LAPORAN PRAKTIKUM IP ADDRESS DAN PENGKABELAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
Laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Jaringan Komputer
Disusun Oleh : Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY Timur Rohimiasih 11520241006 Reny Murni Hidayati 11520241009 Ali Hasan Azis 11520241020
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 1. TUJUAN PRAKTIKUM Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR). Memahami konsep subnetting. Memahami teknik penggunaan subnet mask. Dapat melakukan teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
2. SKENARIO PRAKTIUM (STUDI KASUS) Persoalan terhadapa subnetting akan berpusat pada 4 permasalahan yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok-blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Langsung saja pada pembahasan studi kasus. Subnetting pada IP address kelas C Subnetting pada IP Address kelas C berjarak pada interval CIDR /25 sampai CIDR /30. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah network address/network identifier 192.168.1.0/28 ? Jawab: Network Address 192.168.1.0/28 berarti kelas C pada subnet mask /28 berarti 11111111.11111111.11111111.11110000 / 255.255.255.240. Ket: Subnet mask /28 berarti ada bit 1 sebanyak 28, seperti pada penjelasan di atas. 1. Jumlah Subnet = 2 x, dimana x adalah jumlah bit 1 pada oktet terakhir(oktet keempat) subnet mask. Jadi jumlah subnet adalah 2 4 = 16 subnet 2. Jumlah host per subnet = 2
y
– 2, dimana y adalah jumlah bit 0 pada oktet terakhir(oktet
keempat) subnet. Jadi jumlah subnet adalah 2 4 – 2 = 14 3. Blok subnet = 256 – z, dimana z adalah nilai desimal dari oktet terakhir(oktet keempat). Jadi blok subnet adalah 256-240 = 16. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 16, ….., 240 4. Subnet Host
Address
192.168.1.0
192.168.1.16
…….
192.168.1.240
192.168.1.1
192.168.1.17
…….
192.168.1.241
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 2
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 Pertama Host
Address
192.168.1.14
192.168.1.30
…….
192.168.1.244
192.168.1.15
192.168.1.31
…….
192.168.1.255
Terakhir Broadcast Address
5. Catatan: Host Address pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast address adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Tabel di atas menerangkan tentang host address dan broadcast address yang valid. 3. DASAR TEORI a. Subnetting ( Telematics Lab. ITB ) Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan pesatnya pertumbuhuan jumlah jaringan (dan hostnya) yang terhubung ke Internet. Jumlah jaringan yang sangat banyak akan membebani internet, diantaranya : 1. Overhead administrative akan sangat banyak hanya untuk me-manage network address. 2. Tabel ruting di dalam router akan sangat besar (membebani Internet ketika terjadi pertukaran informasi tabel ruting yang sangat besar) 3. Alokasi alamat akan habis. Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk jaringan skala menengah
Bagaimana cara menghemat IP Address ? Dengan Subnetting. Menghemat pemberian network prefix. Network prefix yang sama harus dipakai bersama oleh sejumlah jaringan (subnetting). Untuk menghemat penggunaan alamat kelas B, harus digunakan kelas C.
Apa itu subnetting? (info-gamenews.blogspot.com) Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbitkan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 3
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
Secara sederhana, subnetting dapat kita definiskan sebagai upaya pengurangan/ pemecahan suatu jaringan menjadi jaringan yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP addresskelas B dankelas C. Jika kita ingin menggabungkan beberapa jaringanmenjadi jaringan berukuran besar kita juga dapat menggunakan teknik supernetting.
SUBNETTING
Keterangan gambar •
Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
•
Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik. Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan.
b. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahuin 1993. CIDR merupakan sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 4
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
CIDR memakai network prefix dengan panjang tertentu. Network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Network prefix akan menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Network prefix menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai network ID. Contoh penulisan dari network prefix adalah /21 dibelakang IP Address. Contoh : 192.168.0.1/21. TABEL CIDR dari Pak Romi (http://romisatriawahono.net) CIDR /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24 /25 /26 /27 /28 /29 /30
Subnet Mask (decimal) 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255. 255.0.0 255. 255. 128.0 255. 255. 192.0 255. 255. 224.0 255. 255. 240.0 255. 255. 248.0 255. 255. 252.0 255. 255. 254.0 255. 255. 255.0 255. 255. 255. 128. 255. 255. 255. 192. 255. 255. 255. 224. 255. 255. 255. 240. 255. 255. 255. 248. 255. 255. 255. 252.
