LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI JUDUL: PENGARUH PEMATANGAN TANAH GAMBUT TERHADAP KESUBURAN TANAH, KUALITAS AIR, KELIMPAHAN PLANKTON, PERTUMBUHAN BIBIT IKAN GABUS (Channa striata) DAN PADI (Oryza sativa L.) PADA UJI COBA BUDIDAYA MINA PADI DENGAN MEDIA TUMBUH GAMBUT PEDALAMAN DI KOLAM TERPAL
Oleh : Prof. Dr. Sulmin Gumiri, MSc. Dibiayai melalui DIPA PNBP Universitas Palangka Raya Anggaran 2012 Nomor: 0720/023-04.2.01/17/2012, tanggal 9 Desember 2011, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Hibah Unggulan Perguruan Tinggi Bagi Guru Besar Dosen Universitas Palangka Raya Nomor: 2044/UN24/PL/ 2012, tanggal 1 Agustus 2012
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Desember 2012
LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian
: Pengaruh pematangan tanah gambut terhadap kesuburan tanah, kualitas air, kelimpahan plankton, pertumbuhan bibit ikan gabus (Channa striata) dan padi (Oryza sativa L.) pada uji coba budidaya mina padi dengan media tumbuh gambut pedalaman di kolam terpal
Bidang Unggulan
: Sains dan Teknologi
Topik Unggulan
: Teknologi tepat guna dan otomotif
Ketua Peneliti
:
a. Nama Lengkap
: Prof. Dr. Sulmin Gumiri, MSc.
b. NIP
: 19650724 198502 1001
c. NIDN
: 0024076507
d. Jabatan Fungsional : Guru Besar / IVb e. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Limnologi f. Fakultas/Jurusan
: Pertanian/Perikanan
: Kampus Tunjung Nyaho, Jalan Yos Sudarso Komplek UNPAR Palangkaraya h. Telpon/Faks/Email : 0811529440 / 0536-3227863 /
[email protected] g. Alamat Institusi
Waktu Penelitian
: 1 Tahun
Biaya Penelitian
: Rp. 29.950.000,- (Dua Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) Palangkaraya,
Desember 2012
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya,
Ketua Peneliti,
Dr.Ir. Yusurum Jagau, MS NIP.19640716 198803 1002
Prof.Dr. Sulmin Gumiri, MSc. NIP. 19650724 198502 1 001 Mengetahui, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya,
Prof. Dr. I Nyoman Sudyana, M.Sc NIP. 19620218 198703 1002
RINGKASAN (ABSTRAK) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pematangan tanah gambut terhadap kesuburan tanah dan perairan serta pertumbuhan tanaman padi dan ikan lokal di sistem usaha tani mina padi di kolam terpal. Tanah gambut yang dijadikan media tanam adalah tanah gambut pedalaman di sekitar kampus Universitas Palangka Raya dengan indikator kesuburan berupa nilai pH = 3,7; N-total = 0,63 ; P-Bray = 57,33 ; K-dd = 0,27 dan KTK = 27,58. Media tanam sistem mina padi adalah kolam-kolam terpal yang diisi dengan campuran antara tanah gambut yang telah dimatangkan dengan tanah gambut alami dengan komposisi tanah gambut yang dimatangkan berturut-turut: 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Setelah proses pematangan selama satu bulan, media kemudian ditanami dengan benih padi berumur 7 hari. Setelah 5 hari tanam, keasaman media untuk masing-masing komposisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% secara berturut-turut adalah: 3,4; 3,6; 3,4; 3,4 dan 3,6 yang berarti relatif homogen. Rata-rata ketinggian tanaman padi di masing-masing komposisi secara berturut-turut adalah: 6,6; 7,1; 6,5; 6,8 dan 6,9 cm; sedangkan rata-rata jumlah helai daun padi untuk masingmasing kompisisi adalah 2 helai. Hasil sementara dari penelitian ini adalah sampai dengan 5 hari tanam, bibit padi yang ditanam mampu bertumbuh dengan baik di media lahan gambut sistem usaha mina padi dengan padi yang ditanam di tanah gambut yang dimatangkan memiliki batang yang lebih tinggi dan jumlah helai daun yang lebih banyak dibandingkan dengan yang ditanam di media gambut alami. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pematangan gambut terhadap produktivitas padi, perairan dan pertumbuhan ikan lokal maka pengamatan masih akan terus dilanjutkan sampai 4 bulan ke depan saat panen padi dilaksanakan.
Kata Kunci: Gambut, pematangan, mina padi, padi lokal, ikan lokal
i
PRAKATA/KATA PENGANTAR Universitas Palangka Raya sebagai satu-satunya universitas negeri di Kalimantan Tengah dihadapkan kepada tantangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya lokal bagi kesejahteraan masyarakat lokal dan Indonesia pada umumnya. Salah satu sumberdaya lokal yang spesifik dan potensinya sangat besar di Kalimantan Tengah adalah ekosistem gambut tropika yang luasnya mencapai hampir 3,8 juta hektar sehingga merupakan ekosistem gambut tropika terluas di Indonesia dan bahkan juga di dunia. Sebagian besar lahan gambut di Kalimantan Tengah terdapat dalam bentuk ekosistem hutan rawa gambut yang sejauh ini telah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat melalui fungsi ekologinya sebagai pengatur iklim mikro dan hidrologi, serta fungsi ekonomi sebagai sumber pendapatan masyarakat lokal berupa berbagai jenis hasil hutan dan juga sebagai penyedia sumber protein melalui berbagai jenis hewan dan ikan yang hidup di dalamnya. Seiring dengan semakin tereksploitasinya sumberdaya hutan rawa gambut khususnya penebangan kayu secara besar-besaran, maka fungsi ekologi dan ekonomi lahan gambut di daerah ini semakin menurun. Degradasi lahan gambut telah mengakibatkan berbagai bencana lingkungan seperti kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan yang hampir terjadi setiap tahun. Di lain pihak, usahausaha untuk memanfaatkan lahan gambut untuk kegiatan budidaya pertanian dan perikanan belum menunjukkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena kondisi spesifik lahan gambut yang tidak subur dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi sehingga menghambat pertumbuhan tanaman dan perikanan budidaya. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan berupa pengembangan teknologi tepat guna untuk pemanfaatan lahan gambut bagi kegiatan pertanian dan perikanan. Melalui penelitian ini, kesuburan tanah gambut dicoba untuk ditingkatkan dengan mematangkan lahan gambut melalui metode pengomposan dengan memanfaatan mikroorganisme lokal. Penelitian ini masih bersifat uji coba tahap awal dari rancangan penelitian jangka panjang untuk pengembangan teknologi pemanfaatan lahan gambut bagi pertanian dan perikanan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Palangka Raya melalui Lembaga Penelian yang telah bersedia membiayai penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan dosen yang telah memberikan masukan selama kegiatan penelitian dan juga kepada mahasiswa Jurusan Perikanan – Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya yang telah membantu penulis selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Akhirnya, semoga hasil-hasil penelitian ini dapat berguna tidak saja bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah dan Indonesia pada umumnya. Palangka Raya,
Desember 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Ringkasan/Abstrak.......................................................................................................
