Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
i
Pelatihan Radiografi
ii
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
PRAKATA
Laporan tahunan 2010 ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban BATAN dalam memberikan informasi terkait hasil pelaksanaan program serta kegiatan selama tahun 2010. Tahun 2010 ini merupakan tahun pertama bagi pelaksanaan rencana strategis (Renstra) BATAN 2010-2014. Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014, BATAN mendukung program pembangunan melalui program penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi serta kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan perubahan lingkungan strategis. Laporan ini menampilkan realisasi hasil yang telah diperoleh selama kurun waktu Januari sampai dengan Desember tahun 2010, dalam upaya mencapai target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014. Beberapa hasil litbangyasa telah siap diaplikasikan, namun masih ada yang perlu dikembangkan. Bantuan dukungan serta koordinasi yang baik dengan instansi lain, baik pemerintah maupun swasta serta masyarakat pengguna sangat mendukung BATAN dalam menghasilkan produk yang bermanfaat. Selain informasi terkait hasil, laporan juga dilengkapi dengan informasi mengenai sumberdaya BATAN. Diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, serta dapat menjadi sarana untuk mendapatkan masukan bagi peningkatan kinerja BATAN. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, Mei 2011 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
Hudi Hastowo
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
i
PENGARAH Kepala BATAN Dr. Hudi Hastowo Sekretaris Utama Ir. Noor Agus Salim Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan (PDT) Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan Deputi Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir (PTEN) Ir. Adiwardojo Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa (PTDBR) Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Pengembangan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir (PHLPN) Dr. Taswanda Taryo, M.Sc.Eng. Penanggung Jawab : Ir. Falconi Margono, MM. Redaktur : Drs. Dendang Hermansyah Penyunting: t%ST5FEEZ.BIZVEJO t%SB$IBUBSJOB:VOJBEB t%SB:VSJ(BSJOJ t.FEJP7FOEB4 45 Desain Grafis: Oppie Erlangga
ii
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
DAFTAR ISI Prakata
i
Daftar Isi
iii 1
BAB I - PENDAHULUAN 1. Dasar Hukum 2. Kedudukan
3. Tugas, Fungsi dan Kewenangan 4. Struktur Organisasi 5. Sumber Daya Manusia 6. Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang 7. Sumber Daya Keuangan
9
BAB II - RENCANA STRATEGIS BATAN 2010-2014 1. Visi 2. Misi 3. Tujuan 4. Sasaran 5. Indikator Kinerja Utama 6. Arah kebijakan Strategis BATAN 7. Program dan Kegiatan BATAN
13
BAB III - HASIL KEGIATAN LITBANGRAP ENISORA 2010 A. Pengembangan Teknologi Bahan Industri Nuklir B. Pengembangan Teknologi Akselerator
13
15
C. Pengembangan Teknologi Biomedika Nuklir, Keselamatan dan Metrologi Radiasi
18
22
D. Pengembangan Teknologi Analisis Nuklir
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
iii
25
E. Pengembangan Eksplorasi dan Teknologi Pengelolaan Bahan Galian Nuklir
26
F. Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir
27
G. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Lingkungan H. Pengembangan Perekayasaan Perangkat Nuklir
30 33
I. Pengembangan Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir
35
J. Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional
36
K. Pengoperasian dan Pemanfaatan Reaktor Serba Guna
37
L. Pengembangan Informatika Nuklir
M. Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
38 43
N. Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka
45
O. Diseminasi Hasil Litbang Iptek Nuklir
50
P. Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
50
Q. Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir
51
R. Pelaksanaan Standardisasi Iptek Nuklir
52 T. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan, Sarana dan Prasarana52 U. Lain-lain53 S. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara
55
Lampiran
Padi Varietas Bestari
iv
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB I
PENDAHULUAN 1. Dasar Hukum
berbagai lembaga sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya.
Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah ditetapkan pembentukan badan pelaksana untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dan badan pengawas tenaga nuklir untuk melaksanakan fungsi pengawasan.
3. Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Keppres No. 16 tahun 2001, BATAN mempunyai tugas melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan Sebagai tindak lanjut dari UU No. 10 tahun 1997, perundangan-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BATAN melalui Keppres No. 197 tahun 1998 dibentuk Badan Pelaksana Penelitian, Pengembangan dan menyelenggarakan fungsi : a. pengkajian dan penyusunan kebijakan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia yang nasional di bidang penelitian, dinamakan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang pengembangan, dan pemanfaatan tenaga selanjutnya disingkat dengan BATAN. nuklir; b. koordinasi kegiatan fungsional dalam Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan pelaksanaan tugas BATAN; efesiensi pelaksanaan tugas dan fungsi BATAN, c. fasilitasi dan pembinaan terhadap maka pada tahun 2006 mulai diberlakukan kegiatan instansi pemerintah di bidang Peraturan Kepala BATAN yang baru, yaitu penelitian, pengembangan, dan Nomor 392/KA/XI/2005, tentang Organisasi dan pemanfaatan tenaga nuklir; Tata Kerja BATAN, dimana struktur organisasinya d. penyelenggaraan pembinaan dan terdiri dari seorang Kepala yang dibantu oleh pelayanan administrasi umum di bidang Sekretaris Utama setingkat Eselon I dan empat perencanaan umum ketatausahaan, orang Deputi Teknis setingkat Eselon I. organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan 2. Kedudukan rumah tangga serta pendidikan dan pelatihan. BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut bertanggung jawab kepada Presiden, dibentuk BATAN mempunyai kewenangan : oleh pemerintah sebagai badan pelaksana a. penyusunan rencana nasional secara dalam pemanfaatan tenaga nuklir. makro di bidang ketenaganukliran; BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan b. perumusan kebijakan di bidang dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan ketenaganukliran untuk mendukung Teknologi. Dalam melaksanakan tugasnya, pembangunan secara makro; Kepala BATAN berkoordinasi dengan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
1
c. kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku yaitu : 1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam program penelitian dasar dan terapan, pengembangan teknologi dan energi nuklir, pengembangan teknologi daur bahan nuklir dan rekayasa serta pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 2) penetapan pedoman penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan penggunaan tenaga nuklir.
2
4. Struktur Organisasi Susunan organisasi BATAN disusun berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000, Keppres No. 103 tahun 2001 dan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
3
5. Sumber Daya Manusia Berdasarkan data kepegawaian tertanggal 31 Desember 2010, BATAN mempunyai 3310 orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Biro, 14 (empat belas) Pusat Teknis, 2 (dua) Pusat Diseminasi/ Kemitraan, 1 (satu) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 1 (satu) Inspektorat, dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Secara garis besar tingkat pendidikan pegawai BATAN adalah 106 orang S-3, 296 orang S-2, 1150 orang S-1 dan D-4, 1758 orang terdiri dari tamatan D-3, Sarjana Muda, D-2, D-1, SLTA Kejuruan, SLTA Umum, SLTP Kejuruan, dan SLTP Umum. Hal tersebut disajikan dalam gambar berikut
Profil SDM BATAN
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, para karyawan BATAN diarahkan untuk meniti karir melalui jenjang jabatan fungsional,1157 orang karyawan meniti karir di 21 jabatan fungsional dan diantara karyawan tersebut tercatat 94 orang memiliki kualifikasi Peneliti Utama (32 orang profesor riset).
Grafik Pegawai BATAN yang menduduki Jabatan Fungsional
4
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pelaksanaan program BATAN didukung oleh SDM sebanyak 3310 orang, dengan pengalaman profesional, inovatif, kreatif, produktif dan serta mempunyai komitmen kuat dalam melaksanakan program dan kegiatan BATAN. SDM BATAN mempunyai kapabilitas dan kapasitas untuk melaksanakan visi, misi, tugas, dan fungsi BATAN. Kelemahannya adalah pada masalah kontinuitasnya kapasitas dan kualitas kompetensi di masa depan berkaitan dengan keterbatasan rekruitmen pegawai baru, anggaran diklat, serta pola pembinaan manajemen kepegawaian Nasional yang kurang optimal. Sehubungan dengan kemampuan di bidang teknik ketenaganukliran yang telah dikuasai dan dimiliki oleh BATAN perlu terus ditingkatkan untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan kemampuan dan keahlian dalam melakukan berbagai kegiatan litbangyasa, oleh karena itu kegiatan pelatihan SDM diberbagai bidang sangat perlu ditingkatkan kualitas dan frekuensinya.
6. Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang
BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nuklir yang berada di 4 (empat) kawasan nuklir yaitu :
1). Kawasan Nuklir Serpong t 3FBLUPS4FSCB(VOB("4JXBCFTTZ (RSG-GAS) berdaya 30 MW t *OTUBMBTJTJNQBOCBIBOCBLBSCFLBT sementara t *OTUBMBTJFMFNFOCBLBSFLTQFSJNFOUBM t *OTUBMBTJQFOHPMBIBOMJNCBISBEJPBLUJG t *OTUBMBTJSBEJPNFUBMVSHJ t *OTUBMBTJMJUCBOHQSPEVLTJSBEJPJTPUPQ dan radiofarmaka t *OTUBMBTJLFTFMBNBUBOEBOLFUFLOJLBO reaktor t *OTUBMBTJQFSFLBZBTBBOQFSBOHLBUOVLMJS t *OTUBMBTJTQFLUSPNFUSJOFVUSPO
t t t t
*OTUBMBTJQFOHPMBIBOMJNCBISBEJPBLUJG 'BTJMJUBTTJLMPUSPOCFSEBZB.F7 *OTUBMBTJCBMBJLFUFLOJLBO *OTUBMBTJCBMBJCFOHLFMJOEVL
2). Kawasan Nuklir Pasar Jumat t UJHB VOJUJSBEJBUPSTJOBSHBNNB Cobalt-60 masing-masing dengan kuat sumber 200 kCi, 80 kCi, dan 10 kCi t EVB VOJUNFTJOCFSLBTFMFLUSPO (MBE), masing-masing berdaya 2 MeV/10mA dan 300 keV/50 mA t *OTUBMBTJFLTQMPSBTJEBOQFOHPMBIBO bahan galian nuklir t -BCPSBUPSJVNBDVBO TUBOEBSEJTBTJ kalibrasi, dan keselamatan radiasi t -BCPSBUPSJVNQFOEJEJLBOEBOQFMBUJIBO iptek nuklir t *OTUBMBTJCBMBJUFLOPöTJLB t *OTUBMBTJCBMBJJSBEJBTJ
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
5
3). Kawasan Nuklir Bandung t 3FBLUPS53*(".BSL**CFSEBZB.8 t -BCPSBUPSJVNTFOZBXBCFSUBOEB t -BCPSBUPSJVNöTJLBEBONFUBMVSHJ
4). Kawasan Nuklir Yogyakarta t 3FBLUPS,BSUJOJCFSEBZBL8 t *OTUBMBTJCBMBJFMFLUSPNFLBOJL t *OTUBMBTJBLTFMFSBUPS
5). Fasilitas Penunjang Untuk menunjang fungsi fasilitas nuklir utama, tersedia pelbagai fasilitas penunjang antara lain : laboratorium fisika, kimia, biologi, radiografi netron, laboratorium NAA dan laboratorium nuklir lain yang dilengkapi dengan peralatan dan instrumen handal diantaranya Gas Permeable Chromatograph (GPC), Mass Spectrometer (MS), Gas Chromatograph – Mass Spectrometer (GC – MS), Atomic Absorption Spectrometer (AAS), High
6
Performance Liquid Chromatograph (HPLC), X-ray Fluorescence Spectrometer, Electron Spin Resonance (ESR), Fourier Transform Infra Red (FT – IR), Scanning Electron Microscope (SEM), Transmition Electron Microscope (TEM), Thermogravimetry Analyzer, Liquid Scintillation, Thermoluminisence Dosimeter (TLD) Reader, dan Small Angle Neutron Scattering (SANS), High Resolution Small Angle Neutron Scattering (HRSANS), Neutron Diffractometer. Beberapa fasilitas yang telah mendapat pengakuan dengan diterbitkannya sertifikat antara lain : Laboratorium Uji Bahan (LUB), Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Tissue Bank dan lain-lain. BATAN memiliki fasilitas nuklir yang didukung oleh instalasi, peralatan/ instrumentasi serta sarana dan prasarana laboratorium/balai yang beroperasi secara handal dengan perawatan dan pemeliharaan sesuai sistem manajemen mutu untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, kemajuan teknologi dan ketersediaan fasilitas litbangyasa yang mempengaruhi kebutuhan masyarakat. Ketersediaan akan fasilitas litbangyasa perlu dipenuhi. Pada tahun 2010, BATAN telah berusia 53 tahun, dengan segala kemampuannya akan terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan secara sungguh-sungguh, namun terdapat kendala pada fasilitas laboratorium yang telah berusia rata-rata di atas 20 tahun. Untuk tetap melaksanakan secara utuh komitmen yang telah diberikan, maka pelaksanaan revitalisasi berbagai fasilitas dan peralatan perlu diperhatikan secara serius.
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
7. Sumber Daya Keuangan Sumber daya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Jumlah pagu DIPA BATAN Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp. 407.256.371.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 389.033.862.088,- atau sebesar 95,53 %. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk tahun 2010 dengan rencana anggaran Rp.12.063.111.000,- (Target APBN-P) dengan realisasi Rp 13.943.48.812,- atau 115,59 %. Ketersediaan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaan program dan kegiatan litbangyasa dan diseminasi serta pengadaan dan pemeliharaan fasilitas nuklir dan sarana penunjangnya agar tetap beroperasi dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran, tepat guna, dan berhasil guna sangat diperlukan. Permasalahan yang dihadapi yaitu selama ini anggaran yang tersedia sangat terbatas, baik untuk kegiatan litbangyasa, diseminasi, maupun penanganan sistem jaminan mutu termasuk fungsionalisasi fasilitas dan laboratorium pendukung nuklir, sehingga pendayagunaan sumber daya BATAN masih belum optimum.
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
7
Calon tapak baru Bangka Belitung
8
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Based Economi/KBE), kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia, serta dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, BATAN sebagai lembaga pemerintah pelaksana litbang dan pemanfaatan di bidang iptek nuklir akan memanfaatkan kompetensinya dengan melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek nuklir, maka dalam rangka melaksanakan program lima tahunannya BATAN telah menyusun Renstra 2010-2014, yang berfokus pada Ketahanan Pangan, Energi, Kesehatan, serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SDAL).
BAB II
RENCANA STRATEGIS BATAN 2010-2014
Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu “energi nuklir” dan “pemercepat”. Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Kata energi tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN adalah merupakan salah satu hasil aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat dan telah dikembangkan serta dimanfaatkan di masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan energi nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Visi BATAN tersebut merupakan pencapaian jangka panjang pada 2025, yaitu kemandirian dalam pemanfaatan energi nuklir, dengan tahapan sampai dengan 2014 mewujudkan kepakaran teknologi nuklir, 2019 BATAN sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) bidang nuklir dan 2024 BATAN sebagai pusat penggerak pembangunan nasional dengan teknologi nuklir.
A.Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama 1. Visi Berdasarkan pada uraian visi pembangunan jangka panjang, pembangunan jangka menengah dan pembangunan iptek, maka BATAN merumuskan visinya sebagai berikut: “Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa”
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
9
2. Misi Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi nuklir, maka diperlukan 2 misi yang dapat memperkuat peran kelembagaan dalam pengembangan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun misi tersebut adalah : a. Melaksanakan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan (Litbangrap) Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (Enisora) dalam Mendukung Program Pembangunan Nasional. Pelaksanaan litbangrap enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan bidang pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik, akselerator dan perangkat nuklir, serta penerapannya di masyarakat. b. Memperkuat Sistem Manajemen Kelembagaan Litbang dan Kompetensi untuk Mendukung Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi. Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap enisora berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir dan untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada peningkatan kapabilitas SDM dan fasilitas nuklir 3. Tujuan Tujuan strategis BATAN adalah : a. Meningkatkan kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, serta pemanfaatan/pendayagunaan oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional. b. Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan
10
dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi serta mendukung sistem inovasi nasional. 4. Sasaran Menghadapi kondisi tersebut di atas, maka sasaran BATAN 2010 - 2014 adalah sebagai berikut : a. Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang pangan, energi, kesehatan dan obat, serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. b. Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke masyarakat. 5. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama dan target untuk Sasaran 1 adalah : a. Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal, dan sorgum), target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 19 varietas b. Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur tapak PLTN, tapak PLTN, dan penyusunan spesifikasi teknis, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen c. Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa, Madura dan Bali, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 55 % d. Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 35 paket teknologi e. Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 19 prototipe f. Jumlah publikasi nasional dan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
internasional hasil litbang enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak minimal 200 publikasi g. Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra h. Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 10 jenis Sedangkan Indikator Kinerja Utama dan target untuk Sasaran 2 adalah : a. Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri, dengan target 75% per tahun b. Jumlah pegawai BATAN yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2 dan S-3, dengan target 10 orang per tahun c. Jumlah peningkatan pegawai BATAN yang berpendidikan S-2 dan S-3, target sampai dengan 2014 sebanyak 40 orang d. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standar Nasional (BSN) sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 usulan SNI e. Persentase peningkatan pengelolaan keuangan dan BMN dalam opini WTP menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan, akuntabel, dan tepat waktu dengan target 100 % pada tahun 2014 6. Arah Kebijakan Strategi BATAN Arah dan kebijakan strategis BATAN diselaraskan dengan kebijakan strategis nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010 – 2014, yang meliputi prioritas nasional dan prioritas bidang. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BATAN akan mendukung prioritas nasional dalam bidang ketahanan pangan dan energi juga berkewajiban memberikan layanan iptek nuklir kepada masyarakat antara lain jasa analisis, konsultasi, kerjasama litbang, kalibrasi dan standardisasi serta pengelolaan limbah radioaktif. Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN serta fokus program RPJMN 2010 -2014
tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan mendukung prioritas nasional sebagai berikut : 1. Di bidang Ketahanan Pangan BATAN akan mengembangkan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk meningkatkan produktivitas dan varietas bibit unggul tanaman pangan, seperti padi (sawah, gogo, lokal dan dataran tinggi), kedelai, kacang tanah, sorgum dan gandum tropikal. 2. Di bidang Energi, BATAN secara berkelanjutan menyiapkan rencana pembangunan PLTN melalui; a. penyusunan program infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional, mengikuti perkembangan teknologi PLTN generasi mendatang. b. meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang peningkatan kapasitas sistem produksi. BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sejalan dengan RPJMN 2010-2014 bidang Iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan Iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK).
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
11
1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yaitu dengan fokus pembangunan: a. Penataan kelembagaan Iptek dengan melaksanakan kegiatan: standardisasi, akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir; b. Sumber Daya Iptek dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir; dan c. Jaringan Iptek dengan meningkatkan jejaring untuk memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir. 2. Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK) dengan fokus pembangunan tenaga nuklir dan radioisotop dalam rangka meningkatkan pemanfaatan energi nuklir, isotop dan radiasi di bidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. 7. Program dan Kegiatan BATAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN, pada tahun 2010 – 2014 sesuai tugas dan fungsinya, BATAN menyelenggarakan program dan kegiatan : 7.1. Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (Enisora). Program ini terdiri dari 13 kegiatan prioritas dan 3 kegiatan pendukung, dengan rincian sebagai berikut : Kegiatan prioritas : a. Pengembangan Teknologi Bahan Industri Nuklir b. Pengembangan Teknologi Akselerator c. Pengembangan Teknologi Biomedika Nuklir, Keselamatan dan Metrologi Radiasi d. Pengembangan Eksplorasi dan Teknologi Pengelolaan Bahan Galian Nuklir
12
e. Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir f. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Lingkungan g. Pengembangan Perekayasaan Perangkat Nuklir h. Pengembangan Teknologi dan Keselamatan Reaktor i. Penyusunan Program Infrastruktur dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional j. Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi k. Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka l. Diseminasi Hasil Litbang Iptek Nuklir m. Peningkatan Kemitraan Teknologi Nuklir Kegiatan pendukung : a. Pengoperasian dan Pemanfaatan Reaktor Serba Guna b. Pengembangan Informatika Nuklir c. Pengembangan Teknologi Analisis Nuklir 7.2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN. Program ini terdiri dari 2 kegiatan prioritas dan 6 kegiatan pendukung, dengan rincian sebagai berikut : Kegiatan prioritas : a. Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir b. Pelaksanaan Standardisasi Iptek Nuklir Kegiatan pendukung : a. Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur Negara b. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara c. Perencanaan Program, Penyusunan Anggaran dan Evaluasi Program d. Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian e. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan, Sarana dan Prasarana f. Peningkatan Jaringan Kelembagaan Iptek
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB III
HASIL KEGIATAN LITBANGRAP ENISORA TAHUN 2010 Hasil yang diperoleh BATAN dalam pelaksanaan program litbangrap energi nuklir, isotop dan radiasi serta program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, melalui kegiatan-kegiatan selama tahun 2010 sebagai berikut.
