I. PENDAHULUAN Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber). Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia yaitu sekitar 3,40 juta ha pada tahun 2007, namun dari sisi produksi hanya berada posisi kedua setelah Thailand yakni 2,76 juta ton. Produktivitas karet rakyat masih relatif rendah yaitu 700-900 kg/ha/tahun (Ditjenbun, 2008). Rendahnya produktivitas karet salah satunya disebabkan penyakit tanaman (Semangun, 1989). Penyakit pada tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu yang penting dari pada masalah gangguan lainnya, dan bahkan seringkali dapat menggagalkan suatu usaha pertanaman. Penyakit tanaman karet dapat dijumpai sejak tanaman di pembibitan sampai di tanaman yang telah tua, dari bagian akar sampai pada daun. Penyebab penyakit pada karet umumnya disebabkan oleh cendawan dan sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lainnya. Diagnosa penyakit yang tepat dan cepat akan sangat menentukan keberhasilan penanggulangan penyakit. Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit karet yang dianjurkan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi lingkungan, dan/atau penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. Khusus dalam penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap manusia, lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggunya itu sendiri. Pada tanaman karet, beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman dan merugikan perkebun antara lain
penyakit Jamur
Akar Putih
(Rigidoporus microporus) (JAP), Penyakit batang Kanker Garis (Phytophthora palmivora butl), gugur daun (Colletotrichum, Corynespora), dan penyakit layu Fusarium ( Fusarium sp) pada bibit karet. (Semangun, 1989). Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) disebabkan oleh jamur R. microporus merupakan penyakit utama pada pertanaman karet yang dapat mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ujung ranting menjadi mati.
Pada perakaran tanaman sakit
tampak benang-benang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur kadangkadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal akar tanaman. Pada serangan berat, akar tanaman menjadi busuk sehingga tanaman
1
mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering merambat pada tanaman tetangganya (Semangun, 1989). Pengendalian dengan pengolesan dan penyiraman seperti fungisida. Intensifikasi penggunaan pestisida sintetis ternyata memberikan berbagai dampak yang tidak diinginkan khususnya terkait dengan kerusakan ekosistem lahan pertanian, terganggunya eksistensi flora dan fauna di sekitar lahan pertanian dan kesehatan petani pekerja. Kerusakan ekosistem pertanian pada akhirnya menekan daya dukung lahan akibat merosotnya populasi mikroorganisme tanah yang berguna membantu mempertahankan kesuburan lahan pertanian. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya resistensi hama dan penyakit tanaman mengakibatkan petani menggunakan dosis yang lebih tinggi lagi sehingga tingkat kerusakan ekosistem menjadi semakin parah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut terus berlanjut perlu dilakukan pembenahan terkait dengan cara budidaya tanaman yang lebih berwawasan lingkungan. Cara tersebut pada prinsipnya lebih memperhatikan dan memanfaatkan sumberdaya keanekaragaman hayati yang melimpah di alam sehingga perlahan-lahan akan tercipta kembali keseimbangan ekologi yang berkesinambungan. Terkait usaha pengendalian penyakit tanaman
petani
diharapkan dapat dan mampu mengembangkan pestisida yang lebih ramah terhadap lingkungan dimana salah diantaranya adalah dengan memanfaatkan pestisida nabati dan agensia hayati yang dapat menghasilkan senyawa sekunder sebagai bahan aktif pestisida. Pemanfaatan pestisida nabati dan agensia hayati
diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan petani akan pestisida kimia sintetis yang sangat beracun dan menyebabkan berbagai dampak negatif. Banyak hasil penelitian melaporkan, bahwa dapat memperlihatkan
pengaruh
penekanan
minyak atsiri sebagai pestisida nabati
atau penghambatan
pertumbuhan
dan
perkecambahan mikroorganisme (Kivanc dan Akgul, 1986 dalam Sait, 1991). Pengaruh ini disebabkan
adanya senyawa
aktif di dalam minyak
atsiri
yang mampu menembus
dinding sel mikroorganisme seperti jamur (Knobloch dkk, 1989). Diantaranya
minyak
seraiwangi dapat menghambat pertumbuhan Colletotricum gluoesporioides (Penz) Sacc dan
mengendalikan
penyakit
antraknosa
pada
buah
mangga
secara
nyata
(Duamkhanmannes dkk, 2002) Berdasarkan sifat antifungal yang ada pada komponen minyak serai wangi yaitu sitronelal,
maka minyak atsiri ini dapat dikembangkan sebagai pestisida nabati. Hal ini
dilihat dari beberapa hasil penelitian terdahulu, di antaranya dari pengujian secara in vitro menunjukkan minyak serai wangi mempunyai sifat antifungal terhadap jamur Rhizoctonia solani dan Sclerotium rolfsii penyebab
penyakit rebah kecambah kebanyakan tanaman
sayuran (Nasrun dkk, 1993). Begitu pula dengan pemberian ekstrak daun serai wangi secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan kecambah tanaman cabai (Nasrun, 1997).
S. rolfsii penyebab penyakit rebah
Selanjutnya Chrisnawati (1999) melaporkan
2
dengan pemberian minyak serai wangi pada konsentrasi 100-750 ppm, ternyata dapat menekan pertumbuhan spora dan miselium Fusarium oxysporum f.s.p. vanilae penyebab penyakit busuk batang panili. Begitu pula dari hasil pengujian komponen sitronelal dari minyak serai wangi seperti yang dilaporkan Chrisnawati dan Helti Andraini, 2000, bahwa dengan pemberian sitronellal pada konsentrasi
250 - 500 ppm secara in vitro dapat
menghambat pertumbuhan F. oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu Fusarium tomat
Berikutnya Chrisnawati (2003) melaporkan, bahwa dengan pemberian sitronelal
pada konsentrasi 250 – 750 ppm dapat mengendalikan penyakit layu fusarium tomat secara nyata.
Selanjutnya dari hasil pengujian formula pestisida nabati secara in vitro di
laboratorium, menunjukkan bahwa formula tersebut dapat menekan pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu fusarium tomat secara nyata (Chrisnawati, 2004). Berbagai penelitian tentang pemanfaatan pestisida nabati serai wangi telah banyak dilakukan diantaranya, Nasrun (1997) melaporkan bahwa ekstrak daun seraiwangi dapat menekan pertumbuhan Sclerotium rofsii penyebab penyakit rebah kecambah tanaman cabai. Minyak serai wangi pada konsentrasi 2000 ppm untuk semua klon (G1, G2 dan G3) mampu menekan pertumbuhan jamur Sclerotium rofsii 100% dan Fusarium
oxysporum
87,18%.(Nurmansyah
dan
Syamsu
Duamkhanmannes dkk, (2002), melaporkan bahawa menghambat pertumbuhan
2001).
Kemudian
minyak serai wangi dapat
Colletotricum gloesporioides dan pengendalian penyakit
antraknose pada buah mangga. Senyawa sitronellal dapat bersifat
antifungal terhadap beberapa jamur termasuk
patogen tanaman (Sait, 1991). Di antaranya senyawa sitronellal pada konsentrasi 500 – 750 ppm, ternyata dapat menekan pertumbuhan spora dan miselium Fusarium oxysporum f.sp. vanillae penyebab penyakit busuk pangkal batang panili (Chrisnawati, 1999). Selanjutnya
pada
konsentrasi
250- 500 ppm
dapat menghambat
pertumbuhan
F.oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu fusarium tomat secara in vitro dan in planta (Chrisnawati dan Helti Andraini,
2000 dan Chrisnawati, 2002). Selanjutnya
sitronellal yang merupakan komponen utama minyak serai wangi pada konsentrasi 750 ppm mampu menekan pertumbuhan spora Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici sebesar 71,36% dan minyak seraiwangi dan sitronellal pada konsentrasi 1000 ppm hasil pengujian in vitro mampu menekan pertumbuhan Phytophthora palmivora
100% (tidak tumbuh).
(Chrisnawati, 2004). Agar pertanaman karet tidak musnah diserang oleh penyakit tanaman
terutama
penyakit akar putih maka perlu dicari metoda pengendalian yang efektif dan efisien yang aman terhadap lingkungan dengan mengkombinasikan pemanfaatan pestisida nabati dan agensia hayati. Dari
pengendalian memanfaatkan agensia hayati
adalah
alternatif
pengendalian yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut, terutama pemanfaatan
3
bakteri Rhizobakteria Indigenus diantaranya pseudomonad fluoresen (Nasrun dkk, 2005 dan Nasrun dkk, 2007) dan sebagai
Bacillus spp
mikroorganisme antagonis
(Chrisnawati dkk, 2009) yang akhir-akhir ini
telah banyak dimanfaatkan untuk pengendalian
penyakit tanaman. Pseudomonad fluoresen merupakan
bakteri
pengkolonisasi akar
melalui
penginduksi ketahanan tanaman dan antagonisme melalui antibiosis dan kompetisi dapat mengendalikan berbagai
penyakit tanaman secara efektif
dan efisien.
