Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
ISSN 1411 – 3481
PARAMETER TRANSFER RADIOSTRONSIUM 85Sr DI LINGKUNGAN MELALUI JALUR TANAH – TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.) Putu Sukmabuana Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri Badan Tenaga Nuklir Nasional – BATAN Jln.Tamansari 71, Bandung E-mail :
[email protected] ABSTRAK PARAMETER TRANSFER RADIOSTRONSIUM 85Sr DI LINGKUNGAN MELALUI JALUR TANAH – TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.). Transfer radionuklida dari tanah ke tanaman pangan merupakan salah satu jalur dimana radionuklida kemudian dapat sampai mengkontaminasi tubuh manusia. Parameter yang digunakan untuk menjelaskan interaksi tanah – tanaman adalah faktor transfer (Ft) dan koefisien laju transfer (k12). Penelitian mengenai transfer radionuklida dari tanah ke tanaman pangan telah dilakukan untuk mengetahui besarnya kemampuan tanaman dalam mengakumulasi radionuklida untuk keperluan pengkajian dosis interna pada manusia. Tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi, yaitu bayam (Amaranthus sp.), ditumbuhkan dalam media tanah yang dicemari dengan radionuklida 85Sr selama dua bulan. Setiap lima hari sekali tanaman dan tanah tempat tumbuhnya dicuplik, dikeringkan dan kemudian diukur kandungan radionuklida 85Sr menggunakan spektrometer gamma. Dari penelitian ini diketahui besarnya kemampuan tanaman dalam mengakumulasi 85Sr yang dinyatakan sebagai faktor transfer, yaitu sebesar 3, sedang nilai k12 yang menyatakan koefisien laju transfer diperoleh sebesar 9,99 x 10-3 hari-1dan 9,98 x 10-3 hari-1, masing-masing untuk 0
41 hari. Parameter transfer radionuklida 85Sr dari tanah ke tanaman bayam nantinya dapat diaplikasikan untuk pengkajian dampak radiologik pada saat terjadi pencemaran radionuklida Sr di tanah. Dengan diketahui nilai Ft dan k12 dapat diperkirakan besarnya aktivitas radionuklida Sr dalam tanaman setelah selang waktu tertentu pencemaran di tanah. Kata kunci : radiostronsium, 85Sr, faktor transfer, koefisien laju transfer, Ft, k12 ABSTRACT THE TRANSFER PARAMETER OF ENVIRONMENTAL 85Sr RADIOSTRONTIUM TROUGH SOIL – SPINACH PLANT (Amaranthus sp.) PATHWAY. The radionuclide transfer from soil to crop is a pathway of the radionuclide to contaminate human body. Soil plant interaction can be examined by several parameter such as transfer factor (Ft) and transfer rate coefficient (k12). An experiment about radiostrontium transfer from soil to crop had been conducted to determine the plant ability in radionstrontium accumulation for human internal doses assessment. Crop represented by commonly consumed by people, spinach (Amaranthus sp.), was cultivated in soil contaminated with 85Sr for about 2 months. Every five days the soil and plants were sampled, dried, and the 85Sr activities were measured using gamma spectrometer. The measurement results showed that the spinach crop were able to absorb and accumulate 85Sr. The Ft value obtained from this experiment is about 3, whereas the the k12 values are 9.99 x 10-3 day-1 and 9.98 x 10-3 day-1, for 041 days, respectively. The 85Sr soil – plant transfer parameter is expected to be used for radiological impact assessment in the case of Sr radionuclide contamination in soil. The obtained Ft and k12 can be use for predicting Sr radioactivities in edible parts of plants in certain period after soil contamination with radiostrontium. Key words : radiostronsium, 85Sr, transfer factor, transfer rate coefficient, Ft, k12
1. PENDAHULUAN Transfer radionuklida dari tanah ke
tanaman merupakan salah satu jalur dimana radionuklida kemudian dapat sampai ke 99
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
ISSN 1411 - 3481
tubuh manusia pada kasus kecelakaan
dan subtropis sangat terbatas. Penerapan
nuklir
yang
mengakibatkan
nilai faktor transfer untuk iklim sedang ke
tanah
oleh
radionuklida.
kontaminasi sistem
ekosistem tropis sangatlah tidak mungkin,
pertanian, salah satu parameter terbaik
mengingat jenis tanaman, jenis tanah, dan
yang dapat menjelaskan interaksi tanah –
iklim yang sangat berbeda (5).
tanaman
adalah
Parameter
ini
faktor telah
Pada
transfer
(Ft).
