Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
PELAKSANAAN MBS DENGAN ANALISIS MANAJEMEN BERDASARKAN ALQUR’AN Toto Santi Aji1
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tentang kondisi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yang ada di Sekolah-Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kec. Babakan Kab. Cirebon. Penelitian ini terkategori sebagai Penelitian Evaluatif pelaksanaan MBS di sekolah dengan menggunakan Metode Deskriptif, dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi. Juga dilengkapi dengan analisis manajemen berdasarkan al Qur’an, dengan metode tafsir dan analogi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan MBS di Sekolah-Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kec. Babakan Kab. Cirebon masih dipandang bermasalah, karena hampir sebagian dari SD Negeri di sana belum dapat melaksanakan MBS dengan baik. Dari data hasil observasi menyimpulkan bahwa, 41,93% sekolah ada di bawah standar nilai rata-rata Profil, 54,83% sekolah ada di bawah standar nilai rata-rata Standar Kelembagaan, 67,74% sekolah ada di bawah standar nilai rata-rata Problem dan 51,61% sekolah ada di bawah standar nilai rata-rata Aplikasi MBS. Sedangkan secara nilai komulatif gabungan anatara profil, standar kelembagaan, problem dan aplikasi, menunjukan sekitar 45,16% sekolah ada di bawah standar nilai rata-rata jumlah skor gabungan. Sedangkan berdasarkan analisis manajemen menurut al Qur’an, Sekolah-Sekolah Dasar di kec.Babakan mengalami keterbatasan dalam hal Sumber daya manusia, Sistem Pendidikan dan kelembagaan sekolah. KATA KUNCI : Manajemen, MBS, Analisis, manajemen Alqur’an
PENDAHULUAN Konsep Manajemen Berbasis Sekolah atau yang dikenal dengan istilah MBS adalah sebuah sistem manajemen secara professional yang dilaksanakan secara benar, untuk mengatur dan mengurus sekolah agar keberadaan sekolah menjadi berkualitas. Dengan demikian yang menjadi target dari penerapan system MBS ini adalah aspek kualitas. Sehingga sekolah mampu berperan sebagai lembaga pendidikan yang kompetitif. Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebuah system majemen professional yang diaktualkan melalui sekolah-sekolah. Dengan menggunakan MBS diharapkan sekolah dapat diatur, dikelola dan ditata secara benar, sehingga melahirkan sekolah yang berkualitas dan punya daya saing yang tinggi. Itulah harapan yang diinginkan, dengan diterapkannya penanganan sekolah melalui sistem MBS. Maka dari itu, dimulailah penerapan MBS di sekolah-sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sekolah agar keberadaannya menjadi semakin baik. Ternyata konsep di atas kertas, tidak semudah dengan kenyataan di lapangan. Dalam pelaksanaannya MBS di sekolah-sekolah banyak sekali menemui kendala yang dihadapi, sehingga banyak sekolah-sekolah yang belum berhasil melaksanakan MBS dengan baik. Banyak factor yang dapat mempengaruhi kegagalan penerapan MBS di sekolah, diantaranya 1
Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Cirebon. Email :
[email protected]
1
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
faktor Sumber Daya Manhusia, pendidikan dan keahlian serta pembiayaan. Banyak sekolah yang dihadapkan pada ketidakmampuan dalam pengelolaan MBS secara benar, karena mempunyai keterbatasan-keterbatasan seperti tersebut di atas. Terlebih lagi sekolah tingkat dasar atau Sekolah Dasar yang notabene sumber daya manusianya dan juga sumber daya yang lainnya amat sangat terbatas, sehingga dalam pengaktualan MBS mengalami kendala yang cukup berat. Pada Kabupaten Cirebon yang wilayahnya terbentang luas, sejumlah Sekolah Dasar Negeri cukup banyak yang tersebar di berbagai penjuru desa, dimana keberadaan mereka banyak yang mengalami problematika dalam pelaksanaan MBS di tingkat lapangan. Kabupaten Cirebon yang merupakan daerah yang tengah berkembang, masih banyak memiliki wilayah-wilayah yang belum mapan tingkat ekonominya, tingkat soasialmasyarakatnya dan juga tingkat pendidikannya. Dengan demikian penerapan MBS di sekolah-sekolah, apa lagi di tingkat Sekolah Dasar Negeri, banyak mengalami kendala yang cukup berarti. Tidak sedikit kondisi SD Negeri di wilayah Kabupaten Cirebon yang keadannya masih jauh dari kelayakan, bahkan tidak sedikit yang masih memprihatinkan., baik secara kondisi fisik maupun keberadaan yang melingkupinya. Tidak terkecuali di Kecamatan Babakan, sebagai salah satu Kecamatan yang ada di bawah Kabupaten Cirebon, yang kondisi daerah dan masyarakatnya masih dalam keterbatasan. Tentunya dalam kondisi daerah yang seperti itu, pelaksanaan MBS akan mengalami kendala-kendala yang cukup pelik. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, akan coba diungkap bagaimana kondisi pelaksanaan MBS di Sekolah-Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Babakan tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan metode (metodologi) sebagai cara untuk mengumpulkan dan menganalisis data.2 Kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berupa penelitian evaluatif pelaksanaan MBS di SD-SD Negeri di wilayah Kecamatan Babakan, dengan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk penelitian terhadap masalah yang hendak dicapai, dimana masalah itu masih berlangsung sampai sekarang. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) penentuan jenis data, (2) penentuan sumber data, (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data. Melalui langkah-langkah inilah kemudian penelitian dilakukan, dengan cara terjun ke lapangan, untuk melihat secara langsung keberadaan SD-SD Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Babakan, sehingga upaya evaluasi terhadap pelaksanaan MBS di tingkat operasional dapat diketahui secara nyata. Biasanya, dalam model penelitian deskriptif, yang menjadi instrumen utama adalah wawancara dan observasi, sebagai teknik pengumpulan data.3 Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mengetahui berbagai hal masalah secara mendalam kepada responden, dimana jumlah responden sedikit.4 Sedangkan Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui informasi yang didapat dari keterangan orang, juga yang didapat dari objek-objek lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apa bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila 2
James H McMillan dan Sally Schumacher, Research Education, (New York-San Francsco : Addison Wesley Longman. INC, 1997), hal. 14. 3
Tim Penyusun Karya Tulis Ilmiah, Panduan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Cirebon, (Cirebon : UMC-Press, 2013), hal. 21. 4 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 137.
