248 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
EFEKTIFITAS METODE PERMAINAN KOOPERATIF TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PESERTA PELATIHAN BAHASA KOREA KELAS CALON TKI DI LEMBAGA PENDIDIKAN BINA INSANI YOGYAKARTA EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE GAME METHOD TO LISTENINGSKILLSTRAINEES KOREAN LANGUAGECLASS INDONESIAN WORKER CANDIDATE IN EDUCATIONAL INSTITUTIONS BINA INSANI YOGYAKARTA Oleh: Tri Mukti, Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektitas metode permainan kooperatif untuk meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Korea terhadap peserta pelatihan kelas calon TKI di lembaga pendidikan Bina Insani.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Dengan metode quasi experimen dan desain penelitian one grup pre test dan post test.Data hasil penelitian membuktikan bahwa ada peningkatan hasil pembelajaran sebelum dan setelah dilakukan treatment. Rata-rata hasil post-test setelah dilakukan treatment adalah 76,22lebih tinggi dari rata-rata hasil pre-test sebelumnya yaitu 61,66. Selain itu dari uji hipotesis dimana nilai U adalah 12 menunjukan bahwa menerima Ha dan menolak Ho. Data tersebut membuktikan bahwa permainan kooperatif efektif berpengaruh terhadap keterampilan menyimak peserta pelatihan bahasa Korea kelas calon TKI di lembaga pedidikan Bina Insani Yogyakarta. Kata kunci: efektifitas metode, permainan kooperatif, permainan bahasa, bahasa Korea, calon TKI Abstract
This study aims to determine the effectiveness of cooperative game method to listening skills to the trainees Korean language classes Indonesian workercandidate in educational institutions Bina Insani. This research is quantitative. With quasi experimental methods and research design one group pre test and post test. Research data proves that there is increasing learning outcomes before and after treatment. The average post-test results after treatment was 76.22 increase from the average pre-test results previous 61.66. Addition of the hypothesis test in which the value of U is 12 prescribes that accept Ha and reject Ho. The data proves that cooperative game is effective to improve listening skills trainees Korean language classes at the educational institute Bina Insani Yogyakarta Keywords: the effectiveness method, cooperative games, game language, Korean language, prospective workers
PENDAHULUAN
tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut
Sesuai dengan UU RI nomor 39 tahun
calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia
2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri pasal 1
akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi
ayat (1) Tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya
pemerintah
disebut dengan TKI adalah setiap warga negara
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di
kabupaten/
Berdasarkan
data
kota
penempatan
yang
dan
luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka
perlindungan TKI periode januari sampai dengan
waktu tertentu dengan menerima upah, (2) Calon
juli 2016 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian
Efektivitas Metode Permainan.... (Tri Mukti) 249
Pengembangan dan Informasi BNP2TKI, jumlah
seekers and Korean Society, It can be used as
tenaga kerja Indonesia sampai dengan juli 2016
objective selection criteria for the list of foreign
berjumlah 133.048 orang. Para TKI berasal dari
job seekers” (www.eps.hrdkorea.or.kr).
417 kabupaten/ kota di Indonesia. Meraka bekerja
Ujian ini biasanya dilakukan setiap satu
tersebar di 143 negara. Salah satu negara destinasi
tahun sekali juga tergantung dari pihak pemerintah
para calon TKI adalah Korea Selatan (1.513).
Korea yang menentukan waktu pelaksanaan ujian
Program Goverment to Goverment (G to G) Korea
EPS-Topik ini. Daftar kelulusan ujian EPS-Topik
sampai dengan 31 juli 2016 tercatat berjumlah
PBT 13 tahun 2015 adalah sebanyak 6.280 orang
3.098 orang dengan sektor pekerjaan terdiri dari
dari jumlah peserta pendaftar sekitar 30.000 orang
manufature (3.029), fishing (56), agriculture (3),
lebih. Nilai standar kelulusan (SKL) ujian EPS-
construction (9), service (1). (sumber: Pusat
Topik PBT tahun 2015 adalah 152. Artinya hanya
Penelitian
Informasi
peserta yang jumlah benarnya minimal sebanyak
BNP2TKI: Data Penempatan & Perlindungan
38 nomor saja yang dinyatakan lulus ujian EPS-
TKI Periode Januari S.D Juli 2016).