Pada penelitian-penelitian sebelum-
ditentukan
dan
nya telah dilakukan penentuan nilai faktor
digunakan secara luas atas rekomendasi
transfer
dari International Union of Radioecologist
berbagai tanaman sayuran di Indonesia
(IUR), yang berkaitan dengan rasio antara
untuk jenis tanah clay loam (andosol) (6, 7,
jumlah total radionuklida dalam tanaman
8), dan diperoleh nilai Ft bervariasi untuk
dibandingkan dengan yang ada di tanah (1),
setiap jenis tanaman, yaitu 2,05 ; 1,63 ; dan
melalui persamaan [1].
13,16 masing-masing untuk bagian tanaman
Ft =
untuk
radionuklida
Cs
pada
yang dapat dimakan pada tanaman bayam,
A2 A1
[1]
kangkung, dan ubi jalar. Pada penelitian ini ditentukan
nilai
parameter
transfer
Pada persamaan [1], A2 adalah aktivitas
radionuklida stronsium (Sr) dari tanah ke
radionuklida dalam bagian tanaman yang
tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi
dikonsumsi
penduduk
di
adalah aktivitas radionuklida dalam tanah
bayam.
Konsumsi
(Bq/kg berat kering).
(Amaranthus sp.) menurut data dari BPS
(Bq/kg berat kering) dan A1
Indonesia,
yaitu
tanaman
sayur
bayam
di
pada tahun 2005 dan 2006 adalah sebesar
ke
0,9 kg/kapita tahun. (9), sedang produksinya
yang
di Indonesia adalah 1556 kuintal/tahun (9).
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai
Dari data hasil penelitian ini kemudian
faktor (2), sehingga nilai Ft mempunyai
ditentukan parameter transfer yang terdiri
variasi yang besar berdasarkan tipe tanah
dari nilai faktor transfer (Ft) dan nilai
tempat tanaman tumbuh, jenis tanaman,
koefisien
dan jenis radionuklida (3). Perpindahan
parameter transfer ini akan digunakan untuk
radionuklida dari tanah ke tanaman telah
memperkirakan dosis radiasi interna pada
banyak
untuk
manusia pada kasus kecelakaan nuklir yang
radionuklida hasil fisi yang mempunyai
mengakibatkan kontaminasi tanah dengan
potensi
radionuklida stronsium.
Perpindahan lingkungan, tanaman
radionuklida
khususnya merupakan
dipelajari
bahaya
jalur
tanah
fenomena
terutama
radiasi
interna
pada
laju
perpindahan
(k12).
Nilai
manusia karena energinya relatif tinggi dan waktu paruhnya yang panjang, yaitu Cs dan
2. TATA KERJA
Sr (4, 5). Namun demikian, nilai faktor
2.1 Percobaan Penelitian
tansfer yang tersedia adalah untuk jenis tanaman yang tumbuh di tempat beriklim
house
sedang, sedangkan data untuk daerah tropis
radiostronsium
dilakukan
untuk
mejaga ke
dalam
green
lepasnya
lingkungan
dan 100
Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
mencegah
serangga
yang
dapat
ISSN 1411 – 3481
pada reaktor nuklir GA Siwabessy, Serpong dengan
kontaminan radionuklida ke lingkungan luar.
neutron.cm-2.detik-1 selama 3 hari, sehingga
Kondisi green house yang digunakan adalah
diperoleh
o
fluks
neutron
aktivitas
suhu berkisar antara 28 – 35 C dan
Radiostronsium
kelembapan udara berkisar antara 70 - 90%.
penambahan
Sebagai media pertumbuhan adalah tanah
konsentrasinya
1,12
1014
mengganggu pertumbuhan dan membawa
sebesar
x
191
diencerkan
dengan
akuades menjadi
85
Sr
MBq.
sehingga
0,382
kemudian
MBq/mL.
ditambahkan
halaman PTNBR, yang sebelum penelitian
Larutan
dimulai dianalisis karakteristik fisika dan
sebanyak 45 mL ke setiap bak untuk
kimianya
memperoleh konsentrasi 107,4 Bq/g, dan
di
Balai
Penelitian
Sayuran,
Departemen Pertanian di Lembang. Tanah
diaduk
yang digunakan berjumlah 640 kg dan telah
diperiksa dengan cara mengambil cuplikan
dicampur
tanah pada 5 titik untuk setiap bak kemudian
dengan
pupuk
organik,
sampai
dimasukkan ke dalam empat buah bak
diukur
terbuat dari kayu dan bagian dalamnya telah
spektrometer
homogen.
