Panduan Teknis Pemetaan Populasi Kunci untuk Perencanaan Intervensi Program HIV
Indonesia
Asia
Indonesia
Dunia 2015
1
Penyusun Panduan Teknis Pemetaan Populasi Kunci untuk Perencanaan Intervensi Program HIV Tim Pengarah: Dr. Kemal N. Siregar Dr. Fonny J. Silfanus, MKes
Tim Penyusun Arif R Iryawan Ari Wulansari Fetty Wijayanti Irma Siahaan Viny Sutrini
1
2
Pengantar Populasi kunci merupakan kelompok berisiko tertular atau menularkan HIV yang disebabkan oleh hubungan seks berisiko atau penggunaan napza suntik. Keberadaan populasi kunci di masyarakat sebagai individu ataupun kelompok sifatnya dinamis dan secara terus menerus berubah, sehingga besaran populasi dan karakteristik sosial di setiap lokasi atau hotspot juga akan selalu mengalami perubahan. Terkait kebutuhan data untuk pelaksanaan program penanggulangan HIV dan AIDS pada kelompok populasi kunci, sangat diperlukan pemuthakiran data pemetaan lokasi/hotspot beserta jumlahnya di tiap lokasi tersebut. Buku panduan ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk pemetaan bersama oleh semua pelaksana program, sehingga sejak pengembangannya sudah melibatkan pihak-pihak terkait. Keterlibatan komunitas dan perwakilan masyarakat sipil sangat bermanfaat untuk mengembangkan hal-hal teknis di lapangan. Terima kasih disampaikan kepada semua pihak: Kementerian Kesehatan, WHO, UNAIDS, PKNI, PKBI, NU, KPA Provinsi, KPA Kab/kota, dan Perwakilan Masyarakat Sipil yang telah berpartisipasi aktif dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Semoga buku panduan teknis ini berguna dan bermanfaat bagi program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Negeri tercinta ini. April 2014 Sekretaris KPAN
Dr. Kemal N. Siregar Pendahuluan
2
3
Saat ini jumlah kab/kota di Indonesia mencapai angka 500, sedangkan kasus HIV terkonsentrasi di 141 kab/kota. Selanjutnya 141 kab/kota ini disebut sebagai kab/kota prioritas karena jumlah populasi dan besaran epidemi HIV nya mewakili 60% kasus HIV di Indonesia. Pemetaan adalah salah satu teknik dasar untuk mengumpulkan infomasi yang diperlukan untuk merencanakan intervensi bagi populasi kunci. Pemetaan program dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi mengenai besaran masalah kesehatan dan cakupan program dari layanan yang ada. Pemetaan yang akan dilakukan ini bukan hanya untuk mendapatkan informasi geografis tetapi juga data sosial dari setiap populasi kunci dan layanan yang dibutuhkan. Pemetaan berguna untuk menggambarkan sebaran dan besaran sebuah situasi dan permasalahanan pada wilayah tertentu dengan memanfaatkan pemahaman dari anggota populasi yang berada dalam wilayah tersebut (insider’s perspective) agar bisa merekomendasikan sebuah program yang layak dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah. Dalam program penanggulangan AIDS, populasi kunci didefinisikan sebagai orang-orang atau sekelompok orang yang disebabkan karena situasi sosial dimilikinya atau perilaku yang dilakukannya, mereka menjadi rentan atau berisiko terpapar atau memaparkan HIV kepada/dari orang-orang yang ada dikelompok atau luar kelompoknya. Populasi yang termasuk dalam kategori ini adalah lakilaki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), pengguna napza suntik, waria, pekerja seks dan pasangan seksnya, orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) pasangan negatif dari pasangan yang berbeda status HIVnya (pasangan diskordan).
3
4
Dengan demikian pemetaan populasi kunci merupakan cara untuk menggambarkan sebuah situasi sosial karakteristik dan situasi perilaku berisiko dari populasi kunci yang berada di suatu wilayah. Sejak estimasi terakhir ditahun 2012, telah banyak program yang digulirkan termasuk implementasi program baru. Oleh sebab itu, pemetaan sebagai data input untuk memperbaharui estimasi menjadi penting segera dilakukan, sebagai denominator baru untuk mengukur cakupan program juga untuk perencanaan dan evaluasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Petunjuk teknis (Juknis) ini menjelaskan metodologi standar yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bagi petugas tingkat kabupaten/kota dalam melakukan pemetaan populasi kunci, kususnya pada wanita pekerja seks (WPS), waria, dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Juknis ini berfokus pada teknik pemetaan yang dapat digunakan dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merencanakan intervensi pencegahan HIV yang lebih efektif.
4
5
Tujuan 1. Mengetahui besaran dan sebaran populasi kunci secara geografis 2. Mengidentifikasi situasi sosial di lingkungan populasi kunci yang meliputi: peran pemangku kepentingan dalam penciptaan lingkungan kondusif, kegiatan komunikasi perubahan perilaku, dan 3. Mengidentifikasi ketersediaan layanan yang bisa diakses oleh populasi kunci (puskesmas, outlet kondom, RS). Definisi Operasional Wanita pekerja seks Langsung: perempuan yang menjual seks untuk uang atau barang sebagai sumber utama pendapatan mereka. Sumber utama artinya ada kepastian memperoleh pendapatan, bukan besar/kecilnya pendapatan. Para perempuan ini termasuk mereka yang bekerja di rumah bordil, lokalisasi, jalanan, atau tempat-tempat umum di mana pelanggan datang untuk membeli seks. Para perempuan ini mungkin bekerja atau tidak bekerja untuk makelar atau mucikari. Tidak langsung: perempuan yang bekerja di tempat hiburan (seperti karaoke, bar, panti pijat, dan lain-lain) dan menjual seks kepada pelanggan mereka yang ditemui di tempat hiburan. Transaksi seks dapat terjadi di tempat hiburan atau di luar tempat hiburan dan pemilik/manajer tempat hiburan mungkin memfasilitasi atau tidak memfasilitasi transaksi seks tersebut. Tidak semua perempuan yang bekerja di tempat hiburan tersebut menjual seks, sehingga perlu untuk membedakan pekerja seks dan bukan pekerja seks selama pemetaan di jenis hotspot ini. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki: Laki-laki yang berhubungan seks dengan pasangan laki-lakinya. Kelompok ini termasuk orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai gay, biseksual, atau
5
6
heteroseksual. Kategori ini termasuk orang-orang yang menjual dan/atau membeli seks dengan laki-laki lain (pekerja seks laki-laki). Waria – transgender: (laki-laki menjadi perempuan) atau laki-laki secara biologis yang mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan dan/atau berperilaku dan berpakaian seperti perempuan.
6
7
Jenis Pemetaan
Geografis: Fokus untuk memperoleh gambaran tentang lokasi atau tempat populasi kunci beraktivitas, jumlah dan distribusi populasi kunci dimasing-masing lokasi, dan karakteristik dari masing-masing populasi kunci di setiap lokasi dalam suatu wilayah tertentu.
7
8
Sosial: Fokus untuk menggali informasi tentang pola-pola interaksi sosial antar populasi kunci, dan populasi kunci tersebut dengan pihak lain yang berada di lokasi. Pemetaan sosial juga berguna untuk melihat pengaruh pola interaksi sosial populasi kunci terhadap perilaku berisiko dan perilaku yang bersifat melindungi dari penularan HIV.
8
9
Sumber Daya: Fokus pada identifikasi berbagai intervensi pengendalian HIV dan potensi sumber daya termasuk layanan-layanan sosial dan kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh populasi kunci yang berada di wilayah tersebut
Metode 1. Pemetaan Geografis: listing, observasi dan wawancara 2. Pemetaan Sosial: focus group discussion/ kelompok diskusi terarah 3. Pemetaan Sumber Daya: wawancara mendalam 1.
Observasi adalah kegiatan melihat/memantau secara langsung ke lokasi atau hotspot. Observasi dilakukan oleh tim pemetaan, tidak diwakilkan.
2. Listing adalah kegiatan membuat daftar hotspot, dilakukan dengan cara me-review ulang hasil-hasil pemetaan sebelumnya yang telah dilakukan lembaga dan juga me-review data-data program yang dianggap relevan untuk mempersiapkan dan memperlancar proses pemetaan. 3. Focus Group Discussion (FGD) adalah kegiatan diskusi terarah (dengan pertanyaan yang ada dalam panduan), diikuti oleh maksimal 10 orang
9
10
dari populasi yang homogen (mis: FGD untuk WPS, tidak digabung dengan LSL atau Waria) 4.
Wawancara mendalam ke Informan Kunci dari Populasi Kunci dan Informan Kunci bukan Populasi Kunci [mucikari, petugas keamanan, PO, RT/RW, petugas kesehatan, kader muda dan orang lain non populasi kunci penerima manfaat program di sekitar lokasi/ hotspot yang dianggap mengetahui informasi tentang populasi kunci.
Tim yang Terlibat
Tim Fasilitator KPAP
Tim Pengawas KPAK
Petugas Lapangan
Adalah dua orang yang telah dilatih menjadi fasilitator pemetaan di tingkat nasional. Dua orang tersebut adalah perwakilan KPAP dan Dinas Kesehatan Provinsi. Tim ini yang selanjutnya yang menjadi pelatih bagi Tim KPAK dan juga mengawasi kegiatan pemetaan di KPAK. Terdiri dari tiga orang yaitu perwakilan KPAK, Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan Komunitas/LSM. Tim pengawas akan dilatih oleh Tim KPAP tentang Pemetaan. Pengawas perlu melibatkan pemerintah daerah dalam memberikan perijinan dan mendukung kegiatan pemetaan; mengidentifikasi dan memfasilitasi diskusi dengan orang kunci di kabupaten/kota; mengatur tim lapangan dalam mengelola hotspot untuk efisiensi dan kualitas; bekerjasama dengan penyedia dukungan teknis jika diperlukan. Pengawas juga memeriksa format pengumpulan data dan melakukan kunjungan lapangan secara berkala ke sampel hotspot untuk memeriksa kualitas kegiatan tim lapangan. Terdiri dari beberapa tim, tiap tim terdiri dari dua orang. Satu orang diantaranya harus orang yang mewakili komunitas (WPS/LSL/Waria), sedangkan satu orang yang lain bukan dari komunitas. Hal ini untuk memastikan agar informasi yang dikumpulkan
10
11
berimbang/tidak bias. Petugas lapangan bertanggungjawab untuk mengunjungi hotspot, melibatkan orang kunci, mengumpulkan informasi, dan merekam data sesuai dengan format standar. Jumlah petugas lapangan yang diperlukan tergantung pada jumlah hotspot dan bagaimana sebaran hotspot yang ada. Melibatkan anggota komunitas sebagai bagian dari tim lapangan sangat penting untuk pengamatan populasi kunci di hotspot, serta memperoleh kepercayaan orang kunci dari populasi kunci.
Lihat Lampiran A
Tahap 1 – Pemetaan Tingkat Kabupaten/ Kota Tahap pertama dari pemetaan akan berlangsung di kabupaten/kota. Fase ini meliputi langkah-langkah persiapan untuk pemetaan geografis di tingkat hotspot dan pengumpulan data untuk pemetaan sosial dan sumber daya intervensi. Langkah-langkah kunci dari tahap ini meliputi: 1. 2. 3. 4. 5.
Melibatkan dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan/ pemerintah daerah Mengembangkan daftar hotspot Mengumpulkan informasi tentang sub-populasi dan konteks risiko (Pemetaan Sosial) Mengembangkan daftar layanan yang tersedia dan mitra pelaksana (Pemetaan Sumber Daya Intervensi) Persiapaan lapangan untuk pemetaan tingkat hotspot
Mayoritas kegiatan dalam tahap pertama pemetaan ini dilakukan oleh tim pengawas (Tim KPAK). Pengawas tetap memerlukan bantuan dari salah satu petugas lapangan untuk menyelesaikan semua tugas, dan juga dukungan dari petugas administrasi untuk memberitahu para pemangku kepentingan jadwal pertemuan.
11
12
Pelatihan bagi pengawas dilakukan melalui pelatihan bagi pelatih (ToT) oleh Provinsi; pertama, pengawas melakukan orientasi semua tanggung jawab mereka dan kegiatan di tingkat kabupaten/kota, kemudian diberikan pelatihan tentang teknik pemetaan tingkat hotspot standar yang akan digunakan oleh tim lapangan. Lampiran C mencakup materi pelatihan yang dapat digunakan untuk TOT pengawas. Pelatihan untuk tim lapangan (Lampiran D) dilakukan oleh pengawas. Pada bagian berikut, disajikan petunjuk rinci untuk melakukan setiap langkah yang kegiatan. 1. Melibatkan dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan/ pemerintah daerah Tujuan: Untuk menginformasikan pada para pemangku kepentingan kunci tentang tujuan, kebutuhan, dan rencana keseluruhan kegiatan pemetaan. Untuk mendapatkan ijin yang diperlukan dari pemerintah setempat agar memungkinkan tim lapangan bekerja. Untuk mendapatkan informasi kontak person dan dukungan dari pemerintah daerah serta gatekeeper di tingkat kecamatan. Proses: a. Mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci dan pemerintah daerah b. Mempersiapkan bahan arahan tentang pemetaan, termasuk contoh surat dukungan, jika diperlukan c. Mengadakan pertemuan untuk menyampaikan informasi singkat kepada pemangku kepentingan d. Memberikan informasi tindak lanjut yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan e. Tindak lanjut untuk memperoleh ijin tertulis yang diperlukan.
12
13
f.
