PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PRAKTIK SADARI UNTUK DETEKSI DINI FIBROADENOMA MAMMAE PADA REMAJA PUTRI DI SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Linda Puspita Jati*), Zumrotul Choiriyah**), Sigit Ambar W.***) *) Mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Saat ini banyak remaja yang mengidap penyakit gangguan reproduksi, salah satunya yaitu fibroadenoma mammae. Fibroadenoma mammae dapat dideteksi dini dengan SADARI. Remaja putri SMK Kanisius Ungaran belum memahami tentang kesehatan reproduksi remaja pada payudara terutama tentang SADARI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan praktik pemeriksaan payudara sendiri. Desain penelitian adalah Pra Experiment Design dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Populasi penelitian semua siswi SMK Kanisius Ungaran kelas XI dan XII sebanyak 43 orang. Sampel 43 menggunakan tehnik total sampling. Alat yang digunakan kuesioner dengan dilakukan analisa univariat dan bivariat dengan uji statistik T Test. Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri sebelum pendidikan kesehatan sebagian besar kategori kurang yaitu sebanyak 38 responden (88,4%). Sesudah pendidikan kesehatan sebagian besar kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden (48,8%). Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan praktik SADARI dengan nilai ρ value adalah 0,000 (< 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan praktik SADARI pada remaja putri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Sehingga diharapkan ditindaklanjuti oleh remaja dengan mencari informasi tentang kesehatan tentang SADARI. Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, SADARI, Remaja Putri
ABSTRACT Today many adolescents suffer from reproduction disturbance disease, one of them that is fibroadenoma. Fibroadenoma mammae can be detected early by doing breast self examination (BSE). Female adolescents at in SMK Kanisius Ungaran do not yet realize about adolescent`s reproduction health in breasts especially about breast self-examination (BSE). This research aimed to detect the difference of knowledge before and after getting health education about the practice of Breast Self-Examination (BSE) for early detection of fibroadenoma mammae in adolescents at SMK Kanisius Ungaran Regency Semarang. Method used pre experiment design with one group pretest posttest. This research population was all students at SMK Kanisius Ungaran at eleventh and twelveth grade as many as 43 persons. Sampling used total sampling. The tool used for the research was questioner done by univariate and bivariate analyses with statistical test of t-test. The research results got that the female adolescents` knowledge level about breast self -examination before getting health education was mostly in less good category as many as 38 respondents (88,4%). After getting education health was mostly in less good category as many as 21 respondents (48,8%). There was a difference of knowledge before and after getting health education about the practicest breast self-examination (BSE) with p value 0,000 (< 0,05). The conclusion from this research was that there was a difference of knowledge before and after getting health education about the practicest breast self-examination (BSE) in female adolescents at SMK Kanisius Ungaran Regency Semarang. Adolescents should search information about breast self-examination (BSE). Keywords: health education, breast self-examination, adolescents
PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dalam prosesnya. Kesehatan reproduksi remaja sangat penting untuk kehidupan diri sendiri sehingga harus dijaga dengan baik agar tidak terkena penyakit reproduksi khususnya pada wanita. Wanita mempunyai organ reproduksi yang harus dijaga dengan baik karena wanita sangat rentan dengan penyakit pada organ reproduksi contohnya penyakit pada payudara yaitu fibroadenoma mammae yang sering terjadi pada masa remaja. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang terjadi pada payudara, berbatas jelas dan berbentuk benjolan yang dapat
2
digerakkan. Biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia remaja atau sekitar 15-25 tahun. Fibroadenoma mammae merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan benjolan di payudara jarang terdapat pada wanita setelah menopause. Tumor ini dapat berbentuk siliter/multipel, gampang digerakkan, berbentuk licin atau lobilated, sama sekali bebas dari jaringan sekitarnya dan berubah-ubah besarnya dengan siklus haid (Rukiyah, Ai Yeyeh h: 98). Meningkatnya estrogen pada usia remaja dapat mengakibatkan fibroadenoma mammae. Namun Fibroadenoma dapat dideteksi dini dengan cara pemeriksaan payudara sendiri atau biasa disebut SADARI. Apabila seseorang tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri, dia tidak akan mengetahui bagaimana kesehatan payudaranya. Wanita seringkali tidak mempedulikan kesehatan payudaranya karena bagi mereka
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
payudaranya pasti baik-baik saja. Jika seseorang menderita fibroadenoma mammae tidak dilakukan penanganan maka akan terjadi lobus yang berbatas jelas sehingga dapat mengganggu kenyamanan wanita karena payudara merupakan alat reproduksi wanita yang harus dijaga untuk menyusui kelak saat mempunyai keturunan. Apabila fibroadenoma mammae tidak ditangani sampai membesar bahkan sampai menyusui maka akan meningkatkan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma. (Rukiyah, 2012). Pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat yaitu Puskesmas. Menurut Trihono (2005), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Setiap puskesmas memiliki program pokok dan tambahan, misalkan program yang terdapat dipuskesmas ungaran yaitu program promosi kesehatan yang diberikan kepada wilayah setempat mengenai PHBS, KRR, dll namun pemberian promosi kesehatan tersebut tidak menuju pada pendidikan kesehatan praktik pemeriksaan payudara sendiri. Seharusnya pemerikntah memberikan upaya preventif untuk mendeteksi dini adanya tumor jinak payudara dengan melakukan sosialisasi pemeriksaan payudara sendiri disetiap puskesmas. Jika tidak dilakukan sosialisasi seperti itu akibatnya para remaja khususnya di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan terutama pada SMK Kanisius Ungaran belum memahami tentang kesehatan reproduksi remaja pada payudara terutama tentang fibroadenoma mammae dan cara pemeriksaan payudara sendiri. Hasil studi pendahuluan pada 19 Maret 2015 dan 7 April 2015 dengan mewawancarai kepala sekolah, guru, dan sebagian siswi SMK Kanisius Ungaran, jumlah siswi terdapat kelas X sebanyak 23
