Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
MENUMBUHKAN TINDAK PIKIR KREATIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PACE Indah Setyo Wardhani Universitas Trunojoyo Madura email:
[email protected]
Abstrak: Tindak berpikir kreatif sangat diperlukan masyarakat guna pengambilan keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan kompleks. Matematika sebagai disiplin ilmu yang membutuhkan tindak berfikir kreatif mengambil peran penting dalam menunjang pengambilan keputusan. Berpikir kreatif nampak dalam bentuk kemampuan menemukan hubungan-hubungan yang baru serta memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang biasanya. Tindak pikir kreatif dalam matematika dapat dimulai dari Sekolah. Dalam menumbuhkan tindak berfikir kreatif, siswa/mahasiswa dalam mempelajari matematika di sekolah/perguruan tinggi diharapkan tidak hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh guru/ dosen tetapi memahami bagaimana alur dari penyelesaian soal tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis adalah model pembelajaran PACE. PACE merupakan model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme yang memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise). Model pembelajaran PACE baik untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena dapat menumbuhkan tindak berpikir kreatif matematis. Kata Kunci: tindak berfikir kreatif, model pembelajaran PACE
yang kadang disalahgunakan oleh oknum
PENDAHULUAN yang
tertentu, meningkatnya jumlah penduduk,
sangat komplek yang terjadi akhir-akhir
semakin banyak limbah industri dan
ini menuntut masyarakat untuk dapat
masih banyak permasalahan lainnya.
berfikir kreatif dalam menyikapinya.
Patut
Permasalahan utama yang kerap dimuat
permasalahan kehidupan membutuhkan
dalam media utama di berbagai surat
kemampuan berfikir secara terstruktur.
kabar seperti menguatnya dollar AS yang
Artinya, dibutuhkan kemampuan berfikir
berdampak pada naiknya harga bahan
yang berpola keteraturan dari masalah
makanan pokok, kecanggihan teknologi
sederhana ke masalah yang kompleks.
tanpa batas melalui berbagai media
Dalam mewujudkan kemampuan ter-
Permasalahan
kehidupan
disadari,
dalam
menyikapi
elektronik seperti facebook dan internet Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
31
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
struktur dibutuhkan tindak pikir secara
berpikir kreatif sesungguhnya adalah
kreatif.
suatu kemampuan berpikir yang berawal
Kemampuan berfikir secara kreatif
dari adanya kepekaan terhadap situasi
merupakan buah dari semua bidang
yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu
disiplin
terlihat
ilmu
(Siswono,
termasuk
2013).
matematika
Pada
dasarnya
atau
teridentifikasi
adanya
masalah yang ingin harus diselesaikan.
matematika mempelajari tentang pola
Untuk
keteraturan,
yang
berpikir kreatif, dosen harus menciptakan
terorganisani (Ruseffendi, 1980: 50).
kondisi kelas yang merangsang kepekaan
Dalam
proses
mahasiswa melalui pemberian tugas baru
keteraturan dalam memahami sebuah
dengan cara: (1) menyelesaikan soal
permasalahan
dengan cara yang lain; (2) mengajukan
tentang
matematika
struktur
diajarkan
yang
diawali
dari
mengembangkan
kemampuan
permasalahan yang sederhana sampai
pertanyaan
permasalan yang kompleks. Konsep-
mengajukan pertanyaan-apa yang salah;
konsep dalam matematika tersusun secara
serta (4) mengajukan pertanyaan-apa
hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis
yang akan kamulakukan (Krulik &
(Ruseffendi,
Rudnick,
1999).
dalam memahami matematika akan dapat
matematika
perlu
menumbuhkan bagaimana cara bersikap,
kemampuan
berfikir
bertindak, dan bernalar. Matematika lebih
kreatif, karena adanya beberapa alasan
menekankan aktivitas dalam dunia rasio
menurut
(penalaran)
(Tinggih,
1972:
5).
matematika begitu kompleks dan luas
Matematika
terbentuk
dari
hasil
sehingga tidak cukup diajarkan dengan
1980:
50).
Keteraturan
bagaimana
Davis
(3)
Pembelajaran menekan atau
(1984),
bertindak
yaitu:
dengan
penalaran
menemukan solusi yang asli (original)
(Ruseffendi, 1980: 148). Terbangunnya
saatmemecahkan masalah, (3) pendidik
pengetahuan, penalaran, dan proses buah
dapat mengetahui kontribusi asli dan
dari pemikiran. Aktifitas dari pemikiran
menakjubkan dari peserta didik, (4)
tersebut
pembelajaran matematika dengan hafalan
dapat
dan
terjadi
jika
manusia
mampu berfikir secara kreatif.
