ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
Analisa Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan FMEA Pada PT. PLN Cabang Medan Cholish1) dan Syukriadin2) 1)
Magister Teknik Elektro Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala email :
[email protected] 2)
Fakutas Teknik Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh email :
[email protected] Dalam hal mengurangi frekuensi gangguan pihak PLN telah melakukan pemeliharaan jaringan secara preventif. Sedangkan untuk durasi gangguan diperlukan otomasi sistem distribusi. Salah satunya adalah memasang sectionalizer. Sectionalizer berfungsi untuk melokalisir seksi penyulang yang terganggu tanpa mempengaruhi kerja seksi penyulang yang lain sehingga tetap dapat menyalurkan energi listrik kepada konsumen. Berdasarkan analisa diatas penulis melakukan penelitian tentang keandalan jaringan distribusi 20 kV guna untuk mengetahui dan melokalisir gangguan dan mempercepat pencarian gangguan, sehingga dapat diketahui daerah pelanggan yang mengalami ganguan agar kualitas pelayanan energi listrik kepada masyarakat dapat terpenuhi, terutama pada pelanggan VIP, industri dan bisnis.
ABSTRACT This research use method of FMEA (failure mode of and effect analisys) to analyse trouble frequency and durasi trouble that happened at distribution system. Make an index to reliability SAIDI, SAIFI and CAIDI each feeder from result of research will be compared to value make an index reliability targeted by PT. PLN Cabang Medan with value of SAIFI: 0.5290 trouble/customer/year, SAIDI: 0.6908 and hour/costumer/year of CAIDI: 0.7237 cutomer trouble / year utilize to know reliability level from each feeder. From result of research concluding reliability index SAIDI, SAIFI, and CAIDI feeder of Fuma G.I Lahotma with value SAIFI: 2.8049 trouble/costumer/year, SAIDI: 1.7243 Value and trouble/custumer/year of CAIDI: 0.4711 trouble/costumer/year.
Key words Energi Electrics, trouble, reliability
2. Landasan Teori 2.1 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
1. Pendahuluan Untuk mengetahui keandalan suatu penyulang maka ditetapkan indeks keandalan sistem distribusi yang bertujuan untuk membandingkan penampilan suatu sistem distribusi. Indeks-indeks keandalan yang dipergunakan pada sistem distribusi adalah SAIFI (Sistem Average Interruption Frequency Index), SAIDI (Sistem Average Interruption Duration Index), CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index), ASAI (Average Sevice Availability Index) [1]. Indeks keandalan merupakan suatu angka atau parameter yang menunjukkan tingkat pelayanan atau tingkat keandalan dari pembangkit energi listrik kepada konsumen. Penggunaan indeks keandalan dalam mengevaluasi keandalan jaringan distribusi agar data yang diperoleh akurat untuk menunjukkan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan. Untuk memperbaiki keandalan sistem tenaga listrik adalah dengan mengurangi frekuensi dan durasi gangguan.
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan sebagai berikut : 1. Daerah I: Bagian pembangkitan (Generation). 2. Daerah II: Bagian penyaluran (Transmission), bertegangan tinggi (HV, UHV, EHV). 3. Daerah III: Bagian distribusi primer, bertegangan menengah (6 atau 20 kV). 4. Daerah IV: (Didalam bangunan pada beban konsumen), instalasi bertegangan rendah. Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi sistem distribusi adalah daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa kelasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup jaringan distribusi adalah : 49
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
1.
2.
3.
4.
SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus. SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah), terdiri dari kabel, terminal luar dan dalam, batu bata, pasir dan lain-lain. Gardu transformator, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat transformator, LV panel, pipa-pipa pelindung, arrester, kabel-kabel, transformator band, peralatan grounding,dan lain-lain. SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah), dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan Rendah), perlengkapannya sama dengan perlengkapan material pada SUTM dan SKTM yang membedakan hanya dimensinya.
terdiri dari dua buah bagian yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Jaringan distribusi primer umumnya bertegangan tinggi (6 kV atau 20 kV). Tegangan tersebut kemudian diturunkan oleh transformator distribusi menjadi tegangan rendah (220 Volt atau 380 Volt) untuk selanjutnya disalurkan ke konsumen melalui saluran distribusi primer.