Pseudomonas fluorescens strain CHAO melalui siderofor yang dihasilkan,
Seperti diantaranya
pyoverdine (Defago et al., 1990 cit. Han et al., 1994), asam salisilad (Meyer et al., 1992 cit. Han et al., 1994), dan
indol asetat (Defago et al., 1990
cit. Han et al., 1994) dapat
menginduksi ketahanan terhadap Gaeumannomyces graminis var tritici penyebab penyakit take – all pada gandum
di lapangan secara efektif (Wuthrich, 1991 cit. Han et al., 1994)
dan patogen lain terbawa tanah di rumah kaca (Defago et al., 1990 cit. Han et al., 1994). Begitu pula dengan P. fluorescens
strain WCS417 dan WCS374 dapat menginduksi
ketahanan ketimun dari penyakit antraknose (Maurhofer et al., 1998), dan bakteri
kentang
yang
disebabkan
oleh
Pseudomonas
penyakit layu
solanacearum
(Ralstonia
solanacearum) (Hoffland et al., 1996). Pseudomonad flouresen ini juga dapat menghambat patogen secara langsung dengan menghasilkan antibiosis seperti antibiotika pyoluteorin, 2,4- diacetyl phloroglucinol dan asam sianida (Defago et al., 1990 cit. Han et al., 1994). Diantara Pseudomonad fluoresen yang dapat menekan perkembangan penyakit
layu
bakteri yang disebabkan oleh R. solanacearum adalah pada tomat (Aspiras dan de la Cruz, 1985), kentang (Gunawan, 1995), tembakau (Arwiyanto., 1998), jahe (Mulya et al., 2000), pisang (Sumardiyono et al., 2001) dan nilam (Nasrun et al, 2004). Selanjutnya Pseudomonas fluorescens P28 dan P51 dapat mengendalikan penyakit busuk akar Rhizoctonia pada tanaman Cabai (Rini and Sulochana, 2006) dan layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada tomat (Rini and Sulochana, 2007). P.fluorescens RA 56 dapat mengendalikan jamur patogen Gaeumannomyces graminis penyebab penyakit take-all pada tanaman gandum (Behn, 2008), dan
P.fluoresecens PNO2GR, P.putida 89B61 dapat
mengendalikan penyakit bercak daun (Rhizocatonia solani) pada tanaman Amaranth (Amaranthus tricolor.L) (Nair and Anith, 2009). Pseudomonas fluorescens CHAO mengendalikan penyakit layu Fusarium
dapat
(Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici) melalui
induksi ketahanan tomat (Ardebili et al, 2011). Pseudomonad fluoresen selain sebagai bakteri penginduksi ketahanan tanaman dan antagonis, juga sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Schipper et al., 1987). dapat melarutkan fosfat
Hal ini dikarenakan PGPR
(Premono, 1998) dan menghasilkan hormon pertumbuhan
tanaman diantaranya indole acetic acid (IAA) , seperti strain pseudomonad fluoresen yang
4
diisolasi dari rizosfer dapat meningkatkan pertumbuhan kapas (Cook and Baker, 1989), serta
tembakau
88-92% (Arwiyanto, 1998). Nilam yang
Pseudomonad fluoresen PF 19 dapat menghasilkan
diperlakukan dengan
minyak nilam cukup tinggi yaitu
12,9ml/petak dengan rendemen minyak 2,31% dengan kadar patchouli alkohol 42,27%. Selanjutnya Pseudomonad fluorsen PF 19 dapat menginduksi ketahanan tanaman nilam dari serangan penyakit layu bakteri nilam (Nasrun, dkk, 2007), dan Pseudomonad fluoresen PF 147 dapat menginduksi ketahanan tanaman nilam dari serangan penyakit budog (Nasrun dkk, 2009).
Pseudomonad fluoresen sebagai bakteri rizosfer mempunyai kemampuan
tinggi dalam pertumbuhan, pemanfaatan sumber nutrisi dan kolonisasi akar dibandingkan mikroorganisme
rizosfer lainnya termasuk patogen tanaman.
pseudomonad fluoresen
dapat
hidup dan bertahan lama
Hal ini
dapat membuat
di akar tanaman, sehingga
pseudomonad fluoresen dapat mengendalikan penyakit tanaman secara optimal dalam waktu yang panjang. Begitu pula dengan Bacillus spp seperti Bacillus sp strain 1324-92 mempunyai kemampuan mengendalikan penyakit take-all pada akar gandum yang disebabkan oleh Gaeumannomyces graminis dan busuk akar yang disebabkan Pythium irregulare dan P. ultimum (Dai-Soo Kim et al, 1997).
Selanjutnya Bacillus subtillis dapat mengendalikan
penyakit layu bakteri pada kentang (Sunaina et al, 2003), B.subtillis dapat mengendalikan peyakit layu bakteri disebabkan oleh Ralstonia solanaceraum) pada tomat ( Karuna dkk, 2003) dan Bacillus spp dapat mengendalikan penyakit lincat disebabkan oleh R. solanaceraum pada tanaman tembakau (Heru, 2006). Selanjutnya Bacillus spp Bc 26 (Chrisnawati dkk, 2009)
efektif mengendalikan penyakit layu bakteri nilam secara langsung
(antagonis) melalui produksi antibiotik dan siderofor mulai dari laboratorium, rumah kaca, sampai di lapang. Selanjutnya B.subtillis GB03 dapat mengendalikan penyakit bercak daun (Rhizoctonia solani) pada tanaman Amaranth (Amaranthus tricolor.L) (Nair and Anith, 2009). Kombinasi penggunaan fungisida nabati (cengkeh dan nimba) dan agensia hayati Bacillus spp, Trichoderma sp dan Cytopaga sp dapat menekan serangan penyakit busuk akar putih anatara 47-80% pada jambu mete (Tombe, 2008). Pestisida nabati ektrak daun Neem, bawang dan African mari gold dan Pseudomonas fluorescens dan P. Aeruginosa dapat mengendalikan nematoda Meloidogyne incognita pada tanaman tomat (Abo-Elyouusr et al, 2010). Formulasi Pestisida nabati ekstrak daun Datura metel dan agensia hayati Pseduomonas fluoresen 1,PF1 dan Bacillus subtilis TRC54 dapat mengendalikan penyakit layu fusarium tanaman pisang (Akila, et al. 2011) Sehubungan telah didapatkannya Rhizobakteria Indigenus Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp
dalam mengendalikan penyakit tanaman secara antagonis (langsung)
dan induksi ketahanan tanaman (tidak langsung), maka
perlu dilakukan pengembangan
5
teknologi aplikasi formulasi pestisida nabati dan produk kombinasi Rhizobakteria Indigenus tersebut
yang mempunyai multi mekanisme pengendalian (induksi ketahanan dan
antagonis), untuk mengendalikan penyakit tanaman karet terutama penyakit jamur akar putih (JAP) dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Hipotesa penelitian adalah
pengembangan teknologi pemanfaatan formulasi
pestisida nabati dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp) yang efektif, efisien dan stabilitas dalam mengendalikan penyakit jamur akar putih (JAP) karet, diharapkan teknologi ini dapat mengatasi masalah penyakit tanaman karet khususnya penyakit jamur akar putih dan meningkatkan produksi tanaman karet. Dari hasil ini ekonomi petani karet dan pemerintah dapat meningkat terutama di beberapa lokasi sentral perkebunan karet di Indonesia. II.Permasalahan
Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber). Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia yaitu sekitar 3,40 juta ha pada tahun 2007, namun dari sisi produksi hanya berada posisi kedua setelah Thailand yakni 2,76 juta Ton (Ditjenbun, 2008).
Produktivitas karet rakyat masih relatif
rendah yaitu 700-900 kg/ha/tahun. Rendahnya produktivitas karet salah satunya disebabkan penyakit tanaman, terutama penyakit Jamur Akar Putih (JAP) disebabkan oleh Rigidoporus microporus yang sering menyerang tanaman dan merugikan pekebun antara lain. Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit Jamur Akar Putih karet yang dianjurkan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi lingkungan, dan/atau penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. Khusus dalam penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap manusia, lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggunya itu sendiri. . Untuk mengatasi permasalahan tersebut terus berlanjut perlu dilakukan pembenahan terkait dengan cara budidaya tanaman yang lebih berwawasan lingkungan. Cara tersebut pada prinsipnya lebih memperhatikan dan memanfaatkan sumberdaya keanekaragaman hayati yang melimpah di alam sehingga perlahan-lahan akan tercipta kembali keseimbangan ekologi yang berkesinambungan. Terkait usaha pengendalian
6
penyakit tanaman petani diharapkan dapat dan mampu mengembangkan pestisida yang lebih ramah terhadap lingkungan dimana salah diantaranya adalah dengan memanfaatkan pestisida nabati dan agensia hayati yang dapat menghasilkan senyawa sekunder sebagai bahan aktif pestisida. Pemanfaatan pestisida nabati dan agensia hayati diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani akan pestisida kimia sintetis yang sangat beracun dan menyebabkan berbagai dampak negatif.
III. Metodologi dan Mekanisme Pemanfaatan Hasil Litbang Percobaan ini dilakukan di Laboratorium KP Balitro Laing Solok dan Kebun Karet yang terserang penyakit tanaman karet di daerah Kabupaten Sijunjung sampai Oktober 2012.
pada bulan Maret
Pengujian formulasi pestisida nabati dan agensia hayati
Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluresen dan Bacillus spp) terhadap jamur patogen secara in vitro dilakukan di laboratorium. Pengujian pemanfaatan formulasi pestisida nabati dan agensia hayati Rhizobakteria indigenus mengendalikan penyakit tanaman karet di lapang dilakukan di kebun karet terinfeksi penyakit tanaman karet.
Penelitian ini
direncanakan selama satu tahun dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2012. Perlakuan yang diuji berupa formulasi pestisida nabati berbahan aktif sitronellal, gerianiol, eugenol dan katechin dengan bahan pelarut berbeda dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp). Pengujian pengendalian penyakit karet dilakukan khusus untuk penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) (JAP). Perlakuan pada prengujian di lapang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan untuk masing-masing perlakuan. Pemberian perlakuan dengan cara penyemprotan, penyiraman dan pengecatan bahan perlakuan.
