NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN DAN SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: FERIANTI NIM. 102331030
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ferianti
NIM
: 102331030
Jenjang
: S-1
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Senyum Dahlan Karya Khrisna Pabichara Menyatakan bahwa Naskah Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian atau karya saya sendiri kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Purwokerto, 08 Mei 2015 Saya yang menyatakan,
Ferianti NIM. 102331030
ii
Dekan,
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Purwokerto, 08 Mei 2015
Hal
: Naskah Skripsi a.n Ferianti Lamp : 5 (lima) eksemplar
Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Purwokerto Di Purwokerto Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, memeriksa, dan mengadakan koreksi serta perbaikanperbaikan seperlunya, maka bersama ini saya sampaikan naskah skripsi saudari: Nama
: Ferianti
NIM
: 102331030
Jenjang
: S-1
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
KARAKTER
DALAM
NOVEL
SEPATU DAHLAN DAN SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Dengan
ini,
mohon
agar
skripsi
saudari
tersebut
di
atas
dimunaqosahkan. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Heru Kurniawan, S.Pd., M. A NIP. 19810322 20050 1 002
iv
dapat
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN DAN SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Oleh : Ferianti NIM : 102331030 ABSTRAK Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak dibicarakan di kalangan pendidik. Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter.Kehadiran novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara ini sepertinya sangat tepat seiring dengan didengung-dengungkannya kembali perlunya pendidikan karakter di Indonesia. Sebagai salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa, novel bisa dijadikan media untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada pembacanya, yaitu melalui pesan-pesan moral yang disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dan apa relevansinya terhadap materi Pendidikan Agama Islam di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka atau Library Research, dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu model analisis konten. Adapun metode analisis datanya menggunakan metode analisis isi dan analisis kontekstualisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara mencakup nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan yaitu: religius yang meliputi: keimanan kepada Tuhan YME, Islam, tawakal, syukur, dan sabar; karakter dalam hubungannnya dengan diri sendiri yaitu: jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, bergaya hidup sehat, disiplin terhadap waktu, kerja keras dalam menjalankan tugas, percaya diri, mandiri dalam bekerja, tangguh menghadapi rintangan, ingin tahu yang tinggi, dan cinta ilmu pengetahuan; karakter dalam hubungannya dengan sesama, yaitu persaudaraan yang tinggi terhadap sesama; karakter dalam hubungannya dengan lingkungan yaitu ekologis; dan karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan yaitu nasionalisme. Selain itu, nilai-nilai karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan memiliki relevansi dengan materi pembelajaran PAI pada jenjang SMP, terutama pada materi berikut: iman kepada Allah, asmaul husna, perilaku terpuji (tawadlu, taat, qana’ah, sabar), shalat wajib, perilaku terpuji (zuhud dan tawakal), thaharah, sejarah Nabi Muhammad SAW, perilaku terpuji (kerja keras, tekun, ulet, dan teliti), hewan yang halal dan haram dimakan, sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam Islam, al-Qur’an surat at-Tin, hadits tentang menuntut ilmu, al-Qur’an surat alInsyirah, hadits tentang kebersihan, perilaku tercela (ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah), zakat fitrah dan zakat mal, perilaku terpuji (qana’ah dan tasamuh), perilaku tercela (takabur), dan sejarah tradisi Islam Nusantara, sehingga kedua novel karya Khrisna Pabichara ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menunjang proses penanaman pendidikan karakter kepada peserta didik. Kata Kunci: Nilai Pendidikan Karakter, Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan
v
MOTTO
Ketika kehilangan kekayaan, Anda tidak kehilangan apa-apa Ketika kehilangan kesehatan, Anda kehilangan sesuatu Ketika kehilangan karakter, Anda kehilangan segala-galanya (Billy Graham)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-orang yang penulis sayangi: Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, motivasi dan do’a di setiap langkahku, adikku tercinta, serta teman-teman kamar Al-Faizah 4 (Studio Room) yang telah memberikan dukungan baik moril, spiritual, maupun materil. Terima kasih atas semua yang kalian berikan sehingga proses belajar dan penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang selalu tercurahkan kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” dengan lancar tanpa suatu halangan apapun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya dan tauladan bagi umat Islam. Dan semoga kita termasuk sebagai golongan yang mendapatkan syafa’atnya besok di hari kiamat, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik dari segi material maupun moral. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M. Ag, Rektor Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2. Bapak Drs. H. Munjin, M. Pd. I., Wakil Rektor I IAIN Purwokerto, 3. Bapak Drs. Asdlori, M. Pd. I., Wakil Rektor II IAIN Purwokerto, 4. Bapak H. Supriyanto, Lc., M. Si., Wakil Rektor III IAIN Purwokerto, 5. Bapak Kholid Mawardi, S. Ag., M. Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, 6. Bapak Dr. Fauzi, M. Ag., Wakil Dekan I FTIK IAIN Purwokerto,
viii
7. Bapak Dr. Rohmat, M. Ag., M. Pd., Wakil Dekan II FTIK IAIN Purwokerto, 8. Bapak Drs. H. Yuslam, M. Pd., Wakil Dekan III FTIK IAIN Purwokerto, 9. Bapak Dr. Suparjo, M. A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto, 10. Bapak Drs. Amat Nuri, M. Pd. I., Penasehat Akademik PAI-1 Angkatan 2010 IAIN Purwokerto, 11. Bapak Heru Kurniawan, S.Pd., M.A, dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini, 12. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyelesaian studi penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan, 13. Orang tua penulis tercinta yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasih sayang, do’a juga pengorbanan yang tiada henti-hentinya untuk penulis, 14. Ibu Nyai Hj. Dra. Nadhiroh Noeris beserta Ahlul Bait, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Karang Suci, Purwokerto yang senantiasa penulis harapkan fatwa dan barokah ilmunya, 15. Khrisna Pabichara, pengarang novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan yang telah memberikan inspirasi kepada penulis, 16. Teman-teman seperjuangan PAI-1 Angkatan 2010 yang selalu memberikan motivasi, 17. Teman-teman seperjuangan di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci, Purwokerto khususnya untuk teman-teman Kamar Al-Faizah 4 (Studio Room) yang selalu ceria dan saling menyemangati, dan
ix
18. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga semua partisipasi serta sumbangan pikir yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu juga penulis terbuka dengan kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, marilah kita senantiasa berikhtiar dan memohon kepada Allah SWT agar membuka pintu rahmat bagi kita, sehingga kita selalu berada di jalan yang di ridhoi-Nya. Penulis berharap semoga skripsi ini memberi manfaat, baik untuk penulis pada khususnya dan semua pihak pada umumnya, Amin.
Purwokerto, 08 Mei 2015
Ferianti NIM. 102331030
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Definisi Operasional .................................................................
9
C. Rumusan Masalah ....................................................................
12
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
13
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................
13
F. Metode Penelitian .....................................................................
16
G. Sistematika Penulisan ...............................................................
24
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN NOVEL A. NILAI PENDIDIKAN KARAKTER .......................................
26
1. Pengertian Nilai ..................................................................
26
xi
2. Nilai Pendidikan Karakter ..................................................
30
3. Metode Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter .........
43
B. NOVEL.....................................................................................
48
1. Pengertian Novel ................................................................
48
2. Unsur-unsur Novel .............................................................
50
3. Macam-macam Novel ........................................................
54
4. Jenis-jenis Novel ................................................................
58
5. Nilai-nilai Novel ................................................................
59
C. NOVEL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER ....
60
BAB III DESKRIPSI NOVEL SEPATU DAHLAN DAN SURAT DAHLAN A. Biografi Khrisna Pabichara ......................................................
64
B. Gaya Pemikiran Khrisna Pabichara dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan .........................................................
70
C. Kelebihan dan Kekurangan Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara ............................................. BAB IV ANALISIS
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
72
KARAKTER
DALAM NOVELSEPATU DAHLANDAN SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA A. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara ............................
74
B. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan dengan Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jenjang SMP ............................................
xii
118
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
141
B. Saran-saran ...............................................................................
142
C. Kata Penutup ............................................................................
144
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Sinopsis Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara
Lampiran 2
Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Kutipan Novel Sepatu Dahlan
Lampiran 3
Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Kutipan Novel Surat Dahlan
Lampiran 4
Silabus Mata Pelajaran PAI untuk SMP
xiv
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN DAN SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Oleh : Ferianti NIM : 102331030 ABSTRAK Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak dibicarakan di kalangan pendidik. Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter.Kehadiran novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara ini sepertinya sangat tepat seiring dengan didengung-dengungkannya kembali perlunya pendidikan karakter di Indonesia. Sebagai salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa, novel bisa dijadikan media untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada pembacanya, yaitu melalui pesan-pesan moral yang disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dan apa relevansinya terhadap materi Pendidikan Agama Islam di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka atau Library Research, dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu model analisis konten. Adapun metode analisis datanya menggunakan metode analisis isi dan analisis kontekstualisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara mencakup nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan yaitu: religius yang meliputi: keimanan kepada Tuhan YME, Islam, tawakal, syukur, dan sabar; karakter dalam hubungannnya dengan diri sendiri yaitu: jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, bergaya hidup sehat, disiplin terhadap waktu, kerja keras dalam menjalankan tugas, percaya diri, mandiri dalam bekerja, tangguh menghadapi rintangan, ingin tahu yang tinggi, dan cinta ilmu pengetahuan; karakter dalam hubungannya dengan sesama, yaitu persaudaraan yang tinggi terhadap sesama; karakter dalam hubungannya dengan lingkungan yaitu ekologis; dan karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan yaitu nasionalisme. Selain itu, nilai-nilai karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan memiliki relevansi dengan materi pembelajaran PAI pada jenjang SMP, terutama pada materi berikut: iman kepada Allah, asmaul husna, perilaku terpuji (tawadlu, taat, qana’ah, sabar), shalat wajib, perilaku terpuji (zuhud dan tawakal), thaharah, sejarah Nabi Muhammad SAW, perilaku terpuji (kerja keras, tekun, ulet, dan teliti), hewan yang halal dan haram dimakan, sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam Islam, al-Qur’an surat at-Tin, hadits tentang menuntut ilmu, al-Qur’an surat alInsyirah, hadits tentang kebersihan, perilaku tercela (ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah), zakat fitrah dan zakat mal, perilaku terpuji (qana’ah dan tasamuh), perilaku tercela (takabur), dan sejarah tradisi Islam Nusantara, sehingga kedua novel karya Khrisna Pabichara ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menunjang proses penanaman pendidikan karakter kepada peserta didik. Kata Kunci: Nilai Pendidikan Karakter, Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak dibicarakan di kalangan pendidik. Pendidikan karakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa kekuatan dan kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada karakternya, yang menjadi tulang punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah bangsa tersebut. Sebaliknya, kejahatan atau kehancuran suatu bangsa diawali dengan kemerosotan karakternya, walaupun kelemahan atau kehancuran itu untuk sementara masih dapat ditutupi dengan kemajuan-kemajuan lahiriah, dan kekuatan-kekuatan lahiriah itu pada hakikatnya tidak mempunyai “urat” lagi dalam jiwa bangsa tersebut. Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Bahkan sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan kini orde reformasi telah banyak langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam kerangka pendidikan karakter dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Dalam UU tentang Pendidikan Nasional yang pertama kali, ialah UU 1946 yang berlaku tahun 1947 hingga UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terakhir pendidikan karakter telah ada, namun belum menjadi fokus utama pendidikan.1
1
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. iii.
1
2
Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut pendidikan telah “gagal”, karena banyak lulusan lembaga pendidikan (Indonesia) termasuk sarjana yang pandai dan mahir dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi tidak memiliki mental yang kuat, bahkan mereka cenderung amoral. Di sinilah bisa kita pahami, mengapa ada kesenjangan antara praktik pendidikan dengan karakter peserta didik. Bisa dikatakan, dunia pendidikan di Indonesia kini sedang memasuki masa-masa yang sangat pelik. Alokasi anggaran pendidikan yang sangat besar disertai berbagai program terobosan sepertinya belum mampu memecahkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan, yakni bagaimana mencetak alumni pendidikan yang unggul, yang beriman, bertaqwa, professional, dan berkarakter, sebagaimana diinginkan dalam tujuan pendidikan nasional.2 Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.3
2
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter …, hlm. 29-30. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 8.