Memberikan pembaharuan informasi secara berkala kepada pemangku kepentingan tentang waktu kegiatan lapangan g. Melibatkan pemangku kepentingan pada pertemuan konsultasi hasil 2. Mengembangkan daftar hotspot Tujuan : Untuk mengembangkan daftar hotspot utama (daftar yang terpisah untuk masing-masing populasi kunci) dimana populasi kunci berkumpul. Daftar hotspot utama dapat digunakan oleh pengawas untuk mengelola jadwal kegiatan lapangan. Untuk mengumpulkan informasi yang cukup dari setiap hotspot dalam rangka menjadwalkan kunjungan lapangan untuk menetapkan waktu puncak di hotspot. Proses : a. Jika LSM atau penyedia layanan bagi populasi kunci telah berjalan, maka daftar hotspot untuk setiap populasi kunci mungkin tersedia, termasuk daftar hotspot utama dari kegiatan pemetaan sebelumnya. b. Hubungi instansi lokal, seperti polisi, dinas pariwisata, dinas sosial, untuk memperoleh daftar hotspot yang ada. c. Konsolidasi daftar yang telah dikumpulkan dengan menggunakan format daftar hotspot utama. d. Mengadakan pertemuan dengan para narasumber, termasuk tokoh komunitas populasi kunci di kabupaten/kota yang bekerja dengan atau tahu tentang populasi kunci. Rencanakan beberapa pertemuan yang diperlukan. e. Informasikan secara singkat dengan para narasumber tentang tujuan pemetaan dan meminta mereka untuk menginformasikan daftar hotspot tambahan yang mereka ketahui dimana populasi kunci berkumpul, tambahkan ke daftar hotspot utama.
13
14
f.
Menyajikan daftar hotspot utama yang telah dikonsolidasi kepada narasumber dan meminta mereka untuk mengkoreksi jika ada hotspot yang tidak lagi operasional. g. Mintalah narasumber untuk memberikan informasi lokasi dan waktu puncak keberadaan populasi kunci di hotspot. Tindaklanjut dengan para narasumber diperlukan untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk setiap hotspot . Alat bantu: Daftar Hotspot Utama – Contoh format dapat dilihat pada Lampiran E dan lembar ringkasan data pada Lampiran F, yang digunakan untuk menginventarisasi informasi penting dari setiap hotspot. Format ini dirancang untuk membantu pengawas dalam menugaskan tim lapangan ke hotspot. Ketika daftar hotspot utama disimpan secara elektronik, akan mudah mengurutkan berdasarkan populasi kunci dan kecamatan, sehingga dapat lebih efisien dalam menetapkan kegiatan di lapangan. Daftar tersebut harus diperbaharui jika ada hotspot baru yang diidentifikasi selama proses pemetaan. 3. Mengumpulkan informasi tentang sub-populasi dan konteks risiko (pemetaan sosial) Tujuan: Untuk mengumpulkan informasi tentang sub-kelompok risiko tinggi dan perlu diprioritaskan untuk intervensi, atau memerlukan pendekatan yang berbeda untuk terlibat dalam intervensi. Proses: a. Mengulas dan memahami panduan diskusi pemetaan sosial. b. Selama pertemuan dengan para narasumber (termasuk pemimpin komunitas populasi kunci, LSM, dan lain-lain yang diidentifikasi secara lokal) gunakan daftar hotspot untuk
14
15
melakukan diskusi dengan mengikuti panduan diskusi pemetaan sosial. Meminta ijin dari para peserta untuk merekam diskusi dan/atau meminta anggota tim mencatat proses diskusi. c. Melaksanakan diskusi kelompok terarah atau wawancara individu dengan orang kunci untuk mengeksplorasi situasi sub-kelompok tertentu. d. Merangkum temuan dari diskusi menggunakan format pelaporan yang disediakan. Alat bantu: Panduan Diskusi Pemetaan Sosial - (Lampiran G) panduan ini memberikan topik utama yang harus didiskusikan dengan para narasumber dan orang kunci. Contoh susunan Laporan Pemetaan Sosial - (Lampiran H) contoh ini memberikan garis besar dalam meringkas informasi yang diperoleh dari diskusi dengan para narasumber dan orang kunci. Gunakan contoh untuk mengembangkan cara yang ringkas dalam mencatat informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan dan perancangan intervensi dimasa depan. 4. Mengembangkan daftar layanan yang tersedia dan mitra pelaksana (pemetaan sumber daya intervensi) Tujuan : Untuk mengidentifikasi layanan yang tersedia bagi populasi kunci di kabupaten/kota. Untuk membantu koordinasi mitra kerja pelaksana dengan populasi kunci di daerah yang sama. Proses :
15
16
a. Dari pertemuan dengan pemangku kepentingan dan pemerintah daerah, termasuk KPA Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, perlu dilakukan identifikasi semua LSM dan organisasi masyarakat yang bekerja dengan populasi kunci di berbagai tempat di kabupaten/kota. b. Mengadakan pertemuan dengan mitra pelaksana untuk membahas proses pemetaan dan rencana untuk intervensi populasi kunci. Mengumpulkan informasi tentang jenis layanan yang ada saat ini atau yang direncanakan untuk disediakan bagi populasi kunci di kabupaten/kota. c. Gunakan tools matriks pemetaan sumber daya intervensi untuk meringkas informasi. d. Mendiseminasikan matriks pemetaan sumberdaya intervensi kepada para pemangku kepentingan dan mitra pelaksana untuk diulas dan dikoreksi/ditambahkan. e. Mengembangkan proses untuk mendukung Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan KPAK dalam memperbaharui matriks sumber daya intervensi. f. Gunakan matriks untuk bekerja dengan mitra pelaksana lainnya dalam menyelesaikan permasalahan duplikasi. Alat bantu: Matriks Pemetaan Sumber Daya intervensi - (Lampiran I) matriks ini dalam sebuah lembar kerja spreadsheet yang digunakan untuk mendaftarkan mitra pelaksana yang menyediakan layanan dan jenis layanan yang tersedia di berbagai tempat di kabupaten/kota. 5. Persiapan lapangan untuk pemetaan tingkat hotspot Tujuan:
16
17
Untuk menentukan jadwal tim lapangan dalam melaksanakan pemetaan tingkat hotspot. Untuk merekrut dan melatih tim lapangan.
Proses : a. Memeriksa daftar isian hotspot utama, perhatikan jumlah hotspot disetiap kecamatan. b. Berdasarkan jumlah hotspot yang diidentifikasi sejauh ini, perkirakan jumlah petugas lapangan yang diperlukan untuk menyelesaikan pemetaan dalam jangka waktu tiga minggu. c. Merekrut atau mengidentifikasi personil yang ada untuk menjadi bagian dari tim lapangan untuk masing-masing populasi kunci dengan menggunakan uraian pekerjaan standar dan kualifikasi. Pastikan jumlah anggota komunitas populasi kunci direkrut untuk tim lapangan memadai. d. Melatih petugas lapangan dalam proses kegiatan di hotspot, memilih orang kunci, membangun hubungan, mengumpulkan informasi, dan mencatat informasi. Diskusikan format pengumpulan data secara rinci dan melakukan sesi praktek di lapangan. e. Buat jadwal awal penugasan sepasang petugas lapangan (masing-masing pasangan harus memiliki setidaknya satu anggota komunitas populasi kunci) untuk mengidentifikasi hotspot selama waktu puncak di hotspot tersebut. Ketika melakukan kunjungan ke hotspot, pengawas menetapkan sepasang petugas lapangan untuk bekerja sama. Hal ini berguna agar tim lapangan dapat saling berkonsultasi satu sama lain atau daerah yang kurang aman di mana anggota tim harus melakukan perjalanan bersamasama untuk keselamatan.
17
18
Sangat mungkin sepasang petugas lapangan dapat mengunjungi 2-3 hotspot dalam satu sesi kegiatan (misalnya selama 5 jam di waktu malam) dan bahwa ada 5 hari kerja produktif dalam seminggu (misalnya Rabu Minggu malam). Hal Ini berarti bahwa dengan jadwal tersebut memungkinkan sekitar 10-15 hotspot dapat dikunjungi oleh tiap pasang tim lapangan. Dimungkinkan juga 1 hotspot dikunjungi hingga beberapa kali. Misal pada hotspot besar ataupun hotspot yang pada saat dikunjungi ternyata sudah berubah keadaannya. Kunjungan hingga beberapa kali dilakukan untuk memastikan keadaan hotspot yang sesungguhnya. Dengan menggunakan perkiraan kasar dari kapasitas kerja, maka jumlah petugas lapangan dapat diperkirakan. Pastikan untuk melakukan perhitungan untuk kunjungan ulang pada sekitar 10-15% dari hotspot dan 10% untuk validasi hotspot dari seluruh jumlah hotspot yang dikunjungi. Alat bantu: Daftar Hotspot Utama – Lihat uraian diatas. Daftar ini mencakup kolom untuk mencatat informasi saat kunjungan lapangan yang dijadwalkan dan ketika tim lapangan telah selesai kegiatan lapangan. Gunakan daftar ini untuk membantu jadwal kegiatan petugas lapangan. Uraian kerja tim lapangan – (Lampiran A) untuk memastikan orang yang direkrut sebagai tim lapangan memenuhi kualifikasi minimum, pengawas harus mengacu kepada uraian pekerjaan yang disediakan. Bahan pelatihan untuk tim lapangan - (Lampiran D) satu set slide untuk menjelaskan proses dan contoh konkrit yang menggambarkan bagaimana melakukan pemetaan hotspot . Tahap 2 – Pemetaan Tingkat Hotspot Tahap kedua pemetaan geografis dilakukan di tingkat hotspot. Pada tahap ini, informasi tentang populasi kunci dikumpulkan dari hotspot tertentu. Langkah-langkah kunci dari fase ini meliputi :
18
19
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Melakukan pendekatan ke hotspot Memilih orang kunci dan membangun hubungan Memperoleh Informasi dari orang kunci Melakukan kunjungan ulang ke hotspot Mencatat informasi dan memeriksa lembar data hotspot Melakukan pengawasan lapangan
Pada bagian berikut ini memberikan petunjuk rinci untuk setiap langkah kegiatan. 1. Melakukan pendekatan ke hotspot Ada berbagai jenis hotspot untuk masing-masing populasi kunci. Hotspot dikelompokkan sesuai dengan perbedaan cara populasi kunci berkumpul di lokasi, sehingga berdampak pada metode yang perlu dilakukan oleh tim ke hotspot. Sebagai contoh, tim lapangan harus merencanakan untuk mengunjungi hotspot pada suatu waktu dalam suatu minggu, dimana populasi kunci dalam jumlah terbesar berada dalam suatu hotspot. Untuk WPS, LSL, dan Waria biasanya berada pada jam di malam hari. Suatu hotspot memiliki waktu hari dan jam puncak yang berbeda. Waktu puncak dari berbagai jenis hotspot yang telah disepakati bersama menjadi Hari Ramai Nasional Populasi Kunci WPS Langsung
Jenis hotspot Tempat tetap menjual seks – rumah bordil, hotel, penginapan Tempat berkumpul – sudut-sudut jalan, taman, stasiun kereta api, terminal bus, tempat peristirahatan
Contoh waktu puncak yang umum Sabtu pukul 22.0023.00
19
20
WPS Tidak Langsung
LSL
Waria
truk, area pelabuhan, kedai kopi, dan lain-lain Tempat hiburan – karaoke, bar, panti pijat, spa, diskotik Tempat sosialisasi/rekreasi - mall, pusat perbelanjaan, kafe Tempat sosialisasi/rekreasi - mall, pusat perbelanjaan, kolam renang, pusat kebugaran, warung, kafe, tempat pertunjukan lokal, salon Tempat terbuka - taman, ruang terbuka, terminal Tempat hiburan - bar, spa, panti pijat, diskotik, tempat dangdutan, bioskop Kafe internet Tempat terbuka – taman, terminal bus, stasiun kereta, rel kereta, jalanan, tempat dangdutan Tempat tertutup – salon, tempat kos, diskotik
Sabtu pukul 22.0023.00
Sabtu pukul 20.00 – 21.00
Sabtu pukul 24.00 – 01.00
Sebelum tiba di hotspot, bagian pertama dari lembar data hotspot harus diisi, misalnya nama kabupaten/kota, kode kabupaten/kota, kecamatan, nomor urut hotspot, nama hotspot, lokasi dan jenis hotspot dan jenis populasi kunci. Ketika tiba di hotspot, tim harus berjalan mengitari wilayah tersebut, mencatat tata letak fisik dari hotspot. Jika hotspot yang besar, seperti pusat perbelanjaan, taman besar, atau stasiun kereta api/terminal bus besar, tim harus mengidentifikasi bagian-bagian yang berbeda dari hotspot di mana kelompok populasi kunci berkumpul. Luangkan waktu untuk mengamati situasi dan gerakan pola populasi kunci yang ada.
20
21
Membuat beberapa catatan pada lembar data, termasuk perkiraan jumlah populasi kunci yang diamati di hotspot. Jika pada saat kunjungan ke hotspot, populasi kunci tidak banyak datang untuk berkumpul, maka tim lapangan harus melibatkan orang kunci untuk menentukan apakah waktu puncak terjadi pada waktu yang berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan hotspot sangat kecil, atau hotspot sudah tidak aktif. Jika tim yakin bahwa hotspot sudah tidak aktif, tim harus mencatat informasi ini pada lembar data hotspot dan dianggap kunjungan ke hotspot selesai. 2. Memilih orang kunci dan membangun hubungan Pada hotspot yang aktif, tim lapangan ditugaskan untuk mengamati bagaimana hotspot beroperasi dan bagaimana populasi kunci berkumpul di suatu tempat. Berdasarkan pengamatan, tim lapangan harus mengidentifikasi orang kunci baik dari populasi kunci maupun bukan dari populasi kunci dimana informasi dapat dikumpulkan. Untuk memastikan hasil yang berkualitas, tim disarankan memilih setidaknya 3 orang kunci dari populasi kunci di setiap hotspot. Untuk hotspot WPS dan Waria, khususnya di tempat hiburan dianjurkan untuk memilih tambahan 1-2 orang kunci dari bukan populasi kunci untuk diwawancarai. Untuk hotspot LSL dianjurkan memilih 1-2 orang kunci dari LSL, namun mungkin perlu pendekatan yang tepat untuk menemukan orang kunci dari bukan LSL yang dapat diandalkan di beberapa hotspot. Dalam suatu lokasi yang sangat kecil, yaitu dimana jumlah populasi kunci cenderung kurang dari 5 orang, atau hotspot dengan akses yang sangat terbatas, maka diperlukan cukup sejumlah kecil orang kunci. Kriteria untuk orang kunci yang tepat adalah orang yang sering datang ke hotspot dan yang akrab dengan berbagai jenis populasi kunci yang datang ke hotspot.
21
22
Secara umum, orang kunci dari populasi kunci cenderung mengetahui hotspot secara baik, bagaimanapun tetap perlu dipastikan orang tersebut tidak baru di hotspot. Pada hotspot besar maka penting untuk memilih orang kunci dari berbagai hotspot, terutama ketika populasi kunci dapat berkumpul dengan kelompok sosial yang berbeda dan tidak mengenali populasi kunci di bagian lain dari hotspot. Di antara orang kunci dari bukan populasi kunci, mungkin ada beberapa orang yang sangat mengenal hotspot. Tabel di bawah memberikan rekomendasi untuk jumlah dan jenis orang kunci dari bukan populasi kunci yang harus dipertimbangkan di berbagai jenis hotspot. Rekomendasi jumlah dan jenis orang kunci dari bukan populasi kunci
Populasi kunci
WPS Langsung
Jenis hotspot
Jenis orang kunci dari bukan populasi kunci
Rekomendasi juml orang kunci dari bukan populasi kunci
Tempat tetap menjual seks – rumah bordir, hotel, penginapan
Petugas keamanan, pengemudi taksi
1-2
Tempat berkumpul – sudut-sudut jalan, taman, stasiun kereta api, terminal bus, area pelabuhan, kedai kopi, dan lain-lain
Pengemudi taksi, penjual keliling, penyedia jasa
1-2
Resepsionis, petugas keamanan, manajer tempat hiburan, penegemudi taksi Resepsionis, penyedia jasa, petugas keamanan, pemilik warung atau kafe
1-2
WPS Tidak Langsung
Tempat hiburan – karaoke bar, panti pijat, spa
LSL
Tempat sosialisasi/rekreasi - mall, pusat perbelanjaan, kolam renang, pusat kebugaran, warung, kafe, tempat
1-2, tergantung besarnya hotspot
22
23 pertunjukan lokal Tempat terbuka - taman, ruang terbuka
Pengemudi taksi, penjual keliling , resepsionis
1
Tempat hiburan - bar, spa, panti pijat
Resepsionis, pemilik bar, manajer diskotik, pemilik spa, pemilik panti pijat, pemilik
1-2
Kafe internet
kafe, pemilik internet, pemilik salon Pengemudi taksi, penjual keliling, pemilik warung disekitar hotspot, preman
1
Waria
Tempat terbuka – taman, terminal bus, stasiun kereta, salon
1-2
Tujuan dari wawancara dengan beberapa orang kunci adalah untuk melakukan triangulasi perkiraan jumlah populasi kunci yang tersedia. Secara umum, ketika berbagai jenis orang kunci memberikan informasi yang konsisten tentang hotspot, ada kemungkinan informasi tersebut lebih dapat diandalkan. Untuk mendapatkan informasi, tim harus mendekati orang kunci dan terlibat dalam percakapan. Setelah membangun kepercayaan dengan orang kunci, tim menjelaskan tujuan umum berada di hotspot. Mintalah orang kunci menjawab beberapa pertanyaan untuk menilai berapa lama mereka datang ke hotspot dan bagaimana kedekatan dengan populasi kunci yang sedang dipetakan. Jika pada saat pembicaraan awal tampak bahwa orang kunci tidak memiliki informasi yang dapat dipercaya, maka tidak perlu untuk mencatat informasi mereka pada lembar data hotspot. Terdapat bagian di lembar data hotspot untuk menunjukkan tingkat realibilitas masing-masing orang kunci. Hal ini akan dibahas secara lebih rinci pada bagian berikutnya.
23
24
Alat bantu: Lembar Data Hotspot - (Lampiran J) format untuk merekam informasi tentang hotspot di lapangan. Data yang dikumpulkan pada lembar ini harus ditandatangani oleh tim lapangan setelah lengkap, diperiksa dan ditandatangani oleh pengawas, dan kemudian data dimasukkan ke dalam Ringkasan Lembar Data Kabupaten/Kota (Lampiran F). 3. Memperoleh Informasi dari orang kunci Informasi kunci yang dapat diperoleh dari orang kunci meliputi: Konfirmasi tentang waktu operasional puncak hotspot Perkiraan dari orang kunci tentang jumlah populasi kunci yang datang ke hotspot pada malam saat turun lapangan dan pada saat hari ramai nasional Memahami pola mobilitas populasi kunci untuk mengoreksi penghitungan ganda Mengidentifikasi hotspot lain Agar mendapatkan informasi yang berguna dari masing-masing orang kunci, penting untuk memahami bagaimana bagian yang berbeda dari informasi yang akan digunakan. Mengkonfirmasikan tim tentang hari ramai nasional hotspot: Tanyakan pada orang kunci apakah ini adalah waktu, hari dan hari dalam seminggu dimana jumlah terbesar dari populasi kunci datang ke hotspot (hari ramai nasional). Jika mereka memberikan informasi lain hari/waktu lain sebagai hari ramai nasional, perlu digali lebih lanjut untuk pemahaman mengapa itu adalah waktu puncak, untuk memeriksa apakah informasi tersebut benar atau tidak. Ketika mengajukan pertanyaan tentang jumlah populasi kunci di hotspot, tanyakan juga tentang banyaknya populasi kunci pada hari ramai nasional. Ketika berbicara dengan orang kunci lainnya,
24
25
perhatikan apakah mereka memberikan respon yang konsisten tentang waktu puncak hotspot. Jika sangat sedikit populasi kunci datang ke hotspot saat itu, pertimbangkan untuk meninjau kembali hotspot pada saat puncak seperti yang diinformasikan oleh orang kunci. Jumlah populasi kunci di hotspot: Tantangan memperkirakan jumlah populasi kunci di hotspot adalah bahwa populasi kunci terus bergerak dan tidak muncul di hotspot setiap saat. Tim lapangan mungkin hanya dapat mengamati sebagian dari populasi kunci yang datang ke hotspot, tetapi karena orang kunci umumnya menghabiskan lebih banyak waktu di hotspot, mereka mungkin dapat memberikan perkiraan yang lebih baik dari semua populasi kunci yang datang ke hotspot. Dengan datang ke hotspot pada hari puncak, dan meminta orang kunci untuk memperkirakan, “jumlah WPS, LSL, Waria yang akan datang ke hotspot hari/malam tersebut", ada kemungkinan perkiraan akan mencakup mayoritas dari populasi kunci yang datang ke hotspot. Seringkali orang kunci sulit memberikan perkiraan yang akurat dari populasi kunci jika lebih dari 10 orang. Beberapa teknik yang dapat membantu orang kunci untuk memberikan perkiraan yang dapat diandalkan antara lain: Bandingkan perkiraan awal yang diberikan oleh orang kunci untuk jumlah orang yang terlihat di lokasi. Jika perkiraan lebih kecil dari jumlah populasi kunci yang terlihat, minta orang kunci untuk mempertimbangkan kembali perkiraan mereka. Jika perkiraan jauh lebih besar daripada jumlah populasi kunci yang terlihat, minta orang kunci kunci untuk menggambarkan waktu lain populasi kunci cenderung untuk datang (yaitu jika ada waktu puncak lain), dan lain-lain. Jika orang kunci tahu populasi kunci di hotspot dengan sangat baik, minta mereka untuk membuat daftar populasi kunci dengan nama
25
26
(dapat berupa nama pendek atau kode nama), untuk membantu mereka mengkonfirmasi jumlah tertentu. Jika hotspot besar, minta orang kunci untuk memperkirakan jumlah populasi kunci berdasarkan kelompok. Jika orang kunci tidak kenal dengan beberapa bagian hotspot, gunakan informasi ini untuk menunjukkan bahwa perkiraan orang kunci parsial. Pola mobilitas: Karena populasi kunci sangat bergerak, maka dapat terjadi kemungkinan proses pemetaan ganda dalam menghitung beberapa populasi kunci di lebih dari satu hotspot. Untuk memperbaiki hal ini, akan berguna jika mendapatkan informasi tentang jenis mobilitas populasi kunci. Tidak semua jenis mobilitas akan menghasilkan penghitungan ganda, sehingga sangat penting untuk fokus pada jenis mobilitas yang membuat perbedaan1. Orang kunci dari populasi kunci harus ditanya tentang apakah mereka akan pergi ke beberapa hotspot di hari/malam yang sama. Dan jika ya, berapa jumlah hotspot yang berbeda yang mungkin didatangi pada hari/malam yang sama. Beberapa contoh pertanyaan meliputi, "Apakah Anda pergi ke tempat lain untuk bertemu teman-teman/pelanggan sebelum datang ke sini? Apakah Anda berencana untuk pergi ke tempat lain untuk bertemu teman-teman/pelanggan hari/malam ini? Ketika Anda pergi keluar untuk bertemu teman/pelanggan, berapa banyak tempat yang berbeda yang Anda biasanya datangi dalam satu hari/malam?".
1
Pola mobilitas yang TIDAK mengakibatkan perhitungan ganda dan tidak menjadi perhatian dari kegiatan pemetaan geografis dan estimasi jumlah: Ketika WPS tinggal di salah satu hotspot selama beberapa bulan dan kemudian pindah ke hotspot lain untuk mencari pelanggan baru.
Ketika WPS atau LSL tinggal di satu daerah tetapi pergi ke hotspot untuk bertemu dengan pasangan/pelanggan di daerah lain.
26
27
Jumlah tempat dimasukkan pada lembar data hotspot. Jika orang itu tidak mungkin untuk pergi ke hotspot lain, isikan '1'. Pola ini mungkin yang paling umum di antara LSL yang pergi ke beberapa hotspot untuk bersosialisasi dan mencari pasangan di malam yang sama. Pola ini juga mungkin biasa bagi WPS atau waria untuk pergi ke beberapa hotspot untuk menjaring pelanggan di hari/malam yang sama, kecuali mereka yang bekerja di lokalisasi/jalanan. Mengidentifikasi hotspot lainnya: Hal terakhir untuk berbicara dengan orang kunci adalah tentang hotspot lain yang mereka ketahui di daerah terdekat. Minta mereka untuk memberikan beberapa informasi petanda/lokasi dan untuk menggambarkan jenis populasi kunci yang mungkin ada di sana. Informasi ini dapat ditulis pada daftar identifikasi hotspot baru yang ada di lembar data hotspot (Lampiran J). Sebagai hotspot baru yang ditambahkan ke dalam daftar, informasi ini perlu dilaporkan kepada pengawas untuk menentukan apakah sudah termasuk dalam daftar hotspot utama atau perlu ditambahkan dan menugaskan tim untuk kunjungan lapangan. 4. Melakukan kunjungan ulang ke hotspot Ada beberapa alasan mengapa hotspot harus dikunjungi kembali: Waktu ramai di lokasi bukan waktu ramai nasional Waktu kunjungan tim lapangan terjadi ketika kegiatan di lokasi terganggu (misalnya penggerebekkan oleh otoritas lokal, cuaca sangat buruk, dan lain-lain) Wawancara dengan orang kunci memberikan hasil dan informasi yang sulit untuk mengkonsolidasikan perkiraan jumlah. Lokasi yang besar dan kompleks sehingga memerlukan beberapa kali kunjungan untuk memahami dinamika hotspot.
27
28
Jika tim lapangan atau pengawas merasa perlu untuk melakukan kunjungan ulang, perlu dicatat dalam daftar hotspot utama dan dijadwalkan untuk waktu puncak lain (selai hari ramai nasional). Data tambahan dari kunjungan kedua harus dimasukkan ke dalam lembar data hotspot yang sama seperti pada saat kunjungan pertama. Data dari kunjungan pertama dan kedua harus dimasukkan ke dalam ringkasan lembar data kabupaten/kota. Disarankan untuk hotspot dengan lebih dari 50 anggota populasi kunci, perlu dijadwalkan secara rutin untuk beberapa kali kunjungan. Kompleksitas jenis hotspot dan pentingnya mendapatkan realibilitas yang lebih besar dari sebagian besar populasi kunci di kabupaten/kota membuat lebih banyak usaha dalam memperoleh informasi yang baik. 5. Mencatat informasi dan memeriksa lembar data hotspot Ketika hubungan dengan orang kunci telah terbangun, membuat catatan pada lembar hotspot dapat mengganggu aliran bebas percakapan. Sebisa mungkin, percakapan dengan orang kunci dilakukan tanpa catatan. Setelah percakapan selesai, informasi langsung dicatat pada lembar hotspot untuk menangkap informasi yang seakurat mungkin. Pada saat orang kunci ditanya tentang hotspot lain yang mereka ketahui, mereka mungkin nyaman dengan rincian tertulis. Jika orang kunci tampaknya memberikan informasi tidak dapat diandalkan atau tampaknya tidak mau untuk berbicara, buat catatan tentang keadaan ini pada lembar data hotspot. Terdapat bagian pada lembar data hotspot untuk menilai reliabilitas dari orang kunci pada skala 1 sampai 3, skala 1 merupakan ukuran tingkat realibilitas paling rendah dan skala 3 dengan tingkat realibilas paling tinggi. Peringkat ini dimaksudkan membantu tim lapangan untuk menentukan perkiraan akhir dari jumlah populasi kunci di hotspot. Tingkat realibilitas adalah metode untuk mendapatkan kesan yang cepat dari tim lapangan tentang
28
29
informasi yang telah diberikan oleh orang kunci. Metode ini juga untuk memberikan beberapa informasi bagi pengawas yang dapat digunakan untuk memahami bagaimana tim lapangan menentukan keputusan akhir jumlah populasi kunci di hotspot berdasarkan berbagai respon yang diberikan oleh orang kunci. Hal ini TIDAK dimaksudkan sebagai angka yang tepat yang digunakan untuk pembobotan respon dari orang kunci. Setelah semua orang kunci berbicara dan informasi mereka dicatat pada lembar hotspot, tim lapangan harus mendiskusikan perkiraan jumlah populasi kunci dan menyepakati jumlah yang dikonsolidasikan dari jumlah populasi kunci yang diamati dan informasi yang diberikan oleh orang kunci yang berbeda. (Lihat Lampiran L untuk contoh bagaimana mengkonsolidasikan perkiraan jumlah populasi kunci). Dalam kondisi yang ideal, jawaban yang diberikan oleh orang kunci konsisten satu sama lain dan konsisten dengan pengamatan dari tim lapangan. Dalam situasi ini jumlah konsolidasi harus berada dalam kisaran sempit perkiraan yang diberikan oleh orang kunci yang berbeda. Jika perkiraan jumlah dari orang kunci yang dapat diandalkan, maka dapat dirata-ratakan sebagai angka numerik akhir yang dimasukkan dalam kotak sebagai jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi. Dalam kasus lain, mungkin ada rentang yang luas dari jawaban yang diberikan oleh orang kunci. Jika respon antara orang kunci dari populasi kunci mirip satu sama lain dan mereka konsisten dengan pengamatan yang dilakukan oleh tim lapangan, tetapi berbeda dari orang kunci dari bukan populasi kunci, mungkin akan masuk akal untuk menimbang hasil dari orang kunci dari populasi kunci dan menetapkan jumlah konsolidasi yang berada dalam kisaran sempit yang diberikan oleh orang kunci dari populasi kunci.
29
30
Jika ada kisaran yang sangat besar dalam perkiraan jumlah yang diberikan oleh semua orang kunci termasuk pengamatan oleh tim lapangan, mungkin patut mengunjungi kembali lokasi pada waktu yang berbeda dan menggali lebih dalam informasi dari orang kunci. Dalam situasi ini, tim lapangan harus mendiskusikan hasil hotspot dengan pengawas dan mengkonfirmasi apakah kunjungan ulang diperlukan. Bagian terakhir dalam pengisian lembar data hotspot adalah skor ratarata mobilitas seperti yang disampaikan orang kunci dari populasi kunci. Hitung rata-rata jumlah hotspot yang dikunjungi di hari/malam yang sama melalui wawancara dengan populasi kunci. Jika informasi menunjukan hal yang tidak biasa dan orang kunci mengunjungi sejumlah besar hotspot dalam satu malam, serta tampaknya tidak khas bagi populasi kunci tersebut, nilai ini dapat dikeluarkan dari rata-rata hasil. Setelah mengisi semua bagian dari lembar data hotspot, tim lapangan harus memeriksa formulir untuk memastikan kelengkapan dan kejelasan isinya dan kemudian menandatangani hasil akhir, dengan membubuhkan inisial mereka di bagian pojok kanan atas dari lembar data hotspot. Pengawas akan memeriksa lembar data hotspot dan menandatangani setelah yakin bahwa data tersebut lengkap dan protokol diikuti dengan tepat. 6. Melakukan pengawasan lapangan Pengawasan lapangan yang baik sangat penting untuk meningkatkan kualitas hasil pemetaan. Ada beberapa tindakan pengendalian mutu yang perlu dilakukan pengawas untuk meningkatkan realibilitas hasil pemetaan dan cara pengawas mengelola kegiatan lapangan untuk meningkatkan efisiensi kerja dari tim lapangan: Meninjau lembar data hotspot pada satu hari atau sehari setelah mereka selesai memastikan: - Data diisi secara lengkap
30
31
-
Jumlah yang dikonsolidasikan harus masuk akal (bandingkan dengan semua data yang diperoleh dari orang kunci populasi kunci dan bukan populasi kunci) - Memastikan tim lapangan mengikuti standar minimum dalam jumlah dan jenis orang kunci yang diwawancarai - Mengunjungi lokasi pada waktu puncak, menghabiskan waktu yang cukup di hotspot untuk mendapatkan pe jumlah dan jenisnya, dan lain-lain. Bila terdapat masalah dengan lembar data hotspot, tim lapangan perlu menindaklanjuti secara tepat waktu untuk mengklarifikasikan informasi dan melakukan kunjungan ulang di lokasi tersebut, jika diperlukan. Lihat Lampiran M untuk mendapatkan contoh bagaimana memeriksa lembar data hotspot dan mengidentifikasi masalah yang harus diperbaiki oleh tim lapangan. Kunjungi 20% dari hotspot untuk mengamati kegiatan tim di lapangan. Setelah kegiatan hotspot selesai, perbaharui daftar hotspot utama dengan mengisi tanggal kunjungan dan untuk mengidentifikasi hotspot baru. Menetapkan hotspot baru bagi tim lapangan, dengan cara menyeimbangkan beban kerja dan berdasarkan kemampuan atau pengetahuan anggota tim lapangan untuk melakukan pemetaan di jenis hotspot tertentu. Kunjungi 10% dari hotspot (kombinasi dari hotspot besar dan kecil), untuk melakukan cek silang oleh anggota yang berbeda dari tim lapangan. (Lihat proses rinci untuk cek silang hotspot di bawah ini).
31
32
Cek silang data hotspot dilakukan dengan menugaskan dua tim lapangan yang berbeda untuk memetakan hotspot yang sama adalah teknik penting untuk menilai realibilitas hasil. Tujuan dari cek silang adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan untuk perbaikan sehingga kegiatan lapangan dapat ditingkatkan. Untuk alasan ini, penting untuk menjadwalkan cek silang di awal kegiatan lapangan. Rincian lebih lanjut tentang beberapa jenis cek silang dijelaskan di bawah ini: 1) Dua tim yang berbeda pergi ke hotspot yang sama dan melengkapi lembar data hotspot. Untuk mendapatkan hasil yang sebanding, kedua tim yang ditugaskan untuk hotspot harus pergi pada waktu puncak, meskipun pada kesempatan yang berbeda. Sebagai contoh, jika kunjungan pertama kali hotspot dipetakan pada hari Sabtu malam antara jam 19.00-22.00, maka untuk kunjungan kedua kalinya ke hotspot dipetakan pada hari Minggu antara jam 19.0022.00, dengan asumsi bahwa hari Sabtu dan Minggu adalah waktu puncak hotspot. 2) Pilih hotspot yang berbeda (berdasarkan jumlah dan jenisnya) dan memastikan bahwa kegiatan tim lapangan telah diperiksa. 3) Segera setelah hasil kedua tim lengkap, pengawas harus membandingkan dua lembar hotspot untuk melihat apakah jumlah orang yang diamati dan jumlah konsolidasi akhir dari populasi kunci di hotspot tersebut adalah sama. Hasilnya tidak diharapkan harus tepat tetapi perbedaan dalam hasil hanya berkisar antara 10-15%. Pengawas harus memeriksa standar kualitas untuk melihat apakah kedua tim mengikuti standar dan apakah dapat menjelaskan perbedaan hasil. 4) Ketika perbedaan besar ditemukan, tim lapangan yang melakukan pemetaan hotspot harus diajak berdiskusi untuk membahas dan memahami mengapa perbedaan yang didapat begitu besar. Tim harus dapat menjelaskan mengapa orang kunci tertentu dapat
32
33
memberikan informasi yang lebih baik atau metode untuk membangun hubungan dengan gatekeeper yang mungkin telah menghalangi salah satu tim mendapatkan akses yang lebih baik ke hotspot dan orang kunci, dan lain-lain. 5) Untuk tujuan analisis, angka konsensus harus dipilih atau diisi di lembar data hotspot untuk kemudian dientri. Saat masalah berulang kali ditemukan di hotspot yang dipetakan oleh tim lapangan tertentu, mungkin perlu melakukan pelatihan penyegaran untuk tim lapangan atau mempertimbangkan keterlibatan staf lapangan lainnya.
33
34
Tools yang digunakan: a. Pemetaan Geografis Tanda tangan pengawas: Nama kabupaten/kota:
Kode kabupaten/kota: Tanda tangan tim:
No hotspot:
Nama Hotspot:
Kunjungan 1. Tanggal Kunjungan Waktu Mulai Waktu Selesai Waktu Ramai Hari Ramai Nasional
: : Pagi/Malam : Pagi/Malam : Ya / Tidak : Ya / Tidak
Jenis populasi kunci:
ID tim:
Jumlah populasi kunci yang terlihat: Informasi dari: WPSL/WPSTL/LSL/WARIA/PENASUN (coret yang tidak perlu)
# ID
Perkiraan populasi kunci (hari Keakuratan ramai nasional) Persen dari populasi kunci Informasi Perkiraan populasi Mobilitas : jumlah hotspot WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 yang tidak pernah ke 3: Yakin kunci (waktu ramai) dalam 1 hari/malam LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 hotspot? 2: Kurang Yakin Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00 1: Tidak Yakin
Catatan
OK __1 OK __2 OK __3 Informasi dari BUKAN Populasi Kunci
# ID
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) Perkiraan populasi WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 Hubungan OK ke hotspot kunci (waktu ramai) LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
Catatan
OK __1 OK __2
34
35 Kunjungan 2. Tanggal Kunjungan Waktu Mulai Waktu Selesai Waktu Ramai
: : Pagi/Malam : Pagi/Malam : Ya / Tidak
# populasi kunci yang terlihat: Informasi dari: WPSL/WPSTL/LSL/WARIA/PENASUN (coret yang tidak perlu)
# ID
Perkiraan populasi kunci (hari Keakuratan ramai nasional) Persen dari populasi kunci Informasi Perkiraan populasi Mobilitas : jumlah hotspot WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 yang tidak pernah ke 3: Yakin kunci (waktu ramai) dalam 1 hari/malam LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 hotspot 2: Kurang Yakin Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00 1: Tidak Yakin
Catatan
OK __1 OK __2 OK __3 Informasi dari BUKAN Populasi Kunci
# ID
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) Perkiraan populasi WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 Hubungan OK ke hotspot kunci (waktu ramai) LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
Catatan
OK __4 OK __5 Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (waktu ramai): Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (Hari Ramai Nasional):
Rata-rata mobilitas: Rata-rata persen populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot:
*hotspot dapat disebut juga tempat tongkrongan, tempat mangkal
Cara Pengisian
35
36
Nama Kabupaten/Kota Kode Kabupaten/Kota Tanda tangan pengawas
Tandatangan tim
No Hotspot Nama Hotspot Jenis populasi kunci
ID Tim
Nama kabupaten/kota sesuai standar Kementerian Dalam Negeri Kode kabupaten/kota standar Badan Pusat Statistik Nasional Untuk ditandatangai oleh pengawas setelah kejelasan dan kelengkapan dari lembar data selesai dilengkapi dan diperiksa. Lembar data yang telah ditandatangani harus dikirim untuk dientri. Untuk ditandatangani oleh tim setelah informasi dari hotspot dilengkapi dan siap diperiksa oleh pengawas. Diisi dalam No serial terkait dengan hotspot dari Daftar Hotspot Utama Diisi nama hotspot yang ditetapkan dari Daftar Hotspot Utama Gunakan kode berikut untuk menunjukkan jenis populasi kunci yang datang ke hotspot. WPSL = wanita pekerja seks langsung (wanita pekerja seks di rumah bordil atau jalanan) WPSTL = WPS tidak langsung (wanita pekerja seks yang bekerja di tempat hiburan atau yang memiliki pekerjaan utama selain pekerja seks) LSL = laki-laki yang berhubungan seks dengan lakilaki, termasuk orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai gay, biseksual, dan heteroseksual WARIA = transgender laki-laki ke perempuan, atau secara biologis adalah laki-laki tetapi berjiwa dan bertingkah laku serta mempunyai perasaan seperti perempuan. Perhatikan inisial anggota tim yang ditugaskan untuk mengamati hotspot dan melengkapi lembar data. Jika sepasang petugas lapangan ditugaskan, tulis inisial awal dari setiap anggota tim atau gunakan kode yang ditetapkan untuk tim.
36
37
Tanggal kunjungan 1
Diisi dengan tanggal kunjungan pertama ke hotspot dengan menggunakan masing-masing 2 digit untuk tanggal/bulan/tahun, contoh : 17/12/13.
Waktu mulai
Diisi dengan waktu saat tim tiba di hotspot pada kunjungan pertama. Lingkari "Pagi" atau "Malam" sesuai dengan waktu kunjungan ke lapangan.
Waktu selesai
Diisi dengan waktu saat tim meninggalkan hotspot pada kunjungan pertama. Lingkari "Pagi" atau "Malam" sesuai dengan waktu kunjungan ke lapangan. Lingkari kata “Ya” atau “Tidak”, berdasarkan apakah kunjungan pertama terjadi pada waktu puncak hotspot. Waktu ramai harus dikonfirmasikan dengan orang kunci yang selalu berada di hotspot dan mengetahui populasi kunci. Lingkari kata “Ya” atau “Tidak”, berdasarkan apakah kunjungan dilakukan pada Hari Ramai yang sudah disepakati secara Nasional. WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00 Setelah tim lapangan membiasakan diri dengan hotspot, berjalan di sekitar wilayah hotspot (jika hotspot besar) dan mengamati populasi kunci, maka jumlah populasi kunci yang terlihat pada saat kunjungan pertama harus diperhatikan. Jika ada sejumlah besar populasi kunci bergerak masuk dan keluar dari hotspot, maka jumlah populasi kunci yang bergerak melalui hotspot selama waktu tim lapangan berada disana harus dimasukkan sebagai jumlah yang terlihat. Jika hotspot merupakan tempat hiburan bagi WPS tidak langsung, meskipun tidak semua wanita yang bekerja disana mungkin bukan WPS tidak langsung, maka tim harus tetap menghitung jumlah wanita yang bekerja di tempat tersebut. Jika akses terbatas ke hotspot dan tim tidak bisa langsung mengamati
Waktu ramai
Hari Ramai Nasional
Jumlah populasi kunci yang terlihat
37
38
populasi kunci, diisi sebagai "TA" (Tidak bisa akses). Tabel informasi dari WPSL/ WPSTL/ LSL/ WARIA OK__1 OK__2 OK__3
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (saat hari ramai nasional)
Mobilitas: jumlah hotspot pada 1 hari/malam
coret populasi kunci yang bukan merupakan populasi kunci yang sedang diamati ID orang kunci (OK) diisi sesuai dengan urutan pendekatan oleh tim lapangan, yaitu OK_1, OK_2, OK_3. Standar minimum adalah mewawancarai tiga orang kunci dari populasi kunci di setiap hotspot, kecuali hotspot sangat kecil atau akses ke hotspot terbatas. Daftar orang kunci dari populasi kunci dan orang kunci dari luar populasi kunci dibuat dalam dalam daftar yang berurutan, yaitu orang kunci yang bukan populasi kunci akan bernomor OK_4. Mintalah setiap orang kunci memperkirakan kemungkinan jumlah populasi kunci yang akan datang ke hotspot pada waktu ramai. Masukkan angka di bagian ini. Jika orang kunci memberikan kisaran, minta mereka untuk lebih spesifik dan memberikan angka tunggal. Mintalah setiap orang kunci memperkirakan kemungkinan jumlah populasi kunci yang akan datang ke hotspot pada hari Hari Ramai Nasional. Masukkan angka di bagian ini. Jika orang kunci memberikan kisaran, minta mereka untuk lebih spesifik dan memberikan angka tunggal. Tanyakan pada orang kunci dari populasi kunci berapa banyak hotspot yang biasanya mereka datangi dalam satu hari/malam. Misalnya untuk WPS di jalanan, jumlah hotspot untuk bertemu pelanggan dapat berbeda di malam yang sama. Penggalian informasi diperlukan untuk memastikan orang kunci memberikan informasi yang dapat dipercaya. Sebagai contoh, jika seseorang mengatakan '3’, perlu ditanyakan apakah mereka datang dari hotspot lain sebelum datang ke tempat di mana Anda berada sekarang, tanyakan di mana
38
39
lagi mereka berencana untuk pergi malam itu. Jika orang kunci dari populasi kunci tetap di suatu hotspot sepanjang hari/malam, maka diisi '1'. Persen dari populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot
Keakuratan Informasi
Tanyakan kepada orang kunci (OK), berapa persen populasi kunci yang tidak pernah nongkrong di hotspot. Persen yang dimaksud adalah perbandingan antara jumlah yang tidak nongkrong dibanding jumlah yang nongkrong. Bantu orang kunci untuk menghitung persentase seperti yang dimaksud Setelah berbicara dengan setiap orang kunci, maka perlu dinilai keakuratan informasi yang diberikan. Beri angka 3 jika Yakin Angka 2 jika Kurang Yakin Angka 1 jika Tidak Yakin sesuai dengan penilaian terhadap orang kunci tersebut.