Sebagai
parameter
pengamatan diamati tingkat serangan penyakit dan pertumbuhan tanaman. 1. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah minyak seraiwangi, cengkeh, ektrak daun gambir sebagai sumber pestisida nabati, dan bahan kimia , dan tanaman karet berupa bibt dan tanaman dewasa berumur 5-7 tahun dan bahan lainnya berupa pupuk kandang, NPK, meteran, plastik dan bahan pembantu lainnya. Alat yang digunakan berupa autoclave, water bath, laminar air flow, erlenmeyer, mikroskop, tabung reaksi dan cawan petri,.jarum inokulasi, ember, embrot, ATK dan alat pembantu lainnya.
7
2. Metode Tahap-tahap pelaksanaan Pada tahun 2012 kegiatan terdiri atas dua percobaan yaitu a) Percobaan Pengujian efektifitas formulasi pestisida nabati dan agensia hayati Rhizobakteria
Indigenus
(pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp) dalam menekan pertumbuhan jamur patogen peneyabab penyakitr tanaman karet secara in vitro
dan b)
Percobaan Pengendalian
penyakit Jamur Akar Putih karet di lapang yang di laksanakan sebagai berikut :
2.1.
Persiapan
isolat
patogen
dan
agensia
Hayati
Rhizobakteria
Indigenus
(Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp)
2.1.1. Survey kebun karet terinfeksi penyakit jamur akar putih (JAP) Untuk mengetahui permasalahan penyakit jamur akar putih karet yang berkembang di Sumatera Barat khusus Kabupaten Sijunjung maka dilakukan survey perkebunan karet yang terinfeksi penyakit jamur akar putih
untuk mengetahui tingkat serangan penyakit,
terutama di daerah sentra produksi tanaman karet 2.1.2. Pengambilan isolat patogen Berdasarkan perkembangan penyakit dilapangan hasil survei dapat diketahui jenis penyakit dan patogen yang berkembang dan berdasarkan hal ini dapat ditentukan dan diambil isolat patogen melalui pengambilan bagaian tanaman karet yang terinfeksi penyakit jamur akar putih
yaitu bagian akar tanaman karet terinfeksi jamur akar putih
yang
berkembang.
2.1.3. Pengambilan isolat agensia hayati Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluotresen dan Bacillus spp) Agensia hayati Rhizobakteria Indigenus yaitu Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp diperoleh dari rizosfer karet yang sehat pada perkebunan karet terserang patogen jamur akar putih. Dari 2 kebun karet diambil 20 akar karet, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disimpan di tempat yang lembab.
2.2. Isolasi dan perbanyakan isolat jamur patogen (Jamur Akar Putih) Berdasarkan hasil pengambilan sampel tanaman karet sakit sesuai dengan jenis penyakit, dilakukan isolasi patogen dengan cara menumbuhkan patogen tersebut pada medium Potato Dektrosa Agar (PDA) yang diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 28 oC.
8
2.3. Isolasi dan perbanyakan bakteri Pseudomoand fluoresen dan Bacillus spp Dari setiap sampel akar akert diambil 10 g akar dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer volume 250 ml yang berisi 90 ml 0,1 M buffer fosfat (pH 7,0) dan 0,1 % pepton. Erlenmeyer tersebut digojog selama 30 menit, dan dibiarkan selama 10 menit. sampel dengan pengenceran 103
dan 104, dan ditumbuhkan di atas medium King’s B
untuk bakteri Pseudomonad fluoresen dan TSA untuk bakteri Bacillus spp ditambah 100 ppm sikloheksimid, dan diinkubasikan Koloni tunggal
yang
Dibuat
selama 48 jam
yang telah
pada suhu 30 oC.
berpendar pada medium King’sB di bawah UV di pindahkan ke
medium King’s B dan berwarna putih dipindahkan kemedium TSA dan selanjutnya kedua bakteri tersebut diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 30 oC. yang didapatkan diberi
Setiap isolat bakteri
nomor 1 sampai 200 (Arwiyanto, 1998).
3. Pengujian koloni patogen oleh formula pestisida nabati dan agensia hayati secara in vitro di laboratorium. 3.1. Pengujian penekanan diameter jamur patogen menggunakan formulasi pestisida nabati Pengujian secara in vitro dilakukan dengan cara pencampuran formulasi pestisida nabatil dengan Formulasi : F1 : Sitronellal, geraniol, eugenol, katekin; F2: sitronellal, geraniol, eugenol ; F3:sitronellal,
graniol, katekin;
F4:Sitronellal, eugenol,
katekin;
F5:Geraniol, Eugenol. Katekin; F6:Sitronellal dan geraniol; F7:Sitronelal dan eugenol; F8:Sitronelal dan katekin; F9:Geraniol dan eugenol; F10:Geraniol dan katekin; F11:Eugenol dan katekin; F12:Sitrronellal; F13:Geraniol; F14:Eugenol; F15:Katekin; dan tanpa Formulasi pestisida nabati (kontrol), sebagai perlakuan ke dalam media agar kentang dekstrosa (AKD) yang belum membeku (suhu 40oC). Kemudian dihomogenkan dengan cara menggoyanggoyangkan tabung reaksi. Selanjutnya campuran tersebut dituangkan ke dalam cawan petri (diameter 9 cm), dan dibiarkan sampai medium membeku. Setelah itu dibuat fungal mat jamur patogen tersebut. Biakan yang berumur 7 hari diambil dengan bor gabus berdiameter 5 mm. Setelah itu masing-masing fungal mat jamur patogen tersebut diletakkan pada bagian tengah cawan petri. Setelah itu diinkubasikan di dalam inkubator pada suhu kamar (29oC)
selama 7 hari.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur garis tengah koloni
beberapa kali.
3.2. Pengujian penekanan biomassa koloni jamur patogen
menggunakan formulasi
pestisida nabati Satu potongan biakan patogen berdiameter 5 mm dimasukkan ke dalam 60 ml medium
kentang dektrosa cair pada erlemeyer 100 ml. Ke dalam
ditambahkan 1 ml larutan
formulasi pestisida nabati
media tesebut
sesuai konsentrasi berbeda
9
(200;400;dan 500 ppm) sebagai perlakuan yang diuji. Biakan tersebut diinkubasikan di atas shaker dengan kecepatan 150 rpm selama 4 hari pada temperatur kamar. Koloni jamur patogen
yang tumbuh
dipisahkan
dari larutan
biakan
dengan menempatkan
massa jamur di atas kertas saring (watman) dan dikeringkan di dalam oven selama 48 jam pada temperatur 80oC. Selanjutnya ditimbang berat kering biomassa koloni jamur tersebut.
3.3. Pengujian penekanan diamater koloni patogen menggunakan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp) Isolat patogen yang diuji ditumbuhkan di atas medium agar kentang dektrosa (AKD) yang diperlakuan dengan agensia hayati Rhziobakteria Indigenus.
Koloni isolat jamur
patogen berdiameter 1 cm ditumbuhkan di atas medium PDA dengan cara meletakan potongan koloni tersebut dibagian tengah permukaan medium AKD. Selanjutnya koloni tunggal beberapa bakteri Rhziobakteria Indigenus terpilih (200 isolat) sebagai perlakuan ditempatkan di bahagian pingggir medium AKD. Setiap cawan petri tersebut ditempatkan 4 koloni bakteri agensia hayati Rhizobaketria Indigenus.
Sebagai kontrol adalah media
AKD yang diinokulasi dengan jamur patogen tidak diberi perlakuan koloni agensia hayati Rhiozbakteria Indigenus diberi.
Selanjuntnya medium PDA yang telah diberi jamur
patogen dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus tersebut diinkubasikan di dalam inkubator pada temperatur 29oC selama 7 – 10 hari. Selanjutnya diamati daerah penekan pertumbuhan koloni sebagai
pengaruh penekanan dari agensia hayati Rhizobakteria
Indigenus tersebut. Isolat Rhizobakteria Indigenus ( Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp) terpilih mempunyai daya antagonistik tinggi, dan akan digunakan untuk pengujian pengendalian penyakit tanaman Karet di lapang.
3.4. Pengujian penekanan biomassa koloni patogen menggunakan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus. Satu potongan biakan jamur patogen berdiameter 5 mm dimasukkan ke dalam 60 ml medium
kentang dektrosa cair pada erlemeyer 100 ml. Ke dalam
media tesebut
ditambahkan 1 ml larutan agensia hayati Rhizobakteria Indingenus sesuai jenis agensia Rhizobakteria Indigenus
yang berbeda sebagai perlakuan yang diuji.
Biakan tersebut
diinkubasikan di atas shaker dengan kecepatan 150 rpm selama 4 hari pada temperatur kamar. Koloni
jamur patogen yang tumbuh
dipisahkan
dari larutan
biakan
dengan
menempatkan massa jamur patogen di atas kertas saring (watman) dan dikeringkan di dalam oven selama 48 jam pada temperatur 80 oC. Selanjutnya ditimbang berat kering biomassa koloni jamur tersebut.