i
Prakata/Kata Pengantar................................................................................................
ii
Daftar Isi .....................................................................................................................
iii
Daftar Tabel ................................................................................................................
iv
Daftar Gambar ...........................................................................................................
v
Daftar lampiran ..........................................................................................................
vi
Bab
I. Pendahuluan ..................................................................................................
1
1. Latar belakang .......................................................................................
1
2. Urgensi penelitian ..................................................................................
2
Bab II. Tinjauan Pustaka ..........................................................................................
3
1. State of the art ........................................................................................
3
2. Penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan .....................................
4
3. Hepotesis ................................................................................................
4
Bab III. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ....................................................................................
5
2. Manfaat Penelitian ..................................................................................
5
Bab III. Metode Penelitian ......................................................................................... 1. Rancangan percobaan ............................................................................. 2. Penyiapan media percobaan ................................................................... 3. Analisis tanah, kualitas air dan plankton ................................................ 4. Pengukuran pertumbuhan ikan dan padi ................................................ 5. Analisa statistik ...................................................................................... Bab IV. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................
6 6 6 10 10 11 12
1. Karakteristik gambut alami yang dijadikan bahan baku media tanam.....
12
2. Keasaman air kolam ...............................................................................
12
3. Pertumbuhan tanaman padi ....................................................................
13
Bab IV. Kesimpulan dan Saran ..................................................................................
15
1. Kesimpulan ...........................................................................................
15
2. Saran .....................................................................................................
15
Ucapan Terima Kasih .................................................................................................
15
Daftar Pustaka ............................................................................................................
16
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik kimia tanah gambut alami .....................................................
12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kolam terpal sebagai media uji coba ...............................................................
6
Gambar 2. Lokasi dan kondisi alami tanah gambut dan tanah gambut yang siap dibawa ke green house ....................................................................................
7
Gambar 3. Pemasukan tanah gambut ke kolam terpal sebelum dilakukan proses pematangan ....................................................................................................
7
Gambar 4. Bonggol pisang sebagai sumber mikroorganisme lokal, pengembangbiakan mikroorganisme dan penyiraman biakan mikroorganisme untuk mematangkan tanah gambut ..........................................................................
8
Gambar 5. Benih padi umur tanam 7 hari ........................................................................
9
Gambar 6. Keasaman air media tanam setelah 5 hari penanaman benih padi ................
12
Gambar 7. Rata-rata tinggi tanaman padi setelah 5 hari tanam .......................................
13
Gambar 8. Rata-rata jumlah helai daun tanaman padi setelah 5 hari tanam ...................
13
v
DAFTAR LAMPIRAN 1. Biodata peneliti .....................................................................................................
18
vi
BAB I. PENDAHULUAN 1.
Latar belakang Ketahanan pangan merupakan isu global yang harus dihadapi oleh seluruh bangsa di
dunia saat ini, termasuk di Indonesia. Walaupun Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang telah berswasembada beras (Hafsah, 2009), penghitungan yang lebih cermat justru menunjukkan bahwa Indonesia akhir-akhir ini sebenarnya adalah negara pengimpor beras (Rosner & McCulloh, 2008). Para ahli merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk melakukan terobosan kebijakan perberasan nasional agar tidak lagi hanya berfokus kepada pemberian subsidi, tetapi lebih mengedepankan kepada pengembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan pembangunan infrasturuktur (McCulloh & Timer, 2008). Dilain pihak, dengan semakin bertambahnya populasi manusia, maka pola bertani konvensional yang telah dipraktekkan selama ribuan tahun di seluruh dunia sudah tidak terlalu cocok lagi dengan kondisi saat ini, sehingga diperlukan paradigama baru dalam bertani di mana tanah harus ditingkatkan, diperbaiki dan dimanfaatkan, bukan malah dikurangi, dirusak dan dieksploitasi habis-habisan (Lai, 2007) Sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk mencapai hampir 250 juta jiwa yang hampir 90% makanan pokoknya berupa beras (McCulloh & Timer, 2008), Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan akan isu ketahanan pangan. Karena itu, Hafsah (2009) berpendapat bahwa persfektif pembangunan pertanian Indonesia ke depan seyogyanya berorientasi pada terwujudnya pertanian modern berbudaya industri, berkelanjutan dengan bertumpu pada kemampuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat. Kegiatan ektensifikasi pertanian harus dilakukan dengan memanfaatkan potensi perluasan usaha tani di lahan-lahan baru seperti lahan kering, lahan gambut dan lahan sawah lebak. Ikan gabus (Channa striata) adalah salah satu ikan air tawar lokal yang paling umum ditemukan di Kalimantan (Roberts, 1989), Di Kalimantan Tengah, ikan ini hidup melimpah di ekosistem rawa gambut. Karena populasinya yang semakin menipis akibat tingkat konsumsi yang tinggi, dalam pertemuan dengan Dewan Riset Daerah (DRD) Kalimantan Tengah tahun 2012, Gubernur Kalimantan Tengah mengusulkan agar ikan gabus menjadi ikon Kalimantan Tengah yang rencananya akan dicanangkan secara resmi pada peringatan hari pangan sedunia bulan Oktober 2012 (Anonim, 2012). Areal lahan gambut di Indonesia mencakup luasan sekitar 18 juta hektar di mana sekitar 9 juta hektar diantaranya terdapat di Kalimantan (Harahap, 1993). Kalimantan Tengah memiliki sekitar 2,6 juta hektar lahan gambut atau sepertujuh dari total lahan gambut di 1
Indonesia (Narang, 2007). Sebagai negara tropika yang memiliki cadangan gambut paling luas di dunia, maka sudah sewajarnya Indonesia menjadi negara paling depan mempunyai pemahaman dan teknologi pemanfaatan gambut tropika (Setiadi, 1993). Mengingat besarnya potensi lahan gambut di Kalimantan Tengah ini, Universitas Palangka Raya sebagai universitas tertua dan terbesar di Kalimantan Tengah, telah menetapkan Pola Ilmiah Pokoknya yaitu “Pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS, dalam pengelolaan sumbderdaya alam, rawa gambut dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat” (Anonim, 2011).
