Lokakatya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
PEMELIHARAAN TERPADU TIKTOK DENGAN PADI SAWAH DI WILAYAH DKI JAKARTA D . ANDAYANI,
U . SENTE
dan B . BAKRIE
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta Jl. Ragunan No. 32 Pasar Minggu, Jakarta
ABSTRAK Pemeliharaan itik di wilayah DKI Jakarta telah dilakukan secara turun temurun, yang umumnya berada dekat areal persawahan dan pemukiman tempat tinggal peternak . Integrasi antara pemeliharaan itik petelur dengan padi sawah sudah biasa dilakukan oleh peternak, sedangkan sistem integrasi antara pemeliharaan itik pedaging dengan padi sawah sampai saat ini belum banyak dilakukan oleh petani . Dengan sistem terpadu ini dapat meningkatkan jumlah pasokan itik pedaging di DKI Jakarta serta dapat meningkatkan pendapatan petani selain dari padi . Pengkajian ini menggunakan 280 ekor tiktok umur 14 hari dan benih padi varietas Ciherang . Pengkajian dilakukan di Kelurahan Rorotan Jakarta Utara, menggunakan 4 petani kooperator . Padi ditanam dengan sistem jajar legowo 2 bans. Tiktok yang dilepas berumur 14 hari, dua minggu setelah tanam dengan kepadatan 70 ekor/2000 m2 lama pemeliharaan 75 hari . Tiktok dipanen pada saat butir padi akan keluar sedangkan padi dipanen pada umur 120 hari . Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerimaan usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok sebesar Rp 12 .681 .600 dengan B/C ratio 1,67, sedangkan tanpa integrasi (dengan sistem konvensional) hanya Rp . 5 .654.000 dengan B/C ratio 1,15 . Tambahan pendapatan petani padi sawah terintegrasi tiktok sebesar Rp 7 .027 .600/ha/musim tanam. Kata kunci : Integrasi, padi, tiktok
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPTP Jakarta baru-baru ini diperkirakan bahwa jumlah itik pedaging yang dijual di Jakarta mencapai lebih dari 5 .000 ekor dalam setiap harinya (SUWANDI et al., 2005) . Sebagian dari itik pedaging yang dijual berasal dari itik betina afkir dan entok yang dipelihara oleh peternak di wilayah DKI Jakarta, namun sebagian besar berasal dari pasar itik yang berada di Tangerang, Karawang dan Bekasi . Itik yang dijual di tiga pasar tersebut selain berasal dari wilayah setempat, pada umumnya juga didatangkan dari daerah lain meliputi Bandung, Pamanukan, Indramayu, Cirebon, Cilacap dan sebagainya . Integrasi antara pemeliharaan itik petelur dengan padi sawah juga sudah biasa dilakukan oleh peternak, karena sampai saat ini masih banyak itik petelur yang dipelihara secara tradisional, yaitu digembalakan secara berpindah dari suatu lokasi sawah setelah panen ke lokasi lainnya (ABDUH dan NURHAYU, 2004 ; ZURAIDA, 2004) . Sedangkan sistem integrasi antara pemeliharaan itik pedaging dengan padi sawah sampai saat ini
22
belum banyak dilakukan oleh petani, karena kemungkinan belum tersedianya bibit khusus untuk itik pedaging yang dapat dengan mudah diperoleh oleh peternak . SIMANJUNTAK (2005) menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari system integrasi ini adalah meliputi : a) berkurangnya biaya produksi akibat penurunan pemberian pupuk, pestisida dan herbisida serta upah tenaga kerja untuk menyiang rumput, b) padi/beras yang dihasilkan menjadi padi/beras organik mempunyai harga jual yang lebih tinggi, c) peningkatan mutu dan kondisi lahan karena penggunaan pupuk an-organik yang minimal, d) biaya produksi itik menjadi lebih rendah karena sebagian besar sumber pakan berasal dari bahan lokal . Beberapa tahun terakhir ini telah berhasil dikembangkan itik pedaging unggul, merupakan persilangan antara entok jantan dengan itik betina yang biasa dikenal sebagai itik Serati (HARDJOSWORO et al., 2001 ; SETIOKO et al., 2002) . Namun itik persilangan ini sekarang disetujui untuk disebut sebagai Tiktok (SIMANJUNTAK, 2002) . Tiktok mempunyai berbagai kelebihan yaitu cepat tumbuh, sehingga mempunyai bobot potong
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
yang Iebih besar . Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak dan mempunyai kandungan lemak daging yang Iebih rendah dengan tekstur daging lebih empuk, sehingga rasanya lebih gurih daripada itik petelur . Salah satu kelemahan dari pemeliharaan tiktok adalah dalam hal biaya pakan selama pemeliharaan, terutama apabila dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan komersial . Untuk pemeliharaan selama 8 minggu, agar mencapai bobot sekitar 2,1 kg diperlukan pakan sebanyak 6,04 kg atau dengan nilai konversi pakan (FCR) sebesar 2,88 . Oleh sebab itu perlu dicarikan upaya agar biaya pemeliharaan dapat ditekan atau dikurangi agar keuntungan yang diperoleh dapat menjadi lebih meningkat (SIMANJUNTAK, 2005) . Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui pemeliharaan tiktok secara terintegrasi (terpadu) dengan padi . Melalui sistem pemeliharaan seperti ini akan sekaligus diperoleh keuntungan tambahan dari padi organik . MATERI DAN METODA Kegiatan ini menggunakan 280 ekor anak tiktok diperoleh dari Balai Penelitian Ternak Ciawi dan 20 kg benih padi varietas Ciherang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi . Pengkajian ini dilakukan di lahan 4 petani kooperator yang menanam padi sawah, dengan cara tanam jajar legowo terintegrasi tiktok . Penanaman padi dengan cara tradisional tanpa sistem tanam jajar legowo dan tanpa integrasi tiktok dijadikan sebagai kontrol . Tiktok berumur 14 hari dengan kepadatan sekitar 70 ekor/2000m 2 dilepas setelah 2 minggu padi ditanam dan lamanya pemeliharaan 75 han . Sistem tanam jajar legowo yang dianjurkan dalam pemeliharaan tiktok secara terpadu adalah jajar tanam legowo 2 baris, menggunakan jarak tanam dalam barisan 20 cm x 10 cm dan jarak tanam lorong (legowo) 40 cm x 10 cm . Varietas padi yang ditanam adalah varietas Ciherang . Tiktok dipanen pada saat butir padi akan keluar dan setelah padi berumur 120 hari padi dipanen . Parameter yang diamati meliputi : kenaikan bobot badan setiap dua minggu, konsumsi pakan, biaya produksi usahatani padi, biaya
produksi usahatani tiktok, analisa usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok . HASIL DAN PEMBAHASAN Usahatani padi tanpa integrasi Produksi padi yang dihasilkan dengan cara tanam tradisional dan tanpa integrasi tiktok dihitung dengan luas lahan 1 hektar (10 .000 m2 ) adalah sebesar 5000 kg (Tabel 1) . Harga jual gabah kering giling Rp . 2000 per kilogram, hasil penjualan gabah sebanyak 5000 kg adalah sebesar Rp . 10 .000 .000. Adapun biaya usahatani padi tersebut mencapai Rp. 4 .646 .000 per sekali panen, sehingga pendapatan dari usahatani padi secara tradisional dan tanpa teknologi integrasi tiktok hanya sebesar Rp . 5 .354 .000/ha/musim . Usahatani padi terintegrasi tiktok Untuk pemeliharaan tiktok secara terpadu perlu dipersiapkan ruang gerak yang cukup luas bagi tiktok yang dilepas di areal persawahan, agar tidak terjadi kerusakan pada batang padi atau kurang cukup tersedia pakan bagi tiktok yang dipelihara . Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam padi atau melalui pengaturan jumlah tiktok yang dilepas sesuai dengan luasan sawah yang digunakan. Bobot hidup tiktok pada umur 10 minggu dapat mencapai rata-rata hampir 2,5 kg. Data kenaikan bobot hidup tiktok seperti yang ditampilkan pada Grafik 1 . Analisis usahatani padi sawah terintegrasi tiktok dihitung dengan luas lahan I hektar dan jumlah tiktok 350 ekor dapat dilihat pada Tabel 3 . Hasil produksi padi dengan cara tanam jajar legowo sebesar 4500 kg/ha/musim . Total biaya usahatani padi terintegrasi tiktok sebesar Rp . Total 7 .408 .400/ha/musim sedangkan Penerimaan usahatani padi terintegrasi tiktok sebesar Rp . 19 .790 .000/ha/musim . Keuntungatt finansial atas biaya total usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok adalah Rp . 12 .381 .600/ha/musim sedangkan keuntungan atas biaya tunai adalah Rp . 12 .681 .600/ha/ musim dengan B/C ratio sebesar 1,67 dan feed convertion ratio (efisiensi penggunaan pakan) sebesar 1,60 (label 2) .
23
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
Tabel 1 . Usahatani padi sawah tanpa integrasi tiktok di Rorotan No . A. 1. 2.
3.
4. 5. 6. B. C.
Komponen biaya dan pendapatan Komponen biaya (Rp ./ha/musim) Sewa lahan Tenaga kerja Biaya pengolahan tanah (borong) Biaya penanaman (borong) Biaya penyiangan (50 HOK @ Rp . 15 .000) Biaya panen (bagi hasil) Total biaya tenaga kerja Bahan Benih padi (25 kg @ Rp. 4 .500) Pupuk urea/TS (100 kg @ Rp . 2 .000) Total biaya bahan Total biaya diluar bunga (1 + 2 + 3) Bunga modal (12% dari biaya tunai pra panen) Total biaya (4 + 5) Komponen pendapatan (Rp./ha/musim) Penerimaan usahatani padi (5000 kg @ Rp . 2000) Keuntungan finansial atas biaya tunai [B - (A6 - A 1)] Keuntungan finansial atas biaya total (B - A6) R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total B/C ratio atas biaya total
Grafik 1 . Bobot hidup tiktok menurut umur
24
Jumlah Rp .
300 .000
Rp . Rp . Rp . Rp . Rp.
500.000 500.000 750.000 2 .000.000 3 .750.000
Rp. Rp. Rp . Rp . Rp . Rp .
112 .500 200 .000 312 .500 4 .362 .500 283 .500 4 .646 .000
Rp . Rp . Rp .
10 .000 .000 5 .654 .000 5 .354 .000 2,30 2,15 1,15
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
Pendapatan usahatani padi dengan cara tanam jajar legowo dan terintegrasi tiktok lebih besar dari pada tanpa cara tanam jajar legowo dan tanpa terintegrasi tiktok, sebab usahatani padi terintegrasi tiktok tidak perlu mengeluarkan biaya penyiangan rumput karena proses penyiangan rumput dapat dilakukan oleh tiktok yang digunakan sebagai pakan . Adapun basil
produksi padinya lebih kecil dari pada hasil produksi padi secara tradisional karena kebetulan letak petakan sawah yang digunakan untuk pengkajian agak jauh dari saluran air, sehingga pada saat musim kemarau dengan irigasi yang kurang lancar dapat mempengaruhi hasil panen padi .
Tabel 2 . Analisa usahatani padi sawah terintegrasi tiktok di Rorotan No A.
1. 2.
3.
4. 5. 6. B
C
Komponen biaya dan pendapatan Komponen biaya (Rp/halmusim) Sewa lahan Tenaga kerja : Biaya pengolahan tanah (borong) Biaya penanaman (borong) Biaya panen (bagi basil) Total biaya tenaga kerja Bahan: Benih padi (25 kg @ Rp . 4.500) Pupuk urea/TS (100 kg @ Rp . 2 .000) Tiktok (350 ekor @ Rp. 5 .000) Pakan untuk 350 ekor 75 hari (4 kg/75 hari @ Rp . 1 .175) Total biaya bahan Total biaya diluar bunga (1 + 2 + 3) Bunga modal (12% dari biaya tunai pra panen) Total biaya (4 + 5) Komponen pendapatan (Rp ./halmusim) Penerimaan usahatani padi (4500 kg @ Rp. 2000) Penerimaan usahatani tiktok dengan mortalitas 5% (332 ekor @ Rp . 32 .500) Total penerimaan usahatani tiktok dan padi Keuntungan finansial atas biaya tunai [B-(A6-Al)] Keuntungan finansial atas biaya total (B - A6) R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total B/C ratio atas biaya total
Dengan kata lain bahwa usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok, petani mendapat tambahan keuntungan sekitar Rp . 7 .027 .600/ ha/musim (Rp . 7,03 juta/ha/musim) . Usahatani padi terintegrasi tiktok akan dapat berkembang pada lingkungan sistem irigasi yang baik dengan dukungan pemerintah. Selain itu diperlukan kemudahan untuk memperoleh benih padi dan bakalan (bibit) tiktok . Sistem integrasi usahatani padi-tiktok dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak. Peternak mulai terpacu untuk melaksanakan kembali kegiatan bertanam padi dengan pola ini dengan respon petani untuk memesan bibit tiktok sebanyak
Jumlah PP .
