613/ HUMANIORA
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS ENTERPRENEURSHIP PADA EKS-PEMAGANG KERJA DI LUAR NEGERI (Studi Kasus Eks-Pemagang di Jepang)
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ketua/Anggota Tim Tri Mulyani Wahyuningsih, M.Hum/0610047201 Bayu Aryanto, M.Hum/ 0605087701
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Agustus, 2016
1
2
RINGKASAN Semakin baiknya hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, berdampak pada perkembangan sosial ekonomi kedua negara tersebut. Kondisi sosial-ekonomi kedua negara yang saling membutuhkan, menimbulkan hubungan simbiosis mutualisme di sektor sosial dan ekonomi. Kondisi Jepang sebagai negara berteknologi maju yang mengalami penurunan jumlah penduduk, sangat membutuhkan tenaga kerja di sektor industri. Pemerintah Indonesia merespon kesempatan tersebut dengan membuka jalur pengiriman tenaga magang ke Jepang secara masif, namun tetap memperhatikan rambu-rambu yang ditetapkan kedua negara. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana para eks-pemagang di Jepang tersebut dapat mengimplementasikan pengalaman kerja dengan konsepkonsep kultur kerja di Jepang, setelah mereka kembali ke Indonesia. Bagaimana para eks-pemagang tersebut mengembangkan etos enterpreneurhsip berdasarkan pada pengalaman mereka ketika berada di Jepang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif etnografis. Wilayah penelitian adalah kota Semarang dan Karisidenan Surakarta, dengan pertimbangan di daerah tersebut banyak ekspemagang Jepang berdomisili. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengamatan langsung, interview, dan dokumen tertulis. Langkah penelitian terdiri dari 1) perancangan, 2) pengumpulan data di lokasi penelitian, 3) pengolahan data, dan 4) penulisan laporan penelitian. Tahap perancangan memuat aktivitas penyusunan proposal. Tahap pengumpulan data dimulai dengan penyusunan pertanyaan interview dan kuesioner, dan kemudian pencarian dan pengumpulan dilakukan di lapangan penelitian. Pengolahan data terdiri dari identifikasi pengklasifikasian data, pemaparan dan interpretasi permasalahan, dan solusi, analisis data dan penarikan kesimpulan. Tahap Laporan meliputi aktivitas penulisan laporan dan presentasi hasil penelitian. Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah ditemukannya penerapan pengalaman kerja yang diperoleh selama di Jepang dengan beberapa penyesuaian. Disesuaikan dengan kondisi unit usaha yang didirikan. Penerapan ditemukan terutama dalam mengelola usaha yang didirikannya.. Kata kunci: eks-pemagang, enterpreneurship, etos kerja, program magang, budaya.
3
PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Etos Enterpreneurship pada EksPemagang Kerja di Luar Negeri (Studi Kasus Eks-Pemagang Jepang)”. Penulisan penelitian ini dapat berjalan dengan baik berkat dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departmen Pendidikan Nasional, DIKTI yang telah membiayai kegiatan operasional dan administrasi penelitian. 2. Bapak Dr.Ir. Edy Noersasongko, M.Kom. selaku rektor Universitas Dian Nuswantoro yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi kepada dosen 3. Bapak Dr. Dwi Eko Waluyo selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. 4. Kepala Pusat Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat beserta staffnya yang telah memberikan dukungan teknik, fasilitas, dan administrasi sehingga mendukung kelancaran penelitian 5. Semua pihak yang ikut mendukung kelancaran penelitian ini Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penumbuhkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi sumber rujukkan atau inspirasi akademik bagi penelitian-penelitian baru yang lebih baik demi perkembangan ilmu budaya. Semarang, Agustus 201 Ketua Peneliti, Tri Mulyani Wahyuningsih
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------HALAMAN PENGESAHAN -----------------------------------------------------RINGKASAN ----------------------------------------------------------------------PRAKATA---------------------------------------------------------------------------DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------BAB 1. PENDAHULUAN -------------------------------------------------------BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA -------------------------------------------------2.1. Konsep Magang di Jepang-----------------------------------------------2.2. Kultur Kerja di Jepang----------------------------------------------------2.3. Enterpreneurship-----------------------------------------------------------BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN---------------------------BAB 4. METODE PENELITIAN ------------------------------------------------3.1. Batasan/ Ruang Lingkup ------------------------------------------------3.2. Metode Penelitian --------------------------------------------------------3.3. Bagan Alur Penelitian-----------------------------------------------------3.4. Sumber Data Penelitian -------------------------------------------------3.5. Metode Pengumpulan Data ---------------------------------------------BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI---------------------------KESIMPULAN DAN SARAN---------------------------------------------------DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------LAMPIRAN -------------------------------------------------------------------------
1 2 3 4 5 6 8 9 9 13 13 13 13 14 16 16 17 18 18 19 20
5
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Ketersediaan lapangan kerja yang belum berimbang dengan pencari kerja di
Indonesia, menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya minat orang Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia seperti Malaysia, Singapura, negara-negara Timur Tengah merupakan tujuan favorit para pencari kerja. Ketersediaan lapangan kerja dan upah yang menjanjikan menjadi daya tarik bagi sebagian besar pencari kerja sektor non-formal. Berbeda halnya dengan pengiriman pemagang ke Jepang, penguasaan keterampilan dan kecakapan dalam bidang teknik dijadikan salah satu syaratnya. Para calon pemagang sebelum berangkat, dibekali dengan keahlian dasar tentang bidang teknik, bahkan kemampuan bahasa Jepang dasar pun menjadi salah satu syarat para calon pemagang ke Jepang. Sebelum berangkat magang ke Jepang, para calon peserta mengikuti berbagai program pelatihan yang disesuaikan dengan minat dan bakat peserta, di antaranya mekanik, ahli elektronik, las listrik, bangunan, perkayuan, pabrik makanan dan sebagainya. Dampak dari kondisi demografi piramida terbalik di Jepang yang disebabkan menurunnya angka kelahiran, berimbas pada semakin sedikitnya sumber daya manusia. Peluang ini ditangkap oleh pemerintah dan pihak swasta Indonesia dengan menggalakkan program pemagangan ke Jepang. Berdasarkan Data Kemnaker, hingga akhir 2014 Pemerintah telah menempatkan peserta program pemagangan ke Jepang 2014 sebanyak 35.351 orang dan yang sudah kembali ke tanah air sebanyak 32.062 orang. Saat ini yang masih ada di Jepang sebanyak 3.289 orang. Menteri
Ketenagakerjaan
M
Hanif
Dhakiri
mengatakan
program
pemagangan ke Jepang menjadi salah satu solusi alternatif dalam mengatasi masalah pengangguran. Program pemagangan juga menjadi titik awal untuk membuka lapangan kerja baru melalui wirausaha mandiri. Program pemagangan diarahkan untuk membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi kaum muda di
6
Indonesia. Program ini dapat mengembangkan keahlian kerja para tenaga kerja muda dan menumbuhkan produktivitas. Program magang di Jepang ini bertujuan meningkatkan kompetensi pemuda Indonesia di bidang industri, meningkatkan keterampilan kerja, menambah wawasan ilmu pengetahuan serta meningkatkan etos
