PEMANFAATAN ROTAN OLEH SUKU DAYAK MERAP DI DESA GONG SOLOK KECAMATAN MALINAU SELATAN KABUPATEN MALINAU
Oleh: Marten Lungu NIM. 070 500 017
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
Nama NIM Bidang Studi Jurusan
: PEMANFAATAN ROTAN (Calamus sp) OLEH SUKU DAYAK MERAP DI DESA GONG SOLOK KECAMATAN MALINAU SELATAN KABUPATEN MALINAU. : MARTEN : 070500017 : MANAJEMEN HUTAN : MANAJEMEN HUTAN
Pembimbing,
Penguji I
Erna Rositah, S.Hut, MP NIP. 197311281999032001
Ir. Herijanto Thamrin, MP Nip. 19621107 198903 1 015
Penguji II
Ir.Rita Yuliani Nip. 19630708 199203 2 002 Mengesahkan, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003 Lulus tanggal...................
ABSTRAK
MARTEN, Pemanfaatan Rotan Oleh Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau. ( di bawah bimbingan ERNA ROSITAH) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan hasil hutan nonkayu khususnya rotan yang digunakan oleh Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini, agar masyarakat Suku Dayak Merap khususnya di Desa Gong dapat memanfaatkan hasil hutan non kayu (rotan) semaksimal mungkin atau seperlunya. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan efektif
(Juni - Agustus 2010),
meliputi kegiatan observasi lapangan, pengumpulan dan pengolahan data, dan penulisan Karya Ilmiah. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden yang di pilih secara acak. Data terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Ada tiga manfaat utama rotan bagi masyarakat Suku Dayak Merap yaitu : sebagai bahan kerajinan, bahan makanan, dan bahan obat-obatan. Manfaat lain dari rotan adalah sebagai tali pengikat pondok, pengikat gagang mandau, dan untuk jerat. Rotan yang digunakan masyarakat suku Dayak Merap di Desa Gong Solok berasal dari hutan alam, dari jenis rotan sega (Calamus caesius) dan rotan pulut merah (Calamus penicilatus). Perlu diadakan penelitian lain tentang manfaat rotan sebagai obat tradisional pada daerah lain.
RIWAYAT HIDUP
MARTEN, Lahir di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau pada tanggal 15 Juni 1986, merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Lungu Njau dan Ibu Asung. Tahun 1994 mulai mengikuti pendidikan dasar pada Sekolah Negeri 007 di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan dan lulus pada tahun 1999. Pendidikan selanjutnya pada tingkat pertama pada tahun 1999 di SLTP Negeri 2 Malinau, dan lulus pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan pada tahun yang sama melanjutkan penddikan ke Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Jurusan Keahlian konstruksi Bangunan di Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat, dan selesai pada tahun 2006. Pada tahun 2007 masuk ke Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan memilih Jurusan Pengelolaan Hutan. Pada awal semestet VI mengikuti Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) selama satu setengah bulan di PT. INHUTANI II SUB UNIT MALINAU KALIMANTAN TIMUR.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karna atas kasih dan pimpinan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulisan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di politeknik pertanian Negeri Samarinda Keberhasilan penulis dan karya ilmiah ini berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan moril dan meterian. 2. Ibu Erna Rositah. S,Hut,MP selaku dosen pembimbing yang telah 3. Memberikan dorongan, pengarahan, serta bimbingan dan nasehat- nasehat yang memacu semangat untuk menyusun karya ilmiah ini. 4. Bapak Ir. Hasanudin,MP Selaku Ketua jurusan pengelolaan Hutan 5. Bapak Kepala Desa Gong Solok yang telah memberikan ijin Penelitian. 6. Rekan-rekan yang telah membantu penyusunan laporan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun atas perbaikan yang nantinya akan menjadi lebih baik.
Poltanesa 2010
Marten Lungu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ………………………………………….......…………………… iii DAFTAR TABEL …………………………………………………………....... iv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….… V PENDAHULUAN ……………………………….…………………………..... II. TINJAU PUSTAKA A. Ciri dan sifat Morfologi ………………………………………... 3 B. Fisiologi Perkembangan Tumbuh …………………………….... 6 C. Manfaat Rotan dan Manfaat Fungsi Hutan …………………….. 8 III. METODE KERJA A. Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………….. 8 B. Alat dan Bahan ………………………………………………... 8 C. Prosudur Penelitian ……………………………………………. 9 D. Pengolaan Data ………………………………………………... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …………………………………………………………... 10 B. Pembahasan …………………………………………………... 17 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………. 20 B. Saran …………………………………………………………... 20 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...... 21 LAMPIRAN ……………………………………………………………..….. 22
1
DAFTAR TABEL
No.
Tubuh
Halaman
1. Batas Desa................................................................................................. 20 2. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga( LakiLaki/Perempuan dan suku......................................................................... 21 3. Banyak Penduduk Agama Dan Kepercayaan............................................ 22 4. Banyak Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian....................................... 23 5. Tingkat Pendidikan.................................................................................... 24 6. Pemanfaatan Rotan Oleh Masyarakat sekitar Hutan................................. 25 7. Pertanyaan Dan Jawaban Quisioner.......................................................... 26
DAFTAR GAMBAR
No.
