PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta, 2016
Tim Penyusun: Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH; Catur Septiawan, SKM, M.Kes, Sobar Darmaja, S.Psi, MKM; Rindu, SKM, M.Kes; Ajeng Setianingsih, SKM, M.Kes; Nina, SKM, M.Kes, Abdullah Syafei, SKM.
BAB I KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN SKRIPSI 1.1.
PENDAHULUAN Skripsi adalah Karya Ilmiah yang ditulis mahasiswa program pada akhir masa studinya pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) dan merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana. Karya ilmiah tersebut menunjukkan kemampuan peserta dalam segi metodologi maupun substansi kesehatan masyarakat pada berbagai peminatan/ kekhususuan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dalam memahami fenomena kesehatan atau dalam upaya mengatasi suatu masalah kesehatan. Naskah Skripsi merupakan karya tulis mahasiswa yang ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Naskah Skripsi ditulis berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi.
1.2.
KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN SKRIPSI 1. Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan pendidikan S1 untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat; 2. Mahasiswa yang akan menyusun skripsi harus terdaftar sebagai mahasiswa semester akhir Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju; 3. Mahasiswa yang akan menulis skripsi melakukan pengajuan judul yang telah disetujui oleh Pembimbing Akademik (PA) untuk kemudian diajukan kepada Program Studi untuk mendapatkan persetujuan. 4. Syarat mutlak bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian Skripsi adalah mahasiswa yang tidak mempunyai permasalahan akademik (nilai Mata kuliah) sampai dengan semester 7 (Tujuh) 5. Penyusunan skripsi adalah kegiatan akademik yang dimulai dari penentuan topik, penyusunan proposal, pengumpulan data dan penulisan skripsi yang dilakukan mahasiswa di bawah bimbingan Dosen pembimbing paling lama 2 semester yang dihitung sejak tanggal pengisian KRS mata ajaran skripsi. Jika dalam waktu 1 semester tersebut penyusunan skripsi tidak selesai, maka mahasiswa wajib melakukan kembali seluruh proses yang berkaitan dengan persyaratan administrasi dan keuangan.
1.3.
BOBOT SKRIPSI Bobot skripsi dihitung berdasarkan nilai kredit semester sebesar 4 SKS yaitu setara bekerja selama 4 bulan selama 3-4 jam setiap hari baik di lapangan, di laboratorium atau diperpustakaan.
1.4.
TAHAPAN PENYUSUNAN SKRIPSI 1. Pengajuan Topik Penelitian 2. Penyusunan proposal 3. Pelaksanaan penelitian 4. Ujian/sidang skripsi
2
1.5.
PEMBIMBING DAN PENGUJI SKRIPSI 1. Penetapan pembimbing skripsi dilakukan di akhir semester VI dan proses pembimbingan pembuatan proposal skripsi dapat dimulai di awal semester VII. 2. Pembimbing skripsi adalah dosen tetap Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang berjumlah 1 orang. 3. Penunjukkan pembimbing dilakukan oleh Ketua Program Studi 4. Pembimbing yang sudah ditunjuk, kemudian diusulkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju untuk ditetapkan sebagai pembimbing skripsi dalam bentuk Surat Keputusan Ketua STIKIM. 5. Penguji sidang skripsi terdiri dari dua orang, satu orang penguji adalah pembimbing skripsi mahasiswa yang bersangkutan dan satu orang penguji lainnya merupakan dosen pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang ditentukan oleh Kepala Program Studi.
1.6.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBIMBING SKRIPSI Secara umum tugas pembimbing dalam penulisan karya ilmiah adalah mengarahkan peserta dalam mempersiapkan proposal, menentukan waktu untuk melakukan seminar proposal, dan ujian akhir. Secara rinci tugas pembimbing meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Membantu peserta program dalam memilih topik dan membuat proposal sesuai dengan minat peserta sejak penunjukkan pembimbing ditetapkan. Jangkauan topik hendaknya disesuaikan dengan kemampuan peserta, sumber daya dan jangka waktu yang tersedia. 2. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif pendekatan masalah sehingga dapat menentukan kerangka konsep dan atau mengembangkan model teoritis sebelum ia memulai penulisan/penelitian. 3. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif metoda pengupasan analitik untuk menguji kerangka konsep, pemecahan masalah, dan atau model teoritis yang dikembangkan. 4. Memberi petunjuk kepada peserta dalam mencari bahan pustaka dan/atau pengumpulan data sekunder 5. Membantu peserta dalam kelancaran pelaksanaan penelitian/penulisan. Bila dianggap perlu pembimbing dapat meminta bantuan ahli lain sebagai nara sumber. Dalam memonitor tugas dan bimbingan digunakan Buku Bimbingan SKRIPSI. Buku ini selalu dibawa mahasiswa pada saat berkonsultasi dengan pembimbing dan pembimbing harus menandatangani dan menulis catatan yang penting didalam buku tersebut.
1.7.
PERGANTIAN PEMBIMBING Pergantian pembimbing skripsi dapat dilakukan KaProgram Studi jika telah memenuhi salah satu syarat di bawah ini: 1. Terdapat surat pengajuan pengunduran diri dari Pembimbing Skripsi. 2. Pembimbing Skripsi berhalangan membimbing selama 1 semester.
3
3. Mahasiswa mengajukan permohonan pergantian pembimbing kepada KaProgram Studi dengan alasan jika selama tiga bulan berturut-turut, dosen pembimbing tidak memberikan bimbingan. Namun ketetapan pergantian Pembimbing diputuskan oleh KaProgram Studi. 1.8.
MEKANISME BIMBINGAN Buku bimbingan SKRIPSI adalah alat komunikasi antara Mahasiswa dan Pembimbing, disamping sebagai alat monitoring bagi Kepala Program Studi dalam memantau kemajuan proses penulisan skripsi mahasiswa program. Diharapkan minimal pada akhir semester 2 setiap peserta program telah bertemu dan melaksanakan bimbingan dengan Pembimbing minimal Enam kali.
1.9.
SIDANG SKRIPSI 1. Pendaftaran Sidang Skripsi a. Sebelum mahasiswa melaksanakan ujian Skripsi, mahasiswa wajib mengisi form pendaftaran ujian Skripsi, serta harus sudah mendapatkan ACC/tanda tangan dari pembimbing akademik, kemudian form tersebut diserahkan kepada sekretariat selambat-lambatnya pada periode pendaftaran sidang yang sudah ditentukan dalam kalender akademik. b. Pada saat melakukan pendaftaran sidang skripsi, selain membawa form daftar ujian, mahasiswa diwajibkan untuk membawa check list isi/materi Skripsi yang sudah ditandatangani oleh pembimbing. c. Sesudah mengajukan surat permohonan sidang, berkas Skripsi harus diserahkan kepada sekretariat Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat untuk dikoreksi penulisan ilmiahnya, apabila masih terdapat kesalahan, maka harus dilakukan revisi terlebih dahulu, baru akan dijadwalkan sidang Skripsi. d. Setelah mengisi form pendaftaran sidang (Skripsi) mahasiswa wajib menyerahkan berkas Skripsi ke akademik untuk dilakukan verifikasi penulisan ilmiah. e. Setiap keterlambatan pendaftaran sidang (Skripsi), akan ada konsekuensi keterlambatan berupa pemunduran dan daftar tunggu (waiting list) jadwal plg lambat 1 minggu dari jadwal yang ditentukan. 2. Pelaksanaan Sidang Skripsi a. Seluruh Penguji dan Pembimbing harus hadir pada Sidang Skripsi. b. Penguji dan pembimbing mendapatkan skripsi dan jadwal sidang skripsi paling lambat 1 minggu sebelumnya. c. Penguji dan Pembimbing yang berhalangan hadir harus memberi konfirmasi kepada Program Studi paling lambat 3 hari sebelum siding. d. Sidang skripsi dapat dilaksanakan minimal dengan kehadiran 2 orang pembimbing dan 2 orang penguji. e. Penguji yang tidak hadir,tidak berhak menandatangani Berita Acara Sidang Skripsi. f. Sidang Skripsi dipimpin oleh Pimpinan Sidang. Dalam hal ini Penguji I bertindak sebagai Pimpinan Sidang.
