1. Hans dan Taman Bawah Tanah
Nadhif Rizal
Namaku Hansteir Elmwood atau sebut saja Hans. Aku tinggal bersama Ayah dan Ibuku. Ayahku selalu menceritakan kisah misteri tentang Taman Bawah tanah. Ayahku selalu berkata "kakekmu yang hilang lah yang suka mengarang cerita itu, entah itu asli atau hanya fiksi ilmiah saja". Tetapi aku tetap penasaran dan ingin melihat taman itu dan bertemu kakekku yang sangat terkenal di negeri Melvico, Steve George Elmwood adalah nama kekekku. Beliau adalah mantan walikota yang sangat pemberani, jujur, dan baik hati. Karena penasaran yang sangat mendalam, aku selalu mencari tahu tentang taman bawah tanah. "Mungkin di sini ada petunjuknya" ucapku sambil pergi mengunjungi perpustakaan sejarah di tengah kota. Di perpustakaan itu ada banyak sekali buku-buku sejarah tentang negeri Melvico, dimulai kebudayaan, awal merdeka, biografi orang terkenal dan buku sejarah lainnya. "Aha..! Pasti ini bukunya..!" Ucapku kegirangan. "Rahasia Taman FreeFall, Taman yang sangat indah, berbagai jenis tumbuh-tumbuhan ada di sini, tidak ada yang tahu letak taman ini, sebagian orang berpendapat bahwa Taman FreeFall adalah Taman Bawah Tanah. Banyak orang mengeluarkan hartanya demi menemukan taman tersebut, konon dalam cerita masyarakat lokal, pintu gerbang antara Melvico dan FreeFall terbuka dan banyak orang yang masuk ke sana tapi tidak kembali, salah satunya, taman ini masih misteri keberadaannya apakah hanya fiksi ilmiah saja?” Aku membaca buku itu dengan serius, tiba-tiba seorang anak perempuan yang seumuran denganku datang menghampiri. “Kamu sedang baca apa? sepertinya asik sekali.” tanya anak perempuan itu, dia mengagetkanku.
“Siapa kau?, mengagetkanku saja, aku sedang membaca Taman FreeFall,” ucapku kesal. Anak perempuan itu terlihat terkejut. “Namaku Anna Sriter, panggil aku Anna, yang kau maksud adalah taman bawah tanah yang indah itu? Neneku sering bercerita cerita lokal itu.” “Namaku Hansteir Elmwood panggil saja aku Hans, Jadi kau juga suka dengan misteri taman bawah tanah itu?” Namun Anna kembali terkejut, ”Kau keluarga Elmwood, Berarti kau cucunya Steve George Elmwood? Beliau adalah suaminya Bibiku, berarti kau adalah keponakanku?” Aku sangat kaget dan aku langsung meminta Anna untuk menceritakan kembali Taman FreeFall tersebut. Tetapi Anna menolaknya karena hari sudah gelap, dia memutuskan untuk bercerita esok pagi di taman kota. Esok pagi sesuai janji, aku dan Anna sudah ada di taman kota, dan aku pun duduk di kursi taman sambil mendengarkan cerita dari Anna. “Sebuah tempat ajaib di mana sekelompok peri tinggal di sana, mereka sangat menyukai nyanyian-nyanyian yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di taman tersebut. Tanpa disengaja seorang anak lelaki masuk ke dunia itu, para peri sangat menyayanginya bagaikan anak sendiri, suatu hari saat anak lelaki itu telah beranjak dewasa, dia pergi menuju dunianya, dan berjanji akan kembali suatu saat nanti.” Anna menceritakan apa yang neneknya ceritakan kepadanya. Aku pun sangat terkajub akan hal itu dan aku ingin mengajak Anna untuk mencari kunci menuju Taman FreeFall. Anna pun satu pikiran denganku dan dia langsung setuju karena, dia juga penasaran akan adanya Taman FreeFall. Aku dan Anna pergi ke perpustakaan lokal dan membaca kembali buku Rahasia Taman FreeFall. “Aku masih mempertanyakan, siapa yang menulis buku ini, karena di buku ini tidak ada nama pengarang dan hanya ada nama penerbit,” tanyaku penasaran.
