. Lignin Lignin adalah polimer yang komplek dengan berat molekul yang tinggi dan tersusun atas unit-unit fenil propana. Meskipun tersusun atas karbon, hydrogen, dan oksigen, tetapi lignin bukan karbohidrat. Lignin terdapat diantara sel-sel dan didalam dinding sel. Diantara dinding sel-sel, lignin berfungsi sebagai pengikat untuk mengikat sel-sel secara bersamaan. Di dalam dinding sel, lignin sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi memberikan ketegaran pada dinding sel. 2.3 Proses pembuatan kertas seni dari bahan tandan kosong kelapa sawit a. Prose pembuatan pulp Kertas biasanya dibuat dari serat selulosa yang berasal dari kayu yang berasal dari TKS yang dijadikan pulp lebih dahulu. Ada tiga cara pembuatan pulp, yakni mekanik, suphite dan kraft. Cara mekanik tidak memakai bahan kimia dengan membiarkan lignin berada dalam pulp. Terkadang direbus dahulu dengan tekanan tinggi selama beberapa menit sebelum dilakukan tindakan mekanik (thermomechanical pulping). Hasil akhir yang diperoleh berupa kertas dengan kualitas rendah (seperti kertas koran). Sedangkan teknologi sulphite dan kraf menggunakan bahan kimia untuk memisahkan lignin dari serat selulosa, yang dikenal dengan proses pemutihan (bleaching). Lignin adalah bahan alami yang mengikat serat-serat selulosa menjadi struktur kayu atau TKS. Bila tidak dipisahkan dengan baik maka warna kertas tak putih. Pada proses kraft, serat TKS dimasak bersama campuran sodium sulfat dan sodium hidroksida dengan uap bertekanan tinggi. Pemutihan dilakukan dengan memakai zat pemutih seperti chlorine dan senyawa turunannya. Dalam proses sulphite dihasilkan pulp untuk memproduksi rayon, serat asetat dan film, filler plastik dan cellophane (Slamet, 1997).
3
b. Proses pembuatan kertas seni 1. Persiapan pembuatan serat. Serat yang dihasilkan berasal dari TKS yang banyak mengandung serat, terlebih dahulu TKS dilakukan proses awal yaitu pembuatan pulp. Pulp yang dihasilkan ini berasal dari limbah padat kelapa sawit yaitu TKS dilakukan proses penggilingan terlebih dahulu. Proses ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi serat yang optimum sebelum dibuat lembaran kertas. Penggilingan dilakukan dengan alat penghancur (blander) atau ditumbuk dengan perbandingan 1,5 gr serat kering dalam 98,5 ml air. 2. Pencampuran Setelah pengilingan dilakukan pencampuran dengan bahan-bahan lain yaitu: tapioka sesuai dengan kebutuhan, pewarna sesuai dengan kebutuhan dan bahan pembentuk corak atau motif yang diinginkan. 3. Pembentukan lembaran Bubur kertas hasil pencampuran dibuat lembaran menggunakan cetakan dari kasa 100 s/d 200 mesh dengan ukuran panjang serat lebarnya sesuai dengan yang diinginkan. Berat kertas yang dibuat dinyatakan dalam gram/m2 luas lembaran kertas. Bubur kertas hasil pencampuran dituangkan dalam bak dan diaduk merata. Selanjutnya bubur diangkat dengan menggunakan kawat kasa dan ditempelkan pada triplek dan dilakukan pengeringan dengan panas matahari. Pulp limbah TKS
Penghancuran
Pencampuran
Bahan kimia
Pembentukan lembaran
Pengepresan
Pengeringan
Kertas Seni Gambar 3.1 Blok diagram proses pembuatan kert
4
III. PEMBAHASAN Jenis produk kertas mudah hancur secara biologis dan dapat didaur ulang, karena terbuat dari bahan yang berpotensi untuk diperbaharui. Kertas sendiri berawal dari pulp (bubur kertas) yang diolah dari berbagai sumber seperti kayu, bambu, jerami, merang, serat rosela, kapas maupun tandan kosong kelapa sawit. Namun bebeerapa abad sebelumnya, kain sudah menjadi bahan dasar pembuatan kertas yang dikenal dengan keawetannya (hhtp.www.manggala.or.id/publications/media). Kertas seni yang dihasilkan terbuat dari TTKS banyak manfaatnya selain untuk mengurangi limbah padat yang terdapat di pabrik kelapa sawit dengan pengolahan yang sangat sederhana. Kertas seni dapat di buat bentuk sesuai dengan keingginan pembuat yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan kartu undangan, kartu nama, sampel album photo, serifikat, atas piring dan gelas untuk perhotelan serta produk-produk souvenir (Anonymous, 1998). Kertas seni yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang unik seperti tahan lama, kertas kasar, tidak mudah koyak Faktor-faktor yang mempengaruhi kertas seni adalah bahan baku baku, bahan kimia, panjang serat, struktur maupun kekuatan serat , proses pengeringan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan dan keindahan kertas seni yang dihasilkan. IV. PENUTUP Kesimpulan: Kertas yang dihasilkan bersifat tahan lama, kuat dan wujudya menarik. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 1998, Pembuatan Kertas Seni, Balai Industri, Banda Aceh Anonymous, 1996, Menteri Riset dan BPPT, Jakarta Anonymous, 1995, Pidato Presiden RI, Jakarta Kompas, 29 November 2003, Kelapa sawit, Fokus Program RUT XI, Jakarta Slamet, 1997, Daur Ulang Kertas, Pancaroba, 10:88-92 Seminar Nasional, 2003, Mengantisipasi Regenerasi Pertama, Bali Www.manggala.or.id/publications/media Www.geocities.com/kertasseni/sejarah-kertas.htm WWW. Warintek –progressio.com, 2004
5
6