2
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
responden yang di amati tidak terlalu besar.5 Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, melalui wawancara dengan Kepala Sekolah atau sumber lain yang berkapasitas mengatahui keberadaan sekolah, juga dengan pengamatan terhadap kondisi dan situasi yang ada dalam lingkungan sekolah. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis manajemen berdasarkan al Qur’an, dimana pendekatan yang dilakukan adalah melalui metode tafsir, yang dilanjutkan dengan metode penganalogian ayat. Adapun langkah-langkah dalam metode penganalogian ayat adalah sebagai berikut6 : 1. Mengambil ayat tertentu dalam al Qur’an yang akan dijadikan landasan pengkajian. 2. Menafsirkan ayat tersebut dengan menggunakan metode tafsir atau merujuk kepada kitab tafsir tertentu, untuk mengungkap makna atau maksud ayat tersebut. 3. Menganalogikan sesuatu yang terkandung dalam ayat tersebut kedalam kasus/kondisi/lain yang menjadi bahasan, sehingga nampaklah “padanan” yang serupa/menyerupai antara apa yang ada dalam ayat dengan kasus tertentu yang sedang menjadi objek pembahasan. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Setelah dilakukan observasi di lapangan maka didapatlah data rekapitulasi MBS Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kec. Babakan Kab. Cirebon. Petugas Observasi adalah Mahasiswa Prodi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Kelas B5 dan B7, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Cirebon. Tugas Observasi yang disediakan oleh pihak Universitas adalah tanggal 2-15 Juni 2013. Sedangkan pelaksanaan observasi, pengumpulan dan pengolahan data dapat dilaksanakan dan diselesaikan pada tanggal 3-10 Juni 2013. 1. Data Rekapitulasi MBS Hasil Observasi No.
NAMA SD
1
SDN 1 Serang Kulon
2
PROFIL
STANDAR PROBLEM APLIKASI
JUMLAH SKOR
80
72,5
55
72,5
70,0
SDN 1 Serang Wetan
77,5
80
72,5
70
75,0
3
SDN 2 Serang Wetan
77,5
72,5
70
77,5
74,4
4
SDN 1 Gembongan
77,5
85
70
77,5
77,5
5
SDN 2 Gembongan
82,5
85,2
65
85
79,4
6
SDN Tersana Baru
90
95
92,5
95
93,1
7
SDN 1 Sumber Lor
82,5
75
62,5
80
75,0
8
SDN 1 Sumber Kidul
80
78
62,5
80
75,1
9
SDN 2 Sumber Kidul
80
75
62,5
80
74,4
10
SDN 1 Pakusaben
90
82,5
65
80
79,4
11
SDN 2 Pakusaben
67,5
85
80
90
80,6
12
SDN 3 Pakusaben
62,3
70,3
50
62,5
61,3
13
SDN 1 Cangkuang
70
82,5
62,5
70
71,3
14
SDN 2 Cangkuang
77,5
77,5
65
77,5
74,4
5
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 145. Toto Santi Aji, Makalah Qowa’id Tafsir : Metode Analogi Ayat-Ayat Al Qur’an Dalam Perspektif Strategi Pengembangan Perusahaan Industri, (Bandung : Pasca UIN SGD, 2010), hal. 7. 6
3
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/ 15
SDN 3 Cangkuang
75
82,5
65
75
74,4
16
SDN 1 Kudu Keras
70
77,5
60
40
61,9
17
SDN 1 Kudu Mulya
62,5
70
52,5
60
61,3
18
SDN 1 Babakan
75
75
90
87,5
81,9
19
SDN 2 Babakan
90
77,5
90
77,5
83,8
20
SDN 3 Babakan
75
75
62,5
70
70,6
21
SDN 1 Babakan Gebang
77,5
72,5
65
60
68,8
22
SDN 2 Babakan Gebang
62,5
100
57,5
62,5
70,6
23
SDN 3 Babakan Gebang
90
75
92,5
87,5
86,3
24
SDN 1 Gebang Mekar
82,5
82,5
55
70
72,5
25
SDN 2 Gebang Mekar
75
75
55
67,5
68,1
26
SDN 3 Gebang Mekar
80
87,5
90
87,5
86,3
27
SDN 1 Bojong Gebang
72,5
60
60
70
65,6
28
SDN 2 Bojong Gebang
60
50
65
65
60,0
29
SDN 1 Karangwangun
80
75,5
67,5
71,5
73,6
30
SDN 2 Karangwangun
72,5
80
47,5
72,5
68,1
31
SDN 3 Karangwangun
90
80
62,5
72,5
76,3
76,93
77,79
66,85
74,00
73,89
JUMLAH RATA-RATA
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%) 2. Analisis Data Hasil Observasi Data Hasil Rekapitulasi MBS tersebut di atas lalu di rangking berdasarkan urutan nilai tertinggi hingga terendah, lalu dijumlahkan, kemudian di rata-rata berdasarkan objek analisis variabelnya, sehingga menghasilkan data sebagai berikut : a. Objek Analisis : Profil No.