kerja.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/04/191234026/Kemenaker.Targe tkan.Kirim.2.000.Tenaga.Kerja.Magang.ke.Jepang Kultur dunia kerja di Jepang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, komitmen, dan loyalitas. Prinsip kerja di perusahaan yang sering digunakan adalah Lima S, yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapih), Seisho (resik), Seiketsu (rawat), dan Shitsuke (rajin). Dengan iklim kerja di Jepang tersebut diharapkan setelah program magang selesai, para pemagang Indonesia dapat mengaplikasikan pengalamannya di Indonesia. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah Indonesia bahwa program magang di Jepang dapat menjadi titik awal untuk membuka lapangan kerja baru melalui enterpreneurship mandiri. Keterkaitan antara pengalaman kerja dan pengaplikasian
pengalaman
magang
dalam
pengembangan
bidang
enterpreneurship sepulang dari program magang di Jepang menjadi hal yang perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian terkait dengan tenaga kerja di luar negeri telah dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Diponegoro, Semarang dengan judul “Analisis Masalah Sosial, Politik dan Ekonomi pada Migrasi Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri” yang disponsori pada tahun 2000/2001. Penelitian tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi niat TKI bermigrasi ke luar negeri, yaitu status perkawinan dan lama tinggal di negara tujuan (faktor sosial), pendapatan yang diperoleh di negara tujuan (faktor ekonomi), serta pengalaman kerja di luar negeri yang ditunjukkan dari banyaknya kepulangan TKI responden ke daerah asal selama mereka berkeja di luar negeri. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, peneliti merumuskan sebuah masalah yang perlu dikaji, yaitu bagaimanakah pengaruh pengalaman kerja di luar negeri
terhadap
etos enterpreneurship pada eks-pemagang di Jepang. Di dalamnya juga akan
7
diteliti aplikasi dari etos enterpreneurship tersebut, dan wujud konkrit kreatifitas enterpreneurship.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Magang di Jepang Dalam halaman pengantar Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja yang dikeluarkan oleh Japan International Training Cooperation Organization (JITCO), program praktek kerja di Jepang merupakan program penerimaan pekerja-pekerja muda dari berbagai negara untuk dilatih agar depat menguasai teknologi dan keterampilan yang dipergunakan dalam pekerjaan dan industri Jepang. Kemudian, diharapkan juga setelah selesai magang, peserta magang dapat meningkatkan kinerja perorangan dan ikut berkontribusi kepada pembangunan industri dan perusahaan setelah pemagang kembali ke tanah air. Pelaksanaan program magang diatur berdasarkan Memorandum of Understanding (MOU) antara Direktorat Jenderal Binalattas Depnakertrans RI dengan The Association International Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan (IM) Tanggal 16 September 1994 Amandemen Tanggal 19 Mei 1999, dan Nota Kesepakatan Kerjasama antara Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi RI dengan The Association International Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan (IM) Nomor : Kep. 23/MEN/2000 Tanggal 22 Februari 2000. Di dalamnya juga diatur mengenai proses pemberangkatan para pemagang, mulai tahap seleksi, aturan-aturan pemagangan di Jepang (jam kerja, upah, jam lembur, dan upah lembur, dll). Lama pemgangan di Jepang maksimal 3 tahun. Syarat peserta magang terdiri dari dua pokok, yaitu persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. 1. PERSYARATAN ADMINISTRASI - Fotocopy KTP, KK, AK1 dan akte kelahiran - Berdomisili minimal 2 tahun di tempat seleksi diadakan - Fotocopy sertifikat latihan (minimal 220 jam pelajaran) atau pengalaman kerja bagi lulusan non teknik minimal 6 bulan - Fotocopy ijazah SD, SLTP, SLTA dan D3/S1
8
- Surat keterangan sehat dari Dokter - Surat ijin orang tua/wali/istri bermaterai - Surat pernyataan belum pernah ikut magang - Surat Lamaran mengikuti program - Pas poto 4x6 dan 3x4 @ 5 lembar
