KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA DEYAH RAYA KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
No. Responden Tanggal Pengisian
: …………………….. (diisi oleh peneliti) : ……………………..
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur
:
2. Pekerjaan
:
3. Pendidikan
:
a. Tidak sekolah b. SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan Tinggi/Akademi
B. PENGETAHUAN Petunjuk Pengisian Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan Bapak/Ibu miliki dengan memberikan checklist (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan pilihan jawaban: SB = Sangat benar B = Benar CB = Cukup benar S = Salah SS = Sangat salah
Universitas Sumatera Utara
No
Pernyataan
1.
Kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi gempa bumi adalah keluarga melakukan tindakan dan menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana gempa sebelum terjadi gempa Kesepakatan keluarga mengenai tindakan menghadapi gempa bumi adalah melakukan diskusi bersama seluruh anggota keluarga mengenai tindakan yang dapat dilakukan sebelum terjadi gempa dan tindakan penyelamatan diri yang tepat saat terjadi gempa Peralatan pertolongan pertama yang perlu disediakan di rumah untuk menghadapi gempa adalah kotak P3K dan obat-obatan ringan yang biasa digunakan keluarga Persediaan yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar saat terjadi gempa adalah makanan praktis (tidak perlu dimasak, tahan lama) dan minuman (air minum dalam botol atau air minum dalam kemasan) Persediaan untuk alat penerangan yang dibutuhkan saat terjadi gempa adalah lampu atau senter, dan baterai cadangan Alat komunikasi alternatif yang dapat digunakan keluarga dalam kondisi darurat adalah HP atau radio Menyimpan nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat seperti nomor telepon saudara atau nomor telepon lainnya adalah salah satu tindakan kesiapsiagaan keluarga menghadapi gempa Sistem peringatan bencana untuk keluarga yang berupa sumber tradisional adalah pengumuman resmi dari petugas desa melalui pengeras suara atau informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut oleh sesama warga Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Alternatif Jawaban SB B CB S SS
Universitas Sumatera Utara
10.
11.
12.
menghadapi bencana adalah dengan mengikuti pelatihan mengenai kesiapsiagaan menghadapi Salah satu cara mengatasi kesulitan ekonomi keluarga saat kondisi darurat adalah dengan menyisihkan uang sebagai tabungan yang dapat digunakan untuk menghadapi kondisi tak terduga Tindakan penyelamatan diri yang tepat saat terjadi gempa berada di dalam rumah adalah merunduk sambil meletakkan tangan di atas kepala, berusaha keluar rumah, menuju tempat terbuka (tanah lapang), tidak berdiri di bawah pohon, tiang listrik, dan bangunan Tindakan penyelamatan diri yang tepat saat terjadi gempa berada di daerah pantai adalah merunduk sambil meletakkan tangan di atas kepala, menuju tempat terbuka (tanah lapang), mencari informasi mengenai tanda bahaya tsunami dengan melihat air laut atau mendengar pengumuman dari perangkat desa sebelum berlari meninggalkan wilayah pantai
C. SIKAP Petunjuk pengisian Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat atau pandangan Bapak/Ibu tentang pernyataan-pernyataan di bawah ini, dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan pilihan jawaban: SS = Sangat setuju S = Setuju KS = Kurang setuju TS = Tidak setuju STS = Sangat tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
No
Pernyataan
1.
Tindakan-tindakan penyelamatan diri jika terjadi gempa harus didiskusikan bersama keluarga Perlunya penyediaan kotak P3K di rumah Perlunya penyediaan obat-obatan ringan yang biasa digunakan keluarga di rumah, seperti obat demam, obat diare, atau yang lainnya (sesuai kebutuhan keluarga) Menyimpan nomor-nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat perlu dilakukan, seperti nomor telepon rumah sakit, nomor telepon saudara/kerabat, atau yang lainnya Makanan praktis (tidak perlu dimasak, tahan lama) perlu disiapkan di rumah untuk menghadapi kondisi darurat saat gempa terjadi Air minum praktis (air minum dalam botol atau dalam kemasan) perlu disiapkan di rumah untuk menghadapi kondisi darurat saat gempa terjadi Lampu atau senter perlu disiapkan sebagai alat penerangan alternatif saat terjadi gempa Baterai cadangan perlu disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat jika terjadi gempa Alat komunikasi sangat diperlukan saat kondisi darurat Memastikan tanda bahaya tsunami dengan melihat air laut atau mendengar pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara dari petugas desa harus dilakukan ketika terjadi gempa sebelum berlari meninggalkan lokasi tempat tinggal (daerah pantai) Simpanan uang atau tabungan sangat diperlukan untuk menghadapi kondisi darurat saat terjadi gempa Salah satu anggota keluarga sebaiknya mendapatkan pelatihan atau seminar mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempa
2. 3.
4.
5.
6.
7. 8. 9. 10.
11.
12.
Alternatif Jawaban SS S KS TS STS
Universitas Sumatera Utara
D. DUKUNGAN ANGGOTA KELUARGA Petunjuk pengisian Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi (situasi) bapak/ibu tentang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan pilihan jawaban: Sl = Selalu Sr = Sering Kdg = Kadang-kadang Tp = Tidak pernah
No
Pernyataan
1.
Anggota keluarga memberikan ide dan informasi kepada saya tentang apapun yang diketahui mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan peralatan yang perlu disiapkan di rumah sebelum terjadi gempa Anggota keluarga ikut berdiskusi bersama mengenai tindakan-tindakan yang dapat dilakukan di rumah sebelum terjadi gempa dan tindakan penyelamatan diri saat terjadi gempa Anggota keluarga membantu saya mengajarkan anak mengenai tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa, yaitu tidak panik dan berusaha keluar rumah mencari tempat terbuka seperti jalan atau tanah lapang, dan berlari menjauhi pantai jika ada informasi dari petugas bahwa gempa berpotensi tsunami Anggota keluarga saling mengingatkan agar alat komunikasi (Hp) selalu dalam kondisi aktif Anggota keluarga membantu saya menyediakan makanan praktis (tidak perlu dimasak, tahan lama) di rumah Anggota keluarga membantu saya menyediakan air minum praktis (air minum dalam botol atau air minum dalam kemasan) di rumah Anggota keluarga membantu saya menyediakan kotak P3K di rumah
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Alternatif Jawaban Sl Sr Kdg Tp
Universitas Sumatera Utara
8.
9. 10. 11.
12.
E.
Anggota keluarga membantu saya menyediakan obat-obatan ringan yang biasa digunakan anggota keluarga di rumah, seperti obat demam, obat diare atau yang lainnya. Anggota keluarga membantu saya menyediakan lampu atau senter di rumah Anggota keluarga membantu saya menyediakan baterai cadangan di rumah Anggota keluarga membantu saya menyisihkan uang sebagai tabungan atau simpanan uang yang dapat digunakan dalam kondisi darurat Anggota keluarga bersedia menggantikan saya (jika saya berhalangan) untuk mengikuti pelatihan atau penyuluhan mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempa bila diadakan
KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI Petunjuk pengisian Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi (situasi) Bapak/Ibu tentang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan pilihan jawaban: Cukup Kurang Tidak Ada
: Apabila tersedia lebih dari 1 jenis alat/jumlah lebih dari 1 : Apabila tersedia hanya 1 jenis alat/jumlah hanya 1 : Apabila sama sekali tidak tersedia
Sering : Apabila melakukan lebih dari 1 kali Kadang-kadang : Apabila melakukan hanya 1 kali Tidak Pernah : Apabila tidak pernah melakukan sama sekali
Universitas Sumatera Utara
No
Pernyataan
1.
Tersedia kotak P3K di rumah
2.
4.
Tersedia makanan praktis (tidak perlu dimasak, tahan lama) di rumah Tersedia minuman (air minum dalam botol atau dalam kemasan) di rumah Tersedia lampu atau senter di rumah
5.
Tersedia baterai cadangan di rumah
6.
Tersedia alat komunikasi yang dapat digunakan keluarga saat kondisi darurat Tersedia obat-obatan ringan yang biasa digunakan keluarga di rumah Menyimpan nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat Jumlah anggota keluarga yang pernah mengikuti pelatihan atau penuyuluhan mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempa
3.
7. 8. 9
Pernyataan 10.
11. 12.
13.
14.
Alternatif Jawaban Tidak Cukup Kurang Ada
Alternatif Jawaban Tidak Sering Kadang2 pernah
Memastikan tanda bahaya tsunami dengan mendengar pengumuman dari petugas desa atau melihat kondisi air laut sebelum berlari meninggalkan pantai (lokasi tempat tinggal) setelah terjadi gempa Adanya tabungan atau simpanan uang yang dapat digunakan dalam kondisi darurat Adanya diskusi keluarga mengenai tindakantindakan yang dapat dilakukan di rumah sebelum terjadi gempa Adanya diskusi keluarga mengenai tindakan penyelamatan diri yang dapat dilakukan anggota keluarga saat kondisi darurat Adanya kesepakatan keluarga untuk memantau peralatan dan perlengkapan siaga bencana secara reguler
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA (INDEPTH INTERVIEW)
I. Karakteristik Informan 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Jenis kelamin
: a. Laki-laki b. Perempuan
4. Pekerjaan
: a. Nelayan b. PNS c. Pedagang d. Lain-lain……………(sebutkan)
5. Pendidikan
: a. SD b. SLTP c. SLTA d. Akademi/Perguruan Tinggi
6. Status
:
7. Jumlah Anggota Keluarga
:
8. Jabatan
:
9. Alamat
:
10. Lama tinggal
:
II. Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai gempa bumi tahun 2004? 2. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu ketika terjadi lagi gempa bumi? Bagaimana dengan anggota keluarga? 3. Pernahkah Bapak/Ibu mendengar tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana? - Apa itu kesiapsiagaan menghadapi bencana menurut Bapak/Ibu? - Dari mana bapak/Ibu mendapatkan informasi tersebut?