Menurut
pembelajaran Sabandar
matematika. (2008),
dapat
dan masalah rutin membuat peserta didik
Berfikir kreatif perlu ditekankan dalam
didik
(1)
hafalan,
proses,
peserta
pada
pemikiran manusia yang berhubungan ide,
(2)
jika;
bahwa
tidak termotivasi dan kemampuannya menjadi
rendah,
(5)
Originalitas
(keaslian) merupakan sesuatu yang perlu
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
32
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
diajarkan, seperti membuat pembuktian
Aktifitas dalam model pembelajaran
dari menemukan teorema-teorema, (6)
PACE dapat membuahkan tindak berfikir
Kehidupan nyata sehari-hari memerlukan
kreatif karena fokus pembelajarannya
matematika, masalah sehari-hari bukan
menekankan belajar aktif secara mental
hal rutin yang memerlukan kreativitas
dengan
dalam menyelesaikannya. Melihat begitu
kemampuan berpikir kreatif.
pentingnya
pembelajaran
matematika
tujuan
untukmeningkatkan
Dikarenakan
pentingnya
hal
yang menekankan berpikir kreatif, maka
tersebut dalam pembelajaran matematika,
diperlukan suatu strategi atau model
maka akan dikaji lebih jauh secara
pembelajaran untuk tujuan tersebut.
teoritis
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif
matematis
mengenai
penerapan
Model
pembelajaran PACE dalam meningkatkan
dalam
tindak berpikir kreatif matematis. Melalui
matematika, maka diperlukan upaya yang
kajian ini diharapkan dapat menjadi suatu
sungguh-sungguh oleh guru/ dosen untuk
referensi serta wacana bagi para praktisi
mengelola
pendidikan matematika dalam upaya
pembelajaran
dengan
memberikan kesempatan kepada siswa/
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
mahasiswa untuk secara aktif terlibat
yang lebih efektif dan efisien.
dalam pengkajian materi dan dapat mengkonstruksi konsep-konsep dengan
TINDAK BERFIKIR KREATIF
kemampuan sendiri. Salah satu model
Tindak
Pikir
Kreatif
dimaknai
atau
aktivitas
pembelajaran yang dapat merangsang
sebagai
terwujudnya kemampuan berfikir kreatif
melakukan berpikir kreatif, atau ketika
adalah
berpikir
model
Model
pembelajaran
pembelajaran
PACE.
PACE
di-
sehingga
tindakan
kreatif tidak
harus
diwujudkan,
cukup
hanya
kembangkan oleh Lee (1999) yang
memikir saja tanpa berbuat (Siswono,
merupakan
Proyek
2013). Weisberg (2006) mengartikan
(Activity),
berpikir kreatif mengacu pada proses-
Pembelajaran kooperatif (Cooperative
proses untuk menghasilkan suatu produk
Learning)
(Exercise).
kreatif yang merupakan karya baru
Mahasiswa yang diajarkan oleh Model
(inovatif) yang diperoleh dari suatu
pembelajaran PACE jauh lebih terlibat
aktivitas/ kegiatan yang terarah sesuai
dalam pembelajaran aktif melalui kerja
tujuan. Tindak berfikir kreatif tumbuh
kelompok dan diskusi kelas (Lee, 1999).
dan
(Project),
singkatan
dari
Aktivitas
dan
Latihan
bersinergi
dengan
kreativitas.
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
33
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
Kreativitas dapat menciptakan produk
berpikir kreatif, tentunya membutuhkan
berpikir untuk menghasilkan sesuatu
ketekunan, disiplin diri, meliputi aktivitas
yang baru dan berguna. Kreativitas
mental sebagai berikut:
seseorang dapat ditinjau dari prosesnya.
1.
Mengajukan pertanyaan
Proses untuk menghasilkan suatu produk
2.
Mempertimbangkan informasi baru
kreatif inilah yang disebut dengan proses
dan ide yang tak lazim dengan
berpikir kreatif. McGregor (2007: 169)
pikiran terbuka
menyatakan
bahwa
berpikir
kreatif
3.
Membangun
keterkaitan,
adalah salah satu jenis berpikir yang
khususnya di antara hal-hal yang
mengarah pada pemerolehan wawasan
berbeda
baru, pendekatan baru, perspektif baru,
4.
atau cara baru dalam memahami sesuatu. Biasanya, berpikir kreatif akan terjadi
Menghubung-hubungkan berbagai hal yang bebas
5.