2. PERSYARATAN TEKNIS - Minimal lulusan SLTA atau sederajat - Usia minimal 20 tahun dan maksimal 26 tahun sampai berangkat - Lulus kesemaptaan tubuh - Lulus tes matematika - Lulus tes ketahanan fisik - Lulus tes Bahasa Jepang - Lulus wawancara - Lulus psikotes - Lulus medical check up Kehidupan kerja di Jepang pun telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan pemerintah Jepang, misalnya jam kerja dan upah yang diberikan kepada para pemagang. Seperti tertuang pada Nota Kesepakatan Kerjasama antara Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi RI dengan The Association International Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan (IM) Nomor : Kep. 23/MEN/2000 Tanggal 22 Februari 2000, dan telah diperbarui dengan amandemen tertanggal 1 Februari 2010, dijelaskan tentang jam kerja, upah bulanan, upah lembur, cuti, dll (disadur dari Buku Panduan Praktek Kerja, diterbitkan Japan International Training Cooperattion Organization)
2.2. Kultur kerja di Jepang Etos kerja dalam konsep kultur Jepang tidak semata untuk mencari keuntungan materi, tetapi lebih kepada sebuah nilai. Kerja merupakan sebuah nilai yang lebih penting daripada mencari keuntungan materi (Nihon Yoko-Tate, 2010:34). Kedisiplinan kerja masyarakat Jepang terlahir dari sebuah orientasi hidup, yang kemudian diterapkan oleh perusahaan Jepang untuk pengembangan
9
usaha bisnisnya. Dengan kata lain, kekuatan sosial-ekonomi Jepang didasari pada sikap kedisiplinan masyarakatnya. Sikap kedisiplinan tersebut diaplikasikan ke dalam dunia kerja di perusahaan Jepang dengan membuat slogan Lima S, yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapih), Seisho (resik), Seiketsu (rawat), dan Shitsuke (rajin). Slogan tersebut pada mula dimaksudkan untuk peningkatan dan efektifitas dalam proses produksi di perusahaan. Seiri (ringkas), secara literal diartikan „teratur‟. Dijabarkan sebagai sebuah tindakan untuk memisahkan alat atau komponen untuk ditempatkan di tempatnya masing-masing agar pada saat akan digunakan, dapat segera deitemukan, Seiton (rapih), secara literal diterjemahkan „tertib‟. Setiap alat atau komponen diberi label agar setiap orang yang memerlukannya dapat menemukan dan menggunakannya dengan segera. Seisho secara literal diterjemahkan „bersih‟. Pengaplikasiannya adalah berupa menjaga kebersihan tempat kerja beserta perkakasnya. Seiketsu secara literal diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan sama artinya, yaitu „bersih‟. Tetapi, aplikasinya lebih cenderung kepada pemeliharaan terhadap tempat kerja yang sudah terjaga kebersihan dan ketertibannya. Apabila ditemukan sesuatu yang tidak pada tempatnya dapat segera diketahui dan diambil tindakan yang benar. Shitsuke secara literal diterjemahkan „rajin‟. Slogan ini digunakan untuk memberikan motivasi kepada para karyawan untuk terus menerus melakukan kegiatan perbaikan dan membuat karyawan terbiasa menaati aturan. Dengan kata lain, para karyawan diharapkan dapat melakukan pengendalian diri, bukan dikendalikan oleh peraturan. Kelima slogan tersebut telah menjadi sebuah semboyan kerja dan dijadikan sebuah prinsip kerja yang harus dipatuhi oleh para pekerja di perusahaan Jepang yang tersebar di penjuru dunia. Shibusawa Eiichi, seorang yang disebut sebagai pebisnins penting di era Restorasi Meiji dianggap sebagai tokoh penghubung antara pandangan-pandangan tradisional dan modern terkait falasafah dan etika bisnis Jepang (Widyahartono: 2003:149). Menurutnya disiplin keras, bekerjada dengan rajin, dan hemat adalah
10
tuntutan mutlak; sementara kemalasan dan pemborosan adalah dosa. Nilai-nilai filosofi yang diturunkan kepada keturunannya adalah: 1. Uang adalah hasil sampingan suatu pekerjaan. Persis seperti lumpur yang menempel pada mesin selama proses pengoperasian. Lumpur itu merupakan analogi uang yang diperoleh dari hasil bekerja. 2.
Keprihatinan perusahaan adalah keprihatinanmu sendiri. Uang
adalah harta semua orang di perusahaanmu. Pekerjaan itu sendirilah yang harus menjadi tujuan utama hidupmu. 3. Hak senantiasa muncul berkaitan dengan kewajiban. Jika kamu lebih memprioritaskan hak daripada kewajiban, kamu tidak akan pernah menerima kepercayaan dari orang lain. 4. Walaupun kamu bukan orang brilian, kalau kamu mau terus mempelajari masalah-masalah
bisnis,
pengetahuan
dan
pengalamanmu
akan
berkembang melalui pekerjaanmu. 5. Lebih baik seseorang melakukan satu pekerjaan saja dan melakukan sebaik-baiknya.