Topik PBT ke 13 (www.info-menarik.com).
Pengembangan
dan
Korea sebagai salah satu destinasi bagi
Seperti halnya bahasa negara China, India,
para TKI Indonesia untuk bekerja, memiliki
Thailand, Jepang dan negara lainya. Bahasa Korea
beberapa prosedur yang harus dilalui oleh seorang
memiliki karakter fonatiknya sendiri yang disebut
calon TKI sebelum pemberangkatan. Beberapa
dengan “HanGeul” jadi untuk mempelajari bahasa
tahapan tersebut adalah (1) mengikuti ujian bahasa
Korea maka harus mempelajari huruf-huruf
Korea (EPS-Topik), (2) Mengirim lamaran ke
Hangeul agar dapat membaca dan menulis dalam
BNP2TKI yang selanjutnya dikirim ke Human
bahasa Korea.
Resource and Development(HRD) Korea, (3)
Pembelajaran bahasa merupakan hal yang
turun kontrak kerja (SLC), (3) frelimentary
sangat penting bagi para calon TKI untuk negara
training,
manapun karena melalui bahasalah mereka dapat
(4)
masuk
ke
Korea
(sumber:
www.hangguk.com). Ujian
Employment
berkomunikasi dengan penduduk sekitar negara Premit
System
tersebut. Bahasa dari negara lain merupakan
Topik(EPS-Topik) sebagai persyaratan wajib bagi
bahasa asing, dan menurut Iskandarwassid dan
para TKI yang ingin bekerja di Korea. EPS-Topik
Dadang Sunendar pembelajaran bahasa kedua
merupakan ujian keterampilan bahasa Korea bagi
akan lebih berat lagi kalau bahasa kedua itu
para calon tenaga kerja asing, setiap warga negara
memiliki
manapun yang ingin bekerja di Korea maka akan
sintaksis yang sangat berbeda dengan bahasa
melawati tahapan ini. Tujuan dari EPS-Topik
pertama. Oleh karena itu masalah yang muncul
adalah “Promoting adaptation to Korean life by
dalam pembelajaran bahasa kedua akan meliputi
leading entrance of foreign worker who has basic
semua tataran bahasa (Iskandarwassid, Dadang
understanding on Korea and evaluation of the
Sunendar, 2013:89).
level of Korean language skills of foreign job
struktur
fonetis,
morfologis,
dan
250 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
Dalam
pembelajaran
bahasa
ada
cukup sulit karena suara yang digunakan adalah “native
speaker”dan
keterampilan berbahasa yang meliputi empat
suara
hanya
diputar
aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara,
sebanyak 2 kali sehingga tidak dapat diulang jika
membaca dan menulis (Daeng Nurjamal,dkk,
terlewat dan juga peserta pelatihan banyak
2011: 2). Setiap aspek keterampilan dalam
mengalami kesulitan dalam mengenali bunyi
pembelajaran bahasa saling terkait. Seseorang
pengucapan kata ataupun kalimat yang hampir
dikatakan terampil berbahasa dengan baik, apabila
sama, selain itu secara skor, skor untuk sesi
orang itu menguasai keempat aspek itu dengan
listening lebih rendah dibandingkan dengan
sama baiknya (Daeng Nurjamal,dkk, 2011: 2).
reading.
Salah satu bahasa asing yang memiliki
Metode pembelajaran berarti cara yang
struktur fonetis, morfologis dan sintaksis yang
dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga
berbeda dengan bahasa Indonesia adalah bahasa
dapat diperoleh hasil yang optimal (Sugihartono,
Korea. Dengan kondisi demikian menjadi alasan
dkk, 2012:81). Metode pembelajaran memiliki
menjamurnya lembaga-lembaga pelatihan bahasa
berbagai jenisnya. Dalam konteks pembelajaran
Korea baik untuk para calon TKI, pelajar dan
bahasa asing beberapa metode yang sering
mahasiswa dan umum. Untuk wilayah Daerah
digunakan adalah seperti (1)grammar translation
Istimewa Yogyakarta sendiri dapat ditemui
method, (2)direct method, (3) metode membaca,
berbagai lembaga pelatihan bahasa Korea seperti
(4) metode struktural, (4) metode audio-lingual,
Bina Insani, LPK Sejong, LPK HanGeul, LPK
(5) metode situasional, (6) pendekatan functional-
Hakuko, Jogja Language School dan masih ada
notional, (7)metode permainan.
