MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN
MEMBRAN PLASMA UTUH
Gambar mas…
Disusun oleh Mas Mas Mas Faisal Ernanda h0510030
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012
Mas…tolong editin ya mas…diprintnin sekalian mas.. Oz besok aq ada ujian 3 n response 2 mas… Thanks mas
BAB I PENDAHULUAN
Inseminasi Buatan adalah salah satu bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina yang dimiliki tanpa perlu seekor pejantan. Inseminasi Buatan merupakan suatu rangkaian proses yang terencana dan terprogram karena menyangkut kualitas genetik ternak di masa yang akan datang. Pelaksanaan dan penerapan teknologi Inseminasi Buatan di lapangan dimulai dengan langkah pemilihan pejantan unggul sehingga akan lahir anak yang kualitasnya lebih baik dari induknya, selanjutnya dari pejantan tersebut dilakukan penampungan semen, penilaian kelayakan kualitas semen, pengolahan dan pengawetan semen dalam bentuk cair dan beku, serta teknik inseminasi ke dalam saluran reproduksi ternak betina. Usaha untuk mempertahankan kualitas semen dan memperbanyak semen dari pejantan unggul adalah dengan melakukan pengenceran menggunakan beberapa bahan pengencer. Syarat bahan pengencer adalah harus dapat menyediakan nutrisi bagi kebutuhan spermatozoa selama penyimpanan, harus memungkinkan spermatozoa dapat bergerak secara progresif, tidak bersifat racun bagi spermatozoa, menjadi penyanggah bagi spermatozoa, dapat melindungi spermatozoa dari kejutan dingin (cold shock) untuk semen beku. Keutuhan membran spermatozoa dapat ditentukan berdasarkan persentase keutuhan membran plasma spermatozoa yang diuji dengan metode Hypo-Osmotic Swelling Test (HOST) dan diamati dengan mikroskop pembesaran 400 kali. Spermatozoa yang mempunyai integritas membran utuh ditandai dengan adanya pembengkakan kepala dan ekor yang berputar.
BAB II PEMBAHASAN
Parameter-parameter sperma dapat dinyatakan secara : Kuantitatif, misalnya volume, jumlah spermatozoa/ml, kadar fruktosa;Semi kuantitatif, misalnya viskositas sperma, motilitas spermatozoa;Kuantitatif, misalnya bau dan warna sperma (Anonim,2010). Analisis
sperma
dasar
1.
dilakukan
menurut
tahapan
sebagai
Pemeriksaan
berikut
:
makroskopis.
Segera setelah sperma diejakulasikan, hendaknya diamati dalam wadah penampung
:
1.
Ada/tidaknya
koagulum
2.
Warna
sperma
3.
Bau
sperma
4.
Proses
likuefaksi
sperma
Setelah proses likuefaksi selesai, ditentukan parameter sebagai berikut : 1.
Volume
sperma
2.
pH
sperma
3.
Kekerasan
4.
Pemeriksaan
warna
sperma
Viskositas
2. Pemeriksaan
dan
sperma
Pemeriksaan mikroskopis
dilakukan ini
mikroskopis setelah
proses meliputi
likuefaksi
selesai. :
1.
Pergerakan
spermatozoa
2.
Kepadatan
spermatozoa
3.
Morfologi
spermatozoa
4. 5.
Ada/tidaknya Adanya
sel
aglutinasi bundar
6.
spermatozoa (Round
cells)
Mikroorganisme
7. Partikel lepasan dan kristal FUNGSI MEMBRAN SEL 1. Kompartementalisasi Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini
sangat penting karena
memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama. 2. Barier selektif permeabel Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat. 3. Transport molekul Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki
konsentrasi
tinggi.
Mesin
ini memungkinkan
sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar. 4. Penghantaran signal Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
5. Interaksi interseluler Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi
Uji Hypo-Osmotic Swelling Pemeriksaan keutuhan membran menggunakan Hypo-Osmotic Swelling Test (HOST). Prosedur pemeriksaan menggunakan medium HOST berupa NaCl hipotonik. Sebanyak 0,1 ml semen ditambah dengan 0,9 ml medium HOST, selanjutnya diinkubasi dalam inkubator CO2 selama satu jam pada suhu 37⁰C. Semen yang telah diinkubasi dievaluasi dengan menggunakan mikroskop pembesaran 400x. Perubahan yang terjadi antara lain pembengkokan pada ujung ekor, ekor yang pendek dan tebal atau pembengkokan pada sebagian atau seluruh bagian dari lengkungan yang dibentuk oleh ekor spermatozoa. Hasil uji HypoOsmotic Swelling pada membran plasma spermatozoa sapi Friesian Holstein dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Spermatozoa yang menggembung Spermatozoa normal = X 100 % Total spermatozoa
Bearden dan Fuquay (1984) memberi batasan tentang ukuran besar kepala spermatozoa sapi, panjang kepala spermatozoa sebesar 8 – 10 µm, lebar kepala 4 - 5µm dan besar kepala spermatozoa sebesar 35 - 40 µm. Hasil kali panjang dan lebar kepala spermatozoa sapi pada penelitian ini sebesar 41,03µm, nilai ini sesuai dengan uraian Toelihere (1993) yang mengemukakan bahwa hasil kali panjang dan lebar kepala spermatozoa kira-kira 32 - 45 µm.
Hasil Pengujian Membran Plasma Utuh (MTU) kelompok 4
Pejantan sapi simmental jj 031 60731 valentinho - Utuh : 92 rusak : 8 Faktor yang menyebabkan perbedaan keutuhan membrane plasma 1.
Faktor-faktor 1.
Faktor Internal 1.
Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup
sperma turun, jika suhu dingin kebalikannya. 2.
pH
3.
Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
4.
Umur
5.
Berat badan
6.
Kesehatan
7.
Makanan
8.
Iklim
9.
Keturunan
10.
Dll (Anonim, 2009 (c))
11.
Faktor Setelah dilakukan perlakuan dan penyimpanan untuk Inseminasi
Buatan 1.
pH
Sperma menghasilkan asam laktat yang tinggi dari metabolism fruktosa plasma seminalis, sehiingga penting untuk memberi unsur-unsur buffer seperti garam phosphate, citrate, atau bikarbonat didalam medium. 1.
Tekanan Osmotik
Sperma lebih mudah dipearuhi oleh tekanan hipertonik daripada hipotonik 1.
Pengaruh zat elektrolit dan non-elektrolit
Unsur kalsium, phosphor dan calcium yang tinggi mneghambat motilitas sperma, dilain pihak kalium penting untuk fungsi sperma yang normal, maka dari itu dianjurkan untuk menambah kalium
dalam pengencer bahkan magnesium. Sedangkan glukosa, fruktosa, dan zat-zat elektrolit lainnya penting untuk memberi makan kepada sperma.\ 1.
Pengaruh pengenceran
Derajat pengenceran yang berlebihan (1:1000) akan menghambat motilitas. Pengenceran smen domba 1 berbanding 4 dlam citra kuning telur dapat mengurangi angka kansepsi sebesra 50 %. Sedangkan plasma semen babi dan kuda jauh kurang baik bagi daya tahan hidup spermatozoa, sperma kedua hewan ini malah akan hidup lama apabila disentrifuge dan disimpan dalam media buatan. 1.
Pengaruh Suhu
Peninggian 100C diatas suhu lingkungan akan meningkatkan kadar metabolism dua kali lipat dan mengurangi daya tahan hidup dua kali lipat pula. Sperma akan rusak apabila didinginkan dibawah suhu 0OC kecuali apabila ditambahkan glycerol. Cold shock pendinginan secar segera setelah diejakulasikan juag sperma akan kehilangan daya hidupnya. Cold shock dapat dihindari dengen perlakuan secara perlahan-lahan. 1.
Pengaruh Cahaya
Sinar matahari yang langsung mengenai spermatozoa akan menurunkan atau memperpendek umurnya. Cahaya menyebabkan rekasi photokhemis didalam sperma, yang menghasilakn hydrogenperoksida dalam jumlah yang toxis (Toelihere, 1977).
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://klinikandrologi.blogspot.com/2008/06/membaca-hasil-analisasperma.html http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53961/BAB%20III %20Metode.pdf?sequence=5 http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/semnas/pro08-16.pdf http://www.fkh.unair.ac.id/artikel1/yunita..pdf http://klinikandrologi.blogspot.com/2008/07/morfologi-sperma-morfologiyang.html