300 .000
PP.
500 .000 500 .000 1 .800 .000 2 .800 .000
Rp.
PP. Rp.
PP. PP. RP.
ftp . Rp . Rp . RP .
PP . PP . Rp . Rp .
Pp . Rp.
112 .500 200 .000 1 .750 .000 1 .645 .000 3 .707 .500 6.807 .500 600.900 7 .408 .400 9 .000 .000 10 .790 .000 19 .790 .000 12 .681 .600 12 .381 .600 2,78 2,67 1,67
1600 ekor untuk kelompok ternak Teguh Karya Rorotan . Pemeliharaan sistem integrasi ini bermanfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), yang diantaranya ikut dalam pemeliharaan dan pemesanan bibit tiktok untuk meneruskan kegiatan ini .
KESIMPULAN 1 . Pendapatan dari usahatani padi sawah dengan sistem tanan jajar legowo dan integrasi tiktok yang dihitung dalam luas lahan satu hektar dan jumlah tiktok 350 ekor adalah sebesar Rp . 12 .381 .600/ha/
25
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
musim, sedangkan B/C ratio mencapai 1,67 . Bobot hidup tiktok pada akhir penimbangan yaitu pada umur 10 minggu (70 hari) mencapai rata-rata 2450 gram (2,5 kg) . Usahatani padi dengan integrasi tiktok mempunyai feed conversi rate (FCR) sebesar 1,60 . 2 . Pendapatan dari usahatani padi sawah dengan luas lahan satu hektar secara tradisional tanpa sistem tanam jajar legowo dan tanpa integrasi tiktok hanya mencapai sebesar Rp . 5 .354 .000/ha/ musim, dengan B/C ratio sebesar 1,15 . 3 . Tambahan pendapatan petani padi sawah terintegrasi tiktok adalah sebesar Rp . 7 .027 .600/ha/musim . sampaikan Ucapan terimakasih kami kepada Alm . DR . AGUS SUPARYANTO peneliti dari Balitnak Ciawi, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kehutanan DKI Jakarta beserta staf dan Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Jakarta Utara beserta staf yang telah banyak membantu terlaksananya kegiatan ini . DAFTAR PUSTAKA dan A . NURHAYU. 2004 . Integrasi temak itik dengan sistem usahatani berbasis padi di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan . Prosiding Seminar dan Ekspose Nasional Sistem Integrasi Tanaman - Ternak. Denpasar, Bali 20-22 Juli 2004 . Puslitbang Peternakan Bogor bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali dan Crop-Animal Systems Research Network . Him . 234 - 239 .
ABDUH, U
HARDJOSWORO, P .S ., A .R . SETIOKO, P .P . KETAREN, L .H . PRASETYO, A .P . SINURAT dan RUKMIASIH . 2001 . Perkembangan teknologi peternakan
unggas air di Indonesia . Prosiding Lokakarya Unggas Air. Ciawi, 6-7 Agustus 2001 . Balai Penelitian Ternak, Ciawi . Him . 22-24 . SETIOKO, A.R., D .A . KUSUMANINGRUM, ISTIANA, SUPRIYADI, E .S . ROHAENI, D .I . SADERI dan SURYANA. 2002 . Performans itik serati basil
inseminasi buatan di tingkat peternak. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner . Bogor, 30 September - 1 Oktober 2002 . Puslitbang Peternakan . Bogor. Him. 302-305 .
26
L . 2002 . Mengenal Lebih Dekat Tiktok, Unggas Pedaging Hasii Persilangan Itik dan Entok . Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka . Jakarta .
SIMANJUNTAK,
L . 2005 . Usahatani Terpadu PATI . Padi, Azolla, Tiktok dan Ikan . Pola Pertanian Organik Terpadu Yang Mudah, Murah dan Ramah Lingkungan . Agromedia Pustaka . Jakarta .
SIMANJUNTAK,
SUWANDI, B . BAKRE, O .T . PAKPAHAN dan R. INDRASTI . 2005 . Rancangan Model Agribisnis
Itik Pedaging (Tiktok)
di
DKI
Jakarta.
(Unpublish) .
R . 2004. Profil pengusahaan temak itik pada sistem usahatani di lahan rawa Lebak (Studi kasus di Desa Setiab, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan) . Prosiding Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner . Bogor, 4-5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan . Bohor . Him. 614-620 .
ZURAIDA,