beberapa yang lainya. Salah satu lembaga pelatihan
bahasa
Korea
adalah
Terdapat berbagai macam jenis permainan.
lembaga
Dalam pembelajaran permainan dapat digunakan
pendidikan Bina Insani yang beralamat di Jl.
sebagai metode pembelajaran. Untuk menciptakan
Babaran No. 21 Umbulharjo Kota Yogyakarta.
suasana yang riang gembira maka permainan
Kelas pelatihan untuk calon TKI lebih ditujukan
merupakan metode yang cocok untuk digunakan.
untuk persiapan menghadapi ujian EPS-Topik
Seperti halnya pada pembelajaran bahasa asing,
yang diselenggarakan oleh pihak HRD Korea.
berbagai permainan bahasa dapat digunakan untuk
Sebagai bahasa asing, untuk mempelajari
mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan.
bahasa Korea maka perlu adanya pengembangan
Menurut Mayke Tedjasaputra (2003:10)
pembelajaran baik dari segi model, metode
ada beberapa macam permainan yang memiliki
maupun media dalam proses pembelajaran. Untuk
aturan-aturan tertentu dan tujuan tertentu pula
itu peneliti menguji efektifitas metode permainan
seperti, (1) permainan individu, (2) permainan
kooperatif untuk meningkatkan keeterampilan
beregu, (3) permainan kooperatif, (4) permainan
menyimak peserta pelatihan. Alasan pemilihan
sosial dan (5) permainan dengan aturan tertentu.
adalah karena menurut para peserta pelatihan soal
Dalam
listening/ mendengarkan adalah bagian yang
konteks
pembelajaran
bahasa
maka
Efektivitas Metode Permainan.... (Tri Mukti) 251
permainan sering disebut juga dengan permainan bahasa.
Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta
Parten
dalam
(Maresha,
2011,
51)
pelatihan bahasa Korea kelas calon TKI di
permainan kooperatif adalah permainan dalam
lembaga pendidikan Bina Insani. Jumlah peserta
kelompok yang terorgansir untuk mencapai tujuan
pelatihan 8 orang. Jumlah ini tidak memenuhi
tertentu, misalnya, untuk membuat sesuatu,
persyaratan untuk dilakukan eksperimen murni
bermain permainan formal, atau mendramatisir
sehingga metode penelitian yang digunakanadalah
situasi, satu atau dua anak mengontrol anggota
quasi eksperimen.
kelompok dan mengarahkan aktivitas. Dalam bermaian kooperatif, orang bermain antara satu dengan yang lainya dibandingkan melawan satu
Prosedur Penelitian
ini
menggunakan
instrumen
sama lain. Kerjasama adalah poin penting dalam
penelitian berupa tes dan lembar observasi. Cara
permainan kooperatif.
mendapatkan data dengan melakukan treatment
Manfaat bermain bagi orang dewasa dalam
sebanyak empat kali dimana sebelum dilakukan
situs www.helpguide.org, seperti 1) relieve stress,
treatment dilakukan pre test untuk mengukur
2) improve brain function, 3)stimulate the mind
kemampuan awal subjek penelitian dan setelah
and boost creativity, 4) stimulate the mind and
treatment
boost creativity, 5) keep you feeling young and
mengukur kemampuan akhir. Hasil kedua tes ini
energetic, 6)play helps develop and improve social
akan dikomparasikan. Untuk lembar observasi
skills.
berisi panduan pengamatan terhadap subjek Dalam penelitian ini permainan yang
subjek
diberikan
post-test
untuk
penelitian pada saat pelaksanaan treatment.
digunakan adalah permainan kooperatif yang dilakukan
secara
indoor.
Permainan
yang
dimainkan adalah whisper race, can you trust your ears, what’s missing dan I’m director.