140
Universitas Sumatera Utara
- Tindakan apa yang Bapak/Ibu lakukan sebelum terjadi gempa untuk mempersiapkan diri dan keluarga menghadapi gempa? - Tindakan apa yang Bapak/Ibu dan keluarga lakukan jika tiba-tiba sekarang terjadi gempa? - Peralatan apa saja yang Bapak/Ibu lakukan di rumah untuk mempersiapkan diri dan keluarga jika sewaktu-waktu terjadi gempa? 4. Mengapa dilakukan/tidak dilakukan persiapan/tindakan tersebut? - Apa hambatan/kendala yang Bapak/Ibu alami? - Siapa saja yang mendukung Bapak/Ibu melakukan persiapan menghadapi gempa? - Apa saja yang dilakukan oleh pendukung tersebut? - Apakah hal tersebut berpengaruh bagi Bapak/Ibu dan keluarga? Pertanyaan masyarakat
khusus
untuk
petugas/aparat
desa
dan
tokoh
5. Pernahkah Bapak/Ibu memberikan informasi tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa dalam keluarga kepada masyarakat desa? - Jika iya, apa saja informasi tersebut? - Bagaimana tanggapan masyarakat? - Jika tidak, mengapa tidak Bapak/Ibu lakukan? (apa kendalanya)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas
a.
Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.840
12
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
38.13 37.73 37.63 37.73 37.33 37.13 38.03 37.70 37.53 37.60 38.07 38.20
16.878 17.444 16.240 17.237 17.609 18.326 16.999 18.148 16.464 18.179 16.133 14.993
.544 .415 .601 .457 .475 .576 .657 .370 .570 .366 .465 .696
Cronbach's Alpha if Item Deleted .825 .835 .820 .832 .831 .830 .819 .837 .823 .837 .835 .811
b. Validitas dan Reliabilitas Sikap Reliability Statistics Cronbach's Alpha .833
N of Items 12
142 Universitas Sumatera Utara
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12
36.70 37.10 36.73 37.47 36.97 37.00 36.47 38.63 37.50 37.30 36.70 36.93
Scale Variance if Item Deleted 20.355 18.162 19.720 16.257 19.275 19.034 19.844 17.964 16.879 18.562 19.803 19.168
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.398 .648 .449 .730 .475 .525 .369 .395 .692 .400 .556 .442
.828 .809 .824 .797 .822 .819 .829 .836 .802 .830 .821 .824
c. Validitas dan Reliabilitas Dukungan Anggota Keluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha .868
N of Items 12 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12
23.00 22.77 22.57 22.37 22.37 21.97 22.87 23.80 22.80 23.80 22.80 23.17
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 27.034 31.840 25.702 29.757 24.102 24.516 24.740 31.890 31.890 31.890 31.890 29.523
.705 .422 .732 .687 .623 .802 .794 .456 .456 .456 .456 .436
Cronbach's Alpha if Item Deleted .848 .867 .845 .855 .863 .839 .839 .866 .866 .866 .866 .866
Universitas Sumatera Utara
d. Validitas dan Reliabilitas Kesiapsiaagaan Rumah Tangga
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
N of Items 14
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Item Deleted Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12 Pernyataan 13 Pernyataan 14
24.37 24.30 24.27 24.30 24.43 23.50 23.70 24.60 24.57 24.17 24.00 24.53 24.20 23.50
29.551 27.528 26.961 30.010 28.668 31.362 29.734 31.490 31.909 30.144 31.103 32.257 31.476 30.397
.604 .707 .836 .559 .662 .546 .699 .404 .446 .606 .425 .382 .498 .727
.885 .880 .873 .887 .882 .888 .881 .893 .891 .885 .893 .893 .889 .882
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 : Uji Univariat
Frequency Table tahu1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Salah
10
14.1
14.1
14.1
Cukup Benar
48
67.6
67.6
81.7
Benar
13
18.3
18.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu2 Frequency Valid
Salah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
Cukup Benar
44
62.0
62.0
66.2
Benar
24
33.8
33.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu3 Frequency Valid
Salah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.8
2.8
2.8
Cukup Benar
40
56.3
56.3
59.2
Benar
29
40.8
40.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu4 Frequency Valid
Salah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
Cukup Benar
32
45.1
45.1
50.7
Benar
35
49.3
49.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Benar
16
22.5
22.5
22.5
Benar
55
77.5
77.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
145 Universitas Sumatera Utara
tahu6 Frequency Valid
Cukup Benar
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
Benar
68
95.8
95.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu7 Frequency Valid
Salah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
7.0
7.0
7.0
Cukup Benar
54
76.1
76.1
83.1
Benar
12
16.9
16.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Benar
47
66.2
66.2
66.2
Benar
24
33.8
33.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu9 Frequency Valid
Salah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.4
1.4
1.4
Cukup Benar
32
45.1
45.1
46.5
Benar
38
53.5
53.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Benar
18
25.4
25.4
25.4
Benar
53
74.6
74.6
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
tahu11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Salah
13
18.3
18.3
18.3
Cukup Benar
31
43.7
43.7
62.0
Benar
27
38.0
38.0
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahu12 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Salah
13
18.3
18.3
18.3
Cukup Benar
31
43.7
43.7
62.0
Benar
27
38.0
38.0
100.0
Total
71
100.0
100.0
Pengetahuan Kepala Keluarga Frequency Valid
Cukup
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
62
87.3
87.3
87.3
Baik
9
12.7
12.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang Setuju
19
26.8
26.8
26.8
Setuju
52
73.2
73.2
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap2 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.4
1.4
1.4
Kurang Setuju
39
54.9
54.9
56.3
Setuju
31
43.7
43.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
sikap3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang Setuju
17
23.9
23.9
23.9
Setuju
54
76.1
76.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap4 Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
Tidak Setuju
11
15.5
15.5
21.1
Kurang Setuju
36
50.7
50.7
71.8
Setuju
19
26.8
26.8
98.6
1
1.4
1.4
100.0
71
100.0
100.0
Sangat Setuju Total
sikap5 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
Kurang Setuju
32
45.1
45.1
50.7
Setuju
35
49.3
49.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap6 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
Kurang Setuju
33
46.5
46.5
50.7
Setuju
35
49.3
49.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
5
7.0
7.0
7.0
Kurang Setuju
9
12.7
12.7
19.7
Setuju
57
80.3
80.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
sikap8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
20
28.2
28.2
28.2
Tidak Setuju
26
36,6
36,6
64,8
Kurang Setuju
16
22,5
22,5
87.3
9
12.7
12.7
100.0
71
100.0
100.0
Setuju Total
sikap9 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
22
31.0
31.0
31.0
Kurang Setuju
31
43,7
43,7
74,6
Setuju
18
25,4
25,4
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
28
39,4
39,4
39,4
Kurang Setuju
35
49,3
49,3
88.7
8
11.3
11.3
100.0
71
100.0
100.0
Setuju Total
sikap11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang Setuju
17
23.9
23.9
23.9
Setuju
54
76.1
76.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
sikap12 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.8
2.8
2.8
Kurang Setuju
26
36.6
36.6
39.4
Setuju
43
60.6
60.6
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
Sikap Kepala Keluarga Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Baik
11
15,5
15,5
15,5
Kurang Baik
60
84,5
84,5
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kadang-kadang
43
60.6
60.6
60.6
Sering
28
39.4
39.4
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kadang-kadang
45
63.4
63.4
63.4
Sering
26
36.6
36.6
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan3 Frequency Valid
Tidak Pernah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.8
2.8
2.8
Kadang-kadang
40
56.3
56.3
59.2
Sering
29
40.8
40.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kadang-kadang
11
15.5
15.5
15.5
Sering
49
69.0
69.0
84.5
Selalu
11
15.5
15.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
dukungan5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
20
28.2
28.2
28.2
Kadang-kadang
27
38.0
38.0
66.2
Sering
14
19.7
19.7
85.9
Selalu
10
14.1
14.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan6 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
13
18.3
18.3
18.3
Kadang-kadang
24
33.8
33.8
52.1
Sering
16
22.5
22.5
74.6
Selalu
18
25.4
25.4
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
31
43.7
43.7
43.7
Kadang-kadang
24
33.8
33.8
77.5
Sering
16
22.5
22.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
10
14.1
