MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI
• Definisi:
– Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010) – Konflik merupakan perasaan-perasaan diabakan, dipandang tidak penting, kurang dihargai, diperlakukan tidak adil yang berlebihan (Swanburg, 2000) – Konflik merupakan perselisihan antara sikap bermusuhan atau kelompok penentang atau ideide. (Gillies, 1989)
• Penyebab Konflik:
• Prilaku menentang (verbal maupun non verbal).
– Competitive Bomber: mudah menolak untuk bekerja – Mortyred Accomodator: menggunakan kepatuhan palsu. – Avoider: menghindar kesepakan dan partisipasi
• • • • •
Perubahan Gaya kepemimpinan manajer Usia Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Peran:
– Peran mendua: uraian tugas yang tidak jelas – Peran konflik: tidak bisa berfungsi secara efektif – Peran perselisihan: perselisihan pendapat antar pegawai
• Riwayat Manajemen Konflik
– Awal abad 20 konflik dianggap sebagai indikasi menejemen yang buruk, destruktif dan dihindari dengan semua cara. – Pertengahan abad 20: kepuasan pekerja dan umpan balik merupakan hal yang penting shg konflik merupakan hal yang normal dan diperkirakan akan terjadi. • Konflik terjadi secara alami dan merupakan fenomena yang diperkirakan akan terjadi
– Teori interaksional (1970): Konflik tidak baik dan tidak buruk dan konflik dapat meningkatkan pertumbuhan maupun kerusakan tergantung bagaimana konflik dikelola. – Pandangan baru: Konflik sebaiknya tidak dihindari ataupun dianjurkan, tetapi dikelola. – Konflik dapat memunculkan energi, perkembangan dan kreatifitas dengan menghasilkan ide baru dan solusi masalah.
• Penyelesaian konflik yang tepat membutuhkan ketrampilan dan fungsi manajemen. • Memahami dan mengatasi konflik secara tepat adalah salah satu sifat pemimpin sejati.
• Ketegori Konflik – 1. Konflik Intrapersonal (terjadi di dalam diri orang tersebut): • Upaya internal untuk mengklarifikasi nilai atau keinginan yang berlawanan. • Pentingnya kesadaran diri bahwa bekerja untuk menyelesaiakan konflik segera setelah pertama kali konflik dirasakan
– 2. Konflik interpersonal: • Konflik yang terjadi antara 2 orang atau lebih, dengan nilai, tujuan dan keyakinan yang berbeda. • Dapat menimbulkan pertentangan dalam komunikasi ke atas, bawah, horizontal dan diagonal.
– 3. Konflik interkelompok. • Konflik yang terjadi antara 2 atau lebih kelompok orang, departemen, atau organisasi
Proses konflik Mengkaji tahap konflik: a.
Konflik laten: • Kaji kondisi yang bisa menyebabkan konflik, al: kekurangan tenaga perawat, perubahan yang terlalu cepat. • Bila dibiarkan akan menjadi konflik
b. Konflik yang dipersepsikan: • Konflik intelektual dan sering melibatkan isu serta peran . • Konflik dikenal secara logis dan tidak melibatkan perasaan orang yang terlibat konflik. • Konflik dapat diatasi sebelum diinternalisasi atau dirasakan.
c. Konflik yang dirasakan/ konflik afektif: • Konflik sudah melibatkan emosi, al: – Perasaan bermusuhan, tidak percaya dan marah.
• Konflik , mungkin juga dipersepsikan bukan dirasakan ( orang dapat merasakan konflik tetapi tidak tau masalahnya).
d. Konflik yang dimanifestasikan/ jelas: • Diperlukan tindakan:
– Menarik diri, berdebat, bersaing, atau mencari penyelesaian konflik.
• Pada tahap ini sulit mencari penyelesaian konflik tanpa penggunaan sumber lain. • Penyelesaian konflik membutuhkan ketrampilan
e. Akibat konflik Bisa berdampak positif amupun negatif tergantung pengelolaan yang dilakukan.
Proses Konflik Konflik laten
Konflik yang dipersepsikan
Konflik yang dirasakan Konflik yang dimanifestasikan
Penyelesaian konflik dan manajemen konflik
Akibat konflik
Manajemen Konflik
• Tujuan: – Menciptakan menang-menang (win-win solution) untuk semua pihak terkait.
• Strategi masalah yang umum digunakan: – Berkompromi – Berkompetisi – Bekerja sama-mengakomodasi – Smootiong (melancarkan) – Menghindar – Berkolaborasi
– Berkompromi:
• Setiap pihak melepaskan salah satu tuntutannya. • Penyelesaian menang-menang.
– Berkompetisi:
• Satu pihak memaksakan kehendak walaupun mengorbankan orang lain. • Penyelesaian tipe pemaksaan • Strategi penyelesaian menang kalah • Pihak yang kalah menjadi marah, frustasi dan ingin balas dendam • Digunakan ketika memerlukan keputusan yang cepat atau salah satu pihak mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada pihak lain.
