Minat Anak Muda terhadap Tren Musik (Studi pada Penikmat Musik Indie (Broadcast and the Focus Group) vs Musik Mainstream) Makalah Non-Seminar
Dibuat oleh Annisa Kinanti 1006710426
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
1
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
2
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
3
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
4
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Minat Anak Muda terhadap Tren Musik (Studi pada Penikmat Musik Indie (Broadcast and the Focus Group) vs Musik Mainstream) Annisa Kinanti Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Tren merupakan hal yang selalu berlangsung di kehidupan masyarakat Indonesia terutama anak muda, salah satunya tren musik. Salah satu musik yang digemari adalah musik indie, yang berlawanan dengan musik mainstream dan dengan jumlah penggemar yang lebih sedikit. Fokus yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah memahami cara pandang kelompok indie. Penulis ingin mengetahui cara dari kelompok indie untuk tetap dapat menjalankan kehidupan sosialnya. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami cara pandang kelompok indie terhadap musik mainstream, yang didapat dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan sejumlah informan. Kriteria penetapan informan adalah penikmat musik indie, berusia 17-21 tahun, laki-laki dan perempuan, tinggal di Jakarta. Hasilnya adalah cara pandang kelompok indie terhadap tren musik mainstream terbentuk dari konsep diri dan hasil sosialisasi dengan keluarga. Kata kunci: cara pandang; karakteristik anak muda; kualitatif; musik indie; musik mainstream
Youth’s Interest to Music Trends (Case Study on Indie Music Listener (Broadcast and the Focus Group) vs Mainstream Music) Abstract Trend always become a topic in Indonesia, especially for the youth. One of those is the music trend. People’s music preferences are not always the same, and there is one music called indie, which is the opposite of mainstream music and with fewer listener. Focus of this writing is indie listener group’s perspective. Writer aims to know how the indie listener group survived and what are their reasons and attitude for being an indie. Objective of this writing is to know indie listener group’s perspective towards mainstream music, using interview method with some specific and qualified informants. The criterias of informant are indie music listener, 17-21 years old, male and female, live in Jakarta. The result is perspective of indie group towards mainstream music trend formed by their self concept and socialization with family. Keywords: indie music; mainstream music; perspective; qualitative; youth’s perspective
Pendahuluan Fenomena tren selalu berlangsung dan berkembang di kehidupan anak muda. Salah satu tren yang erat hubungannya dengan kehidupan anak muda adalah tren musik. Musik memiliki
5
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
berbagai macam jenis atau genre seperti pop, rock, ballad, jazz, klasik, R&B, blues, hip hop, dan masih banyak lagi. Seiring perkembangan zaman, jenis musik semakin bervariasi dan dengan adanya teknologi internet jenis-jenis musik tersebut dengan cepat dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Adanya tren musik ini menciptakan kelompok-kelompok di masyarakat, yang terbentuk berdasarkan minat anggota kelompok terhadap musik atau artis yang sama. Jenis musik yang sedang menjadi tren di Indonesia selama 3 tahun kebelakang adalah musik Korean Pop atau yang biasa disebut dengan K-pop. Musik K-pop menjadi musik pengarus utama atau mainstream, dan kelompok anak muda yang menjadi penggemarnya sudah sangat banyak di Indonesia. Tren musik yang digandrungi anak muda ini pun kemudian menjadi lebih dari sebatas menyukai musiknya, namun kebudayaan, gaya hidup, dan cara berpakaian artisnya juga diikuti oleh penggemarnya. Disamping maraknya tren tersebut, terdapat pula orang-orang yang tidak mau mengikuti tren yang sedang ada dan cenderung menghindarinya. Orang-orang ini biasa disebut sebagai kelompok indie, berasal dari kata independent yang berarti berdiri sendiri di luar apa yang terjadi di arus mainstream. Pada dasarnya kelompok indie bertindak seusai dengan jalan pikiran mereka sendiri.1 Musik yang diikuti oleh kelompok ini adalah musik indie, yang memiliki pengertian yang sama, yaitu musik yang diproduksi oleh artis independen, tidak berada di bawah label rekaman atau record label yang besar. Berbagai musik indie terdengar serupa satu sama lain karena para pembuat dan pembawa musik indie biasanya berasal dari kalangan yang sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Hal tersebut membuat indie ditetapkan menjadi salah satu dari banyaknya genre musik. Namun musik indie sebagai sebuah genre masih menjadi perdebatan para ahli di bidang musik sampai sekarang, karena ada pihak yang mengatakan bahwa musik indie merupakan modifikasi jenis musik dengan genre umum (pop, rock, ballad, dsb) yang ditampilkan dalam karakter sedikit berbeda sehingga menjadi sebuah gabungan dan disebut dengan indie-pop, indie-rock, dan sebagainya. Oleh karena itu, musik indie lebih sering dianggap sebagai sebuah ‘aliran’. Lambat laun kelompok indie jumlahnya mulai banyak dan disadari oleh masyarakat umum pengikut tren musik mainstream yang merupakan kelompok mayoritas, walaupun jumlah
1
Dapat
dilihat
di
http://www.urbandictionary.com/define.php?term=indie%20people
(diakses
pada
10
6
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