14.1
14.1
Kadang-kadang
31
43.7
43.7
57.7
Sering
20
28.2
28.2
85.9
Selalu
10
14.1
14.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
dukungan9 Frequency Valid
Tidak Pernah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
Kadang-kadang
32
45.1
45.1
50.7
Sering
28
39.4
39.4
90.1
Selalu
7
9.9
9.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
50
70.4
70.4
70.4
Kadang-kadang
21
29.6
29.6
100.0
Total
71
100.0
100.0
dukungan11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
21
29.6
29.6
29.6
Kadang-kadang
42
59.2
59.2
88.7
8
11.3
11.3
100.0
71
100.0
100.0
Sering Total
dukungan12 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
24
33.8
33.8
33.8
Kadang-kadang
45
63.4
63.4
97.2
Sering
1
1.4
1.4
98.6
Selalu
1
1.4
1.4
100.0
Total
71
100.0
100.0
Dukungan Kepala Keluarga Frequency Valid
Kurang Mendukung Tidak Mendukung Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
62
87.3
87.3
87.3
9
12.7
12.7
100.0
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
siapsiaga1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada
42
59.2
59.2
59.2
Kurang
22
31.0
31.0
90.1
Cukup
7
9.9
9.9
100.0
71
100.0
100.0
Total
siapsiaga2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada
36
50.7
50.7
50.7
Kurang
16
22.5
22.5
73.2
Cukup
19
26.8
26.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada
36
50.7
50.7
50.7
Kurang
16
22.5
22.5
73.2
Cukup
19
26.8
26.8
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga4 Frequency Valid
Tidak Ada
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
11.3
11.3
11.3
Kurang
53
74.6
74.6
85.9
Cukup
10
14.1
14.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga5 Frequency Valid
Tidak Ada Kurang Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
62
87.3
87.3
87.3
9
12.7
12.7
100.0
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
siapsiaga6 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang
30
42.3
42.3
42.3
Cukup
41
57.7
57.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada
22
31.0
31.0
31.0
Kurang
22
31.0
31.0
62.0
Cukup
27
38.0
38.0
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada
36
50.7
50.7
50.7
Kurang
23
32.4
32.4
83.1
Cukup
12
16.9
16.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga9 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
37
52.1
52.1
52.1
Kadang-kadang
34
47.9
47.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak ada
41
57.7
57.7
57.7
Kurang
20
28.2
28.2
85.9
Cukup
10
14.1
14.1
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
siapsiaga11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
23
32.4
32.4
32.4
Kadang-kadang
42
59.2
59.2
91.5
6
8.5
8.5
100.0
71
100.0
100.0
Sering Total
siapsiaga12 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
32
45.1
45.1
45.1
Kadang-kadang
39
54.9
54.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga13 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kadang-kadang
50
70.4
70.4
70.4
Sering
21
29.6
29.6
100.0
Total
71
100.0
100.0
siapsiaga14 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Pernah
28
39.4
39.4
39.4
Kadang-kadang
12
16.9
16.9
56.3
Sering
31
43.7
43.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
Kesiapsiagaan Rumah Tangga Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Siap
28
39.4
39.4
39.4
Kurang Siap
31
43.7
43.7
83.1
Siap
12
16.9
16.9
100.0
Total
71
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 : Uji Bivariat
Crosstabs Pengetahuan Kepala Keluarga * Kesiapsiagaan Rumah Tangga Kesiapsiagaan Tidak Siap Pengetahuan KK
Cukup
Count
Baik
Siap
Total
28
26
8
62
Expected Count
24.5
27.1
10.5
62.0
% within tahuk3
45.2%
41.9%
12.9%
100.0%
0
5
4
9
Expected Count
3.5
3.9
1.5
9.0
% within tahuk3
.0%
55.6%
44.4%
100.0%
Count
Total
Kurang Siap
Count
28
31
12
71
Expected Count
28.0
31.0
12.0
71.0
% within tahuk3
39.4%
43.7%
16.9%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
9.024 11.318 8.893
2 2 1
.011 .003 .003
71
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,52.
Sikap Kepala Keluarga * Kesiapsiagaan Rumah Tangga siapsiagak4 Tidak Siap Sikap KK
Kurang Baik
Baik
Total
Count
Kurang Siap
Siap
Total
28
28
4
60
Expected Count
23.7
26.2
10.1
60.0
% within sikapk3
46.7%
46.7%
6.7%
100.0%
0
3
8
11
Expected Count
4.3
4.8
1.9
11.0
% within sikapk3
.0%
27.3%
72.7%
100.0%
Count
Count
28
31
12
71
Expected Count
28.0
31.0
12.0
71.0
% within sikapk3
39.4%
43.7%
16.9%
100.0%
156 Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
29.936 26.237 22.720
2 2 1
.000 .000 .000
71
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86.
Dukungan Anggota Keluarga * Kesiapsiagaan Rumah Tangga Kesiapsiagaan Tidak Siap Dukungan Agt Kelg
Tidak mendukung
Count
Kurang mendukung
% within dukungk3 Total
9
3.5
3.9
1.5
9.0
88.9%
11.1%
% within dukungk3
.0% 100.0%
20
30
12
62
24.5
27.1
10.5
62.0
32.3%
48.4%
28
31
12
71
28.0
31.0
12.0
71.0
39.4%
43.7%
Count Expected Count
Total 0
Count Expected Count
Siap 1
Expected Count % within dukungk3
Kurang Siap 8
19.4% 100.0%
16.9% 100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
10.634a 11.647 8.728
Asymp. Sig. (2-sided) 2 2 1
.005 .003 .003
71
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,52.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 : Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik Adapun alat uji asumsi klasik terdiri atas: a.
Uji Normalitas Data Model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau
mendekati normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Normal Probablity Plot (NPP), dengan ketentuan bahwa jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model asumsi tidak memenuhi asumsi normalitas (Sugiono, 2005). Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Data 159 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Gambar 1 diatas, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka model regresi hipotesis penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolonearitas Multikolonearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolonearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF, maka semakinmendekati terjadinya masalah multikolonearitas. Ketentuannya berdasarkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolonearitas. Hasil uji multikolonearitas dapat dilihat pada tabel Coefficients, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari ketiga variabel independen lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolonearitas, selengapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Collinearity Statistics
Sig.
Beta
Tolerance
VIF
-1.226
.296
-4.136
.000
Pengetahuan
-.619
.254
-.201 -2.434
.018
.499
2.002
Sikap
1.720
.249
.678
6.908
.000
.352
2.840
.611
.116
.411
5.253
.000
.553
1.807
Dukungan
a. Dependent Variable: Kesiapsiagaan
Universitas Sumatera Utara
c.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan terjadinya ketidaksamaan varian dari
residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas
menyebabkan
penaksir
atau
estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefesien determinasi akan lebih tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitasdengan melihat pola titiktitik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Scatterplot hasil penelitian ini dapat dilihat pada output regresi di bawah ini:
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Dari scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual dari pengamatan satu dengan pengamatan lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan bahwa jika nilai DurbinWatson antara -2 s/d +2 maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji Durbin Watson pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model 1
R
R Square a
.879
Adjusted R Square
.773
.763
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.0522821
1.876
a. Predictors: (Constant), dukung, tahu, sikap b. Dependent Variable: siapsiaga
Berdasarkan Tabel 3 diata dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1,876, maka model regresi tidak terjadi masalah autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 : Uji Multivariat
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Removed
Variables Entered
Method
Pengetahuan KK, Sikap KK, Dukungan Agt Kelga
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kesiapsiagaan Model Summaryb Model
R
R Square a
1
.879
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.773
.763
Durbin-Watson
.0522821
1.876
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan KK, Sikap KK, Dukungan Agt Kelg b. Dependent Variable: kesiapsiagaan ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.623
3
.208
Residual
.183
67
.003
Total
.806
70
Sig.
