Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan
Vol. 13. No.1, Juli 2012
Mengurangi Kecemasan Konseli Mengikuti Ujian Nasional Melalui Konseling Kelompok Dengan Strategi Relaksasi Sri Wahyuni1 ABSTRAK: Tujuan penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini adalah untuk membantu konseli mengatasi masalah kecemasan menghadapi ujian, juga untuk meningkatkan aktivitas konseli dalam layanan konseling kelompok. Penelitian ini dilakukan pada konseli kelas IXA SMP Negeri 1 Jatiroto yang mengalami kecemasan sejumlah 12 orang terdiri 4 orang konseli laki-laki dan 8 orang konseli perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah konseling kelompok dengan strategi relaksasi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan angket yang dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil refleksi jawaban positif dari konseli yang mengalami kecemasan. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling kelompok dengan strategi relaksasi dapat membantu konseli mengatasi masalah kecemasan juga dapat meningkatkan aktivitas dalam layanan konseling kelompok. Kata Kunci: Kecemasan, Konseling Kelompok, Strategi Relaksasi
1
Konselor pada SMP Negeri 1 Jatiroto - Lumajang
73
74 memberi pembobotan 40% untuk nilai
Pendahuluan Memasuki semester genap para
sekolah/madrasah dan 60% untuk nilai
guru, murid dan orang tua murid
Ujian Nasional. Nilai sekolah/madrasah
bersiap-siap
datangnya
diperoleh dari gabungan antara nilai
pelaksanaan Ujian Nasional yang setiap
ujian sekolah/madrasah dan nilai rata-
tahun ditunggu-tunggu khususnya oleh
rata rapor, untuk SMP/MTs dan SMPLB
siswa kelas IX di jenjang Sekolah
semester 1 (satu) sampai dengan 5
Menengah Pertama.
(lima), dengan pembobotan 60% untuk
menyambut
Menghadapi banyak
ujian
permasalahan
nasional,
yang
akan
nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan 40% untuk
nilai
rata-rata
rapor.
Nilai
dihadapi oleh konseli. Hal ini karena
gabungan ini selanjutnya disebut dengan
standar kelulusan yang ditetapkan oleh
nilai sekolah/madrasah (NS/M) yang
Badan Standar Nasional Pendidikan
ikut diperhitungkan dalam penentuan
(BSNP) dari tahun ke tahun meningkat,
kelulusan Ujian Nasional (UN). Dengan
dasar hukum pelaksanaan ujian nasional
adanya formula baru dalam penentuan
adalah Undang-undang No. 20 tahun
kelulusan inilah maka ujian Nasional
2003
2012 tidak ada ujian ulangan.
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19
Sekolah memfasilitasi
dengan
tahun 2005 tentang Standar Nasional
mengadakan bimbingan belajar, try out
Pendidikan,
Menteri
dan latihan mengerjakann soal-soal yang
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
bisa mengantarkan konseli mencapai
59
tahun
Peratutan
tentang
Kriteria
sukses Ujian Nasional. Konseli kelas IX
Didik
Satuan
juga mulai mempersiapkan diri dengan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian
mengikuti bimbingan belajar baik yang
Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
diadakan oleh sekolah maupun di luar
Kelulusan
2011 Peserta
Ujian Nasional bertujuan menilai
sekolah, mereka tekun mengikuti try out
pencapaian kompetensi lulusan secara
yang diadakan oleh sekolah maupun
nasional pada mata pelajaran tertentu
yang diadakan oleh bimbingan belajar di
dalam kelompok mata pelajaran ilmu
luar
pengetahuan dan teknologi. Formula
Tehnos, SSC, GO dan sebagainya.
baru
Selain itu bagi orang tua yang mampu
Ujian
Nasional
tahun
2012
sekolah
misalnya
Primagama,
75 dan peduli pada kesuksesan anaknya,
memang belum siap serta malas belajar,
tidak segan-segan membelikan buku-
ada pula yang menyambut dengan
buku latihan soal di toko-toko buku
perasaan cemas karena takut tidak lulus
misalnya saja Gramedia, Toga Mas dan
tetapi
sebagainya.
mengatasinya. Kondisi seperti ini juga
Konselor
memiliki
solusi
untuk
berpartisipasi
terjadi di SMP negeri 1 Jatiroto, ada
yaitu dengan mengundang orang tua
beberapa konseli yang merasa cemas
konseli untuk sosialisasi pelaksanaan
menghadapi Ujian Nasional. Hal ini
ujian nasional sekaligus menghimbau
berdasarkan angket informasi diri yang
kepada
diberikan oleh konselor sebagai tugas
orang
juga
tidak
tua
untuk
selalu
mendampingi, memotivasi cara belajar
pengembangan diri.
dan memberi semangat agar putera puterinya
bisa
berhasil
dengan
Merespon kenyataan ini guru BK SMP
Negeri
1
Jatiroto
ingin
memuaskan sesuai dengan harapan yang
mengadakan penelitian sekaligus ingin
diinginkan.