tersebut tetap tidak mengalahkan kelompok mayoritas. Jenis musik selera kelompok indie ini kebanyakan tidak dapat dinikmati oleh kelompok mayoritas, sementara kelompok indie seringkali ditemukan juga tidak dapat menikmati musik mainstream yang sedang menjadi tren. Sama seperti penggemar musik mainstream, ada kelompok indie yang juga menggemari musik indie lebih dari musiknya, gaya hidup dan cara berpakaian mereka juga sesuai dengan pengertian dari indie itu sendiri, yaitu independen dan berjalan dengan pikirannya sendiri. Dengan itu, kelompok indie tidak merasa dirugikan, tetap pada pendapatnya, dan tidak berpindah atau bahkan mencoba untuk mengikuti tren musik yang ada. Kelompok indie mempunyai alasan masingmasing terhadap sikapnya tersebut. Di lain kasus, terkadang ditemukan juga kelompok indie yang benar-benar mengeksklusikan dirinya dan ‘hidup di dunianya sendiri’ karena mereka tidak bisa sama sekali menerima apa yang sedang menjadi tren di masyarakat. Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi, namun kelompok yang seperti itu justru menjauhi kebutuhan alamiahnya dan membuat mereka terlihat semakin berbeda dengan masyarakat mainstream pada umumnya. Hal seperti ini memungkinkan terjadinya masalah dimana sebuah kelompok berselisih dengan kelompok lain di kehidupan sosial karena adanya perbedaan perilaku. Hal ini dapat dilihat pada tweet berikut ini: Gambar 1.1 Contoh pencelaan terhadap kelompok indie oleh kelompok mayoritas
Potongan gambar di atas merupakan contoh adanya cemoohan terhadap kelompok indie di lingkungannya yang dilakukan oleh kelompok mayoritas secara terang-terangan di sosial media
7
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Twitter. Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa ada orang-orang yang memandang negatif dan mencela kelompok indie. Hal ini terjadi karena adanya stereotype yang diberikan oleh kelompok mayoritas kepada kelompok indie yaitu kelompok yang arogan dan mengeksklusifkan diri, berbeda dari orang lain, dan aneh. Stereotype tersebut muncul karena memang musik indie itu sendiri merupakan musik yang independen, sehingga musisi maupun penggemarnya pun bersikap independen dan tidak mau mengikuti arus masyarakat umum. Kelompok indie memiliki alasan tersendiri untuk memilih bersikap berlawanan dengan tren mainstream. Oleh karena itu, mereka harus mempunyai cara untuk bertahan hidup di masyarakat agar dapat diterima dan tetap dapat berinteraksi dengan kelompok mayoritas walaupun mereka ‘menentang’ fenomena yang sedang terjadi di masyarakat umum. Berbeda dengan penggemar musik mainstream yang berpindah dan mengikuti setiap tren yang sedang berlangsung, kelompok indie pada umumnya tetap pada selera mereka. Kelompok indie seringkali berubah kegemaran dari satu musisi ke musisi lain, namun tetap berada pada jalur indie. Dapat dikatakan kelompok indie ini memiliki loyalitas dan konsistensi terhadap selera musik dan liberalisme mereka, walaupun jelas berbeda dan sulit dimengerti masyarakat pada umumnya.2 Pada tulisan ini, penulis akan menganalisa cara mereka bertahan dan berinteraksi dengan masyarakat umun di kehidupan sosial dan alasan mengapa mereka tidak mau mengikuti arus mainstream. Fokus penulis adalah memahami cara pandang kelompok peminat musik indie. Cara pandang ini mencakup cara pandang terhadap musik indie, musik mainstream, dan kelompok penggemar musik mainstream. Pertanyaan yang mendasari tulisan ini adalah bagaimana pandangan kelompok indie terhadap tren musik mainstream? Terkait dengan pertanyaan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan kelompok indie terhadap tren musik mainstream di masyarakat. Tinjauan Konseptual
2
Dapat
dilihat
di
http://www.differencebetween.net/miscellaneous/culture‐miscellaneous/difference‐
between‐hipster‐and‐indie/
(diakses
pada
10
Desember
2013)
untuk
memahami
karakteristik
kelompok
indie
lebih
dalam.
8
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Dalam penulisan ini digunakan beberapa konsep sebagai kerangka pemikiran dalam mendeskripsikan hasil wawancara dengan informan. Konsep-konsep tersebut antara lain konsep independence, identity, cohesiveness, groupthink, dan in group-out group. Konsep independence dan identity digunakan dalam menjelaskan sikap anggota kelompok indie sebagai individu. Konsep cohesiveness, groupthink, dan in group-out group digunakan dalam menjelaskan perilaku kelompok indie itu sendiri di dalam kelompok maupun terhadap kelompok lain. Perilaku Dalam buku berjudul “Perilaku Manusia”, perilaku diuraikan sebagai sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti berjalan, mengendarai sepeda, berlari, dan lain-lain (Polhaupessy, 2006). Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang bersangkutan. Pada hakikatnya perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas manusia yang mempunyai bentangan sangat luas, sehingga dapat disimpulkan, perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Independence Menurut Solomon Asch (2001), ada beberapa alasan orang-orang yang independen tidak berikap selaras dengan masyarakat umum. Salah satunya adalah karena mereka percaya diri akan ketepatan diri mereka walaupun bertentangan dengan kebulatan suara masyarakat umum. Masyarakat independen memiliki karakteristik mengabaikan tekanan dan norma kelompok dengan sengaja. Kelompok yang independen teguh dengan kepercayaan dan standar mereka, dan tidak terpengaruh oleh persetujuan umum. Identity Tergabungnya seseorang ke dalam sebuah kelompok akan berpengaruh terhadap pembentukan identitas sosial. Identitas kelompok seorang individu akan menjadi indentitas sosial individu tersebut juga. Ketika beberapa kelompok tersebut berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain, masing-masing individu akan mengedepankan kelompoknya masing-masing (ingroup) kepada anggota kelompok lain (out-group).