75.943
.000a
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan KK, Sikap KK, Dukungan Agt Kelg b. Dependent Variable: kesiapsiagaan
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error -1.226
.296
Pengetahuan KK
-.619
.254
SikapKK
1.720 .611
Dukungan Agt Kelg
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-4.136
.000
-.201
-2.434
.018
.499
2.002
.249
.678
6.908
.000
.352
2.840
.116
.411
5.253
.000
.553
1.807
a. Dependent Variable: kesiapsiagaan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran-7: Master Data Penelitian No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3
2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
Pengetahuan (X1) Jawaban Responden Untuk Item Jumlah 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 44 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 38 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 42 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 39 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 39 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 39 4 41 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 39 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 40 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 44 4 41 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 43 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 41 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 41 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 45 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 41 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 44 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 44 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 2 40 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 45 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 37 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 34 4 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 36 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 40 4 38 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 40 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 2 35 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 44 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 36 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 45 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 33 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 46 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 2 38 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 41 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 40 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 41 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 38 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 40 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 39 4 35 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 44 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 41 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 40 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 35 3 41 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 45 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 39 4
2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
Sikap (X2) Jawaban Responden Untuk Item 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 1 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 1 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 1 3 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 1 2 2 4 5 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 1 2 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 1 4 2 4 2 4 4 4 1 2 2 3 2 4 4 4 1 2 2 3 3 3 4 4 1 2 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 1 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2
11 12 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
Jumlah Skor 45 37 41 39 40 40 41 39 39 40 43 40 43 35 38 34 34 38 44 41 43 45 42 45 34 34 35 40 38 39 35 45 46 45 37 46 33 45 37 41 40 38 37 37 41 38 45 39 41 36 45 46 36
1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3
Dukungan Anggota Keluarga (X3) Jawaban Responden Untuk Item Jumlah 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 33 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 17 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 25 2 3 2 2 2 3 3 1 2 1 25 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 25 3 3 3 3 1 3 3 1 2 2 30 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 25 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 25 25 2 4 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 1 2 2 25 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 29 2 4 1 1 1 3 3 1 2 2 25 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 32 2 4 1 2 2 2 4 1 2 1 25 2 4 2 2 2 2 4 1 1 1 25 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 18 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 19 2 4 2 2 1 2 4 1 1 1 25 2 3 1 3 3 2 3 1 1 2 25 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 34 3 3 1 3 2 4 2 2 1 2 28 3 3 3 4 3 4 3 1 2 4 36 2 4 2 2 1 3 2 1 2 2 25 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 29 2 4 2 2 1 2 1 1 2 3 25 3 3 2 2 1 2 3 1 2 1 25 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 17 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 21 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 25 2 4 1 1 1 3 3 1 2 2 25 25 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 1 2 2 31 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 32 3 3 2 4 2 3 2 1 3 2 31 3 3 2 2 1 3 1 1 3 1 26 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 34 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 28 3 3 3 4 3 3 2 1 2 2 32 2 3 4 3 2 1 2 1 2 2 26 3 3 2 2 1 3 2 1 2 1 25 3 3 3 2 1 3 1 1 2 1 25 2 3 4 3 1 3 2 2 2 1 27 1 3 2 3 1 2 2 2 1 1 22 3 3 2 4 1 2 3 1 1 1 25 2 2 2 4 1 3 2 1 1 2 25 2 3 2 4 1 3 2 1 2 1 25 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 31 25 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 4 4 1 2 3 2 1 2 28 3 2 2 4 2 2 2 1 1 1 25 1 3 2 2 2 1 2 1 2 2 22 2 3 4 3 2 4 2 2 2 2 31 3 4 2 2 1 2 2 1 1 2 25
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 3 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1
Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Gempa Bumi (Y) Jawaban Responden Untuk Item Jumlah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Skor 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 35 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 2 1 2 1 3 3 3 1 1 2 1 3 2 27 1 1 1 1 1 2 2 22 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 3 3 1 1 2 1 2 3 2 25 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 33 1 1 2 1 3 3 1 1 2 2 2 3 2 25 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 21 1 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 3 2 24 2 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 3 3 26 3 3 3 1 3 1 1 1 1 2 2 3 3 29 1 1 2 1 3 2 2 3 1 2 2 3 2 26 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2 2 3 3 32 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 19 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 19 18 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 18 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 1 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 31 3 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 36 2 2 1 2 2 3 1 27 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 35 1 2 1 1 3 2 3 2 1 2 2 3 1 25 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 3 3 32 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 20 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 19 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 19 1 1 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 2 24 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 19 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 36 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 34 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 3 33 2 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 3 27 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 36 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 2 2 3 29 2 2 2 3 35 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 2 1 2 3 28 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 26 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 25 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 21 2 2 1 2 2 2 1 22 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 18 3 1 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 3 28 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 24 3 2 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 35 2 1 1 1 3 3 2 2 2 2 1 2 3 28 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 24 1 3 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 22 2 2 1 1 3 1 3 1 2 2 1 2 3 26 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 29 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17
Universitas Sumatera Utara
54
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
44
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
4
4
41
3
2
2
3
1
1
2
2
4
1
2
2
25
1
1
1
2
1
2
2
3
1
1
2
1
2
1
21
Universitas Sumatera Utara
55 3 56 3 57 3 58 3 59 4 60 3 61 3 62 3 63 3 64 3 65 3 66 3 67 3 68 4 69 4 70 3 71 3 Jumlah Skor 216 Rata-rata
4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 234
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 240
3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 244
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 268
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 281
3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 220
3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 237
4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 250
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 266
3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 227
3 42 4 4 41 3 3 41 3 4 44 4 4 48 4 3 40 4 4 45 4 3 42 3 3 41 4 3 42 4 3 40 4 4 44 4 4 45 4 4 44 4 4 44 4 3 43 3 4 43 4 227 2910 265 40,99
3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 243
4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 267
3 3 2 3 4 2 4 3 1 1 3 4 3 4 3 3 3 215
3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 244
3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 245
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 265
2 1 1 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 4 2 2 2 156
2 2 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 209
3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 193 267
3 38 2 3 35 2 3 33 2 3 36 3 4 43 3 3 41 2 4 44 3 4 35 2 3 35 2 3 34 2 4 35 2 4 44 3 4 44 2 3 44 3 4 44 3 4 39 2 4 43 2 254 2823 170 39,761
2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 168
3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 169
3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 213
1 1 1 1 1 4 4 2 2 2 1 3 4 4 4 2 2 156
2 2 1 1 3 4 3 2 2 2 1 4 4 2 4 1 4 181
1 2 1 1 3 3 1 1 2 1 2 3 3 1 3 3 2 127
2 2 1 1 4 4 1 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 172
3 4 2 3 2 2 3 1 4 4 3 2 3 3 3 2 3 180
2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 2 92 129
2 25 1 1 25 1 1 17 1 1 20 1 2 28 2 2 34 2 2 27 1 2 25 1 1 25 1 2 25 1 2 25 1 2 33 2 2 35 2 2 30 1 2 34 2 2 25 2 1 26 1 121 1878 107 26,451
1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 3 2 3 3 2 125
1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 3 3 2 3 1 3 125
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 144
1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 3 1 3 1 2 1 3 80 183
2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 2 3 1 3 2 2 1 147 118
1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 111
1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 105 125
1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 110
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 163
1 18 1 18 1 18 1 17 3 29 3 34 3 28 1 19 1 17 1 17 1 19 3 30 3 33 3 29 3 31 3 27 3 26 145 1788 25,183
Universitas Sumatera Utara
PROFIL INFORMAN
INFORMAN 1 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal di desa
: : : : : : : : : :
Ernawati 32 tahun Perempuan Baby Sister SLTA Kepala Keluarga 3 orang Anggota Masyarakat Dusun Laksamana Bantamuda 17 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : Hari/Tanggal : Sabtu/19 Maret 2011 Pukul : 10.00 s/d 13.00 WIB
INFORMAN 2 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal
: : : : : : : : : :
Ida Rosnita 29 tahun Perempuan Ibu Rumah Tangga SLTA Anggota Keluarga (Istri) 5 orang Anggota Masyarakat Dusun Tgk. Syech Abdul Rauf 12 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : 1. Hari/Tanggal : Sabtu/19 Maret 2011 Pukul : 16.00 s/d 18.00 WIB 2. Hari/Tanggal : Minggu/20 Maret 2011 Pukul : 09.30 s/d 10.30 WIB
165 Universitas Sumatera Utara
INFORMAN 3 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal
: : : : : : : : : :
Zainun 50 tahun Laki-laki Nelayan SLTP Kepala Keluarga 4 orang Kepala Dusun Dusun Tgk. Syik Musa 50 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : 1. Hari/Tanggal : Senin/21 Maret 2011 Pukul : 10.00 s/d 11.30 WIB 2. Hari/Tanggal : Selasa/22 Maret 2011 Pukul : 11.00 s/d 12.30 WIB
INFORMAN 4 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal
: : : : : : : : : :
M. Thalib 50 tahun Laki-laki Nelayan SLTP Kepala Keluarga 3 orang Anggota masyarakat Dusun Nekbayan 50 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : Hari/Tanggal : Rabu/23 Maret 2011 Pukul : 14.30 s/d 18.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
INFORMAN 5 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal
: : : : : : : : : :
M. Irfan Al-Khadafi 39 tahun Laki-laki Staf Pengajar IAIN Ar-Raniry (honorer) S-1 Kepala Keluarga 5 orang Kepala Desa Dusun Tgk. Syech Abdul Rauf 39 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : 1. Hari/Tanggal : Kamis/24 Maret 2011 Pukul : 09.00 s/d 11.00 WIB 2. Hari/Tanggal : Jum’at/25 Maret 2011 Pukul : 16.30 s/d 18.00 WIB
INFORMAN 6 Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status Jumlah Anggota Keluarga Jabatan di desa Alamat Lama tinggal
: : : : : : : : : :
Abdul Wahid 65 tahun Laki-laki Pensiunan PNS SLTA Kepala Keluarga 5 orang Tokoh Masyarakat (Tuha Peut) Dusun Tgk. Syech Abdul Rauf 65 tahun
Waktu Melakukan Indepth Interview : Hari/Tanggal : Jum’at/25 Maret 2011 Pukul : 08.30 s/d 11.30 WIB
Universitas Sumatera Utara
HASIL WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW)
Informan 1 Interviuwer : “Bagaimana menurut Ibu tentang bencana gempa bumi? Informan : “Gempa bumi itu bencana alam, karena patahan lempengan-lempengan, goncangannya bisa sangat kuat seperti gempa 2004” Interviuwer :
“Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Ibu ketahui tentang itu?
