Modul Bengkel Elektronika 1 2017
VISI DAN MISI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY
Visi Menjadi Fakultas dunia dalam bidang ilmu terapan yang berbasis TIK. Misi 1. Melaksanakan pembelajaran dan penelitian berbasis ilmu terapan dalam menghasilkan lulusan vokasi yang profesional 2. Meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat berbasis ICT Terapan. 3. Menjalankan tata
kelola
fakultas
yang
baik
(Good
Faculty
Governance),
mengembangkan SDM yang unggul dan melakukan perbaikan berkesinambungan. Tujuan 1. Menjadi Fakultas dengan penelitian aplikatif dan berorientasi pada TIK, manajemen dan pariwisata. 2. Menjadi Fakultas yang secara konsisten melakukan pengabdian kepada masyarakat dan berorientasi padaTIK, manajemen dan pariwisata. 3. Menjadi Fakultas yang mandiri dan menghasilkan lulusan vokasi yang profesional dan berorientasi pada TIK yang tepat guna, manajemen dan pariwisata. Sasaran Untuk tujuan 1 dan 2 diatas memiliki sasaran : 1. Terwujudnya pembelajaran dan pengabdian berbasis penelitian. 2. Terwujudnya jejaring kerjasama dengan PTN/PTS, Lembaga Penelitian, Pemerintah, LSM dan industri. 3. Terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
ii
Untuk tujuan 3 memiliki sasaran: 1. Tercapainya sitem pengelolaan fakultas dan program studi sesuai sertifikasi sistem mutu. 2. Terwujudnya kegiatan-kegiaan untuk meningkatkan tata kelola yang baik unutk menghasilkan lulusan yang profesional.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
iii
VISI MISI TUJUAN PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI Visi “Menjadi program vokasi unggulan di bidang INFOKOM pada tahun 2020 yang mampu mencetak lulusan dengan keahlian profesional, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat, memiliki integritas dan berdaya saing internasional di Asia Tenggara”. Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang infokom dan menghasilkan lulusan yang mampu
mengembangkan
profesionalisme
dalam
bidang
transmisi
dan
jaringan
telekomunikasi, 2. Mengembangkan tenaga pengajar dan pendukung akademik yang profesional dengan standar internasional dan mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa, 3. Menghasilkan karya terapan yang berorientasi pada kebutuhan industri dan masyarakat, 4. Mengembangkan kerjasama dengan industri dan masyarakat nasional dan internasional. Tujuan 1. Menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi, 2. Menghasilkan sumber daya yang memiliki jiwa yang nasionalis, profesional, berjiwa entrepreneur dan berwawasan internasional, 3. Menghasilkan karya cipta yang sesuai kebutuhan industri dan masyarakat nasional dan internasional, 4. Terwujudnya konsep link and match melalui kerjasama dengan industri, masyarakat dan pemerintah Sasaran Program Studi (Educational Objectives).
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i VISI MISI FAKULTAS ILMU TERAPAN ............................................................ ii VISI MISI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI..................................................... iv DAFTAR ISI............................................................................................................... v MODUL 0 Runmod ................................................................................................... 1 0.1 Tujuan ....................................................................................................... 1 0.2 Tata Tertib Laboratorium Mekatronika .................................................... 2 0.3 Tata Terti Pratikum Bengkel Piranti Elektronika I ................................... 3 0.4 Penilaian .................................................................................................... 4 MODUL 1 Altium I .................................................................................................... 6 1.1 Tujuan ...................................................................................................... 6 1.2 Pendahuluan ............................................................................................. 6 1.3 Penggunaan Altium Designer .................................................................. 7 1.4 Langkah Pratikum .................................................................................. 15 MODUL 11 Altium II .............................................................................................. 25 2.1 Tujuan .................................................................................................... 25 2.2 Pendahuluan ........................................................................................... 25 2.3 Penggunaan Label Wiring ..................................................................... 25 2.4 Langkah Pratikum .................................................................................. 26 MODUL 11I Pengenalan Komponen Dasar Variabel Elektonika ...................... 39 3.1 Tujuan .................................................................................................... 39 3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 39 3.3 Komponen-Komponen Variabel Elektronika ........................................ 39 3.4 Langkah Pratikum .................................................................................. 52
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
v
MODUL IV Induktor& Transformator ................................................................ 55 4.1 Tujuan .................................................................................................... 55 4.2 Induktor .................................................................................................. 55 4.3 Transformator ........................................................................................ 58 MODUL V Saklar&Relay ....................................................................................... 62 5.1 Tujuan .................................................................................................... 62 5.2 Landasan Teori ...................................................................................... 62 5.3 Modul Shield Arduino ........................................................................... 68 5.4 Langkah Pratikum .................................................................................. 69 MODUL 6 SOLDER 1……………………………………………………………70 6.1 Tujuan…………………………………………………………..............70 6. 2 Solder…………………………………………………………………..70 6.3 Jenis – jenis Solder Listrik……………………………………………...73 6.4 Bahan – bahan yang Digunakan Saat Penyolderan……………………..73 6.5 Langkah – langkah Praktikum…………………………………………..75
MODUL 7 SOLDER 2 (DESOLDERING)………………………………………78 7.1 Tujuan………………………………………………………………...…78 7.2 Desoldering…………………………………………………………...…78
MODUL 8 EAGLE (Easily Applicable Graphical Layout Editor)……..………79 8.1 Membuat Schematic pada Eagle...………………………………………79 8.2 Membuat PCB Board pada Eagle......……………………………………91
MODUL 9 ECHING 1 ( PEMBUATAN PCB)………………………………….101 9.1 Tujuan…………………………………………………………………..101 9.2 Overview PCB………………………………………………………….101 9.3 Pembuatan PCB………………………………………………………...105 9.4 Langkah Praktikum……………………………………………………..107
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
vi
MODUL 10 ECHING 2 ( PEMBUATAN PCH SISTEM SABLON)…………113 10.1 Tujuan………………………………………………………………...113 10.2 Dasar Teori…………………………………………………………...113 10.3 Kemasan Informasi………………………………………………….. 116 10.4 Langkah – langkah Praktikum...…………………………………..… 117
MODUL 11 TROUBLE SHOOTING...……………………………………….. 119 11.1 Tujuan………………………....…………………………………….. 119 11.2 Alat dan Bahan………………….……………………………………119 11.3 Dasar Teori………………………………………………………….. 119
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
vii
MODUL 0 RUNNING MODUL
0.1 Tujuan 1) Praktikan dapat mengetahui dan mematuhi tata tertib di laboratotium mekatronika. 2) Praktikan dapat mengetahui dan mematuhi tata tertib selama praktikum. 3) Praktikan dapat menetahui tentang penilaian dalam praktikum mata kuliah Bengkel Piranti Elektronika 1.
0.2 Tata Tertib Laboratorium Mekatronika 0.2.1 Mahasiswa dilarang : a. Masuk ruangan laboratorium tanpa seijin Dosen, Aslab/Asprak. b. Membawa tas, jaket, topi tau barang yang tidak ada kaitannya dengan praktikum ke dalam ruangan. c. Makan dan minum di dalam ruangan laboratorium. d. Bercanda atau membuat kegaduhan / keonaran di dalam ruangan pada saat praktikum. e. Melakukan praktikum sendiri tanpa ditemani Aslab/Asprak. f. Mengambil alat tanpa seijin Aslab/Asprak. g. Membawa keluar ruangan alat tanpa seijin Asprak/Aslab. h. Membuang sampah sembarangan. i. Mencoret-coret meja praktikum / dinding ruangan laboratorium. j. Merusak peralatan maupun Fasilitas Laboratorium.
0.2.2 Mahasiswa dimohon / dihimbau a. Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. b. Merapikan meja dan bangku. c. Mengembalikan alat yang diambil pada tempat semula. d. Segera melaporkan ke Dosen, Asprak/Aslab, Koordinator lab/Laboran jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau merusak alat dan segera mengganti.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
1
e. Meninggalkan ruangan laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi. Sanksi/hukuman terhadap pelanggaran tata tertib: 1. Nilai 2. Denda
0.3. Tata Tertib Praktikum Bengkel Piranti Elektonika 1 0.3.1 PRAKTIKUM Praktikum merupakan salah satu kegiatan yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Telkom D3 Teknik Telekomunikasi. Target dan tujuan yang dicapai yaitu menuntut kemandirian dan kerjasama mahasiswa dalam pelaksanaan Praktikum Bengkel Piranti Elektronika 1 sehingga mahasiswa tersebut diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang Bengkel Piranti Elektronika 1.
0.3.2 PRAKTIKUM A. Selama pelaksanaan praktikum dilarang : Merokok, makan, minum dalam ruangan Bengkel Mekatronika. Membuang sampah di ruangan Bengkel Mekatronika.Meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten. Berlaku tidak sopan terhadap sesama praktikan dan asisten B. Setelah Praktikum selesai praktikan wajib merapikan kembali peralatan yang digunakan. C. Kerusakan dan kehilangan alat dan peralatan laboratorium akibat kecerobohan praktikan menjadi tanggung jawab praktikan dan dapat dituntut penggantian / perbaikan alat tersebut. D. Asisten berhak untuk mengeluarkan praktikan yang dinilai tidak layak untuk pelaksanaan praktikum selama praktikum berlangsung. E. Praktikum dan proyek harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tugas yang dibuat secara asal-asalan akan dinilai secara asal-asalan.
0.3.3 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM A. Jadwal disusun oleh asisten bila terjadi bentrok jadwal segera menghubungi asissten wali pada kelas masing-masing. B. Perhatikan setiap hal yang dijelaskan/didemonstrasikan oleh asisten. C. Catat hal-hal yang dianggap perlu.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
2
D. Jangan mencoba menghidupkan/menjalankan alat, jika belum paham benar prosedur operasinya E. Lakukan setiap proses menurut urutan operasi yang ditentukan. F. Tanyakan selalu kepada asisten hal-hal yang dianggap belum jelas. G. Bekerja selalu dengan tekun dan penuh disiplin. H. HP dimasukan kedalam tas pada saat pelaksanaan praktikum berlangsung. I. Utamakan Keselamatan Kerja.
0.3.4 TP (TUGAS PENDAHULUAN) A. TP bersifat TIDAK WAJIB, kerjakan TP dengan sepenuh hati dan tanggung jawab , TP yang MASTERAN/PLAGIAT=0. B. Tidak mengerjakan TP maka tidak dapat mengikuti praktikum modul yang bersangkutan.
0.3.5 KELENGKAPAN A. Memakai seragam atasan putih bawahan biru dongker/hitam, no jeans dan memakai sepatu diseluruh kegiatan pratikum dan. B. Merapikan rambut bagi laki-laki dan mengikat rambut bagi perempuan saat pratikum dilaksanakan. C. Memakai kaos kaki. D. Memakai wewangian atau parfum dan deodorant. E. Membawa kartu pratikum yang sudah diberi foto. F. Jika kartu praktikum belum memiliki foto maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum. G. Melanggar ketentuan di atas maka akan mendapatkan sanksi.
0.3.6 KEHADIRAN A. Praktikan berkewajiban untuk mengikuti semua modul praktikum. B. Satu kali tidak mengikuti praktikum maka nilai maksimal adalah C. C. Lebih dari satu kali maka nilai maksimal adalah E. D. Tidak ada pemberian tugas tambahan untuk penambahan nilai, oleh karena itu pratikum harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tugas yang dibuat secara asalasalan akan dinilai secara asal-asalan, sanksi cukup berat jadi harap jaga kesehatan.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
3
E. Keterlambatan >05 menit dengan alasan apapun tidak diperbolehkan mengikuti praktikum yang bersangkutan.
0.3.7 TUKAR JADWAL A. Penukaran jadwal praktikum dapat dilaksanakan paling lambat 0 hari sebelum praktikum yang dimaksud dan dilaksanakan atas persetujuan asisten. Tukar jadwal praktikun dilakukan perorang. B. Praktikan wajib memberitahukan tentang tukar jadwal sebelum pelaksanaan praktikum kepada asisten wali kelas masing-masing. Tidak diperkenankan menyisip, jika hal tersebut terjadi maka praktikan dianggap mendapat nilai NOL.
0.3.8 PRAKTIKUM SUSULAN A. Praktium susulan dilaksanakan 2 minggu setelah modul yang bersangkutan dilakukan. B. Praktikan hanya bisa mengikuti praktikum susulan jika : 1. Sakit Berat, disertai dengan surat keterangan sakit dari Rumah Sakit. 2. Keluarga inti yang mengalami musibah, disertai surat keterangan dari keluarga. 3. Bagi yang menghadiri acara keluarga seperti pernikahan dan lain-lain maka WAJIB memberi surat keterangan maksimal 0 minggu sebelum jadwal praktikum dilaksanakan.
0.4
PENILAIAN Dalam praktikum ada beberapa point – point penilaian yang dipakai, yaitu: A. TP (Tugas Pendahuluan) TP adalah tugas yang diberikan sebelum praktikum dimulai, biasanya diberikan diluar jadwal praktikum yang bertujuan agar praktikan lebih memahami dan mengerti tentang modul yang akan dipraktikan. Nilai untuk TP sebesar 15 point B. TA (Tugas Awal) TA adalah tugas awal yang diberikan sebagai latihan soal sebelum praktikum dimulai bertujuan untuk mengetahui kemampuan praktikan tentang modul yang akan dipraktikan. Nilai untuk TP sebesar 20 point. C. Jurnal
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
4
Jurnal adalah tugas yang diberikan untuk mengulang kembali tentang materi yang telah dipraktikumkan bertujuan untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengingat kembali tentang materi yang telah diajarkan selama praktikum. Nilai untuk jurnal sebesar 40 point.
D. Praktikum Nilai untuk jurnal sebesar 40 point.
0.5
Hal – hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
5
MODUL I ALTIUM I
1.1 TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Memahami lebih jelas tentang software Altium Designer. 2. Dapat membuat rangkaian skematik dengan menggunakan software Altium Designer. 3. Dapat membuat library komponen pada Altium Designer. 4. Dapat membuat library terintegrasi dengan komponen 3D.