3
3
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka secara eksplisit desain pendidikan nasional menekankan pentingnya pendidikan karakter dan moral. Dalam kerangka ini, pendidikan harus menjadi sarana yang efektif dalam mentransformasi nilai-nilai moral spiritual yang sangat berguna bagi pembentukan karakter anak didik yang pada gilirannya diharapkan menjadi karakter budaya bangsa. Berkaitan dengan dirasakan semakin mendesaknya implementasi pendidikan karakter di Indonesia tersebut, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam publikasinya yang berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.4 Pendidikan berbasis karakter di negeri ini memang telah lama hilang. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) misalnya, yang seharusnya bisa menjadi katalisator atau penyaring untuk membendung arus merebaknya budaya kekerasan, dinilai telah berubah menjadi mata pelajaran berbasis indoktrinasi yang semata-mata mengajarkan dan mencekoki nilai baik dan buruk saja, tanpa diimbangi dengan pola pembiasaan secara intensif yang bisa memicu peserta didik untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-
4
Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Rosda Karya, 2013), hlm. 52.
4
nilai luhur. Akibat pola indoktrinasi yang demikian lama dalam ranah pendidikan kita, disadari atau tidak, telah mengubah mindset anak-anak cenderung menjadi egois, baik terhadap dirinya sendiri maupun sesamanya. Mereka tidak lagi memiliki kepekaan terhadap sesamanya, kehilangan nilai kasih sayang, dan sibuk dengan dunianya sendiri yang cenderung agresif dengan tingkat degradasi moral yang sudah berada pada titik ambang batas yang tidak bisa dimaklumi. Sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya, situasi semacam itu jelas sangat tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan yang cerdas, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial. Dalam konteks demikian, perlu ada upaya serius dari segenap komponen bangsa untuk membangun “kesadaran kolektif” demi mengembalikan karakter bangsa yang hilang. Pendidikan karakter merupakan tema yang menarik untuk dibicarakan dalam karya sastra, terutama novel. Hal ini karena novel merupakan salah satu karya sastra berbentuk prosa yang mampu dijadikan media untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada pembacanya, yaitu melalui pesan-pesan moral yang disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit. Novel merupakan karangan prosa yang panjang, yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang, dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.5 Sebagai salah satu karya fiksi, novel memiliki dua fungsi, yaitu kesenangan (dulce) dan manfaat (utile).6 Novel memberikan
5
http://kmbsi.blogspot.com/2013/04/pengertian-novel.html, diakses 16 September 2014 pukul 12.29. 6 pendidikan-karakter-prastiwi-skripsi-jurusan-sastra-Indonesia-Fakultas-Sastra-UM.html, diakses 21 Agustus 2014 pukul 12.45.
5
kesenangan, artinya pembaca dapat menikmati cerita dan menghibur diri untuk mendapatkan kepuasan batin. Adapun novel memberikan manfaat, artinya pembaca dapat memetik pesan-pesan yang dapat memperluas wawasan pembaca tentang kehidupan. Kehadiran novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara ini sepertinya sangat tepat seiring dengan didengung-dengungkannya kembali perlunya pendidikan karakter di Indonesia. Novel ini merupakan sebuah karya sastra yang terinspirasi dari kisah nyata pengalaman hidup seseorang yang pernah menjabat sebagai direktur utama PLN, Dahlan Iskan, yang sekarang mantan menteri BUMN Indonesia. Novel Sepatu Dahlan adalah novel pertama dari Trilogi Novel Inspiratif Dahlan Iskan karya Khrisna Pabichara yang menceritakan tentang perjuangan hidup Dahlan kecil hingga remaja (SMA). Sebagai seorang anak yang terlahir dalam keadaan miskin, Dahlan harus berjuang agar tetap bertahan hidup. Baginya, kemiskinan bukanlah penderitaan melainkan kesenangan yang harus dijalani dengan riang tanpa keluh kesah. Sifatnya yang rela berkorban dan pantang menyerah adalah bekal Dahlan untuk menggapai cita-citanya, yaitu sepeda dan sepatu. Hal ini tidak terlepas dari ketegasan sang Ayah dan kelembutan hati sang Ibu yang selalu menyemangatinya untuk terus berjuang. Adapun novel Surat Dahlan adalah sekuel dari novel Sepatu Dahlan. Novel ini berkisah mengenai kehidupan Dahlan di tanah rantau untuk melanjutkan pendidikan di PTAI Samarinda, dan tinggal bersama kakak kandungnya (Mbak Atun). Jika Sepatu Dahlan mengisahkan kehidupan Dahlan kecil dalam meraih cita-citanya untuk memiliki sepatu dan sepeda, maka Surat
6
Dahlan mencoba menginspirasi pembaca dengan menuliskan perjalanan Dahlan muda dalam mencari jati diri dan cinta sejatinya, mulai dari romantika kisah cinta Dahlan dengan tiga wanita (Maryati,Aisha, dan Nafsiah), perlawanan mahasiswa terhadap kepemimpinan orde baru, hingga kisah Dahlan saat meniti karier menjadi wartawan. Kisah dalam novel ini sangat menginspirasi dalam menyelami kehidupan di dunia. Fluktuasi hidup diibaratkan seperti roda yang berputar diceritakan secara tegas. Akan ada selalu perubahan untuk hal yang selalu dapat diubah, asalkan mau mengubahnya. Tidak ada alasan untuk menyerah kepada suatu perubahan dengan tidak melakukan perubahan itu sendiri. Dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terdapat banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diambil. Diantaranya yaitu kerja keras yang terlihat dalam teks novel berikut: “Aku dan Zain juga sama. Bangun lebih pagi dari biasanya, bersamasama ke tegalan, pematang-pematang sawah, atau ke jalanan pembatas ladang tebu untuk menyabit rumput. Embun masih tersisa di daun rumput yang kami sabit itu, tapi kami harus berlomba dengan matahari”.7 Tidak hanya itu, penggalan teks ini juga menunjukkan adanya semangat yang tinggi untuk menggapai dua mimpinya yaitu sepatu dan sepeda. Dahlan harus bekerja keras dengan cara ngangon domba, nguli nandur, nguli nyeset, dan menjadi pelatih tim bola voli. Berikut ini kutipan dari novel Sepatu Dahlan. “Nanti sore kamu ke mana, Lan?” “Biasa Bu, ngangon domba.”8
7 8
Khrisna Pabichara, Sepatu Dahlan (Jakarta: Noura Books, 2013, hlm. 163. Khrisna Pabichara, Sepatu Dahlan …, hlm. 46.