10
4. Pengujian formulasi pestisida nabati dan agensia hayati mengendalikan penyakit jamur akar putih tanaman karet di lapang
Tempat dan waktu Penelitian Pengujian lapangan Formulasi pestisida nabati dan agensia hayati pada kebun karet yang sudah terserang penyakit direncanakan dilakukan dilaboratorium KP Laing Solok dan di kebun karet di Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat dari bulan Maret – Oktober 2012. Persiapan pelaksanaan kegiatan
a. Pembuatan formulasi pestisida Formula dibuat dalam bentuk EC dengan bahan aktif 12,5%,(GS) Sebagai bahan utama
minyak sitronelal, gerniol, minyak cengkeh dan katekin dan
bahan tambahan
minyak nilam, pelarut (methanol, etanol), pengemulsi tween 80, dan perata teefol, dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus.
b. Perbanyakan Agensia hayati Rhizobakteria Indigenus Isolat agensia hayati Rhizbakteria indigenus Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp di perbanyak pada medium King’sB dan TSA dan disuspensi pada medium TZC dan akuades.
Pelaksanaan Applikasi Formula pestisida nabati dan agensia hayati Pohon karet yang digunakan untuk pengujian adalah pohon karet berumur 5-7 tahun yang telah terserang penyakit jamur akar putih, dan
dilakukan pemberian perlakuan
dengan cara penyiraman pada akar tanaman karet. Sebagai parameter
pengamatan
diamati tingkat serangan, pertumbuhan kulit baru dan pertumbuhan tanaman. Perlakuan yang diuji adalah : Faktor I Formulasi pestisida nabati : F1 Bahan aktif + pelarut metanol + pengemulsi tween + perata teefol F2 Bahan aktif +add minyak nilam+pelarut metanol + Tween +teefol F3 Tanpa Formulasi Pestisida nabati F4. Fungisida Sintetis Benomil (dosis anjuran) Faktor II Agensia hayati Rhizobakteria Indigenus Rz1. Pseudomonad fluresen dan Bacillus spp Rz2.Pseudomonad fluoresen Rz3.Bacillus spp Rz4. Tanpa Rhzibakteria Indigenus Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : medium Agar Kentang dekstrosa (AKD), daun seraiwangi, alkohol 70%, akuades, kapas, kantong plastik, kertas
11
saring, spritus, pasir steril dan tepung jagung. , oli, terpentin, minyak kemangi, tepol, tween 80, talk, aceton, trypan blue, minyak tanah, gas elpiji. Alat-alat yang digunakan antara lain : cawan petri, test tube, erlenmeyer, backer glass, gelas ukur, ketel penyulingan, satu set alat destilasi vacum, gelas objek, batang pengaduk, lampu spritus, autoclave, kompor gas dan mikroskop.
Rancangan -Rancangan perlakuan Pengujian dilakukan di lapangan. Perlakuan yang diuji adalah kombinasi formulasi pestisida nabati dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus (Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp) hasil terbaik dari penelitian terdahulu serta tanpa Formulasi Pestisida nabati dan agensia Hayati Rhizobakteria sebagai kontrol. Jumlah semua plot 48 plot, ukuran plot 15x12 m dengan jumlah tanaman 5 batang/plot. Volume aplikasi formulasi pestisida nabati dan agensia hayati yaitu 250 ml/ pohon. Luas kebun yang terpakai ± 1,5 Ha. -Rancangan Linkungan Perlakuan yang diuji yang disusun dalam bentuk plot pengujian dengan beberapa blok ulangan, dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Setiap plot percobaan terdiri atas 5 tanaman. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik degan uji lanjut (DMRT) pada taraf 5%. 3.3.6. Pengamatan Pengamatan : pengamatan dilakukan sekali 2 minggu terhadap : intensitas penyakit dan pertumbuhan tanaman karet.
Prosentase dan
Parameter pengamatan terdiri atas: pengamatan a) perkembangan penyakit (masa inkubasi gejala penyakit dan intensitas penyakit, b) pertumbuhan tanaman di lakukan pada saat tanaman karet yang telah diperlakukan dengan Formulasi Pestisida nabati dan agensia hayati Rhizobakteria Indigenus di lapang, dan
d). analisis unsur hara tanah percobaan
lapang. Parameter pengamatan dilakukan seperti berikut ini: a. Perkembangan penyakit (Tanaman karet berada di lapang) Pengamatan perkembangan penyakit sesuai perkembangan penyakit jamur akar putih ditentukan dengan penilaian masa inkubasi dan intensitas penyakit
dengan skor
sebagai berikut:
Skor
Nilai Skore Penyakit 0 (sehat) 1 (ringan) 2 (sedang) 3 (berat) 4 (sangat berat)
: = Bagian tanaman terserang 0 % = Bagian tanaman terserang 1 - 25 % = Bagian tanaman terserang 26 -50% = Bagian tanaman terserang 51 – 75%. = Bagian tanaman terserang > 75%
12
Intensitas Penyakit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∑(n x v) Intensitas Penyakit = ---------------- x 100 % ZN Keterangan : n = jumlah tanaman bergejala penyakit dari setiap skor v = nilai skor gejala penyakit N = jumlah tanaman yang diamati Z = nilai skor gejala penyakit tertinggi 3.4. Pemeliharaan tanaman Selama tanaman karet di lapangan dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan, pemberian insektisida (Foctan) dan pemberian pupuk kandang dengan dosis 2 kg/lobang tanam.
IV.Produk Target yang ingin dicapai
Bentuk produk target yang ingin dicapai adalah berupa formulasi pestisida nabati yang di kombinasi dengan agensia hayati yang efektif, efisien dan stabil dalam mengendalikan patogen tanaman karet terutama penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Diharapkan teknologi pemanfaatan formulasi pestisida nabati dan agensia hayati dapat dimanfaatkan oleh petani secara efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan penyakit Jamur Akar Putih tanaman karet tersebut.
V. Bentuk Kegiatan Pemanfaatan Hasil Litbang Bentuk kegiatan pemanfaatan hasil litbang adalah diaplikasikan dengan efektif dan efisien paket teknologi pemanfaatan formulasi pestisida nabati dan agensia hayati untuk mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih tanaman karet, sehingga permasalahan penyakit Jamur Akar Putih tanaman karet tersebut dapat diatasi secara optimal dan produtivitas tanaman karet dapat ditingkatkan secara optimal
13
VI.Personal Pelaksana Kegiatan 1. N o .
Peneliti yang terlibat Nama/Jabatan Keahlian/ Fungsional Pendidikan
Jabatan
Uraian tugas
Alokasi waktu (jam/mg)
Penyakiit tanaman/S3
Penanggung Jawab
Membina, merencanakan dan mengarahkan penelitian, membuat proposal mengobservasi penelitian, menginterpretasikan data, membuat laporan akhir
15
KP.Laing Balittro
Instansi
1 .
Dr.Nasrun,MSc/
2 .
Drs.Nurmansyah / Peneliti Madya
Penyakit tanaman/S1
Anggota
Membantu melaksanakan penelitian, membantu pengamatan dan membuat laporan
10
KP.Laing Balittro
3 .
Ir, Burhanudin
Budidaya/
Anggota
Membantu melaksanakan penelitian, membantu pengamatan dan membuat laporan
10
KP.Laing Balittro
4 .
Zulkarnain,SP
Budidaya/ S1
Pembantu Peneliti
Membantu melaksanakan penelitian, membantu pengamatan di lapang
5
KP.Laing Balittro
5 .
Hasnawati
SLTA
Teknisi
Membantu melaksanakan penelitian, membantu pengamatan di laboratorium
5
KP.Laing Balittro
6 .
Wiwi Theresia
SLTA
Teknisi
Membantu melaksanakan penelitian, membantu
5
KP.Laing Balittro
Peneliti Madya
S1
14
pengamatan di rumah kaca dan lapang
VII. Jadual Kegiatan Kegiatan
Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
x
x
x
6. Analisa Data
x
x
7. Pembuatan laporan
x
x
1. Persiapan formulasi pestisida nabti
x
2. Persiapan Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp
x
3.Pengujian formulasi pestisida nabati dan agensia hayati secara in vitro di laoboratorium
x
3. Aplikasi Formulasi pestisida nabati dan Pseudomonad fluoresen dan Bacillus spp
x
x
x
x
x
x
4.Pemeliharaan tanaman
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
5. Pengamatan
11 12
15
VIII. PROPOSAL BIAYA
Rekapitulasi Biaya tahun yang diusulkan No.