1.2 PENDAHULUAN Perkembangan dunia komputer sekarang semakin maju, banyak software yang membantu dan mendukung dalam pekerjaan elektronika, salah satunya adalah Altium Designer.Altium Designer adalah sistem desain elektronik terpadu terkemuka didunia. Altium Designer dapat digunakan untuk PCB design, FPGA Programming (VHDL Languange, C++), dan Embedded design. Altium yang dahulu dikenal dengan nama Protel (Protel 99SE, Protel DXP, Protel DXP 2004) hingga saat ini telah mengeluarkan versi terbarunya yaitu Altium Designer 15. Altium Designer 15 inilah yang akan digunakan dalam praktikum bengkel piranti elektronika.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
6
1.3 Penggunaan Altium Designer
Untuk memulai Altium Designer ini, klik start Start » Search » Altium
Designer Summer» Altium Designer Release 15.
1.3.1 MEMBUAT PROJECT BARU Untuk membuat suatu pekerjaan baru dengan menggunakan Altium Designer, langkah – langkahnya antara lain: 1. Klik File » New » Project
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
7
2.
Kemudian Pilih PCB Project » OK
3. Kemudian simpan dengan nama yang diinginkan, File » Save Project. Jika belum disimpan atau project mengalami perubahan maka akan ada tanda seperti kertas berwarna merah disebelah kanan project. Jika sudah di simpan maka tanda tersebut akan hilang.
Tujuan dibuatnya suatu project adalah sebagai wadah (folder) yang digunakan untuk menempatkan beberapa file (baik schematic maupun pcb document) yang saling berhubungan kedalam satu folder. Untuk meng-update schematic document menjadi pcb document harus dipastikan antara schematic document dan pcb document tersebut ada dalam satu project.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
8
1.3.2 SCHEMATIC DOCUMENT Langkah – langkah untuk membuat schematic document baru yaitu: 1.
Klik File » New » Schematic, atau klik kanan pada project yang diinginkan, pilih Add New to Project » Schematic.
2. Kemudian muncul lembar schematic document, simpan dengan File » Save, beri nama sesuai yang diinginkan. Pastikan menyimpan schematic document dalam satu folder yang sama dengan project yang sudah dibuat sebelumnya. Jika belum disimpan atau schematic document mengalami perubahan maka akan ada tanda seperti kertas berwarna merah disebelah kanan schematic document. Jika sudah di simpan maka kertas tersebut berubah menjadi putih.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
9
Mengatur (Setting) Schematic Document Langkah – langkah untuk mengatur schematic document yang telah dibuat yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengatur jenis kertas, klik Design » Document Options, pilih pada Standard Styles, pilih A4 atau ukuran yang lainnya
2. Untuk membuat lembar schematic menjadi full window (lebar), klik View » Fit Document.
Mencari Komponen pada Libraries 1. Untuk menampilkan Libraries, pada menu klik Design » Browse Library atau klik Libraries pada bagian sebelah kanan Altium atau klik System pada bagian bawah Altium kemudian pilih Libraries.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
10
2. Untuk mencari komponen, pilih library yang berisi komponen yang akan dicari. Kemudian ketik nama komponen yang dicari lalu tempatkan komponen tersebut. Untuk meletakkan komponen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan men-drag komponen tersebut ke lembar kerja (hanya untuk meletakkan komponen tersebut satu kali) atau dengan meng-klik place lalu letakkan di lembar kerja ( komponen dapat diletakkan lebih dari satu kali tanpa perlu masuk ke library).
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
11
3. Untuk mencari komponen yang tidak ada di library, klik Search dan akan muncul window Libraries Search. Pada kolom Scope pilih library on path untuk mencari komponen pada semua library (baik yang library yang sudah terinstall maupun yang belum terinstall), pada Path tuliskan letak library berada dan check pada Include Subdirectories. Jika memilih Available libraries pada kolom Scope maka pencarian komponen akan dilakukan pada library yang sudah terinstall saja. Pada kotak field tulis indikator pencarian, tulis name. Pada kotak operator pilih contains untuk mencari komponen yang mengandung huruf yang diketikkan pada value, pilih equals untuk mencari komponen dengan nama yang sama yang diketikkan pada value, pilih start with untuk mencari komponen dengan awalan seperti yang diketikkan di value, dan pilih end with untuk mencari komponen dengan akhiran seperti yang diketikkan di value. Pada kotak value tulis nama komponen yang akan dicari, kemudian klik Search. Setelah ditemukan komponen tersebut akan berada pada Library ‘Query Results’.
4. Untuk meninstall library pilih Libraries, setelah muncul window Available Libraries pilih tab Installed dan klik Install. Kemudian pilih Library yang akan di install (setiap library mempunyai komponen yang berbeda). Setelah dipilih kemudian pilih open.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
12
Menempatkan Komponen dan Mengubah Keterangan Komponen pada Schematic 1. Untuk menempatkan komponen pada lembar schematic, klik komponen pada library dan klik Place, kemudian akan muncul komponen pada lembar schematic, untuk mengatur properties dari komponen tekan TAB (sebelum komponen ditempatkan pada lembar schematic) atau dengan men-double klik komponen yang sudah ditempatkan pada lembar schematic.
2. Pada window ini ada tiga poin yang perlu diperhatikan, yaitu Designator, Comment dan Footprint, dan apabila menggunakan komponen yang memiliki nilai seperti resistor, maka Value juga perlu diperhatikan. Pada Designator, isikan nama untuk komponen tersebut. Nama antar komponen tidak boleh ada yang sama, karena jika ada nama yang sama maka schematic akan mengalami error saat di-compile. Nama komponen juga harus diisi, jika tidak diisi maka schematic akan mengalamai warning saat di-compile. Pada
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
13
Footprint untuk Altium Designer sudah dalam bentuk default standardnya, jadi tidak perlu diubah.
3. Klik OK. Untuk mengatur posisi komponen, drag komponen dan tekan spasi untuk memutar komponen. Untuk mencerminkan maka klik dua kali kemudian pilih mirrored pada orientation atau men-drag komponen dan ketik X untuk memcerminkan secara horizontal dan Y untuk mencerminkan secara vertikal. Bila komponen terlihat kecil, tekan PAGE UP pada keyboard untuk memperbesar tampilan (Zoom in) dan PAGE DOWN untuk memperkecil tampilan (Zoom out).
4. Jika komponen sudah diletakkan dan ingin mengganti dengan komponen lain dapat dilakukan dengan klik kanan pada mouse atau dengan menekan Esc.
Pengkabelan Circuit Bila semua komponen telah lengkap, selanjutnya adalah menghubungkan tiap komponen (wiring) dengan wire. Wiring dapat dilakukan dengan cara.
1. Klik Place » Wire pada menu, atau klik icon wire pada toolbar, bisa juga klik kanan pada schematic, pilih place » wire. Tempatkan kursor pada kaki komponen sampai tanda silang pada kursor berubah menjadi merah , lalu klik pada kaki komponen tersebut dan hubungkan dengan kaki komponen lain sesuai dengan rangkaian. Klik kanan atau ketik Esc jika sudah selesai.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
14
Compile Document Setelah rangkaian selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan compile document. Compile dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan (error atau warning) pada rangkaian yang sudah dibuat. Untuk meng-compile klik Project »Compile document(…).SchDoc. Kemudian akan muncul window yang menampilkan ada tidaknya kesalahan. Jika window tidak muncul klik System yang terletak pada bagian kanan bawah lembar schematic kemudian pilih Messages. Jika masih terjadi error atau warning, maka perbaiki terlebih dahulu error atau warning tersebut sebelum meng-update schematic document menjadi PCB document.
1.4 LANGKAH PRAKTIKUM Pada praktikum kali ini, akan dibuat sebuah project yang berisi schematic document dan rangkaian yang dibuat adalah rangkaian catu daya. 1. Buka software Altium Designer Release 15. 2. Buat Project baru. 3. Tambahkan Schematic document pada project tersebut. 4. Simpan schematic document dan project. 5. Buat rangkaian seperti gambar dengan menggunakan Library Miscellaneous Devices dan Library Miscellaneous Connectors. Library Miscellaneous Devices berisi komponen-komponen dasar yang biasa digunakan sebagai komponen utama pada rangkaian seperti resistor, kapasitor, dan lain-lain. Sedangkan Library Miscellaneous Connectors berisi komponen-komonen yang digunakan sebagai penghubung seperti jack dc, header, dan lain-lain. Untuk VCC dan GND dapat dicari pada ikon disamping wire atau klik Place » Power Port.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
15
6. Hubungkan setiap komponen menggunakan wire sesuai dengan gambar. 7. Jika rangkaian sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah meng-compile document. 8. Pastikan sudah tidak ada error ataupun warning. Kemudian simpan kembali Schematic Document dan Project yang dibuat.
1.4.1
MEMBUAT LIBRARY TERINTEGRASI DENGAN KOMPONEN 3D
Pada praktikum kali ini, akan dibuat library IC 555. 1. Buat file project integrated library dengan cara klik File > New > Project > Intergrated Library.
2. Tambahkan file Schematic Library dengan cara klik kanan pada Project > Add New to Project > Schematic Library.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
16
3. Tambahkan file PCB Library. Klik kanan pada Project > Add New to Project > PCB Library.
4. Pilih bagian windows PCB Library.
5. Double klik Name pada Components kemudian edit nama komponen yang dibuat, beri nama sesuai yang diinginkan > klik OK.
6. Tempatkan mouse dan klik pada workspace yang kosong, kemudian tekan tombol ‘G’ pada keyboard untuk mengubah grid. Ganti PCB Grid menjadi 20 mil.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
17
7. Ubah satuan dasar worksheet dari mil ke mm. Klik kanan pada lembar kerja PCB, kemudian pilih Library Options hingga menampilkan gambar berikut. Edit unit menjadi METRIC dan range menjadi 0.250mm
8. Letakan Pad-Pad komponen. Pilih Icon Place Pad
pada toolbar atau klik Place >
Pad. Edit properties dengan menekan tombol Tab pada keyboard. Kemudian atur pad sesuai dengan gambar. Isikan designator dengan nomor pad yang akan disesuaikan dengan schematic library.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
18
9. Tempatkan PAD pada workspace, dan susun PAD tersebut hingga menyerupai gambar berikut.
10. Berikan garis pembatas atau biasa disebut garis Overlay. Pilih Layer Top Overlay.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
19
11. Beri batas komponen yang dibuat dengan menggunakan Place Line
pada toolbar
atau klik Place > Line. Beri batas seperti pada gambar.
12. Set referensi lokasi pada pin 1 dengan cara klik edit > set reference > Pin 1. Kemudian simpan PCB library yang sudah dibuat. Tekan tombol 3 pada keyboard untuk menampilkan bentuk 3D dan untuk mengembalikan ke 2D tekan 2. 13. Langkah selanjutnya adalah membuat Schematic Library. Buka schematic library, kemuadian pilih window SCH library pada bagian bawah. Pada components klik 2 kali pada nama komponen, sehingga akan muncul Library Component Properties. Ubah yang di beri tandah panah sesuai yang diinginkan > OK.
14. Buat simbol komponen yang dibuat. Klik ikon Place Rectangle atau klik Place > Rectangle untuk membuat segi empat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
20
15. Buat rectangle seperti pada gambar dengan ukuran bebas.
16. Tempatkan pin-pin pada rectangle yang sudah dibuat dengan cara klik ikon Place Pin atau klik Place > Pin.
17. Tekan TAB pada keyboard untuk memunculkan Component Properties sebelum pin diletakkan pada rectangle. Edit Display Name, Designator dan Electrical type.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
21
18. Pastikan tanda silang pada pin yang diletakkan berada pada rectangle.
19. Tempatkan Pin-pin sama seperti pada gambar.
20. Setelah Schematic Library selesai, maka langkah selanjutnya adalah mengintegrasikan antara schematic Library dengan PCB Library. Tekan menu Add Footprint.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
22
21. Setelah window PCB Model muncul, tekan menu Browse dan pilih PCB library yang sudah dibuat.
22. Selanjutnya, tekan menu Pin Map dan pastikan pastikan antara Component Pin Designator (Schematic PIN) dan Model Pin Designator (PCB PIN) sama. Jika telah sama, tekan OK, kembali ke workspace schematic.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
23
23. Compile project .LibPkg, untuk mengecek Library Terintegrasi dengan meng-klik kanan pada Library Project > Compile Integrated Library. Hasil Compiled Library terletak pada folder yang sama dengan Project.LibPkg berada. Hasil Library inilah yang akan diimport pada Library Althium Designer.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
24
MODUL II ALTIUM II: SCHEMATIC NET LABEL WIRING DAN ROUTING
2.1 TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Memahami lebih jelas tentang software Altium Designer. 2. Dapat membuat rangkaian skematik dengan menggunakan software Altium Designer. 3. Dapat membuat rangkaian skematik dengan Net Label Wiring. 4. Dapat melakukan peroutingan dan tools yang digunakan.
2.2 PENDAHULUAN
Pada modul sebelumnya telah diperkenalkan cara membuat schematic dan PCB menggunakan Altium Designer. Dalam modul IV akan dikhususkan dalam membuat skematik dengan menggunakan Net Label Wiring. Net Label Wiring adalah pembuatan jalur skematik dengan menggunakan Label (dibaca: Nama) yang sama. Fungsi Net Label Wiring adalah pembuatan jalur skematik sebagai cara wiring yang lebih mudah dan efektif tempat.
2.3 PENGGUNAAN NET LABEL WIRING
Net dan Net Label Net digunakan untuk menghubungkan antara dua titik tanpa menggunakan wire, cara ini lebih praktis untuk rangkaian yang rumit.
1. Klik Place » Net Label atau klik tool pada toolbar, tekan tab untuk
meng-edit-
nya.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
25
2. Pada net tulis nama Net Label yang diinginkan. Pada gambar diatas, Kaki komponen dengan NetLabel1 akan saling terhubung walaupun tanpa wire.
