FORMULASI SEDIAAN LIPBALM MINYAK BUNGA KENANGA (Cananga Oil ) SEBAGAI EMOLIEN Hestiary Ratih1 Titta Hartyana1, Ratna Cahaya Puri1 1 Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi
[email protected] ABSTRAK
Minyak bunga kenanga (Cananga Oil) banyak dipakai untuk bahan baku industri parfum, kosmetika, sabun, dan sebagai emolien. Minyak bunga kenanga juga bisa dimanfaatkan untuk perawatan kulit karena mengandung vitamin E, kandungan tersebut dapat meremajakan kulit, menjaga kelembaban dan juga kelenturan kulit. Salah satu pemanfaatan minyak kenanga adalah dalam bentuk sediaan lipbalm. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai guna minyak bunga kenanga sebagai bahan alam dalam pembuatan sediaan kosmetik. Formulasi sediaan lipbalm minyak kenanga menggunakan basis oleum cacao dan PEG. Konsentrasi minyak bunga kenanga (Cananga oil) yang digunakan dalam sediaan lipbalm berturut-turut adalah 0% (F0), 5% (F1), 15% (F2) untuk basis oleum cacao dan 0% (G0), 5% (G1), 15% (G2) untuk basis PEG (4000:400). Pembuatan sediaan lipbalm dibuat dengan metode peleburan yaitu masing masing basis dileburkan pada suhu leburnya dan dilanjutkan dengan penambahan eksipien lainnya. Pengujian sediaan lipbalm yang dilakukan meliputi pengujian stabilitas, keamanan, dan efektifitas. Untuk menguji stabilitas sediaan lipbalm maka dilakukan pengamatan yang meliputi perubahan bentuk, bau, dan warna. Hasil menunjukkan tidak terjadi perubahan bentuk, bau, warna. Pada pengujian keamanan dilakukan uji iritasi dan hasil menunjukkan bahwa sediaan tidak menimbulkan iritasi. Pengujian efektifitas seluruh formula terhadap responden dilakukan dengan menggunakan bantuan alat skin analyzer. Hasil uji statistik untuk kelembaban, formula basis oleum cacao 15% (F2) memberikan perubahan paling baik terhadap skala kelembaban dan kandungan minyak, formula basis PEG (4000:400) 5% (G1) sudah dapat memberikan perubahan baik terhadap skala kelembutan dari tekstur kulit. Dari penelitian yang telah dilakukan, disarankan mengkombinasikan minyak bunga kenanga dengan bahan lain yang memiliki aktifitas yang sama untuk pelembab bibir dan tidak menimbulkan iritasi kulit agar konsentrasi minyak bunga kenanga yang digunakan bisa lebih kecil, karena penggunaan konsentrasi minyak sebesar 15% baunya sangat menyengat. Juga dilakukan pengembangan formulasi dengan penambahan pewarna yang dapat memberikan penampilan fisik sediaan yang lebih menarik. Kata kunci : Emolien, minyak bunga kenanga, lipbalm PENDAHULUAN
Minyak bunga kenanga (Cananga oil)juga bisa
Minyak bunga kenanga (Cananga Oil) banyak dipakai untuk bahan baku industri parfum, kosmetika,
sabun,
dan sebagai
emolien.
Emolien termasuk pelembab yang berfungsi
dimanfaatkan untuk perawatan kulit karena mengandung vitamin E, kandungan tersebut dapat meremajakan kulit, menjaga kelembaban dan juga kelenturan kulit.
untuk mempertahankan hidrasi, merehidrasi
Pemanfaatan minyak kenanga sebagai emolien
kulit dan mencegah penguapan air dari kulit
dapat digunakan langsung dalam bentuk
dengan
minyak bunga kenanga. Tetapi pemakaian
membentuk
lapisan
pelindung,
sehingga membantu sifat pelembutan kulit.
minyak
kenanga
secara
langsung
dapat
menimbulkan rasa lengket pada kulit dan
konsentrasi minyak bunga kenanga (Cananga
kurang disenangi oleh pasien. Oleh karena itu
oil) berturut-turut adalah 0% (G0), 5% (G1),
pada penelitian dibuat minyak bunga kenanga
15% (G2). (Tabel 1 & 2). Penelitian ini
(Cananga oil) dalam bentuk sediaan lipbalm
bertujuan untuk meningkatkan nilai guna
yang berfungsi sebagai pelembab dan juga
minyak bunga kenanga sebagai bahan alam
sebagai aromaterapi pada sediaan lipbalm.
dalam pembuatan sediaan kosmetik.