Lampiran
Halaman
1.
Gambar I. Kerajinan Ayaman Tikar lantai ………………………………
2.
Gambar 2. Batang Muda ( umbut ) Yang di Manfaatkan untukm sayur …………………………………………...............………………
3.
Gambar 3. Kerajinan Ayaman Tikar alas tempat Tidur …………………
I. PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal dan mengunakan rotan dalam berbagai keperluan sehari hari, bahkan di beberapa tempat rotan telah menjadi pendukung perkembangan budaya masyarakat setempat,misalnya pada Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau. Sampai saat ini manfaat rotan sangat medukung perilaku, budaya, dan keperluan masyarakat sehari- harinya. Hutan di Indonesia terdiri dari jenis berbagai tumbuhan salah satunya adalah tanaman rotan yang banyak tumbuh di hutan Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Jawa. Berdasarkan data tersebut Indonesia dapat dinyatakan negara yang sangat kaya akan sumb er daya alam termasuk akan tumbuhan rotan yang dimanfaatkan untuk berbagai macam manfaat. Rotan diperkirakan terdapat 300 jenis, tetapi yang tercatat secara botanis lebih
kurang
150
Daemonorop,Karthalsia,
jenis.
Rotan
Mnynalepsis,
termasuk Plestokomta,
dari
genus
calamus,
Plectocomiopsis,
dan
beberapa jenis dari family Thypoceae yaitu jenis Frycinetia javanisis (Soedjono, 2000). Rotan adalah salah satu hasil hutan non kayu selain bambu dan bahan ektratif yang di Indonesia memegang peranan sangat besar dalam kehidupan masyarakat pedesaan sekitar hutan dan merupakan hasil hutan kedua setelah kayu. Rotan potensinya cukup besar untuk dimanfaatkan bagi kemakmuran masyarakat (Sutrisna, 1991).
Peran rotan bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada dan tingga l di dalam dan sekitar hutan sangatlah penting, selain untuk kerajinan dan dijual dalam bentuk mentah, rotan juga dapat digunakan untuk penganti tali, misalnya untuk pengikat pondok, perahu dan pengikat perangkap ikan seperti bubu dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini masyarakat begitu sulit untuk mendapatkan rotan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan rotan, masyarakat harus menempuh perjalanan sekitar 6 - 9 Km dari desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan hasil hutan nonkayu khusus nya rotan oleh Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai pentingnya peran rotan bagi kehidupan masyarakat Dayak Merap di Desa Gong Solok, sehingga diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rotan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri dan Sifat Morfologi Rotan Hermansyah (1982) menyatakan, rotan merupakan tumbuhan asli tropik. Umumnya tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 300 meter dari permukaan laut, tetapi ada juga yang tumbuh di daerah pegunungan. Rotan termasuk family palmae. Tumbuhan memanjat pada pohon, tetapi ada juga yang menjalar di atas tanah atau semak-semak. Alrasyid (1980) Menyatakan rotan merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam family palmae yang didalam bahasa yunani disebut Lepidocarpoyid yang bersisik. Sirait (1982) menyatakan bahwa, rotan membentuk rumpun dan ada juga yang tumbuh tunggal atau sendiri, mempunyai batang yang kecil, ramping dan panjang. Bentuk batang pada umumnya bulat. Batangnya beruas dibatasi oleh buku-buku, panjang ruas bervariasi ada yang kurang dari 10 cm dan ada yang lebih dari 60 cm. Ciri dan sifat morfologi tanaman rotan itu akan dapat dilihat dari perlengkapan tanaman lainnya, misalnya alat perambat. 1. Akar Akar tanaman rotan merupakan salah satu bagian tanaman yang sangat penting karena memiliki beberapa fungsi, yakni: a. Memperkuat berdirinya tanaman secara keseluruhan. b. Menyerap air dan zat-zat makanan yang tersedia dari dalam tanah. c. Mengangkut air dan zat makanan yang sudah terserap ke bagian tubuh lainnya.
Seperti halnya tanaman lain dari suku palme, akar tanaman rotan memliki sifat-sifat sebagai berikut: a. Akar tanaman rotan mempunyai sistem perakaran serabut. b. Akar tanaman rotan merupakan bagian tanaman yang terletak di dalam tanah, di mana 40% dari jumlah akar tersebut tumbuh masuk tanah atau ke pusat bumi (geotrop) dan 60% lainnya (akar primer dan akar sekunder). c. Akar tanaman rotan berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan atau kehitam- hitaman. d. Akar rotan selalu tumbuh terus pada ujungnya, tetapi kecepatan tumbuhnya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan batangnya. 2. Batang Batang tanaman rotan merupakan bagian yang terpenting karena nilai ekonomi tanaman rotan terletak pada batangnya. Ciri umum batang tanaman rotan adalah sebagai berikut : a. Batang rotan berbentuk memanjang dan bulat seperti silinder atau segitiga, tetapi selalu bersifat aktinomorf, yakni bila dibagi dua akan menjadi bagian yang setangkup. b. Batang tanaman rotan terbagi menjadi ruas-ruas yang setiap ruas dibatasi oleh buku-buku. c. Batang tanaman rotan selalu tumbuh ke atas menuju sinar matahari (fototrop atau heliotrop). d. Ujung batang tanaman rotan akan selalu bertambah panjang.