Teknik Analisis Data Analisis
data
dalam
menggunakan
deskriptif
menggunakan
perhitungan
penelitian
ini
kuantitatif
yang
statistik
non
METODE PENELITIAN
parametric. Untuk menguji hipotesis digunakan tes
Jenis Penelitian
U-Mann Whitney karena tes tersebut dianggap
Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
sesuai oleh peneliti bila digunakan dalam penelitian yang memiliki subyek yang sedikit. Adapun
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian mulai dari Bulan September
langkah-langkah
menganalisis
data adalah (1) Mencari beda (peningkatan kemampuan
menyimak
dengan
permaianan
dan berakhir pada bulan Oktober 2016. Tempat
kooperatif) yang berarti menghitung beda antara
penelitian di Lembaga Pendidikan Bina Insani Jl.
nilai pre test dan post test pada kelompok yang
Babaran No. 21 Umbulharjo Kota Yogyakarta.
bersangkutan, (2) Membuktikan hipotesis kerja
252 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
perkembangan masyarakat dan kebutuhan pasar
adalah statistik non parametrik dengan alasan
kerja.
jumlh subjek yang sedikit. Pengujian hipotesis pada
penelitian
ini
menggunakan
U-Mann
Whitney dengan rumus sebagai berikut: 𝑈 = 𝑛1. 𝑛2 +
Pada kelas reguler 22 ada 8 orang peserta yang mengikuti treatment dari peneliti. Kedepalan peserta tersebut memiliki latar belakang yang
𝑛1(𝑛1 + 1) − 𝑅1 2
berbeda-beda sebagian besar merupakan karyawan yang bekerja. Pada saat pembelajaran kelas ini
Keterangan:
juga menggunakan sistem moving class sehingga
n1: jumlah subyek sebelum dilakukan treatment n2: jumlah subyek setelah dilakukan treatment
peserta belajar tidak menetap pada satu ruang kelas saja namun berpindah-pindah.
R1: rangking sebelum dilakukan treatment R2: rangking setelah dilakukan treatment
Kemampuan Awal(Pre-test)
Metode untuk menentukan signifikansi harga U tergantung pada n2.Karena dalam penelitian ini n2 adalah 8 maka untuk menentukan harga observasi untuk U digunakan tabel J
Rata-rata kemampuan pesera pelatihan dalam pemahaman materi menyimak kata dan kalimat bahasa Korea masih cukup baik. Pada pembelajaran pelatihan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sebelumnya
menggunakan
dimana metode
peserta
drill
test
menjadikan peserta pelatihan terbiasa untuk mengerjakan soal. Pada saat pelaksanaan pre-test
Deskripsi Seting dan Subjek Penelitian Lembaga merupakan
pendidikan
lembaga
pelatihan
Bina
peserta pelatihan mampu mengerjakan soal untuk Insani
keterampilan.
Lembaga Bina Insani berlokasi di jl. Babaran no. 21, Batikan Umbulharjo Yogyakarta. Lembaga Bina Insani memiliki beberapa program unggulan seperti (1) english conversation, (2) persiapan magang Jepang, (3) diklat bahasa Korea untuk CTKI, (4) kursus/ diklat komputer dan bahasa asing untuk instansi/ sekolah. Dengan
ruang kelas terkoneksi internet, hotspot area, meja kursi
belajar
ergonomik,
(komputer-audiovisual-bahasa),
dengan baik. Namun pada saat dihadapkan pada bentuk soal yang berbeda peserta pelatihan banyak mengalami kesulitan dan berbuat kesalahan. Peserta pelatihan juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan
kembali
apa
yang
sudah
disimaknya, sebagian besar peserta pelatihan masih sekedar menghafal tanpa memahami
dukungan sarana pembelajaran
yang lengkap seperti: ruang kelas ber-AC, semua
dan
pengenalan kata dan kalimat dalam bahasa Korea
laboratorium perpustakaan,
mushola dan tersedianya tenaga pengajar yang berkualifikasi S-1 dan S-2 serta penekanan pada pengembangan kurikulum dan silabus sesuai
kembali maknanya. Berikut merupakan tabel dan grafik histogram penelitian:
data
kemampuan
awal
subjek
Efektivitas Metode Permainan.... (Tri Mukti) 253
Tabel 1. Kemampuan Awal Menyimak Bahasa
menyimak bahasa Korea kelas calon TKI
Korea
Lembaga Pendidikan Bina Insani Yogyakarta Seperti
hasil
penelitian
yang
sudah
Nama Sebjek
Hasil Tes(%)
Predikat
R
43,3 %
Sangat Rendah
Rf
50 %
Sangat Rendah
OA
86,6 %
Sangat Baik
D
50 %
Sangat Rendah
S
60 %
Cukup
Korea. Penggunaan permainan kooperatif dibagi
SW
60 %
Cukup
atas empat treatment yaitu treatment I dengan
Sp
70 %
Cukup
permainan can you trust your ears, treatment II
P
73,3 %
Cukup
dipaparkan
diatas
permainan
kooperatif
dalam
membantu
meningkatkan keterampilan menyimak bahasa
IIIdengan upaya memperjelas data tersebut akan disajikan grafik yang mencakup kemampuan awal(pre-test) peserta pelatihan sebelum diberikan Treatment permainan
penggunaan
dengan permainan whisper race, treatment
Setelah melihat tabel di atas, maka sebagai
dengan
mengenai
kooperatif.