membantu
Dari sekian banyaknya calon
kecemasan
mengatasi agar
pada
masalah saat
Ujian
paserta Ujian Nasional ada bermacam-
Nasioanal konseli bisa bersemangat,
macam cara penyambutannya antara
percaya diri serta sukses dalam arti lulus
lain, ada yang menyambut dengan
dengan nilai yang sangat memuaskan
semangat
karena
dipersiapkan, dengan
ada
dari yang
awal
sudah
menyambut
setengah-setengah
karena
Agar pelaksanaan PTBK berjalan dengan
baik
maka
alur
berpikir
penelitian dirancang sebagai berikut:
76 Guru peneliti memperoleh data dari informasi diri sebagai tugas pengembangan diri yang diberikan oleh konselor sebagai refleksi awal
KONDISI AWAL
Diperoleh awal kondisi obyektif persiapan konseli menghadapi ujian nasional
SIKLUS I Konselor mencoba memberikan latihan relaksasi pernafasan yang diberi nama relaksasi 4 7 8
KONDISI AWAL
SIKLUS II
Diduga bahwa melalui latihan relaksasi otot yang diberi nama relaksasi 10 5 10, Konseli dapat mengurangi kecemasan
KONDISI AKHIR
manusia terdapat sistem saraf pusat dan
Strategi Relaksasi Relaksasi
Konselor mencoba memberikan latihan relaksasi otot yang diberi nama relaksasi 10 5 10
satu
sistem saraf otonom. Fungsi sistem saraf
tehnik dalam terapi perilaku. Menurut
pusat adalah mmengendalikan gerakan-
pandangan ilmiah, relaksasi merupakan
gerakan yang dikehendaki, misalnya
perpanjangan
gerakan tangan, kaki, leher dan jari-jari.
sedangkan
adalah
serabut ketegangan
salah
otot
skeletal,
merupakan
Sistem saraf otonom berfungsi
kontraksi terhadap perpindahan serabut
mengendalikan gerakan-gerakan yang
otot (Beech, 1982).
otomatis misalnya fungsi digestif, proses
Dasar pikiran metode relaksasi adalah bahwa di dalam sistem saraf
kardiovaskuler
dan
gairah
seksual.
Sistem saraf otonom terdiri dari dua
77 subsistem
yang
kerjanya
saling
berlawanan, yaitu: (a) sistem saraf
penghilangan
(Bellack
dan
Hersen,
1977; Prawitasari, 1988).
simpatetis yang bekerja meningkatkan
Menurut Wolpe (1982), efek
rangsangan atau memacu organ-organ
otonomis
tubuh, memacu meningkatkan denyut
dilawankan dengan ciri-ciri kecemasan.
jantung
Jacobson
dan
menimbulkan
pernapasan, penyempitan
serta
yang
menyertai
(dalam
relaksasi
Wolpe,
1982)
pembulu
menunjukkan bahwa denyut nadi dan
darah tepi (peripheral) dan pembesaran
tekanan darah dapat dikuraangi dengan
pembuluh
serta
relaksasi otot. Di samping itu Wolpe
menurunkan temperatur kulit dan daya
(1982) juga membuktikan bahwa daya
tahan kulit, dan juga akan menghambat
tahan
proses digestif dan seksual, (b) sistem
meningkat dan pernapasan menjadi lebih
saraf
pelan dan teratur selama relaksasi.
darah
pusat,
parasimpatetis
menstimulasi
turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh
sistem
simpatetis,
(skin
Relaksasi
conductance)
dapat
digunakan
dan
sebagai ketrampilan coping yang aktif
menstimulasi naiknya semua fungsi
jika digunakan untuk mengajar individu
yang diturunkan oleh saraf simpatetis.
kapan
Selama sistem-sistem berfungsi normal
relaksasi
dalam
menimbulkan kecemasan. Goldried dan
aktivitas
saraf
kulit
keseimbangan, sistem
bertambahnya
dibawah
menerapkan
kondisi
yang
Trier menunjukkan efektivitas latihan
menghambat atau menekan efek sistem
yang disajikan sebagai self control
yaang
coping
Pada
satu
bagaimana
akan
lain.
yang
dan
waktu
orang
skill.
Penelitian
tersebut
mengalami ketegangan dan kecemasan
menunjukkan bahwa subyek yang diberi
yang bekerja
saraf
latihan relaksasi yang disajikan sebagai
simpatetis, sedaangkan padaa waktu
active coping skill secara signifikan
rileks yang bekerja adaalah sistem saraf
menunjukkan pengurangan kecemasan
parasimpatetis.
demikian
yang lebih besar daripada subyek yang
relaksasi dapat menekan rasa tegang dan
diberi latihan relaksasi yang disajikan
rasa cemas dengan resiprok, sehingga
sebagai
timbul
mengurangi kecemasan
adalah
counter
sisstem
Dengan
conditioning
dan
prosedur
otomatis
untuk
78 Burn (dalam Beech dkk, 1982),
a.)