Catatan
Membuat catatan yang perlu diperhatikan tentang respon orang kunci itu. Catatan ini akan membantu menetapkan keputusan akhir tentang jumlah hotspot dan rata-rata tingkat mobilitas populasi kunci di hotspot. Tabel orang kunci dari BUKAN populasi kunci (Lihat petunjuk untuk # ID, Perkiraan populasi kunci, Keakuatan Informasi, dan Catatan, pada tabel informasi dari WPSL, WPSTL, LSL, WARIA OK__4 OK__5
ID orang kunci BUKAN populasi kunci (OK) diisi sesuai dengan urutan pendekatan oleh tim lapangan, yaitu OK_4 dan OK_5. Standar minimum adalah mewawancarai satu hingga dua orang kunci dari populasi kunci di setiap hotspot, kecuali hotspot sangat kecil atau akses ke hotspot terbatas. Daftar orang kunci dari populasi kunci dan orang kunci dari luar populasi kunci dibuat dalam dalam daftar yang berurutan, yaitu orang kunci yang bukan populasi kunci akan bernomor OK_4.
39
40
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (saat hari ramai nasional)
Hubungan OK ke hotspot
Keakuratan Informasi
Catatan
Mintalah setiap orang kunci memperkirakan kemungkinan jumlah populasi kunci yang akan datang ke hotspot pada waktu ramai. Masukkan angka di bagian ini. Jika orang kunci memberikan kisaran, minta mereka untuk lebih spesifik dan memberikan angka tunggal. Mintalah setiap orang kunci memperkirakan kemungkinan jumlah populasi kunci yang akan datang ke hotspot pada hari Hari Ramai Nasional. Masukkan angka di bagian ini. Jika orang kunci memberikan kisaran, minta mereka untuk lebih spesifik dan memberikan angka tunggal. Jelaskan pekerjaan orang kunci atau alasan berada di area hotspot. Sebagai contoh, adalah manajer tempat hiburan, petugas keamanan, sopir taksi di hotspot, atau pelanggan yang sering datang ke tempat itu. Pada beberapa jenis hotspot, orang kunci dari luar populasi kunci mungkin memiliki informasi yang lebih berguna daripada yang lain. Deskripsi ini akan membantu menunjukkan alasan mengapa orang kunci tertentu dipilih oleh tim lapangan. Setelah berbicara dengan setiap orang kunci, maka perlu dinilai keakuratan informasi yang diberikan. Beri angka 3 jika Yakin Angka 2 jika Kurang Yakin Angka 1 jika Tidak Yakin sesuai dengan penilaian terhadap orang kunci tersebut. Membuat catatan yang perlu diperhatikan tentang respon orang kunci itu. Catatan ini akan membantu menetapkan keputusan akhir tentang jumlah hotspot dan rata-rata tingkat mobilitas populasi kunci di hotspot.
Ringkasan Hasil
40
41
Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (waktu ramai)
Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (saat hari ramai nasional)
Rata-rata mobilitas
Rata-rata persen dari populasi kunci yang tidak pernah nongkrong di hotspot
Setelah mengamati hotspot dan berbicara dengan semua orang kunci baik dari populasi kunci maupun bukan populasi kunci, tim lapangan harus menyepakati jumlah populasi kunci di hotspot pada waktu ramai. Ini merupakan konsolidasi perkiraan dari semua informasi yang dikumpulkan di hotspot. Jumlah yang dikonsolidasikan harus diantara perkiraan yang diberikan oleh orang kunci yang dapat dipercaya. Paling sering, jumlah konsolidasi lebih besar dari jumlah yang terlihat. Jumlah akhir harus menggunakan angka tunggal, tidak dalam kisaran. Rata-rata jumlah yang diperkirakan oleh orang kunci dapat digunakan jika tidak ada alasan untuk mempercayai perkiraan salah satu dari orang kunci Setelah mengamati hotspot dan berbicara dengan semua orang kunci baik dari populasi kunci maupun bukan populasi kunci, tim lapangan harus menyepakati jumlah populasi kunci di hotspot pada saat hari ramai nasional. Ini merupakan konsolidasi perkiraan dari semua informasi yang dikumpulkan di hotspot. Jumlah yang dikonsolidasikan harus diantara perkiraan yang diberikan oleh orang kunci yang dapat dipercaya. Paling sering, jumlah konsolidasi lebih besar dari jumlah yang terlihat. Jumlah akhir harus menggunakan angka tunggal, tidak dalam kisaran. Rata-rata jumlah yang diperkirakan oleh orang kunci dapat digunakan jika tidak ada alasan untuk mempercayai perkiraan salah satu dari orang kunci Rata-rata mobilitas orang kunci dari populasi kunci. Jika orang kunci dari populasi kunci dinilai sebagai tidak dapat diandalkan ('Tidak Yakin'), maka respon mereka tidak masuk ke dalam rata-rata. Rata-rata dari persentase populasi kunci yang tidak pernah nongkrong di hotspot. Jika orang kunci dari populasi kunci dinilai sebagai tidak dapat diandalkan ('Tidak Yakin'), maka respon mereka
41
42
Identifikasi hotspot baru
tidak masuk ke dalam rata-rata Setelah berbicara dengan masing-masing orang kunci, minta mereka untuk membuat daftar hotspot yang berbeda yang mereka ketahui. Tuliskan informasi sebanyak yang diperlukan untuk dapat memeriksa apakah hotspot tersebut sudah masuk ke dalam daftar utama. Jika belum, maka perlu ditambahkan ke daftar hotspot utama.
42
43
Cara Mengkonsolidasi Hasil Pemetaan Berikut adalah beberapa cara mengkonsolidasi hasil pemetaan: Hasil konsisten. Dalam kondisi ideal, jawaban yang diberikan oleh orang kunci akan konsisten satu sama lain dengan pengamatan dari tim lapangan. Dalam situasi ini seharusnya jumlah perkiraan populasi kunci berdasarkan hasil wawancara beberapa orang kunci tidak jauh berbeda. Jika perkiraan jumlah dari orang kunci dapat diandalkan, maka dapat dirata-ratakan sebagai angka numerik akhir dan dimasukkan dalam kotak sebagai jumlah populasi kunci yang terkonsolidasi. # populasi kunci yang terlihat:
20
Informasi dari: WPSL/WPSTL/LSL/WARIA/PENASUN (coret yang tidak perlu)
# ID
OK __1 OK __2 OK __3
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
24 25 25
Persen (%) dari populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot
Mobilitas : jumlah hotspot dalam 1 hari/malam
30 35 35
1 1 1
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
10 20 25
Catatan
3 3 3
Informasi dari BUKAN Populasi Kunci # ID
OK __4 OK __5 Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (waktu ramai): Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (Hari Ramai Nasional):
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
26 25
30 30
25 Rata-rata mobilitas:
Rata-rata persen populasi 35 kunci yang tidak pernah ke hotspot:
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
Hubungan OK ke hotspot
Tukang parkir Satpam
Catatan
3 3
1
18
Pada contoh diatas, konsolidasi jumlah populasi kunci diputuskan oleh tim mungkin 25 (rata-rata jumlah dari ketiga informan kunci yang tingkat reliabilitasnya sama yaitu).
43
44
Hasil tidak konsisten, perhatikan bobot reliabilitas untuk respon informan kunci populasi kunci. Dalam kasus ini, mungkin ada perbedaan yang cukup besar dari jawaban yang diberikan oleh informan kunci populasi kunci dan bukan populasi kunci. Jika respon antara informan kunci populasi kunci mirip satu sama lain dan konsisten dengan pengamatan yang dilakukan oleh tim lapangan tetapi berbeda dari informan kunci bukan populasi kunci, maka angka konsolidasi yang digunakan adalah angka dari informan kunci populasi kunci. # populasi kunci yang terlihat:
20
Informasi dari: WPSL/WPSTL/LSL/WARIA/PENASUN (coret yang tidak perlu)
# ID
OK __1 OK __2 OK __3
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
24 25 25
Persen (%) dari populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot
Mobilitas : jumlah hotspot dalam 1 hari/malam
30 35 35
1 1 1
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
10 20 25
Catatan
3 3 3
Informasi dari BUKAN Populasi Kunci # ID
OK __4 OK __5 Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (waktu ramai): Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (Hari Ramai Nasional):
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 - 01.00
35 40
40 40
25 Rata-rata mobilitas:
Rata-rata persen populasi 35 kunci yang tidak pernah ke hotspot:
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
Hubungan OK ke hotspot
Pedagang Sopir taxi
Catatan
1 1
1
18
Pada contoh diatas, konsolidasi jumlah populasi kunci diputuskan oleh tim mungkin 25 yang merupakan rata-rata dari semua informan kunci populasi kunci.
44
45
Hasil yang sangat tidak konsisten, sehingga perlu kunjungan ulang. Jika ada perbedaan yang sangat besar dalam perkiraan jumlah yang diberikan oleh semua informan kunci termasuk pengamatan oleh tim lapangan, mungkin patut meninjau kembali lokasi pada waktu yang berbeda dan menggali lebih dalam informasi dengan informan kunci. Dalam situasi ini, tim lapangan harus mendiskusikan hasil temuannya dengan tim pengawas dan mengkonfirmasi apakah kunjungan ulang diperlukan. # populasi kunci yang terlihat:
20
Informasi dari: WPSL/WPSTL/LSL/WARIA/PENASUN (coret yang tidak perlu)
# ID
OK __1 OK __2 OK __3
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 01.00
24 40 18
Persen (%) dari populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot
Mobilitas : jumlah hotspot dalam 1 hari/malam
70 50 40
1 1 1
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
50 20 50
Catatan
2 2 2
Informasi dari BUKAN Populasi Kunci
# ID
OK __4 OK __5 Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (waktu ramai): Jumlah populasi kunci yang dikonsolidasi (Hari Ramai Nasional):
Perkiraan populasi kunci (waktu ramai)
Perkiraan populasi kunci (hari ramai nasional) WPS: Sabtu, pukul 22.00 - 23.00 LSL: Sabtu, pukul 20.00 - 21.00 Waria: Sabtu, pukul 24.00 01.00
35 40
30 30
27 Rata-rata mobilitas:
Rata-rata persen populasi 53 kunci yang tidak pernah ke hotspot:
Keakuratan Informasi 3: Yakin 2: Kurang Yakin 1: Tidak Yakin
Hubungan OK ke hotspot
Petugas kebersihan
Tukang retribusi
Catatan
1 1
1
40
Jika kunjungan ulang tidak menghasilkan infomasi yang lebih jelas tentang perkiraan jumlah yang diberikan oleh informan kunci, maka tim harus membuat keputusan akhir tentang apa yang harus dimasukan sebagai konsolidasi jumlah populasi kunci. Karena semua informan kunci
45
46
memiliki kesamaan tingkat reliabilitas sedang, salah satu pilihannya adalah mengabaikan angka terendah dan tertinggi dan menetukan ratarata dari sisa angka yang ada sehingga menjadi 24. Bagian terakhir dalam pengisian lembar data hotspot adalah skor ratarata mobilitas yang informasinya diperoleh dari informan kunci populasi kunci. Hitung rata-rata jumlah hotspot yang dikunjungi di hari/malam yang sama melalui wawancara dengan populasi kuncu. Jika informasi menunjukan hal yang tidak biasa dan informan kunci mengunjungi sejumlah besar hotspot dalam satu hari/malam, nilai ini dapat dikeluarkan dari rata-rata hasil. Setelah mengisi semua bagian dari lembar data hotspot, tim lapangan harus memeriksa formulir untuk memastikan kelengkapan dan kejelasan isinya dan kemudian menandatangani hasil akhir, dengan membubuhkan inisial mereka di bagian pojok kanan atas dari lembar data hotspot. Tim pengawas akan memeriksa lembar data hotspot dan menandatangani setelah mereka yakin bahwa data tersebut lengkap dan protokol diikuti dengan tepat. b. Pemetaan Sosial dan Sumber Daya 1. Diskusi kelompok terarah (FGD) dengan Populasi Kunci 1.1. Pengetahuan tentang HIV dan AIDS • Apakah Anda merasa penting untuk mengetahui penularan HIVAIDS di komunitas Anda? • Dimana biasanya Anda mendapatkan informasi HIV-AIDS? • Jika ada kesempatan untuk Anda mengikuti penyuluhan tentang HIV-AIDS, informasi dan media apa yang sesuai dengan keinginan Anda? • Konseling seperti apa yang menarik bagi Anda? Sebaiknya berapa lama? 1.2. Penggunaan kondom Apakah Anda bisa mengajak pasangan menggunakan kondom?
46
47 Mengapa banyak orang yang tidak suka atau tidak ingin menggunakan kondom? Bagaimana pengalaman rekan-rekan Anda? Darimana Anda mendapatkan kondom? 1.3. Outlet kondom Dimana kondom tersedia di outlet yang terdekat dengan lokasi tempat Anda berkumpul? Apa jenis outlet dan bagaimana statusnya? (Apakah outlet mandiri atau outlet yang mendapat pasokan kondom dari KPA, BKKBN, atau donor lain) Bagaimana mekanisme distribusi atau pemanfaatan setiap outlet ini? Bagaimana tingkat kecukupan kondom di setiap persediaan?, setiap outlet? Bagaimana Anda menanggapi keberadaan outlet kondom? 1.4. Akses ke fasyankes Fasyankes apa harus disediakan untuk kelompok Anda (berdasarkan populasi kunci) untuk memeriksa kesehatan mereka? Di mana tersedia fasyankes yang memungkinkan untuk diakses oleh populasi kunci di sekitar lokasi/hotspot? Apa jenis fasyankes yang diberikan? (IMS, KTH, kesehatan dasar, pengobatan ARV, dan lain-lain) Apakah fasyankes ini dapat diakses secara gratis oleh populasi kunci? Jika tidak, berapa biaya yang dikeluarkan untuk masingmasing fasyankes? Apakah ada jadwal dan alur pelayanan terpisah untuk populasi kunci untuk mengakses fasyankes ini? Siapa nama orang yang bisa dihubungi untuk memudahkan akses ke fasyankes ini? Seberapa besar populasi yang mengakses fasyankes utama diatas pada setiap minggu atau setiap bulan? Bagaimana penilaian terhadap kualitas yang diberikan pada
47
48 setiap fasyankes dari sudut pandang komunitas dan pemangku kepentingan kunci? Dalam mengakses fasyankes tersebut, apakah Anda atau rekanrekan Anda merasa nyaman dan diperlakukan sopan?
2. Diskusi kelompok terarah dengan pemangku kepentingan 2.1. Persepsi tentang permasalahan HIV dan AIDS Bagaimana persepsi tentang isu rentan pada populasi kunci di kabupaten/kota ini? Bagaimana tingkat penularan HIV pada setiap populasi kunci? • Apakah kebijakan tingkat kabupaten/kota dibuat untuk mengatasai masalah HIV/AIDS saat ini? Bagaimana dukungan pemerintah daerah untuk pencegahan HIV yang efektif pada populasi kunci di kabupaten/kota? 2.2. Program untuk populasi kunci Apakah ada lembaga yang bergerak dalam program pengendalian HIV-AIDS di wilayah tersebut? Program apa saja yang dilakukan masing-masing lembaga tersebut? Dimana area kerja masing-masing lembaga tersebut? Siapa yang merupakan populasi sasaran dari program ini? Apa jenis fasyankes yang diberikan terkait dengan program yang mereka lakukan? Seberapa jauh pencapaian [rogram kegiatan masing-masing lembaga? Apakah ada lembaga yang tidak berkerja dalam isu penegendalian HIV-AIDS tetapi bekerja untuk populasi kunci tertentu di wilayah tersebut? Apa program kerjanya? Seberapa jauh populasi kunci memanfaatkan fasyankes yang diberikan oleh lembaga tersebut? 2.3. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Dimana tersedia fasilitas kesehatan yang memungkinkan untuk
48
49 dapat diakses oleh populasi kunci di sekitar lokasi/hotspot? Apa jenis fasyankes yang diberikan? (IMS, KTH, kesehatan dasar, pengobatan ARV, dll) Apakah fasyankes ini bisa diakses secara gratis oleh populasi kunci? Jika tidak, berapa biaya untuk mengkases masing-masing jenis fasyankes? Apakah ada jadwal dan alu pelayanan yang terpisah untuk populasi kunci dalam mengakses fasyankes ini? Siapa nama orang yang bisa dihubungi untuk memudahkan akses ke fasyankes ini? Seberapa besar populasi yang mengakses fasyankes utama setiap minggu atau setiap bulan? Bagaimana penilaian terhadap kualitas yang diberikan pada setiap fasyankes dari sudut pandang komunitas dan pemangku kepentingan kunci? 2.4. Outlet kondom Dimana kondom tersedia di outlet yang terdekat dengan hotspot? Apa jenis outlet dan bagaimana statusnya? (Apakah outlet mandiri atau outlet yang mendapat pasokan kondom dari KPA, BKKBN, atau donor lain) Bagaimana mekanisme distribusi atau pemanfaatan setiap outlet ini? Bagaimana tingkat kecukupan kondom di setiap persediaan?, setiap outlet? Bagaimana Anda tanggapan populasi kunci atau komunitas tentang keberadaan outlet kondom?
3. Sumber daya
Fasilitas kesehatan apa yang tersedia di sekitar lokasi/hotspot? Apakah ada kemudahan akses ke fasyankes bagi populasi kunci?, Bagaimana prosedur yang diterapkan? Jenis perawatan kesehatan apa yang dapat diakses di fasilitas
49
50
kesehatan oleh populasi kunci ? Bagaimana pemanfaatan layanan di fasyankes? Apakah Maksimal atau tidak? Bagaimana kesulitan atau kemudahan populasi kunci dalam mengakses fasilitas kesehatan yang ada? Bagaimana bentuk layanan kesehatan yang dibutuhkan oleh populasi kunci? Bagaimana upaya perbaikan fasilitas kesehatan yang ada?
4. Jaringan Sosial
Mengidentifikasi orang dari populasi kunci yang disegani atau berpengaruh di lokasi? Apakah ada dari luar populasi kunci di sekitar lokasi/hotspot, orang yang disegani oleh penguasa atau sekitar lokasi? (Baik dengan populasi kunci atau bukan populasi kunci) Khusus untuk jaringan sosial terkait dengan struktur sosial, hal apa yang paling kuat dan berpengaruh? (Apakah menggali pertanyaan secara probing) Siapa yang paling berpengaruh dan berkuasa di hotspot ini? Mengapa dianggap berpengaruh dan kuat ? Apa bentuk pengaruhnya/ kekuasaannya ? Menggali pengaruh dan kekuatan masing-masing tingkat untuk piramida piramida tingkat di bawah itu? Mengidentifikasi badan-badan pemerintah lainnya (misalnya, polisi, pemerintah desa, atau pengurus RT/RW) yang mengetahui keberadaan lokasi/hotspot dari populasi kunci? Bagaimana tanggapan lembaga pemerintahan mengenai keberadaan populasi kunci ? Apakah ada kerjasama yang erat antara populasi kunci dengan orang lain di sekitar lokasi? Siapa orang-orang kunci di pusat jaringan sosial (tempat bertanya, mengeluh, menjadi panutan, solusi masalah) di semua tingkatan yang ada?
50
51
Secara umum, apa latar belakang pekerjaan pasangan seks dari populasi kunci yang ada di sini? Bagaimana cara mendapatkan populasi ini di hotspot, apakah ini pasangan seks atau pelanggan? Jika ada orang perantara atau siapa pun? Proporsi populasi kunci yang memiliki pasangan tetap dan tidak tetap? Rata-rata jumlah pasangan seks komersial dan non komersial dalam seminggu?
51
52
Tahapan Pemetaan 1. Pertemuan persiapan di tingkat provinsi No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit Cost
Unit
Total
1
Meeting package full day
5
1
hr
1
kl
1
Prov
48.000
240.000
2
Transport local
5
1
hr
1
kl
1
Prov
75.000
375.000
a. Pertemuan persiapan bertujuan untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemetaan khususnya dengan LSM setempat untuk membahas rencana pelatihan dan kegiatan pemetaan secara keseluruhan. b. Pertemuan ini dilaksanakan di kantor KPAP atau LSM dan dihadiri 2 orang dari provinsi yang sudah dilatih ToT pemetaan di Jakarta dan 2 orang mewakili komunitas dan 1 orang dari Sekretariat KPAP. c. Jika provinsi melakukan beberapa pemetaan populasi kunci maka pertemuan ini juga untuk membahas semua pemetaan tsb. Supporting document laporan keuangan a. Bukti penerimaan transport lokal Tanda terima petugas pemetaan Untuk transport lokal ke hotspot, selain tanda terima juga disertai dengan laporan singkat b. Bukti pembelian/ pengadaan konsumsi Voucher pembelian ATK Voucher pembelian konsumsi Untuk pertemuan petugas pemetaan, juga disertakan absensi c. Laporan pelaksanaan kegiatan pertemuan persiapan di tingkat provinsi
52
53
Surat Undangan TOR Absensi 2. Pelatihan di tingkat provinsi No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit Cost
Total
1
400,000
2.400.000
Unit
a
Participants
1
Meeting package Full Board
3
2
HR
1
2
Perdiem
3
3
HR
1
kab/ kota kab/ kota
1
125,000
1.125.000
1
250,000
750.000
3
1
TR
1
kab/ kota
1. Belu - Kupang - Belu
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
6
2. Sikka - Kupang - Sikka
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
7
3. Mimika - Jayapura Mimika
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
8
4. Merauke - Jayapura Merauke
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
9
5. Sorong - Manokwari Sorong
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
10
6. Tarakan - Balikpapan Tarakan
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
3
Transport lokal
4
Pesawat/ Kapal
5
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
53
54
No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
11
7. Karimun - Tj.Pinang Karimun
3
12
8. Jayapura - Jayawijaya Jayapura
3
1
1
1,000,000
3,000,000
1
kab/ kota
13
9. Jayapura - Nabire Jayapura
1
2,000,000
6,000,000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6,000,000
14
10. Jayapura - Paniai Jayapura
1
round trip
1
kab/ kota
15
11. Manokwari - Sorong Manokwari
1
2,000,000
6,000,000
1
round trip
1
kab/ kota
16
12. Manokwari - Fakfak Manokwari
1
2,000,000
6,000,000
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6,000,000
b
Fasilitator
1
Meeting package Full Board
2
2
HR
1
Prov
1
200,000
800.000
2
Perdiem
2
3
HR
1
Prov
1
70,000
420.000
3
Transport lokal
2
3
TR
1
Prov
1
75,000
450.000
Activity
1
round trip
3 3
Total
kab/ kota
No
1
round trip
Unit Cost
Unit
3
Person/ Package
Day/ Month
Unit
Unit Cost
Total
c
Pantia
1
Meeting package Full Board
2
3
HR
1
Prov
1
200,000
1.200.000
2
Perdiem
2
3
HR
1
Prov
1
70,000
420.000
3
Transport lokal
2
3
TR
1
Prov
1
75,000
450.000
d
ATK
1
Training kit
1
1
pt
pkt
1
20,000
20.000
a. Pelatihan dilakukan dengan metode tatap muka, diskusi kelompok, dan simulasi. Yang melatih tim provinsi, yang dilatih tim kab kota. b. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih KPAK tentang teknis pemetaan. Isi pelatihan adalah metode, tools, tugas dan tanggung jawab, serta dana yang digunakan untuk pemetaan. c. Tiap provinsi akan mengundang 3 orang perwakilan kab/kota yang melakukan pemetaan.
54
55
d. Tiap kab/kota kan diwakili oleh 3 orang (Dinas Kesehatan, KPAK, dan LSM/ Komunitas). Peserta kab/kota yang mengikuti pelatihan selanjutnya menjadi pelatih bagi petugas pengumpul data lapangan. e. Akan ada 2 fasilitator di tiap provinsi yang akan memfasilitasi kegiatan ini. f. Dua panitia terdiri dari Sekretaris dan Admin/ Keuangan. Sekretaris bertugas membuka pelatihan dan Admin/ Keuangan bertugas mengatur administrasi selama proses pelatihan termasuk pembayaran. g. Pertemuan akan dilakukan di provinsi selama 3 hari 2 malam. h. Peserta dari luar kota akan dibiayai dengan paket fullboard, sementara peserta dalam kota akan dibiayai dengan paket fullday. Beberapa kota tidak memungkinkan melakukan perjalanan darat, sehingga akan diakomodir dengan pesawat/ kapal. Pelatihan ini untuk semua kegiatan pemetaan (WPS, LSL, dan Waria) Supporting document laporan keuangan a. Laporan pelaksanaan pelatihan di tingkat provinsi b. Dokumentasi kegiatan c. Absensi peserta d. Surat undangan kegiatan e. TOR f. Voucher transaksi keuangan sesuai dengan RAB pemuktahiran data pemetaan g. Lampiran 3 penawaran bila ada transaksi diatas Rp. 5,000,000.3. Pertemuan sosialisasi di tingkat kab/kota Untuk kab/kota yang melaksanakan 1 pemetaan populasi kunci
55
56
Activity
No a
Pemetaan 1 pop
1
Perdiem
2
Person/ Package
Day/ Month
15
Meeting package Full day
3
Local transport
4
Bahan Administrasi dan foto copy
15 15 15
1 1 1 1
Unit Cost
Unit
HR HR HR pt
Total
1
kab/ kota
1
50,000
750.000
1
kab/ kota
1
150,000
2.250.000
1
kab/ kota
1
50,000
750.000
1
kab/ kota
1
20,000
300.000
Untuk kab/kota yang melaksanakan 2 pemetaan populasi kunci No
Activity
b
Pemetaan 2 pop
1
Perdiem
Person/ Package
20
Day/ Month
1
HR
Unit Cost
Unit
Total
1
kab/ kota
1
50,000
1.000.000
1
150,000
3.000.000
2
Meeting package Full day
20
1
HR
1
kab/ kota
3
Local transport
20
1
HR
1
kab/ kota
1
50,000
1.000.000
4
Bahan Administrasi dan foto copy
20
1
pt
1
kab/ kota
1
20,000
400.000
Untuk kab/kota yang melaksanakan 3 pemetaan populasi kunci Activity
No c
Pemetaan 3 pop
1
Perdiem
2
Meeting package Full day
3
Local transport
4
Bahan Administrasi dan foto copy
Person/ Package
25 25 25 25
Day/ Month
1 1 1 1
HR HR HR pt
Unit Cost
Unit
Total
1
kab/ kota
1
50,000
1.250.000
1
kab/ kota
1
150,000
3.750.000
1
kab/ kota
1
50,000
1.250.000
1
kab/ kota
1
20,000
500.000
a. Pertemuan sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan kepada stakeholder di tingkat kab/kota tentang kegiatan pemetaan. Isi dari pertemuan adalah kaitan pemetaan dengan pengembangan
56
57
b. c.
d.
e.
f.
