KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA Yudin Taqyudin dan Rulli Nasrullah
Abstrak Berita tidak sekadar merupakan realitas dari peristiwa yang ada di lapangan dan dilaporkan oleh wartawan dan media. Dalam pandangan teori framing dijelaskan bahwa apa yang disajikan di media massa telah melalui proses seleksi terhadap data serta fakta yang dilakukan sesuai dengan ideologi media tersebut. Kontrovesi penyelenggaraan Miss World 2013 yang diberitakan oleh Republika merupakan objek penelitian dalam tulisan ini yang dianalisis dengan menggunakan perangkat framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasilnya menunjukkan bahwa teks berita bisa menunjukkan ideologi apa yang ada di media tersebut.
Kata Kunci: miss world, framing, media massa, Islam A. Pendahuluan
menyajikan
perspektifnya.
Berita seputar penyelenggaraan
menganggap
berita tersebut disajikan sebuah media
mayoritas
ketimuran,
juga
dengan akan
perbedaan.
Media
massa
berideologi
agama
pun
akan
yang
dianggap
hanya
sebagai
dengan apa adanya tanpa adanya motif atau kepentingan di dalamnya.
menghadapi yang
apa
medium yang memberitakan peristiwa
budaya
massa
bahwa
realitas yang ada di lapangan. Media
beragama
banyak menuai kontoversi. Bahkan dihadapkan
khalayak
realita yang terjadi atau cermin dari
negara
Islam, kontes tersebut tentu lebih
bila
dengan
diberitakan media massa merupakan
massa yang memiliki kecenderungan
berpenduduk
terbukti
Kebanyakan
menarik perhatian, terutama ketika
Sebagai
berdasarkan
diberitakan Republika secara intensif.
diselenggarakan di Indonesia cukup
agama.
Ini
itu
pemberitaan gelaran Miss World yang
kontes Miss World 2013 yang akan
ideologi
berita
Akan tetapi, pada dasarnya media adalah saluran yang dimanfaatkan untuk
﴾ 1 ﴿
mengendalikan
arah
dan
memberikan
dorongan
terhadap
untuk mengetahui bagaimana suatu
perubahan sosial bahkan oleh pelaku
peristiwa atau realitas dibingkai oleh
media itu sendiri entah untuk karena
media
dasar
realitas
eonomi, sosial, politik,
dan
(Eriyanto,
2005:3).
sosial
Di
sini
dimaknai
dan
sebagainya (lihat McQuail, 1996:35;
dikonstruksi dengan makna tertentu,
Moscow, 1996/2009; Albarran, 1996).
peristiwa dipahami dengan bentukan
Framing digunakan untuk melihat
tertentu. Melalui penelitian ini, peneliti
bagaimana media membingkai sebuah
merasa perlu untuk mengkaji lebih
peristiwa (Kriyantono, 2006:251-252).
lanjut karakter pemberitaan tentang
Dalam
penyelenggaraan Miss World 2013 di
melakukan
pembingkaian
tentunya secara teks media akan
Indonesia
pada
memilih sudut pandang mana yang
dilihat
ingin digunakan sekaligus ditampilkan
masalah
terhadap realitas di lapangan yang
disampaikan.
dari
harian
proses
pada
Republika,
pembingkaian
berita-berita
yang
menjadi realitas media. Karena itu B. Metodologi
ketika melakukan framing ada yang terbuang dan ada yang tampak dalam
Dengan
teks yang disajikan (lihat Birowo (ed.),
data
maka
penelitian ini menampilkan temuan
2004).
tentang letak perbedaan teks berita
Kontroversi
yang
mengiringi
yang disajikan dan menafsirkan hasil
rencana penyelenggaraan kontes Miss World
analisis
2013
merupakan
di
Indonesia
realitas
yang
temuan berdasarkan model analisis
itu
framing yang diterapkan, yakni model
bisa
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
diberitakan oleh media. Penolakan
(lihat
demi penolakan mulai dari organisasi keagamaan,
membagi
organisasi
kemahasiswaan, individu-individu
sampai muncul
pada
untuk
seiring
mengangkat
media
kontrroversi
tersebut.
