Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96
KORELASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 4 BANDA ACEH
1
Rita Novita, M.Pd 1) Dosen Pendidikan matematika STKIP Bina Bangsa Getsempana, e-mail:
[email protected]
Abstrak Matematika memilliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah untuk melatih siswa berfikir dan mengembangkan kreatifitasnya dalam memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa. Namun, bukti keterkaitan ini perlu dijabarkan secara ilmiah, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil korelasi antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan prestasi belajar siswa. Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah yang sudah valid dan reliabel. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Banda Aceh yang berjumlah 117 orang. Adapun sampel yang dipilih secara acak dalam penelitian ini berjumlah 30 orang (26% populasi). Data dikumpulkan dengan cara memberikan soal pemecahan masalah matematis yang diolah dengan menggunakan analisis statistik uji korelasi dengan α = 0,05. Hasil korelasi yang diperoleh adalah r = 0,76. Maka berdasarkan pada tabel 4.8 nilai korelasi antara kemampuan pemecahan masalah (X) dan perestasi belajar siswa (Y) berada pada kategori tinggi. Kata Kunci : Pemecahan Masalah Matematis, Perestasi Belajar Siswa, korelasi. Abstract Mathematics have important role in many aspects of life, one of which is to train students to think creatively and develop their creativity in solving problems. Problem-solving skills in mathematics learning is closely related to student achievement. However, evidence of this relationship needs to be described scientifically, so the purpose of this study was to determine the correlation between the results of mathematical problem solving skills with student achievement. One step that can be done to achieve that goal is to provide problem-solving questions that are valid and reliable. This research use correlation reserch with 117 students of class VIII SMP Negeri 4 Banda Aceh as population. The randomly selected sample in this study amounted to 35 people. Data collected by providing problemssolvingmathematicaltaskswere processed using statistical analysis correlation test with α = 0.05. Results of the researchwas obtained r = 0.76 that mean the correlation values between problem-solving ability (X) and student achievement (Y) is in the high category. Keywords: Mathematical Problem Solving, student achievement, correlation.
86
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 1.
PENDAHULUAN
Matematika pelajaran
merupakan yang
mata
menarik
untuk
siswa
dalam
berhitung
sangat
mempengaruhi
pemikiran
siswa
dibahas dan selalu menjadi sorotan
dalam
dan
Sedangkan
perhatian
karena
rendahnya
memandang
matematika.
kualitas
pendidikan
prestasi belajar matematika yang
maupun cara pengajaran yang baik
diperoleh mulai
mengacu
dari
pendidikan
kepada
suatu
proses
sekolah dasar hingga menengah.
pemikiran dan kemampuan siswa
Khususnya pada tingkat SMA nilai
dalam memecahkan masalah di masa
yang diperoleh dari hasil Ujian
yang akan datang.
Nasional
matematika
tahun
Pemecahan masalah dalam
2012/2013 lebih rendah dari pada
pembelajaran
nilai ujian lain, yaitu sebesar 56,96
diartikan
sedangkan
berbagai
mata
pelajaran
lain
matematika sebagai
konsep,
dapat
penggunaan prinsip,
dan
sebesar 71,50 dan 64,93 (Badan
keterampilan matematika yang telah
Penelitian
Dan
atau yang sedang dipelajari untuk
Penelitian,
lembaga
Pengembangan pendidikan
menyelesaikan soal rutin dan soal
2013). Rendahnya prestasi belajar
non rutin (Aisyah, 2007). Soal rutin
matematika khususnya pada siswa
adalah soal latihan biasa yang dapat
SMU dipengaruhi oleh berbagai
diselesaikan dengan prosedur yang
faktor.
dipelajari di kelas. Soal jenis ini Metode
yang
banyak terdapat dalam buku ajar dan
monoton ataupun cara penyampaian
dimaksudkan hanya untuk melatih
guru pada saat memberikan materi di
siswa menggunakan prosedur yang
kelas mempengaruhi prestasi belajar
sedang dipelajari di kelas. Sedangkan
maupun cara belajar siswa. Selain itu
soal non rutin adalah soal yang untuk
pola pengajaran matematika di dalam
menyelesaikannya
kelas
pemikiran
lebih
pengajaran
ditekankan
kepada
lebih
diperlukan lanjut
karena
hafalan atau kecepatan berhitung
prosedurnya tidak sejelas atau tidak
seorang
siswa.