program, keterlibatan stakeholder, metode, tools, dan output pemetaan. Peserta sosialisasi disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan kab/kota. Kab/kota yang melakukan pemetaan 1 pop kunci maka peserta yang diundang adalah 15 orang (Staf Sekretariat KPAK, Dinas Kesehatan, Perwakilan Komunitas, LSM, dan stakeholder terkait) Kab/kota yang melakukan pemetaan 2 pop kunci maka peserta yang diundang adalah 20 orang (Staf Sekretariat KPAK, Dinas Kesehatan, Perwakilan Komunitas, LSM, dan stakeholder terkait) Kab/kota yang melakukan pemetaan 3 pop kunci maka peserta yang diundang adalah 25 orang (Staf Sekretariat KPAK, Dinas Kesehatan, Perwakilan Komunitas, LSM, dan stakeholder terkait) Stakeholder yang diundang ke pertemuan sosialisasi disesuaikan dengan kebutuhan
Supporting document laporan keuangan a. Laporan pelaksanaan pertemuan sosialisasi b. Dokumentasi kegiatan c. Absensi peserta d. Surat undangan kegiatan e. TOR f. Voucher transaksi keuangan sesuai dengan RAB pemuktahiran pemetaan data g. Lampiran 3 penawaran bila ada transaksi diatas Rp. 5,000,000.4. Pertemuan persiapan di tingkat kab/kota Untuk kab/kota yang melaksanakan 1 pemetaan populasi kunci
57
58
Activity
No a
Pemetaan 1 pop
1
Peserta (6), narasumber (3) + sekretaris (1)
2
Perdiem
3 4
Person/ Package
Day/ Month
10
Meeting package Full day Local transport
10 10
1 1 1
HR HR HR
Unit Cost
Unit
Total
1
kab/ kota
1
50,000
500.000
1
kab/ kota
1
150,000
1.500.000
1
kab/ kota
1
50,000
500.000
1
150,000
300.000
1
200,000
200.000
5
Honor fasilitator
2
1
HR
1
kab/ kota
6
Bahan Administrasi dan foto copy
1
1
pt
1
kab/ kota
Untuk kab/kota yang melaksanakan 2 pemetaan populasi kunci Activity
No b
Pemetaan 2 pop
1
Peserta (12), narasumber (3) + sekretaris (1)
2
Perdiem
3 4
Meeting package Full day Local transport
5
Honor Fasilitator
6
Bahan Administrasi dan foto copy
Person/ Package
Day/ Month
16 16 16 2 1
1 1 1 1 2
HR HR HR HR pt
Unit Cost
Unit
Total
1
kab/ kota
1
50,000
800.000
1
kab/ kota
1
150,000
2.400.000
1
kab/ kota
1
50,000
800.000
1
kab/ kota
1
150,000
300.000
1
kab/ kota
1
200,000
400.000
58
59
Untuk kab/kota yang melaksanakan 3 pemetaan populasi kunci Activity
No c
Pemetaan 3 pop
1
Peserta (18), narasumber (3) + sekretaris (1)
2
Perdiem
Person/ Package
Day/ Month
22
1
HR
Unit Cost
Unit
Total
1
kab/ kota
1
50,000
1.100.000
1
150,000
3.300.00
3
Meeting package Full day
22
1
HR
1
kab/ kota
4
Local transport
22
1
HR
1
kab/ kota
1
50,000
1.100.000
5
Honor fasilitator
2
1
HR
1
kab/ kota
1
150,000
300.000
6
Bahan Administrasi dan foto copy
1
kab/ kota
1
200,000
600.000
1
3
pt
a. Persiapan di kab/kota bertujuan untuk melatih petugas lapangan mengenai pengumpulan data di lapangan (metode dan alat) termasuk hal-hal yang bersifat administratif. Materi ini adalah materi standar dari nasional. b. Pelatihan ini diberikan oleh tim pemetaan kab/kota yang terlatih kepada tim petugas lapangan c. Tiap pemetaan populasi kunci di kab/kota terdiri dari 6 petugas lapangan, jika 2 populasi kunci dipetakan maka akan ada 12 petugas lapangan, dan jika 3 populasi kunci dipetakan maka akan ada 18 petugas lapangan. d. Dari 6 petugas lapangan tsb dibagi menjadi 3 tim, sehingga tiap tim terdiri dari 2 orang. Pertemuan ini akan difasilitasi oleh 3 orang yang sudah dilatih di Provinsi dan 1 orang Sekretaris/ yang mewakili Kab/Kota. e. Honor diberikan untuk fasilitator yang memberikan materi di persiapan petugas lapangan dan tidak digaji dari sumber dana GF f. Pemilihan petugas lapangan Pilih petugas lapangan yang jujur, memahami lapangan, dan bersedia bekerja dalam tim.
59
60 Satu tim lapangan terdiri dari 2 petugas. Salah satu dari petugas
lapangan adalah perwakilan dari populasi kunci. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses masuk dan mendapatkan informasi dari populasi kunci. Tiap kab/kota merekrut 3 tim lapangan (6 orang). Petugas lapangan yang direkrut akan dilatih terlebih dahulu sebelum turun lapangan. g. Pembuatan listing hotspot List hotspot adalah nama-nama lokasi hotspot dimana biasanya populasi kunci berkumpul (nongkrong). Jumlah populasi kunci di tiap lokasi sebaiknya tidak perlu dimasukkan dalam list, hal ini untuk mengurangi bias. List hotspot dibuat dalam daftar master hotspot (Lampiran F) List hotspot bisa diperoleh dari hasil pemetaan sebelumnya, data LSM, data komunitas, dsb. Sebelum turun lapangan, list hotspot ini harus sudah selesai dibuat. Inilah yang selanjutnya menjadi bahan verifikasi tim petugas lapangan. h. Pembagian wilayah kerja Karena akan ada 3 tim yang turun lapangan, maka pembagian wilayah kerja harus jelas. Jumlah hotspot di tiap kab/kota berbeda, maka target kerja harian disesuaikan keadaan tiap kab/kota. Waktu pengumpulan data lapangan maksimal 2 minggu.
60
61
Supporting document laporan keuangan a. Laporan pelaksanaan pertemuan sosialisasi b. Dokumentasi kegiatan c. Absensi peserta d. Surat undangan kegiatan e. TOR f. Voucher transaksi keuangan sesuai dengan RAB pemuktahiran pemetaan data g. Lampiran 3 penawaran bila ada transaksi diatas Rp. 5,000,000.5. Pemetaan tingkat hotspot: Pengumpulan Data Untuk kab/kota yang melaksanakan 1 pemetaan populasi kunci No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit
Unit Cost
Total
a
Pemetaan 1 pop
1
Local transport pengumpulan data
2
3
klp
1
kab/ kota
14
100,000
8,400,000
2
Cross check antar tim
2
3
klp
1
kab/ kota
2
100,000
1.200.000
3
Cross check oleh pengawas
3
1
klp
1
kab/ kota
4
100,000
1.200.000
1
kab/ kota
1
50,000
1.000.000
1
kab/ kota
1
500,000
500.000
4
Local transport FGD
5
Penggandaan kuesioner dan ATK
10 1
2 1
klp pt
61
62
Untuk kab/kota yang melaksanakan 2 pemetaan populasi kunci No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit Cost
Unit
Total
b
Pemetaan 2 pop
1
Local transport pengumpulan data
2
6
klp
1
kab/ kota
14
100,000
16.800.000
2
Cross check antar tim
2
6
klp
1
kab/ kota
2
100,000
2.400.000
1
kab/ kota
4
100,000
2.400.000
1
kab/ kota
1
50,000
2.000.000
1
kab/ kota
1
500,000
1.000.000
3
Cross check oleh pengawas
4
Local transport FGD
5
Penggandaan kuesioner dan ATK
3 10 1
2 4 2
klp klp pt
Untuk kab/kota yang melaksanakan 1 pemetaan populasi kunci No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit Cost
Unit
Total
c
Pemetaan 3 pop
1
Local transport pengumpulan data
2
9
klp
1
kab/ kota
14
100,000
25.200.000
2
Cross check antar tim
2
9
klp
1
kab/ kota
2
100,000
3.600.000
1
kab/ kota
4
100,000
3.600.000
1
50,000
3.000.000
1
500,000
1.500.000
3
Cross check oleh pengawas
4
Local transport FGD
5
Penggandaan kuesioner dan ATK
3
3
klp
10
6
klp
1
kab/ kota
1
3
pt
1
kab/ kota
a. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data di lapangan. b. Pengumpulan data: 2 orang, 3/6/9 tim, 14 hari kerja, dan 100.000 per hari turun. Kegiatan ini dilakukan oleh Petugas Lapangan yang sudah terlatih. c. Cross check antar tim: 2 orang, 3/6/9 tim, 2 hari kerja, dan 100.000 per hari turun. Kegiatan ini pun dilakukan oleh Petugas Lapangan yang sudah terlatih.
62
63
d. Cross check oleh pengawas: 3 orang, 1/2/3 tim, 4 hari kerja, dan 100.000 per hari turun. Kegiatan ini dilakukan oleh Pengawas yang sudah terlatih. e. Local transport FGD oleh pengawas: 10 orang, 2/4/6 tim, 1 hari kerja, dan 50.000 per hari FGD. Kegiatan ini pun dilakukan oleh Petugas Lapangan yang sudah terlatih. f. Penggandaan kuesioner dan ATK, disesuaikan dengan jumlah pemetaan yang dilakukan. 1 populasi: 500.000 2 populasi: 1.000.000 3 populasi: 1.500.000 g. Observasi dan wawancara sesuai hasil listing Sebelum petugas lapangan mewawancarai informan kunci tentang jumlah populasi kunci di lokasi tsb, lakukan observasi di lokasi. Ini untuk melihat waktu sepi dan waktu ramai lokasi juga untuk menentukan siapa informan kunci yang representative untuk diwawancara. Jumlah populasi kunci di hotspot yang ditanyakan kepada informan kunci adalah jumlah pada saat ramai dan jumlah pada saat ramai nasional Persen dari populasi kunci yang tidak pernah ke hotspot adalah perbandingan dari populasi yang tidak datang ke hotspot pada saat pemetaan berlangsung. Jika orang kunci mengalami kesulitan menentukan persentase, maka petugas lapangan membantu menentukan besaran persentase yang dimaksud. Jika kunjungan pertama tim adalah waktu sepi, maka kunjungan kedua di hotspot tersebut harus pada waktu ramai Jika kunjungan pertama tim adalah waktu ramai, maka hotspot tersebut tetap harus dikunjungi lagi pada saat ramai di waktu yang berbeda.
63
64
Jika jumlah hotspot terlalu banyak dan dana tidak mencukupi, dapat menggunakan dana operasional kab kota atau sumber dana lain. Menilai mobilitas : Apakah populasi kunci pergi ke beberapa hotspot dalam satu hari/malam Lakukan wawancara ke beberapa informan kunci dari populasi kunci dan beberapa informan kunci bukan populasi kunci. Tanyakan apakah ada hotspot lain selain di hotspot tersebut. Cek master hotspot apakah hotspot yang disebutkan telah terdaftar dalam list. Jika belum, laporkan kepada tim pengawas. h. Memasukkan data dalam tools Informasi yang diperoleh dari informan kunci pada saat turun lapangan, dimasukkan dalam tools standar (lampiran L). Jika berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh beberapa angka yang berbeda, maka tim petugas lapangan yang menentukan 1 angka sebagai hasil pemetaan (lihat cara menentukan angka hasil pemetaan) i. Menjamin kualitas data di lapangan Cross check data oleh tim pengawas o Data dikumpulkan secara rutin oleh tim petugas lapangan kepada tim pengawas lapangan o Tim pengawas meninjau lembar data hotspot setelah tim petugas lapangan selesai turun lapangan di satu hotspot, jumlah yang dilaporkan harus masuk akal (ada penjelasan jika angka berbeda jauh dari hasil pemetaan sebelumnya) o Tim pengawas memastikan timpetugas lapangan mengikuti standar minimum jumlah dan jenis informan kunci yang diwawancarai, mengunjungi lokasi pada waktu puncak, menghabiskan waktu yang cukup di hotspot untuk mendapatkan perkiraan jumlah, dll.
64
65
o Bila terdapat ketidakkonsistenan data dalam lembar data hotspot, tim pengawas perlu segera mengklarifikasi informasi dan melakukan kunjungan ulang di lokasi tersebut jika diperlukan. o Tim pengawas harus mengunjungi sedikitnya 20% hotspot secara random untuk melakukan crosscheck data. Cross check data oleh tim lapangan lain o Untuk menguji konsistensi data, tim pengawas akan menentukan 10% dari lokasi untuk dikunjungi oleh tim yang berbeda. o Tim kedua harus mengunjungi hotspot pada waktu ramai di lain waktu.Sebagai contoh, jika kunjungan pertama kali hotspot dipetakan pada hari Jumat malam antara jam 09.0012.00, maka untuk crosscheck ke hotspot dipetakan pada hari Sabtu antara jam 09.00-12.00, dengan asumsi bahwa hari Jumat dan Sabtu adalah waktu ramai lokasi. o Tujuan dari cross check ini adalah untuk menjaga metode yang digunakan oleh tim lapangan. Crosscheck harus dilakukan pada awal pemetaan. Tim harus mendiskusikan perbedaan data hotspot dari kedua tim o Pilih berbagai lokasi yang berbeda o Segera setelah hasil kedua tim lengkap, tim pengawas harus membandingkan dua lembar hotspot untuk melihat apakah jumlah populasi kunci yang diamati dan hasil akhir dari jumlah populasi kunci di lokasi tersebut adalah relatif sama. Hasilnya tidak diharapkan harus tepat tetapi perbedaan dalam hasil harus berkisar antara 10-15 %. Tim pengawas harus memeriksa standar kualitas untuk melihat apakah kedua tim mengikuti standar
65
66
o Ketika perbedaan besar ditemukan, tim lapangan yang melakukan pemetaan hotspot harus diajak berdiskusi untuk membahas dan memahami mengapa perbedaan yang didapat begitu besar. Tim harus dapat menjelaskan mengapa informan kunci tertentu dapat memberikan informasi yang lebih baik atau metode untuk membangun hubungan dengan gatekeeper yang mungkin telah menghalangi salah satu tim mendapatkan akses yang lebih baik ke hotspot dan informan kunci, dll. o Untuk tujuan analisis, angka konsensus harus dipilih atau diisi di lembar data hotspot untuk kemudian dientri. Supporting document laporan keuangan a. Tools per hotspot yang sudah terisi oleh Petugas Lapangan (hardcopy) b. Hasil focus group discussion yang sudah dirangkum dan dibuat kesimpulan c. Form transport lokal setiap petugas, disebutkan tanggal, tempat/ lokasi, tujuan d. Bukti pembelian ATK dan fotocopy Apabila masalah berulang kali ditemukan di lokasi yang dipetakan oleh tim lapangan tertentu, sebaiknya dilakukan pelatihan penyegaran untuk tim lapangan tersebut atau mempertimbangkan keterlibatan staf lapangan lainnya.