struktur
Model
analisis
melihat
menyusun
cara
berita
penempatan
Berdasarkan realitas ini tulisan ini bagaimana
2005).
ini
menjadi
empat bagian, yakni unsur sintaksis
persiapan perhelatan dunia itu di Bali.
mengupas
Eriyanto,
wartawan
mulai
headline
dari
merupakan
berita yang dijadikan topik utama oleh media, penulisan teras berita, latar informasi,
Analisis framing secara sederhana
kutipan,
sampai
pada
pemilihan sumber. Kemudian unsur
dapat digambarkan sebagai analisis
skrip
﴾ 2 ﴿
di
mana
unsur
ini
melihat
bagaimana
cara
mengisahkan
fakta.
wartawan Struktur
fakta)
skrip
memfokuskan perangkat framing pada
Tematik
3. Detail
Paragraf,
(Cara
4. Koherensi
proposisi,
wartawan
5. Bentuk
kalimat
kelengkapan berita: What (apa), When
menulis
(kapan),
fakta)
Who
(siapa),
Where
(di
kalimat
hubungan
6. Kata ganti
antar kalimat
mana), Why (mengapa), dan How (bagaimana). Unsur tematik adalah cara wartawan menulis fakta. Struktur
Retoris
7. Leksikon
Kata, idiom,
(Cara
8. Grafis
gambar/
wartawan
9. Metafora
foto, grafik
tematik mempunyai perangkat framing
menekankan
antara lain maksud dan hubungan
fakta)
kalimat, koherensi, hingga detail dan C. Hasil Penelitian
bentuk kalimat. Terakhir adalah unsur retoris yakni untuk melihat bagaimana
Harian Republika pada 13 April
cara wartawan menekankan fakta.
2013 halaman 11 mengangkat berita
Struktur retoris mempunyai perangkat
tentang
adanya
alasan
mendasar
framing seperti leksikon atau pilihan
kenapa
Miss
World
memicu
kata, grafis dan metafora. Ke empat
penolakan.
Republika
kembali
unsur tersebut digamabrkan berikut ini:
mengangkat
bahasan
tentang
penyelenggaraan Miss World. Meski di Tabel 1 Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki STRUKTUR
PERANGKAT
UNIT
FRAMING
YANG
halaman belakang, berita dengan judul „Esensi Miss World Picu Penolakan‟, masih
penggiringan
(Cara
1. Skema berita
Headline, lead,
kritik opini
dan seakan
upaya acara
tersebut mesti ditolak. Dalam berita itu
DIAMATI Sintaksis
berisi
disebutkan bahwa ajang Miss World
latar
ditolak karena esensinya lebih banyak
wartawan
informasi,
menyusun
kutipan,
fakta)
sumber,
kemampuan
pernyataan,
penilaian dalam kontes seperti itu
penutup.
sebatas kecantikan, kecerdasan, atau
Skrip (Cara
2. Kelengkapan
mengabaikan
5W + 1H
sisi
bakat
perempuan.
dan Apalagi
bahkan bentuk tubuh (lihat Gambar 1).
Berita
wartawan mengisahkan
﴾ 3 ﴿
eksploitasi
oleh
mesin
kapitalisme. b. Lead Dari sisi sintaksis peneliti menilai bahwa berita tersebut hendak menyampaikan tentang masih
terjadinya
penolakan
terhadap rencana pelaksanaan Miss World di Indonesia. Ini terlihat pada paragraf berikut: JAKARTA -- Penolakan terhadap rencana akan dihelatnya kontes kecantikan Miss World di Bogor terus berlanjut. Persoalan utama yang menjadi dasar penolakan ini adalah adanya perbedaan Berikut adalah ulasan tentang
standar bagaimana memandang
framing yang digunakan Republika:
perempuan.