NAMA SD
PROFIL
1
SDN 2 Bojong Gebang
60
2
SDN 3 Pakusaben
62,3
3
SDN 1 Kudu Mulya
62,5
4
SDN 2 Babakan Gebang
62,5
5
SDN 2 Pakusaben
67,5
6
SDN 1 Cangkuang
70
7
SDN 1 Kudu Keras
70
8
SDN 1 Bojong Gebang
72,5
9
SDN 2 Karangwangun
72,5
10
SDN 3 Cangkuang
75
11
SDN 1 Babakan
75
12
SDN 3 Babakan
75
13
SDN 2 Gebang Mekar
75
14
SDN 1 Serang Wetan
77,5
15
SDN 2 Serang Wetan
77,5
4
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/ 16
SDN 1 Gembongan
77,5
17
SDN 2 Cangkuang
77,5
18
SDN 1 Babakan Gebang
77,5
19
SDN 1 Serang Kulon
80
20
SDN 1 Sumber Kidul
80
21
SDN 2 Sumber Kidul
80
22
SDN 3 Gebang Mekar
80
23
SDN 1 Karangwangun
80
24
SDN 2 Gembongan
82,5
25
SDN 1 Sumber Lor
82,5
26
SDN 1 Gebang Mekar
82,5
27
SDN Tersana Baru
90
28
SDN 1 Pakusaben
90
29
SDN 2 Babakan
90
30
SDN 3 Babakan Gebang
90
31
SDN 3 Karangwangun
90
JUMLAH RATA-RATA
76,93
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%) Ruang lingkup Profil sekolah menyangkut data-data yang berkenaan dengan identitas sekolah, posisi dan kedudukan sekolah, perijinan, tingkat akreditasi, tahun berdiri dan beroprasi, keberadaan sekolah, status bangunan, data siswa dalam empat tahun terakhir, data guru, ruang kelas dan kondisi sarana yang ada di Sekolah tersebut.7 Berdasarkan hasil observasi di lapangan kondisi profil Sekolah-sekolah dasar negeri di wilayah kecamatan Babakan, dari 31 jumlah sekolah yang ada, ternyata 13 sekolah diantaranya berada di bawah standar rata-rata. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan nilai yang diperoleh dari ke 13 sekolah tersebut di atas adalah anatara 60%-75%, sedangkan standar rata-rata minimal yang harus dicapai adalah 76,93%. Hal ini menunjukan bahwa ke 13 sekolah ada dibawah nilai standar. Ini artinya sekolah itu bermasalah. Sementara 18 sekolah yang lainnya dalam kondisi aman karena berada pada nilai 77,5% - 90%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa,hampir setengah dari jumlah sekolah dasar negeri di wilayah kec. Babakan bermasalah dari segi profil, karena sekitar 41,93% SD Negeri yang ada di bawah standar rata-rata. Hal ini di mungkinkan terjadi karena factor kondisi siswa, keberadaan guru dan kondisi sarana yang kurang memadai. Sebab bagi sekolah negeri persoalan identitas, status, perijinan dan hal-hal yang bersifat formal lainnya tentu tidak menjadi masalah. Sehingga kondisi siswa, keberadaan guru dan kondisi sarana yang tidak terpenuhi dengan baik ini lebih menjadi pemicu masalah dari pada aspek-aspek formalitas keberadaan sekolah. Kondisi siswa, guru dan keberadaan sarana yang tidak memenuhi standar minimal ini dikarenakan adanya factor pembiayaan, mengingat pihak sekolah memiliki keterbatasan untuk memenuhi hal tersebut. Selain itu kurangnya dukungan masyarakat (khususnya orang 7
Prof.Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag, MBS dan Aplikasinya, Cirebon : Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)-Press, 2013), hal. 105-107.
5
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
tua siswa) terhadap kemajuan sekolahpun menjadi factor lain yang menjadikan keberadaan sekolah tidak dapat mencapai standar yang diharapkan. Kondisi masyarakat yang tidak dapat memberikan dukungan optimal terhadap sekolahpun banyak yang dilatarbelakangi karena factor kemampuan untuk memberikan kontribusi finansial yang terbatas. Dengan demikian yang menjadi dasar dari permasalahan profil ini adalah factor alasan ekonomi (Alek). b. Objek Analisis : Standar Kelembagaan No.