2.3. Enterpreneurship Banyak definisi tentang enterpreneurship atau kewirausahaan. Robert C Constad
dalam
bukunya
„Enterpreneurship‟
(dalam
Robert,
2008:
9),
“Kewirausahaan adalah sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal, waktu, dan/ atau komitmen karier ….” Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada sebuah nilai dengan pemanfaatan waktu dan upaya berupa penanggungan resiko keuangan, fisik, resiko sosial. Pelakunya akan menerima imbalan moneter, kepuasan, dan kebebasan pribadi (Robert D Hisrich, et al, 2008: 10). Sikap kreatif merupakan salah satu kata kunci apabila berbicara tentang enterpreneurship. Kreatifitas adalah sumber energy untuk penumbuhkembangan entrepreneur. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat sebuah masalah dan peluang (Zimmerer, et al: 2008: 57). Roger von Oech dalam bukunya A Whack of The
11
Side of the Head (dalam Zimmerer, et al: 2008:68-74) mengidentifikasi 10 “kunci mental” yang membatasi kreativitas: 1. Mencari jawaban yang “tepat”. Terkadang sistem pendidikan yang terpola bahwa sebuah pertanyaan aka nada jawaban yang tepat, terlihat tidak sesuai dengan kenyataan. Bahwa dalam kenyataan, banyak masalah-masalah yang bersifat ambigu, jawaban tergantung pada banyak dimensi. 2. Berfokus untuk “berfikir logis”. Logika merupakan hal penting terutama dalam taraf evaluasi ide, dan bukan pada fase imajinatif awal dari proses. 3. Mengikuti aturan secara membabi buta. Kadang orang terlalu membabi buta untuk mengikuti aturan-aturan, sehingga kadang kala mematikan cara-cara baru yang bisa jadi hal itu adalah sumber kreativitas. 4. Terus menerus berpikir praktis. Menyingkirkan pikiran praktis untuk beberpa waktu, kadang dapat memunculkan solusi kreatif yang mungkin belum muncul sebelumnya. 5. Memandang permainan sebagi hal yang tidak berguna. Anak-anak belajar ketika bermain, dan demikian halnya dengan wirausahawan. 6. Menjadi terlalu terspesialisasi. Hanya terfokus pada satu penyebab masalah, dan tidak mau mencari keterkaitan antarfaktor, sehingga tidak dapat ditemukannya sumber permasalahan. 7. Menghindari ambiguitas. Ambiguitas terkadang menjadi rangsangan untuk berpikir dengan cara yang berbeda. Ambiguitas ini mengharuskan seseorang untuk mempertimbangkan paling tidak dua pikiran yang berbeda, bahkan sering kali saling bertentangan. 8. Takut terlihat tolol. Ide-ide baru jarang muncul dari lingkungan yang konvensional. Orang cenderung bersikap konvensional karena tidak ingin terlihat bodoh. Seorang wirausahawan adalah “orang bodoh nomor satu”, karena selalu mempertanyakan dan menentang cara-cara yang konvensional. 9. Takut salah dan gagal. Orang kreatif sadar bahwa mencoba sesuatu yang baru sering kali mengarah pada kegagalan, tetapi mereka tidak melihat
12
itu sebagai akhir. Mengambil resiko untuk gagal, dan mempelajari kegagalannya akan menjadikan kunci sukses. 10. Percaya bahwa “saya tidak kreatif”. Keyakinan ini sering menjadi penghakiman kepada diri sendiri, yang akibatnya adalah munculnya sebuah alasan untuk tidak bertindak.