2.2 Gardu Induk Pada Sistem Distribusi Gardu induk adalah suatu instalasi, terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk : 1.
2. 3.
Transformasi tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan yang tinggi yang lainnya atau ke tegangan menengah. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu distribusi melalui feeder tegangan menengah.
Peralatan dan fasilitas penting yang menunjang untuk kepentingan pengaturan distribusi tenaga listrik yang ada di gardu induk adalah : a.
b.
Gambar 1 pembagian/pengelompokan tegangan sistem tenaga listrik Sistem Operasi Jaringan Distribusi 20 kV
c.
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan, sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya besar (Bulk Power Source) sampai kekonsumen. Pada umumnya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Gardu induk (GI), saluran tegangan menengah (TM)/distribusi primer, Gardu distribusi (GD), saluran tegangan rendah (TR). Gardu induk akan menerima daya dari saluran transmisi kemudian menyalurkannya melalui saluran distribusi primer menuju gardu distribusi. Sistem jaringan distribusi
Sisi tegangan tinggi 1. Transformator daya 2. Pemutus tenaga (CB) 3. Saklar pemisah (DS) 4. Pengubah transformator berbeban 5. Transformator arus (CT) 6. Transformator tegangan (PT) Sisi tegangan menengah 1. Pemutus tenaga transformator (incoming circuit breaker) 2. Pemutus tenaga kabel (outgoing circuit breaker) 3. Transformator arus (CT) 4. Transformator tegangan (PT) Peralatan control 1. Panel control 2. Panel relay 3. Meter-meter pengukuran
2.3 Indeks Keandalan Sistem Distribusi 20 kV Keandalan kemungkinan merupakan kelangsungan pelayanan beban dengan kualitas pelayanan yang baik untuk suatu periode tertentu dengan kondisi operasi yang sesuai. Indeks keandalan suatu sistem distribusi digunakan untuk mengukur tingkat keandalan dari tiaptiap titik beban/penyulang [9]. Yang merupakan indeksindeks keandalan dasar antara lain : 50
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
λ = frekuensi kegagalan tahunan rata-rata (fault/year)
untuk penormalan kembali gangguan tiap-tiap konsumen dalam satu tahun. Defenisinya adalah [4] :
r = lama terputusnya pasokan listrik rata-rata (hours/fault) U = lama/durasi terputusnya pasokan listrik tahunan ratarata (hours/fault) Berdasarkan indeks-indeks keandalan dasar ini, didapat sejumlah indeks keandalan untuk sistem keseluruhan yang dapat dievaluasi dan bias didapatkan lengkap mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks keandalan ini adalah frekuensi atau lama pemadaman rata-rata tahunan. Indeks keandalan yang sering dipakai pada sistem distribusi antara lain :
Dimana λi adalah tingkat kegagalan, Ni adalah jumlah pelanggan, dan Ui adalah waktu pemadaman tahunan untuk lokasi i. Dengan kata lain :
a. SAIFI (system average interruption frequency SAIFI (system average interruption frequency index) adalah indeks frekuensi gangguan sistem rata-rata tiap tahun. Memberi informasi tentang frekuensi gangguan permanen rata-rata tiap konsumen dalam suatu area yang dievaluasi. Defenisinya adalah :
Dalam penelitian ini tidak akan membahas informasi mengenai data keandalan peralatan. Studi ini akan terfokus dengan informasi keandalan sistem berdasarkan mode kegagalan dan efek kegagalan yang dialami sistem itu sendiri. Prosedur metode FMEA (Failure Mode And Effect Anlisys) akan diterangkan dalam bentuk diagram alir (flowchart) [4]. Berikut adalah Gambar diagram alir (Flowchart) pengerjaan FMEA :
Dimana λi adalah tingkat kegagalan dan Ni adalah jumlah pelanggan untuk lokasi i. Dengan kata lain :
Identifikasi mode kegagalan
CAIDI =
2.4 Prosedur Metode FMEA
index )
SAIFI= Menentukan repair time atau waktu pemulihan sistem (repair time atau switching time)
b. SAIDI (system Average Interruption Duration Index) SAIDI (system Average Interruption Duration Index) adalah indeks durasi gangguan sistem rata-rata tiap tahun. Memberi informasi tentang durasi gangguan permanen rata-rata tiap konsumen dalam suatu area yang dievaluasi. Defenisinya adalah :
Penjumlahan laju kegagalan λi dan durasi gangguan Ui untuk setiap penyulang
Menghitung indeks keandalan sistem Dimana Ni adalah jumlah pelanggan dan Ui adalah waktu pemadaman tahunan untuk untuk lokasi i. Dengan kata lain :
Gambar 2 Diagram alir (Flowchart) FMEA
Struktur algoritma dari metode FMEA adalah sebagai berikut :
SAIDI =
a.
c. CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index)
b.
CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index) adalah indeks durasi gangguan konsumen rata-rata tiap tahun, memberi informasi tentang waktu rata-rata
c.
51
Masukkan data topologi jaringan, data konsumen, dan data gangguan. Menentukan waktu pemulihan sistem jaringan distribusi. Menjumlahkan frekuensi kegagalan λi dan durasi gangguan Ui setiap penyulang.
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
d. Menghitung nilai indeks keandalan CAIDI untuk mengetahui tingkat keandalan setiap penyulang.
Recloser
LBS
Recloser
LBS
3. Metodologi Penelitian 3.1 Data Penelitian Adapun data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian ini adalah data beban dari masing- masing gardu dari daerah kerja PT. PLN Cabang Medan, data gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi 20 kv, diagram satu garis jaringan distribusi 20 KV daerah kerja PT. PLN (Persero) Cabang Medan. Dari data yang diperoleh dari pihak PT. PLN (Persero) Cabang Medan, penulis akan melakukan penganalisaan keandalan jaringan distribusi 20 KV pada daerah kerja tersebut. Adapun penganalisaan dilakukan dengan cara metode FMEA. Dimana sistem penganalisaan akan menghitung indeks keandalan jaringan distribusi 20 KV yaitu indeks keandalan SAIDI, SAIFI, dan CAIDI dari masing-masing penyulang. Analisis data tersebut menggunakan data tahun 2011 s/d April 2012. Selain data diatas terdapat pula data penempatan sistem proteksi pada beberapa penulang, berikut adalah data penempatan sistem proteksi pada penyulang distribusi PT. PLN (Persero) Cabang Medan :
Gambar 3 Skema penempatan LBS (Load Break Switch) Tabel 1 Jumlah pelanggan pada gardu induk Glugur N0 1
Penyulang GG.10 dan PA.5
2.
Penyulang GG.6 dan DA.1
3.
Penyulang DA.2 dan DN.2
Trafo daya TD II
TD I
Salah-satu peralatan proteksi yang dipergunakan oleh PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN adalah LBS (Load Break Switch). LBS bekerja memutuskan rangkaian sistem pada saat terjadi gangguan pada penyulang. Pada daerah kerja jaringan distribusi 20 kv PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdapat 3 set LBS yang ditempatkan di penyulang: 1.