sama
hafalan
yang
Penekanan diterapkan
pada
dengan
prosedur
yang
kepada
dipelajari di kelas. Soal non rutin ini
siswa dan juga keharusan kecepatan
menyajikan situasi baru yang belum
87
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 pernah
dijumpai
sebelumnya
oleh
siswa
(Aisyah,
2007).
mengatahui
kemajuan-kemajuan
yang telah dicapainya dalam belajar.
Kemampuan memecahkan masalah
Keterkaitan
antara
didefinisikan sebagai kemampuan
kemampuan
individu
untuk
matematis dan perestasi belajar siswa
gangguan
atau
menghilangkan hambatan
dalam
mencapai tujuan (Hidayat, 1998).
bahwa
memecahkan
masalah
suatu
proses
kemampuan merupakan
sangat erat kaitannya, pada dasarnya
menjawab
soal
yang
diberikan
kepada mereka disini mereka tentu akan
berusaha
untuk
dapat
yang
menyelesaikan soal tersebut namu,
berkelanjutan dan bukan merupakan
semua itu sangat tergantung kepada
kegiatan yang tejadi hanya sesaat,
baik
kemampuan tersebut perlu upaya
pemecahan masalah yang mereka
belajar
miliki.
dan
kegiatan
masalah
dapat kita lihat ketika siswa sedang
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
pemecahan
latihan-latihan.
atau
tidaknya
Penelitian
kemampuan
ini
dilakukan
Kemampuan memecahkan masalah
berdasarkan
dalam pembelajaran matematika pun
dirumuskan
sangat berkaitan dengan prestasi
penelitian Apakah terdapat korelasi
belajar siswa, apabilah kemampuan
antara
pemecahan masalah seorang siswa
masalah matematis dengan prestasi
baik maka hasil prestasi yang didapat
belajar siswa kelas VIII-1 SMP?
juga akan baik maka dari itu prestasi
Kemampuan Pemecahan Masalah
belajar
Matematis.
sangat
kemampuan siswa.
pemecahan
Menurut
Murjono,
tergantung
1996,
pada
masalah
(Wirawan h.178)
dan
prestasi
masalah dalam
kemampuan
Kemampuan masalah kemampuan
yang pertanyaan
pemecahan
pemecahan
matematis
adalah
siswa
dalam
belajar adalah hasil yang dicapai
menyelesaikan soal-soal tidak rutin
seorang
usaha
atau melibatkan proses suatu tugas
belajarnya sebagaimana dicantumkan
yang metode pemecahanya belum
di dalam nilai rapornya. Melalui
diketahui lebih dahulu. Kemampuan
prestasi belajar seorang siswa dapat
pemecahan masalah sangat penting
siswa
dalam
bagi seorang siswa untuk memahami
88
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 permasalahan
dalam
matematika.
Mengapa
demikian?
pemecahan
masalah
Karna (problem
membuat tabel, menyederhanakan masalah, mencoba-coba, melakukan eksperimen,
memeragakan
solving) sendiri adalah keterampilan
(memerankan)
dasar yang menantang dan satu-
dari belakang, menulis persamaan,
satunya yang paling penting dalam
menggunakan
deduksi.
matematika,
menyelesaikan
suatu
Krulik
dan
Reys,
(1990).
masalah,
bergerak
Untuk masalah,
strategi pemecahan masalah seperti Setelah
pemecahan
siswa
memahami
tersebut diatas mungkin digunakan
masalah
kemudian
secara sendiri-sendiri, namun dapat
mereka dikondisikan untuk memilih pengalaman
untuk
pula secara kombinasi.
