Latar Belakang Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung didirikan pada 6 November 2007 berdasarkan inisiatif akademisi kelautan di Universitas Bangka Belitung terhadap makin maraknya kegiatan eksploitasi di lautan Bangka Belitung yang mengakibatkan banyaknya ekosistem terumbu karang yang rusak dan hancur. Sejak penambangan timah rakyat dilegalkan pada tahun 1999, pada tahun 2008/2009 penambangan darat dirasakan mulai tidak potensial lagi dilakukan karena kesulitan lokasi baru, hasil yang didapat yang semakin sedikit dan biaya operasional yang semakin tinggi. Dampaknya, ekosistem di daratan rendah dan daerah aliran sungai di Pulau Bangka terkelupas berganti kulit menjadi lapisan pasir yang menganga dan sungai-sungai yang tercemar sedimentasi dan pendangkalan super tinggi. Kini, ekosistem di laut pulau ini pun sedang menyusul menuju kerusakan yang tidak jauh berbeda. Sejak tahun 2006 jumlah Tambang Inkonvensional Apung (TI Apung_red) dan Kapal Isap terus bertambah hampir tak terkendali. Parahnya, tuntutan ekonomi selalu menjadi alasan terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang di Pulau ini. Padahal dua dari empat sector pengembangan utama pasca timah yang ingin dikembangkan oleh pemerintah daerah adalah perikanan dan pariwisata. Menghancurkan ekosistem terumbu karang berarti menghancurkan kedua sector masa depan ini. Selain itu, sedimentasi dari sungai dan penangkapan yang destruktif terus bertambah tanpa ada kegiatan kepedulian terhadap ekosistem terumbu karang. Berangkat dari kesadaran akan masa depan generasi masa depan dan kepedulian terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang yang merupakan asset masa depan daerah ini, Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung didirikan.
Karang yang tertutup sediment dari aktivitas penambangan timah di laut Pulau Bangka
1
Area Kerja Sejak tahun 2007, Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung bekerja diseputaran ekosistem terumbu karang sepanjang perairan laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hubungi Kami Jika anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi kami di : Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat – UBB Telp Website Email* Hp*
: 0717 422145 / 0717 422965 : www.ubb.ac.id/indexkarang.php :
[email protected] : 0857 6002 0243
Keterangan : * email dan Hp ketua Tim
Bidang Kegiatan Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung bekerja dalam 3 (tiga) besar bidang kegiatan utama yaitu : 1. Ekplorasi Terumbu Karang 2. Rehabilitasi Terumbu Karang 3. Promosi & Publikasi Seluruh kegiatan Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung didasari pada kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
2
Indra Ambalika, S.Pi (Dosen Ilmu Kelautan – UBB) Ketua Tim & underwater fotografer
Khoirul Muslih, S.Pi (Dosen Manajemen Sumberdaya Perikanan – UBB) Sekretaris & Ketua fotografer
Dari kiri ke kanan : 1. Hadi Sodikin Ketua Program Rehabilitasi Terumbu Karang Bangka Belitung (Mahasiswa Ilmu Kelautan UBB Tahun 2007 dari Kabupaten Bangka Selatan) 2. Hanafi* Ketua Program Eksplorasi Terumbu Karang Kepulauan Bangka Belitung (Mahasiswa Ilmu Kelautan UBB Tahun 2007 dari Kabupaten Bangka) 3. Jumroh Aqobah* Ketua Bidang Publikasi & Promosi (Mahasiswa Ilmu Kelautan UBB Tahun 2007 dari Kabupaten. Bangka Tengah) Keterangan * : Mewakili Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam Pelayaran Nusantara bagi peneliti muda dengan Kapal Research BARUNA JAYA VIII – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2010
3
