MEWUJUDKAN GURU PROFESIONAL YANG BERMARTABAT Oleh
Dr. Darhim, M.Si. DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, TANGGAL 18 MARET 2010 1
MARTABAT SUATU BANGSA:
- PANGKAT, - DERAJAT, dan - KEDUDUKAN
KEHORMATAN 2
ARTI MARTABAT (DALAM BAHASA INGGRIS)
• • • • • •
dignity, grade, prestige, rank, status, value 3
PROFESIONAL Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
GURU HARUS PROFESIONAL • Minimal Sarjana (S-1) atau Diploma IV (DIV) • Memiliki Sertifikat Pendidik • Memiliki Kompetensi • Sehat Jasmani dan Rohani • Mampu Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
BAGAIMANA POTRET MARTABAT dan GURU KITA? 6
RANGKING INDONESIA BERDASARKAN HDI DIBANDINGKAN BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2006
NEGARA
TAHUN 1995
2000
2003
2004
2005
2006
Thailand
58
76
74
76
73
74
Malaysia
59
61
58
59
61
61
Philipina
100
77
85
83
84
84
Indonesia
104
109
112
111
110
108
Cina
111
99
104
94
85
81
Vietnam
120
108
109
112
108
109
Sumber: UNDP (1995, 2000, 2003, 2004, 2005 dan 2006)
-40
-60
-80
Source: Pisa database, 2003
60
-100
Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6
Indonesia
80
Portugal Greece Serbia Uruguay Turkey Thailand Mexico
Hungary OECD total Poland Spain Latvia United States Italy Russian Federation
Canada Netherlands Liechtenstein Japan Macao-China Switzerland Belgium Australia New Zealand Iceland Denmark Czech Republic France Sweden Austria Germany Ireland OECD average Slovak Republic Norway Luxembourg
100
Brazil Tunisia
-20
Finland Hong Kong-China Korea
Percentage of students at each level of proficiency on the math overall scale
120 Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Below Level 1
40
20
0
Prestasi Matematika TIMSS 2003 – Kelas 8 Singapore Rata2: 605
Malaysia Rata2: 508
Indonesia Rata2: 411
400 Rendah
475 Menengah
550 Tinggi
Skala Matematika TIMSS – Benchmark Internasional
625 Tingkat lanjut
Penekanan pada Kurikulum Matematika yang Ditetapkan Indonesia
Malaysia
Singapura
Penguasaan Basic Skills
Banyak
Banyak
Banyak
Pemahaman atas Konsep dan Prinsip-prinsip Matematika
Ada
Banyak
Banyak
Penerapan Matematika dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari
Sedikit/ tdk ada
Ada
Banyak
Berkomunikasi Secara Matematis
Sedikit/ tdk ada
Ada
Banyak
Bernalar Secara Matematis
Sedikit/ tdk ada
Ada
Banyak
Kesempatan Pengembangan Profesional di Sekolah untuk Guru Matematika – Kelas 8* Persentase Siswa yang Gurunya Terlibat dalam Pengembangan Profesional 3 Kali atau Lebih dalam Setahun
Indonesia
Malaysia
Singapore
Mendukung Implementasi Kurikulum Nasional
16
49
56
Tujuan Peningkatan Mutu dari Sekolah Sendiri
26
55
67
Penggunaan ICT dalam Pendidikan
14
28
77
*Laporan Kepsek
Tingkat Keikutsertaan Guru Matematika dalam Pengembangan Profesional – Kelas 8* Persentase Siswa yang Gurunya Berpartisipasi dalam 2 Tahun Terkahir
Indonesia
Malaysia
Singapura
Pedagogi Matematika
64
64
78
Content Matematika
57
69
76
Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah
49
72
70
Mengintegrasikan ICT dalam Matematika
21
48
88
*Laporan Guru
14
15
HASIL UJIAN NASIONAL 2009 • 18 % PUTIH: JUJUR • 42 % ABU ABU: DIRAGUKAN • 40 % HITAM: TIDAK JUJUR DALAM UJIAN