Subnet Mask ( binary) 11111111.10000000.00000000.00000000 11111111.11000000.00000000.00000000 11111111.11100000.00000000.00000000 11111111.11110000.00000000.00000000 11111111.11111000.00000000.00000000 11111111.11111100.00000000.00000000 11111111.11111110.00000000.00000000 11111111.11111111.00000000.00000000 11111111.11111111. 00000000.00000000 11111111.11111111.11000000.00000000 11111111.11111111.11100000.00000000 11111111.11111111.11110000.00000000 11111111.11111111.11111000.00000000 11111111.11111111.11111100.00000000 11111111.11111111.11111110.00000000 11111111.11111111.11111111.00000000 11111111.11111111.11111111.10000000 11111111.11111111.11111111.11000000 11111111.11111111.11111111.11100000 11111111.11111111.11111111.11110000 11111111.11111111.11111111.11111000 11111111.11111111.11111111.11111100
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu : Kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 5
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
Kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30) Kelas A : sampai subnet mask dari /8 sampai /30 (/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30) CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke setiap tempat para pengguna layanan dari ISP tersebut, dalam hal ini ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (block size) tertentu. Dari mulanya CIDR dikembangkan untuk penggabungan network
yang
dibentuk
diimplementasikan
oleh
oleh
beberapa
provider
Internet,
router jika
internet
dan
diperlukan
lazimnya
CIDR
dapat
CIDR juga
diimplementasikan untuk keperluan LAN, sepanjang sistem operasi atau protocol yang digunakan sudah mendukung CIDR. (Modul IP Address Classless Addressing, 2012 : 3)
c. VLSM (Variable length Subnet Mask) VLSM digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network. VLSM berguna agar menghindari pemborosan pemakaian / pemberian IP address ke instansi tertentu.VLSM membagi network bukan berdasarkan kelas melainkan berdasarkan subnetmask atau disebut juga Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Keuntungan dari subnetting VLSM (Modul IP Address Classless Addressing, 2012:3) : a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic) b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance) c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management) Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 6
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance) e. Menghemat ruang alamat. (ilmukomputer.com) Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public). Bagaimana kita membuat subnet dengan menggunakan VLSM ? Misalkan kita memiliki empat buah network dengan jumlah host yang berbedabeda untuk tiap networknya. Net-A (14 host), Net-B (30 host), Net-C (20 host) dan Net-D (6 Host). IP yang digunakan adalah 192.168.100.xx .
Langkah 1 Tentukan terlebih dahulu urutan network dengan jumlah host terbanyak dan subnet yang akan digunakan. Dalam kasus ini urutan network mulai dari host terbanyak adalah Net-B, Net-C, Net-A dan Net-D. Bila dilihat jumlah host terbanyak yaitu pada Net-B, bandingkan dan pilihlah subnet yang memiliki selisih paling sedikit atau sama antara host per subnet dengan host terbanyak.
CIDR
HOST PER SUBNET
BLOK SUBNET
/26
62
64
/27
30
32
/28
14
16
/29
6
8
/30
2
4
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 7
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 Langkah 2 Buat blok-subnet dari subnet yang sudah dipilih SUBNET
192.168.100.0
192.168.100.32
192.168.100.64
192.168.100.96
IP PERTAMA
192.168.100.1
192.168.100.33
192.168.100.65
192.168.100.97
IP TERAKHIR
192.168.100.30
192.168.100.62
192.168.100.94
192.168.100.126
BROADCAST
192.168.100.31
192.168.100.63
192.168.100.95
192.168.100.127
Bila kita menggunakan subnet secara langsung, maka kita membutuhkan 4 blok-subnet untuk menghubungkan keempat network tersebut. Berbeda halnya bila kita menggunakan VLSM.
Langkah 3 Bila menggunakan VLSM maka kita perlu untuk menentukan subnet yang akan digunakan untuk masing-masing network. CIDR
HOST PER SUBNET
BLOK SUBNET
NETWORK
/26
62
64
/27
30
32
B dan C
/28
14
16
A
/29
6
8
D
/30
2
4
Langkah 4 Menentukan jumlah blok-subnet yang baru Berdasarkan blok-subnet pada langlah 2, kita memilih blok-subnet baru yang dapat menampung seluruh host dalam network A, B, C dan D. Perlu diingat bahwa satu bloksubnet dapat menampung 30 host. NET-B
NET-C
NET-A dan NET-D
SUBNET
192.168.100.0
192.168.100.32
192.168.100.64
IP PERTAMA
192.168.100.1
192.168.100.33
192.168.100.65
IP TERAKHIR
192.168.100.30
192.168.100.62
192.168.100.94
BROADCAST
192.168.100.31
192.168.100.63
192.168.100.95
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 8
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 Net-B satu blok-subnet karena jumlah host = jumlah host per subnet (30=30).