Dari kiri ke kanan : 4. Sasa Jurana PJ Eksplorasi Terumbu Karang Kabupaten Bangka Barat 2009 - 2010 (Mahasiswa MSP UBB Tahun 2008 dari Kabupaten Bangka Barat) 5. Rahmat Kurnia PJ Eksplorasi Terumbu Karang Kabupaten Bangka Barat 2008 - 2009 (Mahasiswa Ilmu Kelautan UBB Tahun 2007 dari Kabupaten Bangka Barat)
Dari kiri ke kanan : 6. Eko Chandra PJ Eksplorasi Terumbu Karang Kabupaten Bangka Selatan (Mahasiswa Ilmu Kelautan UBB Tahun 2007 dari Kabupaten Bangka Selatan) 7. Dwi Septiawan PJ Eksplorasi Terumbu Karang Kabupaten Belitung & Belitung Timur (Mahasiswa MSP UBB Tahun 2008 dari Kabupaten Belitung) 8. Herpin PJ Eksplorasi Terumbu Karang Kabupaten Bangka Tengah (Mahasiswa MSP UBB Tahun 2007 dari Kabupaten Bangka Tengah) 4
Dari Kepedulian Menumbuhkan Semangat Juang Meski Dalam Keterbatasan Gambaran Umum Berdirinya Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB didasari oleh persamaan “rasa peduli” putra daerah Bangka Belitung akan nasib ekosistem terumbu karang yang semakin mengenaskan. Ekosistem ini merupakan tulang punggung sektor perikanan dan pariwisata bahari yang ingin dikembangkan pasca timah. Namun, realita di lapangan menunjukkan kondisi yang sebaliknya. Menumbuhkan kepedulian terhadap terumbu karang oleh segenap masyarakat, pemerintah daerah dan perusahaan yang menambang timah di laut adalah tekad kuat kami untuk terus berkarya. Meskipun dengan peralatan dan anggaran yang sangat terbatas, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB telah membuktikan semangat tersebut dalam kinerja, inovasi, informasi dan jaringan yang terus dilakukan hingga saat ini adalah eksistensi kami dalam merealisasikan tujuan mulia ini. Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB memiliki tiga program utama kegiatan, yaitu : Eksplorasi Terumbu Karang, Rehabilitasi Terumbu Karang dan Promosi dan Publikasi.
Eksplorasi Terumbu Karang Hingga saat ini (dari 2007 – 2010) Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB telah melakukan eksplorasi di 33 titik terumbu karang di provinsi kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak 24 titik di Pulau Bangka dan 9 titik di Pulau Belitung (titik pengambilan data di Lampiran 1). Eksplorasi terumbu karang dilakukan untuk menginventaris kondisi terumbu karang yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Terkadang Reef check di titik pengamatan dilakukan lebih dari sekali (monitoring) untuk membandingkan kondisi dalam time series. Selain itu, kegiatan eksplorasi pun bertujuan untuk mencari lokasi-lokasi baru yang potesial untuk pengambangan wisata bahari di masa yang akan datang. Sayangnya, banyak titik yang saat pertama dilakukan memiliki kondisi terumbu karang yang bagus dan pantai yang indah, saat dilakukan pengecekan kembali di waktu berikutnya kondisi terumbu karangnya telah rusak parah akibat sedimentasi penambangan timah di laut.
5
.
Rehabilitasi Terumbu Karang Semakin tingginya kerusakan ekosistem terumbu karang baik secara kualitas maupun kuantitas di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi alasan utama program ini dirancang. Sejak dua tahun terakhir, Tim Eksplorasi terumbu Karang UBB telah melakukan kegiatan transplantasi karang di pantai Teluk Liamu Sungailiat Bangka untuk program rehabilitasi (bukan transplantasi untuk karang hias yang dijual). Tahun pertama menggunakan jenis Acropora formosa sebanyak 100 koloni karang dan pada tahun kedua menggunkaan jenis Acropora tenuis dengan jumlah yang sama. Di tahun kedepan, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB akan menggunakan terumbu karang buatan metode modivikasi beton dengan penggabungan transplantasi karang. Model ini diharapkan akan menjadi model standar rehabilitasi terumbu karang di masa yang akan datang.
