Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MEDICINE TEA : SEBUAH INOVASI UNTUK MENGOPTIMALKAN POTENSI TANAMAN OBAT-OBATAN TRADISIONAL SUKU ANAK DALAM (SAD) JAMBI Linda Handayani dan Rahmi Mulyasari*
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Anak Dalam merupakan aset budaya yang luar biasa bagi Jambi. Banyak hal-hal menarik, unik dan inspiratif yang dapat digali dari suku anak dalam. Dari berbagai hikayat dan penuturan lisan, asal-usul suku anak dalam disebutkan berasal dari tiga turunan yaitu keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya tinggal di wilayah Kabupaten Batanghari, keturunan dari Minangkabau, umumnya di Kabupaten Bungo Tebo sebagian Mersam (Batanghari) dan keturunan dari Jambi Asli yaitu Kubu Air Hitam Kabupaten Sarolangun Bangko. Ada banyak budaya dan kebiasaan dari suku Anak Dalam (SAD) yang sangat menarik. Kebiasaan dari Suku Anak Dalam yang paling menonjol adalah ketahanan tubuhnya untuk hidup di alam bebas dan juga aneka ragam obat-obatan tradisional yang ada di sekitar hutan Suku Anak Dalam bermukim. SAD memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik. Mereka mampu membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun termasuk mengolahnya. Suku anak dalam mampu membuat berbagai macam jenis obat-obatan. Obat-obatan suku anak dalam dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di hutan. Suku anak dalam memanfaatkan ramuan dari akar, hewan, daun dan kulit pohon serta tumbuhan yang diramu sedemikian rupa untuk membuat obat. Kemampuan suku anak dalam dalam pembuatan obat yang luar biasa dipercaya mampu mengobati berbagai jenis penyakit. Diantaranya : sakit gigi, jantung, rematik, rabun ayam, darah tinggi, dan lumpuh.
* Penulis adalah mahasiswa Universitas Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Berdasarkan kutipan dalam Noris (2010) tumbuhan obat yang telah dipakai suku anak dalam secara turun temurun memiliki khasiat obat yang baik. Banyak penelitian yang telah membuktikan khasiat tumbuhan obat yang baik. Banyak penelitian yang telah membuktikan khasiat tumbuhan obat yang dipakai suku anak dalam. Beberapa contoh tumbuhan obat yang telah teruji adalah pasak bumi, kunyit dan daun sirih. Pasak bumi dipercaya oleh suku anak dalam dapat menyembuhkan penyakit. Kini banyak penelitian mengenai pasak bumi ini dilakukan baik di dalam dan luar negeri untuk mencari tahu lebih detail mengenai khasiat lain dari akar pohon ini. Bahkan pasak bumi ini memiliki keampuhan 4 kali lebih kuat daripada ginseng untuk meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh manusia. Sesungguhnya tanaman obat ini sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat obat ini memang mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Meski beberapa obat suku anak dalam sudah digunakan pada masyarakat , masih ada banyak tanaman obat suku anak dalam yang belum terekspos. Selama ini, beberapa tanaman obat ini hanya bisa digunakan oleh suku anak dalam dan penduduk kota tidak bisa menggunakan obat-obatan khas suku anak dalam. Padahal jika potensi obat-obatan ini dikembangkan maka obat-obatan suku anak dalam dapat digunakan oleh masyarakat lainnya. Dengan munculnya teknologi Mesin Sangai DMI TeknoMartino hasil karya Bapak Ir.Dede Martino, MP maka penulis memiliki ide untuk memadukan unsur teknologi dan sumber daya alam (tanaman obat-obatan) menjadi suatu produk obatobatan modern khas suku anak dalam. Mengingat suku anak dalam sangat mahir dalam menganyam dan membuat kerajinan seperti ambung, maka perpaduan antara teknologi, kekayaan alam suku anak dalam, dalam hal ini adalah obat-obatan, serta keahlian suku anak dalam meramunya, maka perpaduan ketiganya bisa menjadi suatu hal yang sangat menarik dan bisa menjadi ikon khas Jambi serta dapat meningkatkan taraf hidup suku anak dalam. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis memberikan solusi alternatif inovasi obat-obatan tradisional suku anak dalam melalui karya tulis yang berjudul “ Medicine tea: Sebuah Inovasi untuk Mengoptimalkan Potensi tanaman Obat-obatan Tradisional Suku Anak Dalam (SAD) Jambi”.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1.2 Rumusan Masalah 1. Tanaman apa yang dapat digunakan sebagai obat-obatan bagi Suku Anak Dalam Jambi? 2. Inovasi apa yang dilakukan pada tanaman obat-obatan Suku Anak Dalam untuk pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional Suku Anak Dalam ? 1.3 Tujuan 1. Mengidentifikasi tanaman yang bisa digunakan sebagai obat-obatan bagi Suku Anak Dalam Jambi 2. Memaparkan inovasi yang akan diberikan pada tanaman obat Suku Anak Dalam untuk pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional Suku Anak Dalam 1.4 Manfaat 1. Membuat inovasi baru dalam pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional Suku Anak Dalam Jambi 2. Obat-obatan Suku Anak Dalam pemanfaatannya tidak terbatas pada masyarakat Suku Anak Dalam saja melainkan masyarakat luas dapat menggunakan obatobatan tradisional yang telah terbukti mujarab tersebut. 3. Inovasi penggabungan antara teknologi, keahlian menganyam Suku Anak Dalam (SAD) dan keanekaragaman tanaman obat Suku Anak Dalam dapat menjadi suatu ikon yang menarik untuk Jambi. 1.5 Metodelogi Penelitian Teknik Studi Pustaka Penulis mengadakan penulisan karya tulis ilmiah ini sejak 7 Juli 2011. Penulisan pada karya tulis ilmiah ini didasarkan pada analisis data dan fakta yang penulis ambil dari beberapa sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Teknik Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan kepala adat Suku Anak Dalam di Daerah Senami Jebak Muara Tembesi dan juga melakukan wawancara dengan penemu teknologi Mesin Sanggai DM1, Bapak Ir. Dede Martino, MP. Metode Survey Lapangan Penulis mengadakan survey ke perkampungan suku anak dalam di daerah Dusun Senami Jebak untuk bisa mengidentifikasi beberapa tanaman obat-obatan yang biasa digunakan untuk pengobatan suku anak dalam. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini dengan menggunakan metode analisis data kualitatif. Matthew dan Michael (1992, hal 1) menjelaskan bahwa data kualitatif merupakan sumber data deskripsi yang luas berlandaskan kokoh, datadata yang diperoleh penulis dari berbagai sumber dalam karya tulis ini kemudian dideskripsikan dalam identifikasi obat-obatan tradisional suku anak dalam dan juga inovasi pada tanaman obatobatan tradisional suku anak dalam Jambi. Metode Analisis Data Untuk mendapatkan hasil pembahasan dalam penulisan karya tulis ini maka penulis melakukan analisis data dengan cara mencari dan memilih data yang bisa dijadikan pijakan dalam penulisan dengan sebelumnya menelaah dan memahami kehidupan dan juga mengidentifikasi tanaman obat suku anak dalam. Penelaahan ini dilakukan dengan cara merujuk pada kebiasaan hidup suku anak dalam, merujuk pada jenis tanaman obat-obatan, merujuk pada kondisi teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan potensi obat-obatan tradisional suku anak dalam dan juga merujuk pada keahlian suku anak dalam dalam membuat anyam-anyaman. Dengan metode ini akan didapat suatu kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