9
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Groupthink Groupthink menjelaskan tentang komunikasi di dalam kelompok. Groupthink diartikan sebagai pola utama sebuah kelompok adalah proses pembuatan keputusan. Kegiatan lain yang dilakukan dalam kelompok antara lain berbagi informasi, bersosialisasi, memperkenalkan dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain, bertukar cerita, dan menentukan peran masingmasing anggota di dalam kelompok. Pada umumnya dalam groupthink para anggota memiliki stereotype yang sama terhadap kelompok lain dan melihat mereka sebagai kompetitor. Cohesiveness Kepaduan atau kohesif adalah keadaan ketika anggota dalam sebuah kelompok bersedia untuk bekerja sama. Sebuah kelompok dikatakan kohesif ketika anggotanya saling setuju dan menyukai sikap, nilai, dan perilaku satu sama lain. Kepaduan dalam kelompok menjadi pengaruh yang berkualitas bagi anggota kelompok untuk bertahan di dalam kelompok tersebut karena adanya ketertarikan dan loyalitas yang memotivasi mereka. Ketika seseorang merasa ingin bertahan dalam suatu kelompok, ia akan menyetujui pengaruh-pengaruh yang diberikan dari kelompok tersebut. Faktor yang menjadikan sebuah kelompok kohesif adalah hal-hal yang berharga bagi anggota kelompok. Hal-hal tersebut bisa berbentuk pengalaman yang dialami bersama, usaha mereka untuk mempertahankan kelompok, juga ancaman dan kompetisi dari kelompok lain. In-Group dan Out-Group In-group merupakan kelompok di mana seorang individu menjadi anggota di dalamnya, sedangkan out-group merupakan kelompok lain. Dalam pembentukan struktur kelompok, timbul sikap perasaan antar anggota dan sikap mereka terhadap out-group. Sikap perasaan seseorang terhadap in-group berkaitan dengan usaha dan pengalaman yang dialami dan dipahami oleh anggota kelompok ketika mereka berinteraksi. Sehingga sikap perasaan terhadap out-group merupakan sikap yang diberikan terhadap ‘orang luar’, seperti tidak mengizinkan anggota outgroup untuk turut serta dalam kegiatan yang dilakukan in-group. Tren
10
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Tren merupakan sesuatu yang sedang popular di waktu tertentu yang menunjukkan situasi dan keadaan yang terjadi dalam waktu tersebut. Tren bisa diterapkan pada berbagai hal seperti fashion, hiburan, dan ekonomi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tren diartikan sebagai gaya mutakhir atau gaya moderen, yang memperlihatkan sebuah gaya yang sedang berlangsung masa kini.
Anak Muda Anak muda atau biasa disebut dengan remaja memiliki beberapa definsi. Menurut Zakiah Darajat (1990), batasan umur anak muda adalah pada usia 12-21 tahun. Anak muda atau remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (1992), istilah remaja memiliki arti yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, emosional sosial, dan fisik. Menurut Erikson (1990) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir. Adapun disebutkan beberapa karakteristik sosial remaja terhadap hubungan dengan teman sebaya yang dikemukakan oleh Sullivan (2003) yaitu remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sementara itu, Hurlock (2000) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu: a. Merasa senang dan aman. b. Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka.
11
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
c. Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial. d. Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian mereka ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka. e. Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.
Musik Indie Musik indie adalah musik yang tidak terikat dengan major label. Musik indie adalah musik dengan semangat atau attitude indie, diedimana secara musikal, menyimpang dari musik arus besar (mainstream). Indie didapat dari kata independent, yang artinya berdiri sendiri. Musik indie tidak popular secara umum. Gaya musik indie merupakan kombinasi rock, pop, punk, dan metal. Musik Mainstream Dalam kamus, mainstream diartikan sebagai ide, sikap, atau kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat dan dianggap lazim. Dalam konteks musik, yang dimaksud dengan musik mainstream adalah situasi ketika musik dikuasai oleh kepentingan industri dan menjadi komoditas industri, sedangkan masyarakat tidak mempermasalahkan situasi ini dan menganggap bahwa situasi tersebut merupakan hal yang lumrah.
Metode Penulisan Penulis ingin melihat bagaimana cara pandang kelompok indie dan kelompok mainstream terhadap tren musik yang berlangsung, terutama musik mainstream. Tulisan ini juga berusaha melihat alasan, dan tanggapan dari kelompok indie yang kontra terhadap tren musik mainstream. Metode pengumpulan data penulisan ini difokuskan kepada pengambilan data primer. Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara mendalam
12
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
untuk mengetahui cara pandang, alasan, dan tanggapan kelompok indie dalam menanggapi tren musik mainstream. Metode ini dipilih karena penulis ingin menggali informasi dari informan secara mendalam. Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan informan, berdasar kepada pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun penulis sebelumnya (menggunakan pedoman wawancara). Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik criterion sampling, yaitu memilih informan yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan (Patton, 2001). Berikut ini merupakan karakteristik informan dalam penulisan ini, yaitu pendengar musik indie, berusia 17-21 tahun, laki-laki dan perempuan, dan tinggal di Jakarta. Menurut Neuman (2007), penulisan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Merujuk pada Neuman (2007), penulisan ini termasuk dalam jenis penulisan deskriptif karena penulisan ini bermaksud untuk menghasilkan gambaran yang akurat memberikan data baru yang berbeda dari data sebelumnya, menjelaskan tahapan-tahapan atau tatanan-tatanan, mendokumentasikan mekanisme proses kausal, dan melaporkan latar belakang atau konteks situasi. Penulis memilih deskriptif karena penulis ingin mengetahui dengan lengkap gambaran mengenai cara pandang kelompok indie terhadap tren musik mainstream.
Hasil Wawancara Pada bagian ini penulis akan memamparkan hal-hal berupa indentitas informan dan cara pandang informan terhadap musik mainstream. Cara pandang informan ini dibentuk oleh sosialisasi dan konsep diri informan. Menurut William D. Brooks, konsep diri adalah pandangan dan perasaan seorang individu terhadap dirinya. Penulis telah melakukan wawancara kepada seorang informan yang termasuk kelompok indie. Informan merupakan seorang mahasiswi jurusan seni berusia 21 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Sebagai mahasiswi jurusan seni, informan memiliki hobi menggambar dan membuat prakarya. Informan tinggal bersama kedua orang tuanya, satu kakak laki-laki, satu kakak perempuan, dan satu adik laki-laki. Informan merupakan seorang pribadi yang pendiam namun percaya diri, sehingga ia cukup terbuka ketika menjawab pertanyaan yang diberikan.