Gambar atas dan samping atas : Kegiatan transplantasi karang yang dilakukan pada Juni 2009 Gambar atas : Hasil transplantasi karang setelah pengecekan pada Oktober 2009 yang telah tumbuh Gambar samping bawah : Perawatan transplantasi karang dengan membersihkan substrat dari sediment dan mikroalga agar karang menempel lebih kuat pada substrat.
6
Dari Penelitian Menuju Arah Kebijakan Yang Peduli Lingkungan Penelitian Pengamatan jangka panjang terhadap kondisi ekosistem terumbu karang di Kepulauan Bangka Belitung memberikan kami inspirasi untuk melakukan berbagai riset dibidang terumbu karang. Penelitian yang pernah dilakukan adalah ”Laju Pertumbuhan Tinggi Karang Acropora formosa (brown) pada Musim Barat ke Musim Peralihan Barat ke Timur di Karang Batu Putih Kecamatan Sungailiat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Penelitian ini dilombakan di Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional dan dari 2.885 judul yang masuk, penelitian ini terseleksi oleh tim penilai sebagai penelitian ilmiah yang mendapat penghargaan diantara 380 judul lainnya. Selain itu riset lainnya adalah transplantasi karang dan model terumbu karang buatan yang dimodivikasi dengan transplantasi pun terus dilakukan. Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB telah melakukan berbagai riset mengenai kondisi terumbu karang di berbagai lokasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hasil penelitian ini akan semakin dipertajam untuk mengarahkan kebijakan di daerah untuk semakin peduli terhadap ekosistem terumbu karang.
Pendidikan Pada 16 Mei 2010, Tim eksplorasi Terumbu Karang UBB mengadakan kegiatan Tour Wisata Bahari guna memperkenalkan ekosistem terumbu karang kepada pelajar dari SMA Negeri 1 Sungailiat, SMA Negeri 1 Pemali, SMK Negeri 1 Sungailiat, SMK el-john, dan MAN 1 Sungailiat Kabupaten Bangka. Kegiatan ini dimulai dengan presentasi kepada pelajar guna menumbuhkan pentingnya eksistem terumbu karang sekaligus ancaman terhadap keberadaan ekosistem ini. acara ini dikemas dengan Edutainment (Edukatif dan menghibur). Peserta sebanyak 50 orang yang diseleksi berdasarkan karya tulis yang dikirim kepada panitia. Di masa yang akan datang, kegiatan serupa dan program inovatif lain akan dikembangkan dan direncanakan untuk dilakukan guna meningkatkan kepedulian para siswa terhadap lingkungan dimana mereka tinggal saat ini. 7
Publikasi Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB sangat menyadari bahwa publikasi merupakan penujang yang sangat vital dalam memberikan informasi yang sebenarnya sekaligus menumbuhkan rasa kepedulian terhadap ekosistem ini bagi seluruh masyarakat, pemerintah daerah dan perusahaan timah yang melakukan penambangan di laut. Publikasi telah banyak dilakukan dengan dimulai mengumpulkan foto dan informasi pendukung di website. Selanjutnya publikasi secara lokal melalui media massa lokal yaitu Bangkapos, Babelpos Dan Pangkalpinang Pos. Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB aktif dalam memberikan tulisan dan telah menjadi Tim Analis untuk menanggapi kerusakan ataupun kebijakan yang terjadi di daerah. Pada tanggal 25 Maret 2010, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB memberikan tulisan mengenai laporan kegiatan terumbu karang dan rekomendasi kebijakan. Tulisan ini pun ditanggapi serius oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan membentuk tim koordinasi kerusakan terumbu karang. Rapat pertemuan dilakkan pada 14 April 2010 di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kep. Bangka Belitung. Selain itu, Tim Eksplorasi Terumbu Karang pun sering diundang untuk menjadi nara sumber pada acara talkshow di radio seperti RRI dan Sonora FM. Pada 17 Mei 2010, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB dipercaya untuk menjadi salahsatu narasumber dalam menganalisis kebijakan terhadap kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Bangka oleh koran KOMPAS. Melalui berita yang dimuat pada halaman pertama inilah akhirnya Menteri Kehutanan RI melakukan inspeksi mendadak keesokan harinya untuk melihat kenyataan yang sebenarnya di lapangan.