4
g. Penguji II bertugas mengisi/melengkapi berkas administrasi Sidang Skripsi (Berita Acara, Lembar Penilaian, dll). h. Sebelum sidang berlangsung, ketua sidang wajib menginformasikan kondisi mahasiswa kepada penguji dalam kaitannya dengan prestasi akademik dan proses bimbingan. i. Apabila terdapat minimal 1 orang penguji menyatakan "SKRIPSI tidak layak uji" maka kepada mahasiswa diberikan waktu paling lambat 2 minggu melakukan revisi pada skripsi untuk dilakukan ujian kembali. j. Apabila pembatalan ujian disebabkan oleh kelalaian mahasiswa (misalnya hadir lebih dari 30 menit dari waktu yang telah ditentukan) maka ujian dapat saja dibatalkan dengan risiko dana penyelenggaraan ujian selanjutnya akan dibebankan kepada mahasiswa. k. Pimpinan Sidang menjelaskan pokok-pokok yang perlu dinilai dan menjelaskan kekuatan dan kelemahan skripsi serta hambatan-hambatan yang dialami dalam penelitian dan pendidikan peserta bimbingan secara umum. Ujian berlangsung antara 60 sampai 90 menit dengan pembagian sebagai berikut : 1) Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian : ± 5 menit 2) Penyajian oleh peserta : ± 15 menit 3) Tanya jawab : ± 35-90 menit 4) Penutup : ± 5 menit l. Penentuan nilai dilaksanakan setelah pelaksanaan sidang skripsi. Pada saat penentuan nilai kelulusan, Tim penguji diperkenankan bermusyawarah untuk menentukan kelulusan. m. Segera setelah pemimpin sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian dipersilahkan untuk keluar ruang sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah peserta lulus atau tidak. n. Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para penguji dengan batas untuk lulus adalah 2,75. Pemimpin sidang akan membacakan nilai-nilai yang masuk tanpa menyebut nama penguji. Jika terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 0,5 atau lebih maka tim penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan nilai yang wajar dan disepakati bersama. o. Hasil ujian akan diberitahukan kepada peserta setelah penguji selesai sidang dengan cara memanggil kembali peserta ke ruang sidang. Pemimpin sidang akan memberitahukan hasil ujian tersebut dan selanjutnya langsung menutup sidang ujian. p. Sidang ujian SKRIPSI didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal apa saja yang harus diperbaiki pada SKRIPSI tersebut sebagai bahan untuk SKRIPSI akhir. Berita acara ini akan di fotocopy oleh departemen dan diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
5
q. Terdapat dua kategori hasil ujian SKRIPSI yaitu, lulus dan tidak lulus : 1) Lulus a) Lulus tanpa syarat , peserta dengan hasil ujian SKRIPSI lulus dapat secara langsung mencetak dan menjilid SKRIPSI untuk diserahkan kepada para penguji dan perpustakaan. b) Lulus dengan syarat memperbaiki SKRIPSI Apabila hasil ujian meminta peserta memperbaiki SKRIPSInya, maka peserta wajib memperbaiki SKRIPSInya sesuai dengan usul-usul dan kritik yang diberikan pada saat ujian. Pemimpin sidang (pembimbing) akan memberikan catatan perbaikan SKRIPSI, yang sebelumnya sudah disepakati oleh tim penguji. Waktu untuk memperbaiki, mencetak, menjilid SKRIPSI hingga menyerahkannya ke perpustakaan tidak lebih dari 1 (satu) bulan sejak selesai ujian. 2) Tidak lulus Bila peserta dinyatakan tidak lulus, maka kepadanya akan diberikan kesempatan sekali lagi untuk mengulang ujian SKRIPSI, yang selambat-lambatnya dilaksanakan 3 (tiga) bulan setelah ujian pertama. r. Bila peserta dinyatakan lulus, peserta akan segera diberitahu hasil ujiannya s. Bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus ujian skripsi, maka wajib melakukan proses pembimbingan skripsi dan melakukan ujian ulang skripsi paling cepat pada tahun berikutnya. t. Pimpinan Sidang menyerahkan semua berkas administrasi Sidang (Berita Acara Sidang, Lembar Penilaian Sidang, dll) kepada Program Studi segera setelah Sidang dilaksanakan 3. Penilaian Ujian/Sidang Skripsi Nilai ujian skripsi diperoleh dengan mempertimbangkan beberapa hal dan diberikan nilai antara A - D yang diterjemahkan dalam nilai 1 s/d 4. Mutu merupakan perkalian antara nilai dan bobot. Adapun ketentuan nilai yang berlaku adalah sebagai berikut : A = 4,00 C+ = 2,30 A- = 3,70 C = 2,00 B+ = 3,30 C- = 1,70 B = 3,00 D = 1,00 B- = 2,70 1.10. YUDISIUM Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan studinya seorang peserta program diharuskan menyerahkan beberapa bahan yang merupakan persyaratan ke sekretariat akademik untuk dapat diikutsertakan dalam yudisium, yaitu : a. FORM BEBAS AKADEMIK 1. Sudah menyelesaikan seluruh perkuliahan 2. Tidak ada nilai bermasalah (E/D) 3. Minimal nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = 2,75
6
4. Menyerahkan 1 buah cd berisi softcopy Skripsi, Jurnal dan PowerPoint Sidang (Isi CD sesuai dengan yang telah diserahkan ke Perpustakaan) 5. Menyerahkan 2 (Dua) buku sumbangan untuk Program Studi (judul ditentukan oleh Program Studi) b. FORM BEBAS KEUANGAN Sudah menyelesaikan seluruh pembiayaan perkuliahan serta menyelesaikan pembayaran sidang skripsi dan wisuda c. FORM BEBAS JURNAL 1. Mahasiswa menyerahkan 2 (dua) bundel Jurnal dan 2 (dua) buah CD berisi softcopy jurnal dan skripsi (sesuai dengan yg dikumpulkan di perpustakaan) kepada Bagian LPPM Program Studi 2. Form diambil di BAAK, diisi oleh mahasiswa untuk disetujui oleh Kepala Program Studi. d. FORM BEBAS PERPUSTAKAAN 1. Menyerahkan 1 bundel skripsi & 1 bundel jurnal 2. Menyerahkan 1 buah CD berisi softcopy Skripsi, Jurnal dan Power Point Sidang 3. 2 buah buku sumbangan untuk perpustakaan (judul ditentukan Program Studi)
7
BAB II SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
2.1. KERTAS DAN PENGETIKAN 1. Kertas Skripsi diketik menggunakan kertas HVS putih, tanpa garis, Jenis kertas A4 (21 x 29,7 cm), dengan berat 80 gr. 2. Pengetikan a. Naskah diketik menggunakan komputer dengan program pengolah kata, seperti Microsoft Word, dengan pilihan huruf "Times New Roman", ukuran font/huruf : 1) Naskah : 12 2) Judul bab : 14 3) Judul karya ilmiah/Skripsi : 16 b. Judul karya ilmiah dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal (bold). Judul subbab dan sub-sub bab tetap diketik dengan font 12. Semua judul diketik dengan huruf tebal, jumlah kata untuk judul maksimal 14 kata dengan 1 spasi dan berbentuk piramida terbalik. c. Pengetikan naskah dilakukan pada dua sisi halaman. Jarak pengetikan adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikannya adalah 1 spasi. d. Batas Tepi/margin. Batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas sebagai berikut : 1) Tepi atas : 4 cm 2) Tepi bawah : 3 cm 3) Tepi Kiri : 4 cm 4) Tepi Kanan : 3 cm e. Untuk istilah dalam bahasa asing ditulis dalam bentuk huruf cetak miring; f. Setiap bab dimulai dari halaman baru. Judul bab diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa penggaris bawahan atau pembubuhan titik di akhir kalimat; g. Awal alinea diketik 5 ketukan dari batas kiri bidang pengetikan. Pada sub judul atau anak sub-judul, awal alinea diketik 5 ketukan dari batas huruf pertama sub-judul ataupun anak sub-judul; h. Setiap judul, sub judul dan sub-sub judul tidak digaris bawahi dan tidak diakhiri tanda titik; i. Setiap paragraf diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. 3. Penomoran halaman Bagian pendahuluan/persiapan skripsi diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil (I,ii,ii,iv,dst….), sedangkan bagian naskah/isi dan bagian akhir skripsi dengan angka arab (1,2,3, dst….). Nomor halaman diletakan di sebelah kanan atas, kecuali untuk halaman bab baru dibagian bawah naskah (di tengah-tengah).