1. Sintaksis
Melalui lead di atas peneliti
a. Headline Esensi
melihat bahwa wartawan harian Miss
World
Picu
Republika menegaskan kembali
Penolakan Secara
bahwa pelaksanaan Miss World sintaksis,
berita
di
Indonesia
masih
menuai
tersebut berisi alasan mendasar
penolakan. Bahkan pada berita
yang menjadi pemicu penolakan
di atas ditegaskan mengenai
terhadap penyelenggaraan Miss
alas an mendasar penolakan
World. Judul tersebut merupakan
tersebut,
kutipan dari pernyataan Ketua
perbedaan standar bagaimana
PP
memandang perempuan.
Muhammadiyah
Yunahar
Ilyas yang menilai esensi kontes kecantikan melombakan
itu
adanya
Lead yang dipakai pada
adalah
perempuan
yakni
pemberitaan ini termasuk dalam
dan
jenis statement lead (teras berita
kontes tersebut sebagai bentuk
pernyataan).
﴾ 4 ﴿
Seperti
yang
tertulis, yaitu pernyataan adanya
informasi oleh harian Republika
penolakan
adalah
terhadap
penyelenggaraan Adapun
Miss
berdasarkan
rencana World.
alasan
kenapa
penyelenggaraan Miss World di
5W+1H
Indonesia
menuai
penolakan.
nya menggunakan lead what
Alasan penolakan itu karena
yang menonjolkan peristiwa yang
esensi dari pelaksanaan Miss
sedang dibahas.
World
dinilai
mengabaikan c. Latar
lebih sisi
banyak
bakat
dan
kemampuan perempuan. Selain Dari
wacana
informasinya
latar
itu,
peneliti
untuk
mendukung
tersebut, dikutip pula pernyataan
menemukan teks berita yang
Ketua
berbunyi:
Yunahar
Ilyas bahwa
Ajang
itu
latar
PP
Muhammadiyah yang
ditolak
karena
menyebutkan
esensinya
lebih
banyak
seperti itu tidak pantas di tengah
mengabaikan
sisi
bakat
dan
kontes
masyarakat Muslim.
kemampuan perempuan. Apalagi
Harian
Republika
penilaian dalam kontes seperti
memaknai pernyataan Ketua PP
itu
kecantikan,
Muhammadiyah Yunahar Ilyas
kecerdasan, atau bahkan bentuk
itu sebagai alasan mendasar
tubuh…..
kenapa penyelenggaraan Miss
sebatas Menurut
Ketua
PP
Muhammadiyah Yunahar Ilyas,
World
kontes seperti itu tidak pantas
penolakan. Latar informasi ini
dilakukan di tengah masyarakat
pula selaras dengan judul yang
Muslim. Kontes kecantikan apa
diangkat.
Pada
pun
tersebut
peneliti
bentuknya
perempuan
yang tidak
menilai layak
di
Indonesia
menuai
tubuh
berita
menemukan
kalimat berita yang bertuliskan:
dilakukan. “Penolakan ini bukan
Pangkal
penolakan
soal bikini saja, tapi melombakan
kontes
tersebut,
perempuan tidak pantas,” kata
bukan semata karena persoalan
Yunahar, Jumat (12/4).
bikini. Masalah esensial yang
terhadap dinilainya,
memicu penentangan tersebut Dari kutipan berita tersebut
telah
penekanan yang dijadikan latar
menjadikan
perempuan
sebagai objek. Meskipun dengan
﴾ 5 ﴿
dalih kecantikan luar dan dalam,
terhadap pernyelenggaraan Miss
menurut
dia,
World
tersebut
tetap
argumentasi tidak
sesuai
Penggalan berita di atas harian
sebagai
Republika
upaya
pernyataan
harian
dengan
mengutip
Ketua
PP
pernyataan
Muhammadiyah
Yunahar Ilyas yang tertulis: “Penolakan ini bukan soal bikini
penegasan
sebelumnya
Indonesia,
Republika menyusun berita ini
dengan masyarakat Indonesia.