“Itu dia! Kita pergi saja ke tempat buku ini diterbitkan, lihat di belakang buku ini ada alamatnya” ucap Anna. “Jln.Paphyrus no 32” Tanpa basa-basi lagi kami berdua langsung pergi menuju alamat tersebut. Saat sampai di tujuan, kami berdua terdiam dan hanya melihat bagunan tua yang tidak terurus, “Mungkin masih ada penghuninya.” ucapku. Anna mengetuk-ngetuk pintu “Tok-Tok-Tok”. Lalu ada jawaban dari dalam bangunan itu, “Siapa di sana? bukankah kau lihat di depan pintu ini, DILARANG MENGETUK PINTU DAN DILARANG MASUK!” Suara pria itu dengan nada marah. Kami pun kaget. “Tunggu dulu Tuan, kami ingin tahu siapa pengarang buku Rahasia Taman FreeFallI” ucap Anna berani. “Apa maksud kalian? Darimana kalian mendapatkan buku itu? Padahal aku sudah memusnahkan semua buku itu!” ucap pria itu sangat marah. “Kami mendapatkannya dari perpustakaan lokal, mengapa kau menghancurkan buku ini?” aku pun mulai penasaran. Pria itu membukakan pintunya, “Masuklah aku pikir kalian anak yang bisa dipercaya, ayo masuk cepat!” ucap pria itu dengan suara berat. Aku dan Anna masuk ke dalam bangunan itu, di dalam bangunan tua itu sangat mengerikan, penuh dengan buku-buku yang sudah kusam dan berdebu, serta banyak sekali jaring laba-laba di setiap tembok. “Aku pikir buku itu telah musnah semua, ternyata ada anak seperti kalian yang menemukannya, namaku Herry Truther, dan kalian?” tanya pria itu dan terlihat sedikit menyesal. “Namaku Hansteir Elmwood, panggil saja Hans, dan ini temanku Anna Sriter”,
“Salam kenal panggil saja aku Anna.” Pria itu langsung kaget, “Kau bilang Elmwood, dan Sriter? Oh ternyata itu benar kalian.” muka pria itu terlihat gembira dan terharu. “Bagaimana kau tahu keluarga kami?” tanya Anna. Pria itu mengusap matanya dan bercerita. “Jika kalian tidak percaya tak apalah, tapi aku hanya memberitahu, kalian tahu kisah seorang anak lelaki yang pergi ke Taman Freefall itu?” “Yap, kami tahu dia dirawat oleh peri penjaga Taman itu kan?” Aku menjawabnya dengan bersemangat. Pria itu kembali melanjutkan cerita, “Sebenarnya dia berasal dari keluarga Elmwood, dan istrinya berasal dari keluarga Sriter, Saat itu lelaki itu membawa istrinya ke Taman FreeFall dan melahirkan seorang anak di taman itu dan pulang kembali ke Melvico.” Aku memotong pembicaraan, “Jadi maksudmu, lelaki itu kakekku dan bibinya Anna?” Anna pun terkejut, “Apakah lelaki itu bernama Steve George Elmwood? Jika benar darimana tuan tahu bahwa cerita itu asli?” tanya Anna seperti mengintrogasi seseorang. Pria itu terlihat seperti ingin menangis melihat kejadian masa lalunya. “Dahulu sekali sebelum kalian berdua lahir, Steve menulis buku itu, dan dia pergi ke tempat ini agar buku ini diterbitkan, awalnya aku menolaknya, meskipun kami sahabat yang dekat, tetapi setelah dia membawaku ke tempat itu, hatiku merasa tenang damai. Dan aku setuju bahwa buku itu harus diterbitkan asalkan nama penulis itu, kakekmu tidak boleh ditulis. Buku itu sangat laris, tetapi banyak orang yang menghancurkan lingkungan kota ini demi menemukan pintu menuju taman yang indah itu. Banyak masyarakat protes akan perusakan lingkungan demi menemukan pintu menuju taman itu. Dan semua buku itu sudah dimusnahkan, tetapi kenapa bisa ada buku yang terlewat dalam proses penghancuran?”