Menerapkan imajinasi pada setiap
jika siswa diberi soal-soal atau masalah-
situasi untuk menghasilkan hal baru
masalah yang menantang.
dan berbeda
Berpikir kreatif menurut Munandar
Penilaian terkait tindak berpikir
(1999) merupakan kemampuan berpikir
kreatif
divergen yang berdasarkan data atau
kriteria atau indikator dari berpikir kreatif
informasi
dalam
yang dirumuskan oleh peneliti atau
kemungkinan
penggunanya (Siswono, 2013). Guilford,
jawaban terhadap suatu masalah, dimana
Torrance, Wallach dan Kogan, Getzels
penekanan pada kuantitas,ketepatgunaan,
dan
dan keragaman jawaban. Sedangkan
berpikir divergen untuk menilai berpikir
Johnson (2010: 214) berpendapat bahwa
kreatif
berpikir
sebuah
gunakan isi dan instruksi yang bervariasi,
kebiasaan dari pikiran yang dilatih
tetapi berpikir divergen sama meminta
dengan
intuisi,
respons-respons
meng-
dinilai menggunakan kriteria kefasihan
ungkapkan kemungkinan kemungkinan
(fluency), fleksibilitas, keasliaan, dan
baru, membuka sudut pandang yang
elaborasi ide-ide. Indikasi berpikir kreatif
menakjubkan, dan membangkitkan ide-
dalam matematika menggunakan ketiga
ide yang tak terduga. Johnson (2010:
indikator
215) juga menyatakan bahwa untuk dapat
Presmeg, Silver (1997), dan Torrance
yang
menyelesaikan
kreatif
tersedia
banyak
merupakan
memerhatikan
menghidupkan
imajinasi,
sebenarnya
Jackson
bergantung
menggunakan
seseorang.
tanpa
pada
kriteria
Meskipun
yang
meng-
berganda
elaborasi,
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
dan
seperti
34
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
(dalam
Yuan
Elaborasi
&
tidak
Sriraman,
ISSN 2460-7800
2011).
digunakan
kebaruan dan fleksibilitas dalam memecahkan maupun mengajukan masalah. Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan dan kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan maupun mengajukan masalah. Peserta didik mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan maupun mengajukan masalah. Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan dalam memecahkan maupun mengajukan masalah Peserta didik tidakmampu menunjukkan ketiga aspek indikator berpikir kreatif
karena
dianggap tidak tepat menggambarkan
Tingkat 3 Kreatif
kemampuan memerinci ide matematis. Mann
(2005)
merumuskan
indiator
berpikir kreatif dalam matematika terdiri dari 6 kemampuan, yaitu: (1) Ability to formulate
mathematical
concerning
cause
hypotheses
and
effect
in
mathematical situations; (2) Ability to determine
patterns
in
Tingkat 2 Cukup Kreatif
mathematical
situations; (3) Ability to break from established mind sets to obtain solutions
Tingkat 1 Kurang Kreatif Tingkat 0 Tidak Kreatif
in a mathematica situation; (4) Ability to consider
and
evaluate
unusual
mathematical ideas, to think through the possible
consequences
for
a
MODEL PEMBELAJARAN PACE Model pembelajaran PACE yang merupakan
singkatan
dari
Proyek
mathematical situation; (5) Ability to
(Project),
sense what is missing from a given
Pembelajaran kooperatif (Cooperative
mathematical
ask
Learning) dan Latihan (Exercise) ini
questions that will enable one to fill in
dikembangkan oleh Lee (1999).Model
the
information;
pembelajaran PACE ini menganut teori
(6). Ability to split general mathematical
pembelajaran kontruktivisme. Dimana
problems into specific sub problems
dalam
(siswono, 2013). Kemampuan tersebut
siswa/mahasiswa
bertingkat
melalui tantangan masalah, kerja dalam
situation
missingmathematical
seperti
and
to
digunakan
pen-
Aktivitas
kontruktivisme,
(Activity),
ada
yang
aktivitas
diwujudkan
jenjangan kemampuan berpikir kreatif
kelompok
(Siswono, 2008) sebagai berikut.
(Suherman dkk, 2003: 75). Aktivitas
Tabel 1. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif
dalam kontruktivisme ini sejalan dengan aktivitas
Tingkat
Karakteristik
Tingkat 4 (Sangat Kreatif)
Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan atau
kecil,
dan
diskusi
mahasiswa/siswa
pada
kelas
saat
diajarkan dengan model pembelajaran PACE.
Dalam
model
pembelajaran
PACE menekankan pembelajaran aktif
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
35
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
melalui kerja kelompok dan diskusi kelas
Proyek
(Lee, 1999).
kelompok. Mereka dapat memilih sendiri
Model didasarkan
pembelajaran pada
PACE
prinsip-prinsip:
mengutamakan
(1)
dilakukan
dalam
bentuk
topik yang dianggap menarik. Mereka diminta
untuk
mencari
solusi/
pengkonstruksian
penyelesaian dari permasalahan yang
pengetahuan sendiri melalui bimbingan,
dipilihnya. Mereka diharuskan membuat
(2) praktik dan umpan balik merupakan
laporan dari proyek yang dikerjakan.
unsur
Dalam
pentingdalam
konsep-konsep
mempertahankan
baru,
ini,
siswa/mahasiswa
(3)
dituntut untuk terlibat secara aktif dan
mengutamakan pembelajaran aktif dalam
kreatif.Melalui proyek, mahasiswa lebih
memecahkan suatu masalah (Lee, 1999).
memahami
Model
meningkatkan retensinya serta dapat
pembelajaran
dikembangkan Statistika
serta
proyek
PACE
dalam
sudah
pembelajaran
Matematika.