Informan : “Iya, pernah. Siapsiaga itu artinya kita tau melakukan apa saat terjadi gempa. Saya udah tau, kalau gempa, saya dan anak-anak langsung ke luar rumah, kami cari tempat yang agak lapang, yang jauh dari pohon dan rumah-rumah, takut nanti kalau roboh kena. Biasanya kami duduk dijalan, kemudian begitu gempa sedikit reda, saya langsung menghidupkan honda, lari dengan honda. Makanya honda selalu saya isi minyak penuh. Pokoknya setiap terjadi gempa, saya tetap lari ke luar desa, nanti kalau kirakira udah aman, baru balek lagi ke rumah” Interviuwer : “Dari mana Ibu memperoleh informasi tersebut? Informan : “Dari pengalaman gempa dan tsunami 2004. Saat itu saya dan keluarga masih duduk di depan rumah setelah goncangan gempa yang kuat. Orang dari kampong sebelah lari, kami gak tau kenapa. Kemudian baru ada orang bilang lari naek air laut. Pas saya liat ke belakang, air lautnya memang udah tinggi kali, hitam, saya udah lemas, gak sanggup lari lagi, kami semua langsung digulung ombak, terpisah semua. Setelah hilang timbul dalam air, alhamdulillah saya, suami, dan anak yang laki-laki selamat, anak saya yang perempuan meninggal. Beberapa tahun setelah tsunami, baru saya berpisah dengan suami (bercerai). Pengalaman itulah yang paling membekas dalam diri saya, makanya kalau gempa-gempa lagi saya langsung lari, takut nanti gak sempat lagi, karena dekat kali dengan laut. Makanya honda selalu saya isi minyak penuh”. Interviuwer : “Selain dari pengalaman, apakah Ibu pernah mendapatkan informasi kesiapsiagaan bencana? Siapa yang menyampaikan? Bagaimana informasinya? Apakah ada dilaksanakan seperti informasi yang Ibu terima? Informan : “Ada dari PMI. PMI pernah memberikan pelatihan 1 kali tahun 2005, tentang apa yang dilakukan saat terjadi gempa, ada prakteknya langsung juga. Kalau tiba-tiba gempa, semua orang disuruh keluar rumah, jangan bertahan di dalam rumah, kemudian disuruh kasih pengumuman di mesjid untuk mengumpulkan warga, jadi semua warga disuruh kumpul di mesjid setelah gempa, lalu diputuskan mau lari kemana, larinya sama-sama, saling bantu, yang ada mobil menaikkan orang-orang yang gak ada kendaraan. Atau telepon PMI, mereka jemput katanya….ya…itu aja yang disampaikan PMI, lain gak ada…”. “Tapi kenyataannya gak seperti yang PMI bilang…., kalau udah gempa, kebanyakan semua udah lari sendiri, saling bantu juga sesama warga, tapi gak kumpul di mesjid, karena gak ada yang mengumumkan, mungkin petugas desa pun gak ada di desa waktu gempa, karena kan gempanya tibatiba, gak ada yang tau. Kalaupun ada, pasti mereka sendiri pun udah panik juga ngurusin keluarganya, mana sempat lagi kasih pengumuman”. Interviewer : “Apakah pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi Ibu?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Iya, sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan” Interviuwer : “Sebenarnya siapa saja yang diikutkan dalam simulasi yang dilaksanakan oleh PMI itu, karena ada warga yang tidak ikut pelatihan?” Informan : “Semua warga ikut, karena semua harus tau, kelurga saya ikut semua, saya dan kedua anak saya…” Interviuwer : “Kalau perangkat desa tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Tidak ada, warga cari informasi sendiri, tergantung pribadi masing-masing, kalau ada 1 orang bilang lari, kebanyakan hampir semua orang lari, tapi yang brani ya gak lari juga. Kalau saya kadang-kadang lari duluan, tergantung goncangan gempanya lah, kalau piring-piring pecah, saya udah lari terus, gak dengar-dengar informasi lagi”. Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?” Informan : “Setau saya tidak ada, tapi apa mungkin ada disampaikan sewaktu pertemuan-pertemuan desa, tetapi yang ikut pertemuan itu tidak semua warga hanya perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan masyarakat saja, jadi saya tidak tau”. Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Ibu? Apakah pernah Ibu melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana?” Informan : “Saya cuma bilang sama anak saya yang besar, karena dia sekolah, trus kerja di warnet juga sampai malam, saya pun bekerja juga dari pagi sampai siang. Saya bilang sama si abang, kalau gempa-gempa lari terus ke arah pagar air dari warnet, karena di warnet ada honda juga punya temannya, gak usah lagi pulang ke runah, karena mamak dan adek pasti udah lari juga ke situ. Disitu gak ada saudara memang, tapi tempat itu jauh dari laut, nanti baru kita pikir lagi mau kemana, kalau gak ada apa-apa ya kita pulang lagi kerumah. Kalau untuk anak yang kecil, saya gak ada bilang apa-apa, karena dia selalu sama saya, kalau saya kerja dia saya titip sama kakak saya di lambuk. Kalau gempa dia nangis memang, takut dia” Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Ibu siapkan di rumah dalam kondisi tenang seperti ini?” Informan : “Peralatan apa maksudnya….? kalau saya cuma menyiapkan kendaraan saja, supaya cepat untuk lari, jadi minyak aja yang saya kontrol selalu, saya isi penuh selalu. Yang lainnya kain aja 2 buah, kalau ada uang ya dibawa uang juga atau barang berharga lainnya…..” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Ibu sediakan di rumah? Mengapa Ibu sediakan? Siapa yang membantu Ibu?
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Oh, obat untuk luka-luka itu ya maksudnya…di rumah cuma betadin yang saya siapkan untuk lukaluka, kalau obat ya cuma paracetamol dan amoxicillin aja, kalau anak saya demamdemam ya saya kasih itu. Tapi itu pun gak saya beli, saya minta di puskesmas, kalau berobat ke puskesamas, saya bilang minta obat yang banyak dan bisa tahan lama, karena kami jauh kesini, di desa ini gak ada puskesmas, jadi biasanya saya kalau berobat ke lampulo, disitu ada pustu, ya pustu itulah yang saya bilang puskesmas…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Ibu menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peralatan lain lagi yang Ibu siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Tidak ada apa-apa yang saya siapkan, cuma air minum aja ada saya isi dalam botol biar mudah dibawa, tapi kalau makanan-makanan tambahan lain tidak ada, maklumlah kondisi ekonomi saya paspasan Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang Ibu sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa Ibu menyediakannya?” Informan : “Cuma lampu cas aja yang ada di rumah, karena sekalian untuk keperluan belajar anak saya,…kalau senter dan baterai gak ada…” Interviuwer :
“Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Ibu gunakan? Berapa banyak?”
Informan : “ Kami pakai Hp, tapi cuma 1 punya anak saya, kalau Hp saya dulu ada, sekarang udah rusak, mau ganti belum cukup uang…” Interviuwer : “Apakah Ibu menyimpan nomor telepon penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat di hubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Darimana Ibu memperoleh nomor-nomor tersebut?” Informan : “Ada, semua nomor itu ada di Hp anak saya…, Hp saya udah rusak, dari PMI waktu itu…” Interviuwer : “Bagaimana menurut Ibu, apakah semua tindakan dan persiapan itu perlu dilakukan?” Informan : “Perlu juga sebenarnya, tapi ya seperti yang saya bilang tadi, penghasilan saya pas-pasan, jadi ya harus dipilih-pilih mana yang paling penting….kalau bisa dipenuhi ya kenapa tidak.., kalau persiapan untuk menghadapi gempa, tergantung masing-masing keluargalah, karena semua orang kan punya pengalamannya sendiri, trus ada yang brani, ada juga yang masih trauma, ditambah lagi kebutuhan dan pendapatan orang juga berbeda-beda” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Ibu melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Tidak ada, apa yang menurut saya bisa saya kerjakan, ya saya kerjakan sendiri aja…”
Universitas Sumatera Utara
Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Ibu sering menyisihkan uang untuk ditabung? Mengapa? Ada anggota keluarga yang membantu Ibu dalam menyisihkan uang? Informan : “Tidak ada, pendapatan saya pas-pasan, jadi jarang bisa di simpan, anak saya kerja di warnet untuk biaya sekolahnya juga, jadi susah untuk disimpan, sebenarnya sih perlu, tapi sudahlah, memang gak ada” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Ibu berapa?” Informan : “Honor saya per bulan, saya kerja sbg baby sister setengah hari, kira-kira Rp. 300.000/bulan”