Relaksasi
via
Tension-
melaporkan beberapa keuntungan yang
relaxation, dalam metode ini
diperoleh dari latihan relaksasi, antara
individu
lain:
membuat
menegangkan dan melemaskan
menghindari
masing-masing otot, kemudian
1.)
individu
Relaksasi lebih
akan
mampu
diminta
untuk
reaksi yang berlebihan karena stres, 2.)
diminta
Masalah-masalah
berhubungan
menikmati perbedaan antara otot
dengan stres seperti hipertensi, sakit
tegang dengan otot lemas. Disini
kepala, insomnia, dapat dikurangi atau
individu diberitahu bahwa fase
diobati dengan relaksasi, 3.) Mengurangi
menegangkan akan membantu
tingkat
Relaksasi
dia lebih menyadari sensasi yang
penyembuhan
berhubungan dengan kecemasan
yang
kecemasan,
merupakan
4.)
bantuan
merasakan
sensasi-sensasi
dan
penyakit tertentu, 5.) Mening-katkan
dan
hubungan interpersonal. Orang yang
bertindak sebagai isyarat atau
rileks dalam situasi interpersonal akan
tanda
berpikir rasional.
ketegangan.
untuk
tersebut
melemaskan
Individu
dilatih
untuk melemaskan otot-otot yang Macam-macam Relaksasi
tegang dengan cepat seolah-olah
1.
Relaksasi otot, bertujuan untuk
mengeluarkan ketegangan dari
mengurangi ketegangan dengan cara
badan, sehingga individu akan
melemaskan
merasa rileks.
relaksasi
badan. otot
Dalam
latihan
individu
diminta
b.) Relaxation-Via Letting Go,
menegangkan otot dengan ketegangan
metode
tertentu dan kemudian diminta untuk
memperdalam relaksasi. Setelah
mengendurkannya.
Sebelum
individu berlatih relaksasi pada
dirasakan
semua kelompok otot tubuhnya,
ketegangan tersebut sehingga individu
maka langkah selanjutnya adalah
dapat membedakan antara otot tegang
latihan relaksasi via letting go.
dengan otot yang lemas. Relaksasi otot
Pada fase ini individu dilatih
dibagi menjadi tiga antara lain :
untuk
dikendorkan
penting
ini
bertujuan
lebih
merasakan
untuk
menyadari
rilaksasi.
dan
Individu
79 dilatih
untuk
ketegangannya sedapat
menyadari
2.
Relaksasi kesadaran indera,
dan
berusaha
dalam teknik ini individu dapat diberi
mungkin
untuk
satu-persatu seri pertanyaan yang tidak
mengurangi serta menghilangkan
dijawab
ketegangan
Dengan
dirasakan sesuai dengan apa yang dapat
demikian individu akan lebih
atau tidak dapat dialami individu pada
peka terhadap ketegangan dan
waktu intruksi diberikan. Pengembangan
lebih ahli dalam mengurangi
teknik
ketegangan.
Golfried.
c.)
tersebut.
Deffrential
Relaxation,
3.
secara
dapat
lisan
tetapi
mengacu
untuk
pada
teori
Relaksasi hipno, hipnosa adalah
merupakan salah satu penerapan
kondisi yang menyerupai tidur lelap tapi
ketrampilan
Pada
lebih aktif, saat seseorang memiliki
melakukan
sedikit keinginan tahu dari dirinya dan
bermacam-macam
bertindak menurut sugesti dari orang
kelompok otot menjadi tegang.
yang menyebabkan terjadinya kondisi
Otot
untuk
tersebut. Hipnosa adalah sebuah teknik
tertentu
yang lebih dikenal luas tetapi masih
sering lebih tegang daripada
kurang dipahami, hipnosa didefinisikan
yang
(ketegangan
sebagai suatu kesadaran yang berubah
yang berlebih) dan otot lain yang
secara semu dimunculkan dan dicerna
tidak
oleh meningkatnya penerimaan terhadap
waktu
progresif.
individu
sesuatu
yang
melakukan
diperlukan aktifitas
seharusnya
diperlukan
untuk
melakukan aktifitas juga menjadi
sugesti.
tegang
4
selama
aktifitas
Yoga,
adalah sistem
filsafat
berlangsung. Oleh karena itu
agama hindu yang memerlukan disiplin
untuk merilekskan otot yang
fisik dan mental intens sebagai cara
tegangannya berlebihan dan otot
mencapai
kesatuan
yang tidak perlu tegang, pada
universal.
Yoga
waktu
sistematika
baru
aktifitas tersebut dapat digunakan
menjelaskan
manusia
relaksasi defferential.
bagaimana
menjalani
berimbang
serta
individu
melakukan
dengan
ruh
adalah
sebuah
yang
mampu
secara
utuh,
hidup
secara
bagaimana
cara
80 bertahan
hidup
jika
tidak
ada
Borkovec, 1973; Goldried & Davidson,
keseimbangan.