13
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Informan bersikap tidak mengikuti tren musik mainstream karena ia mencari sesuatu yang berbeda dan adanya pengaruh dari selera pribadi yang kebetulan seringkali berlawanan dengan hal-hal yang sedang menjadi tren, dalam bidang musik maupun yang lainnya seperti pakaian, gadget, dan lain-lain. Informan berusaha untuk tidak menunjukkan perilaku bahwa ia tidak menyukai hal yang sedang tren, seperti justru memamerkan bahwa dirinya mempunyai karakter dan selera yang unik, yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Berdasarkan pengamatannya, masyarakat sekarang pada umumnya justru memamerkan keunikan yang ada dalam diri mereka yang membedakan mereka dengan orang lain. Informan tidak mengkategorikan secara khusus hal apa yang ingin dia terima dan tidak, ia membiarkan keinginan alamiahnya untuk memilih hal apa yang dapat ia terima dan tidak. Informan juga tidak menyatakan dirinya sebagai orang yang berbeda dan unik, melainkan membiarkan orang yang menentukan untuk memandang informan sebagai individu yang seperti apa dengan sudut pandang mereka sendiri. Dengan kata lain ia tidak menunjukkan secara terang-terangaan bahwa ia adalah salah satu anak kelompok indie. Informan tidak mempedulikan apa yang sedang digandrungi oleh orang lain, ia hanya tetap pada pilihannya dimana ia merasa nyaman. Informan menjadi seorang individu yang tidak berselera umum diawali oleh adanya pengaruh dari keluarganya. Informan banyak berosialisasi dengan keluarganya tersebut, dan keluarganya memiliki selera yang berlawanan dengan masyarakat pada umumnya. Informan sendiri juga banyak mencari tahu hal-hal yang ia tidak pernah dengar dari teman-temannya, sehingga ia mendapat informasi akan hal-hal yang beda. Informan mulai mengenal hal-hal yang unik dan berbeda semenjak ia duduk di bangku SMP, dan masih bertahan sampai sekarang, ketika ia sudah menjadi seorang mahasiswi. Sikap informan ini menunjukkan adanya loyalitas dalam dirinya terhadap musik indie. Informan seringkali merasa dirinya secara tidak langsung dikucilkan oleh lingkungannya, seperti ketika sedang berdiskusi santai, informan diejek “aneh” dan diberi juukan indie (dalam konotasi negatif) karena persepsinya yang berbeda dengan teman-temannya. Teman-teman informan sudah memiliki stereotype terhadap anak indie sebagai anak yang aneh dan unik. Informan tidak menunjukkan perlawanan apa-apa karena ia menganggap teman-temannya tersebut hanya bercanda, walaupun dalam hatinya ia sedikit merasa tersinggung. Ia memilih diam karena ia merasa tidak ada hal yang perlu dibela. Menurutnya itu adalah hak setiap orang untuk
14
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
menilai dirinya seperti apa, selama itu tidak merendahkan dirinya. Informan juga tidak peduli dengan ejekan tersebut karena menurutnya jika ia menanggapi dengan serius akan timbul sikap arogan dari dirinya karena merasa ia berbeda dan lebih baik dari orang lain. Informan sendiri juga berusaha untuk tidak mengeksklusifkan diri sendiri secara agresif dan terang-terangan. Namun, jika ia merasa teman-temannya sudah sampai tahap menyinggung, informan akan berargumen dan membela dirinya. Informan pertama mengenal dan mendengarkan musik indie ketika ia duduk di kelas 3 SMP. Informan dikenalkan kepada musik indie oleh saudaranya yang lebih tua. Setelah mendengarkan musik indie ia langsung merasa tertarik dan menyukai musik indie karena ia merasa ada sisi kreatifitas berbeda yang tidak dipengaruhi pemasaran dan tuntutan selera masyarakat. Selain itu informan merasa pada musik indie lebih banyak hal yang bisa dieksplor dari segi musikal, kreatifitas, dan spontanitas dibandingkan musik mainstream. Hal-hal tersebut menjadi perbedaan yang informan lihat paling menonjol antara musik indie dan musik mainstream. Menurutnya perbedaan ini akan berpengaruh besar bagi selera seseorang jika orang tersebut memang lebih memperhatikan kualitas dalam mendengarkan musik, bukan faktor lain seperti artis/musisinya. Informan sendiri hanya mendengarkan musik dan mementingkan kualitasnya tanpa mengikuti faktor lain seperti memperhatikan kehidupan pribadi personil musisi favoritnya, mengikuti gaya hidup dan cara berpakaian mereka. Musisi indie favorit informan adalah Broadcast and the Focus Group (gabungan antara grup musik asal Inggris Broadcast dengan genre indie-rock dan the Focus Group dengan genre indie-experimental, yang mengeluarkan album di tahun 2009).3 Informan tergabung dalam suatu kelompok indie. Kelompok tersebut bukan merupakan kelompok yang benar-benar memiliki struktur organisasi, memiliki nama, dan memiliki kegiatan rutin. Kelompok ini hanyalah peer group informan dengan teman-temannya dengan minat sama, dan mereka sering berkumpul di keseharian mereka. Informan bisa tergabung di kelompok tersebut karena salah satu teman dekatnya memang dari awal sudah berada di dalamnya, yang kemudian mengenalkan informan ke dalam kelompok tersebut. Kegiatan yang dilakukan informan dan kelompoknya ketika berkumpul adalah saling tukar menukar informasi musik,
3
Dapat
dilihat
di
http://pitchfork.com/reviews/albums/13560‐investigate‐witch‐cults‐of‐the‐radio‐age/
(diakses
pada
8
Januari
2014)
15
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