menerapkan
Dalam hal ini yang paling
berbagai macam strategi pemecahan
penting dalam pemecahkan masalah
masalah. Pengalaman itu diawali
adalah
dengan memilih atau menentukan
pemecahan masalah yang suda dibuat
strategi
masalah
atau dipikirkan. Sering kali selama
sebagai rencana untuk memecahkan
proses pemecahan masalah siswa
masalah. Menurut Lenchnert (1983),
dihadapkan pada proses perhitungan
ketika siswa anda telah memahami
aritmatika. Bila siswa mengalami
masalah
yang
hambatan dalam hal itu, maka proses
mereka
selanjutnya
memecahkan
dihadapi,
saatnya
memutuskan
melaksanakan
pembelajaran
perlu
rencana
dikondisikan
rencana aksi untuk menindaklanjuti
bantuan dengan mudah diperole
pemecahan masalah. Mereka harus
siswa baik dari guru atau siswa lain.
memili strategi pemecahan masalah
Pada tahap ini iswa perlu mengecek
yang masuk akal. Strategi yang tepat
langkah
untuk
pemecahan masalah, apakah masing-
memecahkan
matematika
cukup
masalah
banyak
dan
masing
demi
langkah
langkah
suda
proses
benar.
bervariasi, tetapi berikut ini beberapa
Melaksanakan rencana pemecahan
diantaranya
banyak
masalah sering dikacaukan dengan
digunakan antara lain: membuat
rencana itu sendiri. Perbedaanya
gambar atau diagram, membuat pola,
adalah bahwa dalam melaksanakan
membuat daftar yang terorganisasi,
rencana pemecahan masalah orang
yang
paling
89
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 mengeset pensil ke kertas, dan
c. Mengidentifikasikan
mengimplementasikan strategi yang
subsistem-subsistem
telah
perusahaan
direncanakan
untuk
memperoleh jawaban masalah. Kemampuan
2. Usaha Definisi
pemecahan
Usaha
masalah matematis dalam penelitian
pertama-tama
ini mencakup beberapa aspek: (1)
suatu masalah ada atau akan ada
membuat model matematis dari suatu
(identifikasi masalah) dan kemudian
situasi atau masalah sehari-hari, (2)
cukup
memilih dan menerapkan strategi
mencari
yang cocok, (3) menjelaskan dan
masalah). Usaha definisi mencakup
menafsirkan solusi sesuai dengan
dua langkah yaitu :
masalah
asal.
Kemampuan
dikembangkan
mencakup
menyadari
mempelajarinya solusi
bahwa
untuk
(pemahaman
a. Bergerak dari tingkat sistem
pemecahan masalah dalam penelitian ini
definisi
ke subsistem
melalui
b. Menganalisis
pembelajaran berbasis masalah.
bagian-bagian
sistem dalam sustu urutan
Tahap dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga
tertentu 3. Usaha Pemecahan
jenis usaha yang harus dilakukan
Usaha pemecahan meliputi
oleh manajer yaitu usaha persiapan,
pertimbangan
usaha
yang layak (feasible), pemilihan
definisi,
dan
usaha
solusi/pemecahan.
berbagai
alternatif
alternatif terbaik, dan penerapannya.
1. Usaha Persiapan Tiga langkah persiapan tidak
Prestasi Belajar Siswa.
harus dilaksanakan secara berurutan, karena
ketiganya
bersama-sama
Pengertian prestasi menurut Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
menghasilkan kerangka pikir yang
adalah hasil yang yang telah dicapai
diinginkan untuk mengenai masalah.
dari apa yang telah dilakukan atau
Ketiga masalah itu terdiri dari:
dikerjakan. Sedangkan pengertian
a. Memandang
perusahaan
sebagai suatu sistem b. Mengenal sistem lingkungan
belajar menurut (Purwanto, 1990: 85)
mengatakan
bahwa
belajar
adalah tingkah laku seseorang yang
90
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 terjadi sebagai hasil latihan atau
evaluasi
pengalaman yang telah dilalui, jadi
tentang
belajar akan membawa perubahan-
prestasi belajar siswa.