aktivitas
85
Sr
gamma
Homogenitas
menggunakan
dengan
detektor
85
dilapisi plastik tebal untuk menjaga agar air
HPGe. Besarnya konsentrasi
hasil penyiraman tidak meresap ke bak
tanah
kayu. Bak kayu berukuran 1 m x 1 m
mempertimbangkan
dengan
paparan radiasi yang dihasilkannya.
tinggi
35
cm,
sehingga
luas
permukaan tanah yang akan ditempati oleh 2
Sr dalam
ditentukan
dengan
waktu
paruh
dan
Setelah dipastikan homogen, bibit
tanaman adalah 1m /bak dengan berat
tanaman ditanam pada dua bak yang telah
tanah 160 kg/bak.
dikontaminasi dan dua bak lain yang tidak
Tanaman bayam diperoleh dengan cara
penyemaian
dari
biji
diperoleh tanaman dengan
sehingga umur dan
dikontaminasi sebagai kontrol. Setiap bak ditanami dengan 25 tanaman dengan jarak antara
tanaman
20
cm.
Pengamatan 85
Sr
ukuran yang relatif seragam. Biji tanaman
pertumbuhan tanaman dan penyerapan
ditaburkan pada seeding tray yang diisi
oleh tanaman dilakukan setiap 5 hari
dengan tanah dan disiram air agar kondisi
dengan cara mengambil 3 individu tanaman
tanah menjadi lembab selama 1 bulan,
beserta tanah di zona akarnya dari bak
sampai
tanah yang mengandung
tanaman mempunyai ketinggian
85
Sr dan kontrol.
lebih kurang 10 cm dan daunnya berjumlah
Tanaman dicuci dengan air mengalir sampai
empat, serta sistem perakaran telah cukup
bersih untuk menghindari menempelnya
kuat dan dapat berfungsi dengan baik.
partikel tanah pada tanaman yang dapat
Radiostronsium
yang
digunakan 85
mengakibatkan penambahan aktivitas pada
Sr yang
saat pengukuran sampel. Tanaman diukur
dengan
tingginya dan dipisahkan menjadi bagian
energi 513 keV (99 %) dan mempunyai
akar, batang, dan daun. Sampel tanaman
dalam penelitian ini adalah merupakan
pemancar
gamma
85
Sr
dan tanah ditimbang, kemudian dikeringkan
diperoleh dari hasil irradiasi 2,5 g Sr(NO3)2
dengan oven pengering pada suhu 100oC
waktu paruh 64 hari. Radionuklida
101
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
ISSN 1411 - 3481
A1 = A1( 0 ) e − ( k12 + λ ) t
selama 3 – 4 jam sampai diperoleh berat konstan. Sampel kering dimasukkan ke
[4]
A2 = A1( 0 ) (e − λt − e − ( k12 + λ ) t )
dalam kantong plastik dan diukur aktivitas
[5]
85
Berdasar pada persamaan [4] dan [5]
dengan detektor HPGe selama 300 detik
aktivitas
pada energi 513 keV.
melalui persamaan [6].
Sr menggunakan spektrometer gamma
85
Sr dalam tanah dapat dihitung
A1 = A1( 0 ) e − λt − A2
[6]
2.2. Analisis data Data hasil pengukuran pertumbuhan 85
tanaman dan aktivitas tanah
dan
tanaman
mendapatkan radionuklida
nilai
Dimana, A1(t)
= aktivitas
85
Sr dalam tanah
Sr dalam sampel
pada waktu (t); A1(0) = aktivitas
dianalisis
untuk
tanah pada waktu (t=0); λ= konstanta
transfer
peluruhan = 0,693/64 hari = 0,011 /hari; A2=
parameter
85
Sr dari tanah ke tanaman.
85
Sr dalam
aktivitas 85Sr dalam tanaman pada saat (t).
Nilai Ft dihitung menggunakan persamaan [1], sedang nilai koefisien laju perpindahan
Koefisien laju penyerapan
85
Sr dari
(k12) dihitung menggunakan persamaan [2]
tanah ke tanaman ditentukan berdasar pada
sampai [8] yang dirumuskan menurut model
korelasi antara A1(t) dan A1(0). A1(0) adalah
kompartemen
aktivitas awal
transfer
radionuklida
dari
85
Sr dalam tanah dan A1(t)
tanah ke tanaman (Gambar 1) dari Yasuda
adalah aktivitas
(10) dan Maltz (11).
waktu t. Nilai k12 ditentukan untuk 2 fase waktu,
k12
pertama
85
Sr dalam tanah setelah
adalah
penentuan
k12
menggunakan fungsi linear antara ln(A1(0) Tanah A1
Tanaman A2
k21
/A1(t)) vs t. Nilai k12 merupakan slope dari kurva linear yang dirumuskan oleh Birkes, D
Gambar 1. Model kompartemen transfer radionuklida dari tanah ke tanaman (10)
dalam Tambunan, O. T. (12) seperti pada persamaan [7].
dA1 = −(k12 + λ ) A1 dt dA2 = k12 A1 − λA2 dt
t
∑
[2] k12 =
[3]
i =0
⎡⎛ A1(0) ⎞ ⎟ ⎢⎜⎜ ln A1 ⎟⎠i ⎣⎢⎝
⎤ ⎛ A1(0) ⎞ ⎟⎟ ⎥ x t − t average − ⎜⎜ ln A ⎥ 1 ⎠ average ⎦ ⎝
[
∑ [t − t t
i =0
]
] −λ
[7]
2
average
Nilai k12 fase pertama diaplikasikan dimana, A1 = aktivitas radionuklida dalam
pada saat aktivitas di tanaman meningkat
tanah (MBq) dan A2 = aktivitas radionuklida
sebagai fungsi waktu t (dari t=0 sampai t).
dalam tanaman (MBq).
Untuk fase ke 2, nilai k12 ditentukan dengan pada
cara substitusi A1(0) dan A1(t) ke persamaan
persamaan [2] dan [3] dapat diselesaikan
[8] dan diaplikasikan pada saat kondisi
melalui metode analisis sehingga diperoleh
kesetimbangan telah tercapai. Nilai k12
persamaan [4] dan [5].
merupakan rata-rata nilai dari perhitungan
Persamaan
diferensial
yang dirumuskan oleh persamaan [8]. 102
Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
ln k12 =
ISSN 1411 – 3481
Dengan komposisi fraksi pasir, debu, dan
A1( 0)
liat seperti pada Tabel 1, yaitu masing-
A1 −λ t
[8]
masing 14,5% ; 23,2% ; 62,2%, maka
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan segi tiga tekstur dari United
3.1 Karakteristik Tanah
States Department of Agriculture (13) jenis yang
tanah yang digunakan adalah lempung berat
dianalisis
atau clay loam. Jenis tanah ini mempunyai
parameter fisika dan kimianya. Dari hasil
luas permukaan spesifik besar sehingga
analisis, tanah yang digunakan terdiri dari
mempunyai kamampuan adsorpsi ion dan
fraksi
air yang besar pula.
Pada digunakan
pasir,
penelitian terlebih
debu
ini
tanah
dahulu
dan
liat
dengan
persentase seperti diperlihatkan Tabel 1. Tabel 1. Distribusi fraksi tekstur tanah yang digunakan dalam penelitian Fraksi
Pasir Debu Liat
Persentase fraksi ukuran partikel (%) Sangat Kasar Sedang Halus Sangat kasar halus 1,3 1,6 2,8 1,8 7,0 5,5 9,9 7,8 7,7 54,5 -
Total fraksi (%) 14,5 23,2 62,2
Table 2. Parameter kimia tanah yang digunakan dalam penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Parameter
Karakteristik Makroelemen pH 6,60 C 5,67 N 0,24 C/N 24,00 P 79,20 K 429,00 N-NH4 5,24 N-NO3 50,19 Makroelemen yang dapat dipertukarkan Ca 22,13 Mg 1,75 K 1,38 Na 0,37 KTK** 27,02 Mikroelemen Fe 5,90 Mn 6,40 Cu 2,40 Zn 11,50 S 35,70 Al 102,40 B 0,49 Materi Organik 9,75 Kandungan Air 29,35
Satuan % % % ppm ppm mg/100g mg/100g me/100g* me/100g me/100g me/100g me/100g ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm % %
Keterangan : * me/100g atau meq/100g adalah mili ekivalen per 100 g tanah, menyatakan satuan dari jumlah kation suatu unsur yang dapat diikat oleh partikel tanah. **KTK adalah kapasitas tukar kation, merupakan jumlah total kation yang dapat diikat oleh partikel tanah, atau merupakan muatan negatif total tanah.
