LAKIP EKMDI 2 013 BIDANG PERENCANAAN
FILM, VIDEO, & FOTOGRAFI
ARSITEKTUR
DESAIN
INFORMASI TEKNOLOGI
PERIKLANAN
MODE
RISET & PENGEMBANGAN
PENERBITAN & PERCETAKAN
PERMAINAN INTERAKTIF
TV & RADIO
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
2
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Kata Pengantar Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kita dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek 2013. LAKIP ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama Tahun 2013. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek sebagai salah satu direktorat jenderal dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mempunyai tugas membantu menteri dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Ekonomi Kreatif. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut telah disusun Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai rencana jangka menengah lima tahunan untuk periode 2012 – 2014 mencakup materi visi, misi, tujuan, sasaran stategis, strategi, kebijkan, program, dan kegiatan pembangunan yang bersifat strategik dan indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Nasional Tahun 2010 – 2014 dan Visi Misi Presiden periode tahun 2009 – 2014. Pembangunan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain Dan Iptek sesuai dengan Prioritas Nasional seperti yang tercantum dalam Buku I Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014, pembangunan di bidang ekonomi kreatif merupakan bagian dari Prioritas Nasional ke 11 yaitu: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Hal ini di implementasikan dalam visi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012-2014 yaitu terwujudnya kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Tentunya keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif berbasis media, desain dan Iptek dimaksud tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh jajaran Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek serta pemangku kepentingan yang telah bersama-sama memajukan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
3
Desain dan Iptek. Akhir kata, dalam kesempatan ini kami patut menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya, dan semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja. Jakarta, Januari 2014 Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek
Drs. Harry Waluyo, M.Hum
4
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Daftar Isi Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Ikhtisar Eksekutif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 Bab 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Gambaran Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Peran dan Fungsi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13 13
21
Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A. Rencana Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Penetapan/Pencapaian Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Anggaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25 25 29 32
16
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33 A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33 B. Capaian dan Analisis Kinerja 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34 Bab 4 Akuntabilitas Kinerja 2012-2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79 Bab 5 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85 A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85 B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
5
6
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Ikhtisar Eksekutif LAKIP 2013 ini merupakan laporan capaian kinerja dan target yang telah dicapai oleh Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, selama kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran dan telah ditetapkanyang dijabarkan ke dalam satu program utama dan dilaksanakan oleh empatunit kerja Eselon II pada satuan kerja pusat Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dengan pagu anggaran sebesar Rp.115.248.822.000,- (seratus lima belas milyar dua ratus empat puluh delapan juta delapan ratus dua puluh dua ribu rupiah). Secara keseluruhan dapat disampaikan bahwa hasil capaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek selama tahun 2013 telah memenuhi sasaran strategis yang telah ditargetkan dalam melaksanakan program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, dengan penyerapan dana telah mencapai 75,31 %. Penyerapan dana yang sangat minim ini disebabkan karena waktu pelaksanaan kegiatan yang sangat singkat dengan kegiatan yang banyak dan adanya pemblokiran anggaran pada beberapa kegiatan. Wujud konkrit dari pelaksanaan program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek yang telah dihasilkan dan menjadi perhatian pada setiap satuan kerja, antara lain: 1. PENGUATAN DATA DAN INFORMASI Salah satu indikator kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek adalah kontribusi ekonominya, baik Produk Domestik Brutto, Jumlah Tenaga Kerja yang diserap, Jumlah Usaha di dalam industri, Jumlah Konsumsi dalam Negeri, maupun produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui perkembangan pencapaian target kinerja Ditjen EKMDI tersebut, perlu dilakukan perhitungan kontribusi ekonomi sektor-sektor industri kreatif yang berada dalam linkup kegiatan Ditjen EKMDI, untuk periode tahunan. Perhitungan kontribusi ekonomi ini juga penting bagi intelektual dan akademisi sebagai referensi informasi untuk mencermati perkembangan industri kreatif, yang akan menjadi dasar LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
7
pengembangan usaha bagi pelaku usaha, dan dasar melakukan penelitian dan pengembangan bagi intelektual. Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara melalui kerja sama di berbagai bidang, maka Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu institusi Pemerintah yang menangani bidang Media, Desain dan Iptek di tanah air, pada tahun 2013 melanjutkan program kegiatan Penyusunan Statistik Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain Dan Iptek bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diberi nama aktivitasnya Penguatan Data dan Informasi. Penyusunan statistik EKMDI tahun 2013 dilakukan penyusunan sebagai berikut : 1. Menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Kreatif berbasis MDI 2. Menyusun Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif berbasis MDI 3. Menyusun Jumlah Usaha Industri Kreatif berbasis MDI 4. Menyusun Ekspor Industri Kreatif berbasis MDI 5. Menyusun Impor Industri Kreatif berbasis MDI 6. Menyusun Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif berbasis MDI 2. Pengembangan Konten, Aplikasi, Dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif Pengembangan Konten, Aplikasi, dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif adalah salah satu kegiatan yang berada di bawah naungan Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media. Adapun maksud dari kegiatan ini untuk menjaga kelangsungan siklus hidup Platform Digital Ekonomi Kreatif di tengah era kemajuan teknologi informasi pada saat ini. Guna mewujudkan konsistensi keberadaan atau eksistensi Platform Digital Ekonomi Kreatif dengan cara terus melakukan aktivasi & updating secara berkelanjutan dan melihat kontribusi terhadap Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia yang dapat lebih terukur. Tujuan dari kegiatan Pengembangan Konten, Aplikasi dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif adalah: a. Menyediakan konten informasi dan pengetahuan tentang pencapaian dunia kreatif di Indonesia terkini serta mengkomunikasikan perkembangan programprogram pemerintah terkait ekonomi kreatif; b. Menciptakan wadah ekspresi digital pelaku kreatif yang didukung dengan fitur dan aplikasi yang memudahkan keterhubungan antar pemangku kepentingan ekonomi kreatif; c. Menjaring partisipasi masyarakat seluas-luasnya dan menggali rasa kepemilikan dari para pemangku kepentingan ekonomi kreatif terhadap Platform Digital Ekonomi Kreatif Indonesia. Konten diklasifikasikan berdasarkan minat sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Kualitas konten secara tidak langsung dapat menentukan segmentasi peminat atau pembaca dan juga sekaligus menentukan posisi Portal Ekonomi Kreatif di kalangan pelaku kreatif khususnya di dunia digital.
8
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Oleh karena itu, untuk kesinambungan pemenuhan ketersedianya konten yang memadai dibutuhkan sumber daya kreatif yang handal yang dapat berpartisipasi dalam pengisian konten. Sumber daya kreatif ini dibutuhkan di tiap-tiap daerah sentra kreatif di Indonesia yang berfungsi sebagai kontributor dan penulis konten di portal digital ekonomi kreatif. Selain itu dibutuhkan pula kerjasama dengan lembaga lain yang sangat kental hubungannya dengan ekonomi kreatif. Selain itu untuk menunjang produksi sebuah konten yang baik maka dibutuhkan infrastruktur yang menunjang operasional baik secara internal maupun eksternal. Infrastruktur meliputi perlengkapan teknis dan juga. Konten Digital Portal Ekonomi Kreatif meliputi; 1. Creativepreneur yang merupakan program penciptaan dan peningkatan kapasitas entrepreneur industri kreatif; 2. Creative City adalah program penciptaan dan pengembangan kota kreatif, 3. Creative Network yaitu program penciptaan dan pengembangan jejaring antara tokoh kreatif, pelaku bisnis kreatif, komunitas, pemerintah, akademisi, investor sebagai motor penggerak ekonomi kreatif baik didalam maupun di luar negeri. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memandang optimalisasi peningkatan infrastruktur dan pengembangan konten digital dalam bentuk portal ekonomi kreatif merupakan urgensi yang perlu dilaksanakan bersama stakeholder yang terkait dibidang komunikasi dan informasi, agar potensi produk Industri Kreatif khususnya konten-konten Indonesia kreatif yang merupakan bagian dari strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif dapat segera dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 3. Kompetisi membuat komik dengan muatan cerita lokal Kegiatan ini diselenggarakan bertujuan agar memacu kreativitas dan potensi komikus Indonesia dalam berkarya, membagi informasi tentang kiat-kiat membuat komik yang tematik dengan latar belakang budaya dan karakter Indonesia. Selain itu membangun jaringan berbasiskan komunitas untuk menciptakan skenario distribusi di daerah bagi penerbit-penerbit mandiri, baik secara daring maupun cetak, memperkuat basis komunitas komik online maupun cetak dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas karya komikus, serta memberikan ruang publik bagi para pemula di industri komik untuk menampilkan karya-karyanya. Kegiatan diawali dengan workshop yang akan diselenggarakan di 5 kota, yaitu Bogor, Solo, Malang, Padang, dan Makassar. Untuk Publikasi dilakukan mulai tanggal 1 September – 30 November 2013, sedangkan pengumpulan karya mulai dari tanggal 13 September – 13 November 2013. Dan Seleksi / Penjurian dilakukan mulai tanggal 17 November – 24 November 2013. 4. Kompetisi Menulis cerita fiksi dan non-fiksi Kegiatan Kompetisi Menulis dilaksanakan dengan tujuan untuk sarana LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
9
menyalurkan ide melalui menulis, mencari bakat baru penulis muda Indonesia, dan apresiasi untuk penulis yang mampu berkreasi menghasilkan karya terbaik. Kegiatan dilaksanakan melalui workshop menulis di 12 (dua belas) kota di Indonesia sekaligus sosialisasi tentang kompetisi menulis nusantara 2013. Untuk Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi Tahun 2013 di khususkan untuk karya berbentuk Novel. Diharapkan dengan adanya kegiatan Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi, semakin memacu kreatifitas penulis Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di dua belas kota di Indonesia dengan peserta adalah para penulis di Indonesia. Pada tanggal 5 Oktober 2013 di Jakarta, 6 Oktober 2013 di Solo, Jawa Tengah, 8 Oktober 2013 di Bandar Lampung, 10 Oktober 2013 di Banjarmasin, 11 Oktober 2013 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 13 Oktober 2013 di Purwokerto, Jawa Tengah, 14 Oktober 2013 di Ambon, Maluku, 17 Oktober 2013 di Pontianak, 19 Oktober 2013 di Manado, 20 Oktober 2013 di Padang, 22 Oktober 2013 di Aceh, 23 Oktober 2013 di Malang. 5. Penguatan Forum Arsitektur Indonesia Kegiatan Penguatan Arsitektur Indonesia bertujuan untuk menjaring aspirasi dari para pemangku kepentingan bidang desain dan arsitektur yang terdiri dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI), dan Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII). Sasaran dari kegiatan ini berupa Terfasilitasinya pertemuan para profesional rumpun arsitektur untuk peningkatan kuantitas dan kualitas yang memperoleh peningkatan jejaring bidang desain dan arsitektur. Di samping itu bagi para pelaku industri maupun akademisi bidang desain dan arsitektur forum ini dapat menjadi penghubung dalam berbagi pengetahuan, informasi, sumber daya dan berkolaborasi secara lintas disiplin dalam Bidang Desain dan Arsitektur. Penguatan Forum Arsitektur Indonesia diselenggarakan pada tanggal 2 - 4 Mei 2013 di Hotel Millenium Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta. Forum ini akan menjadi medium dalam menjaring masukan bagi pemerintah agar dapat merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang pro dengan kepentingan bidang desain dan arsitektur terutama dalam pengembangan ekonomi kreatif. 6. Reka Baru Desainer Indonesia Kegiatan Reka Baru Desainer Indonesia bertujuan dapat menjadi solusi yang efisien dan efektif dalam memetakan karya-karya inovatif dan para pelaku kreatif berbakat dalam bidang Desain dan Arsitektur. Kegiatan Launching Reka Baru Desain Indonesiadilaksanakan di Monumen Nasional, Jakarta pada tanggal 24 Juli 2013. Kegiatan ini mengusung Tema: Indonesia Desain Power dengan gerakan kampanye “No Free Design” (Desain tidak Gratis). “No Pitch Design” (tender bukan untuk desai gratis). Gerakan ini dimaksudkan untuk melindungi para creator designer dari banyaknya aksi plagiat karya cipta. Sosialisasi kegiatan Reka Baru desain Indonesia dilakukan untuk menjaring para designer – designer muda yang memiliki jiwa inovator dan kreator. Kegiatan
10
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
sosialisasi Reka Baru Desain Indonesia dilakukan antara bulan Juli dan September pada beberapa kota di tanah air yang dinilai memiliki representasi komunitas kreatif dan berbasis akademis - intelektual. Untuk itu dipilih beberapa kota yang memiliki universitas yang memiliki program studi desain komunikasi visual atau yang memiliki komunitas desain visual. Beberapa kota yang dipilih adalah Bandung, Yogyakarta, Semarang, Medan, Bali dan Jakarta. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan untuk menjaring sejumlah peserta yang diikutsertakan dalam Kompetisi Reka Baru Desai Indonesia.Terdapat sekitar 340 peserta yang mendaftar, baik melalui website dan posting untuk mengikuti kompetisi reka baru desain Indonesia. Selanjutnya kegiatan diarahkan pada kegiatan kuratorial. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 November 2013 di lakukan di Hotel Morissey, Jakarta, Kegiatan kuratorial Karya RBDI 2013, berhasil memilih dan menetapkan 49 karya nominator terpilih dan 20 karya nominator terbaik. Kegiatan Reka Baru Desain Indonesia selanjutnya adalah kegiatan pemberian awarding kepada para nominator karya terbaik dan terpilih dilaksanakan di Epicentrum, Kuningan pada tanggal 27 November - 1 Desember 2013. Kelanjutan kegiatan RBDI adalah memberikan program capacity bulding desainer terpilih. Rangkaian kegiatan RBDI diharapkan dapat meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pengembangan pelaku desain dan arsitektur serta dapat meningkatnya jumlah karya kreatif yang berbasis kepada sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi serta meningkatnya jejaring ekonomi kreatif berbasis Desain dan Arsitektur 7. Pelaksanaan Forum Business Connect Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kegiatan Business Connect yang terdiri dari Identifikasi Pelaku Kreatif Digital, Base Camp for Strengthening Capability of Digitalpreneur, Pitching Preparation dan Temu Bisnis Digital/Pitching Forum Business Connect dilakukan dengan beberapa langkah kegiatan : Kegiatan Identifikasi pelaku kreatif digital dilaksanakan dalam beberapa kompetisi TIK tingkat nasional dan Inkubator Bisnis, yaitu: 1. Indonesia ICT Award (INAICTA) 2013, yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 31 Agustus s.d 1 September 2013. Dalam kegiatan ini telah berhasil diidentifikasi sebanyak 20 Tim dan masingmasing Tim terdiri dari 2 orang; 2. Computer Festival (Compfest) 2013, yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, bertempat di Balairung Kampus UI Depok, pada tanggal 21 s.d. 22 September 2013. Dari kegiatan ini berhasil diidentifikasi 12 Tim yang masing-masing terdiri dari 2 orang; 3. Rock Star Dev, sebanyak 20 Tim masing-masing terdiri dari 2 orang; 4. Tenant Inkubator Pusat Kreatif Digital Bandung, sebanyak 7 Tim yang masingmasing terdiri dari 2 orang. Hasil dari identifikasi tersebut, telah dilakukan penyeleksian menjadi 50 Tim yang nantinya akan diikutkan dalam kegiatan Base Camp for Strengthening Capability of LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
11
Digitalpreneur yang dilaksanakan di Hotel Twin Plaza, Jakarta pada tanggal 2 s.d. 5 November 2013. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas start-up dalam hal entrepreneurship, teknis, dan bisnis. Selanjutnya 30 tim terbaik Base Camp for Strengthening Capability of Digitalpreneur diikutkan dalam Pitching Preparation, yang dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan 22 November 2013 di Hotel Best Western Hariston Jakarta, dimana peserta dipersiapkan sebelum dipertemukan dengan investor dan calon pengguna produk seperti Pemerintah, BUMN, Venture Capital, Telco, Perbankan, media elektronik/TV. Setelah kegiatan Pitching Preparation selesai dilaksanakan, 25 tim digitalpreneur dipertemukan dengan investor dan calon pengguna produk dalam acara Temu Bisnis Digital/ Pitching Forum Business Connect dalam Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI), pada tanggal 27 s.d 29 November 2013 di Epicentrum, Epiwalk Kuningan. Dalam acara Temu Bisnis Digital tersebut 25 tim digitalpreneurs menjajaki kemungkinan kerjasama dengan investor dan calon pengguna produk untuk mereka dapat melebarkan sayap bisnisnya. Adapun hasil dari Temu Bisnis Digital antara 25 tim digitalpreneurs dengan calon pengguna produk seperti VC/Angel Investor/Kadin/Inkubator/Content Provider terangkum sebagai berikut: 1) 2 tim digitalpreneur akan mendapat investment dari angel investor. 2) 4 tim digitalpreneur akan mendapat mentorship dari venture capital maupun dari angel investor dan content provider 3) 8 tim digitalpreneur sedang menjajaki partnership dengan Kadin maupun Content Provider. 4) 2 tim digitalpreneur direkomendasikan untuk masuk inkubator bisnis Merah Putih. 5) 9 tim digitalpreneurs akan mengadakan pertemuan lanjutan baik dengan VC/ Angel Investor/Kadin/ Inkubator/Content Provider.
12
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan sektor baru yang diangkat oleh pemerintah untuk dikelola hingga tingkat Kementerian. Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola secara terkoordinasi di tingkat Kementerian tetapi tersebar di beberapa Kementerian yang terkait. Diangkatnya sektor ekonomi kreatif hingga di tingkat Kementerian oleh pemerintah, disebabkan oleh karena sektor ekonomi kreatif memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yaitu: kontribusi ekonomi yang signifikan, penciptaan iklim bisnis yang positif, mengangkat citra dan identitas bangsa, menggunakan sumber daya terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan memberikan dampak sosial yang positif. Klasifikasi dan ruang lingkup ekonomi kreatif yang berkembang di dunia maupun di Indonesia, masih sering diperdebatkan di kalangan akademis maupun praktisi. Tetapi walaupun demikian, ekonomi kreatif diyakini sebagai salah satu fokus pembangunan yang potensial bagi negara maju maupun negara berkembang. Indonesia telah mengangkat ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor pembangunan yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2008, dan Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang menginstruksikan kepada seluruh instansi dan lembaga pemerintah yang terkait pengembangan ekonomi kreatif untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia yang terdiri dari 14 subsektor industri kreatif. Berdasarkan laporan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Creative economy: “A Feasible Development Option”, model pengembangan ekonomi kreatif di negara maju maupun negara berkembang dapat dikelompokkan menjadi: UNCTAD Model, World Intellectual Property Organization (WIPO) Copyright Model, Concentric Circles Model, Symbolic Texts Model, dan United Kingdom Department of Culture, Media, and Sport Model 1. UNCTAD Model mengelompokkan industri kreatif berdasarkan pada kreativitas yangbernilai ekonomi dan memiliki intellectual property. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
13
WIPO Copyright Model mengelompokkan industri kreatif berdasarkan pada peran industri kreatif. Peran ini dikelompokkan menjadi core, partial, interdependent dan non-dedicated. Concentric Circles Model mengelompokkan industri kreatif berdasarkan pada porsi budaya dari sebuah produk kreatif, dimana semakin besar konten budayanya maka akan semakin unik. Symbolic Texts Model mengelompokkan industri kreatif berdasarkan pada besar kecilnya pengaruh seni terhadap perkembangan sosial dan politik. Sedangkan United Kingdom Department of Culture, Media, and Sport (UK DCMS) Model mengutamakan ekonomi berbasis kreativitas dan inovasi sebagai dasar klasifikasi, yang dikembangkan pertama kali oleh United Kingdom Department of Culture, Media, and Sport (UK DCMS) pada akhir tahun 1990-an untuk bersaing dalam ekonomi global. Di Indonesia, ekonomi kreatif merupakan sebuah era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif ini digerakkan oleh industri kreatif yang didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Mengacu pada Inpres No.6 Tahun 2009 tentang Ekonomi Kreatif, maka ekonomi kreatif Indonesia dikelompokkan menjadi: (1) Arsitektur; (2) Desain; (3) Fesyen (Mode); (4) Film, Video, dan Fotografi; (5) Kerajinan; (6) Musik; (7) Pasar Seni dan Barang Antik; (8) Penerbitan dan Percetakan; (9) Periklanan; (10) Permainan Interaktif; (11) Penelitian dan Pengembangan; (12) Seni Pertunjukan; (13) Teknologi Informasi dan Piranti Lunak; dan (14) Televisi dan Radio. Sektor ke-15, kuliner, merupakan sektor tambahan yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf mempertimbangkan kekayaan kreativitas dan kearifan lokal didalamnya, serta kaitannya yang erat dengan kepariwisataan. Kontribusi peran Kemenparekraf pada setiap kelompok usaha dalam industri kreatif berbeda-beda, karena pada dasarnya usaha di industri kreatif bukanlah jenis usaha yang baru. Perbedaan kontribusi peran ini ditunjukkan pada bagan di samping. Pada dasarnya suatu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah mengkomunikasikan pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah yang dikaitkan dengan sejauhmana organisasi publik itu telah melakukan upaya-upaya strategis dan operasional di dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya dalam kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan strategis organisasi telah diformalkan di dalam suatu Rencana Strategis yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Kemudian untuk capaian yang harus dipenuhi pada setiap tahunnya selama kurun waktu 5 tahun, sudah ditetapkan sejumlah sasaran strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis ini setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian tujuan strategis organisasi di akhir tahun kelima.
