LAPORAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI LINTAS SEKTORAL KEMENTRIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA BANGKA BELITUNG 14 – 16 Januari 2009
Oleh: Dr. H. Yudha M.Saputra. M.Ed NIP 131 811 168
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
1
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN................................................................... DAFTAR ISI ………………………………………………………….
i ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………..
1
A. B. C. D. E. F.
1 1 3 4 6 8
BAB II
BAB III
Judul/Tema Kegiatan……….……………………… Latar Belakang….. ……………………………….. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan..…………………… Cakupan Kegiatan ……………………………….. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan……….. Pelaksana dan Peserta Kegiatan.. …………………..
URAIAN KEGIATAN.. ……………………………….
11
A. B. C. D.
11 16 18 19
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan..............................… Hasil Kegiatan............................................................ Analisis Dampak Kegiatan........................…………. Evaluasi Akhir Kegiatan……….................................
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................
20
A. Kesimpulan ………………………………………… B. Saran……….……………………….………………
20 20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
21
LAMPIRAN...........................................................................................
22
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan industri olahraga di tanah air masih memerlukan peran serta dari masyarakat dalam mewujudkan olahraga yang berprestasi dengan dukungan industri olahraga dalam negeri. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga sebagai lembaga pengembang industri olahraga di Indonesia telah mencanangkan sebuah gagasan untuk mengembangkan industri olahraga sebagai industri kreatif yang berdaya saing tinggi dalam percaturan globalisasi. Langkah-langkah koordinasi dengan berbagai stakeholder telah ditempuh pada tahun yang lalu. Kini Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga mencoba untuk melangkah lebih jauh dalam rangka mengembangkan industri olahraga di Indonesia. Salah satu langkah penting yang sangat mendesak untuk satu langkah penting yang sangat mendesak untuk diimplementasikan adalah melakukan identifikasi dan pembinaan sentra-sentra industri olahraga yang telah ada dan mengembangkan berbagai pusat peralatan olahraga yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilaksanakan koordinasi dalam rangka menggali informasi dan potensi mengingat Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga merupakan lembaga yang relative masih baru. Pemahaman dan persepsi yang
3
sama perlu diciptakan melalui sebuah forum yang melibatkan rencana pengembangan tersebt di atas. Atas dasar pemikiran di atas, maka Asisten Deputi Pengembangan Produk Industri Olahraga Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga. Kementrian Pemuda dan olahraga akan mengdakan kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Olahraga. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan diantaranya oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang sehat dan moral yang mulia di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya perkembangan teknologi dan komunikasi yang bergulir dengan cepat mengakibatkan perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai ilmu keolahragaan. Harapan yang dituntut dari seorang tenaga profesional seperti manajer olahraga dan konsultan olahraga adalah dapat memberikan pelayanan yang profesional dengan menjunjung nilainilai etika dan moral serta menghormati hak-hak azasi konsumen (pengguna layanan) dan stakeholder. Seorang manajer profesional dalam bidang olahraga harus dapat memberikan layanan yang
profesional dan berahlakul kharimah tidak hanya
kepada konsumen dan stakeholder semata tetapi juga harus berwawasan luas dengan memperhatikan aspek-aspek pada lingkungan dan masyarakat. Untuk dapat berperan dalam membentuk kualitas sumber daya manusia yang baik selain tugas manajer dalam hal memberikan pelayanan profesi keolahragaan dan rekreasi kepada masyarakat, juga dapat mendidik masyarakat untuk dapat menyenangi
4
B. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Secara umum, kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Lintas Sektoral ini bertujuan untuk mendeskripsikan, memahami, memaknai hal-hal yang paling mendasar dalam setiap fenomena permasalahan yang menjadi fokus dari Rapar Koordinasi. Dengan kata lain, Rapat Koordinasi ini menghimpun data obyektif empiris tentang upaya meningkatkan SDM baru yang lebih kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan pasar dalam bidang industri olahraga. Tujuan yang lebih khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan pengembangan industri olahraga. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan ini diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: 1. Meningkatkan penyelenggaraan berbagai model event olahraga. Sentra industri olahraga, eksibisi olahraga. Produk industri kreatif peralatan olahraga dan promosi pemasaran industri olahraga. 2. Menyepakati agenda aksi pengembangan industri olahraga antara lain, event oleharaga, peluncuran produk peralatan olahraga, pameran industri olahraga dan event olahraga.
C. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Rapat Koodinasi Pengembangan Industri Olahraga dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada bulan Januari 2009 di Propinsi Bangka Belatung
5
D. Peserta Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Olahraga tahun 2009 adalah: 1. Praktisi industri olahraga 2. Kadispora terseleksi 3. Perguruan tinggi terseleksi 4. Pejabat esselon I dan II Kemenegpora
6
BAB II URAIAN KEGIATAN
A. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Beberapa kegiatan yang ditawarkan Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Industri, Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga kepada Forum Dekan FIK/FPOK se Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Membuat proposal penelitian pengembangan (research development) untuk jangka waktu selama 5 tahun mulai 2009-2013. 2. Merancang tentang pengembangan industri olahraga masa depan. Ide kreatif dengan konsep idealistik dan realistik 3. Melaksanakan Lomba Karya Ilmiah mengenai pentingnya olahraga dalam meningkatkan kualitas hidup, sport for all, sport for live (lomba ini bersifat klaster mulai dari DR. Master/Magister, dan Sarjana) 4. Menyusun sebuah formulasi berupa ”grand strategy” mengenai industri olahraga untuk tahun 2010 – 2014 5. Merancang rapat koordinasi (rakor) yang akan datang di FIK/FPOK yang siap menyelenggarakannya.
6. Untuk mencapai sasaran dalam merealisasikan jenis kegiatan yang berkaitan dengan pembukaan Jurusan Ilmu Keolahragaan dan kegiatan PLA, ditempuh prosedur pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
7
1. Pembukaan Jurusan Ilmu Keolahragaan Rencana pengembangan program jurusan ilmu keolahragaan, FPOK Universitas Pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut : a. Penataan sistem Manajemen / Organisasi Lembaga Dalam penataan sistem manajemen lembaga yang akan dilakukan sebagai berikut: (a) Pengembangan mekanisme pemutahiran data dosen dan pegawai, (b) Penataan tugas dosen dan pegawai dengan mereviu terhadap tugas-tugas dosen dan
pegawai di seluruh unit secara menyeluruh.
Tujuannya untuk melihat volume dan distribusi
tugas sehingga dapat
dirumuskan jumlah dosen dan pegawai yang diperlukan dan penempatan ulang dosen dan pegawai pada unit-unit yang memerlukan. Dan (c) Pembinaan pribadi dosen dan pegawai diarahkan kepada upaya revitalisasi dan motivasi pegawai dalam menjalankan tugas.
b. Penataan Sistem Manajemen Keuangan Sumber
dana sebagai penunjang
utama penyelengaraan kegiatan
memerlukan penataan sistematis, akurat dan terencana. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penataan sebagai berikut: (a) Pemantapan sistem penganggaran
dan
alokasi.
Sistem
penganggaran
terpadu
terus
dikembangkan dan dijadikan pola penganggaran pada setiap unit kerja. Dengan demikian setiap unit kerja mengetahui pasti jumlah sumber dana yang
dialokasikan, dan pencairan serta pertanggungjawaban keuangan
mengacu kepada jenis kegiatan, mata anggaran, dan alokasi yang ditetapkan. (b) Pemantapan sistem Pengendalian dan Pemantauan. Sistem
8
pengendalian yang dilakukan dalam bentuk pemantauan dan pemeriksaan laporan penggunaan dana didasarkan atas program kegiatan dan alokasi yang ditetapkan.
c. Penyempurnaan dan Pemantapan Kurikulum Pengembangan dan pemantapan kurikulum dilakukan dengan melakuakn evaluasi secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap kurikulum program studi ilmu keolahragaan yang dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk memutakhirkan (up dating) kurikulum program studi IKOR di UPI, sehingga lebih sesuai terhadap tuntutan dan perkembangan yang terjadi, penyesuaian dengan kebutuhan dan tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders),
serta
kecenderungan
global
dalam
pengembangan IPTEK dan profesi keolahragaan.
d. Peningkatan Mutu SDM Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, jurusan IKOR UPI akan berupaya meningkatkan mutu tenaga edukatif, tenaga administrasi dan mahasiswa melalui berbagai kegiatan diantaranya: studi lanjut, penataran, diklat studi banding, pekan ilmiah, seminar, workshop dan lain sebagainya. 1) Peningkatan kualitas Tenaga Edukatif (Dosen) Di dalam pengembangan staf di samping melalui studi lanjut S2 dan S3, semua tenaga edukatif diberi kesempatan mengikuti berbagai penataran, seminar, lokakarya, workshop tutorial, pekan ilmiah, baik di
9
dalam maupun di luar negeri. Upaya lain dalam pembinaan tenaga edukatif adalah pemberian penghargaan untuk tenaga edukatif teladan dan yang berprestasi.
2) Peningkatan Tenaga Administrasi Pihak pimpinan akan berusaha mengembangkan tenaga administrasi dengan memberikan kesempatan, motivasi, semangat dan gairah kerja untuk menaikkan pangkat tepat pada waktunya. Bagi yang mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi setiap tahunnya diberikan penghargaan.
3) Pembinaan dan Pengembangan Kehidupan Kemahasiswaan Pembinaan dan pengembangan kehidupan kemahasiswaan diantaranya bertujuan mempersiapkan mahasiswa siap memasuki kehidupan profesi pengelola olahraga dan rekreasi di lembaga pemerintah maupun swasta. Persiapan ini selain menyangkut kualitas akademik juga ketrampilan dan perilaku mahasiswa dalam melayani customers juga mendapat perhatian besar. Selain itu kegiatan kokurikuler mahasiswa merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan di perguruan tinggi. Sebab kegiatan ini merupakan proses pendidikan dalam rangka menggali, mengakomodasi, dan mengembangkan potesi mahasiswa untuk mendukung keberhasilan studinya. Oleh karena itu dibentuk suatu wadah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai tempat untuk
10
meningkatkan kegiatan mahasiswa kearah yang lebih kreatif, inovatif, produktif, dan responsif terhadap fenomena sosial di masyarakat.
e. Peningkatan Mutu Research dan Pengembangan Inovasi Kegiatan penelitian merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosen dan sivitas akademika jurusan IKOR FPOK UPI dihasilkan berbagai temuan baru yang amat berguna bagi pengembangan teori ilmu keolahragaan. Program penelitian yang dirumuskan dalam pengembangan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan mutu penelitian dosen jurusan IKOR FPOK UPI. 2) Membangun fasilitas penelitian yang modern sesuai dengan kebutuhan pengembangan IPTEK. 3) Mengembangkan Networking penelitian di dalam dan di luar negeri. 4) Mengembangkan berbagai penelitian inovatif untuk mendukung pengembangan keilmuan. 5) Menyempurnakan sistem manajemen penelitian.
f. Pembuatan unit usaha jurusan IKOR Pembuatan unit ini selain untuk mengembangkan badan usaha untuk meningkatkan pendapatan (earning capacity) jurusan IKOR FPOK UPI. Usaha ini sangat penting untuk menunjang pendanaan operasional dan pembangunan berbagai sektor.
g. Pengembangan Perpustakaan
11
Pengembangan perpustakaan sudah menjadi prioritas dalam pembentukan prodi baru. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan usaha sebagai berikut: 1) Memodernisasi infrastruktur sistem layanan yang ditopang oleh ICT (Information and Communication Technology) 2) Pengadaan alat telusur elektronik yang menghasilkan OPAC (online Public Access Catalog) 3) Sistem Layanan Perpustakaan versi Digital Library Initiative. 4) Sharing program, ajang asah potensi akademik pustakawan, in-house training, penajaman skill ICT, dan pelatihan.
2. Kegiatan PLA Dalam upaya mengoptimalkan program PLA pada program studi IKOR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia, maka disusun prosedur kegiatan sebagai berikut: a. Menetapkan lokasi dan waktu untuk program PLA b. Mahasiswa yang boleh mengikuti PLA adalah yang sudah menempuh sks sebanyak 100 sks. c. Menetapkan pelaksana atau dosen yang akan dilibatkan dalam kegiatan PLA di wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. d. Setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan PLA harus membuat laporan kegiatan sebagai salah satu penilaian kelulusan.
B. Hasil Kegiatan
12
Hasil yang diperoleh dari pengembangan prodi IKOR menjadi jurusan IKOR dan program PLA sebagai berikut: 1. Pengembangan Jurusan IKOR Dalam pengembangan Jurusan IKOR telah diperoleh beberapa hasil sebagai berikut: a. Peningkatan efisiensi dan produktivitas yang diimplementasikan berupa program-program sebagai berikut: 1) Menetapkan kompetensi keluaran yang diharapkan 2) Menyusun kurikulum b. Pengembangan sumber daya 1) Menetapkan dan meningkatkan kualitas SDM dosen melalui pendidikan bergelar dan nirgelar 2) Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran 3) Peningkatan mutu tenaga administrasi dan penunjang akademik Kegiatan ini bertujuan agar para dosen dan tenaga administrasi memiliki kualifikasi dan profesionalisme dalam bidangnya. c. Pendanaan yang meliputi: (1) kebutuhan dana investasi, (2) kebutuhan dana opersional dan pemeliharaan, (3) pemeliharaan eksternal dan internal d. Manajemen akademis meliputi: (1) rencana pengembanan jurusan, (2) manajemen sumber daya, (3) manajemen mutu akademis, dan (4) dukungan kerjasama. Semua laporan kegiatan penyusunan program pengembangan jurusan ilmu keolahragaan ada pada Lampiran A.
13
2. Kegiatan PLA Dalam melaksanakan program PLA telah diperoleh hasil berupa laboran pelaksanaan PLA yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi IKOR dengan hasil sebagai berikut: a. Kegiatan PLA telah diikuti oleh 28 orang mahasiswa yang didampingi oleh 10 orang dosen. b. Kegiatan PLA dilakukan di beberapa instansi pemerintah, yaitu: (1) puskesmas Cipaku Kota Bandung dan (2) puskesmas Katapang Kabupaten Bandung, serta instansi swasta, yaitu: (1) fitness center bugar raga, (2) fitness center Sosi Sport Club, (3) Panghegar Fitness Center, dan (4) Fitmax Gym. c. Biaya dari program ini sepenuhnya menjadi tanggungan program studi IKOR FPOK UPI. d. Kegitan ini telah meluluskan 27 orang mahasiswa dengan nilai yang baik dan baik selaki sedangkan 1 orang lagi tidak lulus karena tidak memenuhi persyaratan administratif. Semua laporan kegiatan PLA yang telah dilaksanakan oleh para mahasiswa dapat dilihat pada Lampiran B.
C. Analisis Dampak Kegiatan Analisis dampak kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Analisis kegiatan pengembangan jurusan IKOR dan (2) Analisis program PLA.
1. Analisis Dampak Pengembangan Jurusan IKOR
14
Pengembangan jurusan IKOR telah memberi dampak terutama dalam memberdayakan SDM yang dimiliki FPOK yang berjumlah 102 orang. Selama ini potensi yang dimiliki hanya terfokus pada tiga jurusan yang ada. Dengan adanya upaya pengembangan jurusan IKOR, maka FPOK akan memiliki empat jurusan. Dengan bertambahnya jurusan akan memberikan desempatan masyarakat untuk menentukan pilihan yang diinginkan dalam menentukan masa depan. Jurusan IKOR menawarkan peluang baru dalam dunia kerja, tidak selalu fokus untuk menjadi guru pendidikan jasmani, melainkan dapat mencari profesi lain dalam bidang keolahragaan.