Lipbalm atau salep bibir adalah lilin substansi
Tabel 1 : Formula Lipbalm dengan Basis Oleum Cacao
dioleskan pada bibir dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah
Bahan
kering dan pecah-pecah. Biasanya lipbalm
Minyak Bunga Kenanga Gliserin Cera Alba Cera Flava Nipagin Nipasol BHT Oleum Cacao
digunakan untuk bibir yang membutuhkan proteksi,
umpamanya
pada
keadaan
kelembaban udara yang rendah atau karena suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa bibir. Lipbalm sering mengandung beeswax atau lilin karnauba, kapur barus, setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum, dan bahan-bahan
F0(%b/b)
F1(%b/b)
F2(%b/b)
-
5
15
5
5
5
10
10
10
12
12
12
0,18 0,02 0,05
0,18 0,02 0,05
0,18 0,02 0,05
ad 100
ad 100
ad 100
lainnya. Lipbalm merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis lipstik, namun tanpa warna, sehingga terlihat transparan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai guna minyak bunga kenanga sebagai bahan alam dalam pembuatan sediaan kosmetik. METODOLOGI Sediaan
lipbalm
dibuat
masing-masing
menggunakan dua basis yaitu oleum cacao dan PEG. Selanjutnya dilakukan pengembangan formulasi sedian lipbalm yang mengandung
Tabel 2 : Formula Lipbalm dengan Basis PEG Bahan Minyak Bunga Kenanga Gliserin Cera Alba Cera Flava Nipagin Nipasol BHT PEG 4000 : 400
G0(%b/b) G1(%b/b) G2(%b/b) -
5
15
5
5
5
5
5
5
6
6
6
0,18 0,02 0,05
0,18 0,02 0,05
0,18 0,02 0,05
ad 100
ad 100
ad 100
minyak bunga kenanga (Cananga oil) dengan berbagai konsentrasi. Untuk basis oleum cacao
Basis dilelehkan di atas penangas air. Basis
(F) dengan konsentrasi minyak bunga kenanga
lemak coklat dilelehkan pada suhu lelehnya
(Cananga oil) berturut-turut adalah 0% (F0),
yaitu sekitar 31-34oC, kemudian dimasukkan
5% (F1), 15% (F2) dan basis PEG (G) dengan
lemak coklat sedikit demi sedikit sambil
diaduk kuat sampai seluruh lemak coklat
hasil pemeriksaan berat jenis minyak bunga
meleleh sempurna. Basis PEG 4000 dilelehkan
kenanga adalah 0,911. Pemeriksaan kadar air
o
pada suhu lelehnya yaitu sekitar 50-58 C.Cera
minyak bunga kenanga dilakukan dengan
alba dan cera flava dilelehkan pada suhu
tujuan untuk memberikan batasan minimal
o
lelehnya yaitu sekitar 62-64 C, kemudian
kandungan
dimasukkan ke dalam lelehan basis tersebut.
terkandung dalam minyak bunga kenanga.
Nipagin, nipasol, BHT dan gliserin dimasukan
Adanya kandungan air dalam minyak bunga
ke dalam lelehan basis sambil terus diaduk. Minyak bunga kenanga dimasukkan terakhir setelah suhu tidak terlalu panas sambil diaduk. Setelah itu dimasukan ke dalam cetakan yang telah diolesi dengan gliserin lalu dibiarkan pada suhu ruangan sampai membeku.
air
yang
dipebolehkan
kenanga yang melebihi batasan minimum, menyebabkan
adanya
kemungkinan
kerusakan minyak bunga kenanga tersebut. Salah
satunya
mikroorganisme,
dapat
disebabkan
karena
air
oleh
merupakan
media potensial bagi mikroba untuk hidup. Sediaan lipbalm kemudian diuji stabilitas fisik
Hasil penelitian menunjukkan kadar air
yang
organoleptis,
minyak bunga kenanga yaitu 2,942 %.
homogenitas, suhu lebur, keamanan sediaan
Penetapan indeks bias dari minyak bunga
serta uji efektifitas sediaan terhadap kulit
kenanga dilakukan dengan tujuan untuk
dengan menggunakan alat skin analyzer.
menentukan kemurnian cairan berdasarkan
Dilanjutkan dengan pengujian kenyamanan
pembiasan sehingga dapat digunakan untuk
meliputi
sediaan kepada
pemeriksaan
sukarelawan
melalui uji
penerimaan sukarelawan.
mengukur kemurnian dari minyak-minyak menguap.
kenanga diawali
dengan
yang
diperoleh
pemeriksaan
minyak bunga kenanga (Cananga oil) yang meliputi pemeriksaan organoleptis (warna,
adalah
1,499.