Informan 2 Interviuwer : “Bagaimana menurut Ibu tentang bencana gempa bumi? Informan : “Gempa bumi ya…buminya bergucang kuat, semua barang-barang jatuh, bahkan rumah bisa roboh seperti gempa 2004” Interviuwer : “Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Ibu ketahui tentang itu?” Informan : “Pokoknya lari aja kalau gempa, pertama ya keluar rumah, jangan di dalam rumah, walaupun sedang bergoyang kencang tetap harus bisa keluar, berdiri di tempat yang lapang, trus kalau kira-kira udah bisa lari, ya langsung lari, keluar dari desa ini, karena kan dekat kali dengan laut” Interviuwer : “Dari mana Ibu memperoleh informasi tersebut? Informan : “Dari pengalaman gempa dan tsunami 2004, saya digulung ombak karena gak tau sama sekali air laut naek, makanya kalau sekarang gempa, begitu bisa lari…ya kami lari aja terus, takut, teringat tsunami 2004…” Interviuwer : “Selain dari pengalaman, apakah Ibu pernah mendapatkan informasi kesiapsiagaan bencana? Siapa yang menyampaikan? Kapan? Bagaimana informasinya? Apakah ada dilaksanakan seperti informasi yang Ibu terima?” Informan : “Iya PMI ada kasih pelatihan 1 kali, kalau gak salah tahun 2005, baru-baru tsunami itulah…, Katanya disuruh kumpul ke mesjid kalau gempa, nanti lari sama-sama. Tapi kenyataannya gak ada yang kumpul, udah lari duluan, pengumuman jg gak ada, berarti kalaupun ke mesjid gak ada yang pimpin juga. Atau kalaupun dikasih pengumuman, mungkin gak ada yang dengar juga, semua pasti panik, karena kan udah pengalaman 2004” Interviewer : “Apakah pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi Ibu?” Informan : “Ya…lumanyan juga untuk menambah pengetahuan dan mengingatkan kita” Interviuwer : “Sebenarnya siapa saja yang diikutkan dalam simulasi yang dilaksanakan oleh PMI itu, karena ada warga yang tidak ikut pelatihan?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Semua warga, saya dan suami ikut, gak tau juga kalau ada yang gak ikut” Interviuwer : “Kalau perangkat desa tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Gak ada apa-apa dari perangkat desa, seringnya dari sesama warga aja. Kadang-kadang informasinya dari warga yang liat air laut setelah gempa, itulah yang disampaikan ke warga yang lain. Tapi untuk keputusan lari atau tidak, itu tergantung pada pribadi masing-masing, yang takut-takut ya lari, ada juga yang brani, gak lari…” Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?” Informan : “Tidak ada apa-apa…” Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Ibu? Apakah pernah Ibu melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana?” Informan : “Diskusi atau bimbingan dalam keluarga secara khusus gak ada, semua kau udah tau, saya, suami dan adik semua udah merasakan tsunami 2004, jadi ya udah taulah suami saya langsung pulang kalau gempa, jadi lari sama-sama naik honda, menuju ke tempat yang tinggi. Jadi, ya terserah suami saya aja lah. Sama anak-anak juga saya gak bilang apa-apa, kalau gempa anak-anak nangis” Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Ibu siapkan dalam rumah tangga dalam kondisi tenang seperti ini?” Informan : “Ya kendaraanlah, biar cepat untuk lari, itu aja, yang lain gak ada…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Ibu sediakan di rumah? Mengapa? Siapa yang membantu Ibu? Informan : “Kalau di rumah yang ada betadin dan handsaplast aja, tapi kalau di mobil memang ada kotak P3K…kalau obat-obat, ya cuma obat panas dan obat batuk aja untuk anak-anak, itu pun dibeli kalau mereka sakit aja, trus kalau ada lebih baru disimpan, yang lain gak ada…ya biasanya suami saya yang beli.” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Ibu menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peralatan lain lagi yang Ibu siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Makanan-makanan ringan kadang-kadang ada juga di rumah, air minum sering saya masukkan dalam botol aqua, itu aja…” Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang Ibu sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Ada di rumah lampu dan senter, dua-duanya ada, tapi kalau baterai cadangan tidak ada, baterai yang dalam senter itu aja yang ada,…..ya untuk keperluan-keperluan mati lampu, kalau gempa pun sering juga mati lampu…” Interviuwer : “Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Ibu gunakan? Berapa banyak yang Ibu sediakan?” Informan : “Hp, ada 3 buah di rumah, Hp saya, suami dan adek saya yang tinggal sama kami di sini, kalau anakanak masih kecil, ya gak pakai Hp…” Interviuwer : “Apakah Ibu menyimpan nomor-nomor penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat di hubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Darimana Ibu memperoleh nomor-nomor tersebut?” Informan : “Ada, tapi cuma nomor PMI aja yang ada di Hp suami saya, saya gak simpan, memang waktu itu PMI ada kasih nomor-nomor itu..” Interviuwer : “Bagaimana menurut Ibu, apakah semua persiapan-persiapan itu perlu dilakukan?” Informan : “Yang paling penting ya Hp, obat-obat, dan lampu aja sebenarnya, kalau yang lain ya tergantung kebutuhan, boleh ada, boleh gak, apalagi nomor-nomor telepon itu, saya gak terlalu yakin bisa dihubungi dalam kondisi darurat…..ya memang saya gak pernah menghubunginya juga waktu gempa, kami ya lari sendiri aja” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Ibu melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Ya memang suami saya yang sediakan semua, karena beliau yang kerja, jadi apa-apa yang perlu ya beliau beli langsung aja, saya paling cuma mengingatkan Hp aja selalu aktif, kalau ada apa-apa biar mudah dihubungi….., kalau anak-anak, ya cuma saya urusin aja, tapi kalau membimbing atau menyampaikan informasi tentang gempa, gak pernah saya lakukan…” Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Ibu sering menyisihkan uang untuk ditabung? Mengapa? Siapa yang membantu Ibu dalam menyisihkan uang? Informan : “Saya gak pernah menyisihkan uang, kebutuhan rumah tangga biasanya memang suami yang beli semua, uang belanja untuk hari-hari (jaga-jaga) dan untuk anak-anak memang saya yang pegang, tapi gak pernah saya simpanlah….jadi kalau tabungan, sama suami saya ada, walaupun gak banyak, ya sedikit adalah…” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Ibu berapa?” Informan : “Saya ibu rumah tangga tidak punya penghasilan sendiri, cuma penghasilan suami, gak tentulah pendapatannya sehari berapa…”
Universitas Sumatera Utara
Informan 3 Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak tentang bencana gempa bumi? Informan : “Gempa bumi itu bencana alam, bisa juga dikatakan musibah dari Allah SWT” Interviuwer : “Apakah Bapak pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Bapak ketahui tentang itu?” Informan : “Siapsiaga artinya siap melakukan apa kalau tiba-tiba gempa. Kalau gempa, saya dan keluarga langsung ke luar rumah, duduk di depan rumah, liat air laut, kalau gak kering, saya gak lari. Tapi orang-orang banyak juga yang langsung lari”. Interviuwer : “Darimana Bapak memperoleh informasi tersebut? Informan : “Dari pengalaman 2004. Setelah gempa kuat itu, gak langsung naek air laut, ada kira-kira 20 menit setelah gempa baru naek air laut. Sebelum air laut itu naek, saya sempat liat laut itu kering 200 meter dari pantai, baru kemudian ombaknya sangat besar dan naek ke darat, habis semuanya. Saya bersama anak yang kedua waktu itu di laut, seperti biasa memasang jaring ikan. Saya liat sendiri kejadian itu, tapi saya udah tau, waktu liat air laut kering, saya dan anak langsung mengayuh perahu ke tengah laut, sedangkan perahu-perahu yang berada agak ke tepi, semua digulung ombak. Jadi kalau gempa-gempa lagi sekarang, saya gak langsung lari, tapi liat air laut dulu” Interviuwer : “Selain dari pengalaman, apakah Bapak pernah mendapatkan informasi kesiapsiagaan bencana? Siapa yang menyampaikan? Kapan? Bagaimana informasinya? Apakah ada dilaksanakan seperti informasi yang Bapak terima?” Informan : “Iya, PMI pernah juga kasih pelatihan. Tapi saya gak kumpul ke mesjid kalau gempa, saya liat air laut dulu seperti pengalaman saya tahun 2004, di mesjid pun gak ada dikasih pengumuman apa-apa”. Interviewer : “Apakah pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi Bapak?” Informan : “Ya pasti adalah manfaatnya juga, walaupun kenyataannya gak bisa sepenuhnya dilakukan seperti itu” Interviuwer : “Sebenarnya siapa saja yang diikutkan dalam simulasi yang dilaksanakan oleh PMI itu, karena ada warga yang tidak ikut pelatihan?” Informan : “Semuanya disuruh ikut, tapi mungkin ada juga yang gak ikut karena berhalangan, saya dan istri ikut” Interviuwer : “Kalau perangkat desa tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Gak ada apa-apa dari pemimpin desa. Untuk peringatannya, saya memang liat sendiri air laut, trus saya bilang ke warga yang lain” Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Informasi-informasi tentang bencana dari pemimpin desa cuma dari PMI itu ajalah sekali” Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Bapak? Apakah pernah Bapak melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana?” Informan : “Oh ada, kl gempanya kuat, kira-kira kalau lari kami ketempat keponakan atau rumah abang istri saya, pokoknya ketempat yang aman. Tapi saya pulang dulu ke rumah, baru kami pergi sama-sama”. Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Bapak siapkan dalam rumah tangga dalam kondisi tenang seperti ini?” Informan : “Honda aja, lain gak ada…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Bapak sediakan di rumah? Mengapa? Informan : “Obat-obat ringan sikit aja yang ada, lain gak ada….pendapatan saya pas-pasan, jadi yang dibeli, ya yang penting-penting aja….” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Bapak menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peraltan lain lagi yang Bapak siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Gak ada makanan-makanan ringan apapun di rumah, air minum pun gak pernah saya masukkan dalam botol aqua…ya karena memang gak biasa bawa-bawa minum, kalau makanan-makanan ringan gak ada, ya karena uangnya pas-pasan” Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang Bapak sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa peralatan itu disediakan?” Informan : “Ada semua, lampu, senter, dan baterai cadangan pun ada, ya untuk mati-mati lampu juga, teringat juga saya kalau gempa juga sering mati lampu, ya banyaklah untuk semua kondisi perlu itu…” Interviuwer : “Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Bapak gunakan? Berapa banyak yang Bapak sediakan?” Informan : “Hp, ada 2 buah, punya saya dan istri..” Interviuwer : “Apakah Bapak menyimpan nomor-nomor penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat di hubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Informan : “Tidak ada, cuma nomor saudara aja, nomor keponakan dan abang istri saya itu ada juga, yang saya bilang tadi, kalau ngungsi mungkin kami ke situ…gak taulah” Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak, apakah semua persiapan-persiapan itu perlu dilakukan?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Tergantung keperluan masing-masing orang lah, dibilang penting bisa juga, gak juga bisa” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Bapak melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Gak ada, anggota keluarga gak pernah memberikan informasi apa-apa tentang bencana, kalau persediaan peralatan untuk di rumah, apa yang saya rasa perlu ya saya aja yang beli...” Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Bapak sering menyisihkan uang untuk ditabung? Mengapa? Siapa yang membantu Bapak dalam menyisihkan uang? Informan : “Kalau tabungan jarang, kadang-kadang kalau ada lebih uang ya ada, tapi kalau gak lebih apa yang disimpan…, kalau dibilang perlu ya perlu juga, tapi kalau memang ada yang lebih perlu ya gak bisa disimpan juga…Kalau menyimpan uang sekali-sekali ya saya juga, istri gak pernah…” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Bapak berapa?” Informan : “Gak tentu, kadang-kadang Rp. 30.000/hari, paling banyak Rp. 50.000/hari, gak pernah lebih dari itu…”