Link Kami Pekerjaan yang besar dan penuh tantangan ini tidak mungkin dikerjakan sendiri oleh Tim Eksplorasi Terumbu Karang. Kami menyadari akan pentingnya jaringan untuk saling menguntungkan. Melalui website, banyak link skala nasional yang menawarkan kerjasama dan kami pun aktif mencari link dalam up date informasi, sharing data dan standarisasi metode penelitian reef check dan monitoring terumbu karang. Secara nasional, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB bekerjasama dengan : Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI), Reef Check Foundation Indonesia, Fisheries Renewable Resourches Indonesia, dan menjadi anggota mailist COREMAP 2. Tim Eksplorasi pun aktif bekerjasama dengan organisasi atau instansi lokal yang dapat membantu dalam menguatkan kerjasama di bidang lingkungan seperti : Bangkapos (untuk publikasi), Bangka Goes Green, Emas Diving Club dan Bangka Diving Club. Selain itu, ada beberapa personal yang sangat aktif dalam membimbing dan mendukung kegiatan kami baik secara materi maupun pembinaan. Dukungan dan kerjasama inilah yang terus menyemangati kami dalam berkarya. 8
Menapak Rencana Lima Tahun Ke depan Dimasa-masa mendatang, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB akan menerima tantangan baru setelah melalui tahapan penting sejak tahun 2007. Penguatan internal organisasi merupakan kekuatan utama dalam menjaga continueable dan inovasi program. Kerjasama dengan berbagai lembaga, elemen masyarakat, perusahaan swasta dan pemerintah daerah akan semakin dipacu agar program kepedulian terhadap eksistem terumbu karang dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan dasar ilmiah dan harapan kita. Kegiatan-kegiatan aplikatif dalam penyelamatan dan perbaikan ekosistem terumbu karang akan terus dikembangkan dan program dengan pelibatan masyarakat (seperti pelajar dan nelayan) akan dilakukan dengan frekuensi yang lebih intens. Timah memang merupakan anugerah untuk generasi sekarang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun, melihat orientasi kebijakan dan kondisi saat ini, dapat dibayangkan timah merupakan kutukan dan malapetaka bagi generasi masa depan. Kearifan dalam mengelola sumberdaya memang terus menjadi tantangan ditengah tuntutan ekonomi dan kepentingan politis. Karenanya, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB akan terus membulatkan tekan dan menyatukan visi untuk terus berkarya walau bagaimanapun kondisi mendatang.
Aneka Tridacnidae di Ekosistem Terumbu Karang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
9
Laporan kegiatan Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung dari tahun 2007 – 2011. Kegiatan eksplorasi terumbu karang telah dilakukan di lima kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini dilkaukan dengan mengunjungi langsung kondisi ekosistem terumbu karang di lokasi. Selanjutnya dilakukan pengambilan foto underwater, perhitungan kuantitaif sesuai dengan kebutuhan dan identifikasi masalah di lapangan. Metode yang digunakan adalah Line Intercept Transect dan/atau Time Swims. Tabel 1. Kondisi terumbu karang di lima kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten
Lokasi Baik
Luasan sempit
Baik - Sedang
Luasan sempit
Oktober 2010
Sangat baik
Masuk dalam KP kapal hisap
Juni 2010
Sedang
Rusak
Mulai tertutupi slim terutama bagian slope Pernah ada penambangan KIP dan TI Apung Terdapat sedimen-
November 2010
Bangka Barat
Pesaren dan Pulau Mengkudu, Belinyu (2x) Karang Kering dan Melantut Rebo, Sungailiat (3X) Karang Batu Pantai Tanjung Pesona, Sungailiat Tanjung Ular, Mentok
Sedimentasi dan booming alga Banyak KIP di sekitar lokasi Mulai ditutupi alga
Juni 2010
Bangka
Batu Putih, Tanjung Kelayang, Sungailiat (5x) Pantai Teluk Limau, Sungailiat (>5x) Karang kering, Bedukang, Riau Silip (2x) Karang Pulau Simbang, Riau Silip (2x) Penyusuk, Belinyu (3x)
Waktu pengamatan1 Oktober 2010
Kondisi
Sedang
Baik
Rusak
Rusak
Permasalahan
Mei 2010 Juni 2010
April 2010
Mei 2009
Keterangan Terpengaruh TI Apung dan Kapal hisap di Pantai Teluk Uber Terpengaruh TI Apung dan Kapal hisap di Pantai Teluk Uber Luas dan Keanekaragaman karang tinggi. Ditemukan ada pengaruh sedimentasi Luas namun keanekaragaman rendah. Boomi alga Caulerpa sp. Terumbu karang yang baik hanya di daerah tubir. Banyak kapal keruk dan kapal hisap. Lebih dari 40% tertutup limpur (slim) sedimentasi akibat penambangan TI Apung di pantai tikus dan KIP yang baru beroperasi pada desember 2010 dengan TI apung disekitarnya Pantai Rebo Banyak yang ditutupi sediment dan slim. Padahal keanekaragaman terumbu karang tinggi Tutupan karang hidup rendah, keanekaragaman
Bangka Tengah
Desa Teluk Limau, Jebus (2x) Tungau, Simpang gong (2x) Karang Aji, Mentok
Rusak
Pulau Pemuja, Penganak, Jebus Karang DesanKetap, Jebus Bembang, Pebuar Jebus Pantai Tanjung Berikat, Lubuk Besar (2x) Pulau Ketawai, Koba (3x)
Rusak
Pulau Semujur, Pangkalan Baru (3x) Pulau Panjang, Pangkalan Baru (2x)
Baik
Pulau Gusung Asam, Koba (2x) Pulau Gelasa, Lubuk Besar Pulau Ketugar, Koba
Baik
Pulau Bebuar, Koba
Baik
Sedang Sedang
Rusak Rusak Sedang
Sedang
Baik (timur) Rusak (Barat)
Baik Baik
sedimen halus Ditutupi Alga*
Desember 2009
karang rendah. Terdapat TI Apung Karang tertutup pasir dan makroalga.
Terdapat sedimensedimen halus Terdapat sedimensedimen halus Ditutupi slim
April 2008
Ditutupi slim dan ditumbuhi alga Terjadi penutupan sedimen Luasan sempit
September 2010
Mei 2009
Perairan dalam, luasan sempit dan keanekaragaman rendah.
Pengaruh sedimentaasi dari sungai kurau Penangkapan nelayan Ditutupi sedimen pada bagian barat pulau Karang dangkal dan luas Karang sekeliling pulau. Karang dangkal dan luas Karang dangkal dan
Oktober 2010
Kondisi sebaran karang tidak merata. terdapat lamun dan rumput laut. Mulai ditutupi sediment pengaruh dari penambangan TI Apung Kondisi sebaran karang tidak merata. Terdapat seagrass Pengaruh TI dari Pulau Bangka. Banyak terdapat bulu babi pada bagian barat pulau. Tapi kondisi sebelah timur masih baik dan terdapat seagrass Karang berasosiasi dengan alga. Karang dangkal
Juni 2009 Mei 2010
Agustus 2009
Oktober 2010 Oktober 2010
Oktober 2010 Juni 2010
Didominasi karang massif. Tutupan karang hidup rendah karena pengaruh sedimen Pengaruh dari sedimen dan pelabuhan. Keanekaragaman dan tutupan karang hidup rendah Keanekaragaman tinggi tapi sudah ditutupi slim (lumpur) banyak KIP dan TI Apung Luasan sempit namun memliki ppanorama pantai dan bebtauan granit yang sangat indah Terdapat kapal isap dan penutupan oleh sedimen
Oktober 2010
Visibility air laut tinggi. Keanekaragaman jenis tinggi, didominasi softcoral. Ditemukan spot pengeboman Keanekaragaman tinggi
Oktober 2010
Keanekaragaman tinggi
(2x) Pulau Pelepas, Sungaiselan Pantai Tanjung Kerasak, Sadai (2x) Tanjung Labu, Lepar Pongok Tanjung Sangkar, Lepar Pongok Bangka Selatan
Belitung
Rusak
luas Banyak terdapat sponge Pengaruh TI Apung
Baik
Sedang
Januari 2009
Daerah selat bangka banyak terdapat aliran sungai sehingga tinggi bahan organik Tertututpi sedimen dan ditumbuhi makroalga.
Bleaching coral
April 2009
Karang luas, keanekaragaman tinggi.
Sedang
Tutupan alga
April 2009
Pulau Pongok, Lepar Pongok Pulau Pemain, Simpang Rimba
Sangat Baik
November 2009
Pulau Dapur, Toboali (2X) Tanjung Tinggi, Sijuk Tanjung Kelayang, Sijuk Tanjung Bingak, Sijuk
Sedang
Penangkapan destruktif nelayan Banyak terdapat TI Apung, Kapal Keruk (4 buah) dan KIP Perairan mudah keruh Penutupan alga Penutupan alga
Karang hanya tersisa di daerah tubir. Banyak ditutupi alga dan terdapat lamun yang didominasi Enhalus acoroides Karang luas. Keanekaragaman karang dan biota karang tinggi. Terdapat banyak aktivitas penambangan KIP, KK dan TI Apung.
Baik
Penangkapan ikan hias dan softcoral
Oktober 2009
Karang Sungai namak.
Sedang
Terjadi eutrofikasi
Maret 2009
Pulau Salma, Selat Nasik
Sangat Baik
Februari 2010
Pantai Batu Bedil, Sungai Padang.
Sedang
Tidak berpenghuni, terdapat bekas pengeboman dibeberapa spot Berbatasan dengan mangrove
Rusak
Rusak Sedang
Juni 2010
Januari 2011
September 2010 Oktober 2008 Oktober 2009
Agustus 2009
Ada Pengaruh dari TI Apung di Laut Kelambui. Banyak ditemukan softcoral. Luasan karang sempit dan banyak ditutupi alga Karang yang kondisi bagus terdapat di daerah tubir. Banyak terjadi penutupan alga Luasan tutupan karang tinggi. Terjadi eutrofikasi. Karang dangkal sehingga pertumbuhan kurang optimal Keanekaragaman tinggi. Luasan karang yang kondisinya baik sempit. Karang disekeliling pulau. Tempat pendaratan penyu bertelur (tapi telurnya diburu oleh nelayan di sekitar pulau) Terpengaruh oleh substrat mangrove sehingga kondisinya kurang bagus. Namun di daerah tubir
Belitung Timur
Pantai burung mandi
Sedang
Pulau Bukulimau
Baik
Pulau Penanas
Baik
Substratpantai halus sehingga perairan mudah keruh Karang disekeliling Pulau Karang sekeliling Pulau. Tidak berpenghuni
Maret 2010
Maret 2010 Maret 2010
kondisinya bagus dan kaya akan ikan karang. Dipinggir pantai tutupan rendah namun di luar pantai (sekitar 25 menit menggunakan perahu nelayan lokal) tutupan baik namun terdapat spot pengeboman. Kondisi karang baik dengan terumbu sekeliling pulau. Namun rataan karang hidupnya tipis Rataan karangnya luas. Sayangnya terdapat bekas pengeboman dan merupakan lokasi pendaratan penyu bertelur (sama seperti pulau salma, telur penyu diburu oleh nelayan sekitar pulau)
Keterangan : * pengamatan terakhir yang dilakukan Tulisan merah menandakan bahwa ekosistem terumbu karang di lokasi tersebut telah mengalami kerusakan akibat sedimentasi dari kegiatan penambangan timah di laut.
kategori kondisi terumbu karang diperoleh dari jumlah persen penutupan karang yang hidup yang didapat dari kategori : (Gomez dan Yap, 1998) Sangat Baik (75%-100%) Baik (50%-74,9%) Sedang (25%-49,9%) Rusak/Buruk (0%-24,9%)