Hasil
penetapan kadar air, dan penetapan indeks bias.
Pemeriksaan berat jenis minyak bunga kenanga dilakukan dengan tujuan untuk berat
volume
minyak
bunga kenanga pada suhu 250C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama,
dari
pemeriksaan bahan aktif minyak bunga kenanga ini sudah sesuai dengan literatur dari minyak bunga kenanga.
bau, kelarutan), penetapan berat jenis,
membandingkan
dari
pengukuran indeks bias untuk minyak bunga
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
Hasil
Tabel 3 : Penentuan Karakteristik Minyak Bunga Kenanga Pemeriksaan Warna Bau Kelarutan Berat Jenis Indeks Bias Kadar Air
Hasil Kuning tua Berbau menyengat Larut dalam etanol 0,911(*) 1,499 2,942 %
Basis yang digunakan dalam pembuatan
suhu lebur, diketahui bahwa suhu lebur
sediaan lipbalm minyak bunga kenanga adalah
lipbalm minyak bunga kenanga basis oleum
basis oleum cacao dan basis PEG (4000:400).
cacao berkisar antara 52-600C, suhu lebur
Basis oleum cacao digunakan karena memiliki
basis PEG berkisar 54-59oC. Hasil tersebut
titik leleh yang sama dengan suhu tubuh
telah
sehingga
lipbalm berdasarkan SNI 16-5769-1998 yaitu
mudah
dioleskan
dan
dapat
membentuk lapisan yang halus. Basis PEG
memenuhi
persyaratan
suhu
lebur
50-700C.
digunakan dengan mengkombinasikan PEG 4000 dan PEG 400 dengan perbandingan 30:70% b/b. PEG 400 ditambahkan untuk membantu menurunkan titik lebur dari PEG 4000 sehingga kombinasi PEG 4000 dan PEG 400 dapat digunakan sebagai basis dengan titik lebur PEG yang sesuai dengan persyaratan yaitu 50-580C. Basis ini memiliki beberapa keuntungan karena sifatnya yang inert, tidak mudah
terhidrolisis,
tidak
membantu
pertumbuhan jamur dan dapat dikombinasikan sehingga
didapatkan
suatu
basis
yang
Pada pengujian keamanan sediaan, digunakan metode uji tempel terbuka (patch test) terhadap 30 sukarelawan yang dilakukan selama tiga kali sehari berturut-turut selama tiga hari dengan menggunakan sediaan lipbalm yang memiliki konsentrasi sesuai dengan sediaan yang akan dipakai selanjutnya pada pengujian dioleskan
efektifitas pada
sediaan.
punggung
Lipbalm
tangan
kanan
sukarelawan pada luas tertentu dan punggung tangan kiri digunakan sebagai pembanding (tanpa pengolesan sediaan). Parameter yang
dikehendaki.
diamati pada pengujian ini adalah timbulnya Sedian lipbalm yang telah jadi, dievaluasi
respon kulit pada punggung tangan kanan
selama 28 hari yang meliputi pengamatan
berupa iritasi atau alergi terhadap sediaan yang
organoleptis
bentuk),
dipakai. Berdasarkan pengujian yang telah
homogenitas, pengujian suhu lebur, pengujian
dilakukan menunjukan bahwa sediaan aman
keamanan, efektifitas terhadap kulit, serta
digunakan oleh sukarelawan untuk pengujian
pengujian
pada tahapan selanjutnya.