7
Aku pernah nguli nandur berhari-hari, berharap dari upahnya aku bisa membeli sepasang sepatu. Aku ikut nguli nyeset dan berharap dari upahnya aku bisa punya sepeda …9 Hari pertama sebagai pelatih bola voli betul-betul melelahkan …10 Adapun karakter Dahlan yang terdapat dalam novel Surat Dahlan adalah pantang menyerah, bertanggung jawab, dan berani mengatakan kebenaran. Sikap tersebut terlihat dalam novel teks berikut: “Bisa saja aku pura-pura mencintai kamu, Mar. Tapi, aku ndak mau kamu terluka. Sebaiknya berhen …”.11 Di luar itu, aku tak mau berlamalama mengombang-ambingkan perasaannya. Ini harus diakhiri. Segera.12 Tak layak rasanya aku menjadi lemah hanya karena getir di kerongkongan dan panas di ubun-ubun. Tak elok pula jika aku mengeluh hanya karena melihat yang lain mulai melemah13. Namun, aku terus melangkah. Sebagai pemimpin aksi, aku harus menularkan semangat pantang menyerah. Aku tidak boleh tampak letih.14 Aku tidak boleh merasa lemah. Aku juga tidak akan membiarkan diriku takluk pada kelemahan. Tak masalah bagiku kalau, kelak, aku gagal mengelola Jawa Pos. Aku meyakini apa yang aku lakukan. Tak mungkin mundur lagi. Hanya orang lemah yang mundur dari medan laga sebelum genderang perang ditabuh.15 Jujur saja, alangkah sulit mencari berita untuk Tempo. Aku merasakan hal itu sejak masih berstatus pembantu lepas di Samarinda. Hingga hari ini, setelah naik pangkat sebagai kepala biro di Jawa Timur. Untuk sebuah berita yang dimuat, banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Mencari ide dan angle beritanya pun tak kalah sulit. Belum lagi model penulisan. Namun, semangat selalu membara di hatiku. Aku tidak mau dan tidak pernah menyerah.16
9
Khrisna Pabichara, Sepatu Dahlan …, hlm. 338. Khrisna Pabichara, Sepatu Dahlan …, hlm. 310. 11 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan (Jakarta: Noura Books, 2013), hlm. 81. 12 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 87. 13 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 111. 14 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 115. 15 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 344. 16 Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 320. 10
8
“Mas, aku ora isa turu kene bengi iki”. “Kenapa?” “Ada berita yang harus segera kutulis, Mas. Harus tidur di kantor”.17 Semula aku sakit hati, karena setelah berpayah-payah menulis berita ihwal Reuni para Pembangkang, malah dibentak-bentak Syuhainie, sang redaktur pelaksana. Namun, karena cinta, bentakan-bentakan itu berubah menjadi cambuk yang melecut semangat.18 Jika dikontekstualisasikan dengan kenyataan yang ada sekarang, maka terjadinya degradasi moral pada generasi penerus bangsa diakibatkan oleh rendahnya karakter pada diri mereka. Salah satunya ialah rasa ingin selalu mencapai impian yang dicita-citakan dengan cara cepat dan instan, tanpa harus melalui sebuah proses dan kerja keras sehingga menyebabkan tumbuhnya sifat keegoisan dan kebergantungan terhadap orang lain. Padahal al-Qur’an dengan tegas menjelaskan bahwa setiap pribadi muslim wajib bekerja dan wajib meraih prestasi yang terbaik dalam lapangan kehidupannya. Berikut firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 105 :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. Berdasarkan gambaran novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan tersebut.
17 18
Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 232. Khrisna Pabichara, Surat Dahlan …, hlm. 219 .
9
Dengan demikian, penulis mengambil judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara”.
B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah-istilah yang dimaksud dalam judul tersebut sebagai berikut : 1. Nilai Pendidikan Karakter Kata “nilai” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. 19 Nilai berasal dari bahasa Latin valere yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.20 Nilai akan selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan, dan keluhuran budi.21 Menurut Fakry Gaffar, sebagaimana dikutip Dharma Kesuma pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.22 Jadi pendidikan karakter dalam hal ini merupakan proses menumbuhkembangkan nilai-nilai
19
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 783. Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter, Konstruktivisme Dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 56. 21 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter …, hlm. 57. 22 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm.5 20
10
kehidupan dalam kepribadian seseorang sehingga tercermin dalam perilaku orang tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter adalah proses menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik agar melekat dan dapat diaplikasikan dalam perilaku kehidupan seseorang. 2. Novel Sepatu Dahlan Novel Sepatu Dahlan adalah novel pertama dari Trilogi Novel Inspiratif Dahlan Iskan karya Khrisna Pabichara. Novel yang merupakan buku ke-14-nya ini memiliki tebal 369 halaman, dibuat berdasarkan kisah inspirasi dari Dahlan Iskan, mantan menteri BUMN Indonesia, yang mengisahkan kehidupan Dahlan Iskan kecil hingga remaja (SMA). Dalam novel tersebut diceritakan bahwa Dahlan adalah sosok remaja yang memiliki sifat rela berkorban dan pantang menyerah dalam meraih cita-cita yang diinginkan yaitu sepeda dan sepatu. Sifat ini ditunjukkan ketika upah hasil dari nguli nyeset dan nguli nandur yang ia kumpulkan dengan keringat dan kerja keras, harus ia relakan demi sesuap tiwul.23 Namun demikian, kemiskinan yang dialaminya tidak membuat ia menyerah terhadap keadaan melainkan telah mengajarinya arti sebuah perjuangan. 3. Novel Surat Dahlan Surat Dahlan merupakan lanjutan (sekuel) dari novel Sepatu Dahlan yang berkisah tentang bagaimana perjuangan Dahlan muda dalam mencari
23
Khrisna Pabichara, Sepatu Dahlan …, hlm. 73.
