Nama : Ridwanullah NPM : 36411161 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT
MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI
LATAR BELAKANG PT. Metindo Erasakti
Reinforcement sub assy rr bumper
Hambatan - just in time
Sistem Kanban
Kartu Kanban
PENDAHULUAN Perumusan Masalah •
Bagaimana penerapan sistem kanban dalam mencapai just in time dalam proses produksi part reinforcement sub assy rr bumper pada PT. Metindo Erasakti.
Pembatasan Masalah • • •
Pengamatan dilakukan di PT. Metindo Erasakti pada Departemen Jishuken. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan, yang dilaksanakan pada tanggal 2 September 2014 sampai dengan 31 September 2014. Produk atau part yang diamati yaitu part reinforcement sub assy rr bumper.
Tujuan Penulisan • •
Mengetahui proses produksi part reinforcement sub assy rr bumper pada PT. Metindo Erasakti. Mempelajari penerapan sistem kanban pada PT. Metindo Erasakti.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PT. Metindo Erasakti • PT. Metindo Erasakti didirikan pada tahun 1989 dengan sangat termotivasi visi dan misi yang didirikan oleh para pelopornya, yang masing- masing memiliki pengalaman dan keahlian dalam berbagai aspek dalam industri manufaktur. PT. Metindo Erasakti berdiri pada tahun 1981 (plant 1) yang bertempat di Narogong, Bekasi. Tahun 1990 PT. Metindo Erasakti mulai memasuki pasar manufaktur otomotif yang dimulai dengan menjadi produsen beberapa komponen bagian mobil. Tahun 1994 PT. Metindo Erasakti memperluas bisnis ke bagian manufaktur sepeda motor. PT. Metindo Erasakti mencapai ISO 1994-2000 pada tahun 1996, yang membuktikan bahwa PT. Metindo Erasakti memiliki standar mutu kelas dunia yang dihormati. PT. Metindo Erasakti juga terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek produksi, bidang manajemen, dan mencapai sertifikat ISO yang mencakup ISO-TS16949, untuk memenuhi persyaratan pelanggan saat ini dan masa yang akan datang. • Visi: Menjadi perusahaan industri komponen otomotif terkemuka di ASEAN • Misi: Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan membuat product berkualitas tinggi, quick action dan good response melalui penanganan masalah secara tuntas, on time delivery dan zero claim. Pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, Toyota Production System (TPS), small group activity (TPM), quality control circle (TQC-QCC) dan usulan ide perbaikan (UIP) dll.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Produksi Part Reinforcement Sub Assy RR Bumper
Receiving
Shearing
Stamping
Spot Welding
QC
Shipping
HASIL DAN PEMBAHASAN Bagan Alir Informasi Kanban Konsumen
Email
Kanban Elektrik
Withdraw Kanban
In Process Kanban
Bagan Alir Material dan Informasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kartu Withdraw Kanban
Kartu In Process Kanban
HASIL DAN PEMBAHASAN Shipping Operation Diagram PT. TMMIN
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan •
•
Proses produksi part reinforcement sub assy rr bumper dilakukan dengan beberapa proses yaitu mulai dari bahan baku, shearing atau pemotongan, stamping, spot welding, pengecekan kualitas, sampai shipping. Setelah proses produksi selesai kemudian barang siap dikirim kepada konsumen. Penerapan sistem kanban pada PT. Metindo Erasakti menggunakan sistem kanban manual. Kanban manual digunakan untuk merealisasikan instruksi atau perintah dalam proses produksi. Dengan kata lain tidak ada kanban tidak ada produksi. Penerapan sistem kanban manual pada perusahaan yaitu dengan membuat kartu kanban. Kelebihan kanban manual adalah biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari kanban elektrik. Kekurangan kanban manual adalah pada jumlah kanban, apabila semakin tinggi jumlah produksi maka semakin banyak kartu kanban yang digunakan.
Saran Saran pada penulisan ilmiah ditujukan untuk pihak terkait yaitu PT. Metindo Erasakti. Saran dalam perbaikan untuk penerapan sistem kanban yaitu melalui pengkombinasian sistem MRP II dan JIT. Dengan pengkombinasian sistem MRP II dan JIT, jumlah kanban dapat diminimasi dengan mengurangi safety stock. Selain itu, fungsi kanban bukan hanya sekedar menyalurkan informasi tepat waktu, namun juga akan mendorong terciptanya berbagai perbaikan lebih lanjut seperti penghapusan penumpukan barang setengah jadi, dan aktivitas lain yang menyebabkan pemborosan.