Gardu Induk Glugur
Nama Penyulang Gagak Garuda Elang Rajawali Angsa Kaswari Merak Merpati Kakatua GG 10 Tantina Tiung Poksai Beo Betet Penguin Camar Balam Kutilang
Jumlah Pelanggan 8886 9102 2 1 5784 4573 3 16810 15386 8744 10163 16312 11713 10161 5433 6563 13796 8310 1
Dari data yang diperoleh terlihat penyulang merpati, tiung dan kakaktua merupakan jumlah pelanggan yang paling banyak, hal ini dikarenakan pada penyulang tersebut menyuplai perumahan padat penduduk yang berada di pusat Kota Medan. Juga pada penyulang rajawali, kutilang dan elang yang mensuplai pada industri yang besar yang berada pada Kawasan Industri Medan, akan tetapi tegangan yang disuplai sama dengan daya yang disuplai pada perumahan padat penduduk sehingga tidak ada perbedaan yang cukup jauh dalam hal penanganan dalam mendeteksi kegagalan sisten yang terjadi. Berikut ini merupakan table data waktu pemulihan yang dilakukan oleh masing-masing feeder dalam menangani gangguan yang terjadi pada masing-masing penyulang : Tabel 2 waktu pemulihan sistem
52
N0
Gardu Induk
Trafo daya
1
Glugur
TD II
Nama Penyulang Gagak Garuda
Waktu pemulihan 30 11
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
N0
Gardu Induk
Trafo daya
TD I
Nama Penyulang Elang Rajawali Angsa Kaswari Merak Merpati Kakatua GG 10 Tantina Tiung Poksai Beo Betet Penguin Camar Balam Kutilang
penelitian ini dijelaskan dalam bentuk alur diagram flowchart berikut ini :
Waktu pemulihan 23 28,7 6,5 23,15 27,5 9,6 13,3 8,9 13,9 27 14,5 25,6 2,5 9,9 9,8 11,7 5,2
Mulai
Pengambilan data
Pengumpulan data yang diperlukan
Proses analisa keandalan jaringan distribusi dengan metode FMEA
Table berikut menerangkan laju kegagalan yang terjadi pada masing-masing penyulang dan lama gangguan sebelum dilakukan proteksi terhadap peralatan distribusi :
Menghitung laju kegagalan penyulang
Tabel 3 Jumlah Lama Gangguan
Gagak Garuda
Jumlah Laju Kegagalan (λ) 2 2,91
Jumlah Lama Gangguan (U) 2,5 0,91
Elang Rajawali Angsa Kaswari Merak Merpati HV 7 Kakatua HV 2 HV 3 HV 4 GG 10 Tantina Tiung Poksai Beo Betet Penguin PC 3 Camar Balam Kutilang
2,91 4,83 1,5 1,58 4,58 1,16 0,25 1,08 0,16 0,16 0,75 1 1,16 4,41 2,83 2,5 0,75 0,75 0,25 2 1,08 0,83
1,91 2,39 0,58 1,92 2,29 0,8 0,21 1,1 0,16 0,41 0,375 0,74 1,15 2,25 1.2 2,13 0,2 0,825 0,125 0,81 0,975 0,43
N0
Gardu Induk
Trafo daya
Nama Penyulang
1
Glugur
TD II
TD I
menghitung indeks CAIDI penyulang
Menghitung indeks SAIDI & SAIFI penyulang
Hasil perhitungan
Selesai Gambar 4 Diagram alir Penelitian
4. Analisa Data 4.1 Indeks Keandalan SAIDI Untuk Masing-Masing Penyulang Analisa indeks SAIFI pada gardu induk Glugur, Pada gardu induk Glugur terdapat 11 penyulang. Dari hasil perhitungan maka dapat dilihat nilai indeks keandalan SAIDI & SAIFI untuk masing-masing feeder (penyulang) pada gardu induk Glugur. Dengan hasil perhitungan tersebut akan dapat di ketahui keandalan masing-masing penyulang, penyulang dengan nilai indeks SAIDI & SAIFI yang kecil memperlihatkan bahwa penyulang tersebut mengalami gangguan sistem yang cukup kecil. Hasil perhitungan indeks keandalan SAIDI & SAIFI tersebut tertera dalam tabel 4.4 dan di gambarkan dalam bentuk grafik berikut :
Dalam pelaksanaan penelitian ini pengambilan data dilakukan pada gardu induk yang berada di Glugur. Adapun proses berlangsungnya pelaksanaan
53
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
kutilang dengan nilai SAIDI : 2,83 E-6 dan nilai SAIFI 0,00005746. Dengan nilai tersebut memperlihatkan bahwa penyulang tersebut mengalami frekuensi gangguan atau pemadaman yang sangat sedikit.
Tabel 4 Nilai indeks keandalan SAIDI & SAIFI pada G.I Glugur.