103
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
Parameter kimia tanah diperlihatkan
ISSN 1411 - 3481
penelitian berlangsung seperti diperlihatkan
pada Tabel 2. Dalam kaitannya dengan
pada Gambar 2.
penyerapan Sr oleh tanaman, unsur kimia
Parameter
yang
berpengaruh
adalah
exchangeable
dinyatakan
pertumbuhan
sebagai
growth
tanaman
value
yang
macroelement (makroelemen yang dapat
merupakan rasio antara biomassa tanaman
dipertukarkan) Ca, karena Ca dan Sr berada
pada waktu t (mt) dengan biomassa tanaman
pada golongan yang sama dalam tabel
semula
periodik unsur, sehingga mempunyai sifat
persamaan [9].
kimia yang mirip (14). Dari Tabel 2 dapat
(mo)
GV =
dilihat bahwa kandungan unsur Ca yang
(15)
seperti
diperlihatkan
m ( t ) − m( 0 )
[9]
m( 0 )
dapat dipertukarkan sebesar 22,13 me/100g atau 0,443%. Kandungan Ca yang dapat dipertukarkan dalam tanah lingkungan adalah 0,2 – 1,5%, sedang dalam larutan tanah berkisar antara 0,001 – 0,02 % (13). Karakteristik tanah ini menentukan besarnya 85
Sr yang diserap tanaman.
tanah
yang
yang
ditumbuhkan
dikontaminasi
pada
dengan
85
Sr
dengan pertumbuhan tanaman yang ditanam tanah
Pertumbuhan
tidak
tanaman
biomassa
di tanah yang terkontaminasi
85
Sr relatif lebih
kecil, yaitu 0,45. Perbedaan growth value perbedaan
pertumbuhan
dikontaminasi. diukur
melalui
tanaman
selama
tumbuh
di
tanah
Sr. Pertumbuhan tanaman
tanah
mengalami
dikontaminasi
85
radionuklida pada
yang
yang
mengandung
keterlambatan
85
Sr
dibandingkan
dengan tanaman kontrol, dan kemungkinan merupakan akibat radiasi sinar gamma yang dipancarkan oleh 85Sr.
14 Aktif
12
Kontrol 10 Biomassa (g)
kenaikan
yang
kontrol sedang untuk tanaman yang tumbuh
antara tanaman kontrol dan tanaman yang
diamati pertumbuhannya dan dibandingkan
pada
Gambar 2 adalah sebesar 1 untuk tanaman
mengindikasikan
3.2. Pertumbuhan tanaman Tanaman
Nilai growth value berdasarkan data pada
Log. (Aktif)
8
Log. (Kontrol)
6 4 2 0 -2
0
10
20
30
40
50
60
70
-4 Waktu (hari)
Gambar 2. Kurva pertumbuhan tanaman bayam yang ditanam pada tanah mengandung 85Sr dan tanah kontrol.
104
Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
Radiasi gamma dari
ISSN 1411 – 3481
85
Sr dalam tanah
Nilai parameter transfer ditentukan 85
Sr dalam bagian
dapat mempengaruhi pertumbuhan akar dan
berdasarkan konsentrasi
mengakibatkan
penyerapan
tanaman yang dikonsumsi yaitu batang dan
unsur hara dari tanah, sehingga tanaman
daun dibandingkan dengan konsentrasinya
mengalami gangguan pertumbuhan.
dalam tanah pada saat t seperti diperlihatkan
berkurangnya
Secara kimia Sr tidak mempengaruhi
pada Gambar 4. Nilai faktor transfer (Ft) ditentukan
berdasar
tanaman (16). Di alam Sr terdapat dalam
konsentrasi
85
tanah dengan konsentrasi yang bervariasi,
konsentrasinya dalam tanah setelah dicapai
dan
rata-rata
kestabilan (14), sehingga apabila mengacu
konsentrasi Sr adalah sebesar 250 ppm.
pada Gambar 4 maka dapat ditentukan
Dalam
besarnya Ft
pertumbuhan atau tidak toksik
menurut
Bowen
penelitian
ini
(16)
jumlah
terhadap
Sr
yang
ditambahkan sangat rendah, yaitu 0,23 ppm .
nilai
tertinggi
rasio
Sr dalam tanaman terhadap
85
Sr dari tanah ke bagian
tanaman yang dikonsumsi adalah 3 dan dicapai pada saat tanaman berada pada tanah terkontaminasi setelah lebih dari 20
3.3.Parameter transfer 85
Sr yang ada dalam
hari. Dengan nilai Ft lebih dari satu dapat
tanah diserap dan diakumulasi oleh tanaman
dikatakan bahwa tanaman bayam merupakan
pada seluruh organ tanaman, yaitu akar,
akumulator radionuklida Sr. Hal ini perlu
batang, dan daun (Gambar 3). Stronsium
mendapat perhatian serius, karena dengan
mempunyai sifat kimia hampir sama dengan
sifat akumulasinya berarti pada saat terjadi
kalsium yang dibutuhkan tanaman dalam
kontaminasi tanah dengan unsur Sr, maka
jumlah
bayam menjadi bahan pangan yang tidak
Radionuklida
besar
(makronutrien),
sehingga
stronsium juga diserap oleh tanaman dan
boleh dikonsumsi.
diakumulasi.
300
Konsentrasi
85
Sr (Bq/g)
250 200 150 100
akar batang
50
daun
0 0
10
20
30
40
50
60
70
-50 Waktu (hari)
Gambar 3. Distribusi konsentrasi 85Sr dalam tanaman bayam
105
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
ISSN 1411 - 3481
Tabel 4. Parameter transfer radionuklida Sr dari tanah ke beberapa tanaman pangan Jenis tanah Andosol (Clay loam)
Tanaman Kangkung
Faktor transfer 3,25 (akar) 2,80 (batang) 1,63 (daun)
2.
Andosol (Clay loam)
Lobak (
0,05 (umbi) 0,78 (daun)
(5)
3.
Andosol (Clay loam)
Wortel
0,12 (umbi) 0,96 (daun)
(5)
4.
Andosol (Clay loam)
Turnip (Brassica rappa)
0,25 (umbi) 0,94 (daun)
(5)
5.
Peat
Tomat
0,025 (buah)
(18)
6.
Udifluvents
Anggur
0,66 (buah) 17,70 (daun) 16,60 (pucuk daun) 6,30 (batang) 6,10 (akar)
(19)
Pustaka (17)
3,5 3 2,5 dan tanah
Rasio konsentrasi 85Sr dalam tanaman
No. 1.
2 1,5 1 y = -0,0016x2 + 0,136x + 0,0385
0,5
R2 = 0,6725
0 0
10
20
30
40
50
60
70
Waktu (hari)
Gambar 4. Rasio konsentrasi 85Sr dalam bagian tanaman bayam yang dikonsumsi dibandingkan dengan konsentrasinya dalam tanah.
Parameter transfer lainnya yang perlu ditentukan adalah k12
85
Sr dari tanah ke
85
Sr dalam tanaman dan tanah mencapai
nilai
tertinggi
berdasarkan
kurva
rasio
bagian tanaman yang dikonsumsi. Nilai ini
(Gambar 4) serta untuk hari ke 41 dan
penting ditentukan untuk dapat memprediksi
selanjutnya.
85
Dengan
menggunakan
Sr dalam bagian
persamaan [7] dan [8] dihitung besarnya k12,
tanaman yang dikonsumsi apabila tanah
dan diperoleh hasil k12 sebesar 9,99 x 10-3
besarnya konsentrasi
tercemar dengan
85
Sr setelah waktu tertentu.
Nilai k12 dihitung untuk hari ke 0 sampai hari ke 40 dimana pada saat itu rasio konsentrasi
hari-1dan 9,98 x 10-3 hari-1, masing-masing untuk 041 hari. Data mengenai faktor transfer
85
Sr dari 106
Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
ISSN 1411 – 3481
tanah ke tanaman masih sangat sedikit,
tanah dapat ditekan oleh keberadaan Ca,
terutama untuk daerah tropis. Data Ft untuk
Mg, K, dan Na.
Sr
dari
tanah
ke
tanaman
pangan
Penyerapan
Sr
dari
tanah
oleh
tanaman berkaitan dengan mekanisme mass
diperlihatkan pada Tabel 4. Dari data parameter transfer yaitu Ft
flow dan difusi pertukaran ion. Besarnya
yang tercantum pada Tabel 4 dapat dilihat
konsentrasi
bahwa
bervariasi.
umumnya berkisar antara 10 – 1500 µg/g
Menurut Maria Greger (14) dan Stefan Trapp
kering. Unsur Sr yang berada dalam tanaman
(20) transfer setiap unsur dari tanah ke
sangat mudah berpindah ke bagian tanaman
tanaman
yang
lainnya. Distribusi akumulasi Sr dalam bagian
tanaman,
tanaman bervariasi menurut jenis tanaman,
besarnya
Ft
sangat
mempunyai
berbeda-beda
mekanisme
menurut
jenis
Sr
dalam
tanaman
pada
karakteristik tanah dan kondisi lingkungan
untuk
tanah. Ada tiga mekanisme penyerapan
terakumulasi pada bagian daun dari pada
unsur melalui akar tanaman yaitu difusi,
pada bagian umbi, sedang pada tanaman
intersepsi, dan mass flow. Mekanisme difusi
sebangsa cemara (Picea abies) Sr banyak
pada penyerapan unsur melalui akar bekerja
diakumulasi pada rambut akar (14).
apabila terjadi perbedaaan konsentrasi unsur antara
tanah
dan
ubi
jalar
Sr
banyak
Faktor transfer merupakan parameter
sedang
yang umum digunakan dalam kaitannya
mekanisme intersepsi akar terjadi pada saat
dengan transfer radionuklida di lingkungan.