Dengan Pola Ilmiah Pokok tersebut Universitas Palangka
Raya dituntut untuk memberikan kontribusi nyatanya dalam pengembangan teknologi pemanfaatan lahan gambut khususnya pada pengembangan sektor pertanian. Karena itu penelitian yang diajukan ini sangat penting dan relevan untuk menjawab isu ketahanan pangan, pelestarian sumberdaya ikan lokal dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penjabaran konkrit dari Pola Ilmiah Pokok Universitas Palangka Raya.
2. Urgensi penelitian Penelitian ini sangat urgen untuk dilakukan mengingat besarnya potensi rawa gambut di Kalimantan Tengah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka keperluan pangan juga terus meningkat sementara lahan-lahan pertanian yang ada terus mengalami pengurangan dan degradasi. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian menjadi semakin mendesak mengingat akhir-akhir ini lahan gambut terus mengalami degradasi yang berdampak kepada kelestarian sumberdaya hayati lahan gambut termasuk ikan lokal. Jika tidak dilakukan inovasi teknologi untuk memanfaatkan gambut untuk pertanian secara bijaksana, dikhawatirkan ancaman rawan pangan di Indonesia akan benar-benar menjadi kenyataan dan ekosistem rawa gambut akan menimbulkan bencana lingkungan yang tidak terkendali seperti kebakaran hutan dan emisi karbon, dan juga akan terjadi penurunan sumberdya di ekosistem yang unik ini termasuk penurunan potensi ikan-ikan lokal.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1.
State of the art Meskipun dari segi luasnya, potensi tanah gambut untuk pengembangan pertanian
sangat besar, gambut tropika di Indonesia produktivitas lahannya untuk produksi tanaman padi dan tanaman pangan lainnya sangat rendah (Barchia, 2006). Kendala kimia yang membatasi produktivitas tersebut adalah rendahnya ketersediaan hara dan tingginya kandungan asam-asam organik meracun bagi tanaman terutama asam humat. Meskipun kedua kendala tersebut dapat diatasi dengan pemberian pupuk buatan secara terus menerus dan melakukan pengapuran, tetapi para petani tidak mampu menerapkan kedua aplikasi tersebut di lapangan karena biaya dan tenaga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil panen yang didapatkan. Karena itulah percobaan yang terus menerus dengan melakukan pendekatan-pendekatan bioteknologi diperlukan untuk menemukan pola pengelolaan lahan gambut yang optimum untuk pertanian (Zen, 1993). Pola bertani dengan mengkombinasikan budidaya ikan dan tanaman padi di sawah (mina padi) sudah dipraktekan selama ribuan tahun di Asia khususnya di China. Sistem mina padi ini sangat cocok untuk masyarakat petani di pedesaan karena relatif mudah, murah dan tanpa resiko dan dapat meningkatkan sumber nafkah dan pendapatan keluarga tanpa merusak kelestarian produksi padi (Xiuzhen, 2003). Kombinasi budidaya ikan dan padi dapat saling menguntungkan karena sistem padi sawah menciptakan kondisi yang unik untuk aktivitas berbagai mikroorganisme (Roger, dkk., 1993) yang menjadi sumber pakan penting bagi ikan khususnya pada tahap larva. Dengan memakan plankton, rerumputan dan hewan-hewan bentik di sawah, ikan akan bertumbuh dengan sangat cepat. Semakin banyak mereka makan, semakin banyak pula kotoran yang mereka buang. Kotoran ikan ini biasanya mengandung nitrogen and fosfor yang tinggi sehingga akan menyuburkan tanah persawahan. Sebaliknya, padi akan berperan sebagai penyerap nitrogen dan akan membantu mengurangi amonia yang dihasilkan melalui kotoran ikan sehingga akan membuat air menjadi lebih bersih bagi kehidupan ikan (Dashu dan Jianguo, 1995). Proses penguraian bahan kompos melibatkan banyak sekali mikroorganisme pengurai berupa bakteri, actinomycetes, cendawan, protozoa dan alga. Cendawan jenis Rhizopus harrhizus yang biasa terdapat dalam kompos (Epstein, 2011), mampu menurunkan kandungan asam humat yang tinggi pada perairan (Zhou dan Banks, 1992), sementara mikroba yang terdiri dari blue-green alga (Azospirillum), phosphate-solubilizing bacterium Pesudomonas Striata, vesicular-arbuscular mychorrizal fungus, dan Azolla secara substansial 3
mampu memperbaiki status kesuburan tanah gambut dengan meningkatkan nitrogen, fosfor dan kandungan karbon organik, sehingga juga meningkatkan hasil panen dan nutrisi pada tanaman padi di tanah gambut (Chinnusamy, dkk., 2005).
2.
Penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan Sampai saat ini ikan gabus masih dikategorikan sebagai ikan liar dan karena termasuk
jenis predator maka budidayanya masih sulit dilakukan. Meskipun demikian, Monafi dkk (2004) melaporkan bahwa larva ikan gabus bisa mencapai kecepatan pertumbuhan 17,9% per hari jika diberi pakan moina. Ini merupakan kecepatan pertumbuhan tertinggi dibanding dengan pemberian pakan lain seperti Artemia, cacing darah dan felet. Di ekosistem air gambut Kalimantan Tengah, moina termasuk salah satu jenis zooplankton yang dominan ditemukan (Gumiri, 2002). Dalam penelitian yang lain, Gumiri (2007) juga melaporkan bahwa tumbuhan air merupakan habitat yang sangat penting bagi zooplankton di mana untuk jenis rotifer, jumlah species yang hidup menempel di tumbuhan air jenis kumpai (Echinochloa stagnina Retz) lebih banyak dibandingkan dengan rotifer yang hidup dengan cara berenang bebas di kolom air (Gumiri, 2007).
3.
Hepotesis Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya di atas, maka dapat diajukan hepotesis
bahwa ekosistem buatan kolam terpal yang diberi media tumbuh tanah gambut yang telah dimatangkan akan merangsang berkembang biaknya berbagai organisme plankton dan pertumbuhan tanaman padi yang lebih baik. Keberadaan tanaman padi akan berperan sebagai tumbuhan air yang akan menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan plankton. Hewan-hewan plankton ini akan menjadi sumber pakan bagi larva ikan gabus, dan sebaliknya kotoran buangan larva ikan gabus akan menyuburkan tanaman padi di kolam terpal.
4
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan
teknologi bercocok tanam padi dengan pematangan gambut yang diintegrasikan dengan budidaya ikan lokal melalui budidaya mina di kolam terpal. 2.
Manfaat penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan didapat dalam penelitian ini adalah:
a.
Perbaikan kualitas air untuk pertanian sistem mina padi
b.
Perbaikan kualitas media tanam tanah gambut untuk pertanian sistem mina padi
c.
Pertumbuhan ikan yang lebih cepat di sistem pertanian mina padi dengan media air dengan tanah gambut yang telah dimatangkan
d.
Pertumbuhan dan hasil padi yang lebih baik di sistem pertanian mina padi dengan media tanam gambut yang telah dimatangkan
5
BAB IV. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di green house. Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Rancangan percobaan Disain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut terdiri dari berbagai komposisi media dasar kolam yang terdiri dari: a.
100% gambut alami + 0% gambut yang dimatangkan
b.
75% gambut alami + 25% gambut yang dimatangkan
c.
50% gambut alami + 50% gambut yang dimatangkan
d.
75% gambut alami + 75% gambut yang dimatangkan
e.
0% gambut alami + 100% kompos yang dimatangkan
2. Penyiapan media percobaan Media percobaan adalah berupa miniatur petakan sawah yang berupa kolam terpal berukuran 1 x 0,5 m yang diisi media tanam gambut dan digenangi air. Langkah-langkah penyiapan media percobaan adalah sebagai berikut: a.
Pembuatan kolam terpal Kolam terpal dibuat dengan menggunakan rangka kayu dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1m, 0,5 m dan 0,3 m. Kerangka kolam kayu tersebut kemudian dialasi terpal kedap air yang dibentangkan mulai dari dasar kolam hingga ke bagian tertinggi dari dinding kolam (Gambar 1).
Gambar 1. Kolam terpal sebagai media uji coba 6
b.
Penyiapan media tanam tanah gambut Tanah gambut yang digunakan sebagai media tanam di kolam diambil dari gambut pedalaman yang terdapat di sekitar green house. Tanah gambut diambil di bagian permukaan hingga kedalaman sekitar 30 cm dan kemudian dibawa ke green house untuk dikeringkan selama 1 minggu. Gambut yang sudah berkurang kadar airnya tersebut kemudian dibagi menjadi dua: satu bagian dibiarkan apa adanya sedangkan bagian yang lain akan dilakukan proses pematangan (Gambar 2).
Gambar 2. Lokasi dan kondisi alami tanah gambut (kiri) dan tanah gambut yang siap dibawa ke green house c.
Pemasukan media tanam ke kolam terpal Setelah kolam terpal dan tanah gambut tersedia, langkah selanjutnya adalah memasukkan tanah gambut ke dalam kolam terpal. Untuk masing-masing kolam terpal, dimasukkan tanah gambut dengan ketebalan 20 cm setelah dipadatkan berdasarkan pertimbangan kedalaman rata-rata perakaran tanaman padi sedalam 18 cm (Vergara, 1990). Media kemudian dibiarkan dalam keadaan kering selama 2 minggu untuk selanjutnya dilakukan proses pematangan dengan menggonakan mikroorganisme lokal (Gambar 3).
Gambar 3. Pemasukan tanah gambut ke kolam terpal sebelum dilakukan proses pematangan 7
d.
Pematangan gambut Karena tanah gambut yang digunakan adalah jenis gambut ombrogen yang kaya akan bahan organik dengan tingkat dekomposisi yang belum matang, maka proses pematangan gambut dilakukan dengan mengadopsi metoda pengomposan bahan organik yang dimodifikasi dari cara pembuatan kompos yang diperkenalkan oleh Muslihat (2005). Sebagai agen perombak bahan organik yang ada di dalam tanah gambut, digunakan mikroorganisme lokal yang difermentasi selama 15 hari (Iksan, 2010). Setelah fermentasi, mikroorganisme yang dibiakan kemudian disiramkan ke tanah gambut dan dibiarkan melakukan perombakan bahan organik di tanah gambut selama 2 minggu (Gambar 4).