2.4 LANGKAH PRAKTIKUM Pada praktikum kali ini, akan dibuat sebuah project yang berisi schematic document dan rangkaian yang dibuat adalah rangkaian downloader menggunakan ATmega8. 1. Buka software Altium Designer Release 15. 2. Buat Project baru. 3. Tambahkan Schematic document pada project tersebut. 4. Simpan schematic document dan project. 5. Buat rangkaian seperti gambar.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
26
6. Hubungkan setiap komponen menggunakan wire NET sesuai dengan gambar. 7. Jika rangkaian sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah meng-compile document. 8. Pastikan sudah tidak ada error ataupun warning. Kemudian simpan kembali Schematik Document dan Project yang dibuat.
2.4.1
Updating PCB
Perintah Update PCB digunakan untuk memindahkan jalur schematic ke PCB. Sebelum menggunakan perintah ini pastikan file schematic dan PCB dalam satu project. 1. Buka Schematic yang telah dibuat, klik Design » Update PCB Document, kemudian akan muncul window data komponen.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
27
2. Klik Validate Changes, kemudian akan muncul tanda chek list yang menandakan tidak terjadi error, klik Execute Changes, tunggu sampai proses selesai » Close
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
28
3. Komponen yang dibuat pada schematic document sudah ter-update ke PCB document. Kemudian perkecil tampilan
dengan menggunakan pagedown.
Kemudian klik papan warna merah yang ada di komponen dan drag sampai komponen pindah ke papan PCB yang berwarna hitam. Lalu delete papan merah tersebut.
4. Kemudian atur letak komponen sesuai yang diinginkan ( diperlukan kreativitas dalam meletakkan komponen pada worksheet PCB agar menjadi seefisien mungkin dan juga serapih mungkin ). Usahakan benang-benang yang terhubung sebisa mungkin tidak ada yang saling menyilang untuk memudahkan dalam pe-routingan. Untuk memutar komponen, drag komponen tersebut dan tekan spasi.
2.4.2 Membuat Garis / Kotak Pembatas
1. Pilih layer yang akan digunakan. Biasanya Bottom Layer atau Top Layer. 2. Klik Interactively Route Connections
pada toolbar.
3. Buat garis pembatas dengan bentuk persegi atau bentuk yang lain sebagai ukuran papan pada PCB yang akan dibuat, usahakan seefisien mungkin asalkan dapat menampung semua komponen. 4. Untuk mengetahui ukuran tersebut, klik Place »Dimention kemudian pilih jenis dimensi yang digunakan (linear, angular, dimention dll) tarik dari ujung ke ujung garis untuk mengetahui ukurannya.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
29
2.4.3 Rules pada PCB
Perintah ini nantinya yang akan digunakan untuk mengatur semua hal yang berkaitan dengan jalur yang akan dibuat pada PCB design. 1. Klik Design » Rules.. kemudian muncul window PCB Rules and Constraints Editor.
2. Klik Electrical a. Clearance, untuk mengatur jarak lubang dengan jalur komponen. Ubah jarak sesuai dengan kebutuhan. b. Short-circuit, pastikan Allow short circuit tidak terpilih (uncheck), karena jika terpilih maka diperbolehkan adanya short circuit. 3. Klik Routing a. Width, untuk mengatur lebar jalur yang diinginkan. Lebar jalur data lebih kecil dari pada lebar jalur VCC. Dan lebar jalur VCC lebih kecil dari ada lebar jalur GND. b. Routing Layers, untuk menentukan layer yang akan digunakan. Kemudian pada Layer Direction (Auto Route » All» Edit Layer Direction), pilih Not Used pada Current Setting untuk Top Layer dan pilih Any pada Current Setting untuk Bottom Layer
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
30
c. RoutingCorners, untuk mengatur kemiringan sudut dan jarak pada belokan jalur. d. RoutingVias, untuk mengatur lubang (hole) kaki komponen
2.4.4 Routing
Merupakan proses penentuan jalur konduktor PCB. Terdapat 2 jenis cara me-routing yaitu dengan routing manual dan dengan routing otomatis (autoroute ). Routing Manual
Dengan routing secara manual, posisi dan bentuk jalur dapat ditentukan sesuai dengan yang diinginkan. 1. Pilih layer yang akan digunakan pada bagian bawah worksheet. 2. Klik Interactively Route Connections
pada toolbar.
3. Hubungkan pin komponen yang satu dan yang lainnya yang saling berhubungan (terhubung oleh benang berwarna putih) dengan Interactively Route Connections. Usahakan untuk tidak membuat jalur dengan sudut 90o.
Auto Route
Dengan Auto Route , secara otomatis aplikasi altium akan merouting komponen-komponen pada rangkaian yang dibuat dengan mencari jalur yang ada. 1. klik Auto Route » All, muncul window Situs Routing Strategies, pilih Default 2 Layer Board » Route All, kemudian secara otomatis akan me-routing sendiri dan jalur-jalur di PCB akan terbentuk. Pastikan sebelum mengklik Route All, Rules sudah di atur sebelumnya. Apabila belum, klik EDIT RULES terlebih dahulu dan atur rules seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, baru selanjutnya mengklik Route All.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
31
2. Kemudian akan muncul messages yang melaporkan hasil routing yang telah dilakukan. Apabila pada message akhir terdapat tulisan: “Routing finished with 0 contentions(s). Failed to complete 0 connection(s) in 10 Seconds”
“0 contentions(s)” menandakan semua jalur telah terhubung dan routing selesai.
3. Apabila ingin mengulangi routing, rangkaian harus di-unroute terlebih dahulu, klik
Tools » Un-route » All
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
32
Membuat Lubang untuk Penyangga Papan PCB
1. Klik Place Pad
pada toolbar, tekan TAB untuk mengatur ukuran sesuai yang
diinginkan. Klik OK. 2. Letakkan pad pada masing-masing sudut papan PCB
Mengatur PAD
1. Klik kanan pada pad yang ingin diatur > properties > kemudian akan muncul window baru. Atur pada bagian hole size, X size, dan Y size sesuai yang sudah ditentukan > ok atau enter.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
33
2. Jika ingin mengatur semua pad secara bersamaan dengan aturan yang sama, klik kanan pada salah satu pad > Find similar object > pada hole size, X size, dan Y size tentukan akan dipilih pad yang sama, berbeda atau semua pad. Jika semua pad pilih any, untuk pad yang sama pilih same, dan untuk pad yang berbeda pilih different > Apply > OK. Kemudian akan muncul jendela baru lalu ganti hole size, X size, dan Y size sesuai yang diinginkan > enter.
Membuat Ground Plane
1. Klik Place Polygon Plane 2. Pilih Hatched (Tracks/Arcs), Ganti layer menjadi Bottom Layer, Min Prim Length : 0 mm, Connect To Net : GND, Grid Size dan Track Width diatur sesuai yang diinginkan > OK.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
34
Memberi text pada PCB
1. Klik place string
pada toolbar atau klik place > string.
2. Tekan tab, lau akan muncul windows string. Pada text isikan tulisan yang diinginkan. Pada layer pilih layer yang diinginkan. Checklist mirror. Kemudian atur width, height, dan rotation text sesuai yang diinginkan. Lalu klik ok dan letakkan text di PCB di tempat yang diinginkan.
Memotong Papan PCB
1. Klik define > board Shape > Redefine Board Shape.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
35
2. Kemudian buat pola untuk memotong PCB sesuai yang diinginkan. Pola yang dibuat harus kembali ke titik awal > ESC.
2.4.5 PRINT OUT PCB
1. Klik file > page setup, kemudian akan muncul windows composite properties.
Printer Paper untuk mengatur jenis kertas dan orientation yang akan digunakan. Pada scaling, ubah scale mode menjadi scaled print dan isi scale dengan 1 agar ukuran rangkaian yang akan di print sesuai dengan yang sudah ditentukan. Pilih gray pada color set. Uncheck center pada margin jika tidak ingin mencetak pada tengah-tengah kertas. Kemudian klik advance untuk mengatur layer-layer yang akan di print out.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
36
2. Kemudian klik kanan pada multilayer composite print > create final > yes.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
37
3. Kemudian hapus layer yang tidak digunakan dengan cara klik kanan layer yang tidak dipakai > delete > OK. 4. Kemudian klik file > print preview untuk melihat hasil akhir rangkaian sebelum di cetak. Jika sudah sesuai dengan yang diharapkan maka rangkaian siap dicetak. Langkah selanjutnya :
1. Buat PCB document menggunakan PCB Blank di dalam Project yang sudah dibuat pada praktikum sebelumnya. 2. Update Schematic yang sudah dibuat di praktikum sebelumnya. 3. Kemudian rangkailah komponen sesuai yang diinginkan. Untuk memudahkan dalam proses routing, letakan komponen sesuai dengan urutan rangkaian schematic. 4. Buat routing menggunakan routing manual dengan lebar jalur 0.8 dan menggunakan gorundplane. Pada rules, atur clearance 25mil, routing layer menggunakan bottom layer, Style pada RoutingCorners 45 degress. Atur semua pad kecuali jack DC dengan hole size 15mil, X size 70 mil Y size 70 mil. Untuk Jack DC hole size 15mil, X size dan Y size biarkan default. 5. Buat Text dengan tulisan nama kelompok. 6. Batasi PCB yang sudah dibuat dan buat pad pada setiap ujung PCB. 7. Potong PCB sesuai ukuran yang diinginkan. 8. Print PCB yang sudah dibuat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
38
MODUL III PENGENALAN KOMPONEN DASAR VARIABEL ELEKTRONIKA
3.1 TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu: 1. Mengetahui komponen-komponen variabel elektronika 2. Dapat memahami prinsip kerja dari komponen-komponen variabel elektronika 3. Dapat merangkai komponen variabel elektronika pada proto board 4. Dapat melakukan pengukuran komponen variabel elektronika dalam rangkaian menggunakan multimeter
3.2 ALAT DAN BAHAN : 1. Project Board 2. Potensiometer 3. Varco 4. Variable Induktor 5. Power Supply 6. Kabel jumper 7. Osciloscope 8. Multimeter
3.3 KOMPONEN-KOMPONEN VARIABEL ELEKTRONIKA Komponen dasar elektronika terdiri dari komponen aktif dan komponen pasif. Komponen
aktif
adalah
komponen
elektronika
yang
dalam
pengoperasiannya
memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri, contohnya transistor dan dioda. Sedangkan komponen pasif, merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa adanya catuan daya, contohnya resistor, kapasitor, dan induktor. Untuk komponen resistor, kapasitor dan induktor masing-masing memiliki jenis yang mana besaran nilainya dapat kita atur secara manual dengan range tertentu.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
39
3.3.1 Variabel Resistor Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya tidak tetap (variabel) dan bisa diubah selama pemakaian sesuai kebutuhan. Perubahan nilai ini dapat dilakukan dengan memutar atau menggeser tuas yang terdapat pada komponen. Pada umumnya Variabel Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
3.3.1.1 Potensiometer Potensiometer merupakan jenis Variabel Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.
Potensiometer dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok utama, bergantung pada bahan resistif yang dipergunakan, yaitu:
Karbon senyawaan, yaitu karbon yang dituang dan berbentuk jalur padat, atau lapisan karbon ditambah zat pengisi, dituang pada suatu substrat atau dasar.
Gulungan kawat nikhrom, atau kawat resistansi lainnya yang digulung pada sebuah bentuk isolasi, dan biasanya berbentuk pipa kecil.
Cermet suatu lapisan film tebal pada sebuah substrat atau dasar keramik.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
40
Konstruksi Dasar Potensiometer
Pada umumnya persyaratan potensiometer berada dalam tiga kategori yaitu : ● Preset atau trimmer (gambar 2.a) ● Kontrol kegunaan umum (gambar 2.b) ● Kontrol presisi
(a)
(c) (b)
Kategori Persyaratan Potensiometer
Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
41
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Fungsi-fungsi Potensiometer Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut : o
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
o
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
o
Sebagai Pembagi Tegangan
o
Aplikasi Switch TRIAC
o
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
o
Sebagai Pengendali Level Sinyal
Jenis potensiometer: 1. Secara manual potensiometer dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu potensiometer dengan gerakan berputar (potensiometer putar) dan potensiometer linier.
Potensiometer putar adalah jenis potensiometer yang paling umum dimana wiper bergerak dengan jalan melingkar (memutar).
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
42
Potensiometer linier adalah jenis potensiometer dimana wiper bergerak pada sepanjang jalur linier. Potensio linier juga dikenal sebagai slider, pot slide, atau fader.
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potentiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
2. Potensiometer digital adalah potensiometer yang dikontrol secara elektronik. Dalam kebanyakan kasus mereka ada dari berbagai komponen resistif kecil secara seri. Setiap elemen resistif dilengkapi dengan saklar yang dapat berfungsi sebagai tap-off point atau posisi wiper sebenarnya.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
43
3.3.1.2 Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Untuk membuat Rheostat, lilitan kawat resistif yang terbuat dari nikrom (Nikel+krom) di sekitar inti yang terbuat dari keramik dan disusun dalam suatu pelindung. Sebuah pita metal melilit elemen resistor dan dapat digunakan sebagai Potensiometer maupun Rheostat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
44
Konstruksi Rheostat Linear
Variabel resistor putar tersedia dalam kisaran 1 ohm sampai 150 ohm. Rating daya yang tersedia dari resistor ini adalah 3 sampai 200 Watts. Sedangkan yang paling sering digunakan menurut power rating adalah antara 5 sampai 50 Watt.
Konstruksi Rheostat putar
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
45
Perbedaan Potensiometer dengan Rheostat:
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan antara Potentiometer dan rheostat. Keduanya variabel resistor. Perbedaan utama adalah penggunaan dan sirkuit operasi.
Sebagai contoh, jika kita menghubungkan rangkaian antara terminal
resistor elemen sebagai resistor variabel untuk mengontrol arus, maka itu adalah Reostat. Di sisi lain, jika kita melakukan hal yang sama seperti yang disebutkan di atas untuk mengontrol tingkat tegangan, maka resistor variabel ini akan disebut potensiometer.