8
4. Penomoran Bagian Skripsi Penomoran untuk pada sub bab maupun anak sub bab tidak boleh menggunakan bullet. Penomoron atau pemberian tanda pada sub-bab atau anak sub-bab haruslah tetap konsisten. Bila menggunakan angka Arab harus tetap demikian sampai akhir naskah. Bila menggunakan gabungan dari angka Arab dan angka Romawi dan abjad. Dalam panduan ini digunakan format sebagai berikut: BAB I …………………. Sub Bab 1.2 ………………….. 1.2.1 ……………………. 1.2.1.1 …………………., dst 2.2. SISTEMATIKA SKRIPSI Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : 1. BAGIAN AWAL a. Sampul Skripsi Dalam halaman sampul semua huruf dicetak dengan huruf besar. Logo STIKIM. dicetak dibagian paling atas. Di bawah logo, dicantumkan jenis karya ilmiah (Skripsi), kemudian cetak judul. Di bawah cetakan judul diketik. Nama penyusun dan NPM (diberi jarak beberapa centimeter). Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok mahasiswa. Di bagian bawahnya dicetak nama Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan Masyarakat, Peminatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, tempat dan tahun pembuatan. Judul menggambarkan: 1) Desain penelitian 2) Apa yang diteliti 3) Waktu 4) Tempat 5) Siapa 6) Jumlah kata maksimal 20 b. Abstrak Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Masing-masing abstrak ditulis tidak boleh lebih 200-250 kata/1 halaman (tanpa menghitung kata sambung) atau dapat dicari melalui menu Format kemudian pilih Word Count (Tools Word Count : dalam Microsoft Word). Abstrak merupakan uraian singkat dari isi skripsi, yangmencakup;(a) masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya; (b) metode yang digunakan;(c) hasil yang diperoleh; (d) simpulan utama dan saran yang diajukan. Tentang tujuan, cara dan hasil penelitian. Tujuan penelitian disarikan dari tujuan penelitian, cara disarikan dari halaman/metode penelitian, dan hasil penelitian disarikan dari simpulan. Penulisan abstrak disertai 3-5 kata kunci (Key Word). Abstrak ditempatkan pada halaman setelah halaman judul. Menggunakan kalimat aktif. Abstrak diketik satu spasi, termasuk judul dan mempunyai batas yang sama seperti isi tulisan. Abstrak ditempatkan setelah halaman judul. Cara pengetikan abstrak untuk skripsi dan Skripsi adalah sebagai berikut:
9
1) Di sebelah kiri atas disebutkan : a) Nama Program Studi (huruf besar) b) Peminatan / Kekhususan (huruf besar) c) Jenis karya tulis (Skripsi) d) Tanggal ujian : setelah keterangan jenis karya tulis e) Nama penulis f) Judul karya tulis g) Jumlah halaman (dari halaman persiapan, halaman naskah) h) Jumlah tabel, grafik, lampiran (sebaris dengan jumlah halaman) 2) Kata "Abstrak" diketik di tengah sebelum ringkasan dimulai 3) Naskah dalam abstrak diketik dengan jarak 1 spasi. 4) Pada akhir naskah dicantumkan data acuan atau jumlah daftar pustaka yang digunakan dalam menulis karya tulis serta kisaran tahun acuan tersebut beserta kata kunci yang terdiri dari 3-5 kata.
c. Halaman Persetujuan 1) Halaman persetujuan pembimbing : tulisan "Pernyataan Persetujuan" diketik dengan huruf besar ditempatkan ditengah-tengah, diikuti keterangan: Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju 2) Halaman Persetujuan Penguji : pada halaman ini dituliskan: a) Panitia Sidang Ujian Skripsi Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) b) Tempat dan tanggal ujian c) Nama Ketua dan anggota serta tempat untuk tanda tangan 3) Untuk kedua halaman diatas (point A dan B), tanda tangan dilakukan setelah Skripsi diperbaiki, diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan penguji dan hanya berisikan nama dan tanda tangan pembimbing/penguji yang hadir dalam ujian. d. Surat Pernyataan Seluruh bentuk karya ilmiah terutama karya ilmiah resmi akademis, seperti skripsi, thesis, disertasi wajib melampirkan SURAT PERNYATAAN. e. Riwayat hidup penulis Mencakup nama, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan dan pekerjaan penulis. Hindari data yang bersifat pribadi, karena karya ini merupakan karya tulis ilmiah (Disimpan dihalaman belakang, sesudah daftar pustaka dan sebelum lampiran) f. Halaman khusus Bila ada halaman khusus, ditujukan yang ingin memperuntukkan karyanya kepada orang tertentu atau dapat diisi dengan semboyan, kata-kata mutiara, cuplikan doa atau motto yang ingin disampaikan
10
g. Halaman kata pengantar atau ucapan terima kasih Pada umumnya halaman ini memuat ucapan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantu penulisan ataupun pendidikan penulis. Judul "Kata Pengantar" diketik simetris tanpa garis bawah dan titik di akhir kalimat. Pada akhir naskah di sebelah kanan bawah diketik tempat, tanggal penulisan dan kata "Penulis". h. Halaman daftar isi Semua judul bab, sub bab disusun dalam suatu daftar. Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan sub bab, sub sub bab dan rinciannya hanya huruf awal yang diketik dengan huruf besar. Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN, dengan angka Romawi kecil, diikuti dengan susunan bab bagian utama dengan angka Arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman. i. Halaman daftar tabel, daftar gambar, daftar istilah/singkatan, dan daftar lampiran Memberikan petunjuk kepada pembaca untuk dapat dengan cepat mencari tabel, gambar, singkatan dan lampiran yang terdapat dalam karya ilmiah tersebut berikut letak halamannya. Penomoran tabel dan gambar, maupun grafik disesuaikan dengan letaknya di dalam bab. Misalkan tabel ke 2 dari bab 3 dituliskan tabel 3.2. dilanjutkan dengan judul tabel atau gambar. Bila dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumber asli secara lengkap di bawah tabel atau gambar yang bersangkutan. 2. BAGIAN UTAMA a. Bab I Pendahuluan Dalam bab Pendahuluan dikemukakan antara lain dengan singkat dan jelas : 1) Jumlah halaman manimal 10 halaman 2) Setiap paragraf dilengkapi dengan kepustakaan 3) Latar belakang terdapat beberapa penelitian orang lain 4) Latar belakang masalah : harus berisi data terkait dengan masalah penelitian, akar masalah, ramifikasi masalah, teori pendukung tentang hubungan antar variabel yang diangkat, dan berbentuk piramida terbalik 5) Alasan mengapa penelitian perlu dilakukan dan rumusan masalah 6) Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian 7) Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat dapat diukur 8) Manfaat yang diharapkan diperoleh setelah analisis dilakukan 9) Ruang lingkup bahasan yang mencakup tingkat pembahasan (makro/mikro) dari tema dan variable yang dilibatkan dalam penelitian 10) Isi dari pendahuluan minimal 10 halaman
11