Cerita pria itu membuat kami semakin tertarik dan menambah info-info tentang taman itu. Tetapi Anna terlihat sedang memikirkan sesuatu, di saat itu sepertiya dia mendapatkan ide yang menarik. “Tuan, kau bilang bahwa tuan pernah diajak pergi ke taman itu, bisakah anda tunjuka jalan itu?” tanya Anna dan seperti biasa dia selalu bersemangat, saat Anna menanyakan pertanyaan itu aku dan tuan Harry pun kaget. Kemudian Harry pergi entah kemana dia berkata, “Ikuti aku.” Pria itu memasangkan wajah yang sangat serius. Kami mengikuti pria itu, aku penasaran apa yang dia lakukan di depan lemari buku itu? Saat dia menarik sebuah buku, tiba-tiba lemari itu bergeser dan ada tangga bawah tanah yang tersembunyi. Pria itu memandangku dan Anna dengan tatapan yang sangat serius, “Ayo cepat masuk sebelum ada yang melihat ini!” Aku dan Anna turun menyusuri tangga, Di lantai dasar ada sebuah ruangan kecil dan sempit di dalamnya hanya ada meja dan di atasnya ada buku yang sangat besar. “Inilah portal rahasia itu, sebelum kakekmu meninggal dia berpesan kepada untuk menjaga buku ini seumur hidupku, dan wariskanlah kepada orang yang menurutku bisa dipercaya.” Pria itu memperlihatkan sebuah buku yang hanya berisi gambar-gambar. “Apakah gambar dalam buku ini adalah...” Anna bertanya tetapi pria itu sudah menjawab “Ya, benar sekali itu adalah gambar Peri dan kehidupan di Taman FreeFall.” Pria itu terenung, dan berkata, ”Tetapi untuk saat ini aku tak bisa membawa kalian berdua ke taman itu.” Aku dan Anna terkejut. “Kenapa?bukankah khanya kakek dan kau yang bisa membuka pintu itu?” Ucap kami berdua dengan kompak.
“Kalian kompak sekali, aku suka orang yang dapat dipercaya dan kompak. Karena hari sudah gelap besok pergi lah ke perpustakaan kota, lihat di lantai 2 ada sebuah patung yang berbentuk seperti peri terawang oleh kalian dan temukan kata kuci dari portal ini, lalu kalian pergi ke taman kota, di tengah taman itu ada pohon yang sangat tua, ambilah kertas yang ada di lubang pohon itu, lubang itu terdapat di puncak pohon tersebut, kalian harus memanjatnya. Kemarilah sebelum matahari ada di kepala kailan.” Pesan dari pria itu kepada kami. Aku dan Anna pun mengangguk dan tidak sabar untuk segera pulang dan mempersiapkan diri. “Baik, kami akan pergi kesana sebelum matahari ada di atas kita.” Aku dan Anna berpamitan untuk pulang. Saat perjalan pulang Aku teringat sesuatu dan Anna pun bertanya. “Ada apa Hans?” Aku menjawab. “Besok kan awal musim gugur, dan daun pertama yang jatuh selalu pada saat matahari di kepala kita” “Berarti yang Tuan Harry maksud adalah kita harus mebuka portal itu sebelum daun pertama jatuh, kita harus cepat!” Anna terlihat gelisah. Keesokan harinya sesuai perkataan Tuan Harry, aku dan Anna pergi ke perpustakaan kota, di lantai dua terdapat patung peri yang lumayan tinggi. “Ayo kita cari tulisan itu!” teriak Anna bersemangat. “Ini dia tulisannya, sangat kecil sehingga sulit untuk dibaca.” Aku menemukannya dan kami merasa senang, “Cepat bacakan!” Anna menyuruhku membacanya. Aku pun langsung membacanya. ”Saat daun pertama jatuh di awal musim gugur, kedua dunia membuka pintunya.....” Tulisannya berhenti sampai di pintu.