A.Pengembangan Teknologi Bahan Industri Nuklir 1. Pengembangan Bahan Nanopartikel Magnetik untuk Aplikasi Diagnostik BATAN mengembangkan bahan nanopartikel magnetik untuk contras agent Nuclear Magnetic Resonance Imaging (NMRI) dalam diagnostik penyakit. Pada tahun 2010 telah diperoleh informasi awal tentang pembentukan kontras citra dengan mengukur waktu relaksasi nanopartikel menggunakan fasilitas NMRI. Selain itu, telah dilakukan pengujian kemampuan pengontrasan bahan pada sistem biologi menggunakan fasilitas NMRI di Rumah Sakit dan dibandingkan dengan bahan standar yang ekivalen dengan bahan yang disiapkan. Mikrostruktur koloid dipelajari lebih detil menggunakan teknik hamburan neutron sudut kecil (SANS, Small Angle Neutron Scattering), salah satu metoda potensial untuk memperoleh informasi ini, terutama dalam range ukuran 100 nm. Telah diperoleh bahan dan karkateristik koloid nanopartikel magnetik berbasis bahan alam chitosan untuk contras agent MRI, serta data NMR nanopartikel magnetik. Kegiatan ini akan dilanjutkan hingga diperoleh prototipe bahan unggul magnetik terkonjugasi untuk aplikasi kesehatan (diagnostik) pada tahun 2014.
2. Pengembangan Bahan Energi Terbarukan Untuk Baterai Baterai isi ulang merupakan salah satu bentuk penyedia energi portable bagi kebutuhan industri maupun masyarakat umum. BATAN mengembangkan material baru berupa elektrolit padat berbasis gelas yang dapat dipergunakan dalam sebuah baterai isi ulang jenis lithium. Bahan ini cenderung mudah diproduksi, aman serta ramah lingkungan. Dalam penelitian, material elektrolit maupun elektroda yang akan dipakai dalam prototipe baterai ini berada dalam ukuran nano-meter dengan memakai alat high energy milling. Material yang dihasilkan dipakai untuk membuat prototipe baterai isi-ulang berbasis ion lithium serta prototipe baterai mikro dengan memanfaatkan metoda sputtering. Pada tahun 2010 telah diperoleh prototipe awal baterai komponen baterai lapisan tipis. Komponen baterai berupa elektrolit dan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
13
elektroda padat berbasis lithium untuk baterai mikro, kegiatan akan dilanjutkan hingga diperoleh prototipe baterai mikro padat dan thin film yang sudah terintegrasi.
a. Data handal karakteristik struktur kristal dan fasa pada paduan-paduan komponen struktural dengan teknik hamburan neutron. b. Hasil validasi data struktur kristal hasil pengukuran difraksi sinar-X dan identifikasi fasa-fasa presipitat yang terbentuk dalam bahan paduan berbasis zirkonium menggunakan teknik hamburan neutron sebagai komplementasi data. Kegiatan akan dilanjutkan untuk mendapatkan prototipe bahan unggul untuk kelongsong bahan bakar nuklir ZrNbMoGe pada tahun 2014.
Micro structure of electrode material LiCoO2 (ukuran granules partikel ranged kurang lebih 3μm to 8μm)
3. Penelitian Bahan Struktur Reaktor Nuklir Fe-Cr-Ni, Fe-Cr, dan Paduan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir ZrNbMoGe dengan Teknik Hamburan Neutron BATAN melakukan pengembangan bahan unggul untuk industri dan energi nuklir. Pada tahun 2010 telah dilaksanakan sintesis paduanpaduan austenitik baru Fe55%-Cr20%-Ni20% (A-1) dan feritik baru Fe78%-Cr20% (F-1) sebagai bahan struktur reaktor nuklir, dan paduan berbasis zirkonium ZrNbMoGe untuk kelongsong bahan bakar nuklir. Bahan paduan baru A-1 dan F-1 mendatang khusus ditujukan sebagai bahan struktur maju tahan temperatur tinggi pada reaktor nuklir, maka perlu dilakukan penelitian struktur kristal dan tegangan sisa (residual stress) serta distribusinya pada bahan A-1 dan F-1 ini. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter-parameter inhomogenitas ini, antara lain distribusi dan ukurannya, maka dilakukan percobaan menggunakan instrumen difraktometer neutron (PD), terutama untuk meneliti residual stress, analisis tekstur; dan radiografi neutron untuk cacat berskala besar. Pada tahun 2010 telah diperoleh :
14
Susunan Pengukuran Eksperimen untuk pengukuran stress dengan teknik neutron : Difraktometer neutron DN 1
Pole figures simetri silindris (atas) dan inverse pole figures (bawah) paduan A1 rol Resolusi ODF 2,5°
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
B. Pengembangan Teknologi Akselerator
2. Perancangan Siklotron Proton 13 MeV untuk Produksi Radioisotop
1. Perekayasaan Mesin Berkas Elektron (MBE)
Siklotron merupakan akselerator partikel bermuatan yang menggunakan frekuensi tinggi Radio Frequency (RF) sebagai pengganti beda tegangan untuk pemercepat ionnya. Siklotron dapat digunakan untuk pembuatan radionuklida pemancar positron berumur paruh pendek seperti 15O, 11C, 13N, dan 18F. Radionuklida tersebut digunakan untuk pelabelan biomolecules & metabolities tanpa merubah struktur dan biokimia, misalnya 18 F-FDG (fluorodeoxyglucose), untuk diagnosis menggunakan Positron Emission Tomography (PET). Teknik PET ini banyak digunakan dalam onkologi, neurologi, dan kardiologi.
Pemanfaatan MBE dalam bidang industri di negara maju telah berkembang pesat, terutama dalam proses pengeringan pelapisan (curing of coatings) permukaan suatu bahan, proses pembentukan ikatan silang pada plastik, karet dan bahan isolasi kabel, proses vulkanisasi karet alam, sterilisasi peralatan medis, pengawetan bahan makanan, modifikasi tekstil dan graft polymerization. Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 prototipe MBE yang siap uji fungsi untuk memenuhi persyaratan sebagai iradiator lateks. Telah dilakukan integrasi modul MBE menjadi satu unit prototipe MBE, dan telah dilakukan komisioning awal MBE, meliputi sistem vakum, Sumber Tegangan Tinggi (STT), bejana proses iradiasi, Sistem Instrumentasi dan Kendali (SIK), perisai radiasi serta sistem ventilasi ozon. Prototipe MBE ini akan dikembangkan hingga diperoleh paket teknologi proses pravulkanisasi lateks alam dengan MBE 300 keV/20 mA pada tahun 2014.
Pada tahun 2010, kegiatan perancangan siklotron 13 MeV ditekankan pada perancangan global komponen-komponen sistem magnet, sistem RF, sistem sumber ion, sistem instrumentasi dan kendali, dan telah diperoleh dokumen teknis rancangan dasar siklotron 13 MeV. Rencana ke depan dari kegiatan ini adalah membuat perancangan detail komponen siklotron proton 13 MeV untuk PET dan akan terus dikembangkan untuk memperoleh dokumen Basic Engineering Design Package (BEDP) lengkap (2014), sebagai acuan pembuatan siklotron proton 13 MeV untuk PET. Secara khusus juga telah dilakukan verifikasi data generator RF dan Dee dengan expert KIRAMS 3. Perangkat Pembuatan Kernel
Prototipe MBE siap uji fungsi
Studi terhadap berbagai jenis reaktor riset maupun daya telah dilakukan BATAN, diantaranya studi terhadap Reaktor Suhu Tinggi (RST) dengan bahan bakar coated particle yang tidak melepaskan hasil fisi ke lingkungan. Reaktor jenis ini mempunyai sifat keselamatan pasif serta reaktivitas negatif, yaitu daya dan suhu teras reaktor turun jika terjadi kegagalan pendinginan teras. Coated
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
15
particle untuk bahan bakar reaktor suhu tinggi dibuat melalui proses solgel dilanjutkan dengan aging, pengeringan, kalsinasi, reduksi, sintering dan pelapisan untuk mendapatkan kernel UO2 terlapis yang memenuhi persyaratan performance specification. Pada tahun 2010 dilakukan penyempurnaan perangkat proses gelasi yang telah diperoleh tahun sebelumnya,
dengan menambah alat kontrol proses, optimasi kondisi operasi dan validasi model proses gelasi serta sintering, juga kajian proses dan modeling pelapisan kernel UO2, serta optimasi proses kalsinasi dan reduksi kernel UO2. Litbang ini akan dikembangkan hingga diperoleh paket teknologi proses pembuatan partikel kernel berlapis SIC (2014)
Pengumpan pada kolom gelasi multitetes
Tungku Kalsinasi
Tungku Reduksi
Tungku Sintering
Gel, d gel = 2,2 mm, distribusi merata
Kernel UO2 hasil sintering
Bahan Bakar Kernel UO2
16
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pada tahun 2010 telah dilakukan uji fungsi perangkat gelasi dan pembuatan gel UO3. Gel UO3 yang dihasilkan memenuhi standar yaitu bulat dengan diameter gel antara 1,8 – 2,2 mm, selanjutnya dilakukan proses aging, pengeringan, kalsinasi, reduksi, sintering dan pelapisan di dalam reaktor pelapisan fluidized bed (alat pelapisan kernel UO2 dengan furnace induksi) yang saat ini masih dalam tahapan rancang bangun. Kernel UO2 hasil sintering setelah diukur kebulatannya (spericity), dengan membandingkan antara diameter terpanjang dibagi dengan diameter yang terpendek, diperoleh hasil pengukuran spericity sekitar 1,05, yang telah memenuhi standar (spericity max yang diijinkan : 1,2).
pemisahan Zr-Hf secara penukaran ion dan dilanjutkan dengan metoda kromatografi. Persyaratan zirkonium derajad nuklir adalah kandungan pengotor hafnium maksimal 100 ppm. Kegiatan teknologi pemisahan Zr-Hf pada tahun 2010 ini, masih dalam tahapan kajian eksperimental dasar dan teori, diharapkan pada tahun 2014 akan diperoleh paket teknologi proses pembuatan Zr berderajad nuklir serta diperoleh suatu prototipe alat pemisahan Zr-Hf terseleksi dengan model matematik dan besaran teknis. Saat ini sedang dilakukan dalam commercial production scale adalah uji fungsi miniplant pengendapan Zr(OH)4 dengan kapasitas sekitar 200 g/jam.
4. Perangkat Peleburan untuk Umpan Pemurnian Zirkonium Kekayaan alam Indonesia berupa cadangan mineral, belum semuanya dapat diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Salah satu contoh adalah pasir Zirkon (Zr). Pasir Zr dapat diolah menjadi bahan yang strategis untuk industri nuklir, misalnya untuk cladding atau pelapis partikel UO2, yang berfungsi untuk melindungi bahan bakar dari korosi dan menjaga agar bahan bakar tidak kontak langsung dengan medium/pendingin moderator dalam reaktor nuklir, sehingga hasil fisi tidak tersebar keluar. Zirkonium mempunyai penampang serapan neutron rendah dibandingkan dengan logam lainnya, juga mempunyai sifat mekanik kuat, tahan korosi, dan titik leleh yang tinggi. Selain industri nuklir, pasir Zr digunakan industri non nuklir biasanya berupa ZrO2. Bahan ini berguna dalam berbagai industri baik keramik, bahan dasar pembuatan elektroda komponen fuell cell maupun untuk bahan paduan untuk konstruksi berat. Pada tahun 2010, BATAN melakukan penelitian peningkatan kemurnian ZrO2 untuk mencapai derajad nuklir menggunakan metode proses
Unit peleburan pasir zirkon
5. Perangkat Nitridasi Plasma untuk Pengerasan Permukaan Bahan Logam dengan Sample Changer Otomatis BATAN mengembangkan rancang-bangun perangkat nitridasi ion/plasma untuk peningkatan sifat mekanik permukaan logam melalui penambahan unsur nitrogen. Penambahan unsur ini akan mengubah/ memperbaiki sifat mekanik permukaan logam (kekerasan, ketahanan aus, ketahanan korosi/ oksidasi), namun sifat pada bagian dalam dari logam tersebut tetap. Hasil dari teknologi ini selanjutnya dapat diaplikasikan pada komponen mesin dan perkakas permesinan (tools steel)
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
17
yang terbuat dari logam untuk meningkatkan umur pemakaian. Sampai dengan tahun 2010 BATAN telah membuat komponen-komponen perangkat nitridasi ion dan konstruksinya untuk skala laboratorium. Untuk keperluan industri, perangkat ini perlu ditingkatkan kemampuannya (skill up) agar mempunyai efisiensi nitridasi yang tinggi, perancangan (desain) perangkat nitridasi, dan pembuatan bagian-bagian perangkat nitridasi plasma untuk perlakuan permukaan dengan sample changer otomatis (double chamber). Direncanakan pada tahun berikutnya dapat dilakukan perakitan dan uji fungsi perangkat, sehingga pada tahun 2014 diharapkan diperoleh paket teknologi proses pengerasan permukaan bahan logam berbasis prototipe perangkat nitridasi plasma.
C. Pengembangan Teknologi Biomedika Nuklir, Keselamatan dan Metrologi Radiasi
1.1. Perangkat Sistem Carbone Monitoring untuk Pengukuran Radiasi Gamma Lingkungan. Sasaran sampai dengan 2014 diperoleh Sistem pengukuran paparan radiasi gamma lingkungan sebagai bagian dari sistem carborne monitoring yang mampu mendeteksi paparan radiasi gamma, tingkat kontaminasi permukaan tanah dan udara di lingkungan secara terintegrasi, mobile dan online agar kenaikan radiasi secara dini dapat diketahui. Pada tahun 2010 diperoleh rangkaian sistem mobile untuk pengukuran radiasi gamma lingkungan. 1.2. Penyusunan Dokumen Teknis Peta Radiasi Lingkungan di Papua Barat, Peta Radiasi Alam Tinggi di Majene dan Radiasi di Daerah Industri PLTU Suralaya. Kegiatan ini telah dimulai sejak tahun 2005 dan telah diperoleh peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan Jawa (kecuali
1. Pengembangan Teknologi Penanggulangan Kecelakaan Nuklir dan Pengkajian Lingkungan Sasaran akhir yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terbentuknya pusat acuan penanggulangan kecelakaan radiasi dan pengkajian lingkungan yang memiliki laboratoria yang handal dalam lingkup sistem carbone monitoring untuk deteksi radiasi dan radioaktivitas lingkungan yang mobile dan real time, biodosimetri sitogenetik, dan sistem deteksi kontaminasi interna dengan Whole Body Counter Dual Probe, dan pengkajian tingkat radiasi dan radioaktivitas lingkungan di Indonesias serta Pengembangan Teknik Deteksi Radiasi dan Radioaktivitas pada Kecelakaan /Kedaruratan Nuklir.
Kendaraan pemantauan radioaktivitas lingkungan tampak dari belakang
Kendaraan pemantauan radioaktivitas lingkungan tampak dari samping
18
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Madura), Sumatera (kecuali Aceh dan pulau sekitarnya), Kalimantan (kecuali Kalimantan Bagian Tengah), Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Untuk melengkapi data maka pada tahun 2010 pengambilan sampel tanah, air dan tumbuhan dilakukan di Papua Barat, peta radiasi alam tinggi di Majene dan radiasi di daerah industri PLTU Suralaya. Di Sulawesi, khususnya Majene diambil datanya kembali karena diperoleh radiasi alam tinggi. Litbang ini akan diteruskan sampai tahun 2012 untuk memperoleh base line data seluruh Indonesia, agar kenaikan radiasi secara dini dapat diperkirakan dan skenario penanggulangan kedaruratan nuklir dapat diputuskan secepatnya. Target pengambilan sampel untuk tahun 2011 ditujukan di Kepulauan Karimun Jawa, Cilacap. 1.3. Pembuatan Kurva Standar Aberasi Kromosom Tak Stabil untuk Prediksi Dosis. Tujuan dari penelitian ini adalah terbentuknya laboratorium Biodosimetri Sitogenik untuk memprediksi dosis radiasi pada korban dalam penanggulangan medik kecelakaan radiasi. Prediksi dosis radiasi melalui pemeriksaan aberasi kromosom baru dapat dilakukan bila telah diperoleh kurva standar yang menggambarkan hubungan antara jenis aberasi kromoson dengan dosis radiasi. Penelitian I dilakukan di BATAN, Yogyakarta dengan menggunakan pesawat Akselator Neutron 14,7 MeV, pengamatan aberasi kromosom pada preparat hasil iradiasi sampel darah dengan neutron. Pengamatan aberasi kromosom dilakukan terhadap 500-1000 sel metafase untuk setiap dosis dan didapatkan hasil dosis tersebut tidak ditemukan aberasi kromosom.
Dengan menggunakan Gamma 60 Co, dengan 3 donor sampel dosis yang berbeda, pengamatan aberasi kromoson masing-masing dosis terhadap 250 – 500 sel metafase dan hasil terdapat hubungan respon dosis dengan aberasi kromosom. Selanjutnya dilakukan iradiasi sampel darah limfosit menggunakan sumber Neutron Cf dan dilakukan proses preparasi sampel dan pemanenan preparat. Dari kegiatan ini pada tahun 2010, telah diperoleh dokumen teknis kurva standar aberasi kromosom tak stabil akibat paparan radiasi gamma dan neutron untuk digunakan dalam prediksi dosis pekerja (Biodosimetri). Target selanjutnya pada tahun 2011, adalah diperoleh dokumen teknis kurva standar aberasi kromoson tak stabil sebagai fungsi dosis sinar-x.
Irradiasi neutron di PTAPB
Irradiasi Gamma C-60
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
19
0.025 0.0225
d is ent r ik / s el L_ Q F it t ing
0.02
disentrik/sel
0.0175 0.015 0.0125 0.01 0.0075 0.005 0.0025 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Dosis (Gy)
20
Kurva respon aberasi kromoson terhadap aberasi
Pengambilan data terimaan dosis pasien radiadiagnostik umum
Kurva hubungan anatara jumlah disentrik per sel dengan dosis radiasi
Pengambilan data terimaan dosis pasien radiadiagnostik umum
2. Pengembangan Teknologi Metrologi Radiasi
3. Pengembangan Vaksin Malaria dengan Radiasi Pengion
2.1. Pengembangan Teknik Dosimetri Medik. Pada tahun 2010 diperoleh metode standar dalam pengambilan data terimaan dosis pasien radiodiagnostik umum, dan data awal pembuatan metode terimaan dosis pasien mamografi dan dental, di RS di Yogyakarta, Klaten, Bandung, Semarang, Ungaran, serta Ambarawa, dan telah diuji dengan “compliance test” sebagai metode dukung dalam pengambilan data. Data tersebut diolah dan menjadi draft metode pengambilan data dosis pasien.