dimaknai
di
yang
saja,
tapi
melombakan
menilai bahwa inti dari alasan
perempuan tidak pantas,” kata
penolakan
Yunahar,
terhadap
penyelenggaraan yang
sebagai
objek
Paragraf
tersebut
pernyataan
dari
“Perempuan dieksploitasi oleh
perempuan
mesin kapitalisme dan mereka tidak
penilaian. merupakan kutipan
sadar,”
kata
Yunahar
menambahkan.
juru
bicara Hisbut Tahrir Indonesia
Selain itu adapula kutipan
(HTI) Ismail Yusanto.
langsung dari Juru Bicara Hisbut
Bila dtelusuri lebih jauh
Tahrir Indonesia (HTI) Ismail
pada penggalan berita ini, ada
Yusanto yang tertulis:
paya
“Itu
untuk
(12/4)….
World
Miss
menjadikan
Jumat
menyudutkan
adalah
kemungkaran
penyelenggaraan Miss World di
terbesar dari ajang seperti ini,”
Indonesia
tutur
alasan,
dengan di
berbagai
antaranya
karena
kontes
sejagad
itu
adalah
Terlebih,
Yusanto
menambahkan,
kecantikan
lebih
dia.
penyelenggaraan ini diadakan di
menilai
provinsi
yang
dikenal sangat
perempuan sebagai objek yang
religius. Selain itu, pemimpin
mengutamakan
pemerintahan Jawa Barat adalah
dari
sisi
kecantikan serta tidak sesuainya
sosok
dengan
terhadap Islam.
tradisi
masyarakat
yang
dikenal
paham
Indonesia. Penggalan berita tersebut d. Kutipan Untuk
memperlihatkan melengkapi berita
ormas,
yang menampakkan penolakan
dan
﴾ 6 ﴿
yakni HTI
bahwa
dua
Muhammadiyah menolak
penyelenggaraan Miss World di
Yunahar Ilyas dan Juru Bicara
Indonesia
Hisbut Tahrir yang menyatakan
karena
alasan
mendasar, yaitu karena kontes
bahwa
sejagad
sekedar
tersebut
perempuan
menjadikan
sebagai
objek
Miss
penampilan
perempuan,
penilaian.
World
kontes
bukan fisik
melainkan esensi tersebut
yang
memperlombakan perempuan. e.
Pernyataan 2. Skrip
Untuk mmelihat bagaimana haran
Republika
pernyataan
dari
memorsikan
Dari wacana analisis skripnya
narasumber,
sudah cukup jelas pemaparan dari
bisa dilihat pada bentuk berita
wartawan
yang ditulis sebagai berikut:
5W+1H. Sehingga akan membuat
Menurut
Ketua
PP
pembaca
perihal
kelengkapan
merasa
menemukan
Muhammadiyah Yunahar Ilyas,
kelengkapan
informasi
kontes seperti itu tidak pantas
memahami berita tersebut.
dalam
dilakukan di tengah masyarakat 3. Tematik
Muslim. Kontes kecantikan apa pun
bentuknya
perempuan
yang tidak
a. Detail
menilai layak
Dilihat
dai
frame
dilakukan….. Juru Bicara Hisbut
tematiknya peneliti mengamati
Tahrir Indonesia (HTI) Ismail
dari elemen wacana detail dan
Yusanto
ajang
maksud kalmat serta koherensi
hanya
antar paragraph dari detal berita
Miss
menganggap
World
ini
tidak
bertentangan dengan Islam, tapi
tersebut
juga
pada teks berikut ini:
tidak
sesuai
dengan
Pancasila.
seperti
Menurut
yang
Ketua
terlihat
PP
Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Dari dalam
kutipan
teks
pernyataan
berita
kontes seperti itu tidak pantas
peneliti
dilakukan di tengah masyarakat
kesimpulan
Muslim. Kontes kecantikan apa
mengambil
sebah
bahwa
pernyataan
itu
pun
bentuknya
yang
menunjukkan adanya penolakan
perempuan
dari Ketua PP Muhammadiyah
dilakukan. “Penolakan ini bukan
﴾ 7 ﴿
tidak
menilai layak
soal bikini saja, tapi melombakan
tersebut
tetap
tidak
sesuai
perempuan tidak pantas,” kata
dengan masyarakat Indonesia.