2. Program PLA Dampak dari program PLA adalah meningkatnya pengalaman mahasiswa dalam berbagai keterampilan yang akan dipersiapkan kelak saat mereka memasuki dunia kerja. Kegiatan ini sudah dirasakan oleh para mahasiswa sebagai aplikasi keilmuan yang selama telah didapati dalam proses perkuliahan. Kegiatan PLA dibeberapa tempat seperti fitness cemter maupun instansi lainnya telah memberikan kontribusi dalam membekali mahasiswa yang akan dipersiapkan memasuki dunia kerja yang penuh persaingan. Program PLA akan lebih mendekatkan antara mahasiswa (output) dan user yang menjadi lahan lulusan agar dapat diserap di lapangan kerja. Jadi, kegiatan PLA sangat positif dan perlu terus dikembangkan dalam lingkup kerja yang lebih luas sebagai langkah membekali para mahasiswa dalam berbagai keterampilan yang diperlukan oleh stakeholder.
15
D. Evaluasi Akhir Kegiatan berdasarkan hasil evaluasi akhir dari kegiatan pengembangan jurusan IKOR dan program PLA membuktikan bahwa kedua kegiatan ini telah memberikan manfaat positif terutama dalam pemberdayaan SDM dan lebih mendekatkan para lulusan IKOR dengan stakeholders sebaga pengguna jasa layanan yang diberikan oleh para lulusan IKOR.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa poin utama sebagai kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut:
16
1. Pembukaan jurusan ilmu keolahragaan menjadi sesuatu yang urgen dalam menyikapi perkembangan yang terjadi di bidang keolahragaan. 2. Gambaran tentang sumber daya yang telah tersedia di FPOK UPI menunjukkan bahwa pembukaan jurusan ini tidak akan menambah beban bagi UPI secara keseluruhan. Pengembangan jurusan akan menambah kekuatan pada FPOK UPI sebagai lembaga yang solid dan kompeten. 3. Program PLA dapat memberi peluang besar bagi para lulusannya untuk mudah diserap karena sudah memiliki keterampilan yang diperlukan pasar. 4. Program PLA sebagai media program studi dalam memfasilitasi para mahasiswa untuk berani terjun ke masyarakat dan berperan sentral dalam pembangunan anak bangsa.
B. Saran Berdasarkan pada hasil di atas, ada beberapa saran yang penulis usulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan prodi menjadi jurusan harus dijadikan titik tolak dalam upaya pengembangan program studi baru pada jurusan tersebut. 2. Program PLA harus lebih dikembangkan ruang lingkup wilayah kerja dan keterampilan yang ingin dimiliki mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA
Banghart, FW., dan Trull, AT.Jr., 1973, Educational Planning, New York, The Macmillan Company. Biro Perencanaan Depdiknas, 2000, Perencanaan Pembangunan Pendidikan, Jakarta, Depdiknas. Blanchard, K.H. dan Hersey P., 1982, Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resouces, New Jersey: Prentice-Hall.
17
Flippo, Edwin B. dan Musinger, G.M., 1975, Management, Boston: Allyn and Bacon, Inc. M. Fakry, Gaffar, 2001, Membangun Citra Baru untuk Era Baru, Pidato Rektor pada Upacara Dies Natalis UPI ke-47, Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. Miller P.N., dan Robinson M.D., 1963, The Leisure Age: Its Challenge to Recreation, Wodsworth Publishing Company, Inc., California, USA. Parkhouse, L. Bonnie, 1996, The Management of Sport: Its Foundation and Aplication, Edisi ke-2, Mosby-Year Book, Inc. Rogers, M. Everett, 1983, Diffusion of Innovations, Edisi ke-3, New York, The Free Press, Macmillan Publishers. Schemerhorn, John R., Hunt, James G., dan Osborn, R.N., 1985, Managing Organizational Behavior, New York: John Wiley and Sons. Sudjana, Djudju, 2000, Manajemen Program Pendidikan, Bandung, Penerbit Falah Production. Terry, George, 1978, Programming Learning Aid: Principles of Management, Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc. Yukic S. Thomas, 1970, Fundamentals of Recreation, Edisi ke 2, Harper dan Row, Publishers, New York, USA. Zeigler F. Earle, 1964, Philosophical Foundations for Physical, Health, and Recreation Education, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, USA. ____________, 2006. PP No 6 tahun 2004 tentang UPI BHMN. Bandung ____________, 2006. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga UPI. Bandung
18
LAMPIRAN A