Informan 4 Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak tentang bencana gempa bumi? Informan : “Gempa bumi adalah musibah yang diberikan Allah SWT kepada manusia untuk menyadari perbuatannya, itu takdir dari Allah SWT” Interviuwer : “Apakah Bapak pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Bapak ketahui tentang itu?” Informan : “Saya gak tau istilah siap siaga, tapi kalau gempa saya dan keluarga langsung keluar rumah, tidak mungkin tetap didalam rumah, karena rumah ini gak kuat. Kami berdiri di tempat yang gak ada pohon, tiang listrik, atau bangunan, takut tertimpa kalau roboh. Lalu kalau gempa udah sedikit reda, kami lari menjauh dari pantai, tapi larinya gak jauh-jauh kali, kecuali kalau gempanya betul-betul kencang, itu baru lari ke luar desa ini”. Interviuwer : “Darimana Bapak memperoleh informasi tersebut? Informan : “Ingat kejadian gempa dan tsunami 2004, air laut itu naek kan kalau gempanya sangat kuat, dan gak langsung naek juga, ada selang waktu beberapa menit. Makanya kalau gempa-gempa lagi, saya ke simpang jalan aja, untuk jaga-jaga. Saya sempat digulung ombak juga waktu itu, semua keluarga meninggal, ini keluarga kedua” Interviuwer : “Selain dari pengalaman, apakah Bapak pernah mendapatkan informasi kesiapsiagaan bencana? Siapa yang menyampaikan? Kapan? Bagaimana informasinya? Apakah ada dilaksanakan seperti informasi yang Bapak terima?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Gak, dari pengalaman aja, saya dan keluarga gak pernah ikut pelatihan, saya gak tau ada pelatihan itu” Interviewer : “Menurut Bapak, apakah mengikuti pelatihan kesiapsiagaan itu bermanfaat atau tidak? Mengapa?” Informan : “Gak tau juga, karena saya gak ikut, tapi saya rasa kalau pelatihan itu tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa, saya yakin semua orang disini pasti udah tau, karena semua udah punya pengalaman sendiri saat menghadapi gempa dan tsunami 2004” Interviuwer : “Kalau perangkat desa tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Gak ada peringatan apa-apa dari desa, kadang-kadang saya cari informasi sendiri dengan bertanya kepada sesama warga, atau kami sama-sama liat air laut” Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?” Informan : “Gak ada informasi apa-apa dari pemimpin desa atau tokoh pemuda tentang bencana” Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Bapak? Apakah pernah Bapak melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana?” Informan : “Kalau ngungsi kami ke Ulee Kareng, tempat saudara. Sama anak-anak saya gak pernah cerita tentang gempa, tapi dia tau keluar juga kalau gempa, udah tau sendiri” Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Bapak siapkan dalam rumah tangga dalam kondisi tenang seperti ini?” Informan : “Kalau kesiapan khusus untuk peralatan gak ada, karena kejadian itu gak pasti, jadi ya honda aja…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Bapak sediakan di rumah? Mengapa Bapak tidak menyediakannya? Informan : “Gak ada apa-apa, kalau sakit-sakit kepala…ya beli aja obat di warung, belinya ya cukup untuk saat itu aja…gak disediakan khusus, kalau sekarang gak ada…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Bapak menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peralatan lain lagi yang Bapak siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Gak ada persiapan makanan dan minuman apa-apa di rumah, kalau perlu-perlu baru beli aja di warung, sekarang pun gak ada di rumah”
Universitas Sumatera Utara
Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang bapak/ibu sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa peralatan tersebut disediakan?” Informan : “Ada, lampu dan senter, baterai cadangan yang tidak ada, karena memang sering pakai lampu cas…” Interviuwer : “Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Bapak gunakan? Berapa banyak yang Bapak sediakan?” Informan : “Hp, tapi cuma 1, biasanya sama istri kalau saya ke laut…” Interviuwer : “Apakah Bapak menyimpan nomor-nomor penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat di hubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Darimana Bapak memperoleh nomor-nomor tersebut?” Informan : “Tidak ada, cuma nomor saudara aja…” Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak, apakah semua persiapan-persiapan itu perlu dilakukan?” Informan : “Gak tau juga ya, karena memang pendapatan saya pas-pasan, ya paling penting Hp, lampu atau senter aja yang perlu, karena memang dibutuhkan selalu..” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Bapak melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Hmmm…gak ada sepertinya, diskusi pun jarang, paling cuma ngomong sekali aja ya udah, informasiinformasi dari anggota keluarga juga gak ada…, persediaan peralatan di rumah juga saya beli sendiri, istri ya terima aja apa yang saya bawa….kalau mengingatkan, seringnya cuma ngingatin Hp selalu aktif, itu aja…” Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Bapak sering menyisihkan uang untuk ditabung? Mengapa? Siapa yang membantu Bapak dalam menyisihkan uang? Informan : “Jarang saya menyimpan uang, istri juga gak pernah, karena pendapatan saya pas-pasan…” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Bapak berapa?” Informan : “Gak tentu, paling sikit Rp. 25.000/hari, paling banyak sekitar Rp. 50.000…”
Informan 5 Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak yang tentang bencana gempa bumi?” Informan : “Gempa bumi itu bencana alam, dapat juga disebut musibah yang diberikan oleh Allah SWT” Interviuwer : “Apakah Bapak pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Bapak ketahui tentang itu?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa. Caranya ya keluar rumah, kemudian kalau gempanya kencang kali, lari ke luar desa, kami takut naek air laut” Interviuwer : “Darimana Bapak memperoleh informasi tersebut?” Informan : “Belajar dari pengalaman gempa bumi dan tsunami 2004” Interviuwer : “Selain dari pengalaman, apakah Bapak pernah mendapatkan informasi kesiapsiagaan bencana? Siapa yang menyampaikan? Kapan? Bagaimana informasinya? Apakah ada dilaksanakan seperti informasi yang Bapak terima?” Informan : “Iya, PMI memang sangat berjasa untuk desa ini. PMI memberikan pelatihan dengan simulasi langsung 1 kali tahun 2005. Tapi kalau pelaksanaan seperti yang disampaikan PMI, itu tidak sepenuhnya kami lakukan, karena gempa kondisinya darurat, tiba-tiba, jadi walaupun sudah diajarkan oleh PMI, pada pelaksanaanya ketika terjadi gempa, tergantung ke pribadi masing-masing juga. Kami dari perangkat desa pun tidak pernah memberikan pengumuman kepada warga kalau setelah gempa, karena tidak sempat lagi. Jadi warga masing-masing yang lari, ya lari terus, tapi ada juga yang tidak lari, masih berjaga-jaga melihat kondisi air laut. Kalau saya sendiri biasanya lari dulu, nanti kalau tenang baru balik lagi” Interviewer : “Apakah pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi Bapak?” Informan : “Iya,PMI sangat banyak membantu” Interviuwer : “Sebenarnya siapa saja yang diikutkan dalam simulasi yang dilaksanakan oleh PMI itu, karena ada warga yang tidak ikut pelatihan?” Informan : “Untuk semua warga, banyak juga yang datang, hampir 85%, kalau ada yang gak ikut mungkin berhalangan atau ada juga memang yang tidak menggubris pengumuman untuk ikut pelatihan” Interviuwer : “Kalau perangkat desa tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Kami memang tidak memberikan tanda peringatan apapun setelah gempa, karena tidak sempat lagi, paling ya informasi dari mulut ke mulut saja”
Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?” Informan : “Kalau penyuluhan resmi tentang bencana dari kami tidak ada, karena kan sudah diberikan oleh PMI, saya yakin masyarakat sudah mengetahui semua bagaimana menyelamatkan diri saat gempa, semua udah punya pengalaman masing-masing juga, saya rasa itu sudah cukup. Tapi kalau informasiinformasi mengenai air pasang atau angin, itu ada saya umumkan di mesjid, tapi mungkin ada juga yang tidak menggubris. Kalau saya dapat informasi dari kecamatan tentang hal-hal yang harus disampaikan kepada warga, itu kami beri pengumuman, tapi mungkin ada yang tidak dengar”.