sukarelawan
(warna,
kenyamanan melalui
bau,
sediaan uji
kepada
penerimaan
sukarelawan yang meliputi uji kesukaan. Hasil evaluasi organoleptis menunjukkan bahwa sediaan lipbalm basis oleum cacao berwarna kuning muda, pada basis PEG berwarna putih, keduanya memiliki tekstur yang lembut ketika dioleskan, tidak berbau tengik, memiliki bentuk yang tetap selama penyimpanan, dan bila dilihat dibawah mikroskop tetap homogen selama 28 hari penyimpanan. Pada pengujian
Pengujian
selanjutnya
adalah
pengujian
efektifitas sediaan yang dilakukan terhadap 30 sukarelawan dengan menggunakan alat skin analyzer. Pengujian dengan membandingkan keadaan kulit sebelum dan sesudah pemakaian sediaan dengan nilai parameter kelembabab (moist), kandungan minyak (oil), dan tekstur kulit (rough/soft). Hasil pengujian diolah dengan menggunakan uji T-berpasangan untuk nilai keadaan kulit sebelum dan sesudah
pemakaian sediaan. Uji T-berpasangan ini dibantu dengan perangkat lunak SPSS 16 for window dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil menunjukkan minyak bunga
TABEL 5 : Nilai Signifikansi Hasil Uji TBerpasangan terhadap Efektifitas Kelembaban Sediaan Lipbalm Minyak Bunga Kenanga terhadap kulit dengan Alat Skin Analyzer
kenanga dengan konsentrasi 0%, 5%, 15% mempunyai varian yang berbeda dalam tiap
Formula
Signifikan
parameter pengukuran. Formula dengan basis
F0 – F0S
0,178
oleum cacao menunjukkan nilai parameter
F1 – F1S
0,374
kelembaban (moist) dan kandungan minyak
F2 – F2S
0,003*
(oil)
bunga
G0 – G0S
0,099
kenanga 15% (F2), sementara formula dengan
G1 – G1S
0,070
basis PEG (4000:400) menunjukkan nilai
G2 – G2S
0,099
dengan
konsentrasi
minyak
parameter tekstur kulit (rough/soft) dengan konsentrasi minyak bunga kenanga 5% (G1). Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sediaan lipbalm minyak bunga kenanga baru terlihat memberikan efektifitas yang bermakna untuk melembabkan kulit bibir,
TABEL 6 : Nilai Signifikansi Hasil Uji TBerpasangan terhadap Efektifitas Kandungan Minyak Sediaan Lipbalm Minyak Bunga Kenanga terhadap kulit dengan Alat Skin Analyzer
yaitu pada formula basis oleum cacao dengan
Formula
Signifikan
konsentrasi minyak bunga kenanga 15% (F2).
F0 – F0S
0,178
F1 – F1S
0,374
F2 – F2S
0,033*
G0 – G0S
0,070
G1 – G1S
0,099
G2 – G2S
0,374
Hal ini juga menunjukkan bahwa basis oleum cacao lebih baik bila dibandingkan dengan basis PEG, karena oleum cacao mengandung minyak
lemak,
sehingga
dalam
sediaan
lipbalm minyak bunga kenanga kandungan lembabnya lebih tahan lama dan tidak mudah mengering.
Tabel 7 : Nilai Signifikansi Hasil Uji TBerpasangan terhadap Efektifitas Kelembutan Sediaan Lipbalm Minyak Bunga Kenanga terhadap kulit dengan Alat Skin Analyzer Formula
Signifikan
F0 – F0S
0,178
F1 – F1S
0,208
F2 – F2S
0.070
G0 – G0S
0,070
G1 – G1S
0,016*
G2 – G2S
0,034*
bunga kenanga adalah 0%, 5%, 15% dengan basis oleum cacao dan basis PEG (4000:400). Selama pengujian sediaan lipbalm minyak bunga kenanga tidak mengalami perubahan bentuk, bau, warna dan tidak menimbulkan
terhadap formula sediaan lipbalm minyak bunga kenanga (Cananga oil), berdasarkan mengenai
tingkat
kesukaan terhadap masing-masing formula menggunakan metode angket. Angket ini diberikan kepada 15 sukarelawan dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil statistik uji penerimaan sukarelawan terhadap sediaan lipbalm dengan basis oleum cacao dan basis PEG (4000:400) dengan konsentrasi minyak bunga kenanga berturut-turut adalah 0%, 5%, dan 15%, mempunyai varian yang berbeda dalam uji penerimaan sukarelawan. Urutan tingkat kesukaan sukarelawan terhadap sediaan lipbalm minyak bunga kenanga dari yang paling disukai sampai tidak disukai berturut-turut
adalah
SIMPULAN
digunakan dalam sediaan lipbalm minyak
Pengujian penerimaan sukarelawan dilakukan
sukarelawan
setelah penggunaan.
