Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
MODIFIKASI PERMAINAN UNO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BAGI SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR Suci Rahmadhiana Sriyati Ajo sutarjo¹ Deni Wardana² Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul “Modifikasi Permainan Uno sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya mindset pelajar mengenai pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang paling ditakuti. Tak jarang juga diantara mereka yang menjumpai kejenuhan ketika belajar matematika, hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika yang disuguhkan secara kuno dan monoton. Di sisi lain, anak-anak senang dengan kegiatan yang mengandung hiburan. Buktinya, ketika peneliti memberikan games disaat waktu kosong menghasilkan respon yang baik. Memang tak dapat dipungkiri bahwa dunia anak tak bisa dipisahkan dari permainan. Permainan uno merupakan permainan kartu yang sering dijumpai di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Permainan cocok dijadikan sumber belajar bagi siswa. Pemilihan dan pengadaan bahan ajar sangat perlu dilakukan oleh seorang pendidik agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Bahan ajar berfungsi sebagai alat dan sarana dalam penyampaian materi ajar, sehingga bahan ajar merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian indikator pada proses pembelajaran. Permainan uno dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Permainan kartu uno tersebut dimodifikasi sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. Permainan ini bernama “Uno Math”. Uno Math dapat melatih siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan, namun sebelumnya guru harus memberikan pemahaman konsep mengenai penjumlahan dan pengurangan terlebih dahulu. Pemahaman konsep dapat diberikan dengan benda-benda konkret, seperti kartu kancing, pensil, lidi, atau kelereng.
Kata kunci: Pembelajaran matematika, permainan uno, bahan ajar penjumlahan dan pengurangan, uno math.
Suci Rahmadhiana Sriyati, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Uno Sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar.
Modification Games Uno as Alternative Learning Materials Addition and Reduction for Primary School Students First Class Abstract This study entitled "Modification Games Uno as Alternative Learning Materials Addition and Reduction for Primary School Students First Class". This research is motivated by the proliferation mindset of students about math as a subject most feared. Not infrequently also among those who encounter saturation when learning math, it is because mathematics is presented by the ancient and monotonous. On the other hand, the kids were happy with the activity that contains entertainment. The proof, when the researchers gave the games when empty time generate a good response. It is undeniable that the child's world can not be separated from the game. Uno game is a card game that is often found among students or college students. The game is suitable as a source of learning for students. Selection and procurement of teaching materials greatly needed by an educator so that the learning process can run well. Teaching material serves as a tool and means in the delivery of teaching materials, so that the teaching materials are important factors in the successful achievement of the indicators on the learning process. Uno game can be used as an alternative learning material addition and subtraction in grade 1 primary school. Uno card game is modified in accordance with the standards of competence, basic competence, and learning objectives. The game is named "Uno Math". Uno Math can train students in doing addition and subtraction, but before the teacher should provide an understanding of the concepts of addition and subtraction in advance. Understanding the concept can be supplied with concrete objects, such as buttons cards, pencils, sticks or marbles. Keywords: Learning math, games uno, teaching materials and subtraction, uno math. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Pembelajaran berhitung cenderung diajarkan secara kuno dan monoton. Hal tersebut membuat siswa bosan dan kurang bergairah dalam belajar, sehingga sulit baginya untuk menangkap dan memahami yang disampaikan oleh guru. Agustina dan Heribertus (2008) mengemukakan alasan penyebab matematika sebagai pelajaran yang tidak disukai, yakni banyak pendidik mengajarkan matematika dengan cara yang keras, fokus pada angka dan simbol-simbol yang
membosankan, pengalaman pahit anak ketika ia tidak bisa mengerjakan soal matematika, dan hal negatif dari lingkungan sekitar yang dapat membuat mental anak down. Selain itu, banyak pendidik yang mengajar dengan cara konvensional yang hanya menyentuh sisi logis matematis otak kiri, sehingga mengabaikan otak kanan (Agustina dan Heribertus, 2008). Penelitian ini bertujuan agar diperolehnya sistem permainan uno, diketahuinya aspek-aspek permainan uno yang dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
pengurangan, diketahuinya proses modifikasi permainan uno sebagai alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dan diperolehnya langkah-langkah pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan permainan uno. Dalam menyampaikan materi pelajaran, dibutuhkan bahan pembelajaran. Menurut Yaumi (2013) bahan ajar atau bahan pembelajaran tersebut terdiri atas peralatan, materi, dan perangkat yang dikaji melalui kajian sumber belajar, serta mencakup alat bantu visual (teks, diagram, gambar, foto, dan media lain) di dalamnya. Ketersediaan bahan ajar menjadi faktor penting dalam pencapaian indikator pembelajaran, sebab itu perlunya pengembangan bahan pembelajaran, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan. Penyusunan bahan pembelajaran harus berpedoman pada kurikulum dan disesuaikan tingkat perkembangan kognitif anak. Berdasarkan wikipedia Indonesia yang ditulis oleh EmausBot (2013), Uno berasal dari bahasa Spanyol dan bahasa Italia yang berarti satu, maksudnya adalah sebuah permainan kartu yang dimainkan dengan kartu dicetak khusus untuk permainan yang hampir sama dengan kartu remi biasa. Permainan kartu uno dikembangkan oleh Merle Robbins pada tahun 1971 (EmausBot, 2013). Permainan uno kerap dimainkan oleh remaja maupun orang dewasa. Tak jarang, anak-anak juga menyenangi permainan ini. Permainan uno inilah yang akan dimodifikasi menjadi bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. METODE Penelitian permainan uno ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data disajikan secara deskriptif dan menghasilkan penemuan yang tidak 1 1
Penulis penanggung jawab Penulis penanggung jawab
dapat diukur dengan statistik (Sugiyono, 2014). Metode yang digunakan yaitu analisis konsep karena analisis dilakukan pada konsep yang telah ada dan dikembangkan ke tahap yang lebih mudah dipahami dan diterima (McMillan dan Schumacher, 2001). Penelitian ini merupakan penelitian non-interaktif dengan mengadakan pengajian berdasarkan analisis dokumen dan analisis terhadap konsep-konsep penting yang akan dikembangkan ke konsep yang lebih dibutuhkan serta mudah diterima dan dipahami (Sukmadinata, 2009). Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Februari 2016 sampai dengan 11 Juni 2016. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis dokumen, observasi partisipan dan wawancara mendalam. Berhubung penelitian ini merupakan penelitian non-interaktif yang subjek penelitiannya permainan uno maka analisis dokumen lebih diutamakan, namun observasi partisipan dan wawancara mendalam juga dibutuhkan untuk mendapatkan data mengenai permainan uno yang diterapkan di lingkungan. Peneliti berperan penting dalam penelitian ini karena peneliti merupakan juru kunci yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, menilai kualitas data, analisis data, manafsirkan data, membuat kesimpulan atas temuan (Arikunto, 2010; Sugiyono, 2014). Oleh karenanya instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Seorang peneliti kualitatif dapat menganalisis data ketika ada temuan atau sudah mulai mengumpulkan data, sehingga tidak perlu menunggu data terkumpul penuh untuk melakukan analisis data. Peneliti menggunakan lima poin pedoman sederhana untuk menganalisis data yang ditemukan. (1) Mengidentifikasi data permainan uno baik dari dokumen, observasi maupun wawancara. (2) Mengklasifikasi data
Suci Rahmadhiana Sriyati, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Uno Sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar. yang telah di dapat. (3) Mendeskripsikan data yang telah dikelompokkan. (4) Menafsirkan data ke dalam konsep permainan uno yang akan dijadikan alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. (5) Menyimpulkan data bahwa permainan uno bisa dijadikan alternatif pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DATA TEMUAN Peneliti menemukan data temuan berupa konsep-konsep yang terdapat dalam buku, jurnal, website, dan wawancara. Dari sumber uno rules (2013) dan petunjuk permainan yang ada di permainan uno yang dijual pasaran, penjelasan mengenai peraturan permainan kartu uno dibagi ke dalam lima poin. (1) Aturan. Permainan ini dapat dimainkan oleh 2 – 10 pemain, usia 7 tahun atau lebih. Pemain membentuk lingkaran agar mudah dalam bermain. Mula-mula tiap pemain mendapat 7 kartu. Kartu yang paling atas dibuang agar pemain pertama dapat mengeluarkan kartu yang sesuai dengan kartu yang sudah dibuang. Dengan begitu, permainan dimulai! Kartu paling atas menunjukkan kartu terakhir yang dibuang. (2) Memulai permainan. Pemain pertama biasanya adalah pemain yang di sebelah kiri pembagi kartu atau dapat memilih pemain termuda. Putaran permainan biasanya mengikuti arah jarum jam. Setiap pemain mencocokkan kartu di tumpukan buang dengan mencocokan angka, warna, atau simbol. Pemain juga dapat memainkan wild card atau disebut juga kartu keberuntungan karena pemain boleh mengeluarkan kartu apapun dengan bantuannya. Jika pemain tidak mengeluarkan kartunya meskipun memiliki kecocokan, maka harus menarik satu kartu dari tumpukan tertutup. Jika kartu yang didapat bisa dimainkan, maka pemain memainkannya. Jika tidak, permainan pindah ke orang berikutnya.
(3) Catatan. Jika kartu pertama yang muncul di tumpukan buang adalah kartu aksi, maka aksi dari kartu tersebut berlaku dan harus dilakukan. Pengecualian adalah jika kartu mengambil empat dan/atau keberuntungan yang muncul, maka kartu tersebut dikocok kembali dan meletakkan satu kartu baru. Jika kartu ditumpukan tertutup sudah habis dan belum ada yang memenangkan permainan maka kartu yang berada ditumpukan buang dikocok lagi kemudian disimpan ditumpukan tertutup. Ada dua cara yang berbeda untuk bermain mengenai cara penarikan kartu ditumpukan tertutup apabila pemain tidak memiliki kecocokan kartu. Pertama, aturan resmi uno menyatakan bahwa setelah kartu ditarik pemain bisa membuangnya jika cocok dan jika tidak cocok maka berganti ke pemain berikutnya. Kedua, apabila pemain tidak memiliki kecocokan kartu maka pemain terus menarik kartu sampai memiliki kecocokan, bahkan sampai 10 kali penarikan. Saat pemain hanya memiliki satu kartu yang tersisa, pemain harus berteriak “uno”. Apabila mereka tertangkap tidak mengatakan “uno” oleh pemain lain, pemain tersebut harus mengambil dua kartu baru. Setelah pemain tidak memiliki kartu yang tersisa maka permainan selesai, kemudian menghitung poin yang didapat oleh pemenang, selanjutnya permainan dimulai lagi. (4) Kartu aksi. Selain kartu nomor, terdapat beberapa kartu lainnya yang membantu mencampur permainan. Ini disebut kartu aksi atau simbol kartu. Terdapat lima macam kartu aksi yaitu mengambil dua, membalikkan, loncat, kartu keberuntungan, serta mengambil empat dan/atau keberuntungan. Fungsi mengambil dua yaitu ketika pemain menempatkan kartu ini, pemain berikutnya harus mengambil dua kartu dan kehilangan gilirannya. Membalikkan yaitu jika permainan yang berjalan searah jarum jam, maka beralih ke arah
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
sebaliknya. Loncat yaitu ketika seorang pemain mengeluarkan kartu ini, maka pemain berikutnya harus melewatkan giliran mereka. Wild card atau kartu keberuntungan yaitu kartu yang mewakili semua warna sehingga dapat ditempatkan pada kartu apapun. Pemain yang mengeluarkan kartu ini harus menyatakan perwakilan warna yang akan dikeluarkan pemain selanjutnya. Mengambil empat dan/atau keberuntungan yaitu kartu yang bertindak sebagai kartu keberuntungan oleh pemain yang mengeluarkannya dan kartu yang tidak beruntung oleh pemain berikutnya karena pemain berikutnya harus menarik empat kartu. (5) Mencetak. Ketika seorang pemain menghabiskan kartunya maka permainan berakhir sehingga dia menerima poin. Kartu semua lawan diberikan kepada pemenang dan menghitung poinnya. Semua kartu angka nilainya sama dengan angka pada kartu (misalnya 6 adalah 6 poin). Mengambil dua, membalikkan, dan loncat nilainya masing-masing 20 Poin. Kartu keberuntungan dan Mengambil empat dan/atau keberuntungan nilainya masing-masing 50 Poin. Selanjutnya, permainan ini bisa dimainkan oleh empat orang dengan tim pasangan. Pemain duduk berhadapan dengan pasangan lawan. Apabila salah satu pemain ada yang sudah menang maka tim pasangan itu yang memenangkan pertandingan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dua orang mahasiswa dan satu orang pelajar, aturan permainan uno yang mereka kemukakan tidak banyak beda dari aturan yang ditemukan dari dokumen. Akan tetapi, ada beberapa aturan yang ada di dokumen yang tidak diterapkan oleh penikmat permainan uno, seperti mencetak skor. Mereka tidak pernah mencetak skor ketika sudah menang. Umumnya orang-orang bermain dengan bedak, tepung, atau spidol yang digunakan untuk mencoreng muka pemain yang kalah pada setiap 1 1
Penulis penanggung jawab Penulis penanggung jawab