– Bekerja sama:
• Lawan dari berkompetisi. • Salah satu pihak mengorbankan keyakinan dan keinginannya sehingga pihak lain dapat menang.
– Mengakomodasi:
• Strategi politik yang tepat jika konflik tidak terlalu bernilai tinggi bagi orang yang mengakomodasi.
– Smooting:
• Digunakan untuk mengatur situasi konflik • Menggunakan pendeketan emosi/ kelembutan dalam konflik. • Digunakan agar seseorang mau mengakomodasi atau bekerjasama dengan pihak lain. • Fokus pada persamaan, bukan perbedaan. • Tepat digunakan untuk perselisian kecil.
– Menghindar:
• Digunakan ketika pihak yang terlibat menyadari adanya konflik tetapi memilih untuk tidak mengakui atau berupaya menyelesaikannya. • Menghindar lakukan ketika kerugian yang ditimbulkan dari menyelesaikan konflik melebihi manfaatnya. • Ketika satu pihak lebih berkuasa dari pihak lain, dan ketika masalah akan selesai dengan sendirinya.
– Berkolaborasi:
• Cara penyelesaian masalah yang asertif dan kooperatif menghasilkan penyelesaian masing-masing. • Semua pihak mengesampingkan tujuan awal dan bekerja sama untukmenentukan tujuan umum prioritas atau supra ordinat.
Peran Kepemimpinan dan Fungsi Manajemen Terkait dengan Penyelesaian konflik • Peran Kepemimpinan:
– Sadar diri dan bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan masalah interpersonal – Mengatasi masalah segera ketika pertama kali masalah dirasakan dan sebelumtermanifestasikan – Mencari penyelesaian menang-menang (win-win slition) jika memungkinkan. – Memperkecil perbedaanp ersepsi antarc pihak yang mengalami konflik – Membantu mengidentifikasi penyelesaian konflik – Mengenali dan menerima perbedaan individu yang dimiliki staf – Menggunakan ketrampilan komunikasi asertif – Menjadi model peran yang jujur.
• Fungsi manajemen:
– Menciptkan lingkungan kerja yang meminimalkan konflik – Menggunakan wewenang yang tepat dalam membuat keputusan. – Jika perlu , secara formal memfasilitasi penyelesaian konflik – Menerima tangguang jawab secara mutual untuk mencapai tujuan supra ordinat yang telah ditentukan sebelumnya – Mendapatkan sumber yang dibutuhkan melalui strategi negosiasi yang efektif – Mengkompromikan kebutuhan unit jika kebutuhan tersebut tidak kritis untuk menjalankan fungsi unit. – Mempersiapkan segalanya untuk melakukan negosiasi – Menangani kebutuhan pengaklhiran dan tindak lanjut negosiasi.
• Strategi yang dapat digunakan manajer untuk menyelesaikan konflik secara efektif – Mendorong terjadinya Konfrontasi
• Manajer mendorong pegawai untuk mengatasi masalahnya sendiri.
– – – – –
Konsultasi pihak ketiga Perubahan prilaku Pemetaan tanggung jawab Perubahan struktur Menunjuka satu pihak
Negosiasi • Setiap pihak merelakan sesuatu dan penekanannya adalah pada mengakomodasi perbedaan antar pihak yang terlibat. • Tujuan utama adalah membuat pihak lain merasa puas dengan hasilnya. • Fokus pada menciptakan situasi menangmenang.
• Hal-hal yang harus dilakukan
– Sebelum negosiasi: Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang hal yang akan dinegosiasikan – Selama negosiasi: berkomunikasi dengan jelas, asertif,memiliki ketrampilan mendengar yang baik, fleksibel, berpikir terbuka, memahami pihak lain, berupaya mengarahkan pembahasan pada konflik, Fakus pada pencegahan tibulnya konflik kembali, bersikap jujur, mengawali negosiasi dengan jumlah tuntutan yang banyak, menunda negosiasi jika diperlukan, tidak pernah memberitahu pihak lain secara keseluruhan apa yang akan dinegosiasikan, Mengenali batas bawah, mengakhiri pertemuan.
– Taktik Negosiasi Destruktif • Memenangkan negosiasi dengan menggunakan taktik manipulasi atau intimidasi tertentu. • Mengejek untuk mengitimdaasi • Menyanjung untuk menjadikan enggan untuk tidak setuju. • Memperlihatkan sikap tidak berdaya. • Secara cepat dan agresif mengambil alihdan mengendalikan negosiasi.
– Penutupan dan tindak lanjut; • Setelah kompromi tercapai, bacakan kembali hasil kompromi. • Menindak lanjuti negosiasi formal secara tertulis dengan cara mengirimkan surat atau memo yang memuat pernyataan yang disetujui.
• Konsensus – Merupakan pihak yang bernegosiasi mencapai kesepakatan yang didukung oleh semua pihak. – Digunakan untuk keputusan yang memerlukan dukungan kelompok yang kuat untuk berhasil dalam mengimplementasikan – Mengharuskan semua pihak terlibat dalam negosiasi. – Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik. – Berpikir terbuka dan fleksaibel.