NAMA SD
STANDAR
1
SDN 2 Bojong Gebang
50
2
SDN 1 Bojong Gebang
60
3
SDN 1 Kudu Mulya
70
4
SDN 3 Pakusaben
70,3
5
SDN 1 Serang Kulon
72,5
6
SDN 2 Serang Wetan
72,5
7
SDN 1 Babakan Gebang
72,5
8
SDN 1 Sumber Lor
75
9
SDN 2 Sumber Kidul
75
10
SDN 1 Babakan
75
11
SDN 3 Babakan
75
12
SDN 3 Babakan Gebang
75
13
SDN 2 Gebang Mekar
75
14
SDN 1 Karangwangun
75,5
15
SDN 2 Cangkuang
77,5
16
SDN 1 Kudu Keras
77,5
17
SDN 2 Babakan
77,5
18
SDN 1 Sumber Kidul
78
19
SDN 1 Serang Wetan
80
20
SDN 2 Karangwangun
80
21
SDN 3 Karangwangun
80
22
SDN 1 Pakusaben
82,5
23
SDN 1 Cangkuang
82,5
24
SDN 3 Cangkuang
82,5
25
SDN 1 Gebang Mekar
82,5
26
SDN 1 Gembongan
85
27
SDN 2 Pakusaben
85
28
SDN 2 Gembongan
85,2
29
SDN 3 Gebang Mekar
87,5
30
SDN Tersana Baru
31
SDN 2 Babakan Gebang
JUMLAH RATA-RATA
95 100 77,79
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%)
6
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
Ruang lingkup standarisasi kelembagaan sekolah meliputi : Standar kopetensi lulusan, standar isi, Standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan serta pengembangan standar nilai.8 Berdasarkan hasil observasi di lapangan hasil rata-rata nilai minimal yang dicapai adalah 77,79%. Sementara sekolah-sekolah dasar negeri yang keberadaannya berada di atas nilai rata-rata tersebut berjumlah 14 sekolah, sedangkan 17 sekolah yang lainnya berada di bawah nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa, persoalan tentang standarisasi kelembagaan sekolah memang cukup menjadi masalah di kecamatan Babakan, sehingga lebih dari setengahnya atau sekitar 54,83% sekolah tidak dapat memenuhi nilai standar minimal rata-rata. Tidak tercapainya standar minimal dalam standarisasi kelembagaan di sekolah-sekolah dasar negeri di kec. Babakan ini adalah karena factor keahlian (skill), keilmuan dan profesionalisme yang belum sepenuhnya di miliki oleh Kepala Sekolah, para guru dan tenaga kependidikan yang ada. Hal ini menyangkut kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang di miliki oleh sekolah-sekolah belum seperti apa yang di harapkan dalam krateria kemampuan untuk dapat mengaktualkan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Kondisi ini dimungkinkan karena SDM yang ada belum mencapai tingkat pendidikan yang di harapkan. Jumlah guru-guru yang sudah mencapi sarjana S-1 belum memenuhi target yang diharapkan. Apalagi jika dilacak lebih jauh, dimana para guru yang sudah mencapai pendidikan sarjana S-1pun karena hal ini terjadi berdasarkan tekanan dan tuntutan penyetaraan, sehingga pencampaian gelar kesarjanaan banyak yang hanya sekedar formalitas saja. Sementara kualitas dan kemampuan tidak menjadi target dari peraihan gelar kesarjanaan tersebut. Hal inipun menjadi permakuluman bagi perguruan tinggi penyelenggara pendidikan kesarjanaan tersebut, sehingga bagi mahaiswa kelas karyawan (khususnya para guru) lebih diberi ruang utuk mencapai gelar kesarjanaan, yang penting aspek-aspek formalnya terpenuhi. Terhambatnya SDM sekolah untuk mencapai penguasaan terhadap kemampuan keahlian, keilmuan dan profesionalisme ini tentunya sangat mempengaruhi penncapaian standarisasi kelembagaan sekolah. Sehingga target untuk mencapai standar kopetensi lulusan, standar isi, Standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar proses, standar pengelolaan serta pengembangan standar nilai. Hal ini terjadi karena kapasitas pendidikan dan kemampuan ilmu dan manajerial yang terbatas. Solusianya perlu peningkatan pendidikan dan ketrampilan bagi Kepala Sekolah, para guru dan karyawan sekolah agar kemampuan dan kapasitas mereka meningkat, baik melalui media pendidikan formal maupun pelatihan dan kursus-kursus ketrampilan dan manajemen. Namun kembali ke masalah awal, hal itu masih sulit untu dipenuhi karena factor ekonomi yang terbatas. Sehingga solusi bantuan pembiayaan sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan SDM sekolah. Selain aspek SDM, masalah standar sarana dan prasaranapun belum dapat dipenuhi dengan baik karena factor pembiayaan yang juga terbatas. Sebab jika sekolah hanya mengandalkan bantuan dan subsidi dari pemerintah saja, maka upaya untuk melengkapi sarana dan prasanana yang baik dan lengkap akan sulit dicapai untuk kondisi saat ini. Maka perlu suntikan dana dari berbagai pihak untuk dapat memenuhi standar sarana dan prasarana yang ideal. Dalam hal ini peran serta orang tua dan masyarakat masih sangat dibutuhkan agar kemajuan sekolah semakin nampak keberadaannya. Akan tetapi kembali keberadaan ekonomi masyarakat menjadi kendala dalam hal ini.
8
Prof.Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag, MBS dan Aplikasinya, Cirebon : Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)-Press, 2013), hal. 107-112.
7
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
c. Objek Analisis : Problem No.