Hal
ini
dikarenakan dalam mata kuliah tersebut
menggali baik
lebih
banyak
membutuhkan
dan
kemampuan
kemampuan
dapat
matematisnya,
kognitif
maupun
afektif.
jarang menggunakan teknologi komputer, justru
konsep
Pembelajaran
Kooperatif
(Co-
operative Learning) merupakan awal dari
analisis teori yang bersifat abstrak dan
kontuktivisme
social
(socio
lebih menekankan pada aspek penalaran
contructivism)
(Subanji,
2013:158).
deduktif, maka Model PACE dalam
(Slavin,
Statitika
pembelajaran
tersebut
akan
dilakukan
1997)
mengembangkan
kooperatif
basedpaper. Dengan kata lain, pem-
definisikan
belajaran menggunakan Lembar Kerja
pembelajaran
dimana
siswa/ mahasiswa (LK).
bersama-sama
dalam
Proyek
(Project)
suatu
menmetode
siswa
belajar
kelompok
dan
model
anggota dalam kelompok tersebut saling
pembelajaran ini merupakan sektor yang
bertanggung jawab satu dengan yang
sangat penting dalam penerapan model
lain.
pembelajaran PACE. Laviatan (2008)
kooperatif menurut subanji (2013:160)
mengatakan bahwa proyek merupakan
meliputi:
bentuk pembelajaran yang inovatif yang
kelompok
menekankan pada kegiatan kompleks
menuntaskan
dengan tujuan pemecahan masalah yang
kelompok dibentuk secara heterogin, (3)
berdasarkan
kelompok diupayakan terdiri atas ras,
pada
dalam
sebagai
dan
kegiatan
inkuiri.
Ciri-ciri
(1)
dari
siswa
secara materi
pembelajaran
bekerja
dalam
kooperatif
guna
belajarnya,
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
(2)
36
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
budaya, suku, dan jenis kelamin yang
materi. Melalui LKA, siswa/mahasiswa
berbeda, (4) penghargaan berorientasi
diberikan kesempatan untuk menemukan
pada kelompok daripada individu. Ciri-
sendiri konsep yang akan dipelajari.
ciri dalam pembelajaran kooperatif ini
Dalam
sejalan
melibatkan
dengan
prinsip-prinsip
menemukan
konsep
pembelajaran
ini,
kooperatif.
pembelajaran dalam model pembelajaran
Pembelajaran kooperatif ini dilaksanakan
PACE.
di kelas. Pada pembelajaran tersebut,
Aktivitas (Activity) dalam Model
mahasiswa bekerja di dalam kelompok
pembelajaran PACE bertujuan untuk
dan harus mendiskusikan solusi dari
siswa/ mengenalkan mahasiswa terhadap
permasalahan
informasi atau konsep-konsep yang baru.
Diskusi (LKD). LKD merupakan bentuk
Hal ini dilakukan dengan memberikan
dari Lembar Kerja siswa/ mahasiswa
tugas
Kerja
(LK) untuk mempelajari materi selain
Aktivitas (LKA). Ada beberapa hal yang
LKA. Melalui LK, siswa/mahasiswa
perlu diperhatikan dalam memberikan
berkesempatan
tugas, yaitu bahwa pemilihan tugas harus
temuan-temuan yang diperoleh pada saat
memperhatikan topik matematika yang
diskusi.
relevan, pemahaman, minat, pengalaman
pertukaran
mahasiswa, dan cara mahasiswa belajar
melengkapi
sehingga
matematika (Sumarmo, 2007). Metode
mempunyai
pemahaman
pemberian
tugas
1984)
terhadap suatu konsep. Dari aktivitas ini
merupakan
salah
yang
siswa/mahasiswa didorong supaya belajar
dilakukan
oleh
dalam
bentuk
Lembar
(Alipandie, satu
cara
guru/dosen
untuk
secara
dalam
Lembar
untuk
Selama
Kerja
mengemukakan
diskusi,
informasi
bermakna,
terjadi
yang
saling
mahasiswa yang
tidak
benar
sekedar
memberikan tugas kepada mahasiswa
menghafal atau mengikuti pengerjaan,
yang dikerjakan di luar jam sekolah/
meningkatkan
perkuliahan. NCTM (2000) menguraikan
penerapan matematika secara mendalam,
bahwa tugas matematika adalah suatu
menghubungkan konsep yang sudah dan
pertanyaan, masalah pengkonstruksian,
akan
penerapan dan latihan yang diberikan
mahasiswa menemukan hubungan antar
kepada
konsep.
mahasiswa.