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh etos kerja di Jepang pada pengembangan enterpreneurship di wilayah eks-pemagang Jepang bertempat tinggal di Indonesia. Ada tiga hal yang dapat dilihat, yaitu 1) kultur kerja dalam sistem manajemen bisnis; 2) wujud bidang usaha; 3) orientasi pengembangan bisnis. 3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi pengembangan enterpreneurship di kalangan eks-pemagang dari Jepang. Modal secara finansial selama mereka magang di Jepang dan pengalaman bersinggungan langsung dengan budaya kerja di Jepang merupakan sumber modal usaha terpenting yang layak diaplikasikan di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para eks-pemagang di Jepang
untuk
menumbuhkembangkan
ide
dan
pengaplikasian
etos
entepreneurship di Indonesia.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua ancangan penelitian, yaitu (1) ancangan kualitatif dan (2) ancangan deskriptif. Ancangan kualitatif adalah ancangan penelitian yang tidak didasarkan perhitungan angka untuk penarikan simpulannya. Pada penelitian ini tidak digunakan data-data berupa angka yang digunakan untuk perhitungan statistik. Temuan-temuan dalam penelitian ini tidak diperoleh melalui analisis yang menggunakan penghitungan angka, sehingga pada penelitian ini
13
tidak digunakan prosedur statistik. Oleh sebab itu, penelitian ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat kualitatif, sehingga penarikan simpulan penelitian ini tidak didasari dengan perhitungan angka-angka, melainkan berupa kualitas bentuk verbal yang berwujud tuturan (Muhadjir 2000:29). Ancangan yang berikutnya adalah ancangan deskriptif. Ancangan deskriptif merupakan ancangan yang bertujuan mendeskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti untuk mendapatkan interpretasi yang tepat (Djajasudarma 2006:10). Ciri khas ancangan deskriptif adalah kerja peneliti tidak hanya memberikan gambaran-gambaran fenomena,
melainkan
antarfenomena,
juga
menguji
memberikan
keterangan
hipotesis-hipotesis,
tentang
membuat
hubungan
prediksi,
serta
mendapatkan makna dan implikasi dari suatu fokus penelitian (Prastowo 2011:205). Topik penelitian ini adalah pengaruh etos kerja di Jepang pada pengembangan enterpreneurship di wilayah eks-pemagang Jepang bertempat tinggal di Indonesia, sehingga ancangan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan deskriptif. Dengan acangan deskriptif, paparan tentang tentan penelitian menjadi fokus utama penelitian ini. Adapun langkah-langkah penelitian dibagi dalam 4 tahapan yaitu
perancangan,
pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil penelitian. Tahapan penelitian tersebut terperinci dalam aktifitas-aktifitas penelitian sebagai berikut: A. Tahap perancangan Penelitian meliputi aktivitas penentuan masalah, pengkajian pustaka dan penetapan teori B. Tahap pengumpulan data meliputi empat aktivitas yaitu: 1. Menentukan responden dan jumlahnya 2. Merumuskan kuesioner dan menyebarkannya. 3. Melakukan observasi lapangan dan mencari data melalui wawancara dengan responden 4. Mentranskripsikan data hasil wawancara C. Tahap analisis data meliputi aktifitas sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mengkategorikan data
14
2. Memaparkan permasalahan sejauh mana pengaruh pengalaman kerja terhadap jiwa enterpreneurship D. Tahap pelaporan hasil penelitian meliputi aktivitas: 1. Menulis laporan penelitian 2. Mempresentasikan laporan penelitian
15
4.2. Bagan Alir Penelitian Uraian tahapan dan aktivitas yang terdapat dalam metode penelitian ini dapat disederhanakan dalam bagan sebagai berikut: PERANCANGAN PENELITIAN
penentuan topik masalah
PENGUMPULAN DATA
Menentukan siapa dan berapa jumlah responden, lokasi
pengkajian pustaka Membuat dan menyebar kuesioner penetapan teori.
ANALISISDATA
Mencari data melalui wawancara dengan responden, observasi lapangan
Mengidentifikasi dan mengkategorikan data.
Menganalisis data yang telah teridentifikasi.
Mentranskripsikan data hasil wawancara
PELAPORAN HASIL PENELITIAN
Menginterpretasian hasil analisis data
Menarik simpulan.
Menulis laporan penelitian
Mempresentasikan laporan penelitian
4.3. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, kuesioner yang diisi oleh responden khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pengalaman kerja terhadap jiwa enterpreneurship pada eks pekerja magang. Responden yang dipilih untuk diwawancarai dalam penelitian ini adalah pekerja yang pernah magang kerja di luar negeri dan setelah kembali ke tanah air memiliki wirausaha.