11
jati dirinya, kisah cintanya, dan masa-masa kuliahnya di Samarinda hingga menjadi wartawan dan dipercaya mengelola koran Jawa Pos di Surabaya. Dalam novel setebal 378 halaman tersebut, diceritakan bahwa Dahlan muda adalah sosok remaja yang sedang mengalami proses pendewasaan. Berbagai peristiwa
kehidupan
yang
dihadapinya
selama
berkuliah,
telah
menjadikannya pada sosok Dahlan yang pantang menyerah, tanggung jawab, dan pemberani. Sifat ini ditunjukkan ketika ia dan teman-teman seorganisasinya (PII) harus berunjuk rasa untuk menyuarakan gagasan yang menentang kebijakan pemerintah orde baru. Meskipun harus berakhir dengan aksi tembakan oleh pihak tentara hingga Dahlan harus lari menyelamatkan diri dan menjadi buronan, Dahlan tetap tidak kehilangan semangat hidup. Justru berkat kejadian tersebut, jalan kesuksesan hidup Dahlan dimudahkan. Dari definisi operasional tersebut, maka yang dimaksud dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang terkandung dalan Novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan serta relevansinya terhadap materi Pendidikan Agama Islam pada jenjang SMP. 4. Khrisna Pabichara Khrisna Pabichara adalah seorang sastrawan asal Makassar yang lahir di Borongtammatea, Jeneponto pada 10 November 1975. Putra kelima dari sepasang petani, Yadli Malik Dg. Ngadele dan Shafiya Djumpa, ini adalah pencinta prosa dan puisi.
12
Dia telah menganggit 16 buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Buku nonfiksi karyanya yang disukai khalayak adalah Kamus Nama Indah Islami. Adapun senarai kisahnya, Gadis Pakarena, masuk 10 besar KLA 2012. Novel pertamanya, Sepatu Dahlan termasuk dalam 5 besar Anugerah Pembaca Indonesia 2012. Ayah dua orang putri yang kerap disapa Daeng Marewa ini bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Dia bisa disapa dan diajak berbincang berbagai hal, terutama pernak-pernik #bahasaIndonesia, lewat akun twitter-nya: @1bichara, akun facebook: Khrisna Pabichara Marewa atau funpage: Khrisna Pabichara dan pesan pendek lewat: 0812-1979-2898.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, maka dari itu diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan? 2. Apa relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan tersebut terhadap materi pendidikan agama Islam (PAI) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama?
13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan. b. Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan tersebut terhadap materi pendidikan agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. 2. Manfaat Penelitian a. Menambah keilmuwan dan wawasan bagi penulis maupun bagi pembaca. b. Secara akademik dapat memperkaya hasil penelitian-penelitian di bidang sastra khususnya penelitian terhadap novel.
E. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka adalah uraian yang sistematis tentang penelitian yang mendukung terhadap arti penting dilaksanakannya penelitian yang relevan dengan masalah penelitian yang sedang diteliti. Djahiri mengatakan bahwa nilai adalah suatu jenis kepercayaan, yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang, tentang bagaimana seseorang sepatutnya, atau tidak sepatutnya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang berharga dan yang tidak berharga untuk dicapai. 24 Nilai merupakan preferensi yang tercermin dari perilaku seseorang, sehingga seseorang
24
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter …, hlm. 31.
14
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu itu tergantung pada sistem nilai yang dipegangnya.25 Rohmat Mulyana dalam bukunya Mengartikulasikan Pendidikan Nilai menyatakan bahwa nilai pada dasarnya merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan, sehingga dirasakan dalam diri seseorang sebagai pendorong dan prinsip hidup. Nilai yang menjadi sesuatu yang abstrak dapat dilacak dari 3 realitas, yaitu pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap. Adapun pelacakan nilai dari pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap dapat dilakukan dengan cara mengamati kecenderungan seseorang dalam berperilaku.26 Menurut Thomas Lickona, pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.27 Menurut Nyoman Kutha Ratna, ilmu sastra dianggap memiliki peran yang cukup besar dalam rangka pengembangan pendidikan karakter. Seperti diketahui, sastra, dari akar kata sas + tra (Sansekerta), „sas‟ (mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk) dan „tra‟ (alat). Dengan demikian, secara luas sastra diartikan sebagai alat, sarana untuk memberi petunjuk, mengajar, dan mendidik, yaitu pendidikan karakter itu sendiri.28
25
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter …, hlm.56. Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 23. 27 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter …, hlm. 23. 28 Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 108. 26
15
Dari hasil penelusuran penulis, di IAIN Purwokerto sendiri terdapat beberapa karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Dalam skripsi Lutfiyah (2012) yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi” menjelaskan bahwa terdapat 3 nilai pendidikan karakter yang menjadi inti atau pesan besar dari novel tersebut, yaitu nilai kedisiplinan, nilai kerja keras, dan nilai pantang menyerah. Dalam skripsi Riani Maryamah (2013) yang berjudul “Pembentukan Kepribadian Muslim melalui Pendidikan Karakter di SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013” menjelaskan bahwa pembentukan kepribadian muslim melalui pendidikan karakter di SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto menggunakan berbagai cara seperti melalui: pembiasaan, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, bimbingan, kegiatan pembelajaran, dan elemen budaya sekolah berbasis pendidikan karakter. Secara mendasar penelitian tantang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di lingkungan IAIN Purwokerto belum pernah dilakukan. Namun demikian, terdapat persamaan dan perbedaan yang ada dalam skripsi tersebut dengan yang akan penulis teliti. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel. Perbedaannya yaitu penelitian ini menggunakan novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan sebagai objek yang akan diteliti.