N0 1
Gardu Induk Glugur
Trafo daya TD II
TD I
Nama Penyulang Gagak Garuda Elang Rajawali Angsa Kaswari Merak Merpati Kakatua GG 10
SAIDI
SAIFI
0,1465 0,0546 2,5207 E-5 1,5771 E-5 0,00206 0,0554 4,5 E-5 0,0887 0,1115 0,0426
Tantina 0,071 Tiung 0,2395 Poksai 0,0927 Beo 0,1428 Betet 0,0071 Penguin 0,0357 Camar 0,0377 Balam 0,0534 Kutilang 2,83 E-6
0,1173 0,1747 0,0000343 0,0000318 0,0572 0,0455 9,066e-5 0,1286 0,1095 0,0576
4.2 Indeks Keandalan CAIDI Untuk MasingMasing Penyulang Berikut ini adalah perhitungan indeks CAIDI untuk masing-masing penyulang : a.
0,0777 0,4746 0,2187 0,1676 0,0268 0,0324 0,1820 0,0592 0,00005476
∑ NLP = 151543 Pelanggan Tabel 4 Nilai indeks keandalan CAIDI pada G.I Glugur.
N0 1
dari data hasil perhitungan SAIDI dan SAIFI dapat diatas dapat digambarkan kedalam bentuk table grafik berikut ini: Waktu dan banyaknya gangguan
0.7 0.6 SAIDI
0.5 0.4
0.2
SAIDI Target
0.1
SAIFI Target
Kutilang
Poksai
Penguin
GG 10
Merak
Rajawali
Gagak
0
Gardu Induk Glugur
Trafo Nama Penyulang daya TD II Gagak Garuda Elang Rajawali Angsa Kaswari Merak Merpati Kakatua GG 10 TD I
SAIFI
0.3
Analisa indeks CAIDI pada gardu induk Glugur, Pada gardu induk Glugur terdapat 11 penyulang, berikut adalah perhitungan indeks CAIDI pada masing-masing penyulang dengan jumlah pelanggan:
Tantina Tiung Poksai Beo Betet Penguin Camar Balam Kutilang
CAIDI
0,0732 0,0187 8,6623 e-6 3,2652 e-6 0,0137 0.0351 9,8981e-6 0.0887 0,0619 0,0426 0.0664 0,0549 0,0327 0,05712 0,0066 0,0476 0,0368 0,0495 3,4186 e-6
4.3 Upaya Meningkatkan Keandalan Gambar 5 grafik Nilai SAIDI & SAIFI pada gardu induk Glugur
Ada dua cara utama untuk memperbaiki keandalan suatu sistem tenaga listrik. Cara pertama yaitu mengurangi frekuensi terjadinya gangguan, dan kedua adalah mengurangi durasi gangguan. Untuk mengurangi jumlah gangguan maka perlu dilakukan pemeliharaan jaringan secara preventif, sedangkan untuk mengurangi lama/durasi
Dari grafik diatas dapat dilihat indeks keandalan SAIDI & SAIFI yang terkecil. Adapun nilai indeks keandalan yang terkecil terdapat pada penyulang ELANG dengan nilai SAIDI : 2,5207 E-5 dan nilai SAIFI : 0.00003 dan penyulang RAJAWALI dengan nilai SAIDI : 1,5771 E-5 dan nilai SAIFI: 0,0000318 dan penyulang
54
ISSN: 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2013
gangguan, maka disadari pentingnya modifikasi sistem distribusi. Usaha-usaha untuk mengurangi jumlah gangguan dapat di lakukan dengan : a. b. c.
d.
e.
5.
Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan sesuai dengan buku instruksi pemeliharaan, sehingga terjadinya forced outage sedapat mungkin dihindari. Memeriksa alat-alat pengaman (relay-relay) secara periodik dan juga secara isidentil segera setelah ada laporan yang menyatakan keraguan atas kerja suatu relay. Kerja relay yang baik di perlukan untuk mencegah kerusakan peralatan maupun mencegah meluasnya gangguan. Dalam operasi real time mengikuti perkembangan cuaca khusus nya yang menyangkut petir karena penyebab gangguan terbesar adalah petir. Mengadakan analisa gangguan untuk menemukan sebab gangguan dengan tujuan sedapat mungkin mencegah atau mengurangi kemungkinan terulangnya gangguan yang sama.