Net-C menempati satu blok-subnet karena jumlah host mendekati jumlah host per subnet (20 > 30). Net-A dan Net-D menempati satu blok-subnet karena jumlah host dari kedua network tersebut hasilnya mendekati jumlah host per subnet (14 + 6 > 30).
Langkah 5 Menentukan subnet untuk VLSM Blok-subnet untuk net-B dan net-C sudah tidak perlu lagi dipersoalkan tinggal bagaimana blok-subnet untuk net-A dan net-D. Berdasarkan langkah 3 kita menggunakan /28 untuk netA dan /29 untuk net-B. Berikut blok-subnet yang digunakan oleh net-A. NET-A SUBNET VLSM
192.168.100.64
192.168.100.80
IP PERTAMA
192.168.100.65
192.168.100.81
IP TERAKHIR
192.168.100.78
192.168.100.94
BROADCAST
192.168.100.79
192.168.100.95
Perhatikan, lompatan blok-subnet untuk net-A langsung menggunakan 64 tidak menggunakan 0 , 16, 32, 48 karena sudah digunakan oleh net-B dan net-C. Jumlah host per subnet yang digunakan untuk net-A pun sesuai dengan format subnet yang digunakan yaitu 14. Blok-subnet kedua dari /28 pada net-A digunakan oleh net-B dengan format berbeda yaitu /29, dengan alasan yang sama maka lompatan bloksubnet untuk net-B langsung 80, sehingga blok-subnet yang baru untuk net-B yaitu : NET-B SUBNET VLSM
192.168.100.80
IP PERTAMA
192.168.100.81
IP TERAKHIR
192.168.100.86
BROADCAST
192.168.100.87
Secara lengkap subnet yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : NET-B
192.168.100.0/27
NET-C
192.168.100.32/27
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 9
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 NET-A
192.168.100.64/28
NET-D
192.168.100.80/29
Bukti bahwa perhitungan subnet sudah benar adalah Network ID pada masing-masing netwok berbeda sehingga tidak terjadi overlapping.
Subnetting pada IP Address kelas C
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /25 sampai /30 misal network address 192.168.1.0/26. Kita akan cari tahu Jumlah subnet, Jumlah Host per subnet, Blok subnet, dan alamat Host dan broadcast yang valid. Analisa-nya seperti ini: 192.168.1.0 adalah kelas C (karena oktet pertama dalam range 192-223) /26=255.255.255.192= 11111111.11111111.11111111.11000000
/26
255 11111111
255 11111111
(8 bit) (8 bit) karena kelas C, kita akan bermain di oktet terakhit.
255 11111111
192 11000000
(8 bit)
(8 bit)
Jumlah subnet = 2x, (x adalah banyaknya binary 1 pada oktet terakhir subnet mask) Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per subnet = 2y – 2 (y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask) Jadi jumlah Host per subnet adalah 26 - 2 = 62 Host Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet terakhir subnet mask blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192 Jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192 blok subnet ke 1 = 192.168.1.0 blok subnet ke 2 = 192.168.1.64
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 10
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 blok subnet ke 3 = 192.168.1.128 blok subnet ke 4 = 192.168.1.192
Host dan broadcast yang valid sebagai berikut: -host pertama adalah satu angka setelah subnet -host terakhir adalah satu angka sebelum broadcast -broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya
Lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini : Keterangan
Blok subnet 1
Blok subnet 2
Blok subnet 3
Blok subnet 4
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.255
broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
4. ALAT DAN BAHAN a. Software Simulasi Cisco Paket Tracert 5.3 5. LANGKAH KERJA a. Buka aplikasi Cisco paket tracert 5.3 b. Klik icon end devices pada menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa komputer.
c. Kemudian pilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar end devices untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja..
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 11
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
d. Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar jerka yang ada diatasnya.
e. Kemudian kita sambungkan kedua buah pc tersebut dengan menggunakan kabel cross. Klik connections.
f. Kemudian pilih kabel cross yang berada di samping kanan sidebar connections untuk mengkoneksikan kedua pc.
g. Klik kabel cross kemudian klik pada pc1 dan pilih fastethernet kemudian arahkan kabel pada pc2, klik dan pilih fastethernet.
h. Setelah selesai mengkoneksikan maka tampilannya akan seperti berikut:
i. Setelah itu kita set ip address kedua pc, caranya klik pada salah satu pc kemudian pilih ip address.