Lembar
kerja
Aktivitas (LKA) merupakan salah satu bentuk
dari
mahasiswa
Lembar
(LK)
untuk
Kerja
dipelajari,
pemahaman
serta
dan
membantu
Latihan (Exercise) dalam Model
siswa/
pembelajaran PACE bertujuan untuk
mempelajari
memperkuat konsep-konsep yang telah
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
37
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
dikonstruksi pada tahap aktivitas dan
berikan
pembelajaran kooperatif dalam bentuk
Diskusi) ke setiap kelompok terkait
penyelesaian
ini
dengan materi yang dibahas. Ini
siswa/mahasiswa
merupakan kelanjutan dari LKT
berupa tugas tambahan yang termuat
dan memiliki tingkat kesulitan yang
dalam Lembar Kerja Latihan (LKL) agar
lebih
penguasaan terhadap materi lebih baik
mahasiswa berkesempatan untuk
lagi. Tahap latihan merupakan refleksi
mengemukakan
atas hasil usaha siswa/mahasiswa seperti
yang diperoleh pada saat diskusi
dalam Polya pada langkah ke-4 nya, yaitu
agar terjadi pertukaran informasi
memeriksa kembali hasil dan proses
sehingga
(Polya, 1981: 16).
yang benar terhadap suatu konsep.
diberikan
soalsoal. kepada
Adapun
Latihan
langkah-langkah
pem-
4.
LKD
tinggi.
(Lembar
Pada
tahap
Kerja
ini,
temuan-temuan
terbentuk
pemahaman
Dalam tahap latihan, guru/ dosen
belajaran dari Model pembelajaran PACE
memberikan tugas tambahan untuk
adalah sebagai berikut.
memperkuat konsep-konsep yang
1.
Guru/
dosen
memilah
siswa/
3.
dikonstruksi
pada
tahap
mahasiswa ke dalam kelompok
aktivitas
dan
pembelajaran
beranggotakan 3 sampai dengan 4
kooperatif
dalam
bentuk
orang dengan tingkat kemampuan
nyelesaian soal-soal.
yang heterogen. 2.
telah
Dalam
5.
tahap
tahap
proyek,
dosen
dosen
memberikan tugas proyek kepada
mengecek LKT (Lembar Kerja
siswa/mahasiswa yang dikerjakan
Tugas) siswa/ mahasiswa apakah
dalam bentuk kelompok. Siswa/
dikerjakan di rumah atau tidak
mahasiswa dapat memilih sendiri
sebelum perkuliahan. Selanjutnya,
topik yang dianggap menarik sesuai
guru/
kepada
dengan materi. Mereka diminta
mahasiswa mengenai konsep yang
untuk mencari solusi/ penyelesaian
akan
rangka
dari permasalahan yang dipilihnya,
meningkatkan pemahaman konsep
baik yang berasal dari kejadian
dan memberikan bimbingan jika
dalam kehidupan nyata ataupun
terjadi miskonsepsi.
dari jurnal yang berkaitan dengan
dosen
aktivitas,
Pada
pe-
bertanya
dibahas
Dalam kooperatif,
tahap guru/
dalam
pembelajaran dosen
mem-
topik. Mereka diharuskan membuat laporan
dari
proyek
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
yang
38
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
dikerjakan dan dikumpulkan pada
memerlukan konsep-konsep lain yang
waktu
mejadi prasyaratnya dan tidak perlu
tertentu
kesepakatan
sesuai
antara
dengan
dosen
dan
mahasiswa.
setiap
konsep
dibawahnya
dipakai.
Pernyataan ini termaktup dalam bagan berikut.
Berdasarkan penjelasan di atas, model
pebelajaran PACE merupakan
salah
satu
model
berlandaskan
pembelajaran
konstruktivisme
yang
memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas
(Activity),
Pembelajaran
kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise) dengan menggunakan Lembar Kerja siswa/Mahasiswa (LK) dalam proses pembelajarannya.
berpikir
kreatif
Siswa yang memiliki kemampuan berpikir
MENUMBUHKAN TINDAK PIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PACE Tindak
Gambar 1. Diagram Segiempat
dapat
kreatif
imajinatif,
mempunyai
mempunyai
ciri-ciri: prakarsa,
mempunyai minat yang luas, mandiri dalam berpikir, senang berpetualang, penuh energi, percaya diri, bersedia
dikembangkan melalui aktivitas-aktivitas
mengambil
kreatif dalam pembelajaran matematika.