Batang tanaman rotan memiliki ciri-ciri dan sifat berbeda-beda, tergantung pada jenis varietasnya. Ukuran ruas pada sebatang rotan berbeda-beda. Ukuran ruas pada pangkal batang hingga sepanjang 1,5 m tidak sama, tetapi ukuran 1,5 m ke atas akan didapat ukuran ruas diameter batang yang hampir seragam. 3. Pelepah dan daun Daun tanaman rotan berfungsi sebagai tempat pengambilan zat makanan (absorbsi) terutama berupa gas karbondioksida (CO2), tempat pengolahan zat makanan (asimilasi), tempat penguapan air (transpirasi) dan tempat pernapasan (respirasi). 4. Bunga Rotan termasuk tumb uhan majemuk yang secara genetik dapat dibedakan dalam dua kelompok yakni : a. Jenis rotan yang berbunga pada lateral batang yang keluarnya bunga lebih dari satu kali. b.
Jenis rotan berbunga pada ujung (terminal) dan hanya muncul satu kali
selama hidupnya dan terakhir tanaman mati. 5. Buah Buah rotan terdiri atas kulit luar berupa sisik (pericarp) yang berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dan toksis buah. 6. Alat perambat Tanaman rotan selama pertumbuhan dilengkapi dengan sejenis alat perambat berupa misai yang dikenal dengan nama sulut panjat.
B. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan Rotan Secara fisiologis, pertumbuhan rotan sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuh, cahaya matahari, dari pohon inang. (Anonim, 1997) 1. Kondisi tempat tumbuh Tanaman rotan akan tumbuh jika elemen yang diperlukan tersedia dengan cukup sesuai dengan yang dibutuhkannya. Untuk pertumbuhan vegetatifnya tanaman rotan paling tidak membut uhkan unsur hara mikro dan mineral yang sangat komleks yaitu Karbon ( C ), Hidrogen ( H ), Oksigen ( O ), Nitrogen ( N ), Kalsium ( Ca ), dan Magnesium ( Mg ). 2. Cahaya matahari Secara alami, perkembangan dan pertumbuhan rotan selalu mengarah ke atas menuj u cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan peran utama untuk pertumbuhan dan perkembangan rotan. 3. Pohon inang Keberadaan pohon inang, yaitu pohon tempat rotan merambat, sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan rotan. Menurut pengalaman masyarakat sekitar hutan dan pengamatan di lapangan, jenis rotan yang sering digunakan/diproduksi oleh masyarakat sekitar hutan adalah : a. Rotan sega ( Calamus caesius ), umumnya tumbuh di bekas perladanga n dan tumbuh di dataran tinggi. b. Rotan pulut putih ( Doemonorops oblongs ), umumnya tumbuh di dataran rendah.
C. Manfaat Rotan 1. Manfaat secara langsung Batang rotan yang sudah tua banyak dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan perabotan rumah tagga. Selain itu juga dimanfaatkan masyarakat misalnya, batang muda ( umbut ) digunakan untuk sayuran, akar dan buahnya untuk bahan tradisional ( Soejono. 2000 ) Sinaga
( 1986 ) mengemukakan bahwa, rotan di Indonesia dapat
dimanfaatkan umumnya untuk pemb uatan tikar, tas, tali temali dan berbagai kerajin tangan. Selain itu juga digunakan sebagai peralatan alat pengikat ( ikat pondok, ikat parang, dan perahu ), tikar biasa, tikar anyaman lantai rumah. 2. Manfaat tidak langsung Peran rotan tidak langsung dapat diberikan dengan keberadaan rotan untuk meningkatkan
pendapatan
masyarakat
sekitar
hutan,
peranannya
dalam
membentuk budaya masyarakat, ekonomi dan sosial (Januminro, 2000 ). D. Masyarakat Sekitar hutan Dalam kamus besar Bahasa Indonesia istilah desa (village) diartikan sebagai kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, sedangkan istilah pedesaan (rural) diartikan sebagai pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan penduduk di tempat itu. Menurut Dirdjosisworo (1985), ciri-ciri masyarakat desa/masyarakat pedesaan yaitu:
a. Masyarakat dengan jumlah anggota/penduduk yang relatif
lebih kecil dari
penduduk kota. b. Hidup dalam suasana yang intim dan saling mengenal melalui komunikasi tatap muka. c. Hidup dalam suasana rukun dan kekeluarga an. d. Status sosial terbatas karena relatif sedikitnya diferensiasi kerja. e. Mata pencahrian nafkah warga desa pada umumnya bertani, nelayan, beternak dan sebagia n telah melakukan pertukangan serta industri keluarga. f. Penghayatan akan norma, tradisi dan berbagai pola budaya kelompoknya lebih mendalam apabila dibandingkan masyarakat perkotaan yang majemuk. Sebagian besar desa-desa di wilayah tropis lembab berlokasi di lingkungan hutan, sehingga masyarakatnya sering kali disebut dengan masyarakat desa hutan. Von Maydell (1989) dikutip