MK Preskripsi Antonius Nugraha Widhi P., S.Farm., Apt. Bagian Farmasi Komunitas Universitas Jember
INKOMPATIBILITAS
PERMENKES NO 35/2014 TTG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK Kegiatan pengkajian Resep: administrasi, kesesuaian
farmasetik, dan pertimbangan klinis
KESESUAIAN FARMASETIK 1. 2. 3.
bentuk dan kekuatan sediaan; stabilitas; dan kompatibilitas (ketercampuran Obat)
PENDAHULUAN
Beberapa resep ada yang tidak dapat dilayani secara aman atau memuaskan sebelum diperbaiki/dikoreksi Tanggung jawab setiap farmasis Tipe:
Inkompatibilitas farmasetik Inkompatibilitas fisis Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas terapetik – drug interaction
PROSEDUR DETEKSI DAN KOREKSI INKOMPATIBILITAS
Tentukan bagaimanakah inkompatibilitas terjadi Tentukan komponen khusus penyebab inkompatibilitas Tentukan tipe inkompatibilitas Terapkan metode umum koreksi yang dapat dilakukan
INKOMPATIBILITAS FISIS
Dapat diamati, karena sifat fisis bahan Alasan pencegahan inkompatibilitas fisis:
Memastikan keseragaman dosis obat Penampilan produk/ sediaan sebaik mungkin
Macam:
Tak tercampurkan (immiscibility) Tak larut (insolubility) Pengendapan (precipitation) Pelelehan (liquefaction) bahan padat Pembentukan gel (solidification) bahan cair
CARA MENCEGAH ATAU MEMPERBAIKI INKOMPATIBILITAS FISIS
Modifikasi urutan pencampuran Penambahan pelarut dan perubahan pelarut Pengubahan bentuk bahan obat Penambahan volume atau jumlah bahan Emulsifikasi Pembuatan bentuk sediaan suspensi Menambah atau mengurangi bahan yg inaktif scr terapetik untuk mempermudah peracikan Peracikan bahan yang inkompatibel secara terpisah
MODIFIKASI URUTAN PENCAMPURAN 1). R/
2). R/
Ephedrin HCl Champor Menthol Aq. q.s. ad m.f.pot.
1 1 1 100
Mg Carb. 3 As Sitrat 3 Natrii Bic. 3 Aq. bull. ad 100 m.f.pot. Larutkan dahulu bahan ke dalam pelarut di mana bahan tsb paling mudah larut As. Sitrat + Na Bicarbonat Mg Carbonat sukar larut suspensi Mg Carbonat + As sitrat Na bicarbonat akan larut solutio effervescent
PENAMBAHAN PELARUT DAN PERUBAHAN PELARUT
Air, alkohol, gliserin
PENAMBAHAN PELARUT DAN PERUBAHAN PELARUT R/
Terpin hidrat 2 Alkohol 15 Gliserin 20 Aqua ad 100 m.f.sol. Konsentrasi alkohol kurang, ↑40%
40%?
PENAMBAHAN PELARUT DAN PERUBAHAN PELARUT
R/ Mercuri Iod. Timol Aqudest ad S.u.e.
1 60
2
Both are insoluble in water, but soluble in alcohol For external use Mercuri iod???
PENGUBAHAN BENTUK BAHAN OBAT Bentuk bahan yang paling mudah larut dalam pembawa Efek terapetik harus sama, perhitungkan pula dosisnya R/ Phenobarbital 2 Na Salisilat 4 Aqua menthae pip. gtt. 3 m.f.sol.
PENAMBAHAN VOLUME ATAU JUMLAH BAHAN R/
Sod. salicylas 10 Sod. bicarbonas 10 Aqua cinnamomi ad 60 m.f.sol. S.5 cc. t.i.d Jangan lupa mengubah aturan pakai
EMULSIFIKASI Gunakan emulgator, e.g.: PGA, PGS, tragacanth, bentonit R/Na. Bromida 5 Ol. Sesami 25 Aqua q.s. ad 120 m.f.pot.
PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN SUSPENSI Gunakan suspending agent, e.g.: PGA, PGS, bentonit, metilselulosa R/ Sulfathiazole 10 Orange syrup q.s. 50
MENAMBAH ATAU MENGURANGI BAHAN INAKTIF Natrium sitrat membantu kelarutan dari oksida dan hidroksida dari besi, mangan, bismuth, dan tembaga Asam laktat meningkatkan kelarutan dari alkaloid dan garamnya
PERACIKAN BAHAN YANG INKOMPATIBEL SECARA TERPISAH
Pertimbangan stabilitas sediaan E.g.: amoxicillin, famotidin
MACAM INKOMPATIBILITAS FISIS
PELELEHAN (LIQUEFACTION) BAHAN PADAT
Serbuk efloresen (efflorescent), e.g.: Na2SO4.10 H2O
Mengandung hidrat air Dapat terlepas jika bahan di-triturasi atau disimpan pada lingkungan dengan kelembaban (humidity) yg relatif rendah Wadah tertutup rapat
Serbuk higroskopis dan delikuesen (deliquescent), e.g.: CaBr2, pepsin, kalium sitrat
Serbuk menyerap lembab dari udara Serbuk higroskopis yg dapat mengabsorpsi kelembaban secukupnya untuk “melarutkan diri” atau membentuk larutan Wadah tertutup rapat
MACAM INKOMPATIBILITAS FISIS
PELELEHAN (LIQUEFACTION) BAHAN PADAT
Campuran eutektik, dua atau lebih obat/ seny.