100%
permainan
what’s
missing
dan
Treatment IV dengan permainan I am the Director. Pada saat pelaksanaan treatment pesert pelatihan antusias dan bersemangat dalam melakukan pembelajaran
menggunakan
kooperatif.Suasana
ruang
permainan
kelas
pada
saat
pelaksaan treatment riang gembira.Baik secara
90% 80%
individu maupun kelompok peserta pelatihan
70%
melakukan tugasnya dengan sangat baik.
60% 50%
Pada saat
40%
peneliti
memberikan soal
30%
evaluasi treatment, peserta pelatihan mengerjakan
20% 10%
dengan baik poin terendah yang didapatkan
0% Subjek R Subjek Rf Subjek OA Subjek D Subjek S Subjek SW Subjek Sp Subjek P
peserta pelatihan pada saat evaluasi treatment Gambar 2. Grafik Kemampuan Awal Menyimak Bahasa Korea (pre-test)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kemampuan awal setiap peserta pelatihan berbedabeda. Dari 8 peserta pelatihan subjek OA menunjukan
bahwa
subjek
OA
memiliki
adalah 80%.Hal ini menunjukan bahwa peserta pelatihan telah menguasai materi mengenali kata dan kalimat dalam bahasa Korea. Tabel 2. Skor Kemampuan Penguasaan Materi Subjek Selama Treatment Subjek
T1
T2
T3
T4
kemampuan yang lebih baik dibanding dengan
Jumlah
Rata-rata
Skor
Skor
rekan-rekanya yaitu sebesar 86,6% terpaut 43,3
R
80
80
100
800
340
85
dengan subjek R yang memiliki kemampuan awal
Rf
100
100
100
80
380
95
paling rendah diatara rekan-rekannya.
OA
100
100
100
100
400
100
D
80
100
100
100
380
95
S
80
80
80
80
320
80
SW
80
100
80
80
340
85
Sp
80
80
100
100
360
90
P
100
100
100
100
400
100
Penggunaan Permainan Kooperatif dalam membantu
meningkatkan
keterampilan
254 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat dan
peserta pelatihan mengalami peningkatan yang
diketahui bahwa tingkat kemampuan penguasaan
cukup baik dalam jenis soal ini.Namun beberapa
peserta pelatihan di setiap materi yang diberikan
peserta
oleh peneliti berbeda-beda, namun rata-rata skor
menuliskan kembali pesan yang telah disimaknya.
dari hasil semua evaluasi tiap anak menunjukan
Tabel 3. Data Kemampuan Akhir Subjek
pelatihan
masih
kesulitan
bahwa terdapat peningkatan pada kemampuan
Nama Subjek
Hasil Tes(%)
Predikat
pemahaman materi yang sudah diberikan kepada
R
66,6%
Cukup
Rf
60%
Cukup
OA
96,6%
Sangat Baik
D
70%
Cukup
S
70%
Cukup
SW
80%
Baik
Sp
73,3%
Cukup
P
93,3
Sangat Baik
peserta pelatian
Data Hasil Observasi Berdasarkan uraian keterangan dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung dengan permainan kooperatif
ini
sangat
memudahkan
peserta Tabel
pelatihan dalam pembelajaran menyimak Pembelajaran
melalui
permainan
ini
terbukti dapat merangsang motivasi peserta pelatihan dalam kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyimak bahasa Korea
khususnya
dalam
materi
dalam
mengenali
di
atas
menunjukan
bahwa
kemampuan akhir peserta pelatihan lebih baik dari kemampuan awal. Ada satu peserta pelatihan yang mendapat skor hampir sempurna yaitu subjek OA dengan
prosentase
96,6%.