oleh Sardjono (1998) mengelompokkan masyarakat lingkungan hutan menjadi dua bagian besar, yaitu: a. Masyarakat di dalam kawasan hutan (forest dwellers) yang dikatakan sebagai komponen alami dari ekosistem hutan, karena sudah turun temurun tinggal di dalam hutan, meski tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Secara umun masyarakat di kawasan hutan merupakan masyarakat peramu (gatherers) atau pemburu (hunters), walaupun ada yang mulai bercocok tanam dan beternak dengan cara sederhana (cultivators). b. Masyarakat desa di lingkungan hutan (rural people) yang tinggal secara tetap (desa), baik di dalam atau di sekitar hutan. Pada umumnya mereka
bermatapencarian sebagai petani/peladang (farmers) tetapi ada juga pengerajin (crafmen) dan pedagang (traders). Secara lebih spesifik Devung (2000), menyatakan karakteristik masyarakat sekitar hutan dapat didasarkan pada dua pertimbangan, yaitu berdasarkan sistem pemanfaatan sumberdaya hutan dan berdasarkan hubungan historis dengan sumberdaya hutan, dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Berdasarkan sistem pemanfaatan sumberdaya hutan terdiri dari: a. Masyarakat yang kehidupannya sepenuhnya tergantung pada sumberdaya hutan sekitarnya. b. Masyarakat yang kehidupannya sebagian tergantung dari sumberdaya hutan di sekitarnya. c. Masyarakat yang kehidupannya tidak seberapa tergantung dari sumberdaya hutan di sekitarnya. d. Masyarakat yang sama sekali kehidupannya tidak tergantung dari sumber daya hutan di sekitarnya. 2) Berdasarkan hubungan historis dengan sumberdaya hutan, dapat di bagi menjadi : a) Masyarakat adat dengan wilayah adat dan wilayah desa tradisional yang relatif sama seperti dulu. b) Masyarakat adat dengan wilayah adat dan wilayah desa tradisional yang sudah terbagi atau terpisah oleh sistem administrasi pemerintahan, penduduk, resetlemen, relokasi desa, kehadiran proyek pembangunan, perusahaan dan lain- lain;
c) Masyarakat lokal dengan wilayah desa tradisional yang relatif masih sama seperti dulu; d) Masyarakat lokal dengan wilayah desa tradisional yang sudah terbagi atau terpisah oleh sistem pemerintahan, perpindahan penduduk, resetlemen, relokasi desa, kehadiran proyek pembangunan perusahaan dan lain- lain. Hubungan
antara
masyarakat
dengan
hutan
khususnya
masyarakat
pedalaman sudah terjalin lama dan merupakan warisan nenek moyang yang tetap dipertahankan hingga saat ini. Hubungan tersebut tercipta secara alamiah baik sebagai sumber mata pencarian, sumber air, sumbar kenyamanan lingkungan dalam mempertahankan hidup dan kehidupan maupun sebagai suatu keterkaitan budaya dan tradisi dalam melakukan upacara keagamaan dan upacara adat.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian dilasanakan selama 3 bulan efektif
(Juni-Agustus 2010),
meliputi kegiatan observasi lapangan, pengumpulan dan pengolahan data dan penulisan karya ilmiah. 2. Tempat Penelitian dilaksanakan di Desa Gong Solok, Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau. B. Alat dan Bahan 1. Alat – alat Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Alat tulis menulis b. Kamera / Dokumentasi 2. Bahan a. Bahan penelitian adalah masyarakat Suku Dayak Merap Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau b. Lembaran pertanyaan ( kuisioner )
C. Prosedur Penelitian 1. Mengadakan Observasi lapangan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian. 2. Penyelesaian surat perijinan kepada kepala desa setempat 3. Pengambilan data sekunder yaitu diperoleh dari hasil pustaka Instansi yang berhubungan dengan tempat penelitian yaitu jumlah penduduk, umur, pendidikan, dan potensi wilayah. 4. Mengadakan tanya jawab pada responden terpilih tentang pemanfaatan rotan. D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini diperoleh dua jenis data yaitu data primer dan data Sekunder. Data primer, diperoleh dari responden yaitu masyarakat Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau melalui wawancara langsung. Unit responden adalah rumah tangga dengan penentuan sampel secara acak (random), yaitu sejumlah 18 responden dari 46 kepala keluarga
atau sekisar 39% dari keseluruhan rumah tangga. Cara
pengambilan data dengan membagikan lembaran kuisioner kepada responden dan diisi oleh responden itu sendiri. Data sekunder diperoleh dari hasil telaah pustaka, baik dari buku-buku, laporan- laporan maupun sumber pustaka lain yang terkait dengan topik penelitian.
E. Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan status kelompok manusia, suatu obyek data, atau suatu kondisi tertentu. Tujuan dari penelitian deskriptif,
yaitu membuat
gambaran suatu keadaan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor sifat dan hubungan antara fenomena yang terdapat di lapangan ( Nasir 1988 ). Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, yaitu analisis penjelasan untuk data ya ng bersifat kualitatif mengenai pemanfaatan rotan oleh Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Keadaan umum daerah penelitian Secara administratif, Desa Gong Solok adalah salah satu dari dua puluh empat desa yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Malinau Selatan. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Batu Kajang, sebelah selatan dengan Desa Long Adiu, sebelah barat dengan Desa Setarap, dan sebelah timur berbatasan dengan goa sarang burung walet. Kondisi geografis berada di daerah dataran tinggi yang dikelilingi oleh hutan. Secara tipologi, Desa Gong solok merupakan desa yang berada di tengah hutan dengan dikelilingi oleh perbukitan dan merupakan Daerah Aliran Sungai(DAS) Malinau. Untuk dapat me nuju desa ini ada 2 alternatif jalan yang bisa
ditempuh.
Pertama jalan darat dengan jarak tempuh sekitar 30 km atau kurang lebih satu jam perjalanan dengan kondisi jalan yang buruk apalagi dalam kondisi cuaca hujan, sedangkan ala t transportasi yang bisa digunakan adalah motor dan mobil. Jika menggunakan jasa mobil dan taksi biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 25.000,00,/org. Alternatif jalan kedua adalah melalui jalur sungai menyelusuri sungai menggunakan perahu motor denga n kekuatan mesin rata-rata 8-10 PK dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam bila air sungai dalam kondisi normal, namun apabila air sungai surut maka perjalanan bisa memakan waktu 6 jam , biasanya alternatif ini jarang digunakan karena sangat susah mendapatkan perahu. Biasanya
melewati jalur sungai ini biaya yang dikeluarkan sekitar menghabiskan 15 liter bensin untuk pulang-pergi (pp) atau jika dihitung sekitar Rp. 105.000,00,/perahu. Dalam satu perahu rata-rata mampu memuat 5-7 org, tergantung kondisi kapal. Desa Gong Solok memiliki jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari 46 KK dengan klasifikasi berdasarkan jenis kelamin laki- laki sejumlah 123 jiwa dan perempuan sejumlah 106 jiwa. Keseluruhan penduduk desa Gong Solok beragama Kristen Katholik, dan ada 3 KK beragama islam, etnis/suku yang merupakan mayoritas adalah suku dayak Merap sebagai masyarakat asli dan sisanya adalah suku Bugis sejumlah 1 KK, suku Berusu sejumlah 1 KK serta suku Jawa sejumlah 1 KK yang menetap karena menikah dengan penduduk asli. 2. Hasil rekapitulasi kuisioner Kuisioner yang dikumpulkan kemudian diolah datanya, di mana hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Kuisioner. No
Pernyataan
1
fungsi rotan bagi masyarakat.
2
3
4
Pilihan Jawaban
a. Kerajinanan tangan b. Untuk makanan c. Untuk obat-obatan d. Keperluan rumah tangga Jenis rotan yang biasa a. Rotan sega dimanfaatkan masyarakat. b. Rotan pulut merah c. Rotan denek Tempat menjual hasil a. Di kota kerajinan rotan. b. Di desa tetangga c. Di koperasi desa setempat. Pekerjaan lain masyarakat a. Bertani selain memanfaatkan rotan b. Berternak c. Berkebun d. Berburu
Persentase (%) 50 20 30 70 30 10 40 50 60 15 20 5
Sambungan table 1 No
Peryataan
Pilihan Jawaban
5
pengelolaan rotan agar hasil hutan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. kondisi hutan di desa gong solok
a. Melakukan penanaman kembali. b. Mengambil seperlunya c. Hanya mengambil saja tanpa menanam kembali a. Baik b .Rusak c. Rusak parah a. Sering b. Pernah c. Tidak pernah sama sekali. a. 1 – 3 Km b. 3,1 - 5 Km c. 5,1 - 7 Km d. > 7 Km a. Tikar b. Lanjung c. Bakul d. Anjat a. Susah b. Gampang c. Lain- lain..(Gampang susah) a. 1-3 Kg b. 3,1-5 Kg c. 5,1-7 Kg
6
7
pernah menanam kembali hasil hutan non-kayu.
8
jarak dari desa anda menuju tempat pengambilan rotan .
9
jenis kerajinan tangan yang terbuat dari rotan
10
Kesulitan mendapatkan rotan mentah.
11
Rata-rata hasil rotan mentah yang masyarakat peroleh dari hutan dalam sekali pengumpulan.