14
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Dikbud
50%
100%
Tidak Berwujud
50%
Kominfo
90%
TV dan Radio
Musik
Konten
Kemenperin
Dikbud
50%
Periklanan
Teknologi Informasi
Arsitektur
100% 90%
Desain
80%
Permainan Interaktif
Seni Pertunjukan
Penerbitan dan Percetakan Konten
Pasar Barang Seni
100% Fesyen
Kominfo
100%
Kuliner Periklanan
20%
Konten Kominfo, Kemenperin
20%
Penelitian dan Pengembangan
Kemenperin
50%
Media
Konten Kominfo, Kemenperin
KemenPU
Kominfo
Berwujud
Instansi Sumber Daya
Film, Video, Fotografi Konten
90%
Ristek, Dikbud
Kemenperin ......................
90%
Seni & Budaya
Desain
IPTEK
Substansi Dominan
Alur pikirnya adalah apabila tujuan strategis organisasi telah dipenuhi maka organisasi tersebut dapat dipersepsikan telah memenuhi visi dan misinya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini menginformasikan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek (Ditjen EKMDI) selama tahun 2013. Peraturan Pendukung penyusunan LAKIP Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek antara lain ; 1) TAP MPR –RI No. XI 1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas KKN; 2) Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN; 3) Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); 4) Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP); 5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; 7) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 9) Permenparekraf PM.07/UM.001/ MPEK/2013 ttg Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 10) Surat Keputusan MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
15
Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11) Peraturan Menteri Negara PAN dan RB No. 20 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013. B. Gambaran Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek adalah salah satu Direktorat Jenderal yang berada di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengemban amanat melaksanakan pembangunan di bidang Ekonomi Kreatif. Tugas yang diemban Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek saat ini adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan teknis di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek menyelenggarakan fungsi Perumusan kebijakan di bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi; Pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi; Penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi; Pemberian bimbingan teknis dan evsluasi di bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan teknologi; dan Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek. Untuk menjabarkan program pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek perlu menentukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pelaku kreatif di bidang media; 2. Pengembangan Desain dan Arsitektur, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengembangan pembangunan bidang desain dan arsitektur; 3. Pengembangan Kerjasama dan fasilitasi, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kewirausahaan bidang media, desain dan Iptek; 4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam rangka pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek. Dalam struktur Organisasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata saat ini mengacu pada ketetapan Menparekraf Nomor PM.27/Hk.001/MKP-2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; tugas pokok dan fungsi masing-masing unit utama sesuai dengan bidangnya masing-masing. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek.
16
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek menyelenggarakan fungsi yaitu: penyiapan perumusan kebijakan kementerian di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek; pelaksanaan kebijakan di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penyusunan standar, norma, kriteria, prosedur, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek; pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek memiliki 4 Eselon II yang terdiri dari: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. Sekretariat Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek menyelenggarakan fungsi: mengkoordinasikan dan penyusunan rencana program dan penganggaran, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, serta kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal; menyusun peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, pengelolaan urusan kepegawaian, serta penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal; mengelola urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal; dan mengelola urusan tata persuratan, rumah tangga, dan perlengkapan, serta data dan informasi di lingkungan Direktorat Jenderal. 2. Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Mediamempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan ekonomi kreatif berbasis media. Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media mnyelenggarakan fungsi menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan evluasi di bidang pengembangan ekonomi kreatif berbasis media; dan melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Driektorat. 3. Direktorat Desain dan Arsitektur Direktorat Desain dan Arsitektur mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang desain dan arsitektur. Direktorat Desain dan Arsitektur menyelenggarakan fungsi: menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang desain dan arsitektur; menyiapkan penyusunannorma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang desain dan arsitektur; menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang desain dan LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
17
arsitektur; dan melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. 4. Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi Direktorat Kerja Sama dan Fasilitasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kerja sama dan fasilitasi. Direktorat Kerja Sama dan Fasilitasi menyelenggarakan fungsi: menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerja sama dan fasilitasi; menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sama dan fasilitasi; menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kerja sama dan fasilitasi; dan melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Jumlah pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek sebanyak 141 orang, dengan struktur pegawai sebagai berikut pada tabel di bawah ini; Tabel . Jumlah Pegawai Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan IPTEK NO. A
UNIT KERJA
JML PEG.
Gol. IV Gol. III
Gol. II
Gol. I
Hono rer
KANTOR PUSAT 1 Sekretariat Ditjen EKMDI
52
5
25
2
0
20
2 Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media
29
6
9
0
0
14
3 Direktorat Desain dan Arsitektur
40
4
21
1
4 Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi
20
5
8
0
14 0
7
Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, keadaan dan permasalahannya pada saat ini dapat dilihat sebagai berikut : 1) Keadaan Dalam mengembangkan ekonomi kreatif, Kemenparekraf akan mengembangkan 15 subsektor industri kreatif dan dikelompokkan menjadi 9 kelompok sektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas dalam Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek sesuai dengan pembagian tugas serta fungsi unit kerja dalam Kemenparekraf, yaitu: (1) desain, meliputi: desain komunikasi visual, desain produk, desain kemasan, desain grafis, dan desain industri; (2) arsitektur, meliputi: arsitektur bangunan, lansekap, interior, dan arsitektur kota; (3) media konten, meliputi konten: permainan interaktif, periklanan, audio dan video, tulisan fiksi dan nonfiksi, animasi dan komik, web dan mobile; (4) fesyen, meliputi: busana, alas kaki, dan aksesoris; (5) perfilman, meliputi: film layar lebar, film iklan, film
18
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
animasi, video, dan film TV, (6) seni pertunjukan, meliputi: tari, sastra, teater, dan musik; (7) seni rupa, meliputi: seni instalasi, seni keramik, kriya, seni patung, seni lukis, fotografi, dan seni grafis; (8) industri musik; dan (9) kuliner sebagai bagian dari pariwisata. Pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan kepada penguatan pasar domestik dan inisiasi pengembangan pasar luar negeri dengan fokus pengembangan pada 5 aspek pengembangan ekonomi kreatif, meliputi:(1) pengembangan sumber daya dan teknologi; (2) pengembangan industri kreatif; (3) peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku kreatif; (4) pengingkatan akses pasar bagi pelaku kreatif; dan (5) penguatan institusi yang terkait dengan ekonomi kreatif. 2) Permasalahan Pengembangan ekonomi kreatif, umumnya masih dihadapkan pada permasalahan terkait pengembangan industri, pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif, perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif, penguatan institusi, akses pemberdayaan pelaku, serta pengembangan sumber daya. Permasalahan Utama Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek a. Pengembangan Industri 1. Penerbitan dan Percetakan Royalti Penulis Buku rendah ( Indonesia 8%, Luar Negeri 10 %) 2. Animasi Kurangnya insentif dari pemerintah mendukung industri digital b. Penguatan Institusi 1. Arsitektur - Belum adanya kebijakan yang khusus mengatur arsitektur - UU Hak Cipta belum melindungi karya arsitektur 2. Desain - Belum ada Pusat Desain sebagai sarana pengembangan - Kurangnya perlindungan HKI desain dan kebijakan pengembangan desain nasional 3. Penerbitan & Percetakan - Regulasi pajak kurang sesuai, baik untuk industri media, maupun bahan baku kertas (pajak kertas: 20%) LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
19
4. TV & Radio - Kurangnya perlindungan terhadap profesi dan hak cipta pada konten TV & Radio - Peraturan belum sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya konvergensi media 5. Periklanan - Kurangnya apresiasi terhadap profesi - Tingginya bea masuk peralatan produksi - Kurangnya apresiasi terhadap ide kreatif 6. Animasi - Kebijakan tata niaga, konten, dan Badan Perfilman Nasional c. Pasar 1. Arsitektur - Kurangnyapromosi arsitektur Indonesia di tingkat internasional 2. Desain - Belum adanya Integrator antara industri manufaktur dan pasar 3. Penerbitan & Percetakan - Menurunnya pangsa pasar akibat adanya media digital 4. TV & Radio - Belum adanya pasar konten 5. Periklanan - Kurangnya event untuk mengedukasi pasar 6. Animasi - Pasar lokal belum optimal digarap dan kurang dukungan dari Pemerintah d. Teknologi dan Konten 1. Arsitektur - Piranti lunak desain arsitek berbayar relatif mahal (contoh: autocad, 3D max) - Kurangnya riset bidang arsitektur nasional 2. Desain - Piranti lunak desain berbayar relatif mahal (contoh: autocad, 3D max, adobe) - Kurangnya riset bidang desain 3. TV & Radio - Kurangnya creative research, dan riset pembanding 4. Periklanan - Teknik post-produksi belum memadai dan riset pra-produksi masih kurang 5. Animasi - Kurangnya riset konten perfilman dan dukungan infrastruktur e. Sumber daya alam dan manusia 1. Arsitektur - Kurangnya pelatihan dan sharing terhadap insan arsitektur 2. Desain
20
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
- Adanya gap antara pendidikan dan industri 3. TV & Radio - Belum lengkapnya standar kompetensi profesi dan kurangnya lembaga pendidikan terkait 4. Periklanan - Adanya gap dunia pendidikan dengan kebutuhan industry - Pengembangan SDM terkonsetrasi di Jawa dengan kualitas pengajar yang kurang memadai 5. Animasi - Kuantitas dan kualitas Lembaga Pendidikan kurang menghasilkan SDM berkualitas f. Akses Pembiayaan 1. Arsitektur - Kurangnya akses terhadap permodalan 2. TV & Radio - Kurangnya akses terhadap pembiayaan 3. Animasi - Kurangnya akses terhadap pembiayaan C. Peran dan Fungsi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek Sesuai dengan yang tercantum dalam buku I Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010–2014, pembangunan bidang kreatif merupakan bagian dari Prioritas Nasional ke-11, yaitu: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Visi dan misi pemerintah untuk melaksanakan pembangunan pada periode 20102014 telah dijabarkan ke dalam sejumlah program prioritas untuk memudahkan implementasi dan pengukuran indikator keberhasilan dari implementasi program tersebut. Sebagian besar sumberdaya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional, yaitu: (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan kemiskinan; (5) Ketahanan pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim investasi dan usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan hidup dan bencana; (10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Sebelas prioritas nasional pada dasarnya merupakan upaya untuk: 1. Percepatan pembangunan infrastruktur fisik, yaitu meliputi: prioritas 5 ketahanan pangan, prioritas 6 infrastruktur, prioritas 8 energi, serta prioritas 10 daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; 2. Perbaikan infrastruktur lunak, yaitu meliputi: prioritas 1 reformasi birokrasi dan tata kelola dan prioritas 7 iklim investasi dan iklim usaha; 3. Penguatan infrastruktur sosial, yaitu meliputi: prioritas 2 pendidikan, prioritas 3 kesehatan, prioritas 4 penanggulangan kemiskinan dan prioritas 9 lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; dan 4. Pembangunan kreativitas, yaitu meliputi: prioritas 11 kebudayaan, kreativitas, LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
21
dan inovasi teknologi. Selain 11 prioritas nasional, terdapat prioritas nasional lainnya di bidang: (1) Politik, hukum dan keamanan; (2) Perekonomian; (3) Kesejahteraan rakyat yang merupakan prioritas bagi Presiden RI periode 2010- 2014. Penugasan yang menjadi tanggung jawab Kemenparekraf meliputi: (1) prioritas 4 terkait dengan penanggulangan kemiskinan; (2) prioritas 11 terkait dengan penguatan kebudayaan, kreativitas, dan inovasi. Penugasan pembangunan nasional kepada Kemenparekraf pada prioritas ekonomi kreatif meliputi: 1. Peningkatan kontribusi PDB Ekonomi Kreatif; 2. Peningkatan UKM kreatif yang mendapat transaksibisnis di pameran dalam dan luar negeri; 3. Peningkatan jumlah pelaku ekonomi kreatif yang diberikan promosi/pemasaran, kemitraan, fasilitasi,penghargaan dan akses pembiayaan (UKM); 4. Peningkatan kualitas data dan informasi ekonomi kreatif; 5. Peningkatan jumlah brand produk ekonomi kreatifyang dihasilkan; 6. Pengembangan klaster industri kreatif, melaluipeningkatan kemampuan desain, manajemen dankreativitas pengrajin; 7. Pengembanganprodukdanpemasaranbagikoperasi dan UMKM; dan 8. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagiUMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. Arah Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi
22
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Strategi
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
23
24
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kerja A. Rencana Strategis Rencana Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan tolok ukur kinerja kegiatan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi. Sedangkan tujuan penyusunan perencanaan strategis ini adalah memberikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. Hal ini menciptakan keterpaduan dan sinergi kegiatan antar unit kerja, antar unit utama di lingkungan Kemenparekraf dan antar lintas Kementerian/Lembaga dan Non Kementerian/Lembaga, serta antar Pemerintah Pusat dan Daerah. Renstra memberikan pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk mengembangkan dan merumuskan arah pembangunan bidang ekonomi kreatif Indonesia sebagai wahana bagi pengembangan pariwisata nasional. Pernyataan Visi pembangunan di bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, di dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi Tahun 2012-2014 adalah: Terwujudnya Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi yang Bernilai Tambah, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka ditetapkan Misi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek yang menggambarkan hal-hal yang harus dilaksanakan, yaitu: LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
25
1. Meningkatkan kontribusi ekonomi industri kreatif berbasis media, desain, Iptek; 2. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelaku dan karya kreatif berbasis media, desain, Iptek; 3. Mendorong penciptaan inovasi di sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, Iptek; 4. Menciptakan tata pemerintahan Ditjen EKMDI yang responsif, transparan, dan akuntabel. Tujuan strategis merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 sampai dengan 5 tahun ke depan. Tujuan dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dan mengarahkan perumusan sasaran, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi di atas. Rumusan Tujuan strategis yang ingin dicapai Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek sebagaimana yang telah dirumuskan sebagai berikut : 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja serta unit usahasektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek sehingga meningkatkan kontribusi PDB dan ekspor sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek; 2. Peningkatan pemahaman dan konsumsi terhadap karya kreatif berbasis media, desain, dan Iptek sehingga mengembangkan kreasi dan produksi atas produk dan jasa serta jejaring dan pemasaran bagi pelaku di sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek; 3. Pengembangan Pusat Kreatif Nasional serta penguatan institusi dan akses pembiayaan; 4. Peningkatan kualitas kinerja organisasi dan kualitas SDM Ditjen EKMDI. Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai secara nyata oleh Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan secara lebih spesifik, terukur, berorientasi kepada hasil, dan dapat dicapai dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dari sasaran ini dapat diukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan. Sasaran-sasaran strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Meningkatnya Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 2. Meningkatnya Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 3. Meningkatnya Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek; 4. Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 5. Meningkatnya apresiasi karya kreatif.
