MAKALAH UNSUR – UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ilmu dakwah Dosen Pengampu : Ahmad Zaini, Lc.M.Si
Disususn Oleh : Riyaningsih Elma Noviasari Rika Kumalasari
(1440110093) (1440110095) (1440110111)
Prodi Bimbingan Konseling Dan Komunikasi Islam Jurusan Dakwah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015 Jl. Conge Ngembal Rejo Po Box 51 Bae Kudus 59322 Telp : (0291) 432677, Fax : (0291) 441613 Website : http://stainkudus.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah di tinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentk kata kerja fi‟il nya berarti ; memanggil, menyeru, mengajak.1 Dalam perjalananya sejak dulu hingga sekarang dakwah telah meninggalkan banyak sekali peristiwa – peristiwa yang dapat diketahui
dengan cara mengamati,
mempelajari dan memperkembangkan sejarah
perkembangan Isalam. Dakwah dalam praktiknya merupakan kegiatan yang sudah cukup tua, yaitu sejak adanya tugas dan fungsi yang harus diemban oleh manusia di belantara kehidupan ini. Oleh sebab itu, eksistensi dakwah tidak dapat dipungkiri oleh siapapun, karena kegiatan dakwah sebagai proses penyelamatan umat manusia dari berbagai persoalan yang merugikan kehidupanya,, merupakan bagian dari tugas umat manusia. Suatu dakwah tidak akan berjalan lancar jika tidak ada manajemen ataupun unsur – unsur yang mengatur secara sistematis maupun koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang di mulai sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah. Di sini penulis akan membahas tentang unsur – unsur dakwah serta hubungan Ilmu dakwah dengan Psikologi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dakwah? 2. Apa saja unsur – unsur dakwah? 3. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan psikologi? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dakwah 2. Mengetahui unsur – unsur dakwah 3. Mengetahui bagaiman hubungan ilmu dakwah dengan psikologi.
1
Drs. Wahidin Saputra, MA. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta, 2011), Hlm. 1
.
2
BAB II PEMBAHASAN 1.
Pengertian Dakwah Dakwah di tinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentk kata kerja fi‟il nya berarti ; memanggil, menyeru, mengajak (Da‟a, Yad‟u, Da‟watan). Orang yang berdakwah bisa disebut da‟i dan yang didakwahi disebut dengan mad‟u.2 Sedangkan ditinjau dari segi istilah dakwah diartikan sebagai berikut : 1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengn perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. 2. Syeikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut :
dakwah islam yaitu ; mendorong
manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, maka dakwah adalah suatu kegiatan untuk membina manusia agar mentaati ajaran islam, guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dan berdakwah merupakan perjuangan hidup uuntuk menegakkan dan menjunjung undangundang ilahi dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat, sehingga ajaran islam menjadi sibghah (celupan) yang mendasari, menjiwai dan mewarnai seluruh sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan dan pergaulan hidupnya. 2.
Unsur – Unsur Dakwah Yang dimaksud unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah. Yang mana ketika unsur-unsur ini tidak ada atau kurang salah satunya maka kegiatan dakwah tidak akan berjalan dengan lancar. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).3
2 3
ibid Drs. Wahidin Saputra, MA. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta, 2011), Hlm. 288-289.
3
1.
Da‟i (pelaku dakwah) Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah, baik lisan, tulisan maupun perbuatan
yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi atau lembaga. Secara umum da‟i juga disebut sebagai mubalig (orang yang menyampaikan ajaran islam). namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya. 2.
Mad‟u (Penerima Dakwah) Mad‟u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. 3.
Maddah (Materi Dakwah) Maddah dakwah adalah isi pesan atau yang disampaikan da‟i kepada mad‟u, dalam hal
ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran islam itu sendiri. 4.
Wasilah (Media Dakwah) Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang
dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u. Hamzah Ya‟qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu : lisan, tulisan, audiovisual, lukisan dan akhlak. Media dakwah ada yang berupa : a. Media Elektronik seperti : tv, radio, internet, handphone dsb. b. Media Cetak seperti : majalah, surat kabar, buku, jurnal, buletin, tabloid dsb. 5.
Thariqah (Metode) Dakwah Kata “metode” telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian suatu cara yang
bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Metode dakwah yang di cakup yaitu ada tiga metode yaitu : Hikmah, Mau‟idzah Khasanah, dan Mujadalah. Hikmah yaitu : cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah. Mau’izah Khasanah : Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh H. Hasanuddin “ Al-Mau‟izah al-Hasanah” adalah (perkataan-perkataan) yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Al-Qur‟an.4
4
Drs. Wahidin Saputra, MA. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta, 2011), Hlm. 251.
4
Al-Mujadalah yaitu : Menurut tafsir an-Nasafi al Mujadalah mengandung arti : Berbantahan dengan baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak, lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan suatu perkataan yang bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama.5 6.
Atsar (Efek) Dakwah Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya jika dakwah telah
dilakukan oleh da‟i dengan materi dakwah, wasilah dan tariqah tertentu maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada mad‟u p(enerima dakwah)
3. Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi
a. Pengertian dakwah Dakwah di tinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentk kata kerja fi‟il nya berarti ; memanggil, menyeru, mengajak (Da‟a, Yad‟u, Da‟watan). Sedangkan ditinjau dari segi istilah dakwah diartikan sebagai berikut : 1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengn perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. 2. Syeikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut :
dakwah islam yaitu ; mendorong
manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, maka dakwah adalah suatu kegiatan untuk membina manusia agar mentaati ajaran islam, guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dan berdakwah merupakan perjuangan hidup uuntuk menegakkan dan menjunjung undangundang ilahi dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat, sehingga ajaran islam menjadi sibghah (celupan) yang mendasari, menjiwai dan mewarnai seluruh sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan dan pergaulan hidupnya. 5
Drs. Wahidin Saputra, MA. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta, 2011), Hlm. 254.
5
b.Pengertian Psikologi Dalam lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang tergolong dalam “empirical science”, yaitu ilmu yang didasarkan atas dasar pengalaman manusia. Psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata, psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi secara bahasa dapat berarti „ilmu jiwa‟.6 Sedangkan Psikologi menurut istilah adalah sebagai berikut : Menurut Wilhelm Wundt, yang dikutip oleh H. M. Arifin psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti pengalaman pancaindra, merasakan sesuatu, berpikir, berkehendak, dan bukan mempelajari pengalaman yang di luar diri manusia. Sedangkan menurut Jhon C. Ruch mendefinisikan psikologi sebagai ilmu tentang aktivitas perilaku dan mental.7 c. Hubungan ilmu dakwah dengan psikologi Islam adalah agama dakwah, agama menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang – orang yang belum mempercayainya untuk percaya, menumbuhkan pengertian dan kesadaran agar umat islam mampu menjalani hidup sesuai dengan perintah dianggap sebagai tugas suci yang merupakan tugas setiap muslim. Dengan demikian setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah. Seperti dalam firman Allah surat Ali-Imran, yang artinya : “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada kebajikan dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriaman, tentulah itu lebih baik begi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Fasik”. Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang da‟i dihadapkan dengan kenyataan-kenyataan bahwa individu-individu yang didakwahi memiliki keberagaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran (ide-ide), pengalaman, kepribadian, dan lain – lain. Keberagaman tersebut akan memberikan corak yang berbeda pula dalam menerima dakwah (materi dakwah) dan 6
Faizah, S.Ag, M.A. dan H. Lalu Muchsin Effendi, Lc., M.A, Psikologi Dakwah (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006), Hlm. 1. 7 Faizah, S.Ag, M.A. dan H. Lalu Muchsin Effendi, Lc., M.A, Psikologi Dakwah (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006), Hlm. 4.
6
menyikapinya, karena itulah untuk mengefektifkan usaha dakwah, seorang da‟i dituntut untuk memehami para mad‟u yang dihadapi. Dengan kata lain seorang da‟i dituntut untuk menguasai studi psikologi yang mempelajarai tentang kejiwaan manusia sebagai individu maupun anggota masyarakat, baik pada perkembangan manusia, anak, remaja, dewasa dan manula.8
BAB III PENUTUP Kesimpulan Dakwah adalah suatu kegiatan untuk memanggil, menyeru, dan mengajak seseorang ke jalan yang lebih baik utamanya mengajak untuk hal-hal kebajikan dan menjahui dari halahal yang mungkar. Dakwah dalam praktiknya merupakan kegiatan yang sudah cukup tua, yaitu sejak adanya tugas dan fungsi yang harus diemban oleh manusia di belantara kehidupan ini. Oleh sebab itu, eksistensi dakwah tidak dapat dipungkiri oleh siapapun, karena kegiatan dakwah sebagai proses penyelamatan umat manusia dari berbagai
persoalan yang merugikan
kehidupanya,, merupakan bagian dari tugas umat manusia. Suatu dakwah tidak akan berjalan lancar jika tidak ada manajemen ataupun unsur – unsur yang mengatur secara sistematis maupun koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang di mulai sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah. Ilmu dakwah sangat dibutuhkan para Da‟i karena dalam berdakwah seorang da‟i langsung berhadapan oleh banyak orang yang mana mereka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda ,disinilah tugas seorang da‟i yang mana sangat perlu menguasai psikologi karena psikologi ini merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
8
Faizah, S.Ag, M.A. dan H. Lalu Muchsin Effendi, Lc., M.A, Psikologi Dakwah (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006), Hlm. 36.
7
DAFTAR PUSTAKA Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada. Faizah dan Lalu Muchsin Effendi. 2006. Psikologi Dakwah. Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
8