16
Adapun yang menarik dari penelitian ini adalah bagaimana melakukan eksplorasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan. Dimana dalam novel ini tidak hanya menceritakan tentang kerja keras Dahlan dalam menggapai cita-citanya, yaitu sepeda dan sepatu, tetapi juga menceritakan tentang usahanya dalam melakukan pencarian jati diri sehingga mampu menginspirasi pembacanya.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka atau Library Research. Adapun yang dimaksud penelitian pustaka adalah menjadikan bahan-bahan pustaka berupa buku, majalah ilmiah, dokumen-dokumen dan materi lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam penelitian ini.29 Pemaparan dalam penelitian ini mengarah pada penjelasan deskriptif sebagai ciri khas penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.30 Adapun metode, dalam studi sastra, memiliki ukuran keilmiahan sendiri yang ditentukan oleh karakteristiknya sebagai sistem.
29
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 9. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2010), hlm. 6. 30
17
2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah bahan pustaka berupa buku, majalah, dokumen-dokumen dan materi lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini, sumber data terbagi menjadi dua, yaitu : a. Sumber Primer Sumber primer adalah sumber asli baik berbentuk dokumen maupun peninggalan lainnya.31 Adapun sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. b. Sumber Sekunder Sumber sekunder merupakan hasil penggunaan sumber-sumber lain yang tidak langsung dan sebagai dokumen yang murni ditinjau dari kebutuhan peneliti.32 Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah : 1) Thomas Lickona. 2012. Educating for Character; Mendidik untuk Membentuk Karakter, Terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
31
Winarto Surakhmad, Pengantar Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1994), hlm. 134. 32 Winarto Surakhmad, Pengantar …, hlm. 134.
18
2) Mohamad Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 3) E. Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. 4) Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter; Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. 5) Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana. 6) Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 7) Bambang Q. Anees & Adang Hambali. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 8) Suminto A. Sayuti. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. 9) Burhan Nurgiantoro. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 10) Muchlas Samani & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 11) Abdul Majid & Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya. 12) Suwardi
Endraswara.
2013.
Metodologi
Penelitian
Sastra.
Yogyakarta: CAPS. 13) Nyoman Kutha Ratna. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
19
14) resensi-novel-sepatu-dahlan-miasavira.html. 15) http://www.syamsoe.com/2013/03/resensi-buku-surat-dahlan.html. 16) DarkerThanBlack-Surat-Dahlan-Pencarian-Jati-Diri-dan-CintaSejati.html. 17) Fitri-andani-Resensi-Novel-Surat-Dahlan.html. 4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.33 Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan menghimpun bahan-bahan pustaka untuk ditelaah isi tulisan terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Dalam melakukan dokumentasi, penulis menggunakan beberapa langkah untuk memudahkan proses pendokumentasian. Pertama, penulis mengumpulkan berbagai data yang erat kaitannya dengan konsen penelitian. Kedua, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan proses identifikasi data berdasar konsen penelitian, sehingga dari proses ini dapat dipetakan dokumen-dokumen yang relevan dan penting, yang mengarah pada tema pendidikan karakter. Ketiga, memilah data dokumentasi yang tidak relevan sehingga tidak tercampur dalam proses analisis data. Keempat, melakukan analisis secara objektif, sistematis, dan logis data-data yang diperoleh, 33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rajawali, 2002), hlm. 236.
20
sehingga menuju suatu kesimpulan yang mampu menjawab persoalan yang telah dirumuskan. 5. Metode Analisis Data Analisis data merupakan penguraian atas data hingga menghasilkan kesimpulan. Metode analisis data yang dilakukan untuk menganalisis pembahasan ini adalah metode analisis kualitatif dengan menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis kontekstualisasi. a. Analisis Isi Analisis isi (content analysis) merupakan suatu teknik yang berhubungan dengan isi komunikasi, baik verbal maupun non verbal, yakni berupa pesan-pesan yang terdapat dalam teks karya sastra. Sementara pendapat Barcus, yang dikutip oleh Noeng Muhadjir, mengungkapkan bahwa analisis isi merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Secara teknis, analisis isi mencakup upaya klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu sebagai membuat prediksi.34 Pada dasarnya, analisis isi dalam bidang sastra merupakan upaya pemahaman karya sastra dari aspek ekstrinsik. Aspek-aspek yang melingkupi isi struktur sastra dibedah, dihayati, dan dibahas secara mendalam. Unsur ekstrinsik sastra yang menarik perhatian analisis isi cukup banyak, antara lain meliputi: (a) pesan moral/etika, (b) nilai 34
hlm. 76.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989),
21
pendidikan (didaktis), (c) nilai filosofis, (d) nilai religius, (e) nilai kesejahteraan, dan sebagainya. Dengan kata lain, peneliti baru memanfaatkan analisis isi apabila hendak mengungkap kandungan nilai tertentu dalam karya sastra.35 Analisis isi digunakan untuk mengungkap, memahami dan menangkap pesan karya sastra. Makna dalam analisis isi biasanya bersifat simbolik. Tugas analisis isi tidak lain untuk mengungkap makna simbolik yang tersamar dalam karya sastra.36 Analisis isi tepat digunakan untuk mengungkapkan kandungan nilai yang ada dalam karya sastra.
37
Dengan
demikian, analisis isi dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pesan-pesan atau amanat yang terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Isi laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan pembaca. Dengan kalimat lain, isi komunikasi pada dasarnya juga mengimplikasikan isi laten, tetapi belum tentu sebaliknya. Objek formal metode analisis isi ini 35
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, cet.4, edisi revisi (Yogyakarta: Media Pressindo, 2008), hlm. 160 36 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian …, hlm. 160. 37 Lexy J. Moleong, Metodologi …, hlm. 25.