berbagi lagu baru, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan musik, kultur dan seni. Informan berkumpul dengan teman-teman dalam kelompok ini karena mereka memang memiliki minat dan selera musik yang sama, walaupun musisi indie favoritnya berbeda-beda. Informan dan kelompoknya tidak menutup diri mereka dari kelompok lain dan hubungan antara kelompok satu dan lainnya terjalin dengan baik. Interaksi yang terjadi antar kelompok sama saja seperti interaksi dalam kelompok sampai batas bertukar cerita dan informasi yang bersifat umum (diluar musik). Perbedaannya adalah mereka tidak sering melakukan kegiatan yang telah disebutkan di atas dengan anggota kelompok lain. Untuk dapat tetap berinteraksi dan bersosialiasi dengan kelompok lain yang memiliki selera musik berbeda, informan dan temantemannya mencari suatu aspek dimana ia bisa merasa cocok dengan kelompok tersebut tanpa harus berdasar pada selera musik. Sebagai contoh, ada suatu kelompok yang mereka rasa cocok dan dapat berinteraksi dengan baik karena para anggota kelompok ini bisa membuat informan dapat bekerja lebih produktif di bidang selain musik. Mereka selalu mencari sesuatu yang dapat dipelajari dari kelompok lain, sehingga selalu ada informasi yang bisa dibagi dan dapat bermanfaat bagi mereka. Informan secara pribadi pernah merasa dikucilkan oleh kelompok lain, namun secara berkelompok mereka tidak pernah mengalami masalah atau perseteruan dengan kelompok lain. Informan sendiri memandang musik mainstream sebagai musik yang tidak memiliki harapan, karena musik mainstream sangat bergantung pada pasar, sehingga musik mainstream tampak seperti tidak memiliki identitas. Awal mula ia menyukai musik indie, ia pernah banyak mengomentari dan merendahkan musik mainstream. Informan juga pernah mengeksklusifkan dirinya pada saat baru menyukai musik indie. Karena itu ia dulu penah dikucilkan, namun ia tidak peduli. Informan mengaku sekarang ia belajar untuk dapat lebih menjadi orang yang terbuka dan menerima pendapat. Walaupun ia memandang rendah musik mainstream, informan tetap mendengarkan musik selain indie yaitu musik pop tahun 90an. Informan merasa tidak akan ada kemungkinan untuk berpindah menjadi pengikut musik tersebut karena ia mendengarkan dan menikmati musik pop tahun 90an hanya untuk bernostalgia dan mencari hiburan. Musik yang menjadi minatnya tetap musik indie. Informan berharap agar industri musik untuk kedepannya lebih mengurangi ketergantungan dengan pasar dan lebih mendukung kualitas musik itu sendiri, agar musisi indie
16
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
bisa mendapat kesempatan untuk memproduksi dan mendistribusikan musiknya dengan bantuan profesional tanpa merugikan kebebasan dalam mengeksplor musiknya. Informan berharap agar musik mainstream dan indie tidak lagi dibeda-bedakan, seperti halnya membandingkan musik pop dan rock yang keduanya sama-sama merupakan salah satu jenis musik mainstream. Informan merasa pembedaan musik indie dan mainstream dapat berujung dan memicu ketegangan sosial. Menurutnya masyarakat umum sebaiknya punya kesempatan yang sama untuk tahu lebih tentang musik sebagai musik yang fokus kepada kualitasnya, bukan sekedar untuk dijadikan hiburan. Informan juga menginginkan agar musik yang sampai dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum lebih beragam. Pembahasan Pada bagian ini penulis akan mengaitkan hasil wawancara dengan informan dengan konsep-konsep yang sudah dipaparkan sebelumnya. Setelah melakukan wawancara dengan seorang informan yang merupakan kelompok indie, terlihat bahwa alasan informan untuk tidak mengikuti tren musik mainstream bukanlah karena adanya pandangan atau pengalaman buruk tersendiri terhadap musik mainstream, melainkan selera informan yang memang menginginkan sesuatu yang unik dan berbeda dari orang lain. Menjadi seorang individu yang berbeda dari orang lain pada umumnya merupakan konsep diri informan. Perbedaan pada dirinya tersebut ditunjukkan melalui seleranya yang berlawanan dari hal-hal yang sedang tren di masyarakat. Konsep diri tampil berbeda yang dimiliki informan membuat informan menjadi individu yang independen, yaitu seseorang yang tidak bersikap selaras dengan masyarakat umum. Informan menjadi sosok yang independen juga karena banyaknya sosialisasi internal yang dialami informan yaitu dengan keluarga. Anggota keluarga informan memiliki konsep diri dan selera yang sama dengan informan, sehingga banyaknya interaksi dengan mereka memberikan pengaruh kepada pembentukan konsep diri informan. Interaksi yang paling banyak dilakukan informan dengan keluarganya berupa perbincangan santai, terutama bersama kakak perempuannya. Di dalam perbincangan tersebut informan dan kakaknya seringkali bertukar informasi mengenai musik, misalnya ketika kakak informan menyukai lagu baru, ia akan membagi dan mengajak informan untuk mendengarkan lagu tersebut. Sesuai karakter anak muda menurut Sullivan (2003), informan mengamati dan mempelajari minat kakaknya yaitu musik indie sehingga terbentuk hubungan timbal balik yang baik karena adanya
17
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