“Aku sudah menuliskanya di bukuku. Ayo cepat ambil kertas itu sebelum matahari berada di kepala kita!” Anna sangat bersemangat. Aku dan Anna berlari menuju taman kota, dan di saat kami sampai di tujuan, kami kaget bahwa di taman kota sedang ada Festival Awal musim gugur, di sana banyak sekali orang yang berkumpul untuk melihat daun pertama gugur. Aku dan Anna berdesakan untuk mengambil kertas itu, tanpa basa-basi, Anna memanjat pohon itu dan mengambil kertas yang ada di lubang puncak pohon. Aku terkejut “Waw, kau bisa memanjat?” Anna pun tersenyum. “Karena inilah kebiasaanku.” Saat meraih kertas itu Anna langsung turun dan membacakan isi kertas itu, “....Penjaga pintu dunia aneh itu terbangun, Pintu Bawah tanah dan Atas tanah akan segera menutup saat daun terakhir jatuh.” Kami saling bertatap muka. “Kita harus cepat kembali saat daun terakhir jatuh, berarti besok sore” ucap Anna. Kami segera pergi dari taman dan menuju gedung tua milik Tuan Harry. Saat sampai di tujuan kami segera mengetuk pintu, dan Tuan Harry membukanya dan terburu-buru untuk menyuruh kami masuk. “Ingat kalian ucapkan kalimat itu, setelah penjaga gerbang terbangun jangan gugup, dan sebutkan nama keluarga kalian! Dan ingat pulang lah sebelum Matahari terbenam, jika tidak kalian akan terkurung di dunia itu dan hanya bisa kembali tahun depan, itu pun jika kalian masih hidup!” tegas Tuan Harry kepada kami. Saat di ruangan bawah tanah Tuan Harry membuka halaman tengah buku itu dan menyuruh kami untuk mengucapkan kata yang telah kami baca. “Saat daun pertama jatuh di awal musim gugur, kedua dunia membuka pintunya...”
Buku itu langsung bersinar sangat terang, “Ayo lanjutkan!” ucap Tuan Harry dengan nada pelan. “Penjaga pintu dunia aneh itu terbangun, Pintu Bawah tanah dan Atas tanah akan segera menutup saat daun terakhir jatuh.” Buku itu masuk ke bawah tanah dan membuka pintu masuk ke dunia Bawah tanah, di sana keluarlah sesosok peri tua dan menanyakan nama kami, “Siapa kalian? Beri tahu aku!” “Aku Elmwood” “Dan aku Sriter.” Muka peri itu terlihat kaget dan sedih, Sudah berapa lama kita tak berjumpa, kau selalu diterima di negeri ini.” Ucap peri tua itu mengantar kami ke Taman FreeFalls. Saat sampai di sana, Aku dan Anna sangat senang sekaligus terharu, bahwa usaha kita untuk mencari informasi tentang dunia ini telah terpecahkan. Peri tua itu memberi tahu kepada peri lain. “Keluargaku yang sangat kudambakan, beri hormat kepada sahabat kita Tuan Elmwood dan Sriter!” Peri-peri itu datang menghampiri kami berdua, pohon-pohon memberikan ucapan selamat datang kepadaku dan Anna. Banyak sekali hewan-hewan mitologi yang indah sekali, di sana ada Pegasus yaitu uda putih bersayap, Unicorn atau kuda bertanduk satu, serangga yang warna-warni dan kolam yang sangat jernih sekali. Anna berbisik kepadaku. “Coba kalau dunia kita seperti ini, pasti dunia akan tenang dan damai.”