1976; Walker dkk, 1981). Dalam latihan
5
Meditasi, dewasa ini meditasi
relaksasi otot, konseli diminta untuk
banyak digunakan dalam banyak hal,
menegangkan otot dengan ketegangan
ada yang melaksanakan meditasi untuk
tertentu,
kemudian
dikendorkan.
mendapatkan kedamaian dan kekuatan
Sebelum dikendorkan
yang penting
jiwa. Ada yang melakukan pengendalian
dirasakan ketegangan tersebut, sehingga
diri, ada yang untuk mendapatkan
konseli dapat membedakan antara otot
kekuasaan atas orang lain, bahkan ada
yang tegang dan yang lemas.
hanya untuk mendapatkan ketenangan, atau rileksasi setelah keseharian kerja.
Metode Penelitian
Berikut ini adalah prosedur yang
Siswa kelas sembilan terdiri dari
dapat dilakukan, antara lain belajar
IXA, IXB, IXC, IXD, IXE, IXF, IXG,
untuk tegang dan rileks, selama fase
dan IXH, berjumlah 267 dan tiap-tiap
permulaan
paling
kelas ada yang mengalami gangguan
sedikit 30 menit setiap hari dan selama
kecemasan saat menghadapi ujian tetapi
fase tengah atau fase lanjut dapat
yang
dilaksanakan selama 15 atau 20 menit.
hanya kelas IXA yang mengalami
Latihan ini dapat dilakukan dua atau tiga
kecemasan menghadapi ujian nasional
kali
ini
sejumlah 12 orang terdiri dari laki-laki 4
tergantung pada keadaan individu dan
orang dan perempuan 8 orang sesuai
strestor
dengan tabel I di bawah ini. Penelitian
latihan
setiap
relaksasi
minggu.
yang
Jumlah
dialami
dalam
kehidupannya. Dalam
digunakan
sebagai
responden
ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jatiroto. konselor
Penelitian ini dilakukan pada saat jam
menggunakan strategi relaksasi otot
layanan bimbingan dan konseling, juga
yang
saat
bertujuan
hal
ini
untuk
mengurangi
pulang
sekolah
selama
bulan
ketegangan dan kecemasan dengan cara
Nopember 2011 sampai dengan Pebruari
melemaskan otot badan (Berntein &
2012.
81 Tabel I Daftar Konseli Yang Mengalami Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional No.
Kelas
Jumlah
L
P
1.
IXA
34
10
2.
IXB
34
3.
IXC
4.
MerasaCemas L
P
24
4
8
15
19
5
7
32
15
17
6
8
IXD
34
18
16
6
7
5.
IXE
34
17
17
5
8
6.
IXF
33
16
17
4
7
7.
IXG
33
17
16
5
8
8.
IXH
33
15
18
6
8
267
123
144
41
59
Jumlah
strategi relaksasi untuk mengurangi
Prosedur Penelitian Penelitian dirancang
sesuai
tindakan
layanan.
penelitian
yang
yang
dilakukan
kecemasan pada siswa kelas IX SMP
dengan
penelitian
Negeri 1 Jatiroto ini melalui 2 (dua)
Adapun akan
tahapan
siklus.
dilaksanakan
adalah:
Siklus I
1. Perencanaan Penelitian
Perencanaan
Perencanaan
penelitian
dengan
dimulai
Perencanaan
yang
dilakukan
mengidentifikasi
meliputi mengatur dan mempersiapkan
permasalahan yang terjadi, menyusun
pertemuan dengan konseli. Diharapkan
program satuan layanan, menentukan
kehadiran konseli pada saat konseling
rencana
indikator
kelompok
100%
sehingga
keberhasilan, menyusun instrumen
konseling
dapat
berlangsung
penelitian,
optimal.
tindakan
dan
menentukan
teknik
pengumpulan data dan analisis data,
Pelaksanaan
menyusun
Sesi I: Pendahuluan
rincian
jadwal
serta
penyusunan proposal penelitian.
penelitian
secara
Pada sesi ini konselor melakukan sosialisasi untuk mengenalkan kepada
2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan
kegiatan
tindakan
layanan konseling kelompok dengan
konseli
tentang
kegiatan
layanan
konseling kelompok. Konselor kemudian
82 mengarahkan konseli untuk membentuk kelompok.
Tiap
kelompok
Bukan hanya matematika, fisika, dan kimia yang mempunyai rumus,
beranggotakan 4 orang. Tidak ada
relaksasi
persyaratan khusus untuk membentuk
Relaksasi bukan sekadar menenangkan
kelompok, tiap konseli bebas untuk
tubuh dari berbagai macam pikiran dan
memilih teman yang akan menjadi
aktivitas yang tegang. Seperti yang
anggota kelompoknya. Setelah terbentuk
diterangkan oleh ahli meditasi Reza
3 kelompok maka agar kegiatan ini bisa
Gunawan. Kesalahan yang paling sering
berlangsung lancar dan optimal, agar
dilakukan dan perlu diperhatikan oleh
tidak ada peserta konseling yang main-
konseli adalah ketika menarik dan
main, maka setiap anggota kelompok
menghembuskan napas. Diusahakan agar
diminta untuk membuat surat pernyataan
nafas penuh di hitungan keempat dan
sebagai
habis
tanda
kesungguhan
untuk
mengikuti kegiatan konseling ini
juga
mempunyai
dihembuskan
rumus.