Sebagai
upaya
memperjelas data di atas maka di bawah ini disajikan grafik kemampuan akhir (post-test)
penyebutan bunyi kata dan kalimat.
120% 100%
Kemampuan Akhir Rata-rata
kemampuan
akhir
peserta
80% 60%
pelatihan dalam pemahaman materi menyimak 40%
kata dan kalimat bahasa Korea baik. Dibandingkan 20%
dengan hasil pre-test yang sebelumnya sudah dilaksanakan, semua peserta pelatihan mengalami
0% Subjek R Subjek Rf Subjek OA Subjek D Subjek S
Subjek Subjek Sp Subjek P SW
peningkatan. Peningkatan paling sedikit adalah
Gambar 4. Grafik Kemampuan Akhir Menyimak Bahasa Korea (Post-test)
3,33% dan peningkatan terbesar adalah sebanyak
Dari tabel dan grafik diatas dibandingkan
23,3%. Sama seperti pada saat pelaksanaan pre-
dengan hasil pre-test maka terjadi peningkantan di
test, pada pelaksanaan post-test peserta pelatihan
masing-masing
mampu mengerjakan soal pilihan jawaban dengan
signifikan terjadi pada subjek R naik 23,3%.
sangat baik.Peningkatan juga ditunjukan oleh
Sedangkan peningkatan hasil pembelajran paling
peserta pelatihan pada jenis soal menuliskan
rendah terjadi pad subjek S yang hanya nai 3,33%.
kembali kata atau kalimat yang disimaknya.Semua
subjek.
peningkatan
paling
Efektivitas Metode Permainan.... (Tri Mukti) 255
Selain
itu
subjek
OA
juga
menunjukan
P
73,3%
11
93,3%
15
R1=48
peningkatan yang cukup baik.
R2=88
Menghitung harga U
UJI HIPOTESIS Sebagai upaya memperjelas data hasil skor pre-test dan skor post-tes di atas maka di bawah
𝑈 = 𝑛1. 𝑛2 +
= 8.8+
ini disajikan grafik peningkatan keterampilan
𝑛1(𝑛1 + 1) − 𝑅1 2
8(8+1) 2
48
= 52 (harga U paling besar)
menyimak bahasa Korea.
𝑈 = 𝑛1. 𝑛2 +
120.0%
100.0%
= 8.8+
80.0% 60.0%
Pre-Test
40.0%
Post-Test
20.0%
𝑛1(𝑛1 + 1) − 𝑅2 2
8(8+1) -88 2
= 12 (harga U sesungguhnya) Menentukan nilai U yaitu dari nilai U1 dan U2 yang terkecil atau dengan rumus
0.0%
U= n1.n2-u1
Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek R Rf OA D S SW Sp P
Maka U=8.8-52
Gambar 4. Grafik keterampilan menyimak
=12
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil pembelajaran dari
Tabel 5.
masing-maing subjek. Tidak ditemui adanya
No
penurunan hasil pembelajaran pada subjek. Ratarata hasil post-test setelah dilakukan treatment adalah 76,22 meningkat dari rata-rata hasil pre-test
1.
2.
Sub
Hasil Pre Test
Hasil Post Test
Pening
jek
Skor
Kriteria
Skor
Kriteria
katan
R
43,3
Sangat
66,6
Cukup
23,3%
%
Rendah
%
50%
Sangat
60%
Cukup
10%
10%
Rf
sebelumnya yaitu 61,66.
Rendah
Untuk menguji hipotesis seperti di atas
3.
OA
dapat menggunakan statistik non parametrik dengan uji hipotesis U-Mann Whitney dari Sidney
4.