b. Bab II Tinjauan pustaka a. Dalam Tinjauan Pustaka yang merupakan bab II, diulas berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti b. Unsur dalam tinjauan pustaka mencakup definisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berisi semua aspek yang berkaitan dengan penelitian, mulai dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan (sehingga materi ini dapat bertambah atau berkurang sesuai dengan kebutuhan). c. Disusun secara berurutan untuk setiap variabel dari variabel ujung (dependen) berurut ke variabel independen, artinya variabel dapat dijadikan subheading dan keterkaitannya dengan variabel lainnya d. Tinjauan Pustaka harus dapat menyampaikan teori tentang permasalahan, cara mengukur, indikator dan cara penanggulangannya. Penulis harus dapat mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitar masalah tersebut. e. Untuk tinjauan pustaka, yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal 30 buku teks (bahan pustaka primer) dan 10 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka yang relevan dengan topik karya ilmiah Sehingga dapat digunakan untuk mengulas yang dapat memberi arahan kepada analisis seperti tersebut di atas Tidak diperkenankan menggunakan koran f. Untuk setiap variable, literature nya minimal 10 halaman. Paparan yang harus ada dalam setiap variabel adalah definisi, cara pengukuran, factor yang mempengaruhi dan dipengaruhi, dan indikatornya. g. Dalam bab Tinjuauan Pustaka ini, penulis harus membuat sintesis Skripsi dari setiap variabel yang akan dilibatkan dalam penelitiannyaa. SinSkripsi ini merupakan gabungan dari definisi-definisi yang diambil dari beberapa sumber bacaan (terkait setiap variable), yang dibuat ringkasan menyeluruhnya oleh peneliti. h. Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan yang dibacanya, tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu masing-masing publikasi yang digunakan tidak lebih dari 5 tahun terakhir, kecuali teori-teori dasar/klasik. i. Setelah menjelaskan pendekatan desain penelitian dengan kelebihan masing-masing, tinjauan pustaka diakhiri dengan landasan teori untuk selanjutnya kerangka teoritis. Kerangka teori yang diadopsi menjadi sebuah kerangka konsep penelitian yang harus disertai dengan alasannya dan dituangkan dalam landasan berfikir menuju konsep. Sintesa merupakan intisari dari beberapa teori tanpa dibubuhi sebuah kesimpulan, dicantumkan diakhir dari setiap paparan variabel c. Bab III Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi Konsep dan Definisi Operasional Dalam Kerangka Konsep dijelaskan secara rinci pendekatan pemecahan masalah dan atau model yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Dari analisis yang diperoleh dari tinjauan pustaka, maka minat penulis kemudian dapat terbentuk. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan hasil dari induksi hingga sampai pada topik penelitian yang sesuai dengan minat dan kelayakan untuk dilakukan. Bab ini terdiri dari :
12
1) Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model matematis dengan penjelasannya. 2) Kerangka Teori merupakan skema dari teori yang akan digunakan sebagai dasar atas kerangka konsep dalam penelitian 3) Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta definisi operasional setiap konsep/variabel 4) Kerangka konsep: Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. 5) Kerangka Analisis: Kerangka Analisis merupakan skema/kerangka penjelasan dari proses/tahapan pengolahan dan pengujian kerangka konsep dan variabel yang akan diteliti 6) Definisi Konsep adalah pendefinisian konseptual oleh pakar (arti) dari setiap variabel yang ditulis pada kerangka konsep. Dapat lebih dari 1 arti – disampaikan sesuai dengan sinSkripsi yang telah dibuat pada tinjauan pustaka. 7) Untuk Definisi Operasional ditulis dalam format Matriks dan Dilengkapi dengan rencana pengukurannya dan skala pengukuran tersebut (NOIR) 8) Hubungan antara berbagai konsep dan atau variabel dalam model pemecahan masalah yang dijelaskan secara rinci 9) Setiap variabel diberikan indikator, dimana indikator tersebut akan dijadikan acuan untuk pembuatan kuesioner 10) Adanya penjelasan hubungan antar variabel yang menyebabkan terjadinya fenomena topik penelitian 11) Adanya hipotesis Skripsi penelitian : Berisi kalimat dekratif atas jawaban sementara dari tujuan penelitian 12) Dapat lebih dari satu hipoSkripsi – karena mengikuti jawaban tujuan khusus 13) Penelitian-penelitian diskriptif (yang meminta diskripsi dari suatu populasi dalam hal variabel-variabel tertentu) tidak memerlukan hipoSkripsi. 14) Penelitian Kualitatif menggunakan definisi istilah dengan komponen metode pengumpulan data dan sumber informasi d. Bab IV Metode Penelitian 1) Untuk karya ilmiah yang berdasarkan penelitian kuantitatif dalam bab METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu terdiri dari : a) Desain penelitian yang digunakan b) Lokasi penelitian atau latar penelitian c) Populasi, sampel dan unit analisis serta cara pengambilan dan perlakuan sampel, serta jumlahnya disertai dengan cara rumus perhitungannya. d) Penentuan Kriteria inklusi dan ekslusi (jika ada) e) Validitas dan reliabilitas instrumen f) Langkah-langkah dalam pengumpulan dan manajemen penelitian di lapangan g) Teknik dan analisis data yang digunakan h) Penyajian Data Semua hal tersebut di atas dijelaskan dengan cermat dan jelas, agar bila diulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
13
2) Untuk karya ilmiah yang berdasarkan penelitian kualitatif dalam bab METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu terdiri dari (Kresno, 2000) : a) Desain Penelitian b) Lokasi penelitian atau latar penelitian, c) Sampling dan cara pemilihan sampling d) Pengumpulan data yang mendeskripsikan teknik pengumpulan data, data yang dikumpulkan, tahap-tahap pengumpulan data, peneliti sebagai alat pengumpul data, proses pencatatan, pengolahan dan analisis data. e) Validasi data dan informasi melalui triangulasi data/triangulasi sumber/triangulasi metode. Dalam hal ini jelaskan triangulasi yang digunakan dalam penelitian e. Bab V Area Penelitian Menjelaskan gambaran umum mengenai tempat penelitian yang diuraikan secara ringkas dan lengkap, namun disesuaikan dengan informasi yang terkait atau relevan dengan substansi penelitian. f. Bab VI Hasil Penelitian 1) Bab ini dapat diawali dengan menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian yang ditemui peneliti di lapangan 2) Kemudian dilakukan penyajian hasil penelitian dalam bentuk Tabel/Grafik dan narasi. 3) Analisis data kuantitatif dilakukan secara bertahap dari distribusi frekuensi, kemudian analisis bivariat, bila diperlukan dilakukan analisis multivariat. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan membaca dan menerjemahkan hasil penelitian secara obyektif dan belum menampilkan pendapat penulis. 4) Untuk analisis data kualitatif, analisis dilakukan dengan menyajikan hasil penemuan lapangan secara sistimatis, topik demi topik. Pembuktian bahwa hasil lapangan tersebut diperoleh baik dari wawancara, telaah dokumen dan observasi penelitian lapangan perlu ditekankan 5) Untuk penelitian Kualitatif, deskripsikan hasil dan intepretasi data. Dukung hasil analisis dengan kutipan dari jawaban informan yang diambil dari transkrip. Dalam penulisan perlu disebutkan sumber informasi dan triangulasi informasi yang diperoleh dari beberapa sumber informasi g. Bab VII Pembahasan Bagian ini merupakan bab VI yang membahas hasil penelitian secara menyeluruh. Dalam bab ini dilakukan perbandingan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan pustaka, kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Pada saat penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun dalam tabel, penulis telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan gagasan yang disebut argumen yang harus dipertahankan kesahihannya menurut pengetahuan yang diperoleh dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat penulis menyampaikan pendapat dan argumen
14
secara bebas, singkat dan logis. Namun demikian, bila argument tersebut adalah argument yang telah disampaikan oleh orang lain, maka materi tersebut perlu ditambahkan di tinjauan pustaka, bila hal ini belum ditulis pada tinjauan pustaka. h. Bab VIII Kesimpulan dan saran Bagian ini merupakan bagian terakhir dari suatu karya ilmiah yang ber isi kesimpulan karya ilmiah. Kesimpulan terdiri dari dua hal, pertama adalah berupa temuan penelitian terkait dengan hasil penelitian yang disampaikan secara sistimatis dan cermat terkait dengan upaya menjawab hipo tesis Skripsi dan atau tujuan penulisan/penelitian. Dalam menulis temuan, penulis harus kritis dengan menjaga agar tidak ditafsirkan secara lain oleh pembaca. Penulis juga harus dapat mengemukakan kesimpulan secara luas berdasarkan kesimpulan dari hasil dan teori yang ada. Kedua, buatlah kesimpulan dari temuan penelitian tersebut kemudian kemukakan pula hasil kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian, penemuan-penemuan penting (implikasi dari penemuan tersebut dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut). Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian maupun model/prototipe yang dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan serta upaya praktis pemecahan masalah yang dihadapi, dan bahan atau aspek yang dapat diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat seoperasional mungkin untuk dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak penerima saran tersebut. Saran harus pula menjawab manfaat yang diungkapkan dalam bab pendahuluan suatu karya ilmiah. 3. BAGIAN AKHIR Bagian ini merupakan bagian akhir karya ilmiah yang tidak termasuk dalam penomoran bab. Penomoran halaman dengan angka Arab berakhir sampai dengan Daftar Pustaka. Bagian ini terdiri dari : 1. Daftar pustaka Penyusunan Daftar Pustaka dapat dilihat pada bab khusus mengenai hal tersebut dalam Pedoman ini. Minimal kepustakaan yaitu 30 buah dengan penggunaan pustaka 10 tahun terakhir. Penulisan Daftar Pustaka menggunakan metode Harvard. Cantuman dalam Daftar Pustaka Umumnya adalah sebagai berikut: a. Nama penulis (Nama belakang mendahului nama depan): Universal b. Judul : Buku, artikel dan karya tulis lainnya Jurnal/ surat kabar c. Keterangan edisi dan atau editor d. Data penerbit (kota, nama penerbit) e. Tahun terbit/ volume & nomor (issue) f. Nomor halaman yang digunakan (artikel jurnal)
15
2. Lampiran Bagian ini dimulai dengan halaman dengan tulisan LAMPIRAN di tengah bidang pengetikan. Penomoran halaman ini terpisah dari naskah, tergantung urutan lampiran yang akan disajikan. Dalam LAMPIRAN disajikan informasi yang dianggap penting, tetapi akan mengganggu alur naskah bila dicantumkan dalam naskah utama (bagian isi materi). Lampiran dapat berisi data berkaitan dengan penelitian yang terlalu panjang untuk dimuat dibagian utama seperti : izin penelitian, kuesioner, transkrip, wawancara mendalam dan lain-lain
16
BAB III LITERATUR, SERTA CARA MENGACU DAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA 3.1 PRINSIP DAN TUJUAN LITERATUR Pencarian literatur dilakukan pada studi pendahuluan sebelum peneliti membuat proposal penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian yang akan ditelitinya guna menyokong secara ilmiah penelitian tersebut. 3.2 CARA-CARA PENCARIAN LITERATUR Dalam menyusunan sebuah penelitian, peneliti bertanggung jawab terhadap semua yang ditulis dengan referensi/ literatur secara ilmiah, sehingga hal yang perlu dilakukan oleh peneliti (Punch, 2006) adalah: a. Mengidentifikasi dan memahami literatur atau referensi yang relevan dengan proposal penelitian terkait. b. Mengetahui posisi penelitian yang dilakukan terkait dengan literature yang telah ada. 1. Referensi yang Relevan Cara yang baik dalam menentukan literatur atau sumber-sumber referensi yang relevan dengan penelitian kita tulis adalah harus mengacu pada area penelitian, pernyataan masalah dan pertanyaan umum penelitian. Sumber Referensi dapat berasal dari jurnal-jurnal penelitian, proceedings seminar, dan skripsi/thesis. Untuk itu akses terhadap perpustakaan (baik offline maupun online) adalah sangat penting. Punch, 2006 dalam bukunya Developing effective research proposals menuliskan ada beberapa hal yang penting yang harus diingat ketika mengidentifikasi referensi yang relevan: a. Area dan topik penelitian yang berbeda akan memiliki jumlah literatur relevan yang berbeda. Dalam area tertentu jumlah literature relevan akan banyak, di area lainnya sedikit b. Lebih dari satu domain literatur dapat dibutuhkan jika penelitian Anda melintasi lebih dari satu area ilmu. c. Jangan pernah menyatakan “tidak ada literatur yang relevan untuk topik penelitian saya”. Pernyataan ini mungkin benar pada level tertentu, tapi tidak benar pada level yang lebih abstrak. d. Gunakan sumber daya Internet secara efektif dalam mencari literatur yang relavan. Sebagai contoh Anda bisa gunakan Google Scholar, ssrn.com. Atau website official resmi seperti WHO, Depkes dan sebagainya. 2. Posisi antara penelitian dan Referensi Kajian pustaka (literature review) yang dilakukan dapat menentukan dimana posisi proposal penelitian. Apa hubungan antara proposal penelitian kita dengan literatur atau penelitian yang sebelumnya yang ada? Bagaimana proposal penelitian kita mencakup hal-hal yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya?
17
Beberapa hal kemungkinan jawabannya sepertinya yang dikemukakan oleh Lock, dkk pada tahun 2010 dalam bukunya Proposals that work: A guide for planning dissertations and grant proposals adalah: a. Penelitian kita adalah salah satu mengisi celah (fill a gap) dalam penelitian sebelumnya. b. Penelitian kita seiring dengan kecenderungan utama penelitian-penelitian sebelumnya c. Penelitian kita buat untuk memperluas kecenderungan literature yang ada, d. Penelitian kita justru berbeda atau sangat berbeda dengan penelitian yang ada, e. Penelitian kita ingin mengkonfirmasi penelitian yang sudah ada, f. Penelitian kita mempertanyakan atau membantah hasil penelitian sebelumnya, g. Penelitian kita menguji atau memperluas suatu teori dari literature. 3.3 BAGAIMANA MENULIS TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka itu bukan meringkas kajian, memang meringkas itu penting, namun tinjauan pustaka harus lebih dari sekadar meringkas. Dua hal yang harus diperhatikan:Pertama, tinjauan pustaka mensyaratkan pengembangan suatu argumen. Hal ini membutuhkan sintesa (gabungan) dari literature, tidak sekedar ringkasan dari literature. Kedua, kajian pustaka Anda diharapkan untuk kritis (critical) terutama terkait dengan literature penelitian. Hal ini berarti menganalisa dan mengkritik metode penelitian yang ada dengan mengacu pada kemampuan untuk diterima secara umum (generalisability) dari temuan yang ada. Tinjauan pustaka yang baik sangat berharga, mengikat suatu bidang dan menunjukkan keadaan pengetahuan dalam suatu area, trend dan celah (gaps) yang ada. Kajian tersebut menunjukkan ‘kemana trend mengarah’, apa yang telah diketahui, apa yang menjadi isu yang belum diterima dengan baik, dan apa yang belum diketahui. Terakhir menurut Punch, 2006 ada beberapa hal yang harus dihindari dalam melakukan tinjauan pustaka: - berlebihan dalam melakukan kutipan (quotes) - menggunakan terlalu banyak sumber kedua. - mengabaikan literature dari sumber praktisi. - mencantumkan semua yang Anda baca dan ketahui. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005), sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Sumber Informasi Dokumenter Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter adalah semua informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi atau tidak resmi. Selanjutnya sumber informasi ini juga dapat digolongkan menjadi dua,yaitu : sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer disebut juga first hand information atau sumber pertamaadalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut. Misalnya datapolusi udara di Jakarta dari data ISPU (Index Standar Pencemar Udara), maka sumber pertamanya adalah BPLH (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Jakarta. Sumber sekunder adalah sumber informasi bukan dari tangan pertama dan yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap data informasi tersebut.