66
67
Analisis dan Pemanfaatan Data Setelah hotspot dikunjungi, data harus dikumpulkan dan dianalisis. Langkah-langkah kunci dari fase ini meliputi: a. Memasukan data Data harus dimasukan dari Lembar Data Hotspot ke Lembar Ringkasan Data Kabupaten/Kota yang disediakan. Informasi ini akan membantu mendokumentasikan proses dan menyoroti pengendalian mutu yang dilakukan pada saat pemetaan geografis kabupaten/kota. Setelah data dimasukan, format harus disimpan sebagai cadangan sampai seluruh data lengkap dan mendapat dukungan dari pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota. Hal ini juga untuk memastikan tidak ada kesalahan entri data atau untuk menangkap rincian lebih lanjut dari catatan yang ditulis pada lembar data lokasi. Format data lokasi berbasis kertas harus disimpan dengan aman dalam lemari terkunci ketika tidak aktif digunakan. b. Meringkas hasil Lembar Ringkasan Data Kabupaten/Kota dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk diisi, angka statistik dihasilkan dari perhitungan program yang ditandai dengan warna kuning. Ukuran pengendalian mutu dihitung dari: Ukuran kunci
Total jumlah hari kerja untuk mengunjungi semua hotspot % anggota tim dari
Penjelasan Ukuran ini dapat dibandingkan dengan durasi kegiatan pemetaan sebelumnya di kecamatan atau kabupaten/kota lain dengan ukuran yang sebanding,untuk melihat apakah kegiatan yang telah dilakukan terlalu cepat atau membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Secara umum, setidaknya setengah dari anggota tim
67
68
populasi kunci
Jumlah kunjungan per hotspot
Rata-rata informan kunci per hotspot
Rata-rata hotspot dikunjungi per- team dalam hari kerja
Jumlah dan % hotspot yang dikunjungi oleh tim pengawas
Jumlah dan % hotspot yang di-cross-check oleh beberapa tim
lapangan harus berasal dari populasi kunci. Mengunjungi hotspot beberapa kali dapat membantu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bagaimana hotspot berubah pada hari yang berbeda dalam seminggu atau berapa kali dalam sehari. Jumlah rata-rata kunjungan per hotspot dapat dibandingkan dengan standar minimum yang disarankan. Semakin banyak informan kunci yang diwawancarai, semakin besar kemungkinan tim mendapatkan hasil yang dapat diandalkan. Sebenarnya jumlah informan kunci yang diwawancaraiper hotspot dapat dibandingkan dengan standar mutu yang direkomendasikan. Untuk mempertahankan kualitas, rata-rata jumlah hotspot yang dikunjungi per tim per hari kerja harus dibatasi. Ketika jumlah hotspot yang dikunjungi terlalu banyak, hal itu mungkin menunjukkan bahwa tim lapangan tidak menghabiskan waktu yang cukup di setiap hotspot untuk mendapatkan data yang berkualitas. Tim pengawas harus merencanakan sejumlah kunjungan ke hotspot untuk memeriksa informasi dan juga mengamati kegiatan tim lapangan. Jumlah dan persentase dari hotspot yang dikunjungi oleh tim pengawas dapat dibandingkan dengan standar di panduan teknis ini dan dibandingkan dengan kegiatan pemetaan sebelumnya atau pemetaan di kabupaten/kota lain. Tim pengawas harus menetapkan persentase tertentu dari jumlah hotspot yang akan dicross-check oleh beberapa tim untuk memeriksa hasil dari satu tim dengan yang lain. Jumlah dan persentase hotspot yang diperiksa oleh tim lain dapat dibandingkan dengan standar di panduan teknis ini atau dibandingkan dengan kegiatan pemetaan sebelumnya atau pemetaan di kabupaten/kota lain.
68
69
Program excel digunakan untuk menghitung data statistik hotspot berikut: Jumlah hotspot yang diidentifikasi secara keseluruhan Jumlah keseluruhan yang diperkirakan oleh informan kunci dan jumlah hotspot yang diamati oleh tim lapangan di kabupaten/kota Rata-rata jumlah populasi kunci per hotspot secara keseluruhan Perkiraan jumlah populasi kunci dikoreksi dengan mobilitas populasi kunci di kabupaten/kota c. Memeriksa hasil dan menyelesaikan permasalahan data Hasil pemetaan harus diperiksa untuk memperkirakan potensi masalah berikut: Apakah jumlah keseluruhan populasi kunci dan jumlah hotspot mirip dengan pemetaan sebelumnya? Pada hotspot yang besar, apakah data dari beberapa informan kunci konsisten, atau ada perbedaan besar dari data yang diberikan antara informan kunci? Apakah tampak kegiatan lapangan dilakukan terlalu cepat/ terlalu lambat, yaitu jumlah hotspot yang dikunjungi oleh satu tim jauh lebih tinggi/rendah dibandingkan tim lain? Apakah ada banyak hotspot dengan jumlah populasi kunci “0” atau sangat sedikit?Apakah mungkin tim lapangan tidak pergi pada waktu puncak? Atau apakah populasi kunci tidakditemukan di hotspot yang aktif karena keadaan yang tidak biasa? (misalnya penggerebekan atau cuaca buruk, hari libur, dll).
69
70
Jika beberapa data yang ada menjadi pertanyaan, tim pengawas harus melakukan diskusi dengan tim lapangan untuk membahas masalah dan melakukan koreksi terhadap data yang diperlukan . d. Melibatkan pemangku kepentingan untuk mengkaji hasil Bila hasil pemetaan telah diperiksa oleh tim pemetaan dan hasilnya tampak baik, para pemangku kepentingan harus diundang untuk mengkaji dan membahas hasil pemetaan. Penyajian hasil akhir kepada pemangku kepentingan harus dibuat ringkas dan berisi tentang proses pemetaan, keterbatasan metodologi dan tantangan yang dihadapi di lapangan. Jika tersedia hasil pemetaan sebelumnya maka dapat disajikan sebagai perbandingan. Data pemetaan harus selalu disajikan dalam ringkasan untuk memastikan kerahasiaan atau menghindari rincian data tingkat hotspot beredar luas. Setelah hasil pemetaan didukung oleh pemangku kepentingan, maka dapat digunakan secara resmi untuk laporan lokal, penetapan target dan anggaran, untuk perencanaan intervensi populasi kunci, dan juga digunakan dalam mengembangkan perkiraan jumlah populasi kunci tingkat nasional. Ketika hasilnya disebarluaskan ke pengguna lain, perlu disertakan ringkasan hasil yang menggambarkan metodologi sebagai cara untuk mendapatkan hasil.
70
71
6. Pertemuan Penyusunan Laporan Tingkat Kab/Kota No
Activity
Person/ Package
Day/ Month
Unit
Unit Cost
a
Pemetaan 1 pop
1
Meeting package Full day
11
1
HR
1
kl
1
2
Local transport
11
1
TR
1
kl
1
3
Jasa Pembuatan laporan
b
Pemetaan 2 pop
1
Meeting package Full day
2
Local transport
3
Jasa Pembuatan laporan
c
Pemetaan 3 pop
1
Meeting package Full day
2 3
Local transport Jasa Pembuatan laporan
kab/ kota kab/ kota
Total
48,000
528.000
50,000
550.000
200,000
200.000
1
1
pkt
1
kl
1
kab/ kota
17
1
HR
1
kl
1
kab/ kota
48,000
816.000
50,000
850.000
17
1
TR
1
kl
1
kab/ kota
1
1
pkt
1
kl
1
kab/ kota
200,000
200.000
23
1
HR
1
kl
1
kab/ kota
48,000
1.104.000
1
kab/ kota
50,000
1.150.000
1
kab/ kota
200,000
200.000
23 1
1 1
TR pkt
1 1
kl kl
a. Tujuan dari pertemuan ini adalah mengumpulkan hasil pemetaan dari kab/kota, melakukan analisis dan menyiapkan laporan berdasar hasil pengumpulan data lapangan. Dalam pertemuan ini kab/kota menyampaikan hasil pemetaan baik geografis, sosial, maupun sumber daya dengan rinci. b. Output pertemuan adalah hasil pemetaan yang sudah terverifikasi. c. Pertemuan dihadiri oleh 3 orang dari tiap kab/kota yang melaksanakan pemetaan d. Pertemuan dilaksanakan selama 2 hari. e. 1 Populasi: 11 orang (3 orang Pengawas, 1 orang Sekretaris, 1 orang Admin/ Keuangan, 6 orang Petugas Lapangan) f. 2 Populasi: 17 orang (3 orang Pengawas, 1 orang Sekretaris, 1 orang Admin/ Keuangan, 12 orang Petugas Lapangan) g. 3 Populasi: 23 orang (3 orang Pengawas, 1 orang Sekretaris, 1 orang Admin/ Keuangan, 18 orang Petugas Lapangan)
71
72
h. Jasa pembuatan laporan: diberikan sebagai pembayaran jasa petugas yang memfinalisasi laporan narasi pemetaan (PP KPAK) dan laporan keuangan (PK/PA KPAK) Supporting document laporan keuangan a. Laporan narasi pemetaan (hasil analisis data lapangan) b. Kwitansi pembayaran jasa pembuatan laporan c. Absensi peserta d. Surat undangan kegiatan e. TOR f. Lampiran 3 penawaran bila ada transaksi diatas Rp. 5,000,000.g. Voucher transaksi keuangan sesuai dengan RAB pemuktahiran pemetaan data h. Nota/ bukti pembelian ATK, konsumsi, dll
72
73
7. Verifikasi dan Validasi Data di Tingkat Provinsi Activity
No
Person/ Package
Day/ Month
a
Participants
1
Meeting package Full Board
3
2
HR
1
2
Perdiem
3
3
HR
1
3
Transport lokal
b
Pesawat/ Kapal
1
Belu - Kupang - Belu
2
Sikka - Kupang - Sikka
3
Mimika - Jayapura - Mimika
4
Merauke - Jayapura Merauke
5
Sorong - Manokwari Sorong
6
Tarakan - Balikpapan Tarakan
Activity
No
kab/ kota kab/ kota
1
400,000
2.400.000
1
125,000
1.125.000
1
250,000
750.000
3
1
TR
1
3
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
1
round trip
1
kab/ kota
1
2,000,000
6.000.000
3 3 3 3 3
Person/ Package
Day/ Month
Karimun - Tj.Pinang Karimun
8
Jayapura - Jayawijaya Jayapura
3
1
9
Jayapura - Nabire - Jayapura
3
1
Jayapura - Paniai - Jayapura
Total
kab/ kota
7
10
Unit Cost
Unit
3
1
3
1
3
1
3
1
round trip round trip round trip round trip round trip round trip
Unit Cost
Unit 1 1 1 1
kab/ kota kab/ kota kab/ kota kab/ kota kab/ kota kab/ kota
Total
1
1,000,000
3.000.000
1
2,000,000
6.000.000
1
2,000,000
6.000.000
1
2,000,000
6.000.000
1
2,000,000
6.000.000
1
2,000,000
6.000.000
12
Manokwari - Sorong Manokwari Manokwari - Fakfak Manokwari
c
Fasilitator
1
Meeting package Full Board
2
2
HR
1
Prov
1
200,000
800.000
2
Perdiem
2
3
HR
1
Prov
1
70,000
420.000
3
Local transport
2
3
TR
1
Prov
1
75,000
450.000
11
1 1
73
74
Activity
No
Person/ Package
Day/ Month
Unit
Unit Cost
Total
d
Pantia
1
Meeting package Full Board
2
3
HR
1
Prov
1
200,000
1.200.000
2
Perdiem
2
3
HR
1
Prov
1
70,000
420.000
3
Transport lokal
2
3
TR
1
Prov
1
75,000
450.000
e
ATK
1
Training kit
1
1
pkt
1
pkt
1
50,000
50.000
2
Pembuatan laporan
1
1
pkt
1
kl
1
500,000
500.000
Prov
a. Tujuan dari kegiatan ini adalah memverifikasi dan memvalidasi hasil pemetaan. Ada tools yang digunakan untuk proses validasi dan verifikasi. b. Tiap provinsi akan mengundang 3 orang perwakilan kab/kota yang melakukan pemetaan. c. Tiap kab/kota kan diwakili oleh 3 orang (Dinas Kesehatan, KPAK, dan LSM/ Komunitas). d. Akan ada 2 fasilitator di tiap provinsi yang akan memfasilitasi proses ini. e. Dua panitia terdiri dari Sekretaris dan Admin/Keuangan. Sekretaris bertugas membuka pelatihan dan Admin/Keuangan bertugas mengatur administrasi selama proses pelatihan termasuk pembayaran. f. Pertemuan akan dilakukan di provinsi selama 3 hari 2 malam. g. Peserta dari luar kota akan dibiayai dengan paket fullboard, sementara peserta dalam kota akan dibiayai dengan paket fullday. Beberapa kota tidak memungkinkan melakukan perjalanan darat, sehingga akan diakomodir dengan pesawat/ kapal. Pelatihan ini untuk semua kegiatan pemetaan (WPS, LSL, dan Waria)
74
75
h. Jasa pembuatan laporan: diberikan sebagai pembayaran jasa petugas yang memfinalisasi laporan narasi pemetaan (PM KPAP) dan laporan keuangan (PK KPAP) Supporting document laporan keuangan a. Laporan hasil pemetaan (excel dan word) yang sudah diverifikasi dan validasi b. Kwitansi pembayaran jasa pembuatan laporan c. Absensi peserta d. Surat undangan kegiatan e. TOR f. Semua bukti/ nota pembelian g. Voucher transaksi keuangan sesuai dengan RAB pemuktahiran data pemetaan h. Lampiran 3 penawaran bila ada transaksi diatas Rp. 5,000,000.-
75