Gambar 4. Bongkol pisang sebagai sumber mikroorganisme lokal (kiri), pengembangbiakan mikroorganisme (tengah), dan penyiraman biakan mikroorganisme untuk mematangkan tanah gambut (kanan) e.
Pengairan kolam terpal Setelah proses pematangan gambut berlangsung selama dua minggu, dilakukan pencampuran antara tanah gambut yang dimatangkan dengan gambut alami dengan komposisi gambut matang 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Kemudian masing-masing kolam plastik yang telah berisi media tanah gambut diisi air. Air yang digunakan adalah air tanah yang dipompa dari lokasi penelitian dan sudah ditampung di bak penampungan sementara di green house. Air dimasukkan ke kolam terpal hingga jenuh dan mencapai kondisi macak-macak. Kolam terpal dengan kondisi gambut macak-macak ini kemudian dibiarkan terbuka selama 15 hari seperti yang disarankan oleh (Najiyati, dkk., 2005), setelah itu baru dilakukan penanaman bibit padi.
8
f.
Penanaman padi Padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu dari varietas padi gogo lokal yang sudah biasa dibudidayakan di lahan gambut Kalimantan Tengah (Najiyati, dkk., 2005). Bibit padi ditanam dengan metode SRI (System Rice Intensification) yaitu dengan menanam benih umur 7 hari pada kondisi tanah gambut di kolam terpal yang macak-macak. Jarak lobang tanam adalah 20 cm dengan jumlah benih yang ditanam pada masing-masing lobang sebanyak 1 benih. Setelah tanaman padi berumur kurang lebih 5 hari, tanah gambut di kolam terpal kemudian diairi kembali hingga mencapai kedalaman sekitar 5 cm. Untuk selanjutnya, kondisi kedalaman air ini selalu dijaga dengan menambahkan air secara reguler, dan bahkan akan ditingkatkan hingga kedalaman 10 cm seiring dengan pertumbuhan padi (Gambar 5).
Gambar 5. Benih padi umur tanam 7 hari
g.
Penebaran bibit ikan Bibit ikan gabus yang akan ditebar dalam penelitian ini akan dikoleksi dari ekosistem alami di sekitar Kota Palangka Raya. Bibit ikan ini kemudian akan ditampung dan diaklimatisasi di bak penampungan sementara sampai saat penebaran dilakukan. Setelah tanaman padi berumur 30 hari, bibit kemudian ditebar di masing9
masing kolam dengan kepadatan 50 ekor per m2. Sebelum ditebar, bibit tersebut diukur panjang dan beratnya sebagai data awal pertumbuhan.
3. Analisis tanah, kualitas air dan plankton a.
Analisis tanah Selama penelitian analisa tanah dilakukan 3 periode: saat penyiapan awal gambut (sebelum ada perlakuan), saat gambut dimasukkan ke dalam kolam terpal (setelah pematangan), dan di akhir penelitian. Parameter yang diukur meliputi pH, Ntotal, P-tersedia, K-tersedia dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan sampel tanah ke laboratorium tanah di Laboratorium Kimia Analitik Universitas Palangka Raya
b.
Analisis kualitas air Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 15 hari sekali sejak air pertama kali dimasukan ke dalam kolam terpal. Parameter yang diamati adalah suhu, pH, DO, fosfat, nitrat, dan amonia. Paramater suhu, pH dan DO akan diukur in situ, sedangkan fosfat, nitrat dan ammonia akan dianalisa di laboratorium Limnologi, Fakultas Pertanian Unpar
c.
Analisis plankton Pengamatan terhadap organisme plankton yang mencakup fitoplankton dan zooplankton dilakukan setiap 15 hari sekali sejak hari pertama air dimasukkan ke kolam plastik. Sampel plankton diambil dengan menyaring 5 liter air dengan menggunakan jaring plankton berukuran pori 20 µm dan memasukkannya ke dalam botol sampel plastik. Sampel kemudian diberi pengawet larutan lugol 1% dan selanjutnya dibawa ke laboratorium Limnologi Fakultas Pertanian Unpar untuk diamati. Parameter yang diamati adalah keanekaragaman jenis dan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton.
4. Pengukuran pertumbuhan ikan dan padi a.
Pertumbuhan ikan Pertumbuhan ikan diamati dua kali yaitu di awal dan diakhir penelitian. Parameter yang diukur adalah pertumbuhan panjang dan berat dan tingkat keberlangsungan hidup (survival rate). Untuk pengukuran pertumbuhan, ikan ditangkap dengan menggunakan serok dan kemudian ditampung sementara di ember 10
untuk kemudian diukur pertumbuhannya. Panjang larva akan diukur dengan mikrometer sedangkan berat ikan akan ditimbang dengan timbangan digital dengan tingkat ketelitian 2 digit. Tingkat keberlangsungan hidup diamati langsung in situ di lapangan b.
Pertumbuhan padi Parameter pertumbuhan padi diamati setiap 15 hari sekali. Parameter yang diamati terdiri dari jumlah anakan dari satu benih yang ditanam per lobang, jumlah helai daun per rumpun padi dan tinggi tanaman padi yang diukur mulai pangkal bawah sampai ujung tertinggi tanaman.
5. Analisa statistik Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada tingkat signifikasi 5 % untuk mengetahui adanya beda nyata antar perlakuan
11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik gambut alami yang dijadikan bahan baku media tanam Tanah gambut yang digunakan adalah jenis gambut pedalaman yang diambil dari lokasi sekitar kampus Universitas Palangka Raya. Hasil analisis tanah dari gambut alami tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Karakteristik kimia tanah gambut alami No
1 2 3
Kode sampel
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
pH H2O (1:2,5) 3,35 3,37 3,38
N-Tot (%) 0,61 0,57 0,70
Parameter P-Bray1 (ppm) 60,22 48,79 62,96
K-dd (me/100g) 0,25 0,31 0,24
KTK (me/100g) 27,40 28,76 26,59
2. Keasaman air kolam Nilai keasaman air kolam saat penanaman bibit padi adalah seperti terlihat pada Gambar 6 berikut:
Gambar 6. Keasaman air media tanaman setelah 5 hari penanaman benih padi Dari gambar 6 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata pH media tanam untuk berbagai komposisi tanah gambut matang tergolong rendah dengan nilai pH untuk gambut yang dimatangkan (komposisi 100%) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan gambut alami (komposisi 0%. Meskipun belum dilakukan uji statistik, hasil ini menunjukkan bahwa pematangan gambut dapat meningkatkan tingkat keasaman tanah gambut.