Kegagalan-Kegagalan Pada Resistor Variable Kecepatan kegagalannya lebih tinggi dari pada jenis resistor tetap, untuk potensiometer mempunyai kecepatan kegagalan kira-kira 3 x 10-6 perjam sudah umum, tetapi angka-angka itu berubah bergantung pada metode yang digunakan oleh pabriknya. Kerusakan yang terjadi pada sebuah potensiometer bisa sebagian atau total.
a. Kerusakan sebagian :
Kenaikan resistansi kontak menimbulkan kenaikan noise kelistrikan.
Kontak yang terputus-putus, ini dapat disebabkan oleh partikel-partikel debu, minyak gemuk (pelumas) atau bahan-bahan ampelas yang terkumpul
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
46
antara kontak geser dan jalur. Gangguan tadi dapat dihilangkan dengan bahan pembersih seperti contact cleaner.
b. Kerusakan total :
Merupakan sirkit terbuka dian tara jalur dan sambungan ujung-ujungnya atau antara kontak geser dan jalur. Hal ini dapat disebabkan oleh perkaratan bagian-bagian logam karena kelembaban, atau pembengkakan logam-logam / plastik yang terjadi saat penuangan jalur yang menggunakan temperatur tinggi.
3.3.1.3 Termistor Asal kata Termistor atau Thermistor dalam bahasa inggris yaitu Thermo dan Resistor yang bermakna Thermally Sensitive Resistor. Jadi Termistor adalah komponen atau sensor elektronika yang berguna ataupun dipakai sebagai pengukur suhu. Orang yang mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491 atau sebagai penemu Termistor ini adalah Samuel Ruben. Termistor bisa dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada rangkaian elektronika yang akan diukur temperatur suhunya. Dalam sebuah rangkaian elektronika Termistor disimbolkan dengan huruf TH.
Jenis-jenis Termistor Termistor atau Thermistor (inggris) ada 2 jenis yakni : 1. NTC (Negative Temperature Coefisient) NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Termistor ini terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun termistor mengandung unsur – unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
47
2. PTC (Positive Temperature Coefisient) PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC memiliki perbedaan dengan NTC antara lain:1. Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai nol atau negatif. Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh lebih besar dari pada termistor NTC.
3.3.1.4 LDR ( Light Dependen Resistor ) Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
48
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang. LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.
3.3.2 Variabel Capasitor Kapasitor (Kondensator) tidak tetap disebut juga dengan Variable Capacitor adalah kapasitor yang kapasitasnya bisa berubah-ubah, contoh dari kapasitor tidak tetap ini adalah Varco dan Trimmer.
3.3.2.1 Varco (Variable Condensator) Varco adalah kondensator yang terdiri atas rotor dan stator dan dapat diubah kapasitasnya dengan memutar knobnya untuk mengatur posisi rotor terhadap stator. Varco kadang juga disebut dengan Kapasitor Udara karena penyekat antara rotor dan statornya adalah udara. Sebenarnya Varco itu sama saja dengan kapasitor pada umumnya, yang terdiri atas dua plat logam yang saling berhadapan. Hanya saja pada Varco plat logam tersebut dapat diatur agar memperoleh nilai kapasitas yang diinginkan. LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
49
Varco termasuk kapasitor jenis nonpolar. Yang dimaksud dengan Stator adalah plat logam pada varco yang tetap atau tidak bergerak, sedangkan yang dimaksud dengan rotor adalah plat logam pada varco yang bisa digerak-gerakkan atau diputar untuk menyesuaikan kapasitas. Biasanya varco digunakan sebagai tunning atau untuk memilih frekuensi pada gelombang radio.
Simbol Varco
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
50
3.3.2.2 Kondensator Trimmer Kondensator Trimmer adalah jenis dari kapasitor yang tidak tetap atau variabel, artinya nilai kapasitasnya dapat dirubah dengan cara diputar seperti pada Varco, hanya saja bentuk dari Kapasitor Trimmer umumnya kecil.
Simbol Kapasitor Trimmer
3.3.3 Variabel Induktor Variabel Induktor adalah induktor yang memiliki nilai induktansi yang dapat diubah-ubah. Simbol untuk variabel induktor adalah:
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
51
Nilai induktansi dari variabel induktor mengalami perubahan mekanik dari induktor itu sendiri. Induktansi dari induktor dipengaruhi oleh permeabilitas dari inti lilitan. Dengan menggeser inti Besi/ferrit magnetik ke arah luar/dalam dari lilitan, nilai induktansi akan berubah-ubah. Dengan persamaan rumus:
Dari rumus di atas, dapat diketahui bahwa metode untuk membuat induktor variabel: 1. Dengan menggeser inti besi ke luar masuk lilitan. 2. Dengan merapatkan dan menegangkan jarak antar lilitan. 3. Dengan mengubah jumlah lilitan.
Contoh variabel induktor
Pengkabelan Variabel RF Indukt
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
52
3.4 LANGKAH PRAKTIKUM 3.4.1 Potensiometer a. Untuk mengetahui Nilai Resistansi Maksimum Potensiometer 1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω) 2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal ketiga (3). 3. Perhatikan nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, nilai yang tampil adalah nilai maksimum dari Potensiometer yang sedang kita ukur ini.
b. Untuk mengetahui perubahan Nilai Resistansi Potensiometer 1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω) 2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal kedua (2). 3. Putarlah Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum jam, 4. Perhatikan Nilai Resistansi pada Display Multimeter, Nilai Resistansi and naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (Tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. 5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama (1) ke Terminal ketiga (3). Jadi, sekarang kaki Terminal Potensiometer yang diukur adalah Terminal 2 dan Terminal 3. 6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam, 7. Perhatikan Nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, Nilai Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai Resistansi akan naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
53
3.4.2 Varco Pengujian variabel kondensor tidak dimaksudkan untuk menentukan tingkat kebocoran. Hal ini karena ia tidak terbuat dari bahan-bahan seperti yang digunakan dalam elco, kapasitor keramik dan lain-lain. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui hubungan / kontak langsung antara rotor dan stator. Jika keduanya terhubung, maka Varco tidak dapat digunakan karena arus pendek yang menyebabkan suara gemerisik di radio. Untuk menentukan tingkat hubungan pendek dalam Varco adalah:
Pertama putar saklar multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K. Kalibrasi seperti biasa.
Hubungkan steker (-) dan pasang (+) pada masing-masing kaki.
Putar-putar rotornya. Jika jarum tidak bergerak sama sekali berarti Varco dalam kondisi baik. Jika bergerak maka komponen langsung kontak / korsleting.
3.4.3 Variable Induktor 1. Siapkan project board, power supply, osciloscope. 2. Pasang kabel jumper merah (untuk probe + power supply) dan hitam (untuk probe – power supply) pada project board sebagai catuan. 3. Pasang kaki induktor secara horizontal pada project board sehingga kedua kaki dalam posisi tidak tersambung. 4. Satu kaki dihubungkan pada jumper positif dan satu kaki pada jumper negatif. 5. Hubungkan osciloscope pada jumper + 6. Kemudian perhatikan puncak arus yang ditunjukkan di layar osciloscope 7. Catat berapa Tegangan max (Vp) dan frekuensinya 8. Kemudian hitung nilai T=1/f dan Vt=Vp.T 9. Hitung nilai L=Vt/I
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
54
MODUL IV INDUKTOR DAN TRANSFORMATOR
4. 1
Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain :
4.2
1.
Mengetahui tentang komponen induktor
2.
Mengetahui jenis – jenis induktor
3.
Mengetahui fungsi induktor
4.
Mengetahui tentang komponen transformator
5.
Mengetahui prinsip kerja transformator
6.
Mengetahui jenis – jenis transformator
Induktor Induktor merupakan komponen yang terbentuk dari lilitan kawat atau tembaga yang dapat menyimpan energi listrik berupa arus. Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik (φ ) yang membentuk loop yang melingkupi kumparan. Induktor memiliki nilai satuan Farads, biasa disimbolkan
. Induktor
memiliki fungsi sebagai berikut : tempat terjadinya gaya magnet, pelipatgandaan tegangan, dan pembangkit getaran. Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah : 1.
Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
2.
Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
3.
Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
4.
Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
55
Gambar 4.1 Simbol Induktor
Gambar 4.2 Bentuk Fisik Induktor 4.2.1 Jenis – jenis Lilitan Induktor 1. Lilitan ferit sarang madu Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk
mengurangi dampak kapasitansi terdistribusi. ini kerap dipakai pada rangkaian tala pada penerima radio didalam jangka gelombang menengah dan gelombang panjang. karena konstruksinya, induktansi tinggi bisa dicapai dengan bentuk yang kecil. 2. Lilitan inti toroid Sebuah lilitan simpel yang dililit dengan bentuk silinder
menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. sebuah lilitan toroid bisa dibuat dari lilitan silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub utara dan selatan. pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. ini mengakibatkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
56
4.2.2 Fungsi Induktor Ada beberapa fungsi induktor dalam rangkaian elektronika. Fungsifungsi ini terkait dengan sifat dan karakteristik induktor yang berhubungan erat dengan kemagnetan.
Berikut ini beberapa fungsi dari induktor : 1. Filter atau penyaring frekuensi tertentu. 2. Resonator pada rangkaian pembangkit frekuensi (osilator). 3. Penggerak pada motor listrik. 4. Transducer pada aplikasi audio amplifier, seperti mikrophone dan speaker. Mikrophone mengubah sinyal suara menjadi arus listrik, sedangkan speaker mengubah kembali arus listrik menjadi sinyal suara. 5. Elektromagnet pada relay, solenoide, atau alat pengambil besi. Dengan demikian ada dan tidaknya magnet bisa diatur dengan memutus dan menyambung arus listrik. 6. Sebagai transformator energi atau trafo pada aplikasi penurun tegangan (step down) atau penaik tegangan (step-up). 4.2.3 Jenis – jenis Induktor Ada beberapa jenis induktor bergantung dari model lilitan dan bahan inti yang digunakan. Yang paling umum kita jumpai adalah lilitan kawat dengan inti udara. Kemudian ada juga lilitan kawat dengan inti ferit berupa batangan atau dengan model berdiri. Lalu ada juga model induktor dengan lilitan primer dan sekunder yang biasa disebut dengan trafo.
Berikut ini beberapa jenis induktor yang sering dijumpai dalam praktek elektronika : 1. Induktor inti udara, adalah induktor dengan inti udara dan terlihat seperti tanpa bahan inti. Induktor jenis ini memiliki nilai induktansi yang kecil dan banyak dipakai pada aplikasi frekuensi tinggi deperti pemancar dan penerima radio FM.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
57
2. Induktor inti ferit/besi, adalah induktor dengan inti dari bahan ferit atau besi. Induktor jenis ini memiliki nilai induktansi yang lebih besar dan biasanya dipakai pada frekuensi menengah seperti pada frekuensi IF radio. 3. Toroid, adalah induktor dengan inti melingkar seperti kue donat. Induktor jenis ini memiliki induktansi yang lebih besar lagi dan biasa dipakai pada trafo daya atau SMPS. 4. Trafo, adalah induktor dengan banyak lilitan minimal dua yaitu lilitan primer dan sekunder. Induktor jenis ini memanfaatkan transformasi energi antar dua lilitan dalam satu inti. Induktor jenis trafo banyak dipakai pada power supply dan penguat IF pada penerima radio. 5. Induktor variabel, adalah induktor dengan nilai induktansi yang dapat ubah dengan cara mengatur panjang inti. Biasanya pengaturan ini dilakukan dengan cara memutar inti yang sudah dibuat ulir sehingga bisa keluar masuk lilitan.
4.3
Transformator Transformator
adalah
komponen
memindahkan/mentransformasikan
energi
elektronika listrik
melalui
yang media
berfungsi induksi
elektromagnetik. Pada bahasa komunikasi sehari-hari, transformator sering disebut juga dengan istilah Trafo. Dalam bekerja, transformator hanya dapat memindahkan energi listrik dengan arus bolak-balik (AC) dan tidak bisa memindahkan energi listrik dengan arus searah (DC). Transformator yang sering kita jumpai disekitar kita adalah transformator daya, yaitu transformator yang berfungsi sebagai penyedia energi listrik. Contoh transformator daya adalah transformator pada jaringan distribuasi listrik PLN yang banyak kita lihat pada tiang-tiang listrik di pinggir jalan. Transformator daya juga digunakan pada sirkuit power supply perangkat elektronik seperti Radio, Amplifier, Televisi, Charger HP dan sebagainya. Selain transformator daya ada juga jenis transformator yang lain seperti transformator RF dan IF yang ada pada penerima radio dan televisi.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
58
Gambar 4.3. Transformator Daya Beserta Simbol
Gambar 4.4. Transformator IF, RF, OSC
4.3.1 Prinsip Kerja Seperti disebutkan diatas bahwa transformator hanya bisa memindahkan energi listrik dengan arus bolak-balik. Cara kerja transformator adalah memanfaatkan induksi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada sebuah induktor dan disalurkan ke induktor yang lain. Oleh karena itu pada transformator dasar terdapat setidaknya dua buah induktor yaitu kumparan primer dan sekunder. Kumparan primer adalah induktor yang dialiri arus listrik dan kumparan sekunder adalah induktor yang menghasilkan energi listrik dari induksi elektromagnetik yang dihasilkan oleh kumparan primer. Melalui perbandingan jumlah lilitan kumparan primer dan sekunder dapat ditentukan besarnya tegangan output pada kumparan sekunder sebuah transformator.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
59
Gambar 4.5. Kontruksi Transformator Daya
4.3.2 Frekuensi Kerja Karena bekerja pada listrik dengan arus bolak-balik (AC), maka setiap transformator memiliki frekuensi kerja tertentu. Transformator tidak akan bisa bekerja dengan optimal pada frekuensi selain dari fekuensi kerjanya. Seperti misalnya transformator daya yang dipakai pada jaringan PLN dan pada rangkaian power supply alat elektronika (adaptor) bekerja pada frekuensi 50Hz sesuai dengan frekuensi pembangkit listrik dari PLN. Frekuensi kerja dari transformator juga dimanfaatkan untuk aplikasi komunikasi dengan frekuensi tinggi seperti pada radio, televisi dan handy talky (HT). Pada apikasi ini, frekuensi kerja transformator disesuaikan dengan frekuensi kerja perangkat. Misalnya pada penerima radio terdapat tiga buah transformator yang bekerja pada frekuensi berbeda yaitu transformator RF, Oscilator dan IF. Masing masing transformator ini bekerja pada frekuensi tertentu misalnya transformator IF radio AM diset sebesar 455KHz. 4.3.3 Jenis – jenis Transformator Menurut penggunaan dan perbandingan kumparannya, transformator bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Hal ini hanya bertujuan untuk pengelompokan dan memudahkan penyebutan karena memang banyak sekali jenis dan model transformator yang ada disekitar kita. Berikut ini beberapa jenis transformator yang umum dipakai : 1. Transformator Step Down, adalah transformator yang berfungsi menurunkan tegangan. transformator jenis ini memiliki perbandingan jumlah lilitan sekunder yang lebih kecil dari jumlah lilitan primer. 2. Transformator Step Up, adalah transformator yang berfungsi menaikkan tegangan. transformator jenis ini memiliki perbandingan jumlah lilitan sekunder yang lebih besar dari jumlah lilitan primer. 3. Transformator Isolasi , adalah transformator yang berfungsi memisahkan jalur tegangan listrik. Transformator ini memiliki tegangan output yang sama dengan
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
60
tegangan output. Jadi transformator jenis ini memiliki perbandingan jumlah lilitan sekunder yang sama dengan jumlah lilitan primer.