Universitas Sumatera Utara
Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Bapak? Apakah pernah Bapak melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana?” Informan : “Saya pulang dulu ke rumah, jemput istri dan anak-anak kalau gempa, belum menentukan tempat khusus mau kemana, tergantung situasi. Kalau bimbingan untuk anak-anak itu istri yang menyampaikan” Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Bapak siapkan dalam rumah tangga dalam kondisi tenang seperti ini?” Informan : “Yang paling penting ya kendaraan…” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Bapak sediakan di rumah? Mengapa Bapak tidak menyediakannya? Informan : “Tidak ada, kalau perlu-perlu saya bawa keluarga ke bidan saja….di desa ini ada bidan yang memang masyarakat disini juga dan buka praktik, ada juga bidan desa tapi tidak tinggal disini, posyandu juga ada sebulan sekali, jadi ya berobat kesitu aja kalau sakit-sakit” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Bapak menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peralatan lain lagi yang Bapak siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Ada, hampir selalu ada makanan-makanan praktis dan air minum dalam aqua di rumah, karena nanti kalau perlu-perlu sudah ada di rumah, tidak harus beli-beli lagi…, sekarang pun ada” Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang Bapak sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa peralatan itu disediakan?” Informan : “Ada semua, lampu, senter, baterai selalu saya sediakan dirumah…kalau gempa kan sering mati lampu” Interviuwer : “Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Bapak gunakan? Berapa banyak yang Bapak sediakan?” Informan : “Hp, ada 2 buah, saya dan istri yang pakai, kalau anak-anak sama ibunya di rumah…” Interviuwer : “Apakah Bapak menyimpan nomor-nomor penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat dihubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Darimana Bapak memperoleh nomor-nomor tersebut? Informan : “Ada, saya menyimpan semua nomor-nomor itu, tapi di Hp saya saja, istri tidak menyimpannya, karena kalau kan sudah ada di Hp saya..” Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak, apakah semua tindakan dan persiapan-persiapan itu perlu dilakukan?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Perlu, makanya semua saya sediakan di rumah, tapi kalau kotak P3K dan obat-obat tadi ya memang gak saya siapkan karena kami sering ke bidan” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Bapak melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Oh, istri yang selalu membantu, kalau persediaan makanan, minuman, dan membimbing anak-anak itu memang istri saya yang lakukan, tapi kalau menyampaikan informasi tentang menyelamatkan diri jika gempa gak ada juga, nanti anak-anak tambah takut, karena kalau gempa mereka langsung nangis… “Lampu dan senter pun istri juga yang sering menyiapkan, bahkan kalau senter baterainya habis, kadang-kadang istri juga yang beli, atau saya yang beli, istri yang ingatkan …” Mengenai kotak P3K dan obat-obatan tadi istri gak sediakan juga, karena udah biasa berobat ke bidan aja, kalau Hp ya sering juga diingatkan agar selalu aktif, istri saya takut sekali kalau gempa…” Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Bapak sering menyisihkan uang untuk ditabung? Siapa yang membantu Bapak dalam menyisihkan uang?” Informan : “Kalau menabung kami sama-sama, saya juga menyisihkan uang, istri juga sangat membantu, sering juga istri saya menyisihkan sedikit dari uang yang saya kasih, padahal saya pikir uang yang saya kasih pas-pasan juga, tapi entahlah, istri saya bisa simpan uang…” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Bapak berapa?” Informan : “Cukup-cukuplah untuk kebutuhan rumah tangga kami…”
Informan 6 Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak tentang bencana gempa bumi? Informan : “Gempa bumi ya…bisa dibilang bencana, bisa juga dibilang musibah, kalau saya lebih setuju dikatakan musibah yang diberikan Allah SWT agar manusia menyadari perbuatannya, karena manusia sekarang sudah banyak berbuat kemungkaran…” Interviuwer : “Apakah Bapak pernah mendengar tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi? Apa yang Bapak ketahui tentang itu?” Informan : “Artinya siap menghadapi gempa. “Kalau gempa, saya gak langsung lari, berdzikir aja, apalagi kalau gempanya tidak terlalu kencang, cukup ke luar rumah aja, gak sanggup lari, saya sudah tua, badan tidak kuat lagi. Biasanya kami liat air laut dulu, kalau gak kering berarti kan gak terjadi tsunami, untuk apa lari, kalau gempa itukan dimana-mana juga gempa” Interviuwer : “Darimana Bapak memperoleh informasi tersebut? Informan : “Pengalaman saja, saya tidak pernah ikut pelatihan” Interviewer : “Mengapa Bapak tidak ikut pelatihan tersebut?”
Universitas Sumatera Utara
Informan : “Ya…saya sudah tua,gak begitu kuat lagi ” Interviuwer : “Kalau perangkat desa atau tokoh masyarakat tidak memberikan pengumuman kepada warga melalui pengeras suara setelah beberapa saat terjadi gempa, jadi sistem peringatan bencana di desa ini menggunakan apa? Informan : “Iya, pemimpin desa disini tidak memberikan peringatan apa pun setelah gempa, ya informasi dari mulut ke mulut saja sesama warga…” Interviuwer : “Jadi apa yang sudah dilakukan pemimpin desa ini mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi kepada warga? (misalnya memberi himbauan atau sekedar mengingatkan pada saat ada kegiatan-kegiatan di desa)?” Informan : “Ya tidak ada penyuluhan apa-apa dari kami, tapi kalau ada organisasi lain dari luar seperti kemarin itu PMI, atau kalau ada yang lain lagi yang datang untuk memberikan informasi yang baik kepada warga, kami sangat mendukungnya”. Interviuwer : “Bagaimana dengan diskusi dan kesepakatan mengenai bencana dalam keluarga Bapak? Apakah pernah Bapak melakukan diskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat berkumpul kalau ketika terjadi gempa anggota keluarga ada yang berada di luar rumah? Sudah ditentukan tempat yang dituju kemana? Informan : “Merencanakan tempat khusus untuk mengungsi kalau gempanya parah, kami tidak ada, mau ngungsi kemana pun, dimana-mana juga gempa, kalau naik air laut setelah gempa, ya paling kita menuju ke tempat yang tinggi. Istri dan anak-anak gak pernah juga kasih informasi tentang gempa, saya pikir masing-masing udah tau lah..” Interviuwer : “Bagaimana mengenai peralatan-peralatan yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa? Peralatan apa saja yang Bapak siapkan dalam rumah tangga dalam kondisi tenang seperti ini? Informan : “Tidak ada, ya paling kalau anak saya ya honda aja” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pertolongan pertama (kotak P3K dan obat-obatan ringan)? Apa saja yang Bapak sediakan di rumah? Mengapa tidak disediakan? Informan : “Tidak ada persediaan apa-apa untuk obat-obat, kotak P3K juga tidak ada, kalau sakit-sakit baru berobat ke puskesmas atau ya beli aja di warung secukupnya, ya tergantung kebutuhan aja” Interviuwer : “Bagaimana dengan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat (makanan praktis dan air minum dalam botol)? Apa Bapak menyediakannya di rumah? Atau apakah ada peralatan lain lagi yang Bapak siapkan selain makanan dan air minum? Informan : “Tidak ada persiapan itu dirumah, kalau perlu-perlu saja baru ke warung” Interviewer : “Bagaimana dengan alat penerangan alternatif, apa yang Bapak sediakan di rumah (lampu/senter/baterai cadangan)? Mengapa?” Informan : “Hanya lampu cas saja yang ada di rumah, senter dan baterai cadangan tidak ada, kaena sudah ada lampu cas…”
Universitas Sumatera Utara
Interviuwer : “Bagaimana dengan alat komunikasi keluarga? Apa yang Bapak gunakan? Berapa banyak yang Bapak sediakan?” Informan : “Hp, semua anggota keluarga punya Hp, karena anak-anak udah besar, ada 4 buah Hp di rumah kami…” Interviuwer : “Apakah Bapak menyimpan nomor-nomor penting seperti nomor PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, atau saudara yang kira-kira dapat di hubungi untuk kondisi darurat? Apakah seluruh anggota keluarga juga menyimpannya? Mengapa? Informan : “Tidak ada, cuma nomor-nomor saudara saja, saya rasa anak dan istri juga tidak punya nomor-nomor itu…” Interviuwer : “Bagaimana menurut Bapak, apakah semua persiapan-persiapan itu perlu dilakukan?” Informan : “Bisa perlu, bisa juga tidak, tergantung pada kebutuhan masing-masing keluarga” Interviuwer : “Siapa yang membantu (menyediakan/mengingatkan) Bapak melakukan kesiapsiagaan di rumah, baik itu diskusi keluarga, bimbingan kepada anak-anak, maupun mengenai persediaan perlengkapan tadi? Informan : “Kalau mengenai peralatan-peralatan tadi, ya memang tidak ada, baik istri maupun anak-anak tidak pernah menyiapkan atau sekedar mengingatkan…tapi kalau lampu memang saya yang siapkan sendiri…” Interviuwer : “Bagaimana dengan tabungan keluarga? Apakah Bapak sering menyisihkan uang untuk ditabung? Siapa yang membantu Bapak dalam menyisihkan uang? Informan: “Saya yang menyisihkan uang, ibu juga membantu, ibu kadang-kadang juga menyimpan sisa uang belanja kalau ada, gak dihabiskan semualah, pasti ada yang bisa disimpan tiap bulan, walaupun gak banyak…anak-anak mungkin tabungannya sendiri juga, karena mereka udah besar-besar…” Interviuwer : “Maaf kalau boleh saya bertanya, kira-kira pendapatan Bapak berapa?” Informan : “Cukup untuk kebutuhan keluarga saja, berapalah gaji pensiunan…”
Universitas Sumatera Utara