benar-benar
di
hitungan ke delapan.. Selain itu, tidak diperbolehkan langsung membuka mata
Sesi II: Relaksasi Pernapasan 4 7 8
setelah selesai, karena bila dilakukan
Mula-mula konseli diajak untuk
dengan cepat bisa membuat si pelaku
memejamkan mata, kemudian diminta
pusing. Ditunggu sampai napas menjadi
memusatkan
perasaan
nyaman. Baru membuka mata. Relaksasi
tentang pentingnya melakukan relaksasi
ini baik dilakukan sebelum tidur karena
untuk mengurangi kecemasan. Dengan
meredakan saraf simpatis. Ini adalah
mata
salah satu saraf yang berkaitan dengan
pikiran
tetap
dan
terpejam,
konselor
memberikan aba-aba: 1. Tarik napas selama empat hitungan (4). 2. Tahan napas selama tujuh hitungan (7). 3. Hembuskan napas selama delapan hitungan (8). 4. Lakukan sebanyak empat putaran.
timbulnya rasa tegang atau stres.
83 Siklus II
2. Tahap Peralihan
Pelaksanaan Konseling kelompok
Kegiatan yang dilakukan oleh guru
Pada sesi konseling kelompok terdapat 4
pembimbing adalah:
tahapan yang harus dilaksanakan oleh
Menjelaskan
siswa yaitu:
kembali
maksud
kegiatan konseling kelompok Tanya jawab tentang kesiapan
1. Tahap Pembentukan Kegiatan yang dilakukan oleh guru
siswa untuk memasuki tahap
pembimbing adalah:
kegiatan
Membuka dengan salam
Memimpin do’a
Mengucapkan terima kasih
Mengenali suasana apakah siswa siap memasuki tahap berikutnya
Menjelaskan
Memberi
pengertian
konseling kelompok
masalah
perorangan yang dapat dibahas dalam konseling kelompok
Menjelaskan
pentingnya
relaksasi
3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan
Menjelaskan
contoh
tujuan
konseling
kelompok yaitu membantu siswa mengatasi masalah
yang
dilakukan
oleh
konselor adalah: Menjelaskan
tentang
masalah
perorangan yang nyata sedang
Menjelaskan azas-azas konseling kelompok: kerahasiaan, sesuai dengan norma, terbuka, saling menghargai
dihadapi
yang
hendak
dikemukakan Mempersilahkan konseli secara bebas mengungkapkan
Menjelaskan
pelaksanakan
masalahnya
semua
Mempersilahkan konseli saling
siswa ikut aktif membicarakan
membantu memecahkan masalah
masalah yang dihadapi teman,
secara mendalam dan tuntas
konseling
kelompok:
dengan mengajukan pertanyaan,
4. Tahap Pangakhiran
memberi jawaban, penjelasan,
Kegiatan yang dilakukan oleh guru
uraian,
pembimbing adalah:
nasehat,
dorongan,
semangat, empati, dan alternatif pemecahan
Menyampaikan bahwa konseling kelompok segera diakhiri
84 Meminta siswa menyampaikan kesan
dan
diperoleh
kemajuan selama
yang
mengikuti
aktivitas
konseli
selama
mengikuti
kegiatan konseling. 2. Pedoman Wawancara
konseling kelompok
Pokok materi wawancara ini
Membahas kegiatan lanjutan
adalah untuk menggali informasi tentang
Mengucapkan terima kasih
segala sesuatu yang terjadi pada konseli
Menutup kegiatan dengan do’a
terkait dengan gangguan kecemasan.
Pengamatan
3. Angket Informasi Diri
Pengamatan
dilakukan
oleh
Angket
ini
bertujuan
untuk
peneliti terhadap aktivitas siswa selama
mengetahui konseli yang mengalami
mengikuti kegiatan konseling kelompok.
kecemasan saat menghadapi ujian. Pada saat mengisi angket konseli diminta untuk jujur pada diri sendiri agar
Refleksi Tahap
ini
merupakan
tahap
konselor
dapat
menganalisa dan mensintesa hasil dari
menindak lanjuti.
catatan pengamatan konselor selama
4.
konseli mengikuti kegiatan konseling,
menganalisa
dan
Lembar Skala Kecemasan Skala Kecemasan adalah daftar
lembar pengembangan nilai dan sikap
pernyataan-pernyataan
yang
akan
yang telah diisi konseli serta hasil
mengungkap gejala kecemasan konseli.
evaluasi dan penilaian terhadap konseli. Dari
hasil
menganalisa
refleksi
konselor
tentang
dapat
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
keberhasilan
Dari hasil angket informasi diri
layanan konseling kelompok dengan
dan dari beberapa siswa kelas IXA yang
strategi
berkonsultasi kepada konselor, maka
relaksasi
untuk
mengurangi
kecemasan pada siswa kelas IXA.