kesamaan minat. Informan mau mengamati dan mempelajari minat kakaknya juga dipengaruhi oleh adanya kesamaan di antara mereka yaitu sama-sama merupakan individu yang independen, memiliki konsep diri yang sama, dan mengalami proses sosialisasi yang sama. Informan memilih musik yang nyaman didengar olehnya. Musik indie yang ia kenal dan pelajari lewat interaksi dengan keluarganya sejak kelas 3 SMP menjadi musik yang informan rasa nyaman didengar olehnya. Setelah dikenalkan dan menyukai musik indie, informan mencari informasi dan lagu-lagu indie baru sendiri lewat internet seperti YouTube dan forum-forum musik internasional antara lain Sputnikmusic dan Stereogum. Dalam forum tersebut para penggemar musik indie bisa saling bertukar informasi mengenai lagu dan musisi/artis indie, sehingga banyak informasi baru yang bisa didapat. Dari forum tersebut, informan mengenal musisi indie favoritnya yaitu Broadcast and the Focus Group. Sebagai anak muda, informan memberikan perhatian ke luar dirinya yang dalam kasus ini adalah musik dan ia mendapat kesempatan untuk mengeksplor minatnya tersebut lewat forum-forum yang ia ikuti. Oleh karena itu, secara tidak langsung informan telah menemukan dan diterima di lingkungan yang ia inginkan dan sebagai manfaatnya ia merasa senang dan aman (Hurlock, 2000:298). Walaupun musik tersebut ‘berbeda’ dari apa yang sedang disukai oleh masyarakat umum, informan tidak merasa ada ketidak nyamanan yang ditimbulkan oleh perbedaan tersebut. Sebagai orang yang independen, informan tidak mempedulikan hal tersebut dan apa yang sedang digandrungi oleh orang lain. Informan memandang musik mainstream sebagai musik yang bergantung dengan tuntutan pasar yaitu masyarakat umum dan membuat kualitas musik mainstream tidak memiliki harapan untuk berkembang di industri musik. Informan menyadari bahwa musik mainstream memang diproduksi untuk kepentingan industri. Musik mainstream selalu berubah-ubah sesuai dengan minat dan tuntutan masyarakat yang juga berubah-ubah seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu, informan lebih menyukai musik indie karena kreatifitas pada musik indie lebih dapat dirasakan dan identitasnya yang membedakan antara karya musisi satu dan lainnya terlihat, sementara musik mainstream tidak memiliki identitas tersebut. Selain itu, informan lebih mementingkan kualitas musik dan tidak memperhatikan hal lain seperti kehidupan artis/musisinya seperti yang kebanyakan dilakukan oleh penggemar musik mainstream. Walaupun begitu, informan masih menyukai musik mainstream yaitu musik pop tahun 90an.
18
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Informan mendengarkan musik tersebut hanya untuk bernostalgia dan sebagai hiburan. Tidak ada kemungkinan bagi informan untuk berpindah menjadi penggemar musik mainstream. Dari cara informan memandang musik mainstream dan ketidak peduliannya terhadap perbedaan selera musik dengan masayarakat umum, pribadi informan sebagai pendengar musik indie merupakan orang yang independen semakin terlihat karena ia percaya diri akan pilihan dirinya walaupun bertentangan dengan kebulatan suara mayoritas. Kebulatan suara mayoritas di sini berbentuk pilihan masyarakat dalam menentukan jenis musik yang disepakati sebagai musik yang dapat dinikmati oleh banyak orang dan menjadi pengarus utama. Terlihat juga informan sebagai anak muda dan anggota kelompok indie merupakan orang yang loyal terhadap minatnya yaitu musik indie. Karena itu, walaupun musik indie tidak memiliki penggemar sebanyak musik mainstream, musik indie masih dapat bertahan. Sebagai orang yang tidak mengikuti suara masyarakat umum atau kelompok mayoritas, informan tergabung dalam sebuah kelompok atau peer group indie, yang terbentuk atas dasar minat terhadap musik. Para anggota dari kelompok ini memiliki minat yang sama terhadap musik yaitu musik indie. Selain itu, para anggota dari kelompok ini sama-sama merupakan individu yang independen. Kesamaan ini menjadikan identitas kelompok informan menjadi kelompok yang independen juga. Walaupun informan tidak mengakui secara terang-terangan bahwa ia adalah seorang anak dari kelompok indie, tergabungnya informan ke dalam kelompok indie terlihat nyata ketika informan sedang berdiskusi dengan teman-temannya yang bukan dari kelompok indie atau out-group. Informan seringkali mengutarakan persepsi yang berbeda dari teman-temannya tersebut. Persepsi berbeda yang diutarakan informan membuat dirinya diberi ejekan “aneh” dan julukan indie (dalam konotasi negatif) dari teman-temannya. Teman-teman informan dari out-group menetapkan stereotype kepada anak indie sebagai orang yang aneh karena adanya perbedaan persepsi. Seperti dalam teori indentity, identitas suatu kelompok akan menjadi indentitas sosial anggotanya ketika anggotanya berada di luar kelompok atau out-group. Tergabungnya informan dalam kelompok indie membuat informan langsung dijuluki “indie” dan aneh karena adanya stereotype tersebut. Hal ini membuat informan merasa sedikit dikucilkan. Pemberian julukan dan pengucilan yang dialami oleh informan hanya membuat ia sedikit tersinggung dan tidak menimbulkan masalah yang besar di antara kedua pihak. Informan tidak merasa hal ini perlu dipermasalahkan karena ia mengetahui bahwa kelompok indie sudah
19
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
diberikan stereotype oleh kelompok mayoritas. Selain itu, julukan ini diberikan oleh out-group yang tidak tahu secara dalam mengenai indie, sehingga informan menganggap mereka hanya bercanda dan ia tidak takut akan mengalami kesulitan dalam berkehidupan sosial, karena ia sudah diterima di dalam in-groupnya yang merupakan kelompok indie. Informan akan lebih memilih untuk menyesuaikan dirinya kepada harapan kelompoknya, dan pemberian julukan ini dianggap sebagai pembelajaran dalam menjalani kehidupan sosial, sesuai dengan karakteristik anak muda (Hurlock, 2000:298). Penyesuaian dengan identitas kelompoknya yaitu kelompok independen tersebut membuat informan tidak peduli dan menganggap serius pemberiah julukan tersebut. Untuk menyesuaikan dengan harapan dan identitas in-group, informan memilih untuk diam dan tidak membela diri karena ia tidak ingin sikap arogan muncul dari dirinya karena merasa dirinya memang berbeda dan lebih baik dari orang lain, yang sebelumnya pernah diperlihatkan ketika informan baru menjadi seorang anak