3.1. Pendeteksian Ekspresi Protein dan Genetika Plasmodium Pasca Irradiasi Gamma. Sasaran tahun 2010 diperoleh metode deteksi ekspresi heal shock protein Plasmodium Sp paska iradiasi gamma. Telah dilakukan analisis profile heat shock protein (HSP) darah dari nyamuk tak terinfeksi dan terinfeksi P. berghei, akibat radiasi gamma dosis 0, 150 dan 175 Gy. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa profil HSP20 darah tidak dipengaruhi oleh irradiasi. HSP90 hanya terlihat dalam darah terinfeksi namun profilnya juga
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
tidak berubah karena iradiasi. HSP70 hanya muncul pada dosis rendah (0 and 150 Gy). Jumlah pita protein yang terlihat pada gel SDS-PAGE 10% menurun dengan bertambahnya dosis iradiasi. 3.2. Pengujian Respon Imunologis Plamodium Sp. Aseksual dan Seksual In Vivo. Sasaran tahun 2010 diperoleh metode uji respon imunologis pasca imunisasi Plasmodium sp. irradiasi stadium eritrostik. Telah dilakukan inokulasi P. berghei yang dilemahkan dengan dosis 150 Gy dan 175 Gy, dengan laju dosis 978 Gy/menit pada mencit Swiss Webster. Diperoleh data respon imun non spesifik limfosit, monosit, granulosit absolute, dan data respon imun non spesifik persentase makrofag. Sedang dilakukan pengulangan inokulasi P. berghei yang dilemahkan dengan dosis 150 dan 175 Gy untuk mengetahui reprodusibilitas kandidat vaksin dan akan dilakukan pengujian respon imun non spesifik dan respon imun spesifik.
kanker payudara dan prostat dalam tindakan diagnostik dan paliatif, serta prediksi respon kanker servik dan payudara terhadap tindakan radioterapi. Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan : 4.1. Pengembangan Teknik untuk Diagnostik in vivo dan Terapi pada Kanker Payudara dan Prostat. Sasaran tahun 2010 penguasaan teknik nuklir kedokteran in vivo, yaitu pemeriksaan dengan Skintimammografi menggunakan 99mTc Sestamibi untuk mendeteksi kanker payudara serta didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas. Telah dilaksanakan pemeriksaan skintimammografi terhadap 21 orang (18 orang karyawan BATAN dan 3 orang karyawan diluar BATAN) dengan hasil tidak dijumpai keganasan sekalipun pada pasien tumor payudara. Data dari RS. Syarif Hidayatullah, Ciputat didapat 21 pasien, 7 orang mempunyai riwayat tumor payudara dan 5 orang mau melaksanakan pemeriksanaan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) sebagai pemeriksaan gold standard.
Telah dilakukan penelitian awal propagasi 4.2. Pengembangan Teknik Deteksi P. berghei secara in vivo dengan melakukan Biomarker Radiosensivitas Single rearing nyamuk vector malaria (Anopheles Nucleotide Polymorphisin (SNP) pada maculatus, Anopheles farauti dan Anopheles Kanker Payudara dan Serviks. stephensai) dan dilakukan penyuntikan Salah satu resiko radioterapi adalah P. berghei terhadap mencit (aseksual), pajanan berlebih yang dapat sebagian nyamuk gravit digigitkan lagi mengakibatkan kerusakan dan kematian ke mencit yang sehat. Telah diamati sel normal pada jaringan sekitarnya. mencit yang terinfeksi plasmodium Resiko tersebut dapat dihindari dengan dan pengamatan parasetemia sebagai mengetahui tingkat radiosensitivitas pembuatan preparat darah mencit yang sel dari masing-masing pasien. terinfeksi. Radiosensitivitas sel dapat dilihat melalui biomarker Single Nucleotide Polymorphisin 4. Pengembangan Teknik Penatalaksanaan (SNP) yang salah satu fungsinya adalah Kanker Payudara, dan Prostat dengan perbaikan DNA. Penelitian ini bertujuan Teknik Nuklir untuk menguasai teknik deteksi radiosensitivitas sel dengan biomarker Sasaran akhir penelitian ini adalah dikuasainya SNP pada pasien radioterapi. Sasaran aplikasi teknik nuklir dalam penatalaksanaan yang akan dicapai tahun 2010, satu
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
21
teknik deteksi biomarker radiosensitivitas sel pada gen perbaikan DNA (XRCC1 dan XRCC2) pada kanker payudara. Telah diperoleh 16 sampel darah pasien sebelum radioterapi dan 10 sampel darah pasien paska radioterapi.
D. Pengembangan Teknologi Analisis Nuklir 1. Analisis Radiometri meliputi : 1.1. Penerapan teknik analisis radiometri dalam mendukung lingkungan difokuskan untuk memperoleh distribusi polutan di Pulau Jawa. Pada tahun 2010 kegiatan ini dilakukan dengan bekerjasama dengan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, meneliti karakterisasi unsur penanda sumber pencemar partikulat udara pada 46 sampel dari target 100 sampel (dalam 2 tahun) dan telah dilakukan pengukuran PM 2,5 ; PM 10 dan black carbon untuk 23 sampel partikulat udara hasil sampling, meliputi karakterisasi dan identifikasi sumber cemaran partikulat udara. Untuk tahun selanjutnya kegiatan penelitian dilakukan di beberapa kota besar di pulau Jawa antara lain Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Semarang. Diakhir penelitian pada tahun 2014 akan diperoleh paket teknologi teknik analisis radiometri dan peta distribusi polutan di Pulau Jawa. 1.2. Penerapan teknik analisis radiometri di bidang kesehatan diarahkan untuk mendukung pengetasan mal nutrisi melalui kegiatan pengembangan metode dan penerapan teknik analisis untuk identifikasi kandungan mikronutrisi dalam berbagai bahan pangan di Pulau Jawa. Pada tahun 2010 ini telah diketahui karakterisasi unsur mikronutrisi esensial dalam sampel makanan di wilayah kota dan Kabupaten Bandung.
22
Telah dilakukan pengambilan sampel berbagai jenis bahan pangan dari 5 wilayah kota Bandung (Utara, Timur, Tengah, Selatan dan Barat) dan 12 wilayah di Kabupaten Bandung serta telah diperoleh 250 sampel bahan pangan. Diperoleh hasil kadar air dan kadar unsur. Pelaksanaan kegiatan litbang selanjutnya akan dilakukan secara bertahap dengan melakukan analisis berbagai bahan pangan dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, hasil ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi berbasis ilmiah dalam melengkapi data komposisi bahan pangan di Indonesia.
Pengukuran PM
Pencacahan sampel
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
23
1.3. Pengembangan metode teknik analisis radiometri, diperoleh dokumen teknis karakteristik perangkat lunak Neutron Analysis Activity (NAA) Utility diaplikasikan pada sampel makanan, rambut dan serum. Hasil analisis yang diperoleh telah dibandingkan dengan hasil analisis menggunakan software komersial Genie-2000. Diperoleh hasil kesesuaian pada matriks sampel makanan untuk unsur Fe, Co, Sc,Cs dan Cr berada pada rentang 0.701.20, sedangkan untuk unsur Se, Hg dan Zn 0.7 – 1.3 Pada matriks sampel serum untuk unsur Co, Sc dan Cs memiliki kesesuaian yang hampir sama dengan matriks makanan, dengan kecenderungan bias untuk unsur Se yang lebih besar. Pada matriks sampel rambut, untuk unsur Co, Fe, Sc dan Zn memiliki kesesuaian yang baik antara kedua nilai 0.8-1.2, sedangkan untuk Se, Hg dan Zn terdapat nilai bias yang lebih besar.
- Karakterisasi fisiko kimia dan biologi secara in-vitro - Evaluasi perilaku biologis radiofarmaka 99m Tc-Glutation pada hewan percobaan untuk diagnosis kanker - Pengembangan radionuklida untuk terapi terdiri dari : t i1FNCVBUBOEBOLBSBLUFSJTBTJ radioisotop Tulium-170 (170Tm)”. t i1SPEVLTJEBOQFNBOGBBUBO radionuklida Praseodymium-142 untuk aplikasi terapi radionuklida”. t i1FOHFNCBOHBOHFOFSBUPSHFM 188 W/188Re Zirkonium Tungstat menggunakan Tungsten dari isotop alam” 3. Prototipe Bahan Keramik Matrik Inert untuk Bahan Bakar untuk Reaktor Daya dengan Bahan-Bahan Fisil Berbentuk Serbuk Telah dilakukan pencampuran serbuk MgAl204 nano dengan serbuk UO2 dan telah dibuat pellet MgAl204-UO2 dan karakterisasi menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD). Telah dilakukan karakterisasi mekanik, analisis menggunakan XRD dan Scanning Electron Microscope (SEM).
Sampel siap iradiasi
2. Pengembangan Teknik Analisis Radiomedik Pelet keramik MgAl2O4-UO2 hasil sinter
Kegiatan analisis ini dalam upaya untuk mendukung penyiapan radiofarmaka khususnya untuk diagnosis penyakit kanker dan infeksi. Pada tahun 2010 kegiatan yang dilakukan berupa :
24
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
E. Pengembangan Eksplorasi dan Teknologi Pengelolaan Bahan Galian Nuklir 1. Inventarisasi Potensi Sumberdaya Uranium dan Thorium di Indonesia Salah satu sasaran BATAN adalah mengetahui ketersedian data sumberdaya uranium katagori terukur. Jumlah sumberdaya uranium yang ada pada saat ini adalah sebesar 35.024 ton U3O8, yang terdiri dari 900 ton sumberdaya katagori terukur, 6.751 ton sumberdaya kategori terindikasi, 1.734 ton sumberdaya kategori tereka dan 25.639 ton sumberdaya kategori spekulatif. Selain itu dalam rangka mengantisipasi perkembangan bahan bakar nuklir selain uranium, maka diperlukan kegiatan dalam inventarisasi potensi sumberdaya thorium yang dilaksanakan pada daerahdaerah prospek seperti di Bangka Belitung dan Ketapang, Kalimantan Barat. Pada tahun 2010 dilakukan pengembangan eksplorasi di Bangka Tengah dan Ketapang Kalimantan Barat, metoda yang digunakan adalah dengan prospeksi pendahuluan, serta pembuatan database hasil eksplorasi Bahan Galian Nuklir (BGN) di Kalan, dalam bentuk sistem informasi geografis (SIG). 2. Pengembangan Teknologi Pengolahan Bahan Galian Uranium (U) dan Thorium (Th) 2.1. Diperolehnya Data Kondisi Operasi Optimal Pemisahan U dan Th dengan Metode Resin Penukar Ion.
Percobaan Resin Penukar Ion
Reaktor Pengendapan RE(OH)3
Penelitian pengolahan bijih U tipe monasit telah dilakukan beberapa tahun sampai dengan diperolehnya teknologi pemisahan RE dari U dan Th serta pemisahan U dari Th dengan metode ekstraksi. Pada tahun 2010 dilakukan pemisahan U dari Th dengan metode pengendapan dengan tujuan untuk mendapatkan metode pemisahan yang paling optimal untuk dapat dikembangkan pada proses pemisahan U dari Th skala pilot. Pada penelitian ini akan ditentukan kondisi konsumsi reagen, dan waktu pengendapan diperoleh data kondisi optimal parameter I, II dan III. Dalam litbang ini BATAN juga melakukan pengembangan teknologi pengelolaan bahan galian nuklir, meliputi perekayasaan reaktor pengendapan RE (OH03) dari bijih U Rirang, pemisahan U dari Th pada monasit dengan metoda resin penukar ion, dan pengendalian pencemaran lingkungan: pemantauan dampak lingkungan di Kalan, Kalbar. Hasil yang diperoleh adalah prototipe reaktor pengendapan RE (OH) skala laboratorium serta mendapatkan kondisi operasi optimal pemisahan U dari Th, serta diperoleh informasi parameter-parameter BOD, COD, kandungan Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo, Ra; endapan sungai dan tanah dengan mengukur kandungan Ca, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo, Ra; dan radioaktivitas lingkungan di kawasan Hulu Kalan, Kalbar seluas 20 Km2.
Pemisahan Aqueous-Organik Hasil Ekstraks
Ekstrak dan Rafinat
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
25
F. Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir Pada tahun 2010 telah dilakukan penelitian tentang : 1. Pengembangan Teknologi Produksi Bahan Bakar Nuklir Kegiatan difokuskan pada pembuatan pelet dengan butir besar untuk bahan bakar reaktor daya jenis PWR. Hasil yang diperoleh adalah dokumen penguasaan teknologi pembuatan pelet sinter butir besar untuk bahan bakar reaktor PWR burn-up tinggi dan jumlah dokumen program jaminan kualitas fabrikasi elemen bakar PWR.
Uranium oksida (U3O8) dari ADU dan AUK
2. Pengembangan Teknologi Fabrikasi Bahan Bakar Reaktor Riset Kegiatan dilaksanakan untuk mendukung penguasaan teknologi fabrikasi bahan bakar reaktor daya PWR serta dokumen perekayasaan pabrik konversi bahan dan bahan nuklir.
Pada tahun 2010 dihasilkan dua paket teknologi penguasaan dan fabrikasi bahan bakar PWR, dan paket teknologi penguasaan dan fabrikasi paduan Zirlo-Mo sebagai bahan struktur elemen bakar PWR, sedangkan pengembangan dalam penguasaan teknologi pembuatan serbuk (pulverisasi) untuk bahan bakar densitas tinggi digunakan bahan paduan UMo-Al. 3. Pengembangan Teknologi Produksi Bahan Bakar Sistem Energi Nuklir Inovatif Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan metodologi baru dalam proses pembuatan bahan bakar nuklir dengan cara pemendekan jalur proses dengan menggunakan teknologi Sol Gel Manufacturing Process (SGMP).
Prototipe SGMP berupa tabung reaksi dari borosilikat
Penguasaan teknologi proses ini, diharapkan mampu melakukan penghematan dana maupun waktu untuk proses pembuatan bahan bakar nuklir untuk reaktor daya. Pada tahun 2010 telah dikuasai teknologi produksi serbuk uranil nitrat (UN) melalui proses carbothermic reduction serbuk UO2. 4. Pengembangan Teknologi Proses dan Modeling Elemen Bakar Nuklir
Pelat elemen bakar UMo-Al
26
Pada tahun 2010 kegiatan dalam bidang pengembangan teknologi dan modeling elemen bahan nuklir telah dihasilkan diantaranya adalah ; t Pengembangan Teknologi Proses Bahan Bakar Nuklir (pemisahan/konversi/
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
pemurnian), dari kegiatan tersebut telah dihasilkan dokumen penguasaan teknologi proses konversi yellow cake - serbuk UO2 murni nuklir (uji skala meja proses PCP) t Pengkajian dan Modeling Elemen Bakar Nuklir, dari kegiatan tersebut telah dihasilkan dokumen pemodelan proses pembuatan pelet UO2 sinter t Perekayasaan Pabrik Konversi Bahan dan Bahan Bakar, telah diperoleh dikumen prastudi kelayakan pabrik ZrO2 kapasitas 5.000 ton/tahun 5. Pengembangan Teknologi Pengujian Elemen Bakar Nuklir Pada tahun 2010 kegiatan pengembangan teknologi pengujian elemen bakar nuklir dan daur ulang adalah : t 1FOHFNCBOHBOUFLOPMPHJQFOHVKJBO elemen bakar nuklir pra-iradiasi, diperoleh hasil dokumen pembakuan metode penentuan unsur pemadu dan pengotor dalam bahan struktur elemen bakar nuklir berbasis paduan Zr dan paduan Al. t 1FOHFNCBOHBOUFLOPMPHJQFOHVKJBOFMFNFO bakar nuklir paska – iradiasi, diperoleh hasil dokumen pengujian tak merusak paska iradiasi pelat elemen bakar silisida TMU 4,8 g/ cm3 paska iradiasi. t 1FOHFNCBOHBOTUBOEBSEJTBTJCBIBOBDVBO (SRM), diperoleh hasil dokumen pembuatan dan pengujian bahan acuan standart (SRM) uranium silisida UxSiy hasil pengembangan.
G. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Lingkungan BATAN sebagai badan pelaksana ketenaganukliran di Indonesia disamping menjalankan penelitian dan pengembangan di bidang nuklir, juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah radioaktif yang ditimbulkan dari aktivitas litbang maupun pemanfaatannya sesuai dengan Undang
Kendaraan Operasional Pengangkutan Limbah Radioaktif
Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif. Pada tahun 2010 BATAN telah melakukan kegiatan pengembangan teknologi proses pengolahan limbah radioaktif yaitu : 1. Proses pengolahan Limbah Radioaktif Cair Secara Evaporasi dan Sementasi. Hasilnya telah diimobilisasi 4000 liter limbah resin bekas dari PRSG di dalam 11 shell beton 950 liter. 2. Proses Pengolahan Limbah Radioaktif Padat Secara Insenerasi dan Kompaksi. Hasilnya telah diolah sebanyak 71 drum 100 liter dengan cara kompaksi yang diimobilisasi dengan campuran semen slurry dalam 16 drum 200 liter. 3. Proses Pengolahan Limbah B3 Internal BATAN Secara Advanced Oxygen Process. Hasilnya telah dilakukan identifikasi dan penyortiran limbah B3 yang berasal dari lingkungan BATAN (Serpong, Pasar Jumat, dan Bandung) yang dikemas dalam drum 100 liter. 4. Pengelolaan Bahan Bakar Buklir Bekas dan Material Teriradiasi di Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3). Hasilnya telah dipindahkan 2 buah bahan bakar nuklir bekas dari instalasi radiometalurgi
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
27
Pusat Teknologi Bahan Nuklir (PTBN ) mengguna-kan Mass Transfer Unit (MTU) ke dalam rak penyimpanan yang berada di dalam kolam penyimpanan KH-IPSB3. Revitalisasi sistem demineralisasi dan uji fungsi sistem demineralisasi sudah berfungsi dengan baik, dengan debit 1 m3/jam. 5. Sistem Informasi Manajemen Limbah Radioaktif, merupakan pangkalan data (database) limbah yang terintegrasi, mudah diakses dan memiliki acces control. Preparasi dan analisis limbah radioaktif menggunakan software Radioactive Waste Management Registry (RWMR). Hasilnya telah 203 sumber bekas yang telah di-entry datanya. Sumber bekas tersebut tersimpan dalam shell beton 350 liter dan 950 liter. Limbah padat terkontaminasi yang telah dipreparasi untuk proses kompaksi berjumlah 71 drum 100 liter. Jumlah sumber bekas yang telah dikondisioning 143 buah.