terdapat 12 orang yang mengalami kecemasan saat menjelang pelaksanaan
Instrumen Penelitian
ujian nasional. Upaya yang dilakukan
1. Lembar Observasi Aktivitas
oleh
Lembar ini diisi oleh konselor dan
kolaborator
untuk
mengamati
konselor
memberikan
adalah
layanan
dengan bimbingan
kelompok kepada para siswa tersebut, namun kegiatan ini kurang bisa optimal
85 karena
kurangnya
tersebut
untuk
kesadaran
mengikuti
siswa
konseling
kegiatan ini maka keaktifan siswa untuk mengikuti
kegiatan
konseling dapat
secara serius. Akhirnya konselor yang
bertambah, kemampuan konseli untuk
bertugas
Bimbingan
mengatasi kecemasan yang dihadapi
Konseling di SMPN 1 Jatiroto berupaya
meningkat. Diharapkan pula kegiatan
untuk
yang
konseling ini juga dapat mempersiapkan
sedang dialami oleh para siswa dengan
mental siswa kelas IXA khususnya
melaksanakan
konseling
sebelum menghadapi Ujian Nasional
kelompok dipadukan dengan strategi
agar lebih matang lulus dengan nilai
relaksasi. Diharapkan setelah mengikuti
sesuai
sebagai
mengurangi
guru
kecemasan
kegiatan
dengan
yang
diharapkan.
Tabel 2 Hasil Pelaksanaan Strategi Relaksasi Pernapasan No.
Nama Konseli
1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 Prosenstase rata-rata
Sebelum (%)
Sesudah (%)
Selisih (%)
66 73 70 83 63 68 76 66 69 76 67 77 71,17
50 70 65 74 50 50 66 55 50 70 55 70 60,42
24,24 4,11 7,14 10,84 20,63 26,47 13,16 16,67 25,33 7,89 17,91 9,09 15,29
Deskripsi Siklus II
1. Focus (Pemusatan perhatian), yang
Relaksasi Otot 10 5 10
berarti
Berdasarkan
pengamatan
memusatkan
perhatian
pada
sekelompok otot.
Burnstein & Borkovic (dalam Nelson,
2. Tense (tegang), yaitu merasakan
1982: 251), bahwa latihan relaksasi
ketegangan pada sekelompok otot.
dengan memusatkan pada sekelompok
3. Hold (tahan), yaitu mempertahankan
otot terdiri atas 5 unsur.
ketegangan antara 5 sampai 7 detik.
86 4. Release (Lepas), yaitu melepaskan
d) Lepaskan kepalan, biarkan jari-jari
tegangan pada sekelompok otot
membuka,
5. Relax (Rileks), yaitu memusatkan
e) Perbedaan ketegangan dan relaksasi
perhatian pada pelepasan ketegangan
otot selama 10 detik
dan lebih lanjut merasakan keadaan
Putaran 2:
rileks pada sekelompok otot.
a)
Dalam strategi relaksasi otot ini
Lakukan
gerakan
sama
dengan
putaran 1,
konseli diminta untuk menegangkan dan
b) Tahan ketegangan selama 5 detik
melemaskan
Putaran 3:
masing-masing
otot,
kemudian diminta untuk merasakan dan
a)
menikmati perbedaan antara ketika otot
putaran 1,
tegang
b) Tahan ketegangan selama 10 detik,
dan
ketika
otot
lemas.
Lakukan
gerakan
sama
dengan
Disampaikan kepada konseli bahwa pada
c) Begitu selanjutnya masing- masing
fase
anggota badan digerakkan seperti contoh
menegangkan
akan
membantu
mengurangi kecemasan. Konseli dilatih
di atas
untuk melemaskan otot-otot yang tegang
Konseli
diajarkan
bagaimana
dengan cepat, seolah-olah mengeluarkan
mengendurkan segenap otot dibagian
ketegangan dari badan, sehingga konseli
tubuh dengan mengendurkan otot-otot
merasa rileks.
tangan, diikuti oleh kepala, kemudian leher dan pundak, punggung, perut dan
Pelaksanaannya sebagai berikut:
dada, kemudian anggota badan dibagian
Lengan Tangan Kiri Dan Kanan
bawah. Dalam penelitian ini, pengukuran
Putaran 1: a) Menutup mata,
dilakukan sebanyak dua kali yaitu
b) Genggam lengan tangan kiri buatlah
sebelum
satu kepalan,
strategi relaksasi. Pertama dilakukan
c) Buatlah kepalan tadi keras-keras dan
pengukuran
rasakan ketegangan di tangan dan lengan
dengan menggunakan skala kecemasan
bawah kiri, rasakan sensasi ketegangan
menjelang ujian. Selanjutnya diberikan
tersebut,
perlakuan jangka
dan
sesudah
(pre-test)
strategi waktu
pelaksanaan
pada
konseli
relaksasi. tertentu
Dalam
kemudian
87 dilakukan pengukuran kembali (post-
relaksasi untuk mengurangi kecemasan
test). Adapun yang menjadi subjek
mereka.
penelitian adalah 12 orang konseli yang telah
teridentifikasi
mengalami
Setelah relaksasi
diberikan
selama
kecemasan menjelang ujian kategori
selanjutnya konseli
tinggi. Untuk itu, konseli inilah yang
post-test
akan diberikan perlakuan dengan strategi
kecemasan mereka.
untuk
beberapa
latihan kali,
tersebut diberikan mengukur
kembali
Tabel 3 Hasil Pelaksanaan Strategi Relaksasi Otot No.