Persentase (%) 50 30 20 80 15 5 30 50 20 45 35 20 50 20 10 20 40 20 40 35 45 10
Berdasarkan wawancara dengan responden, ternyata semua responden memanfaatkan rotan sebagai bahan makanan baik berupa buah maupun umbut rotan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel Lampiran 4.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini
rotan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi masyarakat suku Dayak Merap selain bertani dan berkebun. Rotan dipakai sebagai pengganti tali bagi masyarakat Suku Dayak Merap, khususnya kaum petani banyak yang memanfaatkan bahan dasar rotan untuk pembuatan kerajinan. Peralatan yang digunakan untuk membuat kerajinan sangat sederhana, dan tenaga kerja beasal dari anggota keluarga sendiri serta dikerjakan pada waktu luang. Rotan yang digunakan masyarakat Suku Dayak Merap di Desa Gong Solok berasal dari hutan alam, dimana keadaan hutan tersebut masih tergolong baik. Kerusakan hutan diperkirakan sekitar
20% yang diakibatkan perladangan
berpindah oleh masyarakat desa, dan aktifitas perusahaan batu bara. Secara umum rotan memilki 3 manfaat bagi masyarakat Suku Dayak Merap, yaitu sebagai bahan kerajinan, bahan makanan, serta bahan obat-obatan. Manfaat rotan sebagai bahan kerajinan untuk keperluan rumah tangga yaitu berupa anjat, lanjung, dan tikar. Anjat berfungsi untuk membawa bekal makanan bila masyarakat bepergian dan bisa juga dipakai untuk wadah membawa pakaian. Lanjung berfungsi untuk membawa kayu bakar, sedangkan tikar berfungsi untuk alas duduk dan untuk menjemur padi hasil panen masyarakat. Bahan dasar dari kerajinan tersebut relatif sama, yaitu : rotan yang sudah dibelah dan diserut halus, hanya bedanya besar kecilnya bahan yang disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat.
Adapun cara penyediaan bahan rotan untuk keperluan kerajinan adalah sebagai berikut : a. Rotan yang sudah dipanen, di buang kulit durinya dan diasapkan di atas parapara selama 2-3 hari. b. Setelah itu dijemur dan dibelah atau diraut halus, kemudian dikeringkan kembali (tidak langsung terkena matahari) c. Bagian luar yang sudah dibelah-belah diraut halus kemudian dianyam sesuai dengan keperluan (untuk anjat, lanjung, ataupun tikar). d. Bagian rotan yang dibelah menjadi ena m belahan diraut halus dan dianyam untuk lanjung. Setelah itu bagian luarnya diraut bagian buku-bukunya lalu di jemur dan dianyam untuk tikar. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk membuat sebuah anjat adalah delapan hari, untuk membuat lanjung tujuh hari dan untuk membuat tikar delapan hari. Relatif lamanya waktu yang diperlukan untuk membuat bahan kerajinan tersebut dikarenakan masyarakat hanya memanfaatkan waktu luang. Manfaat kedua adalah sebagai bahan makanan, yaitu bagian batang muda rotan (umbut) yang digunakan untuk sayur dan dapat berfungsi untuk memperbanyak air susu ibu (ASI) pasca melahirkan, sedangkan buah rotan yang sudah tua berwarna kecoklat-coklatan dapat langsung dimakan ataupun dirujak. Adapaun cara pembuatan sayur (umbut) adalah sebagai berikut : a.
Batang rotan muda (umbut) dikupas kulit bagian luarnya dan dipotongpotong
b.
Potongan tersebut direbus sampai matang kemudian ditiriskan, ini bertujuan untuk menghilangkan getah rotan
c.
Bahan siap dibuat sayur sesuai dengan selera (oseng-oseng ataupun sayur santan). Manfaat ketiga adalah digunakan sebagai obat-obatan tradisional yaitu : air
dari batang rotan bisa dipakai sebagai obat tetes mata. Hasil rebusan akar rotan yang masih muda juga dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kencing manis (Diabetes mellitus) dan obat sakit perut serta dapat pula menyembuhkan penyakit encok. Selain manfaat di atas rotan juga bisa digunakan untuk pengikat tiang pondok, pengikat mandau (senjata tradisional masyarakat Suku Dayak Merap), maupun untuk membuat jerat di hutan. Dalam membuat pondok masyarakat dayak secara umum hampir tidak pernah menggunakan paku, sebagai penggantinya biasanya digunakan tali pengikat yaitu rotan dan juga pasak. Tali pengikat dari rotan ini cukup kuat dan relatif tahan lama. Rotan yang tumbuh di hutan sekitar Desa Gong Solok yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak Merap ada beberap jenis, tapi yang lebih sering dimanfaatkan ada 2 jenis yaitu rotan sega (Calamus caeisius), dan rotan pulut merah (Calamus penicillatus). Kedua jenis rotan ini lebih banyak dimanfaatan karena lebih dominan tumbuhnya di bandingkan jenis rotan lain. Selain banyak tumbuhnya rotan ini juga bersifat tahan lama dan kuat, sangat cocok untuk membuat kerajinan dan bahan pengikat. Saat ini umumnya rotan hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan sebagian masyarakat saja yang memanfaatkan rotan. Hal ini
disebabkan karena rotan tersebut semakin langka. Walaupun rotan tersebut perannya sangat penting bagi masyarakat Suku Dayak Merap, tetapi masyarakat tidak sadar akan pentingnya rotan dalam kehidupan mereka. Masyarakat banyak memanen di bandingkan menanam kembali. Tingkat pendidikan masyarkat yang sebagian besar hanya mengenyam bangku Sekolah Dasar tidak memahami akan pentingnya menjaga kelestarian tanaman rotan. Pemanfaatan
secara
komersial
masih
terkendala
oleh
minimnya
pertumbuhan rotan di daerah tersebut. Di samping itu transportasi ke kota relatif sulit, karena keadaan jalannya masih rusak dan biaya transportasi cukup mahal. Dari hasil wawancara, masyarakat Suku Dayak Merap lebih cenderung menggunakan kerajinan dari rotan hanya untuk keperluan rumah tangga. Sebagian kecil hasil kerajinan masyarakat di jual untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Hasil kerajinan ini dijual di koperasi desa setempat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Secara umum pekerjaan masyarakat Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan adalah bertani. Selain bertani masyarakat desa tersebut juga memanfaatkan rotan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan bertani. Rotan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan bertani seperti:
Lanjung (tempat mengangkut padi), Pengganti tali untuk mengikat pondok dan sebagai alat pengikat atap pondok/gubuk yang terbuat dari daun rumbia. 2. Ada tiga manfaat utama rotan bagi masyarakat Suku Dayak Merap Desa Gong Solok yaitu : sebagai bahan kerajinan, bahan makanan, dan bahan obatobatan. Manfaat lain dari rotan adalah sebagai tali pengikat pondok, pengikat gagang mandau, dan untuk jerat. 3. Rotan yang umumnya dimanfaatkan oleh Suku Dayak Merap Desa Gong Solok ada 2 jenis, yaitu : rotan sega ( Calamus caesius ), dan rotan pulut merah ( Calamus penicilatus ). B. Saran Perlu diadakan penelitian tradisional pada daerah lain.