12
3. Pertumbuhan tanaman padi Pertumbuhan tanaman padi diukur dalam bentuk tinggi tanaman dan jumlah helai daun. Hasil pengukuran tinggi tanaman setelah 5 hari tanam disajikan pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Rata-rata tinggi tanaman padi setelah 5 hari tanam Gambar 7 di atas menunjukan bahwa, setelah 5 hari tanam, padi yang ditanam pada media gambut yang dimatangkan (100%) memiliki pohon yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi yang ditanam pada gambut alami (0%). Sedangkan rata-rata jumlah helai daun yang diukur setelah 5 hari tanaman di masingmasing perlakuan dapat dilihat pada gambar 8 berikut.
Gambar 8. Rata-rata jumlah helai daun tanaman padi setelah 5 hari tanam.
13
Gambar 8 di atas juga menunjukkan bahwa rata-rata jumlah helai daun padi yang ditanam pada media gambut yang dimatangkan (100%) lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah helai daun padi yang ditanam pada media gambut alami (0%).
14
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Gambut pedalaman alami yang digunakan sebagai media budidaya sistem mina padi dalam penelitian ini mengandung bahan organik yang sangat tinggi, akan tetapi akibat dari proses dekomposisi yang tidak sempurna, maka tanah gambut tersebut bersifat sangat masam dan memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah b. Mikroorganisme lokal (MOL) yang digunakan dalam penelitian ini mampu memperbaiki tingkat kematangan tanah gambut c. Sampai dengan umur 5 hari setelah tanam, benih padi yang ditanam pada media tanah gambut yang dimatangkan memiliki batang yang lebih tinggi dan helai daun yang lebih banyak jika dibandingkan dengan padi yang ditanam di media gambut alami. 2. Saran Penelitian ini masih harus dilanjutkan dengan terus mengamati proses pertumbuhan tanaman padi dan mengukur tingkat kesuburan dan produktivitas air di kolam terpal serta menebar bibit ikan gabus untuk kemudian mengamati pertumbuhannya di akhir kegiatan penelitian. Uji statistik juga perlu dilakukan di akhir periode penelitian untuk menentukan tingkat signifikansi pengaruh pematangan gambut terhadap pertumbuhan tanaman padi, kesuburan perairan dan pertumbhan ikan lokal yang diujicobakan.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara Hendri dan Meki Kurniawan, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan-Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Universitas Palangka Raya khususnya Lembaga Penenelitian yang telah membantu pendanaan melalui hibah penelitian UNPAR tahun 2012.
15
DAFTAR PUSTAKA Anonim (2011): Statuta Universitas Palangka Raya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 53 tahun 2011.2012. Anonim (2012): Risalah Pertemuan Dewan Riset Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan Gubernur Kalimantan Tengah tanggal 09 Maret Barchia, M. F. (2006): Gambut: Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gadjah Mada University Press, 196 hal. Chinnusamy, M. Kaushik, B. D. & Prasana, R. (2005): Growth, Nutritional, and Yield Parameters of Wetland Rice as Influenced by Microbial Consortia Under Controlled Conditions, Journal of Plant Nutrition, 29: 5, 857-871. Epstein, E. (2011): Industrial composting: Environmental Engineering and Facilities Management, CRC Press, Taylor & Francis Group-Boca Racon, 2011, 318 hal Gumiri, S. (2002): Ecological Studies on Zooplankton Communities in Humic Oxbow Lakes of Kalimantan, Indonesia. Hokkaido University, PhD thesis, 93 hal. Gumiri, S. (2007): Limnology of tropical black water ecosystem: The role of macrophytes on freshwater fish production in beje, Proceedings of The International Symposium and Workshop on Tropical Peatland, Palangka Raya, 20-24 September 2005, EU RESTORPEAT Partnership, University of Palangka Raya, Indonesia and Wageningen University and Research Institute, The Netherlands, hal: 122-126. Lai, L. (2007): Managing Soils for Food Security and Climate Change, Journal of Crop Improvement, 19:1-2, 49-71 Hafsah, M.J. (2009): Membangun Pertanian, PT. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 11 hal. Harahap, H. (1993): Pemanfaatan Gambut Indonesia: Suatu Kesempatan dan Tantangan. Prosiding Seminar Nasional Gambut II, Jakarta 14-15 Januari 1993. Himpunan Gambut Indonesia Bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 1-4. Iksan, S.B. (2010). Teknologi Praktis Untuk Petani Mandiri. Al-Ajda Press, Yogyakarta, 160 hal. Rosner, L.P & McCulloh, N.. (2008): A note on Rice Production, Consumption and Import Data in Indonesia, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44:1, 81-92 McCulloh, N. & Timmer, C.P. (2008): Rice Policy in Indonesia: a Special Issue, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44:1, 33-44 Munafi, A. B. A., Tarn, B.M, Ambak, M.A. & Ismail, F. (2004): Effect of Different Diets on Growth and Survival Rates of Snakehead (Chana striata bloch, 1797) larvae; Korean Journal of Biological Sciences, 8:4, 313-317
16
Muslihat, L. (2005): Teknik Pembuatan Kompos Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah di Lahan Gambut, Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut-Pertanian 02. Wetland Internationals, Bogor: 4 hal Narang, T. (2007): Welcoming and Opening Address (Governor of Central Kalimantan), Proceedings of The International Symposium and Workshop on Tropical Peatland, Palangka Raya, 20-24 September 2005, EU RESTORPEAT Partnership, University of Palangka Raya, Indonesia and Wageningen University and Research Institute, The Netherlands, hal: xx-xxii. Najiyati, S., Muslihat, L & Suryadipura, I. I. N., (2005): Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan, Wetland Internationals, Bogor: 231 hal. Roger, P.A., Zimmerman, W.J. dan Lumpkin, L.A. (1993): Microbiological Management of Wetland Rice Fields. Dalam Soil Microbial Ecology: Applications in agricultural and environmental management, ed. B. Metting, 417-455, New York: Marcel Dekker Setiadi, B. (1993): Pusat Riset Gambut Tropika (PURIGATRO) dari cita-cita menuju fakta. Prosiding Seminar Nasional Gambut II, Jakarta 14-15 Januari 1993. Himpunan Gambut Indonesia Bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 28-34. Xiuzhen, F. (2003): Rice-Fish Culture in China, Aquaculture Asia, Vol. VIII No. 4, 44-46 Zen, M. T. (1993): Gambut; Sumberdaya Masa Depan. Prosiding Seminar Nasional Gambut II, Jakarta 14-15 Januari 1993. Himpunan Gambut Indonesia Bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 5-17. Zhou, J.L. & Banks, C.J. (1992): Humic Acid Removal from Water by Biosorption, Environmental Technology, Volume 13, Issue 8: 727-737. Vergara, B.S. (1990): Bercocok Tanam Padi, Proyek Prasarana Fisik, Bappenas.