Penyimpanan
6. Transportasi dan Penyimpanan Sementara Interm Storage (IS) Limbah Radioaktif, Limbah B3, dan Limbah Aktivitas Tinggi.
Limbah B3
28
Pengangkutan limbah radioaktif baik padat, cair maupun sumber bekas dilakukan dari instansi penimbul limbah (BATAN, Rumah Sakit, dan Industri) ke Instalasi Pengelolaan Limbah Radioaktif (IPLR). Hasilnya adalah sebagai berikut. 1. Telah diangkut 1 shell beton limbah aktifitas tinggi dan 4 drum 200 liter limbah padat dari PRR 2. Telah diangkut 7 paket sumber bekas dan penyimpanan 16 drum limbah 200 liter 3. Telah dilakukan penyimpanan hasil pengolahan limbah resin sebanyak 8 shell beton 950 liter disimpan di IS1 dengan tujuan meluruhkan aktivitas zat radioaktif dalam limbah sehingga aman untuk diproses dan menyimpan limbah olahan agar aman bagi pekerja, masyarakat, dan lingkungan 4. Telah dilakukan pelabelan limbah drum 200 liter di IS2 Sehubungan dengan meningkatnya kegiatan aplikasi iptek nuklir dalam bidang industri dan medis, maka jumlah limbah (khususnya aktivitas rendah) yang perlu dikelola akan bertambah banyak. Sebagai antisipasi kebutuhan jangka panjang, maka selain adanya instalasi pengolahan limbah, dan penyimpanan sementara (Interm Storage), maka harus mulai disediakan tempat penyimpanan lestari limbah radioaktif rendah dan sedang (Near Surface Disposal / NSD) dan limbah radioaktif tingkat tinggi (Deep Geological Disposal / DGD) yang mempertimbangkan aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan sebagai fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif non PLTN . Untuk mendukung program tersebut di atas, pada tahun 2010 BATAN melakukan : 1. Pemilihan Tapak Potensial untuk Penyimpanan Lestari Limbah Radiaoktif di Pulau Jawa dan Sekitarnya. Hasilnya telah diperoleh tapak-tapak potensial sesuai hasil evaluasi dapat diurutkan berdasarkan rangkingnya dari nilai
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
tertinggi adalah sebagai berikut : Ujungjaya, Kab. Sumedang; Kragan, Kab. Rembang; Bancar, Kab. Tuban; Puloampel, Kab. Serang; Jatirogo, Kab. Tuban; Buahdua, Kab. Sumedang; Bojonegoro, Kab. Serang; G. Ragas, Kab. Jepara; G. Tempur, Kab. Jepara; G. Bako, Kab. Jepara; dan Serpong 2. Penyiapan Desain Penyimpanan Lestari Limbah Radioaktif (PLLR) di Indonesia. Hasilnya telah diperoleh konsep desian untuk penyimpanan limbah dekat permukaan (PLDP) dalam rangka mendukung penyiapan fasilitas Demo Plant PLLR (DP PLLR) di PPTN Serpong Dalam rangka pembangunan PLTN pertama di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi listrik perlu diantisipasi dengan sungguh-sungguh oleh semua stake holder. Rencana ini perlu didukung dengan berbagai persiapan secara menyeluruh baik ekonomi, infrastrukturnya dan penerimaan masyarakat. Salah satu infrastruktur yang penting dan perlu dipersiapkan bersamaan dengan pembangunan PLTN adalah Instalasi Pengelolaan Limbah Radioaktif (IPLR) PLTN, sehingga ketika PLTN beroperasi maka IPLR PLTN juga sudah siap beroperasi dan dapat menyelesaikan pengelolaan limbah radioaktif yang timbul dari operasi PLTN secara aman dan selamat. Pada tahun 2010 BATAN telah memperoleh konsep pra rancangan limbah cair dan padat dengan
Pola Sebaran dalam air hasil simulasi di Semenanjung Muria
Peta Batimetri Semenanjung Muria, Jepara
cara reduksi limbah radiaoktif yang ditimbulkan dari operasi PLTN 1000 MW. Di samping itu BATAN memandang perlu melaksanakan Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan yang nantinya akan digunakan untuk mendapatkan base-line data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemaran serta untuk pemanfaatan teknik nuklir dalam memecahkan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan kelautan di sekitar calon tapak PLTN. Hasil yang diperoleh tahun 2010 adalah : 1. Rancangan laboratorium radioekologi kelautan di Semenanjung Muria untuk mendapatkan diskripsi dan karakterisasi laboratorium radioekologi kelautan 2. Simulasi pola sebaran panas dan radionuklida di Semenanjung Muria Jepara sebagai calon tapak PLTN di Indonesia. Dengan telah diketahuinya model simulasi ini, maka dapat digunakan untuk perhitungan safety assessment (perkiraan penerimaan dosis) oleh penduduk di wilayah Semenanjung Muria 3. Pengembangan metode analisis radionuklida dalam kompartemen laut untuk mengetahui aktivitas plutonium di dalam sedimen sebagai database radionuklida pemancar alfa di laut sekitar calon tapak PLTN dengan hasil tidak di deteksi adanya aktivitas plutonium di dalam sedimen
Pembentukan mesh pada laut di semenanjung Muria, Jepara
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
29
Dalam rangka menambah lokasi alternatif calon tapak PLTN, kegiatan ini akan dilakukan pula di Provinsi Bangka - Belitung pada tahun 20112014. Target sesuai Renstra sampai dengan tahun 2014 akan menghasilkan konsep desain laboratorium teknologi kelautan.
(Industrial Grade Equipment). Pada tahun 2010, BATAN menghasilkan 1 prototipe SIK dan masih akan disempurnakan serta dibuatkan dokumen perekayasaannya
Kegiatan pengambilan sampel
H. Pengembangan Perekayasaan Perangkat Nuklir BATAN melakukan pengembangan perekayasaan perangkat nuklir bidang kesehatan, industri, serta sistem kendali reaktor, yaitu :
Integrasi modul-modul PLC
2. Pencacah RIA untuk Diagnosis Hepatitis B 1. Perekayasaan Perangkat Sistem Intrumentasi dan Kendali (SIK) Pada Local Controller untuk Penggerak Batang Kendali dan Human Machine Interface Dalam rangka mengurangi ketergantungan teknologi instrumentasi dan kendali operasi reaktor nuklir di Indonesia, BATAN melaksanakan pengembangan dan perekayasaan sistem instrumentasi kendali reaktor riset dan reaktor daya melalui pembuatan fasilitas sistem instrumentasi dan kendali (SIK) berkonsep Integrated manufactured dengan menggunakan distributed control system (DCS) secara menyeluruh dari local controller, supervisory dan management. Perangkat keras yang digunakan dalam membuat sarana tersebut harus memenuhi standar industri
30
Perekayasaan perangkat RIA untuk diagnosis Hepatitis B mengacu pada rancangan perangkat sebelumnya yang telah dibuat (RIA IP2, IP3 dan IP8), dengan beberapa inovasi sesuai keperluan dan mempermudah dalam mendiagnosis hepatitis B. Rancangan sistem pencacah Perangkat RIA ini menggunakan kit HbsAg. Pada tahun 2010 telah dihasilkan 1 Prototipe pecacah RIA (RIA IP10.1) untuk diagnosis hepatitis B yang telah melalui pengujian sistem gerak sample changer dan pengujian pencacahan. Perangkat RIA untuk diagnosis Hepatitis B ini siap untuk uji klinis yang rencananya dilaksanakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM).
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan target tahun 2014 diperoleh hasil prototipe pencacah RIA multi fungsi untuk mendeteksi kanker tiroid, payudara, dan saluran pencernaan. 1FOFMJUJBOi"MBU1JOUBS1FMBDBL4BLJU)BUJwJOJ memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010.
bahwa dalam pengujian pre klinis memerlukan fasilitas Biological Safety Laboratory (BSL) Level 3 dan uji klinis pada pasien perlu ethical clearance dari rumah sakit. Selain itu, mitra strategis telah mengurungkan niat pengembangan lebih lanjut karena isu wabah flu burung sudah sangat berkurang. Namun demikian, BATAN tengah membicarakan dengan Badan Litbang Kementerian Kesehatan untuk menyelaraskan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan pada pengendalian flu burung. Jika masih diharapkan, dan tersedia fasilitas BSL Level 3 serta ethic clearence, BATAN siap menyediakan radioisotop dan alat deteksi yang diperlukan.
RIA IP10.1 Tampak Depan
3. Perekayasaan Sistem Deteksi Flu Burung dalam Tubuh Pasien Wabah virus flu burung (H5N1) telah banyak menelan korban jiwa manusia. Alat untuk mendeteksi penyakit ini relatif mahal dan hanya dimiliki oleh rumah sakit tertentu. Pada tahun 2010 BATAN telah mengembangkan alat deteksi dini virus flu burung dengan menggunakan radioisotop 131I yang telah dilabel pada obat Tamiflu, sehingga harga alat dan biaya diagnosis lebih murah dan cepat. Dalam proses deteksi penyakit, obat Tamiflu yang telah dilabel dengan radioisotop 131I ini diminumkan ke orang yang mempunyai gejala penyakit flu burung. Jika alat mendeteksi adanya radiosotop 131I pada jumlah ambang tertentu, dapat disimpulkan pasien tersebut telah terkena virus flu burung. Pada tahun 2010 telah dapat diperoleh 4 prototipe deteksi dini virus flu burung yang sudah dilakukan uji fungsi dengan sumber radiasi. Kendala dalam perancangan alat ini, khususnya sumber radioisotopnya, adalah
Perangkat sistem deteksi flu burung IK 10-2
4. Perekayasaan Pesawat Sinar-X Fluoroscopy Pesawat sinar-x fluoroscopy adalah pesawat penghasil sinar-x untuk diagnosa medis. Perangkat pesawat sinar-x fluoroscopy yang ada sekarang ini menghasilkan sebuah gambar yang divisualisasikan pada layar pendar (fluorosecent screen). Dari layar pendar ini dokter akan langsung melakukan pengamatan untuk menentukan tindakan diagnosis, dan mengalami resiko terkena pancaran radiasi dari tabung sinar-x. Untuk mengurangi resiko radiasi pada dokter atau operator, BATAN melakukan perekayasaan sistem pesawat
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
31
sinar-x fluoroscopy dengan cara mentrasfer data hasil pencitraan ke dalam sistem komputer melalui sebuah kamera, dengan demikian dokter cukup melihat hasil gambar melalui monitor yang ditempatkan di ruang kontrol dan dapat mengurangi bahaya paparan radiasi. Realisasi pada tahun 2010, telah diperoleh dokumen rancangan pesawat sinar x-fluoroscopy; serta rancangan modul penangkap citra dengan menggunakan CCD kamera dan layar pendar, berupa modul (kamera, lensa, catu daya), dan hasil pengujian awal pengambilan citra dengan kamera yang kemudian ditransfer ke komputer melalui ethernet. Kegiatan akan diteruskan pada tahun 2011 untuk memperoleh prototipe pesawat sinar-x fluoroscopy secara lengkap.
Pada tahun 2010, BATAN melakukan perekayasaan sistem pencitraan petikemas dua dimensi dengan teknik serapan sinar gamma, dengan hasil berupa : - Dokumen rancangan sistem pencitraan petikemas dengan serapan sinar gamma - Diperoleh bahan elektronik vital yang mendukung kegiatan ini yaitu Line Scan Camera tipe XH8808-6/320 dan sudah dicoba untuk dioperasikan dengan sumber radiasi 137 Cs sebesar 9.57 uCi. - Rancangan mekanik untuk segera direalisasikan bentuk fisiknya. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2011 dan diharapkan akan diperoleh prototipe pencitraan petikemas pada skala lab dengan teknik serapan sinar gamma.
Dummy 15x10x10 (cm) (Tempat obyek yang akan dipindai) Penangkap citra
5. Perekayasaan Sistem Pencitraan Petikemas dengan Teknik Serapan Sinar Gamma Verifikasi dan validasi isi petikemas merupakan persyaratan utama ekspor/impor barang antar negara. Verifikasi dan validasi ini dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Verifikasi dan validasi secara otomatis dilakukan dengan teknik sistem pencitraan. Salah satu sistem pencitraan yang dapat digunakan untuk memindai petikemas adalah dengan teknik transmisi sinar gamma. Sistem ini terdiri dari sumber sinar gamma 60Co dengan Intensitas 10 Curie, beberapa buah detektor NaITl, perangkat akuisisi ADC, perangkat aktuasi DAC, komputer pemroses data, dan plan tempat melakukan pemindaian.
32
Rancangan Konveyor
Frame Grabber di PC
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
reaktor, menentukan waktu yang tepat untuk memberikan cairan kimia anti gumpalan, serta memperkirakan kecepatan penggumpalan material proses di dalam reaktor. Dengan demikian diharapkan perhitungan secara ekonomis pada proses pengoprasian reaktor petrokimia dapat ditentukan lebih teliti, sehingga akan mengurangi ketergantungan peralatan dari luar. Interface ke Frame Grabber
Pada tahun 2010 telah diperoleh dokumen desain dasar prototipe perangkat sistem pencitraan material proses dalam reaktor petrokimia dengan teknik serapan sinar gamma. Kegiatan ini akan dilanjutkan hingga diharapkan pada tahun 2012 dapat diperoleh prototipe sistem pencitraan material proses di dalam reaktor petrokimia dengan ketelitian tinggi (100%) skala uji industri. Line Scan Camera XH8808-6/320
6. Perekayasaan Sistem Pencitraan Material dalam Reaktor Petrokimia dengan Teknik Serapan Sinar Gamma Dalam operasinya industri petrokimia yang mengolah bahan baku nafta dari minyak mentah menjadi Polyethylene dan kemudian menjadi biji plastik dapat mengalami kegagalannya proses disebabkan oleh penggumpalan material proses. Hal ini mengganggu kesinambungan proses, dan secara ekonomi sangat merugikan karena proses pabrik harus diberhentikan dalam waktu beberapa minggu. Biasanya untuk mendeteksi penggumpalan material proses di dalam reaktor, digunakan metoda pengukuran temperatur yang dikombinasi dengan tekanan, namun hasilnya kurang akurat. BATAN bekerjasama dengan perusahaan jasa perawatan di petrokimia Anyer melakukan rancang bangun dan perekayasan peralatan deteksi material proses di dalam reaktor petrokimia dengan teknik serapan gamma. Peralatan deteksi ini dapat menampilkan penggumpalan material proses di dalam
I. Pengembangan Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir Litbang peningkatan pendayagunaan reaktor RSG-GAS, dengan tujuan untuk mengikuti perkembangan penggunaan jenis elemen bakar reaktor riset di dunia yang cenderung menggunakan bahan bakar uranium pengayaan rendah dengan densitas tinggi, dilakukan evaluasi teras RSG-GAS berbahan bakar densitas (kerapatan) tinggi. 1. Peningkatan efektivitas RSG-GAS Berbahan Bakar Densitas Tinggi dan Penyusunan User Criteria Document (UCD) untuk Reaktor Riset Inovatif Pada tahun 2010 telah selesai dilakukan analisis peningkatan efektivitas RSG GAS berbahan bakar 4,8g U/cc dan diperoleh dokumen teknis yang berisi: t )BTJMBOBMJTJTLPOöHVSBTJUFSBT34(("4 4,8g U/cc menggunakan batang kendali pengaman, t )BTJMBOBMJTJTLPOöHVSBTJUFSBT34(("4 4,8g U/cc menggunakan kawat kadmium, dan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
33
t 1FSIJUVOHBOTVLVTVNCFS34(("4 berbahan bakar 4,8g U/cc. Pada tahun 2010, ini telah diperoleh dokumen User Criteria Document (UCD) reaktor riset inovatif yang merupakan dokumen awal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan untuk membuat reaktor nuklir. Dokumen ini berisi kebijakan yang diambil sebagai pijakan/ landasan untuk melangkah pada berbagai kebijakan yang perlu dilakukan secara sinergi, seperti kajian pemilihan teknologi reaktor yang akan dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan kebutuhan dari aspek teknis. Metode dilakukan secara sistematis dengan melakukan kajian mengenai definisi reaktor riset inovatif, kajian terhadap pembangunan reaktor riset terbaru yang baru beroperasi atau sedang dalam fase pembangunan, yang tergolong dalam tipe reaktor riset inovatif. UCD merupakan dokumen awal yang akan menjadi acuan bagi kajian dalam pembuatan konseptual desain. 2. Penyusunan Dokumen Pendukung User Requirement Document (URD) Reaktor PWR Kelas 1000 MWe URD merupakan salah satu dokumen yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah untuk mewujudkan pembangunan/pengoperasian reaktor PLTN pertama di Indonesia. Dokumen URD diperlukan oleh berbagai pihak, antara lain adalah : Pengguna dari segi keandalan, ekonomis dan teknologi yang mutakhir, Pemasok guna pemenuhan permintaan dan kemampuan bersaing serta badan pengawas dari segi keselamatan dan pemenuhan prosedur. BATAN telah memulai pembuatan dokumen URD. Untuk memperbarui dokumen yang telah dibuat mengingat bahwa terdapat feedback terhadap dokumen sebelumnya dan terjaganya kajian dukung dengan data teknologi PWR terbaru serta untuk menyempurnakan dokumen tersebut, dilakukan pembuatan updating dokumen pendukung URD
34
yang berisi kajian desain ”generic nuclear island” PWR kelas 1000 MWe. Pada tahun 2010 dilakukan evaluasi desain fisika teras, termohidrolika, sistem pendingin dan perhitungan suku sumber untuk perisai radiasi reaktor daya PWR kelas 1000We. Analisis neutronik termohidrolik teras dan sistem serta perisai radiasi reaktor PLTN dilakukan melalui pemodelan dan perhitungan menggunakan paket program yang ada. Telah diperoleh dokumen hasil evaluasi desain nuklir parameter neutronik teras reaktor, desain thermohidrolika teras reaktor dan perhitungan suku sumber perisai radiasi reaktor PWR. 3. Penyusunan Desain Konsep Teras Reaktor Daya Kogenerasi Berbasis RGTT /HTGR Perpres RI No.5 tahun 2006, menetapkan sasaran bauran energi primer optimal 2025 dengan memberi kesempatan kepada sumber energi baru dan terbarukan (biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin) untuk berkontribusi lebih dari 5%. Selain itu Undang-Undang RI No.17 dan 30 Tahun 2007 juga memuat tentang kebijakan opsi nuklir yang akan mulai dimanfaatkan di Indonesia. Kebijakan ini memberi peluang dan tantangan terhadap penerapan dan pengembangan reaktor nuklir di Indonesia. Kebutuhan energi nuklir paska pembangunan PLTN pertama akan mengarah kepada sistem pemasok energi nuklir serba guna dengan siklus kogenerasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Akan terbentuk Sistem Energi Nuklir (SEN), suatu sistem pemasok energi nuklir yang aman, ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, serta dapat memasok energi panas untuk kebutuhan pembangkitan listrik dan panas proses industri (meliputi produksi hidrogen, pencairan dan gasifikasi batubara, EOR dan desalinasi). BATAN mengembangkan SEN kogenerasi berpendingin gas yang berbasis pada Reaktor
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Gas Temperatur Tinggi (RGTT) atau High Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR). Hasil sebelumnya yang telah diperoleh berupa hasil studi kelayakan konsep desain sistem reaktor generasi lanjut dan teknologi pemanfaatannya di Indonesia, sedangkan target yang akan dicapai adalah tersedianya desain teras dan sistem konversi energi SEN kogenerasi berbasis RGTT pada tahun 2014. Litbang SEN kogenerasi dan teknologi pemanfaatannya dilakukan dengan pemodelan komputer dan eksperimen laboratorium seperlunya. Pada tahun 2010 telah diperoleh suatu diagram alir sistem RGTT200K dengan Energy Utilization Factor (EUF) yang lebih baik.Telah dilakukan evaluasi hasil simulasi untuk meningkatkan EUF, hingga diperoleh perbaikan Energy Utilization Factor (EUF) dari 63% menjadi 70%, dan diperoleh dokumen UFLOJTi%FTBJOLPOTFQUVBMBXBM3(55,w RGTT 200K sebagai reaktor kogenerasi akan mampu memenuhi keperluan pembangkitan listrik, serta dapat digunakan untuk keperluan instalasi produksi gas hidrogen maupun untuk desalinasi.