NAMA SD
PROBLEM
1
SDN 2 Karangwangun
2
SDN 3 Pakusaben
3
SDN 1 Kudu Mulya
4
SDN 1 Serang Kulon
55
5
SDN 1 Gebang Mekar
55
6
SDN 2 Gebang Mekar
55
7
SDN 2 Babakan Gebang
8
SDN 1 Kudu Keras
60
9
SDN 1 Bojong Gebang
60
10
SDN 1 Sumber Lor
62,5
11
SDN 1 Sumber Kidul
62,5
12
SDN 2 Sumber Kidul
62,5
13
SDN 1 Cangkuang
62,5
14
SDN 3 Babakan
62,5
15
SDN 3 Karangwangun
62,5
16
SDN 2 Gembongan
65
17
SDN 1 Pakusaben
65
18
SDN 2 Cangkuang
65
19
SDN 3 Cangkuang
65
20
SDN 1 Babakan Gebang
65
21
SDN 2 Bojong Gebang
65
22
SDN 1 Karangwangun
67,5
23
SDN 2 Serang Wetan
70
24
SDN 1 Gembongan
70
25
SDN 1 Serang Wetan
26
SDN 2 Pakusaben
80
27
SDN 1 Babakan
90
28
SDN 2 Babakan
90
29
SDN 3 Gebang Mekar
90
30
SDN Tersana Baru
92,5
31
SDN 3 Babakan Gebang
92,5
JUMLAH RATA-RATA
47,5 50 52,5
57,5
72,5
66,85
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%) Persoalan-persoalan yang muncul pada sekolah-sekolah, yang menjadi problem dalam dunia pendidikan, diantaranya menurut Prof. Dr. H. Khaerul Wahidin adalah masalah kualifikasi guru, dukungan orang tua dalam berbagai aspek, pendanaan, ketersediaan kurikulum, metode/strategi pembelajaran, sarana teknologi informasi (TI), pengembangan
8
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
sumber dan bahan pelajaran, peningkatan bahan dan media belajar, keterlibatan perusahaan sebagai sponsor pendidikan serta masalah alumni.9 Berdasarkan beberapa item yang berkenaan dengan problem sekolah tersebut, dalam penelitian MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) ini, segera ditindaklanjuti melalui kegiatan observasi lapangan terhadap sekolah-sekolah dasar negeri di wilayah Kec. Babakan. Dan hasilnya, 21 SD Negeri dari 31 jumlah SD Negeri di Kec. Babakan bermasalah terhadap masalah problem sekolah. Dari hasil penelitian tercatat 21 sekolah mengantongi nilai rata-rata antara 47,5% - 65%, yang posisinya di bawah nilai standar minimal rata-rata, yaitu sebesar 66,85%. Sedangkan sisanya, sebanyak 10 sekolah mencapai nilai rata-rata antara 67,5% 92,5%, pada posisi di atas nilai standar minimal rata-rata. Berarti ada sekitar 67,74% sekolah bermasalah, sebuah nilai yang cukup besar. Kondisi ini menunjukkan realita yang lebih buruk lagi dari kondisi objek-objek penelitian sebelumnya, yaitu yang berkenaan dengan Profil dan Standarisasi Kelembagaan di sekolah-sekolah dasar negeri yang masuk dalam wilayah kec. Babakan. Hal ini mengisyaratkan adanya persoalan serius dalam aspek problematika yang di hadiapi oleh sekolah-sekolah di SD-SD Negeri di wilayah Babakan ini. Persoalan kualifikasi guru, dukungan orang tua dalam berbagai aspek, pendanaan, sarana teknologi informasi (TI), pengembangan sumber dan bahan pelajaran, peningkatan bahan dan media belajar, serta masalah alumni, mentoknya adalah kepada persoalan ekonomi. Sehingga dengan adanya kemampuan pembiayaan yang terbatas, tentunya akan menghambat terhadap penyelesaianpenyelesaian maslah yang dihadapi oleh pihak sekolah. Adapun ketersediaan kurikulum, metode/strategi pembelajaran memang tidak terkait langsung dengan persoalan ekonomi, akan tetapi lebih kepada persoalan SDM yang kurang memadai. Sehingga kualitas ilmu dan kemampuang pengajarannya tidak seperti apa yang diharapkan secara ideal. Namun demikian, pokok masalah dari ketidaktersediaanya kemampuan SDM yang punya kapasitas dan kemampuan inipun kembali ke persoalan ekonomi. Karena untuk mengingkatkan kualitas SDM guru maupun tenaga kependidikan butuh kekuatan dana, agar SDM sekolah dapat dididik dan mendapatkan pendidikan yang memadai untuk meningkatkan kualitasnya. Sedangkan berkenaan dengan keterlibatan perusahaan sebagai sponsor pendidikan adalah sisi lain diluar keterbatasan ekonomi. Ini terkait dengan kemambuan lobi, pendekatan, sosialisai, kominikasi dan koordinasi antara pihak sekolah dengan pihak perusahaan yang ada di sekitar sekolah untuk bisa ikut berpartisibasi dalam bantuan pendidikan. Peran dan usaha pemerintah juga memberikan pengaruh, agar pihak perusahaan punya perhatian dan ikut peduli terhadap masalah pendidikan nasional. Malah jika potensi yang satu ini dapat dioptimalkan, maks bisa menjadi salah satu pemecah persoalan kurangnya pendanaan yang dihadapi oleh sekolah. Namun demikian hingga saat ini, keberadaan perusahaan di sekitar sekolah belum menjadi mitra social, kerja sama dan partisipasi yang memberikan nilai tambah kepada sekolah. Sehingga masalah ekonomi dan pembiayaan memang masih menjadi penghalang besar dari kemajuan sekolah dan pendidikan.
9
Prof.Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag, MBS dan Aplikasinya, Cirebon : Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)-Press, 2013), hal. 113.
9
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
d. Objek Analisis : Aplikasi MBS No.