17
LAMPIRAN Biodata peneliti : I. Personal Identification 1. Name 2. Title 3. Date of birth 4. Affiliation 5. Faculty/Department 6. Position 7. Office Address 8. Phone/Fax. 9. E-mail II. Eduation No. Degree 1 BSc.
Sulmin Gumiri Professor 24 July 1965 The University of Palangka Raya Agriculture/Aquatic Resources Management Head of Laboratory of Limnology JL. Yos Sudarso Palangka Raya, INDONESIA +62 536 3227863
[email protected]
University Univ. of Palangka Raya
2
MSc.
Nottingham University
3
PhD
Hokkaido University
Field Education in Mathematics and Natural Sciences Environmental Science Environmental Earth Science
III. Working experience No Institution 1 Analytical Chemistry Laboratory – UNPAR 2 Analytical Chemistry Laboratory – UNPAR 3 Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture – UNPAR 4 Integrated Laboratory Unit – UNPAR 5 Computer Center – UNPAR 6 Faculty of Agriculture - UNPAR 7 Faculty of Agriculture 8
International Office - UNPAR
IV. No 1
Relevant Training Title / subject English Course
2
Training: Basic Science Instrumentation and Laboratory Techniques
3
4
Year 1991
Country Indonesia
1995
UK
2002
Japan
Position Analyst Head Lecturer
Periods 1991 - 1996 1996 - 1997 1997- present
Secretary Head Vice Dean I Head of Laboratory of Limnology Director
1997 - 1998 2005 - 2008 2008- 2011 2011-present
Years (Period) 1988 (3 months) 1988 (6 months)
Institution Mario English Course Udayana University – Bali
Academic analytical chemistry course
1990 (3 months)
Udayana University – Bali
Environmental Impact Assessment (type A/Basic and C/Appraisal)
1992 (1 month)
Lambung Mangkurat Univ. – Banjarbaru
2012-present
Sponsor Eastern Indonesian University Project, Australia Eastern Indonesian University Project, Australia Ministry of Environment, Indonesia
18
5
Pre-departure English course
6
Intensive course in English and study skills Training: Writing University Text Book on Environment
7
8
9 10 11
12
13 14
15
16
Caravan workshop on remote sensing, GIS and GPS data utilization Japanese course Advance training and research on biodiversity Training administration management for higher education and information technology for the Republic of Indonesia Training: Managerial competency on partnership institution – universities, industries and public Training on Management of Higher Education Institution Concept and Implemen-tation of Quality Assurance and Its Management in Asian Higher Education Leadership Exellence in Academe Program for SouthEast Asia Reional Course on Research Management for Executives
V. Research Grants No Title 1 Environmental conservation and land use management of wetland ecosystem in Southeast Asia 2 Ambul: a floating water hyacinth island to control lake eutropication and preventing direct load of domestic waste to the river
1993-1994 (6 months) 1994 (2 months) 1997 (3 weeks)
British Council, Jakarta Nottingham University – UK Ministry of National Education
1997 (1 week)
Bandung Institute of Technology
1998-2000 (4 smesters) 2002-2003
Hokkaido University, Japan Ghent University, Belgium Saga university, Japan
2003 (1 month)
2005 (4 days)
British Council Jakarta British Council - UK Ministry of National Educa-tion, Indonesia Asian Institute of TechnologyBangkok Hokkaido University United Nations University-Tokyo JICA, Japan
Ministry of National Education, Indonesia
2006 (7 days) 2008 (2 days)
Institute of Technology Sepuluh November, Surabaya Ministry of National Education The University of Indonesia
2010 (6 days)
SEAMEOBIOTROP, Bogor
SEARCA, Phillipines
2012 (5 days)
SEAMEOSEARCA, Los Banos-Phillipines
SEARCA, Phillipines
Year 19982007
20042005
Status Member of group IV (Function of aquatic ecosystem) Principal Researcher
DAAD-Germany, Jakarta DAAD-Germany, Jakarta
Collaborators Univ. Palangka Raya, Indonesian Inst. of Science and Hokkaido University - Japan -
Sponsor JSPS, Japan
Kurita Water and Environment Foundation, Japan
19
3
Species inventory and abundance of planktonic organisms in interrhizon of Lake Lutan Palangka Raya for culturing natural fish foods Emission and concentration distributions of mercury in gold-mining watershed in Central Kalimantan, Indonesia
20062007
Principal Researcher
-
Ministry of National Education, Indonesia
20082010
Principal Researcher for Indonesian side
JSPS-Japan and Ministry of National Education, Indonesia
5
Wild Fire and Carbon Management in PeatForest in Indonesia
20092014
Indonesian Principal Researcher for Group “Carbon Management”
6
Fish inventory and monitoring of physical and chemical properties of Kahayan River Water to support Environmen-tal Education Program at the City of PalangkaRaya
2010
Principal Researcher
Univ. of Palangka Raya, Bandung Inst. of Technology, Toyohashi Univ. of Technology-Japan Univ. of Palangka Raya, Ministry of Research and Tech.-Indonesia, Hokkaido University, Japan -
VI. 1
Selected Publications A preliminary study on the dynamics of zooplankton community in two humic lakes of Central Kalimantan
4
3
4
8
JST and JICA, Japan