perubahan pada individu baik fisik
dapat tinggi
memperlihatkan atau
rendahnya
Faktor yang mempengaruhi
maupun psikis, perubahan tersebut
prestasi
akan nampak tidak hanya berkaitan
2008: 2) menyatakan bahwa secara
dengan
aspek
pengetahuan
saja,
singkat, terdapat dua faktor, yaitu
tetapi
juga
berkaitan
dengan
faktor intern dan faktor ekstern.
dan
Faktor intern adalah faktor yang
percakapan,
keterampilan
sikapnya.
belajar
menurut(Slameto,
berasal dari dalam diri siswa itu
Berdasarkan
beberapa
sendiri, sedangkan faktor ekstern
pengertian di atas, maka dapat
adalah faktor yang berasal dari luar
diartikan
diri
bahwa
prestasi
belajar
siswa.
Faktor
intern
siswa adalah hasil yang dicapai atau
mempengaruhi
diperoleh oleh siswa yang berupa
adalah kematangan fisik dan mental,
pengetahuan, keterampilan dan sikap
kecerdasan,
berkat pengalaman dan latihan yang
keterampilan, minat dan motivasi
telah dilalui oleh individu. Prestasi
serta faktor karakteristik pribadi.
belajar dikatakan sempurna apabila
Secara terperinci dapat dijelaskan
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,
sebagai berikut :
affektif dan psikomotor, sebaliknya
1.
dikatakan
belajar
pengetahuan
dan
Faktor Intern.
kurang
a. Faktor jasmaniah baik yang
memuaskan jika seseorang belum
baik yang bersifat bawaan
mampu
memenuhi
maupun
ketiga
kriteria
belajar
seseorang
tingkat
prestasi
prestasi
yang
target
dalam
yang
diperoleh.
tersebut.Prestasi
Yang termasuk faktor ini
sesuai
meliputi:
keberhasilan
dengan dalam
mempelajari sesuatu materi pelajaran
penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dll.
biasanya dinyatakan dalam bentuk
b. Faktor psikologis baik yang
nilai atau raport setiap bidang studi.
bersifat bawaan maupun yang
Prestasi belajar siswa dapat diketahui
diperoleh, terdiri atas:
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
91
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 Faktor
intelektif
yang
Tujuan
meliputi: faktor potensial yaitu
kecerdasan,
bakat
dan factor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. Faktor non intelektif yaitu: unsur-unsur tertentu
kepribadian
seperti
ini
adalah
korelasi
“Untuk antara
pemecahan
mengetahui kemampuan
masalah
matematis
dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Banda Aceh”.
sikap,
kebiasaan,
minat,
kebutuhan,
motovasi,
2.METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah
emosi, menyesuaikan diri,
penelitian
kuantitatif.
Metode
kesabaran, dan kecemasan.
penelitian
kuantitatif
adalah
Faktor kematangan fisik
metodologi
penelitian
yang
berlandaskan
pada
filsafat
Faktor Ekstern
positivisme,
digunakan
untuk
a. Faktor sosial yang terdiri dari
meneliti pada populasi atau sampel
maupun psikis. 2.
Adapun tujuan dari penelitian
dan
tertentu dan untuk menguji hipotesis
orang tua, lingkungan sekolah
yang telah ditetapkan. Penelitian
dan
kuantitatif
lingkungan
keluarga
guru,
lingkungan
umumnya
merupakan
masyarakat, dan lingkungan
penelitian yang memiliki jumlah
kelompok.
dalam penelitiannya. Banyak-sedikit
b. Faktor budaya seperti adat
atau besar-kecil yang dijabarkan
istiadat, ilmu pengetahuan,
dalam bentuk angka-angka yang
teknologi, dan kesenian.
merupakan bagian yang utama dari
c. Faktor seperti
lingkungan fasilitas
fisik rumah,
fasilitas belajar, dan iklim. d. Factor lingkungan atau keamanan.