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 12
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
j. Setelah itu kita masukan ip address yang akan kita set. Misalkan kita set pc0 untuk network A dengan ip address sesuai dengan perhitungan di atas misalkan kita ambil ip address 192.168.1.1 dan subnetmask-nya 255.255.255.128. k. Klik ip configuration kemudian masukan ip address yang kita ambil tadi.
l. Klik close untuk menyimpan. m. Untuk pc1 caranya sama saja, namun kita isi dengan ip address network B. Misalkan kita ambil 192.168.1.130 dan subnetmask-nya 255.255.255.128 kemudian klik close untuk menyimpan.
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 13
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
n. Untuk mengujinya klik pada salah satu pc, misalkan pada pc0 kemudian klik command prompt.
o. Kemudian kita test apakah antara pc0 dan pc1 bisa koneksi atau tidak, karena kita masuk di command prompt pc0 dengan ip address 192.168.1.1 maka target ping kita adalah alamat ip address pc1 yaitu 192.168.1.130. p. Hasilnya sebagai berikut
q. Kemudian kita ganti ip adrress pc1 dengan ip 192.1681.124 dan subnetmask-nya 255.255.255.128.
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 14
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
r. Kemudian kita ping PC1 dan PC0
s. Selesai. 6. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING a. Buatlah sebuah jaringan lokal minimal 10 buah komputer yang tersambung pada sebuah switch. Kemudian setting ip address 5 buah komputer dengan network 192.168.1.0 dan 5 buah komputer yang lain dengan network 192.168.1.128. bagaimana hasilnya? Jawab :
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 15
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
Keterangan: Subnet mask : 255.255.255.128
IP Address PC0
= 192.168.1.1
IP Address PC1
= 192.168.1.2
IP Address PC2
= 192.168.1.10
IP Address PC3
= 192.168.1.111
IP Address PC4
= 192.168.1.125
IP Address PC5
= 192.168.1.254
IP Address PC6
= 192.168.1.140
IP Address PC7
= 192.168.1.200
IP Address PC8
= 192.168.1.253
IP Address PC9
= 192.168.1.129
Hasilnya adalah ketika kita ping komputer yang mempunyai network yang sama, samasama berada pada network 192.168.1.0 atau sama-sama berada dalam network 192.168.1.128
maka ping berhasil(antar komputer dapat tersambung) akan muncul
dialog seperti gambar berikut:
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 16
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
Namun apabila kita ping pada network yang berbeda, ping tidak berhasil(antar komputer tidak dapat tersambung) akan muncul dialog seperti gambar dibawah ini:
b. Jika pada point a subnet class C dibagi menjadi 2 subnetwork maka sekarang diskusikan bagaimana jika subnet class C dibagi menjadi 32 subnetwork. Hitunglah berapa subnet, host pertama, host terakhir, dan broadcast id dari network berikut ini 192.168.200.0. (lengkap dengan perhitungannya). Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer. Jawab : Network 192.168.200.0 Binary : 11000000.10101000.11001000.00000000
Jumlah subnet =32
Subnet mask : 11111111.11111111.11111111.11111000 Dalam desimal : 255.255.255.248
Host per subnet Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 17
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 y=3
Block subnet 256 – jumlah oktet terakhir 256 - 248 = 8
Tabel : Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
192.168.200.0
192.168.200.1
192.168.200.6
192.168.200.7
192.168.200.8
192.168.200.9
192.168.200.14
192.168.200.15
192.168.200.16
192.168.200.17
192.168.200.22
192.168.200.23
192.168.200.24
192.168.200.25
192.168.200.30
192.168.200.31
192.168.200.32
192.168.200.33
192.168.200.39
192.168.200.40
192.168.200.40
192.168.200.41
192.168.200.46
192.168.200.47
192.168.200.48
192.168.200.49
192.168.200.54
192.168.200.55
192.168.200.56
192.168.200.57
192.168.200.62
192.168.200.63
192.168.200.64
192.168.200.65
192.168.200.70
192.168.200.71
192.168.200.72
192.168.200.73
192.168.200.78
192.168.200.79
192.168.200.80
192.168.200.81
192.168.200.86
192.168.200.87
192.168.200.88
192.168.200.89
192.168.200.94
192.168.200.95
192.168.200.96
192.168.200.97
192.168.200.102
192.168.200.103
192.168.200.104
192.168.200.105
192.168.200.110
192.168.200.111
192.168.200.112
192.168.200.113
192.168.200.118
192.168.200.119
192.168.200.120
192.168.200.121
192.168.200.126
192.168.200.127
192.168.200.128
192.168.200.129
192.168.200.134
192.168.200.135
192.168.200.136
192.168.200.137
192.168.200.142
192.168.200.143
192.168.200.144
192.168.200.145
192.168.200.150
192.168.200.151
192.168.200.152