26
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Dari Visi dan Misi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek maka melahirkan Tujuan Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek sedangkan dari Tujuan Strategis maka dapat ditetapkan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dan semua ini tertuang dalam RENSTRA Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012- 2014 serta keterkaitan hubungan ini dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
Program Utama Unit Kerja Eselon I Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek untuk pencapaian sasaran dalam kurun waktu tahun 20122014 adalah Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, melalui kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: 1. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, yang meliputi: a) Pengembangan film animasi dan komik, antara lain melalui: penguatan data dan informasi industri animasi dan komik, peningkatan kualitas dan kuantitas konten animasi dan komik, pengembangan pasar animasi dan komik di dalam dan luar negeri, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani, serta penguatan tata kelola industri animasi dan komik. b) Pengembangan tulisan fiksi dan non fiksi, antara lain melalui: peningkatan kualitas dan kuantitas tulisan fiksi dan non-fiksi, penguatan dokumentasi, publikasi, dan komunikasi karya tradisional dan kontemporer, pengembangan pasar tulisan fiksi dan non-fiksi di dalam dan luar negeri, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani, serta pengembangan jejaring dan kolaborasi tulisan fiksi dan non-fiksi. c) Pengembangan karya kreatif audio dan video, antara lain melalui: peningkatan LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
27
kualitas dan kuantitas karya kreatif audio dan video, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani di daerah, pengembangan pasar dalam negeri, pengembangan dan penciptaan wirausaha digital, serta aktivasi portal Indonesia Kreatif. d) Pengembangan karya kreatif periklanan, antara lain melalui: peningkatan kualitas dan kuantitas konten dan karya sektor periklanan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani, peningkatan apresiasi terhadap karya sektor periklanan, pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku sektor periklanan, pengembangan pasar dalam negeri, penguatan data dan informasi industri periklanan, serta penguatan tata kelola industri periklanan. 2. Pengembangan Desain dan Arsitektur, yang meliputi: a) Pengembangan arsitektur dan desain interior antara lain melalui: penguatan data dan informasi sektor arsitektur dan desain interior, penguatan dokumentasi, publikasi, dan komunikasi karya arsitektur dan desain interior tradisional dan kontemporer, peningkatan apresiasi terhadap karya arsitektur dan desain interior di dalam negeri, serta pengembangan pasar arsitektur dan desain interior di dalam dan luar negeri. b) Pengembangan desain grafis dan komunikasi visual,antara lain melalui: Pengembangan dan penciptaan wirausaha kreatif komunikasi visual, Peningkatan apresiasi terhadap karya kreatif, Pengembangan pasar dalam negeri, serta Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani. c) Pengembangan desain produk dan kemasan, antara lain melalui: Peningkatan apresiasi terhadap karya kreatif, penguatan dokumentasi, publikasi, dan komunikasi karya kreatif desain produk dan kemasan, pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku kreatif desain produk dan kemasan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani dan masyarakat, pengembangan pasar dalam negeri, serta penguatan teknologi desain produk dan kemasan. d) Pengembangan desain mode, antara lain melalui: penguatan dokumentasi, publikasi, dan komunikasi desain busana tradisional dan kontemporer, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani, peningkatan kualitas dan kuantitas konten dan karya kreatif desain busana, pengembangan pasar desain busana di dalam dan luar negeri, serta penguatan tata kelola industri desain busana. 3. Pengembangan Kerjasama dan Fasilitasi, yang meliputi: a) Pengembangan lisensi teknologi, antara lain melalui: penguatan data dan informasi teknologi yang dihasilkan, pengembangan pasar dalam dan luar negeri untuk teknologi yang dihasilkan, perlindungan hak atas kekayaan intelektual industri konten multimedia, desain, dan arsitektur, serta penguatan teknologi melalui fasilitasi lisensi teknologi. b) Pengembangan sentra inovasi dan inkubator bisnis,antara lain melalui: Pengembangan dan penciptaan wirausaha sektor media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi melalui inkubasi, penciptaan best practice usaha kreatif dan standardisasi usaha, penyediaan sarana dan prasarana inovasi dan inkubasi, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani sektor
28
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, serta pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku kreatif dalam dan luar negeri untuk inovasi dan inkubasi. c) Pengembangan pusat kreatif, antara lain melalui: fasilitasisarana dan prasarana pusat kreatif, penyiapan kelembagaan pusat kreatif, serta pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku kreatif. d) Peningkatan akses pembiayaan non-bank, antara lain melalui: peningkatan akses pembiayaan melalui penyempurnaan kebijakan perbankan nasional, peningkatan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Corporate Social Responsibility (CSR)untuk pelaku usaha kreatif sektor media, desain, Ilmu Pengetahuan Tekhnologi, penguatan jejaring dan kolaborasi dengan investor, serta penguatan tata kelola sistem transaksi online. 4. Penguatan Kelembagaan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek, yang meliputi: a) Peningkatan kualitas perencanaan, pemantauan,dan evaluasi serta pengelolaan kerja sama; b) Peningkatan kualitas SDM, organisasi, dan hukum; c) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan; serta d) Peningkatan kualitas pelayanan umum dan informasipublik B. Penetapan/Pencapaian Kinerja Penetapan kinerja merupakan pernyataan tekad dan janji dalam bentuk kinerja yang akan dicapai, antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahuntertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya Penyusunan penetapan kinerja mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penyusunan penetapan kinerja adalah dalam rangka : 1. Intensifikasi pencegahan korupsi; 2. Peningkatan kualitas pelayanan publik; 3. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel. Sedangkan tujuan khusus penyusunan penetapan kinerja adalah: 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; 2. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
29
organisasi; 4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 5. Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Ruang lingkup penetapan kinerja mencakup seluruh tugas pokok dan fungsi suatu organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Namun demikian, ruang lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan issue strategik yang sedang dihadapi organisasi. Penetapan kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), meski belum diatur secara eksplisit dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999. Penyusunan kontrak kinerja ini diharapkan dapat mendorong keberhasilanpeningkatan kinerja instansi pemerintah. Secara ringkas, keterkaitan antara penetapan kinerja dalam sistem AKIP dapat diuraikan sebagaiberikut : 1. Penyusunan penetapan kinerja dimulai dengan merumuskan renstra yang merupakan rencana jangka menengah (lima tahunan) yang dilanjutkan dengan menjabarkan rencana lima tahunan tersebut kedalam rencana kinerja tahunan 2. Berdasarkan rencana kinerja tahunan tersebut, maka diajukan dan disetujui anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai rencana tahunan tersebut. 3. Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui anggarannya, maka ditetapkan suatu penetapan kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan. 4. Dalam tahun berjalan, dilakukan pengukuran kinerja atas pelaksanaan kontrak kinerja untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan oleh organisasi serta dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang biasa disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Penetapan kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis, Media, Desain dan Iptek dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut : Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek NO 1
2
3
30
SASARAN Meningkatnya kontribusi PDB dan ekspor sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi Meningkatnya jumlah unit usaha serta partisipasi dan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi ̧ dapat diukur dengan indikator Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi pengembangan jejaring, kreasi dan produksi karya kreatif serta pemasaran karya kreatif di sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional (persentase)
4,74 %
Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia (persentase) Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor EKMDI (persentase)
0,72 % 5,49 %
Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI (persentase)
2,3 %
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional (persentase)
4,54 %
Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan jejaring (orang)
475 orang 200 orang 1.100 orang
Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan akses pasar (orang) Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi karya kreatif (orang)
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
4
Meningkatnya apresiasi terhadap karya kreatif
5
Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan lisensi teknologi serta pusat kreatif
6
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan evaluasi program, pengelolaan keuangan, organisasi, serta SDM Ditjen EKMDI
Jumlah karya kreatif sektor EKMDI yang difasilitasi pendaftaran Hak atas Kekayaan 75 orang Intelektual (karya kreatif) Tingkat pemahaman masyarakat terhadap HKI sektor EKMDI (persentase) Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu 10 % Pengetahuan Tekhnologi (persentase) Jumlah kerjasama pengembangan dan pemanfaatan lisensi teknologi di dalam dan 5 naskah luar negeri (naskah) Jumlah pusat kreatif yang terbentuk atau direvitalisasi (gedung) 1 gedung Pencapaian target indikator program dan kegiatan DitJen EKMDI (persentase) 92 % Penyerapan anggaran belanja Ditjen EKMDI (persentase) 92 % Jumlah NSPK sektor EKMDI yang dihasilkan Ditjen EKMDI (naskah) 10 naskah Jumlah POS yang dihasilkan Ditjen EKMDI (naskah) 10 naskah Jumlah SDM yang difasilitasi untuk meningkatkan kemampuan kerja dan 80 orang pengetahuan terkait EKMDI (orang)
Penetapan Kinerja Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media NO. 1
2
3 4 5 6
SASARAN
INDIKATOR
TARGET
Meningkatnya Kualitas tata Kelola bidang Konten Jumlah naskah rumusan NSPK bidang konten media (naskah) 5 naskah media Jumlah cetak biru dan implementasi cetak biru ekonomi kreatif berbasis media 1 naskah (naskah) Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan jejaring ekonomi 100 pengembangan jejaring ekonomi kreatif berbasis kreatif berbasis media (orang) orang media Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan akses pasar 100 pemasaran ekonomi kreatif berbasis media ekonomi kreatif berbasis media (orang) orang Meningkatnya kualitas promosi konten media Jumlah katalog produk bidang konten media (buku) 2 buku Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi 500 kreasi dan produksi karya kreatif berbasis media dan produksi karya kreatif berbasis media (orang) orang Meningkatnya kualitas organisasi dan SDM Jumlah naskah laporan evaluasi (naskah) 2 naskah pengelolaan kegiatan pengembangan ekonomi Jumlah SDM yang difasilitasi peningkatan kemampuan dan pengetahuan ekraf 25 orang kreatif berbasis media bidang media (orang)
Penetapan Kinerja Direktorat Desain dan Arsitektur NO. SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatnya kualitas tata kelola bidang desain Jumlah naskah rumusan NSPK bidang desain dan arsitektur (naskah) dan arsitektur Jumlah cetak biru bidang desain dan arsitektur (naskah) 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan jejaring ekonomi pengembangan jejaring desain dan arsitektur kreatif berbasis desain dan arsitektur (orang) 3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan akses pasar pemasaran bidang desain dan arsitektur ekonomi kreatif berbasis desain dan arsitektur (orang) 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif yang difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan kreasi kreasi dan produksi karya kreatif desain dan dan produksi karya kreatif desain dan arsitektur (orang) arsitektur 5 Meningkatnya kualitas organisasi dan SDM Jumlah naskah laporan evaluasi (naskah) pengelolaan kegiatan pengembangan ekonomi Jumlah SDM yang difasilitasi peningkatan kemampuan dan pengetahuan ekraf kreatif berbasis media bidang desain dan arsitektur (orang)
TARGET 3 naskah 200 orang 100 orang 450 orang 2 naskah 25 orang
Penetapan Kinerja Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi NO. 1
SASARAN
INDIKATOR
TARGET
2
Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan Jumlah kerjasama pengembangan dan pemanfaatan lisensi teknologi di dalam dan 5 naskah lisensi teknologi luar negeri (naskah) Membaiknya sentra- sentra inovasi di indonesia Jumlah sentra inovasi yang terbentuk atau direvitalisasi (sentra) 1 sentra
3
Terbentuknya pusat kreatif yang berkualitas
4
Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitasi Jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan jejaring (orang) kreasi dan produksi karya kreatif lainnya bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi
Jumlah pusat kreatif yang terbentuk atau direvitalisasi (pusat)
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
1 pusat 175 orang
31
5
6
7
Meningkatnya kualitas organisasi dan SDM pengelolaan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif berbasis media Meningkatnya kualitas organisasi dan SDM pengelolaan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif berbasis media Meningkatnya apresiasi terhadap karya kreatif
Jumlah pelaku kreatif yang difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan kreasi dan produksi karya kreatif (orang) Jumlah naskah laporan evaluasi (naskah)
150 orang 2 naskah
Jumlah SDM yang difasilitasi peningkatan kemampuan dan pengetahuan ekraf 25 orang bidang kerjasama dan fasilitasi Jumlah karya kreatif yang difasilitasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (karya 75 orang kreatif)
Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek NO.
SASARAN
INDIKATOR
TARGET
1
Meningkatnya manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi
Jumlah kajian kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi (naskah)
6 naskah
Jumlah dokumen laporan hasil peliputan dan perekaman serta kehumasan (dokumen) Jumlah dokumen laporan perencanaan, evaluasi, kerjasama kepegawaian, keuangan, dan umum (dokumen) Pencapaian target indikator program dan kegiatan DitJen EKMDI (persentase)
2 dokumen
Penyerapan anggaran belanja Ditjen EKMDI (persentase)
2
Meningkatnya kualitas manajemen SDM
6 dokumen 90 % 90 %
Jumlah NSPK sektor EKMDI yang dihasilkan DitJen EKMDI (naskah)
6 naskah
Jumlah prosedur operasi standar (POS) yang dihasilkan DitJen EKMDI (naskah)
10 naskah
Jumlah SDM yang difasilitasi peningkatan kemampuan dan pengetahuan ekonomi kreatif bidang kerjasama dan fasilitasi (orang)
20 orang
C. Anggaran Pagu anggaran Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) T.A. 2013, adalah sebesar Rp. 115.248.822.000,- dengan rincian menurut jenis belanja sebagai berikut: 1. Belanja Pegawai :Rp. 17.208.443.000,2. Belanja Barang :Rp. 96.799.379.000,3. Belanja Modal :Rp. 1.241.000.000,-
32
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2013 Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek pada tahun 2013 ini merupakan tahun kedua melaporkan akuntabilitas kinerjanya. Dalam dua tahun ini telah banyak melakukan aktivitas untuk menunjang keberhasilan program Pengembangan Ekonomi kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Direktorat Jenderal Ekonomi kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dan dituangkan dalam kontrak kerja tahunan disebut Penetapan Kinerja. Di tengah perjalanan pembangunan sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dalam menjalankan programnya Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melakukan review Indikator Kinerja Utama dan melakukan beberapa perubahan pada dokumen Indikator Kinerja Utama. Perubahan atas empat belas Sasaran dan delapan belas Indikator Kinerja Utama menjadi lima Sasaran tujuh Indikator Kinerja Utama. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek menyelenggarakan review Indikator Kinerja Utama dan menemukan beberapa sasaran di tingkat eselon I yang hasilnya output sedangkan untuk tingkat eselon I hasilnya adalah outcome untuk itu beberapa sasaran ini dianggap cukup di tingkat eselon II saja. Dengan adanya perubahan dokumen Indikator Kinerja Utama ini mengakibatkan pada pelaporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek adanya perbedaan antara dokumen Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan dengan penjabaran capaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek. Pada Penjabaran capaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek tingkat eselon I kesembilan sasaran tersebut tidak terlihat tetapi dapat dilihat pada tingkat eselon II. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
33
Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja 2013 antara lain di ukur melalui Indikator Kinerja Utama sebagaimana berikut ini, Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek 3,54 %, Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek 4,02 %, Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI (persentase) 4,34%, Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI (persentase) 0,62 %, Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional 2,2 %, Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI sebanyak 70, Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan iptek 6,82 %. No. 1
2
3
4
5
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya Kontribusi Kontribusi PDB sektor EKMDI PDB Ekonomi Kreatif terhadap PDB nasional (persentase) Berbasis Media, Desain, dan Iptek Meningkatnya Kontribusi Kontribusi ekspor produk EKMDI Ekspor Ekonomi Kreatif terhadap ekspor produk kreatif Berbasis Media, Desain, dunia (persentase) dan Iptek Meningkatnya Tingkat Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI (persentase) Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Angka Pertumbuhan produktivitas Ekonomi Kreatif berbasis tenaga kerja di sektor EKMDI Media, Desain, dan Iptek (persentase) Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Meningkatnya Apresiasi Terhadap Karya Kreatif
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional (persentase) Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan iptek (persentase)
Target
Realisasi Capaian
4,74 %
3,54 %
79,2 %
0,72 %
4,02 %
558,33%
5,49 %
4,34 %
79,5%
2,3 %
0,62 %
26,96%
4,54 %
2,2 %
48,46%
75
70
93,33%
10 %
6,82 %
68,20%
B. Capaian dan Analisis Kinerja 2013
1 No. 1.
Meningkatnya Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Indikator Kinerja Utama
Target
Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional (persentase)
4,74 %
Realisasi Capaian 3,54 %
79,12 %
Melihat capaian realisasi di atas, capaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek hanya mencapai 79,12% dari target yang diharapkan. Menurut data dari BPS sektor Industri Kreatif memiliki PDB yang masih lebih tinggi dibandingkan sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, Pengangkutan dan Komunikasi; serta Listrik, Gas, dan Air Bersih. Kontribusi sektor
34
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Industri Kreatif terhadap pembentukan PDB adalah sebesar 7,05 persen pada tahun 2013. Kontribusi ini relatif cukup besar dibandingkan sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan; Pengangkutan dan Komunikasi; serta Listrik, Gas, dan Air Bersih yang masing-masing hanya memberikan kontribusi sebesar 7,02 persen, 6,93 persen, dan 0,80 persen. Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek berkontribusi sebesar 50,22 persen terhadap PDB Industri Kreatif secara keseluruhan. Kontribusi PDB tersebut lebih besar daripada kontribusi PDB Industri Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (Industri Kreatif Lainnya), yang berkontribusi sebesar 49,78 persen. Distribusi PDB Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek paling besar didominasi oleh kelompok industri Fesyen (28,29%), kemudian disusul oleh Penerbitan dan Percetakan (8,11%), dan Desain (3,90%). Beberapa kelompok seperti Layanan komputer dan piranti lunak, Permainan interaktif, dan Periklanan hanya memberikan kontribusi yang relatif kecil, masing-masing sebesar 1,57 persen, 0,75 persen, dan 0,58 persen. Setelah membaca uraian diatas dapat disimpulkan meskipun realisasi dan capaian indikator di atas tidak mencapai target yang diharapkan tetapi melihat hasil penelitian dan penghitungan Badan Pusat Statistik yang telah dijabarkan di atas menunjukkan bahwa hasil kinerja yang dicapai Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dalam menjlankan programnya cukup berhasil menunjang kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Kreatif. Distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2013
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 7%
Jasa-jasa 11%
7%
Pengangkutan dan Komunikasi 7%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14% Pertambangan dan Penggalian 11%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 11% Konstruksi 11%
Listrik, Gas dan Air Bersih 1%
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Industri Pengolahan 20%
35
No. 1.
Tahun 2013
Indikator Kinerja Utama Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional (persentase)
Tahun 2012
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
3,54 %
79,12 %
3,468%
74,10%
Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional
74,10
80
Realisasi Capaian
79,12
60 40 20 0
3,468
2012
Capaian Realisasi
3,54
2013
Melihat grafik perbandingan di atas terjadi kenaikan pada realisasi dan capaiannya meskipun pada tahun 2013 dan 2012 tidak mencapai target, tetapi dapat dilihat adanya kenaikan capian pada tahun 2013 ini menunjukkan kinerja yang positif bagi capaian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek. Distribusi Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Menurut Kelompok Industri Tahun 2013 Periklanan Arsitektur 1% 2%Desain 4% 50%
Fesyen 28%
Riset & Pengembangan 2% Radio dan Televisi 3%
1% Layanan Komputer 1%
Penerbitan & Percetakan 8%
Semua aktivitas yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek dalam program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek menunjang upaya meningkatkan kontribusi PDB Ekonomi
36
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek tetapi aktivitas yang membantu Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek dalam mendapatkan angka – angka dalam capaian sasaran adalah : PENGUATAN DATA DAN INFORMASI Salah satu indikator kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek adalah kontribusi ekonominya, baik Produk Domestik Brutto, Jumlah Tenaga Kerja yang diserap, Jumlah Usaha di dalam industri, Jumlah Konsumsi dalam Negeri, maupun produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui perkembangan pencapaian target kinerja Ditjen EKMDI tersebut, perlu dilakukan perhitungan kontribusi ekonomi sektor-sektor industri kreatif yang berada dalam linkup kegiatan Ditjen EKMDI, untuk periode tahunan. Perhitungan kontribusi ekonomi ini juga penting bagi intelektual dan akademisi sebagai referensi informasi untuk mencermati perkembangan industri kreatif, yang akan menjadi dasar pengembangan usaha bagi pelaku usaha, dan dasar melakukan penelitian dan pengembangan bagi intelektual. Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara melalui kerja sama di berbagai bidang, maka Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu institusi Pemerintah yang menangani bidang Media, Desain dan Iptek di tanah air, pada tahun 2013 melanjutkan program kegiatan Penyusunan Statistik Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain Dan Iptek bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diberi nama aktivitasnya Penguatan Data dan Informasi. Penyusunan statistik EKMDI tahun 2013 dilakukan penyusunan sebagai berikut : 1. Menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Kreatif berbasis MDI 2. Menyusun Jumlah Tenaga Kerja Industri Kreatif berbasis MDI 3. Menyusun Jumlah Usaha Industri Kreatif berbasis MDI 4. Menyusun Ekspor Industri Kreatif berbasis MDI 5. Menyusun Impor Industri Kreatif berbasis MDI 6. Menyusun Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif berbasis MDI
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
37
2
Meningkatnya Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
No. 1.
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
Capaian
Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia (persentase)
0,72 %
4,02%
558,33%
Melihat tabel capaian di atas menunjukan bahwa Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia melebihi dari target yang diharapkan, ini disebabkan persentase ekspor di sektor Industri fesyen yang meningkat sangat tinggi. Menurut data yang kami dapat dari BPS nilai ekspor industri kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek pada tahun 2013 adalah sebesar 83,6 triliun rupiah. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kelompok industri dengan nilai ekspor terbesar adalah kelompok industry Fesyen, dengan nilai ekspor sebesar 76,8 triliun rupiah. Di tempat kedua, kelompok industri Penerbitan dan Percetakan mampu menyumbangkan ekspor sebesar 1,7 triliun rupiah pada tahun 2013. Kontribusi Industri Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek mampu menyumbang ekspor sebesar 4,02 persen terhadap total ekspor Indonesia. Kelompok industri Fesyen dan Penerbitan & Percetakan masing-masing menyumbang sebesar 64,55 persen dan 1,48 persen terhadap ekspor Industri Kreatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dalam menjalankan programnya berhasil menunjang kontribusi ekspor sektor industri kreatif di bidang media, desain dan iptek. Distribusi Ekspor Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Menurut Kelompok Industri Tahun 2013 Riset & Pengembangan 0% Radio dan Televisi 1%
30%
Periklanan 0% Arsitektur 0% Desain 1%
Layanan Komputer & 1% Penerbitan & Percetakan 1% 1%
38
Fesyen 65%
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
No. 1.
Indikator Kinerja Utama Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia (persentase)
Tahun 2013
Tahun 2012
Realisasi Capaian Realisasi Capaian 4,02 % 558,33 % -
Kontribusi Ekspor Produk EKMDI Terhadap Ekspor Produk Kreatif Dunia
600 500 400 300 200 100 0
4,02
Realisasi Capaian
Capaian
0,72 2012
Realisasi
2013
Melihat grafik di atas pada tahun 2013 realisasi sangat menakjubkan dimana jauh melampaui target yang diperkirakan, pada tahun 2012 bukan tidak terdapat realisasi tetapi pada tahun itu sumber kami BPS belum dapat menghitung Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia yang disebabkan beberapa faktor. Dalam mencapai targetnya untuk meningkatkan Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Kontribusi Ekspor Produk EKMDI Terhadap Ekspor Produk Kreatif Dunia beberapa aktivitas yang telah dilakukan pada tahun 2013 adalah : Eria Working Group Meeting ERIA (Economic Research Institute for Asean and East Asia) merupakan organisasi di bawah supervisi pemerintah Jepang melalui Mitsubishi Research Institute Inc. Tugas utamanya melakukan riset dan mengusulkan rekomendasi kebijakan guna integrasi dan peningkatan kerjasama ekonomi negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Rekomendasi kebijakan dikhususkan untuk kebijakanindustri broadcasting (penyiaran), periklanan, konten digital, animasi dan games. Tema yang digagas dalam kegiatan ini “Research on Development Potential of Content Industry as a New Industry in East Asia and the Region”. Kegiatan ini diikuti oleh 8 negara yaitu China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahap tahap pertama pada bulan Desember 2012 di Thailand, tahap kedua pada tanggal 22-23 Maret 2013 di Bangkok dan tahap ketiga pada tanggal 27-28 April 2013 di Tokyo. Pada kegiatan ini dihasilkan rekomendasirekomendasi mengenai konten industri media baru untuk kawasan asia Timur dan LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
39
regional dan mengenai perkembangan konten industri media baru. Diharapkan dengan analisa yang ada dapat merekomendasikan kebijakan dalam mempromosikan distribusi konten digital dan penguatan investasi di Asia. Pekan Film Animasi di Luar Negeri Beberapa festival animasi coba diselenggarakan oleh beberapa komunitas animasi tanah air, untuk mendukung perkembangan industri animasi tanah air. Dengan penyelenggaraan festival ini, bermunculanlah para pelaku animasi baru atau orang-orang yang sekedar tertarik untuk menikmati animasi produksi bangsa Indonesia. Fakta seperti ini adalah suatu perkembangan yang menggembirakan, karena ini adalah kesempatan bagi para pelaku animasi Indonesia untuk mengembangkan diri dengan menciptakn karya-karya baru dan berkualitas, agar menjadi tontonan dan tuntunan yang senantiasa dinikmati oleh penikmat animasi bangsa kita. Melihat kenyataan akan banyaknya insan dan perusahaan animasi yang telah mulai rajin berkarya, maka pemerintah pun melakukan berbagai upaya pendampingan berupa fasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan animasi di luar negeri. Salah satunya adalah dengan mengikuti Pekan Film Animasi di Luar Negeri. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan setelah mengikuti Pekan Animasi tingkat dunia ini, kualitas dan kuantitas para pelaku animasi Indonesia makin meningkat, dan mampu menghasilkan karya-karya yang berkelas internasional. Kegiatan ini dilaksanakan di : A. Tokyo, Jepang Nama Kegiatan : Tokyo Game Show Tanggal : 19 - 22 September 2013 Nama Delegasi : Harry Waluyo, Erman Mardiansyah, Laila Mahariana, Sagit Suwidhi, Adhicipta Raharja Wirawan, Adhi Trahono, Wong Lok Dien, dan Mahmud Billi Kenawat B. Hongkong Nama Kegiatan : Siggraph Asia 2013 Tanggal : 18 – 22 November 2013 Nama Delegasi : Erman Mardianysah, Muhammad Jufry, Laila Mahariana, Dyah Palupi, Is Yuniarto, Aryanto Yuniawan, Ivan Chen Sui Liang, dan Bambang Gunawan Santoso Partisipasi kegiatan animasi (Festival) Dalam beberapa tahun terakhir, industri animasi Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan kesedian salah satu stasiun TV Nasional untuk menayangkan karya animasi asli Indonesia, Didi Tikus. Film animasi yang dianggap memiliki tokoh dengan karakter yang kuat ini, mampu pula mencuri perhatian penikmat animasi tanah air, terutama kalangan anak-anak dan remaja. Di balik itu, ternyata Indonesia juga memiliki begitu banyak pelaku kreatif bidang animasi, baik terutama perorangan.