REFERENSI [1] Arismunandar, A. ; Kuwahara, S: “Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid 2”, Jakarta: Pradnya Paramita, 2004. [2] Hartati, Sari, 2007,”Penentuan Angka Keluar Peralatan Untuk Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik”, Universitas Udayana, Bali. [3] Hartati, Sari, 2010,”Penerapan Metode Pendekatan Teknik Untuk Meningkatkan Keandalan Sistem Distribusi”, Universitas Udayana, Bali [4] Hutauruk, T.S. : “Transmisi Daya Listrik”, Jakarta: Erlangga, 1985. [5] Kadir, Abdul. : “Transmisi Tenaga Listrik”, Jakarta: Universitas Indonesia(UI – Press), 1998. [6] Kadir, Abdul. : “Distribusi Dan Utilisasi Tenaga Listrik”, Jakarta: Universitas Indonesia(UI- Press), 2000 [7] PT. PLN (Persero), 1985. SPLN 59 : “Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 Kv Dan 6 Kv”, Jakarta : Departemen Pertambangan Dan Energi Perusahaan Umum Listrik Negara [8] Rizal, Muhammad, 2011,”Keandalan Sistem Distribusi Primer Kota Banda Aceh Pasca Tsunami”, Universitas Syiah Kuala, Aceh. [9] Sukerayasa, I wayan, 2008,”Evaluasi Keandalan Penyulang Dengan Metode Reliability Network Equivalent Approach”, Universitas Udayana, Bali [10] Syafar, Muhammad, 2011,”Penentuan Indeks Keandalan Jaringan Distribusi 20kv Dengan Pendekatan Kontinuitas Pelayanan”, Universitas Islam Makasar, Makasar [11] Zuhal, : “Dasar Tenaga Listrik”, Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB), 1991
5. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisa indeks keandalan sistem distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero) Cabang Medan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
gangguan yang terjadi pada masing-masing penyulang dan dapat terlihat gangguan yang lebih banyak terjadi pada penyulang yang melayani konsumen padat penduduk. Perbaikan jaringan distribusi 20 kV yang mengacu pada standarisasi yang dipergunakan PT. PLN (Persero) dengan upaya meningkatkan keandalan jaringan distribusi seperti mengurangi jumlah gangguan yang terjadi pada sistem melalui pemeriksaan peralatan pengaman, menganalisa gangguan untuk menemukan penyebab terjadinya gangguan tersebut dan mengembangkan sistem seirama dengan pertumbuhan beban. Untuk mendukung upaya tersebut PT.PLN (Persero) juga melakukan modifikasi pada sistem distribusi yang di titik beratkan pada sistem proteksi jaringan distribusi.
Nilai indeks keandalan jaringan distribusi yang ditargetkan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah SAIDI : 0.6908 jam/pelanggan/tahun, SAIFI : 0,5290 gangguan/pelanggan/tahun dan CAIDI : 0.7237 jam/pelanggan / tahun. Adapun nilai indeks keandalan yang terkecil terdapat pada penyulang ELANG dengan nilai SAIDI : 2,5207 E-5 dan nilai SAIFI : 0.00003 dan penyulang RAJAWALI dengan nilai SAIDI : 1,5771 E-5 dan nilai SAIFI: 0,0000318 dan penyulang kutilang dengan nilai SAIDI : 2,83 E6 dan nilai SAIFI 0,00005746. Dengan nilai tersebut memperlihatkan bahwa penyulang tersebut mengalami frekuensi gangguan atau pemadaman yang sangat sedikit. Sedangkan penyulang dengan nilai indeks keandalan SAIDI & SAIFI yang terbesar terdapat pada penyulang Tiung dengan nilai SAIDI : 0,2395 dan SAIFI : 0,4746, dengan nilai tersebut menandakan bahwa penyulang Tiung mengalami durasi gangguan yang cukup lama. metode FMEA (failure mode and effect analisys), yaitu metode menganalisa indeks keandalan jaringan distribusi berdasarkan durasi gangguan dan frekuensi
55