Kurita Water and Environment Foundation, Japan
2000
First author
Proceedings of the International symposium on: Tropical peatlands. Bogor, Indonesia: 22-23 November 1999. Hokkaido University: 443453
The dynamics of rotiferan 2002 commu-nities in relation to environmental factors: comparison between two tropical oxbow lakes with different hydrological conditions Limnological data for a group of 2004 lakes in the vicinity of Sigi Village, Central KalimantanIndonesia during the period between March 2003 and March 2004 Seasonal dynamics of zooplankton 2005 communities in interconnected tropical swamp lake ecosystems
First author
Verhandlungen der Internationale vereinigung für theoretische und angewandte limnologie, StuttgartJerman, 28: 1885-1889
First author
Annual report for April 2003 – March 2004. Core University Program between Hokkaido University, Japan and Research Centre for Biology, LIPI, Indonesia (March 2004):242-245 Verhandlungen der Internationale vereinigung für Theoretische und Angewandte Limnologie, StuttgartGermany, 29: 179-184
First author
20
9
Life on wetland in the Bangkau Village, South Kalimantan
2005
First author
10
Carbon sources of aquatic life in black water ecosystems of Central Kalimantan: the importance of land-water interface The composition of zooplankton communities in the water column and attached to aquatic plant in tropical wetland ecosystems
2005
First author
2006
First author
12
The impact of water hyacinth (Eichhornia crassipes) on zooplankton abundance and diversity: an experimental pond study
2006
First author
13
Limnology of tropical black water ecosystem: The role of macrophytes on freshwater fish production in beje
2007
First author
14
Limnological study at The University of Palangka Raya: Integrating recent findings and their application for local community The Ambul: an ecotechnology for controlling lake eutrophi-cation and preventing direct load of domestic sewage to the river
2008
First author
2010
First author
11
15
V. Visited abroad No. Year 1. 1994-1995 2. 1998-2002 3. 2001 4. 2002-2003 5. 2002 6. 2002 7. 2004
Country UK Japan Australia Belgium Netherland UK Japan
Purpose MSc. Study PhD Study Limnology Congress Visiting Researcher Seminar Seminar ICT Training
Proceedings of the international workshop on “Human dimension of tropical peatland under global environmental changes”. Bogor, Indonesia (December: 8-9, 2004): 19-22 International Journal for Management of Tropical Peatlands, vol. 5 (5): 24-30 Environmental conservation and land use management of wetland ecosystem in Southeast Asia. Annual Report for April 2005 – March 2006. Core University Program between Hokkaido University, Japan and Research Centre for Biology, LIPI, Indonesia Environmental conservation and land use management of wetland ecosystem in Southeast Asia. Annual Report for April 2005 – March 2006. Core University Program between Hokkaido University, Japan and Research Centre for Biology, LIPI, Indonesia Proceedings of The International Symposium and Workshop on Tropical Peatland, Palangka Raya, 20-24 September 2005, EU RESTORPEAT Partnership, University of Palangka Raya, Indonesia and Wageningen University and Research Institute, The Netherlands, pp 122-126, 2007 Journal of Tropical Fisheries (2008) 3 (1): 10-15
Journal of Ecotechnology Research . Vol. 15(2) (2010) 43-47
Duration 2 years 3,5 years 7 days 6 months 7 days 5 days 24 days
Sponsor British Council Monbusho-Japan Monbusho-Japan UN University UN University European Union JICA-Japan 21
8.
2004
Finland
Limnology Congress
7 days
9. 10. 11.
2004 2008 2009
Japan Japan China
10 days 10 days 4 days
12. 13. 14 15
2009 2010 2010 2012
Japan Japan Japan Phillipine
Visiting Researcher Visiting Researcher Seminar of Ecotechnology Visiting Researcher Invited speaker Invited speaker Visiting Researcher
16
2012
United States
Exchange Visit
10 days
VII. Professional society No. Organization
1. 2
3
4
Japanese Limnological Society Internal Association of Applied and Theoretical Limnology Indonesian Sea partnership Consortium Indonesian Association for Water and Aquatic Environment (ISWAE)
Status
Member Member
Coordinator of Regional Centre Coordinator for Regional Centre of Central Kalimantan
Period
10 days 7 days 5 days 5 days
Country
Finnish Ministry of Foreign Affair JSPS-Japan JSPS-Japan Toyama Institute of Technology-Japan JSPS-Japan ACCU-Japan JSPS-Japan SEAMEOSEARCA St. Bonaventure University
Head of Organization
2000 Present 2001 Present
Japan United States
Prof. Toshio Iwakuma Prof. G.W. Likens
2006 present
Indonesia
Prof.Widi Pratikto
2012present
Indonnesia
Prof. Sukoso
VIII. Others 1. Awarded as The best lecturer of The University of Palangka Raya, 2006 2. Editorial committee of International Journal of Tropical Peatlands, The University of Palangka Raya 3. Chief Editor Journal of Tropical Fisheries, The University of Palangka Raya 4. Lecturer for “Aquatic Resource Management Module” - UNESCO e-leaning program on Sustainable Science, 2012 Palangka Raya, Desember 2012
Sulmin Gumiri
22