indie. Sebagai orang yang independen, informan sejak dulu tidak pernah mempedulikan pemberian julukan dan pengucilan yang dialami olehnya, karena perlakuan tersebut masih belum sampai ke tahap sangat menyinggung. Jika perlakuan yang diberikan kepada informan sudah melewati batas dan menyinggung informan, baru ia akan memberikan argumen untuk membela dirinya dan persepsinya. Perlakuan seperti itu hanya pernah dialami oleh informan sebagai individu, bukan sebagai kelompok. Informan dan kelompoknya (in-group) memiliki hubungan yang baik dengan outgroup dan tidak pernah terjadi perseteruan atau masalah. Sebagai individu, informan juga belajar untuk lebih terbuka dan menerima pendapat orang lain, yang dibantu oleh kesepakatan kelompoknya dalam menjalin hubungan dengan out-group sehingga ia tidak pernah mengalami perlakuan buruk lagi. Pembelajaran tersebut membantu informan untuk bertahan di kehidupan sosial terutama sebagai anak muda. Hubungan kelompok informan dan out-group dapat terjaga karena informan dan kelompoknya selalu mencari suatu aspek dari out-group yang dapat menjadi faktor kecocokan di antara mereka selain berdasar kepada minat terhadap musik. Walaupun kelompok informan merupakan kelompok yang independen, mereka selalu mencari hal yang dapat dipelajari dari out-group yang dapat bermanfaat bagi kelompok mereka. Kesepakatan dari kelompok informan untuk membuka diri dan mau mengambil pelajaran dari out-group demi kebaikan kelompok menunjukkan bahwa kelompok informan merupakan kelompok yang kohesif. Para anggota menerima kesepakatan tersebut karena mereka merasa saling memahami satu sama lain lewat interaksi yang terjadi di dalam in-group. Selain kesepakatan untuk membuka diri,
20
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
kelompok informan juga memiliki kegiatan yang selalu mereka lakukan bersama-sama yaitu kegiatan yang berhubungan dengan musik seperti saling berbagi informasi, sehingga selalu ada hal baru yang bisa di eksplor ketika mereka berkumpul. Sesuai dengan karakteristik anak muda menurut Hurlock (2002), mereka akan menyesuaikan diri dengan harapan kelompok, sehingga semua sepakat dan selaras untuk membuka diri. Selain itu, mereka merasa senang untuk mengembangkan konsep diri mereka, karena dalam kelompok para anggota menemukan tempat di mana mereka diterima. Pengembangan konsep diri tersebut dilakukan lewat kegiatan yang biasa mereka lakukan, dengan cara selalu mengeksplor hal baru. Dengan adanya keselarasan yang ditunjukkan, kelompok informan akan dapat menjadi kelompok pertemanan yang kuat. Selain sikap kelompok informan untuk menerima masukan dan pelajaran dari out-group, adanya keterbukaan yang dilakukan informan dan kelompoknya terhadap kelompok lain dan masyarakat umum juga ditunjukkan informan dengan memiliki harapan agar musik indie bisa memiliki kesempatan untuk berkarya dengan bantuan tenaga profesional. Informan ingin musik indie dan mainstream tidak lagi dibeda-bedakan, sehingga masyarakat umum bisa memiliki kesempatan yang sama dengan kelompok indie untuk mendengarkan musik berdasarkan kualitasnya dan wawasan mereka mengenai musik akan bertambah.
Kesimpulan Dari penulisan ini didapatkan beberapa kesimpulan yaitu: •
Kelompok indie memilih untuk tidak mengikuti tren musik mainstream karena memang konsep diri mereka yang ingin menjadi individu yang berbeda dari masyarakat umum.
•
Kelompok indie memilih untuk mendengarkan musik indie karena lebih memiliki kreatifitas, identitas, dan kualitas musik yang baik.
•
Kelompok indie menganggap musik mainstream sebagai musik yang bergantung dengan pasar, naum mereka masih bisa menghargai musik mainstream.
•
Kelompok indie mengenal dan mendapat informasi mengenai musik indie dari adanya interaksi antar sesama kelompok indie.
21
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
•
Hubungan antara kelompok indie dan kelompok mayoritas baik dan tidak pernah terjadi perseteruan atau masalah walaupun terdapat perbedaan dalam menanggapi tren musik.
•
Kelompok indie dapat menjaga hubungan baik dengan kelompok mayoritas dengan cara mencari aspek yang dapat menjadi faktor kecocokan di antara mereka dan membuka diri untuk menerima pelajaran dari kelompok lain yang dapat bermanfaat bagi kelompok mereka.
•
Kelompok indie dapat bertahan di kehidupan sosial dengan cara tidak banyak menyuarakan pendapat mengenai musik mainstream.
Di sisi lain, kelompok indie memiliki harapan berupa: •
Musik indie dapat dinikmati oleh masyarakat umum dan tidak lagi dibeda-bedakan dengan musik mainstream, sehingga mereka bisa mendengar musik atas dasar kualitasnya, bukan hanya sebagai hiburan.
Saran Secara akademik, tulisan ini bisa dijadikan bahan studi yang menarik karena akan memperkaya kajian mengenai komunikasi antarbudaya dalam bidang musik, yaitu antara penikmat musik indie dan mainstream dan juga karakteristik anak muda. Selain itu, saran praktis dapat berupa media sebaiknya harus menyeimbangi sorotan antara musik mainstream dan musik indie. Masyarakat juga agar lebih membuka wawasannya mengenai musik sehingga mengetahui bahwa ada banyak jenis musik yang bisa dinikmati selain musik mainstream. Dengan hal ini, harapan kelompok indie untuk memawa musik indie ke masyarakat umum bisa tercapai. Selain itu, musik indie bisa mendapat kesempatan yang lebih untuk memproduksi karyanya dengan bantuan tenaga profesional. Dengan bantuan sorotan media kepada musik indie, kelompok mayoritas sebaiknya menghilangkan stereotype kepada kelompok indie dan lebih membuka pikirannya seperti yang dilakukan oleh kelompok indie kepada kelompok mayoritas.
22
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
Kepustakaan Buku Turner, West. 2007. Introduction Communication Theory Analysis and Application. New York: McGraw-Hill Education. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sarich, Vincent. 2004. Race: The Reality of Human Differences. Colorado: Westview Press. Weber, Ann L. 1992. Social Psychology. New York: HarperCollins Publisher, Inc.
Gerungan, D.R. W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Lotkhamnga, Seraphina. 2008. Indie Music: The Undefinable Term. Blogcritics Magazine.
Artikel Internet http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://elearning.gunadarma.ac.id/docmo dul/psikologi_umum2/bab4_sikap_manusia.pdf (diakses pada 20 Desember 2013) http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-Perilaku-BentukPerilaku-dan-Domain-Perilaku.html (diakses pada 20 Desember 2013) http://www.archive.org/stream/AgainstPopCultureKomunitasIndieDanPerlawananTerhadapMain streamPopuler/AgainstPopCulturePaperPanel7#page/n1/mode/2up (diakses pada 20 Desember 2013) http://www.ricenpeas.com/docs/indie_vs_mainstream.html (diakses pada 8 Desember 2013) http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/602/587 (diakses pada 8 Desember 2013) http://www.differencebetween.net/miscellaneous/culture-miscellaneous/difference-betweenhipster-and-indie/ (diakses pada 10 Desember 2013)
23
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
http://www.nst.com.my/channels/niexter/mainstream-vs-indie-1.89402 Desember 2013)
(diakses
pada
10
http://truthaboutmusic.com/truthaboutmusic/2009/04/26/indie-is-not-a-real-genre/ (diakses pada 10 Desember 2013) https://www.vocabulary.com/dictionary/trend (diakses pada 29 Desember 2013) http://t.co/1t3TTGXRfc (diakses pada 29 Desember 2013) http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja/ (diakses pada 29 Desember 2013) http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya/ (diakses pada 29 Desember 2013) http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/02/27/-indie-ekspresi-perlawanan-terhadap-budayamainstream-532764.html (diakses pada 30 Desember 2013) http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/mainstream (diakses pada 30 Desember 2013)
Lampiran Perkenalkan saya, Mahasiswa Departemen Komunikasi FISIP UI program studi periklanan yang sedang melakukan penulisan jurnal berhubungan dengan tugas akhir syarat kelulusan. Saya memohon kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner dibawah ini dengan sejujur – jujurnya. Data yang didapatkan dari hasil pengisian kuesioner ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik semata, serta tidak akan memunculkan efek negatif apapun kepada anda sebagai partisipan dari penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Usia: Jenis Kelamin: Domisili:
24
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
a. Pertanyaan mengenai tren
b. Pertanyaan mengenai musik indie
1. Apakah peran tren untuk Anda?
1. Kapan pertama kali Anda mulai
2. Mengapa Anda memilih untuk
mendengarkan musik indie?
tidak mengikuti tren?
2. Darimana
3. Bagaimana Anda bisa menjadi seorang yang tidak mengikuti tren? 4. Apakah
menarik
dibandingkan
perilaku eksplisit bahwa Anda
mainstream?
5. Apakah
Anda
pernah
karena
perbedaan
bagi
Anda musik
4. Apa menurut Anda perbedaan atau
sedang dalam posisi dikucilkan pendapat
yang paling menonjol diantara musik indie dan mainstream? 5. Dari
perbedaan
tersebut,
yang Anda berikan? Jika iya,
apakah akan berpengaruh besar
seperti
terhadap
apa
tindakan
yang
diberikan kepada Anda? iya) Apakah Anda memilih untuk
diam
atau
selera
seseorang
terhadap tren musik?
6. (jika pertanyaan no.5 adalah memberi
6. Siapa musisi/artis indie favorit Anda? Mengapa? 7. Selain
mendengarkan
pembelaan pada sikap Anda?
musiknya, apa yang Anda ikuti
Mengapa?
dari musik indie?
c. Pertanyaan mengenai kelompok 1. Apakah
Anda
d. Pertanyaan
mempunyai
kelompok/perkumpulan tersendiri sesama penggemar musik indie?
mengenai
Anda lakukan dengan kelompok tersebut?
musik
mainstream 1. Bagaimana pandangan Anda mengenai
2. Jika ada, kegiatan apa yang biasa
tren
musik
mainstream? 2. Pernahkah Anda secara terangterangan ‘menjelekkan’ musik
3. Apakah Anda dan kelompok Anda menutup diri kepada masyarakat
3. Apa yang membuat musik indie
menunjukkan
tidak menghindari tren?
mengenal
musik indie? lebih
Anda
Anda
mainstream?
Jika
bagaimana dan mengapa?
25
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
iya,
umum?
3. Adakah
mainstream
4. Apakah Anda dan kelompok Anda
yang Anda sukai? Jika ada,
banyak berinteraksi dan memiliki
musik/musisi jenis apa dan
hubungan baik dengan masyarakat
mengapa?
umum (non-kelompok indie)? 5. Bagaimana
Anda
dengan
masyarakat
walaupun
memiliki
4. Adakah
berinteraksi umum perbedaan
selera musik? 6. Pernahkan perseteruan perbedaan
kemungkinan
bagi
Anda untuk berpindah menjadi pengikut
musik
setelah
mainstream menggemari
musik/musisi tersebut? Anda karena
tersebut?
mengalami adanya Jika
5. Apakah harapan Anda bagi industri musik kedepannya?
ada,
6. Adakah harapan agar musik
ceritakan serta bagaimana Anda
indie bisa menjadi musik yang
menyelesaikannya?
digemari banyak?
musik
26
Minat anak ..., Annisa Kinanti, FISIP UI, 2014
oleh
masyarakat