ADAKAH PENGARUH PTK DALAM HAL INI ! 20
PERMASALAHAN GURU 1. Jumlah guru yang sangat besar yaitu 2.783.321 orang, termasuk sekitar 477.000 orang adalah guru di bawah Departemen Agama. 2. Pendataan guru yang belum sepenuhnya selesai sehingga sulit untuk mengetahui supply and demand. 21
Lanjutan: PERMASALAHAN GURU
3. Distribusi guru belum merata 4. Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 /D-IV cukup besar sebanyak 63,1% 5. Banyak guru berkompetensi rendah 6. Belum semua guru mendapatkan program peningkatan kompetensi 22
Lanjutan: PERMASALAHAN GURU
7. 8. 9.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga membutuhkan kompetensi (ICT) bagi para guru Guru akan pensiun pada tahun 2010 s/d 2015 sebanyak 300.000 dan memerlukan penggantinya Desentralisasi pengelolaan guru namun kasus-kasus guru selalu dikirim ke pusat untuk menyelesaikannya 23
No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
JENJANG SEKOLAH TK PNS Non PNS SD PNS Non PNS SMP PNS Non PNS SLB PNS Non PNS SMA PNS Non PNS SMK PNS Non PNS MI PNS Non PNS MTs PNS Non PNS MA PNS Non PNS JUMLAH
PNS Non PNS
<= SLTA 110,742 19,977 90,765 417,389 266,331 151,058 39,133 16,060 23,073 1,666 577 1,089 6,301 2,056 4,245 5,172 900 4,272 94,755 4,478 90,277 37,045 886 36,159 10,090 244 9,846
D1 9,440 770 8,670 11,529 7,213 4,316 36,202 29,327 6,875 238 68 170 1,200 345 855 1,341 230 1,111 23,580 4,480 19,100 10,722 621 10,101 2,164 63 2,101
Jenjang Pendidikan D2 D3 32,382 3,097 5,955 336 26,427 2,761 589,034 23,841 505,119 15,328 83,915 8,513 37,446 72,822 25,785 51,441 11,661 21,381 2,883 803 1,839 505 1,044 298 4,082 22,964 2,071 13,853 2,011 9,111 2,842 23,942 834 9,429 2,008 14,513 45,933 9,086 18,267 2,358 27,666 6,728 13,554 22,559 1,615 5,670 11,939 16,889 3,215 10,290 137 1,291 3,078 8,999
S1 18,652 5,134 13,518 207,074 152,090 54,984 299,319 164,388 134,931 4,514 2,644 1,870 189,753 101,752 88,001 120,764 40,282 80,482 31,312 6,997 24,315 95,326 16,687 78,639 65,635 13,605 52,030
S2 115 63 52 1,161 1,077 84 3,277 2,870 407 50 42 8 3,106 2,436 670 1,691 1,054 637 108 45 63 599 234 365 1,321 596 725
S3 1 1 4 2 2 7 4 3 27 5 22 9 3 6 4 1 3 8 2 6
JUMLAH GURU 174,429 32,235 142,194 1,250,032 947,160 302,872 488,206 289,875 198,331 10,154 5,675 4,479 227,433 122,518 104,915 155,761 52,732 103,029 204,774 36,625 168,149 179,809 25,714 154,095 92,723 15,938 76,785
722,293
96,416
731,371
189,404
1,032,349
11,428
60
2,783,321
311,509 410,784
43,117 53,299
561,622 169,749
100,211 89,193
503,579 528,770
8,417 3,011
17 43
1,528,472 1,254,849
SUMBER DATA : DITJEN PMPTK 2005 24
Kualifikasi Guru Madrasah Ibtidaiyah: ≤ D1 ≥ D2
87.988 - 44,5% 109.966 - 55,5%
Madrasah Tsanawiyah: ≤ D2 ≥ D3
68.990 - 31,8% 148.263 - 68,2%
Madrasah Aliyah: ≤ D3 ≥ S1
22.091 - 22,5% 75.895 - 77,5%
Kurang Memadai Sudah Memadai
179.069 - 32,9% 334.124 - 67,1%
REFORMASI GURU 1. Reformasi guru dimulai dari Deklarasi Guru sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh Presiden SBY tanggal 14 Desember 2004, setelah 2 (dua) bulan Beliau dilantik 2. Satu tahun kemudian (15 Desember 2005 diterbitkanlah UU nomor 14 2005 tentang Guru dan Dosen) 26
Lanjutan: REFORMASI GURU 3.