II. TELAAH PUSTAKA 2.1 Suku Anak Dalam Masyarakat Suku Anak Dalam merupakan bagian dari kelompok minoritas yang berada di wilayah Provinsi Jambi dengan populasi seluruhnya 2.951 kepala keluarga atau 12.909 jiwa yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo Tebo dan Kabupaten Sarolangun. Secara garis besarnya Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi dapat dibagi dalam tiga kelompok besar berdasarkan wilayah penghidupannya, yaitu Suku anak dalam Bukit Dua Belas, yang hidup menyebar di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas dengan populasi saat ini sekitar 1.500 jiwa. Selanjutnya orang rimba jalan lintas yang hidup menyebar di sepanjang jalan lintas Sumatera dari batas Jambi-sumsel hingga batas Jambi-Sumbar. Berdasarkan Bioregion, kehidupan Suku anak dalam tahun 2008 terdapat 1.700 jiwa di kawasan ini yang tersebar dalam banyak kelompok. Berikutnya Suku anak dalam di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) sejumlah 450 jiwa (Alam Sumatera, 2009 dalam Handayani ,2009). 2.2
Kearifan Suku Anak Dalam Sebagaimana suku-suku terasing lainnya di Indonesia, Suku Anak Dalam yang
selama hidupnya dan segala aktifitas dilakukan di hutan, juga memiliki budaya dan kearifan yang khas dalam mengelola sumberdaya alam. Hutan, bagi mereka merupakan harta yang tidak ternilai harganya, tempat mereka hidup, beranak pinak, sumber pangan, sampai pada tempat dilakukannya adat istiadat yang berlaku bagi mereka. Salah satu kearifan lokal Suku anak dalam adalah dalam hal meramu. Meramu adalah aktifitas “orang rimba” mencari berbagai jenis tanaman, baik tanaman obatobatan, untuk dikonsumsi, maupun dijual ke desa sekitar hutan. Tanaman yang digunakan untuk konsumsi seperti gadung (gedung) dan umbi-umbian. Tanaman yang untuk obat-obatan seperti pasak bumi (sempedu tono). Meramu juga dilakukan dengan cara mengambil atau mencari madu dalam kurun waktu satu sampai dua tahun sekali. Flora rimba sangat banyak menyimpan puluhan jenis tumbuhan yang berkhasiat obat. Beberapa diantaranya adalah tumbuhan bedaro putih, pulai, kayu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
selusuh, pinang, petaling dan petai. Khasiatnya macam-macam dan telah dipergunakan oleh Suku Anak Dalam sejak lama sebagai pengobatan tradisional mereka. Selain memiliki keariflokal dalam pengobatan, suku anak dalam juga memiliki kearifan lokal dalam bidang menganyam. Suku Anak Dalam selain terkenal dengan warisan budayanya yang eksotis, juga sangat terkenal dengan potensi menganyam. Suku anak dalam memiliki kemampuan memanfaatkan hasil hutan non kayu sebagai alat pemenuh kebutuhan, seperti ambung yang terbuat dari bahan dasar rotan serta menganyam daun rumbai menjadi tikar merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang dimiliki oleh Suku Anak Dalam, yakni nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi, petatah-petitih dan semboyan hidup (Pikiran dalam Rakyat, 2004 dalam Handayani, 2009). 2.3
Teknologi Mesin Sanggai DM1 TeknoMartino Mesin sanggai DM1 TeknoMartino merupakan teknologi pengawetan bahan
makanan melalui pengeringan tanpa bahan kimia dan tanpa merusak kandungan vitamin serta nutrisi bahan makanan tersebut. Mesin ini dibuat oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Ir. Dede Martino, MP. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan penulis pada Bulan Juli 2011 di workshop TeknoMartino, mesin ini berdimensi 30cmx30cmx100cm, dibuat dengan bahan dasar kayu pada bagian permukaannya dan alumunium pada bagian piringannya. Lemari dengan ketinggian 1 meter ini terdiri dari piringan-piringan yang terbuat dari bahan dasar alumunium dengan konsep seperti oven pemanas. Dibagian bawah mesin Sanggai DM1 ini terdapat mesin yang bekerja dengan daya 130 watt, mesin ini mengeluarkan gelombang elektromagnetik, yang berguna untuk merusak protein-protein dalam suatu senyawa bahan makanan yang pada akhirnya mematikan enzim pengurai yang notabenenya enzim tersebut terbentuk dari protein-protein. Bahan makanan dimasukkan ke dalam mesin ini, sebelumnya dicuci terlebih dahulu. Mesin ini dapat mengeringkan bahan makanan dalam waktu 36 jam. Setelah bahan makanan kering, maka dapat langsung dikemas dalam plastik yang kedap udara, hal ini bertujuan untuk memelihara bahan makanan tersebut dari enzim pengurai, yang dapat memicu pembusukan. Bahan makanan yang telah dikemas awet selama kurun waktu 2-6 bulan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
III. PEMBAHASAN 3.1. Identifikasi Tanaman Obat pada Suku Anak Dalam (SAD). Rimba tempat hidup dan kehidupan Suku Anak Dalam (SAD) menyimpan puluhan jenis tumbuhan yang berkhasiat obat. Khasiatnya macam-macam dan telah dipergunakan oleh Suku Anak Dalam sejak lama sebagai pengobatan tradisional mereka. Dibawah ini adalah tabel identifikasi tanaman obat yang telah diteliti oleh Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi pada tahun 1999 di daerah Sungai Keruh dan Sungai Serdang. Tabel 1. Jenis Tumbuhan Obat-obatan yang dimanfaatkan Orang Rimbo Sungai Keruh dan Sungai Serdang. No
Nama Lokal
Nama Latin
Famili
Status Keberadaan (Stock)
1
Bedaro Putih
Euracum Equesitifilia
-
Jarang
2
Kayu Bengkak
Belum Teridentifikasi
-
Jarang
3
Kayu Obat Kepala
Belum Teridentifikasi
-
Jarang
4
Akar Selusuh
Belum Teridentifikasi
-
Jarang
Selain itu, penelitian juga telah dilakukan oleh tim Fakultas Kehutanan IPB Bogor mengenai khasiat-khasiat dari tumbuhan obat Suku Anak Dalam (SAD) di daerah Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNDB). Berikut jenis tanaman potensial di Taman Nasional Bukit Dua Belas sebagai bahan obat-obatan. Tabel 2. Jenis Tanaman Potensial di Taman Nasional Bukit Dua Belas Sebagai Bahan Obat Jenis Tumbuhan Pulai (Alstomia scholaris)
Khasiat Obat
demam,
tonikum,
perut
kembung,
malaria/penyubur rambut, sakit gigi, mules, sesak nafas. Pinang (Areca catecha)
Sakit kuning, rheumatik, patah tulang, pemacu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
enzim pencernaan seluruh badan, penurun panas, menambah nafsu makan. Pasak Bumi ( Eurycoma longifolia)
Memperkecil pupil mata, obat cacing, penyubur kandungan, tonikum
Kayu Selusuh (Fircus larifolia)
Divretik, antipiretik, malaria, aprodis
Merajakane (Fircus deltoidea)
Memperlancar kelahiran
Petaling
(Ochanostachys Keputihan
amentacea) Akar kunyit ( Arcangelisia flave)
Demam, pembersih badan, setelah melahirkan, sesak nafas
Potoi (Parkia roxburghii)
Kaminatif, anti diare, penahan kencing
Akar penyegar (Smilax zeylanica)
Antivacum, frambusia, monorhagia, obat kuat, penyubur kandungan
Kemenyan hitam (Sryrax benzoin)
Obat pereda sakit, cacingan
Hasil penelitian pada tahun 1998 menemukan sekitar 137 jenis biota medika yang terdiri dari 101 jenis tumbuhan obat, 27 jenis cendawan obat dan 9 jenis hewan obat yang dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam. Demplot tanaman obat merupakan unit pengembangan tanaman obat dimana jenis tanaman yang dapat dijadikan obat herbal dengan pengelolaan secara tradisional oleh Suku anak dalam. Saat ini dikelola oleh Balai TNBD guna memberikan informasi kepada wisatawan yang datang tentang jenisjenis tanaman obat yang terdapat di kawasan tersebut. Selain itu dapat dimanfaatkan sebagai lokasi budidaya, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan tentang tanaman obat-obatan yang merupakan salah satu potensi kawasan TNBD. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan warga suku anak dalam Cik Yam yang tinggal di kawasan Dusun III Senami Jebak. Ditemukan juga tanaman obat-obatan suku anak dalam untuk kawasan Taman Hutan Raya Senami, Kabupaten Batanghari. Berikut ini tanaman obat yang telah kami identifikasi. 1.
Buah Bulian. Berkhasiat untuk mengobati penyakit gatal-gatal, bisul, bengkak, dan lain sebagainya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.
Sidaguri. Berkhasiat untuk mengobati rematik, perut mulas, abortivum.
3.
Meniran. Berkhasiat untuk mengobati penyakit hepatitis, rabun senja, rematik.
4.
Rumput Mutiara. Berkhasiat untuk mengobati sumbatan saluran sperma, penyakit radang pinggul dan infeksi saluran kemih.
5.
Ketepeng Kecil. Berkhasiat untuk mengobati radang mata merah, luka kornea, rabun senja, glukoma, tekanan darah tinggi, hepatitis, sirosis, perut busung air, sulit buang air.
6.
Senduduk. Berkhasiat untuk mengobati sariawan, keputihan, pendarahan rahim.
3.2. Inovasi pada Tanaman Obat-obatan Suku Anak Dalam Proses inovasi yang dilakukan untuk memodifikasi tanaman obat-obatan menjadi teh dapat dilakukan dengan mencuci bersih tanaman obat tersebut selanjutnya memasukkan tanaman tersebut ke dalam rak mesin Sanggai DM1 selama 36 jam. Selama di dalam mesin itu, mesin akan memancarkan gelombang elektromagnetik yang mana gelombang tersebut dapat merusak protein penyusun enzim perusak dan mengeringkan dengan cepat tanaman tersebut. Dengan proses yang seperti ini, bahan makanan yang diawetkan akan kering dan nutrisinya tetap terjaga. Namun, ketika kita ingin memakainya kembali, cukup disiram dengan air panas, maka bahan makanan yang kita keringkan bisa segar seperti sebelum dikeringkan. Jika kita menerapkan teknologi ini pada tanaman obat-obatan, maka obatobatan Suku Anak Dalam (SAD) bisa kita modifikasi menjadi teh dan kemudian bisa kita seduh dengan air mendidih ketika akan kita gunakan. Atau untuk bahan makanan tertentu kita bisa merebusnya sebentar dan air seduhannya itu bisa kita minum. Kita ambil sampel salah satu tumbuhan obat yang biasa digunakan Suku Anak Dalam, yaitu daun sidaguri. Pengemasan Medicine tea ini disesuaikan dengan kegunaannya fungsinya. Misalnya seperti perpaduan sidaguri untuk obat sakit perut, maka dalam kemasan tersebut diberikan teh akar sidaguri dan juga dicampur dengan jahe. IV. PENUTUP
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.1 Kesimpulan 1.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1998 tercatat 101 tumbuhan obat, beberapa diantaranya adalah tumbuhan bedaro putih, pulai, kayu selusuh, pinang, petaling dan potoi.
2.
Inovasi pengoptimalan obat-obatan tradisional khas Suku Anak Dalam (SAD) dilakukan dengan menggabungkan tiga hal, yaitu teknologi, kekayaan hayati obatobatan Suku Anak Dalam dan juga keahlian Suku Anak Dalam dalam menganyam.
4.2 Saran 1.
Untuk pemerintah, agar membantu mengembangkan potensi Suku Anak Dalam (SAD), khususnya dalam bidang obat-obatan.
2.
Bagi masyarakat, agar mendukung pengembangan medicine tea.
DAFTAR PUSTAKA Berita Sains. 1999. Tumbuhan Obat-obatan di Taman Nasional Belum Dimanfaatkan. www.republika.co.id/ (diakses 2 Desember 2009).
Boergala.2008. Pesona Alam Jambi. www.boergala.com/articles/40komunitas/55-sukuanak-
dalam (diakses 2 Desember 2009).
d_adp_0707201_chapter4.pdf (diakses 2 Desember 2009) Handayani, Linda.2009. Pembinaan Suku Anak Dalam (SAD) dalam Memodifikasi dan Mengkreasikan Kerajinan Tangan Anyam-anyaman Khas Suku Anak Dalam di Desa
Senami Kecamatan Jebak Kelurahan Sridadi Kabupaten Batanghari. Jambi: Universitas Jambi.
http://asikunik.blogspot.com/2011/03/taman-nasional-bukit-dua-belas-jambi.html (diakses
30 Juni 2011) http://www.asinah.net/indonesia/indonesian.html (diakses 30 Juni 2011) http://bataviase.co.id/node/164790 (diakses 30 Juni 2011)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
http://www.88db.comPORTALJASA .2009:1 (diakses 30 Juni 2011)
Miles, Mattew B.dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Jakarta Press. Noris, Rocky Cuk.2010. Upaya Pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) untuk Pengembangan Aset Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Bidang Pengobatan. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya. Weintre, Johan.2003. Organisasi Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas Indonesia:
Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatera (Orang Kubu
Nomaden).Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada. www.planetbiru.com (diakses Oktober 2009).