Konsentrasi minyak bunga kenanga yang
Keterangan : *) = Berbeda secara nyata Signifikan = P < 0,05 berbeda secara nyata = P > 0,05 tidak berbeda secara nyata F0, F1, F2, G0, G1,G2 = Sebelum pemakaian sediaan F0S, F1S, F2S, G0S, G1S, G2S = Setelah pemakaian sediaan
pendapat
rata kesukaan yang diperoleh dari uji kesukaan
G1,G2,F2,F1,G0,F0.
Urutan ini ditentukan berdasarkan nilai rata-
iritasi. Pengujian efektifitas seluruh formula terhadap
responden
dilakukan
dengan
menggunakan bantuan alat skin analyzer. Dari hasil uji statistik untuk kelembaban, formula basis oelum cacao 15% (F2) memberikan perubahan
paling
baik
terhadap
skala
kelembaban dan kandungan minyak. Untuk tekstur kulit (kelembutan/kekasaran), formula basis PEG (4000:400) 5% (G1) sudah dapat memberikan perubahan baik terhadap skala kelembutan dari tekstur kulit. Dari kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa basis oleum cacao lebih baik bila dibandingkan dengan basis PEG karena oleum cacao mengandung minyak
lemak,
sehingga
dalam
sediaan
lipbalm minyak bunga kenanga kandungan lembabnya lebih tahan lama tidak mudah mengering. sukarelawan
Hasil
dari
terhadap
uji
penerimaan
sediaan
lipbalm
menunjukkan bahwa sediaan yang disukai adalah formula basis PEG (4000:400) hal ini dikarenakan basis PEG memikili tekstur yang lebih halus dan wangi yang tidak menyengat bila dibandingkan dengan basis oleum cacao.
SARAN Dari
penelitian
yang
telah
7
Manan El., Buku Lengkap Kecantikan Untuk Sehari-hari, Penerbit Buku Biru, Jogyakarta. 2010.
8
Wasitaadmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, UI Press. Jakarta, 1997, 111-113, 125-126.
9
Agustina, Rina., Formulasi Sediaan Pelembab Bibir (Lip Balm) dengan Lendir Daun Lidah Buaya (Aloe vera Linn.), Skripsi Jurusan Farmasi F MIPA Universitas Padjadjaran, Jatinangor, 2005, 1925.
dilakukan,
disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan minyak bunga kenanga
(Cananga
oil)
sebagai
sediaan
lipbalm dengan mengkombinasikan minyak bunga kenanga dengan bahan lain yang memiliki aktifitas yang sama untuk pelembab bibir dan tidak menimbulkan iritasi kulit agar konsentrasi minyak bunga kenanga yang digunakan bisa lebih kecil, karena penggunaan konsentrasi minyak sebesar 15% baunya sangat
menyengat.
Juga
dilakukan
pengembangan formulasi dengan penambahan pewarna yang dapat memberikan penampilan fisik sediaan yang lebih menarik. DAFTAR PUSTAKA
1
Ditjen POM, Depkes RI., Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kosmetik, Jakarta, 2004, 2 .
2
Mulyono, E. dan T. Warwati., Kajian Proses Pemurnian Minyak Kenanga. Buletin Teknologi pascapanen Pertanian, 2005,5-12
3
Ketaren S., Minyak dan Lemak Pangan, edisi I, UI Press, Jakarta, 1986 hal 17-34, 39, 45-47, 53.
4
The Merck Index,. Encyclopedia of Chemicals Drugs and Biologicals. 11th ed. New York, Van Nostrand Reinhold. 1989, 1082.
5
Dr, Prof, Marwali Harahap., Ilmu Penyakit Kulit, Penerbit Hipokrates, Jakarta, 2002, 1-3.
6
Mutchler, E., Dinamika Obat, edisi V, Terjemahan M.B Widianto dan A. S Ranti Penerbit ITB, 1991, 577580.
10 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000), Inventaris Tanaman Obat Indonesia, jilid I., Depkes RI, Jakarta. 49-50 11 Standar Nasional Indonesia, SNI 013555-1998, Cara Uji Minyak dan Lemak, 1998 12 Ditjen POM, Depkes RI., Formularium Kosmetika Indonesia, Depkes RI, Jakarta, 1985, 82-105 13 Ditjen POM, Depkes RI., Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, 1995, 630 14 Ditjen POM, Depkes RI., Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta, 1979, 506. 15 Standar Nasional Indonesia, SNI 165769-1998, Lipstik, 1998 16. Raymond C Rowe, J.S., Paul, J.W., Paul, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fourth Edition, London, Chicago, Pharmaceutical Press, American Pharmaceutical Association 2003, 89, 386.