Gambar 4.6. Perbedaan Transformator Step Up, Step Down dan Isolation.
4. Transformator SMPS, adalah transformator yang digunakan pada rangkaian power supply dengan sistem switching. SMPS sendiri merupakan singkatan dari Switching Mode Power Supply. Transformator ini bekerja berdasarkan induksi dari sinyal pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian switching. Transformator jenis ini bisa menghasilkan efisiensii yang lebih besar dari transformator biasa yaitu hampir mendekati 40%. 5. Transformator RF, adalah transformator yang bekerja pada frekuensi tinggi (Radio Frequency) seperti pemancar radio dan televisi. 6. Transformator IF, adalah transformator yang bekerja pada frekuensi menengah (Intermediate Frequency) penerima radio dan televisi. 7. Transformator Oscilator, adalah transformator yang digunakan untuk keperluan pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
61
MODUL V SAKLAR & RELAY
5.1
Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsep dasar Saklar & Relay. 2. Praktikan dapat mengetahui macam – macam jenis Saklar. 3. Praktikan dapat mengetahui macam – macam jenis Relay. 4. Praktikan dapat memahami cara kerja Saklar & Relay.
5.2
Landasan Teori
5.2.1 Pengertian Saklar
Gambar 5.1 Macam – macam saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik. Jadi Pada dasarnya saklar adalah suatu alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah. Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah bentuknya lebih kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik semakin kuat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
62
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian.
5.2.2 Prinsip Kerja Saklar Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor (biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua bilah
konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut dipisahkan maka hubungan arus listrik akan ikut terputus. Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.Rangkaian Dasar Lampu
Gambar 5.2 Prinsip kerja saklar
Berdasarkan dua keadaan tersebut, Saklar pada umumnya menggunakan istilah Normally Open (NO) untuk Saklar yang berada pada keadaan Terbuka (Open) pada kondisi awal. Ketika ditekan, Saklar yang Normally Open (NO) tersebut akan berubah menjadi keadaan Tertutup (Close) atau “ON”. Sedangkan Normally Close (NC) adalah saklar yang berada pada keadaan Tertutup (Close) pada kondisi awal dan akan beralih
ke keadaan Terbuka (Open) ketika ditekan.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
63
5.2.3 Pengertian Relay
Gambar 5.3 Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
Menjalankan Fungsi Logika (Logic Function) Memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function) Mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah. Melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
64
5.2.4 Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar , yaitu: 1. Electromagnet (Coil) 2. Armature 3. Switch Contact Point (Saklar) 4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Gambar 5.4 Strukture Sederhana Relay
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup) Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO)
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
65
sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
5.2.5 Jenis - Jenis Saklar
Saklar Listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah Kontak dan Kondisi yang dimilikinya. Jumlah Kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut biasanya disebut dengan istilah “Pole” dan “Throw”. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah saklar sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan berdasarkan Pole dan Throw : SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik ON/OFF pada lampu. SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal. Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V. DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu mekanisme. DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal. DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu mekanisme SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V. Berikut ini adalah Simbol Saklar berdasarkan jumlah Pole dan Throw:
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
66
Gambar 12.5 Simbol Saklar berdasarkan jumlah pole dan throw
5.2.6 Jenis - Jenis Relay Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi : Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
67
yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Gambar 5.6 Jenis Relay 5.3 Modul Shield Arduino
Gambar 5.7 Macam Shield Arduino Arduino adalah sebuah framework open source yang terdiri dari software dan hardware yang dibuat dengan tujuan memudahkan pembuatan sebuah aplikasi komputer yang dapat berinteraksi langsung dengan dunia luar. LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
68
Arduino ini memiliki aksesoris tambahan yang disebut dengan Shield. Shield tersebut digunakan menambahkan fitur-fitur atau fungsi khusus pada Arduino. Penggunaan shield ini pun cukup mudah, Kita hanya tinggal menyambung atau menumpuk shield tersebut langsung di atas arduino. Shield-shield ini biasanya digunakan ketika kita ingin menambahkan hal-hal tertentu pada project yang sedang kita buat. contohnya ethernet shield yang bisa memberikan koneksi jaringan untuk arduino, wifi shield untuk memberikan koneksi wifi, GSM shield memberikan fitur SMS untuk project elektronik yang kita buat, dan sebagainya. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll. Platform Arduino dan shieldnya merupakan open source Hardware, yang artinya kita pun diperbolehkan membuat, memperbanyak, dan bahkan menjual Arduino yang kita buat sendiri. Schematic dan tutorial untuk membuat arduino sendiri bisa dilihat langsung di situs resmi arduino.
Contoh salah satu shield ini adalah relay shield. Shield ini berfungsi untuk memungkinkan arduino mendrive atau mengontrol perangkat dengan daya besar. Ini dikarenakan output arduino hanya mampu mengontrol daya Kecil semisal sebuah led atau sebagai driver transistor. Maka dengan relay shield ini arduino bisa mengendalikan alat dengan daya yg lebih besar, seperti motor dc, alat-alat listrik, atau yang lainnya.
5.4 Langkah praktikumPraktikum
Pada Praktikum Kali ini Praktikan akan dikenalkan dengan setiap macam Saklar dan Relay dengan melakukan uji coba dan melihat prinsip kerja dari setiap jenis Saklar dan Relay dengan bantuan Multimeter.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
69
MODUL VI TEKNIK PENYOLDERAN I 6.1 TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu: 1. Mengetahui beberapa macam solder dan bagian-bagiannya. 2. Dapat memahami dan melakukan proses penyolderan yang baik dan benar.
6.2 SOLDER
Solder merupakan alat bantu untuk merangkai rangkaian elektronik. Solder merupakan alat elektronika yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. Solder banyak jenis dan beragam bentuknya, pada umumnya berbentuk seperti pistol, dan lurus dengan mata solder berbagai bentuk. Dibeberapa solder dilengkapi tombol pengatur suhu ukuran tinggi rendahnya panas yang dihasilkan untuk membuat kawat timah mencair agar dapat melepaskan atau menyatukan kaki-kaki komponen pada papan PCB. Suhu yang terlalu berlebihan dapat merusak komponen atau menyebabkan komponen lain ikut terlepas. Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau terputus dapat tersambung kembali. Secara umum solder dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : 1. solder dengan pemanas gas 2. solder Listrik.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
70
Solder listrik terdiri atas 3 komponen utama, yaitu : 1. Elemen pemanas, 2. Besi solder, dan 3. Gagang.
6.2.1 Elemen pemanas Elemen pemanas pada solder merupakan komponen yang menentukan tingginya suhu dari solder, tingginya suhu pada elemen pemanas bergantung pada besarnya daya elemen pemanas tersebut yang diukur dalam satuan watt, semakin besar watt-nya maka semain tinggi suhu yang dihasilkan. Pemilihan besarnya daya elemen pemanas pada solder bergantung pada penggunaan solder tersebut, untuk penyolderan IC maka besarnya daya elemen solder yang di izinkan adalah sebesar 30 watt, karena jika wattnya besar maka suhu dari solder tersebut juga tinggi dan ini akan menyebabkan kerusakan pada IC tersebut, sedangkan untuk penyolderan trafo flyback maka dibutuhkan solder dengan elemen berdaya sekitar 60 watt. Namun secara umum solder dengan daya 40 watt sudah mencukupi untuk digunakan pada perbaikan televisi. Tetapi, jika solder dengan daya 40 watt tidak mampu melelehkan timah solder pada trafo flyback maka dibutuhkan solder dengan elemen berdaya lebih tinggi, sehingga akan menyebabkan pemborosan karena harus memasang 2 solder dengan daya yang berbeda. Jalan keluar untuk situasi seperti ini adalah menggunakan solder dengan elemen ganda, dimana dalam satu solder sudah terdapat elemen dengan daya rendah (antara 20 - 40 watt) dan daya tinggi ( 80 - 130 watt), solder semacam ini biasanya menggunakan gagang bebentuk pistol. Kemungkinan lainnya adalah menggunakan solder yang dilengkapi dengan pengatur suhu, tetapi solder jenis ini memiliki harga yang cukup mahal. 6.2.2 Besi solder
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
71
Besi solder atau "Solder Tip", berfungsi untuk mengalirkan panas dari elemen pemanas dan biasanya terbuat dari tembaga karena sifat tembaga yang mudah menyalurkan panas, besi solder yang baik mampu mengalirkan panas dengan sempurna dan mengumpulkan panas pada ujungnya kepalanya (bit), sehingga suhu pada ujung besi solder jauh lebih panas dari pada suhu pada elemen pemanasnya, dan pada bit-nya diberi lapisan khusus anti lengket dan anti karat sehingga lebih mudah untuk menyolder dan lebih gampang dalam membersihkannya. Pada beberapa merek, body bagian luar dari besi solder terkadang di lapisi dengan aluminimum sehingga timah solder hanya terkumpul di bit nya saja. Untuk besi solder dengan lapisan khusus ini, untuk membersihkanya jangan sekali-kali membersihkannya dengan cara dikikir atau diamplas, karena akan menyebabkan lapisan khusus tersebut rusak, cara terbaik membersihkannya adalah dengan menggunakan spon basah. Tips agar besi solder awet adalah jangan digunakan untuk menyolder bahan yang terbuat dari plastik, karena akan menyebabkan kerusakan. Jenis ujung besi solder (solder tip) bermacam-macam, ada yang lancip, tumpul, pipih, dsb. Pemilihan jenis ujung besi solder tergantung penggunaannya, untuk perbaikan televisi besi solder ujung tumpul sudah mencukupi, kecuali untuk menyolder komponen SMD, maka diperlukan besi solder ujung lancip.
6.2.3 Gagang
Gagang solder biasanya terbuat dari plastik campuran sehingga lebih tahan terhadap panas, tetapi untuk solder yang murah biasanya menggunakan plastik biasa sehingga mudah leleh pada bagian yang berdekatan dengan elemen pemanas, jika anda memilih solder yang murah, kami sarankan memilih solder dengan gagang dari kayu sehingga lebih tahan lama.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
72
Secara umum bentuk gagang solder ada dua macam, berbentuk pen dan berbentuk pistol. Untuk yang berbentuk pen biasanya digunakan untuk solder dengan elemen pemanas tunggal, sedangkan untuk yang berbentuk pistol biasanya digunakan pada solder dengan elemen ganda, dimana salah satu elemen nya memiliki watt yang lebih besar, untuk memilih elemen mana yang diaktifkan, anda cukup menekan switch pemilih daya yang tepat berada pada posisi jari telunjuk anda, mirip seperti pemantik pada pistol sesungguhnya.
6.3 JENIS-JENIS SOLDER LISTRIK 6.3.1 Solder Biasa
Jenis ini merupakan yang paling banyak digunakan karena harganya yang relatif murah, untuk keperluan merakit/servis sudah cukup memadai. Solder yang memiliki pemanas tipe keramik biasanya lebih mahal dan lebih panjang umurnya dibandingkan dengan pemanas tipe coil. 6.3.2 Solder Dengan Kontrol Suhu
Solder jenis ini memiliki pengaturan suhu secara otomatis. Solder biasa tidak memiliki fitur ini, ciri solder ini adalah memiliki box kontrol terpisah dari solder tersebut. Kelebihan jenis ini adalah bila dinyalakan seberapa lamapun suhunya akan stabil/konstan sehingga tida merusak solder itu sendiri, begitu juga dengan tegangan yang naik turun tidak akan mempengaruhi suhu solder.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
73
6.3.3 Solder Blower ( Hot Air )
Solder jenis ini cara bekerjanya adalah dengan cara mengalirkan udara panas yang dihasilkan pemanas dengan menggunakan blower, sehingga pada solder blower ini memiliki dua tombol pengatur, yaitu tombol pengatur suhu dan tombol pengatur kecepatan putaran blower. Solder blower digunakan untuk penyolderan dan atau pelepasan komponen jenis SMD (surface mount devices), karena jika menggunakan solder biasa untuk melepas komponen SMD, hususnya yang berkaki banyak (kaki laba-laba), akan menyebabkan kerusakan pada PCB nya.