Uraian
Jumlah (Rp)
1 Gaji upah
88.540.000
2 Bahan habis pakai
19.768.000
3 Perjalanan
32.400.000
4 Lain-lain
9.292.000
Jumlah Biaya yang diusulkan
150.000.000
A. BIAYA PERSONIL Gaji dan Upah No.
Jumlah
Jumlah
Jumlah
pelaksana
jam/minggu
Minggu
Koord aktivitas/ (peneliti Madya)
1
8
32
50,000
12.800.000
Anggota (peneliti Madya)
1
8
32
50,000
12.800.000
Anggota (Peneliti Muda)
1
8
32
40,000
10.240.000
Pembantu peneliti
1
7
32
30,000
6.720.000
6
Teknisi
2
6
32
20,000
7.680.000
7
Sekretariat
2 OB
-
8 bulan
300.000
4,800,000
8
Tenaga harian
1000 HOK
-
HOK
33,500
33.500.000
1
2
3
5
Pelaksana
Jumlah Biaya
Honor/jam
Biaya (Rp)
88.540.000
16
Rincian Honorarium pembantu lapang (Tenaga Harian)
Kegiatan
1
2
Pembantu lapang pembuakaan lahan dan Pemilaharaan tanaman
Pembantu lapang Uji aplikasi formulasi pestisida nabati dan Agensia hayati
Biaya Tenaga Harian
1unit
HOK
Biaya/HOK (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
400
33,500
13.400.000
600
33,500
20.100.000
1,000
33.500
33.500.000
(pengolahan tanah, ploting, Pembuatan petakan, tanam, penyiangan, Penyemprotan Dan hama dan gulma dan prosesing hasil)
3unit (pengolahan tanah, ploting, pembuatan petakan, saluran drainase tanam penyiangan, penyemprotan Pestisida nabati Dan agensia hayati pengairan, panen dan prosesing hasil)
17
B. BIAYA NON PERSONIL 1) Bahan Habis Pakai dan ATK No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Bahan Habis Pakai Insektisida Pupuk Kandang Medium King,sB Mediam TSA Medium PDA Bacto Agar Plat seng Cat Minyak Kuas Gas Elpiji Pupk KCl Pupuk SP-36 Pupuk Urea Kantong Plastik Tali Rafia Amplop polos Alumunium foil Ember Besar Kertas HVS A4(80g) Kertas HVSF4(80g) Spidol Artline Stop Map Folio biasa Tinta Printer CanonIP1980(black) Tinta Printer CanonIP1980(Colour) TInta Printer HP desject black Tinta Printer HP desjet colour Stopmap folio buffallo Jumlah Biaya
Volume 3 4 1 1 2 1 7 7 10 2 20 20 40 4 6 2 2 6 6 3 1 2 1
Harga satuan 20.000 450.000 3.650.000 3.500.000 2.500.000 1.500.000 80.000 80.000 25.800 90.000 8.000 3.000 2.500 25.000 15.000 16.500 95.000 19.000 37.000 42.000 79.800 23.000 200.000
Jumlah Biaya 60.000 1.850.000 3.650.000 3.500.000 5.000.000 1.500.000 560.000 560.000 258.000 180.000 160.000 60.000 100.000 100.000 90.000 33.000 190.000 114.000 222.000 126.000 79.800 46.000 200.000
1
228.000
228.000
2 2 3
180.000 180.000 60.400
360.000 360.000 181.200 19.768.000
18
2) No
Perjalanan Belanja Perjalanan Lainnya
Volume
1. Laing – Sijunjung Mencari Lokasi (1x4OHx4 hari) Transportasi Aplikasi(1x5orangx 4hari) Transportasi Pengamatan/Seleksi(2x3 orang, 2hari) Transportasi Panen dan seleksi (1x4x4 hari) Transportasi 2. Laing-Bogor Rapat Evaluasi (2x4 oang x2hari) Transportasi (2x2x2) Jumlah Biaya
3)
NO
Harga Satuan
Jumlah Biaya
16 OJ 4 20 4 10
300.000 400.000 300.000 400.000 300.000
4.800.000 1.600.000 6.000.000 2.000.000 3.000.000
5 6 2
400.000 300.000 400.000
2.000.000 1.800.000 800.000
16
350.000
5.600.000
8
600.000
4.800.000 32.400.000
Lain-lain
Belanja Operasional Lainnya Rapat Foto copy dan jilid Sewa kendaraan Jumlah Biaya
Volume 4 40 8
Biaya Satuan 750.000 57.300 500.000
Biaya (Rp) 3.000.000 2.292.000 4.000.000 9.292.000
19
DAFTAR PUSTAKA Arwiyanto, T. 1998. Pengendalian Secara Hayati Penyakit Layu Bakteri Pada Tembakau. Laporan Riset Unggulan Terpadu IV (1996-1998). Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi Dewan Riset Nasional. 58p. Abo-Elyousri., Karnal,A., Zakaullah Khan., Magd El-Morsi Award, and Montaser FawzyMorsi-Abedel-Moneim., 2010. Evaluation of plant extracts and Pseudomonas spp for control of root knot nematode, Meloidogyue incognita on tomato. Nematotropica. 40: 289-299 Akila.R, L. Rajendran, S. Harish, K. Saveetha, T. Raguchander and R. Samiyappan . 2011. Combined application of botanical formulations and biocontrol agents for the management of Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) causing Fusarium wilt in banana. Department of Plant Pathology, Centre for Plant Protection Studies, Tamil Nadu Agricultural University, Lawley Road, Coimbatore 641 003, TamilNadu, India Ardebili., Z.O., N.O.Ardebili. and S.M.M. Hamdi., 2011. Physiological effects of Pseudomonas fliorescens CHA on tomato (Lycopersicon esculentum Mill) plants and its possible impact on Fusarium oxysporum f.sp. lycipersici. Australia Journal of Crop Science. 5 (12) : 1631-1638. Aspiras, R.B. and A.R. de La.Cruz. 1985. Potential Biological Control of Bacterial Wilt in Tomato and Potato with Bacillus polymyxa FU6 and Pseudomonas fluorescens. Proceedings of an International Workshop PCARRD, Los Banos, Philippines 8-10 October 1985. 89-92. Behn, 2008. Influence of Pseudomonas fluoresecens and Arbuscular Mycorrhiza on the Growth , Yield, Quality and Resistance of Wheat infected with Gaeumannomyces graminit. Journal of Plant Disease and Protection. 115 (1) 4-8. Chrisnawati. 1999. Uji Daya Kendali Minyak Serai Wangi dan Komponennya Terhadap Pertumbuhan Fusarium Oxysporum f. sp. vanilae Secara in vitro. Tesis Pasca Sarjana. Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang. Chrisnawati dan Helti Andraini. 2000. Studi efektifitas beberapa fraksi minyak serai wangi terhadap Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu fusarium tanaman tomat. Laporan penelitian dosen muda. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional Tahun 2000.(No.104/P2IPT/DM/ VI/1999). Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Solok. p.26 Chrisnawati, 2003. Studi efektifitas pestisida nabati sitronelal terhadap Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu fusarium tanaman tomat secara in planta. Laporan Penelitian Dosen Muda. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2002 (No. 149/LIT/BPPKSDM/IV/2002). p 30. Chrisnawati. 2004. Studi Efikasi Formula Pestisida Nabati Sitronelal terhadapFusarium oxysporum f.sp. lycopersici Penyebab Penyakit Layu Fusarium Tomat secara in vitro. Laporan Penelitian Dosen Muda Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional (Kontrak No. 304/P4T/DPPM/DM, SKW,
20
Chrisnawati, Nasrun dan Triiwidodo. A. 2009. Pengendalian Penyakit Layu Bakteri Nilam Menggunakan Bacillus spp dan Pseudomonad fluoresen. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. Bogor , Vol, 15.(3): 116-123. Cook, R.J. and K.F. Baker. 1989. The Nature and Practice of Biological Control of Plant Pathogens. APS Press, St.Paul, Minnesota. 505p. Dijen Bina Produksi Perkebunan, 2008. Karet. Statistik Perkebuanan Indonesia. Duamkhanmane,R. 2002. Effect of Essential oil from some Herbal Plant Extract on Colletotrichum gloesporioides (Penz) Sacc. Summary the first International Conference on Tropical and Sub tropical Plant diseases. Chiang Mai. Thailand Dai-Soo Kim, . Cook, R,J., and Weller, D.M,. 1997. Bacillus sp L324-92 for biological control of three root disease of wheat grown with reduced tillage. Phytopathology 87: 551558 Gunawan, O.S., 1995. Pengaruh Mikroorganisme Antagonis dalam Mengendalikan Bakteri Layu Pseudomonas solanacearum pada Tanaman Kentang. Risalah Kongres Nasional dan Seminar Ilmiah PFI XII, Mataram. Han, D.Y., D.L. Bauer., W.D.Bauer and H.A.J. Hoitink., 1994. A Rapid biossay for Screening Rhizosphere Microorganisms for Their Ability to Induce systemic resistance. Phytopatholgy. 90: 327-332. Haryono. 1989.Penyakit –Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada Press. 8911166-C2E. ISBN 979-420-107-3. Hoffland.E., J.Hakulinen., and J.A. van Pelt. 1996. Comparison of systemic resistance induced by avirulen and nonpathogenic Pseudomonas species.. Phytopathology 86: 757-762 Knobloch, K.A.,B.Paul.,H.Ilber., Weigand and W.Weil.1989. Antibacterial and properties of essential oil components. J.Ess-Oil.1:119-128.
Antifungal
Maurhofer.M., C. Reimmann., P. Schmiddli-Sacherer., S.Heeb., D.Hans., and G.Dafago., 1998. Salicylic Acid biosynthetic Genes Expressed in Pseudomonas fluoresens Strain P3 Improve the Induction of Systemic Resistance in Tobacco Against Tobacco necrosis virus. Phytopathology 88: 678-684. Mulya, K., and S. Tsuyuma. 2001. Some Physiological Factor Influencing Antibiotic Production by Pseudomonas fluorescens PfG32. Jurnal Biotechnologi Pertanian 3 (1): 23-28 Nasun, Jamalius dan Nurmansyah, 1993. Pengaruh minyak atsiri sebagai antifungal dalam menekan perkembangan beberapa patogen tanah. Proseding Seminar Mikrobiologi Se Sumatera. Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia Di Padang. Nasrun, 1997. Pengujian ekstrak daun serai wangi terhadap Scelrotium rolfsii penyebab penyakait busuk batang tanaman cabai. Kongres Nasional ke XIV dan Seminr Ilmiah PFI , di Palembang.
21
Nasrun.,
S. Christanti.., T. Arwiyanto., dan I.Mariska., 2004. Seleksi antagonistik pseudomonad fluoresen terhadap Ralstonoa solanacearum penyebab penyakit layu bakteri nilam secara in vitro. Jurnal Stigma. XII (2): 228-231.