22
adalah isi komunikasi. Analisis terhadap isi laten akan menghasilkan arti, sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan menghasilkan makna.38 Dalam menggunakan metode analisis isi, terdapat 3 prosedur yang harus dilakukan oleh peneliti, yaitu:39 1) Pengadaan Data Pengadaan data karya sastra, dilakukan melalui pembacaan secara cermat dengan cara membaca berulang-ulang. Kemudian, dari semua bacaan tersebut dipilah-pilah ke dalam unit kecil agar mudah dianalisis. Unit-unit ini selanjutnya ditulis kembali ke dalam kartu data dan disiapkan terjemahannya. Penerjemahan ini akan membantu peneliti dalam klasifikasi. Dalam melakukan pencatatan, telah disertai seleksi data atau reduksi data. Yakni, data-data yang tidak relevan dengan konstruk penelitian ditinggalkan. 2) Proses Inferensi dan Analisis Dalam melakukan inferensi, peneliti harus sensitif terhadap data. Itulah sebabnya, inferensi selalu bertumpu pada makna simbolik teks sastra. Inferensi berupa penarikan simpulan yang bersifat abstrak, yang akan mendasari jabaran analisis berikutnya. Adapun
proses
analisis
meliputi
penyajian
data
dan
pembahasan yang dilakukan secara kualitatif konseptual. Analisis data harus selalu dihubungkan dengan konteks dan konstruk analisis.
38
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 39 Suwardi Endraswara, Metodologi …, hlm. 162-164
23
Konteks berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan struktur karya sastra, sedangkan konstruk berupa bangunan konsep analisis. Dalam hal ini konsep tersebut diharapkan mewadahi isi atau pesan karya sastra secara komprehensif. 3) Validitas dan Reliabilitas Penelitian sastra pada umumnya banyak menggunakan validitas semantik, yakni mengukur tingkat kesensitifan makna simbolik yang bergayut dengan konteks. Pengukuran makna simbolik dikaitkan dengan konteks karya sastra dan konsep atau konstruk analisis. Sedangkan reliabilitas yang dipakai adalah keakuratan, yakni penyesuaian antara hasil penelitian dengan kajian pustaka yang telah dirumuskan. b. Analisis Kontekstualisasi Analisis kontekstualisasi digunakan untuk melihat realitas historis yang sedang terjadi pada saat ini, kemudian mencari pedoman dan petunjuk dari al-Qur’an mengenai apa yang harus dilakukan.40 Penelitian dengan menggunakan analisis kontekstual dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna teks dengan keadaan (konteks) kekinian. Pemahaman secara kontekstual bertujuan untuk menggali secara maksimal makna-makna yang terkandung dalam teks sehingga membawa implikasi berkembangnya sikap yang berkarakter. 41
40
Fahruddin Faiz, Hermeneutika Qur‟ani: antara teks, konteks, dan kontekstualisasi, cet.3 (Yogyakarta: Qalam, 2003), hlm. 117. 41 Fahruddin Faiz, Hermeneutika …, hlm. 132-133.
24
Dalam konteks penelitian ini, peneliti mengkaji novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan kemudian dikaitkan dengan materi pendidikan agama
Islam
guna
menemukan
relevansi
atau
benang
merah
pemikirannya tentang pendidikan karakter. Dengan melakukan analisis kontekstual terhadap novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan dengan materi pendidikan agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, peneliti mengharapkan akan mendapatkan gambaran yang detail dan komprehensif mengenai pendidikan karakter yang ditawarkan novelis.
G. Sistematika Penulisan Sitematika penulisan merupakan kerangka dari penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran dan petunjuk tentang pokok-pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut: Bab I, merupakan landasan normatif penelitian ini yang merupakan jaminan bahwa penelitian ini dilakukan dengan objektif, berupa pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, berisi tentang landasan teori yaitu nilai pendidikan karakter dan novel, yang kemudian dijelaskan secara rinci meliputi : pengertian nilai, pengertian pendidikan karakter, metode penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, dan teori mengenai pengertian novel, macam-macam novel, jenis-jenis novel, serta novel sebagai media pendidikan karakter.
25
Bab III, membahas tentang deskripsi novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan yang meliputi: biografi Khrisna Pabichara, gaya pemikiran Khrisna Pabichara dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan, serta kelebihan dan kekurangan novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan. Bab IV, menguraikan hasil dari penelitian terkait nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan yang meliputi dua pembahasan, yaitu: pertama, nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan; dan kedua, relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan terhadap materi pendidikan agama Islam (PAI) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Bab V, berisi penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan, maka dapat penulis simpulkan bahwa: 1.
Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan ini, yaitu mencakup nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan kebangsaan. a. Nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu beriman kepada Allah SWT, Islam, tawakal, syukur, dan sabar. b. Nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Diri Sendiri, yaitu jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, bergaya hidup sehat, disiplin terhadap waktu, kerja keras dalam menjalankan tugas, percaya diri, mandiri dalam bekerja, tangguh menghadapi rintangan, ingin tahu yang tinggi, dan cinta ilmu pengetahuan. c.
Nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Sesama, yaitu persaudaraan yang tinggi terhadap sesama.
d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Lingkungan, yaitu ekologis atau peduli terhadap lingkungan.
141
142
e. Nilai
karakter
dalam
hubungannya
dengan
Kebangsaan,
yaitu
nasionalisme. 2.
Nilai-nilai karakter yang terdapat di dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan memiliki relevansi dengan materi pembelajaran PAI pada jenjang SMP, diantaranya materi tentang iman kepada Allah, asmaul husna, perilaku terpuji (tawadlu, taat, qana’ah, sabar), shalat wajib, perilaku terpuji (zuhud dan tawakal), thaharah, sejarah Nabi Muhammad SAW, perilaku terpuji (kerja keras, tekun, ulet, dan teliti), hewan yang halal dan haram dimakan, sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam Islam, al-Qur’an surat at-Tin, hadits tentang menuntut ilmu, al-Qur’an surat al-Insyirah, hadits tentang kebersihan, perilaku tercela (ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah), zakat fitrah dan zakat mal, perilaku terpuji (qana’ah dan tasamuh), perilaku tercela (takabur), dan sejarah tradisi Islam Nusantara, sehingga kedua novel karya Khrisna Pabichara ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menunjang proses penanaman pendidikan karakter kepada peserta didik.