volume matrik tanah digantikan oleh volume
Besarnya
akar akibat adanya pertumbuhan. Proses
radionuklida dan jenis tanaman. Menurut IUR
mass flow (aliran massa) merupakan proses
dalam laporan Greger (14) besarnya Ft untuk
transport larutan tanah yang disebabkan
radionuklida Sr berkisar antara 8 x 10-3 dan 4
karena perbedaan tekanan potensial air yang
x 101. Berdasar pada data Tabel 4 nilai Ft
dipicu karena adanya proses transpirasi.
yang diperoleh dari penelitian ini masih
Ketiga
terjadi
masuk dalam kisaran nilai yang diberikan
bergantian
oleh IUR. Nilai Ft berbeda antara spesies
bergantung pada keadaan lingkungan, atau
yang berbeda karena setiap spesies tanaman
dapat juga satu proses lebih dominan dari
mengakumulasi elemen pada tingkat yang
yang lain menurut jenis tanaman (14).
berlainan. Oleh karena itu data Ft mutlak
mekanisme
bersamaan
atau
tanaman,
tanaman
ini
dapat
secara
Stronsium dalam tanah kebanyakan berada dalam bentuk ionik Sr
2+
atau juga
Ft
bervariasi
untuk
setiap
spesifik untuk tempat dan jenis tanaman. Nilai Ft dari penelitian ini relatif tinggi
dalam bentuk khelat. Ion Sr mudah berikatan
dibandingkan
dengan mineral clay dan terikat kuat pada
penelitian lain untuk tanaman yang berbeda.
materi
organik.
Ketersediaan
Sr
bagi
Nilai
dengan
parameter
yang
transfer
diperoleh
k12
yang
tanaman bergantung pada pH tanah dan
diperoleh dari penelitian ini digunakan untuk
kandungan
memperkirakan
materi
organik,
pada
tanah
konsentrasi
radionuklida
dengan pH asam dan bersifat aerob mobilitas
dalam tanaman setelah terpapar selama
Sr sangat tinggi. Ketersediaan
waktu t. Nilai k12 sama halnya dengan Ft juga
Sr dalam
107
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
ISSN 1411 - 3481
bervariasi menurut jenis tanah, radionuklida
kepada Ibu Neneng Nur Aisyah, Amd. yang
dan tanaman.
telah membantu pelaksanaan penelitian ini, serta kepada Bapak Widanda yang telah mengelola limbah radioaktif hasil penelitian.
4. KESIMPULAN Dari
hasil
disimpulkan
penelitian
bahwa
ini
tanaman
dapat bayam
menyerap radionuklida Sr melalui akar dan kemudian
Sr
didistribusikan
ke
seluruh
6. DAFTAR PUSTAKA 1. Choi YH, Lim KM, Jun I, Park DW, Keum DK, and Lee CW. Root uptake of
bagian tanaman yaitu akar, batang, dan daun
radionuclides following their acute soil
sesuai dengan distribusi unsur Ca yang
deposition during the growth of selected
berada pada golongan yang sama dengan Sr
food crops. J Environ Radioactivity
dalam sistem periodik unsur.
2009;100: 746–51.
Kemampuan tanaman bayam dalam
2. Butkus D, Luksiene B, and Konstatinova
mengakumulasi unsur Sr dinyatakan sebagai
M. Evaluation of 137Cs soil-to-plant
Ft yang dari penelitian ini diperoleh nilai
transfer: Natural and model experiments.
sebesar 3 untuk bagian tanaman yang dapat
J Radioanal and Nucl Chem
dikonsumsi
2009;279(2):411-6.
yaitu
batang
dan
daun.
Dibandingkan dengan nilai Ft yang diperoleh
3. Rovdan EN and Abramets AM.
peneliti lain untuk jenis tanaman lainnya nilai
Physicochemical processes effecting
Ft untuk tanaman bayam relatif tinggi, karena
137
tanaman bayam mampu mengakumulasi
uptake by plants. In: Horst WJ, editor.
logam
Plant Nutrition-food security and
lebih
baik
dari
tanah
tempat
Cs and 90Sr migration in soils and
tumbuhnya dibandingkan dengan tanaman
sustainabioity of agro-ecosystem. The
lainnya. Pada penelitian ini dihitung juga
Netherlands: Kluwer Academic
koefisien laju penyerapan yang dinyatakan
Publishers; 2001. p 996 -7.