Nasrun, Christanti, T.Arwiyanto, dan I.Mariska., 2005. Pengendalian Penyakit Layu Bakteri Nilam Menggunakan Pseudomonad fluoresen. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. (11 (1): 19-24. Nasrun, Christanti, T.Arwiyanto, dan I.Mariska, 2007. Karakteristik Fisiologis Ralstonia solanacearum Penyebab Penyakit Layu Bakteri Nilam. Jurnal Penelitian Tanaman Industri (Industrial Crops Research Journal). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.. Volume 13 No.2; 43-48 Nasrun,Nurmansyah dan Burhanudin, 2009. Pemanfaatan Pseudomonad fluoresen Sebagai Agens Pengimbas Ketahanan Tanaman Dalam Mengendalikan Penyakit Budog Nilam Laporan Akhir Program Insentif Diknas Tahun Anggaran 2009. Diknas dan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2008. 49pp.(Tidak Pubilikasi) Nair.C.B. and K.N. Anith, 2009. Efficacy of Acibenzolar-S-Methyl and Rhizobacteria for the management of foliar blight disease of Amaranth. Journal of Tropical Agriculture. 47 (12) 43-47. Nurmansyah dan H, Syamsu. 2001. Pengaruh minyak atsiri beberapa klon unggul seraiwangi terhadap pathogen penyebab penyakit layu dan busuk pangkal batang tanaman cabai. Stigma. Vol IV No4. Faperta Universitas Andal;as Padang Premono. E. 1998. Mikroba Pelarut Fosfat untuk Mengefesienkan Pupuk Fosfat dan Prospeknya di Indonesia. Hayati. Vol 11 pp 13-23. Rini.C.R and K.K. Sulochana. 2006. Management of Seedling Rot of Chili (Capsicum annum L) using Trichoderma spp and fluorescent pseudomonads (Pseudomonas fluotresecens). Journal of Tropical Agriculture Vol. 44 (1-2) : 79-82 Rini.C.R and K.K. Sulochana. 2007. Usefulness of Trichoderma and Pseudomonas against Rhizoctonia solani and Fusarium oxysporum Infecting tomato. Journal of Tropical Agriculture vol 45 (1). Sait,S. 1991. Potensi minyak atsiiri daun Indonesia sebagai sumber bahan obat. Proseding Forum Komunikasi Ilmiah Pengembangan Atsiri di Sumatera, Bukit Tinggi. Balittro Bogor. Schippers, B., B. Lugtenberg, and P.J. Weisbeek. 1987. Plant Growth Control by Fluorescent pseudomonads. Innovative Approaches to Plant Disease Control 3034. Semangun,H. 1989. Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia, Yayasan Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yokyakarta.
22
Sumardiyono, C., S.M. Widyastuti., and Y.Assi., 2001. Pengimbasan ketahanan pisang terhadap penyakit layu Fusarium dengan Pseudomonas fluorescens. Prosiding Kongres XVI dan Seminar Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. 22 -24 Agustus 2001. Bogor p 257-259. Tombe.M. 2008. Pemanfaatan Pestisida nabati fungisida nabati dan agensia hayati Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Jamur akar putih pada jambu mete. Bul.Littro. Vol XIX No.1: Hal 68-77
23
LAMPIRAN 1.Lampiran : SK Fungsional dan Daftar Riwayat Hidup Dr.Nasrun, MSc
24
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA BKN N O M O R : 11 TAHUN 2002 TANGGAL : 17 JUNI 2002
26
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor
: 11 TAHUN 2002
Tanggal : 17 JUNI 2002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
KETERANGAN PERORANGAN
1.
Nama lengkap
Dr. Nasrun,MSc
2.
NIP
19570803 198303 1 002
3.
Pangkat dan golongan ruang
Pembina Tk I / IV c
4.
Tempat Lahir / Tgl. Lahir
Jambi/ 3 Agustus 1957
5.
Jenis kelamin
Pria/Wanita *)
6
Agama
Islam
7.
Status perkawinan
Belum kawin/ Kawin /Janda /Duda *)
8.
9.
Alamat Rumah
Keterangan Badan
a.
Jalan
Ampera No.BB5
b.
Kelurahan / Desa
Kampung Baru
c.
Kecamatan
Lubug Begalung
d.
Kabupaten / Kota
Padang
e
Propinsi
Sumatera Barat
a.
Tinggi ( Cm )
157 cm
b.
Berat badan ( Kg )
58 Kg
c.
Rambut
Hitam
27
d.
Bentuk muka
Bulat lonjong
e
Warna kulit
Kuning
f.
Ciri-ciri khas
-
g-
Cacat tubuh
-
10. Kegemaran ( Hobby )
Olah Raga
II. PENDIDIKAN 1.
Pcndidikan di Dalam dan di Luar Negeri STTB / Tanda Nama Kepala Lulus/ Ijazah Tempat Sekolah/Direktur/ Tahun Dekan/Promotor
No.
Tingkat
Nama Pendidikan
Jurusan
1
2
3
4
5
1. SD.
SD PERTAMINA
-
1970
2. S L T P.
SMP NEGERI BADJUBANG SMA Negeri 2
-
1973
IPA
1976
3. S L T A
6
7
Badjub M.Noer Bey ang Badjub Jambi Yushar Mahmud ang Padang Jambi Sunariaman Mustafa -
4. DI
-
-
-
5. D1I
-
-
-
-
-
6. DIII/ AKADEMI 7. D I V
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
BIOLOGIFMIPA PENYAKIT TANAMAN PENYAKIT TANAMAN -
1984
11. Spesialis I
UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS BATH UNIVERSITAS ANDALAGANDALA GADJAH MADA S -
12. Spesialis II
-
-
-
-
-
13. Profesi
-
-
-
-
-
8. S 1 9. S2 10. S3
1991 2005 -
Padang Dr.Mawardi Yunus BRIST Dr.Smith OL YOGYA INGGRI Prof.Dr.Irwan KARTA Abdullah S -
28
2.
Kursus / Latihan di Dalam dan di Luar Negeri Ijazah/tanda
No.
Nama kursus/ latihan
Lamanya/tgl/ bln/thn
s/d
tgl/bln/thn
lulus/surat
Tempat
Keterangan
5
6
keterangan tahun
1
2
3
4
1.
Pelathan Bahasa Inggris
1 Bulan/26-6-1990 s/d 6-7- Serifikat 1990
Univeristas Silsoe College Inggris
Inggris
2.
Pengembangan Teknologi Pertanian
3 bulan/ 30-9-1994 s/d 3012-1994
Serifikat
Universitas
Australia
3.
The Social Dimensions of Agricultural Research at Bukittinggi,West Sumatera.
4 hari /20-23 Juni 2011
Sertifikat
New Enggland Charles Sturt Indonesia University Institute For Land, Water and Society dan West Sumatera Assesment Institute for Agricultural Technology
III. RIWAYAT PEKERJAAN 1. No
Riwayat kepangkatan golongan ruang penggajian Pangkat
Gol Ruang penggajian
1
2
Berlaku terhitung mulai tanggal
3
4
CPNS
III/a
1-3-1986
Penata Muda
III a
1-7-1987
BBuBukittinggi, Penata Muda Tk IWestIII/b
1-4-1990
Penata
III/c
Penata Tingkat I
Surat keputusan Pejabat
Nomor
Tanggal
Peraturan yang dijadikan dasar
6
7
8
9
Gaji pokok
5 Rp.64.800
A.n.Menteri Pertanian Rp.88.500 A.n.Menteri Pertanian Rp.108.400 A.n.Menteri Pertanian
KP.330/1060/ 4-8-1986 PP No.15 SK/VIII/1986 KP.340/456/S 30-6-1987 Th 1985 sda K/VI/1987 139/KP.420/A 22-10-1990 sda P.VIII
1-10-1994
Rp.235.800 A.n.Menteri Pertanian
KP.420/876/S 11-5-1995 KB2.3/V/1995
sda
III/d
1-10-1996
Rp.260.000 A.n.Menteri Pertanian
KP.420/3776/ 12-12-1996 B2.3/XII/1996
sda
Pembina
IV/a
1-4-1999
Rp.398.100 A.n.Menteri Pertanian
Kp.420/1985/ B2.3/VI/1999
sda
Pembina Tk I
IV/b
1-10-2007
Rp1896.200 A.n.Menteri Pertanian
No.619/Kpts/K 13-11-2007 P.320/11/2007
sda
Pembina Utama Muda
IV/c
1-10-2010
Rp3064.000 A.n.Presiden Republik Indonesia
No. 6/K TAHUN 2011
Sda
18-6-1999
8 Februari 2011
29
2. No
Pengalaman jabatan / Pekerjaan
Jabatan / pekerjaan
Mulai dan sampai Golongan Ruang penggajian
1
2
3
4
5
Asisten Peneliti 1-11-1989 s/d Muda 31-8-1994 Ajun Peneliti Madya 1-10-1994 s/d 1-10-1996
III/a
-
Peneliti Muda
1-5-1997 s/d 1-6-2002
Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya
Pejabat
Nomor
Tanggal
6
7
8
A.n. Menteri Pertanian Rp.235.800 A.n.Menteri Pertanian
KP.420/114/Men 24-3-1990 tan/UP/III/1990 KP.420/876/SK/ 11-5-1995 82.3/V/1995
III/c
Rp.480.000 A.n.Menteri Pertanian
Kp.430/1104/LIT 29-5-1998 /V/1998
1-6-2002 s/d 110-2007
IV/a
Rp.747.000 A.n.Menteri Pertanian
517/KP.460/Liti/ X/2003
1-10-2007 s/d 01-12-2009 01-12-2009 s/d
IV/b
Rp1896.200 A.n.Menteri Pertanian Rp3064.000 A.n.Menteri
No.619/Kpts/KP. 13-11-2007 320/11/2007 No.1344/D/2009 24-11-2009
III/c
IV/c
sekarang
IV.
