MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI BAHASA INDONESIA DALAM KANCAH PERGAULAN INTERNASIONAL YANG BERMARTABAT
Riadi Darwis Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Abstrak Bahasa memiliki fungsi untuk mengekspresikan emosi, interaksi sosial, menunjukkan kekuatan suara, mengontrol realitas, merekam fakta-fakta, dan menjadi alat berpikir. Hal ini pun sama dan terjadi dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia dewasa ini bukan hanya sebagai bahasa pemersatu, akan tetapi sudah menjadi jati diri dan karakter dari bangsa Indonesia. Jati diri dan karakter yang sudah ada akan berubah menjadi kesantunan dalam berbahasa, kesantunan berbahasa ini ternyata merupakan awal dari pembentuk karakter seseorang yang mencerminkan suatu bangsa. Melalui bahasa dapat diwariskan beraneka ragam budaya (nilai-nilai, praktik, kelembagaan) untuk dapat dilestarikan dan ditumbuhkembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bukan hanya bagi lingkup Indonesia tapi sesungguhnya dapat kita sebar menjadi budaya dunia. Hal ini sepatunya dipahami oleh tenaga pendidik untuk memberikan pembelajaran bahasa yang santun khususnya bahasa Indonesia bagi para siswa kita menjadi sangat penting. Ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagaimana kita menyiapkan generasi muda bangsa ini menjadi bangsa yang mulia, percaya diri, dan bermartabat di mata umat manusia sedunia.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Kesantunan Berbahasa
A. PENDAHULUAN Bahasa dalam kenyataannya memiliki peran penting dalam komunikasi antarmanusia penuturnya. Secara garis besar bahasa memiliki fungsi untuk mengekspresikan emosi, interaksi sosial, menunjukkan kekuatan suara, mengontrol realitas, merekam fakta-fakta, dan menjadi alat berpikir (Crystal, 1997: 10-13). Dengan demikian, peran bahasa secara lebih jauh bisa berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan, bahkan peradaban
maupun kebudayaan manusia sekalipun. Sebagai contoh, bahasa Inggris bisa menjadi bahasa internasional saat ini karena adanya faktor dorongan ekpresi orang Inggris yang memiliki kemampuan untuk bisa memperluas hubungan komunikasi dengan dunia luar. Ini pun tidak lepas dari peran sistem kebahasaan maupun nonkebahasaan yang membentuk karakter penuturnya menjadi pribadi yang penuh percaya diri. B. JATI DIRI BANGSA DAN KARAKTER Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 329
1. Jati Diri Bangsa Keberadaan suatu bangsa dan negara tidak akan lepas dari unsur jati diri bangsa itu sendiri. Jati diri bangsa seperti yang dikemukakan Effendi dijabarkan sebagai kepribadian luhur dan mulia yang berlandaskan norma-norma, moral dan agama. Konon jati diri bangsa ini menurutnya ada sejak bangsa ini lahir dan membangun sebuah kelompok masyarakat (Effendi, 2009: http://bisnismuktiplaza.blogspot.com/2009/10/mengemb alikan-jati-diri-bangsa.html10 November 2009). Soedarsono lebih jauh merincikan jati diri bangsa dalam tiga peran. Pertama, jati diri bangsa menjadi penanda keberadaan atau eksistensinya. Ini diartikan bahwa bangsa yang tidak mempunyai jati diri tidak akan eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, jati diri bangsa menjadi pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya juang, dan kekuatan bangsa. Ini akan tecermin dalam kondisi bangsa pada umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada khususnya. Ketiga, jati diri bangsa menjadi pembeda dengan bangsa lain di dunia (Soedarsono. 2008: 21).” Dengan demikian, hakikatnya jati diri adalah fitrah yang berisikan turunan sifatsifat ilahiah dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Jati diri menjadi sesuatu potensi yang sangat luar biasa untuk bisa ditumbuhkembangkan menjadi sebuah kekuatan yang sangat dahsyat dalam melakukan sebuah perubahan. Landasan utama hadirnya jati diri adalah hati yang murni. Dalam sebuah keterangan dikatakan, bahwa baik buruknya
seseorang bergantung pada segumpal darah yang ada di dalam dirinya yaitu hati. Oleh karena itu, maka perlu adanya suatu upaya pemupukan, pemeliharan, dan pengembangan agar kondisi hati itu menjadi jauh lebih baik. Salah satu bentuknya adalah dengan menjalankan norma-norma agama secara utuh dalam kehidupan. 2. karakter Ada sebuah ungkapan bijak yang sarat dengan makna yang dalam sebagai berikut: ”Bila harta kita hilang, sebenarnya tidak ada yang hilang, bila kesehatan kita hilang, ada sesuatu yang hilang, tetapi bila karakter kita hilang, kita akan kehilangan segala-galanya (Soedarsono. 2008: 2).” Dengan demikian, betapa bernilainya sebuah karakter dalam diri manusia. Dalam Al Quran Surat 8 Al Anfaal: 53, Allah berfirman “yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekalikali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Ayat ini mengandung suatu pemahaman yang sangat jelas bahwa untuk terjadinya suatu perubahan berarti dalam suatu kaum atau bangsa sangat bergantung pada sesuatu yang terkandung dalam dirinya. Soedarsono menafsirkan “yang ada dalam diri mereka sendiri” adalah tekad, kehendak, pemikiran, jati diri, karakter , dan semangat. (Soedarsono. 2008: 2).” Menurutnya pula karakter dipandang sebagai nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 329
percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi semacam nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya juang, melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku kita (Soedarsono. 2008: 16). Perlu disadari pula bahwa karakter memiliki dua sisi yaitu ada karakter baik dan karakter buruk sesuai dengan konsep qalbu/ hati yang bermakna bolak-balik. Dalam Quran Surat 91 Asy Syam: 8-10, Allah berfirman “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” Dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa manusia diberi dua pilihan yaitu fitrah kebaikan dan keburukan. John Luther (dalam Megawangi, 2006: 17) pernah mengungkapkan bahwa ”Karakter yang baik, lebih patut dipuji daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugrah. Karakter yang baik, sebaliknya, tidak dianugrahkan kepada kita. Kita harus membangunnya sedikit demi sedikit – dengan pikiran, latihan, keberanian dan usaha keras.” Begitupun sebaliknya Ibnu Jazzar Al Qairawani (dalam Megawangi, 2006: 19-20) mengungkapkan bahawa Sifat-sifat buruk yang timbul dari diri anak bukan berasal dari fitrah. Akan tetapi, timbul karena kurangnya peringatan sejak dini dari orang tua dan para pendidiknya. Semakin dewasa, semakin sulit meninggalkan sifat-sifat tersebut. Banyak orang dewasa yang menyadari sifat buruknya, tetapi tidak mampu mengubahnya, karena sifat tersebut
sudah mengakar di dalam dirinya, dan menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan Sebagai penguat, Tolber McCaroll menambahkan bahwa karakter adalah kualitas otot yang terbentuk melalui latihan setiap hari dan setiap jam dari seorang pejuang spiritual (Megawangi, 2006: 48). Atas dasar itulah, dalam pembangunan karakter ada empat koridor yang diperlukan. 1. Internalisasi tata nilai. 2. Menyadari mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and the don’t). 3. Membentuk kebiasaan (habit forming) 4. Menjadi teladan (role model) sebagai pribadi berkarakter (Soedarsono. 2008: 28) Karakter dalam istilah lain bisa disandingkan dengan istilah akhlak. Sejumlah ahli memberikan beberapa ciri akhlak/ karakter yang baik sebagai berikut. 1. Wajah yang berseri-seri, bermurah hati dan tidak menyakiti orang lain (Al Hasan Al Basri dalam Asy Syahari, 2005: 153). 2. Tidak mau bermusuhan dengan orang lain dan tidak mau diajak bertengkar dengannya (Al Wasithi dalam Asy Syahari, 2005: 153) 3. Tidak menyakiti orang lain dan memikirkan kehidupannya (Syah Al Karmani dalam Asy Syahari, 2005: 153) 4. Berakhlak baik tecermin dalam tiga perkara, yaitu menjauhi perkara yang haram, mencari perkara yang halal, dan memberikan kelonggaran dalam keluarga. Sedangkan kunci berakhlak baik itu ada empat, yaitu hikmah, pemberani, menjaga
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 330
dari perkara yang haram, dan berbuat adil. Semua perkara ini termasuk pokokpokok akhlak yang baik (Ali bin Abi Thalib dalam Asy Syahari, 2005: 153) 5. ”Tiada amal yang lebih berat dalam timbangan orang mukmin di hari kiamat daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah swt. Benci terhadap orang yang berkata kotor dan berakhlak jelek (HR At Tirmidzi, Ibnu Abi Ad Dunya, dan Abu Nu’aim). 6. ”Orang yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat denganku adalah orang yang baik akhlaknya, dan orang yang paling saya benci di antara kalian dan paling jauh denganku adalah orang yang jelek akhlaknya, yaitu orang yang banyak bicara, orang yang menghina orang lain dengan perkataannya dan orang yang sombong (HRAhmad dan Ibnu Abi Ad Dunya). Agar fitrah diri seseorang dapat terjaga dengan baik dalam rangka membangun karakter yang baik harus mengupayakan dua langkah utama yaitu pembersihan diri dan menjauhkan diri dari pengotoran jiwa. Pembersihan diri yang dimaksud adalah memperbanyak syukur, sabar, santun, sayang, bijaksana, suka bertaubat, lemah lembut, benar, dan dapat dipercaya (Suyitno dan Basa, 2005: 461). Menjauhkan diri dari pengotoran jiwa yang meliputi tergesa-gesa, berkeluh kesah, gelisah, tidak suka berbuat baik, kikir, kufur, susah payah, membantah, zalim, dan bodoh (Suyitno dan Basa, 2005: 463). C. KESANTUNAN BERBAHASA
Kesantunan dalam berbahasa ternyata merupakan awal dari pembentuk karakter seseorang. Megawangi menjelaskan lebih jauh bahwa, seorang anak perlu diajarkan untuk terbiasa berkata terima kasih, karena ini merupakan atribut luar dari akhlak yang senantiasa bersyukur atau berterima kasih atas segala anugrah yang diberikan kepadanya (Megawangi, 2006: 33). La Bruyere memberikan suatu gambaran bahwa sopan santun tidak selalu menghasilkan kebaikan hati, keadilan, kepuasan, atau rasa syukur, tetapi ini dapat memberikan seseorang – paling tidak – terlihat sopan, dan membuatnya tampak dari luar apa yang seharusnya menjadi benarbenar terhormat (La Bruyere dalam Megawangi, 2006: 31) Sopan santuan adalah tiruannya, atau penampakan luar, dari kebajikan yang darinya timbul kebajikan-kebajikan sebenarnya (Comte-Sponville, dalam Megawangi, 2006: 30). Dalam al Quran, Allah banyak mengilustrasikan bagaimana keharusan manusia untuk selalu memperhatikan perkataannya dalam batas-batas kesantunan. Ada beberapa ciri kesantunan berbahasa yang disyaratkan 1. berkata baik dan lebih baik QS 2: 263 Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan . Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. QS 4: 8 Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat , anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 331
harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. QS 17: 53 Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik . Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. 2. Berkata benar QS 4: 9 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. QS 33: 70 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, Janganlah kewibawaan manusia itu mencegah seseorang untuk mengatakan yang benar jika ia mengetahuinya. Ketahuilah sesungguhnya jihad yang paling mulia adalah mengatakan sesuatu yang benar di hadapan pengauasa yang zalim (HR Ahmad) 3. Berkata yang membekas QS 4: 63 Mereka itu adalah orangorang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. 4. Pilihan kata yang terseleksi QS 17: 23 Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia . 5. Bermanfaat QS 19: 62 Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. QS 28: 55 Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". QS 56: 25 Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, QS 78: 35 Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak perkataan dusta. 6. Fasih QS 20: 28 supaya mereka mengerti perkataanku, 7. Jelas QS 21: 110 Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan dengan terangterangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan. 8. Jujur/ tidak dusta QS 22: 30 Demikianlah . Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 332
kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. 9. Sederhana QS 33: 32 Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik, 10. Taat asas/ aturan 47:21 Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik . Apabila telah tetap perintah perang . Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. 47:30 Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu. 11. Muka yang berseri-seri QS 83 Al Muttaffifiin: 24 Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh keni'matan. 12. Sikap tubuh yang baik Allah memberikan rahmat-Nya kepada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli, dan membuat suatu pernyataan. (HR Bukhari) D. EFEK BERBAHASA SANTUN Penelitian mutakhir yang berkait dengan masalah penggunaan bahasa adalah penelitian yang dilakukan oleh Masaru Emoto (2006). Dalam penelitianya, ia mengungkapkan sebuah fenomena bahwa
sebuah perkataan yang baik bisa memberikan perubahan pada struktur kristal sebuah benda (air). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebuah perkataan yang baik atau yang buruk memberikan efek berbeda untuk setiap jenisnya. Harus disadari bahwa manusia hakikatnya 70% terdiri atas zat cair. Bisa kita bayangkan andaikan manusia banyak berkata baik maka perubahan yang dirasakan pastilah akan positif. Sebaliknya jika manusia banyak berkata buruk maka berdampak pula terhadap dirinya. Selain itu, dampak pola komunikasi dengan bermediakan bahasa yang santun atau positif ditengarai memiliki pengaruh yang sangat kuat pada kepribadian seseorang. Bloch dan Merit mengatakan (2006: 21-24) ada sembilan hal yang dapat diperoleh seseorang yaitu: 1. Percakapan pribadi yang positif membentuk kemandirian, otonomi, dan tanggung jawab pribadi. 2. Melalui pengunaan percakapan pribadi, anak-anak dapat menggeser konsep diri mereka dari pondasi luar menjadi pondasi dalam. 3. Percakapan pribadi yang positif meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri seorang anak. 4. Percakapan pribadi yang positif dapat menyediakan suatu penangkal terhadap rasa malu yang tidak sehat. 5. Percakapan pribadi yang positif dapat membantu anak-anak untuk menetapkan dan meraih sasaran-sasaran pribadi. 6. Percakapan pribadi yang positif dapat mempengaruhi kesehatan dan citra tubuh Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 333
anak-anak secara positif.. 7. Percakapan pribadi yang positif dapat mendorong anak-anak tetap benar dan menolak tekanan. 8. Percakapan pribadi yang positif dapat membantu anak-anak menanggapi kemalangan dengan sikapyang positif dan menguatkan. 9. Percakapan pribadi yang positif dapat membantu anak-anak mengembangkan suatu optimisme yang lebih besar terhadap masa depan. Dalam sumber rujukan lain terdahulu diungkapkan pula bahwa, akhlak yang jelek dan berkata kotor adalah sumber penyakit. Imam Al Mawardi mengatakan Al Ahnaf bin Qais berkata ”Maukah kalian saya beri tahu tentang sumber dari segala penyakit? Mereka menjawab, ”Ya, kemudian Al Ahnaf bin Qais berkata, ”akhlah yang jelek dan berkata kotor,” dan sebagian ahli hikmah berkata, ”Barangsiapa yang berakhlak jelek, maka rezekinya akan sempit, adapun alasannya sudah jelas.” Sebagian ahli balaghah (orang yang fasih dalam berbicara berkata, ”akhlah yang baik menunjukkan ketenangan dalam jiwanya dan orang lain selamat darinya sedangkan akhlak yang jelek menunjukkan kekerasan dalam jiwanya dan termasuk musibah bagi orang lain.” Sebagian ahli syair berkata, ”Apabila suatu kaum tidak mempunyai ’keluasan’ budi pekerti, maka tempat yang luas seluas apapun tetap tampak sempit bagi mereka. Jika seseorang tidak diciptakan sebagai orang yang bijaksana, maka sebenarnya kebijaksanaan itu tidak karena panjangnya umur. ( Asy Syahari, 2005: 153).”