sebagai k12 dan diperoleh nilai sebesar 9,99 x 10
-3
-1
hari dan 9,98 x 10
-3
-1
hari , masing-
masing untuk 041 hari. Parameter transfer radionuklida Sr dari
4. Carvalho C, Mosquere B, Anjos RM, Sanches N, Bastos J, Macario K, and Veiga R; Accumulation and long-term behavior of radiocaesium in tropical
tanah ke tanaman bayam nantinya dapat
plants, Brazilian J of Phys
diaplikasikan
2006;36(4B):1345-8.
untuk
pengkajian
dampak
radiologik pada saat terjadi pencemaran Sr di
5. Bannai T, Muramatsu Y, Yanagisawa K.
tanah. Dengan diketahui nilai Ft dan k12 dapat
Transfer factors of some selected
diperkirakan besarnya aktivitas Sr dalam
radionuclides (radioactive Cs, Sr, Mn, Co,
tanaman setelah selang waktu t pencemaran
and Zn) from soil to leaf vegetables. J
di tanah.
Radiat Res 1995;36:143–54. 6. Tjahaja PI dan Sukmabuana P.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih
Penyerapan Cs-134 dari tanah andosol ke tanaman bayam (Amaranthus sp). 108
Parameter Transfer Radiostronsium 85Sr di Lingkungan Melalui Jalur Tanah – Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) (Putu Sukmabuana)
Prosiding Seminar Nasional ke 14
ISSN 1411 – 3481
13. Sutanto R. Dasar-dasar ilmu tanah,
Teknologi Dan Keselamatan PLTN Serta
konsep dan kenyataan. Yogyakarta:
Fasilitas Nuklir; 2008 Nov 5; Bandung.
Percetakan Kanisius; 2005.
PTRKN BATAN – UNPAD; 2008. p. 34856.
14. Greger M. Uptake of nuclides by plants. Technical report. Stockholm: Swedish
7. Sukmabuana P dan Tjahaja PI.
Nuclear Fuel and Waste Management
Perpindahan radiocesium dari tanah
Co; 2004. p. 13 -52.
berair ke tanaman kangkung (Ipomoea
15. Soudek P, Valenova S, Vavrikova Z,
sp). Prosiding Seminar Nasional Sains
Vanek T. 137Cs and 90Sr uptake by
dan Teknologi Nuklir; 2009 Jun 6.
sunflower cultivated under hydroponic
Bandung. PTNBR BATAN – ITB; 2009
conditions. J Environ Radioactivity 2006;
November. p. 207-14.
20:1-15.
8. Tambunan OT, Arif I, Sukmabuana P, dan Tjahaja PI. Perpindahan
134
Cs dari
tanah ke tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas). Prosiding Seminar Nasional
16. Bowen HJM. Environmental chemistry of the elements, London : Academic Press; 1979. p. 195 -267. 17. Sukmabuana P and Tjahaja PI.
Sain dan Teknologi Nuklir; 2009 Jun 6.
Radiostrontioum transfer from 85Sr
Bandung. PTNBR BATAN – ITB; 2009
contaminated soil to kangkung plant.
November. p. 180-6.
Proc. Asia Physics Symposium; 2009
9. Badan Pusat Statistik-Bandung. Bandung Dalam Angka Tahun 2003. Bandung:
July 22 – 23; Bandung. Institut Teknologi Bandung; 2009. p. 329 -33. 18. Brambilla M, Fortunati P and Carini F.
Penerbit BPS, 2003. 10. Yasuda H. Transfer models in soil-plant
Foliar and root uptake of 134Cs, 85Sr and
system used for environmental impact
65
assessments. J Nucl Sci And Technol
(Lycopersicum esculentum Mill.). J
1995;32(12): 1272-83.
Environ Radioact 2002;60:351-63.
11. Maltz J. Compartmental modelling [cited
Zn in processing tomato plants
19. Carini F and Lombi E. Foliar and soil
2008 May]. Available form URL:
uptake of 134Cs and 85Sr by grape vines.
http://www.berkeley.edu.
The Sci of The Total Environ 1997;207:
12. Tambunan OT, Arif I, Tjahaja PI, and Sukmabuana P. The
134
Cs Rate
157-64. 20. Trapp S and Kulhanek A. Human
coefficient (k12) from andosol soil to
exposure assessment for food – one
sweet potatoes used in uptake model.
equation for all crops is not enough In:
rd
Proceedings of the 3 Asian Physiscs
Mackove M, Dowling D, and Macek T,
Symp, 2009 Jul 22 – 23. Bandung.
editors. Phytoremediation
Department of Physiscs, Institut
rhizoremediation. The Netherlands:
Teknologi Bandung; 2009. p. 323-7.
Springer; 2006.
109
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XI, No. 2, Agustus 2010: 99-110
ISSN 1411 - 3481
110