Surat keputusan
Gaji Pokok
22-10-2003
Pertanian
TANDA JASA / PENGHARGAAN
No
Nama bintang / satya lencana / penghargaan
Tahun perolehan
Nama negara/instansi yang memberi
1
2
3
4
V. PENGALAMAN 1. Kunjungan ke Luar Negeri No
Negara
Tujuan kunjungan
Lamanya
Yang membiayai
2
3 Tugas Belajar Magister (S2)
4 Satu Tahun
5 Pemerintah Inggris
Training Teknis Pertanian
Tiga Bulan
Pemerintah Australia
1 1.
INGGRIS
2.
AUSTRALIA
30
VI.
KETERANGAN KELUARGA 1. Isteri / Suami
No 1 1
Nama 2 Dra.Chrisnawati, MP
Tanggal lahir Tanggal nikah
Tempat lahir 3 Teluk Lingga Riau
4 5 19-11-1963 13 -08-1990
Pekerjaan
Keterang an 6 7 Dosen Pegawa Koopertis Wil X i Negeri
2. A n a k No
Jenis
Nama
Tempat lahir
Tanggal lahir
Pekerjaan
Keterangan
4
5
6
7
Kelamin 1
2
3
1.
Viona Angelia
Wanita
Bukit Tinggi 13-02-1991
Mahasiswa
2.
Gita Amelia
Wanita
Bukit Tinggi 24-12-1993
Mahasiswa
Anak Kandung Anak Kandung
3. Bapak dan Ibu Kandung No
Nama
Tgl lahir /umur
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
1.
M.Natsir
1929
Pensiunan Pertamina
Telah Meninggal Dunia
2.
Kamisyah
1935
Rumah Tangga
Telah Meninggal Dunia
4. Bapak dan Ibu Mertua No
Nama
Tgl lahir / u m u r
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
Pegawai Negeri Guru SD Pegawai Negeri Guru SD
Pensiun
1
Anas St. Sulaiman
01-12-1931
2.
Maynar
25-08-1938
Pensiun
31
a. Saudara Kandung No
Nama
Jenis kelamin
Tgl lahir /umur
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
6
1.
Rusdi
Pria
1956/54 th 1959/51 th
Pensiunan Pertamina Guru SMA PNS
2.
Herlina
Wanita
3.
Fauziana
4.
Saudara Kandung
Wanita
1960/50 th
Pegawai Negeri
Saudara Kandung
Herlinda
Wanita
1963/47 th
Pegawai Negeri
Saudara Kandung
5.
Erwin Ferizal
Pria
1965/45 th
Saudara Kandung
6.
Nasril
Pria
1966/44 th
Perusahaan Swasta Swasta
VII.
Saudara Kandung
Saudara Kandung
KETERANGAN ORGANISASI 1. Semasa mengikuti pendidikan pada SLTA ke bawah
No
Nama
Kedudukan dalam organisasi
Organisasi 1 1.
2 OSIS SMA
2.
Dalam th
Tempat
Nama pimpinan organisasi
5 Padang
6 M.Roem
s/d th 3 Anggota
4 1974/1976
Semasa mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi
No
Nama Organisasi
Kedudukan dalam organisasi
1
2
3
1.
Senat Mahasiswa
Anggota
2.
Himpunaan Mahasiswa Biologi
Anggota
Dalam th
Tempat
Nama pimpinan organisasi
s/d th 4
5
6
1977 s/d 1984 1977 s/d 1984
Padang
Adek Zamrud
Padang
Nasril Nasir
32
3. Sesudah selesai pendidikan dan atau selama menjadi pegawai No
Nama Organisasi
Kedudukan dalam organisasi
1
2
3
1.
Korpri Sub Balittro
Anggota
2.
Koperasi Pegawai Negeri Sub Balittro Korpri KP.Laing
Ketua
3.
Anggota
4.
Perhimpunan Ketua Fitopatologi Indonesia 5. Perhimpunan Anggota Sumbar Fitopatologi Indonesia Sumbar VIII. KETERANGAN LAIN-LAIN No
Nama keterangan
1
2
1.
Keterangan Berkelakuan Baik
2.
Keterangan Berbadan Sehat
3.
Keterangan Lain Yang Dianggap Perlu
Dalam th
Tempat
Nama pimpinan organisasi
s/d th 4
5
6
1986 s/d 2001 1994 s/d 1999 2001 s/d sekarang 1999 s/d 2001 2001 s/d sekarang
Solok
Ir.Zulkifli Hasan,MS
Solok
Drs.Nasrun,MSc
Solok
Ir.Suherdi
Padang
Drs.Nasrun,MSc
Padang
Dr. Nasril Nasir
Surat keterangan
Tanggal
Pejabat
Nomor
3
4
Dinas Kesehatan Kesehatan Haji
6
2010
Demikian, Daftar Riwayat Hidup ini saya saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar, saya bersedia dituntut di muka Pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh pemerintah. Solok , 30 Desember, 2011 Yang Membuat,
Dr. Nasrun, MSc PERHAT1AN : 1. Harus ditulis dengan tangan sendiri, dengan huruf kapital/balok dan dengan tinta hitam. 2. Jika ada yang salah harus dicoret, yang dicoret tersebut tetap terbaca, kemudian yang benar dituliskan di atas atau dibawahnya dan paraf. 3. Kolom yang kosong diberi tanda (-).
33
2.Lampiran : SK Fungsional dan Riwayat Hidup Drs.Nurmansyah
34
35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA BKN N O M O R : 11 TAHUN 2002 TANGGAL : 17 JUNI 2002
KEPUTUSAN KEPALA BADAN
36
KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor
: 11 TAHUN 2002
Tanggal : 17 JUNI 2002
PAS PHOTO DAFTAR RIWAYAT HIDUP
3X4
IV. KETERANGAN PERORANGAN
1.
Nama lengkap
Drs. Nurmansyah
2.
NIP
19570907 198603 1 002
3.
Pangkat dan golongan ruang
Pembina Utama Muda, IV c
4.
Tempat Lahir / Tgl. Lahir
Padang, 7 September 1957
5.
Jenis kelamin
Pria *)
6
Agama
Islam
7.
Status perkawinan
Belum kawin/ Kawin /Janda /Duda *)
8.
9.
Alamat Rumah
Keterangan Badan
a.
Jalan
Komplek KP Laing Solok
b.
Kelurahan / Desa Laing
c.
Kecamatan
d.
Kabupaten / Kota Kota Solok
e
Propinsi
Sumatera Barat
a.
Tinggi ( Cm )
169 cm
b. c.
Berat badan ( Kg 73 kg ) Rambut Lujur
d.
Bentuk muka
Lonjong
e
Warna kulit
Sawo matang
f.
Ciri-ciri khas
-
Tanjung Harapan
37
g-
Cacat tubuh
-
10. Kegemaran ( Hobby )
Olah raga
*) Coret yang Tidak perlu V. PENDIDIKAN 1. Pcndidikan di Dalam dan di Luar Negeri
No.
Tingkat
Nama Pendidikan
Jurusan
STTB / Tanda Lulus/ Ijazah Tahun
Tempat
Nama Kepala Sekolah/Direktur/ Dekan/Promotor
1
2
3
4
5
6
7
1. SD.
SDN 15
-
1970
Padang
Siti Hajar
2. S L T P.
SMP N 5
-
1973
Padang
3. S L T A
SMA N 1
IPA
1976
Padang
Suwarno Widjaya BA Syofyan Kahar SH
4. DI 5. D1I
-
-
-
-
-
6. DIII/ AKADEMI 7. D I V
-
-
-
-
-
--
--
--
--
--
8. S 1 9. S2
FMIPA Universitas Andalas
Biologi
1983
Padang
Dr. Amsir Bakar
-
-
-
-
10. S3 11. Spesialis I
-
-
-
-
-
12. Spesialis II
--
--
--
--
--
13. Profesi
-
-
-
-
-
……………
38
2.
Kursus / Latihan di Dalam dan di Luar Negeri
No.
Nama kursus/ latihan
Lamanya/tgl/ bln/thn s/d tgl/bln/thn
Ijazah/tanda lulus/surat keterangan tahun
1
2
3
4
Pelatihan Metodologi dan Pengembangan Pelatihan tan Atsiri Pengendalian hama penyakit dan gulma
21 Juli s/d 21 Agustus 1991 20September s/d 24Oktober 1993
1991
Solok
230 jam
1993
BLPP Cihea
240 jam
01 02
Tempat
Keterangan
5
6
VI. RIWAYAT PEKERJAAN 1. Riwayat kepangkatan golongan ruang penggajian No
1 01
Pangkat
Gol
2
Ruang penggajian 3
Berlaku terhitung mulai tanggal
4
Surat keputusan Pejabat
Nomor
Tanggal
Peraturan yang dijadikan dasar
6
7
8
9
Gaji pokok
5
1-3-1986.
02
Calon Pegawai Negri III/a Sipil ((CPNS) Pegawai Negri Sipil III/a
03
Pegawai Negri Sipil
III/b
1-4-1990.