16
Adapun ketentuan yang menjadi syarat untuk pemilihan responden adalah: 1. Responden merupakan eks pekerja magang di luar negeri minimal 3 tahun. Kriteria ini digunakan dengan pertimbangan bahwa para eks pekerja ini sudah cukup mendapatkan pengalaman kerja dari perusahaan tempat bekerja. 2. Responden sekembalinya dari bekerja di luar negeri sudah mendirikan usaha minimal satu tahun. Dari kriteria ini diharapkan akan diperoleh pengaruh pengalaman kerja yang diperoleh dalam jiwa enterpreneurship yang diwujudkan dalam usahanya. 3. Bidang usaha responden berkaitan dengan budaya tempat ketika dia magang di luar negeri. 4.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Interview atau wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara kepada eks pekerja magang di luar negeri. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang autentik. 2. Observation atau observasi. Dengan metode ini dapat wawancara masalah yang akan diteliti dapat diilustrasikan.menampilkan sebuah analisis data yang jelas yang merupakan refleksi dari kenyataan di lapangan. Dengan metode ini, pengamatan langsung terhadap pengaruh pengalaman kerja terhadap etos enterpreneurship pada eks-pemagang dalam mengelola usaha yang dilakukan. 3. Dokumentasi tertulis meliputi sumber data literatur tertulis dan kuesioner, Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara menyebar dan mengumpulkan kuesioner dari para responden.
BAB 5. HASIL LUARAN YANG DICAPAI 1. Survey lokasi dan penentuan responden yang dilakukan pada tanggal 0102 Mei2016. Survey lokasi di wilayah Semarang, Klaten, Boyolali, Solo.
17
2. Telah menentukan responden dan menjalin komunikasi awal dengan responden tentang kesediaannya menjadi responden pada tanggal 10 Mei 2016 3. Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dengan responden pada tanggal 12 Mei 2016 4. Wawancara dan observasi untuk mencari data telah dilakukan pada tanggal 14 Mei
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian dari responden
menerapkan prinsip kerja yang mereka peroleh selama bekerja di Jepang. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa penerapan pengalaman kerja di Jepang lebih kepada kedisiplinan ddan manajemen pengelolaan usaha yang didirikannya.
Penerapan pengalaman kerja disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di lapangan. 5. Mentranskrip data di mulai 28 Mei- 5 juni 2016. Mulai dibuat laporan dan membuat artikel ilmiah dari hasil penelitian. 6. Artikel ilmiah hasil penelitian sudah dipublikasikan di seminar Nasional yang diselenggarakan oleh UNISBANK di Semarang pada tanggal 28 Juli 2016.
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 1. Melanjutkan tahap pengolahan data dan analisis terhadap data hasil wawancara dan observasi (Agustus – pertengahan September 2016) 2. Membuat laporan akhir hasil penelitian. ( Agustus-November 2016)
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai sampai dengan pelaporan kemajuan dapat disimpulkan bahwa semua eks-pemagang dari Jepang menerapkan pengalamannya sewaktu bekerja di Jepang. Penerapan terutama pada kedisiplinan dalam mengelola usaha yang mereka dirikan. Beberapa prinsip kerja diterapkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ditemui dilapangan.
18
7.2. Saran Hasil penelitian yang telah dicapai hanya terfokus pada pengaruh pengalaman kerja terhadap etos enterpreneurship saja. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dapat dilanjutkan pada penelitian pengaruh budaya pada kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: P.T. Rafika Aditama. Hisrich D, Robert. et al. 2008. Enterpreneurship Kewirausahaan. Jakarta. Salemba Empat. JITCO.2010. Buku Panduan Praktek Kerja untuk Trinee Praktek Kerja. Tokyo. Kitajima.co.ltd. Kondansha. 2002. The Japan Book. Tokyo: Kodansha International Muhadjir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Meotde Penelitian Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Susilowati, Indah. dkk. 2000/2001. Analisis Masalah Sosial, Politik dan Ekonomi pada Migrasi Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (Laporan akhir penelitian Domestic Collaborative Research Grant, Dirjen Dikti). Tsugumoto, Aikawa.2002. Nihon Tate-yoko (Japan As It Is). Tokyo: Gaken. Widyahartono, Bob.2003. Belajar dari Jepang, Keberhasilan Sebagai Negara Industri Maju. Jakarta: Salemba Empat. Zimmer, Thomas W. et al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/04/191234026/Kemenaker.Targe tkan.Kirim.2.000.Tenaga.Kerja.Magang.ke.Jepang
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32