lain tentang manfaat rotan sebagai obat
DAFTAR PUSTAKA
Ali Kodra, H., 1991. Erosi Keanekaragaman Jenis. Rineka Cipta, Bogor. Alrasyid, H , 1991. Teknik Penanam Rotan. Buletin Penelitian Rotan, Bogor. Janumindro, C. P. M. 2000. Rotan Indonesia dan Potensi Budaya Pemanfaatandan Pengolahan Standar Mutu dan Prospek Pengusahaan. Dahara Prize. Semarang Kalawa, D.N, F.M., Wiharta dan M. Attang, 1998. Menggenal beberapa jenis Rotan. Depertemen Pusat Penyuluhan Kehutanan, Jakarta. Kusmana, C., 1997. Metode Survey Vegetasi. IPB, Bogor. Mulyadi, 1983. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Pengendalian Biaya. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta Rachman, O., 2000. Rotan. Sumber , Sifat dan Pemanfaatnya. Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas, Universitas Winaya Mukti, Jatinanger. Retnonigsih, A., 2003. Taksonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Genetika Tumbuhan di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Rombe, 1989. Inventaris Potensi Rotan Indonesia. Depertemen Kehutanan, Jakarta. Satrapraja, S., D., Dkk., 2000. Di Antara Alunan Bambu dan Bisikan Rotan. Naturae Indonesia ( Naturindo ), Bogor. Sinaga, M. 1986. Cara Pemungutan Rotan di Berbagai Daerah di Indonesia Lokakarya Nasional Rotan Jakarta 15-16 Desember Departemen Kehutanan Jakarta Soejono, H. H. 2000. Mengolah Rotan untuk Barang Kerajinan. Dahara Prize. Semarang. Uluk A, Dkk. 2001. Ketergantungan Masyarakat Dayak Terhadap Hutan Di Sekitar Tanam Nasinaol Kayan Mentarang. Cifor Bogor Zain, A., S., 1998. Kamus Kehutanan. PT Renika Cipta, Jakarta
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 . Banyak penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga, Jenis Kelamin Dan Suku. No 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Penduduk (jiwa) Kepala kelurga (KK) Laki-Laki Perempuan Suku : - Merap - Bugis - Jawa - Brusu
Jumlah 229 Jiwa 46 KK 123 jiwa 106 jiwa 225 jiwa 1 jiwa 2 jiwa 1 Jiwa
Sumber : Monografi Desa (Data Sekunder). Lampiran 2. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Jumlah 1. Islam 3 KK 2. Kristen Katolik 43 KK 3. Kristen Protestan 4. Budha 5. Hindu Sumber : Monografi Desa (Data Sekunder).
Keterangan Tidak ada Masjid 1 Gereja
Lampiran 3. Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Responden. NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Aran njau Alpius payat Maria njuk Yulius alam Maria incau Marlina Suryani nurdin Awing Unyat incau Laing Simson yuliana Damar Juk bilung Injau Elis
UMUR(Thn) 46 40 33 50 30 29 30 37 54 47 34 28 40 59 48 31
PENDIDIKAN TERAKHIR SD SD SD SMP SD SMA SD SD SMP SMA SD SD SMA
PEKERJAAN Bertani Bertani Bertani Betani Bertani Bertani Guru SD Bertani Bertani Bertani Swasta Guru SD Bertani Kepala Desa Bertani Guru SD
Lampiran 4. Pemanfaatan Rotan oleh Responden. No
Nama Responden
Pemanfaatan Makanan Buah dimakan Umbut di sayur
1.
Alpius payat
2. 3. 4. 5. 6.
Simon unyat Yulius alam Maria incau Marlina Suryani nurdin
Umbut di sayur Buah dimakan Umbut disayur Buah dimakan Umbut di sayur
7. 8. 9. 10. 11.