Diagram alir (flowsheet) RGTT200K dengan neraca energi
J. Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional Pendukung Program Energi Nuklir Nasional Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN I di Indonesia, sebagai LPNK yang bertanggungjawab terhadap pemanfaatan energi nuklir, BATAN telah mempersiapkan halhal teknis berupa Studi Kelayakan, khususnya
yang terkait dengan kelayakan tapak PLTN dan dokumen Site Evaluation Report (SER) untuk Ijin Tapak, penyusunan dokumen User Requirement Document (URD), dokumen Preliminary Safety Analysis Report (PSAR) untuk ijin Konstruksi, dokumen Bid Invitation Specification (BIS), Dokumen Rencana Komisioning (DRK) untuk ijin komisioning tahun 2015, dan Dokumen Rencana Operasi (DRO) untuk ijin Operasi tahun 2016/2017
Calon tapak baru Bangka Belitung
Pada tahun 2010 telah direalisasikan 3 dokumen, yaitu : 1. Dokumen Pengembangan Kebijakan Iptek Nuklir Nasional Bidang Energi dan Jaminan Mutu, yang terdiri dari : - Dokumen hasil studi ekonomi dan pendanaan infrastruktur energi (batu bara) dalam mendukung kebijakan nasional - Dokumen desain awal perangkat lunak berbasis pengetahuan sistem pakar untuk mendukung perencanaan pengembangan sistem pembangkit Jawa-Madura-Bali opsi nuklir - Dokumen hasil perhitungan biaya eksternalitas dari dampak kesehatan masyarakat dan fungsi ERF (Exposure Respone Function), yaitu hubungan antara konsentrasi polutan dan dampak pada reseptor - Buku statistik energi nuklir dan energi lainnya tahun 2010 2. Dokumen Penyiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang terdiri dari : - Dokumen data meteorologi, seismologi,
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
35
-
-
-
-
-
oceanografi dan lingkungan untuk calon tapak PLTN Dokumen pra survei tapak PLTN awal di Provinsi Bangka Belitung Dokumen konsep AMDAL dan pemutahiran site data report Ujung Lemah Abang dan Ujungwatu, Jepara Dokumen elektronik informasi dan database calon tapak PLTN Dokumen dan data base tapak-tapak kandidat terseleksi di Provinsi Banten, dalam skala near regional (1:50.000) Dokumen konsep kesiapsiagaan dan kedaruratan nuklir PLTN Dokumen pra studi kelayakan introduksi PLTN untuk ko-generasi di Kalimantan, desalinasi nuklir menggunakan teknologi baru LT-HT MED Dokumen data posisi koordinat teliti dan deformasi tanah di sekitar gunung Muria tahun 2010 Dokumen desain konseptual sistem PLTN PWR untuk perizinan
3. Dokumen Penyusunan Strategi Program Partisipasi Industri Nasional - Dokumen konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan alih teknologi rev.0 - Dokumen studi tanggung jawab sosial di sekitar calon PLTN Banten, khususnya daerah Pulau Panjang - Dokumen program pengembangan SDM PLTN dan konsep fasilitas pelatihan - Dokumen hasil evaluasi infrastruktur pembangunan PLTN penyelesaian fase 1 - Dokumen penyusunan konsep kriteria evaluasi dan seleksi pemasok lelang PLTN tahap 2 - Dokumen kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar calon tapak PLTN Muria. Ketiga dokumen tersebut di atas merupakan sebagian dokumen yang dipersyaratkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk persiapan pembangunan PLTN I di Indonesia.
36
Dokumen tersebut akan digunakan oleh pemangku kepentingan (ESDM, PLN, Investor). Dibandingkan dengan tahun 2009 adalah bahwa ketiga dokumen tersebut sama-sama dilakukan, hanya pada tahun 2010 sifatnya melanjutkan dan adanya calon tapak baru, yaitu di Banten dan Bangka Belitung.
K. Pengoperasian dan Pemanfaatan Reaktor Serba Guna Reaktor Nuklir Serba Guna G.A. Siwabessy (RSGGAS) merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh BATAN. RSG-GAS dikelola dan dioperasikan oleh Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG). Dalam rangka pelaksanaan litbangyasa bidang energi, BATAN melaksanakan pendayagunaan RSG-GAS, yang antara lain dipergunakan untuk : Peningkatan pelayanan iradiasi untuk memproduksi radioisotop dan radiofarmaka untuk kesehatan, litbang bahan industri nuklir, analisis aktivasi netron (AAN), serta diklat lainnya yang memanfaatkan reaktor, sehingga kegiatan harus terlaksana secara rutin dan berkesinambungan serta terjaminnya keandalan dan keselamatan. Pada tahun 2010 RSG-GAS telah dapat menyediakan waktu operasi selama 4002 jam (1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2010), dan telah melayani 564 target iradiasi.
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
L. Pengembangan Informatika Nuklir Sebagai salah satu upaya memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dalam mendukung pelaksanan litbangrap enisora, BATAN mengembangkan informatika nuklir, sehingga diharapkan pelaksanaan manajemen kelembagaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien dan mendorong peningkatan kinerja. BATAN melakukan pengembangan dan pengintegrasian beberapa software sistem informasi manajemen/ilmiah. Kegiatan ini diawali dengan pendataan dan analisis guna memetakan status pengelolaan berbagai dokumen kerja. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kondisi dan keinginan manajemen, dengan mengadopsi peraturan dan regulasi yang ada, untuk kemudian merumuskan alur tata kerja sesuai kaidah manajemen mutu, serta pembuatan software sesuai kebutuhan. 1. Pembuatan Software Sistem Informasi Pada tahun 2010, software sistem informasi (paket program komputer aplikasi) yang dihasilkan : a. Paket program komputer aplikasi untuk mengelola dokumen kerja dan tata kearsipan di BATAN b. Paket program komputer aplikasi pengelolaan Informasi Ilmiah yang terintegrasi guna mendukung pengelolaan dan layanan informasi ilmiah di BATAN. 2. Pembuatan Software Simulasi dan Komputasi Selain itu pada tahun 2010, BATAN telah mengembangan software simulasi dan komputasi untuk mendukung kegiatan litbang nuklir, yaitu : a. Perangkat lunak untuk analisis distribusi suhu pada keadaan tunak berdimensi dua dengan bentuk elemen segitiga
b.
c.
d.
e.
f.
axisymmetry yang dikembangkan sendiri dan telah digunakan oleh 4 satker Sistem Perangkat lunak desain teras reaktor untuk analisis neutronik dan termohidrolik Infrastruktur perangkat lunak menggunakan sistem operasi Linux yang saat ini sudah diujicobakan dan sudah beroperasi Aplikasi untuk analisis aktivasi neutron berbasis metode k0 dengan fasilitas pelaporan hasil analisis kuantitatif yang baik, serta diterapkannya perhitungan efisiensi detektor dan parameter reaktor ini sudah dibangun menggunakan bahasa pemrograman open source tetapi masih mencapai 95 % Perangkat lunak untuk analisis sensitivitas berbasis metode probabilitas dan telah dilakukan ujicoba perhitungan kritikalitas tanpa ketidakpastian data densitas atom serta penampang lintang mikroskopik Pengembangan program paralel efisien untuk perhitungan berbasis metode Monte Carlo.
Kegiatan lain yang telah dilakukan pada tahun 2010 dalam pengembangan informatika nuklir : a. Telah dilakukan revitalisasi bahan diseminasi informasi ilmiah iptek nuklir, yaitu: - pengenalan sistem informasi ilmiah iptek nuklir di 2 perguruan tinggi dan para peneliti dan pranata nuklir ahli di BATAN - pembuatan e-prosiding berbasis web - bertambahnya bahan pustaka baru berupa buku ilmiah sebanyak 150 judul - 20 paket dokumen ilmiah hasil litbang iptek nuklir dikemas secara elektronis (digitasi, clickable, dalam media CD) b. Tersedianya dokumen dan bahan pustaka tentang Standar Perpustakaan Khusus, tersusunnya hasil analisis kebutuhan untuk sertifikasi Perpustakaan BATAN
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
37
c. Telah dilakukan infrastruktur E-Government BATAN, yaitu: - Instalasi 51 unit perangkat jaringan komputer di BATAN, Yogyakarta - Interkoneksi dengan kabel fiber optik antara PTAPB dan STTN (BATAN, Yogyakarta) - Monitoring menggunakan MRTG, Nagios, Winbox dan SARG untuk 3 kawasan kerja d. Telah dilakukan kegiatan untuk mendukung implementasi Open Source System (OSS) di BATAN, yaitu : kegiatan remastering distro, pengelolaan server repositori, dan melakukan sosialisasi OSS berupa pelatihan atau workshop. e. Telah dilakukan revitalisasi website BATAN, yaitu : tersedianya aplikasi dasar Content Management System (CMS) multimedia berbasis OSS dan sosialiasi aplikasi OSS.
Aplikasi CMS berbasis OSS
M. Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi 1. Pengembangan Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) Di bidang pertanian, BATAN berkontribusi terhadap pengkayaan jumlah varietas nasional. Hal ini sangat penting karena diharapkan dengan meningkatnya jumlah varietas unggul akan meningkatkan produktivitas,
38
mempercepat waktu panen, tahan terhadap hama, dan keunggulan lainnya. Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 2 varietas unggul baru tanaman pangan, yaitu 1 varietas padi sawah dan 1 varietas kedelai. Dua varietas ini telah mendapat Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian sebagai varietas unggul dan menjadi benih pilihan bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Satu varietas sorgum juga telah diusulkan untuk mendapatkan SK Pelepasannya, namun tertunda, karena harus melengkapi beberapa data/persyaratan tambahan yang diperlukan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Kementerian Pertanian. Diharapkan SK pelepasan varietas sorgum dapat diperoleh pada tahun 2011. Uraian lebih rinci mengenai masing-masing varietas unggul baru yang diperoleh BATAN pada tahun 2010 sebagai berikut. 1.1. Varietas Padi Sawah Pandanputri. Varietas padi sawah Pandanputri sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 2366/Kpts/Sr.120/6/2010 tanggal 28 Juni 2010. Umur tanaman Varietas Pandanputri sekitar 127-130 hari di dataran tinggi; 115-120 hari di dataran rendah dengan bentuk gabah agak bulat, gemuk, dan tekstur nasi pulen. Hasil ratarata Varietas Pandanputri mencapai 6,5 ton GKG/ha dan potensi hasil 8,0 ton GKG/ ha, memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3 serta tidak tahan terhadap hama sundep/ beluk. Selain itu, varietas Pandanputri agak tahan hawar daun bakteri, tetapi rentan terhadap penyakit tungro. Varietas Pandanputri cocok ditanam pada lahan sawah dengan ketinggian 0-700 m dpl (seperti daerah Kabupaten Cianjur) dan tidak dianjurkan ditanam di daerah endemis wereng batang coklat. Varietas padi unggul Pandanputri sampai saat ini telah menjadi salah satu varietas
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
padi kebanggaan di daerah Cianjur, Jawa Barat dan mampu menghasilkan produksi padi dengan kualitas sama dengan induknya, yaitu Pandan Wangi dengan umur yang lebih genjah. Umur panen Pandan Wangi adalah antara 160 – 170 hari. Hal ini mendorong peningkatan produksi padi kualitas Pandanputri di Cianjur.
Wilayah adaptasi varietas Mutiara 1 pada lahan kering tegalan dan lahan sawah serta berproduksi tinggi di lahan optimal/ sawah. Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 telah dimanfaatkan berbagai kelompok tani, ATP dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
1.2. Varietas Kedelai Biji Besar Mutiara 1.
Demplot uji daya hasil multi lokasi, Galur padi Pandanputri Kerma BATAN dengan Pemda Kab. Cianjur Dinas Pertanian
Kedelai Mutiara 1
Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 merupakan varietas kedelai unggul yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 dan sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor : 2602/Kpts/ SR.120/7/2010 pada tanggal 22 Juli 2010. Asal usul varietas ini berasal dari varietas Muria. Keragaan varietas Mutiara 1 antara lain bentuk biji bulat lonjong, warna biji kuning, warna hilum biji hitam dan ukuran biji besar dengan bobot mencapai 23,2 g/100 butir, umumnya kedelai memiliki bobot 17-18g/100 butir. Hasil rata-rata varietas Mutiara 1 yang diperoleh mencapai 2,4 ton/ ha dan potensi hasil mencapai 4,1 ton/ ha. Secara budidaya, varietas Mutiara 1 tahan terhadap penyakit karat daun, penyakit bercak/hawar daun coklat dan agak rentan CMMV serta tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae).
Berbagai varietas tanaman pangan yang dihasilkan BATAN tidak hanya sebatas pelepasan varietas saja, secara faktual telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik kelompok tani, perguruan tinggi, lembaga litbang lainnya serta pihakpihak (stakeholder) terkait yang berkepentingan. Pada periode 2010-2014 BATAN menargetkan 19 varietas unggul tanaman pangan, yaitu 7 varietas padi, 4 varietas kedelai, 2 varietas kacang-kacangan, dan 6 varietas gandum/ sorgum. Dengan melihat perkembangan dan prospek varietas tanaman yang dihasilkan BATAN, khususnya varietas padi dan kedelai, sampai dengan tahun 2010 sudah terdapat sentrasentra produsen benih BATAN antara lain: 1. CV. Fiona Benih Mandiri (Subang) sebagai sentra benih padi Mira 1 dan Bestari, 2. Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra benih padi Mira 1, Diah Suci dan Kedelai Rajabasa, 3. PT. Wirakarya Sakti (Jambi) sebagai sentra benih Kedelai Rajabasa,
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
39
4. PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Mayang dan Yuwono, 5. CV. Padi Mas (Jepara) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Diah Suci dan Bestari, 6. PDP. Bireun (Aceh) sebagai sentra benih Padi Diah Suci. Pertambahan varietas padi dan kedelai baru yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 akan mendorong perkembangan sentra produksi padi dan kedelai di berbagai daerah yang sekaligus akan mendorong peningkatan produksi padi dan kedelai nasional dalam rangka menunjang peningkatan ketahanan pangan. Untuk kontribusi nasional benih padi yang telah diserahkan Kepala BATAN kepada Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian sebesar 10 ton sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Benih Padi Varietas Bestari dan Mira 1 Nomor: 01524/KS 0001/1/2011 Tanggal 24 Januari 2011. Sampai dengan tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 16 varietas unggul padi dan 6 varietas unggul kedelai, serta 1 varietas kacang hijau. Varietas unggul padi yang dimaksud diberi nama Atomita 1 s/d 4, Situgintung, Cilosari, Woyla, Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Mira-1, Bestari, dan Pandanputri. Varietas unggul kedelai diberi nama Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, dan Mutiara 1. Varietas kacang hijau yang telah dihasilkan diberi nama Camar. 2. Pengembangan Vaksin Ternak Ruminansia BATAN telah menghasilkan Bahan vaksin ternak ruminansia Fasciolosis yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak terhadap penyakit cacing hati. Sampai dengan tahun 2014 diharapkan BATAN menghasilkan 3 kandidat bahan vaksin ruminansia, yaitu : vaksin fasciolosis, mastitis, dan brucellosis. Vaksin lain yang telah dihasilkan BATAN sampai dengan tahun 2009 adalah Vaksin Koksivet Polivalen
40
Supra 95 yang merupakan hasil kerjasama antara BATAN dengan PUSVETMA Surabaya dan FKH IPB Bogor. 3. Pengembangan Suplemen Pakan Ternak Ruminansia Pemanfaatan teknik nuklir untuk mendapatkan formula pakan ternak dalam periode 2004 –2009 telah menghasilkan suplemen pakan yang telah diuji di beberapa daerah, yaitu medicated block dan Suplemen Pakan Multinutrien (SPM). Sedangkan SPM tanpa molases (SPMTM) baru diuji skala laboratorium dan uji lapangan di 8 lokasi yaitu Jawa Barat (2 kelompok), Bali (2 Kelompok), Yogyakarta (2 Kelompok) dan Jawa Tengah (2 Kelompok). Diperoleh hasil bahwa suplemen pakan tersebut dapat meningkatkan bobot badan, produksi susu dan perbaikan kondisi induk setelah melahirkan. Pada saat ini BATAN mengembangkan penelitian pakan ternak ruminansia dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut. - pemanfaatan pakan lokal agar mendapatkan formula pakan (suplemen pakan dan pakan komplit) maupun pakan ikan yang murah dan berkualitas serta ramah lingkungan, - uji pakan skala pilot dan lapangan, sehingga diperoleh pakan yang mampu memenuhi kebutuhan dan keseimbangan nutrisi yang dikonsumsi untuk produksi, sehingga gas metana dapat diturunkan dan produktivitas serta nilai tambah pendapatan meningkat, - pakan yang dihasilkan dapat didiseminasikan ke peternak. Pada tahun 2010, BATAN melaksanakan penelitian untuk mencari sumber pakan baru yang berasal dari hijauan, limbah pertanian, industri pertanian, serta hasil samping industri pangan. Penelitian dimaksudkan untuk mempelajari lebih lanjut silase jerami (padi, jagung dan sorgum) dengan T. diversifolia sebagai sumber protein yang diproteksi dengan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
tanin untuk pakan ternak ruminansia. Pengujian laboratorium secara in vivo dilaksanakan pada kombinasi jerami fermentasi dengan T. diversifolia serta hijauan bertanin untuk proteksi protein. Percobaan pada pada hewan untuk mengamati hasil fermentasi rumen, kecernakan pakan, dan pertambahan bobot badan. Dalam penelitian digunakan 32P sebagai perunut untuk pengukuran protein. Pada tahun 2010 juga dikembangkan pakan stimulan yang akan bermanfaat untuk pembenihan dan pembesaran ikan sehingga meningkatkan produksi ikan. Pemeliharaan ikan dengan cara monosex/jantanisasi ikan dengan pemberian hormon metil testosteron (MT) sangat menguntungkan. Konsentrasi hormon MT di evaluasi dan di analisis menggunakan perunut Iodium125 dengan metode Radio Immuno Assay (RIA). Pakan stimulan adalah pakan yang dibuat dari limbah perkebunan berupa sludge kelapa sawit, ampas kecap, bungkil kedelai, tepung ikan, menir, dedak, vitamin, hormon MT + pakan Bio-Mos. Hormon MT dibuat dari bahan dasar alami testis ternak berupa hasil samping/limbah peternakan. Dengan pemberian pakan stimulan ini diharapkan dapat meningkatkan bobot ikan lebih tinggi dibanding pakan komersial, dan dengan harga lebih murah. Saat ini sedang dilakukan uji lapangan, dan telah diperoleh data optimalisasi formula pakan ikan stimulan. 4. Pengembangan Paket Teknologi Pangan Radiasi Siap Saji
Pangan radiasi siap saji ”pepes’ (kiri) dan ”rendang” (kanan)
Teknologi pangan siap saji yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 adalah teknologi radiasi siap saji pada rendang dan pepes ikan yang telah diproses dan diajukan untuk mendapatkan Standar Nasional Indonesia. Saat ini BATAN bekerja sama dengan Badan Karantina-Kementerian Pertanian dan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) pada kegiatan iradiasi buah mangga dan manggis agar buah tahan lama, tidak cepat busuk, sehingga dapat diharapkan secara ekonomi akan meningkatkan kualitas pasar, serta bekerjasama dengan industri kecil dan menengah (PT Yun Yi , Bandeng Juwana, dan Marimas) serta dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam penelitian makanan steril untuk penderita HIV. 1FOFMJUJBOi5FLOPMPHJ,PNFSTJBMJTBTJ1BOHBO Olahan Siap Saji Iradiasi : Potensi, Peluang dan Tantangan” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010. Sampai dengan tahun 2009 BATAN telah memperoleh ijin dari Menkes mengenai jenis komoditas bahan pangan untuk diproses dengan iradiasi yaitu Permenkes No. 701/ Menkes/Per/VIII/2009, untuk pengawetan bahan pangan : buah dan sayuran segar; produk olahan sayur dan buah; Ikan, pangan laut, daging, dan produk olahannya; Serta makanan siap saji. 5. Pengembangan Proses Teknologi untuk Pembuatan Bank Jaringan Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang kesehatan berupa teknik radiasi pembuatan bank jaringan Bone Ocular Spherical Implant Radiation (BOSIR) dan Amnion steril radiasi. BOSIR yang dihasilkan oleh BATAN merupakan salah satu implan okular alternatif yang berpotensi besar
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
41
dalam menangani kasus kehilangan bola mata pada pasien. BOSIR dapat mengurangi ketergantungan bahan implan orbita dari impor, serta dapat menangani pasien lebih banyak karena harga yang terjangkau. Hasil Uji klinis BOSIR di RSM Cicendo Bandung, menunjukkan tingkat keberhasilan 70%.
6. Pengembangan Chitosan untuk Growth Promotor Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang industri berupa Chitosan dan teknologi pangan radiasi siap saji. Chitosan yang dikembangkan di BATAN adalah Oligo-chitosan yang berasal dari chitosan yang diiradiasi sinar gamma untuk proses degradasi menjadi Oligo-chitosan. Sebagai bahan baku chitosan digunakan limbah khitin dengan proses isolasi (deproteinasi dan demineralisasi). Kandungan zat aktif dalam Oligo-chitosan adalah : Giberin (GA3, GA5 dan GA7), auxin, indolacetic acid dan sitokinin (kinetin dan zentin). Oligo-chitosan digunakan sebagai bahan penginduksi pertumbuhan terutama tanaman hortikultura. Keunggulan chitosan antara lain mempercepat pertumbuhan, tahan terhadap bakteri dan jamur tertentu, meningkatkan hasil produksi, dan mempercepat pembibitan.