Akhlak yang baik bisa terwujud dengan watak yang baik, lembut perilakunya, muka yang berseri-seri, tidak terburu-buru dan berkata baik. E. TANTANGAN BAGI PARA PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Akhirnya, bagi kita selaku kaum pendidik semakin terpahamkan bahwa pembelajaran bahasa yang santun khususnya bahasa Indonesia bagi para siswa kita menjadi sangat penting. Ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagaimana kita menyiapkan generasi muda bangsa ini menjadi bangsa yang mulia, percaya diri, dan bermartabat di mata umat manusia sedunia. Kita semestinya berbangga dengan segala kekayaan khazanah budaya dan suku bangsa yang beraneka ragam ditunjang dengan sikap spiritualitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan mahaesa. Bagi kita sebagai umat yang beragama, kitab suci (khususnya bagi seorang muslim, al Quran dan al Hadits) semestinya menjadi sumber kekuatan rujukan dalam pembinaan dan pembelajaran untuk menjadi pribadi yang agung. Kita saat ini telah memiliki aset berharga yang tidak dimiliki bangsa lain yaitu kebhinekatunggalikaan. Melalui bahasa pulalah kita dapat mewariskan beraneka ragam budaya (nilainilai, praktik, kelembagaan) untuk dapat dilestarikan dan ditumbuhkembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bukan hanya bagi lingkup Indonesia tapi sesungguhnya dapat kita sebar menjadi budaya dunia.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 334
F. CONTOH-CONTOH UNGKAPAN DAN SAPAAN DALAM BAHASA INDONESIA Sekadar untuk lebih mendekatkan kepada realitas bagaimana bangsa Indonesia bersikap dan dan berfilsafat mulia, kita dapat memperhatikan sejumlah ungkapan yang menggambarkan cara pandang bangsa Indonesia dalam menyikapi persolan kehidupan pribadi dan masyarakat luas. 1. Ungkapan Bahasa Indonesia Adat diisi lembaga dituang mengerjakan sesuatu hendaknya sesuai dengan peraturan Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung tiap-tiap pekerjaan ada adapt atau aturannya. Adat bernegeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampong dikatakan orang yang memiliki jiwa sosial. Adat juara kalah menang tiap-tiap usaha ada untung-rugi. Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak jika berkehendak keuntungan, haruslah menahan susah atau rugi dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut hendaklah kita mengikuti adat istiadat tempat kita bermukim. Air yang dingin jua yang dapat memadami api perkataan lemah lembut dapat meninginkan hati orang yang sedang marah/ dendam kesumat. Airnya jernih ikannya jinak
negeri yang teratur pemerintahannya, aman sentosa, penduduknya berbudi bahasa yang baik terutama perempuannya. Akal akar berpulas tak patah orang pandai tak habis akalnya. Akal tidak sekali datang, runding tak sekali tiba segala sesuatu tidak datang sekaligus melainkan berangsung-angsur. Akan pembasuh kaki-tangan hadiah karena jasa kebaikan yang diperbuat seseorang yang bekerja keras atau bekerja dalam peperangan. Alah membeli menang memakai tidak mengapa mahal sedikit membeli barang yang baik, asal kualitasnya baik dan tahan lama. Amra jangan disangka kedondong sebelum kita mencoba sesuatu janganlah bersangka yang baik itu jahat. Anjing menyalak kafilah berlalu jalan terus, tidak mengacuhkan rintangan. Api kecil baik padam perangilah perbuatan jahat atau salah semasa masih kecil; jika telah besar tiada tertawan lagi. Asal ada kecil pun pada mampu memanfaatkan yang ada sebesar dan sekecil apapun. Ayam putih terbang siang, hinggap dikayu merasi, bertali benang bertambang tulang perkara yang terang dan nyata. Badan boleh dimiliki, hati tiada boleh dimiliki meskipun dia orang lemah di bawah penguasa, tetapi hatinya besar juga. Bagai api dengan asap Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 335
kasih sayang yang amat akrab. Bahasa dan bangsa itu tidak dijual atau dibeli sebaiknya selalu memperbaiki budi bahasa meskipun pada orang yang hina sekalipun. Bahasa menunjukkan bangsa budi bahasa yang halus alamat orang yang baik. Baik bukan teladan tidak baik bukan sempadan jika sesuatu yang baik jadilah contoh, dan jika tidak baik jangan ditiru. Barang siapa berjiwa muda, mempunyai masa depan gunakan kebaikan selagi muda agar bahagia hidup. Batu pun empuk, jangankan hati manusia perkataan lemah lembut dapat melunakkan hati manusia. Belah dada lihatlah hati menguatkan kebenaran yang sesungguhsungguhnya. Benang jangan putus, tepung hangan terserak hati-hati sekali dalam mengemukakan / menyelesaikan perkara hingga kedua pihak senang hati. Beralam lapang berpikiran panjang, sabar. Berani karena benar takut karena salah Berani melakukan karena prinsip yang benar. Berani menjual berani membeli antara yang dikatakan dengan pebuatan sama. Berbilang dari esa mengaji dari alif
tiap-tiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan aturannya dimulai dari awal tidak dari pertengahannya. Berdikit-dikit lama-lama menjadi bukit kehematan akan berbuah banyak harta. Berhemat sebelum habis orang harus mengingat waktu yang akan datang. Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah dalam melakukan pekerjaan harus berhati-hati. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau sesuatu usaha atau pekerjaan hendaklah sampai kepada yang dimaksud. Berkandang-kandang kecil dahulu bermufakat dengan orang-orang terdekat. Bertanam budi berbuat kebajikan. Biar pecah perut, bumi merekah menyatakan setegas-tegasnya tidak mau melakukan sesuatu. Biar sejengkal dalam lautan jangan dicapak jangan mengabaikan musih sekecil apapun. Bagai aur dengan tebing hal istri-suami berkasih-kasihan, sahabat yang setia dan bertolong-tolongan. Buangkan air yang keruh, ambil air yang jernih memulai penghidupan baru. Bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mupakat karena berunding beroleh mupakat. Bungkal genap menahan coba, emas baik menahan uji Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 336
keutamaan sifat seseorang boleh dicoba dan diuji. Daging gajah dilapah, daging tuma sama dicecah. Berbuat adil. Dari telaga yang jernih adalaha mengalir air yang keruh? Dari mulut orang baik-baik adakah keluar perkataan keji? Datang tampak muka pergi tampak punggung datang denganm baik pergi pun dengan baik. Datar bagai lantai papan, licin bagai dinding cermin keputusan hukum yang adil/ hasil pikiran yang baik dan jujur susah dibandingkan. Dialas bagai memengat ikan dalam belanga tanpa santan hanya bumbu kalau berkata-kata hendaklah dengan bijaksana/ ada buktinya. Diam ubi lagi kental dia besi lagi sentil jika ia diam bukan sia-sia melainkan berpikir. Digenggam tiada tiris sangat berhemat dan hati-hati mengeluarkan uang. Dipandang berat disegani dihormati. Duduk seorang bersempit-sempit, duduk banyak berlapang-lapang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan yang terbaik. Elok basa akan bakal hidup elok budi akan bakal mati setiap orang harus berbudi bahasa yang baik supaya orang menyayangi kita setelah mati jadi kenang-kenangan. Emas berpeti kerbau berkandang
harta benda harus dipelihara dan dijaga baik-baik sesuai keadaannya. Embacang buruk kulit orang kelihata bodoh padahal pandai. Esa hilang dua terbilang teguh hati melakukan pekerjaan yang berbahaya tapi besar manfaatnya. Genggam bara api, biar jadi arang kalau mengerjakan pekerjaan susah hendaklah sabar sampai berhasil. Gerundang tigallah di kubangan lakukanlah pekerjaan sendiri jangan mencampuri pekerjaan orang lain. Habis adat karena kerelaan adat dapat diubah oleh mupakat. Habis beralur maka beralu upaya damai harus dilakukan dengan berbagai ikhtiar. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua budi bahsa yang baik akan dikenang orang. Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari menolong orang yang susah dengan sepenuh hati. Hemat pangkal kaya, sia –sia utang tumbuh Berhematlah. Hidup dikandung adat mati dikandung tanah Mengikuti aturan dalam negeri. Hilang bini boleh dicari, hilang budi badan celaka Budi dan akal hendaklah dipelihara baik-baik. Karena budi ada pada kita adalah segala kebajikan jika ia hilang dekatlah kita kepada kejahatan. Hujan emas di negeri orang hujan batu di negeri sendiri baik juga di negeri sendiri Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 337
sikap mencintai tanah air. Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat penyelesaian pekerjaan tidak sekali melainkan bertahap. Ingarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani di depan memberi teladan, di tengah membangun, di belakang membimbing. Ingat antara belum kena, hemat antara belum habis ingat suatu perkara jangan terpedaya dan harta habis dengan percuma. Ini dadaku mana dadamu? Tantangan jujur berani tak gentar terhadap lawan. Jangan mengukur baju orang di badan sendiri derajat kita disamakan dengan derajat orang lain. Jika benih yang baik jatuh ke laut menjadi pulau orang yang berasal baik ke mana perginya akan baik pula jadinya. Jika kerbau dipegang orang talinya, jika manusia dipegang mulutnya seorang wajib memenuhi janjinya. Kain pendidinding miang, uang pendinding malu orang jangan terlalu mengutamakan uang sehingga jatuh pada kekikiran. Kalau gajah hendak dipandang gadingnya, kalau harimau hendaklah dipandang belangnya Jangan gampang menerima kabar sesuatu sebelum tahu asal-usulnya. Kalau pandai menggulai, badar jadi tenggiri jika pandai mengatur atau menyusun sesuatu, elok juga pada pemandangan
mata. Kalau pandai meniti buih, selamat badan ke seberang usaha kerja keras niscaya maksud akan tercapai. Kata penghulu kata mupakat kata malim kata hakekat menyatakan hormat kepada semua orang yang berkata berdasarkan kebenaran dalam perundingan. Ke bukit sama mendaki ke lurah sama menurun sama-sama menanggung. Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah manusia terikat tata terbi masyarakatnya. Kecil tak boleh disangkkan anak, besar tak boleh disangkakan bapak pengetahuan dan kelebihan itu bukan miliki orang tua saja melainkan juga anak muda. Kecil-kecil cabe rawit keberanian anak dan menang dalam bertarung. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan Keras ditakik, lunak disudu perintah harus dilakukan dengan ikhtiar. Kerja baik segerakan jangan ditimpa kerja buruk jika sudah terbayang kebaikannya segeralah kerjakan. Kerja raja dijunjung, kertja kita dikelek jika dikehendaki kita dapat melakukan dua pekerjaan lainnya. Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 338
Melakukan sesuatu sesuai dengan perhitungan. Kotor dicuci, berabu dijentik mendamaikan orang. Kuah sama diirup, sambal sama dicolek sama-sama untung rugi. Kurang arif badan celaka, amat arif badan binasa kurang hati-hati kita berbuatsesuatu mungkin badan kita celaka. Tetapi jika terlalu hati-hati mungkin bisa. Kurang budi teraba-raba, tiada ilmu suluh padam orang yang kurang siasatdalam suatu pekerjaan, akan mendapat kesusahan dalam usaha. Lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena diturut kepandaian menjadi mahir jika dibiasakan menngunakannya. Laut tidak membuang sungai, rimba tidak membuang latah hal orang besar yang baik dan murah hati, tidak menolak apa-apa permintaan atau pertolongan yang dihadapkan kepadanya. Lebih ikan karena sirip, lebih burung karena sayap tiap-tiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Lubuk akal tepian ilmu orang berilmu tempat orang bertanya segala hal. Lulus tabuh perhatian hati lapang terlepas dari tugas berat. Masak air Sempurna. Mejilis di tepi air, merdesa di perut kenyang
orang yang kaya tentu mudah menolak sogokan. Melebih ancak-ancak, mengurangi sia-sia Bekerjalah dalam pertengahan. Memahat di atas baris mengerjakan sesuatu menurut aturan. Memikul di bahu menjunjung di kepala mengerjakan sesuatu pekerjaa menurut aturan supaya selamat. Mencabik mudah menjahit susah berselisih mudah, tetapi mendamaikan susah. Mengais dahulu baru mencocok bekerja dahulu baru beroleh hasil yang diperlukan. Mengandakkan layar mengurangi belanja. Menggalangkan batang leher berkorban diri demi memperjuangkan tanah air. Menggenggam erat membuhul mati memegang keputusan dengan tidak berubah. Nan digalikan dalam nan digantungkan tinggi sesuatu yang telah dipertimbangkan dengan matang dan sudah dimupakati. Nan elok dipakai nan buruk dibuang Gunakan barang dengan sebaikbaiknya. Orang menggamang mati jatuh, orang pendingin mati hanyut kerjakan pekerjaan dengan berani dan jangan takut. Pandai berminyak air orang yang pandai menggunakan barang yang kurang harganya tetapi baik hasilnya. Raja adil raja disembah, raja tak adil raja disanggah Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 339
pemimpin adil disayang rakyat, pemimpin tak adil dilawan rakyat. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul Hidup gotong royong. Rusak bangsa karena laku kelakuan yang buruk merusak nama baik/ keturunan seseorang. Sambil belajar sambil menampan bekerja dan berusaha dan belajar. Sariat palu-memalu hakikat balasmembalas kebaikan orang haruslah dibalas dengan baik. Sebaik-baik hidup teraniaya jangan berdengki dan hasud meski kita dicelakakan. Seberat-berat beban laba jangan ditinggalkan meski sedang bekerja yang sangat berat, jika melihat keuntingan jangan dibiarkan. Sedepa jalan ke muka, setelampap jalan ke belakang jangan surut dalam mencapai citacita. Sehari selembar benang, lama-lama menjadi sehelai kain perbuatan sabar tanpa putus asa akan berhasil juga. Sekain sebaju, selauk senasi, sebantal sekalang hulu, setikar seketiduran persahabatan karib. Sekali merangkuh dayung tua tiga pulau terlampaui satu waktu dua tiga pekerjaan terselesaikan. Seperti air dalam kolam orang yang tenang sikap dan tingkah lakunya.
Sepuluh batang bertindih, satu dua peletasannya sekalipun banyak perkataan, tetapi yang benar itulah pangkalnya. Siapa gatal dialah yang menggaruk siapa bekerja dia bertanggung jawab. Silih asah silih asih silih asuh Sudah biasa makan emping banyak pengalaman. Sudah seasam segaramnya pekerjaan yang tidak tercela. Sungguhpun batang merdeheka, ingat pucuk akan terempas sesuatu pekerjaan jangan sebagiannya saja yang diingat, melainkan dari awal sampai akhirnya. Supaya tahu akan masin garam suatu ajaran suapaya tahu bagaimana susah hidup. Syak fasik, yakin saleh, batu jadi juadah jangan banyak sangka, bekerja saja dengan yakin karena dengan yakin maksud bisa kesampaian. Tahu diangin turun naik orang yang arif bijaksana tahu keadaan susah atau senang. Tak dapat sebatang besi dipatahkan dengan tangan saja setiap pekerjaan supaya bisa diselesaikan dengan baik, bekerjalah dengan alat yang cukup kuat. Tangan dingin orang yang mampu melakukan dengan baik. Tanpa pandang bulu keadilan harus tegak tanpa melihat latar belakang seseorang. Taruh beras di dalam padi
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 340
nasihat untuk menyuruh merahasiakan sesuatu dengan baik. Terpijak di tanah kapur putih tapak, terpijak di tanah arang hitam tapak perbuatan baik tentu baik akibatnya, dan perbuatan jahat buruk akibatnya. Tidak akan rintang kerbau akan tanduknya kecakapan seseorang tidak terganggu oleh suatu rintangan dalam pekerjaannya. Tinggi banir tempat berlindung tiap-tiap hal yang luar biasa adalah faedahnya, asal pandai mempergunakannya. Tulang belakang tulang punggung, orang yang dibutuhkan. Tunggang hilang berani mati gagah perkasa membela negara bangsa dan agama. Upama batik lasum, makin dibasuh makin berbau asal dan bangsa yang baik itu diajar baik, makin bertambah baiknya. Utang emas dapat dibayar utang budi dibawa mati Waktu adalah uang 2. Daftar Kata Sapaan Bahasa Indonesia Bentukan Hormat 1
Ayahanda
27
Yang terhormat
2
Ramanda
28
Yang dipertuan
3
Ibunda
29
Hamba
4
Bunda
30
Kyai
5
Kakenda
31
Haji
6
Nenenda
32
Hajah
7
Eyang
33
Ustadz
8
Eyang buyut
34
Ustadzah
9
Pamanda
35
Kangjeng
10
Bibinda
36
Bapak
11
Kakanda
37
Ibu
12
Adinda
38
Tuan
13
Ananda
39
Nyonya
14
Anakku
40
Nona
15
Sayangku
41
Saudara
16
Permataku
42
Saudari
17
Kasihku
43
Wahai ....
18
Pujaanku
44
Duhai ....
19
Manisku
45
Pendeta
20
Shalihku
46
Tuan hakim
21
Guru
47
Tuan jaksa
22
Tuan guru
48
Juragan
23
Mahaguru
24
Baginda
25
Duli tuanku
26
Yang mulia
G. NASIHAT LUKMANNUL HAKIM Untuk menggenapi pembahasan ini tidak ada salahnya kita memperhatikan beberapa wasiat Lukmanul Hakim bagaimana menciptakan pribadi yang terbaik. 1. Ketahuilah kekekuasaan Allah itu sesuai dengan perkataan ahli hikmah, mereka tidak akan berbicara kecuali sesuatu yang telah diberikan Allah kepada mereka 2. Wahai anakku janganlah kamu berlebihan marah, karena hal itu bisa menghapus kasih sayang Tuhan.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 341
3. Amal apakah yang menjadikanmu bisa sampai kepada derajat ini, padahal kita melihat bahwa kamu tidak mempunyai keutamaan? Kemudian ia menjawab, “Berkata benar, menyampaikan amanah, dan meninggalkan sesuatu yang tiada manfaatnya bagiku.” 4. Diam adalah hikmah dan sedikit orang yang melakukannya 5. Wahai anakku barang siapa yang jelek budi pekertinya, berarti ia telah menyiksa dirinya sendiri, dan barang siapa yang berdusta, maka nilai keindahannya akan hilang. 6. Wahai anakku saya berwasiat kepadamu tentang beberapa perkara, jika kamu berpegang teguh dengan wasiat tersebut, maka kamu akan menjadi pemimpin, yaitu tebarkan kelembutan kepada semua orang, baim yang dekat maupun yang jauh darimu, tahanlah kemarahanmu dari orang yang mulia dan orang yang hina, sambunglah tali silaturahmi dan berkawanlah dengan orang-orang yang jika kalian berpisah maka kamu tidak menjadi tercela akibat mereka. 7. Wahai anakku saya mampu membawa batu yang besar dan besi. Setiap yang saya bawa pasti sesuatu yang berat dan tidak ada sesuatu yang paling berat bagiku kecuali tetangga yang jelek. 8. Wahai anakku, saya tidak menyesal dengan sikap diam, karena apabila berbicara itu merupakan perak maka sikap diam termasuk emas. 9. Wahai anakku, seseungguhnya seorang laki-laki akan selalu berbicara sehingga ia dikatakan sebagai orang yang bodoh, padahal sebenarnya ia tidak bodoh, dan
sesungguhnya seorang laki-laki akan selalu berdiam, sehingga ia dikatakan sebagai orang yang sabar padahal sebnarnya ia bukan orang yang sabar. 10. Wahai anakku, biasakanlah lidahmu membaca “Ya Allah, ampunilah saya”, karena ada salah satu waktu Allah swt tidak akan menolak doa seorang yang meminta kepada-Nya. 11. Janganlah kamu berbohong, karena bohong termasuk sesuatu yang enak, seperti daging burung pipit, sebentar lagi akan digoreng oleh yang empunya burung. 12. Wahai anakku, janganlah terlalu banyak tertawa, karena banyak tertawa bisa mematikan hati. 13. Wahai anakku, apabila ada seseorang yang mengajakmu menuju agama Islam (kedamaian) maka ikutilah bergabung dengannya, janganlah kamu mendahului berbicara sebelum mereka berbicara. Jika mereka menebarkan kalimat zikir kepada Allah swt maka ikutlah bersamanya. Dan apabila mereka tidak menebarkan kalimat zikir kepada Allah swt. maka jangan ikuti mereka dan bergabunglah dengan orang lain. 14. Wahai anakku, barangsiapa yang tidak bisa mengendalikan lidahnya, maka ia akan rugi. Barangsiapa yang senang memperlihatkan amalnya, maka ia akan dicela. Barang siapa yang suka membahas kejelekan orang lain, maka ia akan dicurigai. Barangsiapa yang berkawan dengan kawan yang jelek, maka ia tidak akan selamat. Barangsiapa yang berteman dengan teman yang baik, maka ia akan Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 342
beruntung. Barangsiapa yang mencari kemuliaan dengan cara yang tidak mulia, maka ia akan memperoleh kemuliaan.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 343
DAFTAR PUSTAKA Asy Syahari, Majdi. 2005. Pesan-pesan Bijak Luqmanul Hakim. Jakarta: Gema Insani. Badudu, J.S. 1981. Kamus Ungkapan. Bandung: Pustaka prima. Bloch, Douglas dan Merrit, Jon. 2006. Kekuatan Percakapan Positif: Kata-kata yang Membuat Setiap Anak Menjadi Sukses. Batam: Karisma. Depdikbnud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Effendi, Mukti. 2009. Mengembalikan Jati Diri Bangsa.(online). Tersedia: http://bisnis-muktiplaza.blogspot.com/2009/10/mengembalikan-jati-diribangsa.html [10 November 2009] Emoto, Masaru. 2006. The True Power of Water. Bandung: MQ Publishing. Megawangi, Ratna. 2006. Yang Terbaik untuk Buah Hatiku. Cet. VI. Bandung: Khansa. Pamuncak, K.St., Iskandar, N.St., Madjoindo, A.Dt. 1983. Peribahasa. Jakarta: Balai Pustaka Prayitno, Irwan dan Basa Datuak Rajo Bandaro. 2006. Kepribadian Muslim: Panduan bagi Dai dan Murabi. Bekasi: Pustaka Tarbiatuna. Soedarsono, Soemarno. 2007. Hasrat untuk Berubah = The Willingness to Change. Cet. 10. Jakarta: Elex Media Komputindo. Soedarsono, Soemarno. 2008. Membangun kembali Jati Diri Bangsa. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 344