pendirian dan keyakinan. Namun dalam
Aktivitas-aktivitas
dalam
pembelajaran matematika yang sarat
mem-
dengan konsep matematika yang abstrak,
dalam
tanpa dikaitkan dengan kehidupan sehari-
matematika yang membutuhkan tindak
hari, sering dianggap sebagai salah satu
pikir
menumbuhkan
penyebab kurangnya semanganya siswa
tindak pikir kreatif matematis harus
dalam mempelajari matematika. Dalam
melalui
yang telah
usaha mendorong dan memacu semangat
tersusun. Sebaliknya apabila jalur-jalur
siswa dalam berpikir kreatif digunakan
itu dilanggar, maka konsep matematika
konsep masalah dalam suatu situasi
tidak akan tertanam dengan baik. Contoh
tugas. Pendidik meminta peserta didik
dalam memahami
menghubungkan
matematika perlihatkan
kreatif.
kreatif
tersebut
akan
karakretistik
Dalam
jalur-lajur
pasti
konsep segiempat
resiko,
berani
informasi
dalam
informasi
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
39
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
yang diketahui dan informasi tugas yang
yaitu
harus dikerjakan, sehingga tugas itu
jawabannya beragam tetapi benar sesuai
merupakan hal baru bagi peserta didik
pertanyaannya
(Pehkonen, 1997). Jika siswa/ mahasiswa
maupun metodenya yang dapat beragam.
segera mengenal tindakan atau cara-cara
masalah
yang
atau
Masalah
memungkinkan
cara,
menurut
aspek
ke-
menyelesaikan tugas tersebut, maka tugas
terbukaannya
tersebut merupakan tugas rutin. Jika
menjadi 3 tingkat (Siswono, 2013).
tidak, maka merupakan masalah baginya.
Pertama, masalah terbuka sederhana,
Jadi konsep masalah membatasi waktu
yaitu
dan individu.
jawaban atau cara yang tampaknya
Masalah
diartikan
dikelompokkan
masalah
yang
meminta
suatu
berbeda hanya pada representasinya saja
situasi atau pertanyaan yang dihadapi
dan umumnya hanya terkait satu konsep
seorang individu atau kelompok ketika
saja. Kedua, masalah terbuka kamuflase,
mereka
aturan,
masalah yang kandangkala terkait dengan
algoritma/ prosedur tertentu atau hukum
“realitas” yang semu (diidealisasikan)
yang segera dapat digunakan untuk
dan
menentukan
(Siswono,
penyelesaian atau memiliki jawaban yang
2013). Dengan demikian ciri suatu
bermacam-macam tetapi benar. Ketiga,
masalah adalah: (1) individu menyadari/
Masalah terbuka nyata (factual), yaitu
mengenalisuatu
masalah yang terkait dengan konteks
tidak
dapat
jika
dapat
strategi,
mempunyai
jawabannya
situasi
(pertanyaan-
memerlukan
pertanyaan) yang dihadapi. Dengan kata
yang
lain
matematika
individu
tersebut
mempunyai
sebenarnya
berbagai
strategi
termasuk
yang
abstrak
konteks dan
cara
pengetahuan prasyarat. (2) Individu
penyelesaiannya menggunakan gabungan
menyadari
berbagai strategi serta memiliki jawaban
bahwa
situasi
tersebut
memerlukan tindakan (aksi). Dengan kata
berbeda.
lain menantang untuk diselesaikan. (3)
Pemecahan masalah matematika
Langkah pemecahan suatu masalah tidak
diartikan sebagai proses peserta didik
harus jelas atau mudah ditangkap orang
dalam
lain. Dengan kata lain individu tersebut
matematika yang langkahnya terdiri dari
sudah
memahami
mengetahui
bagaimana
me-
menyelesaikan
masalah,
nyelesaikan masalah itu meskipun belum
penyelesaian,
jelas. Masalah untuk mendorong berpikir
tersebut
dan
kreatif merupakan masalah divergen,
jawaban.
Pemecahan
suatu
masalah
merencanakan
melaksanakan memeriksa
rencana kembali
masalah
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
dapat
40
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
mendorong kreativitas (Pehkonen, 1997).
kemampuan
berpikir
Selain pemecahan masalah, pendekatan
dikenali
pengajuan masalah juga dapat digunakan
membuat suatu masalah atau tugas
untuk mengetahui kemampuan berpikir
pengajuan masalah.
kreatif peserta didik. Evans (1991)
Tindak
dengan
kreatif
dapat
memberikan
tugas
berfikir
kreatif
dalam
mengatakan bahwa formulasi masalah
memecahkan masalah matematika dapat
(problem formulation) dan pemecahan
ditumbuhkembangkan
masalah
penting
pembelajaran PACE. Karakteristik dalam
dalam penelitian kreativitas. Langkah
matematika dan tahapan dalam berfikir
pertama dalam aktivitas kreatif adalah
kreatif dapat diterapkan dalam tahap-
menemukan (discovering) dan mem-
tahap pembelajaran PACE. Kolaborasi
formulasikan masalah sendiri. Penjelasan
ini akan menumbuhkan tindak berfikir
itu menunjukan bahwa secara umum
kreatif.
Contoh Pembelajaran Segiempat Yang Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Kreatif Dengan Model Pembelajaran PACE
mahasiswa yang berkemampuan tinggi,
menjadi
tema-tema
Materi Tujuan
: menjelaskan segiempat : Mahasiswa dapat membedakan jajar genjang, persegi, persegipanjang dan belah ketupat, trapesium, layang-layang. Jumlah Mahasiswa: 40 mahasiswa Tahap mahasiswa
1,
Dosen
ke
memilah
dalam
kelompok
beranggotakan 3 sampai dengan 4 orang dengan
tingkat
kemampuan
yang
heterogen. Karena jumlah mahasiswanya 40 orang maka kelas dibagi 10 kelompok. Kemampuan anggota kelompok diambil secara kognitif
heterogen dan
melalui
afektif
penilaian
sebelumnya.
Sehingga tiap kelompok diwakili oleh
melalui
model
sedang dan rendah. Kondisi ini sejalan dengan
pembelajaran
kooperatif
(Cooperative Learning), dimana dalam pembelajaran kooperatif terjadi interaksi antar
siswa
dalam
kelompok
yang
sifatnya heterogen. Tahap 2, Dalam tahap aktivitas, dosen mengecek LKT (Lembar Kerja Tugas) mahasiswa apakah dikerjakan di rumah atau tidak sebelum perkuliahan. Tugas LKT diberikan beberapa hari sebelum
perkuliahan
melalui
ketua
kelompok. Contoh tugas sebagai berikut. Permasalahan A, Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang, (sertai dengan gambarnya) 1. Segimpat : ........................ 2. Jajar Genjang :................. 3. Persegi : ............................
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
41
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
4. 5. 6. 7.
Persegipanjang :................ Belahketupat :................... Trapesium :....................... Layang-layang :.................
Permasalahan B, Isilah tabel berikut dengan memberi tabel untuk bangun yang sesuai! Karak teristi Belah Trap Jajar Persegi Per Layang k Ketu esiu Genjang Panjang segi - layang Bangu pat m n Tidak memil iki sisi sejajar Memil iki sepasa ng sisi sejajar Memil iki dua pasang sisi sejajar Memp unyai satu sudut sikusiku Sisi yang berdek atan konkr uen KESI MPU LAN
ISSN 2460-7800
Ketupat Trapesi um LayangLayang KESIMPU LAN
Permasalahan D, Dari permasalahan A sampai C, jelaskan ulang terkait bangun-bangun berikut, (sertai dengan gambarnya (boleh lebih dari 1))! 1. Segimpat : ................................... 2. Jajar Genjang :............................ 3. Persegi : ...................................... 4. Persegipanjang :.......................... 5. Belahketupat :............................. 6. Trapesium :.................................. 7. Layang-layang :........................... Berdasarkan
Dari ciri-ciri fisik yang sudah kalian sebutkan dalam permasalahan B di atas, identifikasi perbedaan dan persamaan nya!
A)
sampai C), terlihat bahwa mahasiswa dituntut
untuk
menguraikan
materi
sebagai sarana untuk memperkenalkan informasi
atau
konsep-konsep
yang baru. Pada tahap ini mahasiswa akan mempertimbangkan informasi baru, membangun diantara
keterkaitan hal-hal
menghubungkan Permasalahan C,
permasalahan
khususnya
yang berbagai
berbeda, hal
serta
menerapkan imajinasi pada setiap situasi. Kegiatan ini merupakan aktivitas mental dalam
berfikir
menyelesaikan
kreatif.
Untuk
permasalahan
D),
mahasiswa membutuhkan informasi yang
Persama Belah Trap an/ Jajar Persegi Per Layang Ketu esiu Perbedaa Genjang Panjang segi -layang pat m n Jajar Genjang Persegi Panjang Persegi Belah
ada dari uraian sebelumnya. Pada tahap ini tingkat kesulitannya masih sedang. Tahap 3, merupakan tahap pembelajaran
kooperatif,
dimana
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
dosen
42
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
memberikan
LKD
Kerja
Tahap 4, Dalam tahap latihan,
Diskusi) ke setiap kelompok yang sudah
dosen memberikan tugas tambahan untuk
terbentuk terkait
dengan materi yang
memperkuat konsep-konsep yang telah
dibahas. Ini merupakan kelanjutan dari
dikonstruksi pada tahap aktivitas dan
LKA dan memiliki tingkat kesulitan yang
pembelajaran kooperatif dalam bentuk
lebih tinggi. Contohnya adalah sebagai
penyelesaian soal-soal. Melalui tahap ini,
berikut:
mahasiswa diminta mencoba berbagai
Contoh Bangun
1.
8.
2.
9.
3.
10.
4.
11.
(Lembar
ISSN 2460-7800
Gambar
Nom
Bangun
or
Jajar
........
...............
Genjang
.......
........
Persegi
........
...............
Panjang
....
........
kelompok. Mahasiswa dapat memilih
Persegi
........
...............
sendiri topik yang dianggap menarik
.....
.........
Belah
........
...............
Ketupat
........
.........
kan yang
12.
Trapesiu
........
...............
m
........
.........
........ 6.
Tahap 5, Pada tahap proyek, dosen
lain
........ 5.
tipe soal agar memperkuat konsep.
Nama
Layang-
........
...............
Layang
........
.........
........
memberikan
tugas
proyek
kepada
mahasiswa yang dikerjakan dalam bentuk
sesuai dengan materi. Mereka diminta untuk mencari solusi/penyelesaian dari permasalahan yang dipilihnya. Mereka diharuskan membuat laporan dari proyek yang dikerjakan dan dikumpulkan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa.
7.
KESIMPULAN Berdasarkan contoh di atas, terlihat
Karakter matematika yang bersifat
bahwa dibutuhkan kemampuan berpikir
abstrak,
kreatif
me-
penalaran deduktif, dan memerlukan
ini,
pemahaman secara analitik menuntut
untuk
siswa/mahasiswa memiliki mental yang
yang
kuat dalam mempelajarinya. Mental ini
diperoleh pada saat diskusi agar terjadi
akan sempurna jika siswa/ mahasiswa
pertukaran informasi sehingga terbentuk
mampu berfikir secara kreatif. Siswa/
pemahaman yang benar terhadap suatu
mahasiswa
konsep. Dalam permasalahan di atas, satu
kemampuan
bangun bisa lebih dari satu gambar.
matematisnya dan menyelesaikan suatu
matematis
nyelesaikannya. mahasiswa mengemukakan
Pada
untuk tahap
berkesempatan temuan-temuan
menekankan
dituntut
pada
untuk
aspek
menggali
berpikir
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
kreatif
43
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
permasalahan. Salah satu model untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis
pembelajaran
adalah
Model
PACE.
Model
pembelajaran PACE merupakan salah satu model pembelajaran berlandaskan konstruktivisme yang memiliki tahap/ fase:
Proyek
(Activity),
(Project),
Pembelajaran
Aktivitas kooperatif
(Cooperative Learning) dan
Latihan
(Exercise). Melalui kajian ini, diharapkan dapat dikembangkan ke arah penelitian lebih lanjut.
DAFTAR RUJUKAN Alipandie, Imansyah. 1984, Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional. Davis, Robert E. 1984. Learning Mathematics. The Cognitive Science Approach to Mathematics Education, Sidney: Croom helm Australia Pty Ltd. Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Alfa Beta: Bandung. Krulik, S. & Rudnick. 1999. Innovative Tasks to Improve Critical dan Creative ThinkingSkills, Dalam Developing Mathematical Reasoning in Grade K-12. Virginia: NCTM. Laviatan, T. 2008. Innovative Teaching and Assessment Method: QBI and Project Based Learning. Mathematics Education Research Journal, Vol 10, 2, 105-116. Lee, Carl. 1999. An Assesment of the PACE Strategy for an
ISSN 2460-7800
introduction statistics Course. USA: Central Michigan University. Mann, Eric Louis. 2005. Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicators of Mathematical Creativity in Middle School Students. A Dissertation of Doctor of Philosophy at the University of Connecticut. Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta. Ruseffendi, ET. 1980. Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito. National Council of Teacher of Mathematics. 2000. Principles and Standarts for School Mathematics, Reaston , VA: NCTM, [Online]. Tersedia: http://www.usi.edu/science/math /sallyk/Standards/document/cha pter6/conn.htm. [5 Januari 2013] Polya, G. 1981. Mathematical Discovery: On Understanding, Learning, and Teaching Problem Solving. New York: John Wiley Inc. Subanji. 2013.Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. UM Press: Malang Sabandar, J. 2008. Thinking Classroom dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah. Prosiding 20 Desember 2008 Sabandar, J. 2008. Berpikir reflektif. Makalah. Prodi Pendidikan Matematika SP, UPI Siswono, Tatag Y.E. 2008. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berpikir Kreatif Peserta didik dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika “Mathedu”. ISSN 1858-344X,
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
44
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
Volume 3 Nomer 1 Januari 2008, hal. 41-52 Siswono, Tatang Yuli Eko. 2013. Pembelajaran matematika yang menumbuhkan tindak pikir kreatif. Seminar Nasional UNIVERSITAS 11 Maret 2013: Semarang Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA: Bandung Sumarmo, U. 2007. “Kecenderungan Pembelajaran Matematika pada Abad 21”. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika FP MIPA, Bandung. Suryana, Andri. 2013. Penerapan Model Pembelajaranpace Dalam
ISSN 2460-7800
Meningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Seminar Nasional UNIVERSITAS 11 Maret 2013: Semarang Tinggih, Elea. 1972. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Indah Setyo Wardhani: Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE
45