Nama Konseli
1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 Prosenstase rata-rata
Sebelum (%)
Sesudah (%)
Selisih (%)
50 70 65 74 50 50 66 55 50 70 55 70 60,42
15 30 30 35 28 25 30 30 35 35 36 40 31,58
70,00 57,14 53,85 52,70 44,00 50,00 54,55 45,45 30,00 50.00 35,55 42,86 48,84
Setelah diketahui hasil antara
test, yaitu skor pre-test menunjukkan
sebelum dan sesudah relaksasi, maka
angka yang lebih tinggi dibandingkan
langkah selanjutnya adalah menganalisa
dengan skor post-test. Ini membuktikan
data.
untuk
bahwa skor sebelum diberikan strategi
mengetahui hasil penelitian yang telah
relaksasi berada pada skor yang tinggi,
dilakukan dengan cermat dan teliti agar
dan sesudah diberikan strategi relaksasi,
tidak ada kesalahan dalam penarikan
skor menurun.
Hal
ini
digunakan
kesimpulan.
Terdapat 1 orang konseli skornya
Berdasarkan hasil pengukuran kecemasan,
dapat
dilihat
menjadi paling rendah artinya tingkat
adanya
kecemasannya banyak berkurang, 6
perbedaan antara skor pre-test dan post-
orang menjadi rendah, 3 orang konseli
88 menjadi sedang dan 2 orang masih
mengalami penurunan skor sebesar 15,
dibutuhkan perlakuan lebih intensif lagi.
A2 mengalami penurunan sebesar 30,
Ini
strategi
A3 mengalami penurunan skor sebesar
relaksasi memberikan pengaruh yang
30 hal ini bisa dilihat pada tabel 2.
positif
dalam
Seterusnya masing-masing konseli rata-
mereka
rata bisa mengalami penurunan sebesar
menunjukkan
terhadap
mengurangi
bahwa
konseli
kecemasan
menjelang ujian.
48,84%. Sedangkan penurunan skor terkecil dialami oleh A9 dan A11 yaitu sebesar 30%.
Pembahasan 12 orang konseli
yang mengalami
Berdasarkan hasil analisis di atas,
kecemasan menjelang ujian kategori
menunjukkan adanya satu perbedaan
tinggi adalah A1, A2, A3, A4, A5, A6,
skor sebelum dan sesudah perlakuan
A7, A8, A9, A10, A11, A12. Dari hasil
(Tabel
pengisian
masing-
relaksasi
masing skor siswa terdapat pada tabel 2.
terhadap
Misalnya kita ambil satu contoh A1,
kecemasan menjelang ujian. Sehingga
konseli ini memiliki 66 skor kecemasan
dapat
menjelang
ujian
kategori
tinggi
relaksasi dapat digunakan sebagai salah
kemudian
diberi
bantuan
untuk
satu
angket
diketahui
2). Hal
ini berarti
memiliki siswa
yang
disimpulkan
strategi siswa
pengaruh
positif
mengalami
bahwa
untuk
latihan
strategi
mengurangi
mengurangi kecemasan tersebut dengan
kecemasan
menjelang
ujian,
menggunakan strategi relaksasi pada
konseli dilatih menegangkan otot dalam
siklus I.
jangka waktu tertentu, kemudian otot
Hasil yang diperoleh setelah
tersebut dilemaskan kembali sehingga
penerapan strategi relaksasi dari skor 66
terjadi keadaan rileks dan tenang. Hal
turun menjadi 50 , diketahui bahwa
yang penting adalah bahwa konseli
masing-masing
mengalami
mencapai keadaan tenang dan damai.
penurunan skor kecemasan menjelang
Dengan demikian, latihan relaksasi akan
ujian yang cukup beragam, tetapi masih
menimbulkan perasaan sehat dan bugar
jauh dari yang peneliti harapkan. Oleh
dengan menciptakan keadaan rileks yang
sebab itu pada siklus II masing-masing
sebenarnya menghambat kekhawatiran
konseli diajarkan relaksasi otot. A1
dan reaksi stress negatif.
konseli
89 Dari
hasil
analisis,
dapat
perlakuan
kurang
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
sedikit bising.