NAMA SD
APLIKASI
1
SDN 1 Kudu Keras
40
2
SDN 1 Kudu Mulya
60
3
SDN 1 Babakan Gebang
60
4
SDN 3 Pakusaben
62,5
5
SDN 2 Babakan Gebang
62,5
6
SDN 2 Bojong Gebang
65
7
SDN 2 Gebang Mekar
67,5
8
SDN 1 Serang Wetan
70
9
SDN 1 Cangkuang
70
10
SDN 3 Babakan
70
11
SDN 1 Gebang Mekar
70
12
SDN 1 Bojong Gebang
70
13
SDN 1 Karangwangun
71,5
14
SDN 1 Serang Kulon
72,5
15
SDN 2 Karangwangun
72,5
16
SDN 3 Karangwangun
72,5
17
SDN 3 Cangkuang
18
SDN 2 Serang Wetan
77,5
19
SDN 1 Gembongan
77,5
20
SDN 2 Cangkuang
77,5
21
SDN 2 Babakan
77,5
22
SDN 1 Sumber Lor
80
23
SDN 1 Sumber Kidul
80
24
SDN 2 Sumber Kidul
80
25
SDN 1 Pakusaben
80
26
SDN 2 Gembongan
85
27
SDN 1 Babakan
87,5
28
SDN 3 Babakan Gebang
87,5
29
SDN 3 Gebang Mekar
87,5
30
SDN 2 Pakusaben
90
31
SDN Tersana Baru
95
JUMLAH RATA-RATA
75
74,00
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%) Aplikasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) meliputi aspek mutu, budaya mutu, menejemen mutu, otonomi pengelolaan dan sekolah kesejahteraan, kepemimpinan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, manajemen pembelajaran, penerapan PAKEM, kode etik guru
10
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
serta sasaran dan media pembelajaran.10 Berkenaan dengan masalah Aplikasi MBS ini juga memunculkan persoalan yang perlu dianalisis keberadaannya. Fenomena ini menunjukan realita bahwa, belum terealisasikannya aspek manajemen dengan baik di sekolah-sekolah. Hasil observasi di lapangan menunjukan 16 dari 31 sekolah SD Negeri di Kec. Babakan bermasalah dalam hal aplikasi MBS. Dari 74% nilai rata-rata aplikasi ke 16 SD Negeri pada paosisi di bawah standar rata-rata, dengan nilai berkisar 40% - 72,5%, sementara 15 sekolah yang lainnya ada di atas nilai rata-rata, dengan nilai antara 75% - 95%. Dengan demikian setengahnya lebih atau sekitar 51,61% dari jumlah sekolah yang ada di Kec. Babakan ini tidak dapat merealisasikan aspek manajemen yang baik. Persoalan tentang mutu, budaya mutu, menejemen mutu, otonomi pengelolaan dan sekolah kesejahteraan, kepemimpinan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, manajemen pembelajaran, penerapan PAKEM, kode etik guru serta sasaran dan media pembelajaran di sekolah memang menyangkut masalah profesionalisme yang bertumpu pada kemampuan manajemen dan sumber daya manusia (SDM) yang ada, selain juga masalah kemampuan pembiayaan. Jika kualitas SDM dari segi pendidikan dan kemampuan manajemen kurang, maka akan berdampak kepada kemampuan pengelolaan dan pengajaran yang kurang pula di sekolah. Sehingga efek yang lainnya akan berdampak kepada aspek kesejahteraan dan kemampuan pembiayaan. Dan kembali lagi, jika diruntut dari akar masalah kurangnya SDM sekolah terhadap tingkat pendidikan dan kemampuan manajemen adalah karena factor ekonomi. Sehingga untuk memenuhi pencapaian pendidikan formal yang memadai dan ruang untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan, kursus-kurus maupun diklat-diklat yang berkaitan dengan ilmu manajemen professional menjadi terhambat. Maka salah satu dampaknya, karena kualitas SDM di sekolah masih rendah, maka aplikasi MBS tidak dapat berjalan dengan baik di SDSD Negeri, khususnya yang ada di wilayah Kec. Babakan ini. e. Objek Analisis Keseluruhn : Jumlah Skor Setelah data-data hasil observasi dijabarkan secara bagian demi bagian berdasarkan variable-variabel yang menjadi objek penelitian seperti di atas, maka berikutnya di munculkan data-data secara keseluruhan yang menggabungkan semua variable yang ada. Maka setelah dilakukan perhitungan data secara keseluruhan, yang menyatukan antara nilai variabel berupa Profil, Standar, Problem dan Aplikasi dari tiap-tiap sekolah, maka didapat jumlah nilai skor keseluruhan dalam tabel sebagai berikut : No.
NAMA SD
1
SDN 2 Bojong Gebang
2
PROFIL
STANDAR PROBLEM APLIKASI
JUMLAH SKOR
60
50
65
65
60,0
SDN 1 Kudu Mulya
62,5
70
52,5
60
61,3
3
SDN 3 Pakusaben
62,3
70,3
50
62,5
61,3
4
SDN 1 Kudu Keras
70
77,5
60
40
61,9
5
SDN 1 Bojong Gebang
72,5
60
60
70
65,6
6
SDN 2 Gebang Mekar
75
75
55
67,5
68,1
7
SDN 2 Karangwangun
72,5
80
47,5
72,5
68,1
8
SDN 1 Babakan Gebang
77,5
72,5
65
60
68,8
9
SDN 1 Serang Kulon
80
72,5
55
72,5
70,0
10
Prof.Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag, MBS dan Aplikasinya, Cirebon : Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)-Press, 2013), hal. 117-120.
11
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/ 10
SDN 3 Babakan
75
75
62,5
70
70,6
11
SDN 2 Babakan Gebang
62,5
100
57,5
62,5
70,6
12
SDN 1 Cangkuang
70
82,5
62,5
70
71,3
13
SDN 1 Gebang Mekar
82,5
82,5
55
70
72,5
14
SDN 1 Karangwangun
80
75,5
67,5
71,5
73,6
15
SDN 2 Serang Wetan
77,5
72,5
70
77,5
74,4
16
SDN 2 Sumber Kidul
80
75
62,5
80
74,4
17
SDN 2 Cangkuang
77,5
77,5
65
77,5
74,4
18
SDN 3 Cangkuang
75
82,5
65
75
74,4
19
SDN 1 Serang Wetan
77,5
80
72,5
70
75,0
20
SDN 1 Sumber Lor
82,5
75
62,5
80
75,0
21
SDN 1 Sumber Kidul
80
78
62,5
80
75,1
22
SDN 3 Karangwangun
90
80
62,5
72,5
76,3
23
SDN 1 Gembongan
77,5
85
70
77,5
77,5
24
SDN 1 Pakusaben
90
82,5
65
80
79,4
25
SDN 2 Gembongan
82,5
85,2
65
85
79,4
26
SDN 2 Pakusaben
67,5
85
80
90
80,6
27
SDN 1 Babakan
75
75
90
87,5
81,9
28
SDN 2 Babakan
90
77,5
90
77,5
83,8
29
SDN 3 Babakan Gebang
90
75
92,5
87,5
86,3
30
SDN 3 Gebang Mekar
80
87,5
90
87,5
86,3
31
SDN Tersana Baru
90
95
92,5
95
93,1
76,93
77,79
66,85
74,00
73,89
JUMLAH RATA-RATA
Keterangan : Nominal Nilai dalam satuan Prosen (%) Berdasarkan hasil perhitungan jumlah nilai skor keseluruhan maka dapat disimpulkan, adanya kondisi yang “sedikit” lebih baik, dibanding saat di paparkan dan dikaji secara bagian per-bagian. Dari hasil penjumlahan secara gabungan semua variabel maka didapat hasil nilai rata-rata skor sebesar 73,89%. Mengacu kepada nilai rata-rata skor ini, maka terklasifikasi 14 SD Negeri ada di bawah nilai rata-rata, dengan rang nilai antara 60% - 73,6%, sedangkan 17 SD Negeri berada di atas nilai rata-rata, dengan rang nilai antaa 74,4% - 93,1%. Hal ini menunjukan bahwa kurang dari setengah jumlah SD Negeri di wilayah Kec. Babakan bermasalah berkenaan dengan rata-rata penilaian terhadap Profil, Standar, Problem dan Aplikasi MBS di sekolah, sedangkan lebih dari setengahnya tidak bermasalah. Memang jika di rata-rata secara keseluruhan sekolah yang bermasalah dan yang tidak bermasalah di Kec. Babakan lebih banyak yang tidak bermasalah. Namun jika kita telaah lebih mendalam, yang bermasalah itu sebanyak 14 sekolah, sedangkan yang tidak bermasalah sebanyak 17 sekolah, hanya selisih 3 sekolah saja. Dalam posisi seperti ini masih dikatakan cukup riskan, karena hampir setengah dari jumlah sekolah-sekolah SD Negeri di Kec. Babakan masih bermasalah. Angka mendekati setengah ini masih terkategori belum aman, karena masih ada sebagian dari kondisi sekolah-sekolah yang bermasalah, dan jumlahnya ada 14 sekolah. Jumlah ini masih tergolong besar untuk ukuran MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Berarti masih ada sekitar 45,16% sekolah yang bermasalah, dan ini merupakan jumlah yang tidak 12
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
sedikit. Dengan demikian kondisi seperti ini harus menjadi perhatian besar untuk dilakukan penanganan serius yang menyeluruh. Bukan hanya menyelesaikan factor SDM sekolah dan manajemennya saja, akan tetapi juga factor ekonomi yang menjadi akar masalah dari semua ini, dengan melibatkan instansi terkait dan berbagai pihak yang memungkinkan untuk dapat membantu dan memecahkan persoalan ini. ANALISIS MANAJEMEN BERDASARKAN ALQUR’AN Manajemen adalah hal yang sangat penting, dalam penataan sekolah khususnya dan dalam penataan berbagai segmen kehidupan pada umumnya. Namun melaksanakan manajemen yang baik, yang dalam hal ini adalah MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), perlu didukung berbagai komponen, unsur dan daya dukung yang optimal agar pelaksanaan manajemen dapat berjalan dengan semestinya, dan mencapai target yang ditetapkan. Konsep Manajmen yang pernah dipraktekan oleh Rasulullah adalah manajemen yang melingkupi aspek leadership, partnership, job description, sumber daya manusia, musyawarah (meeting dan koordinasi) serta harmonisasi kemakmuran dan keadilan.11 Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan seperti yang di contohkan oleh Rasulullah, dimana beliau mempunyai kemampuan dalam mengatur strategi dan operasional, menyusun perencanaan yang baik dan efektif, mampu berpikir secara rasional, mampu memberikan motivasi, semangat dan percaya diri kepada bawahan, mampu membangun kerja sama serta memiliki kepribadian yang baik.12 Allah berfirman dalam surat Ash-Shaff (61) ayat 9, sebagai berikut : “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” Berkenaan dengan ayat di atas, Ibnu Abbas dalam tafsirnya menerangkan, bahwa yang dimaksud ( رسولRasul), adalah Nabi Muhammad, yang dimaksud ( الهدىPetunjuk) adalah ketauhidan, dalam hal ini adalah al Qur’an, sedangkan yang dimaksud ( دين الحقDin yang benar) adalah menyaksikan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah (syahadah/tauhid, sebagai pintu masuk al Islam). Sementara ( ليظهره على الدين كلهuntuk memenangkan “Din yang benar”, yaitu Din Allah dari segala Din yang ada) artinya supaya Din Allah dimenangkan dari semua Din, dimana seseorang tidak akan selamat hingga ia masuk ke dalam Islam.13 Surat ash-Shaff ayat 9 ini, jika “dianalogikan” dalam sebuah menejemen usaha maka gambarannya adalah sebagai berikut : 1. ( رسولRasul), dianalogikan sebagai pengelola usaha, berupa unsur SDM (sumber daya manusia), meliputi : Struktur manajemen (Direktur, Manajer, Kabag, dst) 2. ( الهدىPetunjuk), dianalogikan sebagai sistem, mekanisme dan aturan usaha, meliputi : Sistem produksi, Sistem pemasaran, sistem pengadaan, sistem keuangan dll. 3. ( دين الحقDin yang benar), dianalogikan sebagai wadah atau organisasi usahanya, yaitu berupa Perusahaan atau lembaga usaha yang lain. Sedangkan missi dari perusahaan tersebut adalah : ( ليظهره على الدين كلهuntuk memenangkan “Din yang benar” [Din Allah] dari segala Din yang ada), dianalogikan dengan 11