Rp.108.400. An. Mentri 145/KP.420/ Pertanian AP.VIII
04
Pegawai Negri Sipil
III/c
1-4-1994.
05
Pegawai Negri Sipil
III/d
1-4-1997.
06
Pegawai Negri Sipil
IV/a
1-4-2000.
Rp.220.200. An. Mentri KP.420/46/S 13-4-1994 PP No 20 Pertanian KB2.3/IV/199 th 1975 4 Rp.260.000. An. Mentri KP.420/1117/ 6-8-1997 PP No 20 Pertanian B2.3/VIII/199 th 1975 7 Rp.418.000. An. Mentri KP.420/145/B 25-2-2000 PP No 20 Pertanian 2.3/II/2000. th 1975
07
Pegawai Negri Sipil
IV/b
1-10-2004
Rp.1.391.10 Mentri 0.Pertanian
582/Kpts/ KP 12-10320/10/2004 2004
PP No 12 th 2002
08
Pegawai Negri Sipil
IV/c
1-10-2008
Rp.2.440.90 Presiden 0 RI
70/K/2008
PP No 12 th 2002
1-7-1987.
Rp.64.800.- An. Mentri Pertanian Rp.88.500.- An. Mentri Pertanian
KP.330/1063/ 4-8-1986 SK/VIII/1986 KP.340/454/ 30-6-1987 SK/VI/1987 22-101990
12-122008
PP No 20 th 1975 PP No 20 th 1975 PP No 20 th 1975
Demikian, Daftar Riwayat Hidup ini saya saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar, saya bersedia dituntut di muka Pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh pemerintah. Solok, 30 Desember 2011,Yang Membuat,
Drs. Nurmansyah
39
3.Lampiran: SK Fungsional dan Daftar Riwayat Hidup : Ir.Burhanudin
40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA BKN N O M O R : 11 TAHUN 2002 TANGGAL : 17 JUNI 2002 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor
: 11 TAHUN 2002
Tanggal : 17 JUNI 2002
PAS PHOTO
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
3X4
VII. KETERANGAN PERORANGAN 1.
Nama lengkap
Ir. BURHANUDDIN
2.
NIP
19640915 2006 04 10 10
3.
Pangkat dan golongan ruang
Penata Muda (III/A)
4.
Tempat Lahir / Tgl. Lahir
Kamang Mudik /15 September 1964
5.
Jenis kelamin
Pria/Wanita *)
6
Agama
Islam
7.
Status perkawinan
Belum kawin/ Kawin /Janda /Duda *)
8.
Alamat Rumah
a.
Jalan
Taluak laing
b.
Kelurahan / Desa Kecamatan
Tanjuang Harapan
c. d.
9.
Keterangan Badan
e
Kabupaten / Kota Propinsi Sumateara Barat
a.
Tinggi ( Cm ) 165
b.
Berat badan 58 ( Kg )
41
10.
c.
Rambut
lurus
d.
Bentuk muka
e
Warna kulit
f.
Ciri-ciri khas -
g-
Cacat tubuh -
Oval kuning
Kegemaran ( Hobby )
Olahraga /musik
*) Coret yang Tidak perlu
VIII.PENDIDIKAN 1.
Pcndidikan di Dalam dan di Luar Negeri
No.
Tingkat
Nama Pendidikan
Jurusan
STTB / Tanda Lulus/ Ijazah Tahun
Tempat
Nama Kepala Sekolah/Direktur/ Dekan/Promotor
1
2
3
4
5
6
7
-
1977
Kamang
1982
mudik B.tinggi
Dawardi Djamilus jamin
1985
Zainuddin Amin
1. SD. 2. S L T P.
SD.N.1
3. S L T A
N.1 STMST Pertanian
Bangunan Gedung Teknologi
4. DI
-
Asil -
-
Batu sangkar -
5. D1I
-
pertanian -
-
-
-
6. DIII/ AKADEMI 7. D I V
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8. S 1
UMMY
1992
Kota solok
Dr.Safri Syafei
9. S2
-
Budidaya Pertanian -
-
-
-
10. S3
-
-
-
-
-
11. Spesialis I
-
-
-
-
-
-
42
12. Spesialis II
-
-
-
-
-
13. Profesi
-
-
-
-
-
……………
2.
Kursus / Latihan di Dalam dan di Luar Negeri
No.
Nama kursus/ latihan
Lamanya/tgl/ bln/thn s/d tgl/bln/thn
1
2
3
1
Lat .Sosialisasi Saga
24-02-2001
2
Lat.Penulisan Dan Pembinaan Publikasi Lat.Penulisan teknis ilmiah populer
16-04 s/d 17-042001 20-03s/d22-032007
4
Lat. Prajabatan TK .III
5
Lat.Peneliti tingkat Pertama
3
Ijazah/tanda lulus/surat keterangan tahun 4 2001
Tempat
Keterangan
5
6
BPTP.Sumbar 8 jam BPTP.Sumbar 16 jam
2001 2007
BPTP.Sumbar 24 jam
10-06-2007s/d 04-07-2008
2007
Ciawi
216
24-08 s/d 13-092008
2008
LIPI
jam 203 Jam
IX. RIWAYAT PEKERJAAN 1. No
1 1 2
Pangk at
Gol Ruang penggajian 3
2 HON ORER CPNS PNS
3
Riwayat kepangkatan golongan ruang penggajian
III/A III/A
Berlaku terhitung mulai tanggal
Gaji pokok
4
5
01-04-1985 01-04-2006 01-08-2007
29000 995.040 1.439.80 0
Surat keputusan Pejabat
Nomor
6
7
Pim. babpro a/n Mentri a/n Mentri
Tu..410/232 /IV/85K 498/KPTS/KP. 230/A5/III/2006 157/KPTS/KP. 330/N/7/2007
Tangga l 8
Peratur an yang dijadika n dasar 9
1-41985
-
24-32006
PP.NO 20 th 1975 PP.NO
31-72007
20 th 1975
43
IV. TANDA JASA / PENGHARGAAN Nama bintang / satya lencana / penghargaan 2
No 1
Tahun perolehan
Nama negara/instansi yang memberi
3
4
VIII. PENGALAMAN 1. Kunjungan ke Luar Negeri No
Negara
Tujuan kunjungan
Lamanya
Yang membiayai
1
2
3
4
5
IX.
KETERANGAN KELUARGA 3. Isteri / Suami
No 1 1
2 NOFRIYENI
2. No
Tempat lahir
Nama
3 4 PDG.PANJANG 05-11-1967
Jenis
Nama 2
3
Tempat lahir 4
1 2 3 4
5 04-12-1992
Pekerjaan Keterangan 6
7 ISTRI
PNS
Anak
Kelamin 1
Tanggal nikah
Tanggal lahir
Tanggal lahir Pekerjaan 5 02-03-1994
HANANA LAILA RINI BURHAN BURHAN WARDATUL KHAY BURHAN NARSYA NULLAH BURHAN
6 SLTA
P
SOLOK
22-11-1996
P
SOLOK
28-12-1999
SLTA
P
SOLOK
17-7-2009
-SD
Keterangan 7 ANAK KANDUNG ANAK KANDUNG ANAK KANDUNG
ANAK KANDUNG
SOLOK
44
3.
Bapak dan Ibu Kandung
No
Nama
Tgl lahir /umur
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
L.DT.Pamuncak Alam 1 2
79
Bapak kandung
Dahniar (alm)
4.
-
Ibu kandung
Bapak dan Ibu Mertua
No
Nama
Tgl lahir / u m u r
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Nur as rul (alm)
26-10-1933
-
2
Radias
25-10-1939
Pensiunan / PNS
5.
Saudara Kandung
No
Nama
Jenis kelamin
Tgl lahir /umur
Pekerjaan
Keterangan
1
2
3
4
5
6
1
Hayatinur
p
2
Hasni
p
53 52
3
Husna
p
50
4
Huriyati
p
49
5
Maswar
L
45
X.
Kakak kandung Kakak kandung Kakak kandung Kakak kandung Adik kandung
KETERANGAN ORGANISASI 1. Semasa mengikuti pendidikan pada SLTA ke bawah
No
Nama Organisasi
1 1
Wira swasta Wira swasta Wira swasta Wira swasta Wira swasta
Kedudukan dalam organisasi
2 Osis
3 Ketua I
Dalam th
Tempat
s/d th 4 1983 s/d 11984
5 Batu sangkar
Nama pimpinan organisasi 6 Bahtar
45
2. No
Semasa mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi
Nama Organisasi
1
Kedudukan dalam organisasi
Dalam th
3
4
2
3.
Nama Organisasi
Kedudukan dalam organisasi
1
2
3
No
1
Nama pimpinan organisasi
5
6
s/d th
Sesudah selesai pendidikan dan atau selama menjadi pegawai
No
III.
Tempat
Dalam th
Tempat
s/d th 4
Nama pimpinan organisasi
5
6
KETERANGAN LAIN-LAIN Nama keterangan
Surat keterangan
Tanggal
Pejabat
Nomor
3
4
2
6
1.
Keterangan Berkelakuan Baik
Kapolsek
CK/3/6/X/2005 12-12-2006
2.
Keterangan Berbadan Sehat
Ketua TPK /TPKP
3.
Keterangan Lain Yang Dianggap Perlu
511-TURS/APT.2007
21-7-2007
Demikian, Daftar Riwayat Hidup ini saya saya buat dengan sesunguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar, saya bersedia dituntut di muka Pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh pemerintah. 30 DESEMBER 2011 Yang Membuat,
Ir. Burhanudin
46