18
Misalnya data pelayanan kesehatan diperolehdari bukan Dirjen Yankes, tetapi dari sumber kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. 2. Sumber Informasi Kepustakaan (Bibliografi) Sumber informasi kepustakaan adalah sumber informasi yang diperoleh dari perpustakaan. Bahan-bahan kepustakaan yang dapat diperoleh dari perpustakaan dapat berupa: a. Buku yang diterbitkan; b. Berbagai jenis penerbitan berkala seperti majalah, jurnal, bulletin,brosur dan sebagainya; c. Berbagai harian surat kabar; d. Karangan atau makalah ilmiah yang tidak diterbitkan sepertimakalah, skripsi, tesis, dan disertasi; e. Laporan-laporan penelitian; f. Laporan-laporan dari instansi penelitian; Dalam mencatat sumber pustaka, hendaknya berdasarkan aturan-aturan, seperti: a. Pencatatan tentang Keterangan Sumber 1) Nama pengarang; 2) Judul sumber; 3) Jika diambil dari koran/majalah, maka judul/majalah,nama koran/majalah, volume, edisi, atau nomor penerbitan,tanggal, bulan dan tahun; 4) Nama penerbit; 5) Tempat penerbitan; 6) Tahun penerbitan; 7) Seri atau jilid buku; 8) Nomor halaman yang dikutip; b. Menuliskan kutipan sesuai dengan hasilnya, atau meringkas informasi yang dianggap penting; c. Menyusun informasi-informasi dari suatu buku sesuai dengan urutan nomor halaman kecil ke halaman besar; d. Bila semua sudah dicatat, urutkan catatan tersebut sesuai dengan namapengarang secara alfabetis; e. Segala macam catatan itu sebaiknya ditulis pada kertas lepas, barukemudian dapat digabungkan dengan rapih, sehingga sewaktu-waktumudah untuk mencari kembali informasi tersebut. 3. Sumber Informasi Lapangan Sumber informasi lapangan antara lain meliputi: a. Sumber pribadi, baik orang yang ahli dengan bidang yang akan diteliti, maupun orang yang tidak ahli tetapi berkecimpung dalam bidang yang akan diteliti; b. Lembaga atau organisasi, sebagai ahli kesehatan maka lembaga yang dapat menjadi sumber informasi adalah Kementerian Kesehatan RI beserta struktur organisasi/aparat di bawahnya; c. Kantor-kantor atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta; d. Kejadian, gejala, atau kasus yang terjadi di dalam masyarakat.
19
3.4 KUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI 1. Kutipan Ada berbagai macam cara dalam menuliskan kutipan dalam penulisan hasil penelitian. Berikut adalah aturan-aturan menuliskan sumber kutipan dalam naskah hasil penelitian/skripsi: a. Jika kutipan itu kurang atau sama dengan tiga baris, maka bagian awal dan bagian akhir kutipan diberi tanda kutip dan spasi tetap dua spasi. Contoh: “A risk is defined as the probability that an even will occur, e.g. that anindividual will become ill or die within a stated period of time or before agiven age; the probability of a unfavourable outcome” (Last, 1995) b. Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tetapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada bagian kiri. Contoh: Prilaku kesehatan menurut Gochman (1988) adalah: Those attributes such as beliefs, expectations, motives, values,perception, and other cognitive elements, personally characteristics, including effective and emotional states and traits; and overtbehavioral patterns, actions, and habits that relate to health maintenance, to health restoration and to health improvement. c. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan satu penulis: (Baequni, 2013) atau (Utami , 2013:204-205) jika disertai nomor halaman; d. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan dua penulis: (Badriah dan Hagihara, 2013); e. Satu sumber tulisan dengan lebih dari dua penulis: (Aryanti dkk, 2012) atau (Badriah et al, 2013); f. Dua sumber tulisan dengan penulis yang berbeda: (Hagihara dkk,2013; Nisa dkk, 2013); g. Dua tulisan dengan penulis yang sama: (Nisa dkk, 2010;2011). Jika tahun terbitnya sama, maka (Badriah dkk, 2013a, 2013b); h. Sumber dari instansi: (BPS, 2014), atau organisasi (WHO, 2014) Peraturan lainnya yang biasa digunakan adalah pembagian kutipan dalam suatu tulisan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, aturan penulisannya sebagai berikut: a. Jenis Kutipan/Keterangan Kutipan 1) Kutipan Langsung Pendek Kutipan langsung tidak melebihi tiga baris dan digabung padateks; penulis memisahkannya dalam dua kutipan. Jarak antar baris tetap sama dengan teks penulis (2 spasi) 2) Kutipan Langsung Panjang Kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris. Kutipandipisahkan dari teks penulis dan membentuk alinea baru. Jarak antar baris kutipan satu spasi. Kalimat yang mendahului kutipan diakhiri tanda baca titik, titik koma atau titik dua, hal initergantung susunan kalimatnya. 3) Kutipan tidak Langsung; Kutipan tidak Langsung Pendek (a) Tidak melebihi satu alinea; (b) Dinyatakan dalam karya penulis pada alinea bersangkutan.
20
4) Kutipan tidak Langsung Panjang (a) Panjang kalimat melebihi satu alinea; (b) Kutipan dicantumkan dalam alinea tersendiri; (c) Jarak antar baris 2 spasi. 5) Kutipan Langsung Kutipan yang dituliskan dengan menggunakan kalimat penulis,disesuaikan dengan gaya bahasa dan cara penyampaian serta penyajian penulis sendiri. Kutipan tersebut merupakan ringkasan dari persepsi penulis atas tulisan yang akan dikutipnya. Contoh kutipan langsung: Dalam memahami makam-makam Islam kita mengenal bermacammacamklasifikasi yang telah diutarakan beberapa ulama diantaranya menurut Hawwa (1995), Ada dua maqam (jenjang spiritual), di antara makam-makam kesempurnaan dalam Islam yang telah mengalami kelemahan yang sangat parah dikalangan kaum Muslimin, yaitu makam rabbaniyah dan makam shiddiqiyah, …" (p. 1). Apabila kita jelaskan lebih dalam lagi topik mengenai kedua maqam ini kita akan menemukan kesulitan yang sangat dalam, hal ini juga diungkapkan oleh Hawwa sebagai berikut: "Topik ini amat rumit, sebab pihak-pihak yang menjadi fokus sayadalam mengangkat masalah ini, dan tingkatan-tingkatan serta kedudukan-kedudukannya yang saya bahas pada umumnya adalah kaum sufi. Sementara perkataan-perkataan mereka itu bercampur baur, sehingga menjadi obyek penelitian, sanggahan serta kritik. Siapa pun yang ingin membahasanya, ia harus merujuk pembicaraan mereka, dan hal ini akan menimbulkan berbagai hal yang sensitif…" (Hawwa, 1995) Contoh kutipan tidak langsung: Hasil penelitian yang dilakukan terus-menerus menunjukkan bahwa hampir 98.000 pasien meninggal setiap tahun karena kesalahan medis yang sebenarnya dapat dicegah. Meskipun secara hukum, mayoritas dokter gagal untuk mengungkapkan kesalahan atau mengungkapkannya dengan cara yang tidak kompeten. Hal ini menyebabkan kerugian pada pasien (Hannawa, 2009) 2. Bibliografi (Daftar Pustaka) Daftar pustaka merupakan sebuah daftar dari semua pustaka yang digunakan sebagai rujukan. Setiap artikel atau buku yang dikutip dalam menyusun skripsi, harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya, setiap rujukan yang dicantumkan dalam daftar pustaka harus benar-benar digunakan dalam skripsi atau penelitian tersebut. Daftar pustaka merupakan daftar dari buku, artikelyang sudah dipublikasi dalam jurnal ilmiah maupun jurnal elektronik, makalahyang disajikan pada suatu seminar ilmiah, tesis, atau CD-ROM, laporan resmi buah instansi, dan jurnal elektronik. Pustaka yang belum dipublikasi atau merupakan hubungan pribadi baik lisan, tertulis ataupun elektronik (personal communication) tidak dapat dimasukkan dalam daftar pustaka. Tetapi apabila keterangan daftar pustaka itu memang dibutuhkan maka cara penulisannya adalah “ .........(Burhan, personal communication).