D
86,6
Sangat
96,6
Sangat
%
Baik
%
Baik
50%
Sangat
70%
Cukup
20%
Rendah
Siegel. Adapun cara menghitungnya adalah
5.
S
60%
Cukup
70%
Cukup
10%
sebagai berikut:
6.
SW
60%
Cukup
80%
Baik
20%
Tabel 4. Perhitungan Skor Pre-test dan Skor Post Test
7.
Sp
70%
Cukup
73,3
Cukup
3,3%
93,3
Sangat
20%
%
Baik
Subjek
Skor
Rangking
Pre-test
Skor
%
Rangking 8.
Post-test
R
43,3%
1
66,6%
7
Rf
50%
2
60%
6
OA
86,6%
14
96,6%
16
D
50%
3
70%
9
S
60%
4
70%
10
SW
60%
5
80%
13
Sp
70%
8
73,3%
12
P
73,3 %
Cukup
Setelah harga U diperoleh maka ditetapkan signifikansi α= 0,05, α tabel yang diperoleh dari tabel = 13 penunjukan harga U observasi yang ditunjukan dalam harga U observasi atau p terbesar 13 angka tersebut bermakna harga p lebih
256 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
kecil dari α = 0,05 dengan demikian Ho ditolak, ini
dapat diterapkan pada pembelajaran orang dewasa.
berarti
Selain
permainan
kooperatif
efektif
untuk
dapat
menciptakan
yang
juga
dapat
meningkatkan ketermapilan menyimak peserta
menyenangkan
pelatihan bahasa Korea.
meningkatkan kemampuan otak dan memori dari
Manfaat bermain bagi orang dewasa juga dijabarkan
dalam
situs
dan
suasana
interaktif
peserta pelatihan.
www.helpguide.org,
seperti 1) relieve stress, 2) improve brain function,
SIMPULAN DAN SARAN
3)stimulate the mind and boost creativity, 4) stimulate the mind and boost creativity, 5) keep you feeling young and energetic, 6)play helps develop and improve social skills.
kooperatif
berpengaruh
Pelaksanaan menggunakan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa permainan
SIMPULAN
menunjukan
pembelajaran
metode
permainan
pengaruh
pada
dengan kooperatif
pembelajaran
terhadap
menyimak kata dan kalimat bahasa Korea kelas
keterampilan menyimak bahasa Korea. Hal ini
calon TKI. Peserta pelatihan bahasa Korea
dikarenakan manfaat bermain untuk orang dewasa
menunjukan adanya peningkatan keterampilan
seperti relieve stress dan membuat tertawa
menyimak kata dan kalimat bahasa Korea.
menjadikan peserta pelatihan lebih tenang dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
tidak merasa tertekan pada saat mengerjakan post
diperoleh, proses analisa serta pembahasan, dapat
test. Kondisi ini berbeda pada saat mengerjakan
disimpulkan bahwa metode permainan kooperatif
pre test sebelum dilakukan treatment. Hasil rata-
efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan
rata post test sebesar 76,22 lebih tinggi dari rata-
menyimak peserta pelatihan bahasa Korea kelas
rata hasil pre-test sebelumnya yaitu 61,66.
calon TKI di lembaga pendidikan Bina Insani
Hasil data observasi juga menunjukan
Yogyakarta.
Hal
ini
ditunjukan
dengan
bahwa antusias para peserta pelatihan terhadap
peningkatan hasil post-test setelah pemberian
permainan cukup tinggi. Kegiatan permainan ini
treatment permainan-permainan kooperatif. Rata-
dapat menambah minat dan motivasi peserta
rata hasil post-test setelah dilakukan treatment
pelatihan dalam pembelajaran. Suasana juga
adalah 76,22 meningkat dari rata-rata hasil pre-test
menjadi lebih aktif dan riang gembira, hal ini
sebelumnya yaitu 61,66. Selain itu dari uji
sesuai
hipotesis dimana nilai U adalah 12 menunjukan
dengan
manfaat
permainan
dimana
permainan dapat membuat orang lebih senang dan
bahwa menerima Ha dan menolak Ho.
dalam konteks pembelajaran dapat meciptakan suasana kelas yang riang gembira dan interaktif antara rekan-rekanya dan pengajar. Penelitian ini juga mendukung bahwa
IMPLIKASI Penelitian ini merupakan peneitian yang menggunakan
metode
metode
penelitian
metode permainan tidak hanya cocok digunakan
kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen.