spiritual
sebuah Penelitian
penelitian kuantitatif
kuantitatif. umumnya
merupakan penelitian yang memiliki jumlah dalam penelitiannya. Banyaksedikit
atau
besar-kecil
yang
dijabarkan dalam bentuk angkaangka yang merupakan bagian yang
92
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 utama
dari
sebuah
penelitian
kuantitatif. Tehnik pengumpulan data
taskhasil pengembangan Novita dan Fitriati (2014)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan
sifatnya
yang
tergantung
pada
pengumpulan data primer yaitu tes
penelitian
kuantitatif
dan nilai rapot matematika, tes yang
metermatis. Penelitian ini dilakukan
diberikan dinamakan dengan tes soal
di SMP Negeri 4 Banda Aceh tahun
pemecahan masalah matematis untuk
ajaran 2013/2014.
mengetahui
yang
menjadi populasi dalam penelitian ini
dimiliki oleh siswa dalam pemecahan
adalah seluruh siswa SMP Negeri 4
masalah matematis. Soal pemecahan
Banda Aceh yang berjumlah 117.
masalah
tersebut
Sedangkan sampel dalam penelitian
merupakan soal hasil pengembangan
ini diambil secara acak dari setiap
yang sudah valid dan reliabel yang
kelas
melalui proses ilmiah, adapun soal
siswaSMP Negeri 4 Banda Aceh.
kemampuan
matematika
metode
Karena
VIII
jumlah
data,
sangatlah
Adapun yang
sebanyak
30
orang
Tabel 1. Rubrik Peneilaian Kemampuan Pemecahan Masalah
itu adalah soal hasil pengembangan soal pemecahan masalah likePISA oleh Novita (2012) dan soal Ries
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data pada kemampuan pemecahan
93
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 masalah dan perestasi belajar siswa
masalah sangat berperan dalam hasil
kelas VIII SMP Negeri 4 Banda
perestasi belajar matematis.
Aceh dengan menggunakan rubrik
Hal ini berarti bahwa siswa
penilaian seperti pada Tabel 1 dapat
yang memiliki prestasi baik dalam
kita lihat bahwa terdapat korelasi
hasil belajarnya juga akan memiliki
antara
kemampuan
kemampuan
pemecahan
pemecahan
masalah
masalah matematis dengan perestasi
yang baik dalam hal menyelesaikan
belajar mereka. Hal ini dapat dilihat
masalah-masalah
yang
pada hasil korelasi yang dianalisis
kepada
demikian
secara
dengan
sebaliknya. Sedangkan siswa yang
menggunakan uji korelasi pada taraf
kurang pada kemampuan pemecahan
signifikan α = 0,05 dengan dk = 28
masalahnya akan memperoleh hasil
hal ini berarti bahwa thitung> ttabel
belajarnya.
alternatif (H0) ditolak dan (H1)
Aunurrahman, 2003:38) menyatakan
diterima. Dari hasil tersebut dapat
bahwa “Ada tiga ranah (domain)
diperoleh kesimpulan bahwa “ ada
hasil belajar, yaitu kognitif, afektif,
korelasi
dan
statistik
yaitu
mereka,
diberikan juga
diperoleh thitung = 9,51 dan ttabel 2,05
yang kurang juga pada perestasi
yaitu 9,51 > 2,05, sehingga hipotesis
Menurut Bloom, dkk (dalam
antara
pemecahan
masalah
kemampuan matematis
dengan perestasi belajar siswa”.
psikomotori”.
Hasil
belajar
adalah kemampuan yang dimiliki sebagai akibat perbuatan dan dapat
Hasil korelasi yang diperoleh
diamati melalui penampilan siswa.
berdasarkan perhitungan adalah r =
Dengan kata lain hasil belajar adalah
0,76. Maka berdasarkan pada tabel
tingkat penguasaan yang dicapai
4.8 terlihat bahwa nilai korelasi
oleh siswa dalam mengikuti program
antara
pemecahan
pembelajaran sesuai dengan tujuan
masalah (X) dan perestasi belajar
pendidikan yang diterapkan. Hasil
siswa (Y) berada pada katagori
yang dicapai dapat berupa ranah
tinggi.
kognitif
kemampuan
Hal
tersebut
merupakan
(pengetahuan),
afektif
kemampuan
(sikap), psikomotor (keterampilan),
pemecahan masalah siswa tergolong
yang semuanya tergambar dalam
kuat, artinya kemampuan pemecahan
hasil belajar.
bahwa
variabel
94
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 Dalam penelitian ini korelasi
antara
kemampuan
guru. Dengan hal demikian bisa
pemecahan
menambah hasil perestasi yang akan
masalah dengan perestasi belajar
mereka dapat hingga lebih baik.
juga
Seperti
membawa
ranah
siswa
kognitif
mencapai
(pengetahuan),
dijelaskan
Aunurrahman
(2003:28) bahwa, dalam aktivitas
psikomotor (keterampilan). Dalam
kehidupan
manusia
sehari-hari
pelaksanaan penelitian ini bisa kita
hampir tidak pernah dapat terlepas
lihat bahwa kemampuan pemecahan
dari kegiatan belajar, baik ketika
masalah matematis siswa juga sangat
seseorang
berpengaruh terhadap perestasi yang
sendiri,
akan mereka dapat, oleh karena itu
kelompok tertentu.
melaksanakan maupun
aktivitas
didalam
suatu
untuk mendapat hasil perestasi yang lebih baik siswalebih banyak lagi mendapatkan pengetahuan tentang
4.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian
pemecahan masalah dan dorongan dari guru agar supaya siswa bisa
dan
lebih
kemampuan
termotifasi
sehingga
untuk
kemampuan
belajar
pemecahan
hasil
analisis
data
tentang
pemecahan
masalah
dengan perestasi belajar siswa sesuai
masalah matematis merakan akan
dengan
lebih baik lagi danmerekapun akan
diperoleh thitung = 9,51 dan harga ttabel
lebih
proses
= 2,05 ini berarti t berada di daerah
semua
penolakan H0, sehingga H1 dapat
mereka akan berpikir tentang materi
diterima pada taraf signifikan α =
yang akan mereka pelajari.
0,05. Berdasarkan hal yang demikian
aktif
dalam
pembelajarannya
karena
Jadi, sekarang ini memang sangat
dibutuhkan
pembelajaran
baru
metode yang
bisa
dapat korelasi
pengujian
disimpulkan atau
kemampuan
hipotesis,
bahwa
hubungan
pemecahan
ada antara
masalah
membuat kemampuan pemecahan
matematis dengan perestasi belajar
masalah siswa lebih bisa memahami
yang didapat oleh siswa.
dan mendalami pelajaran khususnya kemampuan
pemecahan
5.REFERENSI
masalah
matematis yang disampaikan oleh
95
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hlm 86-96 Aisyah, N. (2007). Pengembangan Pembelajaran
Krulik, dan Reys, (1990). Problem
Matematika
Solving
in
SD : Program Peningkatan
Mathematics.
Kualifikasi
NCTM.
Akademik
S1
PGSD Melalui Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berbasis
solving
Aunurrahman. dan
Robert
Badan
Harris
Sumadi Dan
Pengembangan Pendidikan (2007). Panduan Kebijakan
didalam
Suryabrata.
Mengajar.
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Motivasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Konsep Diri Kemandirian.
Tesis
(Tidak
Diterbitkan).
Yogyakarta
:
Fakultas
Psikologi Universitas Gajah
Belajar
Jakarta.
PT.
Rajawali Pers. Slameto. (2008: 2). Belajar dan faktor-faktor
Hidayat, W. S. (1998). Pelatihan
&
Penelitin.
Sardiman, A. M (2009: 46). Interaksi
Naional
Mutu Pendidikan. Jakarta :
83).
Rajawali. Jakarta.
dan
Perbikan
situs
(1983:
Metodologi
Pemanfaatan Hasil Ujian Untuk
york:
4 Maret 2010).
Pembelajaran.
Penelitian
New
www.vitualsalt.com(diakses
Belajar
Bandung: Alfabeta.
scohool
glenwood publication inc.
Departemen
(2003:28).
in
mathematics.
Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Nasional.
Virginia.
Leachner, 1983. Kreative problem
ICT (Bahan ajar cetak).
Tinggi
School
yang
mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wirawan
dan
Murjono,
prestasi
(1996) belajar.
http://dwb.unl.edu/Book/CH 09/Chapter09w.html. Diakses 6 Juni 2007.
Mada.
96