21
Suatu susunan daftar pustaka yang lengkap harus terdiri dari: a. Nama belakang/keluarga diikuti nama depan dan tengah penulis b. Judul artikel lengkap termasuk sub judul c. Singkatan nama jurnal d. Tahun penerbitan, e. Volume f. Nomor penerbitan atau nomor suplemen g. Nomor halaman Namun demikian perlu diketahui juga bahwa ada beberapa cara atau sistempenulisan daftar pustaka, yaitu: Sistem nomor; Sistem nama dan tahun (sistem Harvard); Sistem kombinasi abjad dan nomor; Sistem Vancouver a. Sistem Nomor Setiap rujukan diberi nomor di belakang nama penulis, akhir pernyataan atau akhir kalimat. Untuk rujukan lebih dari satu, dipisahkan dengan tanda koma. Pada daftar pustaka, rujukan ditulis berdasarkan urut penampilannya dalam naskah. Misalnya: “Berbagai penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 3-23 % episode diare akut pada balita akan berlanjut menjadi persisten” (3,4). Pada daftar pustaka: III. Bhan, M.K., et al. Descriptive Epidemiology Of Persistent Diarrhea Among Young Children In Rural NorthernIndia. Bull. WHO. 1989;67: 281-288. IV. Streiner, D.L., Norman, G.R. Health Measurement Scales.A Practical Guide to Their Development and Use.New York. Oxford University Press; 1994. b. Sistem Nama Dan Tahun (Sistem Harvard) Pada sistem ini urutan daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis dan tidak tergantung pada urutan penampilannya di dalam makalah. Contoh “..........(Badriah, 2013)” atau“Hagihaar (2012) menyatakan......”Jika kutipan lebih dari satu sumber pustaka maka ditulis“........(Badraiah 2013, Haihara 2012). Untuk buku yang dituliskan lebih dari empat orang, cukup ditulis nama penulis pertama, selanjutnya ditambah “dkk”. Seandainya nama penulis tidak diketahui, maka cukup mencantumkan judul buku, misalnya “......(WHO, 2014). Berikut ini beberapa aturan penulisan daftar pustaka menurut system Harvard: 1) Buku Informasi hendaknya mencakup :a) nama penulis (nama keluarga atau nama belakang diikuti inisial nama depan dan nama tengah), b) tahun terbit (publikasi),c) judul tulisan dan sub judulnya (bila ada),d) editor,e) judul buku (ditulis denganitalic atau garis bawah), f) edisi, g) kota tempat diterbitkan, h)nama penerbit, i) halaman. Coffin, J.M. 1999. Molecular Biology of HIV. In: K.A. Crandell(ed). The Evolution of HIV. Baltimore; John Hopkins Press, 3-4. Farmer J.J., III., and Kelly, M.T. 1991. Enterobactericeae. In:Balows, A., Hausler, W.J., Jr., Herman. K.L., Isenberg. eds. Manualof Clinical Microbiology. Fifth edition. Washington DC: AmericanSociety for Microbiology, 370-373.
22
2) Makalah dalam Konferensi Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama belakang diikuti inisial nama depan dan tengah), b) judul makalah, c) nomor abstrak, d)In: editor dari buku prosiding konferensi (bila ada),e)judul konferensi, f) tanggal konferensi, g) tempat konferensi, h)kota tempat penerbitan, i) nama penerbit, j) nomor halaman. 3) Artikel dalam Jurnal Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama belakang diikuti inisial nama depan dan nama tengah), b) tahun penerbitan,c) judul artikel d) nama jurnal e) volume, dan f) nomor halaman H. Nisa, dkk. 2010. Cigarette smoking, genetic polymorphisms and colorectal cancer risk: the Fukuoka Colorectal Cancer Study. BMC Cancer 2010, 10:274 H. Nisa, dkk. 2013. Microsomal epoxide hydrolase polymorphisms, cigarette smoking,and risk of colorectal cancer: The Fukuoka Colorectal Cancer Study. Molecular Carcinogenesis Journal Volume 52, pages 619–626 F Badriah dkk. 2013. Predicting the length of hospital stay of psychiatry patients using signal detection analysis. Psychiatry Research Journal. Volume 210, Pages 1211–1218 F Badriah. Dkk, 2013. Interaction effects between rehabilitation and discharge destination on inpatients' functional abilities. Journal of Rehabilitation Reaserch & Develompment (JRRD). Volume 50 Number 6, 2013. Pages 821-834 4) Artikel dalam Jurnal Elektronik Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul artikel, d)nama jurnal (online), e) volume (nomor terbitan), g) tanggal diperoleh, h) nomor halaman, i) alamat situs web Royall, C.P., Thiel, B.L. and Donald, A.M. 2001. Radiation damageof water in environmental scanning electronic microscopy. Journalof Microscopy. [Online]. 204 (3), [Accesed 9th May 2002], p.185.Available from World Wide Web: http://www.blackwellsynergy.com/ 5) Artikel dalam CD-Rom Cara menulis: a) judul dalam huruf miring, b) tahun, c) [CDROM],d) kota penerbit, dan e) penerbit Who’s Who 1997-1998 electronic resources (1998) [CD-ROM] London: A & C Black Oxford, OXFORD University Press 6) Skripsi/Tesis/Disertasi Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul tesis/disertasidalam huruf miring, d) tipe kualifikasi, e) nama institusi. Hamidi, 2002. Pajanan Debu dengan Kejadian Gangguan Pernafasan (Studi terhadap bayi dan balita pada permukiman dijalur transportasi batubara di Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan). Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
23
c. Sistem Kombinasi Rujukan ditulis secara abjad berdasarkan nama penulis dan diberinomor berurutan. Penulisannya di dalam naskah dengan mencantumkan nomor (diantara tanda kurung atau superscript) seperti yang terdapat dalam daftar pustaka. 3.5 KAIDAH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA 1. Sistem penulisan kutipan dan bibliografi di Program Studi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju merujuk pada sistem Harvard. Catatan kaki tidak digunakan untuk acuan. 2. Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri) tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi 3. Bila terdapat 4 pengarang, cukup ditulis nama pengarang pertama saja, selanjutnya tambahkan ’dkkl’ 4. Gelar tidak perlu disebutkan 5. Nama pengarang ditulis dengan nama keluarga, nama depan
24
BAB IV PLAGIARISME 4.1 DEFINISI PLAGIARISME Menurut Webster’s World University Dictionary, penjiplakan (plagiarism) adalah mengambil atau menjadikan (ide-ide atau kata-kata orang lain) menjadi milik sendiri;menggunakan (sesuatu yang sudah jadi) tanpa menyebutkan sumbernya; melakukanpencurian literal; menghadirkan ide atau produk baru dan asli yang diambil dari sumbersebelumnya yang telah ada. Sedangkan menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKM-UI, plagiarsme adalah tindakan mengakui pokok pikiran atau tulisan orang lain sebagai karya sendiri. Plagiat ini dapat diartikan: (1) pengambilan secara langsung tulisan-tulisan, gambar, tabel dan pendapatorang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Setiap frasa, klausa, maupun kalimat yang diambil dari satu atau beberapa sumber harus diikuti dengan penyebutan sumber-sumber tersebut, baik dalam catatan kaki atau dalam teks itu sendiri; (2) tindakan plagiarisme juga termasuk meminjam ide atau logika pikiran orang lain dalam menerangkan sebuah gagasan atau pandangan tanpa menyebutkan sumber-sumbernya, menganggap bahwa ide atau logika itu sebagai ide atau jalan pikirannya sendiri; (3)plagiarisme adalah mengklaim pekerjaan yang dilakukan bersamasama sebagai karya sendiri. Sebagai misal adalah penelitian bersama yang kemudian diklaim sebagai penelitian pribadi. Untuk mengatasi kegiatan pelagiarisme, ada beberapa cara pengajuan yaitu: 1. Bila menggunakan hasil pemikiran orang lain, cantumkan sumber asli; 2. Bila cara mengutip karya orang lain tidak jelas, harus diperjelas dengan mencantumkansumber aslinya; 3. Bila anda memperoleh bantuan dari tulisan orang lain secara khusus dalam penulisankarya ilmiah, sebutkan sumbernya. Jika tidak melakukan hal diatas, maka hasil tulisan tersebut dapat dinilai sebagaihasil plagiarisme. Ketelitian dan kehati-hatian dalam menulis pokok pikiran dalamsebuah karya ilmiah adalah kunci untuk menghindari plagiarisme. 