40
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Festival animasi yang rutin diselenggarakan di beberapa negara menjadi salah satu wadah yang tepat dalam memperkenalkan film animasi Indonesia ke dunia internasional, sekaligus sebagai tempat belajar bagi para pelaku industri animasi tanah air. Untuk itu, pada tahun 2013 Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Festival Animasi. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, kemampuan dan kualitas para animator Indonesia dalam dunia animasi, maka pemerintah pun melakukan berbagai upaya fasilitasi dengan dunia animasi internasional. Diharapkan melalui kegiatan ini, para pelaku industri animasi akan semakin bermunculan dengan bakat dan kemampuan yang semakin berkembang, sehingga film animasi lokal mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan merajai dunia animasi regional. Kegiatan ini dilaksanakan di : 1. Tokyo, Jepang Nama Kegiatan : Drama Shooting Film TV Aishiteru Tanggal : 29 Oktober – 2 November 2013 Nama Delegasi : Chandra Endoputro dan Rina Novita 2. London, Inggris Nama Kegiatan : Film London Tanggal : 8 – 12 Desember 2013 Nama Delegasi : Poppy Savitri, Anna Sunarti, Siti Qomariana, Dadang Djatnika, Wahyu Aditya, dan Achmad Rofiq 3. Dubai Nama Kegiatan : Dubai International Film Festival and Video Games 2013 Tanggal : 10 – 14 Desember 2013 Nama Delegasi : Erman Mardiansyah, Armein Firmansyah, Reza Rahmana Kaloka, Juventius Agustinus Nunung Prajarto, Rudy Suteja, dan Mohammad Suyanto Penyelenggaraan Indonesia Comic and Animation Forum Dalam rangka pelaku kreatif yang memperoleh peningkatan jejaring ekonomi kreatif berbasis media, subdit Pengembangan Film Animasi dan Komik menyelenggarakan kegiatan Indonesia Comic and Animation Forum. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada di bidang komik dan animasi, khususnya dari sudut pandang industri. Dari hasil diskusi tersebut diharapkan dapat menghasilkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada agar industri komik dan animasi di Indonesia mampu bersaing di pasar dunia.kegiatan ini dilaksanakan di 2 kota, yaitu Forum diskusi diselenggarakan selama 1 hari di Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober 2013 dan dilakanakan selama 1 hari di Surabaya pada tanggal 7 Oktober 2013. Partisipasi Kegiatan komik di Luar Negeri Partisipasi Indonesia pada festival komik internasional merupakan jendela LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
41
budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan apresiasi atas karya animasi Indonesia. Keiikutsertaan pada berbagai event festival komik ini merupakan suatu ruang untuk memperkenalkan produk komik Indonesia di luar negeri. Melalui event festival komik ini pula dapat diharapkan terciptanya komunikasi budaya antar bangsa yang pada gilirannya dapat memperkenalkan potensi alam, budaya dan potensi kemasyarakatan Indonesia. Festival Komik Internasional ini juga menjadi sebuah peluang untuk lebih memperkenalkan industri budaya sekaligus diplomasi budaya Indonesia di luar negeri. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, akan semakin berkembangnya karya-karya komik di dalam negeri. Festival Komik ini juga seharusnya bukan sekedar promosi, tetapi juga sebagai sarana pemacu dan pemicu kreativitas. Lebih jauh festival Komik Internasional ini akan menjadi langkah awal Komik Indonesia menembus pasar Internasional. Kegiatan ini dilaksanakan di : A. Singapore Nama Kegiatan : Singapore Toys, Game, and Comic Convention Tanggal : 30 Agustus – 2 September 2013 Nama Delegasi : Erman Mardiansyah, Muhammad Jufry, Laila Mahariana, dan Rabendra Yudistira B. Philippine Nama Kegiatan : 9th Annual Philippine Komiks or KOMIKON 2013 Tanggal : 15 – 19 November 2013 Nama Delegasi : Hidayat, Suradi, Hikmat Darmawan, dan Heriyani Wahyuningrum Peningkatan Konten, Aplikasi, dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif Pengembangan Konten, Aplikasi, dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif adalah salah satu kegiatan yang berada di bawah naungan Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media. Adapun maksud dari kegiatan ini untuk menjaga kelangsungan siklus hidup Platform Digital Ekonomi Kreatif di tengah era kemajuan teknologi informasi pada saat ini. Guna mewujudkan konsistensi keberadaan atau eksistensi Platform Digital Ekonomi Kreatif dengan cara terus melakukan aktivasi & updating secara berkelanjutan dan melihat kontribusi terhadap Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia yang dapat lebih terukur. Tujuan dari kegiatan Pengembangan Konten, Aplikasi dan Promosi Digital Portal Ekonomi Kreatif adalah: a. Menyediakan konten informasi dan pengetahuan tentang pencapaian dunia kreatif di Indonesia terkini serta mengkomunikasikan perkembangan programprogram pemerintah terkait ekonomi kreatif; b. Menciptakan wadah ekspresi digital pelaku kreatif yang didukung dengan fitur dan aplikasi yang memudahkan keterhubungan antar pemangku kepentingan ekonomi kreatif; c. Menjaring partisipasi masyarakat seluas-luasnya dan menggali rasa kepemilikan
42
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
dari para pemangku kepentingan ekonomi kreatif terhadap Platform Digital Ekonomi Kreatif Indonesia. Konten diklasifikasikan berdasarkan minat sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Kualitas konten secara tidak langsung dapat menentukan segmentasi peminat atau pembaca dan juga sekaligus menentukan posisi Portal Ekonomi Kreatif di kalangan pelaku kreatif khususnya di dunia digital. Oleh karena itu, untuk kesinambungan pemenuhan ketersedianya konten yang memadai dibutuhkan sumber daya kreatif yang handal yang dapat berpartisipasi dalam pengisian konten. Sumber daya kreatif ini dibutuhkan di tiap-tiap daerah sentra kreatif di Indonesia yang berfungsi sebagai kontributor dan penulis konten di portal digital ekonomi kreatif. Selain itu dibutuhkan pula kerjasama dengan lembaga lain yang sangat kental hubungannya dengan ekonomi kreatif. Selain itu untuk menunjang produksi sebuah konten yang baik maka dibutuhkan infrastruktur yang menunjang operasional baik secara internal maupun eksternal. Infrastruktur meliputi perlengkapan teknis dan juga. Konten Digital Portal Ekonomi Kreatif meliputi; 1. Creativepreneur yang merupakan program penciptaan dan peningkatan kapasitas entrepreneur industri kreatif; 2. Creative City adalah program penciptaan dan pengembangan kota kreatif, 3. Creative Network yaitu program penciptaan dan pengembangan jejaring antara tokoh kreatif, pelaku bisnis kreatif, komunitas, pemerintah, akademisi, investor sebagai motor penggerak ekonomi kreatif baik didalam maupun di luar negeri. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memandang optimalisasi peningkatan infrastruktur dan pengembangan konten digital dalam bentuk portal ekonomi kreatif merupakan urgensi yang perlu dilaksanakan bersama stakeholder yang terkait dibidang komunikasi dan informasi, agar potensi produk Industri Kreatif khususnya konten-konten Indonesia kreatif yang merupakan bagian dari strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif dapat segera dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi, aktivasi, publikasi dan promosi Ekonomi Kreatif karya Audio dan Video Sesuai dengan fungsinya pemerintah memfasilitasi masyarakat dalam hal ini pelaku kreatif untuk dapat lebih berkembang. Pengembangan karya kreatif audio video dapat dilakukan dengan memfasilitasi kompetisi audio video dan mempublikasikan serta mempromosikan karya-karya kreatif audio video. Bentuk publikasi dan promosi tidak hanya secara online tetapi harus ada publikasi dan promosi secara offline, yaitu dalam bentuk event-event yang diadakan untuk bertemu langsung dengan para pelaku kreatif. Hal ini sangat dibutuhkan LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
43
untuk menjalin kemistri dengan para pelaku kreatif. Selain itu untuk dapat meningkatan pengembangan ekonomi kreatif, publikasi dan promosi tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi harus ada event-event yang diikuti di luar negeri. Kegiatan ini dilaksanakan di 3 kota yaitu di Jakarta pada tanggal 10 – 12 November 2013, di Medan pada tanggal 13 – 15 November 2013, dan di Surabaya rencana pada tanggal 5 – 7 Desember 2013. Dari kegiatan ini menghasilkan 1 naskah laporan yaitu Terlaksananya publikasi dan promosi Ekonomi Kreatif untuk mengkomunikasikan, menginformasikan, dan mempromosikan Ekonomi Kreatif kepada masyarakat Indonesia. Fasilitasi pelaksanaan Book Fair Fasilitasi Pelaksanaan Book Fair adalah kegiatan untuk mengetahui bagaimana kegiatan Book Fair dilaksanakan dan bagaimana prosedur atau mekanisme untuk berpartisipasi pada event tersebut, yang kemudian akan dilakukan fasilitasi kepada penulis yang telah terpilih untuk berpartisipasi pada event Book Fair (pada event talkshow ataupun copyright trade). Kegiatan Book Fair diselenggarakan dalam lingkup nasional (Indonesia Book Fair) dan internasional (Kuala Lumpur International Book Fair, pada tanggal 23-26 April 2013, dan Frankfurt Book Fair). Diharapkan kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Book Fair dapat membantu dalam memperlancar distribusi karya dan membantu memberikan motivasi bagi para penulis untuk meningkatkan kreasi dan kualitas karya dalam memperoleh pasar dalam lingkup nasional dan global. Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Book Fair diselenggarakan dalam bentuk wawancara kepada peserta dan panitia pada event Book Fair diantaranya untuk kegiatan book fair dalam skala nasional adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dan juga panitia pada ajang internasional (Malaysia Book Publisher Association), indikator kinerja kegiatan diukur dengan jumlah penulis yang difasilitasi dalam kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Book Fair. Penyelenggaraan Forum Pelaku Bidang Mode Indonesia Forum Pelaku Bidang Mode bertujuan untuk dapat menjadi wadah bagi para pelaku mode yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan menjembatani pemahaman antara pemerintah dan pelaku mode. Para pelaku mode seringkali merasakan ada kesenjangan informasi dan perbedaan pemahaman, karena adanya kebutuhan yang berbeda dalam memajukan dan mengembangkan dunia mode. Para pelaku ini terbentur dengan sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah dan swasta. Seringkali tidak ada kesamaan pemahaman dalam mengembangkan dunia mode di antara generasi mode yang lebih dulu ada dengan generasi masa kini. Sasaran dari kegiatan penyelenggaraan Forum Pelaku Bidang Mode diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitasi pengembangan jejaring pelaku
44
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
desain dan arsitektur. Penyelenggaraan Forum Pelaku Bidang Mode Indonesia dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 November 2013 di Hotel Millenium Sirih, Jakarta dan dihadiri oleh 65 peserta dari berbagai macam latar belakang, diantaranya Desainer, Pengusaha Mode, Asosiasi Bidang Mode yang tinggal di Jakarta dan luar Jakarta. Forum Pelaku Bidang Mode dibuka oleh Direktur Desain dan Arsitektur Komunikasi Forum Desain Produk dan Kemasan Indonesia Kegiatan Forum Desain Produk dan Kemasan Indonesia bertujuan meningkatkan intensitas dan mempererat kelompok-kelompok para pelaku industri kreatif di bidang desain produk dan kemasan.Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah pelaku kreatif sektor EKMDI yang mengalami peningkatan jejaring ekonomi kreatif berbasis desain dan arsitektur. Pelaksanaan kegiatan Forum Komunikasi Desain Produk dan Kemasan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2013 di Hotel Peninsula Jakarta dan pada 5-6 Desember 2013 di Hotel Oria Jakarta.
Forum mengharapkan agar program yang dilakukan adalah Pengembangan Kreativitas Desainer dan bersama-sama melaksanakan Pengembangan Kreativitas kepada UKM. Pengembangan Kreativitas Desainer dapat berupa pelatihanpelatihan seperti yang dilakukan oleh HDMI yaitu kompetisi seperti kompetisi kemasan Indonesia yaitu Indo Pack. Selain itu perlu pula dilaksanakan suatu kegiatan berbentuk Design Market dimana desainer maupun UKM menampilkan desainnya ke industri yang bertujuan agar desainer maupun UKM memperoleh manfaat ketika industri tertarik akan desain yang ditampilkan ditambah dengan kegiatan seminar dan tukar menukar pengalaman atau success story dari desainer atau pengusaha yang telah berhasil dibidang desain produk kemasan. Penguatan Forum Arsitektur Indonesia Kegiatan Penguatan Arsitektur Indonesia bertujuan untuk menjaring aspirasi dari para pemangku kepentingan bidang desain dan arsitektur yang terdiri dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI), dan Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII). Sasaran dari kegiatan ini berupa terfasilitasinya pertemuan para profesional rum pun arsitektur untuk peningkatan kuantitas dan kualitas yang memperoleh pening katan jejaring bidang desain dan arsitektur. Di samping itu bagi para pelaku indus tri maupun akademisi bidang desain dan arsitektur forum ini dapat menjadi peng hubung dalam berbagi pengetahuan, informasi, sumber daya dan berkolaborasi LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
45
secara lintas disiplin dalam Bidang Desain dan Arsi tektur. Penguatan Forum Arsitektur Indonesia di selenggarakan pada tanggal 2 - 4 Mei 2013 di Hotel Millenium Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peser ta. Forum ini akan menjadi medium dalam menjaring masukan bagi pemerintah agar dapat merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang pro dengan kepentingan bidang desain dan arsitektur terutama dalam pengembangan ekonomi kreatif. Persiapan Pertemuan Forum Komunikasi Arsitek Lansekap Aspac di Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring aspirasi dari pemangku kepentingan arsitektur lansekap seperti ahli geologi, ahli arkeologi, arsitek lansekap serta institusi terkait. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi tentang kendala dan kesiapan Indonesia dalam mengadakan Forum Komunikasi Arsitek Lansekap Aspac di Indonesia.Seiring dengan perkembangan zaman Arsitek Lansekap Indonesia membangun jaringan dengan IFLA (International Federation of Landscape Architecture) Asia Pacific Region dan memperkenalkan Arsitektur Lansekap Indonesia melalui Forum Komunikasi Arsitek Lansekap Asia Pasifik yang pada tahun 2015 akan diadakan di Indonesia. Kegiatan Seminar Nasional Arsitektur Lansekap dilaksanakan di IPB Convention Center, Bogor pada tanggal 9 – 10 Desember 2013, sebagai persiapan persiapan IFLA APR tahun 2015 yang akan dilangsungkan di Indonesia. Diharapkan kegiatan ini akan menjadi potensi bagi Indonesia dalam memperkenalkan Arsitektur Lansekap Indonesia dan mengembangkan Arsitektur Lansekap Indonesia ke depannya. Pendukungan Pameran Arsitektur Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada para arsitek untuk mengekspresikan dan mempresentasikan hasil karyanya agar bisa diapresiasi. Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif, di berbagai negara di dunia saat ini, diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsa secara signifikan. Penyelenggaraan dalam bentuk partisipasi kegiatan di bidang desain dan arsitektur merupakan suatu cara dalam menciptakan ruang berekspresi, bertukar pengetahuan, bertukar informasi, berkolaborasi bahkan dapat menjadi wahana untuk menjual karya-karya kreatif. Dukungan Pameran Arsitektur Indonesia pada seminar Arsitek untuk Bumiyang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2013 di Balai Kartini Jakarta dengan jumlah peserta 100 orang. Kegiatann ini juga memberikan dukungan dalam Pekan Produk Kreatif Indonesia yaitu dalam kegiatan Bincang Kreatif Arsitektur dan Pameran Arsitektur. Bincang Kreatif Arsitektur bertemakan Perkembangan Arsitektur Indonesia yang dibagi menjadi dua topik
46
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
yaitu, topik 1, Meningkatkan kualitas arsitektur Indonesia dengan pembicara Imelda Akmal, Realrich Sjarief, Ahmad Djuhara, Adib Abadi, dan topik kedua, Karya Arsitektur yang Inspiratif dengan pembicara Yori Antar, Adi Purnomo, Leonardus Chrisnantyo dan Wiyoga Nurdiyansyah. Pameran Arsitektur menampilkan hasil karya dari Pasar Desain 2013 yang diselenggarakan oleh HDII dan HDMI. Selain kedua kegiatan tersebut, juga mendukung Pameran Lombok International Bamboo Architecture Festival yang diadakan di Lombok pada tanggal 8 Desember 2013. Kegiatan ini diikuti oleh 30 arsitek dan seniman dari 14 negara diantaranya Jerman, Perancis, Vietnam, Canada, Russia, China, Thailand, inggris, Jepang, Malaysia, Belgia, Selandia Baru dan Spanyol sementara wakil dari Indonesia antara lain Eko Prawoto, Rempah Rumah Karya, Hari Sunarko, Tanayung Esa Gahar, dll juga diikuti perwakilan universitas dari Bina Nusantara Jakarta, Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti, serta Fakultas Teknik Universitas Mataram, Lombok. Kurator Pameran adalah Budi Pradono, Jay Subiakto, Asmujo Jonoirianto, dan Christop Tonges (dari Jerman). Dalam pameran tersebut Karya instalasi bambu akan dipasang di sepanjang pantai Senggigi, yang akan memberikan daya tarik wisata yang baru, unik dan spektakuler bagi lombok. Pendukungan Pameran Desain Interior Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada para desainer interior untuk mengekspresikan dan mempresentasikan hasil karyanya agar bisa diapresiasi. Kegiatan Pasar Desain merupakan suatu kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya sebagai inspirasi kreatif bagi industri dan mendorong desainer untuk melahirkan karya baru, mempertemukan dengan industri dan konsumen, dan sebagai pendorong trend life style melalui kekuatan desain. Pasar Desain yang digagas oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) adalah sebuah produk Pop-Up market/ pasar kaget yang sudah 2 tahunan ke belakang mulai mewabah di dunia. Dalam Pasar Desain tahun ini, akan diluncurkan Good Design Award dan Gold Design Award. Good Design Award kali ini merupakan suatu penghargaan yang ditujukan kepada desainer dengan karyakarya terbaik (good designer). Kegiatan Pasar desain ini diikuti oleh 50 orang desainer yang akan dikurasi berdasarkan kategori good desain dan gold desain. Untuk kategori good design dipilih 30 karya desain, dan kategori gold design dipilih 7 karya desain yaitu karya dari Joshua Simajuntak, Francis Surjaseputra, Ivan ch, Harry Mawardi, Arlinda Hapsawardhani dan Jodie Darmawan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas para desainer dalam menghasilkan karya desain interior, sehingga dapat bersaing di tingkat internasional Pendukungan Seminar Pameran Komunikasi Visual Kegiatan pendukungan seminar pameran komunikasi visual bertujuan untuk meningkatkan dan memberikan kesempatan kepada para desainer untuk menambah LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
47
wawasan dan peningkatan jejaring dengan para desainer internasional. Meningkatnya mutu dan jumlah karya anak bangsa berbasis desain arsitektur, interior, lanskap, visual elektronik, produk kemasan, dan mode. Saat ini jumlah pelaku desain baik individual, komunitas, akademisi, dan amatir sangat banyak serta berkualitas. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama Pemerintah. Pendukungan dapat diberikan dalam berbagai cara, antara lain pembinaan capacity buiding, workshop, seminar, dan pameran. 1. Pada tahun 2013, pedukungan diberikan dalam bentuk mengikuti Seminar AGIDEAS 2013 di Melbourne, Australia, tanggal 29 April - 3 Mei 2013 dalam mengirimkan 3 orang delegasi. 2. Pendukungan seminar dan pameran Komunikasi Visual selanjutnya adalah dengan menghadiri Design Thinkers 2013 di Toronto – Kanada pada tanggal 04 – 08 November 2013. Diharapkan program ini dapat membangun dan meningkatkan jejaring para pelaku dan desainer Indonesia dengan desainer Internasional. Penciptaan Trend Mode Indonesia Kegiatan penciptaan tren mode Indonesia bertujuan mewujudkan trendsetter Indonesia untuk menuju misi Indonesia sebagai salah satu pusat inspirasi mode dunia di tahun 2025. Acuan trend diperlukan sebagai arahan trend bahan baku yang menjadi acuan industri mode Indonesia. Informasi tren disajikan dan ditawarkan kepada pelaku mode Indonesia.Kegiatan Penciptaan Trend Mode Indonesia dilaksanakan dalam bentuk Konsinyering dan FGD pada tanggal 22 s.d. 24 April 2013 di Hotel Millenium Sirih, Jakarta dan dihadiri oleh 100 orang yang terdiri dari Para Pelaku Mode Kegiatan penciptaan tren mode Indonesia diharapkan dapat membawa desainer dan industri mode Indonesia mendunia. Festival Potensi Pakaian Tradisional Indonesia Kegiatan Festival Potensi Pakaian Tradisional Indonesia bertujuan memberikan informasi seputar program pemerintah disektor fesyen, Sharing Experiences designer yang terpilih dalam Indonesia Fashion Forward dan mendapatkan insight dan masukan peserta dalam meningkatkan program-program fesyen Indonesia seperti JFW,IFW dan IIFF. Bincang Kreatif Fesyen dilaksanakan di Mango Tree Café pada tanggal 30 November 2013 diikuti oleh 100 peserta. Diharapkan kegiatan festival potensi pakaian tradisional ini dapat meningkatkan kualitas pelaku industri mode melalui kekuatan lokalnya.
48
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Pendukungan Pameran Desain Produk dan Kemasan Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong desainer produk dan kemasan untuk lebih kreatif dan inovatif serta mendorong apresiasi terhadap desain produk dan kemasan di Indonesia a. Kegiatan APF 2013 di Balairung Soesilo Soedarman Direktorat Direktorat Desain dan Arsitektur, mendukung Indonesian Packaging Federation (IPF) untuk menyelenggarakan kegiatan Asian Packaging Forum, dengan peserta berasal dari Bangladesh, China, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Singapore, Sri Lanka, Thailand, dan Turki. APF Meeting, merupakan kegiatan rutin dari APF untuk membahas administrasi dan kegiatan APF serta keanggotaan. Selain itu juga membahas mengenai kegiatan serial berupa AsiaStar Judging, APF Congress dan Asia Star Awards Night.Pada pembahasan mengenai kepengurusan APF berikutnya Ibu Ariana dari Indonesian Packaging Federation terpilih menjadi presiden APF. Asiastar Award 2013, adalah kegiatan untuk mencari pemenang desain kemasan dengan beberapa kategori yaitu Consumer Pack, Transport Pack, Eco Pack, dan Kategori Pelajar.Untuk saat ini, desainer kemasan dari Indonesia yang berpartisipasi berjumlah 19 (sembilan belas) orang dengan rincian 9 (sembilan) peserta untuk kategori consumer pack, 3 (tiga) peserta untuk kategori transport pack dan 7 (tujuh) peserta untuk student kategori. Untuk saat ini, desainer kemasan dari Indonesia yang berpartisipasi berjumlah 19 orang dan meloloskan 16 desain kemasan menduduki peringkat kedua setelah Thailand. Asian Packaging Conference on Green Packaging Revolution, forum yang mempunyai tujuan untuk menyediakan sistem pengelolaan dengan menerapkan suatu desain yang ramah lingkungan melalui penghematan biaya dan pemanfaatan limbah. b. Dukungan Kegiatan Workshop Tangan Jepara di Jepara – Jawa Tengah. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Workshop Tangan Jepara tanggal 22 sampai 25 November 2013 di Jepara, Direktur Desain dan Arsitektur, Kasubdit Desain Produk dan Kemasan, dan staf Ditda hadir pada kegiatan dimaksud. 1. Workshop Tangan Jepara diselanggarakan setiap tahun oleh Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) yang saat ini merupakan pelaksanaan yang kedua. 2. Workshop ini diikuti oleh mahasiswa dari Jakarta, Semarang, Malang dan Jepara dengan para pembicara dari Indonesia dan Malaysia yang merupakan dosen, desainer otomotif dan desainer mebel. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
49
3. Para peserta akan memperoleh pengetahuan mengenai pengetahuan bahan kayu, pengetahuan produksi industri kayu, craftmanship dan proses kreatif setelah itu peserta akan membuat gagasan karya desain yang tertuang dalam sebuah konsep desain furniture (stool). 4. Selanjutnya akan dilakukan seleksi terhadap desain-desain tersebut yang nantinya akan ditampilakan dalam ajang pameran yaitu International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2014 pada tanggal 14-17 Maret 2014 di Jakarta. Selain ikut dalam pameran IFFINA hasil dari penyelenggaraan Tangan Jepara pertama beberapa hasil desain para peserta masuk dalam majalah Tradition dari Indonesia dan majalah Wallpaper dari Inggris. Diharapkan program ini dapat meningkatkan kemampuan desainer produk dan kemasan di tingkat nasional serta membangun jejaring dan akses pasar. Pendukungan Partisipasi Event Desain Produk dan Kemasan Indonesia di Luar Negeri a. World Packaging Organization (WPO) di Barcelona Spanyol. Pertemuan dihadiri 22 negara anggota yaitu USA, Inggris, Hongaria, Kroasia, Indonesia, Korea, Cina, Turki, Brazil, Afrika Selatan, Australia, Nigeria, Switzerland, Republik Czech, Argentina, Austria, Kenya, Tunisia, Singapura, Finlandia, Belanda dan Rusia. WPO adalah organisasi kemasan dunia yang mempunyai
dua committee yaitu education committee dan marketing committee serta mempunyai kegiatan memberikan penghargaan bagi desainer kemasan yang mempunyai inovasi baru.Sesuai keputusan pertemuan di Australia pada bulan Mei 2013, WPO akan melaksanakan Asia Pacific Training Program pada bulan Mei 2014 di Bali. Adapun pendanaan kegiatan tersebut sebagian akan dibantu oleh WPO sedangkan sebagian dibebankan pada Indonesia. Peserta program ini adalah SMEs di Indonesia, sesuai tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelatihan di bidang kemasan dasar bagi perusahaan kecil dan menegah di negara berkembang. Indonesia dapat memanfaatkan keanggotan di WPO melaui program yang dimiliki oleh Education Committee karena dapat
50
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bidang kemasan bagi industri kecil dan menengah di Indonesia. b. Pameran Fach Pack 2013 di Nuremberg Pameran Internasional Fach-Pack 2013 di Nuremberg, Jerman diikuti oleh pelaku-pelaku industri permesinan untuk pengemasan dan pemrosesan olahan makanan minuman serta heavy duty packaging untuk transportasi menampilkan berbagai teknologi, trend dan berbagai inovasi desain pengemasan. Pameran Fach-Pack ini diikuti oleh 1500 peserta pameran yang diikuti oleh 34 negara yaitu Norway, Poland, Rusia, San Marino, Saudi Arabia, Serbia, Slovenia, Spain, Sweden, Swiitzerland, Turkey, Inggris dan Amerika, yang mencakup 11 Hall dalam pameran FachPack ini. Berbagai seminar juga digelar dalam pameran ini, yakni: PackBox Forum, Corrugated Cardboard Forum dan AIPIA Congress. Special Show berupa demo dan display product juga ditampilkan dalam pameran ini yang meliputi topik: - Spesial Show ‘Marketplace for Innovative logistic solutions’ - Spesial Show ‘German Packaging Awards’ - Spesial Show ‘Packaging Design’ Berbagai teknologi pengemasan yang ditampilkan dalam pameran ini meliputi bahan-bahan kemasan, permesinan, dan berbagai teknolgi cetak, mulai dari rotogravure, flexogravure dan lithogravure serta digital printing, barcode dan RFID. Spesial Show ‘German Packaging Awards’ dalam pameran Fach pack ini menampikan berbagai inovasi hasil pemenang kontes desain pengemasan yang nantinya akan diikut sertakan dalam ajang kontes sedunia: ‘WorldStar Awards’. Hasil produk para pemenang di display dalam show case kaca, lengkap dengan keterangannya yang dapat dilihat oleh pengunjung pameran. German Packaging Awards ini meliputi kategori consumer pack, transport pack dan display pac. c. Oktoberfest Oktoberfest adalah festival dua-mingguan yang diadakan setiap tahun di München, Bayern, Jerman, pada akhir September dan awal Oktober.Festival ini merupakan salah satu acara paling terkenal di kota ini dan juga merupakan festival terbesar di dunia dengan sekitar enam juta pengunjung setiap tahunnya. Kota-kota lain di dunia juga mengadakan festival-festival dengan menggunakan festival di München ini sebagai model, bahkan menggunakan juga nama Oktoberfest, termasuk di Indonesia. Oktoberfest bukan hanya bertujuan untuk melestarikan minuman LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
51
khas jerman saja yaitu bir, tetapi juga untuk melestarikan budaya Jerman agar tidak luntur ‘di makan’ zaman. Oktoberfest juga adalah salah satu cara untuk mempersatukan bangsa-bangsa di Jerman, juga untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang budaya yang ada di Jerman. Selain itu, acara Oktoberfest juga bertujuan untuk mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi festival tersebut dan menambah devisa negara. Diharapkan Kegiatan ini dapat membangun jejaring dan akses pasar serta meningkatkan kemampuan desainer produk dan kemasan di tingkat internasional. Pendukungan Indonesia Fashion Week di Jakarta Indonesia Fashion Week (IFW) merupakan pekan mode yang berlangsung pada tanggal 14-17 Februari 2013, yang dibuka oleh Ibu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Menteri Koordinator Perkenomian, dan Bapak Menteri Perdangan . Diharapkan kedepannya IFW dapat menjadi pesta mode bagi semua kalangan,sekaligus sebagai ajang pamer potensi kreatif para pelaku mode, karena kehadiran dunia mode dalam perekonomian Indonesia dapat memberikan kontribusi yang besar dalam Product Domestic Bruto (PDB). Dalam pembukaan Indonesia Fashion Week telah dirilis Blue Print Ekonomi Kreatif Fashion yang telah dirancang APPMI bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek. Blue print berisisrategi menjadikan Indonesia sebagai sumber inspirasi melalui prognosa tren, dan pemetaan kerja sama Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian KUKM. Melihat kecenderungan bahwa kekayaan lokal dapat dijadikan sebagai acuan tren apabila dikemas dengan selera internasional, maka didukung oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pembentukan kelompok tren yang mengetengahkan kekayaan kreatifitas lokal dapat terwujud dan menjadi inspirasi bagi dunia global. Blue print ini mengusung 3 strategi dalam pencapaian inovasi kreatif dengan menjunjung budaya lokal, yaitu melalui riset, pembinaan, dan peningkatan kompetensi, serta peningkatan kinerja usaha. Diharapkanindustry modeakanbersatu untuk fokus pada produk siap pakai dengan target kelas menengah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas para desainer di bidang mode, serta menjalin jejaring dengan para desainer internasional. Pendukungan Pengembangan Pasar Desain Busana Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung misi Indonesia sebagai salah satu kiblat busana muslim di Asia pada tahun 2015. Indonesia Islamic Fashion Fair merupakan kegiatan pameran busana yang bernuansa Islam. Kegiatan ini merupakan salah satu Pendukungan Pengembangan Pasar Desain Busana Indonesia. Pendukungan pengembangan pasar desain busana Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 2004 yang tumbuh dan berkembang pesat dengan memperkenalkan budaya dan
52
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
kuliner di dalam negeri maupun mancanegara. Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Mei setiap tahun. Pendukungan pengembangan pasar desain busana Indonesia merupakan interpretasi kekayaan budaya nusantara dalam olah karya mode dan kuliner dan untuk mengangkat citra serta harkat dan martabat Indonesia di kancah internasional melalui sektor bisnis berbasis budaya mengingat pentingnya ajang tersebut. Indonesia Islamic Fashion Fair dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 31 Mei - 2 Juni 2013 di Jakarta. Kegiatan ini melibatkan 500 desainer dan UKM. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas para desainer di bidang mode, serta menjalin jejaring dengan para desainer internasional. Pendukungan Capacity Building calon peserta Fashion Week melalui Indonesia Fashion Forward (IFF) Program yang bertujuan untuk membina perancang mode Indonesia mendunia, dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari proses seleksi desainer, workshop “Developing Your Fashion Label”, hingga puncak pagelaran hasil karya dipamerkan di Jakarta Fashion Week 2014. Diharapkan semakin besarnya terjaring sumber daya yang kapatibel melalui kegiatan tersebut, agar pelaku fashion Indonesia semakin mendapat apresiasi dari dalam dan luar negeri. Diharapkan kegiatan ini para desainer mode di Indonesia dapat bersaing di dunia internasional. Pendukungan Persiapan Venice Biannale Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengenalkan karya arsitektur Indonesia ke dunia internasional sehingga dapat Venice Biannale Arsitektur di tahun 2014 adalah salah satu pameran arsitektur bersakala internasional. Dalam rangka persiapan menuju kegiatan tersebut,Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan pendukungan persiapan Venice Biennale Arsitektur di Indonesia. Adapun kegiatan ini berupa rapat persiapan dan telah dilaksanakan lima kali pada tanggal 23 Januari 2013, 19 Februari 2013, 19 Maret 2013, 16 April 2013 dan 14 Mei 2013 Ruang Rapat Gedung Sapta Pesona Lantai 12 dan telah menetapkan komisioner dan kurator melalui kurator. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan akses pasar dan jejaring para arsitek ke tingkat internasional. Pelaksanaan Forum Business Connect Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Dalam rangka meningkatkan jejaring bagi pelaku ekonomi kreatif digital, Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi melaksanakan serangkaian kegiatan Business Connect yang terdiri dari Identifikasi Pelaku Kreatif Digital, Base Camp for LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
53
Strengthening Capability of Digitalpreneur, Pitching Preparation dan Temu Bisnis Digital/Pitching Forum Business Connect.
Rangkaian Kegiatan Forum Business Connect 2013 Kegiatan Identifikasi pelaku kreatif digital dilaksanakan dalam beberapa kompetisi TIK tingkat nasional dan Inkubator Bisnis, yaitu: 1. Indonesia ICT Award (INAICTA) 2013, yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 31 Agustus s.d 1 September 2013. Dalam kegiatan ini telah berhasil diidentifikasi sebanyak 20 Tim dan masingmasing Tim terdiri dari 2 orang; 2. Computer Festival (Compfest) 2013, yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, bertempat di Balairung Kampus UI Depok, pada tanggal 21 s.d. 22 September 2013. Dari kegiatan ini berhasil diidentifikasi 12 Tim yang masing-masing terdiri dari 2 orang; 3. Rock Star Dev, sebanyak 20 Tim masing-masing terdiri dari 2 orang; 4. Tenant Inkubator Pusat Kreatif Digital Bandung, sebanyak 7 Tim yang masingmasing terdiri dari 2 orang. Hasil dari identifikasi tersebut, telah dilakukan penyeleksian menjadi 50 Tim yang nantinya akan diikutkan dalam kegiatan Base Camp for Strengthening Capability of Digitalpreneur yang dilaksanakan di Hotel Twin Plaza, Jakarta pada tanggal 2 s.d. 5 November 2013. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas start-up dalam hal entrepreneurship, teknis, dan bisnis. Selanjutnya 30 tim terbaik Base Camp for Strengthening Capability of Digitalpreneur diikutkan dalam Pitching Preparation, yang dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan 22 November 2013 di Hotel Best Western Hariston Jakarta, dimana peserta dipersiapkan sebelum dipertemukan dengan investor dan calon pengguna produk seperti Pemerintah, BUMN, Venture Capital, Telco, Perbankan, media
54
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
elektronik/TV. Setelah kegiatan Pitching Preparation selesai dilaksanakan, 25 tim digitalpreneur dipertemukan dengan investor dan calon pengguna produk dalam acara Temu Bisnis Digital/ Pitching Forum Business Connect dalam Pekan Produk
Kreatif Indonesia (PPKI), pada tanggal 27 s.d 29 November 2013 di Epicentrum, Epiwalk Kuningan. Dalam acara Temu Bisnis Digital tersebut 25 tim digitalpreneurs menjajaki kemungkinan kerjasama dengan investor dan calon pengguna produk untuk mereka dapat melebarkan sayap bisnisnya. Adapun hasil dari Temu Bisnis Digital antara 25 tim digitalpreneurs dengan calon pengguna produk seperti VC/Angel Investor/Kadin/Inkubator/Content Provider terangkum sebagai berikut: 1) 2 tim digitalpreneur akan mendapat investment dari angel investor. 2) 4 tim digitalpreneur akan mendapat mentorship dari venture capital maupun dari angel investor dan content provider 3) 8 tim digitalpreneur sedang menjajaki partnership dengan Kadin maupun Content Provider. 4) 2 tim digitalpreneur direkomendasikan untuk masuk inkubator bisnis Merah Putih. 5) 9 tim digitalpreneurs akan mengadakan pertemuan lanjutan baik dengan VC/ Angel Investor/Kadin/ Inkubator/Content Provider. Pameran Teknologi Industri Kreatif Pameran Teknologi merupakan kegiatan Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi dalam rangka memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif bidang MDI yang memiliki karya yang siap dipasarkan dan dipromosikan di luar negeri. Peserta yang diikutsertakan dalam pameran ini telah disaring terlebih dahulu di dalam kegiatan Basecamp, dimana peserta telah diberikan pembekalan dalam hal pemasaran produk dan sebagainya. Pameran teknologi yang diikuti pada tahun 2013 adalah World IT Show di Korea tanggal 25 s.d. 27 Mei 2013 dan Eurogamer Expo di London, Inggris pada tanggal 24 s.d. 29 Oktober 2013. Di dalam pameran tersebut, pelaku ekonomi kreatif Indonesia (game developers) melakukan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan game atau software di dalam kegiatan Business Connect yang terdapat di dalam area pameran. Hasil keikutsertaan Indonesia dalam berbagai pameran IT maupun game di luar negeri adalah adanya prospek kerjasama antara pelaku ekonomi kreatif dalam hal ini game developers dengan pihak publisher atau perusahaan IT/game di luar negeri untuk dapat ditindaklanjuti.
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
55
Event Wirausaha Kreatif Kegiatan Event Wirausaha Kreatif dilaksanakan di dalam rangkaian acara Pekan Produk Kreati Indonesia (PPKI) 2013 yaitu berupa Bincang Kreatif Teknologi Informasi pada tanggal 29 November 2013 dan Bincang Kreatif Permainan Interaktif pada tanggal 30 November 2013 di Epicentrum, Epiwalk, Kuningan Jakarta. Bincang Kreatif Teknologi Informasi dengan tema “Create The Next Indonesian Digital Citizen” dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi yaitu focus group discussion dengan pembicara Dr. Richardus Eko Indrajit (Perbanas) dan Andrew Darwis (Kaskus), sedangkan untuk success story menampilkan Andrew Darwis (Kaskus) dan Budiono Darsono (Detik.com). Untuk Bincang Kreatif Permainan Interaktif dengan tema “Connecting The Puzzle to Create a Better Game Industry” juga dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi yaitu diskusi dengan pembicara Ami Raditya (Duniaku. net), Andy Suryanto (President AGI), Hari Sungkari (Sekjen MIKTI) dan Lolly Amalia Abdullah (Direktur Kerjasama dan Fasilitasi, KEMENPAREKRAF), sedangkan untuk success story menampilkan Kris Antoni (CEO & CoFounder Toge Production), Anton Soeharyo (CEO Touchten), dan Ihsan Wahab (CCO Altermyth). Adapun undangan terdiri dari para pelaku ekonomi kreatif, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
3
Meningkatnya Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek
No.
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
Capaian
1.
Tingkat kontribusi angkatan kerja sektor EKMDI (persentase) Angka Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI (persentase)
5,49 %
3,54 %
79,5 %
2,3 %
0,62 %
26,96 %
2.
Menurut penghitungan BPS jumlah tenaga kerja sektor Industri Kreatif mempunyai kontribusi sebesar 10,72 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Angka ini merupakan angka penyerapan tenaga kerja yang cukup besar sehingga menempatkan sektor Industri Kreatif sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak ke-empat setelah Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (34,36%), Perdagangan, Hotel, dan Restoran (16,06%), dan Jasa-jasa (15,58%). Kontribusi penyerapan tenaga kerja Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek adalah sebesar 40,53 persen. Kontribusi penyerapan tenaga kerja ini didominasi oleh kelompok Fesyen (32,33%), kemudian disusul oleh kelompok Penerbitan dan Percetakan (4,26%), dan Desain (1,41%). Beberapa kelompok seperti Permainan interaktif, Periklanan, dan Riset & Pengembangan hanya memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja yang relatif kecil, masing-masing sebesar 0,20 persen, 0,17 persen, dan 0,13 persen.
56
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Dapat disimpulkan bahwa Kontribusi Tenaga Kerja dari sektor Industri kreatif meskipun tidak mencapai target yang diharapkan tetapi kontribusi dari sektor Industri kreatif masih mendominasi dalam memberikan kontribusi tenaga kerja di Indonesia, menunjukkan bahwa kinerja kerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek dapat dikatakan cukup baik. Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Indonesia Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2013 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 34.36%
Listrik, Gas dan Air Bersih, 0.22%
Pertambangan dan Penggalian, 1.29%
Perdagangan, Hotel dan Restoran, 16.06%
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, 2.48% Jasa-jasa, 15.58%,
Pengangkutan dan Komunikasi, 4.41% Konstruksi, 5.67% Industri Pengolahan, 9.21%
Angka pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI melihat tabel di atas masih belum mencapai target dan turun dibandingkan tahun sebelumnya tetapi tetap saja masih lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya, menurut sumber kami BPS sektor Industri kreatif selalu mengalami pertumbuhan tenaga kerja yang positif setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja Industri Kreatif masing-masing sebesar 1,46 persen, 1,18 persen, dan 0,62 persen selama periode tahun 2011 hingga 2013. Bahkan, ketika jumlah tenaga kerja nasional mengalami pertumbuhan yang negative pada tahun 2013, jumlah tenaga kerja Industri Kreatif masih memberikan pertumbuhan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Industri Kreatif memiliki kecenderungan penyerapan tenaga kerja yang relatif stabil dibandingkan dengan sektor lainnya. Pertumbuhan tenaga kerja Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek paling tinggi terjadi pada kelompok industri Periklanan. Meskipun begitu, kelompok industri ini mengalami perlambatan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2013. Kondisi senada juga terjadi di hampir semua kelompok Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek, kecuali kelompok Penerbitan & Percetakan yang mengalami percepatan pada tahun 2013. Membaca uraian tersebut di atas dapat menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI meskipun tidak mencapai target tetapi produktivitas tenaga kerja sektor EKMDI masih menunjukkan masih lebih tinggi dari sektor yang lain ini berarti kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
57
dan Iptek dapat dikatakan cukup baik.
No.
Tahun 2013
Indikator Kinerja Utama
Tahun 2012
Realisasi Capaian Realisasi Capaian 1.
Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor (persentase) Angka Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI (persentase)
2.
3,54 %
79,5 %
0,62 %
26,96 %
1,18%
59%
Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI
79 .5
80 70 60 50 40 30
3 .54
20 10 0
Realisasi
2012 2013
Capaian
Pada tahun 2012 indikator tersebut adalah Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja tetapi menurut sumber data kami yakni BPS Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja ini tidak dapat dihitung untuk itu pada tahun 2013 di revisi menjadi Tingkat Kontribusi Angkatan Kerja. Periklanan 0.17%
Arsitektur 0.36%
Desain 1.41%
59.48% Fesyen 32.33%
Riset & Pengembangan 0.13% Radio dan Televisi 1.08%
0.20% Layanan Komputer & 0.58%
58
Penerbitan & Percetakan 4.26%
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Angka Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI
60.00%
59.00%
50.00% 40.00% 30.00%
26.68%
20.00%
1.18%
0.62%
10.00%
Realisasi
0.00% 2012
Capaian 2013
Dari grafik tersebut di atas menunjukkan penurunan capaian dan realisasi di tahun 2013 dibandingkan dengan 2012. Dalam mencapai targetnya untuk meningkatkan Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek beberapa aktivitas yang telah dilakukan pada tahun 2013 adalah : Penyelenggaraan workshop animasi dari animator nasional berprestasi Penyelenggaraan Workshop Animasi dan Animator Nasional Berprestasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menghimpun dan menggalakkan tumbuhnya kreasi-kreasi film animasi nasional di kalangan masyarakat, sebagai bahan pembelajaran dari para animator berprestasi kepada animator-animator yang baru, yang diselenggarakan pada tanggal 22-24 April 2013 di kota Surabaya dan pada tanggal 15 Mei 2013 di Kota Solo. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam bentuk workshop yang dihadiri oleh mahasiswa UNS, UMS, dan Poliseni Jogjakarta, Komunitas Film animasi dan masyarakat pencinta animasi di Kota Solo, serta pelajar SMK, Mahasiswa Unesa, UM, dan Ubaya, Komunitas Film Animasi dan masyarakat pencinta animasi yang menghasilkan opini, pengetahuan, dan ketrampilan pelaku/ komunitas animasi. Kompetisi Penciptaan karakter lokal Indonesia Kegiatan ini bermanfaat bagi pelaku kreatif konten media animasi pada khususnya dan pelaku industri animasi umumnya. Kegiatan Kompetisi Penciptaan Karakter Lokal Indonesia dimaksud juga akan menyerap masukan-masukan yang penting bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan daerah, serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Konten Media di bidang karya kreatif media animasi. Kegiatan diawali dengan workshop yang akan diselenggarakan di 5 kota, yaitu Solo 27 – 29 September 2013, Malang 4 – 6 Oktober 2013, Balikpapan 11 – 13 Oktober 2013, Tasikmalaya 18 LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
59
– 20 Oktober 2013, dan Medan 25 – 27 Oktober 2013. Dari total 123 peserta yang mengirim karyanya kemudian di kelompokan menjadi 3 kategori pemenang, yaitu Kategori Pelajar, Kategori Mahasiswa, dan Kategori Umum. Kompetisi membuat komik dengan muatan cerita local Kegiatan ini diselenggarakan bertujuan agar memacu kreativitas dan potensi komikus Indonesia dalam berkarya, membagi informasi tentang kiat-kita membuat komik yang tematik dengan latar belakang budaya dan karakter Indonesia, membangun jaringan berbasiskan komunitas untuk menciptakan skenario distribusi di daerah bagi penerbit-penerbit mandiri, baik secara daring maupun cetak, memperkuat basis komunitas komik online maupun cetak dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas karya komikus, serta memberikan ruang publik bagi para pemula di industri komik untuk menampilkan karya-karyanya. Kegiatan diawali dengan workshop yang akan diselenggarakan di 5 kota, yaitu Bogor, Solo, Malang, Padang, dan Makassar. Untuk Publikasi dilakukan mulai tanggal 1 September – 30 November 2013, sedangkan pengumpulan karya mulai dari tanggal 13 September – 13 November 2013. Dan Seleksi / Penjurian dilakukan mulai tanggal 17 November – 24 November 2013. Kompetisi Menulis cerita fiksi dan non-fiksi Kegiatan Kompetisi Menulis dilaksanakan dengan tujuan untuk sarana menyalurkan ide melalui menulis, mencari bakat baru penulis muda Indonesia, dan apresiasi untuk penulis yang mampu berkreasi menghasilkan karya terbaik. Kegiatan dilaksanakan melalui workshop menulis di 12 (dua belas) kota di Indonesia sekaligus sosialisasi tentang kompetisi menulis nusantara 2013. Untuk Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi Tahun 2013 di khususkan untuk karya berbentuk
Novel. Diharapkan dengan adanya kegiatan Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi, semakin memacu kreatifitas penulis Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di dua belas kota di Indonesia dengan peserta adalah para penulis di Indonesia : 1. 5 Oktober 2013 di Jakarta 2. 6 Oktober 2013 di Solo, Jawa Tengah 3. 8 Oktober 2013 di Bandar Lampung 4. 10 Oktober 2013 di Banjarmasin 5. 11 Oktober 2013 di Kupang, Nusa Tenggara Timur
60
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
6. 13 Oktober 2013 di Purwokerto, Jawa Tengah 7. 14 Oktober 2013 di Ambon, Maluku 8. 17 Oktober 2013 di Pontianak 9. 19 Oktober 2013 di Manado 10. 20 Oktober 2013 di Padang 11. 22 Oktober 2013 di Aceh 12. 23 Oktober 2013 di Malang Hasil dari kegiatan : Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi Tahun 2013, telah dilaksanakan hingga tahap penentuan pemenang, acara penganugerahan pemenang akan dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 bersama dengan acara penutupan PPKI. Pemenang Kompetisi Menulis Cerita Fiksi dan Non Fiksi Tahu 2013 antara lain: Kategori Novel : 1. Kalompang, karya Badrul Munir Chair 2. Penunggang Ombak Nemberala, karya Peringga Ancala 3. Bulan Nararya, karya Sinta Yudisia Wisudanti Kategori Karya Fiksi : 1. Anak Dare Tue, karya Rohani Syawaliah 2. Peret Kandung, karya Nurlaela Isnawati 3. Risalah Perawan Tua, karya Ari Mami Kategori Non Fiksi : 1. Tlatah Blakasuta, karya Siti Maryamah 2. Menjelajahi Surga Bakau di Negeri Mitos, karya PY Djarot Sujarwo 3. Surat Untuk Sahabat, karya Nurhaja Kategori Puisi : 1. Akuarium, karya Purbarani Sinta Hardianti 2. Malam Sebuah Ijab, karya Dalasari Pera 3. Penjaga, karya Shohifur Ridho’i Fasilitasi pelaksanan kompetisi iklan daerah di tingkat provinsi Kegiatan kompetisi periklanan lokal ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada pelaku periklanan lokal di seluruh Indonesia. Selain itu juga kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong perkembangan bisnis periklanan lokal sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif. Secara teknis tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan kompetisi periklanan lokal adalah sebagai berikut: 1. Terselenggaranya kegiatan apresiasi pencapaian periklanan lokal; 2. Terpilihnya pemenang iklan dengan kualitas pencapaian terbaik sesuai dengan masing-masing kategori yang ditentukan; 3. Terwujudnya ruang promosi produk industri kreatif berskala UKM di daerah. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
61
Titik cerah masa depan periklanan sebagai sebuah unit usaha dapat diprediksi dari adanya perkembangan industri-industri klien (client side industry) yang berbanding lurus dengan pertumbuhan industri periklanan daerah. Kompetisi iklan daerah juga bermaksud untuk dapat melakukan pendekatan kepada target konsumen di daerah secara tepat, sehingga para pelaku industri perlu menggandeng perusahaan periklanan di daerah sebagai rekanan dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran yang mengintegrasikan media lini atas dan lini bawah yang terdapat di daerah. Dengan menggandeng perusahaan periklanan daerah maka rumusan strategi komunikasi pemasaran yang disusun akan dapat dilakukan secara lebih efektif karena pendekatan yang digunakan baik dalam tataran perumusan pesan maupun pemilihan media periklanan yang digunakan dapat lebih sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Fasilitasi Kompetisi Iklan Daerah ditingkat Provinsi yang diimplementasikan dengan brand “Kreatifa” diselenggarakan untuk memotivasi pelaku periklanan muda potensial. Untuk tahun 2013 ini diselenggarakan di Yogyakarta dengan peserta Pelajar dan Mahasiswa se-Jawa Tengah dan Yogyakarta. Orang muda merupakan potensi kreator periklanan masa depan, karena itu keberadaanya perlu terus dimotivasi dan ditumbuh kembangkan baik untuk masa depan mereka sendiri maupun untuk pertumbuhan ekonomi kreatif dimasa depan. Kegiatan ini dilaksanakan pada pada tanggal 2 – 4 November si Yogyakarta, bertempat di Mal Malioboro dan menghasilkan jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan kreasi dan produksi karya kreatif periklanan. Penyelenggaraan Festival Film Iklan Nasional Salah satu karya seni budaya yang dimanfaatkan sebagai media iklan ialah film. Saat ini banyak perusahaan periklanan yang bekerjasama dengan perusahaan perfilman untuk suatu tujuan produksi film iklan. Perpaduan seni dan teknologi yang sinergis antara citarasa seni dan nilai komersil tinggi, menjadikan industri film iklan sebagai salah satu pekerjaan yang diminati banyak orang khususnya kalangan generasi muda. Semangat berkarya dan menjadi produktif harus diimbangi dengan kesungguhan untuk memberikan yang terbaik bagi profesi dan citra jatidiri bangsa. Tantangan industri film iklan Indonesia tidak lepas dari dinamika global yang dapat
mengancam kreator film iklan lokal dalam membangun citra jatidiri nasional dan tata kelola periklanan dalam negeri. FFIN merupakan kegiatan baru dibidang periklanan karenanya perlu disosialisasikan dan dipublikasikan dikalangan orang muda utamanya mahasiswa. FFIN ini diimplementasikan dengan nama brand
62
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
FFIM (festival film iklan muda) ini dihadirkan agar orang muda film iklan Indonesia termotivasi untuk terus berkarya dan membangu jejaring dan kolaborasi kepada sesama kreator dan kalangan industri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Sosialisasi telah dilaksanakan di beberapa kampus di Indonesia, yaitu : 1. Univ. Indonesia, Depok 1 November 2013 2. Unika. Soegiapranata, Semarang 1 November 2013 3. Iinstitut Teknologi Bandung 2 November 2013 4. Univ. Petra, Surabaya 2 November 2013 5. STEMIK AMIKOM, Yogyakarta 4 November 2013 6. Kopi Kultur Little Tree Building, 6 November 2013 Kegiatan Festival Film Iklan Nasional bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada pelaku periklanan diseluruh Indonesia. Selain itu juga kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong perkembangan bisnis periklanan sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif. Secara teknis tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan Festival Film Iklan Nasional adalah sebagai berikut: 1. Terselenggaranya kegiatan apresiasi insan kreatif film iklan nasional; 2. Terpilihnya pemenang karya kreatif film iklan Indonesia dengan kualitas pencapaian terbaik sesuai dengan masing-masing kategori yang ditentukan. 3. Terwujudnya ruang promosi bagi UKM produk industri kreatif dalam negeri selama festival film iklan nasiona berlangsung. Berikut daftar pemenang Festival Film Iklan Muda Indonesia tahun 2013 : Terbaik FFIM Kategori Pelajar; 1. Bowo Christianto, Yogyakarta 2. Randy Albar, Malang 3. Ayub Argyan Atmaja, Surabaya Terbaik Kategori Mahasiswa 1. Muhammad regga, Yogyakarta 2. Ashief Mutammimul Husna, Yogyakarta 3. M Falah Al Faila Sufi, Solo Peningkatan Kualitas Kota Pusaka Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku kreatif dikota pusaka dan memberdayakan kota pusaka menjadikanruang kreatif bagi pelaku kreatif. Pengembangan kualitas Kota Pusaka membutuhkan kreativitas masyarakat untuk memadukan tiga unsur pelestarian yaitu perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Sedangkan Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang mengintensifkan informasi serta kreativitas dengan mengandalkan gagasan dan gudang pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
63
produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Oleh karena itu, Direktorat Desain dan Arsitektur melaksanakan workshop Peningkatan Kualitas Kota Pusaka di empat Kota, yaitu, Solo, Yogyakarta, Cirebon, dan Pekalongan. Workshop Peningkatan Kualitas Kota Pusaka dilaksanakan di beberapa kota, yaitu (a). Solo pada tanggal 22 – 24 Agustus 2013, yang diikuti oleh 40 peserta terdiri dari pelaku kreatif Solo yang tergabung dalam SCCN dan perwakilan SKPD setempat yang terkait dengan ekonomi kreatif; (b). Yogyakarta pada tanggal 17 – 19 September 2013, yang diikuti oleh 40 peserta terdiri dari pelaku kreatif dan perwakilan dan Pemda Kota Yogyakarta dan Pemda Provinsi D.I Yogyakarta; (c). Cirebon pada tanggal 28 -30 Oktober 2013 serta (d). Pekalongan pada tanggal 31 Oktober – 2 November 2013. Workshop di kota Cirebon dan Pekalongan dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari pelaku kreatif dan perwakilan SKPD setempat. Dalam workshop ini pelaku kreatif juga diajak mengenal kreativitas yang ada di sekitarnya dengan melakukan kunjungan ke beberapa tempat industri kreatif yang ada di kota-kota tempat berlangsungnya workshop.Workshop ini dibuka oleh Direktur Desain dan Arsitektur.Kegiatan ini diharapkan agar tersedianya ruang kreatif bagi pelaku kreatif sehingga menjadi kota kreatif Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Live In Designer Bidang Arsitektur dan Desain Interior Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Live in Designer Bidang Desain dan Arsitektur adalah menempatkan seseorang atau sekelompok desainer di wilayah tertentu untuk mendorong dan membantu pengembangan potensi sumber daya manusia yang ada melalui pendekatan desain dalam konteks ekonomi kreatif. Program ini mengharapkan terjadinya kolaborasi antara desainer tradisional dan pada desainer terdidik, sehingga mampu menjadi medium yang produktif dalam menghasilkan karya-karya lokal namun bercita rasa global (think local, act global). Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Desain dan Arsitektur bersamaan dengan dibukannya kegiatan Live In Designer bidang DKV, Mode dan Produk. Kegiatan Live In Desainer Arsitektur dan Desain Interior dilaksanakan di Desa Komodo yang diikuti oleh 40 peserta pengrajin. Kegiatan ini berlangsung dalam 3 tahap. Tahap I telah dilakukan dari tanggal 21 sampai 26 Oktober 2013. Dalam tahap ini, peserta diajarkan untuk membuat kerajinan patung komodo dengan desain yang berbeda oleh narasumber dari Desain Interior yaitu Erwin Firmansyah. Workshop ini kemudian dilanjutkan pada tahap II dengan tema “Finishing dan Pewarnaan” pada tanggal 22 – 24 November 2013. Tujuan meningkatkan kemampuan SDM dalam menciptakan karya kreatif dengan potensi lokal sehingga berdaya saing. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan SDM dengan memperhatikan kekuatan lokal
64
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Kompetisi Reka Baru Desainer Indonesia Kegiatan Reka Baru Desainer Indonesia bertujuan dapat menjadi solusi yang efisien dan efektif dalam memetakan karya-karya inovatif dan para pelaku kreatif berbakat dalam bidang Desain dan Arsitektur. Kegiatan Launching Reka Baru Desain Indonesiadilaksanakan di Monumen Nasional, Jakarta pada tanggal 24 Juli 2013. Kegiatan ini mengusung Tema: Indonesia Desain Power dengan gerakan kampanye “No Free Design” (Desain tidak Gratis). “No Pitch Design” (tender bukan untuk desai gratis). Gerakan ini dimaksudkan untuk melindungi para creator designer dari banyaknya aksi plagiat karya cipta. Sosialisasi kegiatan Reka Baru desain Indonesia dilakukan untuk menjaring para designer – designer muda yang memiliki jiwa inovator dan kreator. Kegiatan sosialisasi Reka Baru Desain Indonesia dilakukan
antara bulan Juli dan September pada beberapa kota di tanah air yang dinilai memiliki representasi komunitas kreatif dan berbasis akademis - intelektual. Untuk itu dipilih beberapa kota yang memiliki universitas yang memiliki program studi desain komunikasi visual atau yang memiliki komunitas desain visual. Beberapa kota yang dipilih adalah Bandung, Yogyakarta, Semarang, Medan, Bali dan Jakarta. Kegiatan sosialisasi berhasil dilaksanakan untuk menjaring sejumlah peserta yang diikutsertakan dalam Kompetisi Reka Baru Desai Indonesia.Terdapat sekitar 340 peserta yang mendaftar, baik melalui website dan posting untuk mengikuti kompetisi reka baru desain Indonesia. Selanjutnya kegiatan diarahkan pada kegiatan kuratorial. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 November 2013 di lakukan di Hotel Morissey, Jakarta, Kegiatan kuratorial Karya RBDI 2013, berhasil memilih dan menetapkan 49 karya nominator terpilih dan 20 karya nominator terbaik. Kegiatan Reka Baru Desain Indonesia selanjutnya adalah kegiatan pemberian awarding kepada para nominator karya terbaik dan terpilih dilaksanakan di Epicentrum, Kuningan pada tanggal 27 November - 1 Desember 2013. Kelanjutan kegiatan RBDI adalah memberikan program capacity bulding desainer terpilih. Rangkaian kegiatan RBDI diharapkan dapat meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pengembangan pelaku desain dan arsitektur serta dapat meningkatnya jumlah karya kreatif yang berbasis kepada sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi serta meningkatnya jejaring ekonomi kreatif berbasis Desain dan Arsitektur Sasaran kegiatan Kompetisi Reka Baru desain Indonesia adalah memberikan apresiasi terhadap para pemangku kepentingan yang bergerak di bidang Desain dan Arsitektur. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
65
Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Live In Designer Bidang Komunikasi Visual Salah satu upaya kreativitas yang dihasilkan masyarakat berasal dari pengembangan usaha Desain Komunikasi Visual. Namun usaha ini belum sepenuhnya berkembang karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti keterbatasan modal finansial sehingga berpengaruh terhadap fasilitas usaha yang kurang memadai. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama erat berdasarkan kesamaan visi dan misi serta komitmen di antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pihak industri, serta pihak akademisi untuk dapat mendukung perkembangan usaha di bidang Desain Komunikasi Visual. Pada tanggal 25 Juli - 3 September 2013 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan Kegiatan Live In Designer dilakukan pada tanggal 22-25 Oktober 2013. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Laprima, Labuhan Bajo. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 40 peserta, berasal dari 14 kota/kabupaten di kawasan Manggarai Timur, selain itu turut perwakilan dari beberapa instansi terkait di Labuhan Bajo. Seperti: Dinas Perdagangan, Perindustrian dan serta beberapa usaha kecil menengah (UKM). Diharapkan agar SDM setempat memperoleh peningkatan kualitas produk lokal yang khas dan berdaya saing. Parisipasi Penyelenggaraan TOT di Komunitas-komunitas Kegiatan ini bertujuan dapat membuat seseorang menjadi kreatif sehingga dapat menularkannya kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat menciptakan ide-ide lain. a. Partisipasi Penyelenggaraan Training of Trainer di Komunitas-komunitas di Surabaya Saat ini era ekonomi industri telah beralih ke era ekonomi kreatif. Daya yang paling penting saat ini adalah tumbuhnya kekuatan ide. Itulah sebabnya, sebagian besar tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-lain. Pada era ekonomi yang berbasis pada ide, potensi untuk sukses seperti Yahoo, Google, dan Facebook adalah jauh lebih besar karena ide bersifat menular. Ide dapat menyebar ke populasi yang sangat besar dalam waktu yang cepat. Di era ekonomi kreatif, modal tersedia dengan melimpah tetapi justru ide bagus yang sangat kurang. i Pemilik modal tidak berarti apa-apa tanpa sebuah ide yang kreatif. Wirausahawan dan pemilik yang memegang peranan. Untuk membuat seseorang menjadi kreatif sehingga dapat menularkannya kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat menciptakan ide-ide lain, maka perlu diadakan kegiatan Training for Trainer di Komunitas-komunitas. Kegiatan Partisipasi Penyelenggaraan Training of Trainer di Komunitas-komunitas dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 28 - 31 Mei 2013.
66
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
b. Partisipasi Penyelenggaraan Training of Trainer di Komunitas-komunitas di Makassar Setelah berhasil dilakukan di Surabaya, Kegiatan Training for Trainer berlanjut ke kota Makassar. Kegiatan TOT Makassar adalah yang ke 5 setelah penyelenggaraan TOT yang pertama dilaksanakan di kota Bandung, kedua di Medan, ketiga di Jakarta dan keempat di Surabaya. TOT Makassar dilaksanakan dilaksanakan pada tanggal 25-27 November 2013, Diharapkan meningkatkan kesadaran akan pentingnya Desain Komunikasi Visual dalam menunjang peningkatan dan perkembangan Ekonomi Kreatif Peningkatan Karya Kreatif Desain Produk dan Kemasan di Wilayah Perbatasan Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan UKM dan pelaku ekonomi kreatif di bidang produk dan kemasan. Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Karya Kreatif Desain Produk dan Kemasan pada tanggal 2 - 5 Juli 2013 di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, yang bertempat di Hotel Aston Ketapang, Jalan R. Suprapto No.68, Ketapang Kalimantan Barat. Pembukaan acara dipimpin Oleh Plt. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Uti Muhammad Basir) dan staf, Kabupaten Ketapang dan dihadiri dari Direktorat Desain dan Arsitektur dalam hal ini diwakilkan Ibu Yulia (Kasubdit Desain Produk dan Kemasan), dan staf yang hadir Subagijo, Ismi Hadriati, Togar Sibarani, Nanik Kusumiati, Sarmi, Joko Bramantio, Eri Safri Atminto, Suhartiningsih dan Narasumber : Ariana Susanti, Gigih Budi Abadi, M. Zainuri, dan Adrianus Kristianto. Kegiatan ini diikuti 53 peserta terdiri dari pelaku usaha kecil, penyuluh, pemerintah daerah dari Dinas Parbudpora dan Dinas Perindag, pengusaha kafe dan komunitas KOMPAK. Diisi dengan presentasi dan diskusi mengenai desain kemasan dan desain produk dilanjutkan dengan diskusi termasuk penjelasan bagaimana membuat kemasan lebih menarik dan mempunyai nilai jual yang lebih tingggi dibanding dengan kemasan sederhana seperti yang biasa digunakan oleh pelaku industri kreatif di Ketapang. Upaya-upaya peningkatan desain produk dan kemasan memberi keyakinan, bahwa dorongan positif dari peserta pelatihan, muncul dari keinginan untuk meningkatkan seluruh aspek kewirausahaan yang sudah dimiliki sebelumnya. Setidaknya para peserta itu secara partisipatif aktif dalam kelompok yang memiliki unit usaha beragam. Kegiatan ini juga menghasilkan komitmen dari komunitas KOMPAK untuk selalu membantu pelaku industri kreatif untuk menyediakan informasi mengenai pusat-pusat penyedia kemasan terutama yang ada di Surabaya termasuk membuat suatu tempat bagi pelaku industri kreatif tersebut menjual hasil produksinya. Diharapkan agar pelaku kreatif menciptakan desain produk dan kemasan dengan memperhatikan kekuatan lokal. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
67
Fasilitasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pusat Kreatif, Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis Creativepreneurship sebagai salah satu flagship Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui Direktorat Kerja sama dan Fasilitasi yang memiliki tugas dan fungsi untuk dapat menciptakan para wirausaha kreatif digital yang tangguh, inovatif dan berdaya saing telah membentuk Pusat Kreatif Digital Bandung yang terletak di Jalan Batik Kumeli No. 50, Sukaluyu-Bandung dan telah diresmikan pada
tanggal 29 Mei 2013. Pusat Kreatif Digital Bandung merupakan wadah yang berfungsi untuk melaksanakan 4 (empat) peranan penting yaitu sebagai wadah inovasi, inkubasi, ekspresi dan disseminasi bagi para inventor, pengembang software dan para pelaku ekonomi kreatif digital. Fasilitas yang diberikan dalam Pusat Kreatif berupa penyediaan sarana dan prasarana bersama, penyelenggaraan pelatihan, pengembangan produk, layanan pendaftaran dan konsultasi HKI, peragaan, apresiasi, akses pembiayaan, promosi, pemasaran, dan lain-lain. Dalam upaya membangun pusat kreatif yang optimal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk ekosistem ekonomi kreatif digital dengan merangkul seluruh pemangku kepentingan (antara lain Pihak Pemerintah, pengembang aplikasi, user, perguruan tinggi, mitra teknologi, media, store, publisher, operator telekomunikasi, venture capital, dan Multi National Company) untuk dapat berkontribusi aktif dalam Pusat Kreatif Digital. Untuk menunjang kegiatan Pusat Kreatif, Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pusat Kreatif, Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis guna memfasilitasi pengembangan Pusat Kreatif, Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas bidang MDI yang dilaksanakan di dalam Pusat Kreatif Digital di Bandung, Jl. Batik Kumeli, Cibeunying Kaler Sukaluyu. Pusat Kreatif Digital ini telah resmi berdiri pada tanggal 29 Mei 2013.
68
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Pendukungan Pusat Kreatif tersebut dalam bentuk penyediaan tempat yang dapat digunakan untuk kegiatan Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis. Penyediaan sarana dan prasarana tersebut antara lain: komputer, LCD, mesin faksimil, telepon, akses internet, ruang rapat, in focus dan pendukung pendampingan bagi para usaha start-up lainnya yang dibutuhkan dalam proses peningkatan hasil karya dan inovasi. Pengelolaan Pusat Kreatif ini bertujuan memfasilitasi kebutuhan para wirausaha muda untuk berekspresi dan berkarya. Manfaat yang diharapkan diterima oleh para pelaku insan kreatif yang diinkubasi oleh tenaga yang ahli dibidangnya adalah untuk melahirkan calon wirausaha baru yang berbasis media, desain dan IPTEK yang siap bersaing di dalam dunia bisnis baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan di Pusat Kreatif tahun 2013 berlangsung selama 7 (tujuh) bulan dengan berbagai kegiatan seperti peresmian Pusat Kreatif rapat persiapan, rapat koordinasi, dari bulan Mei s.d. bulan November 2013. Penyelenggaraan Inkubator Bisnis Di dalam penyelenggaraan Pusat Kreatif Digital, Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi menyelenggarakan kegiatan Inkubasi Bisnis. Inkubasi Bisnis merupakan kegiatan yang memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para calon tenant yang sudah terseleksi. Calon tenant diberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pemasaran, pengembangan produk, legal, public speaking dan cara-cara menjalankan bisnis., dengan bimbingan dari komunitas IT di Bandung yang telah lebih dahulu sukses.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Inkubator Bisnis: 1. Sosialisasi Penyelenggaraan Inkubator Bisnis Dalam rangka memberikan wawasan dan informasi mengenai perkembangan dunia usaha industri kreatif kepada anak muda kreatif khususnya kepada LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
69
mahasiswa semester akhir dan mahasiswa yang telah lulus mengikuti Seminar Penyelenggaraan Inkubator Binsis Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pada tanggal 17 dan 19 Juni 2013, bertempat di Pusat Kreatif Digital Bandung, Jl. Batik Kumeli No. 50, Sukaluyu, Bandung. Peserta yang diundang sebanyak 60 orang yang terdiri dari pelaku ekonomi kreatif, mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bandung. 2. Program Inkubator (Proses Seleksi Tenant) Program Inkubator adalah kegiatan untuk melakukan seleksi administrasi dan teknis bagi tenant Inkubator Bisnis. Kegiatan ini merupakan proses lanjutan dari kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Inkubator Bisnis, dimana banyak pelaku ekonomi kreatif yang mendaftar sebagai tenant untuk diinkubasi, dengan mengirim proposal bisinisnya ke Pusat Kreatif Digital Bandung. Kegiatan tersebut dilakukan sebanyak 2 (dua) kali kegiatan yaitu tanggal 8 dan 9 Juli 2013 di Pusat Kreatif Digital Bandung. Tim Seleksi (administrasi dan teknis) terdiri dari unsur pemerintah (Kemenparekraf, MIKTI, AIBI, Kemenkominfo, Tari Pasopati). Dari hasil seleksi tersebut, terdapat 14 tim yang terpilih sebagai tenant untuk diinkubasi di dalam Pusat Kreatif Digital, Bandung. 3. Kegiatan Inkubasi Ketat Dalam kegiatan Inkubasi Ketat terdiri 2 (dua) kegiatan yaitu kegiatan Training Bisnis dan Training Teknis. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan proses seleksi tenant yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali dalam seminggu, setiap hari Jumat, selama 3 jam dimana calon tenant yang telah lulus dari tahap seleksi hingga menjadi tenant akan mendapatkan berbagai macam pelatihan bisnis, dan semua tenant dapat berperan aktif menuangkan ide-ide dan berdiskusi dengan para praktisi tentang dunia usaha (entrepreneurship) bidang ekonomi kreatif.
4 No 1.
Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Indikator Kinerja
Target
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI 4,54 % terhadap nasional (persentase)
Realisasi Capaian 2,2 %
48,46 %
Melihat capaian realisasi Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek dari tabel di atas menunjukkan hasil yang kurang memuaskan masih kurang dari target yang diharapkan, tetapi menurut data BPS Jumlah Unit Usaha Sektor Industri Kreatif masih pada urutan ke-tiga setelah sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
70
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Distribusi Jumlah Usaha di Indonesia Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2013
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1.64%
Jasa-jasa 5.21%
9.73%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 55.47%
Pengangkutan dan Komunikasi 5.55% Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.86% Konstruksi 0.80% Listrik, Gas dan Air Bersih 0.04%
Industri Pengolahan 3.20%
Pertambangan dan Penggalian 0.50%
Pada tahun 2013, jumlah usaha sektor Industri Kreatif ini adalah sebanyak 5,4 juta unit. Jumlah usaha ini merupakan yang terbanyak ketiga setelah Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (31,07 juta unit) serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran (10 juta unit). Jumlah usaha Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek pada tahun 2013 adalah sebanyak 1,2 juta unit usaha. Jumlah usaha paling banyak berada pada kelompok industri Fesyen, yang mencapai 1,1 juta unit usaha pada tahun 2013. Jumlah usaha ini kemudian disusul oleh kelompok industri Penerbitan dan Percetakan yang menyumbangkan sebanyak 55 ribu unit usaha pada tahun 2013. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Hal ini mengindikasikan bahwa cukup banyak usaha yang bergerak di sektor Industri Kreatif. Jumlah usaha Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek memiliki kontribusi sebesar 22,67 persen terhadap total jumlah usaha Industri Kreatif secara keseluruhan. Kontribusi ini masing-masing berasal dari kelompok industri Fesyen (20,42%), Penerbitan dan Percetakan (1,02%), Desain (0,51%), Radio dan Televisi (0,23%), Layanan Komputer dan Piranti Lunak (0,16%), Permainan Interaktif (0,14%), Arsitektur (0,07%), Periklanan (0,05%), serta Riset dan Pengembangan (0,04%). Jumlah usaha sektor Industri Kreatif mencapai sekitar 9,73 persen dari total jumlah usaha di Indonesia. Persentase ini relatif stagnan selama tahun 2010 hingga 2013, namun menempati posisi yang cukup baik karena persentase jumlah usaha sektor Industri Kreatif merupakan yang terbesar ke-tiga setelah sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
71
No. 1.
Tahun 2013
Indikator Kinerja Utama
Tahun 2012
Realisasi Capaian Realisasi Capaian
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional (persentase)
2,2 %
48,46 %
2,29%
48,56%
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional
50 40 48,56%
30 20 10 0
2,29%
2012
48,46%
Capaian Realisasi
2,2%
2013
Realisasi Capaian
Partisipasi Pengembangan Kapasitas Usaha untuk Desain Komunikasi Visual Elektronik Berbakat Kegiatan pengembangan kapasitas usaha untuk Desain Komunikasi Visual Berbakat adalah salah satu upaya kreativitas yang dihasilkan masyarakat berasal dari pengembangan usaha Desain Komunikasi Visual Elektronik Berbakat. Kegiatan Partisipasi Pengembangan Kapasitas Usaha untuk Desain Komunikasi Visual Elektronik Berbakat pada tanggal 26 April 2013 di Galeri Nasional, Jakarta, di ikuti oleh 100 peserta. Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Kapasitas Usaha, dilakukan di 3 (tiga) kota di Indonesia, yaitu: Bali (1 Oktober 2013), Semarang (11 Oktober 2013) dan Yogyakarta (12 Oktober 2013). Populasi peserta yang mengikuti Sosialisasi Program Pengembangan Kapasitas Usaha cukup bervariatif untuk setiap kota. Peserta kegiatan ini berasal dari instansi dari sektor yang berkaitan, kalangan akademisi (kampus) dan wirausaha di bidang Desain Setelah memilih dan menentukan beberapa peserta terbaik dari masing-masing kota. Kegiatan ini diharapkan untuk meningkatkan kemampuan para desainer muda untuk menajdi wirausaha muda. Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Live In Designer Bidang Produk dan Kemasan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM setempat serta peningkatan kualitas produk lokal yang khas dan berdaya saing. Dalam rangka melaksanakan kegiatan Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Live In Designer Bidang Desain Produk dan kemasan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik dengan Dinas Pariwisata,
72
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Dinas Perindagkop dan Taman Nasional beserta pelaku industri kreatif untuk memperoleh masukan terkait kegiatan dimaksud. Sesuai potensi yang ada, untuk bidang desain produk dan kemasan diperoleh masukan bidang yang akan dilatih bagi masyarakat di Labuan Bajo adalah bidang penyablonan kaos dan kemasan serta pemanfaatan limbah kertas menjadi kertas daur ulang. Pelaksanaan Live In Designer diikuti dari beberapa daerah dilingkungan Kabupaten Manggarai Barat tepatnya di Labuan Bajo. Para peserta yang hadir dalam kegiatan ini sejumlah 35 orang dari daerah Papagarang, Rinca, Rauteng dan Labuan Bajo sekitarnya, dengan semangat dan sesuai dengan kemampuan yang ada dapat mengikutinya. Materi yang diberikan yaitu membuat desain dan cara menyablon baik itu untuk kertas, kain/kaos, dan plat serta pemanfaatan limbah kertas menjadi kertas daur ulang yang dapat dibuat sebagai buku catatan kecil dan kantong belanja. Pelaksanaan Live In Designer diikuti oleh 35 peserta, terdiri dari pilihan materi yang ditularkan untuk kelompok kegiatan kreatif produktif di Labuan Bajo, beberapa keterampilan ini menjadi pilihan yang nantinya dapat dikembangkan di masa dating. Salah satu unit kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman saat live in designer antara lain : cetak stensil dengan teknik cetak saring dan daur ulang kertas limbah. dapat mengembangkan keterampilan di wilayahnya dari 3 (tiga) unit kegiatan ini lebih berminat pada kelompok kegiatan daur ulang limbah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM setempat serta peningkatan kualitas produk lokal yang khas dan berdaya saing. Kegiatan Live In Designer bidang mode dan Rumah Kreatif adalah kontribusi Subdit Mode dalam program Sail Komodo 2013. Live In Designer sendiri merupakan sebuah gerakan dalam memaknai potensi pelaku mode yang ada di daerah, sejak tanggal 21-26 Oktober 2013 di Labuan Bajo, NTT dan dibuka oleh Direktur Desain dan Arsitektur. Berlangsung selama 3x pertemuan dalam 1-2 bulan, dan mengambil lokasi provinsi di Indonesia yang terus berkembang dalam mengembangkan kearifan lokalnya. Seperti tahun ini, Live In Designer diadakan di desa Lembor, NTT. Desainer akan ditugaskan langsung ke daerah yang dimaksud, dan memberikan pelatihan. Materi pengajaran difokuskan pada penggiatan dari kemampuan para pelaku di daerah agar memunculkan bentuk desain baru yang harapannya memberi nilai tambah pada hasil karya tersebut. Pelatihan, workshop mengenai teknik serta pengembangan community development adalah beberapa materi yang dibawakan dalam kegiatan tersebut. Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Kelembagaan/ Stakeholder Pusat Kreatif Dalam upaya membangun pusat kreatif yang dapat berperan secara maksimal di daerah-daerah, maka diperlukan acuan dan pola pengembangan yang lebih terstruktur, sehingga peluang berhasilnya pengembangan pusat kreatif bisa lebih besar. Pendekatan pengembangan model ini diharapkan juga memudahkan bagi daerah-daerah lain yang ingin membangun dan mengembangkan pusat kreatif. Pusat Kreatif Digital yang didirikan di Bandung, dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memfasilitasi wirausaha muda dalam mengembangkan produknya. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
73
Untuk merealisasikan hal tersebut di atas, maka perlu melakukan kegiatan Kajian Pengembangan Pusat Kreatif di daerah-daerah di Indonesia. Untuk tahun 2013, kegitan ini baru dilaksanakan di beberapa kota, yaitu Palembang pada tanggal 2-4 Juli 2013 dan di Surabaya pada tanggal 7s.d. 9 September 2013. Tujuan dari kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Kelembagaan Stakeholder Pusat Kreatif yaitu untuk mengkaji potensi dari suatu daerah sehingga akan memudahkan para pengelola dalam mendirikan Pusat Kreatif yang sesuai dengan potensi daerah tersebut. Adapun ruang lingkup pengkajian potensi daerah meliputi: minat dan apresiasi masyarakat setempat, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur pendukung, ketersediaan wirausaha dibidang media, desain dan IPTEK.
5 No. 1.
Meningkatnya Apresiasi Terhadap Karya Kreatif
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan iptek (persentase)
No. 1. 2.
Indikator Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan iptek (persentase)
REALISASI CAPAIAN
75
70
93,33 %
10 %
6,82%
68,20 %
Tahun 2013 Realisasi
Tahun 2012
Capaian Realisasi
Capaian
70
93,33 %
140%
6,82%
68,20 %
70
Presentase Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI
140 120 100 80 60 40 20 0
74
Capaian Realisasi Realisasi Capaian 2012
2013 LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Melihat tabel dan grafik di atas bahwa pelaku kreatif yang mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menurun dibandingkan tahun 2012 dimana tahun 2013, meskipun secara jumlah realisasi di tahun 2012 dengan 2013 sama tetapi karena target yang berbeda ini membuat hitungan pada capaiannya menunjukkan hasil yang berbeda. Pertumbuhan Konsumsi Terhadap Produk Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
80 60 40
Realisasi
20 0
Capaian Realisasi
Capaian 2012
2013
Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek pada tahun 2013 adalah sebesar 344,3 milyar rupiah. Konsumsi Rumah Tangga paling besar berasal dari kelompok Fesyen, yaitu sebesar 282,9 milyar rupiah, kemudian disusul oleh Penerbitan dan Percetakan sebesar 36,1 milyar rupiah. Persentase Konsumsi Rumah Tangga terhadap produk Industri Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek adalah sebesar 6,82 persen terhadap total Konsumsi Rumah Tangga nasional. Konsumsi Rumah Tangga paling besar adalah untuk kelompok Fesyen, dengan persentase sebesar 5,60 persen terhadap terhadap total Konsumsi Rumah Tangga nasional atau 32,64 persen terhadap total Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif. Konsumsi terhadap produk kreatif tidak mencapai target yang diharapkan ini disebabkan produk yang dihasilkan dari sektor industri kreatif bukan merupakan kebutuhan pokok kecuali dalam fesyen yang produknya merupakan kebutuhan yang cukup penting meskipun tidak pokok. Distribusi Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Menurut Kelompok Industri Tahun 2013 (%) Periklanan, 0.01%
Arsitektur, 0.05% Desain, 1.05%
lainnya, 60.26%
Fesyen, 32.64%
0.48%
Riset & Pengembangan, 0.01% Radio dan Televisi, 0.33%
Layanan Komputer &
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Penerbitan & Percetakan, 4.17%
75
Dalam mencapai targetnya untuk meningkatkan Apresiasi Terhadap Karya Kreatif beberapa aktivitas yang telah dilakukan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek pada tahun 2013 adalah : Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Bagi UMKM Bidang Media, Desain dan IPTEK Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pengertian dan pengetahuan tentang pentingnya perlindungan HKI (Paten, Hak Cipta, Merek, Desain Industri, Tata Letak Sirkuit Terpadu) bagi karya inovatif kepada para pelaku ekonomi kreatif bidang MDI. Kegiatan Sosialisasi HKI dilaksanakan di 2 (dua) tempat yaitu di Bali pada tanggal 26 s.d. 28 Juni 2013 dan di Bandung pada tanggal 15 s.d. 16 Oktober 2013. Materi tentang HKI disampaikan oleh 3 (tiga) narasumber dari Direktorat Jenderal HKI (Direktorat Paten, Direktorat Hak Cipta dan Direktorat Merek). Kegiatan ini dihadiri oleh para pelaku ekonomi kreatif bidang MDI dari berbagai unsur: dosen dan mahasiswa teknologi dari berbagai perguruan tinggi serta komunitas Teknologi Informasi/IT, software, game, animasi dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan setelah mengikuti acara Sosialisasi HKI, para peserta memiliki wawasan dan pemahaman akan pentingnya perlindungan HKI bagi karya kreatif yang dapat memberikan nilai ekonomi terhadap karya tersebut, sehingga mereka berkeinginan untuk mendaftarkan HKI bagi karyanya. Fasilitasi Pendaftaran HKI bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kegiatan Fasilitasi Pendaftaran HKI bagi pelaku ekonomi kreatif merupakan kelanjutan dari Kegiatan Sosialisasi HKI bagi UMKM Bidang Media, Desain dan IPTEK. Kegiatan Fasilitasi Pendaftaran HKI terbagi menjadi Asistensi Mediasi Permohonan HKI dan Asistensi Mediasi Pemeriksaan HKI. 1. Asistensi Mediasi Permohonan HKI Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan Sosialisasi HKI, Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi melaksanakan kegiatan Asistensi Mediasi Permohonan HKI dalam rangka memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif bidang MDI yang ingin mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan sertifikasi HKI. Kegiatan ini dilaksanakan di Denpasar Bali pada tanggal 25 s.d. 27 Agustus 2013 dan Bandung pada tanggal 13 s.d. 15 November 2013. Peserta yang hadir adalah dari unsur dosen dan mahasiswa teknologi dari beberapa Universitas di Bali dan Bandung, komunitas software, game dan animasi yang telah memiliki karya kreatif. Dalam kegiatan ini, para peserta diberikan bimbingan teknis oleh para narasumber dari Direktorat Jenderal HKI untuk pengisian formulir perdaftaran pengajuan HKI jenis Paten, Hak Cipta atau Merek serta penulisan/diskripsi produk yang akan diajukan untuk pendaftaran jenis Paten. Jumlah permohonan HKI dari kegiatan di Bali ada 11 permohonan (karya), dengan rincian 5 (lima) permohonan jenis Paten dan 6 (enam) permohonan jenis Hak Cipta. Sedangkan jumlah permohonan HKI di Bandung sebanyak 28 permohonan (karya), dengan rincian Paten sebanyak 2 (dua) permohonan, Hak Cipta sebanyak 9 (sembilan) permohonan dan Merek sebanyak 17 permohonan (karya).
76
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
2. Asistensi Mediasi Pemeriksaan HKI Kegiatan Asistensi Mediasi Pemeriksaan HKI merupakan kelanjutan dari kegiatan Asistensi Mediasi Permohonan HKI. Kegiatan ini dilaksanakan di Bali pada tanggal 17 s.d. 19 September 2013 dan di Bandung akan dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 5 Desember 2013. Dalam kegiatan ini, peserta yang hadir adalah peserta yang telah telah mengajukan permohonan HKI pada saat kegiatan Asistensi Mediasi Permohonan HKI sebelumnya. Peserta dibagi dalam kelompok sesuai dengan jenis HKI yang diajukan dan masing-masing peserta langsung berdiskusi dengan para narasumber yang melakukan pemeriksaan terhadap formulir yang telah diisi dan dokumen-dokumen persyaratan. Khusus jenis Paten, narasumber memeriksa deskripsi/drafting. Apabila berkas dokumen dinyatakan lengkap, pemohon dapat langsung membayar pendaftaran HKI melalui BRI. Setelah itu Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi akan menyampaikan berkas dokumen para pemohon HKI tersebut kepada Direktorat Jenderal HKI (Ditjen HKI) dengan surat pengantar dari Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK (Ditjen EKMDI) kepada Direktur Jenderal HKI (Ditjen HKI) untuk ditindaklanjuti segera. Dalam kegiatan Asistensi Pemeriksaan HKI di Bali dan Bandung, terdapat 7 karya didaftarkan Paten, 15 karya didaftarkan Hak Cipta dan 17 karya didaftarkan Merek. Dengan demikian total permohonan pendaftaran HKI yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal EKMDI cq. Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi pada tahun 2013 berjumlah 39 permohonan. Tugas Direktorat Kerjasama dan Fasilitasi hanya sampai pada penyampaian berkas permohonan kepada Ditjen HKI, dan selanjutnya pihak Ditjen HKI akan berhubungan langsung dengan pihak pemohon hingga mendapatkan sertifikasi HKI. Pembuatan Katalog Komik Indonesia Banyaknya pelaku industri komik tanah air, mengharuskan pemerintah melakukan pendataan. Data-data yang diperoleh nantinya akan dijadikan katalog, sehingga para pelaku industri komik dan karya-karyanya bisa diketahui. Dengan adanya katalog komik, akan sangat membantu dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku kreatif sektor komik serta lebih mudah dalam promosi untuk pemasarannya. Kegiatan ini dilaksanakan di 6 propinsi yakni, Sumatera Utara pada tanggal 10 – 12 Oktober 2013, Yogyakarta pada tanggal 6 – 8 Oktober 2013, Jawa Timur pada tanggal 10 – 12 Oktober 2013, Denpasar, Bali pada tanggal 8 – 10 Desember 2013, Bandung, workshop dilaksanakan pada tanggal 15 November 2013. Direktori Perusahaan Iklan dan Insan Periklanan Berdasarkan Jenis Profesi Berdasarkan arahan Renstra telah dijelaskan bahwa Pengembangan karya kreatif periklanan, meliputi program ; peningkatan kualitas dan kuantitas konten dan karya sektor periklanan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani, peningkatan apresiasi terhadap karya sektor periklanan, pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku sektor periklanan, pengembangan pasar dalam negeri, penguatan data dan informasi industri periklanan, serta penguatan tata kelola industri periklanan. Salah satu upaya untuk mengimplementasikan programLAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
77
program dimaksud diperlukan sarana berupa data dan informasi yang memadai yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan perencanaan anggaran dan kegiatan. Dalam rangka pengumpulan data Pembuatan Direktori Perusahan Iklan dan Insan Periklanan berdasarkan Jenis Profesi. Perlu dilakukan karena pentingnya crosscek lapangan atas data yang telah diperoleh melalui beberapa kota, yaitu : 1. Yogyakarta pada tanggal 29 April – 1 Mei 2013 Kondisi pertumbuhan dan pengembangan kreator periklanan di Yogyakarta sangat progresif terbukti dengan adanya festival-festival periklanan berskala nasional dan lokal. Koordinasi kelembagaan dikelolah oleh PPPI Yogyakarta. 2. Batam pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 Perusahaan periklanan dibatam umumnya bergerak sebagai produksi periklanan media ruang. Koordinasi kelembagaan terkait dengan PPPI cabang Riau 3. Denpasar pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 Periklanan di Denpasar umumnya kondusif dan berperan dalam pengembangan brand pariwisata. Koordinasi kelembagaan sudah dikoordinasi dengan PPPI Denpasar. 4. Pontianak pada tanggal 1 – 3 Oktober 2013 Kondisi perusahaan periklanan belum banyak hanya beberapa perusahaan yang aktif. Dalam hal organisasi belum optimal. Belum ada aktivitas dalam pengembangan orang muda kreatif periklanan. 5. Balikpapan pada tanggal 1 – 3 Oktober 2013 Merupakan basis koordinasi organisasi perusahaan periklanan di wilayah Kalimantan. Pengembangan orang kreatif muda periklanan perlu dimotivasi lebih optimal. 6. Medan pada September 2013 Pertumbuhan perusahaan periklanan sangat fariatif ; khususnya aktifitas kreator periklanan Medan aktif. Dan dapat dioptimalkan karena sebagian besar orang iklan Medan aktif mengikuti ajang periklanan nasional 7. Padang pada September 2013 Kondisi periklanan di kota Padang cukup aktif dan tidak berbeda dengan potensi di Medang dan beberapa kota di pulau Jawa. Potensi pengembangan orang muda periklanan di Padang perlu dioptimalkan melalui ajang periklanan yang medukung kepariwisataan. 8. Surabaya pada 15 – 17 November 2013 Kondisi periklanan kota Surabaya tidak berbeda dengan Jakarta dan ajang periklanan muda belum sepenuhnya didorong. Padahal Surabaya sebagai kota bisnis sangat memerlukan pengembangan kreator muda periklanan. Dari Kegiatan diatas menghasilkan output yaitu Buku Direktori Perusahaan Iklan dan Pemilik Perusahaan iklan dan juga Data Perusahaan Periklanan dan data Pemilik Perusahaan serta informasi tentang potensi pengembangan ajang periklanan di daerah yang dapat difasilitasi pemerintah atau pemerintah daerah.
78
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Bab 4 Akuntabilitas Kinerja 2012-2013 1 No. 1.
Meningkatnya Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Indikator Kinerja Utama Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional (persentase)
Target Realisasi 2012-2013 2012-2013 9,42 %
7,01%
% 74,42%
Kontribusi PDB sektor EKMDI terhadap PDB nasional
Realisasi 43%
Target 57%
Walaupun melihat grafik perbandingan akumulasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 capaian target tidak terpenuhi tetapi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh sektor Industri Kreatif terbilang cukup besar, dengan nilai yang meningkat dari tahun ke tahun. Nilai yang meningkat ini tidak terlepas dari peran serta Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek yang turut serta menunjang kenaikannya melalui Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
79
2 No.
Meningkatnya Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Target Realisasi 2012-2013 2012-2013
Indikator Kinerja Utama
1.
Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia (persentase)
1,44%
4,02%
% 279,17%
Kontribusi ekspor produk EKMDI terhadap ekspor produk kreatif dunia
Realisasi, 4.02%
Target, 1 .44%
Melihat tabel dan grafik di atas pencapaian target yang sungguh menakjubkan karena data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hasil yang memuaskan meskipun pada tahun 2012 kontribusi ekspor produk ekonomi kreatif berbasis media, desain dan iptek belum dapat terhitung disebabkan beberapa faktor. Ini menunjukan suatu prestasi yang membanggakan karena kenaikan ini tidak terlepas dari peran serta Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek yang turut serta menunjang kenaikannya melalui Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. Dengan demikian kinerja Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek cukup baik.
3 No.
80
Meningkatnya Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek
Target Realisasi 2012-2013 2012-2013
Indikator Kinerja Utama
%
1.
Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI (persentase)
10,9%
4,34%
39.82%
2.
Angka Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI (persentase)
4,3%
1,8%
41,86%
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
12 10 8 6 4
Realisasi
2 0
Target Kontribusi Tenaga Kerja Sektor EKMDI
Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor EKMDI
Target Realisasi
Melihat tabel dan grafik Meningkatnya Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek capaian target yang masih kurang, ini juga salah satunya disebabkan pada tahun 2012 indikator Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja menurut pendapat sumber kami yakni Badan Pusat Statistik (BPS) tidak dapat dihitung untuk itu pada tahun 2013 di revisi melalui review IKU menjadi Tingkat kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI. Meskipun demikian menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor Industri Kreatif di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi karena bangsa Indonesia memiliki sumber daya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya. Bahkan, hasil-hasil karya kreatif anak bangsa mampu bersaing di kancah internasional. Kebijakan yang tepat dalam pengembangan industri kreatif akan membuka ruang kreasi dan peluang terbukanya lapangan kerja baru yang turut membantu mengurangi angka pengangguran. Industri Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,8 juta orang pada tahun 2013. Sejalan dengan PDB yang dihasilkan, jumlah tenaga kerja industri ini paling banyak berasal dari kelompok Fesyen. Kelompok industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,8 juta orang pada tahun 2013. Di tempat kedua, kelompok Penerbitan dan Percetakan turut memberikan andil dalam penyerapan tenaga kerja di MDI, dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 505 ribu orang pada tahun 2013. Penyerapan tenaga kerja industri kreatif mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) industri kreatif. Hal ini berarti bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor Industri Kreatif pada tahun 2013 mencapai 11,8 juta orang. Penyerapan tenaga kerja tersebut merupakan yang terbesar ke-empat setelah Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (38,0 juta orang), Perdagangan, Hotel, dan Restoran (17,8 juta orang), dan Jasa-jasa (17,2 juta orang).
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
81
4 No. 1.
Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Indikator Kinerja Utama Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional (persentase)
Target 20122013
Realisasi 20122013
%
9,07%
4,49%
49,5%
10 8 6 4
Realisasi
2 0
Target Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional
Target Realisasi
Melihat tabel dan grafik di atas menunjukan bahwa capaian target selama dua tahun ini tidak mencapai target yang diinginkan. Tetapi menurut data yang kami dapat dari Badan Pusat Statistik Jumlah usaha yang bergerak di sektor Industri Kreatif dari tahun 2010 hingga 2013 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah usaha sektor Industri Kreatif ini adalah sebanyak 5,4 juta unit. Jumlah usaha ini merupakan yang terbanyak ketiga setelah Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (31,07 juta unit) serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran (10 juta unit) Jumlah usaha sektor Industri Kreatif mencapai sekitar 9,73 persen dari total jumlah usaha di Indonesia. Persentase ini relatif stagnan selama tahun 2010 hingga 2013, namun menempati posisi yang cukup baik karena persentase jumlah usaha sektor Industri Kreatif merupakan yang terbesar ke-tiga setelah sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Hal ini mengindikasikan bahwa cukup banyak usaha yang bergerak di sektor Industri Kreatif. Melihat data tersebut maka dapat kita simpulkan meskipun target yang diinginkan tidak tercapai tetapi pelaksanaan aktivitas Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis, Media Desain dan Iptek menunjukan kinerja yang baik karena bagaimanapun Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis, Media Desain dan Iptek turut menunjang kenaikan jumlah usaha sektor industri kreatif serta menempatkan sektor industry kreatif menjadi urutan ke-tiga setelah setelah Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan.
82
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
5 No.
Meningkatnya Apresiasi Terhadap Karya Kreatif Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi 2012-2013 2012-2013
%
1.
Presentase Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI
125
90
72%
2.
Pertumbuhan konsumsi terhadap produk kreatif berbasis media, desain, dan iptek (persentase)
19%
6,82%
35,89%
Produk Kreatif yang mendaftarkan HKI
Realisasi, 90%
Target, 125%
Pertumbuhan Konsumsi Terhadap Produk Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek
Realisasi, 6 .82%
Target, 19.00%
Melihat tabel dan grafik di atas menunjukkan capaian Meningkatnya Apresiasi Terhadap Karya Kreatif masih kurang dari target yang dinginkan ini disebabkan salah satunya kesulitan dalam mendaftarkan karya kreatif untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dimana sistem dari Menkumham yan masih membuat sulit pelaku kreatif untuk mendapatkan HKI, sehingga membuat para pelaku kreatif enggan untuk mendaftarkan karya-karyanya, sedangkan untuk konsumsi rumah LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
83
tangga masih kurang atau belum mencapai target ini disebabkan sektor industri kreatif menghasilkan produk yang bukan merupakan barang pokok sehingga konsumsi rumah tangga terhadap produk yang dihasilkan industri kreatif masih kurang kecuali di sektor fesyen, dimana kebutuhan akan produk yang dihasilkan sektor fesyen walaupun bukan barang yang pokok tapi merupakan kebutuhan yang penting untuk dipenuhi.
84
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
Bab 5 Penutup A. Kesimpulan Seluruh program kegiatan yang dilaksanakan oleh Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi pada prinsipnya telah mengacu pada Rencana Strategis Kemenparekraf tahun 2012-2014 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi Tahun 2012-2014. Pengembangan ekonomi kreatif, pada umumnya masih dihadapkan pada permasalahan terkait pengembangan industri, penguatan institusi, akses pembiayaan, pasar, teknologi dan konten serta sumber daya alam dan manusia. Untuk menyikapi permasalahan ini maka Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi menyelenggarakan aktivitas-aktivitas yang mendukung pengembangan industri, penguatan institusi, memfasilitasi akses pembiayaan, meningkatkan akses pasar, mengambangkan tekhnologi dan konten serta kemampuan sumber daya alam dan manusia dalam program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek memiliki sasaran-sasaran prioritas yang harus dicapai yaitu: 1. Meningkatnya Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 2. Meningkatnya Kontribusi Ekspor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 3. Meningkatnya Tingkat Partisipasi dan Produktivitas Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek; 4. Meningkatnya Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek; 5. Meningkatnya Apresiasi Terhadap Karya Kreatif;
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
85
Untuk pencapaian target sasaran-sasaran pada Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dapat kita lihat ada beberapa indikator yang masih belum mencapai target, tetapi perlu digaris bawahi bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik sektor industri kreatif mencapai hasil yang positif ini menunjukan bahwa seluruh pelaksanaan aktivitas Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek secara umum dapat meningkatan kuantitas dan kualitas fasilitasi pengembangan jejaring, kreasi dan produksi karya kreatif serta pemasaran karya kreatif di sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi sehingga kegiatan pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek dalam upaya mendorong meningkatnya kontribusi PDB dan ekspor sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek serta meningkatnya jumlah unit usaha serta partisipasi dan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek. 10.00% 9 .00% 8 .00% 7 .00% 6 .00% 5 .00% 4 .00% 3 .00% 2 .00% 1 .00% 0.00%
10% 4.74%
3.54%
4.02%
5.49%
4.34%
75 org
70 org
6.82%
4.54% 2.30%
0.74%
Kontribusi PDB Kontribusi sektor EKMDI ekspor produk terhadap PDB EKMDI terhadap Nasional Ekspor produk
Tingkat Kontribusi tenaga kerja sektor EKMDI
Angka pertumbuhan tenaga kerja di sektor EKMDI
Target
2.20%
0.62%
Realisasi
Kontribusi jumlah usaha sektor EKMDI terhadap nasional
yang HKI
Pertumbuhan konsumsi terhadap berbasis media , desain, dan Iptek
B. Saran 1. Perlunya penajaman dan fokus program kerja yang mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain dan Iptek yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 2. Perlunya peningkatan kerjasama antar instansi dalam pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain dan Iptek yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 3. Perlunya penataan kembali tempat kerja dilingkungan sertapenambahan peralatan dan sarana kerja yang memadai untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari perkantoran; 4. Perlu Penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kompetensi Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek; 5. Perlunya optimalisasi dalam monitoring dan evaluasi secara berkala dan hasil monitoring dan evaluasi dapat dipergunakan sebagai data awal penyusunan rencana program kedepannya. Sehingga aktivitas yang di jalankan dapat lebih terseleksi dan lebih mengoptimalkan aktivitas.
86
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN
87
88
LAKIP EKMDI 2013 | BIDANG PERENCANAAN