Elis Unyat incau Laing Simson Maria njau
Buah dimakan Buah dimakan Umbut disayur Buah dimakan Umbut disayur
12.
Damar
Buah dimakan
13.
Juk bilung
Umbut disayur
14. 15.
Injau Eristinus
Buah dimakan Umbut disayur
16.
Liah ahim
Buah dimakan
17. 18.
Yuliana Yulius unyat
Umbut disayur Buah dimakan
Perabotan Anjat, tikar Lanjung Pasang jerat Sangkar burung Jemuran Anjat, lanjung Tikar, anjat, kipas, tali jemuran Anjat, lanjung Lanjung, kipas Anjat , kipas, tali Jemuran Anjat, lanjung, tikar Anjat, tali pengikat parang Sangkar ayam, tangkai tombak Anjat, bikin jerat Pengikat pondok, jemuran, sangkar burung. Tali pengikat nyiru Bubu Pengikat perahu.
Lampiran 5. Sumber Mata Pencaharian Penduduk Desa Gong Solok Kec. Malinau Selatan. No 1
Sumber Mata Jumlah Pencaharian Berladang padi 44 KK
Keterangan
Umumnya ini hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri (tidak dijual) namun bila hasil panen lebih akan di jual sebagai bantuan biaya hidup keluarga. 2 Kerajinan tangan Dilakukan Membuat kedabang atau yang biasa sekitar 90% disebut saung, membuat anjat yang ibu rumah berfungsi mengangkat ranting pohon tangga. ataupun barang-barang yang lain, membuat tikar rotan 3 Berburu dan 46 KK Biasanya binatang yang diburu dan menjerat dijerat adalah payau.kijang.dan sejenisnya.hasilnya dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga 4 Berjualan sembako 2 KK Barang-barang yang dijual adalah kebutuhan rumah tangga (barang kebutuhan sederhana) 5 Kolam ikan 2 KK Belum dikelola dengan baik 6 Membuat papan 46 KK Kayu yang biasa digesek adalah (menggesek) ulin,meranti,kapur,dll. 7 Berkebun 46 KK Biasanya masyarakat berkebun kopi,kakau,buah,dan sayur-sayuran 8 Buruh 46 KK Tergantung kegiatan yang ada didesa 9 Mengambil madu Sekitar 25% Biasanya terdapat di pohon KK banggeris. Hasilnya dikonsumsi sendiri dan sebagian kecil dijual. 10 Menangkap ikan 46 KK Hasilnya hanya untuk konsumsi sehari- hari. 11 Ternak ayam dan 46 KK Hasilnya untuk konsumsi sehari- hari babi dan sebagian ada yang dijual. 12 Pembuatan perahu Sebagian Dibuat bila ada pesanan dri warga warga sekitar maupun dari luar desa 13 Mencari Rotan Sebagian Hasilnya biasa dibuat untuk warga kebutuhan rumah tangga atau dibuat kerajinan tangan. 14 Guru Honor 5 org Biasa direkrut dari warga desa sendiri. Sumber : Data primer Keterangan : Satu orang kepala keluarga bisa memiliki lebih dari satu sumber mata pencaharian.
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Kepada Responden. 1. Apa fungsi rotan bagi anda? a. keranjinan tangan b. dapat menambah penghasilan c. untuk kebutuhan rumah tangga 2. Jenis rotan apa saja yang dapat dimanfaatkan bagi anda? a. rotan sega b. rotan pulut merah c. rotan denek 3. Dapat dijual dimana saja hasil kerajinan rotan tersebut? a. dikota b. didesa tetangga c. dikoperasi desa setempat 4. Selain manfaat rotan apa saja pekerjaan lain dari anda? a. bertani b. betertak c. berkebun d. berburu 5. Bagaimana pengelolaan rotan agar hasil hutan dapat dimanfaatkan berkelanjutan? a. melakukan penanaman kembali b. mengambil seperlunya
6. Bagai mana kondisi hutan di desa gong solok? a. baik b. rusak c. rusak parah 7. Apakah anda pernah menanam kembali hasil hutan non- kayu? a. sering b. pernah c. tidak pernah sama sekali 8. Untuk pengambilan hasil hutan non- kayu (rotan) berapa jarak dari desa anda? a. 1-3 Km b. 3,1-6 Km c. 6,1-7 Km d. >10 9. Bapak/ibu buat bentuk apa saja kerajinan tangan dari rotan tersebut? a. Tikar b. Lanjung c. Bakul d. Anjat 10. Apakah saat ini Bapak/Ibu merasakan kesulitan untuk memperoleh rotan mentah? a. Ya b. Tidak
c. Lain- lain: sebutkan…(Gampang susah) 11. Rata-rata berapa hasil rotan mentah yang Bapak/Ibu peroleh dari hutan dalam sekali pengumpulan? a. 1-3 kg b. 3,1-6 kg c. 6,1-10 kg d. .> 7 kg
Lampiran 7. Kerajinan tangan dalam pembuatan penganyaman Tikar
Gambar 1. Kerajinan Anyaman Tikar lantai
Gambar 2. Kerajinan Anyaman Tikar alas tempat Tidur