tingkat stres siswa sebelum dan sesudah
Untuk
kondusif
mengatasi
karena
hambatan
diberikan strategi relaksasi. Perbedaan
tersebut, yang harus dilakukan adalah
itu
adanya
memberikan rasionalisasi strategi kepada
perbedaan negatif dari hasil analisis
konseli tentang tujuan diberikannya
yaitu
relaksasi. Selain itu, demi kelancaran
ditunjukkan
tingkat
penerapan
dengan
stress
teknik
siswa
sesudah
relaksasi
adalah
pelaksanaan
strategi,
pemberian
berkurang dibanding dengan sebelum
perlakuan dilaksanakan diruang tertutup
penerapan teknik relaksasi. Artinya,
di ruang BK atau di aula dengan ijin dari
kecemasan
pihak sekolah.
berhubungan
dengan
keadaan tubuh dimana seluruh tubuh
Dalam penelitian ini, terdapat
akan mengalami penegangan otot pada
beberapa
saat terjadi kecemasan. Untuk itu,
terjangkau
konseli dilatih untuk melemaskan otot-
diperlukan penelitian lanjutan meskipun
otot dalam tubuh dengan menggunakan
keseluruhan
teknik relaksasi sampai konseli berada
terbukti
dalam keadaan nyaman dan tenang.
pengurangan
Ketika tubuh dikondisikan untuk rileks
antara satu dengan lainnya. Hal tersebut
dan tenang, maka kecemasan secara
terjadi karena setiap individu memiliki
berangsur-angsur berkurang.
keterampilan, motivasi dan kesungguhan
Dalam pelaksanaan perlakuan, konselor tidak lepas hambatan.
Adapun
dari berbagai hambatan
yang
indikator oleh
yang
peneliti
skor
sehingga
kecemasan
berkurang. skor
berbeda
belum
siswa
Akan tersebut
dalam
tetapi berbeda
menjalankan
strategi relaksasi.
yang
Dari
pelaksanaan
konseling
dirasakan pada saat perlakuan adalah
siklus I dan II yang dilakukan sebanyak
konseli kurang dapat berkonsentrasi
empat kali maka dapat dilihat bahwa
pada tahap-tahap awal karena tidak
konseli
terbiasa dan tidak pernah melakukan
perubahan dan perkembangan, jika pada
relaksasi. Selain itu, kondisi lingkungan
awalnya mereka masih ragu-ragu, takut
sekolah
dan cemas namun pada akhirnya mereka
sedang
dalam
perbaikan
(renovasi) membuat suasana pada saat
menjadi
telah
lebih
mengalami
terbuka
serta
banyak
mau
90 menerima saran dan masukan yang
ujian, hal ini dapat diketahui dari analisis
diberikan oleh konselor yaitu dengan
sebelum
melaksanakan relaksasi otot. Konseli
relaksasi yang menunjukkan adanya
juga lebih memahami langkah-langkah
penurunan kecemasan. Menjelang ujian,
untuk menyelesaikan kecemasan yang
sesudah penerapan strategi relaksasi, ada
dihadapi. Dari hasil pengisian lembar
7
pengembangan nilai dan sikap juga
kecemasan dari kategori tinggi menjadi
terlihat adanya peningkatan perubahan
sedang, sedangkan 5 konseli lainnya
sikap dan perilaku dalam menyikapi
mengalami penurunan kecemasan dari
kecemasan yang dihadapi menjelang
kategori tinggi menjadi rendah. Hasil
pelaksanaan ujian nasional.
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Hasil
evaluasi
yaitu
dan
konseli
sesudah
pelaksanaan
mengalami
penurunan
dengan
pengaruh yang positif dari penerapan
membandingkan rata-rata skor pada
strategi relaksasi terhadap kecemasan
Tabel 2 dengan rata-rata skor pada Tabel
konseli menjelang ujian.
3 menunjukkan bahwa rata – rata konseli bisa
mengurangi
kecemasan
saat
menghadi ujian (48,84-15,29) : 48,84 x 100% =
68,69%. Jadi konseli telah
dapat mengatasi kecemasan. Dapat dengan
Benson, H dan Z. Kliper, M. 2000.
disimpulkan
mengikuti
Daftar Acuan
bahwa
kegiatan
layanan
konseling kelompok dengan strategi relaksasi maka konseli dapat mengurangi kecemasan yang dihadapi.
Respon
Relaksasi
Tehnik
Meditasi
Sederhana
Untuk
Tekanan
Hidup.
Mengatasi
Bandung: Kaifa Benson, H dan Proktor, W. 2000. Dasardasar
Simpulan dan Saran Berdasarkan
Relaksasi.
Bandung:Kaifa hasil
penelitian,
dapat disimpulkan bahwa, selama proses relaksasi dan dengan strategi relaksasi rengan demikian strategi relaksasi dapat mengurangi kecemasan dalam mengikuti
Chaplin, JP. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafiada Persada Hidayat, Dede Rahmat dan Badrujaman, Aip.
2009.
Cara
Mudah
91 Melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta.Trans
Info
Media. Nursalim,
Mochamad
dkk.
2005.
Strategi Konseling. Surabaya. Unesa University Press. Subandi,
S.
2002.
Psikoterapi
Pendekatan Konvensional dan Kontemporer.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset