49
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Karakterisik Penelitian 3.1.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pada data sekunder dalam runtun waktu tahun 2000 hingga tahun 2007 diperoleh dari laporan tahunan dan bulanan Bank Indonesia dengan tujuan untuk melihat
perkembangan perbankan syariah di Indonesia, dan laporan
tahunan dan ulanan Bank BNI Syariah selama kurun waktu tahun 2000 hingga 2007 mengenai perkembangan produk syariah khususnya tabungan syariah plus. Data primer diperoleh penulis dari Bank BNI Syariah di Jakarta, melalui pengisian kuesioner oleh nasabah yang menggunakan produk tabungan syariah plus. Dengan demikian data yang digunakan penulis merupakan data crosssection. Untuk menguji tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, data yang digunakan adalah data primer.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank BNI Syariah di Jakarta, yakni Bank BNI Syariah Jakarta Timur dan Bank BNI Syariah Jakarta Selatan. Pada Bank BNI Syariah Jakarta Timur, responden diperoleh dari kantor cabang BNI Syariah yang berlokasi di daerah Rawamangun dan beberapa kantor cabang pembantu BNI Syariah diantaranya, Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Syariah Kalimalang dan Kantor Cabang Pembantu BNI Syariah Bekasi. Demikian pula Bank BNI Syariah Jakarta Selatan, responden diperoleh dari kantor cabang
50
pembantu BNI Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan kantor cabang pembantu BNI Syariah (lantai 2) kantor besar BNI Sudirman. Dalam penelitian ini, Waktu penelitian dimulai dari Februari 2008 hingga Maret 2008. Jadwal penelitian disesuaikan dengan hari banyaknya jumlah nasabah yang menabung pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Informasi mengenai hari banyaknya jumlah nasabah yang menabung di Bank BNI Syariah diperoleh dari pegawai Bank BNI Syariah di setiap Cabang Jakarta.
3.1.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah nasabah Bank BNI Syariah di wilayah Jakarta yang berjumlah 150 orang dan merupakan nasabah yang menggunakan produk tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Pada penelitian, populasi diambil secara acak dan sesuai dengan nasabah yang menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Namun, tidak semuanya nasabah menjadi sampel dalam penelitian. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data yang diberikan nasabah dalam pengisian kuesioner, Oleh karena itu, sampel responden dalam penelitian ini hanya berjumlah 144 orang yang benar-benar sesuai dengan kriteria penelitian.
3.2 Model Analisis Data penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan hipotesis yang dirumuskan. Model dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah:
51
Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + β 3 X3i + ei Keterangan: 1. Variabel Ekonomi
(X1i,)
2. Variabel Pelayanan
(X2 i)
3. Variable Motivasi
(X3 i)
4. Tabungan Syariah Plus
(Yi)
Koefisien β1, β2, β3 menunjukkan nilai koefisien jangka pendek dari variabel X1i, X2i, X3i. Model tersebut ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikansi dan nilai elastisitas perubahan masing-masing variabel penjelas yang akan mempengaruhi tabungan syariah plus.
3.3
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dan dengan alat bantu software E-Views 4.1 dan SPSS 15. Metode yang digunakan adalah metode survei dan analisis data dengan Regresi Linier dengan melihat adanya pengaruh ekonomi, pelayanan, dan motivasi yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung di Bank BNI Syariah di Jakarta. Data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Total responden yang diteliti sebanyak 144 orang adalah nasabah yang menggunakan produk Tabungan Syariah Plus. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
52
3.3.1 Pembuatan Alat Ukur Kuesioner 3.3.1.1 Skala Likert Dalam pemberian skoring, setiap jawaban yang diberikan oleh responden diberi skor dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya, dalam prosedur skala likert dengan menggunakan ukuran ordinal dan dengan bobot sesuai nilai dari 1 hingga 4, yaitu sangat setuju (4), setuju (3), ragu-ragu (2), tidak setuju (1) ; sangat tahu (4), tahu (3), kurang tahu (2), tidak tahu (1), sangat cepat (4), cepat (3), kurang cepat (2), tidak cepat (1), a (1), b (2), c (3), d (4), e (5). (Sugiyono, 1999). Variabel Ekonomi terdiri dari 2 pertanyaan dengan 5 pilihan (a, b, c, d, e). Variabel Pelayanan terdiri dari 3 pertanyaan dengan 4 pilihan (SS, S, R, TS). Variabel motivasi terdiri dari 3 pertanyaan dengan 4 pilihan (SS, S, R, TS).
3.3.1.2 Uji Validitas Validitas sebagai alat pengumpul data menurut Sugiyono(1998), validitas konstruk merupakan metode yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kuesioner, yaitu melalui korelasi produk momen, antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: r
N X X N Y Y
Keterangan: r = Koefiisien reliabilitas X = Skor Pernyataan Y = Skor Total
N ( XY ) ( X Y 2
2
2
2
53
Dari hasil uji validitas memperlihatkan bahwa semua pertanyaan pada variabel ekonomi, variabel motivasi, dan variabel pelayanan adalh valid, berdasarkan kriteria uji validitas, yang menunjukkan nilai dari setiap pertanyaan lebih besar dari 0,3. Sehingga instrumen dari setiap variabel dapat digunakan untuk pengujian metode selanjutnya.