Yunahar, Jumat (12/4). Pada Pada
petikan
terdapat
di
detail
mendasar
dari
atas
harian
penjelasan Ketua
petikan
Republika
penekanan
PP
secara
tersebut melakukan
dan
pemaknaan
tegas
terhadap
Muhammadiyah Yunahar Ilyas
penyelenggaraan Miss World di
tentang alasan penolakan Miss
Indonesia, yakni kontes sejagad
World. Alasan itu berupa adanya
itu
perbedaan pandangan terhadap
persoalan
perempuan dalam kontes itu.
masalah
ditolak
melainkan
perempuan
adalah sebagai
objeknya.
Wartawan penekanan terhadap
bikini,
karena
esensialnya
karena b. Koherensi
bukan
melakukan
dan
c.
pemaknaan
pernyataan
Bentuk Kalimat
dua
Penulisan kalimat dalam
narasumber yang menolak Miss
berita ini bersifat deduktif, di
World di Indonesia. Penolakan
mana hal yang utama diuraikan
tersebut bukan karena pakaian
pada
yang
uraian
dipakai
para
peserta,
paragraf
yang
pelengkap
disusul
selanjutnya.
melainkan pada esensi kegiatan
Dalam berita ini pula, wartawan
yang
perempuan
menggunakan kalimat aktif dan
sebagai objek kontes. Hal itu
pasif, yakni dengan pemakaian
terlihat pada paragraf berikut ini:
awalan me- dan di- yang cukup
Pangkal
penolakan
berimbang.
kontes
tersebut,
menjadikan
terhadap dinilainya,
4. Retoris
bukan semata karena persoalan
a. Leksikon
bikini. Masalah esensial yang memicu penentangan tersebut telah
menjadikan
Leksikon
perempuan
bagaimana
menandakan seseorang
sebagai objek. Meskipun dengan
melakukan pemilihan kata atas
dalih
dan
berbagai kemungkinan kata yang
dalam, menurut dia, argumentasi
tersedia. Dari analisis retorisnya
kencantikan
luar
﴾ 8 ﴿
peneliti
melihat
yang
Tabel 2 Framing Edisi 13 April 2013 “Esensi Miss World Picu Penolakan”
banyak
digunakan sebagai retorikanya adalah
pada
leksikon
yang
terdapat pada teks berita. Dalam berita
ini,
wartawan
menonjolkan
kata
Frame Esensi Miss World Picu Penolakan
masih
Struktur
„penolakan‟
Sintaksis
Variabel Headline : Esensi
sebagai bentuk penegasan judul
Miss
World
Picu
Penolakan
berita untuk menunjukkan bahwa
Pernyataan
yang
penyelenggaraan Miss World di
menguraikan
Indonesia
masih
berkaitan
penolakan.
Adapula
beberapa
terdapat pada paragraf kedua.
dipilih
wartawan
Lead:
kata
yang
memicu
JAKARTA
sebagai penegas, yaitu standar,
hal
yang
dengan
judul
--
terhadap
Penolakan
rencana
akan
esensi, eksploitasi, kapitalisme,
dihelatnya kontes kecantikan
dan kemungkaran.
Miss World di Bogor terus berlanjut.
Persoalan
utama
yang menjadi dasar penolakan
b. Idiom
ini adalah adanya perbedaan
Idiom
adalah
bentuk
standar
bagaimana
bahasa berupa gabungan kata
memandang perempuan.
yang
tidak
Jenis lead di atas termasuk
dijabarkan dari mana unsure
ke dalam jenis statement lead
makna
katanya
gabungan dalam wacana pesan
(teras
berita
pernyataan).