6.4 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN SAAT PENYOLDERAN 6.4.1 Timah
Kualitas timah menentukan dalam proses soldering khususnya terhadap daya rekat timah dan titik cair timah. Di pasaran pada umumnya timah yang beredar memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 0,3 mm hingga 0,6 mm. diameter ukuran timah yang kecil biasanya digunakan untuk penyolderan komponen-komponen yang berukuran kecil seperti SMD sedang untuk timah dengan diameter yang agak besar biasanya digunakan untuk menyolder komponen axial footprint.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
74
6.4.2 Spons dan Pasta Solder
Fungsi spons maupun pasta solder adalah untuk membersihkan sisa-sisa timah yang menempel di solder ketika proses penyolderan sehingga hasil solderan tetap dapat memperoleh hasil yang maksimal namun pasta ini mempunyai fungsi mirip dengan lotfet. Penggunaan spons biasanya dibasahi dulu dengan air dan membersihkan mata soldernya dengan cara menggosok-gosokkannya.
6.4.3 Alkohol dan Lotfet
Debu dan kotoran yang memempel pada permukaan PCB dapat and bersihkan terlebih dahulu menggunkan cairan alcohol demikian pula pada kaki-kaki komponen. Selanjutnya olesi kaki komponen dengan menggunakan lotfet, hal ini bertujuan agar timah penyolderan dapat dengan mudah menempel pada kaki komponen, atau dengan langkah lain yaitu dengan mengaplas bagian kaki komponen.
6.5 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM: Cara Menggunakan Solder : 1. Dianjurkan menggunakan tangan kanan untuk memegang solder. 2. Dilarang bergetar dalam memegang solder, caranya dengan yang ada seperti gambar di samping. 3. Kemiringan ± 45°.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
75
Cara memegang timah : 1. Pegang dengan tangan kiri. 2. Timah harus dipegang sekitar 2cm dari ujung.
Posisi solder dengan timah :
1. Posisi solder iron harus 45° mengenai kaki komponen dan pet pada PCB yang akan disolder. 2. Sentuhkan timah ke ujung solder iron. 3. Fungsi posisi 45° adalah untuk menyeimbangkan panas, mempermudah pencairan timah.
Langkah-langkah penyolderan : 1.
permukaan PCB yang akan disolder.
2. Masukkan/letakkan komponen ke PCB yang akan disolder. 3. Letakkan soldering iron tip diantara kaki PCB dan kaki komponen agar mendapatkan panas yang cukup. 4. Berikan timah dengan jumlah yang secukupnya dilokasi yang akan disolder. LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
76
5. Jika timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah timah (solder wire) terlebih dahulu agar tidak masih menempel di daerah yang disolder pada PCB. Usahakan maksimal lama penyolderan ± 5 detik. 6. Angkatlah soldering iron.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
77
MODUL VII TEKNIK PENYOLDERAN II (DESOLDERING)
7.1 TUJUAN Tujuan Praktikum : 1. Dapat memahami dan melakukan proses penyolderan yang baik dan benar. 2. Dapat memahami dan melakukan teknik desoldering serta mengetahui peralatan desoldering yang digunakan.
7.2 DESOLDERING Suatu saat Anda mungkin ingin agar hasil sambungan solder bisa dilepas/dipisahkan atau kita ingin memperbaiki hasil solderan yang terlihat jelek atau gagal, untuk itulah kita perlu melakukan kegiatan yang disebut Desoldering. Cara melakukan desoldering menggunakan Attracktor / sucker (Penyedot Timah) :
Tekan pompa/pegas sampai terkunci.
Setelah sambungan dipanaskan dengan solder dan timahnya mencair, Arahkan ujung Atraktor ke titik sambungan.
Tekan tombol untuk melepaskan pegas sehingga menyedot timah yang telah cair tadi ke dalam Attracktor / sucker.
Ulangi cara di atas untuk menghilangkan atau membersihkan sisa timah yang masih menempel pada sambungan.
Attracktor / sucker mungkin perlu dikosongkan isinya dengan membuka sekrup jika sudah penuh.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
78
MODUL VIII EAGLE (Easily Applicable Graphical Layout Editor)
8.1
MEMBUAT SCHEMATIC PADA EAGLE
8.1.1 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Dapat memahami tentang software Eagle beserta fungsi tools yang ada.. 2. Dapat membuat rangkaian schematic dengan menggunakan software Eagle. 3. Dapat melalakukan routing pcb pada software Eagle.
8.1.2
Pendahuluan Ada banyak software untuk menggambar schematic elektronika yang ada di pasaran. Sebagai contoh ORCAD, PROTEL, PCB Designer, Circuit Maker, Eagle, EAGLE dan lain-lain. Masing-masing software mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Untuk kali ini kita akan mempelajari tentang software EAGLE. Software Eagle (Easily Applicable Graphical Layout Editor) adalah sebuah aplikasi yang fungsi utamanya untuk mempermudah dalam melakukan atau membuat rangkaian/rancangan jalur elektronika sebelum rancangan tersebut dimplementasikan dalam PCB. Biasanya seseorang yang akan membuat sebuah barang elektronika, mereka akan membuat sebuah rangkaian/rancangan terlebih dahulu di atas kertas untuk kemudian disalin ke atas PCB (Papan Sirkuit), Tapi dengan software ini semua pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah. Karena didalam software ini sudah disediakan semua library icon perangkat elektronika dan beserta kegunaannya. Keuntungan menggunakan software Eagle adalah : 1. Dapat menghemat waktu dan biaya. 2. Memperkecil kegagalan dalam pembuatan jalur schematic rangkaian listrik. 3. Tidak diperlukan kemampuan analisis yang cukup detail ,sehingga dapat memperhemat waktu pembuatan schematic lebih cepat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
79
GAMBAR 10.1 Logo EAGLE
8.1.3 Toolbar Pada jendela Schematic di kolom sebelah kiri terdapat sekumpulan Icon yang disebut Toolbar. Ada banyak icon disana yang berfungsi saat kita menggambar rangkaian pada schematic. Adapun icon-icon pada toolbar schematic,seperti:
1.ADD
Berfungsi menambahkan komponen dalam gambar. Ada banyak sekali komponen yang tersedia dalam library EAGLE.
2. NET
Artinya jaring, berfungsi untuk menghubungkan antar kaki komponen, BUS dan lainlain. Mempunyai properti model-model sudut dan lebar kawat.
3. INFO LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
80
Berfungsi menampilkan informasi dari komponen yang kita pilih. Informasi ini berisi Value,Name, tempat komponen dalam library dan lain-lain.
4.SHOW
Icon ini berfungsi menampilkan dengan mencolok komponen yang di klick. Biasanya digunakan untuk memudahkan pencarian kawat sambungan atau komponen, apakah ada komponen atau kawat yang sudah tersambung atau belum. Jika komponen tersebut di klick maka akan menyala lebih terang jika masih dalam satu jalur sambungan.
5. Layer setting
Icon ini berfungsi menampilkan sebagian atau seluruhnya layer-layer (lapisan) pada saat menggambar. Layer ini dapat di aktifkan sesuai kebutuhan kita. Tanda biru berarti aktif, dan jika berwarna putih berarti tidak aktif.
6. ROTATE
Icon ini berfungsi untuk mengubah atau merotasi arah komponen ke atas, bawah, sampingkanan maupun kiri.
7. GROUP
Icon ini berfungsi untuk mengelompokkan suatu komponen atau beberapa komponen agar dari beberapa komponen tersebut dapat dicopy, dirotasi, dimirror, dipindahkan atau lainnya secara berkelompok.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
81
8. BUS
Icon ini fungsi dan cara penggunaannya hampir sama dengan NET , namun BUS hanya digunakan untuk menghubungkan komponen utama saja dengan kata lain BUS merupakan jalan utama antar komponen utama.
9. MOVE Icon ini berfungsi untuk menggerakkan atau memindahkan komponen ke area gambar yanglain.
10. COPY
Icon ini berfungsi untuk menyalin suatu atau beberapa komponen. Cara menggunakan nya adalah klik icon COPY, pilih komponen yang diinginkan kemudian klik, maka akan muncul komponen yang sama lalu tempatkan pada area yang diinginkan dan terakhir klik.
11. PASTE
Icon ini berfungsi untuk meletakan komponen yang telah di copy.
12. MIRROR
Icon ini berfungsi untuk mengubah bentuk komponen atau bisa rangkaian menjadiberlawanan arah dengan bentuk komponen sebelumnya seperti apabila kita menaruhnya didepan sebuah cermin.
13. NAME LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
82
Icon ini berfungsi untuk megubah atau menghilangkan nama dari sebuah komponen.
14. VALUE
Icon ini berfungsi untuk megubah atau menghilangkan nilai dari sebuah komponen.
8.1.4
Penggunaan EAGLE
Untuk memulai Eagle ini, klik start Seacrh » ketik Eagle pada kolom search.
8.1.4.1
MEMBUAT PROJECT BARU Untuk membuat suatu pekerjaan baru dengan menggunakan eagle, langkah – langkahnya antara lain: 1. Klik File » New » Project
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
83
Tujuan dibuatnya suatu project adalah sebagai wadah (folder) yang digunakan untuk menempatkan beberapa file (baik schematic maupun pcb document) yang saling berhubungan kedalam satu folder. Untuk meng-update schematic document menjadi pcb document harus dipastikan antara schematic document dan pcb document tersebut ada dalam satu project.
8.1.4.2
SCHEMATIC DOCUMENT Langkah – langkah untuk membuat schematic document baru yaitu: 1. Klik File » New » Schematic,
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
84
. Schematic ini berfungsi untuk menggambar dan mengedit rangkaian schematic elektronika. Di sini Anda bisa menggunakan komponen – komponen yang ada dalam Library “Add”
2. Kemudian muncul lembar schematic document, simpan dengan File » Save, beri nama sesuai yang diinginkan. Pastikan menyimpan schematic document dalam satu folder
yang
sama
dengan
project
yang
sudah
dibuat
sebelumnya
A. Mencari Komponen pada Libraries
1. Untuk menampilkan Libraries, pada menu klik ikon » add Library atau klik edit » add . LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
85
2. Untuk mencari komponen, pilih library yang berisi komponen yang akan dicari. Lalu tempatkan komponen tersebut. Untuk meletakkan komponen dapat dilakukan dengan meng-klik ok lalu letakkan di lembar kerja ( komponen dapat diletakkan lebih dari satu kali tanpa perlu masuk ke library).
3. Untuk mencari komponen yang tidak ada di library, ketik nama komponen yang dicari di Search lalu tekan enter.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
86
B. Mengubah Keterangan Komponen pada Schematic
1. Nama antar komponen tidak boleh ada yang sama, karena jika ada nama yang sama maka schematic akan mengalami error. Nama komponen juga harus diisi, jika tidak diisi maka schematic akan mengalamai warning. klik » info pada icon lalu klik pada komponen yang akan diubah namanya.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
87
2. Ada beberapa komponen yang harus diisi nilainya seperti resistor. Maka untuk memberinya klik kanan pada komponen tersebut lalu klik kanan pilih value atau klik ikon value pada toolbar lalu klik pada komponen yang akan di beri nilai.
3. Jika komponen sudah diletakkan dan ingin mengganti dengan komponen lain dapat dilakukan dengan klik kanan pada mouse atau dengan menekan Esc.
C. Pengkabelan Circuit Bila semua komponen telah lengkap, selanjutnya adalah menghubungkan tiap komponen (wiring) dengan wire. Wiring dapat dilakukan dengan cara. 1. Klik Draw» Wire pada menu, atau klik icon wire pada toolbar. Tempatkan kursor pada kaki komponen sampai tanda hijau pada kursor, lalu klik pada kaki komponen tersebut dan hubungkan dengan kaki komponen lain sesuai dengan rangkaian. Lalu ketik Esc jika sudah selesai.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
88
2. Klik Place » Net Label atau klik tool pada toolbar, tekan tab untuk
meng-edit-nya.
3. Pada net tulis nama Net Label yang diinginkan. Pada gambar diatas, Kaki komponen dengan Net Label akan saling terhubung walaupun tanpa wire. Klik File » Save All untuk meyimpan semua file yang telah dikerjakan.
8.1.3
Langkah Praktikum Pada praktikum kali ini, akan dibuat sebuah project yang berisi schematic document dan rangkaian yang dibuat adalah rangkaian catu daya. 1. Buka software Eagle . 2. Buat Project baru. 3. Tambahkan Schematic document pada project tersebut. 4. Simpan schematic document dan project. 5. Buat rangkaian seperti gambar dengan menggunakan klik ikon ADD.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
89
6.
Hubungkan setiap komponen menggunakan wire sesuai dengan gambar
7. Jika rangkaian sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya pindah – pindah komponen lihat apa semua wire sudah tersambung. Jika waktu dipindah – pindah ada yang belum terpasang maka sambungkan dengan wire. 8. Pastikan sudah tidak ada error ataupun warning. Kemudian simpan kembali Schematic Document dan Project yang dibuat.
Gambar 10.2 Schematic
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
90
8.2
MEMBUAT PCB BOARD PADA EAGLE
8.2.1 Tujuan Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Mengetahui dan memahami rules yang ada pada PCB board. 2. Dapat melakukan routing manual dan autoroute. 3. Dapat melakukan print out PCB yang telah dibuat.
8.2.2 Pendahuluan 8.2.2.1 PCB BOARD Pcb Board Berfungsi untuk mentransfer rangkaian schematic ke rangkaian PCB. Di sini kita bisa menata komponen agar sesuai dengan yang diinginkan. kita juga harus menggunakan fitur ini untuk me”routing” / membuat jalur pad PCB. Adapun langkahlangkahnya yaitu sebagai berikut.
A. Membuat PCB Baru
1. Klik File » switch to board,
Kemudian muncul lembar PCB board, simpan dengan File » Save As, beri nama sesuai dengan keinginan dan pastikan menyimpan dalam satu folder yang sama dengan project dan schematic document.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
91
1. Kemudian atur letak komponen sesuai yang diinginkan ( diperlukan kreativitas dalam meletakkan komponen pada worksheet PCB agar menjadi seefisien mungkin dan juga serapih mungkin ). Usahakan benang-benang yang terhubung sebisa mungkin tidak ada yang saling menyilang untuk memudahkan dalam peroutingan .
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
92
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
93
2. Lalu atur grid pada pcb boardnya dengan perintah klik View > grid. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
Klik Size a. Minimun Width, untuk mengatur lebar jalur yang diinginkan. Lebar jalur data lebih kecil dari pada lebar jalur VCC. Dan lebar jalur VCC lebih kecil dari ada lebar jalur GND.
Klik Clearance a. Clearance, untuk mengatur jarak lubang dengan jalur komponen. Ubah jarak sesuai dengan kebutuhan .
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
94
B. Routing Merupakan proses penentuan jalur konduktor PCB. Terdapat 2 jenis cara me-routing yaitu dengan routing manual dan dengan routing otomatis (autoroute ). 1) Routing Manual Dengan routing secara manual, posisi dan bentuk jalur dapat ditentukan sesuai dengan yang diinginkan. 1) Klik Route
pada toolbar.
2) Hubungkan pin komponen yang satu dan yang lainnya yang saling berhubungan (terhubung oleh garis berwarna biru. Usahakan untuk tidak membuat jalur dengan sudut 80o.
2) Auto Route Dengan Auto Route , secara otomatis aplikasi Eagle akan merouting komponen-komponen pada rangkaian yang dibuat dengan mencari jalur yang ada. 1. klik Tools » Autorute, atau klikikon Autoroute
pada toolbar. Akan
muncil taampilan seperti dibawah ini. Lalu klik continue.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
95
Setelah itu klik start kemudian secara otomatis akan me-routing sendiri dan jalur-jalur di PCB akan terbentuk. Pastikan sebelum mengklik Route All, Rules sudah di atur sebelumnya.
2. Kemudian akan muncul messages yang melaporkan hasil routing yang telah dilakukan. Berikut tampilannya.
C. Membuat Lubang untuk Penyangga Papan PCB
1. Klik ikon hole
pada toolbar.
2. Letakkan pad pada masing-masing sudut papan PCB.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
96
D. Membuat Ground Plane
1. Klik icon Polygon 2. Kemudian buat pola untuk memotong PCB sesuai yang diinginkan. Pola yang dibuat harus kembali ke titik awal > ESC.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
97
E. Memberi text pada PCB
1. Klik Icon text
pada toolbar atau klik draw > text.
F. PRINT OUT PCB 1. Untuk mengeprint hanya jalur dan kaki komponen saja, lakukan pemilihan pada Display. Dengan klik ikon Layer setting. Maka akan muncul tampilan seperti berikut.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
98
Sehingga pcb akan terlihat seperti berikut. 2. Lalu klik file > print.
8.2.3 LANGKAH PRAKTIKUM 1. Buat project schematic baru. 2. Buat rangkaian seperti pada gambar. 3. Setelah selesai kemudian rangkailah komponen sesuai yang diinginkan. Untuk memudahkan dalam proses routing, letakan komponen sesuai dengan urutan rangkaian schematic.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
99
4.
Buat routing menggunakan routing manual dengan lebar jalur( m i n i m u m w i d t h ) 2 4 m i l . Pada rules,atur clearance 15mil.
5. Buat Text dengan tulisan nama kelompok. 6. Batasi PCB yang sudah dibuat dan buat pad pada setiap ujung PCB. 7. Potong PCB sesuai ukuran yang diinginkan. 8. Print PCB yang sudah dibuat.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
100
MODUL IX PEMBUATAN PCB
9.1 TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Mengetahui beberapa macam teknik pembuatan PCB. 2. Dapat membuat PCB dengan salah satu teknik yang ada. 3. Mengetahui kualitas suatu PCB yang telah dibuat.
9.2 OVERVIEW PCB 9.2.1 DASAR TEORI PCB (Printed Circuit Board) merupakan suatu papan rangkaian tercetak yang terbuat dari bahan ebonit atau fiberglass dimana pada satu permukaan sisinya dilapisi dengan lapisan tembaga yang tipis (cupro), PCB jenis ini biasanya disebut PCB Single Side (satu sisi). Selain itu ada pula jenis PCB yang kedua sisinya dilapisi dengan tembaga dan disebut PCB Double Side, jenis PCB ini pada umumnya digunakan untuk pembuatan-pembuatan rangkaian yang bersifat kompleks dan rumit. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, PCB (Printed Circuit Board) atau yang dapat juga disebut dengan Papan Rangkaian Tercetak adalah merupakan jalur hubungan rangkaian elektronika yang terpasang pada suatu bahan alas. Jalur hubungan rangkaian elektronika yang akan dipasang tersebut disebut dengan layout. PCB terbuat dari lembaran tembaga yang sangat tipis sehingga ia memerlukan sebuah alas untuk menopangnya. Alas ini juga berlaku sebagai perangkat yang berguna untuk memasang sebuah kemasan rangkaian lengkap pada wadah (kasis). Jenis serta bentuk dari jalur elektronika (layout) ini tidaklah terbatas. Semuanya hanya tergantung dari imajinasi dan kreativitas dari orang yang merancang papan rangkaian tersebut. Papan seperti itu disebut rangkaian tercetak karena rangkaian elektronika terlihat tercetak diatas bahan alas persis seperti tinta tercetak pada sehelai kertas. Meskipun pada papan rangkaian, cetakan yang tampak berupa lapisan tipis tembaga. Bentuk potongan tembaga ditentukan oleh tata letak atau artwork yang diperlukan untuk suatu rancangan rangkaian elektronika tertentu. Bentuk akhirnya dikembangkan dengan cara pelarutan (etching), dimana sebagian LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
101
tembaga dilepaskan secara kimia dari suatu papan kosong (blangko). Tembaga yang tersisa beserta dengan bahan alasnya itulah yang akan membentuk papan rangkaian tercetak lengkap. Papan rangkaian tercetak telah dipergunakan dan dikembangkan oleh industri elektronika sedemikian rupa sehingga dengan papan rangkaian dapat diterapkan teknik produksi masal untuk perakitan elektronika. Penggunaan
papan rangkaian akan
memberikan keandalan produksi yang tinggi. Selain itu dengan papan rangkaian semua rangkaian elektronika dapat dibuat dalam tata letak seragam, sehingga dengan demikian dapat menghilangkan kekeliruan pengkawatan yang biasa terjadi pada rangkaian elektronika yang dirakit dengan pengkawatan tangan (handwire). Pada produksi masal komponen sering dipasang dengan mempergunakan mesin. Dengan cara ini dapat dibuat ratusan rangkaian yang sama dalam tempo singkat, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan dengan cara pengkawatan biasa. Menggunakan gambar yang sudah disiapkan seperti itu akan mengurangi banyak kekeliruan. Rangkaian yag sudah dilarutkan atau dicetak terdiri atas lapisan tipis tembaga serta bahan alasnya. Lembaran tembaga ini bertindak sebagai penghantar seperti kawat dalam rangkaian. Komponen-komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor dipatrikan kelembar penghantar melengkapi lintasan listriknya.
9.2.1.1 Lapisan Tembaga Lapisan tembaga dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan, mulai dari 0.0014 samapi dengan 0.0042 inci. Papan rangkaian dikelompokkan menurut
berat
tembaganya tiap tiap persegi. Ini berkisar diantara ½ sampai 3 ons per kaki persegi (oz/ft2). Ketebalan tembaga tertentu saja berhubungan langsung dengan berat. Ukuran berat ini juga menunjukkan besarnya arus listrik yang dapat mengalir melalui tembaga. Dari ketebalan tembaga serta lebar lintasan pada papan dapat dihitung luas penampang dari jalur lintasan penghantar. Padahal diketahui bahwa luas penampang menentukan kemampuan
maksimal penghantar tersebut untuk mangalirkan arus listrik. Arus
berlebihan yang mengalir melalui penghantar akan menimbulkan panas. Panas ini akan menyebabkan lembaran penghantar terlepas karena lem yang menahannya menjadi lunak. Panas yang lebih lagi akan menyebabkan substrat terbakar.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
102
9.2.1.2 Mempersiapkan Artwork Tujuan dari persiapan artwork adalah membangun susunan tataletak yang nantinya akan dicetak di atas papan rangkaian. Artwork ini berguna untuk mempersiapkan lembaran pada papan sebelum dilarutkan. Menyusun tataletak ini tentu saja lebih mudah dilakukan diatas kertas daripada lembaran tembaga, karena kesalahan yang mungkin terjadi akan lebih mudah diperbaiki hanya dengan sebuah penghapus. Tidak perlu menghapus cat seperti bila membuat artwork diatas papan. Dalam pembuatan artwork ini perlu dipertimbangkan beberapa hal. Apabila artwork sudah tersedia maka pertimbangan diatas tidak perlu dilakukan lagi.
9.2.1.3 Istilah Dibawah ini adalah beberapa istilah yang sering dijumpai pada pekerjaan elektronika :
Layout Layout yaitu jalur elektronika yang menghubungkan satu komponen dengan komponen lainnya yang akan di cetak ke PCB.
Routing Routing yaitu proses pencarian jalur tembaga (layout).
Altium Designer Altium Designer yaitu salah satu software terpopular dalam menunjang mekanisme perancangan alat atau rangkaian elektronika analog maupun digital.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
103
Footprint Footprint adalah representasi fisik bentuk komponen pada PCB. Ini akan menentukan besar (diameter), jarak antar lubang pada satu komponen dll. Bagian ini akan terisi secara otomatis pada PCB document di dalam Altium Designer 10.
Designator Designator digunakan sebagai nama pembeda 2 komponen atau lebih yang sejenis, misal untuk Resistor dapat digunakan symbol R1,R2, &R10. , untuk kapasitor C1,C2,&.C10 dst. Designator harus diisi. Bila tidak akan mengakibatkan error pada saat proses compile.
Compile Compile dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian yang telah kita buat di dalam Altium Designer terdapat kesalahan atau tidak.
Wiring Wiring yaitu proses pengkawatan.
Layers Layers yaitu lapisan-lapisan yang mempunyai fungsi yang bermacam-macam, seperti sebagai tempat jalur (layout), gambar komponen, pembatas ukuran PCB, penempatan dimensi (ukuran).
Kertas Transfer Kertas ini berfungsi sebagai media transfer dari artwork ke PCB.
Etching Etching yaitu proses pelarutan, dimana sebagian tembaga dilepaskan secara kimia dari suatu papan kosong.
Single Side dan Double Side
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
104
Single Side yaitu jenis PCB dimana hanya satu sisi dari PCB tersebut yang dilapisi tembaga. Sedangkan Double Side yaitu jenis PCB yang dua sisinya dilapisi tembaga.
Single Side
Double Side
Keuntungan menggunakan PCB dalam bidang teknik elektro antara lain sebagai berikut : a. Dapat menghemat waktu baik dalam perancangan maupun membuatan b. Menghemat tempat untuk komponen c. Menghilangkan penggunaan kabel yang berlebihan d. Memudahkan dalam perbaikan e. Menghindari terjadinya penyebaran frekuensi f. Menghemat biaya
9.3 PEMBUATAN PCB Beberapa macam teknik pembuatan PCB adalah sebagai berikut:
9.3.1 Teknik sederhana Metode ini adalah dengan cara menggambar langsung pada PCB dengan menggunakan spidol permanent, mengenai hasil tentu saja kurang baik dan tidak akan memuaskan. Metode seperti ini hanya dapat dilakukan untuk membuat rangkaianrangkaian yang sifatnya sederhana saja.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
105
9.3.2 Teknik Sablon Teknik sablon sangat baik dilakukan untuk keperluasn bisnis yang dilakukan dalam jumlah yang besar, walaupun begitu, teknik ini mempunyai sedikit kelemahan, yaitu akan kesulitan dalam membuat jalur yang sangat sempit.
9.3.4 Sistem Jiplak Dengan sistem ini gambar pada artwork dipindahkan dengan cara dijiplak. Antara PCB dan gambar artwork disisipkan kertas karbon yang berfungsi sebagai media transfer dari artwork ke PCB. 9.3.5 Sistem Gores Pada sistem ini, menggunakan gambar-gambar dari Rugos Elektronika yang banyak dijual di toko-toko. Pola ini tercetak pada sehelai plastik bening, kemudian dilindungi dengan kertas minyak agar pola-pola tersebut tidak terlepas. Sistem ini sering disebut dengan sistem Pita dan Titik, karena dalam pengerjaanya hanya menghubungkan titik dengan garis-garis pita. 9.3.6 Teknik Kimia Teknik ini memanfaatkan larutan kimia yang bernama Positive 20 dan menggunakan soda api. Dengan teknik ini kita dapat membuat PCB dengan pola yang memiliki jalur-jalur halus seukuran rambut. Dalam proses pembuatannya, teknik ini sangat tergantung dari faktor penyinaran. Jenis sinar yang dipergunakan adalah sinar ultraviolet, baik yang berasal dari sinar matahari atau sinar ultraviolet buatan.
9.3.7 Sistem Kertas Transfer LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
106
Pada sistem ini kita menggunakan selembar kertas yang disebut kertas transfer. Kertas ini berfungsi sebagai media transfer dari artwork PCB. Gambar yang telah didesain dengan komputer, dipindahkan ke kertas transfer dengan menggunakan printer laser atau mesin fotokopi yang menggunakaan toner sebagai tinta.
9.4 LANGKAH PRAKTIKUM Pada praktikum kali ini menggunakan metode setrika yang menghasilkan kualitas PCB yang cukup baik. Tahap yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
9.4.1 Tahap Persiapan a) Selembar PCB Blank sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Usahakan permukaan tembaga PCB bersih dari segala kotoran dan lemak. b) Rangkaian yang sudah dibuat pada praktikum sebelumnya. c) Kertas kalender, digunakan dalam proses hasil cetak artwork melalui printer laser. d) Ferri Chlorrit (FeCl3) atau HCL, dan H2O2 digunakan untuk melarutkan lapisan tembaga yang tidak diperlukan pada permukaan PCB Blank. e) Water Heater untuk memanaskan air. f) Bejana atau tempat yang terbuat dari plastik, digunakan untuk menempatkan cairan asam dan Air. g) Setrika listrik, digunakan sebagai media untuk memindahkan tinta toner dari kertas kalender ke PCB polos.
9.4.2 Tahapan Pembuatan PCB 1) Cetak desain PCB pada kertas kalender. LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
107
2) Siapkan PCB polos dengan ukuran yang sesuai yang dikehendaki → Amplas PCB.
3) Siapkan setrika listrik yang biasa digunakan untuk merapikan pakaian. Atur tingkat kepanasannya agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. 4) Tempelkan desain PCB pada kertas kalender (bagian yang melekat pada bagian kertas glossy) ke permukaan PCB polos yang telah dipersiapkan tadi. Kemudian atur posisinya agar tepat berada ditengah-tengah, tidak miring, dan tidak melebihi luas permukaan PCB polos.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
108
5) Letakkan 4 sampai 5 kertas di atas PCB lalu lakukan proses penyetrikaan secara merata terutama pada bagian-bagian tepi jalur. Perlu diperhatikan jangan terlalu lama meletakan setrika pada PCB karena dapat mengakibatkan pengelupasan tembaga bahkan mengakibatkan PCB melengkung. Gerakkan setrika (jangan diam pada satu tempat) selama kurang lebih 10-15 menit.
6) Jika proses penyetrikaan dirasa sudah merata, dinginkan PCB dan jangan langsung melepaskan kertas kalender dari PCB polos karena akan menyebabkan kegagalan perekatan tinta pada PCB polos tersebut. 7) Siapkan nampan dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran PCB kemudian tuangkan air dingin secukupnya. 8) Rendam PCB pada nampan yang berisi air.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
109
9) Lakukan pengelupasan kertas kalender secara perlahan-lahan menggunakan jari tangan. Apabila terdapat jalur yang putus atau rusak dapat diperbaiki menggunakan pena waterproof atau spidol permanen. Namun bila jalur yang rusak lebih dari 40% maka proses harus diulangi dari awal.
10) Siapkan nampan atau wadah kemudian isi dengan larutan Ferro Chlorrit (FeCl 3) yang dicampur dengan air hangat atau isi dengan larutan asam HCL (camputan antara HCL, H2O2, dan air dengan perbandingan 1 : 2 : 4). Tempat (bejana) untuk melarutkan harus terbuat dari plastik atau kayu agar terhindar dari reaksi kimia.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
110
11) Masukkan papan PCB tersebut ke dalam larutan tadi sambil di goyang-goyangkan sampai lapisan tembaga yang tidak diperlukan larut semua. Lalu setelah dilakukan pelarutan dilanjutkan dengan pencucian PCB dengan air biasa atau air deterjen.
12) Hilangkan sisa toner menggunakan pengencer cat (thinner). 13) Bila masih terdapat jalur yang putus, untuk celah kecil bisa disambungkan dengan timah sedang celah yang besar bisa dengan sistem jumper menggunakan sambungan kawat penghubung. 14) Untuk menghindari proses korosi/pengkaratan pada jalur PCB dapat dilakukan dengan mengoleskan larutan perak pada jalur tersebut. 15) Pengecekan jalur PCB dapat menggunakan alat ukur muliti meter. Pertama-tama yang diukur adalah hubungan antar catuan positif dengan grounding. Pastikan tidak terjadi short circuit. 16) Apabila semua proses diikuti dengan baik maka PCB telah selesai dibuat.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan :
Keberhasilan proses pembuatan PCB ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: jenis
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
111
toner yang digunakan, kepadatan toner hasil cetakan, kondisi permukaan PCB, temperatur, dan tekanan yang digunakan.
Usahakan toner setebal-tebalnya pada proses pencetakan, jenis dan kualitas toner juga menentukan keberhasilan.
Permukaan PCB yang tidak bersih sempurna akan mengakibatkan toner tidak dapat menempel dengan baik.
Untuk memperbaiki jalur toner yang putus sebelum di-etching dapat anda gunakan pena /spidol permanent atau rugos.
Untuk menyambung jalur tembaga yang putus setelah dietching dapat anda gunakan conductive ink berbahan dasar perak / silver.
Sebagai pelindung PCB yang telah selesai dapat digunakan siongka (dapat dibeli di toko besi) yang dilarutkan dengan pengencer cat (thinner).
Hasil pencetakan dengan menggunakan toner sebagai tinta (laser printer maupun mesin fotokopi) dipengaruhi oleh kelembaban (humidity) udara sekeliling.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
112
MODUL X PEMBUATAN PCB SITEM SABLON
10.1TUJUAN Tujuan dari praktikum modul ini yaitu antara lain: 1. Dapat menerapkan dan mengaplikasikan altium 2. Mampu merancang suatu alat yang dapat mendownload segala sesuatu 3. Mampu menyimpan secara otomatis program yang telah di download kedalam alat tersebut dengan menggunakan mikrokontroler atmega 8 beserta komponen-komponen lainnya.
10.2DASAR TEORI 10.2.1 Pengertian Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program did MCS51 ialah mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 KB Flash PEROM (Programmable and Erasable Only Memory) yang dapat dihapus dan ditulisi sebanyak 1000 kali. Mikrokontroler ini diproduksi dengan menggunakan teknologi high density non-volatile memory. Flash PEROM onchip tersebut memungkinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem (insystem programming) atau dengan menggunakan programmer non-volatile memory konvensional. Kombinasi CPU 8 bit serba guna dan Flash PEROM, menjadikan mikrokontroler MCS51 menjadi microcomputer handal yang fleksibel.ATMega8 adalah salah satu jenis mikrokontoler spesifikasinya adalah sebagai berikut:
10.2.2 Spesifikasi ATMEGA8 Lapisan tembaga dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan, mulai dari 0.0014 samapi dengan 0.0042 inci. Papan rangkaian dikelompokkan menurut
berat
tembaganya tiap tiap persegi. Ini berkisar diantara ½ sampai 3 ons per kaki persegi (oz/ft2).
o Kinerja tinggi, daya rendah Atmel® AVR® 8-bit mikrokontroler o Arsitektur Advanced RISC
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
113
o segmen memori non-volatile daya tahan tinggi o QTouch® dukungan perpustakaan o Fitur Peripheral o fitur mikrokontroler Khusus o I / O dan paket o Operasi tegangan o Kisaran suhu o Kecepatan grade o Konsumsi daya rendah
10.2.3 PIN ATMEGA8 Di dalam sebuah mikrokontroler terdapat beberapa pin dengan tugas dan fungsi masing masing berikut adlaha konfigurasi PINnya;
Berikut merupakan nama pin ATMega 48 •
VCC
•
GND
•
B Pelabuhan (PB7: 0) XTAL1 / XTAL2 / TOSC1 / TOSC2
•
Pelabuhan C (PC5: 0)
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
114
•
PC6 / RESET
•
Port D (PD7: 0)
•
AV
•
AREF
•
ADC7: 6 (TQFP dan paket QFN / MLF saja)
10.2.4 Block Diagram
AVR inti menggabungkan instruksi yang kaya set dengan register bekerja 32 tujuan umum. Semua 32 register secara langsung terhubung ke Unit Arithmetic Logic (ALU), yang memungkinkan dua independen register untuk diakses dalam satu instruksi tunggal dieksekusi dalam satu siklus clock.
10.3KEMASAN INFORMASI LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
115
10.3.1 Jenis 32A
10.3.2 Jenis 28MI
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
116
10.4LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. Siapkan desain PCB yang ingin di print. 2. Cetak desain PCB pada kertas kalender. 4. Potong kertas sesuai ukuran PCB. 5. Siapkan PCB polos dengan ukuran yang sesuai yang dikehendaki,kemudian Amplas PCB tersebut. 6. Siapkan setrika listrik yang biasa digunakan untuk merapikan pakaian. Atur tingkat kepanasannya agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. 7. Tempelkan desain PCB pada kertas kalender ke permukaan PCB polos yang telah dipersiapkan tadi. Kemudian atur posisinya agar tepat berada ditengah-tengah, tidak miring, dan tidak melebihi luas permukaan PCB polos. 8. Alasi atau tutupi PCB yang ingin disetrika dengan kertas sebanyak 3-4 lembar. 9. Setrika hingga lebih kurang 30 menit. 10. Setelah selesai menyetrika masukkan rangkaian ke dalam air dingin yang telah disiapkan di dalam nampan. 11. Lepas kertas kalender yang menempel pada PCB secara perlahan-lahan. 12. Keringkan PCB menggunakan tisu. 13. Cek PCB,jika ada jalur yang terputus sambung jalur menggunakan spidol. 14. Siapkan kembali larutan Ferro Chlorrit (FeCl3) atau
HCL,H20 & air dengan
perbangingan (1:2:4) ke dalam nampan. 15. Aduk/goyangkan nampan sampai larutan merata. 16. Bersihkan PCB menggunakan tisu lembab yang diberi air,setelah itu baru dibersihkan dengan tinner. 17. Cek kembali apakah ada jalur yang terputus,jika ada sambung menggunakan solder atau jumper. 18. Untuk mengindari korosi olesi PCB menggunakan larutan perak. 19. Cek kembali jalur PCB menggunakan multimeter. 20. Jika jalur sudah dipastikan tidak terputus, Lubangi PCB sesuai dengan menggunakan bor meja. 21. Pasang komponen sesuai dengan schematic. 22. Solder komponen tersebut.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
117
23. Jika ada timah yang berlebih atau salah dalam penyolderan maka dapat dilakukan penghisapan timah. Jika sudah selesai potong sisa kaki komponen dan usapkan tangan ke hasil. 24. Cek kembali jalur menggunakan multimeter. 25. Jika komponen aman,tidak ada short circuit,tes pcb manggunakan downloader dan sismin. Selesai.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
118
MODUL XI TROUBLE SHOOTING
11.1 TUJUAN Tujuan praktikum modul ini sebagai berikut. 1. Praktikan dapat mengetahui rangkaian seri dan paralel 2. Praktikan dapat merangkai rangkaian sederhana 3. Praktikan dapat mentrouble shooting rangkaian
11.2 ALAT DAN BAHAN Alat :
1. Multimeter Analog atau Digital 2. Project Board 3. DC Power Suppy
Bahan :
1. Resistor 2. Kapasitor 3. Kabel Jumper 4. Kabel Banana
11.3 DASAR TEORI 11.3.1 Trouble Shooting Troubleshooting adalah sebuah bentuk pemecahan masalah, sering digunakan untuk memperbaiki produk gagal atau proses. Ini adalah pencarian, logis sistematis untuk sumber masalah sehingga dapat diselesaikan, sehingga produk atau proses dapat dibuat operasional lagi. Troubleshooting diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara sistem yang kompleks dimana gejala masalah dapat memiliki banyak kemungkinan penyebab. Troubleshooting digunakan di berbagai bidang seperti teknik, administrasi sistem, elektronik, perbaikan otomotif, dan kedokteran diagnostik. Masalah memerlukan identifikasi kerusakan atau gejala dalam sistem. Kemudian, pengalaman umumnya digunakan untuk menghasilkan kemungkinan penyebab gejala. Menentukan yang menyebabkan kemungkinan besar sering merupakan proses eliminasi - menghilangkan potensi penyebab masalah. LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
119
11.3.2 RANGKAIAN SEDERHANA
11.3.2.1
Rangkaian Seri
Rangkaian Seri merupakan salah satu jenis dari rangkaian listrik. Rangkaian ini adalah suatu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar dimana komponenkomponen dipasang berurutan. Dalam kata lain rangkaian listrik yang dipasang secara seri memiliki susunan antar komponen yang berurutan. Penerapan rangkaian seri sering digunakan pada bagunan-bangunan atau gedung-gedung besar seperti perkantoran, kampus, dan hotel. Rangkaian ini sering digunakan karena memiliki cara pengaktifan yang praktis. Hanya dibutuhkan satu switch untuk mode aktif keseluruhan. Contoh konkret dari penerapan rangkaian ini adalah pada lampu-lampu jalan. Penerapan hukum ohm dengan mudah diaplikasikan melihat nilai hambatan yang dapat dicari dengan menjumlahkan seluruh komponen tersebut
Contoh. Rangkaian Seri
11.3.2.2
Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah jenis rangkaian listrik yang memiliki cara pemasangan antar komponen secara berderet. Berbeda dengan rangkaian seri yang disusun secara sejajar, rangkaian paralel memiliki rancangan yang lebih kompleks dan komponen yang lebih banyak. Suatu Rangkaian Paralel sederhana minimal membutuhkan switch, hub atau node penghubung, indicator, dan sumber tegangan. Ciri khas rangkaian ini adalah adanya percabangan pada suatu titik yang terhubung dengan salah satu komponen inidikator. Rangkaian jenis ini sering diaplikasikan
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
120
pada rumah-rumah warga. Penerapan hukum ohm juga lebih sulit karena rumitnya cara pencarian hambatan
Contoh. Rangkaian Paralel
11.3.3 Teknik Trouble Shooting Komponen Elektronika
1. Trouble Shooting Jalur Rangkaian di PCB Board Teknik ini berguna untuk mengetahui apakah jalur yang sudah di cetak di PCB tersebut tidak short circuit dengan jalur yang lain. Teknik ini juga dapat mengetahui apakah solder di kaki komponen tersebut telah tersambung dengan jalur yang di inginkan. Teknik ini hanya dapat digunakan menggunakan multimeter digital.
Cara Trouble Shooting Jalur Rangkaian di PCB Board 1. Ambil multimeter digital, kemudian putar Saklar Selektro dan pilih bagian Continuity Beeper
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
121
2. Tempelkan kabel Probe ke jalur rangkaian ataupun kaki komponen yang ingin di trouble shooting pada PCB Board. Jika multimeter tersebut bunyi, jalur rangkaian tersebut terhubung.
LABORATORIUM BENGKEL MEKATRONIKA 2017
122