4.2 KLASIFIKASI PLAGIARISME Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKMUItahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang dapat ditemukan adalah: 1. Klasifikasi berdasarkan aspek yang dicuri: a. Plagiarisme ide b. Plagiarisem isi (data penelitian) c. Plagiarisme kata, kalimat, paragraf d. Plagiarisme total 2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: a. Plagiarisme yang disengaja b. Plagiarisme yang tidak disengaja 3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yangdibajak: a. Plagiarisme ringan : <30% b. Plagiarisme sedang : 30-70% c. Plagiarisme berat : >70% 4. Klasifikasi berdasarkan pada pola plagiarisme:
25
a. Plagiarisme kata demi kata b. Plagiarisme mosaik 4.3 BENTUK-BENTUK PLAGIARISME Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKM-UI tahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang dapat ditemukan adalah: 1. Plagiarisme ide Sering dihubungkan dengan laporan hasil penelitian replikatif yang secara garis besar mengulang penelitian orang lain, dengan maksud untuk menambah data atau menguji hipotesis, bahkan tidak jarang desain penelitian serta analisis yang digunakan sama dan sebangun dengan penelitian sebelumnya. Hal ini dibolehkan, yang tidak dibenarkan adalah bila peneliti tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa penelitian yang dilakukan diilhami atau bahkan mengulang penelitian terdahulu. Pernyataan bahwa penelitian yang dilaporkan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya harus disebut secara eksplisit dengan rujukan yang akurat. Bila ini tidak dilakukan maka peneliti dianggap melakukan plagiarisme ide, karena seolah-olah ide berasal darinya sendiri. 2. Plagiarisme Isi Plagiarisme isi atau plagirisme data juga merupakan fabrikasi dan/atau falsifikasi data, karena peneliti tidak mempunyai data atau datanya tidak sepertiyang dikehendaki dan peneliti mengambil data orang lain dengan menimbulkan kesan sebagai datanya sendiri. Ini merupakan plagiarisme berat yang tidak dapat ditoleransi. Yang sering terjadi adalah falsifikasi data dimana peneliti memiliki data sendiri, namun data tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan lalu diubah, dipatut dengan maksud agar hasil penelitian sesuai dengan yang direncanakan. Secara epistemologis sikap ini sebenarnya merugikan. Suatu data empiris yang memverifikasi hipotesisa dalah bagus, meskipun dapat dikatakan “tidak menambah ilmu baru”. Tetapi bila hipotesis telah dibangun dengan benar berdasarkan teori yang kuat namun data empiris tidak memverifikasi hipotesis tersebut maka ini akan menimbulkan pertanyaan penelitian yang dapat berkembang menjadi ilmu baru. 3. Plagiarisme Kata Demi Kata Merupakan plagiarisme yang paling mudah ditentukan yang dapat terdiridari sebagian kecil kalimat, dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh makalah (meskipun ditulis dalam bahasa lain). 4. Plagiarisme Mosaik Plagiarisme yang dilakukan dengan menyambung, menggabung atau menyisipkan kata, frasa, atau kalimat yang diambil dari orang lain dengan penulis lainnya tanpa memberikan rujukan sehingga memberi kesan hal tersebut adalah kalimat asli penulis.
26
5. Plagiarisme yang Disengaja atau Tidak Disengaja Kedua jenis plagiarisme ini harus mendapat sangsi yang sama karena plagiarisme ini merupakan sesuatu yang universal, jadi ada atau tidaknya peraturan disuatu lembaga pendidikan tentang plagiarisme tidak membuat orang boleh melakukan plagiarisme. 6. Common Knowledge Adalah pengetahuan atau informasi yang lazim diketahui secara umum dalam suatu bidang ilmu. Pencantuman common knowledge tanpa menyebutkan sumbernya bukan merupakan plagiarisme, tetapi dalam menentukan commonknowledge ini harus berhati-hati. Pada umumnya sesuatu disebut sebagai common knowledge bila informasi serupa diperoleh dari banyak sumber minimal 5 sumber atau lebih. Informasi yang ada dalam buku ajar biasanya merupakan sesuatu yang sudahdianggap common knowledge dalam bidang ilmu yang bersangkutan, namun bila terdapat informasi baru maka harus disebut sumber aslinya. Demikian pulasusunan yang lazim dalam buku ajar seperti: Judul, Epidemiologi, Penyebab, Gambaran Klinis, Diagnosis, Terapi, Prognosis dan lain-lain sudah merupakan baku, sehingga bila kita menulis buku ajar dengan susunan seperti tersebut kita tidak dapat dikatakan “mencuri ide”. 4.4.
CARA MENGHINDARI PLAGIARISME Beberapa cara untuk menghindari Plagiarisme:
1. Tandai setiap bagian yang akan dikutip dengan tanda khusus seperti garis bawah atau stabilo. 2. Tandai dan catat main idea yang diambil dari sumber kutipan dan mana yang menjadi pendapat atau kesimpulan pribadi. 3. Baca bagian yang akan dikutip secara cermat, lalu lakukan parafrase tanpa melihat teks asli dengan bersandar pada apa yang kita ingat dari teks itu. 4. Setelah selesai, periksa kembali untuk membandingkan antara parafase yang dibuat dengan teks asli agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan pemahaman. 5. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi 6. Pilih bagian yang akan dikutip langsung secara proposional dengan menggunakan tanda baca khusus. 7. Pengutipan langsung sebaiknya tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. 8. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi. 9. Cermati bagian yang akan dikutip tidak langsung, lalu lakukan parafrase dengan menggunakan kata dan kalimat lain tetapi menggunakan struktur penulisan kalimat yang berbeda dengan kutipan tersebut. 10. Baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip baik yang langsung maupun tidak langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku dilingkungan STIKIM. 11. KETIKA PENELITIAN, PENGUTIPAN, DAN WAWANCARA, mulai kalimat parafase sebagai bentuk pemahaman kita atas teks dengan ungkapan seperti: menurut Max Weber,…......... atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nucholish madjid…
27
12. KETIKA PARAFASE DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN, baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan STIKIM. 13. KETIKA MENGUTIP LANGSUNG, baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan STIKIM. 14. KETIKA MENGUTIP TIDAK LANGSUNG, baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip tidak langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan STIKIM. 4.5.
SANKSI TERHADAP PELAKU PLAGIARISME 1. Pelaku plagiarisme minor: Teguran dan sangsi untuk merevisi semua yang diduga dari plagiarisme. 2. Pelaku plagiarisme mayor a. Sebelum lulus kuliah : mengulang skrispi b. Sesudah lulus: pencabutan gelas SKM
28
Lampiran 1. Halaman Cover Luar
29
Lampiran 2 Form Cover Dalam Skripsi
30
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
31
Lampiran 4. Form Pengajuan Judul Skripsi
32
Lampiran 5. Form Usulan Sidang Skripsi
33
Lampiran 6. Lembar Persetujuan
34
Lampiran 6. Lembar Pengesahan
35