untuk pembelajaran anak-anak akan tetapi juga
Desain yang digunakan dalam penelitian ini One
Efektivitas Metode Permainan.... (Tri Mukti) 257
Grup Pre-test Post-test Desain. Penelitian ini
Peserta pelatihan diharapkan lebih
beruasaha mendeskripsikan upaya peningkatan
terlibat aktif dalam pembelajaran bahasa Korea
keterampilan menyima bahasa Korea pada peserta
dalam
pelatihan kelas calon TKI di Lembaga Pendidikan
sehingga selain mendapatkan kesenangan juga
Bina Insani Yogyakarta. Implikasi dari penelitian
mendapatkan ilmu dan dapat mencapai tujuan
ini adalah:
pembelajaran yang diharapkan.
1. Terdapat variasi pembelajaran khususnya pada
kegiatan
pembelajaran
menyimak,
4. Bagi Peneliti Berikutnya
materi menyimak kata dan kalimat
Penelitian terhadap metode permainan
2. Terdapat perubahan proses belajar mengajar
kooperatif disarankan untuk dilanjutkan pada
yang monoton menjadi lebih menyenangkan
kajian yang lebih luas, misalkan dengan
dengan permainan kooperatif
memasukan semua kriteria tes EPS Topik bagi
3. Suswa menjadi lebih aktif dan partisipatif
peserta pelatihan bahasa kelas calon TKI.
dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung 4. Guru dapat mengatasi hambatan belajar pada
anak,
khususnya
dalam
keterampilan
DAFTAR PUSTAKA Dardjowidjojo, Soenjono.(2012).Psikolinguistik:
menyimak kata dan kalimat bahasa Korea
Pengantar
pemahaman
dengan variasi pembelajaran kooperatif.
Manusia.Jakarta:
Bahasa
Yayasan
Pustaka
Obor Indonesia REKOMENDASI
Daeng
Nurjamal,
dkk.(2011).
Terampil
Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan
Berbahasa: Menyusun Karya Tulis
penelitian ini adalah
Akademik,
1. Bagi Tentor/ Guru Tentor/
Memandu
Moderator), guru
diharapkan
dapat
menggunakan permainan kooperatif sebagai
dan
Acara
Menulis
(MCSurat.
Bandung: Alfabeta Ghazali,
Syukur.(2013).Pembelajaran
metode pembelajaran bahasa Korea dengan
Keterampilan
lingkup materi yang lebih luas. Misalnya pada
pendekatan
materi menyimak percakapan dan cerita.
interaktif.Bandung:PT Refika Aditama
2. Bagi Lembaga
Iskandar
Lembaga diharapkan dapat memberikan
Berbahasa
dengan
komunikatif-
wassid
&
Dadang
Sunendar.(2013).Strategi
pelatihan terhadap tentor/ guru tentang metode
Pembelajaran Berbahasa.Bandung:PT
pembelajaran
Remaja Rosdakarya
dengan
berbagai
macam
permainan kooperatif yang dapat disesuaikan dengan kompetensi dalam pembelajaran bahasa Korea. 3. Bagi Peserta Pelatihan
Sugiyono.(2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitif dan R&D.Bandung:Alfabeta Maresha, Oktafi Dessy.(2011).Skripsi.Keefektifan Permainan
Kooperatif
Dalam
Meningkatkan
Keterampilan
Sosial
258 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017
Anak
Prasekolah
di
TK
Kemala
Bhayangkari 81 Magelang. Semarang: Universitas Negeri Semarang Brandenburger, Adam.(2007).Jurnal.Cooperative Game Theory:Characteristic fuctions, Allocations, Marginal Contribution.Version 01/04/07. Sumber: http://www.uib.cat http://info-menarik.net/Belajar Untuk
Bahasa
Pemula
Korea
Pengenalan
Hangeul.htm (30 April 2016) http://eps.hrdkorea.or.kr/epstopik/abot/exam/sele ctTopikDesc.do?lang=en http://hangguk.com/PROSEDUR DAN BIAYA UNTUK
BEKERJA
SELATAN.htm
DI
KOREA