3.3.1.3 Uji Reliabilitas Penelitian ini akan menggunakan pengujian reliabilitas varabel dengan teknik dari Spearman Brown dengan rumus (Sugiyono, 1999), adalah sebagai berikut:
r
2rb 1 rb
Keterangan: ri
: reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
: korelasi momen produk antara belahan pertama dengan kedua
Hasil uji reabilitas pada penelitian memperlihatkan bahwa hampir semua pertanyaan pada setiap variabel teruji reabilitasnya, karena lebih besar dari rtabel (144) = 0,1 dan ada satu pertanyaan dari variabel motivasi yang menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut tidak reliabel terhadap motivasi nasabah menabung di Bank BNI Syariah. Namun, instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji metode selanjutnya (Simamora, 2004).
54
3.3.1.4 Analisis Deskriptif Analisis dekriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Analisis deskriptif ini digunakan untuk keperluan analisis selanjutnya.
3.4 Pengujian Model Suatu model dikatakan baik jika sesuai dengan kaidah statistik, ekonometrika dan ekonomi. Kriteria ekonometrika dapat dilihat dari pengujian terhadap asumsi klasik, yaitu tidak adanya autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas dalam model (Gujarati, 2003).
3.4.1 Pelanggaran Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Multikolonearitas Multikolonearitas digunakan untuk melihat adanya hubungan linear antarvariabel independen dalam model regresi. Kondisi terjadinya multikolinear ditunjukkan oleh: a. Nilai R2 yang tinggi, tetapi variabel yang independen banyak yang signifikan. b. Menghitung
koefisien
korelasi
antarvariabel
koefisien rendah, tidak terdapat multikolinearitas.
independen.
Apabila
55
c. Dengan menggunakan regresi auxiliary untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen (misalnya X3 dan X2) yang secara bersama-sama mempengaruhi satu variabel indepen yang lainnya (misalnya X1) > 0.89 dan setiap persamaan dihitung nilai F-nya. Jika nilai Fhitung < Fkritis pada dan derajat kebebasan tertentu, maka model tidak mengandung multikolinearitas.
3.4.1.2 Uji Heterokedastisitas Suatu Fungsi dikatakan baik apabila memenuhi asumsi homokedastisitas (tidak ada heterokedastisitas) atau memiliki ragam error yang sama. Gejala adanya heterokedastisitas dapat ditunjukkan oleh Probability Obs*R-squared pada uji White Heterokedasticity. Hipotesis: Ho
:β=0
H1
:β=0
Kriteria Uji: Probability Obs*R-squared < , maka tolak Ho Probability Obs*R-squared > , maka terima Ho Jika Ho ditolak maka terdapat gejala heterokedastisitas pada model. Sebaliknya jika Ho diterima maka pada model tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
56
3.4.1.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Walaupun demikian, autokorelasi bisa terjadi pada data yang bersifat antarobjek (cross section). Untuk mengidentifikasi ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, maka dapat dilakukan pengujian: a. Uji Durbin-Watson Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang digunakan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model (Gujarati). Uji ini dapat dilihat pada rumus berikut: persamaan 1: iN
d
e i 2
i
ei 1
i2
e
2
i
1 2
dimana nilai D-W statistik adalah antara 0 hingga 4 Persamaan 2:
d
e 2 i e 2 t 1 2 ei ei 1 iN
e i 2
Karena
2
e t hanya
dapat dirumuskan:
2 i
berbeda satu observasi, maka
2 e
t-1 =
2
e t,
57
persamaan 3: ei ei 1 d 2 1 e 2 i Keterangan: d : Durbin Watson t : rasio Dengan menggunakan Formulasi pada persamaan 1, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, dapat diuji dengan melihat D-Wstatistik dibandingkan dengan nilai D-W tabel dengan syarat berikut: 1. Bila 0 < D-W statistik dL maka tolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi. 2. Bila dL D-W statistik dU maka tidak ada autokorelasi. 3. Bila 4 - dL < D-W statistik < 4 maka tolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi. 4. Bila 4 - dU D-W statistik 4 - dU maka tidak ada autokorelasi. b. Uji Breusch-Godfrey Correlation LM Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, maka dapat dilakukan dengan melihat probability Obs*R-squared pada uji Breusch-Godfrey Correlation LM. Hipotesis: Ho
:β=0
H1
:β=0
58
Kriteria Uji: Probability Obs*R-squared < , maka tolak Ho Probability Obs*R-squared > , maka terima Ho Jika Ho ditolak maka terjadi autokorelasi (positif atau negatif) dalam model. Sebaliknya jika Ho diterima maka tidak autokorelasi dalam model.
3.4.1.4 Uji Normalitas Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya suatu model, maka dapat dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan Chi-square Probability Distribution, dengan membandingkan nilai J-B X2
hitung
dengan nilai X2tabel (tabel Chi-square) dengan kriteria keputusan
sebagai berikut: 1. Bila nilai J-B (X2 hitung) > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual yang berdistribusi normal ditolak. 2. Bila nilai J-B (X2 hitung) < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak