MEMBANGUN “TRATEGI BI“NI“ MENGHADAPI TREN PELEMAHAN EKONOMI DUNIA TAHUN 7 (PERSPEKTIF PEMBANGUNAN LOKAL) OLEH : KANG YOTO BUPATI BOJONEGORO
Disampaikan pada acara : Seminar dan Kuliah Umum Universitas Ciputra Sabtu, 21 Januari 2017
PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI GLOBAL TAHUN 2016
2525
GAMBARAN PEREKONOMIAN GLOBAL TAHUN 2016
REBALANCING EKONOMI CHINA KETIDAKPASTIAN KENAIKAN FED FUND RATE KEJATUHAN DEUTSCHE BANK DINAMIKA POLITIK DI INGGRIS (BREXIT) DINAMIKA POLITIK DI AMERIKA (TERPILIHNYA DONALD TRUMP SEBAGAI PRESIDEN AS SUMBER : LAPORAN INDEF
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL TAHUN 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT SEMPAT MENGALAMI PERLAMBATAN DI KURTAL II YAITU 1,4% TETAPI MEMBAIK DI KUARTAL III DIDORONG KINERJA EKSPOR, REBOUND INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH. NAMUN TERPILIHNYA DONALD TRUMP DIKUATIRKAN MENJADI FAKTOR KETIDAKPASTIAN PEMULIHAN EKONOMI DUNIA GUNCANGAN EKONOMI DI UNI EROPA TERJADI KARENA FENOMENA BREXIT DAN KEJATUHAN DEUTSCHE BANK. PERTUMBUHAN EKONOMI STAGNAN PADA LEVEL 0,3% DI KUARTAL III, KINERJA EKSPOR MENURUN, PENGANGGURAN MENCAPAI 10%. KEMENANGAN TRUMP JUGA MEMBAWA DAMPAK PADA PASAR KEUANGAN JEPANG SEBAGAI PARTNER UTAMA EKONOMI AS, NAMUN INDIKATOR PEREKONOMIAN MEMBAIK MASKIPUN LAMBAN. PDB JEPANG TUMBUH SEBESAR 0,6% PADA KUARTAL II DIMANA SEBELUMNYA HANYA MENCAPAI 0,2%. HAL INI DISEBABKAN KARENA PERBAIKAN NET EKSPOR SERTA MENINGKATKNYA KONSUMSI MASYARAKAT CHINA BELUM MENUNJUKKAN PERBAIKAN YANG SIGNIFIKAN WALAUPUN ADA UPAYA REBALANCING. PERTUMBUHAN EKONOMI STAGNAN PADA ANGKA 6,7%. KONSUMSI DAN INVESTASI BERGERAK LAMBAN. DITENGAH KELESUAN EKONOMI, INDIA BERTAHAN SEBAGAI MOTOR GLOBAL. PROGRAM MAKE IN INDIA DIGENJOT UNTUK MENARIK MINAT INVESTOR. KEPERCAYAAN BISNIS MENINGKAT. WALAUPUN SEMPAT MENGALAMI PERLAMBATAN DIMANA PERTUMBUHAN EKONOMI TURUN MENJADI 7,1% DI KUARTAL II DIBANDING KUARTAL I YANG MENCAPAI 7,95 SUMBER : LAPORAN INDEF
2
KINERJA EKONOMI GLOBAL TAHUN 2016 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA (persen) PERTUMBUHAN PDB (%)
IMF
BANK DUNIA
2016
2017
2016
2017
Dunia
3,1
3,4
2,4
2,8
Negara Maju
1,8
1,8
1,7
1,9
AS
2,2
2,5
1,9
2,2
Uni eropa
1,6
1.4
1,6
1,6
Negara Pasar Berkembang
6,4
6,3
3,5
4,4
Tiongkok
6,6
6,2
6,7
6,5
India
7,4
7,4
7,6
7,7
HARGA SEJUMLAH KOMODITAS MEMBAIK BAIK UNTUK ENERGI MAUPUN NON ENERGI. MEMBAIKNYA HARGA KOMODITAS ENERGI DISEBABKAN KARENA REBOUND HARGA MINYAK. WORLD BANK MEMPREDIKSIKAN PADA BEBERAPA TAHUN KEDEPAN HARGA MINYAK AKAN MENCAPAI US$ 53,2 PER BAREL PADA TAHUN 2017 DAN US$ 62,7 PER BAREL DI TAHUN 2018 SEKTOR KEUANGAN FLUKTUASI SEPANJANG TAHUN 2016 KARENA DIPENGARUHI KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED, BREXIT, BEBERAPA DINAMIKA POLITIK DI BERBAGAI NEGARA MOTOR EKONOMI DUNIA, PERLAMBATAN EKONOMI CHINA DAN BENCANA ALAM DI JEPANG. PERKEMBANGAN BURSA SAHAM MENUNJUKKA KINERJA POSITIF WALAUPUN ADA BEBERAPA YANG HARUS DIKOREKSI. BEI MENJADI SALAH SATU BURSA DENGAN KINERJA PALING BAIK SEPANJANG TAHUN 2016. SUMBER : LAPORAN INDEF
2
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA cukup berdaya tahan di tengah berbagai gejolak 6.3
6.2
6.0
6.2
6.0 5.6
5.5
5.0 4.6
4.8
5.0
5.1
Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 oleh berbagai lembaga: Bank Indonesia 5,0% - 5,4% IMF 5,1%
World Bank 5,3% Consensus Forecast 5,2% 2006
2007
2008
2009
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : BPS & Kemenkeu
2
KINERJA EKONOMI INDONESIA TAHUN 2016 TREN PERLAMBATAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA YANG DIMULAI SEJAK TAHUN 2011 BELUM MENUNJUKKAN PERBAIKAN SIGNIFIKAN HINGGA 2016. LAMBATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2016 DISEBABKAN KARENA KONSUMSI RUMAH TANGGA YANG BELUM PULIH AKIBAT DARI MENURUNNYA PENDAPATAN DAN INFLASI PADA BARANG VOLATILE FOOD. INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN JUGA BELUM PULIH HAL INI MENUNJUKKAN KONSUMEN MASIH BELUM OPTIMIS DENGAN KONDISI EKONOMI. BELANJA PEMERINTAH YANG TERKENA DAMPAK PEMOTONGAN ANGGARAN MENJADI PEMICU MELAMBATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI. BELANJA PEMERINTAH YANG MENINGKAT DARI 2,93% DI TRIWULAN I MENJADI 6,28% DI TRIWULAN II MENGALAMI PENURUNAN SIGNIFIKAN DI TRIWULAN III MENJADI -2,97% DARI SISI LAPANGAN USAHA SEKTOR YANG MENGALAMI PERTUMBUHAN HANYA SEKTOR NON TRADABLE YAITU KOMUNIKASI DAN INFORMASI SERTA JASA KEUANGAN. SEMENTARA SEKTOR TRADABLE SEPERTI PERTANIAN, PERTAMBANGAN, KONSTRUKSI DAN INDUSTRI TUMBUH RENDAH. SEKTOR PERTANIAN HANYA TUMBUH 2,67% DIMANA PADA TAHUN 2015 TUMBUH 4,64%. PERANAN SEKTOR TRADABLE PADA PDB MENGALAMI PENURUNAN. KINERJA EKSPOR IMPOR MENGALAMI TREN PENIURUNAN. NERACA PERDAGANGAN INDONESIA BELUM BERKUALITAS KARENA SURPLUS DISEBABKAN PENURUNAN IMPOR. SEPANJANG TAHUN 2016 NERACA PERDAGANGAN TERUS MELANDAI. NILAI TOTAL EKSPOR INDONESIA SEPANJANG JANUARI-OKTOBR 2016 HANYA MENCAPAI US$ 117,09 MILIAR ATAU MENURUN 8,04 % PADA PERIODE YANG SAMA DI TAHUN 2015. REALISASI INVESTASI JANUARI-SEPTEMBER 2016 MENCAPAI Rp. 453,4 TRILIUN ATAU MENINGKAT 13,4% (YOY). REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI MENINGKAT 18,8% ATAU SENILAI Rp. 158,2 TRILIUN, SEMENTARA PENANAMAN MODAL ASING NAIK 10,6% ATAU MENCAPAI Rp. 295,2 TRILIUN. NAMUN REALISASI INVESTASI TERBESAR ADALAH DI JAWA SEHINGGA MASIH TERJADI KETIMPANGAN INVESTASI INFLASI MASIH DIDOMINASI OLEH VOLATILE FOOD. HAL INI MENUNJUKKAN KETIDAKSANGGUPAN PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN HARGA BAHAN POKOK.
Pertanian, Pertambangan, Perikanan Distribusi terhadap PDB 2006 - 2015: 23,6%
2.7% 2.9% 3.2% 4.1% 3.3% 4.1% 3.9% 3.5% 2.8% 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
0.3% 2015
•Dipengaruhi oleh harga dan perdagangan komoditas dunia yang saat ini cenderung lemah •Dominan di beberapa daerah (Kalimantan, Papua, Sumatera)
Industri Pengolahan Distribusi terhadap PDB: 22,0%
4.6% 4.7% 2006
2007
3.7% 2008
2.2% 2009
4.7% 2010
6.3% 2011
5.6% 2012
4.4% 2013
4.6% 2014
4.2% 2015
• Diharapkan terus membaik seiring dengan reformasi struktural • Sektor unggulan padat karya yang memiliki nilai tambah yang tinggi • Sektor yang memiliki porsi tertinggi dalam PDB
Sektor Jasa (terbagi dalam 14 sektor) Distribusi terhadap PDB: 51,9%
TERTIER
SEKUNDER
PRIMER
PERTUMBUHAN PDB BERDASARKAN SISI PRODUKSI Didukung pertumbuhan sektor jasa yang terus tumbuh tinggi
7.4%
9.0%
8.6%
6.1%
8.2%
8.5%
6.8%
6.3%
6.2%
5.7%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SUMBER : MATERI KULIAH UMUM MENTERI KEUANGAN : SRI MULYANI
•Tumbuh relatif tinggi dan stabil dalam beberapa tahun terakhir •Sektor yang tumbuh : Informasi dan komunikasi, jasa keuangan, Ausransi, Transportasi dan Pergudangan
Meski Ekonomi Tumbuh Tinggi DISPARITAS ANTAR DAERAH MASIH LEBAR KALIMANTAN: 5,7% thd PDB Pertambangan, Industri, Pertanian
SULAWESI: 3,4% thd PDB
11,1%
4,9%
4,1%
Pertanian, konstruksi, perdagangan
6.5 %
22,0% 7,5% 11,0%
SUMATERA: 19,4% thd PDB Pertanian, Industri pengolahan, pertambangan 6,0 %
14,7%
Pertumbuhan PDRB, rata-rata 2001-2015, YoY Source: BPS
PAPUA: 1,5% thd PDB Pertambangan, pertanian, administrasi dan pemerintahan
5,8%
10,1%
SUMBER : MATERI KULIAH UMUM MENTERI KEUANGAN : SRI MULYANI
4,0%
BALI & NUSRA: 1,8% thd PDB Pertanian, pariwisata, perdagangan JAWA: 57,0% thd PDB Industri pengolahan, perdagangan, konstruksi Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2011 Source: BPS
5
PERTUMBUHAN EKONOMI TELAH MEMBANTU MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA, TETAPI… GINI Ratio
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Angka Kemiskinan sumber: BP
0.41
0.40
0.40
0.38
0.39 0.38 0.37 0.31
0.37 0.36 0.35
0.40
0.35
0.34
18. 0 11. 0 14. 0 12. 0 10. 0 8.0
16.6
10.00
15.4 14.2 13.3 12.5 12.011.4 11.3 11.2 125 12.011.4
11.3
10.70
7.00
9.11 8,39
7,87 7.14
7.48
1.131.175.94 1.18
6.13 6.17
5.94
6.18
5.00 4.00
1.0
3.00
4.0
2.00
2.0
1.00
0.0
-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2011
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2011
0.31
8.00
1.00
0.33 0.32
9.00
5.11
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2011
0.410.410.410.41 0.41
0.42
SUMBER : MATERI KULIAH UMUM MENTERI KEUANGAN : SRI MULYANI
B
1
TREN EKONOMI GLOBAL DAN DOMESTIK TAHUN 2017
2525
TREN EKONOMI GLOBAL TAHUN 2017
REBALANCING EKONOMI CHINA KETIDAKPASTIAN KENAIKAN FED FUND RATE KEJATUHAN DEUTSCHE BANK DINAMIKA POLITIK DI INGGRIS (BREXIT)
SUMBER : LAPORAN INDEF
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
ASUMSI EKONOMI MAKRO
Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)
2016 Realisasi
5,0
*
2017 APBN
5,1
INDIKATOR KESEJAHTERAAN Tingkat Pengangguran (%)
2016 Realisasi
2017 Target
5,61
5,3 – 5,6
IMF 5.1%, World Bank 5.3%, ADB 5.1%, Bloomberg Consensus 5.3%, Bank Indonesia 5,0 – 5,4%
Angka Kemiskinan (%)
10, 70
9,5 – 10,5
Inflasi
Gini ratio (indeks)
0,397
0,38
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
70,1
70,11
3,02
4,0
5,7
5,3
(%, yoy)
SPN 3 Bulan (rata-rata %)
Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$)
ICP (US$/barrel)
Lifting Minyak
13.307
13.300
40
45
829
815
1.184
1.150
(ribuan barrel/hari)
Lifting Gas (setara dengan ribuan barrel minyak/hari)
Kunci utama pertumbuhan: •
Memperkuat ekonomi domestik melalui stabilitas konsumsi, peningkatan investasi, dan ekspansi belanja pemerintah yang efektif
•
Meningkatan daya saing produk dalam negeri untuk mendukung perbaikan ekspor
ISU-ISU GLOBAL 1.MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA): TENAGA KERJA ASING AKAN MENGISI PASAR KERJA DI INDONESIA KETIKA SDM INDONESIA TIDAK MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN PASAR (FREE FLOW OF SKILLED LABOR - ARUS BEBAS TENAGA KERJA TERAMPIL)
2. DAYA SAING GLOBAL (THE GLOBAL COMPETITIVENESS REPORT/GCR) TAHUN 2014-2015 INDONESIA MENEMPATI PERINGKAT 34 DARI 144 NEGARA. NAMUN INDONESIA MASIH DIBAWAH NEGARA ASEAN LAINNYA SEPERTI SINGAPURA, JEPANG, DAN MALAYSIA (SUMBER : WWW.REPUBLIKA.CO.ID) 3. LAPANGAN PEKERJAAN TERBATAS SESUAI SKILL DAN KOMPETENSI TERLEBIH KARENA ALASAN EFISIENSI, INDUSTRI LEBIH BANYAK MENGANDALKAN MESIN DARIPADA TENAGA MANUSIA. 4. JUMLAH PENGUSAHA INDONESIA MASIH SEDIKIT HANYA 0,28% DARI JUMLAH PENDUDUK. AMERIKA 11%, SINGAPURA 7%, MALAYSIA 5%. KONDISI INI MENYEBABKAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERJALAN LAMBAT KARENA LULUSAN PERGURUAN TINGGI CENDERUNG MENUNGGU UNTUK MENDAPATKAN PEKERJAAN
DEINDUSTRIALISASI 1. PENURUNAN PANGSA SEKTOR INDUSTRI YANG SELAMA INI MENDOMINASI KONTRIBUSI PDB NASIONAL DAN MULAI DIGANTIKAN OLEH PANGSA PASAR TERSIER (SEKTOR JASA). TERJADI KEGAGALAN TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI. 2. TENAGA KERJA MENDOMINASI DI SEKTOR PRIMER TETAPI PERTUMBUHAN INVESTASI TERTINGGI DISEKTOR JASA YANG SEMAKIN MENDESAK SEKTOR PENGOLAHAN. INDONESIA DIPREDIKSIKAN MENGALAMI KEGAGALAN INDUSTRIALISASI KARENA TIDAK MAMPU MEMBANGUN INDUSTRI YANG KUAT DAN BERDAYA SAING. INDUSTRI YANG SELAMA INI DIBANGUN TIDAK MAMPU MENJADI PRIME MOVER YAITU TIDAK MAMPU MENCIPTAKAN NILAI TAMBAH PRODUK DAN MEMBUKA LAPANGAN KERJA YANG LEBIH LUAS 3. SUMBANGAN SEKTOR INDUSTRI TERUS MENURUN SELAMA SATU DEKADE TERAKHIR. PADA TRIWULAN III TAHUN 2016 TINGGAL 19,9% PADAHAL PADA TAHUN 2001 SEKTOR INDUSTRI BERKONTRIBUSI 29%.
PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI DINI ANTARA LAIN GAGAL BERTRANSFORMASI DARI PEREKONOMIAN BERBASIS PRIMER KE INDUSTRI PENGOLAHAN DIMANA SEKTOR PRIMER DITINGGALKAN PADAHAL SEKTOR PRIMER SEHARUSNYA MENJADI PENDUKUNG YANG TANGGUH UNTUK INDUSTRI, SEKTOR TERSIER BERKEMBANG PESAT TAPI TIDAK PROPORSIONAL HANYA TERJADI DI KOTA-KOTA BESAR
ANCAMAN MIDDLE INCOME TRAP (MIT) FENOMENA MIT DISEBABKAN KARENA SEKTOR INDUSTRI TIDAK MEMILIKI NILAI TAMBAH DARI WAKTU KE WAKTU, MISALNYA INDUSTRI MANUFAKTUR TIDAK LAGI KOMPETITIF. INDIKATOR MIT DILIHAT DARI GROSS NATIONAL INCOME (GNI). HINGGA TAHUN 2015, GNI PER KAPITA INDONESIA MASIH BERADA PADA ANGKA $ 3.440 LEBIH RENDAH DIBANDING TAHUN 2012. DENGAN TREN PENURUNAN YANG TERJADI TERUS MENERUS MAKA DIPASTIKAN INDONESIA AKAN MASUK DALAM NEGARA YANG BERADA PADA JEBAKAN
MIDDLE INCOME.
SUMBER : LAPORAN INDEF
BEBERAPA PROYEKSI DOMESTIK TAHUN 2017 1.
PERTUMBUHAN EKONOMI : • MASIH DIBAYANGI DENGAN ADANYA KONDISI EKONOMI GLOBAL. DARI SISI DOMESTIK INDONESI MASIH AKAN BERGANTUNG PADA KEKUATAN KONSUMSI RUMAH TANGGA YANG DIPREDIKSIKAN BERKONTRIBUSI 50% TERHADAP PDB. OLEH KARENA ITU PEMERINTAH HARUS MENJAGA INFLASI AGAR DAYA BELI MASYARAKAT TIDAK TERGERUS. • PERBAIKAN KINERJA INVESTASI UNTUK MENAHAN DEINDUSTRIALISASI. KONTRIBUSI INVESTASI DIPREDIKSI HAMPIR SAMA DENGAN TAHUN 2016. • EKSPOR DIPROYEKSI CENDERUNG TURUN KARENA PERMINTAAN DARI NEGARA UTAMA TUJUAN EKSPOR BELUM MENINGKAT.
2.
INFLASI : • INFLASI DIPROYEKSIKAN RENDAH. MESKIPUN PERKEMBANGAN HARGA MINYAK DUNIA MASIH RENDAH SEHINGGA TIDAK MEMBERIKAN TEKANAN PADA INFLASI NAMUN INFLASI HARUS DIWASPADAI PADA ITEM VOLATILE FOOD • INDEF MEMPROYEKSIKAN INFLASI INDONESI TAHUN 2017 PADA ANGKA 4,0%
SUMBER : LAPORAN INDEF
BEBERAPA PROYEKSI DOMESTIK TAHUN 2017 3.
NILAI TUKAR : • PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MASIH DIBAYANG-BAYANGI SITUASI POLITIK PASCA TERPILIHNYA DONALD TRUMP. INDEF MEMPREDIKSIKAN NILAI TUKAR RUPIAH RP. 13.000 PER USD
4.
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA: • INDEF MEMPROYEKSIKAN TPT SEBESAR 5,8%. PENINGKATAN TPT DARI TAHUN 2016 SEBESAR 5,61% DISEBABKAN KARENA STAGNASI PERTUMBUHAN SEKTOR TRADABLE YANG MENYERAP TENAGA KERJA
5.
TINGKAT KEMISKINAN : • PEMERINTAH MENARGETKAN ANGKA KEMISKINAN PADA RENTANG 9,5%10,5%. INDEF MEMPROYEKSIKAN TINGKAT KEMISKINAN 10,7% KARENA BELUM EFEKTIFNYA PROGRAM-PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
SUMBER : LAPORAN INDEF
STRATEGI BISNIS BOJONEGORO MENGHADAPI ISU GLOBAL DAN DOMESTIK (MODEL BOJONEGORO)
POTRET BOJONEGORO : PROBLEM DAN TANTANGAN BOJONEGORO PADA TAHUN 1900 an DIKENAL SEBAGAI DAERAH YANG MENGALAMI KEMISKINAN AMAT PARAH (ENDEMIC POVERTY). TAHUN 2008 PROSENTASE PENDUDUK MISKIN MENCAPAI 23% DARI TOTAL PENDUDUK 40,15% WILAYAH MERUPAKAN HUTAN NEGARA, 32,58% LAHAN SAWAH, 22,42% ADALAH TANAH KERING DAN SISA NYA 4,85% ADALAH PERKEBUNAN DAN LAIN-LAIN SEBAGIAN BESAR PENDUDUKNYA BEKERJA DISEKTOR PERTANIAN, NAMUN KEPEMILIKAN LAHAN SEMAKIN BERKURANG. SEMAKIN SEDIKIT TENAGA KERJA USIA MUDA YANG TERTARIK DIBIDANG PERTANIAN. KONDISI TANAH GERAK SEHINGGA INFRASTRUKTUR JALAN SERINGKALI RUSAK. BERTAHUN-TAHUN ANGGARAN TERSEDOT UNTUK MEMBANGUN JALAN
POTRET BOJONEGORO : PROBLEM DAN TANTANGAN BANJIR DAN KEKERINGAN YANG SETIAP TAHUN MELANDA BOJONEGORO. BEBERAPA WILAYAH MENGALAMI KERUGIAN YANG CUKUP SIGNIFIKAN, SELAIN ITU SETIAP TAHUN ADA SAJA INFRASTRUKTUR YANG RUSAK. PADA AWAL2 TAHUN 2008, APBD SANGAT TERBATAS HANYA 800 M, HABIS HANYA UNTUK BIAYA PEGAWAI SEHINGGA HARUS CERMAT BELANJA. SETELAH APBD NAIK MASIH MENGHADAPI TANTANGAN ADANYA PENGURANGAN DBH SEBAGAI SALAH SATU KONTRIBUTOR UTAMA PENYUMBANG APBD SEHINGGGA HARUS TETAP MEMPUNYAI STRATEGI BELANJA YANG CERDAS KARAKTER MASYARAKATNYA KENTAL DENGAN APA YANG DISEBUT 6 SETAN YAITU : 1.TIDAK TANGGUNGJAWAB 2.MEREMEHKAN, MENGANGGAP HIDUP ITU MUDAH 3.TIDAK SABAR 4.IRI HATI 5.PERCAYA GOSIP 6.SUKA MEMINTA
POTRET BOJONEGORO : PROBLEM DAN TANTANGAN
POTRET AWAL BIROKRASI PADA TAHUN 2008 ADALAH TIDAK PROFESIONAL, BERTELE-TELE, TIDAK TRANSPARAN SEHINGGA SAAT ITU INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT RENDAH. MASYARAKAT TIDAK PERCAYA PADA PEMERINTAH, BELUM MENGGUNAKAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN. PEMERINTAHNYA MASIH SELFISH. SEBELUM DITEMUKANNYA KANDUNGAN MINYAK DAN GAS, BOJONEGORO KURANG DIMINATI SEBAGAI DAERAH INVESTASI KARENA KONDISI GEOGRAFIS. SETIAP ADA PENGUSAHA YANG AKAN MENANAMKAN MODAL MAKA IMAGE MASYARAKAT BAHWA PENGUSAHA ITU HARUS MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT SETEMPAT (CSR) BARU BOLEH MENDIRIKAN USAHA.
BAGAIMANA DENGAN KEBERADAAN MIGAS? ADANYA SUMBER DAYA ALAM MIGAS YANG DI EKSPLOITASI PERLAHAN MENJADIKAN BOJONEGORO SEBAGAI PERHATIAN REGIONAL, NASIONAL BAHKAN DUNIA. 20% KEBUTUHAN MIGAS NASIONAL DISUMBANG DARI BOJONEGORO. PERTUMBUHAN EKONOMI PADA TAHUN 2015 MENCAPAI 19,87% YANG DISUMBANG DARI SEKTOR MIGAS SEBESAR 39,06%. APBD BOJONEGORO TERANGKAT DENGAN ADANYA DANA BAGI HASIL MIGAS.
APAKAH SEMUA PROGRAM PEMBANGUNAN DI BOJONEGORO TERATASI SEMUA HANYA DENGAN ADANYA DANA BAGI HASIL MIGAS???
TANTANGAN ANGGARAN KABUPATEN BOJONEGORO
PENDAPATAN DAERAH
• Pendapatan Daerah Kab. Bojonegoro terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan realisasi tahun dari 2013- 2015, realisasi tahun 2015 meningkat sebesar 15,14% dari realisasi tahun 2014 . • Sedangkan tahun 2016 (stlh dilakukan Penyesuaian) ditergetkan sebesar 3,597 triliun, dan tahun 2017 diproyeksikan meningkat sebesar 3,959 triliun.
KONDISI RIEL ANGGARAN KABUPATEN BOJONEGORO BOJONEGORO TERANGKAT APBD NYA SEJAK ADANYA PENERIMAAN DARI DBH MIGAS. PAD BOJONEGORO MASIH KECIL SEHINGGA TRIGER APBD MASIH TERLETAK PADA DANA PERIMBANGAN TERMASUK DIDALAMNYA DBH MIGAS SEMENTARA MIGAS ADALAH SUMBER PENDAPATAN YANG SANGAT VOLATIL. SELAIN ITU APABILA BOJONEGORO MENDAPATKAN ALOKASI MIGAS YANG BESAR MAKA DENGAN SENDIRINYA ALOKASI DAU AKAN DIKURANGI. GAMBARAN SINGKAT KONDISI 2016 : ASUMSI DBH SDA APABILA MENGACU PERPRES 36/2015 MAKA BOJONEGORO AKAN MENDAPATKAN 2,6 TRILYUN DI TAHUN 2016. PEMKAB BOJONEGORO MENGASUMSIKAN HANYA AKAN MENERIMA 1,4 TRILYUN. TERNYATA BOJONEGORO DI APBD PERUBAHAN KEMUNGKINAN HANYA AKAN MENERIMA 900 MILYAR SAJA
ASUMSI DALAM APBD 2016 (INDUK)
LIFTING
69,8 juta barel
ICP
50 US $ / barel
KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR
TIDAK TERCAPAI…………..
1 US$ = Rp 13.900,00
ISU-ISU NASIONAL PENERIMAAN NEGARA per 30 Agustus 2016
DASHBOARD AMNESTY PAJAK
PAJAK APBN-P 2016
TARGET
165 T
REALISASI
2,68 T
TARGET
1.355 T
REALISASI
596 T
1,6 %
44 %
27
ISU-ISU NASIONAL PENERIMAAN NEGARA SHORTFALL 235,4 T
PEMANGKASAN & PENUNDAAN ANGGARAN
1
KEMENTERIAN/LEMBAGA = 65 T
2 DANA TRANSFER = 68,8 T
DAU = 19,4 T HINDARI PELEBARAN DEFISIT ANGGARAN
DBH = 16,7 T DAK FISIK/NON FISIK/DD = 36,8 T
28
Dampak terhadap PENERIMAAN DAERAH DI PAPBD TAHUN 2016 KONDISI PENERIMAAN NEGARAA
BERPOTENSI
PENURUNAN PENERIMAAN DAERAH
PENUNDAAN TRANFER DBH 128,8 MILYAR
STRATEGI APA YANG DILAKUKAN OLEH BOJONEGORO??????????????? 29
BAGAIMANA MODEL DAN CARA BOJONEGORO MENGATASI PROBLEM DAN TANTANGANNYA????
MODEL BOJONEGORO PEMBANGUNAN DIJALANKAN DENGAN :
MEMAHAMI INTI MASALAH
MEMPERTEGAS MIMPI MENERIMA REALITAS
MENGOPTIMALKAN POTENSI
Tantangan Pembangunan • Kemiskinan • Keterbatasan SDM (tingkat pendidikan & kesehatan rendah)
Masyarakat menuntut perubahan nasib
• Keterbatasan infrastruktur (jalan)
• Rendahnya pelayanan pemerintah & kualitas birokrasi • Keterbatasan anggaran
KORUPSI
PERLUNYA MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK dan BERINOVASI
•Kultur Negatif (6 Syetan) : 1.Tidak tanggungjawab 2.Meremehkan, menganggap hidup itu mudah 3.Tidak sabar 4.Iri hati 5.Percaya gosip 6.Suka meminta 1/23/2017
Perbaikan semangat & Mental Model
BAGAIMANA????
32
MELAKUKAN TRANSFORMASI TERUTAMA TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN DI BOJONEGORO SEBAGAI MOMENTUM UNTUK MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG GOOD AND CLEAN
PELUANG DAN TANTANGAN
PELUANG : TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN DITEGAKKAN MULAI 2008 TANTANGAN : MERUMUSKAN KEBIJAKAN YANG EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 1/23/2017
33
KEPEMIMPINAN TRANFORMATIF DIDUKUNG OLEH 6 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN 6 ELEMEN TRANSFORMASI
KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF
PENGELOLAAN PEMERIMTAHAN YANG BERSIH DAN TEPAT
PENINGKATAN KAPASITAS FISKAL
PEMBENTUKAN MODAL SOSIAL
LINGKUNGAN HIDUP
ECONOMI
E N A M E L E M E N
T R A N S F O R M A S I
1、VISI 2、STRATEGI
3、PENGATURAN
4. MANAJEMEN OPERASIONAL 5、BUDAYA
6、SPIRITUAL – NIAT 6 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BOJONEGORO 1/23/2017
34
35
STRATEGI BOJONEGORO MEMPERKUAT PELAKU BISNIS/INDUSTRI DI BOJONEGORO
HUMAN PRODUCTIVITY APPROACH HUMAN PRODUCTIVITY APPROACH UNTUK MENJAWAB PERSAINGAN GLOBAL. MENGAPA DEMIKIAN??? KARENA KEMAMPUAN ANGGARAN PEMERINTAH TERBATAS SEDANGKAN PROGRAM PEMBANGUNAN MASIH BANYAK YANG HARUS DILAKUKAN. PEMBANGUNAN EKONOMI UNTUK MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN EKONOMI TIDAK HANYA BISA DILAKUKAN DARI SISI GOVERNMENT EXPENDITURE – PENGELUARAN PEMERINTAH SAJA. EKONOMI AKAN TUMBUH TERUS APABILA RAKYAT PRODUKTIF. SITUASI EKONOMI YANG BERTUMPU PADA HUMAN PRODUCTIVITY AKAN MENDORONG TUMBUHNYA AKTIVITAS EKONOMI YANG MENGGERAKKAN SELURUH SEKTOR. HAL INI BERARTI JUGA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA YANG SEBANYAK-BANYAKNYA, PENINGKATAN PENDAPATAN ATAU DAYA BELI YANG SECARA NYATA AKAN BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN KEMISKINAN.
MENGAPA HARUS PRODUKTIF ????
BOJONEGORO HARUS PRODUKTIF
KARENA BOJONEGORO HARUS MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL, NASIONAL, MAUPUN LOKAL
BAGAIMANA STRATEGINYA????
KALAU STRATEGI PEMERINTAH PUSAT ADALAH MEMBANGUN DARI PINGGIRAN (DESA), MODEL BOJONEGORO ADALAH DEVELOP WITH ATAU TUMBUH BERSAMA. DESA DAN KOTA DIBANGUN BERSAMA-SAMA DENGAN MENGOPTIMALKAN SELURUH POTENSI. POTENSI KOTA DAN POTENSI DESA SALING MENDUKUNG UNTUK MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN SECARA MERATA. MEMBANGUN TIDAK HANYA MEMPERHATIKAN PELAKU USAHA YANG KECIL DAN MENGABAIKAN YANG BE“AR ATAU SEBALIKNYA MENDUKUNG PELAKU USAHA YANG BESAR SAJA TETAPI MENELANTARKAN YANG KECIL.
RHIZOMATIC DEVELOPMENT
YANG KECIL/SEDANG MENJADI CUKUP…..YANG CUKUP MENJADI BESAR DAN SALING MEMBANTU
TANTANGAN: PEMASARAN & JARINGAN USAHA PRODUK: KUALITAS DAN STANDARISASI; INOVASI, TEKNOLOGI DAN SELERA PASAR
PELAKU UMKM KAPASITAS DAYA SAING PELAKU DAN TENAGA KERJANYA SERTA KEMAMPUAN UMKM AGAR MAMPU MEMANFAATKAN FASILITAS SUMBER DAYA YANG ADA.
KEBIJAKAN/REGULASI
TANTANGAN
INFRASTRUKTUR/ SARANA-PRASARANA KETERSEDIAAN DAM KUALITAS INFRASTRUKTUR/SARANA SERTA PRASARANA PEMASARAN YANG LEBIH BAIK
HARMONISASI KEBIJAKAN/REGULASI YANG MENDUKUNG PELAKU USAHA DALAM PENINGKATKAN DAYA SAING DAN PENGEMBANGAN BISNISNYA.
PROFIL INDUSTRI DI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016 10%
KOMPOSISI UMKM MENURUT SKALA USAHA
Mikro Kecil Menengah
90% FOKUS INTERVENSI PEMKAB
DARI JUMLAH UMKM SEBANYAK 77.044, 90 % SKALA USAHANYA ADALAH MIKRO DAN SISANYA SEBANYAK 10 % ADALAH SKALA KECIL DAN MENENGAH. UMKM YANG BERADA PADA SKALA MIKRO BIASANYA USAHANYA VISIBLE TAPI TIDAK BANKABLE. INILAH YANG MENJADI FOKUS INTERVENSI PEMKAB.
GAMBARAN UMUM KONDISI PELAKU BISNIS DI BOJONEGORO 90% BERSKALA MIKRO, PALING BANYAK BERADA DI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN, CENDERUNG HANYA PADA TINGKAT PRODUSEN, BELUM BANYAK BERKEMBANG INDUSTRI MANUFAKTUR, MASIH BERADA PADA TATANAN INDUSTRI YANG MENGANDALKAN KEPADA BAHAN BAKU
TANTANGAN UTAMA UMKM
PARA PELAKU UMKM TERUTAMA YANG SKALA MIKRO BIASANYA MENGHADAPI PERSOALAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU, KREATIVITAS DAN INOVASI (SDM), PERFORMANCE PRODUCT, MANAJEMEN, PERMODALAN (TIDAK BANKABLE), PENGUASAAN IT, SERTA KETERBATASAN AKSES PASAR
LANGKAH STRATEGIS PENGEMBANGAN UMKM DI BOJONEGORO CAPACITY BUILDING
FINANCIAL INTERMEDIARY
1. FASILITASI PERMODALAN 1. TRAINING : MELALUI BPR PEMKAB • MENINGKATKAN SKILL DAN BPR JATIM. PELAKU USAHA UNTUK 2. FASILITASI KREDIT MELALUI MENJAGA MUTU PERBANKAN LAINNYA PRODUK • MENINGKATKAN KUALITAS PERFORMANCE PRODUCT (PACKAGING) • PELATIHAN UNTUK MENAMBAH DESAIN PRODUK 2.COACHING : • PENDAMPINGAN MANAJEMEN USAHA • PEMBINAAN PENGEMBANGAN USAHA 3. CONTROLLING AND EVALUATING : MONITORING PERKEMBANGAN USAHA
INSTITUTION AND NETWORKING 1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEBAGAI SUPPORTING. SALAH SATUNYA DENGAN MEMBANGUN PUSAT INDUSTRI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANCE PRODUK UMKM BOJONEGORO 2. KEMUDAHAN PERIJINAN UNTUK MELAKUKAN USAHA INDUSTRI 3. FASILITASI AKSES PASAR MELALUI PAMERAN, EKSPO, PASAR LELANG, TEMU USAHA 4. PENGEMBANGAN KERJASAMA DENGAN PIHAK SWASTA
PENGUATAN SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK PENGUATAN SEKTOR UMKM
STRATEGI POKOK PENGEMBANGAN PELAKU UMKM CAPACITY BUILDING
FINANCIAL INTERMEDIARY
INSTITUTION AND NETWORKING
LEMBAGA KEUANGAN (BANK UMUM, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, BPR)
MEMPERKUAT PERFORMANCE PD. BPR BANK DAERAH BOJONEGORO PEMANFAATAN DBH MIGAS UNTUK INVESTASI JANGKA PANJANG DENGAN HARAPAN MEMBERIKAN MANFAAT EKONOMI BAGI GENERASI SELANJUTNYA DALAM BENTUK ENDOWMENT FUND BERUPA PENYERTAAN MODAL KE PD. BPR SAMPAI DENGAN 400 MILYAR
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PRINSIPNYA INDUSTRI HARUS TUMBUH DISEMUA WILAYAH. OLEH KARENA ITU BOJONEGORO TIDAK MEMBENTUK ZONA INDUSTRI. DISETIAP DESA DIUPAYAKAN ADA INDUSTRI YANG BERKEMBANG. ADA KEBIJAKAN KHUSUS UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI MELALUI KEBIJAKAN INSENTIF INVESTASI YAITU : 1. KEBIJAKAN UPAH UMUM PERDESAAN 2. INSENTIF PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH 3. PELAYANAN PERIJINAN CEPAT 4. DUKUNGAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN DUKUNGAN LAIN YANG DIPERLUKAN (CUSTOMIZE MENYESUAIKAN KEBUTUHAN PENGUSAHA) 5. DUKUNGAN DATA DAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN OLEH PENGUSAHA 6. MENDUKUNG PELATIHAN BAGI TENAGA KERJANYA
BERDIRINYA PABRIK SEPATU CLARK, INDUSTRI MINUMAN SARANG BURUNG KUALITAS EKSPORT, WAHANA WISATA GO FUN, PABRIK PLASTIK DAN LAIN-LAIN
MODEL BOJONEGORO MEMBANGUN PONDASI EKONOMINYA
BAGAIMANA STRATEGI BOJONEGORO (SEBAGAI DAERAH OTONOM) MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL, NASIONAL, MAUPUN LOKAL? 1. Mencukupi kebutuhan lokal Kabupaten Bojonegoro
2. Bojonegoro menangkap peluang dari permasalahan global, nasional dan lokal
PRODUCE AND MAKE IN BOJONEGORO
Melalui optimalisasi seluruh SDM dan SDA yang dimiliki yaitu : 1. Minyak dan Gas (hilirisasi industri berbasis migas) 2. Pangan (hilirisasi sektor pertanian untuk peningkatan nilai tambah pada komoditas pertanian) 3. Industrialisasi 4. Penguatan Sektor Jasa (Keuangan dan jasa lainnya)
IMPLEMENTASI 6 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM KEBIJAKAN MAKRO PEMBANGUNAN BOJONEGORO
1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DIARAHKAN PADA PENGUATAN INFRASTRUKTUR YANG MEMILIKI TRIGER UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI 2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG MENDUKUNG TERWUJUDNYA SUMBER DAYA MANUSIA BOJONEGORO YANG PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING 3. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG MENDUKUNG KEMANDIRIAN FISKAL APA WUJUD KONKRETNYA????
• DBH MIGAS YANG CUKUP BESAR SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN UNTUK MEMBIAYAI PEMBANGUNAN • EKSPEKTASI MASYARAKAT BAHWA MIGAS AKAN MEMBAWA DAMPAK KESEJAHTERAAN • TERCIPTANYA LAPANGAN PEKERJAAN YANG BESAR TERUTAMA DENGAN BERKEMBANGNYA INDUSTRI TURUNAN MIGAS
MENGELOLA MIGAS
• PENDEKATAN YANG DILAKUKAN ADALAH HUMAN APROACH • MENDUKUNG SUKSESNYA PRODUKSI MIGAS • MEMBUAT KEBIJAKAN YANG TEPAT (PERDA NO 23 TAHUN 2011) • PENGELOLAAN DBH MIGAS MELALUI INVESTASI JANGKA PANJANG UNTUK MEMBERIKAN MANFAAT EKONOMI BAGI GENERASI SELANJUTNYA (ENDOWMENT FUND) MELALUI PENYERTAAN MODAL DI BANK • MENYUSUN STRATEGI UNTUK DANA ABADI • HILIRISASI INDUSTRI MIGAS
OPTIMALISASI SEKTOR PERTANIAN (ON FARM DAN OFF FARM) Potensi yang dimiliki : 1. Sumber daya air (waduk, bendungan, sungai, air hujan) 2. Lahan Pertanian produktif seluas 78.000 ha 3. SDM Petani dan pelaku usaha pertanian yang semakin berkualitas Bojonegoro mampu menyumbang 1,5 juta ton gabah sebagai penyangga pangan nasional)
Strategi yang dilakukan : PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS melalui : 1. Penguatan dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pertanian (bibit, pupuk, pembangunan insfrastruktur pertanian seperti embung, bendungan, jaringan irigasi, jalan usaha tani, dll) 2. Pemantapan teknologi pertanian melalui berbagai kerjasama dengan para pihak terutama perguruan tinggi (riset dan transformasi teknologi) 3. Perkuatan lembaga keuangan untuk sektor pertanian 4. Menerbitkan 11 Instruksi Bupati terkait pertanian
STRUKTUR MAKRO EKONOMI BOJONEGORO STRUKTUR EKONOMI BOJONEGORO SECARA HISTORIS DITOPANG OLEH PERTANIAN DAN MIGAS. APABILA BOJONEGORO HANYA MENGANDALKAN KEDUA SEKTOR INI MAKA AKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI
MENCIPTAKAN LOKOMOTIF EKONOMI BARU BOJONEGORO : INDUSTRI PARIWISATA JASA PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI PRINSIPNYA INDUSTRI HARUS TUMBUH DISEMUA WILAYAH. OLEH KARENA ITU BOJONEGORO TIDAK MEMBENTUK ZONA INDUSTRI. DISETIAP DESA DIUPAYAKAN ADA INDUSTRI YANG BERKEMBANG. ADA KEBIJAKAN KHUSUS UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI MELALUI KEBIJAKAN INSENTIF INVESTASI YAITU : 1. KEBIJAKAN UPAH UMUM PERDESAAN SEBESAR Rp. 1.005.000 2. INSENTIF PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH 3. PELAYANAN PERIJINAN CEPAT 4. DUKUNGAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN DUKUNGAN LAIN YANG DIPERLUKAN (CUSTOMIZE MENYESUAIKAN KEBUTUHAN PENGUSAHA) 5. DUKUNGAN DATA DAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN OLEH PENGUSAHA 6. MENDUKUNG PELATIHAN BAGI TENAGA KERJANYA
PENGEMBANGAN PARIWISATA 1. 2. 3.
INVESTASI PEMERINTAH DI BIDANG PARIWISATA MELIPUTI PEMBANGUNAN TEMPATTEMPAT WISATA YANG SUDAH EKSISTING MAUPUN YANG BARU MELIBATKAN KOMUNITAS MASYARAKAT UNTUK PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BARU/WISATA BERBASIS MASYARAKAT PENGEMBANGAN WISATA BERBASIS POTENSI ALAM GEOLOGI MELALUI PENGEMBANGAN GEOPARK DAN GEOHERITAGE
PENGEMBANGAN SEKTOR JASA PENDIDIKAN DAN KESEHATAN 1. PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SOSRODORO DJATIKOESOEMO, PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PADANGAN, PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SUMBERJO, PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT DI WILAYAH SELATAN 2. MENYEKOLAHKAN DOKTER –DOKTER UNTUK SPESIALISASI YANG BERNILAI MARKETABLE 3. PEMENUHAN ALAT-ALAT KEDOKTERAN YANG MENDUKUNG KEAHLIAN PARA DOKTER SPESIALIAS 4. MEMBANGUN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG NANTINYA DIPERSIAPKAN UNTUK MENJADI KAMPUS AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN)
HAL INI MERUPAKAN INVESTASI JANGKA PANJANG DIMANA SEKTOR KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DIHARAPKAN MAMPU MENJADI SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI BARU YANG MENGGERAKAN PEREKONOMIAN DI BOJONEGORO DAN MENJADI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. PELATIHAN BAGI 12.000 RIBU TENAGA KERJA DENGAN ALOKASI ANGGARAN 9 MILYAR. BAGI PENGUSAHA YANG MEMERLUKAN PELATIHAN UNTUK TENAGA KERJANYA MAKA PEMKAB SIAP MELATIH SESUAI DENGAN STANDART ATAU JENIS KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN 2. BEASISWA BAGI ANAK SMA/SMK/MA SEBESAR Rp. 2.000.000 3. PEMBERIAN BEASISWA BAGI MAHASISWA AKN
INDUSTRI BERKEMBANG DI BOJONEGORO MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN. DALAM HAL INI TENAGA KERJA HARUS DISIAPKAN AGAR INDUSTRI MENYERAP SEPENUHNYA TENAGA KERJA DARI BOJONEGORO. PELATIHAN DILAKUKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN HAL TERSEBUT.
KEMANDIRIAN FISKAL 1. PENGELOLAAN DBH MIGAS MELALUI INVESTASI JANGKA PANJANG UNTUK MEMBERIKAN MANFAAT EKONOMI BAGI GENERASI SELANJUTNYA (ENDOWMENT FUND) MELALUI PENYERTAAN MODAL DI BANK. SAAT INI SEJUMLAH PENYERTAAN MODAL DILAKUKAN UNTUK BEBERAPA LEMBAGA PERBANKAN SALAH SATUNYA ADALAH BANK BPR MILIK PEMDA SEJUMLAH 210 MILYAR 2. DANA ABADI SUATU SAAT SUMBER DAYA MIGAS AKAN HABIS DAN MUNGKIN PADA SAAT ITU APBD BOJONEGORO AKAN KEMABLI KEPADA ERA TAHUN 2008. MELALUI DANA ABADI BOJONEGORO MENABUNG UNTUK GENERASI MASA DEPAN. DANA ABADI INI TIDAK BOLEH DIAMBIL POKOK NYA, BUNGA NYA SAJA YANG DIKELOLA KHUSUS UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BOJONEGORO. SEHINGGA APABILA ANGGARAN TERBATAS, MAKA PEMBANGUNAN SDM SUDAH ADA SUMBER DANA LAINNYA
STRATEGI PENGUATAN BISNIS UNTUK JAWA TIMUR
A. GOVERNMENT GUARANTEE 1. Kemudahan Perijinan 2. Pengadaan Lahan 3. Ketersediaan Energi/Listrik
B. DUKUNGAN INFRASTRUKTUR 1. Moda Transportasi 2. Kawasan Industri 3. Energi C. PENGUATAN SDM 1. Pendidikan Vokasional 2. Memperkuat lulusan SMK
LOGICAL FRAME WORK PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIMER
MOVING -
-
LOAN AGREEMENT/LINKAGE PROGRAM (PT BANK JATIM-BPR KAB) INDUSTRI PRIMER PT BANK JATIM & BPR MEMASTIKAN
PRODUKTIVITAS PERTANIAN MENINGKAT KARENA SEBAGIAN NAKER MOVING KE INDUSTRI PRIMER
OBYEK PEMBIAYAAN (INDUSTRI PRIMER) DAN TARGET MASABAH DEBITUR (BY NAME BY ADDRES)
Peningkatan Produksi 4 PERKUATAN MANAGEMEN USAHA Agroinput, Teknologi On Farm, UMKM (MEMPERBANYAK TOT Rekayasa Usaha Tani (CF), dll. INKUBATOR) mekanisasi pertanian 4 combine harvester, lantal jemur, dil) Kualitas Produk (standar kualitas produksi 4 GAP, din Delivery ke Industri Primer on time ( pengaturan pola tanam)
KUALITAS PRODUK, PACKAGING, STAN DARDISAS1 PRODUK, DLL