putarannya. Walaupun demikian pemain tetap menikmati permainan. Selain itu, ditemukannya aspekaspek yang terdapat dalam permainan uno. Permainan uno adalah permainan yang menggunakan kartu sebanyak 108 lembar. Kartu uno terdiri atas 4 warna utama yaitu merah, kuning, hijau dan biru. Warna hitam juga digunakan pada kartu untuk menambah kemenarikan kartu. Kartu uno terdiri atas angka dan simbol. Terdapat satu lembar angka 0 dan angka 1 – 9, simbol loncat, membalikkan, serta mengambil dua yang tiap-tiap warna berjumlah dua lembar. Selain itu, ada juga kartu keberuntungan dan kartu mengambil empat dan/atau keberuntungan sebanyak empat lembar. ANALISIS DATA TEMUAN Berdasarkan data temuan yang telah diuraikan diatas, diketahui enam sistem permainan uno yang didapat dari dokumen permainan uno, website, hasil wawancara dengan mahasiswa ada tiga dan satu dari wawancara dengan pelajar. Terdapat beberapa perbedaan dari data yang didapat. Seperti yang sudah peneliti uraikan bahwa ada beberapa aturan yang tercantum dalam dokumen tetapi tidak ada dalam hasil wawancara. Berikut sistem permainan uno yang telah ditafsirkan peneliti. 1. Aturan a. Permainan uno dimainkan oleh dua orang atau lebih. b. Sisa kartu ditempatkan di tengah lingkaran dalam keadaan tertutup dan disampingnya ditunjuk tempat untuk menempatkan kartu yang dibuang. c. Pemain yang paling cepat menghabiskan kartunya adalah pemenang. 2. Memulai permainan a. Mula-mula tiap pemain mendapatkan 7 lembar kartu. b. Para pemain gambreng untuk menentukan yang bermain terlebih
Suci Rahmadhiana Sriyati, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Uno Sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar. dahulu. Untuk permainan selanjutnya yang menanglah yang mendapat giliran bermain terlebih dahulu. c. Pemain pertama boleh mengeluarkan kartu apa saja yang menurutnya lebih baik. 3. Catatan a. Sistem permainannya yaitu mencocokkan warna atau angka yang nantinya dikeluarkan oleh pemain secara bergantian. b. Jika ditumpukan kartu yang paling atas adalah kartu berwarna kuning dengan angka 3 maka pemain selanjutnya mengeluarkan kartu berwarna kuning dengan angka atau simbol apapun, atau mengeluarkan kartu angka 3 dengan warna apapun. c. Pemain juga boleh mengeluarkan kartu bonus untuk mengganti warna. d. Pemain juga dapat mengeluarkan kartu dengan simbol 4+ agar orang selanjutnya dapat menarik kartu dari tumpukan yang tertutup. e. Apabila pemain tidak memiliki kecocokan kartu maka Ia menarik satu kartu dari tumpukan tertutup. Setelah kartu ditarik pemain bisa membuangnya jika cocok dan jika tidak cocok maka berganti ke pemain berikutnya. f. Pemain harus mengucapkan “uno” ketika Ia memiliki satu kartu yang tersisa. g. Apabila mereka tertangkap tidak mengatakan “uno” oleh pemain lain, pemain tersebut harus mengambil dua kartu, namun tak masalah jika tidak ketauan. 4. Kartu aksi Terdapat lima kartu aksi yaitu kartu loncat yang berfungsi melompati pemain yang diberikan kartu tersebut, membalikkan arah permainan, kartu keberuntungan,
kartu mengambil dua (2+) serta kartu mengambil empat dan/atau keberuntungan (4+). 5. Mencetak Tidak perlu ada aturan skor karena tidak ada subjek yang mengetahui akan aturan ini sehingga tidak ada penikmat permainan uno yang menerapkannya. Berdasarkan data temuan yang telah disajikan, diketahui aspek-aspek permainan uno yang dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan, yakni angka yang terdapat pada kartu, simbol pada kartu, kartu yang penuh warna, warna kartu di desain menarik dan terdapat unsur hiburan. Untuk membuat bahan ajar pada materi penjumlahan dan pengurangan harus memperhatikan unsur-unsur penting dalam materi dan silabus kurikulum yang digunakan. Adapun unsur-unsur yang diperhatikan yaitu angka, tanda operasi hitungnya, warna, ukuran kartu dan hasil hitungannya. Bagi pendidik, bahan pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pencapaian indikator pada proses pembelajaran. Mendesain dan mengembangkan bahan pembelajaran sangatlah urgent, namun minimnya bahan pembelajaran yang ada membuat kurang maksimalnya kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar yang biasa dilaksanakan di dalam kelas sudah sangat sering dilaksanakan setiap hari oleh guru dan siswa, bahkan setiap pembelajaran kebanyakan dilaksanakan di dalam kelas. Agar pembelajaran dapat memuaskan dan menyenangkan, perlu adanya pembelajaran yang kreatif dan inovatif, salah satunya dengan menggunakan permainan uno sebagai bahan pembelajaran penjumlahan dan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
pengurangan pada siswa kelas 1 SD. Berikut disajikan permainan kartu uno yang dimodifikasi sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. Permainan ini bernama “Uno Math”.
Kemudian, perlu adanya strategi/rencana dalam pembelajaran yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan lancar. Sebelum seorang guru melakukan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan bahan ajar Uno Math, terlebih dahulu guru harus menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan. Oleh sebab itu, peneliti juga menyediakan beberapa kartu kancing untuk memahamkan konsep kepada siswa. Tidak ada aturan mengenai penggunaan kartu kancing ini. Satu kartu kancing tetap bernilai satu.
1 1
Penulis penanggung jawab Penulis penanggung jawab
Suci Rahmadhiana Sriyati, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Uno Sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar.
MODEL PEMBELAJARAN Peneliti menjabarkan strategi dengan menjadikan Uno Math sebagai bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kontekstual, yakni suatu pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan. Pembelajaran pun akan lebih berarti dan menyenangkan. 2. Cara penggunaan Menggunakan permainan sebagai bahan pembelajaran dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang dirancang oleh guru. Tanpa perencanaan yang matang maka kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, dan tujuan pengajaran pun tidak tercapai. a. Persiapan 1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Guru memperkenalkan bahan ajar permainan uno. 3) Guru mendemonstrasikan langkah dan aturan permainan. 4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. 5) Guru menginstruksikan siswa untuk mencatat apa saja yang didapatkannya. 6) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. b. Pelaksanaan Pada tahap ini adalah melakukan pembelajaran di tempat tujuan yang telah dipersiapkan. Kegiatan belajar yang dilaksanakan di lingkungan sekolah diawali dengan mengumpulkan siswa di kelas terlebih dahulu. Kemudian, guru memberi instruksi untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan. 3. Hipotesis Pembelajaran di Lingkungan Sekolah
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Skenario atau langkah-langkah pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan Uno Math di halaman sekolah. Kegiatan Guru Siswa
1 1
Guru mengucapkan salam dan berdo’a
Siswa mengucapkan salam dan berdo’a
Guru melakukan absensi
Siswa menjawab kehadiran dari guru
Guru memberikan motivasi dan apersepsi
Siswa menyimak apersepsi yang diberikan guru
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
Guru menggali potensi yang ada pada siswa
Siswa bergantian maju ke depan kelas untuk mencoba menjawab soal sederhana mengenai penjumlahan dan pengurangan
Guru membagi beberapa kelompok
Siswa membentuk beberapa kelompok
Guru menjelaskan aturan permainan
Siswa menyimak instruksi dari guru
Guru mengajak siswa melanjutkan pelajaran (ke halaman sekolah, lapangan terbuka, perpustakaan, pepohonan dan tempat nyaman lainnya)
Siswa melanjutkan pelajaran (ke halaman sekolah, lapangan terbuka, perpustakaan, pepohonan dan tempat nyaman lainnya) dengan bimbingan guru
Guru meminta siswa memainkan permainan uno math dan mencatat hasilnya
Siswa melakukan permainan uno math dan mencatat hasil yang diperoleh
Guru berkeliling membimbing siswa saat bermain uno math
Siswa dibimbing guru melakukan permainan uno math
Di kelas, guru bertanya jawab mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Di kelas, siswa bertanya jawab mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Guru meminta siswa bergantian maju ke depan kelas untuk menyampaikan atau menuliskan hasil catatan yang dibuat
Siswa bergantian maju ke depan kelas untuk menyampaikan atau menuliskan hasil catatan yang telah dibuat dari bermain uno math
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
Siswa menyimak kesimpulan dan menyimpulkan kembali
Guru menutup pelajaran
Siswa berdo’a
Penulis penanggung jawab Penulis penanggung jawab
Suci Rahmadhiana Sriyati, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Uno Sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bagi Siswa Kelas I Sekolah Dasar. SIMPULAN DAN SARAN Uno memiliki aspek-aspek permainan yang cocok dijadikan alternatif bahan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yakni angka yang terdapat pada kartu, simbol pada kartu, kartu yang penuh warna, warna kartu di desain menarik dan terdapat unsur hiburan. Untuk membuat bahan ajar pada materi penjumlahan dan pengurangan harus memperhatikan unsur-unsur penting dalam materi dan silabus kurikulum yang digunakan. Permainan uno dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Guru dapat memberikan materi pelajaran dengan permainan uno yang dilakukan di halaman sekolah atau tempat yang nyaman lainnya. Permainan uno yang dimodifikasi dengan menggunakan penjumlahan dan pengurangan sederhana diberi nama “Uno Math”. Uno Math disajikan dengan penuh warna, sehingga permainan ini akan merangsang daya tangkap anak terhadap materi pelajaran yang telah dirancang. Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang penulis sampaikan pada penelitian ini adalah seorang guru hendaknya menggunakan bahan ajar yang tepat dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan belajar menjadi lebih menarik. BIBLIOGRAFI Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahari, H. (2013). Permainan-permainan Perangsang Karakter positif Anak. Yogyakarta: DIVA Press. EmausBot. (2013). UNO (Permainan). [Online]. Tersedia di: https://googleweblight.com/?lite_ url=https://id.m.wikipedia.org/wi ki/UNO_(permainan)&ei=tfMLtf sW&lc=en-
ID&s=1&m=211&host=www.go ogle.co.id&ts=1465271569&sig= APY536zP0_sTTG660hoAVN4E il8DFRGKxA. [Diakses pada 27 Februari 2016, pukul 13.00 WIB]. Hidayati & Hakim. (2014). Pengembangan Permainan Kartu Uno sebagai Alat Evaluasi Pembelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Hutang Jangka Panjang. Penelitian. Prodi Unesa: Tidak Diterbitkan. Melina. (2016). Permainan Uno. (Sriyati, pewawancara).Edukatif untuk AUD. Yogyakarta: Ombak. Sobel, M. A., & Maletsky, E. M. (2002). Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi. Jakarta: Erlangga. Spiegel. (1984). Teori dan soal-soal Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta. Sumartina. (2016). Pembelajaran matematika. (Sriyati, pewawancara). Tim Pengembang MKDP. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Uno Rules. (2013). Original Uno Rules. [Online]. Tersedia di: www.unorules.com. [Diakses 22 Februari 2016, pukul 20.00 WIB]. Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana. Yudhawati, R. (2011). Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka..