Tahllil XXVI No . 1
Juli 2002 ISSN 0216 - 9363
media GIZI & KELUARGA
JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUA RGA FAKULTAS P ERTA IA I STITUT PERT A IA BOGOR
Media Gizi & Keluarga Terakreditasl SK No. 22/DIKTI /Kep!2002
[SSN
0216-9:>6:>
. -~
Artihe:
Pernimpm Umurnl Pcnanggung .Iawab
Ketua .Iurusan GMSK
Fakultas Per1aman - IPB
Ketua Redaksi
Drlr Ahmad Sulaeman, MS
Anggota Redaksi
ProfDrlr. All Khom san, MS
Dr. Ir Ujang Sumarwan, MSc
Dr.Ir Hadi Riyadi. MS
Ir. Dodik Briawan, MeN
Drlr Euis Sunani. MS
Drlr Evy Damayanthi, MS
sebagl""'-
• Maman Hermansyah
Penerbitan
: Jua kali sctahun (Juli &. Dcsember)
Lan"~anan I::>~
Rp. 20.000,- per tahun Rek. Taplus No. 0610()0370811 931 A /n. Yeti Sumiarti Bank BNI Darrnaga-Bogor
Alamat Redaksi
J urusan Gizi Masvarakat dan
Sumbcrdaya Keluarga (GMSK)
Fakultas Pcrtanian - IPB
Kampus Darmaga - Bogor
Telp. (0251) 621258
Fax. (025\) 622276
E-mail : gmsk-jpb(iu jndQ~.L.iQ
Media Gill & Keluarga merupakan majalah ilmiah .Iurusan GMSK Fakultas Per1anian IPB yang telah terakreditasi olch Ditjen Dikti. Redaksi menerima sumbangan naskah ilmiah di bidang pangan, giii, keluarga, dan konsumen. I\:doman penulisan dapat dilihat pada halaman sampul belakang bagian dalam Artikel Media Gizi &: Kcluarga darat dikutip dengan menyebutkan sumbemya.
•
hewam ." di pcrl
=
pol a
.
tam
f....- _ -
eli'.::::: .:.
men llfi ~
anar
Sening
L "
KATA PENGANTAR
Media gizi dan keluarga edisi Juli 2002 kali ini terbit dengan beragam al1ikel penelitian. Artikel pel1arna menguJas tingkat pengetahuan petugas gizi di Sulawesi Selatan. Petugas gizi memegang peranan penting dalam mendukung percepatan kesembuhan pasien. Artikel selanjutnya membahas potensi belut dalam pembuatan sosis ikan . Belut di sebagian kalangan masyarakat dikonsumsi sebagai lauk atau snack. Belut adalah sumber protein hewani yang harganya terjangkau oleh dya beli masyarakat. Upaya pengolahan yang beragam diperlukan agar belut bisa lebih diterima oleh masyarakat. Anak baduta adalah potensi SDM yang memerlukan perhatian besar dalam penanganan pola asulmya. Telah dilakukan penelitian untuk menguji intervensi pemberian makanan tambahan dan intervensi psi koso sial terhadap tumbuh kembang anak bad uta. Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi ganda memberikan darnpak posirip terhadap tumbull kembang anak. Masih banyak lagi anikeJ-anikeJ hasil penelitian yang dimuat dalam Media Gizi dan Keluarga edisi Juli 2002. Semoga bennanfaat.
Redaksi
II . Pembuatan, Daya Terima dan Daya Simpan Mani san Wonel (f)aucus Carola L) Basah sebagai Produk Sumber ~-Karoten Nunung Nurjanah, Evy Damayanthi, dan Sumali Miran AtmoJo .
82
12 . Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Perubahan Akut f aal Paru pad a Pekerja Terpapar Debu Kapas di PI. Total Thread Indonesia, Pasuruan, Jawa Timur Bachyar Bakri dan Astutik Pudjirahaju ...
92
13 . Pengaruh Penyimpanan dan Pemanggangan terhadap Kandungan Zat Gizi dan Penerimaan Ubi Jalar (Jpol7loea HalalaS (/.). Lam ) Cilembu Mayastuti A, Damayanthi E, dan Rimbawan ..
98
14 . Konsumsi Ikan dan Faktor yang Mempengaruhinya pada Remaja di SMUN 9 Bandung Lia Siti Carnelia. Retnaningsih, dan Katrin Roosita .
106
15 . Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Perilaku Konsumsi Garam Beriodiurr dengan Mutu Garam Konsumsi di Tingkat Rumah Tangga M.D. Djamaludin, Cesilia Meti Dwiriani dan Safiudin Alibas
I J4
Mcd; a Gizi & Keluarga, Jul i 2002, XXVl (I ) : 106 - 113
KONSUMSI IKAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHlNYA
PAOA REMAJA 01 SMUN 9 BANDUNG
2. \ .
ILL \ . -
(Teenager's Fish Consumptioll and the Factors that Influenced at SMUN 9 Bandung)
3. \ 4. \
Lia Siti Camelia \, Retnaningsih
2,
dan Katrin Roosita
2
ABSTRACT. The objective of this research was to study teenager 's fish cOII!mmption and the factors that influenced. The research was carried out at ,')MUN 9 Bandllng from JUlie to August 2001 . Fiftynine studens were choosed hy systematic samplillg method. The re!>7dts showed that: the mean of student's consumption of fish wa\' 9 days fish per month. The waterfish was the most frequently cOl/.mmed. From 59 samples, most of them cO/mimed for fish that was cooked hy frying. the kind offish that the most preferah/e thall another were goldfish, alld the most dislike were salted fish alld catfish. A few samples (23, 7%) had prohihition on consuming fish, and the most prohihited was shrimp. the average consllmption of fish p er capita per day was 14,9 gram. lhe mJerage offish protein contrihution to protein Requirement Dietary Allowance of teenager was 4 %. There was the correiation hetween family 's fr equency all sen'ing fish alld teenager 's fish consumption (p <0, 01) . PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial diarahkan untuk meningkat kan kualitas sumberdaya manusia (SDM) . Upaya peningkatan kualitas SDM melibatkan aspek fisik dan non fisik o Aspek fi sik SDM terkait erat dengan status gizi, dalam haJ ini status glZl penduduk yang baik merupakan modal bagi pembentukan SDM yang berkualitas Remaja adalah generasi muda yang merupakan bagian dari SDM yang akan berperan dalam pembangunan Secara fisik remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat yang disebut adolescence growth spurt sehingga memerlukan zat gizi yang relatif besar jumlahnya (Sediaoetama, 1991). Salah satu zat gizi yang diperlukan remaja pada masa pertumbuhannya adalah protein Angka kecukupan protein untuk rata-rata penduduk Indonesia sebesar 46,2 g/kapitalhari . Sebesar 16,4% dari angka kecukupan protein tersebut diharapkan dapat terpenuhi dari protein ikan. Berdasarkan harapan tersebut ditetapkan standar konsumsi ikan sebesar 26,5 kg/kapitalth (Soedjana, Rusastra, & Sudaryanto, 1998). I
2
Alwnnus Jurusan GMSK, Faperta IPB Star PengaJar Jurusan GMSK, Fapcrta IPB
106
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), rata-rata konsumsi protein bersumber dari ikan pada tahun 1996 mencapai Nilai tersebut merupakan 7, 16 g/kapitalhari . suatu kenaikan apabila dibandingkan dengan konsumsi ikan pada tahun 1990 dan 1993 yaitu sebesar 7,01 g/kapitalhari (Badan Pusat Statistik [BPS], 1997a) Tingkat konsumsi ikan pada tahun 1996 baru mencapai 79,6% dari kecukupan protein yang ditetapkan dipenuhi dari ikan. (Soedjana, dkk, 1998). Konsumsi ikan di Kota Bandung pada tahun 1997 mencapai 17,9 kg/kapita dan meningkat menjadi 18, 1 kg/kapita pada tahun 1998 (BPS, 1999) NiJai konsumsi pada dua tahun tersebut masih jauh di bawah standar kecukupan konsumsi untuk ikan. Melihat masih rendahnya konsumsi ikan dan perlunya informasi mengenai pentingnya konsumsi ikan pada remaja maka menarik untuk dipelajari konsumsi ikan pada remaja dan faktor yang mempengaruhinya.
5 6
.• f
7. \"
g!.7. i-:.'t'
MEn
adala. di l" .x Neg"'- Ban\... . seca.:l dae1"- ren ' :: pene' pe - : te r~_
yang :
dUe '__
A_ •
C CO :-:J
sam
de i1g::::: .
pnme- Tujuan Penelitian
id en - - : ~
kel u~
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari konsumsi ikan pada remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan khususnya adalah : I . Mengetahui keadaan sosial ekonomi keluarga.
" penC2=.:: makar. penge :.;., kon n data .: 2
Media Ciizl & Kellllirga , Juli 2002 , XXVI (I) : 106 - 113
2. Mengetahui pengetahuan gizi dan sumber infonnasi gizi, serta sikap remaja terhadap ikan. 3. Mengetahui kebiasaan makan ikan keluarga. 4. Mengetahui kebiasaan makan ikan remaja . 5. Mengetahui konsumsi ikan pada remaja. 6. Mengetahui kontribusi protein ikan terhadap angka kecukupan protein remaja 7. Menganalisis hubungan antara besar keluarga, pendapatan keluarga., uang saku, pengetahuan glZl, sikap, dan kebiasaan makan ikan keluarga dengan konsumsi ikan remaja. METODE PENELlTIAN
Desain,Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional stlldy. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 9 Bandung. Pemilihan Kota Bandung sebagai tempat penelitian dilakukan secara pllrposil'e, dengan pertimbangan mewakili daerah dengan tingkat produksi perikanan yang rendall . Penentuan SMLTN 9 sebagai lokasi penelitian dilakukan secara jJlIfposil'e dengan pertimbangan siswa yang berada di sekolah tersebut memiliki latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Penelitan dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari Bulan Juni sampai dengan Agustus 200 I. Penarikan Contoh Contoh adalah Slswa Kelas 1 dan Kelas 2. Contoh dipilih secara sistematis (5yslematic sampling) (Singarimbun dan Effendi, 1989) dengan jurnlah 59 orang. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi identitas contoh, uang saku, data sosial ekonomi keluarga (pendidikan orangtua., pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga), kebiasaan makan ikan keluarga, sumber inforrnasi dan pengetahuan glZl, sikap remaja terhadap konsumsi ikan, kebiasaan makan ikan remaja dan data konsumsi pangan.
Data pnmer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan dan disi oleh responden . Data konsumsi pangan diperoleh melalui recall konsumsi pangan 2 X 24 jam. Data sekunder meliputi keadaan umum sekolah yaitu lokasi dan luas sekolall, jumlah guru dan staf. jumlah siswa, fasilitas belajar mengajar, fasilitas pendukung lainnya yang diperoleh dari pihak sekolah. Pengolahan dan Analisis Data Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk Data besar keluarga dibagi menjadi dua kelompok yaitu keluarga kecil (~4 orang), dan keluarga besar (> 4 orang). Peooapatan keluarga per kapita per bulan dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: rendah « Rp 100618), sedang (Rp 100.618-< R p459.921,4), dan tinggi (2: Rp 459 921,4) Uang saku per kapita per hari dibedakan dalam tiga kategori, yaitu : rendah «Rp 2804), sedang (Rp 2.804-Rp 6.558), dan tinggi (2: Rp 6.558) . PenguJ...llran sikap menggunakan skala Likert yang terdiri dari dua skala yaitu setuju dan tidak setuju (Sanjur, 1982). Sikap dikategorikan menjadi tiga., yaitu: negatif « 60% jawaban benar), netral (60-80% jawaban benar), dan positif (>80% jawaban benai) Pengetahuan gizi diukur dengan memberi skor pada jawaban dari 10 pertanyaan yang diberikan . Pengetahuan gizi ini dikategorikan berdasarkan penilaian \..l.lrang « 60% jawaban benar), sedang (60-80% jawaban benar), dan baik (>80% jawaban benar) (Khomsan, 2000). Frekuensi menyediakan ikan dan fTekuensi mengkonsumsi ikan per hari per bulan dikelompokkan ke dalam tiga kategori , yaitu: jarang « 4), kadang-kadang (4-l5), sering, (16 27), dan sering sekali (2: 28) Konsumsi ikan diketahui dengan menghitung jumlah ikan yang dikonsumsi dari hasil recall konsumsi pangan 2 X 24 jam. Konsumsi ikan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan nilai tengahnya, yaitu : < 5 g1hari dan 2: 5 glhari. Untuk menganalisis hubungan antara pendapatan keluarga., besar keluarga, uang saku, pengetahuan gizi, sikap, dan kebiasaan makan ikan keluarga dengan konsumsi ikan dilakukan anal isis statistik inferensia Untu k mengetahui
107
Mcd;a Gi7j & Keluarga , Juh 2002 , XXVI (I) : 106 - 113
hubungan antar variabel tersebut digunakan uji Rank Spearmall (Siegel, 1990) menggunakan progam SPSSjor Willdaws.
koreLasi
Mayoritas contoh (66,1%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik . Sebagian kecil contoh (1 ,7%) memiliki pengetahuan gizi pada kategori kurang dan 32,2% memiliki pengetahuan gizi pada kategori sedang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumher Illjormasl Keadaan Umum Keluarga Contoh
Sebagian besar contoh (94 ,9%) pemah mendapat informasi tentang ikan Keluarga, TV, dan majalah merupakan sumber yang paling banyak memberi informasi pada contoh.
Besar keluarga contoh berkisar antara 3 sampai 9 orang dengan rata-rata 6 orang. Sebagian besar contoh (88,1 %) termasuk dalam kategori keluarga besar. Tingkat Pendidikan formal orangtua contoh berkisar dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Persentase terbesar tingkat pendidikan ayah (48,2%) dan ibu (59,3%) adaJah SMU. Persentase terbesar (35,7%) pekerjaan ayah adalah pegawai swasta. Mayoritas ibu contoh (69,5%) tidak bekerja Pendapatan keluarga contoh berkisar dari Rp 80.000/kapitalbulan sampai Rp 1.000000/kapitalbulan dengan rata rata Rp 280.269/kapitalbulan Sebagian besar (71,2%) contoh memiliki pendapatan keluarga dalam kategori sedang
Skor sikap pada contoh berkisar dari 7 Dari J 3 sampai J 3 dengan rata-rata 12 . pemyataan sikap, terdapat dua pemyataan yang dijawab dengan positif oleh semua contoh (100%) Kedua pemyataan yang dapat dijawab dengan positif oleh contoh yaitu bahwa ikan adalah makanan berprotein tinggi , dan makan ikan itu baik untuk kesehatan. Sebagian besar contoh (93,2%) mempunyai sikap yang positif terhadap ikan . Sebagian kecil contoh mempunyai sikap negatif (1,7%), dan sikap yang netral (5,1%) terhadap ikan
Keadaan Umum Contoh
Kebiasaan Makan Ikan Keluarga
Contoh berumur antara 15-18 tahun, dengan rata-rata umur contoh adalah 16 tahun Mayoritas contoh (50,8%) berusia 16 tahun. Contoh berjenis kelamin laki-Iaki dan perempuan. Sebanyak 54,2% contoh adalah perempuan, dan sisanya 45,8% contoh adalah laki-laki. Uang saku contoh berkisar dari Rp 1500lhari sampai Rp 10 .OOO/hari dengan tata-rata sebesar Rp 46811hari. Sebagian besar contoh (76,2%) memperoleh uang saku antara Rp 2.804,- hingga Rp 6.558 ,-.
Frekuensi Menyediakdn Ikan Frekuensi menyediakan ikan pada keluarga contoh berkisar dari I sampai 30 hari/bulan Mayoritas dengan rata-rata 11 harilbulan. (64,4%) kadang-kadang kcluarga contoh menyediakan ikan . Sebagian kecil ke!uarga contoh sering dan sering sekali menyediakan ikan
masing-masing dengan persentase 5,1% dan 18,6%. Sisanya, sebanyak 11,9 % keluarga contoh jarang menyediakan ikan .
Pengetahuan dan Sumber Informasi Gizi
Jenis lkan yang Dikom'umsi Ke/I/arga
Pengefahuan Gizi Skor pengetahuan gizi contoh berkisar dari 8 Dari 10 sampai 14 dengan rata-rata 12. pertanyaan tentang pengetahuan gizi, terdapat satu pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh semua contoh (100%) . Pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar tersebut adalah pertanyaan mengenai mineral pad a ikan yang dapat mencegah gondok.
108
I!.:-
Pi Pee
Sikap
Sebagian besar keluarga contoh (84,8%) mengkonsumsi ikan darat segar dan hanya I 1,9% keluarga contoh yang mengkonsumsi kerang (Tabe! I) . Ikan darat segar memiliki rata-rata frekuensi konsumsi tertinggi yaitu sebesar 3,2 hari!bulan, sedangkan kerang memiliki rata-rata frekuensi konsumsi terendah yaitu sebesar 0,2 harilbulan (Tabel 2).
Ta'::--=
p~
K'
;
/-"r ,
be - .
oer,=-= 6:::: . ham :.
Media Gizi & Keluarga, Juli 2002 , XX VI ( I) : 106 - 11 3
Tabel 1.
Persentase Keluarga Conloh Berdasar kan Jenis lkan yang Dikonsumsi
Jenis Ikan Ikan laut segar I kan darat segar Udang Kerang Cumi-cumi lkan asin Pindang Peda
n 40 50 31 7 29 27 42 12
,
% 67,8 84,8 52,5 11 ,9 49,2 45,8 71 ,2 20,3
Tabel 2 . Jeni s Ikan yang Dikonsumsi Keluarga Contoh dan Rata-rata Frekuensi Konsumsinya
Jerris Ikan Ikan laut segar Ikan darat segar Udang Kerang Cumi-cumi Ikan asin Pindang Peda
Rata-rata Frekuensi Konsumsi (harilbulan) 2,6 3,2 1,6 0,2 1,2 2,2 2,4 0,9
Kebiasaan Makan Ikan Remaja
Freklll!llsi Mengkollsllmsi lkall Frekuensi mengkonsumsi ikan pada contoh berkisar dari I harilbulan sampai 30 harilbulan dengan rata-rata 9 harilbulan . Mayoritas contoh (67,8% ) kadang-kadang mengkonsumsi ikan, dan hanya sebagian kecil contoh (3,4%) yang sering sekali mengkonsumsi ikan (Tabel 3) . Tabel3 . Sebaran Contoh berdasarkan Frekuensi Mengkonsumsi lkan lumlah
Frekuensi ~engkon&llTIsiIkan
larang Kadang-kadang Sering Sering sekali Total
n 8 40 9 2 59
% 13,6 67,8 15,2 3,4 100,0
Kesllkaan lerhadap Ikan Beberapa jenis ikan yang pad a umurnya disukai contoh adalah ikan mas (47,4%), udang (40,7%), ikan sarden (33,9%), kakap (33,9%), tongkol (32,2%), dan gurame (32,2%) . Adapun beberapa jerus ikan yang pad a umumnya tidak disukai contoh adalah ikan asin (23,7%), lele (23,7%), ikan mas (J 8,6%), dan udang (JO,2%) (TabeI4) . Tabel 4 . Sebaran Contoh berdasarkan lenis lkan yang Di sukai dan Tidak Disukai
Jenis Ikan Mas Udang Sarden Kakap JambaJ rori Cumi-cumi Bandeng Tongkol Gurame Kepiring Lele Kerang Tuna Mujair/nila Peda Kembung Patin Kerapu Bawal Ikan asin Teri Layur Sepal Pari
Disukai n 28 24 20 20 4 23 14 19 19 3 9 6 7 8 1 10 3 1 3 3
0
°° °
% 47,4 oW,7 33,9 33,9 6,8 39,0 23,7 32,2 32,2 5, 1 15,2 10,2 11,9 13 ,6 1,7 16,9 5, I 1,7 5, 1 5, 1 0,0 0,0 0,0 0,0
Tidak Disukai n 11
6 4 4 1 4 5 4 4 5
14 4 1 5 5
°° ° 4
14 5 3 4 3
% 18,6 10,2 6,8 6,8 1,7 6,8 8,5 6,8 6,8 8,5 23,7 6,8 1,7 8,5 8,5 0,0 0,0 0,0 6,8 23,7 8,5 5, I 6,8 5,1
Jenis Ikan yang ])ikOllSllmsi CO/1{oh Sebagian besar contoh (76,3%) mengkonsumsi ikan darat segar. Sebagian kecil contoh mengkonsumsi kerang (10,2%) dan peda (10,2%) (Tabel5) Ikan darat segar memiliki rata-rata frekuensi konsumsi tertinggi yaitu sebesar 2,9 harilbulan, sedangkan kerang memiliki rata-rata frekuensi konsurnsi terendah yaitu sebesar 0,1 harilbulan (Tabel 6)
109
Medi a Gizi & Keluarga , Juli 2002, XXVI (I) : 106- I 13
Tabel 5 Persentase Contoh berdasarkan Jenis lkan yang Dikonsumsi Jenis Ikan lkan laut segar Ikan darat segar Udan~
Kerang Cumi-cumi Ikan asin Pindang Peda Tabel 6.
n 38 45 28 6 25 22
37 6
% 64,4 76,3 47,5 10,2 424 37,3 62,7 10,2
Jenis lkan yang Dikonsumsi Contoh dan Rata-rata Frekuensi Konsumsinya
Jenis Ikan Ikan laut segar lkan darat segar Udang Kerang Cumi-cumi lkan asin Pindang Peda
Rata-rata Fre"lJensi Konsumsi (harilbulan) 2,5 2,9 1,4 0,1 1,1 1,0 1,7 0,2
Cara Memperoleh dan Jenis Masakan Ikan yang Dikonsumsi Jumlah ikan yang dikonsumsi contoh berkisar dari 3,5 glhari sampai 80 g1hari dengan rata-rata sebesar 14,9 g1hari. Terdapat 33,9% yang tidak mengkonsumsi ikan pad a saat dilakukan recall konsumsi pangan. Konsumsi ikan pada contoh baru mencapai 20,5% apabila dibandingkan dengan anjuran konsumsi ikan (72,7 gfhari) dan mencapai 30% apabila dibandingkan dengan konsumsi ikan di Kota Bandung (49,6 g1hari) pada tahun 1998. Sebanyak 47,5% contoh mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 g1hari dan 52,5% contoh mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari . Mengingat terbatasnya perdagangan ikan antar daerah maka produksi ikan menu rut daerah menentukan ketersediaan ikan di daerah tersebut (Suryana, & Budianto, 1998). Menurut BPS (2000b) produksi perikanan di Kodya Bandung
pada tahun 1999 sebesar 0,8 kglkapita Rendahnya produksi 1m dapat mempengaruhi ketersediaan ikan yang akhimya menentukan tingkat konsumsinya Jenis olahan ikan tertentu sebagai contoh ikan asin dapat membatasi jumlah konsumsi Dalam penelitian ini, terdapat beberapa contoh (15,4%) yang mengkonsumsi ikan asin Menurut Soekarto (1987) meskipun ikan asin lebih merata disenangi masyarakat namun ikan asin mengandung garam yang sangat tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi dalam jumlah banyak.
jU :'"L' S2r.. ~
peP. ~
di: ' : in]':: .
g. . . . =
Kontribusi Protein lkan terhadap Angka Kecukupan Protein Remaja
-.[!-. ~
~; -. ~
J- Kontribusi protein ikan terhadap angka kecukupan protein remaja berkisar dari 0,8% sampai 17,5 % dengan rata-rata 4%. Rata-rata kontribusi protein ikan terhadap angka kecukupan protein baru mencapai 24,4% dari sasaran kecukupan protein yang diharapkan dipenuhi dari ikan (16,4%). Kontribusi protein ikan terhadap angka kecukupan protein sebagian besar contoh (98,3%) < 16,4%, dan ~ 16,4% untuk sebagian kecil contoh (1,7%)
ko '-'"
Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan Hesar Keluarga Tabel 7 menunjukkan sebanyak 46,2% contoh pada keluarga besar mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari dan 42,8% contoh pada keluarga keciJ mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara besar keluarga dengan konsumsi ikan.
sc·:: :
k- ~
Tabel 7. Sebaran Contoh berdasarkan Besar Keluarga dan Konsumsi lkan
Besar Keluarga Besar Kecil
lebih
Konsumsi Ikan (g/hari) >5 <5 % % n 0 24 46,2 28 53,8 4 57,1 3 42,8
Total n 52 7
% 100 10O
Pemenuhan kebutuhan makananan akan mudah jika yang harus diberi makan
saJ ~
de: ..: CO " : _
tin_-= 5 ~ m
Media Gi/.i & Kcluarga, Jul i 200 2, XXVI (I) . 106 - 11 3
jumlahnya sedikit, terutama pada keluarga yang sangat miskin (Suhardjo, 1989) .Berdasarkan pendapatan keluarga, sebagian besar contoh dikategorikan dalam keluarga miskin. Hal inididuga yang menyebabkan hubungan antara besar keluarga dan konsumsi ikan menjadi tidak nyata Pe/ldapalal/ Keillarga
Persentase terbesar contoh (66,7%) yang memiliki pendapatan keluarga pada kategori rendah mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari Sebaliknya, persentase terbesar (54,6% ) contoh yang memiliki pendapatan keluarga pada kategori tinggi mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari (Tabel 8). Hasi! analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara pendapatan keluarga dengan konsumsi ikan contoh Tabel8 .