Guru sebagai pekerja profesional sama seperti: tentara, pengacara, apoteker, dokter, akuntan publik, psycholog. Mereka memiliki karakteristik yang tidak bisa disamakan/dicapai dengan mudah karena harus memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu sebagai pekerja profesional
27
Perbandingan Gaji Guru di Beberapa Negara yang Berpartisipasi dalam World Education Indicator (WEI)
Pendidikan Dasar Gaji Permulaa Year n
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
Gaji Tertingg i
Gaji Permulaa n
Gaji Tertingg i
18437
11709
18473
Chile
2003
Egypt
2002/03
1046 …
Indonesia
2002/03
1002
3022
1002
3022
1042
3022
Malaysia
2002
9230
17470
13480
29151
13480
29151
Paraguay
2002
7950
7950
12400
12400
12400
12400
2002/03
9890
11756
9890
11756
9890
11765
2002
3100
3945
3100
4509
3945
5073
Thailand
2003/04
6048
28345
6048
28345
6048
28345
Uruguay
2002
4850
7017
4850
7017
5278
7444
OECD mean
2003
24287
40539
26241
43477
27455
45948
Philippines Sri Lanka
11709
Gaji Permulaan
Gaji Tertingg i
1046 …
11709 …
19302 …
Source: UNESCO-UIS/OECD 2005 Education Trends in Perspective – Analysis of the World Education Indicators
DARI MARPAUNG BLOG (WORDPRESS) SEORANG GURU • Miris rasanya ketika 2 tahun terakhir ini pada tiap tanggal 24 November ketika saya berada di kedai buah saat membelikan oleh-oleh untuk guru dari anak saya, pada saat yang bersamaan pula beberapa orang ibu nyeletuk sambil membayar buah yang ia beli bertanya pada pembeli di sebelahnya ” ibu mau beli buah untuk gurunya juga”? Lantas Ibu itu menjawab “ia bu gurunya minta dibelikan apel, karena hari guru katanya”. Dan kejadian seperti itu juga dialami ibu-ibu lainnya yang berada di kedai buah tersebut. • Alangkah rendahnya guru kita. Sebagai guru merasa malu, betapa kita sudi merendahkan diri dengan mengemis minta dihargai dengan harga yang begitu rendah……. 29
BAGAIMANA KITA MEMBACA ARTI DARI INDIKATOR2 YANG DIPAPARKAN DI ATAS ? • • • • • •
Apakah … PROFESIONAL? Apakah … MENGUASAI SUBJEK? Bagaimana … KINERJANYA? Bagaimana …. MOTIVASINYA? Apakah …. BERMORAL? Apakah… BERMARTABAT?
APA DAN SIAPA YANG SALAH ? 30
MANUSIA BERMARTABAT (1) • Guru Besar FIPB-UI Prof Dr Sapardi Djoko Damono memaparkan, manusia bermartabat hanya bisa dibangun lewat pendidikan,
norma kesopanan, dan budaya. Pendidikan dalam pengertian itu, memiliki ciri kemampuan untuk menguasai kesenian, membaca, dan menulis. “Ciri penting pengertian dari martabat manusia adalah berbudaya,” kata Sapardi pada Sarasehan Kebahasaan dan Kesastraan, di Balai Bahasa Yogyakarta, Selasa (21/10). 31
MANUSIA BERMARTABAT (2) • Penyair yang pernah dibesarkan di Yogyakarta ini (Sapardi) juga mengungkap ada atau tidaknya seseorang berbudaya itu ditentukan oleh martabat-nya. Kesenian, mitos, relegi, bahasa, seni, dan ilmu pengetahuan, misalnya, merupakan faktor penting dalam pembentukan martabat. Sebelum mengenal aksara, masyarakat berusaha untuk menjadi bermartabat dengan menghasilkan segala jenis dongeng lisan. “Dongeng kancil dari dulu tetap sama. Tapi sebenarnya memiliki makna berbeda dengan perkembangan jaman,” kata Sapardi yang kelahiran Solo 20 Maret 1940. 32
KUASAI LEARNING PARADIGM
• LEARNING TO KNOW • LEARNING TO DO • LEARNING TO LIVE TOGETHER • LEARNING TO BE 33
KOMPETENSI GURU (Selain Pesan SNP)
(Malderez & Wedell, 2007:19) 1) Pemahaman tentang (knowing about): Pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan dimanfaatkan oleh guru tentang bagaimana siswa belajar. 2) Pemahaman bagaimana (knowing how): Kemampuan guru untuk memanfaatkan strategi-strategi yang mendukung siswa dan proses belajar, memperhatikan dan menganalisis hal-hal yang terjadi di kelas (noticing atau kepekaan), dan mengembangkan situasi yang mendukung proses belajar. 3) Pemahaman kapan (knowing to): Kompetensi yang dikembangkan oleh guru terampil berdasarkan pengalamannya sehingga dia dapat: memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya pada saat dan dengan cara yang paling tepat sehingga proses pembelajaran siswanya dapat didukung sepenuhnya.