Bone Ocular Spherical Implant Radiation (BOSIR)
Jaringan amnion steril radiasi telah diaplikasikan terhadap 4 pasien osteosarkoma (kanker tulang) sebagai penutup jaringan yang rusak akibat radioterapi di RS Hasan Sadikin Bandung. Setelah 4 minggu luka pasien sembuh dan siap untuk transplantasi kulit. Sejumlah amnion juga telah disumbangkan pada korban bencana alam seperti Tsunami di Nangro Aceh Darussalam (NAD) dan gempa bumi di Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada tahun 2014, BATAN menargetkan 1 paket teknologi bank jaringan berupa pembuatan tulang sintetis.
7. Pengembangan Teknik Deteksi Dini Tipe Human Papiloma Virus (HPV) Penyebab Kanker Serviks secara Molekuler Berbasis Teknik Nuklir Kanker serviks disebabkan infeksi HPV (Human Papilloma Virus) masih menjadi masalah kesehatan wanita di Indonesia. Pencegahan kanker serviks dapat dilaksanakan apabila ditemukan pada stadium dini dengan kemungkinan dapat disembuhkan 100%. Diagnosis secara molekular dapat lebih cepat mendeteksi HPV sebelum pertumbuhan sel abnormal diketahui melalui pemeriksaan sitologi, sehingga dapat dijadikan indikasi awal timbulnya penyakit. BATAN mengembangkan teknik molekular berbasis nuklir. Teknik berbasis nuklir ini jauh lebih sensitif dibandingkan non nuklir. Selain itu, teknik ini dapat diaplikasikan pada banyak sampel dalam sekali deteksi, oleh karena itu teknik ini sangat efisien digunakan untuk studi epidemiologi.
Chitosan dari khitin radiasi (kiri) dan non radiasi (kanan)
42
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pada tahun 2010, BATAN mengembangkan teknik deteksi molekular Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Hibridisasi Dot Blot dengan pelacak DNA berlabel isotop 32P dan non isotop. Sampel yang digunakan adalah sampel dari specimen klinik berupa usapan Papanicolaou (papsmear) dari pasien normal (dengan keluhan dan tanpa keluhan). Teknik tersebut merupakan teknik yang sensitif dan spesifik untuk deteksi dini kemungkinan terjadinya kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi tipe HPV tertentu. Selain itu telah dilakukan pula penelitian pemanfaatan senyawa/isolate octadecatriynoic acid sebagai antikanker yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut aktif menghambat pertumbuhan sel kanker serviks (HeLa) dengan IC50 (Inhibition Concentration 50%) 0.66 ìg/ml. Telah dilakukan uji penandaan senyawa menggunakan isotop 131I, uji biodistribusi dalam hewan coba untuk mempelajari kelakuan senyawa dalam tubuh, serta uji toksisitas subkronik senyawa octadecatriynoic acid dalam tikus. Hasil pengembangan teknik ini akan diaplikasikan pada sampel klinis dari beberapa Rumah Sakit di Jakarta. 8. Pengembangan Tracer untuk bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pada tahun 2010 telah dihasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) berupa : t EBUBJTPUPQBMBNEBOHBTVOUVL menentukan asal usul fluida dan suhu reservoir lapangan panasbumi Ulubelu Lampung dan Tangkuban Perahu, t EBUBJTPUPQBMBN210Pb exess yang terdapat di dalam tanah yang dimanfaatkan untuk pemetaan erosi daerah tangkapan air (catchment), dan t database 13C pada kayu jati di beberapa daerah di Pulau Jawa.
N. Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka 1. Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi produksi radioisotop 125I seed brakiterapi skala laboratorium. 125I seed adalah mikro kapsul yang diisi dengan bahan radioaktif 125 I seed yang dilapiskan pada batang perak lalu ditutup dengan cara pengelasan laser. Radioisotop 125I seed telah lolos uji kebocoran dengan metode gelembung sesuai ISO 978:1992 dan uji kontaminasi dengan metode usap basah sesuai ISO 9978:1992. Seed ini termasuk dalam klasifikasi produk brakiterapi C-53211 yang mempunyai isodosis simetris. Produk sumber radioisotop tertutup 125I seed dimanfaatkan untuk terapi kanker prostat dan kanker payudara dengan metode brakiterapi laju dosis rendah. Pada tahun 2010 telah berhasil dibuat 30 125 I seed dengan kisaran aktivitas 0,97-5,8 mCi/ seed dan sudah diperkenalkan ke beberapa rumah sakit antara lain RS. Hasan SadikinBandung, RS. YARSIS-Surakarta, dan RS. Soetomo-Surabaya, dan juga diperkenalkan kepada masyarakat melalui Talk Show di TVRI.
Brakiterapi
125
I seed
BATAN beserta pihak ketiga sedang menyiapkan pengajuan sertifikasi termasuk uji klinis 125I seed sebagai alat kesehatan ke Kementerian Kesehatan. Diharapkan teknologi produksi 125I seed dapat segera
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
43
diimplementasikan oleh mitra industri untuk diproduksi secara masal dan didistribusikan di Indonesia, sehingga kebergantungan pada 125 I seed impor bisa dikurangi. Pada periode 2010-2014 BATAN menargetkan 4 paket teknologi radioisotop, yaitu : 125I seed Brachyterapy tesertifikasi, larutan injeksi Brachyterapy 125I-PNIPA, Nucleotida bertanda (Y32P)-ATP tersertifikasi, dan Nanodevice Brachyterapy 198Au0-PAMAM. 2. Pengembangan Teknologi Produksi Radiofarmaka Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi radiofarmaka 177Lu-DOTA-trastuzumab skala laboratorium sebagai targetted radiotherapy untuk kanker payudara, yang meliputi uji praklinis pada tikus dan protokol kendali kualitasnya setelah menyelesaikan tahap sintesis dan preparasi senyawa targeted terapi yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Persiapan uji klinis 177Lu-DOTAtrastuzumab pada penderita kanker payudara untuk mendapatkan ijin komite medik telah dilakukan melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin. 177Lu sebagai salah satu lantanida radioaktif memancarkan partikel beta dengan waktu paruh 6,71 hari yang dianggap ideal untuk tujuan terapi. Sementara itu monoklonal antibodi Trastuzumab mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam suatu target
Hasil Pencitraan Tikus pada 3 Jam Paska Injeksi 177Lu-DOTATrastuzumab
yang spesifik. Dengan adanya pengembangan teknologi produksi radiofarmaka untuk menggabungkan kedua kemampuan tersebut melalui suatu bifunctional chelator, maka diharapkan terbentuk radiofarmaka 177LuDOTA-Trastuzumab sebagai radiofarmaka yang potensial untuk terapi kanker payudara. Pada tahun 2010-2014, BATAN menargetkan 5 paket teknologi radiofarmaka untuk diagnosa dan terapi kanker, yaitu radiofarmaka PET 18 FLT, radiofarmaka SPECT Tc-HYNIC-Folat, MRI Contrast Agent Gd-DTPA-Folat, radiofarmaka 177 Lu-DOTA Trastuzumab dan Nimotuzumab, serta generator radionuklida terapi 90Sr/90Y.
153
Sm-EDTMP
Generator 99 Mo/ 99m Tc
Kit Radiofarmaka
Kit IRMA 125 I-CA-125
Mikro Kapsul Lodium - 125 Micro Capsule
Hasil Pencitraan Tikus pada 144 Jam Paska Injeksi 177Lu-DOTATrastuzumab Renoscan Kit
44
Kit RIA - IRMA
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
O. Diseminasi Hasil Litbang Iptek Nuklir Dalam upaya pemanfaatan hasil litbangyasa iptek nuklir, BATAN melakukan kegiatan melalui : 1. Promosi Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir Dalam mendiseminasikan hasil-hasil litbangnya, BATAN telah melakukan promosi dengan berpartisipasi dalam pameran baik di tingkat daerah/lokal ataupun nasional, diantaranya “Education and Training Expo 2010”, Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan di Jakarta, Sosialisasi PLTN di UNAS, Seminar Nasional Pengembangan Energi di Serang, Pameran Pendidikan di Bekasi, Pameran Teknologi Tepat Guna di Tangsel, Pameran Hakteknas 2010 di Gd BPPT, Pameran Nano Teknologi Hakteknas 2010, Pameran Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional di Yogyakarta, Pameran Tingkat Daerah yaitu Jambore Teknologi 2010 di Semarang, Pameran dalam rangka HUT BATAN di Gd DRN Serpong, Pameran i-create FTUI di Depok, Pameran Gebyar Semangat Pemuda Jepara 2010, Pameran Teknologi Energi 2010 di ITB, Pameran Forum Inovasi di Hotel Santika Serpong, Pameran Energi di ESDM, Pameran Produk Unggulan Pertanian Jepara 2010. Selain kegiatan Pameran PDIN juga telah menerima kunjungan ke Gedung Perasten maupun fasilitas nuklir Serpong, mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi komunikator nuklir, kegiatan Survey Potensi Pasar di Boyolali, serta melakukan pemutakhiran data di Jepara.
2. Evaluasi Tingkat Penerimaan Masyarakat di Pulau Jawa-Madura-Bali terhadap hasil Litbangyasa Iptek Nuklir Pemanfaatan energi nuklir untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menjadi isu cukup hangat dan mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat yang pro maupun yang kontra. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di bidang energi melalui jajak pendapat dan sosialisasi. Pengukuran terhadap hasil sosialisasi menggunakan metoda yang sesuai, sehingga diperoleh gambaran kondisi tingkat pemahaman atau penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di wilayah tertentu. Jajak pendapat dilaksanakan oleh PT. Tridacom sebagai pihak ketiga guna menjaga independensi hasil, dilaksanakan di 22 kota yang diambil secara sampling dari wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dengan jumlah responden 3000 orang, yang merepresentasikan kalangan masyarakat terpelajar, yaitu : pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, dosen, pengurus LSM, pengurus Ormas, aparat pemerintah, pengurus parpol, dan anggota DPRD. Metodologi pengambilan sampel menggunakan multy stage random sampling dengan teknik home visit di area survei menggunakan kuesioner. Hasil jajak pendapat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kebijakan pemerintah. Jajak Pendapat ini dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu:
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
45
a. Kegiatan jajak pendapat I dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010 dengan hasil 57,6% responden menerima PLTN, 24,6% responden menolak, dan 17,8% responden tidak tahu. b. Kegiatan jajak pendapat II dilakukan pada bulan Oktober - Nopember 2010 setelah BATAN melakukan sosialisasi PLTN melalui media cetak, elektronik, dan web. Hasil yang diperoleh 59,70% responden menerima, 25,5% responden menolak, dan 14,8% responden tidak tahu. Rincian dari hasil jajak pendapat yang dilakukan adalah sebagai berikut : t 4FCBOZBLNBTZBSBLBUVNVNEBO kelompok menerima, 25.5% menolak, dan 14.8% lainnya menjawab tidak tahu tentang keberadaan PLTN untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di masa yang akan datang. t ,BUBHPSJSFTQPOEFOZBOHCBOZBLTFUVKV dengan pembangunan PLTN adalah Pelajar/Mahasiswa 77.4%, Aparat Pemerintah 74.6%, DPRD 72.8%, Parpol 72.8% dan Dosen 72.8%. Paling sedikit setuju dengan pembangunan PLTN berasal dari Masyarakat Umum 54.3%. t 8JMBZBIZBOHQBMJOHCBOZBLNFOEVLVOH adalah Jawa Timur (Surabaya, Malang dan Sumenep) 69.1% dan Denpasar 67.1%. t "MBTBONFSFLBNFOFSJNBLFCFSBEBBO PLTN sebagian besar adalah untuk kestabilan pasokan energi 54.4% dan kontribusi pada Iptek 28.0%. t "MBTBONFSFLBNFOPMBLLFCFSBEBBO PLTN sebagian besar adalah khawatir terjadi kecelakaan/kebocoran reaktor nuklir 71.3% dan khawatir digunakan untuk senjata nuklir 46.2%. Hasil jajak pendapat ini untuk mendapat gambaran mengenai penerimaan masyarakat (public acceptance) terhadap rencana pembangunan PLTN khususnya masyarakat Jamali. Jajak pendapat yang serupa akan dilanjutkan pada tahun 2011 dengan jumlah responden mencapai 5000 orang dari seluruh Indonesia
46
Jajak Pendapat
3. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir Hasil litbangyasa BATAN di bidang pertanian dan peternakan telah diaplikasikan di daerah sejak tahun 1999 yang dikenal dengan program Iptekda, melalui kerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi maupun Pemerintah Daerah, sampai sekarang program atau kegiatan iptekda telah dimanfaatkan atau diaplikasikan di 23 provinsi. Pada tahun 2010 kerjasama dalam pemanfaatan hasil litbang BATAN dituangkan dalam Surat Perjanjian Pengaturan Kerjasama (SPPK) dengan 5 mitra daerah (Jambi, Banten, Brebes, Surakarta dan Bali). Berikut ini adalah uraian bentuk kerjasama BATAN dengan 5 mitra di daerah. a. Jambi Penangkaran benih padi Varitas Mira-1 dan Bestari dengan BS diperoleh dari Batan dilakukan 2 tahap yaitu : - Tahap 1 Breeder Seed (BS) menjadi Foundation Seed (FS) di Desa Sri Agung, Kec. Tungkal Ulu, Kab. Tanjung Jabung Barat telah panen tanggal 30 Juli 2010. - Tahap 2 Foundation Seed (FS) menjadi Stock Seed (SS) varietas Mira di Desa Sri Agung, Kec. Tungkal Ulu, Kab. Tanjung Jabung Barat, Pelaksana Kelompok tani Karya Baru Penyebaran benih padi varietas Mira-1 dengan luas total 80 Ha dilaksanakan di Desa Sri Agung, Kec. Tungkal Ulu, Kab. Tanjung Jabung Barat, pelaksana Kelompok Tani Panca Usaha Tani seluas 40 Ha dan telah panen dengan hasil 6 ton/Ha dan Desa Cilodang,
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kec. Pelepat, Kab. Bungo, Pelaksana Kelompok Tani Tunas Harapan seluas 40 Ha, telah panen dengan hasil 6,75 ton/Ha.
Padi Varietas Bestari
Penangkaran benih padi Mira 1 di Banten
Padi Varietas Mira 1
b. Banten Penangkaran Diah Suci dilaksanakan untuk varietas unggul hasil litbang BATAN, bekerjasama dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih setempat telah panen pada bulan Juli 2010, dengan hasil mencapai 9 Ton/ Ha GKP. Penangkaran Mira-1 telah panen pada bulan Juli 2010 dengan hasil mencapai 6 Ton/ Ha GKP. Kegiatan lainnya adalah demfarm padi varietas Mira-1 seluas 1 Ha dan demfarm Kedelai (varietas Rajabasa) seluas 1 Ha. Penyebaran varietas Mira I di daerah Lebak seluas 100 Ha. Peternakan/Perikanan yaitu pengenalan hormon testosteron serta pakan ikan air tawar untuk jantanisasi ikan telah dilaksanakan di Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.
c. Brebes Kegiatan penangkaran BS menjadi FS varietas Mira-1 dan Bestari di tanah Pesantren Al Hikmah 2 - Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes bekerja sama dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Brebes. Pelaksanaan Demfarm dilakukan terhadap kedelai varietas Rajabasa seluas 1 ha di Pesantren Al Hikmah 2 yang terletak di desa Benda, Kecamatan Sirampok, Kabupaten Brebes dan di Tegal
Demfarm Kacang Kedelai Rajabasa pada bulan Juli 2010
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
47
Program Penyebaran varietas Mira I padi hasil litbang BATAN dilakukan di 3 (tiga) Kabupaten/ Kota Brebes, Tegal dan Cilacap dengan total luasan 40 Ha.
Demfarm padi Mira 1
Sapi di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 yang diberi pakan SPM
Kegiatan bidang peternakan berupa pengenalan teknologi Suplemen Pakan Multinutrien (SPM) untuk penggemukan sapi dan bidang perikanan adalah berupa pengenalan hormon Testosteron (MT) pakan ikan air tawar untuk Jantanisasi. d. Surakarta Penangkaran padi tahap I terdiri 2 varietas yaitu varietas Mira I seluas 3500 m2 (5 kg benih) dan Bestari seluas 1500 m2 (3 kg benih), tanam dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2010 lokasi di Balai Benih Padi Bijotomo, Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Demfarm padi varietas Mira I seluas 1 ha, lokasi di Watusambang, Plumbon Tawangmangu, kabupaten Karanganyar sebagai pelaksana yaitu Balai Benih Padi (BBP) kabupaten Karanganyar, kegiatan tanam dilakukan pada tanggal 26 Juni 2010.
Penangkaran padi Bestari
48
e. Bali Penangkaran benih varietas Mira-1 dan Bestari hasil diseminasi Litbang BATAN dilaksanakan di Balai Penelitian Pertanian (BPP) Bongan, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan dengan luas penangkaran masingmasing varietas 0,25 Hektar dan padi varietas Bestari seluas 0,25 Ha. Kegiatan dilaksanakan oleh Kelompok Tani Munas Mekar. Hasil panen untuk Mira-1 1250 kg dan Bestari 1000 kg. Demfarm varietas Mira-1 dan Bestari masingmasing seluas 1 Ha dilaksanakan oleh kelompok tani Sb. Jangga, Sb Pupuan Luwuh dan Sb Gubug di Kabupaten Tabanan, Bali. Penyebaran varietas Mira-1 seluas 80 Ha ditanam di 4 (empat) lokasi yaitu Ds. Seronggo Kec. Kerambitan, Ds. Gubug Kec. Tabanan, Ds. Kaba – Kaba Kec. Kediri dan Ds. Petiga Kec. Marga Kabupaten Tabanan. 4. Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Lokasi Calon Tapak Masyarakat di sekitar calon tapak diharapkan mampu menjadi masyarakat yang mandiri, untuk itu perlu diberikan pembekalan melalui Pelatihan Peternakan dan Pertanian di Desa Pandem, Kec. Kembang dan di Perusda Bidang Agribisnis Kampung Teknologi Ds Suwawal Timur, Kec. Pakis Aji, Kab Jepara. Selain itu juga telah dilaksanakan Pelatihan edukasi bagi guru SMA IPA Kabupaten Bangka Barat, Safari Nuklir Ramadhan 1431 H bagi siswa SMA seJabodetabek, guru MGMP Jakarta Selatan, dan anggota BEM se Kotamadya Bogor, serta
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
Workshop dan Seminar Nasional di FMIPA UGM. Telah dilaksanakan pula kegiatan Bakti Sosial di Kec. Pakis Adhi Kab. Jepara dalam bentuk bakti kesehatan, lomba kreativitas antar Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan pemberian bantuan sosial bagi peternak kampung teknologi. Bakti Sosial juga dilakukan di Yogyakarta untuk mengurangi beban korban Gunung Merapi. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui Gelar Teknologi dalam bentuk Seminar Iptek Nuklir bagi Guru SMP dan SMA se Kota Tangerang, Seminar Iptek bagi Alumni Teknik Nuklir di Gd. DRN Serpong.
Pelatihan Edukasi iptek nuklir bagi Guru di Tangerang Selatan
Introduksi di Bangka
5. Sosialisasi Iptek Nuklir Melalui Media Elektronik Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang iptek nuklir salah satunya dilakukan sosialisasi melalui media elektronik baik radio maupun televisi. Berikut ini adalah kegiatan sosialisasi yang terealisasi:
a. Dialog Interaktif di TV ONE pada tanggal 9 April 2010 b. Dialog interaktif “Nuclear Talks on Radio” di RRI Pro 4 FM tanggal 9 dan 13 April, 11 Mei, 15 juni, 13 Juli, 27 Juli, 10 Agustus, 31 Agustus, 21 September, 28 September, 12 Oktober dan 19 Oktober 2010 c. Siaran Radio di Serang (Banten) pada tanggal 16 April 2010 d. Ceramah Iptek di Universitas Bangka Belitung tanggal 19 April 2010 e. Produksi Iklan Layanan Masyarakat VOUVLUFMFWJTJEFOHBOUFNBi*OEPOFTJB4JBQ Membangun & Mengoperasikan PLTN” dan ditayangkan pada stasiun TVRI Jawa Tengah pada Minggu IV September 2010 f. Penayangan filler televisi lokal pada minggu I dan II bulan September 2010 di Stasiun TV lokal Jawa Tengah g. Ceramah Iptek Nuklir bagi anggota HMI Pangkal Pinang 9 Juni 2010 h. Ceramah Iptek Nuklir bagi karyawan BATAN Pasar Jumat Jakarta dan Yogyakarta 17 – 18 Juni 2010, Bandung dan Serpong tanggal 6 dan 8 Juli 2010 i. Workshop Iptek Nuklir bagi guru SMA IPA kota Semarang, Yogyakarta, dan Kabupaten Jepara di Jakarta pada tanggal 29 Juni – 2 Juli 2010 j. Kajian Pemberitaan Media pada Bulan Juli 2010 k. Siaran radio di Radio Idola Jepara pada tanggal 3 Agustus dan 28 Oktober 2010 dengan tema memasyarakatkan nuklir di kalangan pemuda l. Siaran radio di RRI dalam rangka HUT BATAN ke 52 pada tanggal 6 Desember 2010 Siaran radio di Radio Serang 89,8 FM pada tanggal 15 Desember 2010 dengan tema i1FNBOGBBUBO)BTJM-JUCBOHZBTBEJXJMBZBI Banten” m. Siaran televisi di stasiun TVRI nasional pada tanggal 3 Desember Produksi iklan layanan masyarakat radio di RRI Pro 4 FM Jakarta n. Diskusi Media Campaign tanggal 13 Desember 2010 di Hotel Bidakara.
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
49
6. Sosialisasi Iptek Nuklir Melalui Media Cetak Sosialisasi iptek nuklir tidak hanya dilakukan melalui media elektronik tetapi juga melalui media cetak dalam bentuk advertorial, buletin maupun majalah. Diantara kegiatan sosialisasi media cetak yang telal terealisasi adalah : a. Forum Komunikasi Media di harian Sindo dan Harian Republika C "EWFSUPSJBMEFOHBOKVEVMi.FOHBQB1FSMV 1-5/ wQBEBCVLVi4VNCBOHBO1FNJLJSBO Alumni ITB untuk Bangsa” c. Advertorial dengan judul Keselamatan PLTN pada Harian Seputar Indonesia tanggal 19 Juni 2010 d. Menerbitkan Buletin BATAN edisi 01 Juni 2010 e. Menerbitkan Majalah NuTech Edisi 01 /2010 f. Bahan publikasi berupa leaflet, atomos, booklet, dan CD Infonuklir g. Advertorial di harian Republika dan Kompas
P. Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir Dengan melihat perkembangan dan prospek hasil litbang iptek nuklir pada tahun 2010, BATAN menargetkan akan memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan produk litbangyasa iptek nuklir bidang pertanian, kesehatan, energi, dan SDAL sebanyak 3 mitra, dengan realisasi yang dicapai sebanyak 3 mitra komersial yang menjadi sentra produsen benih hasil litbang BATAN, yaitu: 1. Koperasi Satria Jaya (Blitar) sentra produksi benih padi Mira 1, Diah Suci dan Kedalai Rajabasa, kapasitas produksi 200 ton/tahun jenis ES, dengan daerah sebaran Jawa Timur bagian selatan dan Jawa Tengah bagian timur 2. PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sentra produksi benih Padi Mira 1, Mayang dan Yuwono, kapasitas produksi 100 ton/tahun jenis SS, dengan daerah sebaran Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan 3. P4S Kuntum Mataram (NTB) sentra produksi
50
benih padi Bestari dan benih kedelai Mutiara 1, kapasitas produksi 5 ton/tahun jenis FS, dengan daerah sebaran Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pada tahun 2010, BATAN telah mengkomersialkan produk litbang bidang pangan, yaitu : Padi unggul varietas Bestari yang dilepas oleh Kementrian Petanian sejak tahun 2008 dan mulai tahun 2010 dikomersilkan oleh PT. Andall Hasa Prima Lampung dan Koperasi Satria Jaya Blitar, sedangkan Kedelai biji besar varietas Mutiara 1 dikomersialkan oleh P4S Kuntum Mataram (NTB). Pada tahun 2010, 3% (± 900 ton) benih program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dari pemerintah yang dikoordinir oleh Kementerian Pertanian berasal dari benih padi unggul hasil litbang BATAN, yaitu varietas Mira-1 dan Bestari.
Q. Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir BATAN adalah satu-satu lembaga pemerintah Non Kementerian yang menyelenggarakan pendidikan keahlian di bidang teknologi nuklir diploma IV, yang dinamakan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) dan berlokasi di Yogyakarta.
Pada tanggal 29 september 2010, STTN melaksanakan Wisuda Sarjana Sains Terapan bagi 114 Wisudawan, terdiri atas : - 36 Sarjana Tekno Kimia Nuklir - 32 Sarjana Elektromekanika
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
- 46 Sarjana Elektronika Instrumentasi Dari 70 lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)-BATAN tahun 2009 yang diterima bekerja sebanyak 67 orang.
R. Pelaksanaan Standardisasi Iptek Nuklir Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 15 Dokumen standardisasi yang berkaitan dengan ketenaganukliran yaitu: 1. Tiga Naskah Standar dengan judul B i1SBLUJL%PTJNFUSJ1BEB'BTJMJUBT*SBEJBTJ Berkas Elektron dan Sinar X (Bremstrahlung) untuk Pemrosesan Pangan” C 6KJ5BL3VTBLi1FEPNBO6OUVL4JMBCVT Pelatihan Uji Tak Rusak” D i1FNCBOHLJU-JTUSJL5FOBHB/VLMJSo Instrumentasi yang Penting untuk Keselamatan – Detektor Radiasi – ,BSBLUFSJTBTJEBO.FUPEF6KJi 2. Dua Dokumen Pembinaan dengan judul : a. Laporan Pembinaan, Penyusunan dan Penerapan Sistem Manajemen Mutu Nuklir di Lingkungan BATAN C %SBGU%PLVNFO5FLOJTi1FEPNBO Keselamatan untuk Sistem Manajemen Pada Jasa Teknis Keselamatan Radiasi”
Penyerahan sertifikat Lab. PTNBR
dan Pedoman Keselamatan untuk Sistem Manajemen Instalasi Nuklir” 3. Satu Dokumen Audit : Laporan Hasil Audit Jaminan Mutu Nuklir 4. Satu Dokumen Pemantauan Sistem Manajemen : Laporan Pemantauan Manajemen Mutu Terpadu di Lingkungan BATAN 5. Satu Dokumen Pedoman Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) : Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Manajemen K3 6. Satu Dokumen Program Jaminan Mutu BATAN : Draft Program Jaminan Mutu BATAN 7. Tiga Dokumen RSNI 3 : a. Uji Tak Rusak : Standar Praktik Untuk Penggunaan Sistem Dosimetri Termoluminesen (TLD) Pada Pemrosesan dengan Radiasi b. Uji Tak Rusak : Istilah Umum dan Definisi (SNI ISO/TS 18173 : 2010) c. Uji Tak Rusak : Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Instrumentasi dan Kendali untuk Sistem yang Penting untuk Keselamatan – Persyaratan Umum untuk Sistem. 8. Satu Dokumen RSB : ”Pedoman Tentang Persyaratan Sistem Manajemen Keamanan” 9. Satu Dokumen Hasil Audit Sertifikasi SMM Unit Kerja : Laporan sertifikasi iptek nuklir, mencakup sertifikasi SMM pada 7 unit kerja di lingkungan BATAN, yaitu : BP, PTAPB, BU, PPGN, Inspektorat, PKTN dan PRSG 10. Satu Dokumen Hasil Audit Akreditasi Laboratorium : Laporan akreditasi iptek nuklir, mencakup akreditasi untuk laboratorium uji senyawa bertanda dan laboratorium uji radioisotop dan radiofarmaka.
Sertifikat Akreditasi LAB. PRR
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
51
S. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negera Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), BATAN menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Diklat ditujukan untuk menghasilkan SDM yang bermutu dan tepat guna, berorientasi pada ketersediaan sumber daya, serta tuntutan kehandalan/ kesempurnaan tingkat pengetahuan dan ketrampilan dalam penguasaan iptek nuklir. Diklat diselenggarakan baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, BATAN juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam negeri bagi masyarakat umum dan akademis, mendukung upaya pemanfaatan dan penyebarluasan iptek nuklir.
t PSBOHQFHBXBJUFMBINFOHJLVUJQFMBUJIBO “soft competence”. - 21 pejabat eselon II/III/IV, telah mengikuti pelatihan pimpinan - 59 pegawai baru, telah mengikuti pelatihan Prajabatan bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS) - 30 pegawai telah mengikuti pelatihan manajemen “effective leadership” t PSBOH NBTZBSBLBUVNVN UFMBI mengikuti pelatihan iptek nuklir - 257 orang telah mengikuti pelatihan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) - 44 orang telah mengikuti pelatihan Ahli Radiografi (AR) - 113 orang telah mengikuti pelatihan Operator Radiografi (OR).
T. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan, Sarana dan Prasarana
Reformasi Keuangan Negara yang tertuang dalam UU dibidang keuangan negara, yaitu : UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara, yang merupakan pedoman untuk mengelola keuangan negara sesuai dengan prinsip-prinsip Good Governance, Pelatihan Proteksi Radiasi yaitu transparansi dan akuntabilitas yang diwujudkan melalui akuntansi dan laporan Pada tahun 2010 telah diperoleh : keuangan yang handal dan sesuai dengan t PSBOHQFHBXBJEJUFSJNBNFOHJLVUJ peraturan yang berlaku. pendidikan program S2/S3 Bentuk pertanggungjawaban adalah dalam t PSBOHQFHBXBJUFMBIMVMVTQSPHSBN44 t PSBOHQFHBXBJUFMBINFOHJLVUJQFMBUJIBO bentuk Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga (LKKL). Laporan Keuangan BATAN teknis berbasis kompetensi. disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN).
Pelatihan Radiografi
52
Pada tahun 2010, BPK – RI memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan keuangan BATAN tahun 2009, hal ini menunjukkan bahwa pengelola keuangan di BATAN sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sebagaimana diamanatkan
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
dalam peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 dan PMK No. 171/PMK 05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Untuk mempertahankan WTP tersebut BATAN sejak tahun 2010 melakukan pembinaan secara menyeluruh terhadap unit kerja di lingkungan BATAN dan dijadikan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh Inspektorat maupun Tim Monitoring.
Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, BATAN telah melaksanakan penguatan akuntabilitas kinerja, melalui serangkaian pembinaan dan penerapan sistem AKIP di lingkungan BATAN meliputi perencanaan kinerja, monitoring, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja untuk perbaikan maupun penyempurnaan menuju pemerintahan yang baik (Good Governance).
U. Lain-lain
2. Paten
1. Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi merupakan nilai yang harus dimiliki oleh BATAN beserta individuindividunya dalam rangka mencapai citacitanya untuk kesejahteran masyarakat dan peradaban bangsa, sesuai dengan visi dan misi BATAN 2010-2014. Karena Reformasi Birokrasi pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan yang menyangkut berbagai aspek, antara lain organisasi, SDM, sistem dan manajemen proses, serta fokus pada pencapaian hasil yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sehingga upaya pembaharuan dan perubahan tersebut harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah di bidang pendayagunaan aparatur. Sejak tahun 2009 BATAN telah membentuk Tim Reformasi Birokrasi untuk menyusun dokumen-dokumen yang dibutuhkan, dan pada tahun 2010 telah melakukan evaluasi kinerja BATAN untuk mengetahui kondisi saat ini, yang selanjutnya dijadikan modal dasar dalam menyusun Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN.
Sampai dengan saat ini jumlah usulan Paten BATAN berjumlah 91 judul, dengan rincian sebagai berikut : - Data status usulan Paten dalam proses (67 judul) - Data dan status Paten dalam proses oleh KNRT (5 judul) - Paten Granted (16 judul) - Paten ditarik kembali (3 judul) Terlampir data dan status Paten BATAN pada Ditjen HKI (dalam proses) tahun 2010 (terlampir). 3. Karya Inovasi Hasil karya SDM BATAN dalam pelaksanaan litbang iptek nuklir telah beberapa kali mendapat penghargaan, diantaranya melalui forum penghargaan karya inovasi – Business Innovation Center (BIC). Pada tahun 2010, 9 karya inovasi BATAN lolos seleksi dan tercatat dalam i*OPWBTJ*OEPOFTJBw4FSBUVTEVBLBSZB inovasi tersebut merupakan karya yang terpilih, hasil seleksi terhadap 239 proposal yang masuk, yaitu :
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
53
Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2010 KARYA INOVASI
54
INOVATOR
Fokus Agenda Riset Nasional (ARN) Ketahanan Pangan
1
Komersialisasi Pangan Olahan Siap Saji Iradiasi : Potensi, Peluang dan Tantangan
Dr. Ir. Zubaidah Irawati, Cecep muhamad Nurcahya, S.Si., Indra Mustika Pratama, A.Md. (PATIR)
2
Penjantanan Ikan dengan Hormon Metil Testosteron (MT)
Dra. Adria Priliyanti Murni, Dra. Jenny Mu, Fitri Desfandiari, M.Si., Drs. Soeratno. (PATIR)
Ketahanan Pangan
3
Teknologi Radiotracer untuk Panas Bumi dan EOR
Zainal Abidin, Djiono, Alip, Rasi Prasetyo, Bungkus Pratikno (PATIR)
Energi Baru dan Terbarukan
4
Kopolimer Poliisoprena-Metil Metaktilat sebagai Peningkatan indeks Viskositas dan Dispersan Pelumas
Dr. Meri Suhartini, M.Si., Rahmawati, S.Si., Dr. Marga Utama. (PATIR)
Energi Baru dan Terbarukan
5
Peparasi Radiofarmaka I-131(MIBG) untuk Diagnosa dan Terapi Kanker Neuroblastoma
Drs. Purwoko, Drs. Adang Hardi Gunawan, Maskur, SST, Ratna Dini H. S.Si. (PRR)
Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan
6
Implan Orbita Iradiasi dari Tulang Sapi
Basril Abas, Paramita Pandansari, Angga Kartiwa. (PATIR)
Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan
7
Alat Pintar Pelacak Sakit Hati
Riswal Hanafi Siregar S.Si, Awwaluddin, Kusdi Priyono, Ramadhan, SST., Hyundianto, Sanda ST, Hendra Prihatnadi, Nuning Duria, ST, Rahmat (PRPN)
Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan
8
Bijih Plastik Ramah Lingkungan dari kopolimer Emulsi Pati-Karet AlamPolimetil Metakrilit Iradiasi
Drs. Sudrajat Iskandar. (PATIR)
Lain-lain
9
Pemanas Cartridge Serbaguna
Dr. Ir. Efrizon Umar (PTNBR)
Lain-lain
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
BIDANG FOKUS
JENIS INSENTIF
JUDUL PENELITIAN
PENANGGUNG JAWAB
LAMPIRAN
DAFTAR JUDUL PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (PKPP) 2010 YANG MENDAPATKAN DANA DARI PROGRAM RISET INSENTIF KEMENTERIAN RISTEK
SATKER
1
Ketahanan Pangan
KP
Potensi dan Aplikasi Radiasi Pengion Untuk Peningkatan Kualitas Gizi Pangan Segar dan Olahan Berorientasi Pada Industri
Ir. Idrus Kadir, SE
PATIR
2
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Paduan Aluminium AlFeNiMg untuk Kelongsong Bahan Bakar Densitas Tinggi Reaktor Riset
Ir. M. Husna Al Hasa, M.Sc
PTBN
3
Ketahanan Pangan
RT
Pembentukan Varietas padi Genjah Produksi Tinggi Melalui Mutasi Induksi : Seleksi dan Pemurnian galur Mutan M2-3
Dr. Ir. Sobrizal, M.Sc
PATIR
4
Ketahanan Pangan
RT
Perbaikan Sifat Agronomi Varietas Padi Lokal dengan Teknik Mutasi Induksi
Prof. Dr. Mugiono
PATIR
5
Teknologi Informasi dan Komunikasi
RT
Rekayasa Penumbuhan Karbon Nano Struktur Dengan Teknik Implantasi lon dan Uji Unjuk Kerja Sebapi Biosensor DNA
Dr. Setyo Purwanto, M.Eng.
PTBIN
6
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Kajian Prospek Deposit U, Th dan Elemen Asosiasinya di Daerah Tanjungpandan Belitung
Ir. Bambang Soetopo
PPGN
7
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Penerapan Teknik Nitridasi Ion pada Pengembangan material untuk Prostetik yang Biokompatible, Murah dan Kuat
Prof. Drs. Sudjatmoko, SU
PTAPB
8
Ketahanan Pangan
RT
Pengembangan Kemasan Produk Pangan yang Ramah Lingkungan Berbasis Polirner Alam
Drs. Sudirman, M.Sc.
PTBIN
9
Ketahanan Pangan
KP
Teknis Produksi dan Aplikasi Kit Radioimmunoassay (RIA) untuk Penentuan Kandungan Aflatoksin B1 dalam Bahan dan Produk Pangan
Drs. Agus Ariyanto
10
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Aplikasi Teknik Pasteurisasi Radiasi pada Temulawak (Curcuma Xanthoriza Roxb) untuk Produk Kesehatan Tanpa Mengubah Khasiatnya
Drs. Nikham
PATIR
11
Teknologi Pertahanan dan Keamanan
RT
Pengembangan Aplikasi Akselerator Generator Netron Untuk PGNAA
Prof. Drs. Darsono, M.Sc
PTAPB
12
Ketahanan Pangan
RT
Uji Lapangan Pencacah RIA BATAN untuk Pengukuran Progesteron Sapi dalam Penentuan Waktu Proses Inseminasi Buatan
Drs. Wiranto Budi Santoso, M.Sc
PRPN
13
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Prospek Pemanfaatan Teknik Analisis Nuklir dalam Penanggulangan Pencemaran Udara Ambien di Daerah Serpong dan Sekitarnya (Lanjutan)
Dr. Muhayatun, MT
PTNBR
14
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Rancang Bangun Prototipe Sumber Ion Siklotron 13 MeV untuk Fasilitas Diagnostik Kedokteran Nuklir Positron Emission Tomography
Drs. Silakhuddin, M.Si
PTAPB
15
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Aplikasi Teknik Implantasi Ion pada Peningkatan Konduktivitas Komponen Baterai Lapisan Tipis Berbasis Ion-Lithium
Drs. Wagiyo, MT
PTBIN
16
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Uji Preklinis dan Persiapan Uji Klinis Radiofarmaka Terapi Berbasis Antibodi Monoklonal Anti-EFGR
Martalena Ramli, Ph.D
PRR
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
PRR
55
BIDANG FOKUS
56
JENIS INSENTIF
JUDUL PENELITIAN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER
17
Keselamatan Nuklir dan Radiasi
RT
Pengembangan Metode Penentuan Karakteristik Dosimetri dan laju Dosis Sumber Brakiterapi Laju Dosis Tinggi IR-192
Prof. (Riset) Eri Hiswara, M.Sc
PTKMR
18
Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
RT
Rancang Bangun Simulator Komputer Iradiator Gamma untuk Proses Pengawetan Hasil Pertanian
Dr. Ir. Achmad Suntoro, M.Eng
PRPN
19
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Karakterisasi Keandalan Host Rock Jenis Konduktivitas Hidrolik Rendah Tipikal P. Jawa Sebagai Calon Wilayah Potensial untuk Penyimpanan Akhir Limbah Radioaktif (Daerah Subang)
Dr. Budi Setiawan
PTLR
20
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pembuatan Bahan Acuan Standar Bersertifikat (CRM) Zirkonium Oksida
Dra. Susanna Tuning Sunanti, M.T.