B. Saran-Saran Berdasarkan penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Saran bagi orang tua, untuk senantiasa memberikan pendidikan yang terbaik dengan usaha yang optimal untuk anak-anaknya dengan membentuk pribadi
143
anak sebagai pribadi yang berkarakter, dengan membiasakan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelak dalam hidupnya tidak hanya menjadi pribadi yang baik tetapi juga menjadi pribadi yang berkualitas. 2. Saran bagi pihak sekolah, untuk menyediakan bahan bacaan yang berkualitas untuk para peserta didik. Menyediakan bahan bacaan yang tidak hanya berisi ilmu pengetahuan (IQ) guna mencerdaskan tetapi juga bahan bacaan yang baik untuk perkembangan emosional dan spiritual (EQ dan SQ) para peserta didik guna menjadi pribadi yang berkarakter.Misalnya berupa karya-karya sastra yang memuat nilai-nilai karakter seperti halnya novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan ini. Sehingga menjadikan para peserta didik sebagai pribadi yang cerdas dan berkarakter seperti yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. 3. Saran bagi masyarakat, untuk ikut mengawasi perkembangan para generasi muda dalam lingkungan setempat, dan turut berkontribusi untuk mengarahkan atau membimbing para generasi muda agar menjadi pribadi yang berkarakter dengan wujud nyatanya berkelakuan baik dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Saran bagi penulis novel, untuk terus berkarya dalam sastra-sastra yang indah dan mendidik dan tentunya untuk terus berkontribusi penuh dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi para putra dan putri bangsa. 5. Saran bagi pelajar dan mahasiswa, untuk senantiasa memperkaya khazanah keilmuan yang tidak hanya berupa ilmu-ilmu pengetahuan yang menjadi tuntutan sekolah atau kampus saja, tetapi juga yang berkenaan dengan pengembangan potensi diri atau karakter guna menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter.
144
6. Saran bagi pendidik atau siapa saja yang memiliki komitmen terhadap pendidikan karakter, untuk mendidik para peserta didik atau generasi muda tidak hanya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang teoritik, tetapi juga dengan menjadi teladan yang baik dengan menumbuhkan dan mengembangkan karakter para peserta didik (generasi muda), sehingga nantinya perserta didik (generasi muda) dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter.
C. Kata Penutup Dengan mengucap Alhamdulillahi Rabb al-‘Alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan kasih dan cinta-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan cahaya keilmuan kepada umat manusia hingga detik ini. Dengan penuh kesadaran, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan sebagai perbaikan ke arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi pemikiran terhadap pendidikan dan memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan lingkungan sekitar pada umumnya. Aamiin. Purwokerto, 08 Mei 2015 Penulis,
Ferianti NIM. 102331030
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers. Akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses pada tanggal 03 Maret 2015 al Fanjari, Ahmad Syauqi. 2005. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rajawali. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Asmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniah (Transendental Intelligence): Membentuk Kerpibadian yang Bertanggung Jawab, Profesional dan Berakhlak. Jakarta: Gema Insani Press. ________________. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press. Budianto, Melani dkk. 2008. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi). Magelang: Indonesia Tera.
DarkerThanBlack-Surat-Dahlan-Pencarian-Jati-Diri-dan-Cinta-Sejati.html. diakses pada tanggal 14 November 2014 pukul 09.28. E. Kosasih. 2014. Jenis-jenis Teks, Analisis Fungsi, Struktur dan Kaidah serta Langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya. E. Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Efendi, Anwar. 2008. Bahasa & Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, cet.4, edisi revisi. Yogyakarta : Media Pressindo. Faiz, Fahruddin. 2003. Hermeneutika Qur’ani: antara teks, konteks, dan kontekstualisasi, cet.3. Yogyakarta: Qalam. Fitri-andani-Resensi-Novel-Surat-Dahlan.html. diakses pada tanggal 14 November 2014 pukul 09.28. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta : Andi Offset. Heru Santosa, Wijaya dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.
http://kmbsi.blogspot.com/2013/04/pengertian-novel.html. diakses 16 September 2014 pukul 12.29 http://pai-bp.blogspot.com/2014/08/manfaat-dan-hikmah-persaudaraan.html, diakses pada 31 Maret 2015 pukul 19.00 WIB http://www.syamsoe.com/2013/03/resensi-buku-surat-dahlan.html. tanggal 14 November 2014 pukul 09.28.
diakses
pada
httpabdurrohmanwahid.blogspot.com201311hadist-tentang-persaudaraan-islamla.html, diakses pada 31 Maret 2015 pukul 19.00 WIB J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karkter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosdakarya. Khozin. 2013. Khazanah Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mahali, A. Mudjab. 1984. Adab dan Pendidikan dalam Syari’at Islam. Yogyakarta: BPFE. Mahdi as-Sadr, Sayyid. 2005. Mengobati Penyakit Hati, Meningkatkan Kualitas Diri. Jakarta: Pustaka Zahra. Majid, Abdul & Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Rosda Karya. Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin. Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyana, Rohmat. 2011. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta. Munir, Ahmad. 2008. Tafsir Tarbawi: Mengungkap Pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan. Yogyakarta: TERAS. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Nata, Abuddin. 2002. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.
Pabichara, Khrisna. 2014. Sepatu Dahlan. Jakarta: Noura Books. _______________. 2013. Surat Dahlan. Jakarta : Noura Books. pendidikan-karakter-prastiwi-skripsi-jurusan-sastra-Indonesia-Fakultas-SastraUM.html. diakses 21 Agustus 2014 pukul 12.45 Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratna, Nyoman Kutha. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Razak, Nasruddin . 1989. Dienul Islam. Bandung: Alma’arif. resensi-novel-sepatu-dahlan-miasavira.html. diakses pada tanggal 16 September 2014 pukul 12.03 Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Rosda Karya. Siswanto, Wahyudi . 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. Surakhmad, Winarto. 1994. Pengantar Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zubaidi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.