DISASTER FOR STUDENTS ! TEACHERS RANKED BY EFFECTIVENESS (based on ability to improve test scores)
HIGHEST QUINTILE
STUDENT ACHIEVEMENT (measured by test scores)
OUTCOMES (test scores)
HIGH
MIDDLE
LOW LOWEST QUINTILE
After one year the most effective teachers raised results by 53%. After three years this was 83% After one year the least effective teachers raised results by 14%. After three years this was 29%
Net difference = over 50%
35
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN GURU (Permeneg PAN No.16/2009) Pasal 11 Unsur dan sub unsur kegiatan Guru yang dinilai angka kreditnya adalah: (1) Pendidikan, meliputi : – pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah – pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL) prajabatan atau sertifikat. (2) Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, meliputi: – proses pembelajaran, bagi Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran/Rumpun Mata Pelajaran; – proses bimbingan, bagi Guru B K; – melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
LANJUTAN … (Pasal 11) (3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi : – Pengembangan diri; – Publikasi dan Karya Inovatif; – Penghargaan atas prestasi atau dedikasi. (4) Penunjang tugas Guru, meliputi: – melaksanakan pengabdian pada masyarakat/kegiatan sosial kemasyarakatan; – mendapat gelar yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya; dan – kegiatan pendukung lainnya.
• PNS Baru, berstatus 100% belum disebut sebagai Guru Profesional sebelum mengikuti Program Induksi; • Guru Profesional terdiri dari 4 jenjang: JENJAN G 1 2 3 4
PANGKAT GURU PERTAMA GURU MUDA GURU MADYA GURU UTAMA DITPRODIK
GOL III.a dan III.b III.c dan III.d IV.a , IV.b dan IV.c IV.d dan IV.e 38
KERANGKA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BERKELANJUTAN (CPD)
UTAMA IVd-IVe MADYA IVa-IVb-IVc PPGB BERBASIS KOMPETENSI PENGAWAS
PENILAIAN KINERJA GURU S-1/D-IV DAN SERTIFIKAT PENDIDIK
MUDA MUDA IIIc-IIId IIIc-IIId PERTAMA IIIa-IIIb
PROGRAM INDUKSI PPGB BERBASIS KOMPETENSI GURU
PPGB BERBASIS KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
Jenis Guru berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya –Guru Kelas; –Guru Mata Pelajaran; dan –Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor).
TUGAS DAN BEBAN KERJA GURU Tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Beban kerja Guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan sebanyakbanyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. Beban kerja GuruBK atau konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 orang peserta didik per tahun.
PP No.74 Th.2008, Pasal 52: Ditambah, melaksanakan pembelajaran.
Pasal 52, ayat (3): Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam tatap muka dalam satu minggu, dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6 jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap (satminkal) Untuk mencapai 24 jam tatap muka bisa mengajar di sekolah negeri lain, sekolah swasta lain atau perbaikan pembelajaran (remidial) dengan prinsip pembelajaran tuntas.
42
Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Permendiknas ini, dalam keadaan kelebihan guru pada mata pelajaran tertentu di wilayah kabupaten/kota, dapat memenuhi beban mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dengan: a.Mengajar mata pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang diampunya dan/atau mengajar mata pelajaran lain yang tidak ada guru mata pelajarannya pada satuan administrasi pangkal atau satuan pendidikan lain; b.Menjadi Tutor program Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan atau program pendidikan keaksaraan; c.Menjadi guru bina atau guru pamong pada sekolah terbuka;
43
d.
e.
f.
g. h.
Menjadi guru inti/instruktur/tutor pada kegiatan Kelompok Kerja Guru/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP); Membina kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Praja Muda Karana (Pramuka), Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa, Olahraga, Kesenian, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Kerohanian, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Pecinta Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR), Jurnalistik/Fotografi, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sebagainya; Membina pengembangan diri peserta didik dalam bentuk kegiatan pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, sikap dan perilaku siswa dalam belajar serta kehidupan pribadi, sosial dan pengembangan karir diri; Melakukan pembelajaran bertim (team teaching) dan /atau; Melakukan pembelajaran perbaikan (remedial teaching).