Dr. Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2008), hal. 33-36. Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pimpinan Militer, (Tanpa Nama Kota : Amzah, 2002), hal 63-65. 13 Thahir Bin Ya’qub al Fairuzzabadi, Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, (Bairut : Darul Fikr, 2001), hal. 552. 12
13
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
memperjuangkan missi usaha agar perusahaan bisa maju, tetap eksis dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya.14 Konsep manajemen perusahaan berdasarkan pendekatan analogi tafsir al Qur’an tersebut di atas, jika ditarik dalam ruang manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah sebagai berikut : 1. ( رسولRasul) : SDM (sumber daya manusia), meliputi Kepala Sekolah, guru, instruktur kegiatan dan karyawan (tata usaha). 2. ( الهدىPetunjuk) : Sistem, meliputi : Sistem pendidikan dan pembelajaran. 3. ( دين الحقDin yang benar) : Lembaga pendidikan (sekolah). Sedangkan missi Din Islam, ( ليظهره على الدين كلهuntuk memenangkan “Din yang benar” [Din Allah] dari segala Din yang ada) : kemampuan sekolah untuk memiliki daya bersaing yang tinggi. Dengan demikian, jika komponen dasar dari sebuah perusahaan atau lembaga usaha ada tiga unsur, yaitu : (1) SDM, yaitu Direktur, Manajer, aryawan dst, (2) Sistem usaha dan (3) lembaga usaha, yang semuanya membawa missi melakukan gerakan usaha untuk mencapi keberhasilan, kesuksesan dan kemenangan15, maka dalam dunia pendidikan, komponen dasar dalam dunia pendidikan formal meliputi : (1) SDM, yaitu Kepala sekolah, guru, instruktu dan karyawan. (2) Sistem Pendidikan dan Sekolah. (3) Lembaga pendidikan (sekolah). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Sekolah-Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, yang menunjukkan bahwa sekitar 45,16% sekolah yang bermasalah dan tidak dapat melaksanakan MBS dengan baik. Hal ini disebabkan karena kualitas SDM yang belum memadai, keberadaan system pendidikan yang belum berjalan dengan semestinya dan keberadaan kelembagaan sekolah yang belum memenuhi standar yang diharapkan. Itu semua terjadi karena adanya keterbatasan bembiayaan, dimana faktor ekonomi masyarakat belum memenuhi taraf yang layak di kecamatan Babakan tersebut.
PENUTUP Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan MBS di SD-SD Negeri di Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon belum mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan. Sebagian memang ada yang sudah mampu menjalankan MBS dengan baik, walaupun belum seutuhnya bisa diraih, akan tetapi sebagian lagi masih jauh dari harapan sebagai klasifikasi standar sekolah yang ideal. Dari segi konsep manajemen berdasarkan al Qur’an, Sekolah-Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Babakan belum dapat memenuhi standar kulalitas SDM yang baik, belum berjalannya sistem pendidikan yang semestinya, serta belum terwujudnya kelembagaan sekolah yang ideal, sehingga pelaksanaan MBS terhambat dalam pelaksanaannya. Keterbatasan tersebut terjadi karena faktor biaya yang belum terpenuhi, sehingga kemampuan untuk meningkatkan kualitas SDM di sekolah, berjalannya sistem pendidikan yang baik dan terwujudnya kelembagaan sekolah belum dapat diadakan secara ideal.
14
Toto Santi Aji, Makalah Qowa’id Tafsir : Metode Analogi Ayat-Ayat Al Qur’an Dalam Perspektif Strategi Pengembangan Perusahaan Industri, (Bandung : Pasca UIN SGD, 2010), hal. 8-9. 15 Toto Santi Aji, Makalah Qowa’id Tafsir : Metode Analogi Ayat-Ayat Al Qur’an Dalam Perspektif Strategi Pengembangan Perusahaan Industri, (Bandung : Pasca UIN SGD, 2010), hal. 9.
14
Misykat al-Anwar ------------------------------------------------------------ http://jurnal.fai-umj.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA Prof.Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag, MBS dan Aplikasinya, Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Cirebon : 2013. James H McMillan dan Sally Schumacher, Research Education, Addison Wesley Longman. INC, New York-San Francsco : 1997 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung : 2008. Prof.Dr. Sondang P. Siagaan, MPA, Manajemen Stratejik, Bumi Aksara, Jakarta : 2008. Prof.Dr.H. Abuddin Nata, MA, Manajemen Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta : 2007. Dr. Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta : 2008. Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pimpinan Militer, Amzah, Tanpa Nama Kota : 2002. Hermawan Kartajaya, Marketing Plus 2000, Siasat memenangkan Persaingan Global, Gramedia, Jakarta : 1996. Tim UMC, Panduan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon : 2013. Dinas Pendidikan-UPT Pendidikan Kec. Babakan, Data SD Negeri dan Denah Lokasi di Kec. Babakan. Thahir Bin Ya’qub al Fairuzzabadi, Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, Darul Fikr, Bairut, 2001. Toto Santi Aji, Makalah Qowa’id Tafsir : Metode Analogi Ayat-Ayat Al Qur’an Dalam Perspektif Strategi Pengembangan Perusahaan Industri, Pasca UIN Bandung, Bandung, 2010.
15