kimia di-triturasi bersama pada suhu ruangan dan menyebabkan timbulnya lelehan campuran Titik lebur campuran lebih rendah daripada titik lebur masing-masing bahan
MACAM INKOMPATIBILITAS FISIS PELELEHAN (LIQUEFACTION) BAHAN PADAT
Faktor yang berpengaruh:
Suhu ruangan sekitar Titik lebur masing-masing bahan Proporsi campuran bahan Tekanan saat triturasi Adanya senyawa lain yang dapat menyerap lelehan yg terbentuk
Buat campuran eutektik, serap lelehan dengan bahan inert, memiliki titik lebur tinggi
INKOMPATIBILITAS KIMIA
OKSIDASI
Kelas obat yang rentan thd oksidasi:
Katekolamin (Epinefrin) Fenolik (Fenilefrin, Morfin) Fenotiazin (Klorpromazin, Prometazin) Olefins Steroid Trisiklik Tiol (Kaptopril) Lain-lain (Amfoterisin B, Nitrofurantoin, Tetrasiklin, Furosemid, Ergotamin, Sulfacetamid)
OKSIDASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksidasi:
Adanya oksigen Cahaya Ion logam berat Temperatur pH Keberadaan obat lain atau senyawa kimia yang berperan sebagai agen pengoksidasi
OKSIDASI CARA PENANGANAN
Perlindungan thd oksigen Perlindungan dari cahaya Penambahan agen pengkelasi logam (EDTA) Penambahan antioksidan Pengontrolan suhu penyimpanan Pengontrolan pH Pemisahan obat yang mudah teroksidasi dengan yg mudah tereduksi
HIDROLISIS
Obat yg rentan thd hidrolisis:
Ester, R-CO-O-R, e.g.: prokain, alkaloid belladona, aspirin Amida, R-CO-NH2, e.g.: penisilin Imida, R-CO-NH-CO-R’, e.g.: barbiturat Tiolester, R-CO-S-R’
Faktor yg berpengaruh:
Keberadaan air pH Adanya asam dan basa yg sering digunakan sebagai bufer (sitrat, fosfat, asetat) Konsentrasi obat Temperatur Adanya komponen lain yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis (dekstrosa)
HIDROLISIS: CARA PENANGANAN Pengontrolan paparan lembab pada obat-obat padat Pengontrolan pH pada formulasi mengandung air (aqueous formulation) Pertimbangkan konsentrasi obat Pengontrolan suhu penyimpanan
PEMBENTUKAN GAS (CO2)
Obat yang biasa bermasalah:
Natrium bikarbonat dan bufer karbonat Asam p-aminosalisilat Tablet dan serbuk effervescent
Penanganan masalah:
Hindarkan obat yg menghasilkan pH asam dari natrium bikarbonat dan produk obat yang berisi bufer karbonat Simpan dalam wadah tertutup rapat
KOMPLEKSASI Tetrasiklin: inaktif oleh kompleksasi Aminofilin: contoh obat dalam bentuk kompleks (teofilin dan etilendiamin) EDTA: pembentuk kompleks
INKOMPATIBILITAS TERAPETIK
INKOMPATIBILITAS TERAPETIK
Macam Overdosis Kombinasi aditif (additive) Kombinasi antagonistik Salah obat (wrong drug) Obat kontraindikatif dengan pasien
Konsultasi dengan penulis resep
OVERDOSIS
Obat melebihi dosis maksimum tanpa notasi khusus (!) dan paraf penulis resep Faktor yg mempengaruhi penilaian keamanan dosis
Jenis kelamin, usia, bobot badan Kondisi patologis pasien Frekuensi dan cara administrasi obat Macam aksi obat
KOMBINASI ADITIF (ADDITIVE)
Respons akhir yang diperoleh dari kombinasi obat dibandingkan respons masing-masing obat scr terpisah. Jika respons akhir:
Setara Sumasi, e.g.:
Campuran sulfonamid Bromida dan alkaloid narkotik sebagai sedatif Nikotin dengan epinefrin untuk terapi kardiovaskular
Lebih besar Sinergis/potensiasi, e.g.:
Alkohol dan morfin Salisilat dan barbiturat Penisilin dan prokain
KOMBINASI ANTAGONISTIK
Dua/lebih obat dengan aksi yang berlawanan atau saling meniadakan (nullifikasi) digunakan bersama Antidot E.g.:
Stimulan (kafein, striknin) dengan depresan (barbiturat, narkotika) Metilen biru sebagai antidot keracunan sianida Glukosa dengan insulin
SALAH OBAT (WRONG DRUG)
Look Alike, Sound Alike (LASA)
Sound Alike, Look Alike Drugs (SALAD)
Kesalahan pembacaan obat E.g.: Sentril – stemetil, Lacbon – lacto B, Prednison – prednisolon
SALAH OBAT (WRONG DRUG)
OBAT KONTRAINDIKATIF DENGAN KONDISI PASIEN
Epinefrin dikontraindikasikan dengan pasien hipertensi Asetosal dengan pasien gangguan lambung