PTAPB
21
Teknologi Informasi dan Komunikasi
RT
Pengembangan Sistem Kluster Publik untuk Aplikasi Monte Carlo Berbasis WEB
Dra. Mike Susmikanti, MM
PPIN
22
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Peningkatan Kualitas Fasilitas Iradiasi Neutron Transmutation Doping RSG-GAS untuk Produksi Semikonduktor Bermutu Tinggi
Ir. Tagor Malem Sembiring
PTRKN
23
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Pengembangan Formulasi Radiofarmaka MIBI untuk Deteksi Rekurensi Kanker Payudara
Dra. Widyastuti Widjaksana
PRR
24
Kesehatan dan Obat
RT
Pemanfaatan Radiofarmaka 99mTc-ETABUNOL untuk: 1. Diagnosis Tuberkulosis Ekstra Paru di Kedokteran Nuklir, 2. Penetapan Multi Drug Resistant (MDR) - TB pada Mycobacterium Tuberculosis
Dra. Nanny Kartini Oekar, M.Sc. PU
PTNBR
25
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pemodelan Konsekuensi Radiologis untuk Simulasi PSA Level 3 PLTN PWR-1000MWe
Ir. Suharno, M.Sc
PTRKN
26
Ketahanan Pangan
RT
Rancang Bangun (Desain Detil) Sistem Mekanik, Elektrik, Instrumentasi & Kendali Irradiator Gamma untuk Pengawetan hasil Pertanian
Dr. Sutomo Budiharjo, M. Eng
PRPN
27
Ketahanan Pangan
RT
Uji Adaptasi Galur-Galur Mutan Kekacangan Dalam Rangka Persiapan Pelepasan Varietas untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Ir. Arwin
PATIR
28
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Uji Lapangan Perangkat Deteksi Gamma Geophysic Logging Hasil Rekayasa BATAN
Drs. Rony Djokorayono
PRPN
29
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Deteksi Hipotiroid Pada Ibu Hamil di Daerah Endemik Goiter Mengunakan Teknik Nuklir (Radiomuno Assay dan Immuno Radiometric Assay) untuk Meningkatkan Status Gizi Masyarakat
dr. B. Okky Kadharusman, Sp.PD
PTKMR
30
Ketahanan Pangan
RT
Pemuliaan Sorgum untuk Mendukung Upaya Peningkatan Produktivitas lahan Marginal
Dr. Ir. Soeranto Human, M.Sc.
PATIR
31
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Analisis Kebutuhan dan Pasokan Energi Wilayah Jawa-Madura-Bali dan Sumatera dengan Opsi Nuklir Menggunakan Program MAED dan Message
Dr. Arief Heru Kuncoro
PPEN
32
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Kesesuaian Karakteristik Material Bawah Permukaan (Lithologi) untuk Tapak PLTN di Propinsi Bangka Belitung
Ir. Hadi Suntoko
PPEN
33
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Pengujian Biomarker AgNOR untuk Prediksi Keberhasilan Kemoradioterapi Kanker Serviks
Drs. Iin Kurnia, M.Biomed
PTKMR
34
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Model untuk Simulasi Keselamatan Reaktor PWR 1000MWe Generasi III+ Menggunakan Program Komputer Relap5
Ir. Surip Widodo, M.IT
PTRKN
35
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Elektrolit Padat Konduktivitas Tinggi Berbasis Polimer Alam Biodegradable dan Aplikasinya untuk Sel Baterai
Drs. Aloma Karo Karo, M.Sc.
PTBIN
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
BIDANG FOKUS
JENIS INSENTIF
JUDUL PENELITIAN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER
36
Ketahanan Pangan
RT
Efektivitas Mikroba Rhizosfer Sebagai Stimulan Kompos Limbah Ternak Ruminansia Dalam Rehabilitasi Lahan Terdegradasi
Nana Mulyana, S.ST
PATIR
37
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pembuatan Glukosa Dari Lignoselulosa Serbuk Kayu Menggunakan Kombinasi Perlakuan Pendahuluan Iradiasi Berkas Elektron, Alkali dan Perebusan
Prof. Ir. Sugiarto Danu
PATIR
38
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pembuatan Membran Pervaporasi Poliacrilamida Zeolit NaA Dengan Mesin Berkas Elektron
Prof. Dr. Kris Tri Basuki
STTN
39
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Implementasi Teknik Nuklir Analisis Aktivasi Neutron Dalam Pemetaan Sebaran Polutan di Kawasan Industri PLTU Banten
Drs. Sutisna, DEA
PTBIN
40
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Penelitian Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop Geokimia dan Perunut dalam Pengelolaan Sumberdaya Panas Bumi
Dr. Zainal Abidin, Dipl Geoth
PATIR
41
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Kopolimerisasi Radiasi Bahan Alam dan Sintetik pada Pembuatan Membran Elektrolit Untuk Aplikasi pada Perangkat Fuel Cell
Drs. Ambyah Suliwarno, M.Sc
PATIR
42
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pendayagunaan dan Peningkatan Produksi Radioisotop Reaktor RSG-GAS
Prof. Drs. Surian Pinem, M.Si
PTRKN
43
Ketahanan Pangan
RT
Efektivitas Pakan Hijauan Berkualitas, Konsentrat dan Pakan Komplit Terhadap Produksi Ternak Ruminansia Serta Efektifitas Pakan Ikan Dengan Kombinasi Probiotik Terhadap Produksi Ikan Air Tawar
Dra. Lydia Andini, M.Si.
PATIR
44
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Alat RF-Plasma Nitriding menjadi RF-Plasma Nitrocarburizing serta Surface Hardening Material pada Komponen Hotcell dan PLTN
Dr.rer.nat. Usman Sudjadi, APU
PTBN
45
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengolahan Limbah Pendingin Reaktor Riset Dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Dengan Zeolit Termodifikasi Dan Polimer Poliester
Ir. Herlan Martono, M.Sc.
PTLR
46
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Teknologi Detektor Radiasi Nuklir untuk Meningkatkan Tingkat Penerimaan Masyarakat Program PLTN di Indonesia
Ir. Sri Mulyono Atmojo
PRPN
47
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Prototipe Tungku Pembakar Sampah Radioaktif
Ir. Henky Poedjo Rahardjo, MSME
PTNBR
48
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Pengembangan dan Penerapan Teknologi Proses radioisotop Renium-188 (188Re) Serta Prospeknya Untuk aplikasi Dibidang Kesehatan
Drs. Duyeh Setiawan, MT
PTNBR
49
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Sistem Kolom Kromatografi Untuk Pemisahan Radioisotop Medis Lu-177 Dari Matrik Yb2O3 Paska Iradiasi
Drs. Kadarisman, M.Sc
PRR
50
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Optimasi Parameter Iradiasi Siklotron untuk Keperluan Rekayasa Sistem Produksi Radionuklida Fluor-18 dalam Aplikasi Medis
Drs. Hari Suryanto, MT
PRR
51
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Studi Kesiapan Insfrastruktur Dasar untuk Mendukung Introduksi PLTN di Propinsi Bangka Belitung
Drs. Sahala Maruli Lumban Raja
PPEN
52
Ketahanan Pangan
RT
Studi Potensi Air di Gunung Kidul dengan Teknik Isotop
Dr. Paston Sidauruk
PATIR
53
Ketahanan Pangan
RT
Drs. Syarbaini, M.Sc.
PTKMR
54
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Pemetaan Radiasi dan Radioaktivitas serta Pengkajiaan Keselamaatan Lingkungan Latar Tinggi dan Kawasan Industri Sintesis dan Karakterisasi Nano Komposit Trikalsium Fosfat (TCP)- Kitosan Steril Radiasi untuk Digunakan sebagai Substitusi Tulang
Drs. Erizal 19530530 198303 1 003
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
PATIR
57
BIDANG FOKUS
JUDUL PENELITIAN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER
55
Ketahanan Pangan
RT
Produksi Vaksin Radiasi Fasciolosis dan Pengujian Penyebaran Saxitoksin pada Kekerangan untuk Produk Pangan Laut
Drs. Totti Tjiptosumirat, M.Rur.Sci
PATIR
56
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Rancang Bangun Alat Pelapisan Kernel UO2 Dengan Furnace Induksi
Ir. R. Sukarsono, SU
PTAPB
57
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Preparasi dan Modifikasi Zeolit Alam Sebagai Penyaring Limbah Cair Industri Preparasi dan Modifikasi Zeolit Alam Sebagai Penyaring Limbah Cair Industri
Drs. Supandi, M.Si
PTBIN
58
Sumber Energi Baru dan Terbarukan Sumber Energi Baru dan Terbarukan
KP
Perekayasaan Pabrik Zircon oksida dari Tailing Bijih Timah Bangka Belitung Kapasitas 7500 Ton/Tahun
Ir. Bambang Galung Susanto, M.Sc
PTBN
RT
Pembuatan Elemen Bakar Dispersi Paduan UZrNb-Al untuk Reaktor Riset
Ir. Masrukan, MT
PTBN
60
Teknologi Kesehatan dan Obat
RT
Pengembangan Metode Standardisasi Radioisotop I-125, I-129, F-18, Ir-192 dan In-111 untuk Kedokteran Nuklir : Peningkatan Kualitas Kalibrasi Alat Ukur Aktivitas Dalam Bidang Kesehatan
Ir. Pujadi
61
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Pendanaan PLTN SMLR di Propinsi Bangka Belitung
Mochamad Nasrullah, SE, M.Si
PPEN
62
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pembuatan Serbuk Thorium Oksida dari Pasir Monasit Sebagai Bahan Bakar Nuklir
Drs. Purwadi Kasino Putro, MT
PTBN
63
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengembangan Teknik Separasi Magnetik In-Situ Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Nuklir dan NonNuklir
Dr. Ridwan
64
Ketahanan Pangan
RT
Teknik Radiografi Neutron Untuk Analisis Transport Unsur Hara Dalarn Tanaman
Dr. Andika Fajar
PTBIN
65
Ketahanan Pangan
RT
Rancang Bangun Detil dan Analisis Dosis Radiasi Iradiator Gamma Sebagai Pengawet Bahan Pangan/ Hasil Pertanian, Tahap II
Ir. Pudjijanto, MS
PRPN
66
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pemodelan Pendinginan Teras Reaktor Kogenerasi Berbahan Bakar Bola
Dr. Ir. Mohammad Dhandhang
PTRKN
67
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Penerapan Nanofluida dalam Pengembangan Korelasi Empirik Perpindahan Panas Konveksi pada Subbuluh Vertikal (Model Teras reaktor Nuklir)
Dr. Ir. Efrizon Umar, MT
PTNBR
68
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pengolahan Limbah Organik Radioaktif Bekas Solven dari Proses Ekstraksi Kegagalan Fabrikasi Elemen Bakar Nuklir Dengan Oksida Ag (II)
Ir. Muljono Darjoko, SU
PTLR
69
Ketahanan Pangan
RT
Pengembangan dan Aplikasi Teknik Perunut dalam Kajian Dinamika Transport Tanah Tererosi pada Daerah Waduk Darma
Drs. Simon Petrus Gurusinga
PATIR
70
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Sintesa dan Karakterisasi Bahan Dasar Aktuator Piezoelektrik PZT Lapisan Tipis dengan Metoda Sol Gel dan Proses Poling Sintesa dan Karakterisasi Bahan Dasar Aktuator Piezoelektrik PZT Lapisan Tipis dengan Metoda Sol Gel dan Proses Poling
Dr. Ir. Mardiyanto, M.Sc.
PTBIN
71
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Rancang Bangun Rotary Drum Vacum Filter untuk Penyaringan Zirkonium Hidroksida
Ir. Sunardjo
PTAPB
72
Ketahanan Pangan
DF
Pemanfaatan Azolla sebagai Sumber N Terbarukan dalam Sistem Budidaya Padi Sawah yang Ramah Lingkungan
Haryanto, MSc., Ir.
PATIR
73
Ketahanan Pangan
KP
Uji Transportasi dan Distribusi Antar Kota Skala Semi Pilot Pangan Olahan dan Siap Saji Berbasis Nabati dan Hewani Iradiasi Dosis Sedang (lanjutan)
Zubaidah Irawati, Dr., Ir.
PATIR
59
58
JENIS INSENTIF
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
PTKMR
PTBIN
BIDANG FOKUS
JENIS INSENTIF
JUDUL PENELITIAN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER
74
Ketahanan Pangan
RT
Peningkatan Produksi Padi Dataran Tinggi Melalui Pemuliaan Mutasi
Sherly Rahayu, S.Si
PATIR
75
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Rancang bangun tungku conveyor belt 1000 oc untuk produksi serbuk zirconia (kapasitas produksi laboratorium: 200 g/jam)
Tundjung Indrati Y. Ir. MT
PTAPB
76
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT
Pembuatan Prototipe Hydrogen Storage Tank Berbasis Logam Magnesium
Hadi Suwarno, H.Dr.M.Eng.Ir.
PTBN
77
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RD
Inkorporasi antara manusia dan intelligent machine pada autonomous fault management untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan reaktor nuklir (tahun ketiga)
Djoko Hari Nugroho, Dr., Ir., MT
PTRKN
Sumber Data : Lampiran Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Sipteknas; Nomor : 06/D-PSIPTN/Kp/VI/200; Tanggal : 12 Juni 2009
DAFTAR JUDUL PROGRAM INSENTIF RISET KOMPETITIF 2010 YANG MENDAPATKAN DANA DARI PROGRAM RISET INSENTIF KEMENTERIAN RISTEK
No.
No. Identitas
Bidang Fokus
Judul
Tahun ke-
Peneliti Utama
1
RT-2010-1082
2.07.02
Pembuatan dan Pengembangan Paduan Co-Cr-Mo dengan coating TiN untuk Aplikasi Material Prostetik yang Biokompatibel, Kuat dan Murah.
1
Sulistioso Giat sukaryo, MT
2
RT-2010-2229
2.05.01
Sintesa dan karakterisasi bahan piezoelektrik ramah lingkungan Bi0.5Na0.5TiOo-BaTiO3(bnt-bt) sebagai bahan dasar transducer ultrasonik untuk diagnosa kesehatan
1
Drs.Syahfandi Ahda, MT
3
RD-2010-1683
3.07.03
Verifikasi dan Pengembangan Metode Perhitungan Neutronik dan Termohidrolika Teras PWR secara Real-Time untuk Aplikasi Simulator PLTN
1
Muhammad Subekti, Dr., M.Eng.
4
KP-2010-0625
3.07.03
Aplikasi Laser untuk Sistem Pencacah dan Pengukur Diameter Bola-mikro (0.1 - 1) mm Bahan Bakar Reaktor Kogenerasi, 100 bola/detik
1
Suwardi, Dr. Ir. DEA
5
RT-2010-0374
3.07.02
Pengembangan paduan U-Mo-Ti dan U-Mo-Zr sebagai bahan bakar nuklir tipe dispersi untuk reaktor riset
1
Supardjo, Ir. M.Eng
1
Rahayuningsih Chosdu,Dra, MM, APU
6
RT-2010-1629
2.04.05
Pengembangan teknik pasteurisasi radiasi untuk menghasilkan simplisia pegagan (Centella asiatica) dan kencur (Kaempferia galanga L.) yang bermutu dan memenuhi standar Farmakope.
7
RT-2010-1016
3.06.10
Development of new nano-ionic solid state rechargeable battery
3
Evvy Kartini, Dr. rer. nat
8
KP-2010-0921
4.01.01
Penerapan teknologi Nitridasi Plasma/Ion Untuk Meningkatkan Kualitas Komponen Mesin Kendaraan bermotor
2
B. A. Tjipto Sujitno, Drs., MT, APUb
9
RD-2010-0199
2.01.10
Pengembangan vaksin malaria iradiasi (tahap II) : optimasi sistem propagasi plasmodium sp. in vivo-in vitro dan penentuan dosis sinar gamma yang imunogenik
2
Mukh Syaifudin, Dr.
10
RT-2010-0419
6.07.09
Teknik Boronisasi Untuk Pelapisan Nosel Roket
2
Sugondo, Drs., M.Eng.
2.08.05
Modifikasi Teknologi Produksi Generator Mo-99/Tc-99m dengan Menggunakan kolom Sistem Kering Berbasis Molibdenum-99 dari Target Foil Logam Uranium Pengkayaan Rendah : Pemantapan Sistem Produksi dan QA/QC untuk Sertifikasi Fasilitas Produksi dan Produk
2
Adang Hardi Gunawan Drs. Apt.
11
KP-2010-0332
RD: Riset Dasar
RT: Riset Terapan KP: Kapasitas Produksi DF: Difusi
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
59
DATA DAN STATUS PATEN BATAN PADA DITJEN HKI (DALAM PROSES) TAHUN 2010
No.
60
J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
1.
Sistem Akuisisi Data Peralatan Uji Tangkap Kelenjar Gondok (Thyroid Up Take) Portabel Setiadi. WS, dkk
Paten Sederhana
S 00201000061
16 April 2010
Terdaftar Telah memenuhi persyaratan formalitas, surat N0. HKI.3-HI.0501, tgl 7 Juli 2010
2.
Metode Pembuatan Kopolimer Emulsi Pati-Karet AlamPolimetilmetaklirat Menggunakan Teknologi Radiasi, dan Kopolimer yang Dihasilkan Metode Tersebut, Drs. Sudrajat Iskandar ,dkk (PATIR)
Paten
P.00201000280
16 April 2010
Telah memenuhi syarat formalitas. Srt No.HKI 3-HI.05.01.02/78/10. Tgl 26 April 2010.
3.
Perangkat Uji Kebocoran Elemen Bakar Reaktor Nuklir Jenis Triga, Ir. Sujatmi K, dkk (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000137
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6786 tgl.58-2010
4.
Metode Pengelasan Tig, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000138
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6756 tgl. 4-8-2010
5.
Alat Etsa, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000139
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6719 tgl.38-2010
6.
Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan & Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten
P. 00201000456
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6822 tgl. 9-8-2010
7.
Alat Nitridasi Plasma Lucutan Pijar Frekuensi Radio, Ir. Suprapto PTAPB
Paten
P. 00201000457
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6785 tgl. 5-8-2010
8.
Proses Pembuatan Oligoalginat Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik Dgn Teknologi Radiasi, Tita Puspitasari, M.Si. (PATIR)
Paten
P. 00201000458
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6755 tgl. 4-8-2010
9.
Komposit Magnet-Arang Aktif Dari Bahan Dasar Iron Mill Scale Waste Dengan Metode Wet Milling dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten
P. 00201000459
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6718 tgl. 3-8-2010
10.
Alat Sumber Ion Tipe Katode Panas Untuk Cuplikan Bahan Padat, Drs. BA. Tjipto Sujitno, MT. (PTAPB)
Paten
P. 00201000460
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6788 tgl.58-2010
11.
Komposit Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten
P. 00201000461
23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6823 tgl. 9-8-2010
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
No.
J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
12.
Bijih Plastik Ramah Lingkungan Dari Kopolimer Pati Karet Alam Polistirena Bahan AditifBahan Pengisi Iradiasi & Proses Pembuatannya, Drs. Sudrajat Iskandar (PATIR)
Paten
P. 00201000726
15 November 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6823 tgl. 9-8-2010
13.
Proses Pengolahan Bijih Monasit Menjadi RE (OH)3 Bebas Zat Radioaktif, Ir. Erni Rifandriyah, dkk (PPGN)
Paten
P. 00201000727
15 November 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3-HI.05.01.02. 6823 tgl. 9-8-2010
14.
Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas Dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam metil Metakrilat & Proses Pembuatannya, Dr. Meri Suhartini (PATIR)
Paten
P. 00201000819
06 Desember 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8699 tanggal 14 Des’10
15.
Proses Pembuatan Membran Selulosa mikrobial Dengan Teknik Radiasi dan Penggunaannya, Dr. Darmawan (PATIR)
Paten
P. 00201000820
06 Desember 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8679 tanggal 14 Des’10
16.
Alat Analisis Partikel Udara Untuk Modifikasi Cuaca, Dr. Eko Pujadi (PTKMR)
Paten
P. 00201000917
23 Desember 2011
Terdaftar
*sumber : Biro Kerjasama Hukum dan Humas
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional
61
62
Laporan Tahunan 2010 | Badan Tenaga Nuklir Nasional