Tetapi jika dilihat ke atas langit-langit tidak indah, karena langit Taman FreeFalls ditutupi tanah yang gelap dan sedikit oksigen. Aku pun teringat sesuatu, aku bertanya kepada peri itu. “Apakah pohon-pohon di sini mengeluarkan oksigen? Kok rasanya susah bernapas ya?” Peri itu menjawab. “Kami tidak memerlukan oksigen yang kami butuhkan hanyalah nyanyian pohon yang mendamaikan suasana hati.” Anna pun bertanya kembali. “Bagaimana kakek Elmwood bisa hidup tanpa oksigen?” Peri lain menjawab, “Karena dulu pohon Taman FreeFalls menghasilkan oksigen dan nyanyian yang sedikit, tetapi setelah kepergian Tuan Elmwood, kami mengubahnya.” Kami pun terkejut. “Jika begitu kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama, padahal aku ingin sekali tinggal di sini lebih lama, berarti kita habiskan waktu kita untuk bermain di sini,” ucapku bersemangat. Di Taman FreeFall, kami menunggangi pegasus, menangkap serangga, bernyanyi bersama pohon, dan kami tidak menyadari bahwa daun terakhir akan jatuh, Peri Tua penjaga portal datang menghampiri kami terlihatnya dia sedang tergesa-gesa. “Ayo cepat kalian pulang! Tidak ada waktu lagi, portal hampir tertutup!” Kami pun kaget. “Apa! Tidak terasa ya, tapi bagaimana bisa kita pergi ke portal itu tepat waktu, jarak dari sini ke portal lumayan jauh.” Anna sangat gelisah. Tapi ada 2 unicorn yang datang untuk membantu. “Kuperbolehkan kalian menunggangi kami, Karena kami bisa berlari sangat cepat,” ucap unicorn itu. Aku dan Anna pun bergegas naik ke punggung Unicorn itu berlari sangat cepat, kami harus berpegangan erat, tetapi di depan sana ada sungai yang lebar dan arusnya yang besar.
“Peganglah yang erat!” ucap kedua unicorn itu. Kami kaget dan berprasangka bahwa kuda ini nekat dan ingin melompatinya, ternyata saat di sungai, mereka benar-benar melompati sungai itu, aku dan Anna sangat kaget dan takut, takut jika kuda ini melompati sungai dan tidak sampai. Tetapi di waktu yang menegangkan kuda itu melemparkan kami menuju portal, tinggal seperempat lagi portal itu ditutup penuh dan kami langsung masuk ke portal itu dan terlempar ke dunia manusia. Kami tidak sempat mengucapkan salam perpisahan, karena lontaran yang sangat cepat. “Apa kalian tidak apa-apa? Aku sangat menghawatirkan kalian sekaligus bangga kepada kalian,” ucap Tuan Harry yang membangunkan kami. “Terima kasih Tuan Harry, kau telah memberikan pengalaman yang takkan terlupakan bagi kami.” Aku dan Anna pun terharu dan segera memeluk Tuan Harry. “Aku berjanji kepada Tuan Harry, jika aku dewasa aku akan menggantikan Tuan Harry sebagai penjaga buku ini.” Perpisahannya masih belum cukup, saat di perjalanan pulang, Anna terlihat sedih dan termenung, “Hans, apakah kita akan bertemu lagi?” Aku kaget mendengarkan kata itu. “Apa yang kau maksud kita pasti akan selalu bertemu kita kan tetangga.” Anna pun termenung kembali. “Maafkan aku Hans, besok pagi aku harus pindah keluar kota karena orang tuaku dipanggil untuk bertugas, dan terima kasih telah menjadi temanku dan membawaku ke petualangan yang sangat luar biasa, dan menegangkan, aku janji suatu saat kita pasti akan bertemu kembali.” Aku sangat kaget sekaligus sedih mendengarkan itu. “Selamat tinggal mungkin ini perpisahan kita.” Aku dan Anna pun pulang ke rumah masing-masing.
“Apakah kita akan bertemu kembali dan membuka kembali portal itu bersama-sama?”