Jenis
lead
berdasarkan
tidak hanya disampaikan lewat
5W+1H
nya
menggunakan
teks atau bahasa formal, tetapi
lead what yang menonjolkan
juga kiasan, dan ungkapan yang
peristiwa
yang
sedang
dibahas.
dimaksudkan sebagai ornamen
Latar Informasi:
atau bumbu yang dapat dipakai
Ajang
itu
ditolak
karena
lebih
banyak
untuk memperkuat pesan utama.
esensinya
Adapun
mengabaikan sisi bakat dan
unsur
ditemukan adalah
idiom
dalam
berita
„Anti-Pancasila‟
berarti
menolak
yang
kemampuan
ini
Apalagi
yang
kontes
paham
perempuan.
penilaian seperti
itu
dalam sebatas
kecantikan, kecerdasan, atau
Pancasila.
bahkan bentuk tubuh.
﴾ 9 ﴿
Latar
informasi
yang
dipakai wartawan dalam berita
untuk
ini selaras dengan judul berita.
penyelenggaraan Miss World
Kutipan:
ini.
“Penolakan
ini
bukan
soal
menolak
Penutup
rencana
ini
sebagai
bikini saja, tapi melombakan
konsekuensi penolakan HTI
perempuan tidak pantas,” kata
terhadap
Yunahar, Jumat (12/4).
Miss World.
“Perempuan
penyelenggaraan
dieksploitasi
Pada berita ini, wartawan menyusun fakta
oleh mesin kapitalisme dan
dengan mengedepankan fakta penolakan
mereka
oleh
tidak
sadar,”
kata
penyelenggaraan
Miss
World.
Yunahar menambahkan.
Selanjutnya disampaikan fakta-fakta berupa
Ditulis kutipan langsung
kutipan dan pernyataan yang menunjukkan
yang
bahwa
menyatakan
kontes
Miss
pantas,
bahwa
World
karena
adalah
tidak
esensinya melombakan
perempuan tersebut
esensi
Miss
memicu
penolakan. Skrip
Who: Ketua
PP
Muhammadiyah
dan
kontes
Yunahar Ilyas, Juru Bicara Hisbut
sebagai
bentuk
Tahrir Ismail Yusanto.
oleh
mesin
eksploitasi
What:
kapitalisme.
Esensi
Sumber:
penolakan.
Ketua
World
PP
Muhammadiyah
Miss
World
picu
When:
Yunahar Ilyas.
Jum‟at, 12 April 2013 (waktu
Pernyataan:
kutipan Yunahar Ilyas)
Kritik
dari
Ketua
PP
Where:
Muhammadiyah Yunahar Ilyas
Bogor,
dan Juru Bicara Hisbut Tahrir
pelaksanaan Miss World)
yang menyatakan bahwa Miss
Why:
World
Persoalan utama yang menjadi
bukan
sekedar
penampilan fisik perempuan,
dasar
melainkan
adanya
esensi
kontes
tersebut
yang
Jawa
penolakan
bagaimana perempuan.
Penutup:
How:
Bicara
Yusanto
HTI
Ismail
mendesak
agar
Ajang
itu
(lokasi
ini
perbedaan
memperlombakan perempuan.
Juru
Barat
adalah standar
memandang
ditolak
karena banyak
esensinya
lebih
adanya Miss World tidak boleh
mengabaikan
sisi
merusak citra Jawa Barat dan
kemampuan perempuan. Apalagi
Bogor.
pun
penilaian dalam kontes seperti itu
menyatakan bahwa HTI akan
sebatas kecantikan, kecerdasan,
terus
atau bahkan bentuk tubuh.
Bahakn
mengerahkan
ia
massa
﴾ 10 ﴿
bakat
dan
Cara wartawan dalam mengisahkan fakta
Dalam berita ini, wartawan masih
memakai seluruh elemen 5W+1H, agar
menonjolkan
terlihat netral dan menjawab pertanyaan
sebagai bentuk penegasan judul
pembaca terhadap semua elemen itu.
berita. Adapula beberapa kata
Tematik
Detail:
yang dipilih wartawan sebagai
Terdapat penjelasan mendasar
penegas, yaitu standar, esensi,
dari Ketua PP Muhammadiyah
eksploitasi,
Yunahar Ilyas tentang alasan
kemungkaran.
penolakan Miss World. Alasan itu
Idiom:
berupa
Anti-Pancasila.
adanya
perbedaan
kapitalisme,
pandangan terhadap perempuan
dalam kontes itu.
bertolakbelakang
Koherensi:
Pancasila.
Wartawan melakukan penekanan
Foto: -
dan
Grafis: -
pemaknaan
pernyataan
dua
terhadap
merupakan
Indonesia. Penolakan tersebut
menekankan
bukan
yang
penolakan
dipakai para peserta, melainkan
Indonesia.
pada
pakaian
esensi
kegiatan
dan
Perilaku
yang dengan
Penggunaan kata „penolakan‟ dan „esensi‟
narasumber
yang menolak Miss World di
karena
„penolakan‟
kata
cara
wartawan
fakta
untuk
tentang
terhadap
Miss
adanya World
di
yang
menjadikan perempuan sebagai
D. Kesimpulan
objek kontes.
Ideologi
Bentuk Kalimat: Penulisan kalimat dalam berita ini bersifat deduktif, di mana hal yang utama diuraikan pada awal paragraf
dan
uraian
sebagai
selanjutnya. pula,
disusul
Dalam
wartawan
dengan
seperti
dengan pemakaian awalan me-
realitas.
pemberitaan halnya
(1) Penolakan terhadap Miss World terus berlanjut. terhadap
standar
bagaimana
memandang
perempuan
sebagai objek kontes menjadi dasar
Kata:
Republika
ketika
tertentu
Miss
Ketika
menyajikan
berita adalah
dari
World
di
harian
itu
tersebut,
hasil
adanya
realitas
yang
bagian lebih
menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya,
penolakan.
media,
rencana
penyelenggaraan
akhirnya
(2) Perbedaan
level
sebuah
memberitakan
Indonesia.
dan di- yang cukup berimbang.
Melalui
ideologi kita akan melihat bagaimana
berita
kalimat aktif dan pasif, yakni
Retoris
menafsirkan
arah
menggunakan
dengan
konsepsi atau posisi seseorang dalam
pelengkap ini
berhubungan
khalayak
lebih
mudah
mengingat aspek-aspek terntentu yang
﴾ 11 ﴿
disajikan secara menonjol oleh media
McQuail, Denis. (1996). Teori Komunikasi
(lihat Sudibyo, 2001: 12).
Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:
Melalui analisis framing, terlihat bagaimana
kecenderungan
sebuah
Erlangga. Mosco,
Vincent.
media dalam memberitakan sebuah
Political
peristiwa. Berita yang disajikan harian
Communication.
Republika merepresentasikan
Publication.
kritik
(1996/2009). Economy London:
The of Sage
terhadap kontes tersebut. Cara ini
Sudibyo, Agus. (2001). Politik Media dan
dibangun antara lain dengan mengutip
Pertarungan Wacana. Yogyakarta:
beberapa narasumber yang cenderung
LKiS.
menolak. Meskipun disertai dengan narasumber
lain
yang
berlainan
pandangan, namun dari seluruh berita yang
disajikan
harian
Republika
menegaskan bahwa sejatinya harian tersebut berupaya mengkritik sekaligus memberikan saran sebagai alternatif untuk kegiatan tersebut. E. Daftar Pustaka Albarran,
Alan
Economics.
B.
(1996).
Iowa:
Iowa
Media State
University Press. Birowo, Antonius (ed.). (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Jogjakarta:Gitanydali. Eriyanto. (2005). Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. Kriyantono, Rachmat. (2006). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
﴾ 12 ﴿