192.168.200.153
192.168.200.158
192.168.200.159
192.168.200.160
192.168.200.161
192.168.200.166
192.168.200.167
192.168.200.168
192.168.200.169
192.168.200.174
192.168.200.175
192.168.200.176
192.168.200.177
192.168.200.182
192.168.200.183
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 18
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 192.168.200.184
192.168.200.185
192.168.200.190
192.168.200.191
192.168.200.192
192.168.200.193
192.168.200.198
192.168.200.199
192.168.200.200
192.168.200.201
192.168.200.208
192.168.200.207
192.168.200.208
192.168.200.209
192.168.200.214
192.168.200.215
192.168.200.216
192.168.200.217
192.168.200.222
192.168.200.223
192.168.200.224
192.168.200.225
192.168.200.230
192.168.200.231
192.168.200.232
192.168.200.233
192.168.200.238
192.168.200.239
192.168.200.240
192.168.200.241
192.168.200.246
192.168.200.247
192.168.200.248
192.168.200.249
192.168.200.254
192.168.200.255
Gambar Simulasi:
c. Buatlah contoh teknik subnetting pada ip address class A dimana jumlah maksimum host-nya adalah 1022 dan subnetting pada ip address class B dimana maksimum host-nya
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 19
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
adalah 510 host lengkap dengan perhitungan subnet, host pertama, host terakhir, dan broadcast id. Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer. Jawab : a) IP Address class A dengan jumlah host maksimum adalah 1022.
Host per Subnet
y=10
Jumlah subnet
Subnet mask dalam binary : 11111111.11111111.11111100.00000000 Dalam decimal : 255.255.252.0
Block Subnet 256 – jumlah 3 oktet terakhir = 256 – 252 =4 Tabel : Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
10.0.0.0
10.0.0.1
10.0.4.2
10.0.4.3
10.0.4.4
10.0.4.5
10.0.8.6
10.0.8.7
10.0.8.8
10.0.8.9
10.0.12.10
10.0.12.11
10.0.12.12
10.0.12.13
10.0.16.14
10.0.16.15
10.0.16.16
10.0.16.17
10.0.20.18
10.0.20.19
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 20
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
Gambar Simulasi :
b) IP Address class B dengan host maksimum 510.
Host per subnet
y=9
Jumlah subnet
Subnet mask binary : 11111111.11111111.11111110.00000000 Dalam decimal : 255.255.254.0
Block subnet 256 – jumlah 2 oktet terakhir = 256 – 254 = 2
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 21
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 Tabel : Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
128.0.0.0
128.0.0.1
128.0.1.254
128.0.1.255
128.0.2.0
128.0.2.1
128.0.3.254
128.0.3.255
….
….
….
….
128.0.127.0
128.0.127.1
128.0.127.254
128.0.127.255
128.0.128.0
128.0.128.1
128.0.128.255
128.0.128.255
Gambar percobaan :
7. KESIMPULAN Pesartnya
pertumbuhan
jumlah
jaringan
komputer
memerlukan
sebuah
penghematan terhadap IP Address, diantaranya dengan menggunakan subnetting. Subnetting merupakan teknik memecah atau membagi jaringan menjadi beberapa sub jaringan yang
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 22
2011/2012
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
lebih kecil. Dengan subnetting kita akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap jaringan tersebut. Sekarang ini banyak diterapkan metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), yakni pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Dengan CIDR kita dapat mendistribuskan IP Address dan IP Public. CIDR pada dasarnya memanglah metode yang digunakan olehISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada setiap perusahaan, ke setiap tempat pada pengguna layanan ISP tersebut. Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Rumus dan langkah yang digunakan untuk membuat subnetwork pada kelas C adalah : Menghitung jumlah subnet Jumlah subnet = 2x Menghitung jumlah host per subnet Jumlah host per subnet = 2y - 2 Menghitung Blok Subnet Blok Subnet Class C = 256 – nilai octet terakhor subnetmask Mencari host dan broadcast yang valid
8. DAFTAR PUSTAKA
---. 2012. Modul IP Address dan Pengkabelan. PTI, UNY. http://info-gamenews.blogspot.com/2009/05/apa-itu-subnetting.html http://luvwulan.blogspot.com/2011/04/classless-inter-domain-routing-cidr.html Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 23
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1
2011/2012
http://dataiman.wordpress.com/2010/11/10/cidr-vlsm-dan-manfaatnya/ http://gonglewanglewong.wordpress.com/2008/12/18/cidr/ http://farisnya.blogspot.com/2010/10/vlsm-variable-length-subnet-mask.html http://crystalforest.wordpress.com/2010/11/08/mengenal-vlsm-variable-length-subnet-mask/
Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY
Page 24