Pcndapatan K.cluarga Rendah Sedang Tinggi
Sebaran Contoh berdasarkan Pendapatan Keluarga dan Konsumsi Ikan Konsumsi Ikan (g/hari) >5 <5 N % % n 4 66,7 2 33 ,3 19 45,2 23 54,8 5 45,4 6 54,6
Total n 6 42 II
% 100 100 100
Menurut Suhardjo (1989) pengeluaran pangan yang lebih banyak tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan, sehingga mungkin saja peningkatan pengeluaran untuk pangan pad a keluarga contoh tidak dialokasikan untuk membeli ikan. Persentase pengeluaran untuk ikan dalam periode 1990-1996 menunjukkan gejala yang menurun sementara untuk daging, telur, dan susu meningkat (BPS , 1997b) Uang Saku Sebanyak 42,9% contoh yang memiliki uang saku pad a kategori rendah mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari. Sebanyak 42,9% contoh yang memiliki uang saku pada kategori tinggi juga mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari (Tabel 9) . Hasil anal isis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata
antara besamya uang saku dengan konsumsi ikan pada contoh . Tabel9 . Sebaran Contoh berdasarkan Saku dan Konsumsi lkan Uang Saku Rendah Sedang Tinggi
Konsumsi Ikan (g/hari) >5 <5 % n n % 3 42,9 4 57, I 22 48,9 23 53, I 3 429 4 57, I
Uang
Total n 7 45 7
% 100 100 100
Pengetahuall Gizi
Sebanyak 100% contoh yang memiliki pengetahuan gizi kurang mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari dan 53,8% contoh yang memiliki pengetahuan gizi baik mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari (TabeI 10). Terdapat kecenderungan semakin baik pengetahuan glzl maka konsumsi ikan semakin meningkat, tetapi hasil anaJisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dengan konsumsi ikan. Tabel 10
Pengetahuan Gizi Kurang Sedang Baik
Sebaran Contoh berdasarkan Pengetahuan Gizi dan Konsumsi Ikan Konsumsi Ikan (glhari) >5 <5 n % n % 100 I a 0,0 47,4 10 52,6 9 46,2 18 21 53 ,8
Total n I
19 39
% 100 100 100
Sikap SeJuruh contoh yang memiliki sikap negatif terhadap ikan mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 glhari dan 56,4% contoh yang memiliki sikap positif mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari. T erdapat kecenderungan semakin positif sikap terhadap ikan maka konsumsi ikan semakin meningkat, tetapi hasiI anaIisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara sikap dengan konsumsi ikan. Berdasarkan hal tersebut maka sikap contoh mungkin belum dipraktekkan ke dalam perilaku.
III
Mcd;a wi & Kcluarga, Juli 2002, XXVI (I) • 106 - 113
Kehiasaan Makan lkall Ke/uarga Frekuensi menyediakan ikan. Persentase terbesar contoh (71 ,4%) dari keluarga yang jarang menyediakan ikan mengkonsumsi ikan dengan jumlah < 5 g/hari Sebanyak 100% contoh dari keluarga yang sering sekali menyediakan ikan mengkonsumsi ikan dengan jumlah ~ 5 glhari (Tabel 12). Terdapat kecenderungan bahwa semakin sering ikan tersedia di rumah, konsumsi ikan semakin meningkat Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang nyata pada taraf 0,01 (p
Tabel 12. Sebaran Contoh berdasarkan Frekuensi Menyediakan Ikan dalam Keluarga dan Konsumsi Ikan Fre\"Jcnsi Mcnyediakan Jkan Jarang Kadang kadang Scring Sering sckali
Konsumsi Ikan (g/hari) <5 >5 n % n % 5 71,4 2 2g,6 19 50,0 19 50,0 4 0
36.4 0,0
7 3
63,6 100
Total n
%
7 100 38 100 100 3 100
II
Frekuensi menyediakan ikan merupakan bagian dari kebiasaan makan keluarga . Menurut Suhardjo (1989) kebiasaan makan seseorang merupakan kebiasaan keluarganya, karena selama tinggal dalam keluarga individu tersebut mengalami proses belajar. Berdasarkan hal tersebut, semakin sering keluarga menyediakan ikan di rumah maka contoh akan semakin sering mengkonsumsi ikan sehingga konsumsi ikan semakin meningkat.
Mayoritas ibu contoh (69,5%) adalah ibu rumah tangga. Pendapatan keluarga berkisar dari Rp 800001 kapitalbulan sampai Rp 1.000.000Ikapitai bulan dengan rata-rata Rp 280 269lkapitalbulan. Uang saku contoh berkisar dari Rp I .500/hari sampai RpIO .OOOI hari dengan rata-rata Rp4.681/hari . Mayoritas contoh (66,1%) memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik Sebagian besar contoh (94,<J01o) pemah mendapatkan informasi tentang ikan dan keluarga merupakan sumber informasi yang paling banyak memberi informasi pad a contoh. Sebagian besar contoh (93,2%) sudah menunjukkan sikap yang positif terhadap ikan. Mayoritas keluarga contoh (64,4%) kadang kadang menyediakan ikan. Sebagian besar keluarga contoh (84,7%) mengkonsumsi ikan darat segar dan sebagian kecil keluarga contoh (11,9%) mengkonsumsi kerang lkan yang paling sering dikonsumsi keluarga adalah ikan darat segar dengan frekuensi 3,2 harilbulan, dan yang paling jarang adalah kerang dengan frekuensi 0,2 ha rilbul an Mayoritas contoh (67,8%) kadang-kadang mengkonsumsi ikan Sebagian besar contoh (76,3%) megkonsumsi ikan darat segar. Sebagian kecil contoh mengkonsumsi kerang (10,2%) dan peda (10,2%) Jeni$" ikan yang paling sering dikonsumsi adalah ikan darat segar dengan frekuensi 2,9 harilbulan dan yang paling jarang adalah kerang dengan frekuensi 0, I harilbulan . Rata-rata konsumsi ikan pad a contoh adalah 14,9 glhari dan rata-rata kontribusi protein ikan terhadap angka kecukupan protein adalah 4%. Frekuensi menyediakan ikan dalarn keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan konsumsi ikan pada remaja .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sebagian besar contoh (88,1 %) berasal dari keluarga besar. Persentase terbesar (48,2%) tingkat pendidikan ayah adalah SMU dan mayoritas (59,3%) ibu contoh berpendidikan SMU. Persentase terbesar (35 ,7%) pekerjaan ayah adalah pegawaJ swasta atau BUMN dan
112
Melihat masih rendahnya konsumsi ikan pada remaja, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan pada remaja. Penyuluhan glZI mengenal pentingnya mengkonsumsi ikan periu dilakukan Sebagaimana diketahui bahwa keluarga merupakan sumber informasi yang paling banyak memberi informasi, dan konsumsi ikan pad a contoh sangat tergantung dengan ketersediaan
d
D .-\)
B
Media Gizi & Kt:lllilrga, .fuli 2002 , XXV I (I) : 106 - 113
ikan dalam keluarga. Berdasarkan hal tersebut maka penyuluhan gizi ini bisa dilakukan kepada keluarga, khususnya ibu yang menentukan penyediaan ikan dalam keluarga . Selain itu penyuluhan bisa dilakukan kepada remaja melalui pendidikan gizi di sekolah Penelitian mengenai konsumsi ikan lebih lanjut perlu dilakukan dengan jumlah eontoh yang lebih banyak serta menggunakan metode kombinasi penimbangan dan recall konsumsi pangan dalam jangka waktu yang lebih panjang sehingga pola konsumsi ikan akan lebih jelas terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, & R. 1. Muscat. 1984. Faktor Gizi (Sediaoetama, penerjemah) . Bhratara Karya Aksara, Jakarta. BPS .
1997a Konsumsi Kalon dan Protein Penduduk Indonesia dan Propinsi 1996. BPS, Jakarta .
1997b. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia J996. BPS, Jakarta. 1999. Kodya Bandung daJam Angka 1998. BPS, Bandung. 2000. Kodya Bandung dalam Angka 1999. BPS, Bandung
Papalia, DE , S. Olds. 1981. Human Development. Me Gt-aw Hill, USA Sediaoetama, AD . 1991. Rakyat, Jakarta.
Ilmu Gizi
Dian
Siegel, S. 1990. Statistik Non ParametIik untuk 1lmu-lImu So siaL Gt-amedia, Jakarta . Singarimbun, M, & S. Effendi 1989. Metode Penelitian Survai . LP3S, Jakarta. Soedjana, TD, tW . Rusastra , & T Sudaryanto 1998. Penawaran. Permintaan, dan Konsumsi Pangan Hewani di Indonesia. Dalam Winamo , FG , dkk (Eds) . Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (him 597-630) LlPI , Jakarta. Soekarto, ST. 1987 Faktor-Faktor Pendorong dan Kendala Dalam Konsumsi Ikan. Dalam Karyadi, D, dkk (Eds) Seminar Manfaat Ikan Bagi Pembangunan Sumberdaya Manusia (hIm 50-56). DEPKES Rl & Kantor Mentn Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta. Suhardjo 1989. Sosio Budaya Gizi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi , Bogor Suryana & D. Budianto. J 998 . Penawaran, Pennintaan Pangan: dan Perilaku Kebiasaan Makan . Dalam Winamo, FG, dkk (Eds) Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Vl (him 147-185) LlPI , Jakarta .