siswi sedangkan kelas XI terdapat 20 siswi. Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa terdapat salah satu siswa yang menderita fibroadenoma mammae namun masih kecil dan belum ada penanganan yang dilakukan. Siswi tersebut sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya menderita tumor jinak payudara karena menurut sepengetahuannya dirinya sedang menstruasi sehingga menurutnya itu hal yang lumrah. Mayoritas siswi di SMK berumur 16 sampai 18 tahun, mereka tidak terlalu mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri dan mereka sangat jarang untuk melakukannya. Mereka juga belum mengetahui tentang fibroadenoma mammae atau yang disebut dengan tumor jinak payudara. Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan praktik pemeriksaan payudara sendiri? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan praktik pemeriksaan payudara sendiri Manfaat Penelitian Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan agar lebih giat melakukan pendidikan kesehatan mengenai SADARI sebagai cara deteksi dini tumor jinak payudara. Bagi institusi, dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan referensi dalam penyusunan penelitian tentang SADARI. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang melakukan kegiatan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala yang timbul
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
3
sebagai akibat dari suatu perlakuan atau percobaan tertentu (Riyanto, 2011). Desain penelitian adalah Pra Experiment Design dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 14 Oktober 2015 di SMK Kanisius Ungaran Jl.Diponegoro 101 Ungaran. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SMK Kanisius Ungaran kelas X dan XI yaitu sebanyak 43 orang. Sampel Pada penelitian ini, sampel diambil dari populasi penelitian yaitu semua siswi di SMK Kanisius Ungaran Kelas X dan kelas XI. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan teknik Total Sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan seluruhnya tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Pengumpulan Data Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari guru SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan keusioner sebanyak 20 pertanyaan. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data yang dapat berupa kuesioner, formulir observasi, atau formulir-formulir lain untuk mencatat data.
4
Analisis Data Analisa Univariat Analisis Univariat dalam penelitian ini dikategorikan menjadi pengetahuan baik apabila responden mendapatkan 76%100%, pengetahuan cukup jika memperoleh nilai sebanyak 56%-75%, pengetahuan kurang jika memperoleh <56%. Analisa Bivariat Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu variabel independen dengan variabel dependen, hal ini berguna untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan Sign Test. Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang No. Tingkat Pengetahuan f % 1. Baik 0 0,0 2. Cukup 5 11,6 3. Kurang 38 88,4 Total 43 100,0 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang No. Tingkat Pengetahuan f % 1. Baik 13 30,2 2. Cukup 21 48,8 3. Kurang 9 20,9 Total 43 100,0
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
Analisis Bivariat Tabel 3 Deskripsi statistik perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan praktik SADARI untuk deteksi dini fibroadenoma mammae pada remaja putri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Kategori Sebelum Pendidikan Kesehatan Sesudah Pendidikan Kesehatan
Kur Cu Bai Nilai ang kup k Min 38 5 0 25
9
21
13
50
Nilai Nilai P Max T value 70 -9,818 0,0001
95
PEMBAHASAN Analisis Univariat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Pendidikan Kesehatan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Iqbal Wahit M. 2011; h. 81). Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Dan menurut Pengetahuan atau knowledge adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan ‘’what’’ (Notoatmodjo, 2005; h. 122). Tingkat pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum pendidikan kesehatan yang dimiliki siswa di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang masuk dalam kategori kurang, hal ini karena siswa di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang kurang mendapatkan informasi tentang cara pemeriksaan payudara sendiri terutama tentang fibroadenoma mammae, dan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang SADARI sebelumnya. Hasil ini dapat diartikan bahwa remaja putri belum mempunyai pemahaman yang baik tentang praktik SADARI. Notoatmodjo (2005; h. 121) menyebutkan pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar. Pengetahuan responden yang baik ditunjukkan dengan kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan SADARI. Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pengetahuan tentang SADARI diperoleh dari penyuluhan secara langsung panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengarannya dimanfaatkan untuk menangkap tersebut. Hasil akumulasi informasi-informasi yang diperolehnya membentuk suatu pengetahuan (Notoatmodjo, 2005: 122). Tingkat Pengetahuan Remaja Sesudah Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang baik untuk kesehatan (Nursalam, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI terjadi peningkatan dari yang sebelumnya kategori kurang menjadi kategori cukup, hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan telah berhasil meningkatkan pengetahuan. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Pengetahuan merupakan hasil penginderaan individu yang berupa fakta-fakta dan informasi baru yang mampu menarik atau mempengaruhi individu tersebut. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas (Notoatmodjo, 2005: 122). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri sebagian besar cukup, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri telah cukup memahami tentang SADARI. Pengetahuan cukup dilihat dari jawaban responden
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
5
sebagian besar telah cukup memahami tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri, tujuan dan waktu pemeriksaan payudara sendiri, manfaat pemeriksaan payudara sendiri, cara melakukan sadari, pengertian fibroadenoma mammae dan pencegahan dan deteksi dini. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005) yang mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai pengetahuan baik memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Analisis Bivariat Perbedaan Tingkat Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Tingkat pengetahuan remaja putri tentang praktik SADARI sebelum pendidikan kesehatan pada siswa di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang kategori kurang sebanyak 38 responden menjadi 9 responden sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Sebelum pendidikan kesehatan pengetahuan kategori cukup sebanyak 5 responden dan sesudah pendidikan kesehatan terjadi peningkatan menjadi sebanyak 21 responden. Sedangkan sebelum pendidikan kesehatan pengetahuan kategori baik tidak ada dan sesudah pendidikan kesehatan menjadi 13 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan, terbukti dalam penelitian ini skor rata-rata yang diperoleh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan praktik SADARI untuk deteksi dini fibroadenoma mammae pada remaja putri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan
6
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan telah berhasil memberikan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kepada remaja putri. Sesuai dengan teori menurut Iqbal Wahit M (2011), yang menyatakan bahwa terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: pendidikan, umur, minat, pekerjaan, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Penelitian juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Laras Ayunda Pratama (2014) yang berjudul “Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri Di SMPN 3 Tangerang Selatan” dengan hasil pendidikan kesehatan sangat efektif dalam meningkatkan nilai pengetahuan remaja putri mengenai SADARI dengan nilai Eta Squared sebesar 0,89%. Terjadi peningkatan nilai pengetahuan dari nilai rata-rata 23,97 atau 64,7% menjadi 33,06 atau 89,35%. Keterbatasan Penelitian Selama proses penelitian, peneliti menyadari ada beberapa keterbatasan yang membuat hasil penelitian kurang maksimal diantaranya yaitu : Sampel penelitian ini adalah siswa yang masih mengikuti kegiatan belajar sehingga peneliti baru bisa melakukan proses pengumpulan data pada saat jam pelajaran akan berakhir sehingga responden dalam mengisi kuesioner terpengaruh oleh waktu ingin pulang. KESIMPULAN Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri sebelum pendidikan kesehatan sebagian besar kategori kurang yaitu sebanyak 38 responden (88,4%), pengetahuan kategori cukup sebanyak 5 responden (11,6%) dan tidak ada pengetahuan remaja putri kategori baik
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri sesudah pendidikan kesehatan sebagian besar kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden (48,8%), pengetahuan kategori baik sebanyak 13 responden (30,2%) dan pengetahuan remaja putri kategori kurang sebanyak 9 responden (20,9%) Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan praktik SADARI untuk deteksi dini fibroadenoma mammae pada remaja putri di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai ρ value adalah 0,000 (< 0,05). SARAN Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan agar ikut serta dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri untuk deteksi dini fibroadenoma mammae. Penelitian ini hanya meneliti tentang pengetahuan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut seperti meneliti sikap dan minat remaja, tidak hanya meneliti tentang pengetahuan saja DAFTAR PUSTAKA [1] Apriyanthi Hosanah. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Dengan Tindakan Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Di Sma
Negeri 2 Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang [2] Efendy. 2001. Promosi Kesehatan. Jakarta: salemba Medika [3] Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu [4] Hamdani. 2013. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media [5] Hidayat Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; h.68 [6] Ircham Machfoedz. 2006. Metodologi penelitian. Yogyakarta:Fitramaya [7] Kholid, Ahmad. 2014. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers [8] Mansyur Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika [9] Mubarak Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;. h.81 [10] Notoatmodjo Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; [11] Notoatmodjo, dkk. 2012. Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta [12] Nugroho Taufan. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; h.118-120 [13] Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran
7
Olfah Yustiana. 2013. Kanker Payudara & SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika Pamungkas Zaviera. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta: Bukubiru Prawirohardjo Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
Jakarta: CV. Trans Info Media;. h.98-102. Setiawan, A, Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Trihono. 2005. Pusat Kesehatan Mayarakat. Yogyakarta. Fitramaya Utami
Purwoastuti Endang, Siwi Walyani Elisabeth. 2012. Konsep Kebidanan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta Putri, Naura. 2009. Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Aura Media Riyanto, A . 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia. 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi.
8
Sri. 2012. Kanker Jakarta: Oryza
Payudara.
Widyastuti Yani, Rahmawati Anita, Purnamaningrum Yuliastika Eka. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya [14] Yohana, Yovita, Yesica. 2011. Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Garda Medika; h.182-184
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Praktik Sadari Untuk Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Pada Remaja Putri Di SMK Kanisius Ungaran