44
KEWAJIBAN GURU (Pasal 6) Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah : – merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan; – meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; – bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; – menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan – memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Kewenangan Guru (Pasal 8) (1) Guru berwenang memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru. (2) Kewenangan Guru dilaksanakan sesuai dengan jenjang pangkat dan jabatan fungsionalnya.
PRINSIP SAS
COCOK UNTUK DIADOPSI
SAS ADALAH SPECIAL AIR SERVICE, PASUKAN ANTI TEROR INGGRIS YG SELALU BERHASIL DALAM MENUNAIKAN TUGASNYA DAN SANGAT PROFESIONAL 47
KARAKTERISTIK SAS • GEMBIRA: ENERGIK, ANTUSIAS, OPTIMIS, ENAK DIAJAK KERJA SAMA, BEKERJA LEBIH LAMA • RENDAH HATI: TDK SOMBONG, MAU MENDENGAR, MAU BELAJAR, • SELALU BERFIKIR DAN BERFIKIR UTK MENINGKATKAN KEMAMPUANNYA: PROAKTIF, MANUSIA PEMBELAJAR, PANTANG MENYERAH, TDK MUDAH PUAS 48
SEKOLAH MENJADI TEMPAT STRATEGIS IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN MARTABAT MANUSIA GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN (UU Nomor 14 Tahun 2005) MEMEGANG PERAN YANG SANGAT STRATEGIS 49
• Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan Cerdas dan memperkuat spiritual keimanan, ketakwaan (Olah Hati) dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional & sosial (Olah Rasa)
• Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. • Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang: – membina dan memupuk hubungan timbal balik; – demokratis; – empatik dan simpatik; – menjunjung tinggi hak asasi manusia; – ceria dan percaya diri; – menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta
• Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi Cerdas dan kemandirian dalam intelektual ilmu pengetahuan dan (Olah Pikir) teknologi; • Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif;
Cerdas kinestetis (Olah Raga)
• Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdayatahan, sigap, terampil, dan trengginas; • Aktualisasi insan adiraga.
DUA KEBUDAYAAN BESAR BERPENGARUH TERHADAP MATEMATIKA
• Kebudayaan Cina • Kebudayaan Islam
Sebagai contoh, pada penanggalan kalender Islam dan Cina. Keduanya berdasarkan peredaran bulan, tetapi awal perhitungan berbeda. Ini menunjukkan ada pengaruh budaya dalam metode dan teknik, tetapi pada akhirnya rumusan dan hasilnya sama.
Kurikulum matematika yang digunakan di sekolah di seluruh dunia adalah kurikulum canonical (kurikulum yang berkembang di Yunani). Padahal, belum tentu sesuai dengan kondisi budaya di seluruh penjuru bumi.
Penggunaan kurikulum Canonical tidak salah, namun dalam pembelajaran matematika pendekatan budaya lokal perlu diterapkan agar penguasaan siswa lebih sempurna. Ini terbukti di negaranegara yang berlatar belakang Confucian Heritage Culture (CHC), seperti Singapore, Jepang, Cina, Korea, dan Hongkong (Frederick KS Leung, PR 16 Januari 2010)
Di kelima negara tersebut, menurut Leung, pendekatan etnopedagogis (budaya) diterapkan dalam pengajaran hampir semua bidang ilmu, termasuk matematika. Hasilnya, lima negara itu tertinggi di dunia dalam matematika hampir di seluruh tingkat pendidikan.
PENDIDIKAN KARAKTER VS HAPALAN • Pada 1985, Deng Xiaoping menegaskan pentingnya pendidikan karakter. • Pendidikan yang berorientasi hafalan dianggap membunuh karakter anak. • Setelah itu, guru dan kaum profesional amat dihargai.
KARAKTER “Merupakan Daya Dorong Yang Melandasi Sikap dan Perilaku” ( Si gmund Fr eud)
MODERNISASI CINA DIAWALI DARI SAINS DAN TEKNOLOGI
• Deng Xiaoping pada tahun 1978 mengatakan, bila China ingin memodernisasi pertahian, industri, dan pertahanan, maka yang harus dimodernisasi terlebih dahulu adalah sains dan teknologi serta menjadikannya kekuatan produktif.
Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah untuk membentuk Guru Profesional, Bermartabat, dan Sejahtera antara lain:
62
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Peningkatan Kualifikasi
Maslahat Tambahan 8
Tunjangan Guru 7
Perencanaan Kebutuhan Guru 6
1
Sertifikasi guru 2
GURU 2,7 JUTA
Peningkatan Kompetensi
3
Pengembangan Karir Penghargaan dan perlindungan
4
5
63
64
INFORMASI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
Telah lulus sertifikasi 800 ribu (sd tahun 2009) Kuota tahu 2010 sebanyak 200 ribu Kuota Jawa Barat (UPI dan Mitra) 31.433 (terdiri dari guru wajar dikdas 25.400 dan guru dikmen 6.033) Dana tersedia di LPMP Jawa Barat (untuk penilaian potofolio dan PLPG)
PEMETAAN KOMPONEN PORTOFOLIO KE DALAM KOMPETENSI GURU KOMPONEN PORTOFOLIO (Sesuai PP No 74/2008 Tentang Guru)
KOMPETENSI GURU PED
KEPRI
SOS
PROF
1. Kualifikasi Akademik
√
√
2. Pendidikan dan Pelatihan
√
√
3. Pengalaman Mengajar
√
4. Perenc & Pelaks Pembelajaran
√
5. Penilaian Atasan & Pengawas
√
6. Prestasi Akademik
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
7. Karya Pengembangan Profesi √
8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah 9. Pengalmn Org dlm Bid Kepend & sosial 10 Penghargaan yg Relevan dg Bid Pend
√
√
√
√
√
√ √
66
1500 850 849 841 840
Lulus Portofolio Melengkapi Adm Melengkapi berkas Portofolio (substansi) PLPG
0
67
SERTIFIKASI CALON GURU PRAJABATAN (MELALUI PENDIDIKAN PROFESI) Calon Guru sebelum mengikuti test CPNS harus sudah memiliki ijazah S1/D-IV dan sudah bersertifikat pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Calon Guru TK
Latar Belakang Pendidikan
Beban Belajar Pendidikan Profesi Guru
S1 PGTK
18 – 20 sks
S1 Kependidikan
36 – 40 sks
S1 Psikologi
36 – 40 sks
S1 PGSD
18 – 20 sks
S1 Kependidikan
36 – 40 sks
S1 Psikologi
36 – 40 sks
SMP
S1 Kependidikan/non kependidikan
36 – 40 sks
SMA
S1 Kependidikan/non kependidikan
36 – 40 sks
SMK
S1 Kependidikan/non kependidikan
36 – 40 sks
SD
68
SERTIFIKASI BERDASARKAN PP 74 TAHUN 2008
PP No.74 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2008
ATURAN PERALIHAN Pasal 65 Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: a. Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat Pendidik memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan; b. Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik secara langsung apabila: 1) sudah memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau 2) sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.
ATURAN PERALIHAN c. Guru dalam jabatan yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan yang diampunya, keikutsertaannya dalam pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 atau uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang diikutinya dilakukan berdasarkan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya; d. Guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) pada satuan pendidikan yang belum memenuhi ketentuan rasio peserta didik terhadap Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 tetap menerima tunjangan profesi.
ATURAN PERALIHAN Pasal 66 Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Guru Dalam Jabatan yang belum memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV, dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik apabila sudah: a. mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 (dua puluh) tahun sebagai Guru; atau b. mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a. Pasal 67 Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima) tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik.
1.
GURU MADYA GOL. IVa, IVb & IVc
1. 2. 3. 4. 5.
2. 3. 4. 5.
PENDIDIKAN PROFESI BERKELANJUTAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) SEMINAR ILMIAH; PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT)
1. PENDIDIKAN PROFESI GURU BERKELANJUTAN 2. PENULISAN KARYA ILMIAH (KTI); 3. PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT)
PENDIDIKAN PROFESI GURU BERKELANJUTAN; KEKEPALA SEKOLAHAN; KEPENGAWASAN; PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT) PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
GURU PERTAMA GOL. IIIa & IIIb
PNS (100%) LULUSAN SI/D-IV KEPENDIDIKAN/ NON KEPENDIDIKAN
TES BAKAT SKOLASTIK
PENDIDIKAN PROFESI GURU: GURU TK (18-20 SKS) GURU SD (18-20 SKS) GURU SMP(36-40 SKS) GURU SMA(36-40 SKS) GURU SMK(36-40 SKS)
TES PENGETAHUA N UMUM TES POTENSI AKADEMIK
CPNS (80%)
PRA JABATAN DAN PROGRAM INDUKSI
73
74
TERIMA KASIH